44
KELOMPOK TUTORIAL 2 SKENARIO I Blok 16 Tutor : dr. Ave Olivia Rahman Anggota : Rika Angelia G1A 108002 Andrill vazhary G1A 108087 Elita Purnama Sari G1A 108018 Arfinna Helidha G1A 108073 Harlan Kasyfil Aziz G1A 108088 Yessi Kumala Sari G1A 107075 Tri Agus Hermawati G1A 108077 Shintia Dara Julita G1A 108066

Tutorial 2 - Skenario 1, Blok 16

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Tutorial jambi

Citation preview

KELOMPOK TUTORIAL 2

SKENARIO I

Blok 16

Tutor :

dr. Ave Olivia Rahman

Anggota :

Rika Angelia

G1A 108002

Andrill vazhary

G1A 108087

Elita Purnama SariG1A 108018

Arfinna Helidha

G1A 108073

Harlan Kasyfil AzizG1A 108088

Yessi Kumala Sari

G1A 107075

Tri Agus HermawatiG1A 108077

Shintia Dara Julita G1A 108066

Program Studi Pendidikan Dokter

Universitas Jambi

2010/2011

SKENARIO 1Tn. Y, 45 tahun seorang wiraswasta yang diketahui usahanya mengalami kebangkrutan setahun yang lalu. Sejak 4 bulan terakhir ini mengeluh insomnia dan sering merasa cemas, gelisah, jantung berdebar-debar kencang dan nyeri ulu hati. Hubungan dengan istri juga mengalami gangguan, penderita mengalami ejakulasi dini dan lekas marah. Hasil pemeriksaan fisik dan pemeriksaa penunjang yang dilakukan dokter tidak menunjukkan adanya kelainan. Tuntutan hidup yang besar membuat 2 minggu terakhir insomnia semakin parah, penderita merasa depresi, kehilangan minat dan kegembiraan, sosialisasi dan perawatan diri juga agak berkurang. Apa yang terjadi dan bagaimana seharusnya Tn. Y bersikap dalam kesulitan yang dialaminya ?KLARIFIKASI ISTILAH1. InsomniaSimptom berupa kesulitan tidur yang bersifat patologis

2. CemasPerasaan kawatir oleh karena konflik yang tidak disadari3. GelisahPerasaan resah, selalu merasa kawatir

4. Jantung berdebar-debarPerasaan subyektif yang disertai denyut jantung yang meningkat

5. Nyeri ulu hati

Perasaan tidak nyaman pada ulu hati6. Ejakulasi dini

Suatu tindakan pengeluaran yang mendadak, seperti pengeluaran air mani secara konsisten terjadi sebelum, pada saat, atau segera sesudah penetrasi dan sebelum waktu yang diinginkan7. Depresi

Depresi merupakan perasaan sedih yang bersifat patologis. Pada depresi terjadi gangguan yang berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dengan gejala penyerta termasuk perubahan pola tidur, nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, anhedonia, kelelahan, rasa putus asa, tak berdaya dan gagasan bunuh diri8. Sosialisasi

Proses belajar seorang anggota masyarakat untuk mengenal dan menghayati kebudayaan masyarakat di lingkungannya

IDENTIFIKASI MASALAH1. Tn. Y, 45 tahun seorang wiraswasta yang diketahui usahanya mengalami kebangkrutan setahun yang lalu2. Sejak 4 bulan terakhir ini mengeluh insomnia dan sering merasa cemas, gelisah, jantung berdebar-debar kencang dan nyeri ulu hati.

3. Hubungan dengan istri juga mengalami gangguan, penderita mengalami ejakulasi dini dan lekas marah

4. Hasil pemeriksaan fisik dan pemeriksaa penunjang yang dilakukan dokter tidak menunjukkan adanya kelainan.

5. Tuntutan hidup yang besar membuat 2 minggu terakhir insomnia semakin parah, penderita merasa depresi, kehilangan minat dan kegembiraan, sosialisasi dan perawatan diri juga agak berkurangANALISIS MASALAH1. Bagaimana hubungan kebangkrutan dengan gejala yang dialami Tn.Y?Jawab:Adanya stressor ( perubahan biologis otak dalam waktu yang lama ( (disabylitas adaptasi) ( perubahan keadaan fungsional berbagai neurotransmitter dan system pemberi sinyal interneuron ( aktivitas neuron penyekresi norepinefrin, serotonin, dopamine, dan factor neurokimia lain ( rangsangan pada area limbic otak (yang berfungsi untuk memperkuat rasa aman, menciptakan rasa bahagia, rasa puas, nafsu makan menurun dan seks yang sesuai dengan keseimbangan psikomotor) ( sehingga menyebabkan : insomnia dan sering merasa cemas, gelisah, jantung berdebar-debar kencang dan nyeri ulu hati.2. Apa yang terjadi dalam 4 bulan terakhir?

Jawab:

Tn.Y mengalami gangguan anxietas menyeluruh (F41.1)3. Bagaimana klassifikasi dari cemas (anxietas)?

