30
PRESENTASI FARMASETIKA SEDIAAN SUSPENSI OLEH JONO SUGIHARTO (A. 092 0026) DITA PRILIA (A. 092 0027) ROSLIA CORRY M. (A. 093 0042) STFI 2010 1

Persentasi suspensi jadi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Persentasi suspensi jadi

PRESENTASI FARMASETIKA

SEDIAAN SUSPENSI

OLEHJONO SUGIHARTO (A. 092 0026)

DITA PRILIA (A. 092 0027)ROSLIA CORRY M. (A. 093 0042)

STFI2010

1

Page 2: Persentasi suspensi jadi

PUSTAKA

Handbook of Pharmacetical Excipients. Paul J Weller, USA. 2003.

Formakope Indonesia Ed 3 dan 4. Depkes RI. Jakarta, 1997. Remington, 2000, The Science and Practice of Pharmacy,

28th ed, Philadlphia. Tristiana Ernawati, 2007, Sediaan Suspensi.

2

Page 3: Persentasi suspensi jadi

PENDAHULUAN

Suspensio : sediaan farmasi cair, dimana zat padatnya tidak larut dalam cairan pembawanya, zat padatnya terdispersi di dalam cairan pembawanya.

Contoh : sediaan suspensi a.l Chloramphenicol suspensio

Amoxycillin suspensio, Ampicillin suspensio. Di masyarakat sediaan cair utk obat dalam

dikenal dengan sebutan sirup. Jadi sediaan tadi di apotik dikenal orang dg

nama sirup Chloramphenicol, sirup amoxycillin dst.

3

Page 4: Persentasi suspensi jadi

SISTEM PEMBENTUKAN SUSPENSI FLOKULASI

Secara umum sistem flokulasi membentuk suspensi dengan partikel yang terikat lemah, cepat mengendap dan pada penyimpanan tidak terjadi cake dan mudah tersuspensi kembali.

Partikel system flokulasi terbentuk agregat yang dapat mempercepat terjadinya sedimentasi. Hal ini disebabkan karena setiap unit partikel, dibentuk oleh kelompok partikel dengan ukuran agregat relative besar.

Cairan supernatan pada system deflokulasi sepat sekali bening yang disebabkan flokul-flokul yang terbentuk cepat sekali mengendap dengan ukuran yang bermacam-macam.

4

Page 5: Persentasi suspensi jadi

SISTEM PEMBENTUKAN SUSPENSI FLOKULASI

Keunggulan : sedimen pada tahap akhir penyimpanan akan tetap besar dan mudah diredispersi kembali.

Kekurangan : Dosis tidak akurat dan produk jadi tidak elegan karena kecepatan sedimentasinya tinggi.

Flokulasi dapat dikendalikan dengan :Kombinasi ukuran partikel, penggunan elektrolit untuk kontrol potensial zeta, penambahan polimer mempengaruhi hubungan / struktur partikel suspensi.

5

Page 6: Persentasi suspensi jadi

SISTEM PEMBENTUKAN SUSPENSI DEFLOKULASI

Secara umum sistem deflokulasi membentuk suspensi dengan partikel yang mengendap perlahan, dan akhirnya membentuk sedimen, dimana terjadi agregasi dan akhirnya terbentuk cake yang keras dan sukar tersuspensi kembali.

Partikel yang terdispersi merupakan unit tersendiri yang terpisah satu sama lain. Kecepatan sedimentasi bergantung daripada ukuran partikel tiap unit, dimana partikel kecil akan memiliki kecepantan sedimen yang lambat

Gaya tolak menolak di antara 2 partikel menyebabkan masing-masing partikel menyelip diantara sesamanya pada waktu mengendap.

Supernatan system deflokulasi keruh dan setelah pengocokan kecepatan sedimentasi yang lambat

6

Page 7: Persentasi suspensi jadi

SISTEM PEMBENTUKAN SUSPENSI DEFLOKULASI

Keunggulan : Sistem deflokulasi akan menampilkan dosis yang relatif homogen pada waktu yang lama karena kecepatan sedimentasi yang lambat. Dan penampilan produk yang menarik.

Kekurangannya : Apabila sudah terjadi endapan sukar sekali diredispersi karena terbentuk massa yang kompak.

Sistem deflokulasi dengan viskositas tinggi akan mencegah sedimentasi tetapi tidak dapat dipastikan apakah system akan tetap homogen pada waktu paronya.

