Step 7 Sken 2 Rinitis

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/17/2019 Step 7 Sken 2 Rinitis

    1/18

    BAB VII

    BERBAGI INFORMASI

    1. Rinitis Alergi

    a. Definisi

    Rinitis alergi adalah rinitis alergi adalah istilah umum yang digunakan untuk 

    menunjukkan setiap reaksi alergi mukosa hidung akibat paparan alergen, dimana

    alergen tersebut diantaranya dapat berupa debu, asap, sebuk/tepung sari yang ada

    di udara (Ballenger, 2010; Soepardi, Iskandar, Bashiruddin Resuti, 201!;

    "heatley #ogias, 201$%& 'dapun deinisi menurut 'RI' ( Allergic Rhinitis and 

    its Impact on Asthma% adalah kelainan pada hidung dengan gejala bersin)bersin,

    rinore, rasa gatal dan tersumbat setelah mukosa hidung terpapar alergen yang

    diperantarai oleh Ig * (Small +im, 2011; akhani, -otrh *llis, 2012%&

    b. Etiologi

    Rinitis alergi melibatkan interaksi antara lingkungan dengan predisposisi genetik 

    dalam perkembangan penyakitnya& .aktor genetik dan herediter sangat berperan pada

    ekspresi rinitis alergi& enyebab rinitis alergi tersering adalah alergen inhalan pada

    deasa dan ingestan pada anak)anak& ada anak)anak sering disertai gejala alergi

    lain, seperti urtikaria dan gangguan penernaan& enyebab rinitis alergi dapat berbeda

    tergantung dari klasiikasi& Beberapa pasien sensiti terhadap beberapa alergen&

    'lergen yang menyebabkan rinitis alergi musiman biasanya berupa serbuk sari atau

     jamur& Rinitis alergi perenial (sepanjang tahun% diantaranya debu tungau, terdapat dua

    spesies utama tungau yaitu  Dermatophagoides farinae dan  Dermatophagoides

     pteronyssinus, jamur, binatang peliharaan seperti keoa dan binatang pengerat& .aktor resiko untuk terpaparnya debu tungau biasanya karpet serta sprai tempat tidur, suhu

    yang tinggi, dan aktor kelembaban udara& +elembaban yang tinggi merupakan aktor 

    resiko untuk untuk tumbuhnya jamur& Berbagai pemiu yang bisa berperan dan

    memperberat adalah beberapa aktor nonspesiik diantaranya asap rokok, polusi

    udara, bau aroma yang kuat atau merangsang dan perubahan uaa (Ballenger, 2010;

    Small +im, 2011; Soepardi et al &, 201!%&

     

  • 8/17/2019 Step 7 Sken 2 Rinitis

    2/18

    c. Klasifikasi

    Small +im (2011% serta akhani, -otrh *llis (2012% menyatakan baha

    Seara tradisional, riinitis alergi telah dikategorikan sebagai musiman (terjadi

    selama musim tertentu% atau abadi (terjadi sepanjang tahun%& -amun, tidak semua

     pasien masuk ke dalam skema klasiikasi ini& Sebagai ontoh, beberapa pemiu

    alergi, seperti serbuk sari, mungkin musiman di iklim dingin, tapi abadi di iklim

    hangat, dan pasien dengan beberapa musiman alergi mungkin memiliki gejala

    hampir sepanjang tahun& +arena itu, saat ini  Allergic Rhinitis and its Impact on

     Asthma  ('RI'%  mengklasiikasikan  rhinitis alergi menurut durasi gejala dan

     beratnya gejala (3ambar 1%&

    Berdasarkan durasi berlangsungnya gejala, diklasiikasikan 4

    1%  Intermitten  (kadang)kadang%, ketika total durasi episode peradangan kurang

    dari 5 minggu&

    2%  Persisten (menetap%, bila gejala terus berlanjut sepanjang tahun&

    Sedangkan untuk tingkat berat ringannya penyakit, rinitis alergi diklasiikasikan

    menjadi4

    1) Ringan (mild % , bila tidak ditemukan gangguan tidur, gangguan aki6itas harian,

     bersantai,berolahraga, belajar, bekerja dan hal)hal lain yang mengganggu&

    2) Sedang-berat   (moderat-seere%, bila terdapat salah satu atau lebih dari

    gangguan tersebut di atas&

     

    3ambar 1& +lasiikasi rinitis alergi

    d. Epidemiologi 

  • 8/17/2019 Step 7 Sken 2 Rinitis

    3/18

     Rinitis alergi terjadi pada sekitar 20 sampai !0 juta penduduk 'merika

    Serikat setiap tahunnya, menakup 107 sampai 807 pasien deasa dan !07

    anak)anak&10 Rinitis alergi sering dijumpai terutama pada anak usia sekolah&

    Sebuah penelitian oleh International Study on Asthma and Allergies in !hildhood 

    (IS''9% ase 8 yang dilakukan di : negara di seluruh dunia melaporkan

     pre6alensi rinitis alergi sangat ber6ariasi dengan rerata &$7 untuk usia 5 sampai