Jawab:

1. Gangguan Anxietas Fobik

a. Agorafobia

i. Tanpa gangguan panic

ii. Dengan gangguan panic

b. Fobia Sosial

c. Fobia Khas (terisolasi)

d. Gangguan anxietas fobik lainnyae. Gangguan anxietas fobil YTT

2. Gangguan Anxietas Lainnya

a. Gangguan Panik (Anxietas Paroksismal Episodic)b. Gangguan Anxietas Menyeluruh

c. Gangguan Campuran Anxietas dan Depresi

d. Gangguan Anxietas Lainnya

e. Gangguan Anxietas Lainnya YDT

f. Gangguan Obsesif Kompulsif YTT

4. Bagaimana pedoman diagnostic untuk anxietas?

Jawab:

a. Gangguan neurotic, gangguan somatoform dan gangguan terkait stress, dikelompokkan menjadi satu dengan alas an bahwa dalam sejarahnya ada hubungan dengan perkembangan konsep neurososia dan berbagai kemungkinan penyebab psikologis (Psychological Causation)

b. Konsep mengenai neurosis secara prinsip tidak lagi digunakan sebagai patokan dalam pengaturan penggolongan, meskipun dalam beberapa hal masih diperhitunkan untuk memudahkan bagi mereka yang terbiasa menggunakan istilah neurotic dalam mengidentifikasikan berbagai gangguan tersebut Pada kasus ini terjadi gangguan campuran Anxietas dan Depresi berdasarkan pedoman diagnostik PPDGJ III yaitu : Terdapat gejala anxietas mupun depresi, dimana masing-masing tidak menunjukkan rangkaian gejala yang cukup berat untuk menegakkan diagnosis tersendiri. Untuk anxietas beberapa gejala otonomik harus ditemukan walaupun tidak terus-menerus, disamping rasa cemas atau kekhawatiran yang berlebihan

Bila ditemukan anxietas berat disertai depresi yang lebih ringan, maka harus dipertimbangkan kategori gangguan anxietas lainnya atau gangguan anxietas fobik

Bila ditemukan sindrom depresi dan anxietas yang cukup berat untuk menegakkan masing-masing diagnosis, maka kedua diagnosis tersebut harus dikemukakan, dan diagnosis gangguan campuran tidak dapat digunakan. Jika karena sesuatu hal hanya dapat dikemukakan satu diagnosis maka gangguan depresif harus diutamakan

Bila gejala-gejala tersebut berkaitan erat dengan stress kehidupan yang jelas, maka harus digunakan kategori F43.2 gangguan penyesuaian

5. Bagaimana mekanisme terjadinya anxietas?

Jawab:

Anxietas ada yang disebabkan oleh adanya kejadian yang membuat cemas atau akan menghadapi suatu kejadian. Pada kasus ini karena adanya suatu kejadian. Karena pasien ini kemungkinan mengalami gangguan anxietas menyeluruh. Ada beberapa teori yang ada untuk anxietas ini, yaitu :1. Teori Psikoanalitik

a. Penumpukkan libido fisiologis ( Sinyal adanya bahaya pada ketidaksadaranrhadap hal tersebut pada superego dan realita eksternal

b. Akibat konflik psikis antara keinginan yang tidak disadari yang berifat seksual/agresif dan ancaman terhadap hal tersebut pada superego dan realitas eksternal

Respon ( MPE (Mencegah pikiran dan perasaan yang tidak dapat diterima agar tidak muncul ke kesadaran Peran amigdala ( Meningkatkan respon takut tanpa rujukan apapun pada memori yang disadari untuk respon anxietas

Tujuan terapi ( meningkatkan toleransi terhadap anxietas

2. Teori Perilaku Kognitif

Respon yang dipelajari terhadap stimulus lingkungan spesifik

Contoh: pernah makan udang ( alergi ( Anxietas begitu melihat udang

3. Teori eksistensial

Gangguan anxietas menyeluruh tanpa stimulus spesifik yang dapat diidentifikasi untuk perasaan cemas lainnya

Konsep: Rasa kosong yang mendalam dalam hidup, tidak nyaman, anxietas adalah respon terhadap kehampaan yang luas6. Bagaimana manajemen dari anxietas?Jawab:

Konseling dan Medikasi

Edukasi

Medikamentosa

Diazepam

Blocker dan Anti-Depresan7. Apa saja factor penyebab stress?

Jawab:

1. Lingkungan

2. Fisiologis

3. Pikiran kita8. Bagaimana klassifikasi stress?

Jawab: Menurut FON1 Stress Ringan

Stress Sedang

Stress Berat

Menurut Keperawatan Jiwa: Iyus Yosep, S.Kp., M.Si

Stress Tingkat I

Stress Tingkat II

Stress Tingkat III

Stress Tingkat IV

Stress Tingkat V

Stress Tingkat VI

9. Bagaimana mekanisme terjadinya stress?

Jawab:

Faktor Neurokimiawi otak

Karena adanya factor stimulant terhadap stress maka substansi tertentu dari otak berupa neurotransmitter (NE, Dopamine, Serotonin, GABA)

Sistem Saraf Otonom

Akibat adanya factor stressor maka akan terstimulasi system saraf otonom sehingga menyebabkan gangguan fisiologis tubuh. Misahlnya pada muscular (sakit kepala), gastrointestinal (diare)

10. Apa saja gejala-gejala stress?

Jawab:

11. Mengapa terjadi insomnia?

Jawab:

Pada kasus ini kemungkinan karena adanya gangguan anxietas yang menyebabkan gangguan biokimiawi otak dan juga aktifasi saraf otonom sehingga mengalami kesulitan tidur.12. Bagaimana klassifikasi insomnia?

Jawab:

Kassifikasi berdasarkan waktu dibagi menjadi: Akut (Gangguan tidur antara satu hari hingga beberapa minggu) Kronik (Gangguan tidur paling sedikit 3 malam atau minggu, selama 1 bulan atau lebih

Klassifikasi lainnya

Primer

Sekunder13. Faktor yang menyebabkan insomnia?

