14

Click here to load reader

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI

1

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI

BERMAIN BALOK DI TK LABOLATORIUM PG PAUD PALEMBANG

KECAMATAN SUKARAMI

Oleh :

Dra. Hj. Rusnawaty Umar, M.Pd.

Dra. Hj. Masitoh, M.Pd,

ABSTRAC

This research entitles increasing the children’s cognitive ability through playing block in TK

Laboratorium PG PAUD FKIP UNSRI Sukarami Palembang. The aims of this research are

the know the children’s cognitive ability in kinderganten through playing block and

describing the application of children’s cognitive ability trough playing block. This action

research in volued 40 students of tk srijaya (TK Laboratorium PG PAUD FKIP UNSRI). The

result showed that the average results of observasion is good. Its implemention were

increased. Its recomanded for the TK Laboratorium teachers to motivate themselves in

teaching and add the theacher’s knowledge.

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul Upaya Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak melalui Bermain

Balok di TK Laboratorium PG PAUD Palembang Kecamatan Sukarami. Tujuan penelitian ini

adalah untuk mengetahui kemampuan Kognitif anak taman kanak-kanak melalui bermain

balok dan mendiskripsikan penerapan permainan Kognitif anak melalui bermain balok.

Subjek dari penelitian ini adalah anak-anak TK Laboratorium Srijaya PG PAUD UNSRI

Palembang yang berjumlah 40 orang. Hasil dari penelitian ini ditemukan hasil rata-rata

observasi baik dan ada peningkatan dan disarankan kepada guru TK Laboratorium Srijaya

agar dalam belajar untuk lebih memacu diri dan menambah wawasan pengetahuan guru.

Kata kunci : kemampuan kognitif, metode bermain PAUD

Page 2: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI

2

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Usia dini atau prasekolah

merupakan usia yang efektif

untuk mengembangkan berbagai

potensi yang dimiliki anak-anak.

Bermain adalah kata kunci pada

pendidikan anak usia dini, dunia

anak adalah dunia bermain, dan

belajar dilakukan dengan atau

sambil bermain yang melibatkan

semua indera anak. Bermain

memberikan kesempatan pada

anak untuk mengekspresikan

dorongan-dorongan kreatifnya

sebagai kesempatan untuk

merasakan objek-objek dan

tantangan untuk menemukan

sesuatu dengan cara-cara yang

baru. Bermain hal yang

menyenangkan bagi anak.

Bermain adalah Aktifitas yang

menyenangkan dan sudah

melekat dalam diri setiap anak.

Dengan demikian anak dapat

belajar berbagai keterampilan

dengan gembira, tanpa merasa

terpaksa atau dipaksa untuk

mempelajarinya, bermain

merupakan jembatan bagi anak

dari belajar informal menjadi

formal. Sebagai contoh, pada

awalnya saat bermain balok-

balok, anak mempelajari berbagai

bentuk geometris, mengetahui,

mengenali bentuknya, belajar

konsentrasi, dan menekuni

tugasnya.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar

belakang masalah tersebut di

atas, maka penulis merumuskan

masalah yang akan menjadi fokus

perbaikan pembelajaran yaitu:

Apakah dengan menggunakan

media balok angka dapat

meningkatkat kemampuan

Kognitif pada anak TK

Labolaturium PG PAUD KM 5

Palembang.

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan permasalahan yang ada,

tujuan peneliti ini adalah:

Untuk mengetahui kemampuan

Kognitif anak taman kanak-kanak

Untuk mengetahui penerapan

permainan Kognitif di taman kanak-

kanak Labolatorium PG PAUD KM.

5 Palembang

Page 3: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI

3

Untuk mengetahui bahwa dengan

penerapan Kognitif melalui “media

balok” dapat meningkatkan

kemampuan Kognitif

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat Penelitian Tindakan

Kelas (PTK) ini adalah :

Manfaat Teoritis

Sebagai pendorong untuk

pelaksanaan pendidikan sehingga

menjadi pengetahuan bagi orang tua

dan guru.

Sebagai informasi pengetahuan

untuk meningkatkan kemampuan

Kognitif pada anak.

