Upload
others
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PUBLIKASI ILMIAH
CENTER OF EARLY CHILDHOOD EDUCATION IN SOLODengan Penekanan Teori Warna
Digunakan sebagai Pelengkap dan Syarat Guna Mencapai
Gelar Sarjana Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta
Disusun Oleh :
RIA HAPSARI PUTRI
D 300 080 003
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012
CENTER OF EARLY CHILDHOOD EDUCATION IN SOLO
Dengan Penekanan Teori Warna
ABSTRAK
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum
jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang
ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun. Ini dilakukan
melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani rohani anak agar memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut pada jalur formal, non formal, dan informal.
Pendidikan Anak Usia Dini merupakan salah satu bentuk
penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada perletakan dasar kearah
pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar),
kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual),
sosio-emosional (sikap, perilaku, dan agama), bahasa, dan komunikasi. Sesuai
dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia
dini.
Warna dapat digunakan sebagai alat komunikasi dengan anak karena
memudahkan menanggapi bahasa. Anak-anak sudah dapat membedakan warna
sejak usia 6 bulan awal. Warna dapat merangsang anak-anak terutama bagi anak
dengan gangguan defisit perhatian. Dengan warna anak-anak belajar untuk
mengekpresikan diri dan ketika mereka diperbolehkan untuk memilih warna untuk
menghias kamar atau memilih warna pakaian, mereka akan menjadi lebih
percaya diri dan membuka lebih banyak kreativitas dan ekspresi
Adapun tujuan dari perancangan ini adalah merancang bangunan
pendidikan anak usia dini dengan mengedepankan konsep teori warna sebagai
perancangan dan untuk mengembangkan segala kreatifitas anak dengan warna
sebagai alatnya
Kata Kunci= Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Warna, Psikologi Anak
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.1.1. Sejarah Perkembangan Pendidikan Anak Usia Dini di Indonesia
Dilansir dari website resmi dari Presiden Republik Indonesia yang
diakses pada tanggal 30 Januari 2012, yaitu Dr. H. Susilo Bambang
Yudhoyono bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah jenjang
pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu
upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia
6 tahun. Ini dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani rohani anak agar
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut pada jalur
formal, non formal, dan informal.
Ditinjau dari sejarahnya seperti yang dilansir website resmi
Kemendikbud, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Indonesia mulai
diperhatikan oleh pemerintah secara sungguh-sungguh sejak tahun 2002
dengan rentang usia 0-6 tahun. Dengan demikian pengembangan PAUD
yang menyangkup rentang usia 0-6 tahun secara nasional baru berjalan
selama 9 tahun. Namun, karena pemahaman dan kemauan masyarakat
selama ini sudah sangat bagus, terhitung sejak tahun 2009 Angka Partipasi
Kasar APK-PAUD sudah mencapai 15,3 juta atau 53,6 persen.
Menurut Pasal 28 UU Sisdiknas No.20/2003 ayat 1, rentang anak
usia dini adalah 0-6 tahun. Namun, menurut kajian rumpun keilmuan
PAUD dan penyelenggaraan di beberapa Negara, PAUD dilaksanakan
sejak usia 0-8 tahun. Adapun ruang lingkup Pendidikan Anak Usia Dini
yaitu:
a. Infant (0-1 tahun)
b. Toddler (2-3 tahun)
c. Preschool Kindergarten Children (3-6 tahun)
d. Early Primary School / SD Kelas awal (6-8 tahun)
Sehubungan dengan fungsi-fungsi yang telah dipaparkan tersebut,
maka tujuan Pendidikan Anak Usia Dini dapat dirumuskan sebagai berikut
a. Memberikan pengasuhan dan pembimbingan yang
memungkinkan anak usia dini tumbuh dan berkembang sesuai
dengan usia dan potensinya.
b. Mengidentifikasi penyimpangan yang mungkin terjadi, sehingga
jika terjadi penyimpangan dapat dilakukan intervensi dini.
c. Menyediakan pengalaman yang beranekaragam dan
mengasyikkan bagi anak usia dini, yang memungkinkan mereka
mengembangkan potensi dalam berbagai bidang, sehingga siap
untuk mengikuti pendidikan pada jenjang sekolah dasar (SD).
