55
Chapter 6 Theory of Production (Maddala and Miller) Dosen : Dr. Sigit Sardjono, M.Ec Hadid Manggala Shofwan (127.151.0.0573) Nur Suci IMM (127.151.0.0575) Jaya Adi Gama Tengarto (127.151.0.0576) Ratna Ekasari (127.151.0.0583) Pancanto Kuat Prabowo (127.151.0.0587) PROGRAM STUDI DOKTOR ILMU EKONOMI PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS 17 AGUSTUS SURABAYA

Theory of production (Kelompok Sidoarjo)

  • Upload
    o7exxx

  • View
    166

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Theory of production (Kelompok Sidoarjo)

Chapter 6Theory of Production

(Maddala and Miller)Dosen :

Dr. Sigit Sardjono, M.Ec

Hadid Manggala Shofwan (127.151.0.0573)Nur Suci IMM (127.151.0.0575)Jaya Adi Gama Tengarto (127.151.0.0576)Ratna Ekasari (127.151.0.0583)Pancanto Kuat Prabowo (127.151.0.0587)

PROGRAM STUDI DOKTOR ILMU EKONOMIPROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS SURABAYA

Page 2: Theory of production (Kelompok Sidoarjo)

Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan pada sisi Penawaran:1.Theory of Production, bagaimana faktor-faktor produksi dikombinasikan untuk memproduksi output.2.The Cost of Productin, bagaimana biaya produksi dihitung.3.Theory of the Firm, bagaimana produksi diorganisir.

Page 3: Theory of production (Kelompok Sidoarjo)

Tatkala memproduksi JERUK;Input/Faktor Produksi: tanah, pupuk,air, pekerja dan mesin.Output : Jeruk

Fungsi PRODUKSI :Merupakan fungsi hubungan antara input dan output.Q = f(x1,x2,……xr)

Q = maximum jumlah outputx1,x2,…= macam-macam input

Page 4: Theory of production (Kelompok Sidoarjo)

Apabila hanya ada dua input yaitu Labor (L) dan Capital (K), kita menulisnya:

Q = f(L,K)

Page 5: Theory of production (Kelompok Sidoarjo)

Dalam memproduksi Jeruk, Input/Faktor Produksi yang dibutuhkan adalah : tanah, pupuk,air, pekerja dan mesin, semuanya fixed dalam kuantitas tertentu, hanya Labor yang dapat disesuaikan jumlahnya.

Apabila Labor 0, maka hasil output jeruk juga 0. Apabila Labor meningkat, maka output atau hasil jeruk juga akan meningkat.

Page 6: Theory of production (Kelompok Sidoarjo)

Tabel 6.1 menunjukkan total output terhadap jeruk untuk kuantitas Labor/pekerja yang berbeda.

TP = Total Product= Total Output MP = Marginal Product = ∆TP/ ∆L AP = Average Product = TP/L

Page 7: Theory of production (Kelompok Sidoarjo)

Input L TP MP AP 1 100 100 100 2 220 120 100 3 360 140 120 4 460 100 115 5 530 70 106 6 570 40 95 7 595 25 85 8 600 5 75 9 594 -6 66 10 560 -34 56

Page 8: Theory of production (Kelompok Sidoarjo)

MP = ∆TP/∆L

Apabila MP>0, TP naik dan L naik (Tambahan Labor tidak berakibat ke output)

Apabila MP=0, TP konstan dan L naik (Tambahan Labor, menurunkan output)

Apabila MP<0, TP akan turun dan L naik (Tambahan Labor menurunkan output)

Page 9: Theory of production (Kelompok Sidoarjo)

Pada kasus yang pertama slopenya meningkat, sedangkan yang kedua slopenya menurun. Kedua kasus Labor yang bertambah menyebabkan TP naik. MP=0 maka TP maksimum. Tetapi pada figure 6.1 (a) TP naik pada satu kenaikan rate (slope B lebih tinggi daripada slope di A).

Figure 6.1 (b) TP naik pada penurunan rate (slope B lebih rendah daripada slope di A).