Manfaat Praktis

Bagi Anak Didik

Membantu anak menemukan dan

memahami konsep-konsep yang

sulit.Mendorong semangat belajar

anak didik terhadap belajar Kognitif

Menanamkan pengertian bilangan

dan kecakapan dasar Kognitif

Memupuk dan mengembangkan

kemampuan berpikir logis dan kritis

dalam memecahkan masalah yang

dihadapi dikehidupan sehari-hari

baik sekarang dan masa mendatang.

Bagi Guru

Memudahkan guru untuk melatih

keterampilan dan kesabaran dalam

mengerjakan pengembangan Kognitif

Guru dapat menerapkan

pengembangan Kognitif dengan

menggunakan bermain bola angka.

Mengbangkitkan kreativitas guru

dalam menerapkan dan menciptakan

inovasi dalam kegiatan

pembelajaran.

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Kemampuan

Pengertian kemampuan menurut

Yusdi (2010:10) kemampuan adalah

bersikap, berfikir, dan berindak

secara konsisten sebagai perwujudan

dari pengetahuan sikap dan

keterampilan yang dimiliki. Seperti

halnya yang diungkapkan oleh

Wortham (2008:50) kemampuan

sebagai keterampilan atau

kemampuan sebagai keterampilan

kesanggupan dalm bidang tertentu.

Hakikat Kognitif

Page 4: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI

4

Pengertian Kognitif

Anak usia TK adalah masa yang

sangat strategis untuk mengenalkan

kognitif di jalur matematika, karena

usia TK sangat peka terhadap

rangsangan yang diterima dari

lingkungan. Contohnya : ketika guru

menjelaskan konsep satu dengan

menggunakan benda (satu buah

apel), anak-anak dapat menyebutkan

benda lain yang memiliki konsep

sama, sekaligus mengenalkan

lambing dari angka satu itu.

Hakikat Bermain

Pengertian Bermain

Bermain menurut Mulyadi

(2004:13), secara umum sering

dikaitkan dengan kegiatan anak-anak

yang dilakukan secara spontan.

Terdapat lima pengertian bermain

yaitu:

Sesuatu yang menyenangkan dan

memiliki nilai intrinsic pada anak

Tidak memiliki tujuan eksterinsik,

motivasinya lebih bersifat intrinsic.

Bersifat spontan dan sukarela, tidak

ada unsure keterpaksaan dan bebas

dipilih oleh anak

Melibatkan peran aktif keikut sertaan

anak

Memiliki hubungan sistematik yang

khusus dengan sesuatu yang bukan

bermain, seperti kreativitas,

pemecahan masalah, belajar bahasa,

perkembangan sosial dan sebagainya.

Menurut Singer (dalam Kusantanti,

2004:12) mengemukakan bahwa

bermain dapat digunakan anak-anak

untuk menjelajahi dunianya,

mengembangkan kompetensi dalam

usaha mengatasi dunianya

mengembangkan kreativitas anak.

Dengan bermainanak memiliki

kemampuan untuk memahami

konsep secara ilmiah, tanpa paksaan.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian

Dalam penelitian ini, metode yang di

pergunakan adalah metode penelitian

tindakan kelas (PTK) yang bertujuan

untuk mengetahui pengaruh variabel

bebas tehadap variabel terkait setelah

ditetapkan pembelajaran dengan

menggunakan media balok

Coisenaire terhadap kemampuan

berhitung anak taman kanak-kanak.

Dalam bidang penelitian, khususnya

Page 5: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI

5

dalam praktik pembelajaran,

penelitian tindakan berkembang

menjadi peneliti tandakan kelas

(PTK) atau Classroom Action

Research.

Tempat dan waktu penelitian

Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan penulis di

taman kanak-kanak laboratorium

tumbuh kembang PG PAUD FKIP

UNSRI yang berlokasi di KM.5

Kecamatan sukarami Palembang.

Waktu penelitian

Adapun penelitian dilaksanakan pada

semester ganjil tahun ajaran

2013/2014

Subjek penelitian

Subjek penelitian ini adalah anak

taman kanak-kanak laboratorium

sriwijaya KM.5. taman kanak-kanak

sriwijaya adalah taman kanak-kanak

laboratorium PG PAUD FKIP

UNSRI Palembang, yang berjumlah

40 orang yang terdiri dari 20 orang

anak perempuan dan 20 orang anak

laki-laki.

