respirasi printtttt

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/30/2019 respirasi printtttt

    1/60

    SISTEM RESPIRASI

    ASFIKSIA

    Disusun Oleh Kelompok 1 :

    1. Patar Dolly A. (201111084)

    2. Sari Novi Anggraini (201111095)

    3. Tofiah (20111109)

    4.

    Trimita Ningsih H (20111110)

    5. Rosiana Veronika (201111091)

    6. Khristina Damayanti(20111065)

    7. Rangga Sandy S ()

    8. Marieta (201111075)

    9. Pinanda Erna (201111086)

    S1 ILMU KEPERAWATAN

    SEKOLAH TINGGI KESEHATAN SANTA ELISABETH

    SEMARANG

    2012/2013

  • 7/30/2019 respirasi printtttt

    2/60

    KATA PENGANTAR

    Dengan mengucap syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, kami dapat menyelesaikan

    makalah tentang Asfiksia.

    Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah SISTEM RESPIRASI.

    Dalam menyelesaikan makalah ini kami berusaha menyusun dengan baik.Semoga makalah

    ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi pembaca dan untuk kesempurnaan

    makalah ini kami mengharapkan kritikan dan saran-saran yang bersifat membangun.

    Semarang,

    Penyusun

  • 7/30/2019 respirasi printtttt

    3/60

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL

    KATA PENGANTAR

    DAFTAR ISI

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1Latar Belakang Masalah

    1.2Tujuan

    BAB II PENYAKIT ASFIKSIA

    2.1Proses pembentukan dan perkembangan organ respirasi pada janin trisemester I, II, III

    2.2Struktur organ respirasi

    2.3Anatomi jalan nafas atas, jalan nafas bawah, rongga thoraks

    2.4Sistem respirasi fetal maternal

    2.5Sistem respirasi ekstrauteri

    2.6Patofisiolgi Asfiksia

    2.7Farmakologi Asfiksia

    2.8Penatalaksanaan medis Asfiksia

    2.9Giziyang tepat pada klien Asfiksia

    2.10 Askep klien dengan Asfiksia

    2.11 keterampilan pemeriksaan fisik pernafasan pada bayi

    2.12 keterampilan menghitung apgar score

  • 7/30/2019 respirasi printtttt

    4/60

    2.13 keterampilan melakukan RJP pada bayi

    2.14 keterampilan memberikan oksigenasi head box

    BAB III PENUTUP

    3.1 Kesimpulan

    3.2 Saran

    DAFTAR PUSTAKA

    BAB II

    ISI

    2.1Proses perkembangan dan pembentukan respirasi pada trimester I, II dan III

    Minggu ke-1 :

    Ini adalah minggu permulaan, bahkan pembuahan pun belum terjadi.

    Proses pembentukan antara sperma dan telur yang memberikan informasi kepada tubuh

    bahwa telah ada calon bayi dalam rahim. Saat ini janin sudah memiliki segala bekal

    genetik, sebuah kombinasi unik berupa 23 jenis kromosom manusia.

    Sel2 telur yang berada didalam rahim, berbentuk seperti lingkaran sinar yg mengelilingi

    matahari Sel ini akan bertemu dengan sel2 sperma dan memulai proses pembuahan

    sekitar 5 juta sel sperma sekaligus berenang menuju tujuan akhir mereka yaitu menuju sel

    telur yang bersembunyi pada saluran sel telur. Walaupun pasukan sel sperma ini sangat

    banyak, tetapi pada akhirnya hanya 1 sel saja yang bisa menembus indung telur.

    Minggu ke-2 :

    Pembuahan terjadi pada akhir minggu kedua. Sel telur yang telah dibuahi membelah

    dua 30 jam setelah dibuahi. Sambil terus membelah, sel telur bergerak di dalam lubang

    falopi menuju rahim. Setelah membelah menjadi 32, sel telur disebut morula.

    Sel-sel mulai berkembang dan terbagi kira-kira dua kali sehari sehingga pada hari yang

    ke-12 jumlahnya telah bertambah dan membantu blastocyst terpaut pada endometrium

    Minggu 3:

  • 7/30/2019 respirasi printtttt

    5/60

    Sampai usia kehamilan 3 minggu, Anda mungkin belum sadar jika sedang

    mengandung. Sel telur yang telah membelah menjadi ratusan akan menempel pada

    dinding rahim disebut blastosit. Ukurannya sangat kecil, berdiameter 0,1-0,2 mm.

    Minggu ke-4 :

    Hasil Pembuahan mulai memproduksi hormon kehamilan (Chorionic Gonadotropin -

    HCG), sehingga apabila Anda melakukan test kehamilan, hasilnya positif.

    Minggu ke-5 :

    Terbentuk 3 lapisan yaitu ectoderm, mesoderm dan endoderm. Ectoderm adalah

    lapisan yang paling atas yang akan membentuk system saraf pada janin tersebut yang

    seterusnya membentuk otak, tulang belakang, kulit serta rambut. Lapisan Mesoderm

    berada pada lapisan tengah yang akan membentuk organ jantung, buah pinggang, tulang

    dan organ reproduktif. Lapisan Endoderm yaitu lapisan paling dalam yang akan

    membentuk usus, hati, pankreas dan pundi kencing.

    Minggu ke-6 :

    Ukuran embrio rata-rata 2-4 mm yang diukur dari puncak kepala hingga bokong.

    Tuba saraf sepanjang punggung bayi telah menutup. Meski Anda belum bisa mendengar,

    jantung bayi mulai berdetak pada minggu ini. Sistem pencernaan dan pernafasan mulai

    dibentuk, pucuk-pucuk kecil yang akan berkembang menjadi lengan kaki pun mulai

    tampak

    Minggu ke-7:

    Akhir minggu ketujuh, panjangnya sekitar 5-13 mm dan beratnya 0,8 gram, kira-kira

    sebesar biji kacang hijau. Pucuk lengan mulai membelah menjadi bagian bahu dan tangan

    yang mungil. Jantung telah dibagi menjadi bilik kanan dan bilik kiri, begitu pula dengan

    saluran udara yang terdapat di dalam paru-paru.

    Minggu ke 8:

    Panjang kira-kira 14-20 mm. Banyak perubahan yang terjadi pada bayi Anda. Jika

    Anda bisa melihat , ujung hidung dan kelopak mata mulai berkembang, begitu pula

    telinga. Brochi, saluran yang menghubungkan paru-paru dengan tenggorokan, mulai

    bercabang. Lengan semakin membesar dan ia memiliki siku. Semua ini terjadi hanya

    dalam 6 minggu setelah pembuahan. Bayi sudah mulai terbentuk diantaranya

    pembentukan lubang hidung, bibir, mulut serta lidah. Matanya juga sudah kelihatan

    berada dibawah membran kulit yang tipis. Anggota tangan serta kaki juga terbentuk

    walaupun belum sempurna

  • 7/30/2019 respirasi printtttt

    6/60

    Minggu ke-9 :

    Telinga bagian luar mulai terbentuk, kaki dan tangan terus berkembang berikut jari

    kaki dan tangan mulai tampak. Ia mulai bergerak walaupun Anda tak merasakannya.

    Dengan Doppler, Anda bisa mendengar detak jantungnya. Minggu ini, panjangnya sekitar

    22-30 mm dan beratnya sekitar 4 gram.

    Minggu ke-10 :

    Semua organ penting yang telah terbentuk mulai bekerjasama. Pertumbuhan otak

    meningkat dengan cepat, hampir 250.000 sel saraf baru diproduksi setiap menit. Ia mulai

    tampak seperti manusia kecil dengan panjang 32-43 mm dan berat 7 gram.

    Minggu ke-11 :

    Panjang tubuhnya mencapai sekitar 6,5 cm. Baik rambut, kuku jari tangan dan

    kakinya mulai tumbuh. Sesekali di usia ini janin sudah menguap.

    Gerakan demi gerakan kaki dan tangan, termasuk gerakan menggeliat, meluruskan tubuh

    dan menundukkan kepala, sudah bisa dirasakan ibu. Bahkan, janin kini sudah bisa

    mengubah posisinya dengan berputar, memanjang, bergelung, atau malah jumpalitan

    yang kerap terasa menyakitkan sekaligus memberi sensasi kebahagiaan tersendiri

    Minggu ke-12 :

    Panjang fetus 6-7 cm (crown rump length), dengan berat sekitar 14 gram Pusat pertumbuhan tulang mulai timbul pada seluruh tulang janin

    Jari-jari dan kaki mulai terbentuk

    Kulit dan kuku mulai terbentuk

    Janin mulai bergerak spontan

    Bentuk wajah bayi lengkap, ada dagu dan hidung kecil. Jari-jari tangan dan kaki

    yang mungil terpisah penuh.

    Akibat meningkatnya volume darah ibu, detak jantung janin bisa jadi meningkat.

    Mulai proses penyempurnaan seluruh organ tubuh. Bayi membesar beberapa

    millimeter setiap hari. Jari kaki dan tangan mulai terbentuk termasuk telinga dan

    kelopak mata.

    Minggu ke-13 :

    Pada akhir trimester pertama, plasenta berkembang untuk menyediakan oksigen ,

    nutrisi dan pembuangan sampah bayi. Kelopak mata bayi merapat untuk melindungi mata

    yang sedang berkembang. Janin mencapai panjang 76 mm dan beratnya 19 gram.

  • 7/30/2019 respirasi printtttt

    7/60

    Kepala bayi membesar dengan lebih cepat daripada yang lain. Badannya juga semakin

    membesar untuk mengejar pembesaran kepala.

    Minggu ke-14 :

    Tiga bulan setelah pembuahan, panjangnya 80-110 mm dan beratnya 25 gram.

    Lehernya semakin panjang dan kuat. Lanugo, rambut halus yang tumbuh di seluruh tubuh

    dan melindungi kulit mulai tumbuh pada minggu ini. Kelenjar prostat bayi laki-laki

    berkembang dan ovarium turun dari rongga perut menuju panggul.

    Detak jantung bayi mulai menguat tetapi kulit bayi belum tebal karena belum ada lapisan

    lemak

    Minggu ke-15 :

    Tulang dan sumsum tulang di dalam sistem kerangka terus berkembang. Jika bayi

    Anda perempuan, ovarium mulai menghasilkan jutaan sel telur pada minggu ini. Kulit bayi

    masih sangat tipis sehingga pembuluh darahnya kelihatan.

    Bayi sudah mampu menggenggam tangannya dan mengisap ibu jari. Kelopak matanya masih

    tertutup

    Minggu ke-16 :

    Panjang fetus 12 cm dengan berat 110 g

    Bayi telah terbentuk sepenuhnya dan membutuhkan nutrisi melalui plasenta. Bayi telah

    mempunyai tulang yang kuat dan mulai bisa mendengar suara. Dalam proses pembentukan

    ini system peredaran darah adalah yang pertama terbentuk dan berfungsi.

    Janin mulai bergerak ! Tetapi tak perlu kuatir jika Anda tak merasakannya. Semakin banyak

    kalsium yang disimpan dalam tulang bayi seiring dengan perkembangan kerangka.

    Minggu ke-17 :

    Dengan panjang 12 cm dan berat 100 gram, bayi masih sangat kecil. Lapisan lemak

    cokelat mulai berkembang, untuk menjada suhu tubuh bayi setelah lahir. Tahukah Anda ?

    Saat dilahirkan, berat lemak mencapai tiga perempat dari total berat badannya.

    Rambut, kening, bulu mata bayi mulai tumbuh dan garis kulit pada ujung jari mulai

    terbentuk. Sidik jari sudah mulai terbentuk

    Minggu ke-18 :

  • 7/30/2019 respirasi printtttt

    8/60

    Mulailah bersenandung sebab janin sudah bisa mendengar pada minggu ini. Ia pun

    bisa terkejut bila mendengar suara keras. Mata bayi pun berkembang. Ia akan mengetahui

    adanya cahaya jika Anda menempelkan senter yang menyala di perut. Panjangnya sudah 14

    cm dan beratnya 140 gram.

    Bayi sudah bisa melihat cahaya yang masuk melalui dinding rahim ibu. Hormon

    Estrogen dan Progesteron semakin meningkat.

    Minggu ke-19 :

    Tubuh bayi diselimuti vernix caseosa, semacam lapisan lilin yang melindungi kulit

    dari luka. Otak bayi telah mencapai jutaan saraf motorik karenanya ia mampu membuat

    gerakan sadar seperti menghisap jempol. Beratnya 226 gram dengan panjang hampir 16 cm.

    Minggu ke-20 :

    Berat janin mencapai sekitar 300 g panjangnya 14-16 cm dan tumbuh secara

    linier

    kulit janin sedikit transparan rambut kepala mulai terbentuk Setengah perjalanan telah dilalui. . Dibawah

    lapisan vernix, kulit bayi mulai membuat lapisan dermis, epidermis dan

    subcutaneous.

