Upload
daniel-leonardo
View
140
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Value Analysis/ Value Engineering Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah “Rekayasa Sistem Operasi”
(Dosen : Dr. Sawarni Hasibuan)
DISUSUN OLEH:
Daniel Syailendra Leonardo Salman Alfarisi
(5531412008)
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JL. MERUYA SELATAN – KEMBANGAN
JAKARTA BARAT 11650
1
1. Latar Belakang
Rekayasa Nilai atau Value Engineering (VE) dimulai di General Electic Co. saat
berlangsungnya perang dunia kedua. Perang tersebut menyebabkan sedikitnya sumber daya
sehingga Lawrence Miles dan Harry Erlicher sehingga mereka mencari alternatif alternatif
pengganti yang mereka yakini bahwa hal tersebut dapat mengurangi biaya sekaligus
meningkatkan kualitas produksinya yang mereka sebut “value analysis”.
Pada tahun 1962, VE menjadi suatu persyaratan yang diwajibkan dalam peraturan pengadaan
angkatan bersenjata Armed Services Procurement Regulations (ASPR). Perubahan dalam ASPR
ini telah memperkenalkan VE dalam dua badan konstruksi yang terbesar di Amerika yaitu Korps
Insinyur Tentara Amerika (US Navy Bureau of Yards and Docks). Selama tahun 1960 sampai
1970, beberapa instansi pemerintah serta kewenangan hukum lainnya telah memberlakukan VE,
termasuk biro reklamasi, badan aeronautika dan ruang angkasa nasional - National Aeronautics
and Space Administration (NASA).
Rekayasa Nilai sebagai suatu teknik manajemen yang menghasilkan penghematan biaya
proyek berkembang dengan pesat dalam dunia industri konstruksi. Pengaruhnya sampai ke
Indonesia tahun 1986, pada saat pemerintah sedang melakukan program efisiensi dalam
penggunaan biaya.
Value Engineering atau juga dikenal sebagai Value Methodology, adalah cara sistematik
untuk meningkatkan nilai suatu produk-produk atau jasa dan suatu kegiatan pekerjaan. Dengan
mencermati fungsi dan produk atau jasa tersebut. Value/nilai suatu produk adalah perbandingan
dan Fungsi terhadap Biaya (Cost).
Value Analysis merupakan teknik utama untuk mencegah kebocoran biaya dan pengurangan
biaya. Dalam hal meminimalisasi biaya harus mempertimbangkan aspek berikut: kualitas,
reliabilitas, kinerja, produktifitas, dan tampilan yang ada tidak boleh dikorbankan.
Menurut Society of American Value Engineers (SAVE) adalah “aplikasi teknis yang
sistematis dan mampu mengidentifikasi fungsi suatu produk atau jasa, menetapkan nilai uang
untuk fungsi tersebut dan menyediakan fungsi yang dibutuhkan pada keseluruhan biaya
terendah”.
2
Konsep Value Engineering adalah penekanan biaya produk atau jasa dengan melibatkan
prinsip-prinsip Engineering. Teknik ini berusaha untuk mencapai mutu yang minimal sama
dengan yang direncanakan dengan biaya seminimal mungkin. Proses perencanaan yang
dilakukan dalam pelaksanaan Value Engineering selalu didasarkan pada fungsi-fungsi yang
dibutukan serta nilai yang diperoleh. Oleh karena itu, Value Engineering bukanlah:
a. Desain ulang, mengkoreksi kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh perencana, atau melakukan
perhitungan ulang yang sudah dilakukan oleh perencana.
b. Mengurangi biaya proses, menurunkan biaya dengan menurunkan keandalan atau penampilan.
c. Ketentuan yang harus dilaksanakan.
d. Kontrol kualitas. Value Engineering berusaha untuk mencapai mutu yang minimal sama
dengan yang direncanakan dengan biaya yang semurah mungkin. Jadi Value Engineering lebih
dari sekedar pengendalian mutu.
2. Kapan Menerapkan Value Analisis (VA)
Anda tentu berharap mendapatkan hasil yang baik dengan menginisiasi VA jika anda
menemukan salah satu gejala berikut:
1. Penurunan penjualan produk perusahaan.
2. Harga perusahaan jauh lebih tinggi daripada competitor.
3. Biaya bahan baku menjadi tidak proporsional dengan volume produksi.
4. Pengenalan disain baru.
5. Biaya proses produksi meningkat secara tidak proporsional dengan volume produksi.
6. Tingkat pengembalian investasi (ROI) memiliki kecenderungan jatuh.
7. Ketidakmampuan perusahaan untuk memenuhi komitmen pengiriman
3. Value Analysis (VA) dan Value Engineering (VE)
Seringkali istilah Value Analysis (VA) dan Value Engineering (VE) digunakan secara sinonim.
