5
PTK BHS INGGRIS: UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MAHASISWA DALAM KOMPETENSI PERCAKAPAN TRANSAKSIONAL DAN INTERPERSONAL BAHASA INGGRIS DENGAN METODE SOSIODRAMA PADA MAHASISWA D.III KEPERAWATAN TINGKAT II Ambar Winarti Abstrak : English is a kind of difficult subject for some student. This condition was also found out at second grade students’ of Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Klaten in the third’s semester. This research is aimed to get 65 % of student will be able to get the score 68. Up in the end of the second sycle. In the early condition, the mean score in the first cycle and scond cycle have improvement. The mean score before the research held is 6,64, after the classroom action research held, in the first cycle the mean score increased up to 7,42. This it can be concluided that the use of sosiodrama Media can improvement the transaksional/ interpersonal conversation skild at the scond grade student of Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Klaten, in the academic year 2011/2012. The students’ judge about the use of sosiodrama media of scoring that is done by the students about that media in conversation, the scoring in the first cycle and scond cycle have improvement, from 78,58 (1 st cycle) TO 82,82 in the second cycle. From the data above, It can be concluded the students scoring about the use sosiodrama Media in the second cycle have improvement about 4,24%. It in the good category because the mean score is up to 80,20. The scoring by the collaboration teacher also get improvement that is 80 in yhe fo tirst cycle and go in the second cycle, so the mean score is 85 in a percentage to improvement is about 10 %. Fron the explanation above, It can be concluded that the use of sosiodrama method can improve students transaksional and interpersonal conversation skill in the scond grade students of Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Klaten. Key note: improving ability, conversation of transaksional, sosiodrama PENDAHULUAN Pelajaran Bahasa Inggris bagi mahasiswa D.III, merupakan suatu sangat tidak menyenangkan,dan membosankan karena hanya mengulang ulang teori yang pernah mereka dapatkan baik ketika mereka masih duduk di bangku SMP maupu SMA. Kondisi semacam ini dialami oleh mahasiswa Tingkat II Stikes Muhammadiyah Klaten semester gasal (III) tahun ajaran 2011/2012, walaupun mereka sudah memauski semester ke III (tiga), tetapi mahasiswa sulit rasanya untuk berbicara (mengucapkan) kalimat dalam bahasa Inggris walaupun sekedar kalimat pendek, misalnya “Hello, my name is Budi. I am a

Upaya Peningkatan Kemampuan Mahasiswa Dalam Kompetensi Percakapan Transaksional Dan Interpersonal Bahasa Inggris Dengan Metode Sosiodrama Pada Mahasiswa D.III Keperawatan Tingkat II

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Upaya Peningkatan Kemampuan Mahasiswa Dalam Kompetensi Percakapan Transaksional Dan Interpersonal Bahasa Inggris Dengan Metode Sosiodrama Pada Mahasiswa D.III Keperawatan Tingkat II

Citation preview

  • PTK BHS INGGRIS: UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN

    MAHASISWA DALAM KOMPETENSI PERCAKAPAN

    TRANSAKSIONAL DAN INTERPERSONAL BAHASA INGGRIS

    DENGAN METODE SOSIODRAMA PADA MAHASISWA D.III

    KEPERAWATAN TINGKAT II

    Ambar Winarti

    Abstrak :

    English is a kind of difficult subject for some student. This condition was also found out at

    second grade students of Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Klaten in the thirds semester.

    This research is aimed to get 65 % of student will be able to get the score 68. Up in the end of the second

    sycle.

    In the early condition, the mean score in the first cycle and scond cycle have improvement. The

    mean score before the research held is 6,64, after the classroom action research held, in the first cycle the

    mean score increased up to 7,42. This it can be concluided that the use of sosiodrama Media can

    improvement the transaksional/ interpersonal conversation skild at the scond grade student of Sekolah

    Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Klaten, in the academic year 2011/2012.

    The students judge about the use of sosiodrama media of scoring that is done by the students

    about that media in conversation, the scoring in the first cycle and scond cycle have improvement, from

    78,58 (1 st cycle) TO 82,82 in the second cycle. From the data above, It can be concluded the students

    scoring about the use sosiodrama Media in the second cycle have improvement about 4,24%. It in the

    good category because the mean score is up to 80,20. The scoring by the collaboration teacher also get

    improvement that is 80 in yhe fo tirst cycle and go in the second cycle, so the mean score is 85 in a

    percentage to improvement is about 10 %. Fron the explanation above, It can be concluded that the use of

    sosiodrama method can improve students transaksional and interpersonal conversation skill in the scond

    grade students of Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Klaten.