    Proses penyempurnaan paru-paru dan system pernafasan.

    Minggu ke-21 :

    Usus bayi telah cukup berkembang sehingga ia sudah mampu menyerap atau menelan

    gula dari cairan lalu dilanjutkan melalui sistem pencernaan manuju usus besar. Gerakan bayi

    semakin pelan karena beratnya sudah 340 gram dan panjangnya 20 cm

    Minggu ke-22 :

    Indera yang akan digunakan bayi untuk belajar berkembang setiap hari. Setiap

    minggu, wajahnya semakin mirip seperti saat dilahirkan. Perbandingan kepala dan tubuh

    semakin proporsional

    Minggu ke-23 :

  • 7/30/2019 respirasi printtttt

    9/60

    Meski lemak semakin bertumpuk di dalam tubuh bayi, kulitnya masih kendur

    sehingga tampak keriput. Ini karena produksi sel kulit lebih banyak dibandingkan lemak. Ia

    memiliki kebiasaaan "berolahraga", menggerakkan otot jari-jari tangan dan kaki, lengan dan

    kaki secara teratur. Beratnya hampir 450 gram

    Tangan dan kaki bayi telah terbentuk dengan sempurna, jari juga terbentuk sempurna.

    Minggu ke-24 :

    - berat janin mencapai sekitar 630 g

    - Kulit terlihat mulai keriput dan ada deposit lemak

    - Kepala masih terlihat besar, bulu mata dan alis mulai tampak

    - Periode perkembangan paru, bronchus dan brochiolus melebar dan duktus alveolus

    mulai terbentuk mendekati sempurna

    - Janin yang lahir pada minggu ini akan dapat bernafas tetapi kemudian mati karena

    kantong terminal untuk pertukaran gas belum terbentuk.

    Paru-paru mulai mengambil oksigen meski bayi masih menerima oksigen dari

    plasenta. Untuk persiapan hidup di luar rahim, paru-paru bayi mulai menghasilkan

    surfaktan yang menjaga kantung udara tetap mengembang

    Kulit bayi mulai menebal

    Minggu ke-25 :

    Bayi cegukan, apakah Anda merasakannya? Ini tandanya ia sedang latihan bernafas.

    Ia menghirup dan mengeluarkan air ketuban. Jika air ketuban yang tertelan terlalu banyak, ia

    akan cegukan. Tulang bayi semakin mengeras dan bayi menjadi bayi yang semakin kuat.

    Saluran darah di paru-paru bayi sudah semakin berkembang. Garis disekitar mulut bayi sudah

    mulai membentuk dan fungsi menelan sudah semakin membaik. Indera penciuman bayi

    sudah semakin membaik karena di minggu ini bagian hidung bayi (nostrils) sudah mulai

    berfungsi. Berat bayi sudah mencapai 650-670 gram dengan tinggi badan 34-37 cm.

    Minggu ke-26 :

    Bayi sudah bisa mengedipkan matanya selain itu retina matanya telah mulai

    terbentuk. Aktifitas otaknya yang berkaitan dengan pendengarannya dan pengelihatannya

    sudah berfungsi, bunda dapat memulai memperdengarkan lagu yang ringan dan mencoba

    untuk memberi cahaya lebih disekitar perut, mungkin bunda akan merasakan anggukan

  • 7/30/2019 respirasi printtttt

    10/60

    kepala si kecil. Berat badan bayi sudah mencapai 750-780gram, sedangkan tingginya 35-38

    cm.

    Minggu ke-27 :

    Minggu pertama trimester ketiga, paru-paru, hati dan sistem kekebalan tubuh masih

    harus dimatangkan. Namun jika ia dilahirkan, memiliki peluang 85% untuk bertahan.

    Indra perasa mulai terbentuk. Bayi juga sudah pandai mengisap ibu jari dan menelan air

    ketuban yang mengelilinginya. Berat umum bayi seusia si kecil 870-890 gram dengan tinggi

    badan 36-38 cm.

    Minggu ke-28 :

    panjang janin 25 cm dengan berat 1100 g. Kulit tipis, merah diliputi oleh vernix

    kaseosa. Otak bayi semakin berkembang dan meluas. Lapisan lemak pun semakin

    berkembang dan rambutnya terus tumbuh

    Lemak dalam badan mulai bertambah. Walaupun gerakan bayi sudah mulai terbatas karena

    beratnya yang semakin bertambah, namun matanya sudah mulai bisa berkedip bila melihat

    cahaya melalui dinding perut ibunya. Kepalanya sudah mengarah ke bawah. Paru-parunya

    belum sempurna, namun jika saat ini ia terlahir ke dunia, si kecil kemungkinan besar telahdapat bertahan hidup.

    Minggu ke-29 :

    Kelenjar adrenalin bayi mulai menghasilkan hormon seperti androgen dan estrogen.

    Hormon ini akan menyetimulasi hormon prolaktin di dalam tubuh ibu sehingga membuat

    kolostrum (air susu yang pertama kali keluar saat menyusui).

    Sensitifitas dari bayi semakin jelas, bayi sudah bisa mengidentifikasi perubahan suara,

    cahaya, rasa dan bau. Selain itu otak bayi sudah bisa mengendalikan nafas dan mengatur suhu

    badan dari bayi. Postur dari bayi sudah semakin sempurna sebagai seorang manusia, berat

    badannya 1100-1200 gram, dengan tinggi badan 37-39 cm.

    Minggu ke-30 :

    Lemak dan berat badan bayi terus bertambah sehingga bobot bayi sekarang sekitar

    1400 gram dan panjangnya 27 cm. Karena ia semakin besar, gerakannya semakin terasaMata indah bayi sudah mulai bergerak dari satu sisi ke sisi yang lain dan dia sudah mulai

  • 7/30/2019 respirasi printtttt

    11/60

    belajar untuk membuka dan menutup matanya. Saat ini waktu yang terbaik bagi bunda untuk

    menyenteri perut dan menggerak-gerakan senter tersebut maka mata bayi sudah bisa

    mengikuti ke arah mana senter tersebut bersinar.cairan ketuban (amniotic fluid) di rahim

    bunda semakin berkurang. Kini si kecil pun sudah mulai memproduksi air mata. Berat badan

    bayi 1510-1550 gram, dengan tinggi 39-40 cm.

    Minggu ke-31 :

    Plasenta masih memberikan nutrisi yang dibutuhkan bayi. Aliran darah di plasenta

    memungkinkan bayi menghasilkan air seni. Ia berkemih hampir sebanyak 500 ml sehari di

    dalam air ketuban

    Perkembangan fisik bayi sudah mulai melambat pada fase ini, hanya berat badan

    bayilah yang akan bertambah. Selain itu lapisan lemak akan semakin bertambah dibawah

    jaringan kulitnya. Tulang pada tubuh bayi sudah mulai mengeras, berkembang dan mulai

    memadat dengan zat-zat penting seperti kalsium, zat besi, fosfor. Berkebalikan dengan

    perkembangan fisiknya, pada fase ini perkembangan otaknyalah yang berkembang dengan

    sangat pesat dengan menghasilkan bermilyar sel. Apabila diperdengarkan musik, bayi akan

    bergerak. Berat badan bayi 1550-1560 gram dengan tinggi 41-43 cm.

    Minggu ke-32

    - Panjang fetus 28 cm, berat 1800 g

    - Permukaan kulit kemerahan dan keriput

    Jari tangan dan kaki telah tumbuh sempurna, begitu pula dengan bulu mata, alis dan rambut

    di kepala bayi yang semakin jelas. Lanugo yang menutupi tubuh bayi mulai rontok tetapi

    sebagian masih ada di bahu dan punggung saat dilahirkan. kemampuan untuk bertahan hidup

    di luar rahim sudah lebih baik apabila di dilahirkan pada minggu ini.

    Kulit bayi semakin merah, kelopak matanya juga telah terbuka dan system pendengaran telah

    terbentuk dengan sempurna. Kuku dari jari mungil tangan dan kaki si kecil sudah lengkap

    dan sempurna. Rambutnya pun semakin banyak dan semakin panjang. Bayi sudah mulai bisa

    bermimpi, .

    Minggu ke-33 :

  • 7/30/2019 respirasi printtttt

    12/60

    Bayi telah memiliki bentuk wajah yang menyerupai ayah dan ibunya. Otak bayi

    semakin pesat berkembang. Pada saat ini juga otak bayi sudah mulai bisa berkoordinasi

    antara lain, bayi sudah menghisap jempolnya dan sudah bisa menelan. Walaupun tulang-

    tulang bayi sudah semakin mengeras tetapi otot-otot bayi belum benar-benar bersatu. Bayi

    sudah bisa mengambil nafas dalam-dalam walaupun nafasnya masih di dalam air. Apabila

    bayinya laki-laki maka testis bayi sudah mulai turun dari perut menuju skrotum. Berat badan

    bayi 1800-1900 gram, dengan tinggi badan sekitar 43-45 cm.

    Minggu ke-34 :

    bayi berada di pintu rahim. Bayi sudah dapat membuka dan menutup mata apabila

    mengantuk dan tidur, bayi juga sudah mulai mengedipkan matanya. Tubuh bunda sedang

    mengirimkan antibodi melalui darah ibu ke dalam darah bayi yang berfungsi sebagai sistem

    kekebalan tubuhnya dan proses ini akan tetap terus berlangsung bahkan lebih rinci pada saat

    bunda mulai menyusui. Berat Badan bayi 2000-2010 gram, dengan tinggi badan sekitar 45-46

    cm.

    Minggu ke-35 :

    Pendengaran bayi sudah berfungsi secara sempurna. Lemak dari tubuh bayi sudah

    mulai memadat pada bagian kaki dan tangannya, lapisan lemak ini berfungsi untuk

    memberikan kehangatan pada tubuhnya. Bayi sudah semakin membesar dan sudah mulai

    memenuhi rahim bunda. Apabila bayi bunda laki-laki maka di bulan ini testisnya telah

    sempurna. Berat badan bayi 2300-2350 gram, dengan tinggi badan sekitar 45-47 cm.

    Minggu ke-36 :

    Panjang janin sekitar 32 cm, berat 2500 g

    - Tubuh kelihatan lebih gemuk karena penumpukan lemak sub kutan, kulit keriput pada

    wajah telah menghilang Kulit bayi sudah semakin halus dan sudah menjadi kulit bayi.

    Lapisan lemak sudah mulai mengisi bagian lengan dan betis dari bayi. Ginjal dari bayi sudah

    bekerja dengan baik dan livernya pun telah memproduksi kotoran. Saat ini paru-paru bayi

    sudah bekerja baik.

    Minggu ke-37 :

  • 7/30/2019 respirasi printtttt

    13/60

    Kepala bayi turun ke ruang pelvik. Bentuk bayi semakin membulat dan kulitnya menjadi

    merah jambu. Rambutnya tumbuh dengan lebat dan bertambah 5cm. Kuku terbentuk dengan

    sempurna. Bayi sudah bisa melihat adanya cahaya diluar rahim. Bayi pada saat ini sedang

    belajar untuk mengenal aktifitas harian, selain itu bayi juga sedang belajar untuk melakukan

    pernafasan walaupun pernafasannya masih dilakukan di dalam air. Berat badan bayi di

    minggu ini 2700-2800 gram, dengan tinggi 48-49 cm

    PERKEMBANGAN SISTEM ORGAN FETUS

    Sekitar 1 bulan setelah fertilisasi ovum, semua organ fetus telah terbentuk sebagian

    (minimal) dan selama dua tiga bulan berikutnya organ telah terbentuk. Selanjutnya, setelah

    bulan keempat organ-organ fetus sama denganorgan neonatus. Perkembangan struktur

    organ yang lebih kecil (stuktur sel) lebih baik dan memerlukan lima bulan kehamilan sisanya

    untuk menyempurnakan perkembangan. Bahkan ketika lahir, beberapa struktur tertentu

    (sistem saraf, ginjal, dan hati) belum sempurna.

    Sistem Pernapasan

    Pergerakan pernapasan berlangsung mulai pada akhir trimester pertama kehamilan

    di mana kehadiran alveoli mulai minggu ke-25 kehamilan, dan diisi dengan cairan paru-paru.

    Pergerakan pernapasan sekejap ada sekejap tidak ada pada fetus pertukaran gas berlaku

    antara tubuh janin dan plasenta.

    Paru-paru berasal dari titik tumbuh yang muncul dari faring yang bercabang,

    kemudian bercabang kembali membentuk struktur percabangan bronkus. Proses ini

    berlanjut setelah kelahiran sampai usia sekitar delapan tahun hingga jumlah bronkiolus dan

    alveolus akan sepenuhnya berkembang, meskipun gerakan napas janin mulai terlihat mulai

    trimester kedua dan ketiga.

