27
Rinitis Non Alergi Ananda Deviria Indrianti

Rinitis Non Alergi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Rinitis Non Alergi

Citation preview

Rinitis Non Alergi

Ananda Deviria Indrianti

Rinitis Non Alergi Merupakan rinitis yang tidak disebabkan oleh

kejadian patologis yang diperantarai IgE. Suatu istilah untuk semua penyakit hidung

dengan gambaran obstruksi dan hiperiritasi tanpa etiologi alergi yang berjalan kronik.

Tidak termasuk infeksi hidung akut baik karena virus maupun bakteri

Bersifat intermiten maupun persisten

Rinitis non alergi :1. Rinitis hormonal2. Rinitis vasomotor3. Rinitis karena drug-induced4. Rinitis non alergi sindrom eosinofilia5. Rinitis karena okupasi6. Rinitis gustatori7. Rinitis atropi

Gejala dan Tanda Hidung tersumbat Rinore Bersin, hidung gatal, dan gejala mata lebih

jarang Kadang drainase post nasal, rasa ada tekanan

atau nyeri pada daerah sinus

RINITIS HORMONAL

Hipotiroidisme, naiknya hormon esterogen pada kehamilan, pemakaian kontrasepsi oral dan siklus menstruasi rinitis hormonal

Estrogen tinggi menghambat aktifitas acetyl cholinesterase memacu produksi acetyl cholin pd ganglion parasympatis edema, hypersekresi dan pembengkakan vaskuler mukosa hidung.

Pada kehamilan biasanya memburuk pada trisemester akhir dan sembuh setelah melahirkan.

Terapi berfokus pada keseimbangan perbaikan gejala ibu – perkembangan fetus.

Irigasi salin terapi pertama pada ibu hamil sebelum pemberian obat-obatan.

Rinitis Vasomotor

Definisi Suatu keadaan idiopatik yang didiagnosis tanpa

adanya infeksi, alergi, eosinophilia, perubahan hormonal (kehamilan, hipertiroid), dan pajanan obat (kontrasepsi oral, antihipertensi, B-bloker, aspirin, klorpromazin dan obat topical hidung dekongestan)

Disebut juga vasomotor catarrh, vasomotor rinorhea, nasal vasomotor instability, atau juga non-allergic perennial rhinitis.

Etiologi dan patofisiologi kondisi lingkungan yang meliputi udara dingin kelembapan yang tinggi stres dan iritan seperti alkohol, polusi dan asap

hypoactive sympathetic nervous systemhyperactive parasympathetic system

Jalur cholinergik berakhir pada pembuluh darah mukosa sehingga mengakibatkan mukosa yang edem pd dinding

lateral, septum dan konka.

Gejala Klinik Gejala menonjol dibedakan menjadi 3 :

Sneezers Runners Blockers

Hidung tersumbat dominan Rinore yang mukoid atau serosa Jarang disertai dengan gejala mata Dapat memburuk ketika pagi hari

Diagnosis Anamnesis :

Menyingkirkan rinitis infeksi, alergi, okupasi, hormonal dan akibat obat.

Dicari faktor yang mempengaruhi gejala. Pemeriksaan fisik :

Rinoskopi anterior : edema mukosa hidung, konka berwarna merah gelap atau merah tua, tapi dapat pula pucat. Permukaan konka licin atau berbenjol-benjol. Sekret mukoid, tapi golongan rinore sekret serosa.

Pemeriksaan penunjang : tidak dijumpai eosinofil pada mukosa hidungnya dan tes alergi

hasilnya negatif

Penatalaksanaan1. Menghindari stimulus / faktor pencetus2. Pengobatan simtomatis

a) Dekongestan oralb) Cuci hidungc) Kauterisasi konka hipertrofi dengan AgNO3

25% atau triklor-asetat pekat.d) Kortikosteroid topicale) Antikolinergik topical (ipratropium bromide)

3. Operasi, jika medikamentosa gagal4. Neurektomi n.vidianus

Rinitis karena drug-induced

Rinitis karena drug-induced : sistemik dan topikal.

Pemakaian obat sistemik yang paling sering : antihipertensi ketidakseimbangan regulasi simpatik dan parasimpatik parasimpatik dominan terhambatnya norepinefrin.

Obat topikal : cocain dan nasal dekongestan.

Rinitis Medikamentosa

Definisi Suatu kelainan hidung yang diakibatkan oleh

pemakaian vasokonstriktor topikal (tetes hidung atau semprot hidung) dalam waktu lama dan berlebihan, sehingga menyebabkan sumbatan hidung yang menetap.

Penggunaan vasokonstriktor topikal berlebihan dan dalam jangka waktu lama tachyphylaksis down regulation reseptor alfa adrenergik mukosa hidung efek rebound vasodilatasi pembuluh darah dan kongesti jaringan mukosa hidung rebound congestion.

Kerusakan yang terjadi :1. Silia rusak2. Sel goblet berubah ukurannya3. Membran basal menebal4. Pembuluh darah melebar5. Stroma tampak edema6. Hipersekresi kelenjar mukus dan perubahan pH

sekret hidung7. Lapisan submukosa menebal8. Lapisan periostium menebal

Gejala dan Tanda Hidung tersumbat terus-menerus Berair Pemeriksaan fisik :

Tampak edema / hipertrofi konka dengan sekret hidung yang berlebihan.

Penatalaksanaan Menghentikan obat vasokonstriktor topikal. Mencari penyakit primer dan diobati dengan

obat oral. Vasokonstriktor topikal diganti dengan larutan

saline fisiologis atau nasal steroid topikal.

TERIMA KASIH