    < tahun dan 1!&57 pada usia 18 sampai 1! tahun& .aktor risiko rinitis alergi

    adalah aktor genetik (riayat keluarga atopi%, pemberian makanan padat terlalu

    dini, dan ibu merokok selama kehamilan& Sebaliknya jumlah saudara yang banyak 

     pada anak dikatakan sebagai aktor protekti (Ballenger, 2010%&

    e. Patofisiologi

    =enurut Ballenger (2010% dan .+ >I (2012% rinitis alergi merupakan suatu

     penyakit inlamasi yang di aali dengan tahap sensitisasi dan diikuti tahap

     pro6okas/ reaksi alergi& Reaksi alergi terdiri dari 2 ase yaitu Immediated hase

    'llergi Reation atau Reaksi 'lergi .ase 9epat (R'.9% dan ate hase 'llergi

    Reation atau Reaksi 'lergi .ase ambat (R'.%&

    ada kontak pertama dengan alergen atau tahap sensitisasi, makroag atau

    monosit yang berperan sebagai sel penyaji ('9% akan menangkap alergen yang

    menempel di permukaan mukosa hidung& Setelah diproses, antigen akan

    membentuk ragmen pendek peptida dan bergabung dengan molekul ?' kelas II

    membentuk komplek peptida =?9 komplek peptida =?9 kelas II yang

    kemudian di presentasikan pada sel # helper (#h 0%& +emudian sel penyaji akan

    melepas sitokin seperti I 1 yang akan mengaktikan #h 0 yang berprolierasi

    menjadi #h 1 dan #h 2, sehingga sel limosit B menjadi akti dan akan

    memproduksi Ig*&

    Bila mukosa yang sudah tersensitisasi terpapar dengan alergen yang sama,

    maka kedua rantai Ig* akan mengikat alergen spesiik dan terjadi degranulasi

    mastosit dan basoil dengan akibat terlepasnya mediator kimia terutama histamin&

    ?istamin akan merangsang reseptor ?1 pada ujung sara 6idianus

    sehingga menimbulakn rasa gatal pada hidung dan bersin)bersin& ?istamin juga

    menyebabkan kelenjar mukosa dan sel goblet mengalami hipersekresi dan

  • 8/17/2019 Step 7 Sken 2 Rinitis

    4/18

     permeabilitas kapiler meningkat sehingga terjadi rinore& 3ejala lain adalah hidung

    tersumbat akibat 6asodilatasi sinusoid&

    3ambar 2& atoisiologi rinitis alergi

    e. Manifestasi Klinis

    =enurut Small +im (2011%, akhani, -otrh *llis (2012% dan Soepardi

    et al & (201!% maniestasi klinis rinitis alergi adalah bersin berulang pada pagi hari,

