34
8/18/2019 Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bab-1-sd-bab-7-akhir-final-tesis-modif 1/34 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1Latar belakang Dispepsia didefiniskan sebagai sindrom atau kumpulan gejala yang terdiri dari nyeri atau rasa tidak nyaman di ulu hati, kembung mual, muntah, sendawa, rasa cepat kenyang, perut rasa penuh atau begah. Dispepsia sebagai kumpulan gejala dapat disebabkan oleh berbagai hal, diantaranya gastritis, ulkus peptikum, kanker lambung, penggunaan obat obatan, kelainan jantung, kelainan di rongga abdomen dan infeksi lambung. 1,2  Pada tahun 198, dari hasil kultur biopsi lambung diidentifikasi infeksi !elicobacter pylori akut maupun kronik sebagai salah satu etiologi dari dispepsia. " #indrom dispepsia sering ditemui di masyarakat. $amun, data epidemiologi mengenai dispepsia dan infeksi  H. Pylori di %sia&Pasifik masih terbatas. '  #tudi dengan menggunakan data rumah sakit yang dilakukan di (akarta oleh #aragih dkk, ) Pada tahun 1998 sampai 2) pada pasien dispepsia menggunakan pemeriksaan histopatologi menunjukan pre*alensi infeksi  H. Pylori yang menurun yaitu 12,8+ di tahun 1998 menjadi 2,9+ di tahun 2). #tudi #ur*eilans dengan data yang diambil dari populasi pada tahun 2 di ) wilayah di (akarta dengan menggunakan pemeriksaan serologi menunjukan infeksi  H.  Pylori masih tinggi yaitu )2,"+  -nfeksi H. Pylori sendiri sering menyebabkan gastritis kronik akibat infiltrasi mikroorganisme ke mukosa lambung. Pada  beberapa pasien, infeksi ini dapat tanpa gejala, tetapi meningkatkan risiko ulkus  peptikum dan adenokarsinoma. ,8  Pedoman saat ini untuk e*aluasi dan menajemen dispepsia sangat menganjurkan untuk dilakukan pemeriksaan  H.  Pylori di bawah usia )) tahun yang tidak memiliki gejala alarm /seperti berat  badan turun, disfagia progresif, muntah berulang, perdarahan saluran cerna, atau riwayat keluarga dengan keganasan saluran cerna0 dan tinggal di wilayah dimana  pre*alensi !. Pylori 1+ atau lebih. 9 etode yang digunakan untuk mengetahui infeksi  H. Pylori pada seseorangpun sangat ber*ariasi. #ecara umum, metode dapat dibagi menjadi in*asif dan non&in*asif. etode in*asif memiliki beberapa keterbatasan, yaitu Universitas Indonesia

Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif

8/18/2019 Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bab-1-sd-bab-7-akhir-final-tesis-modif 1/34

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar belakang

Dispepsia didefiniskan sebagai sindrom atau kumpulan gejala yang terdiri

dari nyeri atau rasa tidak nyaman di ulu hati, kembung mual, muntah, sendawa,

rasa cepat kenyang, perut rasa penuh atau begah. Dispepsia sebagai kumpulan

gejala dapat disebabkan oleh berbagai hal, diantaranya gastritis, ulkus peptikum,

kanker lambung, penggunaan obat obatan, kelainan jantung, kelainan di rongga

abdomen dan infeksi lambung.1,2

  Pada tahun 198, dari hasil kultur biopsilambung diidentifikasi infeksi !elicobacter pylori akut maupun kronik sebagai

salah satu etiologi dari dispepsia."

#indrom dispepsia sering ditemui di masyarakat. $amun, data

epidemiologi mengenai dispepsia dan infeksi  H. Pylori  di %sia&Pasifik masih

terbatas.' #tudi dengan menggunakan data rumah sakit yang dilakukan di (akarta

oleh #aragih dkk,) Pada tahun 1998 sampai 2) pada pasien dispepsia

menggunakan pemeriksaan histopatologi menunjukan pre*alensi infeksi H. Pylori

yang menurun yaitu 12,8+ di tahun 1998 menjadi 2,9+ di tahun 2). #tudi

#ur*eilans dengan data yang diambil dari populasi pada tahun 2 di ) wilayah

di (akarta dengan menggunakan pemeriksaan serologi menunjukan infeksi  H.

 Pylori masih tinggi yaitu )2,"+  -nfeksi H. Pylori sendiri sering menyebabkan

gastritis kronik akibat infiltrasi mikroorganisme ke mukosa lambung. Pada

 beberapa pasien, infeksi ini dapat tanpa gejala, tetapi meningkatkan risiko ulkus

 peptikum dan adenokarsinoma. ,8  Pedoman saat ini untuk e*aluasi dan

menajemen dispepsia sangat menganjurkan untuk dilakukan pemeriksaan  H.

 Pylori di bawah usia )) tahun yang tidak memiliki gejala alarm /seperti berat

 badan turun, disfagia progresif, muntah berulang, perdarahan saluran cerna, atau

riwayat keluarga dengan keganasan saluran cerna0 dan tinggal di wilayah dimana

 pre*alensi !. Pylori 1+ atau lebih.9

etode yang digunakan untuk mengetahui infeksi  H. Pylori  pada

seseorangpun sangat ber*ariasi. #ecara umum, metode dapat dibagi menjadi

in*asif dan non&in*asif. etode in*asif memiliki beberapa keterbatasan, yaitu

Universitas Indonesia

Page 2: Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif

8/18/2019 Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bab-1-sd-bab-7-akhir-final-tesis-modif 2/34

2

membutuhkan biaya mahal, peralatan khusus, kurang tepatnya sampel yang

diambil, dan negatif palsu karena beberapa faktor seperti perdarahan, penggunaan

 proton pump inhibitor, dan penggunaan antibiotik. etode non&in*asif saat ini

cukup menjanjikan, salah satunya adalah urea breath test /340, berbagai

 penelitian memperlihatkan sensiti*itas dan spesifisitas 34 mencapai lebih dari

9+. 1,11 Dalam konsensus nasional penatalaksaan dispepsia dan infeksi H. Pylori

tahun 21', 34 disebutkan sebagai baku emas untuk pemeriksaan  H. Pylori,

salah satu jenis 34 yang tersedia di -ndonesia adalah 1" 562 breath analyzer .12

 $amun, 34 sendiri memerlukan peralatan yang khusus yang sulit ditemui,

terutama di daerah perifer di -ndonesia, dan membutuhkan biaya yang cukup

 besar. Di sisi lain, metode serologi adalah salah satu yang memiliki keakuratan

cukup tinggi pada daerah dengan pre*alensi  H. Pylori yang besar dan banyak 

digunakan dalam penelitian. $amun, dari kepustakaan didapatkan keterbatasan

 pemeriksaan tersebut, yaitu baru bisa digunakan bila pre*alensi di tempat tersebut

lebih dari +.1" 

Pemeriksaan lainnya yang saat ini tergolong baru di -ndonesia adalah

 pemeriksaan urin menggunakan metode enzyme-linked immunosorbent assay

/7-#%0 maupun imunokromatografi. etode ini sudah banyak digunakan di

(epang dan menunjukkan akurasi yang hampir sama dengan pemeriksaan serologi,

tetapi belum banyak digunakan untuk studi di -ndonesia.1',1) Di beberapa negara

7ropa pemeriksaan urin sudah digunakan dengan sensiti*itas 8+ dan spesifisitas

sebesar 91+.1" #tudi yang dilakukan Dhaka tahun 2 dengan membandingkan

urin yang diperiksa dengan metode 7-#% dan pemeriksaan in*asif dan

/endoskopi dan dan biopsi0 menunjukkan bahwa sensiti*itas, spesifisitas,  positif 

 predictive value /PP0, dan negative predictive value /$P0, masing&masingsebesar 9).')+, 81.2)+ 9).)+, 81.2)+, dan 92.8.1)  etode rapid urine test

/:%P-:$0 sudah berkembang pesat di (epang. Pemeriksaan tersebut menjadi

salah satu alternatif metode yang mampu laksana untuk digunakan di praktek 

dokter sehari&hari. #ensiti*itas, spesifitas, PP dan $P :%P-:$ cukup tinggi,

yaitu 82,2'+ 8","+, 8'+, dan 81,+.1 #aat ini, telah dikembangkan :%P-:$

dengan menambahkan antigen dari negara&negara yang diteliti, salah satunya

Universitas Indonesia

Page 3: Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif

8/18/2019 Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bab-1-sd-bab-7-akhir-final-tesis-modif 3/34

3

adalah -ndonesia. #tudi mengenai hal ini sudah dilakukan oleh Prof ;amaoka,

tetapi belum dipublikasikan.