    Pengaruh kelahiran yang paling nyata pada bayi adalah putusnya hubungan plasenta

    dengan ibu dan terhentinya cara untuk mendukung metabolisme. Hal yang paling penting

    adalah terhentinya suplai oksigen dan ekskresi O2 plasenta. Penyesuaian plasenta yang

    pertama diperlukan bayi adalah mulainya pernapasan.

  • 7/30/2019 respirasi printtttt

    14/60

    Biasanya anak mulai bernapas segera dan mempunyai irama pernapasan yang

    normal. Kecepatan fetus mulai bernapas menunjukkan bahwa bernapas dimulai oleh

    terpaparnya bayi secara mendadak ke dunia luar, mungkin akibat dari keadaan asfiksia

    ringan karena proses kelahiran, tetapi juga akibat impuls sensori yang berasal dari kulit yang

    mendadak dingin.

    Upaya pernapasan pertama seorang bayi berfungsi untuk mengeluarkan cairan

    dalam paru-paru dan mengembangkan alveolus paru-paru untuk pertama kali. Produksi

    surfaktan dimulai pada minggu ke-20 kehamilan, jumlahnya meningkat sampai paru-paru

    matang pada minggu ke-30-40 kehamilan. Surfaktan berfungsi mengurangi tekanan

    permukaan paru-paru dan membantu menstabilkan dinding alveolus sehingga tidak kolaps

    pada akhir pernapasan. Tanpa surfaktan, alveoli akan kolaps setiap saat setelah akhir

    pernapasan sehingga dapat menyebabkan sulit bernapas.

    Ketika lahir, dinding alveoli disatukan oleh tegangan permukaan cairan kental yang

    melapisinya. Diperlukan lebih dari 25 mmHg ke tekanan negatif untuk melawan pengaruh

    tegangan permukaan tersebut dan untuk membuka alveoli pertama kalinya. Sekali alveoli

    terbuka, pernapasan tersebut dapat dilakukan oleh pergerakan pernapasan yang relatif

    lemah. Infrinasi baru lahir sangat kuat, biasanya mampu menimbulkan tekanan negatif

    sebesar 50 mmHg dalam ruangan intrapluera. Frekuensi napas bayi yang normal 40-60

    kali/menit yang cenderung dangkal dan jika bayi tidak sedang tidur, kecepatan irama dan

    kedalamannya tidak teratur.

    Bayi cukup bulan mempunyai cairan di dalam paru. Pada waktu persalinan, sekitar

    cairan ini diperas keluar paru. Dengan beberapa kali tarikan napas pertama, udara

    memenuhi ruangan trakea dan bronkus bayi baru lahir. Dengan sisa cairan di dalam paru

    dikeluarkan dari paru dan diserap oleh pembuluh limfe darah.

    Dua faktor yang berperan pada perangsangan napas pertama bayi baru lahir adalah

    sebagai berikut.

    1. Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim

    akanmerangsang pusat pernapasan di otak.

    2.

    Tekanan terhadap rongga dada yang terjadi karena kompresi paru-paru selama

  • 7/30/2019 respirasi printtttt

    15/60

    persalinan akan merangsang masuknya udara ke dalam paru-paru secara mekanis.

    2.2Struktur organ respirasi

    Respirasi adalah suatu proses pertukaran gas oksigen (O2) dari udara oleh organisme

    hidup yang dgunakan untuk serangkaian metabolisme yang akan menghasilkan

    karbondioksida (CO2) yang harus dikeluarkan, karena tidak dibutuhkan oleh tubuh. Setiap

    makluk hidup melakukan pernafasan untuk memperoleh oksigen O2 yang digunakan untuk

    pembakaran zat makanan di dalam sel-sel tubuh. Alat pernafasan setiap makhluk tidaklah

    sama, pada hewan invertebrata memiliki alat pernafasan dan mekanisme pernafasan yang

    berbeda dengan hewan vertebrata.

    2.2.1 Sistem Pernafasan Pada Manusia

    Organ-Organ Pernafasan Pada Manusia organ-organ pernafasan yang dimiliki oleh

    manusiameliputi semua struktur yang menghubungkan udara dari dan ke paru-paru. Organ

    tersebut antara lain:

    1)

    Hidung

    Hidung terdiri dari lubang hidung, rongga hidung, dan ujung rongga hidung. Rongga

    hidung banyak memiliki kapiler darah, dan selalu lembap dengan adanya lendir yang

    dihasilkan oleh mukosa. Didalam hidung udara disaring dari benda-benda asing yang

    tidak berupa gas agar tidak masuk ke paru-paru. Selain itu udara juga disesuaikan

    suhunya agar sesuai dengan suhu tubuh.

    2)

    Faring

  • 7/30/2019 respirasi printtttt

    16/60

    Faring merupakan ruang dibelakang rongga hidung, yang merupakan jalan masuknya

    udara dsri ronggs hidung. Pada ruang tersebut terdapat klep (epiglotis) yang bertugas

    mengatur pergantian perjalanan udara pernafasan dan makanan.

    3) Laring Laring/pangkal batang tenggorokan / kotak suara.

    Laring terdiri atas tulang rawan, yaitu jakun, epiglotis, (tulang rawan penutup) dan

    tulang rawan trikoid (cincin stempel) yang letaknya paling bawah. Pita suara terletak

    di dinding laring bagian dalam.

    4) Trakhea

    Trakea atau batang tenggorokan merupakan pita yang tersusun atas otot polos dan

    tulang rawan yang berbentuk hurup C pada jarak yang sangat teratur. Dinding trakea

    tersusun atas tiga lapisan jaringan epitel yang dapat menghasilkan lendir yang

    berguna untuk menangkap dan mengembalikan benda-benda asing ke hulu saluran

    pernafasan sebelum masuk ke paru-paru bersama udara penafasan.

    5) Bronkus

    Merupakan cabang batang tenggorokan yang jumlahnya sepasang, yang satu menuju

    ke paru-paru kiri dan yang satunya menuju paru-paru kanan. Dinding bronkus terdiri

    atas lapisan jaringan ikat, lapisan jaringan epitel, otot polos dan cincin tulang rawan.

    Kedudukan bronkus yang menuju kekiri lebih mendatar dari pada ke kanan. Hal ini

    merupakan salah satu sebab mengapa paru-paru kanan lebih mudah terserang

    penyakit.

    6)

    Bronkiolus

    Bronkeolus merupakan cabang dari bronkus, dindingnya lebih tipis dan salurannya

    lebih tipis. Bronkeolus bercabang-cabang menjadi bagian yang lebih halus.

    7) Alveolus

    Saluran akhir dari saluran pernafasan yang berupa gelembung-gelembung udara.

    Dinding aleolus sanat tipis setebal silapis sel, lembap dan berdekatan dengan kapiler-

    kapiler darah. Adanya alveolus memungkinkan terjadinya luasnya daerah permukaan

  • 7/30/2019 respirasi printtttt

    17/60

    yang berperan penting dalam pertukaran gas. Pada bagian alveolus inilah terjadi

    pertukaran gas-gas O2 dari udara bebas ke sel-sel darah, sedangkan perukaran CO2

    dari sel-sel tubuh ke udara bebas terjadi.

    8) Paru-paru

    Paru-paru terletak dalam rongga dada dibatasi oleh otot dada dan tulang rusuk, pada

    bagian bawah dibatasi oleh otot dafragma yang kuat. Paru-paru merupakan

    himpunana dari bronkeulus, saccus alveolaris dan alveolus. Diantara selaput dan paru-

    paru terdapat cairan limfa yang berfungsi untuk melindungi paruparu pada saat

    mengembang dan mengempis. Mengembang dan mengempisnya paru-paru

    disebabkan karena adanya perubahan tekana rongga dada.

    Paru-paru kanan berlobus tiga Bronkus kanan bercabang tiga. Sedangkan paru-paru

    kiri berlobus dua Bronkuis kiri bercabang dua Posisinya lebih mendatar Dibungkus

    oleh lapisan pleura yang berfungsi menghindari gesekan saat bernafas

    2.2.2 Mekanisme Pernafasan Manusia.

    Pada saat bernafas terjadi kegiatang inspirasi dan ekspirasi. Inspirasi adalah

    pemasukan gas O2 dan udara atmosfer ke dalam paru-paru, sedangkan espirasi adalah

    pengeluaran gas CO2 dan uap air dari paru-paru ke luar tubuh.setiap menitnya kita

    melakukan kegiatang inspirasi dan espitrasi kurang lebih 16-18 kali. Pernafasan pada

    manusia dapat digolongkan menjadi 2, yaitu:

    1) Pernafasan dada.

    Pada pernafasan dada otot yang erperan penting adalah otot antar tulang rusuk. Otottulang rusuk dapat dibedakan menjadi dua, yaitu otot tulang rusuk luar yang berperan

    dalam mengangkat tulang-tulang rusuk dan tulang rusuk dalam yang berfungsi

    menurunkan atau mengembalikan tulang rusuk ke posisi semula. Bila otot antar tulang

    rusuk luar berkontraksi, maka tulang rusuk akan terangkat sehingga volume dada

    bertanbah besar. Bertambah besarnya akan menybabkan tekanan dalam rongga dada

    lebih kecil dari pada tekanan rongga dada luar. Karena tekanan uada kecil pada

    rongga dada menyebabkan aliran udara mengalir dari luar tubuh dan masuk ke dalam

    tubuh, proses ini disebut proses inspirasi Sedangkan pada proses espirasi terjadi

  • 7/30/2019 respirasi printtttt

    18/60

    apabila kontraksi dari otot dalam, tulang rusuk kembali ke posisi semuladan

    menyebabkan tekanan udara didalam tubuh meningkat. Sehingga udara dalam paru-

    paru tertekan dalam rongga dada, dan aliran udara terdorong ke luar tubuh, proses ini

    disebut espirasi.

    2) Pernafasan perut.

    Pada pernafasan ini otot yang berperan aktif adalah otot diafragma dan otot dinding

    rongga perut. Bila otot diafragma berkontraksi, posisi diafragma akan mendatar. Hal

    itu menyebabkan volume rongga dada bertambah besar sehingga tekanan udaranya

    semakin kecil. Penurunan tekanan udara menyebabkan mengembangnya paru-paru,

    sehingga udara mengalir masuk ke paruparu(inspirasi). Bila otot diafragma bereaksidan otot dinding perut berkontraksi, isi rongga perut akan terdesak ke diafragma

    sehingga diafragma cekung ke arah rongga dada. Sehingga volume rongga dada

    mengecil dan tekanannya meningkat. Meningkatnya tekanan rongga dada

    menyebabkan isi rongga paru-paru terdesak ke luar dan terjadilah proses ekspirasi.

    2.3Anatomi jalan nafas atas dan bawah, dan rongga thoraks

    Sistem respirasi dibedakan menjadi dua

    saluran yaitu, saluran nafas bagian atas dan

    saluran nafas bagian bawah. Saluran nafas

    bagian atas terdiri dari: rongga hidung, faring

    dan laring. Saluran nafas bagias bawah terdiri

    dari trakea, bronkus, bronkiolus, dan paru-

    paru.

    1. Saluran Nafas Bagian Atas

  • 7/30/2019 respirasi printtttt

    19/60

    a. Hidung

    Hidung atau naso adalah saluran pernafasan yang pertama. Ketika proses pernafasan

    berlangsung, udara yang diinspirasi melalui rongga hidung akan menjalani tiga proses

    yaitu penyaringan (filtrasi), penghangatan, dan pelembaban. Hidung terdiri atas

    bagian- bagian sebagai berikut:

    - Bagian luar dinding terdiri dari kulit.

    - Lapisan tengah terdiri dari otot-otot dan tulang rawan.

    - Lapisan dalam terdiri dari selaput lender yang berlipat-lipat yang dinamakan

    karang hidung ( konka nasalis ), yang berjumlah 3 buah yaitu: konka nasalis

    inferior, konka nasalis media, dan konka nasalis superior.

    Diantara konka nasalis terdapat 3 buah lekukan meatus, yaitu: meatus superior,

    meatus inferior dan meatus media. Meatus-meatus ini yang dilewati oleh udara

    pernafasan , sebelah dalam terdapat lubang yang berhubungan dengan tekak yang

    disebut koana.

    Dasar rongga hidung dibentuk oleh rahang atas ke atas rongga hidung berhubungan

    dengan rongga yang disebut sinus paranasalis yaitu sinus maksilaris pada rahang atas,

    sinus frontalis pada tulang dahi, sinus sfenoidalis pada rongga tulang baji, dan sinus

    etmoidalis pada rongga tulang tapis.

    Pada sinus etmoidalis keluar ujung-ujung saraf penciuman yang menuju ke konka

    nasalis . Pada konka nasalis terdapat sel-sel penciuman , sel tersebut terutama terdapat

    pada di bagian atas. Pada hidung di bagian mukosa terdapat serabut saraf atau reseptor

    dari saraf penciuman ( nervus olfaktorius ).