    keluar ingus (rinore% yang ener dan banyak, hidung tersumbat, hidung dan mata

    gatal, yang kadang)kadang disertai dengan banyak keluar air mata (lakrimasi%&

    'itan gejala timbul epat setelah paparan allergen dapat berupa bersin, mata

    ataupalatum yang gatal berair, rinore, hidung gatal, hidung tersumbat& ada mata

    dapat menunjukkan gejala berupa mata merah, gatal, onjungti6itis, mata terasa

    terbakar, dan lakrimasi& ada telinga bisa dijumpai gangguan ungsi tuba, eusi

    telinga bagian tengah&

    #anda)tanda alergi juga terlihat di hidung, mata, telinga, aring atau laring&

    #anda hidung termasuk lipatan hidung melintang @ garis hitam melintang pada

    tengah punggung hidung akibat sering menggosok hidung ke atas menirukan

     pemberian hormat (allergic salute%, puat dan edema& =ukosa hidung yang dapat

  • 8/17/2019 Step 7 Sken 2 Rinitis

    5/18

    munul kebiruan& ubang hidung bengkak& Aisertai dengan sekret mukoid atau

    air& #anda di mata termasuk edema kelopak mata, kongesti konjungti6a, lingkar 

    hitam dibaah mata (allergic shiner %& "anda pada telinga termasuk retraksi

    membran timpani atau otitis media serosa sebagai hasil dari hambatan tuba

    eustahii& #anda aringeal termasuk aringitis granuler akibat hiperplasia

    submukosa jaringan limoid& #anda laringeal termasuk suara serak dan edema pita

    suara& 3ejala lain yang tidak khas dapat berupa4 batuk, sakit kepala, masalah

     peniuman, mengi, penekanan pada sinus dan nyeri ajah,  post nasal drip&

    Beberapa orang juga mengalami lemah dan lesu, mudah marah, kehilangan nasu

    makan dan sulit tidur (Ballenger , 2010; "heatley #ogias, 201$%&

     f. Komplikasi

    =enurut Ballenger (2010% dan "heatley #ogias (201$% komplikasi yang

    timbul pada rinitis alergi meliputi 4

    1% olip hidung yang memiliki tanda patognomonis4 inspisited mucous glands,

    akumulasi sel)sel inlamasi yang luar biasa banyaknya (lebih eosinoil dan

    limosit # 9A!%, hiperplasia epitel, hiperplasia goblet, dan metaplasia

    skuamosa&

    2% Ctitis media yang sering residi, terutama pada anak)anak&

    8% Sinusitis paranasal merupakan inlamasi mukosa satu atau lebih sinus para

    nasal& #erjadi akibat edema ostia sinus oleh proses alergis dalam mukosa yang

    menyebabkan sumbatan ostia sehingga terjadi penurunan oksigenasi dan

    tekanan udara rongga sinus& ?al tersebut akan menyuburkan pertumbuhan

     bakteri terutama bakteri anaerob dan akan menyebabkan rusaknya ungsi

     barier epitel antara lain akibat dekstruksi mukosa oleh mediator protein basayang dilepas sel eosinoil (=B% dengan akibat sinusitis akan semakin parah

     g. Faktor Resiko

    =enurut Ballenger (2010% dan Soepardi et al & (201!% beberapa aktor risiko

    yang dapat mempengaruhi angka kejadian rinitis alergi diantaranya yaitu serbuk 

     bunga, asap kendaraan, asap rokok, tungau debu rumah, binatang peliharaan di

    rumah, makanan dan aktor genetik&

  • 8/17/2019 Step 7 Sken 2 Rinitis

    6/18

    'nak yang lahir dari keluarga dengan riayat atopi enderung menderita

     penyakit alergi (risiko alergi $07 sampai 07% bila dibandingkan dengan anak 

    tanpa riayat atopi keluarga (risiko alergi 207%& Sebuah studi melaporkan

    insidensi penyakit atopi pada anak tanpa riayat atopi keluarga sebesar 107, bila

    salah satu orangtua menderita penyakit atopi sebesar 207, dan bila dijumpai

    riayat atopi pada kedua orangtua meningkat menjadi !27& >nit +erja

    +oordinasi 'lergi Imunologi Ikatan Aokter 'nak Indonesia (>++ 'lergi

    Imunologi IA'I% dan erhimpunan Cbstetri dan 3inekologi Indonesia (C3I%

    memperkenalkan kartu deteksi dini risiko alergi yang merupakan sistem penilaian

    untuk memprediksi risiko alergi pada anak berdasarkan riayat atopi orangtua

    dan saudara kandung& Berdasarkan riayat atopi orangtua dan saudara kandung

    tersebut, seorang anak dikelompokkan menjadi risiko keil, sedang, dan tinggi

    untuk menderita alergi&

    h. Penegakkan Diagnosis

    =enurut Ballenger (2010% Soepardi et a l  & (201!% dan "heatley

    #ogias (201$% penegakkan diagnosis rinitis alergi dilakukan dengan 4

    1) Anamnesis, meliputi riayat kesehatan maupun maniestasi klinis yang

    dirasakan& 'namnesis sangat penting, karena sering kali serangan tidak terjadi

    dihadapan pemeriksa& ?ampir $07 diagnosis dapat ditegakkan dari

    anamnesis saja& 3ejala rinitis alergi yang khas ialah terdapatnya serangan

     bersin berulang& 3ejala lain ialah keluar ingus (rinore% yang ener dan

     banyak, hidung tersumbat, hidung dan mata gatal, yang kadang)kadang

    disertai dengan banyak air mata keluar (lakrimasi%& +adang)kadang keluhan

    hidung tersumbat merupakan keluhan utama atau satu)satunya gejala yangdiutarakan oleh pasien& erlu ditanyakan pola gejala (hilang timbul, menetap%

     beserta onset dan keparahannya, identiikasi aktor predisposisi karena aktor 

    genetik dan herediter sangat berperan pada ekspresi rinitis alergi, respon

    terhadap pengobatan, kondisi lingkungan dan pekerjaan& Rinitis alergi dapat

    ditegakkan berdasarkan anamnesis, bila terdapat 2 atau lebih gejala seperti

     bersin)bersin lebih $ kali setiap serangan, hidung dan mata gatal, ingus ener 

  • 8/17/2019 Step 7 Sken 2 Rinitis

    7/18

    lebih dari satu jam, hidung tersumbat, dan mata merah serta berair maka

    dinyatakan positi

    2) Pemeri#saan $isi#

    ada muka biasanya didapatkan garis  Dennie-%organ dan allergic shinner ,

    yaitu bayangan gelap di daerah baah mata karena stasis 6ena sekunder 

    akibat obstruksi hidung (Iraati, 2002%& Selain itu, dapat ditemukan juga

    allergic crease yaitu berupa garis melintang pada dorsum nasi bagian

    sepertiga baah& 3aris ini timbul akibat hidung yang sering digosok)gosok 

    oleh punggung tangan (allergic salute)& ada pemeriksaan rinoskopi

    ditemukan mukosa hidung basah, berarna puat atau li6id dengan konka

    edema dan sekret yang ener dan banyak& erlu juga dilihat adanya kelainanseptum atau polip hidung yang dapat memperberat gejala hidung tersumbat&