Penelitian yang membandingkan akurasi berbagai pemeriksaan non&in*asif 

untuk mendeteksi infeksi  H. Pylori masih terbatas. Di sisi lain, penderita

sindroma dispepsia cukup tinggi. 3erdasarkan hal tersebut perlu dilakukan uji

diagnostik untuk membandingkan akurasi pemeriksaan :%P-:$ dan serologi

dengan 34 sebagai baku emas untuk mendeteksi infeksi H. pylori pada pasien

dengan dispepsia di -ndonesia. Dari berbagai studi yang dilakukan, terdapat

 beberapa faktor resiko yang dikaitkan dengan infeksi  H. pylori, diantaranya usia,

 jenis kelamin, sosio&ekonomi kepadatan lingkungan dan kebersihan air.1  #tudi

multisenter yang dilakukan <orea menunjukkan risiko meningkat pada subjek 

dengan sosio&ekonomi rendah.18 <ecamatan <oja adalah daerah dengan sebagian

 penduduknya berada pada tingkat sosio&ekonomi menengah kebawah. 6leh

karena itu, penulis merasa perlu dilakukan penelitian mengenai  H. pylori di

Puskesmas <ecamatan <oja, (akarta berdasarkan latar belakang diatas maka perlu

dilakukan penelitian Helicobacter pylori dengan metode :%P-:$ di -ndonesia.

1.2. Identifikasi Masalah

Dispepsia merupakan gangguan yang sering ditemui. -nfeksi ! pylori

%dalah salah satu penyebab utama dispepsia. ntuk mendiagnosis infeksi !

 pylori, dapat dilakukan pemeriksaan in*asif dan non in*asif.

Pemeriksaan non i*asif lebih mampu laksana dan memiliki risiko yang lebih

sedikit.

rea 3reath 4est /340 adalah salah satu pemriksaan non in*asi*e yang

akurasinya sebanding dengan baku emas, tetapi biayayang diperlukan mahal danterbatas peralatan didaerah. Pemeriksaan serologi dan :%P-:$ adalah

 pemeriksaan sederhana yang saat ini berkembang, tetapi akurasinya berbeda&beda

dan data uji diagnosis di -ndonesia terbatas. 3erdasarkan studi di :umah sakit dan

data studi di -ndonesia untuk :%P-:$ terbatas.

Universitas Indonesia

Page 4: Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif

8/18/2019 Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bab-1-sd-bab-7-akhir-final-tesis-modif 4/34

4

1.3. R!san !asalah

3erdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka diajukan

 pertanyaan penelitian, yaitu= bagaimana akurasi pemeriksaan non in*asif serologi

dan :%P-:$ dibandingkan dengan urea breath test /340 sebagai baku emas

dalam mendeteksi infeksi H. pylori  pada pasien dengan dispepsia di -ndonesia>

1.". Hi#$tesis #enelitian

1. Pemeriksaan serologi dan :%P-:$ memiliki akurasi diagnostik yang

sama baik dibandingkan dengan 34 sebagai baku emas pemeriksaan

non&in*asif untuk mendeteksi infeksi  H. Pylori  pada pasien dengan

dispepsia di -ndonesia.

1.% &'an #enelitian

1.%.1 &'an U!!

engetahui akurasi pemeriksaan non&in*asif /serologi dan urin0 dibandingkan

dengan 34 sebagai baku emas untuk mendeteksi infeksi H. Pylori pada pasien

dengan sindroma dispepsia.

1.%.2 &'an (hss

1. engetahui sensiti*itas dan spesifisitas pemeriksaan serologi

dibandingkan dengan 34 untuk mendeteksi  H. Pylori  pada pasien

dispepsia.

2. engetahui sensiti*itas dan spesifisitas pemeriksaan :%P-:$

dibandingkan dengan 34 untuk mendeteksi  H. Pylori  pada pasien

dispepsia.

". engetahui positive predictive value /PP0 dan negative predictive value

/$P0 pemeriksaan serologi dibandingkan dengan 34 untuk mendeteksi

infeksi H. Pylori pada pasien dispepsia.

'. engetahui positive predictive value ( PP0 dan negative predictive value

(  $P0 pemeriksaan :%P-:$ dibandingkan dengan 34 untuk 

mendeteksi infeksi !. Pylori pada pasien dyspepsia.

1.) Manfaat #enelitian

Universitas Indonesia

Page 5: Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif

8/18/2019 Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bab-1-sd-bab-7-akhir-final-tesis-modif 5/34

5

1. anfaat bagi bidang pengabdian ialah dapat diaplikasikan untuk 

 pelayanan kesehatansebagai skrining infeksi  H. Pylori  pada pasien

dispepsia di tempat dengan fasilitas terbatas atau tidak tersedia 34.

2. anfaat dalam bidang akademik ialah memperoleh data efekti*itas

 pemeriksaan serologi dan urin dalam mendeteksi infeksi  H. Pylori serta

mengetahui pre*alensi dan karakteristik infeksi  H. Pylori  pada pasien

dispepsia.

". anfaat dalam bidang pengembangan penelitian ialah hasil penelitian ini

digunakan untuk pengembangan penelitian penggunaan :%P-:$ dalam

rangka penegakan diagnosis H. Pylori pada pasien dispepsia.

BAB 2

Universitas Indonesia

Page 6: Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif

8/18/2019 Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bab-1-sd-bab-7-akhir-final-tesis-modif 6/34

6

&IN*AUAN PU+&A(A

2.1 Pendahlan<ata ?dispepsia@ berasal dari bahasa ;ang berarti ?pencernaan buruk@ atau

rasa nyeri dan tidak nyaman pada region epigastrik. <onsensus terdahulu tahun

1999 di :oma, dispepsia di dunia didefinisikan sebagai nyeri atau rasa tidak 

nyaman di abdomen tengah atas. 3erdasarkan diagnosis ini, nyeri di hipokondria

kanan atau kiri tidak dikatakan sebagai dispepsia. Aejala yang sering dijumpai

 pada dispepsia selain dari nyeri atau rasa tidak nyaman dari epigastrium adalah

 pasien mersa cepat kenyang, kembung, mual, dan muntah. Aejala ini sering

ditemukan pada praktik klinis dan secara umum dikenali sebagai maag. #ecara

umum, pre*alensi dispepsia di populasi mencapai 2&'+.1,8,19

2.1.1. ,e'ala Dis#e#sia

<eluhan keluhan dispepsia dapat baru saja terjadi atau sudah beberapa bulan atau

tahun. #ecara umum, empat minggu adalah waktu yang cukup untuk membedakan

gejala tersebut dari proses fisiologis karena perut kosong. Aejala dispepsia,

diantaranya8=

1. $yeri epigastrik, yang merupakan keluhan subjektif berupa sensasi tidak 

nyaman. 3eberapa pasien menyatakan mereka merasa ada yang salah

dengan perut mereka

2. :asa tidak nyaman di epigastrik, perasaan subjektif tidak nyaman dan

 bukan nyeri.

". 5epat kenyang, perasaan penuh di awal makan dan tidak berhubungan

dengan porsi makanan. Pasien biasanya tidak dapat menghabiskan

makanannya.

'. Perasaan penuh, sensasi tidak menyenagkan seperti makanan tertahan di

lambung yang muncul setelah makan.

). <embung di abdomen atas.

. ual, perasaan ingin muntah.

2.1.2 Eti$l$gi

Dispepsia secara umum dibagi menjadi dispepsia organik, yaitu

disebabkan oleh penyebab tertentu, dan dispepsia fungsional, yaitu sindrom

Universitas Indonesia

Page 7: Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif

8/18/2019 Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bab-1-sd-bab-7-akhir-final-tesis-modif 7/34

7

/kumpulan gejala0 gastroduodenal tanpa kelainan organik maupun metabolik yang

 berhubungan dengan gejala tersebut.1,2

Penyebab dispepsia secara organik dibagi menjadi berikut1=

1. Aangguan atau penyakit di dalam lumen saluran cerna, contohnya tukak 

gasterBduodenum, gastritis, tumor, dan infeksi H. Pylori

2. 6bat&obatan, contohnya anti inflamasi non&steroid /6%-$#0, aspirin

 beberapa jenis antubiotik, digitalis, teofilin, dan sebagainya

. Penyakit pada hati, pankreas, dan sistem bilier 

!. Penyakit sistemik, contohnya diabetes melitus, penyakit tiroid, penyakit

 jantung koroner.

