21
UNIVERSITAS INDONESIA REVIU SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PADA BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA (BEM) FE UI TUGAS AKHIR AUDIT INTERNAL DOSEN: M. MALIK S.E., M.Ak., CPMA, CIA / M. ICHSAN M.Si DISUSUN OLEH: STEPHANIE INDAH MULYA 1106060646 INEZ BELINDA WIDJAJA 1106060652 IDWAL DION 1106060702 DIONISIUS DENIZAR 1106060721 VINSENSIUS MARIO GRANITO 1106060860 FAKULTAS EKONOMI DEPOK DESEMBER 2014

Tugas Internal Audit - Kelompok 5

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Reviu pengendalian internal

Citation preview

  • UNIVERSITAS INDONESIA

    REVIU SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PADA

    BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA (BEM) FE UI

    TUGAS AKHIR AUDIT INTERNAL

    DOSEN: M. MALIK S.E., M.Ak., CPMA, CIA / M. ICHSAN M.Si

    DISUSUN OLEH:

    STEPHANIE INDAH MULYA 1106060646

    INEZ BELINDA WIDJAJA 1106060652

    IDWAL DION 1106060702

    DIONISIUS DENIZAR 1106060721

    VINSENSIUS MARIO GRANITO 1106060860

    FAKULTAS EKONOMI

    DEPOK

    DESEMBER 2014

  • STATEMENT OF AUTHORSHIP

    Kami yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa makalah terlampir adalah

    murni hasil pekerjaan kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang kami gunakan tanpa

    menyebutkan sumbernya.

    Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk makalah pada

    mata ajaran lain kecuali kami menyatakan dengan jelas bahwa kami menyatakan

    menggunakannya.

    Kami memahami bahwa tugas yang kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau

    dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.

    Mata ajar : Audit Internal

    Judul makalah/tugas : Reviu Sistem Pengendalian Internal pada Badan Eksekutif

    Mahasiswa (BEM) FE UI

    Tanggal : 15 Desember 2014

    Dosen : M. Malik S.E., M.Ak., CPMA, CIA / M. Ichsan M.Si

    Anggota Kelompok :

    Nama : Stephanie Indah Mulya

    NPM : 1106060646

    TTD :

    Nama : Inez Belinda Widjaja

    NPM : 1106060652

    TTD :

    Nama : Idwal Dion

    NPM : 1106060702

    TTD :

  • Nama : Dionisius Denizar

    NPM : 1106060721

    TTD :

    Nama : Vinsensius Mario Granito

    NPM : 1106060860

    TTD :

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Universitas Indonesia sebagai salah satu universitas terbaik di Indonesia memiliki

    tujuan untuk mempertahankan reputasi sebagai yang terbaik di Indonesia dengan

    menghasilkan kualitas lulusan yang mampu bersaing di pasar global dan kualitas riset yang

    bertaraf internasional serta menghasilkan produk Research and Development yang dapat

    mendukung daya saing Internasional. Tujuan ini tentu sangat menitikberatkan Mahasiswa-

    nya sebagai sentral dari kekuatan Universitas Indonesia berdiri.Mahasiswa menjadi peran

    sentral dalam kehidupan universitas. Tugas dan tanggung jawab bagi Universitas Indonesia

    untuk mencetak lulusan yang berkualitas dan berkiprah baik di tingkat nasional maupun

    internasional dapat dilihat dari bagaimana proses pembentukan mahasiswa yang berkualitas

    dengan berbagai fasilitas untuk tumbuh kembang lewat aktivitas kemahasiswaan yang

    menunjang prestasi akademis seperti lembaga kemahasiswaan yang menjadi wadah tumbuh

    kembang kehidupan sosial mahasiswa.

    Secara khusus pada Fakultas Ekonomi, berbagai jenis lembaga kemahasiswaan

    ditawarkan bagi mahasiswa untuk dapat berkembang dengan seimbang antara kehidupan

    akademis dengan kehidupan non-akademis.

    Lembaga kemahasiswaan di Fakultas Ekonomi pada dasarnya dibagi atas Badan

    Perwakilan Mahasiswa (BPM) dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Badan Otonom

    (BO), dan Badan Semi Otonom (BSO). Secara khusus, penulis ingin meneliti Badan

    Eksekutif Mahasiswa (BEM) terkait keberadaan divisi kontrol internal apakah sudah efektif

    jika diteliti dengan acuan Institute of Internal Auditor(IIA). Peninjuan dilakukan dengan

    alasan ada begitu besar dana yang besar dalam bentuk block grant yang diberikan oleh pihak

    dekanat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia kepada BEM FE UI yang diberi tanggung

    jawab untuk mengelola dana dan digunakan dengan kesesuaian kebutuhan yang telah

    diperhitungkan dan diajukan sebelumnya kepada pihak Dekanat dalam bentuk

    reimbursement. Oleh sebab itu, tim kontrol internal yang dimiliki BEM FE UI perlu ditinjau

    efektivitas nya agar mengurangi risiko adanya error maupun fraud yang material.