    Selain itu, dapat pula ditemukan konjungti6is bilateral atau penyakit yang

     berhubungan lainnya seperti sinusitis&

    &) Pemeri#saan penun'ang 

       In itro( ?itung eosinoil dalam darah tepi dapat normal atau meningkat&

    Aemikian pula pemeriksaan Ig* total ( prist-paper radio imunosorbent 

    test % sering kali menunjukkan nilai normal, keuali bila tanda alergi pada

     pasien lebih dari satu maam penyakit, misalnya selain rinitis alergi juga

    menderita asma bronkial atau urtikaria& ebih bermakna adalah dengan

    R'S# ( Radio Immuno Sorbent "est % atau *IS' ( n*yme +in#ed Immuno

    Sorbent Assay "est %& emeriksaan sitologi hidung, alaupun tidak dapat

    memastikan diagnosis, tetap berguna sebagai pemeriksaan pelengkap&

    Aitemukannya eosinoil dalam jumlah banyak menunjukkan kemungkinan

    alergi inhalan& Dika basoil ($ sel/lap% mungkin disebabkan alergi makanan,

    sedangkan jika ditemukan sel =- menunjukkan adanya ineksi bakteri&   In oo( 'lergen penyebab dapat diari dengan ara pemeriksaan tes ukit

    kulit, uji intrakutan atau intradermal yang tunggal atau berseri (S#in nd-

     point "itration/S*#%& S*# dilakukan untuk alergen inhalan dengan

    menyuntikkan alergen dalam berbagai konsentrasi yang bertingkat

    kepekatannya& +euntungan S*#, selain alergen penyebab juga derajat

    alergi serta dosis inisial untuk desensitisasi dapat diketahui& >ntuk alergi

    makanan, uji kulit seperti tersebut diatas kurang dapat diandalkan&

  • 8/17/2019 Step 7 Sken 2 Rinitis

    8/18

    Aiagnosis biasanya ditegakkan dengan diet eliminasi dan pro6okasi

    (!hallenge "est %&

    i. Penatalaksanaan

    =enurut Ballenger (2010%, Soepardi et al & (201!% dan "heatley #ogias

    (201$%& penatalaksanaan rinitis alergi dapat dilakukan sebagai berikut 4

    1) "erapi $arma#ologis

    'ntihistamin yang dipakai adalah antagonis ?)1, yang bekerja seara

    inhibitor komppetiti pada reseptor ?)1 sel target, dan merupakan preparat

    armakologik yang paling sering dipakai sebagai inti pertama pengobatan

    rinitis alergi& emberian dapat dalam kombinasi atau tanpa kombinasi dengan

    dekongestan seara peroral& 'ntihistamin dibagi dalam 2 golongan yaitugolongan antihistamin generasi)1 (klasik% dan generasi)2 (non sedati%&

    'ntihistamin generasi)1 bersiat lipoilik, sehingga dapat menembus saar 

    darah otak (mempunyai eek pada SS% dan plasenta serta mempunyai eek 

    kolinergik& reparat simpatomimetik golongan agonis adrenergik ala dipakai

    dekongestan hidung oral dengan atau tanpa kombinasi dengan antihistamin

    atau tropikal& -amun pemakaian seara tropikal hanya boleh untuk beberapa

    hari saja untuk menghindari terjadinya rinitis medikamentosa& reparat

    kortikosteroid dipilih bila gejala trauma sumbatan hidung akibat respons ase

    lambat berhasil diatasi dengan obat lain& Eang sering dipakai adalah

    kortikosteroid tropikal (beklometosa, budesonid, lusolid, lutikason,

    mometasonuroat dan triamsinolon%& reparat antikolinergik topikal adalah

    ipratropium bromida, bermanaat untuk mengatasi rinore, karena aktiitas

    inhibisi reseptor kolinergik permukaan sel eektor&

    2) "erapi Pembedahan

    #indakan konkotomi (pemotongan konka inerior% perlu dipikirkan bila konka

    inerior hipertroi berat dan tidak berhasil dikeilkan dengan ara kauterisasi

    memakai 'g-C8 2$ 7 atau troklor asetat&

    &)  Imunoterapi

    Denisnya desensitasi, hiposensitasi netralisasi& Aesensitasi dan hiposensitasi

    membentuk bloc#ing antibody& +eduanya untuk alergi inhalan yang gejalanya

     berat, berlangsung lama dan hasil pengobatan lain belum memuaskan

  • 8/17/2019 Step 7 Sken 2 Rinitis

    9/18

    2. Rinitis Vasomotor

    a. Definisi

    Rinitis 6asomotor adalah suatu inlamasi mukosa hidung yang bukan

    merupakan proses alergi, bukan proses ineksi, menyebabkan terjadinya obstruksi

    hidung dan rinorea& Rinitis 6asomotor adalah ineksi kronis lapisan mukosa

    hidung yang disebabkan oleh terganggunya keseimbangan sistem sara 

     parasimpatis dan simpatis& arasimpatis menjadi lebih dominan sehingga terjadi

     pelebaran dan pembangkakan pembuluh darah di hidung& Rinitis 6asomotor 

    adalah kondisi dimana pembuluh darah yang terdapat di hidung menjadi

    membengkak sehingga menyebabkan hidung tersumbat dan kelenjar mukusmenjadi hipersekresi& (Ballenger, 2010; Soepardi et al&, 201!%&