Fokus penelitian

Fokus penelitian adalah permainan

balok untuk meningkatkan kognitif

dengan menggunakan media balok.

Perencanaan tindakan

Pada kegiatan perencanaan tindakan

ini peneliti merencanakan dan

menyusun seperangkat pembelajaran

untuk meningkatkan pengembangan

kognitif anak TK Srijaya, antara lain

merancang dan menyusun silabus,

rencana pelaksanaan pembelajaran,

juga menyusun bahan ajaran lks,

media dan penilaian untuk lebih

terarah pada pelaksanaan tindakan.

Pelaksaan tindakan

Pada kegiatan pelaksaan tindakan tim

peneliti melaksanakan kegiatan di

dalam kelas sesuai dengan

perencanaan pelaksanaan

pembelajaran yang sudah disiapkan.

Kegiatan ini diawali dengan kegiatan

pendahuluan dimana tim peneliti

mengatur tempat duduk anak dan

memberi salam serta berdoa untuk

siap mengikuti pembelajaran dan

melanjutkan kegiatan mengabsen

kehadiran siswa dan memberikan

kegiatan appersepsi tentang diri

sendiri dengan menyanyikan lagu

Page 6: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI

6

dua mata saya. Serta diikuti dengan

pemberian motivasi dengan

mengajukan pertanyaan – pertanyaan

lagu apa yang kita nyanyikan tadi,

anak akan menjawab lagu diriku atau

diri sendiri. Setelah itu peneliti

melanjutkan kegiatan yaitu

menuliskan tema di papan tulis yaitu

tema diri sendiri.dan pada akhir

kegiatan pendahuluan peneliti

menyampaikan tujuan pembelajaran

untuk tema diri sendiri.

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi pelaksanaan

meningkatkan kemampuan

kognitif anak melalui bermain

balok

Penelitian ini dilaksanankan

pada bulan September tahun 2013 di

TK Laboratorium srijaya. Sebelum

penelitian ini dilaksanakan diawali

dengan kegiatan observasi lapangan,

menyiapkan media, persiapan

silabus, dan persiapan perencanaan.

Untuk mendapatkan data kognitif tim

peneliti melaksankan pembelajaran

PAUD di TK Laboratorium srijaya.

Tumbuh kembang PG PAUD FKIP

UNSRI, mulai jam 08.00 – 10.00

wib, dari hasil kegiatan tersebut di

temukan hasil penelitian

pengembangan kognitif pada anak

usia dini dalam hal ini peneliti

menggunakan format observasi.

4.2 Deskripsi data hasil belajar

Data hasil belajar ini diperoleh

melalui observasi anak-anak TK

Laboratorium srijaya yang diberikan

tugas untuk menyusun balok sesuai

dengan ukurunnya, memilih bentuk-

bentuk balok, memilih balok sesuai

dengan warnanya, dan dapat

menyusun balok menjadi suatu

bentuk bangunan.

Berikut ini adalah tabel data nilai

rata-rata observasi sebelum diberikan

bimbingan lebih lanjut.

Tabel 4.1. Data hasil observasi

memilih balok sesuai dengan

ukurannya.

Nilai

ujian

Frekuen

si

obsolut

Frekuen

si relatif

(%)

35 –

45

3 7.5

46 – 1 2.5

Page 7: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI

7

55

56 –

65

17 42.5

66 –

75

15 37.5

76 –

85

2 5

86 –

95

2 5

jumla

h

40 100

Dilihat dari tabel 4.1 data

pretes hasil observasi anak TK

Laboratorium Srijaya sebelum

diberikan bimbingan terdapat 3 anak

yang mendapatkan hasil belajar 7.5

% nilai antara (35 – 45) katagori

kurang baik dari 40 anak. Dan yang

memperoleh hasil belajar pretesnya

antara (46-55) katagori kurang baik

juga sebanyak 2.5 %. Sedangkan

yang memperoleh nilai hasil belajar

pretes katagori cukup baik (56-65)

ada 17 orang atau 42,5 % dari 40

anak. Juga sebanyak 15 anak (37.5

%) yang mendapat nilai pretes cukup

baik juga antara (66-75). Sedangkan

yang mendapat hasil pretes baik (86-

95) ada 2 anak atau sebanyak 5%.