Di dalam Pendidikan Anak Usia Dini, memiliki 3 Pilar Kebijakan
PAUD diantaranya:
a. Perluasan dan pemerataan akses layanan PAUD kepada semua
anak antara lain;
1) Pemberdayaan semua potensi yang ada di masyarakat.
2) Keberpihakan kepada anak-anak yang kurang beruntung.
b. Peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing antara lain dengan
cara:
1) Mengupayakan PAUD yang murah dan mudah, tetapi
bermutu.
c. Penguatan tata kelola, akuntabilitas, dan pencitraan pendidikan
(PAUD) antara lain dengan cara meningkatkan:
1) Keterbukaan, kemudahan, dan fleksibilitas di bidang layanan
PAUD kepada masyarakat.
Pada tahun 2005 UNESCO mengatakan bahwa Indonesia
merupakan negara yang angka partisipasi Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD) terendah di ASEAN baru mencapai angka sekitar 20%. Ini masih
rendah dari Fhilipina (27%), bahkan negara yang baru saja merdeka
Vietnam (43%), Thailand (86%) dan Malaysia (89%). Dan kesemuanya ini
semakin tampak dengan Human Development Index (HDI) Indonesia yang
juga lebih rendah diantara negara-negara tersebut. Ini membuktikan bahwa
pembangunan PAUD berbanding lurus dengan mutu dari sebuah negara
yang terdiskripsikan dalam HDI.
1.1.2. Pengaruh Warna Terhadap Psikologi Anak
Warna dapat digunakan sebagai alat komunikasi dengan anak
karena memudahkan menanggapi bahasa. Anak-anak sudah dapat
membedakan warna sejak usia 6 bulan awal. Warna dapat merangsang
anak-anak terutama bagi anak dengan gangguan defisit perhatian. Dengan
warna anak-anak belajar untuk mengekpresikan diri dan ketika mereka
diperbolehkan untuk memilih warna untuk menghias kamar atau memilih
warna pakaian, mereka akan menjadi lebih percaya diri dan membuka
lebih banyak kreativitas dan ekspresi.
Anak lebih tertarik untuk memberikan reaksi positif terhadap warna
cerah misalnya merah muda, biru atau merah. Seorang anak biasanya tidak
suka terhadap warna-warna gelap seperti coklat, hitam atau abu-abu.
Untuk itu, kamar anak dan aksesoris yang ada di dalamnya harus
menggunakan warna-warna cerah karena bisa mendorong daya kreatifitas,
imajinasi, memberi semangat, mempengaruhi rasa estetika dan
memperkuat rangsangan saraf pada otak anak.
Berikut ini Pembahasan efek warna terhadap psikologi anak-anak:
a. Merah,
Warna merah merangsang dan menstimulasi anak, menimbulkan
semangat aktif, hangat, dan agresif pada anak-anak. Sebaliknya
warna ini tidak digunakan pada interior ruangan untuk anak di
bawah 1 tahun karena efek negative dan penggunaan warna ini
secara berlebihan dapat menimbulkan kemarahan, dendam, dan
mendorong kesan keributan.
b. Kuning,
Warna kuning penuh dengan keceriaan, hangat, dan berenergi.