  • 2

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    Brinks Modern Internal Auditing 7th Edition, Chapter 3 -Internal Control Framework:

    The COSO Standard

    Pemahaman serta implementasi pengendalian internal yang efektif adalah prinsip

    dasar dari audit internal. Sistem internal control sudah dan akan terus menjadi dasar dari

    aspek operasional maupun akuntansi proses bisnis serta proses internal audit yang tidak

    terlepas dari evaluasi dan penilaian terhadap tingkatan kontrol. Eksternal auditor seringkali

    menggunakan istilah internal control, sedangkan internal auditor menggunakan istilah

    kontrol. Pada tahun 1970, serangkaian kejadian di Amerika Serikat memicu pengembangan

    kerangka kerja internal kontrol oleh Committee of Sponsoring Organizations (COSO).Pada

    mulanya digunakan oleh eksternal auditor untuk melakukan penilaian terhadap internal

    kontrol, dan kemudian pengembangan penilaian internal kontrol melalui Sarbanes-Oxley Act

    (SOX). Pemahaman akan kerangka kerja internal kontrol COSO menjadi kunci pengetahuan

    yang diperlukan oleh auditor internal.

    Pentingnya Kontrol Internal yang Efektif

    Kontrol Internal adalah proses yang diimplementasi oleh manajemen yang didesign

    untuk memberikan keyakinan wajar terhadap beberapa hal, yaitu informasi finansial dan

    operasional yang terpercaya; kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur, hukum serta

    regulasi; pengamanan aset; efisiensi operasional; pencapaian misi, tujuan dan goal dari

    perusahaan; dan integritas dan nilai etika. Pengertian tersebut mengakui bahwa fungsi kontrol

    internal melebihi hanya fungsi akuntansi dan keuangan, namun keseluruhan proses dalam

    perusahaan

    Latar Belakang Standard Kontrol Internal

    Pengertian kontrol internal saat ini sangat jelas dengan adanya kerangka kerja COSO,

    namun tidak begitu sampai tahun 1980an. Sebelumnya, kontrol internal diartikan sebagai:

    internal control comprises the plan of enterprise and all of the coordinate meth- ods and

    measures adopted with a business to safeguard its assets, check the accuracy and reliability

    of its accounting data, promote operational efficiency, and encourage adherence to

    prescribed managerial policies.

  • 3

    Dengan seiringnya waktu, pengertian dan regulasi terkait terus diperbaharui.

    Beberapa aturan diantaranya adalah: Foreign Corrupt Practices Act of 1977 dan AICPA SAS

    No.1. Perubahan yang dilakukan terus membimbing pada peningkatan relevansi akan fungsi

    kontrol internal itu sendiri sampai akhirnya pada kerangka kerja kontrol internal COSO

    seperti yang kita ketahui saat ini.

    Kerangka Kerja Kontrol Internal COSO

    COSO mendeskripsikan konsep kontrol internal secara multidimensi, yaitu:

    Internal control is a process, affected by an entitys board of directors, manage- ment, and

    other personnel, designed to provide reasonable assurance regarding the achievement of

    objectives in the following categories: effectiveness and efficiency of operations; reliability of

    financial reporting; and compliance with applicable laws and regulations.

    Berdasarkan definisi yang sangat umum terhadap kontrol internal tersebut, COSO

    menggunakan model tiga dimensi untuk menjelaskan sistemnya pada perusahaan. Terdiri dari

    lima tingkatan pada muka serta tiga komponen utama dari kontrol internal pada bagian atas

    model. Model tiga dimensi COSO terlihat melalui gambar dibawah:

    Sumber: Brinks Modern Internal Auditing 7th Editio

    I. Control Environment

  • 4

    COSO menggambarkan lingkungan sebagai fondasi utama yang mempunyai pengaruh

    terhadap bagaimana kegiatan perusahaan disusun (struktur) serta bagaimana risiko

    dikaji.Lingkungan juga merupakan dasar dari komponen-komponen lainnya dari kontrol

    internal.Lingkungan pula mencerminkan keseluruhan sikap, kesadaran serta tindakan yang

    dilakukan oleh dewan direksi, manajemen serta pihak-pihak lain yang

    berkepentingan.Budaya perusahaan seringkali menjadi hal yang mempunyai pengaruh besar

    terhadap penciptaan lingkungan. Sebagai contoh, manajemen senior yang mempunyai

    kebiasaan melakukan suap terhadap pihak yang berkaitan akan pula memberi insentif bagi

    subordinatnya untuk melakukan hal serupa. Aspek-aspek lainnya yang mempengaruhi

    lingkungan adalah: integritas dan nilai etika; komitmen dan kompetensi; dewan direksi dan

    komite audit; filosofi dan ragam operasional yang dianut manajemen; struktur organisasi;

    pengarahan otoritas dan tanggung jawab; kebijakan sumber daya manusia dan praktisnya; dan

    perspektif lingkungan kontrol menurut COSO.