Dispepsia fungsional mengacu pada kriteria :oma --- yang belum

di*alidasi di -ndonesia. <onsensus %sia&Pasifik tahun 212 memutuskan untuk 

mengikuti konsep dari kriteria diagnosis :oma -- dengan penambahan gejala

 berupa kembung pada abdomen aras yang umum ditemui pada dispepsia

fungsional. #indroma nyeri epigastrik dan sindroma distres postprandial. 3ukti

terkini menunjukkan tumpang tindih dalam dua pertiga diagnosis dispepsia.21

Aambar 2.1. %lur diagnosis Dispepsia 3elum Diin*esitigasi

4erapi dyspepsia sudah dapat dimulai berdasarkan sindrom klinis yang

dominan dan dilanjutkan sesuai hasil i*estigasi. Pada dispepsia yang belum

diin*estigasi, diberikan terapi empiric selama 1&' minggu sebelum hasil

in*estigasi awal, yaitu pemeriksaan adanya  H. pylori. ntuk daerah dan etnis

tertentu atau pasien dengan faktor risiko tinggi pemeriksaan  H. pylori harus lebih

Universitas Indonesia

Dispepsia belum

Dispepsia

Organik:

- ulkus peptikum

- gastritis erosive

- gastritis sedang-

berat

Dispepsia

Sindromanyeri epi

Sindroma distresssetelah makan

Pemeriksaan penunang

!sesuai indikasi"

- laboratorium darah

- endoskopi

- Urea Breath Test 

-#S$ %bdomen

Page 8: Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif

8/18/2019 Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bab-1-sd-bab-7-akhir-final-tesis-modif 8/34

&

awal. 6bat yang dipergunakan berupa antasida, antisekresi asam lambung,

 prokinetik, dan sitoprotektor, dimana pilihan ditentukan berdasarkan dominasi

keluhan dan riwayat pengobatan sebelumnya. <arena pre*alensi infeksi  H. pylori

yang tinggi, strategi test and treat   diterapkan pada pasien dengan keluhan

dispepsia tanpa tanda bahaya.12

Aambar 2.2 %lgoritme 4ata aksana Dispepsia12

Pasien dispepsia dengan tanda bahaya tidak diberikan terapi empirik,

melainkan harus dilakukan in*estigasi terlebih dahulu dengan endoskopi ditambah

atau tanpa pemeriksaan histopatologi sebelum ditangani sebagai dispepsia

fungsional. %pabila ditemukan lesi mukosa sesuai hasil endoskopi, terapi

dilakukan sesuai kelainan yang ditemukan. <elainan yang termasuk kelompok 

Universitas Indonesia

Dispepsia 'rganik(asil pemeriksaan

menelaskan

geala

Dispepsia

)ungsional

*anutkan

terapi

 +emuan

menelaskan

geala

%pabila ada indikasi, parasit dan darah

samar tina kimia darah dan.atau

pen/itraan abdomen

0ndoskopi

S%

 +erapi

0mpiris

espo

n

setela

h 2

mingg

u

Dispepsia belum diinvestigasi selama 3

bulan atau lebih

%namnesis dan Pemeriksaan )isik

eliminasi penyebab dispepsia organik

mis 'bat-obatan

 +anda

bahaya

Page 9: Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif

8/18/2019 Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bab-1-sd-bab-7-akhir-final-tesis-modif 9/34

dispepsia organik antara lain gastritis, gastritis hemoragik, duodenitis, ulkus

gaster, ulkus duodenum, dan proses keganasan. %pabila setelah in*estigasi

dilakukan tidak ditemukan kelainan, terapi dapat diberikan sesuai dengan

gangguan fungsional yang ada.12

2.2. Infeksi Heli-$ba-ter Pl$ri

#ecara umum, infeksi  H .  pylori diketahui sebagai masalah global. #ejak 

 penemuan  H. pylori oleh arshall dan Caren pada tahun 198", sampai saat ini

 belum jelas betul proses penularan serta patomekanismenya pada berbagai

keadaan patologis saluran cerna bagian atas. #elain itu, data epidemiologi infeksi

 H. pylori di %sia Pasifik, khususnya di -ndonesia, masih sangat terbatas.',22

2.2.1. E#ide!i$l$gi Infeksi H. Pl$ri

 H. pylori diperkirakan menginfeksi )+ dari populasi dunia. 4erdapat perbedaan

 pola infeksi  H. pylori antara negara barat dan negara berkembang. Pre*alensi di

negara barat telah menurun dalam beberapa tahun, tetapi di negara berkembang

masih tinggi.  Pre*alensi di negara maju sekitar "&'+, sedangkan di negara

 berkembang mencapai 8&9+. Dari jumlah tersebut hanya sekitar 1&2+ yang

akan menjadi penyakit gastroduodenal.1) #tudi di -ndonesia sendiri memberikan

hasil yang ber*ariasi. #tudi berdasarkan data rumah sakit pada pasien dispepsia

yang dilakukan pemeriksaan histopatologi, terjadi penurunan pre*alensi infeksi

 H. pylori yaitu sebesar 12,8+ di tahun 1998 menjadi 2,9+ di tahun 2).) #tudi

yang dilakukan di -ndonesia pada tahun 2, pada "1 subjek di ) wilayah di

(akarta didapatkan seropre*alensi infeksi  H. pylori  sebesar )2,"+ dengan

 pre*alensi tertinggi ,1+ di (akarta 3arat dan terendah '1,+ di (akarta#elatan. 

2.2.2. +train H. Pylori 

<uman !. Pylori sangat polimorfik dan seperti mikroba lain yang persisten,

mampu beradaptasi dengan baik pada manusia. 3eberapa strain  H. pylori  dapat

 berkolonisasi di pejamu yang sama. Di sisi lain, mutasi titik yang mengakibatkan

 polimorfisme, relatif tinggi dibanding bakteri lain. $amun, terdapat *ariasi alel,

Universitas Indonesia

Page 10: Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif

8/18/2019 Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bab-1-sd-bab-7-akhir-final-tesis-modif 10/34

1

termasuk adanya patogenesis cag  dan perbedaan genotipe vac " dan ice "  yang

memiliki rele*ansi klinis. #tudi mengenai cag  menunjukkan peran penting *arisi

alel. 2"

Protein 5ag%, pertama kali dikaitkan dengan *irulensi pada tahun 199,

ditandai dengan gen kriptik yang menjadi penanda adanya patogenesis pulau cag .

Di %merika atin, 7ropa 3arat, dan %merika #erikat, hanya '&+ dari semua

strain yang merupakan cag, sedangkan di %sia 4imur hampir semua orang

membawa strain cag #. Dari studi di %merika #erikat, 7ropa, dan %merika atin

strain cag # secara signifikan berhubungan dengan ulkus duodenal, gastritis atropi,

dan berkembangnya adenokarsinoma gaster. Pada populasi %sia, hubungan cag 

dan *irulensi masih belum jelas.2

Pada studi di populasi barat, yang bertujuan untuk mengetahui mekanisme

yang mendasari hubungan strain cag   dengan penyakit, yaitu karena strain

tersebut menyebabkan kerusakan epitel yang lebih banyak, mensekresi sitokin pro

inflamsi /contohnya, interleukin&80 lebih banyak, dan lebih menginfiltrasi mukosa

gaster dengan sel neutrofil dan monofil, perkembangan yang lebih cepat gastritis

atropi, dan perubahan sekresi gaster. #train cag   menjadi induser yang lebih

efisien untuk sel epitelial $E&k 3.2

2.2.3. Pat$genesis Infeksi H. Pylori 

 H. pylori memiliki kemampuan adaptasi yang sangat baik terhadap lingkungan

lingkungan lambung.  H. pylori mampu masuk, berenenang, orientasi spasial

dalam lambang, menghindar dari respon imun, dan akibatnya terjadi kolonisasi

dan transmisi persisten.19,2'

umen lambung memiliki akti*itas bakterisidal, tetapi  H. pylori mampumenghindari akti*itas tersebut dan masuk ke lapisan mukus. ekanismenya

melalui produksi urease dan motilitas. rease berperan dalam menghidrolisis urea

menjadi karbondioksida dan amonia sehingga menetralkan lingkungan asam.

%kti*itas urease diatur oleh saluran urea yang tergantung p! / pH-gated urea

channel 0, re&-, yang terbuka pada p! rendah dan menutup aliran urea pada

kondisi netral. otilitas berperan dalam kolonisasi. Elagel H. pylori  beradaptasi

sangat baik dengan lipatan&lipatan lambung.  H. pylori terikat pada sel&sel epitel

Universitas Indonesia

Page 11: Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif

8/18/2019 Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bab-1-sd-bab-7-akhir-final-tesis-modif 11/34

11

melalui berbagai komponen permukaan bakteri. #alah satu adhesin yang terkenal

adalah 3ab%, yang dikatakan juga dapat mempengaruhi berat&ringannya

 penyakit.1

 H. pylori akan mengeluarkan eksotoksin, ac% /vacuolating cytoto$in0.

4oksin tersebut masuk ke dalam membran sel epitel dan membentuk suatu saluran

*oltase, anion heksamer selektif, yang dapat dilalui oleh bikarbonat dan anion&

anion organik, yang sepertinya untuk menyediakan nutrisi bakteri. ac% juga

menyerang membran mitokondria sehingga menyebabkan lepasnya sitokrom c

dan mengakibatkan apoptosis. 3eberapa strain  H. pylori memiliki cag-P%- /cag 

 pathologenicity island 0, yaitu suatu fragmen genom yang mengandung 29 gen.

3eberapa gen menyandi komponen&komponen sekresi yang men&translokasi

5ag% kedalam sel pejamu. #etelah memasuki sel epitel, 5ag% difosforilasi dan

terikat pada #!P&2 tirosin fosfotase, menimbulkan respon selular  gro%th-factor-

like dan produksi sitokin oleh sel pejamu.1

 

2.2.". /akt$r Risik$ Infeksi H. pylori 

Eaktor risiko H. pylori, diantaranya status ekonomi yang rendah, lingkungan padat

 penduduk, anak yang banyak, dan air yang tidak bersih. #elain itu, usia, jenis

kelamin, perilaku merokok dan minum alkohol juga sering dikaitkan dengan

infeksi H. pylori.

a. Usia

#tudi yang dilakukan #taat dkk,2) di %merika #erikat membandingkan infeksi H.

 pylori  pada orang dewasa dan anak&anak menunjukkan bahwa infeksi  H. pylori

 berhubungan signifikan dengan peningkatan usia /6:F 1,Btahun0. #tudi yang

dilakukan oleh arie,1 tahun 2 di %rab #audi menggunakan metode enzyme-

linked immunosorbent assay /7-#%0 untuk mendeteksi infeksi  H. pylori,

menunjukkan bahwa pre*alensi meningkat pada usia lebih tua.