Namun warna ini kurang cocok digunakan pada interior ruangan
untuk anak-anak karena, terlalu terang dan akan menyebabkan
anak silau dan sulit untuk tidur jika digunakan pada interior
kamar tidur anak.
c. Biru,
Warna biru memberikan kesan nyaman. Lebih baik untuk
memilih warna biru terang agar tidak terlalu pasif karena,
penggunaan warna ini secara berlebihan akan menimbulkan
kesan lesu.
d. Hijau,
Warna hijau akan lebih menarik jika dikombinasikan dengan
warna merah dan orange. Hal ini karena warna hijau terkesan
sepi dan santai sehingga bila berlebihan akan membuat anak
menjadi malas.
e. Orange,
Sesuai dengan jiwa anak yang selalu ceria dan ramah, sebaiknya
warna orange dikombinasikan dengan warna-warna lain agar
tidak terlalu cerah yang dapat menyebabkan anak selalu
terbangun.
f. Ungu,
Warna ungu dapat mendorong imajinasi dan kreativitas anak.
Tetapi, jika terlalu banyak akan menyebabkan anak memiliki
keinginan untuk berkuasa.
1.2. Tujuan
a. Untuk memusatkan semua rangkaian pendidikan untuk anak usia dini
dalam satu lokasi yaitu Pusat Pendidikan Anak Usia Dini.
b. Merencanakan serta merancang bangunan Pusat Pendidikan Anak Usia
Dini dengan memasukkan konsep teori warna pada fasad dan interior
pada bangunan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Menurut buku “Pendidikan Anak Usia Dini” karangan Danar Santi tahun
2009, dijelaskan bahwa Pendidikan anak Usia dini (PAUD) atau Early Childhood
Education (ECE) adalah pendekatan pedagogis dalam menyelenggarakan
pendidikan anak yang dimulai dari saat periode kelahiran hingga usia 6 tahun.
Menurut NAECY (National Association for the Education of Young Children),
PAUD dimulai saat kelahiran hingga anak berusia 8 tahun. Batita dan balita
mengalami kehidupan secara menyeluruh di rentang usia itu dibandingkan
periode-periode berikutnya. Sementara menurut Undang-Undang RI No. 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab 1 ayat 14, Pendidikan anak
usia dini adalah suatu upaya yang ditunjukkan kepada anak sejak lahir sampai
dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan
untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Definisi PAUD mengandung pemikiran yang inklusif. PAUD meliputi
semua pendidikan usia dini, apapun bentuknya, di mana pun diselenggarakan, dan
siapa pun yang menyelenggarakan. Inklusif juga berarti bahwa PAUD sudah
dengan terang menunjukkan siapa yang menangani pendidikan ini.
Direktorat PAUD pada Ditjen Diklusepa adalah pihak yang bertanggung
jawab mengkoordinasi, memfasilitasi, dan memantau kegiatan PAUD. Sedangkan
masyarakat juga mempunyai tanggung jawab mengenai keberlangsungan dan
keberadaan PAUD. Masa depan bangsa dalam hal pendidikan anak usia dini
adalah urusan nasional dan semua komponen bangsa. Bukan hanya urusan dan
tanggung jawab pemerintahan, karena itu, dalam pendidikan prasekolah tidak ada
dikotomi antara masyarakat dan pemerintah. Keduanya saling melengkapi dan
bekerja sama.
2.2. Arsitektur
Arsitektur adalah seni dan ilmu merancang bangunan.Dalam artian yang
lebih luas, arsitektur menyangkup merancang dan membangun keseluruhan
lingkungan binaan, mulai dari level makro yaitu perencanaan kota, perancangan
perkotaan, arsitektur lansekap, hingga level mikro yaitu desain bangunan desain
perabot dan desain produk. Arsitektur juga merujuk kepada hasil-hasil proses
perancangan tersebut.
2.2.1. Arsitektur Taman Kanak-Kanak
Taman Kanak-kanak juga merupakan istilah yang digunakan diseluruh
dunia untuk menggambarkan berbagai lembaga yang berbeda yang telah
dikembangkan untuk anak-anak mulai dari usia 2 sampai 7 tahun,
tergantung pada negara yang bersangkutan. Banyak kegiatan yang
dikembangkan oleh Frobel juga digunakan di seluruh dunia. Bernyanyi,
bermain, kegiatan, pengalaman, dan interaksi sosial saat ini sudah banyak
diterima sebagai aspek penting dari pengembangan keterampilan dan
pengetahuan. (www.wikipedia.com, diakses tanggal 2 February 2012).