    b. Etiologi

    =enurut Ballenger (2010%, Soepardi et al(  (201!% etiologi dari rinitis

    6asomotor diperayai sebagai akibat dari terganggunya keseimbangan dari sara 

    autonom pada mukosa hidung yang menyebabkan terjadinya 6asodilatasi dan

    hipersekresi& enyebab pasti rinitis 6asomotor ini belum diketahui seara pasti,

    diduga akibat gangguan keseimbangan 6asomotor& +eseimbangan 6asomotor ini

    dipengaruhi berbagai hal, antara lain 4

    Cbat @ obatan yang menekan dan menghambat kerja sara simpatis, misal

    ergotamin, lorpromaFin, obat antihipertensi dan obat 6asokonstriktor lokal&

    .aktor isik, seperti asap rokok, udara dingin, kelembaban udara yang tinggi,

    dan bau yang merangsang&

    .aktor endokrine, seperti kehamilan, pubertas dan hipotiroidisme&

    .aktor psikis seperti emas, tegang

  • 8/17/2019 Step 7 Sken 2 Rinitis

    10/18

    c. Patogenesis

    =enurut Rambe (2008% rinitis 6asomotor merupakan suatu kelainan

    neuro6askular pembuluh pembuluh darah pada mukosa hidung, terutama

    melibatkan sistem sara parasimpatis& #idak dijumpai alergen terhadap antibodi

    spesiik seperti yang dijumpai pada rinitis alergi& +eadaan ini merupakan releks

    hipersensiti6itas mukosa hidung yang non @ spesiik& Serangan dapat munul

    akibat pengaruh beberapa aktor pemiu, dengan latar belakang 4

    'danya paparan terhadap suatu iritan memiu ketidakseimbangan sistem

    otonom dalam mengontrol pembuluh darah dan kelenjar pada mukosa hidung,

    6asodilatasi dan edema pembuluh darah mukosa hidung, hidung tersumbat

    dan rinore&

    =erupakan respon non@spesiik terhadap perubahan@perubahan

    lingkungannya, berbeda dengan rinitis alergi yang mana merupakan respon

    terhadap protein spesiik pada Fat allergen nya&

    #idak berhubungan dengan reaksi inlamasi yang diperantarai oleh Ig* ( Ig-

    mediated hypersensitiity%

    d. Patofisiologi

    =enurut Ballenger (2010% dan .+ >I (2012% patoisiologi rinitis 6asomotor 

    adalah sebagai berikut 4

    'da beberapa mekanisme yang berinteraksi dengan hidung yang

    menyebabkan terjadinya rinitis 6asomotor pada berbagai kondisi lingkungan&

    Sistem sara otonom mengontrol suplai darah ke dalam mukosa nasal dan sekresi

    mukus& Aiameter dari arteri hidung diatur oleh sara simpatis sedangkan sara 

     parasimpatis mengontrol sekresi glandula dan mengurangi tingkat kekentalannya,

    serta menekan eek dari pembuluh darah kapasitan (kapiler%&8& *ek dari

    hipoakti6itas sara simpatis atau hiperakti6itas sara parasimpatis bisa

     berpengaruh pada pembuluh darah tersebut yaitu menyebabkan terjadinya

     peningkatan edema interstisial dan akhirnya terjadi kongesti yang bermaniestasi

    klinis sebagai hidung tersumbat& 'kti6asi dari sara parasimpatis juga

    meningkatkan sekresi mukus yang menyebabkan terjadinya rinorea yang eksesi&

  • 8/17/2019 Step 7 Sken 2 Rinitis

    11/18

    #eori lain meyebutkan adanya peningkatan peptida 6asoakti yang

    dikeluarkan sel @ sel seperti sel mast& eptida ini termasuk histamin, leukotrien,

     prostaglandin dan kinin& eningkatan peptida 6asoakti ini tidak hanya mengontrol

    diameter pembuluh darah yang meyebabkan kongesti, hidung tersumbat, juga

    meningkatkan eek dari asetilkolin pada sistem sara parasimpatis pada sekresi

    nasal, yang meningkatkan terjadinya rinorea& elepasan dari peptida ini bukan

    diperantarai oleh Ig* seperti pada rinitis alergika& ada beberapa kasus rinitis

    6asomotor, eosinoil atau sel mast kemungkinan didapati meningkat pada mukosa

    hidung& #erlalu hiperaktinya reseptor iritans yang berperan pada terjadinya rinitis