    Key note: improving ability, conversation of transaksional, sosiodrama

    PENDAHULUAN

    Pelajaran Bahasa Inggris bagi mahasiswa D.III, merupakan suatu sangat tidak menyenangkan,dan

    membosankan karena hanya mengulang ulang teori yang pernah mereka dapatkan baik ketika mereka

    masih duduk di bangku SMP maupu SMA. Kondisi semacam ini dialami oleh mahasiswa Tingkat II

    Stikes Muhammadiyah Klaten semester gasal (III) tahun ajaran 2011/2012, walaupun mereka sudah

    memauski semester ke III (tiga), tetapi mahasiswa sulit rasanya untuk berbicara (mengucapkan) kalimat

    dalam bahasa Inggris walaupun sekedar kalimat pendek, misalnya Hello, my name is Budi. I am a

  • student. Kondisi yang demikian mengakibatkan hasil belajar pada semester III jauh dari harapan, lebih

    70 % anak tidak mencapai ketuntasan belajar yaitu 65 ke atas.

    Melalui penelitian tindakan kelas ini akan memberi manfaat pada perbaikan kualitas pembelajaran bahasa

    Inggris pada mahasiswa Tingkat II, terutama kemampuan percakapan Intraksional di Stikes

    Muhammadiyah Klaten secara nyata untuk membekali Praktek di Rumah Sakit.

    Perumusan Masalah

    Apakah melalui Metode Sosiodrama dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam

    percakapan/transaksional dan interpersonal dalam pelajaran bahasa Inggris mahasiswa tingkat II semester

    III (gasal) Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Klaten Tahun Ajaran 2011/2012?

    Tujuan Penelitian

    Pada akhir siklus II dari penelitian tindakan kelas ini diharapkan 65 % siswa mendapatkan nilai 68 ke atas

    (batas tuntas).

    Manfaat Penelitia Bagi Mahasiswa Pengajaran dengan metode sosiodrama dapat menumbuhkan

    motivasi / minat belajar siswa untuk belajar bahasa Inggris.

    A. TINJAUAN PUSTAKA

    1. Kemampuan.

    Kemampuan adalah kapasitas seorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam suatu

    pekerjaan.Kemampuan adalah sebuah penilaian terkini atas apa yang dapat dilakukan seseorang.

    Kemampuan fisik adalah kemampuan tugas-tugas yang menuntut stamina, keterampilan, kekuatan, dan

    karakteristik serupa.Penelitian terhadap berbagai persyaratan yang dibutuhkan dalam ratusan pekerjaan

    telah mengidentifikasi sembilan kemampuan dasar yang tercakup dalam kinerja dari tugas-tugas fisik.

    Setiap individu memiliki kemampuan dasar tersebut berbeda-beda.

    2. Kemampuan Percakapan (Berbicara) Transaksional dan Interpersonal

    Percakapan merupakan ketrampilan berbicara, merupakan kegiatan untuk saling memberikan suatu

    pesan dari pembicara maupun pendengar. Ketrampilan berbahasa (language Skills) mencakup empat segi

    yaitu ketrampilan mendengar, berbicara, membaca dan menulis. Keterampilan berkomunikasi (Bahasa

    Lisan) dapat berlangsung secara efektif dengan menggunakan bahasa. Hakekat bahasa adalah ucapan.

    Proses pengucapan bunyi bunyi bahasa itu tidak lain adalah berbicara.

    Untuk dapat berbicara dengan baik diperlukan ketrampilan berbicara. Kemampuan percakapan

    (berbicara) transaksional dan interpersonal yang dimaksud adalah kemampuan untuk menggunakan ragam

    bahasa lisan secara sederhana, untuk berinteraksi dengan lingkungan terdekat dapat berupa ucapan

    meminta dan memberi informasi, mengucapkan terima kasih meminta maaf dalam mengungkapkan

    kesatuan. Dengan ketrampilan berbicara, orang dapat menyampaikan berbagai macam informasi, orang

    dapat mengemukakan kemampuan dan keinginan, serta mengungkapkan berbagai macam perasaan seperti

    heran, senang, takut, marah, tidak puas dan sebagainya yang biasanya digunakan diantara manusia sosial

    yang bergaul dan berkominikasi.

    Disamping itu unsur-unsur paralinguistik juga perlu dikuasai siswa, seperti menggerakkan anggota badan,

    khususnya tangan dan jari raut muka dan tatapan mata (Nababan, 1993 : 173). Pembelajaran ketrampilan

    berbicara harus dilaksanakan dengan menciptakan situasi belajar yang memungkinkan mahasiswa

    dapat mengembangkan potensi ketrampilan berbicaranya semaksimal mungkin, ketrampilan berbicaranya

  • hanya dapat dikuasai dengan baik apabila siswa diberi kesempatan berlatih sebanyak-banyaknya

    (SyafiI, 1993 : 36).