III. METODE PENELITIAN
3.1. Metode Pembahasan
Metode pembahasan yang digunakan adalah dengan metode deskriptif
dengan pendekatan deduktif, yaitu metode yang menerangkan data yang ada
dengan landasan teori yang terkait, baik arsitektural maupun non arsitektural.
Metode ini dilakukan mulai dari pengumpulan, pengolahan data yang faktual
untuk penyusunan konsep perencanaan dan perancangan.
a. Primer
1) Metode Observasi
Metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara pengamatan
secara langsung.
2) Metode Interview
Metode pengumpulan data dengan wawancara dan diskusi dengan
berbagai narasumber
b. Sekunder
Literatur data yaitu pengumpulan data, menarik kesimpulan dari
berbagai referensi yang menunjang pembahasan. Sumber-sumber
literatur berasal dari Perpustakaan Pusat UMS, dan Perpustakaan
Jurusan Arsitektur.
IV. HASIL ANALISA
4.1. Analisis Pemilihan Site
Site yang digunakan pada Jalan Pakel, Kelurahan Sumber. Jalan yang
menuju site merupakan jalan utama perumahan dengan lebar jalan sekitar 4 meter.
Dengan batasan utara perumahan, batasan selatan sungai dan perumahan, batasan
barat sungai dan perumahan, dan batasan timur prumahan dan area bisnis.Dipilih
site tersebut karena merupakan daerah perumahan sehingga banyak anak-anak dan
merupakan zona pendidikan.
4.2. Analisis Pola Zoning Site
Terdapat 3 zona yaitu publik, semi publik dan privat. Zona privat berisi
zona penerima (drop off, area parkir, ruang penerima, dan ruang tunggu), dan
zona area bermain (halaman bermain, halaman menanam, dan halaman hewan).
Zona semi publik berisi zona fasilitas umum (musholla, km/wc, gudang, ruang
penyimpanan, kantin, dan ruang security). Dan zona privat berisi zona pengelola
(ruang tamu dan ruang kantor), dan zona kegiatan pendidikan (ruang kelas, ruang
ekstrakulikuler, tempat penitipan anak, perpustakaan, dan kolam renang).
4.3. Analisis Bentuk dan Pola Massa
Untuk bangunan Early Chilhood Education diperlukan ruang yang luas
tanpa banyak tempat-tempat yang menyudut. Sehingga bentuk segi empat sesuai
untk bangunan ini. Untuk menambah kesan arsitektural yang indah dapat
dikombinasikan dengan bentuk lingkaran. Bentuk dasar massa yang dipilih adalah
penggabungan dari segi empat dan lingkaran. Ini dipilih agar menghasilkan
bangunan yang menghasilkan ruangan yang luas dan dinamis.
4.4. Analisis Pola Tata Massa Bangunan
Pola tata massa pada bangunan Early Chilhood Education adalah bentuk
radial hal ini dengan pertimbangan bentuk tapak dan fungsi kegiatan sebagai
kegiatan pendidikan dan juga atas pertimbangan dari penzoningan yang telah
ditetapkan. Pemilihan pola radial dimaksudkan agar setiap zona dapat
dihubungkan oleh zona yang lainnya.
4.5. Analisis Pencapaian Lokasi
Jalur masuk ke bangunan Early Chilhood Education bisa dari arah utara
yaitu dari Jalan Raya Adisumarmo atau bisa dari arah selatan yaitu dari Jalan
Raya L.U. Adi Sucipto. Main Entrance di bagian timur yaitu Jalan Pakel,
sedangkan Second Entrance pada arah utara yakni pada jalan perumahan.