    6asomotor& Banyak kasus rinitis 6asomotor berkaitan dengan agen spesiik atau

    kondisi tertentu& 9ontoh beberapa agen atau kondisi yag mempengaruhi kondisi

    tersebut adalah ; perubahan temperatur, kelembaban udara, parum, aroma

    masakan yang terlalu kuat, asap rokok, debu, polusi udara dan stress (isik dan

     psikis%&

    =ekanisme terjadinya rinitis 6asomotor oleh karena aroma dan emosi

    seara langsung melibatkan kerja dari hipotalamus& 'roma yang kuat akan

    merangsang sel @ sel olaktorius terdapat pada mukosa olaktorii& +emudian

     berjalan melalui traktus olaktorius dan berakhir seara primer maupun sesudah

    merelay neuron pada dua daerah utama otak, yaitu daerah olaktoris medial dan

    olaktoris lateral& Aaerah olaktoris medial terletak pada bagian anterior 

    hipotalamus& Dika bagian anterior hipotalamus terakti6asi misalnya oleh aroma

    yang kuat serta emosi, maka akan menimbulkan reaksi parasimpatetik di perier 

    sehingga terjadi dominasi ungsi syara parasimpatis di perier, termasuk di

    hidung yang dapat menimbulkan maniestasi klinis berupa rhinitis 6asomotor&

    ada reaksi 6asomotor yang khas, terdapat disungsi sistem sara autonom

    yang menimbulkan peningkatan kerja parasimpatis (penurunan kerja simpatis%

    yang akhirnya menimbulkan peningkatan dilatasi arteriola dan kapiler disertai

     peningkatan permeabilitas, yang menyebabkan transudasi airan dan edema& ?al

    ini menimbulkan gejala obstruksi saluran pernaasan hidung serta gejala bersin

    dan gatal& eningkatan akti6itas parasimpatis meningkatkan akti6itas kelenjar dan

    menimbulkan peningkatan sekresi hidung yang menyebabkan gejala rinorea& ada

  • 8/17/2019 Step 7 Sken 2 Rinitis

    12/18

     pokoknya, reaksi alergi dan disungsi 6asomotor menghasilkan gejala yang sama

    melalui mekanisme yang berbeda& ada reaksi alergi, ia disebabkan interaksi

    antigen @ antibodi, sedangkan pada reaksi 6asomotor ia disebabkan oleh disungsi

    sistem sara autonom& 

    e. Manifestasi Klinis

    Ballenger (2010% dan Soepardi et al(  (201!% menyatakan baha

    maniestasi klinis rinitis alergi atau rinitis 6asomotor kadang@kadang sulit

    dibedakan karena gejala @ gejalanya mirip, yaitu obstruksi hidung, rinorea dan

     bersin& Biasanya penderita rinitis alergika lebih merasakan gatal dan bersin

     berulang seperti G staatoG& Biasanya ia tidak ditemukan atau tidak jelas pada

    rinitis 6asomotor& Reaksi bisa disebabkan oleh disungsi sistem sara autonom,

    tetapi disamping itu, obstruksi hidung, rinorea dan bersin dapat disebabkan oleh

    aktor iritasi , isik, endokrin dan aktor lain& ?idung mungkin sensiti6e terhadap

     pengaruh hormone, oleh karena itu reaksi rhinitis 6asomotor mungkin

     berhubungan dengan kehamilan atau kontrasepsi per oral, tapi rhinitis 6asomotor 

     pada kehamilan segera menyembuh setelah melahirkan dan mungkin berhubungan

    dengan keseimbangan hormone&

    enderita dengan anamnesis rinitis 6asomotor bisa menggambarkan

    sensiti6itas yang tidak biasa terhadap kelembaban udara& Biasanya rinitis non

    alergika ini disertai dengan gejala @ gejala obstruksi saluran pernaasan hidung

    dan rinorea yang hebat& Biasanya tidak terdapat 6ariasi musim, tetapi gejalanya

    dapat menyerupai rinitis alergika sepanjang tahun& #etapi karena mungkin terdapat

    remisi dan eksaserbasi, maka ia dapat pula menyerupai rinitis alergika musiman&

    ?al ini terjadi bila pasien sensiti pada perubahan suhu yag menyertai perubahan

    musim& Biasanya penderita rinitis 6asomotor tidak mempunyai riayat alergi pada

    keluarganya& =ereka menjelaskan enomena iritatinya dimulai di usia deasa,

     jarang terjadi bersin dan rasa gatal&

    ?idung tersumbat, bergantian kiri dan kanan, tergantung pada posisi

     pasien& #erdapat rinorea yang mukus atau serosa, kadang agak banyak& Darang

    disertai bersin dan tidak disertai gatal di mata& 3ejala memburuk pada pagi hari

  • 8/17/2019 Step 7 Sken 2 Rinitis

    13/18

    aktu bangun tidur karena perubahan suhu yang ekstrim, udara lembab, juga

    karena asap rokok dan sebagainya&

     f. Komplikasi

    Biasanya komplikasi yang sering terjadi dari rinitis 6asomotor ini adalah polip

    hidung, terjadinya sinusitis, eritema pada hidung sebelah luar dan pembengkakan

    ajah (Ballenger, 2010%

     g. Faktor Risiko

    =enurut Rambe (2008% dan Ballenger (2010% aktor@aktor yang dapatmempengaruhi timbulnya rinitis 6asomotor antara lain 4