    Sumber: Brinks Modern Internal Auditing 7th Edition

    II. Risk Assessment

    Bagian diatas fondasi kontrol adalah penilaian terhadap risiko.Ketercapaian objektif

    perusahaan seringkali berisiko gagal oleh faktor-faktor internal maupun eksternal. Dengan

    memahami dan mampu mengelola lingkungan risiko, maka tingkat ketercapaian tujuan akan

    lebih tinggi. COSO kemudian membagi risiko dalam tiga perspektif, yaitu: risiko yang

    disebabkan oleh faktor eksternal; risiko yang disebabkan oleh faktor internal; dan risiko pada

    tingkat atau unit bisnis tertentu.

    Proses penilaian dan pengkajian risiko dijelaskan COSO melalui tiga tahapan, yaitu:

    melakukan estimasi terhadap signifikansi risiko; menilai kemungkinan atau frekuensi

  • 5

    terjadinya risiko; dan mencari cara pengelolaan risiko serta tindakan yang harus

    diambil.Seringkali dalam melakukan penilaian terhadap risiko, manajemen dalam kondisi

    kekurangan substansi dalam pengkajian.Hal ini menyebabkan dalam pengkajian risiko,

    terutama untuk hal-hal yang sifatnya baru memiliki kemungkinan besar tidak dilakukan

    dengan tepat.

    III. Control Activities

    Tingkat berikutnya pada model tiga dimensi COSO disebut aktivitas kontrol.Yang

    dimaksud dengan aktivitas kontrol adalah kebijakan dan prosedur yang memastikan tindakan

    yang diambil akan mengurangi risiko. Berikut adalah jenis-jenis aktivitas kontrol: top-level

    reviews; fungsi dan aktivitas langsung manajemen; pemprosesan informasi; kontrol fisik;

    indikator kinerja; dan pemisahan kewenangan.

    IV. Communications and Information

    Informasi yang tepat didukung dengan sistem IT yang baik, kemudian

    dikomunikasiakn secara vertical dalam perusahaan sehingga para pekerja bisa melakukan

    tanggung jawabnya.

    Relationship of Information and Internal Control

    Sebuah perusahaan memerlukan informasi pada semua tingakatan untuk mendapatkan

    tujuan operasi, keuangan, dan kepatuhan.COSO IT System kontrol internal harus

    menekankan pentingnya menyimpan informasi dan sistem pendukung untuk menyokong

    perubahan pada banyak tingkatan.

    The Communications Aspect of Internal Control

    COSO menempatkan komunikasi diluar elemen internal kontrol. Komunikasi

    diletakan pada posisi board termasuk hubungan mereka dengan individu atau kelompok lain

    akan ekspektasi mereka.

    COSO memiliki beberapa sudut pandang akan komunikasi yaitu komponen internal,

    komponen eksternal, serta maksud dan cara berkomunikasi.

    V. Monitoring

    Monitoring sudah lama merupakan peran dari internal auditor namun COSO

    membawa pandangan yang lebih luas dari monitoring.COSO kontrol internal sadar bahwa

    prosedur dan sistem yang diimplementasikan berubah dengan sejalannya waktu. Menurut

  • 6

    COSO evaluasi dapat dilakukan dengan: Ongoing Monitor Activities; Separate Internal

    Control Evaluation, walaupun COSO menekankan pada ongoing monitoring namun dalam

    kurun waktu tertentu ada baiknya juga melakukan evaluasi secara terpisah/khusus; Reporting

    Internal Control Deficiencies, berdasarkan COSO, segala kecacatan atau kesalahan pada

    kontrol internal harus dilaporkan kepada individu yang bisa mengambil keputusan. Namun

    pada prakteknya hal ini sulit untuk dilakukan.

    Other Dimensions of the COSO Internal Controls Framework

    Dimensi lain dari kerangka kerja COSO adalah:

    Reliability of financial reporting

    Compliance with applicable laws and regulations

    Effectiveness and efficiency of operations

    Seringkali, dalam melihat kerangka kerja kontrol internal COSO, manajemen sering

    lupa bahwa kerangka kerja tersebut merupakan model tiga dimensi, sehingga melupakan

    dimensi satunya.Dimensi ketiga menjelaskan bahwa kontrol internal harus diaplikasikan

    dalam seluruh unit operasi dan harus mencakup tiga faktor kontrol internal; efektivitas,

    keterpercayaan laporan keuangan serta kesesuaian dengan regulasi. Kerangka kerja tersebut

    mengharuskan aplikasi dari ketiga dimensi yang ada dalam model COSO, tanpa

    menghiraukan dimensi manapun.