Jadi pada kedua kasus MP > 0, MP naik pada Figure 6.1 (a) tetapi MP turun pada Figure 6.1 (b)

Page 10: Theory of production (Kelompok Sidoarjo)
Page 11: Theory of production (Kelompok Sidoarjo)

MP > 0 dan TP menurun (dari O ke A) MP > 0 tetapi TP menurun (dari A ke C) MP = 0 TP pada poin C, TP maximum point MP < 0 setelah poin C, maka TP menurun

Inflection Point adalah titik A dimana MP berhenti naik dan mulai turun.

Page 12: Theory of production (Kelompok Sidoarjo)
Page 13: Theory of production (Kelompok Sidoarjo)

Figure 6.3 (a), mengilustrasikan, Average Produk di tiap-tiap titik pada kurva TP adalah given oleh pada garis join titik ini ke titik O. Mempertimbangkan titik A pada kurva TP. AV =Output/labor input = AB/OB = slope pada garis OA.

Figure 6.3 (b), kenaikan /labor dari 0 unit ke J ke K dan ke M unit, terlihat bahwa garis dari 0 ke titik-titik koresponding pada kurva TP menjadi steeper. Pada kurva TP, AP maximum pada M unit Labor yaitu pada titik G

MP =AP pada kuantitas Labor dimana AP maximum yaitu pada titik M.

MP adalah slope kurva TP

Page 14: Theory of production (Kelompok Sidoarjo)

MP > AP, AP naik MP < AP, AP turun MP = AP, ketika AP maximum

Tiga Langkah dalam Produksi : I : MP > 0, AP naik. Dengan demikian MP > AP. II: MP > 0, tetapi AP turun. MP > AP naik sebab

MP > 0 III:MP < 0. Dalam hal ini TP turun.

Page 15: Theory of production (Kelompok Sidoarjo)
Page 16: Theory of production (Kelompok Sidoarjo)

Pada titik B, karena AP maximum, maka AP = MP

Pada titik C, TP naik maksimum, dengan demikian MP = 0

Page 17: Theory of production (Kelompok Sidoarjo)
Page 18: Theory of production (Kelompok Sidoarjo)
Page 19: Theory of production (Kelompok Sidoarjo)

Diskusi sebelumnya, perilaku konsumen adalah bahwa konsumen akan memaxsimumkan kepuasannya, mereka mengasumsikan bahwa produsen akan maximum profitnya.

Apabila input free kemudian produsen akan menaikkan input sampai MP = 0 (apabila TP maximum, MP = 0 ).

Apabila input berupa Labor, bayar, diharapkan produsen bayar seharga $50/unit/hari. Produsen akan mencari Labor, memproduksi jeruk dan menjual pada satu harga

Page 20: Theory of production (Kelompok Sidoarjo)

Adalah kurva yang menggambarkan kombinasi input (modal dan tenaga kerja) yang dapat menghasilkan tingkat output yang sama

Page 21: Theory of production (Kelompok Sidoarjo)
Page 22: Theory of production (Kelompok Sidoarjo)
Page 23: Theory of production (Kelompok Sidoarjo)

Pada kurva diatas, titik C membutuhkan modal (K) yang lebih banyak dan tenaga kerja (L) lebih banyak, begitupun juga sebaliknya dengan titik E, titik AB merupakan titik yang paling ekonomis untuk menghasilkan suatu produk.

Apabila ditarik garis lurus terhadap A1 ke A2 dan B1 ke B2 maka didapatkandaerah/batasan terhadap yang merupakan tingkat ekonomis untuk menghasilkan produk.

Page 24: Theory of production (Kelompok Sidoarjo)
Page 25: Theory of production (Kelompok Sidoarjo)

Persamaan Isoquant dan indifferenKurva menurun dari kiri atas ke kanan bawahCembung ke arah titik origin ;Tidak saling berpotongan .

Perbedaan Nilai Isoquant dapat diperhitungkan sementara indifferen nilainya tidak dapat diperhitungkan secara pasti.

Page 26: Theory of production (Kelompok Sidoarjo)

Menggambarkan jumah modal (K) yang dapat digantikan dengan jumlah lebih dari tenaga kerja (L), tanpa mempengaruhi jumlah output.