    erubahan temperatur/kelembaban ruangan

    'lkohol

    'roma masakan yang terlalu kuat

    =akanan yang panas dan pedas

    Bau @ bauan yang menyengat ( strong odor %

    'sap rokok atau polusi udara lainnya

    .aktor @ aktor psikis seperti 4 stress, ansietas

    enyakit @ penyakit endokrin

    Cbat)obatan seperti anti hipertensi, kontrasepsi oral

    h. Penegakkan Diagnosis

    =enurut Rambe (2008% dan Ballenger (2010% penegakkan diagnosis

    dilakukan dengan 4

    1) Anamnesis, meliputi riayat kesehatan maupun maniestasi klinis yang

    dirasakan& Aalam anamnesis diari aktor yang mempengaruhi keseimbangan

    6asomotor dan disingkirkan kemungkinan rinitis alergi&1 Biasanya penderita

    tidak mempunyai riayat alergi dalam keluarganya dan keluhan dimulai pada

    usia deasa& Beberapa pasien hanya mengeluhkan gejala sebagai respon

  • 8/17/2019 Step 7 Sken 2 Rinitis

    14/18

    terhadap paparan Fat iritan tertentu tetapi tidak mempunyai keluhan apabila

    tidak terpapar 

    2) Pemeri#saan $isi#( ada pemeriksaan rinoskopi anterior tampak gambaran

    klasik berupa edema mukosa hidung, konka hipertroi dan berarna merah

    gelap atau merah tua (karakteristik %, tetapi dapat juga dijumpai berarna

     puat& ermukaan konka dapat liin atau berbenjol (tidak rata%& ada rongga

    hidung terdapat sekret mukoid, biasanya sedikit& 'kan tetapi pada golongan

    rinore, sekret yang ditemukan bersiat serosa dengan jumlah yang banyak&

    ada rinoskopi posterior dapat dijumpai post nasal drip&

    &) Pemeri#saan +aboratorium( emeriksaan laboratorium dilakukan untuk 

    menyingkirkan kemungkinan rinitis alergi& #est kulit ( s#in test % biasanya

    negati, demikian pula test R'S#, serta kadar Ig * total dalam batas normal&

    +adang) kadang ditemukan juga eosinoil pada sekret hidung, akan tetapi

    dalam jumlah yang sedikit& Ineksi sering menyertai yang ditandai dengan

    adanya sel neutroil dalam sekret& emeriksaan radiologik sinus

    memperlihatkan mukosa yang edema dan mungkin tampak gambaran airan

    dalam sinus apabila sinus telah terlibat&

    i. Penatalaksanaan

    Rambe (2008%, =eltFer (200:%, ieberman (200:% dan Ballenger (2010%

    menyatakan baha penatalaksanaan yang digunakan pada rhinitis 6asomotor 

     ber6ariasi, tergantung pada ator penyebab dan gejala yang menonjol& Seara

    garis besar penatalaksanaan dibagi menjadi tiga maam, yaitu 4

    1) %enghindari penyebab

    Dika agen iritan diketahui, terapi terbaik adalah dengan penegahan dan

    menghindari& Dika tidak diketahui, pembersihan mukosa nasal sear periodik 

    mungkin bisa membantu& Bisa dilakukan dengan menggunakan semprotan

    larutan saline atau alat irigator seperti 3rossan irigator&

    2) $arma#ologi# 

  • 8/17/2019 Step 7 Sken 2 Rinitis

    15/18

    'ntihistamin mempunyai respon yang beragam& =embantu pada pasien

    dengan gejala utama rinorea& Selain antihistamin, pemakaian antikolinergik 

     juga eekti pada pasien dengan gejala utama rinorea& Cbat ini adalah

    antagonis muskarinik& Cbat yang disarankan seperti Ipratropium Bromida,

     juga terdapat ormula topikal dan atro6ent, yang mempunyai eek sistemik 

    lebih sedikit& enggunaan obat ini harus dihindari pada pasien dengan

    takikardi dan glaukom sudut sempit&

    Steroid topikal membantu pada pasien dengan gejala utama kongesti, rinorea

    dan bersin& Cbat ini menekan respon inlamasi lokal yang disebabkan oleh

    6asoakti mediator yang dapat menghambat hospolipase '2, mengurangiakti6itas reseptor asetilkolin, menurunkan basoil, sel mast dan eosinoil&