    Standar Internasional untuk Praktik Profesional Audit Internal berdasarkan IIA

    Praktik pengendalian internal dan audit internal dilakukan dalam berbagai macam

    entitas yang tentunya memiliki budaya, pengertian, dan prosedurnya masing-masing. Maka

    dari itu untuk standarisasi dan benchmark diperlukanlah standar internal audit.Penulis

    menggunakan Standar Internasional untuk Praktik Profesional Audit Internal yang

    dikeluarkan oleh IIA.Penulis menjabarkan standar-standar yang relevan dengan topik ini.

    Standar Atribut

    1000 Tujuan, Kewenangan, dan Tanggung Jawab

    Tujuan, kewenangan, dan tanggung jawab dari aktivitas audit internal harus

    dinyatakan secara formal dalam suatu Charter Audit. Kepala Audit Internal harus

    melaksanakan review secara berkala atas Piagam Audit Internal, dan menyampaikannya

  • 7

    kepada Pimpinan atau Manajemen Senior dan Dewan Pengawas organisasi untuk

    mendapatkan pengesahan/persetujuannya.

    1100 Independensi dan Objektivitas

    Aktivitas audit internal harus independen, dan auditor internal harus bersikap objektif

    dalam melaksanakan pekerjaannya. Independensi dapat dibagi menjadi independensi

    organisasi (1110) & objektivitas individu (1120). Independensi organisasi dinilai dari Kepala

    Audit Internal (Chief Audit Excecutive) yang harus melapor ke suatu tingkatan tertentu dalam

    organisasi yang memungkinkan aktivitas audit internal dapat memenuhi tanggung jawabnya,

    sementara objektivitas individu yaitu auditor Internal harus memiliki sikap yang tidak

    memihak, tidak bias serta menghindari benturan kepentingan dalam bentuk apapun.

    1200 Keahlian dan Kecermatan Profesional

    Penugasan harus dilakukan dengan menggunakan keahlian dan kecermatan secara

    profesional.Keahlian yaitu auditor internal harus memiliki pengetahuan, keterampilan, dan

    kompetensi lainnya yang dibutuhkan untuk menjalankan fungasi dan tanggung jawab

    individualnya. Kecermatan profesional yaitu auditor internal harus menerapkan kecermatan

    dan keahlian yang diharapkan dari seorang auditor internal dengan kehati-hatian dan

    kompetensinya.

    1230 - Pengembangan Profesional yang Berkelanjutan

    Auditor internal harus meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, dan kompetensi

    lainnya melalui pengembangan professional berkelanjutan.

    1300 Program Quality Assurance dan Penyempurnaan

    Kepala Audit Internal harus mengembangkan dan memelihara Program Penjaminan

    Kualitas (quality assurance) dan Program Pengembangan yang meliputi seluruh aspek

    aktivitas audit internal. Program ini menilai efisiensi dan efektivitas aktivitas audit internal

    dan mengidentifikasi peluang dilakukannya peningkatan. Review dilakukan baik secara

    internal (1311) maupun eksternal (1312). Tinjauan (review) internal dapat dilakukan melalui

    penilaian diri sendiri (self assessment) atau oleh pihak lain di dalam organisasi yang memiliki

    pengetahuan cukup memadai mengenai praktik audit internal. Sementara itu review eksternal

    harus dilakukan setidaknya sekali dalam lima tahun oleh peninjau (reviewer) atau tim

    peninjau (review team) dari luar organisasi yang independen dan berkualifikasi.

  • 8

    Standar Kinerja

    2010 Perencanaan

    Kepala audit internal harus menyusun rencana berbasis risiko untuk menentukan

    prioritas dari aktivitas audit internal, konsisten dengan tujuan organisasi. Kepala audit

    internal bertanggung jawab untuk mengembangkan sebuah rencana berbasis risiko. Kepala

    audit internal mempertimbangkan kerangka kerja manajemen risiko dari organisasi, termasuk

    menggunakan tingkat risk appetite yang ditetapkan oleh manajemen untuk setiap aktivitas

    atau bagian dari organisasi. Jika tidak terdapat sebuah kerangka kerja, maka kepala audit

    internal menggunakan pertimbangannya sendiri atas risiko setelah berkonsultasi dengan

    pihak manajemen senior.

    2040 Kebijakan dan Prosedur

    Kepala audit internal harus menetapkan kebijakan dan prosedur untuk memandu

    aktivitas audit internal. Bentuk dan isi dari kebijakan dan prosedur bergantung pada seberapa

    besar dan seperti apa stuktur dari aktivitas audit internal serta kompleksitas dari pekerjaan

    aktivitas audit internal.

    2100 Hakikat Pekerjaan

    Aktivitas audit internal harus melakukan evaluasi dan memberikan kontribusi

    terhadap upaya penyempurnaan proses tata kelola, manajemen risiko, dan control dengan

    menggunakan pendekatan yang sistematis dan disiplin.

    2200 Perencanaan Penugasan

    Auditor internal harus menyusun dan mendokumentasikan sebuah rencana untuk

    setiap penugasan, yang mencakup tujuan, lingkup, pengaturan waktu, dan alokasi sumber

    daya.