    Di sebelah konka bagian kiri kanan dan sebelah atas dari langit-langit terdapat satu

    lubang pembuluh yang menghubungkan rongga tekak dengan rongga pendengaran

  • 7/30/2019 respirasi printtttt

    20/60

    tengah . Saluran ini disebut tuba auditiva eustachi yang menghubungkan telinga

    tengah dengan faring dan laring. Hidung juga berhubungan dengan saluran air mata

    atau tuba lakrimalis.

    Rongga hidung dilapisi dengan membran mukosa yang sangat banyak mengandung

    vaskular yang disebut mukosa hidung. Lendir di sekresi secara terus-menerus oleh

    sel-sel goblet yang melapisi permukaan mukosa hidung dan bergerak ke belakang ke

    nasofaring oleh gerakan silia.

    b. Faring Merupakan pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai persambungannya

    dengan oesopagus pada ketinggian tulang rawan krikoid. Nasofaring (terdapat

    pharyngeal tonsildan Tuba Eustachius).

    - Nasofaring terletak tepat di belakang cavum nasi , di bawah basis crania dan di

    depan vertebrae cervicalis I dan II. Nasofaring membuka bagian depan ke dalam

    cavum nasi dan ke bawah ke dalam orofaring. Tuba eusthacius membuka ke

    dalam didnding lateralnya pada setiap sisi. Pharyngeal tonsil (tonsil nasofaring)

    adalah bantalan jaringan limfe pada dinding posteriosuperior nasofaring.

    -

    OrofaringMerupakan pertemuan rongga mulut dengan faring,terdapat pangkal lidah).

    Orofaring adalah gabungan sistem respirasi dan pencernaan , makanan masuk

    dari mulut dan udara masuk dari nasofaring dan paru.

    - Laringofaring(terjadi persilangan antara aliran udara dan aliran makanan)

    Laringofaring merupakan bagian dari faring yang terletak tepat di belakang

    laring, dan dengan ujung atas esofagus.

    c. Laring (tenggorok) Saluran udara dan bertindak sebagai pembentuk suara. Pada bagian pangkal ditutup

    oleh sebuanh empang tenggorok yang disebut epiglottis, yang terdiri dari tulang-

    tulanng rawan yang berfungsi ketika menelan makanan dengan menutup laring.

    Terletak pada garis tengah bagian depan leher, sebelah dalam kulit, glandula tyroidea,

    dan beberapa otot kecila, dan didepan laringofaring dan bagian atas esopagus.

    Cartilago / tulang rawan pada laring ada 5 buah, terdiri dari sebagai berikut:

  • 7/30/2019 respirasi printtttt

    21/60

    - Cartilago thyroidea 1 buah di depan jakun ( Adams apple) dan sangat jelas

    terlihat pada pria. Berbentuk V, dengan V menonjol kedepan leher sebagai jakun.

    Ujung batas posterior diatas adalah cornu superior, penonjolan tempat melekatnya

    ligamen thyrohyoideum, dan dibawah adalah cornu yang lebih kecil tempat

    beratikulasi dengan bagian luar cartilago cricoidea.

    - Cartilago epiglottis 1 buah. Cartilago yang berbentuk daun dan menonjol keatas

    dibelakang dasar lidah. Epiglottis ini melekat pada bagian belakang V cartilago

    thyroideum. Plica aryepiglottica, berjalan kebelakang dari bagian samping

    epiglottis menuju cartilago arytenoidea, membentuk batas jalan masuk laring.

    - Cartilago cricoidea 1 buah yang berbentuk cincin. Cartilago berbentuk cincin

    signet dengan bagian yang besar dibelakang. Terletak dibawah cartilago tyroidea,

    dihubungkan dengan cartilago tersebut oleh membrane cricotyroidea. Cornu

    inferior cartilago thyroidea berartikulasi dengan cartilago tyroidea pada setiap

    sisi. Membrana cricottracheale menghubungkan batas bawahnya dengan cincin

    trachea I.

    - Cartilago arytenoidea 2 buah yang berbentuk beker. Dua cartilago kecil berbentuk

    piramid yang terletak pada basis cartilago cricoidea. Plica vokalis pada tiap sisi

    melekat dibagian posterio sudut piramid yang menonjol kedepan

    Laring dilapisi oleh selaput lender , kecuali pita suara dan bagian epiglottis yang

    dilapisi olehsel epithelium berlapis.

    2. Saluran Nafas Bagian Bawah

  • 7/30/2019 respirasi printtttt

    22/60

    a. Trachea atau Batang tenggorok Merupakan tabung fleksibel dengan panjang kira-kira 10 cm dengan lebar 2,5 cm.

    trachea berjalan dari cartilago cricoidea kebawah pada bagian depan leher dan

    dibelakang manubrium sterni, berakhir setinggi angulus sternalis (taut manubrium

    dengan corpus sterni) atau sampai kira-kira ketinggian vertebrata torakalis kelima

    dan di tempat ini bercabang mcnjadi dua bronckus (bronchi).

    Trachea tersusun atas 16 - 20 lingkaran tak- lengkap yang berupan cincin tulang

    rawan yang diikat bersama oleh jaringan fibrosa dan yang melengkapi lingkaran

    disebelah belakang trachea, selain itu juga membuat beberapa jaringan otot.

    b. Bronchus Bronchus yang terbentuk dari belahan dua trachea pada ketinggian kira-kira

    vertebrata torakalis kelima, mempunyai struktur serupa dengan trachea dan dilapisi

    oleh.jenis sel yang sama.

    Bronkus-bronkus itu berjalan ke bawah dan kesamping ke arah tampuk paru.

    Bronckus kanan lebih pendek dan lebih lebar, dan lebih vertikal daripada yang kiri,

    sedikit lebih tinggi darl arteri pulmonalis dan mengeluarkan sebuah cabang utamalewat di bawah arteri, disebut bronckus lobus bawah.

    Bronkus kiri lebih panjang dan lebih langsing dari yang kanan, dan berjalan di

    bawah arteri pulmonalis sebelurn di belah menjadi beberapa cabang yang berjalan

    kelobus atas dan bawah.

    Cabang utama bronchus kanan dan kiri bercabang lagi menjadi bronchus lobaris dan

    kernudian menjadi lobus segmentalis. Percabangan ini berjalan terus menjadi

    bronchus yang ukurannya semakin kecil, sampai akhirnya menjadi bronkhiolusterminalis, yaitu saluran udara terkecil yang tidak mengandung alveoli (kantong

    udara).

    Bronkhiolus terminalis memiliki garis tengah kurang lebih I mm. Bronkhiolus tidak

    diperkuat oleh cincin tulang rawan. Tetapi dikelilingi oleh otot polos sehingga

    ukurannya dapat berubah.

    Seluruh saluran udara ke bawah sampai tingkat bronkbiolus terminalis disebut

    saluran penghantar udara karena fungsi utamanya adalah sebagai penghantar udara

  • 7/30/2019 respirasi printtttt

    23/60

    ke tempat pertukaran gas paru-paru.

    yaitu alveolus.

    c. Paru-Paru

    Merupakan sebuah alat tubuh

    yang sebagian besar terdiri atas

    gelembung-gelembung kecil ( alveoli ).

    Alveolus yaitu tempat pertukaran gas

    assinus terdiri dari bronkhiolus dan

    respiratorius yang terkadang memiliki

    kantong udara kecil atau alveoli pada

    dindingnya. Ductus alveolaris seluruhnya

    dibatasi oleh alveoilis dan sakus alveolaris

    terminalis merupakan akhir paru-paru,

    asinus atau.kadang disebut lobolus primer memiliki tangan kira-kira 0,5 s/d 1,0 cm.

    Terdapat sekitar 20 kali percabangan mulai dari trachea sampai Sakus Alveolaris.

    Alveolus dipisahkan oleh dinding yang dinamakan pori-pori kohn.

    Paru-paru dibagi menjadi dua bagian, yaitu paru-paru kanan yang terdiri dari 3

    lobus ( lobus pulmo dekstra superior, lobus pulmo dekstra media, lobus pulmo

    dekstra inferior) dan paru-paru kiri yang terdiri dari 2 lobus ( lobus sinistra superior

    dan lobus sinistra inferior).

    Tiap-tiap lobus terdiri dari belahan yang lebih kecil yang bernama segmen. Paru-

    paru kiri memiliki 10 segmen yaitu 5 buah segmen pada lobus superior dan lima

    lobus inferior. Paru-paru kiri juga memiliki 10 segmen, yaitu 5 buah segmen pada

    lobus superior, 2 buah segmen pada lobus medialis, dan 3 segmen pada lobus

    inferior. Tiap-tiap segmen masih terbagi lagi menjadi belahan-belahan yang

    bernama lobulus.

    Letak paru-paru di rongga dada datarnya menghadap ke tengah rongga dada /

    kavum mediastinum.. Pada bagian tengah terdapat tampuk paru-paru atau hilus.

    Pada mediastinum depan terletak jantung.

    Paru-paru dibungkus oleh selapus tipis yang pernama pleura . Pleura dibagi menjadi

    dua yaitu pleura visceral ( selaput dada pembungkus) yaitu selaput paru yang

  • 7/30/2019 respirasi printtttt

    24/60

    langsung membungkus paru-paru dan pleura parietal yaitu selaput yang melapisi

    rongga dada sebelah luar. Antara kedua lapisan ini terdapat rongga kavum yang

    disebut kavum pleura. Pada keadaan normal, kavum pleura ini vakum/ hampa

    udara.

    Suplai Darah

    Setiap arteria pulmonalis, membawa darah deoksigenasi dari ventrikel kanan

    jantung, memecah bersama dengan setiap bronkus menjadi cabang-cabang untuk

    lobus, segmen dan lobules. Cabang-cabang terminal berakhir dalam sebuah jaringan

    kapiler pada permukaan setiap alveolus. Jaringan kapiler ini mengalir ke dalam

    vena yang secara progresif makin besar, yang akhirnya membentuk vena

    pulmonalis, dua pada setiap sisi, yang dilalui oleh darah yang teroksigenasi ke

    dalam atrium kiri jantung. Artheria bronchiale yang lebih kecil dari aorta menyuplai

    jaringan paru dengan darah yang teoksigenasi.

    A. Fisiologi Sistem Pernafasan

    Respirasi dibagi menjadi 2 bagian , yaitu respirasi eksternal dimana proses pertukaran

    O2 & CO2 ke dan dari paru ke dalam O2 masuk ke dalam darah dan CO2 + H2O masuk

    ke paru paru darah. kemudian dikeluarkan dari tubuh dan respirasi internal/respirasi sel

    dimana proses pertukaran O2 & peristiwaCO2 di tingkat sel biokimiawi untuk proses

    kehidupan.

  • 7/30/2019 respirasi printtttt

    25/60

    Proses pernafasan terdiri dari 2 bagian, yaitu sebagai berikut :

    - Ventilasi pulmonal yaitu masuk dan keluarnya aliran udara antara atmosfir dan

    alveoli paru yang terjadi melalui proses bernafas (inspirasi dan ekspirasi) sehingga

    terjadi disfusi gas (oksigen dan karbondioksida) antara alveoli dan kapiler

    pulmonal serta ransport O2 & CO2 melalui darah ke dan dari sel jaringan.

    - Mekanik pernafasan

    Masuk dan keluarnya udara dari atmosfir ke dalam paru-paru dimungkinkan olen

    peristiwa mekanik pernafasan yaitu inspirasi dan ekspirasi. Inspirasi (inhalasi)

    adalah masuknya O2 dari atmosfir & CO2 ke dlm jalan nafas.

    Dalam inspirasi pernafasan perut, otot difragma akan berkontraksi dan kubah

    difragma turun ( posisi diafragma datar ), selanjutnya ruang otot intercostalis

    externa menarik dinding dada agak keluar, sehingga volume paru-paru membesar,

    tekanan dalam paru-paru akan menurun dan lebih rendah dari lingkungan luar

    sehingga udara dari luar akan masuk ke dalam paru-paru. Ekspirasi (exhalasi)

    adalah keluarnya CO2 dari paru ke atmosfir melalui jalan nafas. Apabila terjadi

  • 7/30/2019 respirasi printtttt

    26/60

    pernafasan perut, otot difragma naik kembali ke posisi semula ( melengkung ) dan

    muskulus intercotalis interna relaksasi. Akibatnya tekanan dan ruang didalam

    dada mengecil sehingga dinding dada masuk ke dalam udara keluar dari paru-paru

    karena tekanan paru-paru meningkat.