Meskipun filosofi yang mendasari keduanya adalah sama, yaitu identifikasi biaya yang tidak
3
perlu, namun mereka berbeda. Perbedaannya terletak pada waktu dan tahap di mana teknik yang
diterapkan.
Value Analysis (VA) adalah penerapan seperangkat teknik untuk produk yang sudah ada
dengan maksud untuk meningkatkan nilainya dan merupakan proses perbaikan. Value
engineering adalah aplikasi sama persis dengan set teknik untuk produk baru di desain
panggung, konsep proyek atau desain awal bila tidak ada perangkat keras yang ada untuk
memastikan bahwa fitur-buruk tidak ditambahkan. Value engineering, oleh karena itu, adalah
Proses pencegahan.
4. Pengertian Dasar
Dalam Value Engineering ini terdapat dua istilah penting yang akan menjadi kunci
pelaksanaan untuk membuat keputusan, sedangkan fungsi produk atau jasa dijadikan pedoman
untuk melakukan pertambahan nilai tersebut. Kedua istilah tersebut akan dijelaskan pada uraian
dibawah ini.
Nilai
Secara definisi, nilai adalah suatu ukuran yang mencerminkan seberapa jauh kita menghargai
hasil. Secara umum nilai akan diartikan dalam satuan uang atau currency. Nilai akan selalu
berkaitan dengan fungsi dari suatu produk, dimana nilai akan mencapai maksimum saat fungsi
utama akan mencapai nilai biaya terkecil.
Dalam Value Engineering, nilai mempunyai arti ekonomi, dimana ada empat macam tipe nilai
yang mengandung arti ekonomi, yaitu:
1. Nilai Guna (Use Value), mencerminkan seberapa besar kegunaan produk akibat terpenuhinya
suatu fungsi, dimana niali ini tergantung dari sifat dan kualitas produk.
2. Nilai Kebanggaan (Esteem Value), menunjukkan seberapa besar kemampuan dari produk yang
dapat mendorong konsumen untuk memilikinya. Kemampuan ini ditentukan oleh sifat-sifat
khusus dari produk, seperti daya tarik, keindahan, ataupun gengsi dari produk tersebut.
3. Nilai Tukar (Exchange Value), menunjukkan seberapa besar konsumen mau berkorban atau
mengeluarkan biaya untuk mendapatkan produk tersebut.
4
4. Nilai Biaya (Cost Value), menunjukkan seberapa besar biaya total yang diperlukan untuk
menghasilkan produk serta memenuhi semua fungsi yang diinginkan.
Biaya
Biaya adalah jumlah segala usaha dan pengeluaran yang dilakukan dalam mengembangkan,
memproduksi, dan mengaplikasikan produk. Penghasil produk selalu memikirkan akibat dari
adanya biaya terhadap kualitas (cost quality), reliabilitas, dan maintainability karena ini akan
berpengaruh terhadap biaya bagi pemakai. Biaya pengembangan merupakan komponen yang
cukup besar dari total biaya, sedangkan perhatian terhadap biaya produksi amat diperlukan
karena sering mengandung sejumlah biaya yang tidak perlu (unnecesary cost).
Fungsi
Fungsi adalah apa saja yang dapat diberikan atau dilakukan oleh suatu produk yang dapat
digunakan untuk bekerja. Fungsi tak perlu adalah apa saja yang diberikan dan tidak mempunyai
nilai kegunaan, nilai tambah, nilai tukar atau nilai estetika.
L. Miles menerangkan kategori fungsi sebagai berikut:
- Fungsi dasar, yaitu alasan pokok sistem itu terwujud.
Contohnya konstruksi pondasi, fungsi pokoknya menyalurkan beban bangunan kepada tanah
dasar, hal tersebut yang mendorong pembuatan konstruksi pondasi. Sifat-sifat fungsi dasar
adalah sekali ditentukan tidak dapat diubah lagi. Bi1a fungsi dasarnya telah hilang, maka hilang
pula nilai jual yang melekat pada fungsi tersebut.