    3. Metode Sosiodrama dalam Pembelajaran Bahasa Inggris

    Metode adalah cara yang digunakan untuk mengiplementasikan rencana yang sudah disusun

    dalam kegiatan nyata agar tujuan yang disusun tercapai secara optimal. Metode sosiodrama adalah

    metode pembelajaran bermain peran untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitann dengan

    fenomena sosial (Wina-Sanjaya, 2006 : 158). Menurut pendapat Syaiful Bahri, Djmarah, dkk (1995 : 88)

    Metode Sosiodrama pada dasarnya mendramatisasi tingkah laku dan hubungannya dengan masalah-

    masalah sosial.

    Metode sosiodrama diterapkan dalam pembelajaran bahasa Inggris untuk melatih kemampuan

    percakapan (berbicara) transaksional dan interpersonal pada dasarnya adalah mendramatisiasi suatu

    interaksi sosial dalam situasi sederhana dengan tujuan menciptakan pembelajaran yang menyenangkan

    dan juga untuk melatih mahasiswa berani berbicara. Mahasiswa dalam penerapan metode sosiodrama

    dimungkinkan semua mahasiswa terlibat untuk memainkan peran, sehingga diharapkan semua mahasiswa

    aktif dalam masalah-masalah sosial yang didramakan mempunyai tema yang berbeda-beda.

    Sosiodrama adalah metode pembelajaran bermain peran untuk memecahkan masalah-masalah

    yang berkaitan dengan fenomena sosial, permasalahan yang menyangkut hubungan antara manusia seperti

    masalah sehari hari ketika di Rumah Sakit misalnya: Menanykan identitas pasien, Penyakit yang

    pernah di alami, hubungan keluarga, dan lain sebagainya. Sosiodrama digunakan untuk memberikan

    pemahaman dan penghayatan akan masalah-masalah sosial serta mengembangkan kemampuan siswa

    untuk memecahkannya (Depdiknas: 23).

    Sociodrama is a learning method that creates deep understanding of the social systems that shape us

    individually and collectively (Brown, 2005) artinya Sosiodrama adalah metode belajar yang menciptakan

    pemahaman yang mendalam mengenai sistem sosial yang membentuk kita secara individu dan kolektif.

    sociodrama is a dramatic enactment of real life situations or conflicts that often go unresolved.

    Sosiodrama adalah diberlakukannya dramatis situasi kehidupan nyata atau konflik yang belum

    terselesaikan. Trefingger (dalam Waluyo: 2001) membatasi sosiodrama a group problem solving

    enactment that focuses on a problems involving human relation dalam sosiodrama ini masalah hubungan

    antar manusia merupakan yang ditonjolkan. Berdasarkan beberapa defenisi tersebut dapat ditarik benang

    merah bahwa metode pembelajaran sosiodrama adalah model pembelajaran bermain peran dengan

    mendramatisasi kehidupan nyata atau konflik yang belum terselesaikan dan sistem sosial yang

    membentuk kita secara individu dan kolektif.

    Tujuan Sosiodrama

    Dapat dikatakan bahwa teknik sosiodrama lebih tepat digunakan untuk mencapai tujuan yang mengarah

    pada :

    a) Aspek afektif motorik dibandingkan pada aspek kognitif, terkait dengan kehidupan hubungan sosial.

    Sehubungan dengan itu maka materi yang disampaikan melalui teknik sosiodrama bukan materi yang

    bersifat konsep- konsep yang harus dimengerti dan dipahami, tetapi berupa fakta, nilai, mungkin juga

    konflik-konflik yang terjadi di lingkungan kehidupannya.

    b) Melalui permainan sosiodrama, konseling diajak untuk mengenali, merasakan suatu situasi tertentu

    sehingga mereka dapat menemukan sikap dan tindakan yang tepat seandainya menghadapi situasi yang

  • sama. Diharapkan akhirnya mereka memiliki sikap dan keterampilan yang diperlukan dalam mengadakan

    penyesuaian sosial.

    B. Kerangka Berpikir

    Kondisi awal mahasiawa Stikes Muhammadiyah Klaten pada semester 4 tahun pelajaran

    2010/20110 menunjukkan kemampuan dan keberanian mahasiswa untuk melakukan percakapan bahasa

    Inggris rendah, hal ini juga mengakibatkan hasil belajar juga tidak memuaskan. Dengan rendahnya

    kemampuan siswa tersebut, dosen berupaya untuk mengoptiomalkan kemampuan dan keberanian

    percakapan mahasiswa dengan metode sosiodrama.