    Transportasi gas pernafasan

    a. Ventilasi

    Selama inspirasi udara mengalir dari atmosfir ke alveoli. Selama ekspirasi

    sebaliknya yaitu udara keluar dari paru-paru. Udara yg masuk ke dalam alveoli

    mempunyai suhu dan kelembaban atmosfir. Udara yg dihembuskan jenuh dengan

    uap air dan mempunyai suhu sama dengan tubuh.

    b. Difusi

    Yaitu proses dimana terjadi pertukaran O2 dan CO2 pada pertemuan udara dengan

    darah. Tempat difusi yg ideal yaitu di membran alveolar-kapilar karena

    permukaannya luas dan tipis. Pertukaran gas antara alveoli dan darah terjadi secara

    difusi. Tekanan parsial O2 (PaO2) dalam alveolus lebih tinggi dari pada dalam

    darah O2 dari alveolus ke dalam darah. Sebaliknya (PaCO2) darah > (PaCO2)

    alveolus sehingga perpindahan gas tergantung pada luas permukaan dan ketebalan

    dinding alveolus. Transportasi gas dalam darah O2 perlu ditrasport dari paru-paru

    ke jaringan dan CO2 harus ditransport kembali dari jaringan ke paru-paru.

    Beberapa faktor yg mempengaruhi dari paru ke jaringan , yaitu:

    o Cardiac out put.

    o Jumlah eritrosit.

    o Exercise

    o Hematokrot darah, akan meningkatkan vikositas darah

    mengurangi transport O2 menurunkan CO.

    c. Perfusi pulmonal

    Merupakan aliran darah aktual melalui sirkulasi pulmonal dimana O2 diangkut

    dalam darah membentuk ikatan (oksi Hb) / Oksihaemoglobin (98,5%) sedangkan

    dalam eritrosit bergabung dgn Hb dalam plasma sbg O2 yg larut dlm plasma

    (1,5%). CO2 dalam darah ditrasportasikan sebagai bikarbonat, alam eritosit

    sebagai natrium bikarbonat, dalam plasma sebagai kalium bikarbonat , dalam

    larutan bergabung dengan Hb dan protein plasma. C02 larut dalam plasma sebesar

  • 7/30/2019 respirasi printtttt

    27/60

    5 7 % , HbNHCO3 Carbamoni Hb (carbamate) sebesar 15 20 % , Hb + CO2

    HbC0 bikarbonat sebesar 6080% .

    Pengukuran volume paru

    Fungsi paru, yg mencerminkan mekanisme ventilasi disebut volume paru dan kapasitas

    paru. Volume paru dibagi menjadi :

    o Volume tidal (TV) yaitu volume udara yang dihirup dan dihembuskan setiap

    kali bernafas.

    o Volume cadangan inspirasi (IRV) , yaitu volume udara maksimal yg dapat

    dihirup setelah inhalasi normal.

    o Volume Cadangan Ekspirasi (ERV), volume udara maksimal yang dapat

    dihembuskan dengan kuat setelah exhalasi normal.

    o Volume residual (RV) volume udara yg tersisa dalam paru-paru setelah

    ekhalasi maksimal.

    Kapasitas Paru

    o Kapasitas vital (VC), volume udara maksimal dari poin inspirasi maksimal.

    o Kapasitas inspirasi (IC) Volume udara maksimal yg dihirup setelah ekspirasi

    normal.

    o Kapasitas residual fungsiunal (FRC), volume udara yang tersisa dalam paru-

    paru setelah ekspirasi normal.

    o Kapasitas total paru (TLC) volume udara dalam paru setelah inspirasi

    maksimal.

    Pengaturan pernafasan

    Sistem kendali memiliki 2 mekanismne saraf yang terpisah yang mengatur

    pernafasan. Satu system berperan mengatur pernafasan volunter dan system yang lain

    berperan mengatur pernafasan otomatis.

    1. Pengendalian Oleh saraf Pusat ritminitas di medula oblongata langsung

    mengatur otot otot pernafasan. Aktivitas medulla dipengaruhi pusat

    apneuistik dan pnemotaksis. Kesadaran bernafas dikontrol oleh korteks

    serebri. Pusat Respirasi terdapat pada Medullary Rhythmicity Area yaitu

    area inspirasi & ekspirasi, mengatur ritme dasar respirasi , Pneumotaxic

    Area terletak di bagian atas pons dan berfungsi untuk membantu koordinasi

  • 7/30/2019 respirasi printtttt

    28/60

    transisi antara inspirasi & ekspirasi, mengirim impuls inhibisi ke area

    inspirasi paru-paru terlalu mengembang, dan Apneustic Area yang

    berfungsi membantu koordinasi transisi antara inspirasi &

    ekspirasi dan mengirim impuls ekshibisi ke area inspirasi.

    2. Pengendalian secara kimia pernafasan dipengaruhi oleh : PaO2, pH, dan

    PaCO2. Pusat khemoreseptor : medula, bersepon terhadap perubahan kimia

    pd CSF akibat perub kimia dalam darah.

    Kemoreseptor perifer : pada arkus aortik dan arteri karotis

    2.4Sistem Respirasi fetalmaternalFetus: Dari minggu ke-8 hingga kelahiran, organ-organ mengalami permatangan

    untuk menyokong kehidupan luar. Sirkulasi fetus: Sirkulasi umbilikal-plasenta

    melalui tali pusat. Sirkulasi terjadi secara bypass

    2.5Sistem respirasi ekstrauteri2.5.1 Pernafasan dan sirkulasi neonatus

    Terdapat dua kejadian yang sangat penting yang terjadi segera setelah bayi lahir, yaitu

    terjadinya pernafasan bayi pertama kali dan putusnya hubungan neonatus dengan

    plasenta. Dengan dua kejadian ini maka akan terjadi perubahan sirkulasi pada neonatus

    secara drastis yang tidak sama dengan sirkulasi orang dewasa sehingga disebut sirkulasi

    neonatus.

    Perubahan kardiovaskular yang terjadi segera setelah lahir berupa penurunan resistensi

    vaskular paru, peningkatan aliran darah paru, peningkatan resistensi sistemik, pengaliran

    darah melalui duktus arteriosus dari kiri ke kanan dan penutupan foramen ovale.

    Setelah proses pernafasan berlangsung, udara yang masuk ke dalam paru menyebabkan

    turunnya resistensi pembuluh darah pulmonal. Dengan adanya perubahan ini, aliran darah

    ke atrium kiri melalui vena pulmonalis menjadi meningkat sehingga tekanan dalam

    atrium kiri lebih tinggi dari atrium kanan dan hal ini akan menyebabkan penutupan

    foramen ovale.

    Jika resistensi pembuluh darah pulmonal turun sampai rendah dari tekanan pembuluh

    darah sistemik maka duktus arteriosus akan menutup. Duktus arteriosus menutup secara

    fungsional pada 1015 jamsetelah lahir dan menutup permanen pada usia 23 minggu.

    Segera setelah bayi lahir, terjadi perubahan sirkulasi janin menjadi sirkulasi neonatus.

    Sirkulasi neonatus adalah darah dari tubuh bagian bawah yang masuk melalui vena kava

    superior masuk ke dalam atrium kanan dan melalui katup trikuspidalis masuk ke dalam

  • 7/30/2019 respirasi printtttt

    29/60

    ventrikel kanan. Dari ventrikel kanan, darah dengan kandungan CO2 yang tinggi melalui

    arteri pulmonalis masuk ke dalam paru paru dan mengalami oksigenasi. Dari paru

    paru melalui vena pulmonalis darah yang mengandung oksigen tinggi akan masuk ke

    atrium kiri dan selanjutnya ke ventrikel kiri kemudian didistribusikan ke seluruh tubuh

    melalui aorta.

    Setelah membahas tentang sirkulasi maka penulis akan membahas pernafasan neonatus.

    Pada saat bayi melewati jalan lahir , dinding dada tertekan sehingga sebagian cairan paru

    paru akan keluar. Setelah itu terjadi pengembangan dinding dada, kira kira 40 cc

    udara akan menggantikan cairan yang keluar. Kemudian pada sebagian bayi , otot otot

    glossofaringeus akan berkontraksi dan memasukkan sekitar 5 10 cc udara ke dalam

    trakea. Sebelum nafas pertama tekanan intra pleura akan sama dengan tekanan

    atmosfir.Hal ini menunjukkan bahwa dada tidak mengembang sampai setelah lahir.

    Mekanisme yang pasti terjadinya penambahan volume rongga dada akibat pernafasan

    pertama tidak diketahui.Pada waktu pernafasan pertama tekanan intra pleura turun sekitar

    40 cm H2O selama 0,5 detik atau lebih. Dengan keluarnya cairan dari saluran nafas,

    tahanan saluran nafas dan tekanan intra pleura menurun. Sebagian cairan yang masih

    tersisa , pada sebagian bayi akan dibatukkan. Selain mekanisme di atas, pada bayi yang

    dilahirkan melalui seksio sesarea, pengeluaran cairan paru paru dilakukan seluruhnya

    dengan reabsorbsi oleh pembuluh darah dan limfe.

    Bagan pernafasan dan sirkulasi neonatus.

    Bayi melewati jalan lahir

    Dinding dada tertekan sehingga cairan paruparu akan keluar

    Pengembangan dinding dada kira kira 40 cc akan menggantikan cairan yang keluar.

    Sebagian bayi otototot glossofaringeus kontraksi dan memasukkan 5 10 cc udara

    kedalam trakea.

    Tekanan atmosfir = tekanan intrapleura

  • 7/30/2019 respirasi printtttt

    30/60

    pemotongan tali pusat

    tekanan perifer meningkat sirkulasi plasenta (-)

    asfiksia PO2 turun dan PCO2 meningkat

    rangsang dingin (kulit dan otot)

    menangis ( tarik nafas ,

    kontraksi otototot pernafasan )

    bradikinin paruparu mengembang(PO2 naik)

    vasodilatasi resistensi paru turun

    tekanan aorta naik tekanan pulmonalis turun

    aliran balik duktus arteriosus

    aliran balik vena sistemik ke vena kava inferior

    volume atrium kiri > volume atrium kanan

    konstriksi duktus venosus

    tekanan atrium kiri > tekanan atrium kanan

    1 - 4 bulan

    fibrosis oklusi foramen ovale menutup

  • 7/30/2019 respirasi printtttt

    31/60

    darah dari bgn bawah tubuh masuk ke vena kava inferior

    bagian tubuh atas vena kava superior

    atrium kanan

    katup trikuspid

    ventrikel kanan atrium kiri

    darah CO2 tinggi ventrikel kiri

    A.pulmonalis

    paruparu

    (oksigenasi, darah O2 tinggi)

    tubuh

    2.6Patofisiologi asfiksi

  • 7/30/2019 respirasi printtttt

    32/60

    2.6.1 Bayi dapat berada pada fase antara apnu primer dan apnu dan seringkalikeadaan yang membahayakan ini dimulai sebelum atau selama persalinan.

    Akibatnya saat lahir, sulit untuk menilai berapa lama bayi telah berada

    dalam keadaan membahayakan. Pemeriksaan fisik tidak dapat

    membedakan antara apnu primer dan sekunder, namun respon pernapasan

    yang ditunjukkan akan dapat memperkirakan kapan mulai terjadi keadaan

    yang membahayakan itu.

    Definisi

    Beberapa sumber mendefinisikan asfiksia neonatorum dengan berbeda :

    - Ikatan Dokter Anak Indonesia

  • 7/30/2019 respirasi printtttt

    33/60

    Asfiksia neonatorum adalah kegagalan napas secara spontan dan teratur pada

    saat lahir atau beberapa saat setelah saat lahir yang ditandai dengan

    hipoksemia, hiperkarbia dan asidosis.

    - WHO

    Asfiksia neonatorum adalah kegagalan bernapas secara spontan dan teratur

    segera setelah lahir.

    - ACOG dan AAP

    Seorang neonatus disebut mengalami asfiksia bila memenuhi kondisi

    sebagai

    berikut:

    o Nilai Apgar menit kelima 0-3

    o Adanya asidosis pada pemeriksaan darah tali pusat (pH

  • 7/30/2019 respirasi printtttt

    34/60

    kelahiran memiliki hubungan yang bermakna terhadap peningkatan risiko

    kematian akibat asfiksia neonatorum. Gejala-gejala tersebut adalah demam

    selama kehamilan (RR: 3.30; 95%KI: 2.155.07); perdarahan pervaginam

    (RR: 2.00; 95%KI: 1.233.27); pembengkakan tangan,wajah atau kaki (RR:

    1.78; 95%KI: 1.332.37); kejang (RR: 4.74; 95%KI: 1.8012.46);

    kehamilan ganda juga berhubungan kuat dengan mortalitas asfiksia

    neonatorum (RR: 5.73; 95%KI: 3.389.72). Bayi yang lahir dari wanita

    primipara memiliki risiko mortalitas asfiksia neonatorum yang lebih tinggi

    (RR: 1.74; 95%KI:1.33-2.28) sedangkan adanya riwayat kematian bayi

    sebelumnya tidak bermakna dalam memperkirakan kematian akibat asfiksia

    neonatorum (RR: 0.99; 95%KI: 0.701.40). Partus lama (RR: 1.31, 95%KI

    1.00-1.73) dan ketuban pecah dini (RR:1.83; 95%KI 1.22-1.76) juga

    meningkatkan risiko asfiksia neonatorum secara bermakna. Pada

    penelitiannya, Lee tidak mendapatkan bahwa pewarnaan mekoneum pada

    air ketuban memiliki risiko lebih besar terhadap terjadinya asfiksia

    neonatorum.