- Fungsi sekunder, adalah kegunaan tidak langsung untuk memenuhi dan melengkapi fungsi
dasar, tetapi diperlukan untuk menunjangnya. Fungsi sekunder seringkali dapat menimbulkan
hal-hal yang kurang menguntungkan.
Misalnya struktur pondasi Basement dapat digunakan sebagai ruang parkir atau penggunaan
lainnya, tetapi dapat mengakibatkan terjadinya perubahan muka air tanah. Jika fungsi sekunder
dihilangkan, tidak akan mengganggu kemampuan dari fungsi utama.
5
- Fungsi tak perlu adalah apa saja yang diberikan dan tidak mempunyai nilai kegunaan, nilai
tambah, nilai tukar atau nilai estetika.
Fungsi suatu benda dapat juga diidentifikasikan dengan menggunakan kata kerja dan kata benda.
seperti pada tabel berikut.
Tabel 1. Identifikasi Fungsi
Nama BendaFungsi
Kata Kerja Kata Benda
Truck Mengangkut Barang
Genteng Menahan Air, Sinar matahari
Cangkul Menggali Tanah
Hubungan antara nilai, biaya, dan fungsi dijabarkan dengan memakai rumus-rumus berikut :
a. Bagi produsen : Nilai=FungsiBiaya
=Fungsi+Kualitas+PerformaBiaya+Waktu
b. Bagi konsumen : Nilai=FaedahBiaya
Dari rumus diatas maka nilai dapat ditingkatkan dengan cara sebagai berikut :
a. Meningkatkan/memperbaiki fungsi atau faedah dengan tidak menambah biaya dari
produk/ jasa.
b. Tidak menambah fungsi atau faedah namun menurunkan biaya dari produk atau jasa.
c. Meningkatkan/memperbaiki fungsi atau faedah dengan menurunkan biaya dari produk
atau jasa.
d. Mengurangi fungsi atau faedah dengan menurunkan biaya dari produk atau jasa.*
e. Meningkatkan/memperbaiki fungsi atau faedah dengan meningkatkan biaya dari produk
atau jasa.*
6
* Hal ini dilakukan jika fungsi atau faedah sebagai kebutuhan mendesak dan biaya dari produksi
atau jasa dalam batasannya. Meskipun biaya itu relative mudah diukur, tetapi faedah atau fungsi
sulit untuk diinterpretasikan. Faedah atau fungsi bias digolongkan kepada reliability,
maintainability, security, expandability, sustainability, safety, durability, convenience,
accessibility, flexibility, dan adaptability.
Hubungan antara nilai, kualitas dan kehandalan. Pengurangan biaya asli tidak boleh
mengakibatkan terjadinya penurunan tingkat mutu dan kehandalan produk. Mutu dan kehandalan
yang terlalu tinggi di luar kebutuhan konsumen sama dengan pemborosan biaya produksi dan
penggunaan material yang berlebihan. Tetapi biaya terendah bukan berarti nilai terbaik, karena
pada suatu keadaan, biaya terendah bahkan menunjukkan nilai yang terburuk.
Pada perbandingan kehandalan dan biaya, maka nilai yang terbaik dan kehandalan (per satuan
unit biaya) tidak terletak pada titik biaya terendah (titik A) tetapi terletak pada titik biaya optimal
(titik B).
Gambar 1. Gafik hubungan biaya dan nilai kehandalan
Prinsip utama dari Value Engineering yang harus diperhatikan dalam meningkatkan Value
adalah kualitas produk atau jasa tidak boleh diturunkan untuk mencapainya.
Everett M. Rogers adalah seorang ahli difusi inovasi. Ia telah meneliti bagaimana orang
mengadopsi produk baru, jasa atau praktek gaya hidup. Dalam penelitiannya ia mengisolasi lima
sifat inovasi yang membantu untuk mempercepat penerimaan mereka dan kemudian diadopsi.
Atribut-atribut tersebut adalah:
7
1. Keuntungan Relatif
2. Kompatibilitas
3. Kompleksitas
4. Trialability
5. Observability
Keuntungan relatif adalah ukuran dari seberapa jauh lebih baik suatu inovasi dari ide atau produk
yang digantikannya. Ini adalah salah satu pendekatan yang paling umum dan paling efektif untuk
menjual ide. Idenya harus jelas menggambarkan keuntungan dalam hal biaya lebih rendah,
peningkatan kenyamanan, atau penghematan waktu dan usaha.