    Hipotesis Tindakan

    Proses pembelajaran dengan menggunakan metode sosiodrama diduga akan meningkatkan

    kemampuan percakapan transaksional dan interpersonal bahasa Inggris pada mahasiswa tingat II semester

    IV (genap) Sikes Muhammadiyah pada Tahun Ajaran 2011/2012.

    METODE PENELITIAN

    Tempat Penelitian

    Penelitian dilakukan di Stikes Muhammadiyah Klaten program study D.III Keperawatan Tingkat

    II Tahun Ajaran 2011/2012, tingakat tersebut dipilih karena kompetensi mahasiswa di tingkat II perlu

    peningkatan kompetensi sebagi bekal tambahan prktek klinik..

    Waktu Penelitian

    Penelitian dilaksanakan mulai bulan Februari 2011 minggu ke ketiga sampai bulan Juni 2012

    pada semester Gasal Tahun Ajaran 2011/2012.

    Subjek Penelitian

    Yang menjadi subjek penelitian adalah mahasiswa Tingkat II Program Study D.III Keperawatan

    Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Klaten. Tahun Ajaran 2011/2012 yang berjumlah 38

    siswa terdiri dai 17 siswa putra dan 21 siswa putri.

    Variabel Penelitian

    1. Variabel tindakan (X), proses pembelajaran penggunaan metode sosiodrama.

    2. Variabel masalah (Y), kemampuan percakapan transaksional dan interpersonal bahasa Inggris yang

    bersifat kuantitatif berupa nilai hasil kompetensi mahasiswa.

    Prosedur Penelitian

    Kegiatan Penelitian ini direncanakan menjadi dua siklus penelitian. Setiap siklusnya terdiri dari

    tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi serta tahap analisis atau refleksi.

    Adapaun setiap siklusnya waktu digunakan adalah 3X pertemuan, oleh karena setiap minggunya waktu

    yang digunakan hanya 1 X pertemuan yang terdiri dari 2 jam pelajaran ( 2 X 50 ) maka setiap siklusnya

    membutuhkan 3 minggu.

    a. Siklus I

    1) Perencanaan (Planning) ; a) Mesnyusun Perencanaan Pembelajaran (RPP). b) Menyusun Media

    pembelajaran yaitu alat peraga yang digunakan dalam KBM.c) Menyusun lembar observasi d)

    Menyusun alat evaluasi untuk mengetahui tingkat pencapaian nilai hasil belajarnya.

    2) Tindakan (Acting)

    Mahasiswa melakukan kegiatan pembelajaran dengan metode sosiodrama di bawah bimbingan dosen.

  • A. Instrumen Penelitian

    a. Instrumen Tes : Instrumen tes yang digunakan adalah tes tertulis untuk mengumpulkan data tentang

    penguasaan kosakata dalam bahasa Inggris instrumen yang digunakan untuk mengambil data pada tes

    awal (pretest) dan (post test) di siklus I dan II.

    b. Instrumen Non Tes

    Instrumen non tes disusun secara kolaborasi untuki mendapatkan data terhadap kemampuan data

    terhadap kemampuan dan keberanian mahasiswa dalam percakapan dengan bahasa Inggris.

    B. Teknik Pengumpulan Data

    Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu data primer berupa data hasil tes

    dan data skunder yang merupakan hasil dari angket, observasi. Perangkat tes berupa tes perbuatan hampir

    serupa akan tetapi dilaksanakan pada waktu yang berbeda dengan mengambil subyek penelitian

    seluruhnya untuk siklus I dan siklus II.

    C. Validasi Data : Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara

    lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, dengan teman sejawat, analisis kasus negative dan

    member chek

    D. Analisa Data

    Data yang terkumpul setelah ditabulasi kemudian dianlisis dengan menggunakan teknik deskriptif

    analitik, dengan penjelasan sebagai berikut :

    1. Data kwantitatif diolah dengan menggunakan deskriptif persentase.

    2. Data kualitatif yang berasal dari observasi dosen dan mahasiswa diklasifikasikan berdasarkan aspek-

    aspek yang dijadikan focus analisis, untuk kemudian dikaitkan dengan data kwantatatif sebagai dasar

    untuk mendiskripsikan keberhasilan pelaksanaan pembelajaran dengan ditandai semakin meningkatnya

    kompetensi siswa.

    E. Indikator Kinerja : Ukuran keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah meningkatnya nilai

    hasil belajar siswa kemampuan percakapan (berbicara) transaksional dan interpersonal sederhana dengan

    tujuan menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan juga untuk melatih siswa berani berbicara.