    Prematuritas memiliki risiko yang lebih besar terhadap kematian akibat

    asfiksia

    neonatorum. Risiko tersebut meningkat 1.61 kali lipat pada usia kehamilan 34-

    37 minggu dan meningkat 14.33 kali lipat pada usia kehamilan < 34

    minggu.Kortikosteroid perlu diberikan 7 hari sebelum kelahiran hingga paling

    lambat 24 jam sebelum bayi lahir untuk meningkatkan maturasi paru fetus.

    Pada suatu studi kohort dikatakan bahwa penggunaan kortikosteroid

    antenatal adalah faktor protektif terhadap sindroma distres respirasi (OR:

    0.278; 95%KI: 0.177-0.437). Dikatakan pula bahwa kemungkinan seorang

    neonatus pada populasi studi dari ibu yang tidak melakukan pemeriksaan

    antenatal untuk meninggal di rumah sakit adalah 1.98 kali lebih tinggi

    daripada anak dari ibu yang melakukan pemeriksan antenatal empat kali atau

    lebih.

    Hasil studi kasus-kontrol yang dilakukan secara retrospektif oleh Oswyn

    G, dkk.

    (2000) menyatakan bahwa riwayat lahir-mati berhubungan kuat dengan

    terjadinya asfiksia neonatorum. Bayi preterm dan posterm ditemukan lebih

    banyak pada kelompok kasus daripada kontrol. Usia terlalu muda (

  • 7/30/2019 respirasi printtttt

    35/60

    tahun) dan terlalu tua (> 40 tahun), anemia (Hb< 8 g/dL), perdarahan

    antepartum dan demam selama kehamilan berhubungan kuat dengan asfiksia

    neonatorum. Tanda-tanda gawat janin seperti denyut jantung janin abnormal,

    pewarnaan mekoneum dan partus lama juga memiliki hubungan yang kuat

    dengan timbulnya asfiksia neonatorum.

    Berglund, dkk.(2008) melakukan studi deskriptif terhadap 177 kasus

    asfiksia berat

    yang berhubungan dengan kelahiran dan diduga akibat malpraktik. Dari

    177 kasus tersebut, terjadi pengabaian pemantauan kesejahteraan janin pada

    98% kehamilan. Pada 71% kehamilan, staf tidak bertindak tepat pada

    waktunya dalam menangani hasil kardiotokografi yang abnormal. Seratus

    lima puluh tujuh orang mendapatkan infus oksitosin (89%), 28%

    penggunaannya tanpa indikasi dan 39% diberikan overdosis tanpa pengawasan

    kardiotokografi yang sesuai. Penggunaan oksitosin tersebut menstimulasi

    kontraksi uterus dan meningkatkan risiko skor Apgar rendah. Pada 126

    kelahiran, sejak ditemukan kelainan KTG hingga kelahiran membutuhkan

    waktu lebih dari 45 menit, menandakan tenaga obstetri tidak bertindak tepat

    waktu dalam menangani tanda-tanda asfiksia fetal. Terdapat 92 kejadian

    malpraktik seputar kelahiran, 48 subyek pada kejadian malpraktik tersebut

    melahirkan pervaginam dengan rekaman kardiotokografi

    patologis atau sulit diinterpretasi sedangkan 44 lainnya lahir dengan bantuan

    instrumen.

    3.3 Patofisiologi

    3.3.1 Cara bayi memperoleh oksigen sebelum dan setelah lahir

    Sebelum lahir, paru janin tidak berfungsi sebagai sumber

    oksigen atau jalan untuk mengeluarkan karbondioksida. Pembuluh

    arteriol yang ada di dalam paru janin dalam keadaan konstriksi

    sehingga tekanan oksigen (pO2) parsial rendah. Hampir seluruh

    darah dari jantung kanan tidak dapat melalui paru karena

    konstriksi pembuluh darah janin, sehingga darah dialirkan melalui

    pembuluh yang bertekanan lebih rendah yaitu duktus arteriosus

    kemudian masuk ke aorta.

  • 7/30/2019 respirasi printtttt

    36/60

    Setelah lahir, bayi akan segera bergantung pada paru-paru

    sebagai sumber utama oksigen. Cairan yang mengisi alveoli akan

    diserap ke dalam jaringan paru, dan alveoli akan berisi udara.

    Pengisian alveoli oleh udara akan memungkinkan oksigen mengalir ke

    dalam pembuluh darah di sekitar alveoli.

    Arteri dan vena umbilikalis akan menutup sehingga

    menurunkan tahanan pada sirkulasi plasenta dan meningkatkan

    tekanan darah sistemik. Akibat tekanan udara dan peningkatan kadar

    oksigen di alveoli, pembuluh darah paru akan mengalami relaksasi

    sehingga tahanan terhadap aliran darah bekurang. Keadaan relaksasi

    tersebut dan peningkatan tekanan darah sistemik, menyebabkan

    tekanan pada arteri pulmonalis lebih rendah dibandingkan tekanan

    sistemik sehingga aliran darah paru meningkat sedangkan aliran pada

    duktus arteriosus menurun. Oksigen yang diabsorbsi di alveoli oleh

    pembuluh darah di vena pulmonalis dan darah yang banyak

    mengandung oksigen kembali ke bagian jantung kiri, kemudian

    dipompakan ke seluruh tubuh bayi baru lahir. Pada kebanyakan

    keadaan, udara menyediakan oksigen (21%) untuk menginisiasi

    relaksasi pembuluh darah paru. Pada saat kadar oksigen meningkat

    dan pembuluh paru mengalami relaksasi, duktus arteriosus mulai

    menyempit. Darah yang sebelumnya melalui duktus arteriosus

    sekarang melalui paru-paru, akan mengambil banyak oksigen untuk

    dialirkan ke seluruh jaringan tubuh.

    Pada akhir masa transisi normal, bayi menghirup udara dan

    menggunakan paru- parunya untuk mendapatkan oksigen. Tangisan

    pertama dan tarikan napas yang dalam akan mendorong cairan dari

    jalan napasnya. Oksigen dan pengembangan paru merupakan

    rangsang utama relaksasi pembuluh darah paru. Pada saat oksigen

    masuk adekuat dalam pembuluh darah, warna kulit bayi akan berubah

    dari abu-abu/biru menjadi kemerahan.

    3.3.2 Kesulitan yang dialami bayi selama masa transisi

  • 7/30/2019 respirasi printtttt

    37/60

    Bayi dapat mengalami kesulitan sebelum lahir, selama persalinan atau

    setelah lahir. Kesulitan yang terjadi dalam kandungan, baik sebelum atau

    selama persalinan, biasanya akan menimbulkan gangguan pada aliran darah di

    plasenta atau tali pusat. Tanda klinis awal dapat berupa deselerasi frekuensi

    jantung janin. Masalah yang dihadapi setelah persalinan lebih banyak

    berkaitan dengan jalan nafas dan atau paru-paru, misalnya sulit menyingkirkan

    cairan atau benda asing seperti mekonium dari alveolus, sehingga akan

    menghambat udara masuk ke dalam paru mengakibatkan hipoksia.

    Bradikardia akibat hipoksia dan iskemia akan menghambat peningkatan

    tekanan darah (hipotensi sistemik).

    Selain itu kekurangan oksigen atau kegagalan peningkatan tekanan

    udara di paru-paru akan mengakibatkan arteriol di paru-paru tetap konstriksi

    sehingga terjadi penurunan aliran darah ke paru-paru dan pasokan oksigen

    ke jaringan. Pada beberapa kasus, arteriol di paru-paru gagal untuk

    berelaksasi walaupun paru-paru sudah terisi dengan udara atau oksigen

    (Persisten Pulmonary Hypertension Newborn, disingkat menjadi PPHN).

    3.3.3 Reaksi bayi terhadap kesulitan selama masa transisi normal

    Bayi baru lahir akan melakukan usaha untuk menghirup udara ke

    dalam paru- parunya yang mengakibatkan cairan paru keluar dari alveoli

    ke jaringan insterstitial di paru sehingga oksigen dapat dihantarkan ke

    arteriol pulmonal dan menyebabkan arteriol berelaksasi. Jika keadaan ini

    terganggu maka arteriol pulmonal akan tetap kontriksi, alveoli tetap terisi

    cairan dan pembuluh darah arteri sistemik tidak mendapat oksigen.

    Pada saat pasokan oksigen berkurang, akan terjadi konstriksi arteriol pada

    organ seperti usus, ginjal, otot dan kulit, namun demikian aliran darah ke

    jantung dan otak tetap stabil atau meningkat untuk mempertahankan pasokan

    oksigen. Penyesuaian distribusi aliran darah akan menolong kelangsungan

    fungsi organ-organ vital. Walaupun demikian jika kekurangan oksigen

    berlangsung terus maka terjadi kegagalan fungsi miokardium dan kegagalan

    peningkatan curah jantung, penurunan tekanan darah, yang mengkibatkan

    aliran darah ke seluruh organ akan berkurang. Sebagai akibat dari

    kekurangan perfusi oksigen dan oksigenasi jaringan, akan menimbulkan

  • 7/30/2019 respirasi printtttt

    38/60

    kerusakan jaringan otak yang irreversible, kerusakan organ tubuh lain, atau

    kematian. Keadaan bayi yang membahayakan akan memperlihatkan satu

    atau lebih tanda-tanda klinis seperti tonus otot buruk karena kekurangan

    oksigen pada otak, otot dan organ lain; depresi pernapasan karena otak

    kekurangan oksigen; bradikardia (penurunan frekuensi jantung) karena

    kekurangan oksigen pada otot jantung atau sel otak; tekanan darah rendah

    karena kekurangan oksigen pada otot jantung, kehilangan darah atau

    kekurangan aliran darah yang kembali ke plasenta sebelum dan selama

    proses persalinan; takipnu (pernapasan cepat) karena kegagalan absorbsi

    cairan paru-paru; dan sianosis karena kekurangan oksigen di dalam darah.

    3.3.4 Mekanisme yang terjadi pada bayi baru lahir mengalami gangguan di

    dalam kandungan atau pada masa perinatal

    Penelitian laboratorium menunjukkan bahwa pernapasan adalah

    tanda vital pertama yang berhenti ketika bayi baru lahir kekurangan oksigen.

    Setelah periode awal pernapasan yang cepat maka periode selanjutnya

    disebut apnu primer . Rangsangan seperti mengeringkan atau menepuk

    telapak kaki akan menimbulkan pernapasan. Walaupun demikian bila

    kekurangan oksigen terus berlangsung, bayi akan melakukan beberapa usaha

    bernapas megap-megap dan kemudian terjadi apnu sekunder, rangsangan

    saja tidak akan menimbulkan kembali usaha pernapasan bayi baru lahir.

    Bantuan pernapasan harus diberikan untuk mengatasi masalah akibat

    kekurangan oksigen.

    Frekuensi jantung mulai menurun pada saat bayi mengalami apnu

    primer. Tekanan darah akan tetap bertahan sampai dimulainya apnu sekunder

    sebagaimana diperlihatkan dalam gambar di bawah ini (kecuali jika terjadi

    kehilangan darah pada saat memasuki periode hipotensi). Bayi dapat

    berada pada fase antara apnu primer dan apnu dan seringkali keadaan

    yang membahayakan ini dimulai sebelum atau selama persalinan.

    Akibatnya saat lahir, sulit untuk menilai berapa lama bayi telah berada

    dalam keadaan membahayakan. Pemeriksaan fisik tidak dapat

    membedakan antara apnu primer dan sekunder, namun respon pernapasan

    yang ditunjukkan akan dapat memperkirakan kapan mulai terjadi keadaan

    yang membahayakan itu.

  • 7/30/2019 respirasi printtttt

    39/60

    Jika bayi menunjukkan tanda pernapasan segera setelah dirangsang, itu

    adalah apnu primer. Jika tidak menunjukkan perbaikan apa-apa, ia dalam

    keadaan apnu sekunder. Sebagai gambaran umum, semakin lama seorang

    bayi dalam keadaan apnu sekunder, semakin lama pula dia bereaksi untuk

    dapat memulai pernapasan. Walau demikian, segera setelah ventilasi yang

    adekuat, hampir sebagian besar bayi baru lahir akan memperlihatkan

    gambaran reaksi yang sangat cepat dalam hal peningkatan frekuensi

    jantung.

    Jika setelah pemberian ventilasi tekanan positif yang adekuat,

    ternyata tidak memberikan respons peningkatan frekuensi jantung maka

    keadaan yang membahayakan ini seperti gangguan fungsi miokardium dan

    tekanan darah, telah jatuh pada keadaan kritis. Pada keadaan seperti ini,

    pemberian kompresi dada dan obat-obatan mungkin diperlukan untuk

    resusitasi.

