56
SKENARIO D Mrs. Neny, 62 years old female, complains of two episodes of urinary incontinence. On both occasions, she was unable to reach a bathroom in time to prevent loss of urine. The first episode occurred when she was in her car and the second while she was in a shopping mall. She is reluctant to go out because of this problem urge incontinence. She has no menstrual periode since she was 50. Within the last month, her husband died and ever since she stayed with a housemaid. Physical examination found the body weight is 75 kg, height is 156 cm, the blood pressure is 150/80 mmHg, apical-radial pulse deficit, body temperature is 36,5 C, there is no exertional dyspnea, fatigue, and headache. Laboratory finding is within normal limit. Lumbal densitometry is -3,0 and femoral densitometry is -2,7. Geriatric Depression Scale (GDS) 6. MMSE score is 26. So far, she was in treatment of captopril 12,5 mg, 2 times daily. Klarifikasi istilah: 1. 62 years old female: Usia lanjut (usia > 60 tahun) 2. Urinary incontinence: Keluarnya urin secara involunter yang menimbulkan masalah sosial dan higiene serta secara objektif tampak nyata 3. Loss of urine: Keluarnya air seni secara tidak disadari 4. The first episode: Episode awal 5. Urge Incontinence: Inkontinensia urgensi, Ketidakmampuan untuk menunda pengeluaran air kemih lebih dari beberapa menit setelah penderita merasakan kandung kemihnya penuh 6. No menstrual periode: Menopause 7. Apical-radial pulse deficit: denyut nadi yang tidak sama antara apex kordis dengan ateri radialis (atrial fibrilasi), biasanya jumlah denyut jantung lebih besar daripada jumlah denyut nadi 8. Exertional dyspnea: Sesak napas saat melakukan aktivitas 9. Fatigue: Mudah lelah 10. Headache: Sakit kepala Lumbal densitometry: Pengukuran kepadatan tulang belakang, biasanya yang dipakai adalah DXA(dual energy x-ray asbsorptimetry). Pada wanita, untuk mengetahui densitas mineral tulang vertebra biasanya dilakukan pada L2-L4,

Skenario D Blok 18 L6

Embed Size (px)

Citation preview

SKENARIO DMrs. Neny, 62 years old female, complains of two episodes of urinary incontinence. On both occasions, she was unable to reach a bathroom in time to prevent loss of urine. The first episode occurred when she was in her car and the second while she was in a shopping mall. She is reluctant to go out because of this problem urge incontinence. She has no menstrual periode since she was 50. Within the last month, her husband died and ever since she stayed with a housemaid. Physical examination found the body weight is 75 kg, height is 156 cm, the blood pressure is 150/80 mmHg, apical-radial pulse deficit, body temperature is 36,5 C, there is no exertional dyspnea, fatigue, and headache. Laboratory finding is within normal limit. Lumbal densitometry is -3,0 and femoral densitometry is -2,7. Geriatric Depression Scale (GDS) 6. MMSE score is 26. So far, she was in treatment of captopril 12,5 mg, 2 times daily.Klarifikasi istilah:1. 62 years old female: Usia lanjut (usia > 60 tahun)2. Urinary incontinence: Keluarnya urin secara involunter yang menimbulkan masalah sosial dan higiene serta secara objektif tampak nyata3. Loss of urine: Keluarnya air seni secara tidak disadari4. The first episode: Episode awal5. Urge Incontinence: Inkontinensia urgensi, Ketidakmampuan untuk menunda pengeluaran air kemih lebih dari beberapa menit setelah penderita merasakan kandung kemihnya penuh6. No menstrual periode: Menopause7. Apical-radial pulse deficit: denyut nadi yang tidak sama antara apex kordis dengan ateri radialis (atrial fibrilasi), biasanya jumlah denyut jantung lebih besar daripada jumlah denyut nadi8. Exertional dyspnea: Sesak napas saat melakukan aktivitas9. Fatigue: Mudah lelah10. Headache: Sakit kepalaLumbal densitometry: Pengukuran kepadatan tulang belakang, biasanya yang dipakai adalah DXA(dual energy x-ray asbsorptimetry). Pada wanita, untuk mengetahui densitas mineral tulang vertebra biasanya dilakukan pada L2-L4, sedangkan untuk mengetahui kekuatan daerah panggul dilakukan pada columna femoris11. Femoral densitometry: Pengukuran kepadatan tulang panggul12. GDS: Geriatric Depression Scale, Skala depresi pada geriatrik13. MMSE score: Mini Mental State Examination score, Suatu tes untuk memeriksa keadaan mental usila (> 60 tahun)Identifikasi masalah: 1. Mrs. Neny 62 tahun, usila, mengeluh 2 kali inkontinensia urin2. Pada kedua episode, dia mengaku tidak dapat mencapai kamar mandi tepat waktu Episode 1 Saat dalam mobilEpisode 2 Saat sedang belanja di mall3. Dia ragu untuk bepergian karena masalah inkontinensia4. Dia berhenti menstruasi sejak umur 50 tahun5. Suaminya meninggal 1 bulan yang lalu dan sekarang ia tinggal dengan pembantunya.6. Pemeriksaan fisik: body weight is 75 kg, height is 156 cm, the blood pressure is 150/80 mmHg, apical-radial pulse deficit, body temperature is 36,5 C, there is no exertional dyspnea, fatigue, and headache7. Pemeriksaan lab: Laboratory finding is within normal limit8. Pemeriksaan tambahan: Lumbal densitometry is -3,0 and femoral densitometry is -2,7. Geriatric Depression Scale (GDS) 6. MMSE score is 26.9. Riwayat pengobatan: captopril 12,5 mg, 2 times dailyAnalisis masalah: 1. Apa etiologi secara umum terjadinya inkontinensia urin pada geriatrik? JenisDefinisiPenyebab