7

Page 8: Persentasi suspensi jadi

SUSPENDING AGENTS

Golongan polisakarida Acacia gum, asam alginate, dextrin, Sodium alginate, Starch, sukrosa, tragakan, xanthan gum

Golongan selulosa larut airKarboksimetil selulosa sodium/Na, CMC, Selulosa metal selulosa, hidroksi metil selulosa, hidroksi propil selusosa.

 Golongan tanah liat

Bentonit, alumunium magnesium silikat, hectocrite, veegum

 Golongan Sintetik

Carboxypolymethylen (Carbopol/carbomer), Colloidal silicon dioxide.

8

Page 9: Persentasi suspensi jadi

GOLONGAN POLISAKARIDA

Acacia gum (gum arabic)Bahan alam, kurang baik sebagai suspending agent perlu jumlah besar, juga sebagai protected colloid, biasanya dikombinasikan dengan tragacanth. Penggunaan dalam suspensi biasanya 5-10 %.

TragacanthMenghasilkan sifat thixotrophic dan pseudoplastic, sebagai thickening agent lebih baik dari acacia, dapat digunakan untuk sediaan peroral atau topical. Stabil pada pH 4-7.5 perlu beberapa hari hidrasi sempurna setelah didispersikan dalam air untuk mencapai viskositas maksimum, viskositasnya dipengaruhi suhu.

Starch/amilumDikombinasikan dengan tragancanth atau Na.-CMC. Sodium starch glycollate (Explotab, Primogel) merupakan derivat amilum kentang. Penggunaan lebih banyak pada pembuatan tablet.

9

Page 10: Persentasi suspensi jadi

GOLONGAN POLISAKARIDA

Alginate (alginic acid)Polimer dari d-mannuronic acid, sebagai suspending agents mirip tragacanth. Mucilago alginat tidak boleh dipanaskan diatas 600C yang menyebabkan depolimerisasi sehingga viskositas menurun.Sangat viskus segera setelah pembuatan, menurun dan konstan setelah 24 jam. Viskositas maksimum pada pH 5-9, pada pH asam presipitasi.

Sodium alginate (manucol) : bersifat anionik dan OTT dengan kationik dan logam berat.Penambahan CaCl2 membentuk Ca-alginat yang meningkatkan viskositas.Penggunaan pada suspensi agents 1-5 %.

10

Page 11: Persentasi suspensi jadi

GOLONGAN SELULOSA LARUT AIR

Methylcellulose (Celacol)Merupakan bahan semisintesis polisakarida, lebih mudah larut dalam air dingin dari pada air panas. Didispersikan dalam air hangat kemudian didinginkan dengan pengadukan yang konstan. Membentuk senyawa Non ionik dan stabil pada pH 3-11. Pada pemanasan 500C terbuntuk basis gel. Penggunaan pada suspensi 1-2%.

Hydroxyethylcellulose (Natrosol 250)Disukai karena melarut pada air panas maupun dingin, pemanasan tidak menyebabkan menjadi gel.

11

Page 12: Persentasi suspensi jadi

GOLONGAN SELULOSA LARUT AIR

Sodium Carbocymethylcellulose (Edifas, Cellosize, Na-CMC)Na-CMC 50 pada 1% larutan memberikan kekentlan 50 cP (50 mPa s), membentuk larutan jernih dalam air panas dan air dingin.Merupakan senyawa anionok, stabil pada pH 5-10, OTT dengan kation polivalen, mengendap pada pH rendah. Pada pemanasan sterilisasi menurunkan viskositas. Penggunaan sebagai suspending agent sampai 1%.

Microcrystalline cellulose (Avicel)Mudah terdispersi dalam air tetapi tidak larut, membentuk gel thixothropic, penggunaan 8-11% sebagai protectiv colloid.

12

Page 13: Persentasi suspensi jadi

GOLONGAN TANAH LIAT (CLAYS)

BentonitPenggunaan untuk sediaan topikal 2-3% sediaan calamine lotion

VeegumKonsentrasi penggunaan + 5%, stabil pada pH 3,5-11. Menghasilkan aliran thixotropic dan plastic dengan yield value yang besar.