    *ek dari kortikostreroid tidak bisa segera, tapi dengan penggunaan jangka

     panjang, minimal sampai 2 gr sebelum hasil yang diinginkan terapai& Steroid

    topikal yang dianjurkan seperti Belomethason, .lunisolide dan .lutiasone&

    *ek samping dengan steroid ; udem mukosa,eritema ringan&

    Aekongestan atau simpatomimetik agen digunakan pada gejala utama hidung

    tersumbat& >ntuk gejala yang multiple, penggunan dekongestan yang

    diormulasikan dengan antihistamin dapat digunakan& Cbat yang disarankan

    seperti seudoeedrin, henilprophanolamin dan henilephrin serta

    CHymetaFoline (semprot hidung%& Cbat ini merupakan agonis reseptor dan

     baik untuk meringankan serangan akut& ada penggunaan topikal yang terlalu

    lama (J $ hari% dapat terjadi rinitis medikamentosa yaitu rebound kongesti

    yang terjadi setelah penggunaan obat topikal J $ hari& +ontraindikasi

     pemakaian dekongestan adalah penderita dengan hipertensi yang berat serta

    tekanan darah yang labil&

    emberian preparat +alsium seperti Aumoalsin atau preparat +alk dapat

     juga digunakan&ada rhinitis 6asomotor terjadi peningkatan aetilkholin

    sebagai akibat dari dominasi parasimpatis ,untuk menurunkan kadar asetil

    holin maka diperlukan adanya enFyme asetilholin esterase&Aengan

  • 8/17/2019 Step 7 Sken 2 Rinitis

    16/18

     pemberian prerat +alk dapat meningkatkan kerja enFyme asetil holin

    esterase sehingga dapat memeah asetilkolin yang menumpuk tersebut&

    &) edah

    Dika rhinitis 6asomotor tidak berkurang dengan terapi diatas, prosedur 

     pembedahan dapat dilakukan antara lain dengan 9ryosurgery / Bedah 9ryo

    yang berpengaruh pada mukosa dan submukosa& Cperasi ini merupakan

    tindakan yang ukup sukses untuk mengatasi kongesti, tetapi ada

    kemungkinan untuk terjadinya hidung tersumbat post operasi yang

     berlangsung lama dan kerusakan dari septum nasi& -euretomi n&6idianus

    merusak baik hantaran simpatis and parasimpatis ke mukosa sehingga dapat

    menghilangkan gejala rinorea& +auterisasi dengan 'g-C8 atau elektrik auter 

    dapat dilakukan tetapi hanya pada lapisan mukosa& 9ryosurgery lebih

    dipertimbangkan daripada auterisasi karena dapat menapai lapisan

    submukosa& Reseksi total atau parsial pada konka inerior berhasil baik&

    ) .on $arma#ologis

    +omunikasi dan diskusi dengan pasien merupakan bagian penatalaksanaan

    medis yang sangat penting, terutama bila tidak ditemukan abnormalitas yang

    mendasari& +onsep reaksi hidung normal berlebihan harus didiskusikan ke

     pasien baha beberapa orang mempunyai hidung yang sensiti& enderita

    dengan sensiti6itas hidung dapat diiritasi oleh pengatur udara ('9% atau

     polusi udara (ruangan yang penuh dengan asap rokok atau smog%& Bila telah

    diterangkan konsep 6ariabilitas biologis dan sensiti6itas hidung, pasien akan

    lebih memahami gangguannya& engertian akan sangat membantu pasien

    untuk menerima dan hidup dengan kelainan ini&

    Aari beberapa penelitian menunjukkan baha dengan melakukan olahraga

    dapat meningkatkan daya tahan dan kondisi penderita rhinitis 6asomotor&

    eningkatan akti6itas isik berpengaruh pada pengurangan produksi dari

     protein yang memau timbulnya muus& enjelasan lain menyebutkan dengan

    olahraga dapat menyebabkan terjadinya 6asokonstriksi membrane, karena

  • 8/17/2019 Step 7 Sken 2 Rinitis

    17/18

    dengan olah raga dapat meningkatkan kadar adrenalin sehinggga dapat

    mengurangi sekresi muus&Duga dengan olahraga akan membentuk relek 

    naso pulmonal yaitu dengan meningkatkan Kolume #idal ( K#% paru dan

    diharapkan bila paru terbuka maksimal maka hidung juga akan lebih terbuka,

    sehingga dapat mengurangi sumbatan hidung& Ini bukanlah suatu solusi

     permanent dalam menangani rhinitis 6asomotor, tetapi dapat dipertimbangkan

    sebagai salah satu bentuk penegahan terjadinya eksaserbasi gejala& 

     j. Prognossis

    rognosis dari rinitis 6asomotor ber6ariasi& enyakit kadang)kadang dapat

    membaik dengan tiba @tiba, tetapi bisa juga resisten terhadap pengobatan yang

    diberikan (Rambe, 2008%&

    DAFTAR PUSTAKA

    Ballenger, J.J. (2010). Penyakit Telinga, Hidung, Tenggorok,

    Kepala, dan Leher . Jilid 1. Jakarta : Binarupa Aksara.

    akhani, -&, -orth, =& *llis, '&+& (2012%& 9linial maniestation o allergi

    rhinitis& /ournal of Allergy 0 "herapy, 10, $5)52&

    ieberman, & (200:%& #he role o antihistamines in the treatment o 6asomotor 

    rhinitis& A /ournal, 2, 1$5)151&

    =eltFer, *&C& (200:%& #he treatment o 6asomotor rhinitis ith intranasalortiosteroid& A /ournal, 2, 155)1

  • 8/17/2019 Step 7 Sken 2 Rinitis

    18/18

    Small, & +im, ?& (2011%& 'llergi rhinitis&  Astma 0 !linical Imunology,