Jawab:

Insomnia bukan suatu penyakit, tetapi merupakan suatu gejala yang memiliki berbagai penyebab, seperti kelainan emosional,kelainan fisik dan pemakaian obat-obatan. Sulit tidur sering terjadi, baik pada usia muda maupun usia lanjut; dan seringkali timbul bersamaan dengan gangguan emosional, seperti kecemasan, kegelisahan, depresi atau ketakutan. Kadang seseorang sulit tidur hanya karena badan dan otaknya tidak lelah. Pola terbangun pada dini hari lebih sering ditemukan pada usia lanjut.Beberapa orang tertidur secara normal tetapi terbangun beberapa jam kemudian dan sulit untuk tertidur kembali.Kadang mereka tidur dalam keadaan gelisah dan merasa belum puas tidur.Terbangun pada dini hari, pada usia berapapun, merupakan pertanda dari depresi. Orang yang pola tidurnya terganggu dapat mengalami irama tidur yang terbalik, mereka tertidur bukan pada waktunya tidur dan bangun pada saatnya tidur.

Selain itu, perilaku di bawah ini juga dapat menyebabkan insomnia pada beberapa orang:

higienitas tidur yang kurang secara umum

kekhawatiran tidak dapat tidur

mengkonsumsi caffein secara berlebihan

minum alkohol sebelum tidur

merokok sebelum tidur

tidur siang/sore yang berlebihan

jadwal tidur/bangun yang tidak teratur

14. Pada kasus ini mengapa terjadi cemas, gelisah, jantung berdebar-debar kencang, dan nyeri ulu hati?Jawab:

Pada saat adanya stressor sistem biokimiawi otak akan menghasilkan beberapa substansi seperti GABA, Dopamin, Serotonin, dan lainnya akibat adanya stimulan pada hipotalamus. Substansi ini akan menyebabkan aktifasi sistem saraf pusat sehingga menyebabkan tubuh kita terstimulan.15. Apakah hubungan cemas dengan keluhan yang dialami?

Jawab:

Anxietas berkaitan erat dengan tiga neurotransmitter seperti GABA, NE, dan Dopamin. Apabila kita mengalami gangguan anxietas maka akan dihasilkan ketiga neurotransmitter ini dan menyebabkan aktifasi sistem saraf otonom. Hal ini akan mengakibatkan keluhan pada sistem cardiovaskular, gastrointestinal, muskular, dan respirasi.

16. Bagaimana mekanisme terjadinya?

Jawab:

Ada beberapa teori terhadap mekanisme terjadinya anxietas yaitu

Teori Psikoanalitik

Teori Perilaku Kognitif

Teori Eksistensial

17. Mengapa ejakulasi dini?

Jawab:

Ejakulasi dini juga terjadi akibat adanya neurotransmitter yang dihasilkan oleh proses biokimiawi otak yang terstimulus oleh stressor18. Mengapa Tn.Y lekas marah?

Jawab:

Tn.Y cepat marah karena mengalami anxietas yang berkelanjutan menjadi depresi (anxietas campuran depresi). Hal ini menyebabkan gangguan psikologis

19. Apa saja Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang yang dilakukan oleh dokter?

Jawab:

1. Anamnesis

a. Alasan berobat

b. Riwayat gangguan sekarang

c. Riwayat gangguan dahulu

d. Riwayat perkembangan diri

e. Latar belakang sosial, keluarga, pendidikan, perkerjaan, perkawinan, dll

2. Pemeriksaan

a. Fisik Diagnostik

b. Status mental

c. Laboratorium

d. Radiologik

e. Evaluasi Psikologik, dll

3. Diagnosis

a. Axis I

Aksis I mengandung gangguan klinis dan kondisi lain yang mungkin merupakan pusat perhatian klinis (anxietas dan depresi)

b. Axis II

Aksis II mengandung gangguan kepribadian dan retradasi mental (

c. Axis III

Axis III menuliskan tiap gangguan fisik atau kondisi medis umum yang ditemukan di samping gangguan mental.

d. Axis IV

Axis IV digunakan untuk member kode pada masalah psikologis dan lingkungan yang secara bermakna berperan pada perkembangan atau eksaserbasi gangguan sekarang

e. Axis V

Skala penilaian global terhadap fungsi dimana dokter mempertimbangkan keseluruhan tingkat fungsional pasien selama periode waktu tertentu4. Terapi

a. Farmakoterapi

b. Psikoterapi

c. Terapi Sosial

d. Terapi okupasional, dll

5. Tindak Lanjut

a. Evaluasi Terapi

b. Evaluasi Diagnosis, dll

20. Mengapa pada Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang hasilnya normal?

Jawab:

Karena Tn.Y mengalami gangguan psikologis sehingga menyebabkan psikosomatis (penyakit yang disebabkan oleh gangguan psikologi). Hal ini tidak dapat terdeteksi dengan pemeriksaan biasa hingga timbul gejala-gejala tertentu.

21. Mengapa insomnia Tn.Y semakin berat dalam 2 minggu terakhir?

Jawab:Kemungkinan karena faktor stressor tidak diatasi sehingga terjadi perkembangan gangguan psikologis.