Inkontinensia desakan (urge)Ketidakmampuan untuk menunda pengeluaran air kemih lebih dari beberapa menit setelah penderita merasakan kandung kemihnya penuh Infeksi saluran kemih Kandung kemih yg terlalu aktif Penyumbatan aliran kemih Batu & tumor kandung empedu Obat, terutama diuretik

Inkontinensia karena stresKebocoran air kemih, biasanya berupa pancaran kecil, yg disebabkan oleh meningkatnya tekanan di dalam perut, yg terjadi pada saat penderita batuk, tertawa, mengedan, bersin atau mengangkat benda berat Kelemahan pada sfingter (otot yg mengendalikan aliran kemih dari kandung kemih) Pada wanita, berkurangnya tahanan terhadap aliran kemih melalui uretra, biasanya karena kekurangan estrogen Perubahan anatomis yg disebabkan oleh melahirkan banyak anak atau pembedahan panggul Pada pria, pengangkatan prostat atau cedera pada bagian atas uretra atau leher kandung kemih

Inkontinensia aliran berlebihPenimbunan air kemih dalam kandung kemih yg terlalu banyak sehingga sfingter tidak mampu menahannya dan terjadi kebocoran yg hilang-timbul, seringkali tanpa sensasi kandung kemih Penyumbatan aliran air kemih, biasanya disebabkan oleh pembesaran atau kanker prostat (pada pria) & karena penyempitan uretra (pada anak-anak) Kelemahan otot kandung kemih Kelainan fungsi saraf Obat-obatan

Inkontinensia totalKebocoran berkesinambungan karena sfingter tidak menutup Cacat bawaan Cedera pada leher kandung kemih (misalnya karena pembedahan)

Inkontinensia psikogenikHilangnya pengendalian karena kelainan psikisGangguan emosional (misalnya depresi)

Inkontinensia campuranGabungan dari berbagai keadaan diatasBanyak wanita yg mengalami inkontinensia campuran antara stress & desakanGabungan dari berbagai penyebab diatas

2. Bagaimana mekanisme inkontinensia urin beserta anfis patologisnya? Yang penting mengatur urinasi itu pengaturan sentral: simpatis untuk menyimpan urin dimana adrenergic reseptor relax bladdernya dan mengatur internal sfingter; somatic untuk mengatur urogenital diafragma dan external sfingter; parasimpatis itu untuk kontraksi detrussor. Saat berkemih yang terjadi itu kontraksi detrussor oleh parasimpatis dan relaksasi sphincter oleh simpatis dan somatic. Sedangkan menahan urin dengan relaksasi detrussor oleh inhibisi parasimpatis,pembukaan sphincter internal oleh simpatis dan sphincter external oleh somatic. ACEI menyebabkan batuk kronik sehingga akan menyebabkan stress incontinence. Depresi itu penyebab inkontinensia dari sleep related

3. Bagaimana mekanisme dan interpretasi dua episode inkontinensia yang terjadi pada Mrs. Neny? Sintesis4. Apa dampak dari inkontinensia urgensi dari berbagai aspek? DAMPAK PSIKOLOGIS IU : gangguan tidur, masalah psiko sosial seperti depresi, mudah marah, dan rasa terisolasi,