Tabel 4.2. Data hasil

observasi memilih bentuk

balok

Nilai

ujian

Frekuen

si

obsolut

Frekuen

si relatif

(%)

50 –

60

2 5

61 –

70

12 30

71 –

80

15 37.5

81 –

90

10 25

91 -

100

1 2.5

jumla

h

40 100

Dari hasil tabel diatas dapat

dilihat ada 2 orang anak yang

mendapat hasil belajar sebanyak 5%

antara nilai (50 – 60 ) dengan

katagori cukup baik dari 40 anak.

Dan yang memperoleh hasil belajar

sebanyak 30% sebanyak 12 anak,

sedangkan yang memperoleh hasil

belajar sebanyak 37.5 % atau 15

orang anak dengan nilai antara (71-

80). Juga sebanyak 10 orang anak

Page 8: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI

8

yang memperoleh hasil nilai belajar

dengan katagori baik atau sebanyak

25% dengan katagori nilai antara (81

– 90). Sedangkan yang mendapat

nilai sangat baik dengan katagori

nilai antara (91 – 100) sebanyak 1

orang anak atau sebanyak 2.5%.

Tabel 4.3. Data hasil

observasi memilih warna

balok

Nilai

ujian

Frekuen

si

obsolut

Frekuen

si relatif

(%)

60 –

70

7 17.5

71 –

80

14 35

81 –

90

18 45

91 -

100

1 2.5

jumla

h

40 100

Data diatas menunjukkan

hasil belajar anak yang mendapat

nilai cukup baik dengan katagori

nilai antara (60 – 70) sebanyak 7

orang anak. Dan sebanyak 14 orang

anak mendapatkan hasil belajar

dengan baik atau sebanyak 35%

dengan katagori nilai antara ( 71 –

80). Sedangkan yang memperoleh

hasil belajar dengan pretes baik

sebanyak 18 orang anak atau

sebanyak 45% dengan katagori nilai

(81 – 90). Juga sebanyak 1 orang

anak memperoleh nilai antara ( 91 –

100) atau sebanyak 2.5% dengan

hasil yang sangat baik.

Tabel 4.4. Data hasil observasi

membentuk balok menjadi suatu

bentuk bangunan

Nilai

ujian

Frekuen

si

obsolut

Frekuen

si relatif

(%)

65 –

75

22 55

75 –

85

17 42.5

86 –

95

1 2.5

jumla

h

40 100

Tabel 4.4. diatas menunjukan

ada 22 orang anak yang memperoleh

nilai yang cukup baik dengan

Page 9: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI

9

katagori nilai antara (65 – 75) atau

sebanyak 55%. Dan yang

memperoleh hasil belajar pretesnya

antara katagori baik (75 – 85)

sebanyak 42.5% atau 17 orang anak.

Sedangkan yang memperoleh nilai

dengan sangat baik sebanyak 1 orang

atau sebanyk 2.5% saja. Karena nilai

anak masih ada yang berkatagori

cukup dan hasil observasi masih

perlu ditingkatkan supaya hasil

observasi secara menyeluruh

mendapatkan nilai yang baik.

Berikut ini tabel data nilai rata-rata

setelah anak-anak diberikan

bimbingan melalui tes ke 2.

Tabel 4.5. Data hasil observasi

memilih ukuran balok

Nilai

ujian

Frekuen

si

obsolut

Frekuen

si relatif

(%)

60 –

70

2 5

71 –

80

9 22.5

81 –

90

15 37.5

91 -

100

14 35

jumla

h

40 100

Dilihat dari tabel diatas

pretes hasil observasi anak TK

Laboratorium srijaya setelah

diberikan bimbingan terdapat 2 orang

anak yang mendapat hasil belajar

sebanyak 5% antara (60 – 70)

katagori cukup baik dari 40 orang

anak. Dan yang memperoleh hasil

pretesnya dengan katagori baik

antara (71 – 80) sebanyak 22.5%

atau sebanyak 9 orang anak.

Sedangkan yang memperoleh nilai

hasil pretes dengan katagori sangat

baik ada 15 orang anak (37.5%) dari

40 anak. Juga sebanyak 14 orang

anak atau sebanyak 35% yang

mendapat nilai pretes katagori sangat

baik (91 – 100).