    2300 Menjalankan Penugasan

    Auditor internal harus melakukan identifikasi, analisa, evaluasi, dan

    pendokumentasian informasi yang memadai untuk mencapai tujuan dari penugasan.

    2400 Mengkomunikasikan Hasil-Hasil

  • 9

    Auditor internal harus mengomunikasikan hasil-hasil dari penugasan.

    2500 Memonitor Perkembangan

    Kepala audit internal harus membuat dan memelihara suatu sistem untuk memantau

    disposisi dari hasil penugasan yang dikomunikasikan kepada manajemen.

  • 10

    BAB III

    PROFIL BEM FE UI

    BEM FE UI adalah lembaga eksekutif dalam struktur organisasi kemahasiswaaan FE

    UI. Peran sebagai lembaga eksekutif membuat BEM FE UI menjadi penyelenggara dan

    melakukan koordinasi diantara BO/BSO. BEM FE UI dalam penyelenggaran kegiatannya

    memiliki struktur dalam tim keuangan yaitu Controller, Vice Controller, Treasurer, dan Tim

    Kontrol Internal (KI). Controller memiliki tugas sebagai pihak yang melakukan otorisasi atas

    seluruh pengeluaran yang dilakukan oleh internal BEM FE UI. Vice Controller memiliki

    tugas untuk mengatur dan melakukan koordinasi atas tim keuangan BO/BSO dalam hal

    pengurusan administrasi dana blockgrant dari pihak dekanat FE UI. Treasurer memiliki tugas

    sebagai pihak yang memegang rekening BEM FE UI dan melakukan pengecekan atas

    penerimaan yang diterima oleh BEM FE UI. Tim KI memiliki tugas untuk melakukan

    pengawasan dan kontrol keuangan atas program kerja yang dimiliki BEM FE UI dan

    melakukan fungsi kontrol operasional atas departemen/biro yang ada di BEM FE UI.

    BEM FE UI memiliki beberapa standar yang mengatur mengenai pelaporan keuangan

    baik dari program kerja ataupun keuangan BEM FE UI itu sendiri.Untuk peraturan yang

    mengatur tentang pelaporan keuangan pada program kerja, BEM FE UI memiliki Standar

    Pelaporan Keuangan. BEM FE UI juga memiliki peraturan yang mengatur mengenai peranan

    kontrol internal yang tercantum dalam standar audit internal. Peraturan-peraturan tersebut

    pada setiap periode terus diperbaharui dan disepakati antara pihak pengurus inti BEM FE UI

    dan Tim KI BEM FE UI. Tim KI sendiri bekerja secara independen dan bertindak sebagai

    auditor internal dari BEM FE UI sekaligus auditor eksternal dari program kerja. BEM FE UI

    belum memiliki suatu piagam internal kontrol yang menjelaskan mengenai hubungan antara

    pengurus inti BEM FE UI dengan Tim KI.

  • 11

    Standar Pelaporan Keuangan yang digunakan oleh BEM FE UI baik untuk program

    kerja maupun internal merupakan adaptasi dari PSAK 45 Organisasi Nirlaba. Standar

    Pelaporan Keuangan ini menyesuaikan dari kebutuhan dari BEM FE UI dalam menerbitkan

    Laporan Keuangan. Pihak rektorat dan dekanat di FE UI tidak secara eksplisit mengeluarkan

    ketentuan mengenai laporan keuangan, akan tetapi hanya mewajibkan kepada lembaga

    kemahasiswaan untuk membuat laporan keuangan sebagai bukti pertanggungjawaban atas

    dana yang digunakan.

    Standar Audit Internal yang dimiliki oleh BEM FE UI berisikan mengenai

    pendahuluan, fokus, tahapan kerja.Bagian pendahuluan berisi mengenai definisi, tujuan, dan

    standar etika. Definisi dari Tim KI yaitu menjalankan proses pengawasan, konsultasi internal,

    serta pengendalian risiko dari program kerja yang bernaung dibawah BEM FE UI. Tujuan

    dari kegiatan kontrol internal. Tujuan kegiatan audit internal Tim KI BEM FE UI adalah

    mengupayakan pencapaian dalam hal berikut:

    Efektivitas & efisiensi program-program kerja BEM FE UI dalam mencapai

    sasarannya dan minimumnya risiko terkait

    Kesesuaian laporan keuangan program kerja BEM FE UI dengan Standar Pelaporan

    Keuangan yang berlaku di BEM FE UI

    Kepatuhan terhadap peraturan-peraturan yang berlaku

    Tim KI BEM FE UI memiliki tujuh prinsip standar etika audit internal:

    1. Integrity. Tim KI diwajibkan untuk tegas dan jujur, serta menjunjung tinggi keadilan

    & kebenaran dalam hubungan profesionalnya. Tim KI harus menghindari melakukan

    penilaian atau mengeluarkan opini dalam hal yang tidak menjadi keahliannya.