22. Mengapa terjadi depresi?

Jawab:

Kemungkinan karena adanya stressor yang tidak diatasi atau tidak mampu diatasi oleh mekanisme pertahanan ego sehingga berkembang menjadi depresi23. Apa saja factor penyebab depresi

Jawab:

Faktor Biologis

Faktor Genetika

Faktor psikososial24. Apa saja gejala-gejala depresi

Jawab:Gejala depresi dibagi menjadi gejala utama dan gejala lainnya yaitu:

Gejala Utama

Afek depresif

Kehilangan minat dan kegembiraan

Kekurangan energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah

Gejala lainnya

Kosentrasi dan perhatian berkurang

Harga diri dan kepercayaan diri berkurang

Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna

Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis

Gagasan atau perbuatan membahayakan diri sendiri atau bunuh diri

Tidur terganggu

Nafsu makan berkurang25. Mengapa kehilangan minat dan kegembiraan?

Jawab:

Hal ini merupakan salah satu dari gejala utama depresi yang diakibat karena tidak sanggupnya sistem MPE untuk mengatasi stressor26. Mengapa sosialisasi dan perawatan diri juga agak berkurang?

Jawab:

Hal ini merupakan salah satu dari gejala utama depresi yang diakibat karena tidak sanggupnya sistem MPE untuk mengatasi stressor

27. Apa yang terjadi pada Tn.Y (45 tahun)?

Jawab:

Axis I: F32.1 (Depresi Sedang)

Axis II: Tidak diketahui

Axis III: Tidak ada

Axis IV: Masalah Primary Group, Lingkungan Sosial, Pekerjaan, Ekomi

Axis V: GAF 6-51

28. Apa definisi untuk depresi?

Jawab:

Depresi merupakan perasaan sedih yang bersifat patologis. Pada depresi terjadi gangguan yang berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dengan gejala penyerta termasuk perubahan pola tidur, nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, anhedonia, kelelahan, rasa putus asa, tak berdaya dan gagasan bunuh diri29. Bagaimana klassifikasi depresi?

Jawab:

Episode depresif ringan Episode depresif sedang

Episode depresif berat tanpa gejala psikotik

Episode depresif berat dengan gejala psikotik

Gangguan depresif berulang

Episode Kini Ringan

Episode Kini Sedang

Episode Kini Berat tanpa gejala psikotik

Episode Kini Berat dengan gejala psikotik

30. Bagaimana epidemiologinya?

Jawab:

Gangguan depresi berat sekitar 25 % terjadi pada wanita. Terlepas dari kultur atau negara, prevalensi gangguan depresi berat dua kali lebih besar pada wanita dibandingkan laki-laki. Rata-rata usia onset untuk gangguan depresi berat kira-kira 40 tahun, 50 % dari semua pasien mempunyai onset antara 20 dan 50 tahun. Pada umumnya gangguan depresi berat terjadi paling sering pada orang tua yang tidak memiliki hubungan interpersonal yang erat atau berpisah

31. Bagaimana etiologi?

Jawab:

Faktor Genetik

Faktor Biologis

Faktor Psikososial

32. Bagaimana patofisiologi depresi?

Jawab:

Timbulnya depresi dihubungkan dengan peran beberapa neurotransmiter aminergik. Neurotransmiter yang paling banyak diteliti ialah serotonin. Konduksi impuls dapat terganggu apabila terjadi kelebihan atau kekurangan neurotransmiter di celah sinaps atau adanya gangguan sensitivitas pada reseptor neurotransmiter tersebut di post sinaps sistem saraf pusat

33. Bagaimana manifestasi klinis dari depresi?

Jawab: Gejala Utama

Afek depresif

Kehilangan minat dan kegembiraan

Kekurangan energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah

Gejala lainnya

Kosentrasi dan perhatian berkurang

Harga diri dan kepercayaan diri berkurang

Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna

Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis

Gagasan atau perbuatan membahayakan diri sendiri atau bunuh diri

Tidur terganggu

Nafsu makan berkurang

Untuk episode depresi dari ketiga tingkat keparahan tersebut diperlukan masa sekurang-kurangnya 2 minggu untuk menegakkan diagnosis, akan tetapi periode lebih pendek dapat dibenarkan jika gejala luar biasa beratnya dan berlangsung cepat

34. Bagaimana penegakkan diagnose?

Jawab:

Pada kasus ini digunakan Pedoman Diagnostik PPDGJ. Pada kasus ini terjadi depresi sedang dengan pedoman diagnostik

Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresi seperti pada episode depresi ringan

Ditambah sekurang-kurangnya 3 (dan sebaiknya 4) dari gejala lainnya

Lamanya seluruh episode berlangsung minimum sekitar 2 minggu

Menghadapi kesulitan nyata untuk meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan, dan urusan rumah tangga35. Bagaimana tatalaksananya?

Jawab: Hindari faktor stressor yang menyebabkan depresi

Rawat inap untuk kebutuhan prosedur diagnostik, mencegah risiko untuk bunuh diri, dan berkurangnya kemampuan pasien secara menyeluruh untuk asupan makanan dan tempat perlindungan

Terapi keluarga

Farmakoterapi

Golongan penghambat pelepasan selektif Serotonin Golongan Trisiklik Golongan penghambat pelepasan Serotonin dan Norepineprin Golongan penghambat pelepasan Norepineprin dan Dopamin Golongan kombinasi penghambat pelepasan dan reseptor blocker Golongan penghambat Monoamin oksidase Moclobemide Golongan Tetrasiklik Lainnya : Tianeptine, mempunyai struktur mirip trisiklik dan bekerja dengan meningkatkan pengambilan serotonin secara selektif.36. Bagaimana prognosisnya?Jawab:

Gangguan depresif merupakan gangguan yang bersifat kronik dan kambuh.