Kompatibilitas. Apakah ide Anda konsisten dengan nilai-nilai, pengalaman masa lalu dan
kebutuhan individu atau kelompok yang berpotensi akan mengadopsinya? Hal ini sangat
mungkin bahwa Anda akan membeli produk atau perubahan aspek gaya hidup Anda yang
bertentangan dengan nilai-nilai Anda. Adalah jauh lebih mungkin bahwa Anda akan mengadopsi
inovasi yang konsisten dengan mereka.
Kompleksitas adalah bagaimana sulitnya untuk memahami atau menggunakan ide baru Anda.
Semakin kompleks ide Anda tampaknya, semakin kecil kemungkinan akan diterima. Keep it
simple. Mungkin salah satu contoh terbaik dari tetap sederhana dan peluncuran produk yang
sukses adalah komputer Macintosh.
Trialability adalah kualitas sebuah inovasi yang memungkinkan pengadopsi potensial atau
pelanggan untuk bereksperimen dengan ide secara terbatas sebelum "membeli itu". Test
mengendarai mobil baru adalah contoh yang sangat baik trialability.
Observability adalah karakteristik dari sebuah inovasi yang membuatnya terlihat orang lain. Jika
Anda menjual ide atau konsep tidak berwujud, seperti asuransi jiwa, apa hasil yang terlihat dari
apa yang Anda beli? Dalam cara apa Anda dapat membuat hasil yang nyata? Dapatkah orang
benar-benar melihat hasilnya? Bisakah Anda mengajak mereka ke lokasi lain yang telah
mengadopsi ide sehingga mereka dapat melihat secara langsung implementasi ide Anda?
8
5. Faktor-faktor penggunaan Value Engineering
1. Tersedianya data-data perencanaan.
Data-data perencanaan di sini adalah data-data yang berhubungan langsung dengan proses
perencanaan sebuah bangunan yang dibangun dan akan diadakan Value Engineering.
2. Biaya awal (Initial Cost).
Biaya awal disini adalah biaya yang dikeluarkan mulai awal pembangunan sampai pembangunan
tersebut selesai.
3. Persyaratan operasional dan perawatan.
Dalam suatu Value Engineering juga harus mempertimbangkan nilai operasional dan perawatan
dalam alternatif-alternatif yang disampaikan melalui analisis Value Engineering dengan jangka
waktu tertentu.
4. Ketersediaan material
Ketersediaan material disini adalah material yang digunakan sebagai alternatif-alternatif dalam
analisis Value Engineering suatu pembangunan atau pekerjaan tiap item pekerjaan harus
mempunyai kemudahan dalam mencarinya dan tersedia dalam jumlah yang cukup di daerah
proyek.
5. Penyesuaian terhadap standar
Penyesuaian yang dimaksud di sini adalah semua alternatif-alternatif yang digunakan harus
mempunyai standar dalam pembangunan baik akurasi dimensi, persisinya, maupun kualitasnya.
6. Dampak terhadap pengguna
Dampak terhadap penggunaan di dalam Value Engineering suatu bangunan harus mempunyai
dampak positif kepada pengguna dari segi keamanan maupun kenyamanan.
9
6. Karakteristik Value Engineering
1. Berorientasi pada fungsi
Dalam Value Engineering mengidentifikasikan fungsi komponen yang dibutuhkan.
2. Berorientasi pada sistem (sistematik)
Dalam mengidentifikasikan seluruh dimensi permasalahan (proses dan biaya) saling melihat
keterkaitan antara komponen-komponennya dan menghilangkan biaya-biaya yang tidak perlu.
3. Multi disiplin ilmu
Melibatkan berbagai disiplin keahlihan karena semua dibahas di dalam Value Engineering yaitu
Value Engineering itu sendiri.
4. Berorientasi pada siklus hidup produk
Melakukan analisis terhadap biaya total untuk memiliki dan mengoperasionalkan fasilitas selama
siklus hidupnya. Jika siklus hidup pendek maka perlu mempertimbangkan apakah investasi yang
dilakukan akan menghasilkan keuntungan.
5. Pola pikir kreatif
Proses perancangan harus dapat mengidentifikasi alternatif-alternatif pemecahan masalah
sehingga akan banyak pilihan.