    2. Objective. Penilaian Tim KI terhadap pekerjaan yang dilakukan harus bebas dari bias,

    konflik kepentingan, dan pengaruh pihak-pihak tertentu.

    3. Competent. Tim KI wajib senantiasa meningkatkan pengetahuan serta

    keterampilannya.

    4. Care. Memberikan perhatian penuh pada pekerjaannya.

    5. Confidentiality. Tim KI harus menjaga kerahasiaan informasi yang menjadi tanggung

    jawabnya apabila diwajibkan kecuali untuk alasan pelanggaran hukum.

    6. Professional. Tim KI harus bertindak dengan baik untuk mempertahankan kredibilitas

    profesinya.

    7. Respect. Tim KI harus bertindak dengan hormat pada semua pihak yang terkait

    dengan kewajibannya.

  • 12

    Fokus dari kegiatan audit internal dari Tim KI BEM FE UI berfokus pada:

    Kontrol Keuangan

    Audit internal memiliki peranan penting dalam memastikan operasional organisasi dan

    program kerja berjalan sesuai dengan rencana awal, Timeline yang telah disusun dan

    parameter-parameter yang harus dicapai. Program kerja yang diwajibkan untuk diaudit

    keuangan adalah seluruh program kerja yang bersifat kepanitiaan (tender) dengan sumber

    daya manusia yang di-outsource. Keputusan mengenai program kerja yang wajib diaudit

    keuangan akan ditentukan oleh Kepala/Wakil Kepala Tim KI.

    Kontrol Operasional

    Dalam hal ini, Tim KontroI Internal memiliki akses penuh untuk mengaudit seluruh

    kinerja operasional organisasi dan program-program kerja yang ada menggunakan sumber

    daya yang ada secara efisien-efektif dan mencegah dari kemungkinan terjadinya fraud dan

    laporan keuangan yang tidak sehat.Seluruh Tim & Departemen BEM FE UI wajib diaudit

    operasional dengan satu kali audit operasional tengah tahun (tengah tahun sebelum

    Evaluasi Paruh Tahun oleh BPM FE UI) serta satu kali audit akhir pada akhir tahun

    sebelum tutup tahun. Seluruh program kerja bersifat kepanitiaan maupun tidak bersifat

    kepanitiaan wajib diaudit operasional.

    Kontrol Risiko

    Risiko bahkan bisa terjadi sebelum bidding dilaksanakan.Kontrol risiko dibutuhkan untuk

    mencakup hal-hal selain yang berkaitan dengan keuangan dan operasional.Hal ini

    dilakukan untuk meminimalisir risiko-risiko kerugian ataupun inefisiensi antara BEM FE

    UI sendiri dengan kepanitiaan-kepanitiaan yang ada.Program-program yang di-open

    tender diklasifikasikan berdasarkan risiko tertentu dan hal ini penting untuk tetap

    dilanjutkan dan disempurnakan.

    Tahap kegiatan audit internal BEM FE UI secara umum terbagi menjadi tiga fase

    1. Perencanaan

    Audit Keuangan

    Tahap perencanaan audit keuangan dimulai sebelum proposal diajukan sebagai bahan

    acuan kegiatan open tender dimana Tim KI berkewajiban untuk mensosialisasikan

    standar yang berlaku di BEM FE UI sebagai panduan penyusunan proposal. Tim KI

    wajib membuat meeting pre-bidding dengan calon pengurus inti kepanitiaan yang

    agendanya tercantum pada memo meeting pre-bidding.

  • 13

    Tim KI membuat rencana audit (Audit Plan) yang sesuai dengan formatnya yang

    didasarkan pada penelusuran lapangan, interview, dan hasil bidding/rapat kerja yang

    dilakukan oleh Tim KI.

    Audit Operasional

    Tim KI wajib membuat rencana audit (Audit Plan) yang sesuai dengan formatnya yang

    didasarkan pada presentasi dan interview awal dengan Kepala Departemen/Biro.

    Dalam membuat audit plan, Tim KI wajib mengetahui arahan strategis dari setiap

    departemen/Tim serta visi misinya.

    2. Interim Review / Audit Operasional Tengah Tahun

    Audit Keuangan

    Interim review wajib dilaksanakan pada program kerja yang wajib diaudit keuangan

    yang pelaksanaannya disesuaikan audit plan. Frekuensi interim semakin meningkat

    seiring dengan semakin dekatnya hari-H. Interim berfokus pada evaluasi pencapaian

    baik secara keuangan/budget serta operasional mulai dari waktu pelaksanaan interim

    terakhir sampai waktu pelaksanaan interim; serta berfokus pada hambatan baik yang

    telah terjadi maupun yang berpotensi akan terjadi.

    Audit Operasional

    Audit operasional tengah tahun wajib dilaksanakan sebelum Evaluasi Paruh Tahun

    BEM FE UI. Audit berfokus pada evaluasi pencapaian setiap program kerja secara

    keseluruhan, kinerja tim, serta pencapaian visi misi departemen/biro.