Kemungkinan prognosis baik, bila episode ringan, tidak ada gejala psikotik, singkatnya waktu rawat inap, indikator psikososial meliputi mempunyai teman akrab selama masa remaja, fungsi keluarga stabil, lima tahun sebelum sakit fungsi sosial secara umum baik, tidak adanya kormobiditas dengan gangguan psikiatri lainnya

Kemungkinan prognosis buruk, bila depresi berat bersamaan dengan distimik, penyalahgunaan alkohol dan zat lain, ditemukan gejala gangguan cemas, ada riwayat lebih dari sekali episode depresi sebelumnya

MAIN MAPPING

HIPOTESIS

Tn. Y 45 tahun mengalami depresi sedang dengan gejala somatic (F 32. 11) dan generalisata anxietas disorder (F 41.1)

Diagnosis Multiaksial tdd 5 aksis:

Aksis I

: F32.01 ( episode depresif sedangAksis II: Tidak ditemukanAksis III: Tidak ditemukan

Aksis IV: Masalah pekerjaan

Aksis V: 60-51 (gejala sedang (moderate), disabilitas sedangSINTESISSTRESS

Stressor dan jenis-jenis stressor

Stres adalah segala situasi dimana tuntunan non-spesifik mengharuskan seseorang individu untuk berespon atau melakukan tindakan.( Selye, 1976)

Stressor adalah Persepsi atau pengalaman individu terhadap perubahan besar menimbulkan stress. Stimuli yang mengawali atau mencetuskanperubahan. Stressor itu terdiri dari :

a. Stressor Internal

Contohnya: tumor, cacat bawaan, hipertensi, demam, kondisi seperti kehamilan atau menopause, atau suatu keadaan emosi seperti rasa bersalah,b. Stressor Eksternal

Contohnya: Marah kepada teman, konflik dengan orang tua. Perubahan berrmakna dalam suhu lingkungan,perubahan dalam peran keluarga atau sosial atau tekanan dari pasangan.c. Stessor Fisik

Contohnya : overdosis, virus, luka, suhu.d. Stessor Psikologis

Contohnya : takut operasi, cemas terhadap operasi, dan berduka karena kematian orang tua.

Model stress Model Stress berdasarkan stimulus

Model stimulus berdasarkan pada analogi sederhana dengan hukum elastisitas, Hooke menjelaskan hukum elastisitas untuk menguraikan bagaimana beban dapat menimbulkan kerusakan. Jika strain yang dihasilkan stress yang diberikan berada pada elastisitas dari material tersebut akan kembali ke kondisi semula, tetapi jika strain yang dihasilkan melampaui batas elastisitasnya maka kerusakan akan terjadi. Peningkatan model stimulus ini menganggap stress sebagai cirri-ciri dari stimulus lingkungan yang dalam beberapa hal dianggap mengganggu atau merusak, model yang digunakan pada dasarnya adalah stressor eksternal akan menimbulkan reaksi stress atau strain dalam diri individu. Pendekatan ini menetapkan stress sebagai sesuatu yang dipelajari dan menekankan pada stimulus apa yng merupakan diagnose stress. Hal ini memendang stress tanpa satu tuntutan yang beralasan, pasti mendatangkan stress tanpa memandang sumber daya individu. Kelemahan model stimulus ini adalah kegagalannya dalam memperhitungkan cara orang menyatakan realita dari stimulus lingkungan terhadap respon. Model stress berdasarkan Respon

Model ini mengidentifikasi stress sebagai respon individu terhadap stressor yang diterima. Selye (1982) menjelaskan stress sebagai respon non spesifik yang timbul terhadap tuntutan lingkungan, respon umum ini disebut sebagai General Adaptation Syndrome (GAS) dan dibagi dalam tiga fase yaitu :

Fase sinyal, fase perlawanan,fase keletihan. Reaksi alarm merupakan respon siaga (fight or flight). Pada fase ini terjadi peningkatan cortical hormone,emosi, dan ketegangan. Fase perlawanan (resistance) terjadi bila respon adaptif tidak mengurangi persepsi terhadap ancaman, reksi ini ditandai oleh hormone cortical yang tetap tinggi. Usaha fisiologis untuk mengatasi stress mencapai kapasitas penuh, dan perlawanan melalui mekanisme pertahanan diri dan strategi mengatasi stress. Sedangkan reaksi kelelahan yaitu perlawanan terhadap stress yang berkepanjangan mulai menurun, fungsi otak tergantung oleh perunahan metabolisme, system kekebalan tubuh menjadi kurang efisien dan penyakit yang serius mulai timbul saat kondisi menurun. Model Stress berdasarkan Transaksional

Pendekatan ini mengacu pada interaksi yang timbul antara manausia dan lingkungannya. Antarvariabel lingkungan dan individu terhadap proses penilaian kognitif (cognitive appraisal) yang menjadi mediatornya. Studi yang berlandaskan pada pendekatan ini menimbulkan bahwa kita tidak akan dapat memprediksi penampilan seseorang hanya dengan mengenali stimulus, individu bervariasi dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya yaitu dengan melakukan koping terhadap berbagai tuntutan. Tiga tahap dalam mengukur potensial yang mengandung stress yaitu pengukuran suatu situasi potensial mengandung stress:

a. Pengukuran primer : menggali persepsi individu terhadap masalah saat ia menilai tantangan atau tuntutan yang menimpanyab. Pengukuran Sekunder ; mengkaji kemampuan seseorang atau sumber-sumber tersedia disrahkan untuk mengatasi masalahc. Pengukuran Tersier; berfokus pada perkiraan keefektifan perkiraan koping dalam mengurangi dan menghadapi ancaman..