7. Value Management Process
Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam melakukan analisis Value Engineering ada 5 tahap:
1. Tahap Informasi.
Tahap informasi adalah tahap mengumpulkan sebanyak mungkin data mengenai proyek. Proses
di mana mencari informasi mengenai pekerjaan tiap komponen, sedangkan dalam penelitian ini
menggunakan komponen pelat yang akan dilakukan Value Enginering. pada saat pengumpulan
informasi beberapa pertanyaan perlu mendapat jawaban seperti (Dell’Isola,1982):
10
Harapannya adalah untuk mendapatkan nilai dasar dan mendapatkan lingkup bagian yang akan
dikaji secara lebih rinci pertanyaan diatas dapat memberikan alur sebagai berikut:
a. Apakah ini?, akan membawa fitrah dan nature dari proyek beserta bagian-bagian dan
komponen-komponennya.
b. Apa yang dikerjakannya?, akan membawa peran dan atau fungsi pada umumnya dari proyek
beserta bagian-bagian dan komponen komponennya.
c. Apa yang harus dikerjakannya?, akan membawa pada fungsi primer dari proyek beserta
bagian-bagian dan komponen-komponennya.
d. Berapa biayanya?, akan membawa biaya produksi dan pelaksanaan beserta bagian-bagian dan
komponen-komponennya.
e. Berapakah nilainya?, apakah akan membawa kepada penghargaan atas manfaat yang didapat
dari proyek bagian-bagian dan komponenkomponennya oleh klien atau dalam hal ini pemilik
proyek.
Informasi umum suatu proyek dapat berupa :
- Kriteria desain teknis.
- Kondisi lapangan (topografi, kondisi tanah, daerah sekitar, gambar sekitar).
- Kebutuhan-kebutuhan regular.
- Unsur-unsur desain (komponen konstruksi dan bagian-bagian dari proses).
- Riwayat proyek.
- Batasan yang dipakai untuk proyek.
- Utility yang tersedia.
- Perhitungan desain.
- Partisipasi publik.
11
Teknik-teknik yang dapat dipergunakan pada tahap informasi yaitu, breakdown, cost model, dan
analisis fungsi.
2. Tahap Kreatif.
Tahap kreatif adalah suatu tahap di mana muncul alternatif-alternatif yang digunakan dalam
melakukan analisis Value Engineering pada komponen pembangunan tersebut yaitu komponen
pelat. Alternatif tersebut dapat dikaji dari segi bahan, dimensi, waktu pelaksanaan, biaya
pelaksanaan dan lain-lain. Pada tahap ini juga dituliskan alasan dilakukan Value Engineering
pada tiap elemen dan kelebihan, kekurangan setiap alternatif yang dimunculkan.
3. Tahap Analisis.
Tahap analisis adalah tahap di mana melakukan analisis terhadap alternatif-alternatif yang
dipakai dalam item pekerjaan baik dari segi analisis perhitungan kontruksi maupun perhitungan
biaya pekerjaan. Dalam tahap analisis ini akan dapat diketahui alternatif terbaik yang dapat
dipakai/digunakan dalam item pekerjaan bangunan tersebut.
Langkah-langkah dalam tahap analisis ini adalah
a) Mencari kriteria pada setiap komponen yang akan divalue Engineering disebutkan kriteria
pada pekerjaan struktur yaitu pengaruh terhadap bangunan sekitar, biaya pelaksanaan, waktu
tunggu, effisiensi daya dukung, kecepatan pelaksanaan, ketersediaan material dan jumlah tenaga
kerja. Pada pekerjaan komponen pelat menggunakan 9 kriteria yaitu : Kemudahan Pelaksanaan,
Waktu pelaksanaan, Waktu pemesanan, Kekuatan dan Mutu material, Biaya awal, Biaya
pemeliharaan, Teknologi, Sarana Kerja dan Tenaga kerja, Pabrikasi. Pengambilan kriteria
tersebut didasarkan karena sesuai dengan komponen yang akan divalue Engineering.