HectoriteMirip bentonit, konsentrasi

Bentonit, veegum, hectorite, hydrasinya mudah dan dapat menyerap air 12 kali beratnya terutama bila suhu dinaikan. Gel yang terbentuk menghasilkan aliran thixotropic. 13

Page 14: Persentasi suspensi jadi

GOLONGAN SINTESIS

Carboxypolymethylen (Carbopol/carbomer) = Synthetic PolymerMerupakan senyawa sintesis, co-polimer dari acrylic acid dan allyl sucrose. Penggunaan sampai 0,5 % umumnya untuk topikal grade tertentu dapat digunakan untuk peroral. Dispersi dalam air bersifat asam, viskositas rendah, peningkatan pH pada renge 6-11 menyebabkan viskositas tinggi.

Colloidal silicon dioxide (Aerosil, Cab-O-Sil)Dispersi dalam air membentuk agregat dengan jaring-jaring tiga dimensi. Penggunaan sampai 4 % untuk sediaan topikal, dapat sebagai thickening agent pada suspensi non aqueous.

14

Page 15: Persentasi suspensi jadi

JENIS-JENIS SUSPENSI

Suspensi Oral adalah sediaan cair mengandung partikel padat yang terdispersi dalam pembawa cair dengan bahan pengaroma yang sesuai dan ditujukan untuk penggunaan oral. Beberapa suspensi dapat langsung digunakan, sedangkan yang lain berupa campuran zat padat yang dikonstitusikan terlebih dahulu dengan pembawa yang sesuai segera sebelum digunakan.

Contoh dry suspension : Amoxsan Dry Syrup, Cefspan Dry Syrup.

15

Page 16: Persentasi suspensi jadi

JENIS-JENIS SUSPENSI

Suspensi topical adalah sediaan cair mengandung partikel padat yang terdispersi dalam pembawa cair ditujukan penggunaan untuk kulit (obat luar).

Contoh : Caladine Lotion.

16

Page 17: Persentasi suspensi jadi

JENIS-JENIS SUSPENSI

Suspensi untuk injeksi adalah sediaan berupa suspensi serbuk dalam medium cair yang sesuai dan tidak disuntikkan secara intravena atau kedalam larutan spinal (Larutan otak/sumsum tulang belakang).

Suspensi untuk injeksi terkonstitusi adalah sediaan padat kering dengan bahan pembawa yang sesuai untuk membentuk larutan yang memenuhi persyaratan untuk suspensi steril setelah penambahan bahan pembawa yang sesuai.

Contoh : Fosmicin inj, colsancetine inj, kalfoxim inj.

17

Page 18: Persentasi suspensi jadi

METODE PEMBUATAN SUSPENSI

Metode DispersiDengan cara menambahkan serbuk bahan obat kedalam mucilago yang telah terbentuk kemudian diencerkan sehingga terbentuk corpus suspensi.

Perlu diketahui kadang-kadang terjadi kesukaran pada saat mendispersi serbuk dalam vehicle, hal tersebut karena adanya udara, lemak, atau kontaminan pada serbuk.

18

Page 19: Persentasi suspensi jadi

METODE PEMBUATAN SUSPENSI DISPERSI

Mudah dan sukarnya serbuk terbasahi tergantung besarnya sudut kontak, bila sudut kontak kurang lebih 90 derajat serbuk akan mengambang diatas cairan (sifat hidropob).

Untuk menurunkan tegangan permukaan cara mengatasi diturunkan tegangan permukaannya, perlu ditambahkan zat pembasah/wetting agent.

Wetting agent (zat pembasah) membuat air bisa berpenetrasi ke permukaan partikel (alkohol,gliserin, propilenglikol)

19

Page 20: Persentasi suspensi jadi

METODE PEMBUATAN SUSPENSI

Metode praesipitasiZat yang hendak didispersi dilarutkan dahulu dalam pelarut organik. Setelah larut dalam pelarut organik diencerkan dengan larutan pensuspensi dalam air. Akan terjadi endapan halus dan tersuspensi dengan bahan pensuspensi.

Cairan organik tersebut adalah : etanol, propilenglikol, dan polyetilenglikol.

20

Page 21: Persentasi suspensi jadi

METODE PEMBUATAN SUSPENSI

Pembuatan suspensi sistem flokulasi adalah :Partikel diberi zat pembasahDitambah zat pemflokulasi biasanya berupa

larutan elektrolit, surfaktan, polimer.Agar flok tidak cepat mengendap, maka

ditambah structured vehicle/mucilago.Larutan elektrolit, untuk partikel yang bermuatan

positif digunakan zat pemflokulasi yang bermuatan negatif dan sebaliknya.

