15
1 PROGRAM BUKU SAKU (BUKU SAHABAT SETIAKU) UNTUK MEMBIASAKAN BACA TULIS DI SDN INTI PENGAMBANGAN 3 KOTA BANJARMASIN (PILOTING GERAKAN LITERASI SEKOLAH GUGUS BANUA ANYAR) PENGANTAR United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) menetapkan tanggal 8 September sebagai Hari Literasi Internasional. Hal ini bertujuan untuk mengingatkan warga dunia tentang pentingnya budaya literasi (baca tulis) dalam kehidupan. Budaya literasi erat kaitannya dengan kemajuan sebuah bangsa. Bangsa yang beradab pada umumnya adalah bangsa yang memiliki budaya dan tradisi literasi yang kental. Dalam sebuah laporan penelitian yang dilansir koran The Jakarta Post pada tanggal 12 Maret 2016 (http://unjkita.com/) menempatkan Indonesia pada posisi 60 dari 61 negara dalam hal budaya literasi. Indonesia hanya setingkat lebih tinggi dari Botswana, sebuah negara miskin di Afrika. Hasil penelitian juga menempatkan lima negara pada posisi terbaik yaitu Finlandia, Norwegia, Islandia, Denmark, dan Swedia. Hasil penelitian di atas menunjukkan betapa lemahnya budaya literasi dalam masyarakat Indonesia. Bangsa kita masih mengandalkan apa yang dilihat dan didengar dalam berpikir, bersikap, dan bertindak. Kita belum terbiasa melakukan sesuatu berdasarkan pemahaman dari membaca. Literasi merupakan salah satu aktivitas penting dalam hidup. Sebagian besar proses pendidikan bergantung pada kemampuan dan kesadaran literasi. Budaya literasi yang tertanam dalam diri peserta didik mempengaruhi tingkat keberhasilan baik di sekolah maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Sebab itu, di awal tahun pelajaran 2015-2016 yang lalu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan telah mengeluarkan Permendikbud nomor 23 tahun 2015 yang mewajibkan

PROGRAM BUKU SAKU (BUKU SAHABAT SETIAKU) UNTUK MEMBIASAKAN ...simposium.gtk.kemdikbud.go.id/karya/files/tendik_2/H.HairaniFauzi... · literasi dalam masyarakat Indonesia. ... Budaya

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PROGRAM BUKU SAKU (BUKU SAHABAT SETIAKU) UNTUK MEMBIASAKAN ...simposium.gtk.kemdikbud.go.id/karya/files/tendik_2/H.HairaniFauzi... · literasi dalam masyarakat Indonesia. ... Budaya

1

PROGRAM BUKU SAKU (BUKU SAHABAT SETIAKU)

UNTUK MEMBIASAKAN BACA TULIS

DI SDN INTI PENGAMBANGAN 3 KOTA BANJARMASIN

(PILOTING GERAKAN LITERASI SEKOLAH GUGUS BANUA ANYAR)

PENGANTAR

United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization

(UNESCO) menetapkan tanggal 8 September sebagai Hari Literasi

Internasional. Hal ini bertujuan untuk mengingatkan warga dunia tentang

pentingnya budaya literasi (baca tulis) dalam kehidupan. Budaya literasi

erat kaitannya dengan kemajuan sebuah bangsa. Bangsa yang beradab

pada umumnya adalah bangsa yang memiliki budaya dan tradisi literasi

yang kental.

Dalam sebuah laporan penelitian yang dilansir koran The Jakarta

Post pada tanggal 12 Maret 2016 (http://unjkita.com/) menempatkan

Indonesia pada posisi 60 dari 61 negara dalam hal budaya literasi.

Indonesia hanya setingkat lebih tinggi dari Botswana, sebuah negara

miskin di Afrika. Hasil penelitian juga menempatkan lima negara pada

posisi terbaik yaitu Finlandia, Norwegia, Islandia, Denmark, dan Swedia.