#tudi multicenter yang dilakukan di <orea selama 1" tahun, dengan sampel

 berjumlah 19.22, memberikan analisaa berbeda. Dari studi potong lintang terlihat

infeksi H. pylori meningkat hingga usia '&'9 tahun kemudian menetap. $amun,

hasil ini meragukan karena studi lain di <anada menyebutkan peningkatan infeksi

kemungkinan akibat meningkatnya faktor risiko lain sejalan dengan peningkatan

Universitas Indonesia

Page 12: Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif

8/18/2019 Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bab-1-sd-bab-7-akhir-final-tesis-modif 12/34

12

umur. #elain itu, ketika dbandingkan dengan membuat sintesis kohort dari data

tahun 1998, 2), dan 211 /birth cohort 0 ternyata sejalan dengan usia

seropre*alensi menurun. !al ini menunjukkan usia kemungkinan tidak 

meningkatkan infeksi  H. pylori, penurunan dapat terjadi karena pemberian

antibiotik atau  proton pump inhibitor   /PP-0 bukan dalam terapi eradikasi

formal.18#tudi lain yang membagi subjek menjadi 2 kelompok, yang telah diterapi

eradikasi dan yang belum dengan jumlah sampel )8, menunjukkan tidak ada

hubungan usia dengan infeksi  H. pylori.2  #tudi yang dilakukan %ri dkk,"  di

-ndonesia menunjukkan tidak ada perbedaan yang bermakna antara subjek kurang

dari ' tahun dan lebih dari sama dengan ' tahun, tetapi berbeda bermakna jika

kelompok yang dibandingkan adalah kurang dari tahun dan lebih dari sama

dengan tahun.

b. *enis (ela!in

(enis kelamin dikatakan berhubungan dengan infeksi  H. pylori  pada beberapa

studi, tetapi berbagai studi memberikan hasil yang berbeda antara lebih berisiko

laki&laki atau perempuan. ekanisme mengenai faktor risiko ini terhadap infeksi

 H. pylori masih belum jelas.1,18 

-. Mer$k$k dan Alk$h$l

#tudi yang dilakukan di -rlandia dengan jumlah sampel ''2, studi ini yang

 pertama kali menyatakan hubungan antara rokok dengan infeksi  H. pylori,

walaupun di studi sebelumnya dinyatakan tidak ada hubungan. Dalam studi ini,

yang dibandingkan adalah perokok, mantan perokok, dan yang tidak merokok,

masing&masing jumlah sampelnya adalah '2, ", dan 9". !asil studi ini

menunjukkan perokok dan mantan merokok memiliki pre*alensi yang hampir 

sama untuk infeksi H. pylori. !al ini diakibatkan oleh nikotin yang memiliki efek  pada aliran darah mukosa gaster, sekresi mukus, dan sekresi faktor pertumbuhan

epidermal yang dapat meningkatkan kolonisasi bila terpajan organism. #tudi ini

 juga melihat hubungan dengan konsumsi alkohol, tetapi tidak ada hubungan yang

 bermakna.2

2.2.%. Diagn$sis Infeksi H. Pylori 

Pemeriksaan diagnostik dilakukan untuk menetapkan adanya infeksi  H. pylori

Universitas Indonesia

Page 13: Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif

8/18/2019 Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bab-1-sd-bab-7-akhir-final-tesis-modif 13/34

13

sebelum memberi pengobatan atau untuk penelitian epidemiologi. Dalam

 perkembangannya, tes diagnostik dibagi menjadi in*asif dan non&in*asif.

Pemeriksaan in*asif diantaranya, tes urease /56.-0, histopatologi, kultur 

mikrobiologi,  Polymerasse &hain 'eaction /P5:0. Pemeriksaan non&in*asif 

diantaranya, serologi /-gA, -g% anti&!p0, urea breath test  /1"5,1'50.22

1. Pemeriksaan -n*asif 

a. !istopatologi

Pemeriksaan ini dapat digunakan untuk menilai derajat inflamasi gastritis.

Pemeriksaan dengan pewarnaan ! dan 7 untuk deteksi kuman dengan

sensiti*itas 9"+ dan spesifisitas 8+ sera akurasi 92+. Pewarnaan khusus

dengan Aiemsa, Aenta, atau Carthin&#tarry memberi gambaran H. Pylori

yang jelas, sedangkan dengan pewarnaan Aenta gambaran metaplasia

gastrik akan tampak lebih jelas. $amun, pemeriksaan ini akan berkurang

sensiti*itasnya bila sebelumnya pasien diberi anitbiotik atau inhibitor 

 pompa proton.22

 b. <ultur mikrobiologi

Pemeriksaan kultur adalah pemeriksaan in*asif yang sulit dilakukan.

#ensiti*itas pemeriksaan ini relatif rendah yaitu, &98+. 4eknik yang

dianjurkan dengan tes difusi agar atau dengan  test   dimana sekaligus

ditentukan konsentrasi inhibisi minimal antibiotik yang diuji. Pemeriksaan

kultur sangat membantu untuk pengobatan kegagalan terapi eradikasi.22

c. P5:  

P5: memiliki sensiti*itas yang tinggi /9'&1+0 serta spesifisitas yang

 juga tinggi /1+0. Pemeriksaan ini menggunakan spesimen biopsi baik 

yang sudah diparafin maupun bekas tes urease seperti 56. <euntungan

tes ini adalah mampu mendeteksi infeksi dengan densitas rendah, bahkan

ekspresi berbagai gen bakteri, seperti 5ag %. #elain biopsi mukosa

lambung, P5: juga mampu mendeteksi infeksi  H. pylori dengan

memeriksa cairan lambung yang perlu dijaga jangan sampai terjadi

kontaminasi baik dari skop endoskopi maupun dari rongga mulut atau plak 

Universitas Indonesia

Page 14: Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif

8/18/2019 Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bab-1-sd-bab-7-akhir-final-tesis-modif 14/34

14

gigi karena dapat memberikan hasil positif palsu. P5: juga bisa

digunakan untuk menilai hasil terapi eradikasi. 3iaya untuk pemeriksaan

ini cukup mahal.22

d. 3iopsi rea 4es /340

4es ini memiliki berbagai pilihan, mulai dari yang dibuat sendiri dalam

 bentuk cairan ataupun padat seperti tes 56. Dasar pemeriksaan ini adalah

enGim urease dari kuman H. pylori yang mengubah urea menjadi amonia

yang bersifat basa sehingga terjadi perubahan warna media menjadi

merah. !asilnya dapat dibaca dalam beberapa menit sampai 2' jam dan

 pengambilan lebih dari satu spesimen akan meningkatkan akurasi pemeriksaan. #ensiti*itas pemeriksaan ini sekitar 89&98+, sedangkan

spesifisitasnya mencapai 1+. Pemeriksaan ini tidak dapat digunakan

untuk menilai terapi eradikasi. Penggunaan antibiotik atau penghambat

 pompa proton akan menghambat pertumbuhan kuman sehingga harus

dihentikan satu minggu sebelumnya.22

2. Pemeriksaan $on&-n*asif

a. )rea *reath +est  /340

Pemeriksaan ini adalah baku emas untuk deteksi infeksi  H. pylori non&

in*asif yang pertama kali ditemukan pada tahun 198 oleh Araham dan

3ell. 5ara kerjanya dengan menyuruh pasien menelan urea yang

mengandung isotop karbon, yaitu 1"5 atau 1'5. 3ila ada akti*itas urease

dari kuman H. pylori akan dihasilkan isotop karbon dioksida yang diserap

dan dikeluarkan melalui pernapasan. !asil dinilai dengan kenaikan eksresi

isotop dibandingkan dengan nilai dasar. Dalam hal akurasi, 34 cukup

 baik dengan sensiti*as dan spesifisitas lebih dari 9+. !asil positif palsu

harus dipertimbangkan bila diduga ada mikroorganisme lain yang juga

menghasilkan urease pada keadaan aklorhidria. !asil negatif palsu dapat

terjadi bila pasien mendapat antibiotik, antasid, bismuth, atau anti sekresi

Universitas Indonesia

Page 15: Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif

8/18/2019 Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bab-1-sd-bab-7-akhir-final-tesis-modif 15/34

15

asam. 6leh karena itu, sebelum dilakukan pemeriksaan sebaiknya obat&

obatan tersebut dihentikan. Penggunaan 34 mempunyai kelebihan

dengan yang menggunakan spesimen biopsi karena mewakili seluruh

 permukaan mukosa lambung. Pemeriksaan 34 merupakan baku emas

untuk pemeriksaan H. pylori dan konfirmasi hasil terapi eradikasi.12,22

 b. #erologi

Pemeriksaan serologi pada umumnya mendeteksi -gA terhadap kuman H.