Tingkatan stres

Menurut Buku FON 1 :

1. Stres Ringan

Stress ringan adalah stressor yang dihadapi setiap orang secara teratur, seperti terlalu banyak tidur, kemacetan lalu lintas, kritikan dari atasan. Situasi seperti inibiasanya berlangsung beberapa menit atau jam.

2. Stres Sedang

Hal ini berlangsung lebih lama dari beberapa jam sampai beberapa hari. Misalnya, perselisihan yang tidak terselesaikan dengan rekan kerja, anak yang sakit, atau ketidak hadiran yang lama dari anggota keluarga merupakan situasi stress sedang.3. Stres Berat

Stres berat adalah situasi kronis yang dapat berlangsung beberapa minggu sampai beberapa tahun, seperti perselisihan perkawinan terus menerus, kesulitan financial yang berkepanjangan dan penyakit fisik jangka panjang. Makin sering dan makin lama situasi stress, makin tinggi resiko kesehatan yang ditimbulkan.(Wiebe & Williams, 1992).Menurut buku Keperawatan Jiwa : Iyus Yosep, S.Kp., M.Si.

1. Stress Tingkat I

Tahapan ini merupakan tingkat stress yang paling ringan, biasanya disertai dengan perasaan-perasaan sbb: Semangat besar

Penglihatan tajam tidak sebagaimana biasanya

Energy dan gugup berlebihan, kemampuan menyelesaikan pekerjaan lebih dari biasanya

2. Stress Tingkat II

Dalam tahapan ini dampak stress yang menyenagkan mulai menghilang dan timbul keluhan-keluhan dikarenakan cadangan energy tidak lagi cukup sepanjang hari misalnya:

Merasa letih sewaktu bangun pagi Merasa lelah sesudah makan siang Merasa Lelah menjelang sore hari Terkadang gangguan dalam sisitem pencernaan Perasaan tegang pada otot-otot punggung dan tengkuk3. Stress Tingkat III

Tahapan ini keluhan, keletihan semakin Nampak disertai dengan gejala-gejala : Gangguan usus lebih terasa ( sakit perut, mulas, sering ingin kebelakang)

Otot otot terasa lebih tegang

Perasaan tegang semakin meningkat

Gangguan tidur

Badan terasa oyong, seperti mau pingsan

4. Stress Tingkat IV

Tahapan ini sudah menunjukan keadaan yang lebih buruk dengan gejala :

Terasa sulit untuk bisa bertahan sepanjang hari

Kegiatan yang semula menyenagkan kini terasa sulit

Kehilangan kemampuan tentu menaggapi situasi, pergaulan sosial, dan kegiatan rutin lainnya

Tidur semakin sukar

Perasaan negatif vistik

Kemampuan berkonsentrasi menurun tajam

Perasaan takut yang tidak realistis

5. Stress Tingkat V

Tahapan ini merupakan keadaan yang lebih mendalam dari tahapan 4, yaitu : Keletihan yang mendalam

Untuk pekerjaan yang sederhana saja terasa kurang mampu

Gangguan system pencernaan lebih sering, sukar BAB atau feses cair dan sering kebelakang

Perasaan takut yang semakin menjadi

6. Stress Tingkat VI

Tahapan ini merupakan tahapan puncak yang merupakan keadaan gawat darurat, Yaitu : Debar jantung terasa amat keras, karena zat adrenalin yang dikeluarkan

Nafas sesak, megap-megap

Badan gemetar, tubuh dingin, keringat bercucuran

Tenaga untuk hal-hal ringan pun tidak kuasa lagi, pingsan atau collapsRespon fisiologi tubuh terhadap stress

1) Sistem Kardiovaskuler

Sistem jantung dan pembuluh darah atau kardiovaskuler dapat terganggu faalnya kiarena stress. Misalnya, jantung berdebar- debar, terjadi vasodilatasi atau vasokontriksi pembuluh darah sehingga yang bersangkutan namoak mukanya merah atau pucat. Pembuluh darah tepi terutama di bagian ujung jari-jari tangan atau kaki juga menyempit.2) ntegritas Kulit

Pada orang yang mengalami stress reaksi kulit bermacam-macam; pada kulit sebagian tubuh terasa panas atau dingin atau keringat berlebihan. Reaksi lain kelembaban kulit yang berubah, kulit menjadi lebih kering. Selain itu perubahan kulit lainnya adalah merupakan penyakit kulit seperti munculnya eksim, urtikaria (biduran), gatal-gatal, dan pada kulit muka sering timbul jerawat (acne) berlebihan; juga sering dijumpai kedua belah telapak tangan dan kaki berkeringat.3) System Respirasi

Pernafasan seseorang yang sedang mengalami stress dapat terganggu misalnya nafas terasa berat dan sesak disebabkan terjadi penympitan pada saluran pernafasan mulai dari hidung, tenggorokan, dan otot-otot rongga dada. Nafas terasa sesak dan berat diakrenakan otot-otot rongga dada mengalami spasme dan tidak atau kurang elastis sebagaimana biasanya. Sehingga ia harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk menarik nafas. Stress juga dapat memicu penyakit asma karena otot-otot pada saluran nafas paru-paru juga mengalami spasme.4) System Pencernaan

Orang yang mengalami stress seringkali mengalami gangguan pada system pencernaannya. Misalnya, pada lambung terasa kembung, mual, dan perih yang diakibatkan asam lambung berlebih (hyperacidity atau gastritis atau maag). Selain gangguan pada lambung tadi, gangguan juga dapat terjadi pada usus, sehingga yang bersangkutan merasakna mulas, sukar BAB atau diare.5) System Perkemihan.