Hasil penelitian di atas menunjukkan betapa lemahnya budaya

literasi dalam masyarakat Indonesia. Bangsa kita masih mengandalkan

apa yang dilihat dan didengar dalam berpikir, bersikap, dan bertindak. Kita

belum terbiasa melakukan sesuatu berdasarkan pemahaman dari

membaca.

Literasi merupakan salah satu aktivitas penting dalam hidup.

Sebagian besar proses pendidikan bergantung pada kemampuan dan

kesadaran literasi. Budaya literasi yang tertanam dalam diri peserta didik

mempengaruhi tingkat keberhasilan baik di sekolah maupun dalam

kehidupan bermasyarakat. Sebab itu, di awal tahun pelajaran 2015-2016

yang lalu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan telah

mengeluarkan Permendikbud nomor 23 tahun 2015 yang mewajibkan

Page 2: PROGRAM BUKU SAKU (BUKU SAHABAT SETIAKU) UNTUK MEMBIASAKAN ...simposium.gtk.kemdikbud.go.id/karya/files/tendik_2/H.HairaniFauzi... · literasi dalam masyarakat Indonesia. ... Budaya

2

para siswa membaca buku non pelajaran 15 menit sebelum jam belajar

dimulai.

Bagi masyarakat muslim, pentingnya literasi ditekankan dalam

wahyu pertama Allah kepada Nabi Muhammad SAW., yakni perintah

membaca (Iqra’) (QS. Al-Alaq:1) yang dilanjutkan dengan ‘mendidik

melalui literasi’ (‘Allama bil qalam).

MASALAH

Salah satu penyebab rendahnya tradisi literasi di Indonesia adalah

masih kurangnya aktivitas terkait literasi di lembaga pendidikan, meskipun

demikian kita tidak bisa hanya mengandalkan lembaga pendidikan untuk

peningkatan literasi ini. Program sekolah terkait peningkatan literasi masih

belum sebanyak seharusnya, baik itu yang terkait dengan pelajaran

bahasa, perpustakaan sekolah, maupun ekstrakurikuler.

Dalam konteks pendidikan nasional kita, minat baca tulis

masyarakat kita sangat menghawatirkan. Hal ini disebabkan adanya

pelbagai persoalan, misalnya hampir semua kota-kota besar di Indonesia

tidak memiliki perpustakaan yang memadai, padahal keberadaan

perpustakaan yang memadai adalah salah satu ciri kota-kota modern di

negara maju.

Sementara itu perpustakaan yang ada di sekolah memiliki fasilitas

yang kurang memadai sehingga tingkat kunjungan siswa untuk

memanfaatkan perpustakaan masih rendah. Hal ini merupakan fakta yang

miris karena bisa menjadi indikator rendahnya budaya baca di sekolah.

Anak-anak lebih banyak menghabiskan waktunya untuk menonton TV dan

bermain daripada membaca buku.

Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal, seringkali belum

memiliki program pengembangan literasi atau menumbuhkan budaya

baca tulis secara sistemik dan holistik. Padahal siswa menghabiskan

sebagian besar waktunya di sekolah.

Hal serupa juga ditemui di SDN Inti Pengambangan 3 yang kini

menjadi sekolah piloting Gerakan Literasi Sekolah di Gugus Banua Anyar.

Page 3: PROGRAM BUKU SAKU (BUKU SAHABAT SETIAKU) UNTUK MEMBIASAKAN ...simposium.gtk.kemdikbud.go.id/karya/files/tendik_2/H.HairaniFauzi... · literasi dalam masyarakat Indonesia. ... Budaya

3

Sekolah ini merupakan salah satu sekolah binaan Penulis. Adapun yang

menjadi kendala dalam membiasakan baca tulis di sekolah ini adalah:

1. Sekolah belum memiliki program yang menumbuhkan

kesadaran dan kebiasaan baca tulis secara sistemik dan

holistik.