 pylori. 5ara ini sering digunakan untuk pemeriksaan epidemiologi atau

e*aluasi sebelum pemberian terapi eradikasi karena relatif murah dan

dapat diterima oleh kelompok pasien asimtomatik atau anak&anak yangtidak mau diperiksa dengan cara yang in*asif seperti gastroskopi. 4eknik 

yang dipakai adalah 7-#%, esternblot , fiksasi komplemen, dan

imunofluoresen. #tudi pre*alensi di -ndonesia dilakukan dengan

menggunakan metodi Passive Haemagglutination /P!%0, sedangkan studi

klinik umumnya menggunakan 7-#%. #tudi P!% dikembangkan oleh

aboratorium 3iomedik ataram untuk membuat suatu pemeriksaan yang

mudah, sederhana, dan murah. 28

#aat ini, telah banyak tes 7-#% yang tersedia dengan penggunaan

yang sederhana dan hasil yang akurat. asalahnya adalah sensiti*itas dan

spesifisitas yang ber*ariasi secara geografis. !al ini diduga karena

 pengaruh antigen lokal yang berbeda atau akibat titer yang relatif rendah,

misalnya pada kelompok pasien anak atau populasi tertentu. 6leh karena

itu, dianggap perlu untuk melakukan *alidasi tes sebelum digunakan

secara luas di suatu wilayah. 5ontohnya, studi di (akarta dengan

menggunakan tes 7-#% buatan :oche menunjukkan sensiti*itas dan

spesifisitas yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan laporan negara

3arat. ntuk menetapkan sensiti*itas dan spesifisitasnya, dapat dilakukan

 penetapan cut off point sebagai batas hasil yang positif dan negatif dari

suatu populasi. Penelitian di (akarta, menetapkan cut off point  18 7B

dapat meniingkatkan sensiti*itas tes 7-#%. Dalam perkembangan cara

7-#% telah dipakai untuk tes di ruang praktik dokter, in office Hp test,

Universitas Indonesia

Page 16: Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif

8/18/2019 Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bab-1-sd-bab-7-akhir-final-tesis-modif 16/34

16

dengan cara yang sederhana, tanpa sentrifugasi, bersifat kualitatif dan

hasilnya diperoleh dalam waktu )&1 menit.2" 4es serologi memiliki

negative predictive value  /$P0 yang tinggi pada daerah dengan

 pre*alensi rendah dan berguna pada daerah dengan pre*alensi tinggi ketika

tidak ada alternati*e lain karena pada daerah tersebut  positive predictive

value /PP0 meningkat. $amun, akurasi tes serologi ini sangat ber*ariasi.1

c. 4es rin

4es urin dan sali*a mulai dikembangkan untuk deteksi infeksi H. pylori.

Deteksi antibodi H. pylori di sali*a memiliki sensiti*itas dan spesifisitas

yang rendah yaitu, 81+ dan "+. $amun, pemeriksaan antibodi di urin

menunjukkan sensiti*itas dan spesifisitas yang cukup tinggi yaitu, 8+

dan 91+. 1 #tudi lain yang dilakukan di 4aiwan dengan menggunakan tes

:-$7-#% /urin tes dengan dengan menggunakan 7-#% untuk 

mendeteksi  H. pylori0, dari studi ini diketahui sensiti*itas, spesifisitas,

PP, dan $P, masing&masing sebesar 91,+, 9,8+, 9,"+, dan

8,+.12  #tudi lain di 5ina dengan menggunakan rapid urine test 

/:%P-:$ H. pylori antibodi0 memperlihatkan akurasi yang cukup tinggi,

yaitu sensiti*itas, spesifisitas, PP, dan $P, masing&masing adalah

9,+, 9),2+, 9,+, dan 9),9+.29

d. 4es 4inja

#aat ini, deteksi antigen  H. pylori  pada spesimen tinja sudah dapat

dilakukan sebagai pemeriksaan inisiasi dan konfirmasi setelah terapi

eradikasi. #ebagian besar tes ini menggunakan poliklonal antibodi yang

 berdasarkan studi oleh  uropean H. pylori study group  memiliki

sensiti*itas dan spesifisitas yang cukup tinggi yaitu, 92+ dan 88+.

 $amun, dari segi harga tes ini masih lebih mahal daripada tes serologi.12

2.3. Kerangka Teori

Universitas Indonesia

%ntibodi

Serologi

dara

h

uri

nsaliva

TesUri

n

0ksotoksin

Dispepsianyeri epigastrik/epat kenyangmualkembung

%dhesinmenempel di 0pitel

$aster

8enetralkan P(

lambung

)lagel

8otil di *ipatan

*ambungdifusi

Ure

a

Bre

ath

Test 

#rease#rea

dilabel

isotop 9sotop '

2

Darah

0kskresi di

Paru

Infeksi H. pylori 

Page 17: Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif

8/18/2019 Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bab-1-sd-bab-7-akhir-final-tesis-modif 17/34

17

BAB 3

(ERAN,(A (0N+EP DAN DE/INI+I 0PERA+I0NAL

3.1. (erangka ($nse#

 Dis#e#sia

3.2. Definisi 0#erasi$nal

ariabel Definisi ara Pengkran +kala

#indrom

Dispepsia

3erdasarkan kriteria :oma ---, yaitu

suatu penyakit dengan satu atau lebih

gejala yang berhubungan dengan

gangguan di gastroduodenal= 10 nyeri

epigastrium, 20 rasa terbakar di

epigastrium, "0 rasa penuh atau tidak

nyaman setelah makan, dan '0 rasa cepat

kenyang. Aejala yang dirasakan harus

%namnesis $ominal

Universitas Indonesia

Urea Breath Test 

UB&4

&es +er$l$gi

RAPIRUN

Page 18: Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif

8/18/2019 Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bab-1-sd-bab-7-akhir-final-tesis-modif 18/34

1&

 berlangsung setidaknya selama tiga

 bulan terakhir dengan awitan gejala

enam bulan sebelum diagnosis ditegakan.

!asil tes

serologi

Deteksi infeksi H. Pylori berdasarkan

 pemeriksaan antibody -gA kuman H.

 pylori dari darah pasien.

Pemeriksaan antibody -gA

terhadap H. pylori dengan metode

P!% /3iomedik&ataram0, hasil

 positif atau negatif.

 $ominal

!asil tes

urin

Deteksi infeksi H. Pylori berdasarkan

 pemeriksaan antibody -gA kuman H.

 pylori dari spesimen urin pasien.

Pemeriksaan antibody -gA

terhadap H. pylori dengan metode 

:%P-:$, hasil positif atau

negatif.

 $ominal

!asil 34 Deteksi infeksi H. Pylori berdasarkan

 bekerjanya enGim urease yang

menghasilkan karbon dioksida

Pasien diminta menelan urea yang

mengandung isotop karbon 5&1"

kemudian di deteksi eksresi isotop

karbon dioksida dari pernapasan

menggunakan nilai dasar karbon

dioksida, hasil dapat positif atau

negatif.

 $ominal

BAB "

ME&0DE PENELI&IAN

".1. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah potong lintang untuk mengetahui

akurasi pemeriksaan non&in*asif /serologi dan urin0 dibandingkan dengan 34

sebagai baku emas dalam mengetahui infeksi H. pylori.

".2. &e!#at dan 5akt Penelitian

".2.1 &e!#at Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Puskesmas <ecamatan <oja, (akarta tara.

".2.2 5akt Penelitian

Caktu penelitian dilakukan pada bulan %pril&(uni tahun 21).

".3. P$#lasi dan sa!#el

".3.1 P$#lasi &arget 

Universitas Indonesia

18

Page 19: Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif

8/18/2019 Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bab-1-sd-bab-7-akhir-final-tesis-modif 19/34

1

#emua pasien yang menderita dispepsia.

".3.2 P$#lasi &er'angka 

#emua pasien yang menderita dispepsia di Puskesmas <ec. <oja, (akarta tara,

 pada bulan Eebruari sampai %pril 21).

".3.3 +b'ek Penelitian

Pasien yang memenuhi kriteria pemilihan subjek penelitian.

".". ara Pe!ilihan +a!#el

Pemilihan sampel dilakukan dengan metode consecutive sampling .

".%. Perhitngan *!lah +a!#el

Perhitungan sampel untuk penelitian diagnostik menggunakan rumus=

Perhitungan= F ,1  

<eterangan =

n F (umlah sampel minimal

HIF de*iat baku dari tingkat kesalahan,I F )+, maka HI F 1,9

#en F sensiti*itas yang diinginkan, ditetapkan oleh peneliti 9+

P F Pre*alensi penyakit dari pustaka F )2,"+ .

d F penyimpangan yang dapat diterima /d0 sebesar J 1+ atau ,1.

3erdasarkan perhitungan diatas, besar sampel minimal yang digunakan untuk 

 penelitian ini adalah orang. Ditambah dengan drop out 1+ sehingga total

sampel yang dibutuhkan adalah ' orang.