4.6. Analisis Sirkulasi
Sirkulasi di luar bangunan Early Chilhood Education, jalan utama untuk
menuju bangunan Early Chilhood Education dipilih pada Jalan Pakel. Terdapat
pemisahan sirkulasi pada jalan masuk ke dalam kawasan Early Chilhood
Education dan jalan keluar dari kawasan Early Chilhood Education agar tidak
terjadi cross ventilation. Pada jalan perumahan dijadikan jalan kedua untuk bisa
memasuki bangunan Early Chilhood Education.
4.7. Analisis Konsep View dan Orientasi Bangunan
Bangunan Early Chilhood Education menghadap Jalan Pakel, dikarenakan
merupakan jalan utama sehingga sangat berpotensi dan fasade bangunan nantinya
dapat dilihat oleh banyak orang dan bangunan tersebut akan mudah ditemukan.
4.8. Analisis Konsep Terhadap Matahari
Penambahan shading untuk mengurangi intensitas cahaya matahari yang
masuk, Perletakaan bukaan yang tepat agar tidak terkena sinar matahari langsung,
Mengarahkan bangunan pada posisi tertentu agar terhindar dari panas matahari
langsung, Jika terdapat beberapa massa bangunan, pemberian canopi pada jalur
penghubungnya.
4.9. Analisis Konsep Lansekap dan Vegetasi
Pada bangunan Early Childhood Education diperlukan tanaman yang
mempunyai nilai estetika yang indah sehingga dapat menciptakan suasana yang
indah. Sehingga diperlukan jenis tanaman penutup tanah (groundcover plants).
Seperti, Aeschynanthus lobbiana (bunga lipstick), Althernantera sp. (tanaman
krokot). Selain itu juga diperlukan tanaman peneduh dan penyaring bunyi seperti
Gmelia arborea (jati putih atau gamar), Mimusoph elengi L. (tanjung).
4.10. Analisis Fasad Bangunan
Dari hasil analisa didapatkan bangunan dengan konsep warna
menggunakan teori analogous dan complementary. Sedangkan pada bentuk
bangunan menggunakan kombinasi bentuk persegi dan lingkaran. Bangunan Early
Chilhood Education menggunakan teori warna analogous dan complementary.
Warna analogous yang dipilih adalah warna merah, orange, dan kuning yang
terletak berdekatan jika pada roda warna pada nomor 1a ,2a ,3a ,4a ,dan 5a. Warna
complementary ketiga warna tersebut yaitu hijau, biru, dan ungu jika pada roda
warna pada nomor 7a, 8a, 9a,10a, dan 11a. Warna tersebut akan digunakan pada
fasad bangunan Early Chilhood Education nantinya.
Gambar 4.1 Roda warna
Sumber : www.bigbeadlittlebead.com, diakses tanggal 14 november 2012
4.11. Analisis Interior Bangunan dengan Penekanan Teori Warna
Ruang Penerima, menggunakan Teori dual complementary (merah, hijau,
biru, orange), Ruang Tunggu, menggunakan Teori analogous complementary
(hijau muda, hijau tua, biru, dan orange), Ruang Tamu, menggunakan Teori
triadic (hijau, ungu, dan orange), Ruang Kantor, menggunakan Teori
complementary (biru dan orange), Ruang Kelas, menggunakan Teori split
complementary (merah, hijau, dan ungu), Ruang Ekstrakulikuler, menggunakan
Teori analogous complementary (merah, orange, hijau, dan biru), Ruang Belajar,
menggunakan Teori split complementary (hijau, merah, dan ungu), Ruang Tidur,
menggunakan Teori analogous complementary (orange, hijau muda, hijau tua,
dan biru), Ruang Menonton, menggunakan Teori neutral (coklat), Ruang Makan,
menggunakan Teori complementary (kuning dan ungu), Perpustakaan,
menggunakan Teori rectangular tetrads (hijau, biru, merah, orange), Musholla,
menggunakan Teori rectangular tetrads (hijau, biru, merah, orange), dan Aula
menggunakan Teori square tetrads (merah, orange, kuning, hijau).