Orang yang sedang menderita stress faal perkemihan (air seni) dapat juga terganggu. Yang sering dikeluhkan orang adalah frekuensi untuk buang air kecil lebih sering dari biasanya, meskipun ia bukan penderita kencing manis (diabetes mellitus).

6) System Otot dan Tulang

Stress dapat pula menjelma dalam bentuk keluhan-keluhan pada otot dan tulang (musculoskeletal). Yang bersangkutan sering mengeluh otot terasa sakit (keju) seperti ditusuk-tusuk, pegal dan tegang. Selain daripada itu keluhan keluhan pada tulang persendian sering pula dialami, misalnya rasa ngilu atau rasa kaku bila menggerakan anggota tubuhnya. Masyarakat awam sering mengenal gejala ini sebagai keluhan pegal-linu.7) System Endokrin

Gangguan pada sistem endokrin (hormonal) pada mereka yang mengalami stres adalah kadar gula yang meninggi, dan bila hal ini berkepanjangan bias mengakibatkan yang bersangkutan menderita penyakit kencing manis (diabetes mellitus); gangguan hormonal lain misalnya pada wanita adalah gangguan menstruasi yang tidak teratur dan rasa sakit (dysmenorrhoe).. Cara penanggulangan stress

Lima cara penting dalam mengatasi stress (Jalowiec,1993,Hal. 80):

Mencoba merasa optimis mengenai masa depan

Mengunakan dukungan social

Menggunakan sumber spiritual

Mencoba tetap mengontrol situasi maupun perasaan

Mencoba menerima kenyataan yang adaTerdapat beberapa cara lain atasi stress :

Fleksibel : Hidup penuh dengan berbagai kemungkinan dan tantangan, oleh karena itu tidak usah kaku atau tegang dalam menghadapinnya (hadapi dengan santai tetapi serius)

Berpikir positif : Meskipun tak semudah yang dibayangkan, berpikir positif itu sangat penting. Karena apabila kita selalu berpikiran negative seperti, rasa curiga yang berlebihan itu akan menjadikan beban mental pada diri, dan berujung dengan stress

Curhat pada teman : Cara ini dapat meringankan sedikit beban pikiran dalam diri.

Kenali masalah : Apabila kita dapat mengenali masalah, mak kita akan dapat mengatasi masalah tersebut dengan cepat

Adakan refreshing : Dengan melakukan hal tersebut beban dalam diri akan terasa

Sembahyang dan berdoa : Dapat menenangkan batin, rohani, dan jiwa serta pikiran menjadi tenang.INSOMNIA

DefinisiInsomnia adalah kesulitan untuk memulai atau mempertahankan tidur. Ada juga yang mendefinisikan sebagai gangguan atau kesulitan untuk tidur atau kesulitan untuk tetap tertidur, atau gangguan tidur yang membuat penderita merasa belum cukup tidur pada saat terbangun.KlassifikasiInsomnia dikelompokkan menjadi:

1. Insomnia primer, yaitu

Insomnia menahun dengan sedikit atau sama sekali tidak berhubungan dengan berbagai stres maupun kejadian. Insomnia primer didiagnosis jika keulah utama adalah tidur yang tidak bersifat menyegarkan atau kesulitan memulai atau mempertahankan tidur, dan keluhan ini terus berlangsung sedikitnya satu bulan. Istilah primer menunjukkan bahwa insomnia bebas dari adanya gangguan fisik atau psikologis.

2. Insomnia sekunder, yaitu suatu keadaan yang disebabkan oleh nyeri, kecemasan, obat, depresi atau stres yang hebat (Sindrom Insomnia karena penyebab)

Ada Tiga macam Insomnia:

a. Transient insomnia (insomnia sementara) yaitu kesulitan tidur hanya beberapa

malam

b. Insomnia akut (jangka pendek) yaitu kesulitan tidur dalam waktu dua atau empat minggu mengalami kesulitan tidur. Kedua jenis insomnia ini biasanya menyerang orang yang sedang mengalami stress, berada di lingkungan yang ribut-ramai, berada di lingkungan yang mengalami perubahan temperatur ekstrim, masalah dengan jadwal tidur-bangun seperti yang terjadi saat jetlag, efek samping pengobatan

c. Insomnia kronis yaitu kesulitan tidur yang dialami hampir setiap malam selama sebulan atau lebih. Salah satu penyebab chronic insomnia yang paling umum adalah depresi. Penyebab lainnya bisa berupa arthritis, gangguan ginjal, gagal jantung, sleep apnea, sindrom restless legs, Parkinson, dan hyperthyroidism. Namun demikian, insomnia kronis bisa juga disebabkan oleh faktor perilaku, termasuk penyalahgunaan caffein, alcohol, dan substansi lain, siklus tidur/bangun yang disebabkan oleh kerja lembur dan kegiatan malam hari lainnya, dan stres kronis

Bila ditinjau dari penyebabnya, Sindrom Insomnia dapat dibagi:

Sindrom Insomnia Psikik

Gangguan afektif bipolar dan unipolar (episode mania atau depresi), gangguan anxietas (panik dan fobia)

Sindrom Insomnia Organik

Hyperthyroidism, Putus Obat penekan SSP (benzodiazepine, phenobarbital, narkotika), zat perangsang SSP (Caffein, Ephedrine, Amphetamine) Sindrom Insomnia Situasional