".). (riteria Pe!ilihan +b'ek Penelitian

".).1 (riteria Inklsi

1. Pasien dengan keluhan dispepsia di Puskesmas <oja, (akarta tara, selama

kurun waktu penelitian.

2. 3ersedia diikutsertakan dalam penelitian.

".).2 (riteria eksklsi

1. Perdarahan saluran cerna.

2. <onsumsi antibiotik dan proton pump inhibitor  /PP-0 dalam 2 minggu terakhir.

Universitas Indonesia

n 6 1 8)2 89: 1 ; 89: <9 12%2 3:

n 6 =>2 +en 1 ? +en4<d2P

1

Page 20: Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif

8/18/2019 Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bab-1-sd-bab-7-akhir-final-tesis-modif 20/34

2

". <eganasan saluran cerna.

'. Pasien tidak dilakukan salah satu atau lebih dari ketiga pemeriksaan yang

diteliti /34, urin, dan serologi0.

".@ Identifikasi ariabel

ariabel bebas adalah hasil pemeriksaan serologi dan urin. ariabel tergantung

adalah infeksi H. Pylori yang dibuktikan melalui hasil pemeriksaan 34 sebagai

 baku emas. 

". +!ber Data

Data yang digunakan dalam pengukuran ini adalah data primer dari kuesioner,

hasil pemeriksaan 34, serologi, dan urin.

".8. Instr!en Pengkran Data

-nstrumen pengukuran data berupa kuisioner, perangkat 34, tes serologi dan

urin untuk deteksi infeksi H. pylori.

".19.Analisis dan Peng$lahan Data

Data yang telah terkumpul selanjutnya diolah menggunakan komputer memakai

 program P *ersi 1.. Pertama akan dilihat apakah hasil pemeriksaan serologi

dan urin berhubungan dengan infeksi H. pylori. #elanjutnya data disajikan dalam

table 2K2 untuk mendapatkan nilai sensiti*itas, spesifisitas,  positive predictive

value (PP/ dan negative predictive value (0P/.

".11. ara (er'a

".11.1 +ebel! Penelitian

• elakukan sosialisasi kuesioner kepada petugas medis di Puskesmas <ec.

<oja.

• emberikan pelatihan untuk 34, tes serologi dan urin pada petugas

medis.

".11.2 +aat Penelitian

• <uesioner penelitian diisi untuk semua sampel yang memenuhi kriteria

Universitas Indonesia

Page 21: Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif

8/18/2019 Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bab-1-sd-bab-7-akhir-final-tesis-modif 21/34

21

 penelitian yang meliputi data= identitas pasien /nama, usiaBtanggal lahir,

 jenis kelamin0, gejala dispepsia, dan perilaku yang berhubungan dengan

infeksi H. pylori.

• elakukan deteksi infeksi H. Pylori dengan 34 dari ekspirasi pasien

setelah diberikan urea yang mengandung isotop karbon, tes serologi

dengan darah tepi, dan tes :%P-:$ dengan urin.

a. angkah Pemeriksaan )rea *reath +est 

b. *angkah Pemeriksaan Serologi iomedik-8ataram dengan P(%

Universitas Indonesia

14CO

Kapsul

Urea -13C

Urea

dala!

urin

"on

#ikar#ona$

%&13CO3

-'

dala! aliran

dara(

)ks(alasi13CO2

!elalui

napas 2* 13CO2

$erperangkap

Ta!#a(kan +airan

skin$ilasi,pen+a+a(

1 !*

eng(i$ungskin$ilasi +air

(itung

per

menit

Darah :3

m*

Dimasukan ke

microplate 3;* serum

ke lubang pertama

Dien/erkan bufer

<os<at 1,26

Diteteskan 3;* suspensi sel

P(% 1=!sel darah merah yang

dilapisi antigen H. pylori" 

eaksi aglutinasi positi< pada

lubang pertama dan kontrol

suspensi sel P(% positi< hasil

positi<

Page 22: Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif

8/18/2019 Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bab-1-sd-bab-7-akhir-final-tesis-modif 22/34

22

c. *angka( e!eriksaan /0"/U

d.

e.

".12. Alr (er'a

Universitas Indonesia

Sampel urin :3m*

ampurkandengan pengen/er

3m* dalam

>adah

8asukan stik %P9#? ' ke

dalam >adah /ampuran urindan pengen/er dengan

bagian stik yang

mengabsorpsi masuk ke

/ampuran

 +unggu 15 menit

dalam

temperatur

ruangan !25o-

3o"

!asil=

Positif bila 2 pita merah /kontrol dan tes0

tampak.

 $egatif bila 1 pita merah /kontrol saja0

tampak.

4idak *alid bila pita merah pada kontrol tidak

tampak 

7ksklusi pasien tidak sesuai kriteria

Pasien Dispepsia

Pelaporan hasil penelitian

%namnesis dan Pemeriksaan Eisik 

4es #erologi 4es rin

#emua data yang terkumpul dilakukan pengolahan, analisis dan peyajian dalam

 bentuk tabel dan grafik 

34

Page 23: Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif

8/18/2019 Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bab-1-sd-bab-7-akhir-final-tesis-modif 23/34

23

".13. Analisis Penelitian

elakukan pengolahan, analisis dan penyajian data dalam bentuk tabel dan grafik 

 pada hasil penelitian. Data diolah menggunakan program statistik #P## *ersi

1.. elaporkan hasil penelitian dalam bentuk presentasi tesis dan laporan

tertulis pada institusi pendidikan.

".1". Etika #enelitian

Penelitian ini telah lulus ethical clearance  dari Panitia 4etap 7tik Penelitian

<edokteran E<- (akarta dengan $omor = ""'B$2.E1B74-<B21)

Universitas Indonesia

Page 24: Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif

8/18/2019 Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bab-1-sd-bab-7-akhir-final-tesis-modif 24/34

24

BAB %

HA+IL PENELI&IAN

%.1. (arakteristik sbek #enelitian

#elama kurun waktu %pril 21) sampai pertengahan (uni 21) diikut sertakan

subyek penelitian sebanyak ' pasien yang dilakukan di Puskesmas <ecamatan

<oja <ota adya (akarta tara. Dari keseluruhan subyek penelitian didapatkan

 jenis kelamin perempuan lebih banyak /82,'+0, dengan rerata umur '),) tahun.

#ebagian besar subyek penelitian memiliki jenjang pendidikan #% /8),1+0.

#uku terbanyak adalah suku (awa /2"+0, diikuti suku inang / 1,+0 dan suku

3etawi /1',9+0.

Dalam kehidupan sosial sebanyak 89,2+ subyek penelitian memiliki jamban

sendiri. #umber air minum keseluruhan subyek bersumber dari P%, dan

keseluruhan subyek penelitian tidak merokok. <arakteristik keseluruhan subyek

 penelitian terlihat pada tabel ).1.

&abel %.1 (arakteristik sbek #enelitian

Universitas Indonesia

Page 25: Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif

8/18/2019 Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bab-1-sd-bab-7-akhir-final-tesis-modif 25/34

25

Universitas Indonesia

(arakteristik n :4

(enis<elamin

aki&laki 1" /1,0

Perempuan 1 /82,'0

mur /4ahun0, ean /#30 '),) /#3 11,20

Pendidikan

  #D 1 /1,'0

  #P /9,)0

  #% " /8),10

D"&#arjana " /',10

#uku

(awa 1 /2".0

#unda 8 /1.80

3etawi 11 /1'.90

inang 1" /1.0

  ampung ) /.80

3ugis 1 /1".)0

  Palembang ) /.80

  ombok ' /).'0

  elayu 1 /1.'0

(amban

#endiri /89,20

4etangga 8 /1,80

erokok 

;a /,0

4idak ' /1,0

#umber air minum

  P% ' /1,0

#umur /,0

Pendapatan

Diatas : 21 /28,'0

Dibawah : )" /1,0

Page 26: Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif

8/18/2019 Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bab-1-sd-bab-7-akhir-final-tesis-modif 26/34

26

%.2. Pr$#$rsi UB&7 #e!eriksaan ser$l$gi dan #e!eriksaan RAPIRUN

Pada pemeriksaan 34 /rea 3reath 4est0 sebagai baku emas

 pemeriksaan ! pylori didapatkan sebanyak ",)+ dengan hasil positif.

Pada pemeriksaan serologi didapatkan sebanyak "2,'+ dengan hasil

 positif. Pada pemeriksaan :%P-:$ /:apid rine 4est0 didapatkan

sebanyak 2',"+ subyek hasil positif.