4.12. Analisis Warna pada Elemen Taman Bermain
Untuk bangunan Early Chilhood Education nantinya akan menggunakan
konsep teori warna tersier yaitu warna yang digunakan adalah merah, orange,
kuning, hijau, biru, ungu. Ini menyesuaikan dari konsep teori warna yang
diterapkan.
4.13. Analisis Perencanaan Bentuk Bangunan Early Chilhood Education
Bangunan Early Chilhood Education yang akan direncanakan memiliki
konsep penggabungan antara bentuk persegi dan lingkaran sesuai dengan hasil
analisa yang telah dilakukan sebelumnya. Kedua bentuk ini sesuai untuk
bangunan yang dihuni oleh anak-anak karena kebutuhan anak-anak akan ruangan
yang luas dan bebas.
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Bangunan yang dirancang merupakan Sebuah pusat pendidikan anak usia
dini dengan menekankan dan mengembangkan konsep teori warna pada bangunan
dan interior ruang dalam yang terletak di Kota Surakarta.
5.2. Saran
Setiap bangunan yang berfungsi untuk pendidikan anak usia dini dapat
derancang dengan menggunakan teori warna sebagai landasan, perencanaan, dan
perancangan bangunan baik diterapkan pada fasad, interior, maupun pada proses
belajar mengajar. Karena warna memiliki dampak positif bagi anak dalam
meningkatkan semangat dalam belajar.
VI. DAFTAR PUSTAKA
Referensi:
Beni Abdullah, 2012, dalam http://beny-abdullah.web.ugm.ac.id/
Broto, Carles., Krauel, Jacobo, 2010, Playground Design, Jakarta:
Ockrassa
Kemdiknas, 2012, dalam http://www.paud.kemdiknas.go.id/
Lazuardi Kamila, 2010, dalam http://cinere.lazuardi-gis.net/kindergarten
/index.html
Mutiari, Dhani., Febela, Alpha., Kharisna, Yoga, 2011, Konsep
Perancangan Laboratorium Tumbuh Kembang Anak, Jurnal
Ilmiah
Neufert Ernst. 1973. Data Arsitek Jilid 2 edisi 2, Jakarta: Erlangga.
Neufert Ernst, 1990, Data Arsitek (Edisi ke-2), Jakarta : Erlangga
Pengaruh warna dapat membantu proses, 2012, dalam
http://www.pengaruh-warna-dapat-membantu-proses.html
Poerbo, Hartono. 1995. Utilitas Bangunan Buku Pintar Untuk
Mahasiswa Arsitektur Sipil, Jakarta: Djambatan
Santi, Danar. 2009. Pendidikan Anak Usia Dini, Surakarta: Indeks
Solopos, 2012, dalam http://www.solopos.com/2010/pendidikan/jumlah-
paud-di-solo-masih-kurang-44542/
Susilo Bambang Yudhoyono, 2012, dalam
http://www.presidenri.go.id/index.php/ kibar/2011 /12/12/131.html/
Website:
www.abbeyschools.com /2/2/2012/ Maria Montensory
www.archdaily.com /12/4/12/ st-kristoforus-kindergarten-chrystalline-artchitect
www.allprolandscapesseattle.com /23/3/2012/ Sprinkler di luar ruang
www.anakbahagia.com /2/2/2012/ Pak Kasur
www.bigbeadlittlebead.com /14/11/2011/ Roda Warna
www.blogspot.com /11/2/2012/ Taman Kanak-Kanak Unik
www.blogspot.com /21/3/2012/ Mimusoph elengi L. (tanjung)
www.blogspot.com /21/3/2012/ Ruang tamu menggunakan warna ungu
www.blogspot.com /21/3/2012/ Ruang tamu berwarna orange dan hijau