    2.7 Farmakologi asfiksia

    Epinefrin 1:10.000 (0,1 mg/ml)3 ml atau ampul 10 ml

    Kristaloid isotonik (NaCl 0.9% atau Ringer Laktat) untuk penambah volume

    100 atau 250 ml.

    Natrium bikarbonat 4,2% (5 mEq/10 ml)ampul 10 ml.

    Naloxon hidroklorida 0,4 mg/ml atau 1,0 mg/ml

    Dextrose 10%, 250 ml

    Kateter umbilikal

    1) Epinefrin

    Indikasi : Denyut jantung bayi < 60 x/m setelah paling tidak 30 detik dilakukan

    ventilasi adekuat dan pemijatan dada dan

    Asistolik....Dosis : 0,1-0,3 ml/kg BB dalam larutan 1 : 10.000 (0,01 mg-0,03

    mg/kg BB) Cara : i.v atau endotrakeal (ET). Dapat diulang setiap 3-5 menit bila

    perlu.

    2) Volume ekspander

    Indikasi : Bayi baru lahir yang dilakukan resusitasi mengalami hipovolemia dan

    tidak ada respon dengan resusitasi dan Hipovolemia kemungkinan akibat adanya

    perdarahan atau syok. Klinis ditandai adanya pucat, perfusi buruk, nadi

  • 7/30/2019 respirasi printtttt

    40/60

    kecil/lemah, dan pada resusitasi tidak memberikan respon yang adekuat. Cara

    pemberian i.v.

    Jenis cairan : Larutan kristaloid yang isotonis (NaCl 0,9%, Ringer Laktat) dan t

    ransfusi darah golongan O negatif jika diduga kehilangan darah banyak.

    Dosis : Dosis awal 10 ml/kg BB i.v pelan selama 5-10 menit. Dapat diulang

    sampai menunjukkan respon klinis.

    3) Bikarbonat

    Indikasi : Asidosis metabolik, bayi-bayi baru lahir yang mendapatkan resusitasi.

    Diberikan bila ventilasi dan sirkulasi sudah baik. Penggunaan bikarbonat pada

    keadaan asidosis metabolik dan hiperkalemia harus disertai dengan pemeriksaan

    analisa gas darah dan kimiawi. Dosis : 1-2 mEq/kg BB atau 2 ml/Kg BB (4,2%)

    atau 1 ml/kg bb (8,4%). Cara : Diencerkan dengan aquabides atau dekstrose 5%

    sama banyak diberikan secara intravena dengan kecepatan minimal 2 menit.

    Efek samping : Pada keadaan hiperosmolaritas dan kandungan CO2 dari

    bikarbonat merusak fungsi miokardium dan otak.

    4) Nalokson

    Nalokson hidrochlorida adalah antagonis narkotik yang tidak menyebabkan

    depresi pernafasan. Sebelum diberikan nalakson ventilasi harus adekuat dan stabil.

    Indikasi : Depresi pernafasan pada bayi baru lahir yang ibunya menggunakan

    narkotik 4 jam sebelum persalinan. Jangan diberikan pada bayi baru lahir yang

    ibunya baru dicurigai sebagai pemakai obat narkotika sebab akan menyebabkan

    tanda with drawltiba-tiba pada sebagian bayi. Dosis : 0,1 mg/kg BB (0,4 mg/ml

    atau 1 mg/ml). Cara : Intravena, endotrakeal atau bila perpusi baik diberikan i.m

    atau s.c.

    2.7Penatalaksanaan medis asfiksiaTindakan resusitasi bayi baru lahir mengikuti tahapan-tahapan yang dikenal sebagai ABC

    resusitasi, yaitu :

    1) Memastikan saluran terbuka

    a) Meletakkan bayi dalam posisi kepala defleksi bahu diganjal 2-3 cm.

    b)Menghisap mulut, hidung dan kadang trachea.

    c) Bila perlu masukkan pipa endo trachel (pipa ET) untuk memastikan saluran

    pernafasan terbuka.

    2) Memulai pernafasan

  • 7/30/2019 respirasi printtttt

    41/60

    a)Memakai rangsangan taksil untuk memulai pernafasan

    b) Memakai VTP bila perlu seperti : sungkup dan balon pipa ETdan balon atau mulut

    ke mulut (hindari paparan infeksi).

    3) Mempertahankan sirkulasi

    a) Rangsangan dan pertahankan sirkulasi darah dengan cara

    b) Kompresi dada.

    4) Pengobatan

    2.8Gizi yang tepat pada klien Asfiksia1. Makanan terbaik untuk bayi dan mudah dicerna oleh sistem pencernaan bayi.

    2. Mengandung zat gizi berkualitas tinggi, berguna untuk kecerdasan dan pertumbuhan.

    3. Mengandung asam amino essensial yang sangat penting untuk meningkatkan jumlah

    sel otak bayi (berkaitan dengan kecerdasan bayi), terutama sampai usia bayi 6 bulan.

    Bila pada periode tersebut terjadi kekurangan gizi, akan terjadi penurunan jumlah sel

    otak sebanyak 15-20%.

    4. Mengandung zat kekebalan, melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi.

    5. ASI selalu aman, bersih, tidak pernah basi.

    6. Mempunyai suhu yang tepat, sehingga dapat langsung diberikan kepada bayi setiap

    saat.

    7. Mengandung zat antibodi sehingga menghindarkan bayi dari alergi dan diare

    2.9Pengkajian asfiksia

    1. Pengkajian

    Pengkajian adalah upaya mengumpulkan data secara lengkap dan sistematis untuk

    dianalisis sehingga tergambar masalah kesehatan dan keperawatan baik fisik, mental, sosial

    dan spiritual. Tahap ini mencakup tiga kegiatan yaitu : pengumpulan data, analisa data dan

    penentuan masalah kesehatan.

    Ada dua tipe data pada pengkajian yaitu : data subjektif dan data objektif. Data

    subjektif adalah data yang diperoleh dari keluhan yang dirasakan klien dan keluarga,

    sedangkan data objektif adalah data yang diperoleh dari pengukuran, pemeriksaan dan

    pengamatan.(Ali, hal 74, 2002).

    Metode yang digunakan dalam pengumpulan pada tahap pengkajian yaitu,

    komunikasi yang efektif, observasi dan pemeriksaan fisik.Tehnik ini sangat bermanfaat bagi

  • 7/30/2019 respirasi printtttt

    42/60

    perawat dalam pendekatan kepada klien secara rasional, sistematik dalam pengumpulan data,

    merumuskan diagnosa keperawatan dan merencanakannya. (Nursalam, hal 25, 2001)

    Untuk kasus asfiksia pengkajian meliputi :

    a. Identitas klien

    Nama, umur, jenis kelamin, alamat, tempat tanggal lahir, nama orangtua,

    pendidikan dan pekerjaan.

    b. Riwayat kesehatan yang lalu

    Data ini tidak dikaji karena klien masih bayi

    c. Riwayat kehamilan dan persalinan ibu

    Kehamilan dengan gawat janin, diabetes melitus, malnutrisi, intra uteri, infeksi

    intra-natal, persalinan dengan ada komplikasi, persalinan dengan tindakan karena

    ada komplikasi penolong persalinan. (Sacharin, 1996)

    d. Riwayat kesehatan sekarang

    Ikterik fisiologis atau patologis, lemah, pucat, minum ASI kurang, gangguan

    kesadaran dan pernapasan, kejang, urine warna kuning. (Sacharin, 1996)

    e. Riwayat penyakit keluarga

    Ada atau tidaknya riwayat asfiksia dikeluarga

    f. Riwayat alergi

    Riwayat alergi juga penting karena dapat juga menjadi indikator penyakit

    terutama obat.

    g. Riwayat pemberian imunisasi

    Imunisasi lengkap atau tidak (Satroasmoro, 1996)

    h. Pemeriksaan fisik

    Pemeriksaan fisik dilakukan sistematis dari kepala-kaki.Keadaan umum, TTV,

    kepala, wajah, mata, hidung, mulut dan tenggorokan, leher, dada, paru-paru,

    jantung, abdomen, genetalia, rektum, ekstremitas dan punggung. (Nursalam, hal

    33)

    i. Pola fungsi kesehatan

    Pola fungsi kesehatan dapat dikaji melalui pola gordon dimana pendekatan ini

    memungkinkan perawat untuk mengumpulkan data secara sistematis dengan cara

    mengevaluasi pola fungsi kesehatan dan memfokuskan pengkajian fisik pada

    masalah khusus

    i.

    Pola persepsi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan

  • 7/30/2019 respirasi printtttt

    43/60

    Kaji persepsi keluarga terhadap kesehatan dan upaya-upaya keluarga untuk

    mempertahankan kesehatan.Termasuk juga penyakit anak sekarang ini dan upaya

    yang diharapkan.

    k. Pola nutrisi metabolic

    Kaji pola nutrisi anak dan bagaimana dengan pemberian ASI

    l. Pola eliminasi

    Kaji pola eliminasi feces, berapa frekuensinya dan bagaimana sifatnya.Pola eliminasi

    urine, berapa frekuensinya dan sifatnya pada bayi dapat ditanyakan dengan keluarga.

    m. Pola tidur / istirahat

    Kaji pola istirahat dan tanyakan dengan keluarga apakah ada perubahan bayi dalam

    pola tidurnya, tapi hal ini memang sulit dikaji.

    n. Pola kognitif perseptual

    Pola ini sulit dan tak bisa dikaji / dilakukan

    o. Pola peran dan hubungan

    Kaji siapa yang mengasuh bayi

    p. Pola aktifitas / latihan

    Kaji tingkat perkembangan atau tumbuh kembang sesuai dengan usia

    q. Pola reproduksi

    Tidak bisa dikaji pada bayi

    r. Pola koping / toleransi stress

    Untuk mengkaji pola toleransi stress pada bayi juga sulit karena bahasa untuk bayi

    tidak dimengerti (menangis)

    s. Pola keyakinan

    Pola keyakinan klien juga tidak dapat dikaji karena klien masih bayi

    2.10 Askep klien dengan Asfiksia

    Kasus

    Bayi Dino ( 1hari) lahir dengan SC atas indikasi partus macet dan ketuban pecah dini

    dirawat di NICU dengan diagnosa medis asfiksia. Hasil APGAR skor 5-4-3, tonus

    otot buruk, sianosis berat, reflek iritabilitas tidak ada. Keadaan umum bayi koma,

    lemah, akral dingin, capilary refill 2 detik , klien saat ini berada di infant warmer. Ada

    pun HR 90 x/mnt, RR 36 x/mnt , dan suhu 370

    c . Klien di bantu O2 4 l/mnt, ter

    pasang infus umbilikalis. Dengan cairan D10%, 10 tts/mnt. Hasil pemeriksaan darah

  • 7/30/2019 respirasi printtttt

    44/60

    meliputi Hb 15,3gr%, Ht 45,2 % , leukosit 17100 mg/dl, trombosit 214.000 mg/dl.

    Adapun pemeriksaan GDA menunjukknan asidosis respiratorik.

    Data Problem Etiologi

    DS :

    DO :

    - lahir dengan SC atas

    indikasi Partus pacet

    dan ketuban pecah

    dini

    - Sianosis berat

    - Reflek iritabilitas

    tidak ada

    - Lemah

    - Apgar skor 5-4-3

    - Tonus otot buruk

    - Akral dingin

    - Capillary refill 2

    detik

    - HR:90x/menit

    - RR: 36x/menit

    hasil GDA asidosis

    respiratorik

    Gangguan pertukaran gas perfusi ventilasi

    Diagnosa Keperawatan

    Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ventilasi perfusi ditandai dengan lahir dengan

    SC atas indikasi Partus pacet dan ketuban pecah dini,Sianosis berat,Reflek iritabilitas tidak

    ada,Lemah,Apgar skor 5-4-3,Tonus otot buruk,Akral dingin,Capillary refill 2

    detik,HR:90x/menit,RR: 36x/menit,hasil GDA asidosis respiratorik

    perencanaan

  • 7/30/2019 respirasi printtttt

    45/60

    Tgl/jam no Tujuan dan kriteria

    hasil

    intervensi Rasional

    1 Gangguan pertukaran

    gas dapat teratasi

    setelah dilakukan

    tindakan keperawatan

    selama 1x24jam,

    dengan kriteria hasil:

    - Tonus otot

    membaik

    - Reflek

    iritabilitas ada

    - Bayi

    composmentis

    - Akral teraba

    hangat

    - Klien tidak

    lemah

    - Cf

  • 7/30/2019 respirasi printtttt

    46/60

    4liter/menit

    melalui binasal

    12.Lanjutkan

    pemberian terapi

    infus D10%, jam

    08.00;16.00;24.0

    0

    13.Kolaborasi

    dengan dokter

    dalam kompresi

    RJP

    neonates

    6. Memberikan rasa

    nyaman dan

    mengantisipasi

    fleksi leher yang

    dapat

    mengurangi

    kelacaran jalan

    nafas

    7. Menilai

    keberhasilan

    resusitasi bayi

    baru lahir

    8. Mencegah

    terjadinya

    aspirasi

    9. Mencegah

    terjadinya

    sianosis

    10.Memudahkan

    klien untuk

    bernafas

    11.Menunjukkan

    peningkatan

    kapasitas

    ventilasi dan

    pertukaran gas

    12.Memperbaiki

    sirkulasi darah

    bayi bila terjadi

    gangguan

    pemberian

    oksigen

  • 7/30/2019 respirasi printtttt

    47/60

    13.Memperbaiki

    asidosis yang

    terjadi

    2.11 keterampilan pemeriksaan fisik pernafasan pada bayi

    Kegiatan ini merupakan pengkajian fisik yang dilakukan oleh bidan yang bertujuan untuk

    memastikan normalitas & mendeteksi adanya penyimpangan dari normal.