&abel %.2 Pr$#$rsi UB&7 #e!eriksaan ser$l$gi dan #e!eriksaan

RAPIRUN

ariabel n /+034

  Positif 2 /",)0

  $egatif ' /",)0

Pemeriksaan #erologi

  Positif 2' /"2,'0

  $egatif ) /,0

Pemeriksaan :%P-:$

  Positif 18 /2',"0

  $egatif ) /),0

  Pada pemeriksaan serologi dilakukan uji sensiti*itas dengan hasil '+ danuji spesifisitas 91+

 

&abel %.3.Perbandingan +ensitiitas dan s#esifisitas antara

#e!eriksaan ser$l$gi dengan UB& ntk !endeteksi H. Pylori #ada

#asien dis#e#sia.

ariabel34 (umlah

Positif $egatif  

#erologi

  Positif 2 ' 2'

  $egatif '" )(umlah 2 ' '

 

#ensiti*itas = ,' /-< 9)+ ,))&,80

#pesifitas = ,91 /-< 9)+ ,8&,90

 Positive predictive value /PP0 = ,8" /-< 9)+ ,'&,9"0

 $egative predictive value /$P0 = ,8 /-< 9)+,'&,9"0

Universitas Indonesia

Page 27: Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif

8/18/2019 Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bab-1-sd-bab-7-akhir-final-tesis-modif 27/34

27

&abel %.". Perbandingan sensitiitas dan s#esifisitas #e!eriksaan

RAPIRUN dengan UB& ntk !endeteksi H. Pylori #ada #asien

dis#e#sia.

ariabel34

(umlahPositif $egatif  

:%P-:$

  Positif 1 1 18

  $egatif 1 ' )

(umlah 2 ' '

#ensiti*itas = ," /-< 9)+ ,''&,80

#pesifitas = ,98/-< 9)+ ,89&1,0

 Positive predictive value /PP0 = ,9' /-< 9)+ ,'&,990

 $egative predictive value /$P0 = ,82 /-< 9)+ ,&,90

Universitas Indonesia

Page 28: Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif

8/18/2019 Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bab-1-sd-bab-7-akhir-final-tesis-modif 28/34

2&

BAB )

PEMBAHA+AN

Penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas <ecamatan <oja (akarta

tara dimana uas wilayahnya meliputi kelurahan dengan total 1",2

km2 /1"2 !a0 (umlah kepala keluarga 2.''9 << 22).)2 jiwa dan

kepadatan penduduk 1.81 jiwaBkm2 yang terbagi atas 8") :4 dan :C

sehingga termasuk penduduk yang terpadat di (akarta tara." 

).1 (arakteristik sbek #enelitian.

Pada penelitian ini diambil pasien dari Puskesmas <ecamatan <oja

<otamadya (akarta tara. <ecamatan <oja merupakan wilayah (akarta

tara yang terbilang padat penduduknya dari dari keseluruhan subyek 

 penelitian didapatkan jenis kelamin lebih banyak dengan rerata umur '),)

tahun.. #ebagian besar subyek penelitian memiliki jenjang pendidikan

#% /8),1+0. #uku terbanyak adalah suku (awa /2"+0. Dalam kehidupansosial sebanyak 89,2+ subyek penelitian memiliki jamban sendiri. #umber 

air minum keseluruhan subyek bersumber dari P%, dan keseluruhan

subyek penelitian tidak merokok.

Dalam beberapa literature menyebutkan faktor risiko  H. pylori,

diantaranya status ekonomi yang rendah, lingkungan padat penduduk,

anak yang banyak, dan air yang tidak bersih. #elain itu, usia, jenis

kelamin, perilaku merokok dan minum alkohol juga sering dikaitkandengan infeksi H. pylori.

#tudi yang dilakukan oleh arie,1  tahun 2 di %rab #audi

menggunakan metode enzyme-linked immunosorbent assay /7-#%0 untuk 

mendeteksi infeksi  H. pylori, menunjukkan bahwa pre*alensi meningkat

 pada usia lebih tua. #tudi yang dilakukan %ri dkk,"  di -ndonesia

menunjukkan tidak ada perbedaan yang bermakna antara subjek kurang

dari ' tahun dan lebih dari sama dengan ' tahun, tetapi berbeda

Universitas Indonesia

Page 29: Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif

8/18/2019 Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bab-1-sd-bab-7-akhir-final-tesis-modif 29/34

2

 bermakna jika kelompok yang dibandingkan adalah kurang dari tahun

dan lebih dari sama dengan tahun.

(enis kelamin dikatakan berhubungan dengan infeksi  H. pylori

 pada beberapa studi, tetapi berbagai studi memberikan hasil yang berbeda

antara lebih berisiko laki&laki atau perempuan. ekanisme mengenai

faktor risiko ini terhadap infeksi H. pylori masih belum jelas.1,18

).2.Pr$#$rsi UB&7 #e!eriksaan ser$l$gi dan #e!eriksaan RAPIRUN

Pada penelitian ini, pada pemeriksaan 34 /rea 3reath 4est0 sebagai

 baku emas pemeriksaan ! pylori didapatkan sebanyak ",)+ dengan hasil

 positif.Pada pemeriksaan serologi didapatkan sebanyak "2,'+ dengan

hasil positif. Pada pemeriksaan :%P-:$ /:apid rine 4est0 didapatkan

sebanyak 2',"+ subyek hasil positif. Pemeriksaan rea 3reath 4est adalah

 baku emas untuk deteksi infeksi  H. pylori non&in*asif yang pertama kali

ditemukan pada tahun 198 oleh Araham dan 3ell. Dalam hal akurasi,

34 cukup baik dengan sensiti*as dan spesifisitas lebih dari 9+.

Pemeriksaan serologi pada umumnya mendeteksi -gA terhadap

kuman H. pylori. #aat ini, telah banyak tes 7-#% yang tersedia dengan

 penggunaan yang sederhana dan hasil yang akurat. asalahnya adalah

sensiti*itas dan spesifisitas yang ber*ariasi secara geografis. #tudi di

(akarta dengan menggunakan tes 7-#% buatan :oche menunjukkan

sensiti*itas dan spesifisitas yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan

laporan negara 3arat. Dalam literatur pemeriksaan antibodi di urin

menunjukkan sensiti*itas dan spesifisitas yang cukup tinggi yaitu, 8+

dan 91+. 1#tudi di 5ina dengan menggunakan rapid urine test 

/:%P-:$ H. pylori antibodi0 memperlihatkan akurasi yang cukup tinggi,yaitu sensiti*itas, spesifisitas, PP, dan $P, masing&masing adalah

9,+, 9),2+, 9,+, dan 9),9+  Hospital based.

#etelah dilakukan pemeriksaan serologi dan dilakukan perhitungan

statistik pada 4abel )." didapatkan senstiti*itas sebesar '+, spesifisitas

sebesar 91+,. -dealnya pemeriksaan sensiti*tias dan spesifisitas dengan

menggunakan tes serologi dapat mencapai lebih dari 9+ tetapi ternyata

serologi test bisa menjadi rendah. Penelitian serologi yang dilakukan oleh

Universitas Indonesia

Page 30: Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif

8/18/2019 Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bab-1-sd-bab-7-akhir-final-tesis-modif 30/34

3

AonGales,dkk memiliki hasil yang mirip dengan penelitian ini yaitu untuk 

sensiti*itas &1+ + dan spesifitas &1+. #edangkan <aGemi,dkk 

untuk pemeriksaan serologi hasilnya sebagai berikut, sensiti*itas )+,

spesifisitas )' +, PP ) +, dan $P 1+."1

ntuk pemeriksaan :%P-:$ dan setelah dilakukan

 perhitungan statistik didapatkan sensiti*itas, spesifisitas, PP, dan $P

masing&masing "+, 98+, 9'+, 8"+. !al ini hampir mirip dengan data

hasil penelitian Demiray,dkk dengan hasil sebagai berikut sensiti*itas

1,2+, spesifisitas 81,)+ PP 91,2+, dan $P )1,2+ dengan jumlah

sample yang hampir sama yaitu pada penelitian ini sebanyak ' sample

dan pada penelitian Demiray,dkk "2 sebanyak 1 pasien tetapi hal ini akan

 berbeda jika di bandingkan dengan penelitian oleh Luach,dkk "" di *ietnam

memberikan hasil yang lebih tinggi yaitu sebesar 8',+, 89,9+, 91,2+

82,)+ dengan sample sebanyak 2 pasien. Perbandingan selanjutnya

adalah dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh <uo,dkk "' di tawian

dengan hasil #ensiti*itas 91,+, spesifisitas 9,8+, PP 9," $P

8,+ dengan sample sebanyak "1, dari perbandingan&perbandingan

tersebut terlihat bahwa semakin banyak sample maka angka sensisti*itas,

spesifisitas, PP, dan $P semakin tinggi.

Penelitian ini memiliki hasil yang rendah dalam hal sensiti*itas hal

ini dimungkinkan karena jumlah sample yang tidak sebanyak penelitian&

 penelitian sebelumnya, walaupun sample penelitian diambil langsung dari

 populasi, namun dalam hal ini masih terlihat bahwa dengan jumlah sample

yang tidak sebanyak dengan penelitian sebelumnya penelitian ini masih

lebih unggul dibandingkan dengan penelitian sebelumnya dalam hal

spesifisitas bahkan jika dibandingkan dengan serologi yang dilakukan

 bersamaan dengan :%P-:$ pada penelitian ini memberikan hasil

spesifisitas yang lebih tinggi, namun masih disarankan untuk dilakukan

 penelitian lebih lanjut untuk mengetahui faktor&faktor lain yang mungkin

 bisa mempengaruhi hasil tersebut.