Persamaan MRTS L untuk K = ∆ K = MPl ∆L MPk Semakin besar MRTS menunjukkan bahwa

proses produksi bersifat padat modal Semakin kecil MRTS berarti semakin kecil rasio

K dan L sehingga lebih banyak tenaga kerja (L) yang digunakan daripada modal = padat karya

Page 27: Theory of production (Kelompok Sidoarjo)
Page 28: Theory of production (Kelompok Sidoarjo)

Dimana salah satu faktor produksi bersifat tetap dan sedang yang lain bersifat variabel, maka dijumpai satu kenaikan pada produksi total dengan menambah faktor yang bersifat variabel secara terus menerus sampai maksimum dengan tambahan yang semakin kecil, lalu kemudian menurun.

Page 29: Theory of production (Kelompok Sidoarjo)

Contoh :Sebuah pabrik dengan modal (K) tetap dan tenaga kerja (L) yang variabel ; disaat pabrik meningkatkan tenaga kerjanya (L) maka produksi meningkat sampai dengan titik maksimum, namun jumlah tenaga kerja (L) yang semakin bertmbah mengakibatkan sesak dan mulai mengantri dalam bekerja. Solusi dari masalah ini adalah dengan meningkatkan modal (K) untuk membeli mesin dan membangun lebih banyak pabrik.

Page 30: Theory of production (Kelompok Sidoarjo)
Page 31: Theory of production (Kelompok Sidoarjo)

Kurva yang menggambarkan kombinasi dari modal (K) dan tenaga kerja (L) yang dapat dipilih untuk biaya yang sama

Persamaan TC = Pl L + Pk K

Page 32: Theory of production (Kelompok Sidoarjo)
Page 33: Theory of production (Kelompok Sidoarjo)
Page 34: Theory of production (Kelompok Sidoarjo)
Page 35: Theory of production (Kelompok Sidoarjo)

Pada gambar 6.11 kita bisa mempertimbangkan bahwa optimal input kombinasi dan biaya minimum untuk produksi disebut sebagai ouput Q. Kita dapat mempertimbangkan kondisi tersebut untuk beberapa tahapan (tingkatan ) dengan menggunakan beberapa variasi dari output .

Sebagai acuan asumsi yang digunakan adalah titik kurva tangen yang memberikan (menunjukan ) biaya minimum dan pemakaian optimal input untuk tingkatan output yang berikutnya dimana pada garis pertemuan pada titik kurva tangen ini disebut Long Run Expansion Path

Page 36: Theory of production (Kelompok Sidoarjo)
Page 37: Theory of production (Kelompok Sidoarjo)
Page 38: Theory of production (Kelompok Sidoarjo)

Pada gambar 6.13 kita menempatkan biaya input ratio sebagai konstanta PL/PK. yang menunjukan hanya pada output terdapat kenaikan sehingga sudut pada garis isocost mempunyai bidang yang sama.

Kepentingan yang diperoleh dari kondisi dimana optimal input kombinasi dan biaya minimum untuk produksi waktu ini adalah perbedaan antara Long Run dan Short Run . Sesuai consept economist bahwa pada periode waktu Long Run cukup bisa untuk mengubah semua input ke dalam proses produksi. Sedangkan pada short run ,beberapa input yang ada didalamnya adalah fixed didalam jumlahnya

Pada gambar 6.13 Long Run expansion (berkelanjutan) tampak terlihat garis lurus yang semua itu bergantung terhadap bentuk dari isoquant, yang mana dalam hal ini bergantung terhadap fungsi production .

Long Run Expansion (berkelanjutan) berupa garis lurus (straight line)apabila fungsi produksi nya sebagai homothetic dimana pada fungsi produksi ini akan homothetic apabila MP1/MPK tidak berubah secara proporsional di dalam L dan K.

Page 39: Theory of production (Kelompok Sidoarjo)
Page 40: Theory of production (Kelompok Sidoarjo)

Pada gambar 6.14, menunjukan keseimbangan terhadap perubahan yang terjadi di dalam input sebagai akibat dari pergerakan (bergesernya) melalui pergerakan OA1 menuju OA2, atau dari OB1 menuju OB2. Nilai dari perpotongan (bagian) adalah OA2/OA1 atau OB2/OB1.. Dalam kata lain, jika OA2/OA1 = 2, kemudian keduanya merupakan komponen ganda sebagai akibat dari perpindahan OA1 menuju ke OA2.

