Upload
zahrosofi-ahmadah
View
139
Download
8
Embed Size (px)
DESCRIPTION
REFERAT Emergency Orthopedic
Citation preview
KEGAWATDARURATAN DI BIDANG ORTHOPEDI DAN TRAUMATOLOGI
REFERAT
Pembimbing:dr. Istan Irmansyah I, Sp. OT
dr. Bambang Purwadi
ANGGOTA KELOMPOK
Gallusena Eric Katulistiawan (0910710079)
Martha Tiara Dugikawa (0910714040)
Novita Nur Muslimah (0910710102)
Virginia A Nugroho (0910710130)
Zahrosofi Ahmadah (0910710139)
Latar Belakang
Indonesia sebagai negara berkembang dengan jumlah penduduk yang terus meningkat, disertai dengan kebutuhan yang meningkat pula. Salah satu hal yang dapat terlihat adalah penggunaan kendaraan di Indonesia.
Angka kejadian kecelakaan lalu lintas di seluruh Indonesia pada tahun 2009 mencapai 62.960 kasus dan mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Rumusan Masalah
• Apa saja kasus orthopedi dan traumatologi yang termasuk dalam kegawatdaruratan?
• Bagaimana penatalaksanaan awal dalam penanganan kegawatdaruratan di bidang orthopedi dan traumatologi?
Tujuan
• Untuk mengetahui kasus – kasus di bidang orthopedi dan traumatologi yang termasuk dalam kegawatdaruratan
• Untuk mengetahui penatalaksanaan awal dalam penanganan kegawatdaruratan di bidang orthopedi dan traumatolog?
Definisi
Kegawatan ortopedi adalah trauma pada muskuloskeletal dimana apabila tidak mendapat
penanganan yang tepat dapat menyebabkan komplikasi lebih lanjut, kelumpuhan bahkan
kematian.
Klasifikasi Kegawatdaruratan Orthopedi
life threatening -emboli lemak-crush syndrome-Blood Looselimb threatening-patah tulang terbuka-sindrom kompartemen-dislokasi sendi-cedera vaskuler-cedera saraf.
Patah Tulang Terbuka
Pengertian
• Patah tulang terbuka adalah patah tulang di mana fragmen tulang menembus kulit dan berhubungan dengan dunia luar.
• Ada tiga tahap cedera–Fraktur dan luka–Kontaminasi– infeksi
DiagnosaAnamnesa: waktu kejadian, mekanisme
traumaPemeriksaan generalisPemeriksaan lokalis: Look, Feel,
Movement
Klasifikasi Gustilo-Anderson• Tipe I: fraktur terbuka dengan luka < 1 cm dan bersih• Tipe II: fraktur terbuka dengan laserasi > 1 cm, tanpa
kerusakan jaringan lunak yang luas• Tipe III: fraktur terbuka segmental, fraktur terbuka
dengan kerusalan jaringan lunak yang luas, atau amputasi traumatik
• Tipe IIIa: kontaminasi parah atau fraktur segmental, tetapi
• Tipe IIIb: kerusakan jaringan lunak dalam hubungannya dengan fraktur terbuka, dengan eksposur yang signifikan tulang dan stripping, rotasi jaringan biasanya membutuhkan periosteal atau transfer jaringan bebas sebagai penutupan
• Tipe IIIc: setiap fraktur terbuka dengan cedera arteri yang memerlukan perbaikan
Penatalaksanaan
Tujuan pengobatan pada patah tulang terbuka adalah untuk mencegah terjadinya infeksi, dan mengembalikan tulang dan mengembalikan fungsinya.
1. Live Saving (ABC), – Airway, breathing, circulation
2. Debridemen dan irigasi– Membersihkan kontaminasi dan bekuan
darah sehingga dapat meminimalkan kontaminasi serta kerusakan jaringan
3. Imobilisasi– Melakukan pembidaian untuk mengontrol
nyeri dan pembengkakan, mengurangi deformitas/dislokasi, dan mencegah cedera lebih lanjut
4. Antibiotik5. Penutupan luka
Sindrom Kompartemen
Definisi
suatu kondisi life threatening dan limb threatening, dimulai ketika terjadi tekanan jaringan dalam kompartemen otot tertutup melebihi tekanan perfusi dan menyebabkan otot dan saraf iskemia
Etiologi
peningkatan volume cairan a) Peningkatan permeabilitas kapiler
akibat syok b) luka bakar c) trauma langsung d) Peningkatan tekanan kapiler penurunan volume kompartemen
Gejala Klinis : 5 P
PainPallorParestesiaParalisisPulselesness
PenatalaksanaanTerapi medikal Menempatkan kaki setinggi jantung penurunan volume kompartemen gips
harus dibuka dan pembalut kontriksi dilepas. Mengoreksi hipoperfusi Berikan O2 ( pasang NRBM)Konsul Ortopedi.