    Pengkajian ini dapat ditemukan indikasi tentang seberapa baik bayi melakukan penyesuaian

    terhadap kehidupan di luar uterus dan bantuan apa yang diperlukan.

    Dalam pelaksanaannya harus diperhatikan agar bayi tidak kedinginan, dan dapat ditunda

    apabila suhu tubuh bayi rendah atau bayi tampak tidak sehat.

    1. PRINSIP PEMERIKSAAN PADA BAYI BARU LAHIR

    Jelaskan prosedur pada orang tua dan minta persetujuan tindakan

    Cuci dan keringkan tangan , pakai sarung tangan

    Pastikan pencahayaan baik

    Periksa apakah bayi dalam keadaan hangat, buka bagian yangg akan diperiksa (jika bayi

    telanjang pemeriksaan harus dibawah lampu pemancar) dan segera selimuti kembali dengan

    cepat

    Periksa bayi secara sistematis dan menyeluruh

    2. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN

    a) Kapas

    b) Senter

    c) Termometer

    d) Stetoskop

    e) selimut bayi

    f) bengkok

    g) timbangan bayi

    h) pita ukur/metlin

    i) pengukur panjang badan

    3.PROSEDUR

    Jelaskan pada ibu dan keluarga maksud dan tujuan dilakukan pemeriksaan

    Lakukan anamnesa riwayat dari ibu meliputi faktor genetik, faktor lingkungan, sosial,faktor

    ibu (maternal),faktor perinatal, intranatal, dan neonatal

  • 7/30/2019 respirasi printtttt

    48/60

    Susun alat secara ergonomis

    Cuci tangan menggunakan sabun dibawah air mengalir, keringkan dengan handuk bersih

    Memakai sarung tangan

    Letakkan bayi pada tempat yang rata

    2

    4. PENGUKURAN ANTHOPOMETRI

    a). Penimbangan berat badan

    Letakkan kain atau kertas pelindung dan atur skala penimbangan ke titik nol sebelum

    penimbangan.Hasil timbangan dikurangi berat alas dan pembungkus bayi

    b).Pengukuran panjang badan

    Letakkan bayi di tempat yang datar.Ukur panjang badan dari kepala sampai tumit dengan

    kaki/badan bayi diluruskan.Alat ukur harus terbuat dari bahan yang tidak lentur.

    c). Ukur lingkar kepala

    Pengukuran dilakukan dari dahi kemudian melingkari kepala kembali lagi ke dahi.

    d). Ukur lingkar dada

    ukur lingkar dada dari daerah dada ke punggung kembali ke dada (pengukuran dilakukan

    melalui kedua puting susu)

    5. PEMERIKSAAN FISIK

    a). Kepala

    Raba sepanjang garis sutura dan fontanel ,apakah ukuran dan tampilannya normal. Sutura

    yang berjarak lebar mengindikasikan bayi preterm,moulding yang buruk atau hidrosefalus.

    Pada kelahiran spontan letak kepala, sering terlihat tulang kepala tumpang tindih yang

    disebut moulding/moulase.Keadaan ini normal kembali setelah beberapa hari sehingga ubun-

    ubun mudah diraba.Perhatikan ukuran dan ketegangannya.Fontanel anterior harus diraba,

    fontanel yang besar dapat terjadi akibat prematuritas atau hidrosefalus, sedangkan yang

    terlalu kecil terjadi pada mikrosefali.Jika fontanel menonjol, hal ini diakibatkan peningkatan

    tekanan intakranial, sedangkan yang cekung dapat tejadi akibat deidrasi. Terkadang teraba

    fontanel ketiga antara fontanel anterior dan posterior, hal ini terjadi karena adanya trisomi 21

    Periksa adanya tauma kelahiran misalnya; caput suksedaneum, sefal hematoma, perdarahan

    subaponeurotik/fraktur tulang tengkorak

    Perhatikan adanya kelainan kongenital seperti ; anensefali, mikrosefali, kraniotabes dan

    sebagainya

  • 7/30/2019 respirasi printtttt

    49/60

    b). wajah

    wajah harus tampak simetris. Terkadang wajah bayi tampak asimetris hal ini dikarenakan

    posisi bayi di intrauteri.Perhatikan kelainan wajah yang khas seperti sindrom down atau

    sindrom piere robin.Perhatikan juga kelainan wajah akibat trauma lahir seperti laserasi, paresi

    N.fasialis.

    3

    c).Mata

    Goyangkan kepala bayi secara perlahan-lahan supaya mata bayi terbuka.

    Periksa jumlah, posisi atau letak mata

    Perksa adanya strabismus yaitu koordinasi mata yang belum sempurna

    Periksa adanya glaukoma kongenital, mulanya akan tampak sebagai pembesaran kemudian

    sebagai kekeruhan pada kornea

    Katarak kongenital akan mudah terlihat yaitu pupil berwarna putih. Pupil harus tampak bulat.

    Terkadang ditemukan bentuk seperti lubang kunci (kolobama) yang dapat mengindikasikan

    adanya defek retina

    Periksa adanya trauma seperti palpebra, perdarahan konjungtiva atau retina

    Periksa adanya sekret pada mata, konjungtivitis oleh kuman gonokokus dapat menjadi

    panoftalmia dan menyebabkan kebutaan

    Apabila ditemukan epichantus melebar kemungkinan bayi mengalami sindrom down

    d). Hidung

    Kaji bentuk dan lebar hidung, pada bayi cukup bulan lebarnya harus lebih dari 2,5 cm.

    Bayi harus bernapas dengan hidung, jika melalui mulut harus diperhatikan kemungkinan ada

    obstruksi jalan napas akarena atresia koana bilateral, fraktur tulang hidung atau ensefalokel

    yang menonjol ke nasofaring

    Periksa adanya sekret yang mukopurulen yang terkadang berdarah , hal ini kemungkinan

    adanya sifilis kongenital

    Perksa adanya pernapasa cuping hidung, jika cuping hidung mengembang menunjukkan

    adanya gangguan pernapasan

    e). Mulut

    Perhatikan mulut bayi, bibir harus berbentuk dan simetris. Ketidaksimetrisan bibir

    menunjukkan adanya palsi wajah. Mulut yang kecil menunjukkan mikrognatia

    Periksa adanya bibir sumbing, adanya gigi atau ranula (kista lunak yang berasal dari dasar

    mulut)

    Periksa keutuhan langit-langit, terutama pada persambungan antara palatum keras dan lunak

  • 7/30/2019 respirasi printtttt

    50/60

    Perhatika adanya bercak putih pada gusi atau palatum yang biasanya terjadi akibatvEpisteins

    pearl atau gigi

    Periksa lidah apakah membesar atau sering bergerak. Bayi dengan edema otak atau tekanan

    intrakranial meninggi seringkali lidahnya keluar masuk (tanda foote)

    4

    f).Telinga

    Periksa dan pastikan jumlah, bentuk dan posisinya

    Pada bayi cukup bulan, tulang rawan sudah matang

    Dauntelinga harus berbentuk sempurna dengan lengkungan yang jelas dibagia atas

    Perhatikan letak daun telinga. Daun telinga yang letaknya rendah (low set ears) terdapat pada

    bayi yangmengalami sindrom tertentu (Pierre-robin)

    Perhatikan adanya kulit tambahan atau aurikel hal ini dapat berhubungan dengan

    abnormalitas ginjal

    g). Leher

    Leher bayibiasanya pendek dan harus diperiksa kesimetrisannya. Pergerakannya harus baik.

    Jika terdapat keterbatasan pergerakan kemungkinan ada kelainan tulang leher

    Periksa adanya trauma leher yang dapat menyebabkan kerusakan pad fleksus brakhialis

    Lakukan perabaan untuk mengidentifikasi adanya pembengkakan.periksa adanya pembesaran

    kelenjar tyroid dan vena jugularis

    Adanya lipata kulit yang berlebihan di bagian belakang leher menunjukkan adanya

    kemungkinan trisomi 21.

    h). Klavikula

    Raba seluruh klavikula untuk memastikan keutuhannya terutama pada bayi yang lahir dengan

    presentasi bokong atau distosia bahu. Periksa kemungkinan adanya fraktur

    i). Tangan

    Kedua lengan harus sama panjang, periksa dengan cara meluruskan kedua lengan ke bawah

    Kedua lengan harus bebas bergerak, jika gerakan kurang kemungkinan adanya kerusakan

    neurologis atau fraktur

    Periksa jumlah jari. Perhatikan adanya polidaktili atau sidaktili

    Telapak tangan harus dapat terbuka, garis tangan yang hanya satu buah berkaitan dengan

    abnormaltas kromosom, seperti trisomi 21

    Periksa adanya paronisia pada kuku yang dapat terinfeksi atau tercabut sehingga

    menimbulkan luka dan perdarahan

  • 7/30/2019 respirasi printtttt

    51/60

    j). Dada

    Periksa kesimetrisan gerakan dada saat bernapas. Apabila tidak simetris kemungkinan bayi

    mengalami pneumotoraks, paresis diafragma atau hernia diafragmatika. Pernapasan yang

    normal dinding dada dan abdomen bergerak secara bersamaan.Tarikan sternum atau

    interkostal pada saat bernapas perlu diperhatikan

    Pada bayi cukup bulan, puting susu sudah terbentuk dengan baik dan tampak simetris

    Payudara dapat tampak membesar tetapi ini normal

    5

    k).Abdomen

    Abdomen harus tampak bulat dan bergerak secara bersamaan dengan gerakan dada saat

    bernapas. Kaji adanya pembengkakan

    Jika perut sangat cekung kemungkinan terdapat hernia diafragmatika

    Abdomen yang membuncit kemungkinan karena hepato-splenomegali atau tumor lainnya

    Jika perut kembung kemungkinan adanya enterokolitis vesikalis, omfalokel atau ductus

    omfaloentriskus persisten

    l). Genetalia

    Pada bayi laki-laki panjang penis 3-4 cm dan lebar 1-1,3 cm.Periksa posisi lubang uretra.

    Prepusium tidak boleh ditarik karena akan menyebabkan fimosis

    Periksa adanya hipospadia dan epispadia

    Skrortum harus dipalpasi untuk memastikan jumlah testis ada dua

    Pada bayi perempuan cukup bulan labia mayora menutupi labia minora

    Lubang uretra terpisah dengan lubang vagina

    Terkadang tampak adanya sekret yang berdarah dari vagina, hal ini disebabkan oleh pengaruh

    hormon ibu (withdrawl bedding)

    m). Anus dan rectum

    Periksa adanya kelainan atresia ani , kaji posisinya

    Mekonium secara umum keluar pada 24 jam pertama, jika sampai 48 jam belumkeluar

    kemungkinan adanya mekonium plug syndrom, megakolon atau obstruksi saluran pencernaan

    n). Tungkai

    Periksa kesimetrisan tungkai dan kaki. Periksa panjang kedua kaki dengan meluruskan

    keduanya dan bandingkan

    Kedua tungkai harus dapat bergerak bebas.Kuraknya gerakan berkaitan dengan adanya

    trauma, misalnya fraktur, kerusakan neurologis.

    Periksa adanya polidaktili atau sidaktili padajari kaki

  • 7/30/2019 respirasi printtttt

    52/60

    p). Spinal

    Periksa psina dengan cara menelungkupkan bayi, cari adanya tanda-tanda abnormalitas

    seperti spina bifida, pembengkakan, lesung atau bercak kecil berambut yang dapat

    menunjukkan adanya abdormalitas medula spinalis atau kolumna vertebra

    q). Kulit

    Perhatikan kondisi kuli bayi.

    Periksa adanya ruam dan bercak atau tanda lahir

    Periksa adanya pembekakan

    Perhatinan adanya vernik kaseosa

    Perhati