Pada “retun to scale “ sebenarnya perubahan di dalam output harus menyamai dari bagian perubahan itu sendiri. Dalam hal ini permintaan pada permasalahan nya bahwa Q2/Q1 = OA2/OA1. Untuk “increasing return” menaikkkan kembali Q2/Q1 > OA2/OA1 sedangkan untuk “decreasing return”menurunkan kembali menjadi Q2/Q1 <OA2/OA1.

40

Page 41: Theory of production (Kelompok Sidoarjo)

Contoh 6.3 Fungsi A Cobb-Douglas pada hasil produksi Shakespearean.

Pada umumnya pemakaian fungsi produksi yang dipakai dalam pekerjaan Cobb-Douglas yaitu mengikuti saran /masukan dari Cobb dan Douglas pada tahun 1928. Adalah didalam bentuk output X dan dua input tersebut yaitu , labor (pekerja) L dan modal (capital) K yang dapat dituliskan dalam bentuk rumusan :

X = CLaK b

(atau dalam logaritma, Log X = log C+a log L+b log K). C sebagai konstanta dan bergantung terhadap pengukuran X,L dan K dimana coefesien a dan b diartikan sebagai elastisitas dari sebuah ouput (hasil), kalaupun factor a +b digunakan maka pengukurannya kembali satuan tertentu sebagai “return to scale”, dalam hal ini out put (hasil) baru X1 yang diberikan menjadi :

X1 =C(2L)a(2K)b =2a+b (CLaKb) = 2 a+b (sebagai output/hasil terdahulu)  

41

Page 42: Theory of production (Kelompok Sidoarjo)

Perkiraan perhitungan terhadap fungsi produksi adalah q = f(k,l) = Akalb A,a,b > 0

Perhitungan fungsi produksi berdasarkan return scale ditunjukan dengan fungsi :

f(tk,tl) = A(tk)a(tl)b = Ata+b kalb = ta+bf(k,l)◦ if a + b = 1 constant returns to scale◦ if a + b > 1 increasing returns to scale◦ if a + b < 1 decreasing returns to scale

42

Page 43: Theory of production (Kelompok Sidoarjo)
Page 44: Theory of production (Kelompok Sidoarjo)

Analisa akibat perubahan harga input terhadap proses berjalannya menjadikan perubahan harga yang baik menurut anggapan konsumen.Ada 2 komponen yang mempengaruhi price efek adalah E1ke E2 tidak lain adalah subtitusi efek ditambah Scale efek.1.Substitusi efek yang akan menyebabkan perubahan lama terhadap isoquant dan 2.Scala efek yang menyebabkan isoquant akan menjadi lebih besar .

44

Page 45: Theory of production (Kelompok Sidoarjo)
Page 46: Theory of production (Kelompok Sidoarjo)
Page 47: Theory of production (Kelompok Sidoarjo)

Figure 6.16 Kurva di atas menunjukkan kombinasi yang antara

produk Y (potatos) dan produk X (corn), bahwa producer dapat berproduksi dengan “the given resourses” dan disebut dengan Productin transformation Curve

Page 48: Theory of production (Kelompok Sidoarjo)
Page 49: Theory of production (Kelompok Sidoarjo)
Page 50: Theory of production (Kelompok Sidoarjo)
Page 51: Theory of production (Kelompok Sidoarjo)

Figure 6.19 Dalam figure ini ditunjukkan bahwa

pemerintah mengontrol gas. Minyak dan gas diproduksi secara join.

Disini hanya ada satu kurva Supply, namun ada dua kurva Demand atau permintaan.

Page 52: Theory of production (Kelompok Sidoarjo)
Page 53: Theory of production (Kelompok Sidoarjo)

Figure 6.20 Ada kontrol harga pada satu produk oleh

pemerintah. Apabila harga dikontrol pada harga OA,

kurva permintaan menjadi ABD. Kurva ABD, nampak terjadi kinked atau

patah.

Page 54: Theory of production (Kelompok Sidoarjo)
Page 55: Theory of production (Kelompok Sidoarjo)

Gambar 6.21, dengan instrument apa price control dilakukan

Dimana letak titik keseimbangan dari join produk

Apa yang dimaksud dengan MRTS? Apa yang dimaksud dengan MRTS=4

RETURN TO SCALE