Tabel 4.6. Data hasil

observasi memilih bentuk

balok

Nilai

ujian

Frekuen

si

obsolut

Frekuen

si relatif

(%)

80 –

85

8 20

Page 10: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI

10

86 –

90

9 22.5

91 –

95

11 27.5

96 -

100

12 30

jumla

h

40 100

Data hasil dari tabel 4.6.

setelah anak-anak diberikan

bimbingan diperoleh sebanyak 20%

yang mendapat hasil belajar dengan

katagori baik atau sebanyak 8 anak

dengan nilai antara (80 – 85). Dan

yang memperoleh hasil belajar

pretesnya antara katagori sangat baik

(86 – 90) ada 9 orang anak atau

22.5% dari 40 orang anak. Juga ada

11 orang anak yang memperoleh

hasil pretesnya sangat baik (91 – 96)

atau 27.5% dan ada 30 % yang hasil

pretesnya juga sangat baik dengan

katagori nilai antara ( 96- 100) atau

sebanyak 12 orang anak.

Tabel 4.7. Data hasil observasi

memilih balok sesuai dengan

warnanya

Nilai

ujian

Frekuen

si

obsolut

Frekuen

si relatif

(%)

80 –

85

4 10

86 –

90

3 7.5

91 –

95

4 10

96 -

100

29 72.5

jumla

h

40 100

Tabel di atas menunjukkan

ada 4 orang anak yang mendapat

hasil pretes dengan katagori baik

dengan nilai antara ( 80 – 85) atau

sebanyak 10 %. Dan sebanyak 7,5 %

atau 3 orang anak memperoleh hasil

belajar dengan katagori sangat baik

dengan nilai antara (86 – 90).

Sebanyak 10% memperoleh hasil

pretesnya antara katagori sangat baik

juga dengan nilai antara (91 – 95)

atau terdapat 4 orang anak.

Sedangkan yang memperoleh nilai

antara (96 – 100) dengan katagori

sangat baik juga cukup banyak ada

29 orang anak atau sebanyak 72.5%.

Page 11: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI

11

Tabel 4.8. Data hasil observasi

membentuk balok menjadi suatu

bentuk bangunan

Nilai

ujian

Frekuen

si

obsolut

Frekuen

si relatif

(%)

70 –

80

6 15

81 –

90

9 22.5

91 –

100

25 62.5

jumla

h

40 100

Data hasil tabel di atas ada 6

orang anak yang memperoleh hasil

belajar sebanyak 15% dengan nilai

antara (70 – 80). Dan yang

memperoleh hasil belajar dengan

katagori sangat baik ada sebanyak

22.5 % atau sebanyak 9 orang anak

dari 40 anak. Juga sebanyak 25 orang

anak atau 62,5% yang mendapat

nilai katagori sangat baik juga (91 –

100).

4.3 Pembahasan

Dari hasil observasi pada

tabel 4.1, tabel 4.2, tabel 4.3, dan

tabel 4.4, diatas terlahat bahwa hasil

rata-rata yang dinilai sebelum anak

TK laboratorium srijaya

mendapatkan bimbingan dari guru /

tim peneliti cukup baik. Untuk

memperbaiki kualitas pembelajaran

perlu diawali dengan perencanaan

pembelajaran yang diwujudkan

dengan adanya disain pembelajaran (

Hamzah Uno 2008).

Seperti yang dikatakan Nana

Sujana (2004 : 20) bahwa

kemampuan dalam merencanakan

program belajar mengajar merupakan

muara dari segala pengetahuan teori,

keterampilan dasar, dan pemahaman

yang mendalam tentang objek belajar

dan situasi pengajaran, artinya

memberi makna pada perencanaan /

program belajar mengajar adalah

suatu perkiraan guru mengenai

kegiatan yang harus dilakukan siswa

selam pengajaran berlangsung.

Selain itu, bertujuan sebagai

pedoman bagi guru dalam

melaksanakan praktek mengajarnya,

yaitu bagaimana guru merumuskan

tujuan pembelajarannya, apakah

sesuai dengan karakteristik anak,

sesuaikan dengan pengorganisasian

Page 12: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI

12

materinya, juga sumber dean media

pembelajaran.Hasibuan dan

Moedjiono (2008 : 39) oleh Corners

berpendapat bahwa mengajar adalah

suatu perbuatan yang kompleks,

Corners juga mengidentifikasikan

tugas mengajar guru menjadi taga

tahap yang sifatnya suksesif, tahap

tersebut adalah tahap sebelum

pembelajaran (inter – preactive) dan

tahap pengajaran ( inter – active) dan

tahap sesudah pengajaran ( post –

active).