www.centralarchitecture.com /22/3/2012/ Colourfull School Architecture
www.dezeen.com /22/3/2012/ Ruang Aula berwarna hijau
www.directindustry.com /23/3/2012/ Portable Estingulser
www.edupait.com /7/2/2012/ Pengaruh Warna
www.elyounes.com /21/3/2012/ Ruang penerima dengan warna merah dan hijau
www.housepict.com /22/3/2012/ Perpustakaan dengan perabot berwarna merah
www.ideaonline.com /21/3/2012/ Axonopus compressus (rumput paetan)
www.ideasphoto.com /23/3/2012/ Parquette
www.ideasphoto.com /23/3/2012/ Keramik
www.ideasphoto.com /23/3/2012/ Plafon Gypsum
www.image.com /23/3/2012/ Struktur cangkang
www.indonetwork.com /21/3/2012/ Ruang kantor berwarna orange dan biru
www.inhometrend.com /22/3/2012/ Ruang makan dengan warna ungu
www.inseparabile.com /21/3/2012/ Althernantera sp. (tanaman krokot)
www.indonesia-property.com /23/3/2012/ Sistem Penangkal Petir Thomas
www.istockimg.com /21/3/2012/ Ruang kelas yang berwarna hijau pada catnya
www.itrademarket.com /23/3/2012/ Sistem Penangkal Petir Faraday
www.itrademarket.com /23/3/2012/ Sistem Penangkal Petir Franklin
www.kamusbesar.com /30/1/2012/ arti Early
www.kamusbesar.com /30/1/2012/ arti Center
www.kamusbesar.com /30/1/2012/ arti Penekanan
www.kamusbesar.com /30/1/2012/ arti Teori
www.kamusbesar.com /30/1/2012/ arti Warna
www.kamusbesar.com /30/1/2012/ arti Kota
www.modernarchitectureconcept.com /11/2/2012/ Taman Kanak-Kanak Kekets
www.myopera.com /21/3/2012/ Aeschynanthus lobbiana (bunga lipstick)
www.nabuzz.com /22/3/2012/ Ruang makan dengan warna kuning
www.niriti.com /22/3/2012/ Fitzroy High School
www.syahdiar.com /22/3/2012/ Otto Bock Medical Center
www.symeo.com /12/5/2011/ Safety Standards for Children's Swings
www.wikipedia.com /30/1/2012/ arti Chilhood
www.wikipedia.com /30/1/2012/ arti Education
www.wikipedia.com /30/1/2012/ arti Surakarta
www.wikipedia.com /2/2/2012/ arti Arsitektur
www.wikipedia.com /2/2/2012/ arti Taman Kanak-Kanak
www.wikipedia.com /22/2/2012/ Surakarta
www.wikipedia.com /23/3/2012/ Struktur bangunan tinggi
www.wikimedia.com /23/3/2012/ Fire Hydrant
www.wordpress.com /21/3/2012/ Celosia sp (boroco atau jengger ayam)
www.wordpress.com /21/3/2012/ Gmelia arborea (jati putih atau gamar)
www.wordpress.com /21/3/2012/ Ruang tunggu dengan warna orange dan hijau
www.wordpress.com /21/3/2012/ Ruang musik yang menggunakan warna merah
www.wordpress.com /21/3/2012/ Ruang belajar anak yang berwarna ungu
www.wordpress.com /21/3/2012/ Ruang tidur anak dengan warna biru
www.wordpress.com /21/3/2012/ Ruang menonton dengan warna coklat
www.wordpress.com /22/3/2012/ Perpustakaan dengan plafon berwarna biru
www.wordpress.com /22/3/2012/ Musholla berwarna merah, orange, dan hijau
www.woodspaving.com /23/3/2012/ Paving Block
www.wordpress.com /23/3/2012/ Sprinkler di dalam ruang