b) Mencari nilai rasio cost/worth pada setiap komponen yang akan divalue Engineering. Cost
adalah biaya awal yang dikeluarkan setiap komponen pekerjaan yang akan dilakukan Value
Engineering baik yang fungsi primer maupun sekunder. Worth adalah biaya yang muncul setelah
dilakukan Value Engineering baik yang mempunyai fungsi primer maupun sekunder, sedangkan
nilai rasio cost/worth adalah nilai rasio penghematan setelah dilakukan Value Engineering pada
setiap komponen pekerjaan. Apabila nilai cost/worth >1 artinya terjadi penghematan pada
12
komponen tersebut, sedangkan nilai cost/worth < 1 artinya tidak terjadi penghematan pada
komponen tersebut. Dapat dilihat pada Tabel 2. di bawah ini:
Tabel 2. Analisis Fungsi Komponen Pembangunan dan Nilai Cost dan Worth
No Komponen Fungsi Worth (Rp) Cost (Rp)
Verb Noun Kind
Jumlah
Pada Tabel 2. diatas dapat dijelaskan bahwa pada tabel tersebut terdapat kolom komponen,
dimana komponen tersebut adalah komponen/bagian dari item pekerjaan yang akan di Value
Engineering yaitu pekerjaan komponen pelat. Pada tabel tersebut juga terdapat kolom fungsi
verb, noun dan kind yang mempunyai fungsi masing-masing.
Kolom verb berisi fungsi kerja dari komponen tersebut, begitu juga dengan kolom noun yang
berisi bentuk fungsi dari komponen tersebut, sedangkan pada kolom fungsi kind berisi fungsi
tersebut fungsi primer (pokok) atau sekunder. Kolom cost berisi biaya awal yang dikeluarkan
pada setiap komponen pada pekerjaan yang akan di Value Engineering, sedangkan worth adalah
biaya yang dikeluarkan setelah dilakukan Value Engineering.
c) Mencari bobot setiap kriteria-kriteria yang muncul dengan menggunakan metode
perangkingan. Dapat dilihat pada Tabel 3. di bawah ini :
Tabel 3. Pembobotan Kriteria dengan Metode perangkingan
Kriteria NoResponden
Total Ranking Bobot1 2 3
1
2
3
Pada Tabel 3 dapat dijelaskan dengan menggunakan metode perangkingan dapat menentukan
rangking dari setiap kriteria yang telah ditetapkan. Rangking didapat dari nilai total metode
tersebut, dimana yang mempunyai nilai total yang besar mendapatkan rangking 1 begitu juga
sebaliknya. Dalam menentukan angka rangking didapat dari kebalikan jumlah rangking. Misal
13
pada tabel di atas ada 3 rangking, maka rangking 1 mendapatkan nilai 3, rangking 2 mendapat
nilai 2 sedangkan rangking 3 mendapat nilai 1. Kolom bobot pada Tabel 3 didapat dengan
membagi angka rangking pada setiap kriteria dengan jumlah angka rangking tersebut, sehingga
total bobot tetap 100%.
4. Tahap Pengembangan.
Tahap pengembangan merupakan tahap di mana akan muncul perbandingan nilai/biaya antara
existing dan alternatif yang dipakai setelah adanya penambahan nilai maintenence cost dalam
beberapa kurun waktu bangunan. Selain itu juga akan muncul berapa cost saving. Sehubungan
dengan pekerjaan komponen pelat tidak terdapat biaya maintenence maka pada Value
Engineering pada komponen tersebut tidak ada tahap pengembangan.
5. Tahap Rekomendasi.
Tahap rekomendasi adalah tahap di mana berisi rencana awal item pekerjaan yang divalue
Engineering, usulan yang terbaik, dasar pertimbangan memilih usulan atau alternatif yang
terbaik dan diskusi yang berisi tentang nilai penghematan yang didapat dari usulan yang dipilih.
8. Daftar Pustaka
1. Techniques of Value Analysis and Engineering by L.D. Miles,
http://www.businessdictionary.com/definition/valueanalysis.
2. Value Engineering Theory, Revised Edition by Donald E. Parker. Washington, DC: The
Lawrence D. Miles Value Foundation, 1995.
3. Value Engineering: Practical Applications for Design, Construction, Maintenance, &
Operations by Alphonse J. Dell'Isola. Kingston, MA: R.S. Means Company, Inc., 1999.
4. Sharma A, Belokar R.M, “Implementation of Value Engineering – A Case Study” Vol 1. No
3. March 2012, ISSN 2277 3622
5. Chavan, A.J, “Value Engineering in Construction Industry” Vol 2. Issues 12, December 2013,
ISSN 2319 – 4847.
6. Rogers, E. M, 2003. Diffusion of innovations (5th ed.). New York: Free Press.
14