    3. Audit Akhir

    Audit Keuangan

    Hasil temuan audit dikomunikasikan kepada pihak terkait, maka Tim KI menerbitkan

    laporan audit yang ditandatangani oleh pihak-pihak yang bertanggung jawab yang

    akan dilampirkan pada Laporan Pertanggungjawaban terkait. Seluruh hasil audit

    akanterbuka untuk publik & setiap laporan audit atas program kerja yang wajib diaudit

    keuangan akan dipublikasikan kepada publik.

    Audit Operasional

    Mekanisme audit operasional akhir tahun sama seperti audit operasional tengah tahun.

  • 14

    BAB IV

    ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PADA BEM

    FE UI

    Tim KI dalam menjalankan tugasnya menggunakan Standar Audit Internal BEM FE

    UI sebagai dasar pelaksanaan tugas yang ada. BEM FE UI belum memiliki suatu piagam

    audit internal yang secara formal mengatur tujuan, kewenangan, dan tanggungjawab, sampai

    saat ini piagam dari internal kontrol masih dalam proses perumusan sehingga belum dapat

    digunakan sebagai pegangan dalam pelaksanaan kontrol internal. Piagam ini bersifat lebih

    kepada interaksi antara Tim KI dengan pengurus inti BEM FE UI atau bila dimisalkan dalam

    perusahaan adalah hubungan antara internal audit dengan direksi perusahaan.

    Tim KI BEM FE UI memiliki independensi yang baik dalam menjalankan

    aktivitasnya, dimana orang yang menjadi bagian dari internal kontrol tidak diperbolehkan

    untuk menjadi pengurus dari program kerja yang diaudit. Hal ini digunakan untuk menjaga

    tingkat independensi yang harus dimiliki oleh kontrol internal supaya memiliki sikap yang

    objektif dalam melakukan penilaian atas program kerja yang diaudit. BEM FE UI dalam

    menjaga independensi melakukan rotasi atas staff kontrol internal antara pihak yang

    menjalankan fungsi konsultasi dengan fungsi audit, sehingga independensi dapat terjaga

    dengan baik. Tim KI BEM FE UI bila dalam menjalankan tugasnya mengalami benturan

    kepentingan maka kepala Tim KI akan melakukan rotasi atau pengalihan tugas terhadap

    pihak yang tidak mengalami benturan kepentingan. Benturan kepentingan sering muncul

    akibat dari hubungan pertemanan antara anggota Tim KI dengan pihak yang diaudit sehingga

    mengganggu objektifitas dari penilaian auditor.

    Keahlian dan kecermatan profesional menjadi hal yang penting dalam menjalankan

    fungsi kontrol internal. Tim KI BEM FE UI memilih sembilan staff untuk dapat diterima

    melalui proses yang ketat yaitu melalui screening CV dan wawancara. Akan tetapi

    dikarenakan masih berstatus mahasiswa maka kompetensi yang dimiliki pun belum

    merupakan yang terbaik dikarenakan batasan-batasan yang dihadapi seperti karakter,

    kesibukan dan lainnya, sehingga terkadang penilaian yang dilakukan kurang baik. Untuk

    menanggulangi masalah tersebut maka Tim KI BEM FE UI melakukan pelatihan internal dan

    melakukan pemberian tugas sesuai dengan keahlian dan pengetahuan di program kerja

    tersebut.

  • 15

    Dalam standar disebutkan bahwa penilaian yang dilakukan oleh staff harus dilakukan

    proses pengecekan kembali oleh kepala Tim KI untuk memastikan Quality Assurance. Tim

    KI BEM FE UI dalam menjalankan aktivitasnya harus melalui proses review oleh kepala

    dan/atau wakil kepala Tim KI. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi kesalahan dan

    menjaga kualitas dari proses audit yang dijalankan. Akan tetapi Tim KI tidak mendapat

    kontrol balik dari pengurus inti BEM FE UI sehingga review dari pihak eksternal tidak ada.

    Tim KI BEM FE UI dalam menjalankan proses audit pertama-tama menyusun sebuah

    perencanaan mengenai hal-hal yang ingin dilakukan. Berdasarkan standar perencanaan yang

    dilakukan harus berbasis risiko untuk menentukan prioritas dari aktivitas audit internal,

    konsisten dengan tujuan organisasi. Tim KI BEM FE UI belum melakukan perencanaan

    berbasis risiko dan hanya melakukan perencanaan berbasis kegiataan sehingga hanya

    terkesan menjalankan prosedur tanpa melakukan prioritas.