BAB @

+IMPULAN DAN +ARAN

Universitas Indonesia

Page 31: Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif

8/18/2019 Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bab-1-sd-bab-7-akhir-final-tesis-modif 31/34

31

Dari hasil penelitian diatas

@.1 +i!#lan

1. Pemeriksaan rapid urin test masih kurang sensiti*e untuk deteksiscreening infeksi Helicobacter pylori tetapi spesifisitasnya masih lebih

tinggi

2. #erologi masih lebih baik dalam mendeteksi screening  Helicobacter 

 pylori

@.2 +aran

1. asih perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui faktor&

faktor yang berpengaruh terhadap pemeriksaan rapid urin test

2. Pemeriksaan serologi masih dipertahankan untuk screening awal

terhadap adanya infeksi Helicobacter pylori

DA/&AR PU+&A(A

Universitas Indonesia

Page 32: Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif

8/18/2019 Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bab-1-sd-bab-7-akhir-final-tesis-modif 32/34

32

1. Djojoningrat. D., Pendekatan klinis penyakit gastrointestinal. Dalam= 3uku

ajar ilmu penyakit dalam jilid 1. #udoyo, %., #etiyohadi, 3., %lwi, -.,

#imadibrata, ., #etiati, #., editor. (akarta = -nternaPublishing, 29.p.''1&.

2. Eord %5 Eorman D, 3alley %A, 5ook 3, %Kon %4, oayyedi P. Cho

consults with dyspepsia> :esults from a longitudinal 1&yr&follow&up. %m (

Aastroentrol 2M12= 9)&).

". c<inlay %C, padhyay :, Aemmell 5A, :ussell :-. !elicobacter pylori=

 bridging the credibility gap. Aut. 199M"1=9'&).

'. Eock <, <atelaris P, #ugano <, %ng 4 , !unt :, 4alley $ (, et al. #econd

asia&pasific consensus guidelines for !elicobacter pylori infection. (ournal of 

Aastroenterology and !epatology 29M 2'=1)8&.

). #aragih ( 3 %kbar $, #yam % E, #irat #, !imawan #, #oetjahyo 7. -ncidenceof helicobacter pylori infection and gastric cancer= an 8&year hospital based

study. %cta ed -ndones 2M="9/20=M9&81.

. #yam %E, EauGi %, %bdullah , #imadibrata , akmun D, anan , :ani

%%. 4he seropre*alence of !elicobacter pylori in (akarta= samples from )

cities area. (ournal of Aastroenterology and !epatology 2M=22/suppl.

"0=M%'18&2".

. <han #%. Aastroenterology in de*eloping countries= issues and ad*ances.

Corld ( Aastroentrol 29M 1)/2"0=28"9&)'.8. #yam %E. nin*estigated dyspepsia *ersus in*estigated dyspepsia. %cta ed

-ndones 2)M"/20=11"&).

9. 4alley $(, akil $3, oayyedi P. %merican gastroenterological association

technical re*iew on the e*aluation of dyspepsia. Aastroenterol

2)M129=1)&8.

1. :ienGo 4%D DNangelo A, 6jetti , 5ampanale 5, 4ortora %, 5esario , et al.

1"5&urea breath test for the diagnosis of helicobacter pylori infection. 7ur :e*

ed Pharmacol #ci 21"M=1=M)1&8.11. D ing. 5arbon&1" urea breath test for !elicobacter pylori infection in

 patients with unin*estigated ulcer&like dyspepsia. 6nt !ealth 4echnol %sses

21"=1"/190M1&".

12. akil . 3lood, urine, stool, breath, money, and !elicobacter pylori. Aut

21M'8=28&9.

1". <uo E5, Cang #C, Cu -5, ;u E(, ;ang ;5, Cu (;, et al. 7*aluation of urine

7-#% test for detecting !elicobacter pylori infection in 4aiwan= a prospecti*e

study. Corld ( Aastrointest 2)=11/")0M ))')&8.

1'. -slam D, :ahman #!H, #hamsuGGaman #, 5howdury %, uaGGam $,

Universitas Indonesia

Page 33: Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif

8/18/2019 Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bab-1-sd-bab-7-akhir-final-tesis-modif 33/34

33

%hmed $, et al. rine&based 7-#% for the detection of helicobacter pylori

-gA antibody and comparison with other in*asi*e methods. 3angladesh ( ed

icrobiol 21M'/10=1'&.

1). eodolter % aira D, 3aGGoli E, #chutGe <, !irschl %, egrauds E, et al.

7uropean multicentre *alidation trial of two new non&in*asi*e tests for 

detection of !elicobacter pylori antibodies= urine&based 7-#% and rapid

urine test. %liment Pharmacol 4her 2"=18M92&"1.

1. arie % #eropre*alence of !elicobacter pylori infection in large series of 

 patients in an urban area of saudi arabia. <orean ( Aastroenterol 28=)2M22&

9.

1. im #!, <won (C, <im $, <im A!, <ang (, Park (, et al. Pre*alence

and risk factor of !elicobacter pylori infection in <orea= nationwide

multicenter study o*er 1" years. 35 Aastroenterology 21"M1"=1'.

18. 5amilleri Dubois D, 5oulie 3, (ones , <ahrilas P(, :entG %,

#onnenberg %, #tanghellini , et al. Pre*alence and socioeconomic impact of 

upper gastrointestinal disorder in the nited #tates= results of the # upper 

gastrointestinal study. 5lin Aastroenterol !epatol 2)="M )'"&)2.

19. atsuGaki ( #uGuki !, %sakura <, Eukushima ;, -nadomi ( , 4akebayashi 4,

et al. 5lassification of functional dyspepsia based on concomitant bowel

symptoms. $eurogastroenterol otil 212=2'M"2)&e1'.

2. iwa !, Ahoshal 5, Aonlachn*it #, Eock <, Awee <%, %ng 4, et al.

%sian consensus report on functional dyspepsia. ( Aastroenterol !epatol

212M2/'0=2&'1.

21. #imadibrata , akmun D, %bdullah , #yam %E, EauGi %, :enaldi <, et al.

<onsensus nasional= penatalaksanaan dispepsia dan infeksi helicobacter 

 pylori. (akarta=PA-M21'.p.'&.

22. :ani %%, EauGi %. -nfeksi helicobacter pylori dan penyakit gastro&duodenal.

Dalam= 3uku ajar ilmu penyakit dalam. #udoyo % #etiyohadi 3, %lwi -,

#imadibrata , #etiati #, editor. (akarta = -nternaPublishingM 29.p.)1&8.

2". 3laser (. !ypothesis= the changing relationships of helicobacter pylori and

humans= implications for health and disease. ( -nfect Dis 1999M 19=1)2"&".

2'. 3ackret # yne . Pathogenesis of !elicobacter pylori infection. !elicobacter 

211=1M19&2).

2). Demirel 33, %kkas 37, ural A. 5linical factors related with !elicobacter 

 pylori infection& is there an association with gastric cancer history in first

degree family members>. %sian Pac ( 5ancer Pre* 21"M1'/"0=19&82.

Universitas Indonesia

Page 34: Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif

8/18/2019 Tesis Bab 1 Sd Bab 7 Akhir Final Tesis Modif

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-bab-1-sd-bab-7-akhir-final-tesis-modif 34/34

34

2. urray ( 7*elyn 7 crum, 7*ans % 7, 3amford < 3. 7pidemiology of 

helicobacter pylori infection among ''2 randomly selected subjects from

 $orthern -reland. -nt ( 7pidemiol 199M2/'0=88&.

2. #uparyatmo (3. Erekuensi positi*itas antibodi helicobacter pylori pada

kelompok donor darah di #urakarta. 3uletin Penelitian <esehatan 199'M22=11&

.

28. Cong C, Cong 35;, Oia !!O, 4ang #;, ai <5, !u C!5, et al. %n

e*aluation of rapid urine test for the diagnosis of helicobacter pylori infection

in the 5hinese population. %liment Pharmacol 4her 21M1=81"&.

29. #taat %, oran D<, cLuillan A, <aslow :%. % population&based

serologic sur*ey of !elicobacter pylori infection in childern and adolescents

in nited #tates. ( -nfect Dis 199= 1'= 112&".". %*ailable at  www.(akarta.co.idBwebBencyclopediaBdetailB1)"B<oja&

<ecamatan, acces date 2&&21' 1'. Cib

"1. AonGales, et.al 21' % re*iew of Helicobacter pylori diagnosis, treatment, and

methods to detect eradication Corld ( Aastroenterol. 21' Eeb 1'M 2/0=

1'"81''9.

"2. <aGemi, et.al 211 Diagnostic *alues of !elicobacter pylori diagnostic test,

urea breath test, rapid urea test, serology and histology. ( :es ed #ci.211

#epM1/90=19&1'."". Demiray et.al 28 % prespecti*e for the detection of !elicobacter pylori

infection by non in*asi*e test. !elicobacter 28M 1"/)0= ')&')1

"'. Luach et.al. alue of a new stick&type rapid urine test for the diagnosis of 

!elicobacter pylori infection in the ietnamese population orld  

astroenterol 21' ay M 2/10= )8&)91

"). <uo et.al,7*aluation of urine 7-#% test for detecting !elicobacter pylori

infection in 4aiwan= % prospecti*e study Corld ( Aastroenterol 2)M 11/")0=

))')&))'8