Gangguan penyesuaian ditambah anxietas atau depresi, perubahan sleep-wake shcedule (jetlag, workshift), Stress Psikososial

Sindrom Insomnia Penyerta

Gangguan fisik ditambah insomnia (painproducing illness, paroxysmal nocturnal dyspnoe), Gangguan jiwa ditambah insomnia (Skizofenia, Paranoid)

EtiologiInsomnia bukan suatu penyakit, tetapi merupakan suatu gejala yang memiliki berbagai penyebab, seperti kelainan emosional,kelainan fisik dan pemakaian obat-obatan. Sulit tidur sering terjadi, baik pada usia muda maupun usia lanjut; dan seringkali timbul bersamaan dengan gangguan emosional, seperti kecemasan, kegelisahan, depresi atau ketakutan. Kadang seseorang sulit tidur hanya karena badan dan otaknya tidak lelah.

Pola terbangun pada dini hari lebih sering ditemukan pada usia lanjut.Beberapa orang tertidur secara normal tetapi terbangun beberapa jam kemudian dan sulit untuk tertidur kembali.Kadang mereka tidur dalam keadaan gelisah dan merasa belum puas tidur.Terbangun pada dini hari, pada usia berapapun, merupakan pertanda dari depresi.

Orang yang pola tidurnya terganggu dapat mengalami irama tidur yang terbalik, mereka tertidur bukan pada waktunya tidur dan bangun pada saatnya tidur. Selain itu, perilaku di bawah ini juga dapat menyebabkan insomnia pada beberapa orang:

Higienitas tidur yang kurang secara umum

Kekhawatiran tidak dapat tidur

Mengkonsumsi caffein secara berlebihan

Minum alkohol sebelum tidur

Merokok sebelum tidur

Tidur siang/sore yang berlebihan

Jadwal tidur/bangun yang tidak teratur

GejalaPenderita mengalami kesulitan untuk tertidur atau sering terjaga di malam hari dan sepanjang hari merasakan kelelahan. Insomnia bisa dialami dengan berbagai cara:

Sulit untuk tidur

Tidak ada masalah untuk tidur namun mengalami kesulitan untuk tetap tidur (sering bangun)

Bangun terlalu awal

Kesulitan tidur hanyalah satu dari beberapa gejala insomnia. Gejala yang dialami waktu siang hari adalah:

Mengantuk

Resah

Sulit berkonsentrasi

Sulit mengingat

Gampang tersinggungTatalaksanaTerapi insomnia merupakan salah satu terapi yang paling sulit pada gangguan tidur. Ketika komponen yang dipelajari jelas, teknik deconditioning mungkin berguna. Pasien diminta menggunakan tempat tidurnya hanya untuk tidur dan bukan untuk hal lain. Jika mereka tidak tertidur setelah lima menit berada di tempat tidur, mereka di8minta segera bangun dan melakukan hal yang lain. Apabila terapi ini tidak manjur maka diberikan obat anti-insomnia.Obat anti-insomnia memiliki sinonim sebagai obat hipnotik. Golongan obat ini menyebabkan depresi SSP menyeluruh. Agen ini dapat mengakibatkan peningkatan toleransi pada penggunaan kronik dan memiliki kecenderungan ketergantungan psikologis maupun fisik. Agen ini digunakan untuk penatalaksanaan jangka pendek pada berbagai tingkat anxietas dan untuk mengobati insomnia. Berikut adalah sediaan obat anti-insomnia dan dosis anjuran:No.Nama GenerikNama DagangSediaanDosis Anjuran

1.NitrazepamDUMOLID (Alpharma)Tab 5 mg5-10 mg/malam

2.ZolpidemSTILNOX

(Sanofi-Aventis)

ZOLMIA (Fahrenheit)Tab 10 mg

Tab 10 mg10-20 mg/malam

3.EstazolamESILGAN (Takeda)Tab 1 mg

Tab 2 mg1-2 mg/malam

.4FlurazepamDALMADORM (Veleant)Tab 15 mg15-20 mg/malam

Indikasi penggunaan obat golongan ini bila kita sudah menegakkan diagnostik gejala sasaran (sindrom insomnia) yaitu:

Membutuhkan waktu lebih dari jam untuk tertidur (trouble in falling asleep) atau tidur kembali setelah terbangun (sleep continuity interruption) sehingga siklus tidur tidak utuh dan menimbulkan keluhan gangguan kesehatan

Hendaya dalam fungsi kehidupan sehari-hari, bermanifestasi dalam gejala:

Penurunan kemampuan kerja

Hubungan sosial

Melakukan kegiatan rutin

Mekanisme Kerja

Proses Tidur merupakan suatu siklus yang terdiri dari:

Stadium Jaga (Wake, Gelombang Beta)

Stadium 1 (Gelombang Alfa, Theta)

Stadium 2 (Gelombang Delta 20%)

Stadium 3 (Gelombang Delta 20-50%)

Stadium 4 (Gelombang Delta >50%/Delta Sleep)

Stadium REM (Rapid Eye Movement/REM Sleep)

Pada keadaan:

Tidur Ringan: Stadium 1 dan 2

Tidur Dalam: Stadium 3 dan 4 (Non-REM Sleep)

Tidur Dangkal: Stadium REM (Terjadi mimpi)

Obat golongan benzodiazepine tidak menyebabkan REM Supression and Rebound. Pada kasus depresi terjadi pengurangan delta sleep (gel delta