DAMPAK LAIN INKONTINENSIA URINa) FisikKeterbatasan atau penghentian aktivitas fisikb) Pekerjaan Tidak masuk kerja Produktivitas menurunc) Seksual Menghindari aktivitas seksual dan keintimand) Psikologis Rasa bersalah/depresi Kehilangan rasa percaya diri Ketakutan menjadi beban bagi orang laine) Pribadi Harus selalu menyiapkan pakaian dalam pengganti, pembalut Harus berhati-hati dalam berpakaian, jangan sampai terlihat basahf) Sosial Interaksi sosial menurun Tidak bisa bepergian dengan bebas, harus ditempat yang memiliki toilet

5. Apa hubungan, interpretasi, dan dampak menopause pada usia 50 tahun dengan keluhan sekarang? HUBUNGAN MENOPAUSE DENGAN INKONTINENSIA URIN Pada wanita pasca menopouse karena menipisnya mukosa disertai dengan menurunnya kapasitas, kandung kemih lebih rentan dan sensitif terhadap rangsangan urine, sehingga akan berkontraksi tanpa dapat dikendalikan keaadan ini disebut over active bladder. Menopause kadar estrogen terjadi atrofi pada saluran kemih bag.bawah sehingga otot penyangga uretra dan sal.kemih menjadi lemah hilangnya tonus otot uretra akibat penurunan estrogen akibatnya Terjadi gangguan penutupan uretra dan Perubahan pola aliran urin menjadi tidak normal sehingga Fungsi kandung kemih tidak dapat dikendalikan Hubungan menopause dengan kasus inkontinensia urin Pada orang yang menopause diketahui telah terjadi perubahan-perubahan anatomis dan fisiologis pada system urogenital bawah. Perubahan-perubahan tersebut berkaitan dengan menurunnya kadar estrogen. Perubahan tersebut meliputi, peningkatan fibrosis dan kolagen pada dinding kandung kemih sehingga mengakibatkan fungsi kontraktil tidak efektif lagi, selain itu juga terjadi atrofi mukosa, perubahan vaskularisasi submukosa, dan menipisnya lapisan otot uretra mengakibatkan menurunya takanan penutupan uretra dan tekanan outflow6. Apa hubungan keluhan sekarang dengan kematian suami 1 bulan yang lalu dan tinggal dengan pembantu? Keadaan berkabung/berduka dan hanya tinggal berdua dengan pembantunya menjadi salah satu faktor risiko depresi,namun untuk terjadi depresi itu sendiri diperlukan faktor risiko yang multipel. Keadaan ini sedikit banyak memengaruhi psikologis Ny. Neny

7. Bagaimana interpretasi dan mekanisme abnormal dari pemeriksaan fisik (TB, BB, BMI, BP (Klasifikasi JNC VII), Body Temp., Apical-Radial Pulse Deficit)? INTERPRETASI HASIL PEMERIKSAAN FISIKPemeriksaanKasusNilai normalInterpretasi

BB & TB75 kg & 156 cmHitung BMI = BB / TB2= 75(1,56)2= 30,8 kg/m2

TD150/80 mmHg< 140/70 mmHgHipertensi sistolik terisolasi (HST)

PulseApical-radial pulse deficit-Terjadi perbedaan irama antara nadi yang diperiksa di apical (jantung) dan radial menandakan aritmia Fibrilasi Atrial

Suhu tubuh36,5 C36,5-37,5 CNormotermi

Exertional dyspnea--Tidak ada ggn paru

Fatigue--Normal

Headache--Normal

Penjelasan :BMI 30,81 = 30,9 (obese II) :Pasien hipertensi yang gemuk mempunyai prognosis lebih baik dibandingkan pada yang kurus. Karena pada hipertensi gemuk peningkatan TD dikarenakan peningkatan volume plasma, sedangkan pada hipertensi tidak gemuk disebabkan oleh peningkatan sistem simpatis dan renin angiotensin.Obese peningkatan vol plasma hipertensi.BMI (kg/ m2)Kategori

< 18,5Underweight

18,5 22,9Normal

23- 24,9Overweight

25-29,9Obese I

> 30Obese II

Tabel : klasifikasi BMI menurut WHO

Obesitas a. Dengan meningkatnya usia terjadi massa lemak total serta berkurangnya massa tubuh kering dan massa tulang. Di sisi lain, dengan bertambahnya usia aktivitas tubuh 30Obese II

Tabel klasifikasi BMI menurut WHO

P. Penunjang: pemeriksaan laboratorium: Profil lipid

Pada wanita antara usia 55-60 tingkat metabolisme basal dan pengeluaran untuk aktivitas fisik menurun saat memasuki usia dewasa. Akan tetapi asupan kalori tidak diimbangi sehingga berat badan meningkatc. Dengan meningkatnya usia terjadi massa lemak total serta berkurangnya massa tubuh kering dan massa tulang. Di sisi lain, dengan bertambahnya usia aktivitas tubuh