Contoh : Suspensi Bismuthi Subnitras bermuatan positif menggunakan zat pemflokulasi kalium phospat monobase bermuatan negatif.

21

Page 22: Persentasi suspensi jadi

FORMULASI SUSPENSI

Komposisi :1. Zat aktif2. Zat pensuspensi (Suspending agents)3. Bahan tambahan / Zat perisa (Flavouring agents)

Untuk Obat Dalam:(a) Corrigentia saporis (zat yg memperbaiki rasa)

(b) Corrigentia odoris (Zat yg memperbaiki bau) (c) Corrigentia coloris (zat yg memperbaiki warna)

Untuk Obat Luar: (a) Corrigentia odoris (parfum) (b) Corrigentia coloris (pewarna)4. Zat pengawet5. Zat pendapar6. Zat antioksidan7. Cairan Pembawa.

22

Page 23: Persentasi suspensi jadi

TERIMAKASIHATAS

PERHATIANNYA......23

Page 24: Persentasi suspensi jadi

Formula Umum Suspensi Komposisi :1. Zat aktif2. Zat pensuspensi (Suspending agents)3. Bahan tambahan / Zat perisa (Flavouring agents)

Untuk Obat Dalam:(a) Corrigentia saporis (zat yg memperbaiki rasa)

(b) Corrigentia odoris (Zat yg memperbaiki bau) (c) Corrigentia coloris (zat yg memperbaiki warna)

Untuk Obat Luar: (a) Corrigentia odoris (parfum) (b) Corrigentia coloris (pewarna)4. Zat pengawet5. Zat pendapar6. Zat antioksidan7. Cairan Pembawa.

Page 25: Persentasi suspensi jadi

Zat Aktif

Zat Aktif :Perhatikan sifat zat aktif:a. Sifat fisika :

Kelarutan, titik leleh, higroskopisiti, bentuk kristal.

b. Sifat kimia : Stabilita, hydrolisis, pH.

Uraian Komposisi

Page 26: Persentasi suspensi jadi

Suspending Agents

Meningkatkan kekentalan, untuk memperlambat pengendapan, mencegah penurunan partikel, mencegah penggumpalan resin atau bahan berlemak.

Pemilihan berdasarkan;◦Penggunaan suspensi◦Komposisi kimia◦Stabilitas pembawa◦Produk, sumber, inkompatibilitas dari

suspending agent.

Uraian Komposisi

Page 27: Persentasi suspensi jadi

Stabilita Suspending Agents

======================================================Suspending Agents Rentang pH stabilita Concentrasi yg biasa :------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

1.Natrium alginat4 – 10 1 – 5%2.Metilselulose(tilose) 3 – 11 1 – 2 %3.Hidroksietilselulose 2 – 12 1 – 2 %4.Hidroksipropilselulose 6 – 8 1 – 2 %5.Hidroksipropilmetilselu lose 3 – 11 1 – 2 %6. Carboksimetilselulose 7 – 9 1 – 2 %7. Na-CMC 5 – 10 0,1 – 5%8. Microcristal selulose 1 – 11 0,6 – 1,5%9. Tragacantha 1 – 8 1 – 5 %10. Ksantan gum 3 – 12 0,05 – 0,5 %.11. Bentonit > 6 0,5 – 5 %12. Carrageen 6 – 10 0,5 – 1 %13. Guar gum 4 – 10,5 1 – 5 %14. Colloid Silicon dioksida 0 – 7,5 2 – 4 %

=================================================Tabel 3.2. Rentang pH stabilita dan konsentrasi zat pensuspensi yang biasa digunakan.

Uraian Komposisi

Page 28: Persentasi suspensi jadi

Wetting Agent

Menghilangkan lapisan udara pada permukaan zat padat sehingga zat padat dan humektan lebih mudah kontak dengan pembawa.

Gliserin, propilen glikol, polietilen glikol, surfaktan (nonionik , konsentrasi rendah)

Page 29: Persentasi suspensi jadi

Floculating Agent

Bahan yang dapat menyebabkan suatu partikel berhubungan secara bersama membentuk suatu agregat atau floc.

Floculating agent dapat menyebabkan suatu suspensi mudah mengendap dan mudah terdispersi kembali.

Page 30: Persentasi suspensi jadi

Floculating Agent

SurfaktanPolimer HidrofilikClayElektrolit

Jarang digunakan dalam industri.