Terapi pembedahanFasciotomi
Dislokasi sendi
Definisi
Dislokasi sendi adalah suatu keadaan dimana permukaan sendi tulang yang membentuk sendi tidak lagi dalam posisi anatomis.
Klasifikasi Dislokasi
Dislokasi congenital.Terjadi sejak lahir akibat kesalahan pertumbuhan
Dislokasi PatologiAkibat Penyakit Sendi
Dislokasi traumatikAkibat trauma yang kuat mengakibatkan keluarnya sendi
AnamnesisPemeriksaan klinis
Deformitas.NyeriTerbatasnya gerak, atau gerakan yang abnormal
Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan Radiologi
Diagnosis
Komplikasi
• Komplikasi dini1. Cedera saraf2. Cedera pembuluh darah3. Fraktur dislokasi
• Komplikasi lanjut1. Kekakuan sendi bahu2. Dislokasi berulang3. Kelemahan otot
Penatalaksanaan
Lakukan reposisi segera Dislokasi sendi kecil dapat di reposisi di
tempat kejadian tanpa anestesi Dislokasi sendi besar dan reduksi
memerlukan anestesi umum Kaput tulang yang mengalami dislokasi
dimanipulasi dan dikembalikan ke rongga sendi
Dilakukan pembalut, bidai, gips atau traksi dan dijaga agar tetap dalam stabil
Trauma Vaskuler
Trauma Vaskuler
ancaman pada
kelangsungan hidup
memerlukan diagnosis
dan tindakan penanganan yang cepat
menghindarkan akibat
fatal berupa amputasi
Etiologi
mekanisme trauma terbagi duatrauma tajam tumpul
Pemeriksaan Fisik InspeksiPalpasiMenilai ROM/range of motion
Pemeriksaan neurovaskular
Tipe Trauma Gejala Klinis
Laserasi parsial Pulsasi menurun, hematoma,
perdarahan
Transeksi Hilangnya pulsasi distal, iskemia
Kontusio Awal : pemeriksaan dapat normal
Dapat progresif menjadi thrombosis
Kompresi eksternal Pulsasi menurun, pulsasi dapat menjadi
normal ketika fraktur diluruskan
Hard Sign Soft Sign
Hilangnya pulsasi distal
Perdarahan pulsatil yang aktif
Tanda-tanda iskemia
Thrill arteri dengan palpalsi
manual
Bruit pada daerah cedera dan
sekitarnya
Hematoma yang meluas
Berkurangnya pulsasi distal
Riwayat perdarahan sedang
Trauma pada daerah dekat PD
utama
Defisit neurologis
Hematoma sekitar lesi yang tidak
meluas
Komplikasi
Trombosis
Infeksi
Stenosis
Fistula arteri-vena
Aneurisma palsu.
Penatalaksanaanlive saving limb salvage dan pemulihan fungsi
Terapi pembedahan vaskuler
Terapi inisial
Repair Arteri
Endovaskuler
Amputasi
Trauma Saraf
Definisi
Cedera saraf adalah kerusakan pada jaringan saraf yang disebabkan oleh trauma seperti fraktur atau dislokasi
Klasifikasi Cedera Saraf
Etiologi
Diagnosis anamnesa
kausalgia
mati rasa Paralisa
Kesemutan hipertrofi
Pemeriksaan Fisik Hipereflex (RF) tinnel test (+)
Pemeriksaan penunjangEMG
Jenis gangguan kompresi
supraspinal neuropathytarsal tunnel syndromemeralgia parestheticaanterior interosseus nerve syndromeposterior interosseus nerve syndrome.
PenatalaksanaanDapat regenerasi Tidak dapat regenerasi
Terapi -Konservatif-Pembedahan (penyambungan saraf)
(1) epineurial suture (2) group fascicular repair (3) fascicular repair (4) nerve grafting
Faktor yang menentukan cedera saraf dilakukan operasi 1) mekanisme cedera, 2) beratnya defisit neurologis, 3) nyeri hebat.
Evaluasi untuk mengetahui regenerasi terjadipemeriksaan klinis a) pemeriksaan motorik (mampu berkontraksi lagi)
b) tanda tinnel c) kembalinya berkeringat
kesimpulan
Live saving Nilai status kesadaran bebaskan airway breathing resusitasi cairan hentikan perdarahan
kesimpulan
Pemeriksaan fisik Inspeksi Palpasi Menilai ROM/range of motion Pemeriksaan neurovaskular
Terima Kasih