Untuk hasil rata-rata

observasi pada tabel 4.5, tabel 4.6,

tabel 4.7, dan tabel 4.8, hampir

seluruh anak mendapatkan nilai yang

sangat baik, setelah anak- anak

mendapatkan bimbingan dari guru /

tim peneliti cara memilih ukuran

balok, memilih bentuk balok,

memilih warna balok dan cara

menyusun balok menjadi suatu

bentuk bangunan. Kemampuan

menguasai bahan pembelajaran

sebagai bagian intergal dari proses

belajar mengajar, seperti yang

dikemukakan oleh peters yang

dikutip oleh nana sujadna (2004:22)

proses dan hasil belajar siswa

bergantung pada penguasaan mata

pembelajaran guru dan keterampilan

mengajarnya. Pendapat ini diperkuat

oleh Hilda Toba, bahwa keefektifan

pengajaran dipengaruhi oleh (a).

Karakteristik guru dan siswa (b).

Bahan pelajaran (c). Aspek yang

berkenaan dengan situasi

pembelajaran.

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian

dan pembahasan dapat disimpulkan

bahwa penerapan pelaksanakan

pembelajaran di TK Laboratorium

srijaya dalam upaya meningkatkan

kemampuan kognitif anak melalui

bermain balok di TK Laboratorium

PG PAUD Palembang Kecamatan

Sukarami,selama proses

pembelajaran berjalan dengan lancar

dan memperoleh hasil belajar yang

meningkat. Hal ini menunjukkan

bahwa hasil belajar siswa tentang

penerapan pelaksanaan pembelajaran

PAUD menggunakan strategi

bermain mendapat kriteria baik dan

dapat meningkatkan motivasi belajar

pada siswa lebih meningkat.

Page 13: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI

13

Berdasarkan kesimpulan diatas tim

peneliti memberikan saran sebagai

berikut :

1. Anak-anak TK Laboratorium

srijaya, agar dalam belajar

untuk lebih memacu dirinya

dan menambah wawasan

pengetahuannya.

2. Guru , diharapkan dapat

menerapkan keberhasilan

pembelajaran pada pertemuan

selanjutnya.

3. Bagi Program Studi PG

PAUD , penelitian ini dapat

dijadikan referensi yang

dapat diterapkan untuk

meningkatkan program studi.

DAFTAR PUSTAKA

Djam’an Satori. 2008. Materi

pokok profesi keguruan

pengembangan Desain instruksional.

Jakarta : Universitas Terbuka.

Djamaras. SB. 2000. Guru

dan Anak didik dalam interaksi

Edukatif. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Djumiran.2009. Profesi

Keguruan. Departemen Pendidikan

Nasional.

Dr. Rusman.2010. Model-

model Pembelajaran

mengembangkan Profesionalisme

Guru. Jakarta : PT. Raja Grafindo

Persada.

Elii, Rosalim.2008

Bagaimana Menjadi Guru Inspirtaif.

Bandung : PT. Karsa Mandiri

Persada.

Halimah, D.K.2008. Seluk

Beluk Profesi Guru. Bandung : PT.

Pribumi Mekar.

Imam, wahyudi. 2012.

Mengajar Profesionalisme Guru

Prestasi. Jakarta : Pustaka raya.

Kusmayadi.2010.Kemahiran

Interpersonal Untuk Guru. Bandung :

PT Peribumi Mekar.

Oemar, Hamalik. 2009.

Perencanaan Pengajaran berdasarkan

Pendekatan Sistem.

Suprihatiningrum. 2013.

Guru Profesional. Jogjakarta : Ar-

Ruzz Media.

Undang-Undang RI No.14

Tahun 2005 dan Peraturan Pemerinta

RI No 74 Tahun 2008. Tentang Guru

dan dosen.

Page 14: UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI

14

Wardani, ibak. 2005. Dasar-

dasar Komunikasi dan Keterampilan

Dasar Mengajar. PAUD PPAL.