    Kebijakan dan prosedur audit yang tepat mendukung suatu proses audit dapat

    berhasil. Tim KI BEM FE UI memiliki prosedur audit yang cukup baik dikarenakan proses

    yang dilakukan berulang dan hampir sama setiap tahunnya. Segala hal yang dilakukan oleh

    Tim KI dimasukan dalam dokumentasi audit dalam bentuk working paper (WP) baik untuk

    interim/konsultasi maupun audit. Hal tersebut sesuai dengan standar yang berlaku bahwa

    segala sesuatu yang dilakukan oleh auditor harus terdokumentasi.

    Hasil temuan audit yang ditemukan oleh auditor seharusnya dikomunikasikan kepada

    manajemen atau direksi mengenai hal tersebut, supaya dapat dilakukan perbaikan. Akan

    tetapi Tim KI BEM FE UI belum dapat melakukan komunikasi tersebut dikarenakan

    perhatian pengurus inti terhadap temuan tim internal kontrol belum baik. Tim internal kontrol

    BEM FE UI belum cukup baik dalam memonitor perkembangan dikarenakan setelah

    menemukan temuan follow-up yang dilakukan belum terlalu berlangsung dengan baik.

  • 16

    BAB V

    PENUTUP

    Kesimpulan

    Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa BEM FE UI sudah

    memiliki suatu sistem penunjang proses audit yang baik. Pengendalian internal yang dimiliki

    oleh BEM FE UI juga berjalan dengan baik, dimana BEM FE UI mengikuti standar prosedur

    yang telah dibuat oleh internalnya. Akan tetapi, jika dibandingkan dengan standar yang

    dibuat oleh Insititute of Internal Auditor, dalam sistem pengendalian internal yang dimiliki

    oleh BEM FE UI masih ditemukan beberapa kelemahan yang masih dapat diperbaiki ke

    depannya dengan melihat standar yang berlaku.

    Rekomendasi

    Berdasarkan analisis yang telah kami lakukan dengan membandingkan pengendalian

    internal BEM FE UI dengan landasan teori yang utamanya adalah Standar Internasional

    untuk Praktik Profesional Audit Internal yang dikeluarkan IIA, kami memberikan

    rekomendasi sebagai berikut:

    1. Implementasi dari Piagam Audit Internal.

    BEM FE UI sebagai lembaga kemahasiswaan di FE UI yang memiliki auditor internal

    dalam bentuk Tim KI perlu melakukan implementasi secepatnya atas Piagam Audit Internal

    yang telah dibuat. Diharapkan dengan implementasi sekaligus pengesahan piagam ini dapat

    meningkatkan kinerja tatakelola dari BEM FE UI sebagai salah satu lembaga kemahasiswaan

    yang berorientasi pada Good Student Board Governance.

    2. Pihak Pengurus Inti (PI) BEM FE UI memberikan internal review untuk audit internal

    yang dilakukan Divisi Kontrol Internal.

    PI adalah manajemen senior atau dewan tertinggi yang ada di BEM FE UI.Selama ini

    PI menjadi end-user dari hasil audit internal. Namun PI umumnya hanya sebatas

    menggunakannya saja, tanpa melakukan review atau memberikan feedback untuk hasil audit

    internal. Apabila dilakukan sekalipun, sifatnya hanyalah sebatas informal dan tidak konsisten

    karena belum adanya ketetapan yang jelas untuk mengatur mekanisme ini.Mekanisme ini

    harusnya tercantum pada Piagam Internal Audit. PI dapat memberikan masukan atas proses

    audit yang ada, hal ini untuk meningkatkan kualitas audit

  • 17

    3. Perlu adanya external review dari pihak yang independen atau yang berada di tingkat yang

    lebih tinggi dari BEM FE UI.

    Bila kita melihat praktik profesional di perusahaan di Indonesia,struktur organisasi

    menggunankan two-tier system yang memiliki komponen Komite Audit. Pada kasus BEM FE

    UI ini, tidak ada reviewer yang memiliki tingkatan seperti Komite Audit. Review hanya

    dilakukan secara internal dan itupun masih dalam tahapan informal. Untuk meningkatkan

    kualitas audit internal, tentu diperlukan review yang dilakukan oleh pihak yang independen,

    yaitu pihak eksternal diluar BEM FE UI. Pihak yang menurut penulis mungkin memiliki

    kompetensi dan wewenang untuk melakukan external review adalah Badan Audit

    Kemahasiswaan (BAK) yang selama ini bertugas untuk mengaudit lembaga kemahasiswaan

    tingkat universitas, seperti BEM UI.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Dion, I., Granito, V.M., et al. (2014). Efektivitas Pengendalian Internal pada Lembaga

    Kemahasiswaan di FE UI: Studi Kasus pada BEM FE UI. Tugas Mata Kuliah Metode

    Penelitian Akuntansi.

    Moeller, Robert R. (2009).Brinks Modern Internal Auditing 7th Edition.

    The Institute of Internal Auditors. (2012). International Standards for the Professional

    Practice of Internal Auditing (Standards).

    Standar Internal Audit BEM FE UI

    SOP Keuangan BEM FE UI

    Standar Pelaporan Keuangan BEM FE UI