2. Perpustakaan sekolah yang belum memadai, antara lain:

a. Kurangnya jumlah koleksi buku

b. Tingkat kunjungan dan peminjaman buku masih rendah.

c. Situasi dan kondisi ruangan yang kurang kondusif.

3. Rendahnya partisipasi orang tua (komite sekolah), masyarakat,

dan lembaga terkait untuk mendukung kegiatan baca tulis di

sekolah.

Karenanya menjadi sangat penting dilakukan suatu program

kegiatan untuk membiasakan baca tulis di sekolah dalam rangka Gerakan

Literasi Sekolah untuk meningkatkan mutu sekolah dan mewujudkan

lembaga pendidikan sebagai agen literasi untuk masyarakat.

PEMBAHASAN DAN SOLUSI

Solusinya ketika kita melihat persoalan di sekolah yang sedemikian

krusial dalam hal kesadaran literasi, dibutuhkan kerjasama banyak pihak

untuk mengatasinya. Paling penting adalah adanya tindakan nyata yang

bukan sekedar wacana semata. Dibutuhkan intervensi secara sistemik,

masif, dan berkelanjutan untuk menumbuhkan budaya literasi di sekolah.

Pendekatan yang dianggap paling efektif adalah penyadaran

literasi sejak dini dengan melibatkan dunia pendidikan khususnya tingkat

dasar. Hal ini karena tidak dipungkiri hampir seluruh anak berstatus

sebagai pelajar dan melalui proses pendidikan, sebuah program yang

sistematik bisa masuk dengan efektif.

Siswa sekolah dasar adalah peniru oleh karena itu harus ada

teladan yang ditiru. Apabila guru dan orang tua mempunyai kebiasaan

membaca, maka hampir dipastikan anak akan gemar membaca. Guru dan

orang tua yang suka menceritakan kepada anak tentang apa yang dibaca

Page 4: PROGRAM BUKU SAKU (BUKU SAHABAT SETIAKU) UNTUK MEMBIASAKAN ...simposium.gtk.kemdikbud.go.id/karya/files/tendik_2/H.HairaniFauzi... · literasi dalam masyarakat Indonesia. ... Budaya

4

tentu akan membuat anak tertarik untuk membaca. Selanjutnya, jika guru

dan orang tua teratur menugaskan anak untuk membaca, menulis, dan

dievaluasi maka proses pembiasaan ini akan berhasil.

Atas dasar pemikiran inilah, Penulis mencoba berbagi pengalaman

selama melaksanakan kegiatan membiasakan baca tulis di sekolah.

Kegiatan ini telah Penulis lakukan sejak tahun 2014, saat Penulis menjadi

guru kelas di SDN Inti Kebun Bunga 5 Banjarmasin. Setelah Penulis diberi

kepercayaan menjadi Pengawas Sekolah di Gugus Banua Anyar maka

pengalaman di sekolah yang lama, Penulis jadikan panduan dengan

memasukkan beberapa revisi dan pengembangan untuk dilaksanakan di

salah satu sekolah binaan. Diantara 11 sekolah binaan, dipilih 1 sekolah

menjadi piloting yaitu SDN Inti Pengambangan 3 Kota Banjarmasin.

Alasan memilih sekolah ini adalah karena sudah berkriteria sekolah inti,

sebagai tempat sekretariat KKG, dan pusat kegiatan KKG Gugus Banua

Anyar Kota Banjarmasin.

Program kegiatan ini diberi nama BUKU SAKU (Buku Sahabat

Setiaku). Program BUKU SAKU adalah program yang dilakukan untuk

membiasakan baca tulis bagi semua warga sekolah dan lingkungan

sekitar.

Program BUKU SAKU terdiri dari 3 tahap kegiatan yaitu

perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Penulis melakukan

pendampingan dalam semua tahap program kegiatan. Secara rinci

dijelaskan sebagai berikut:

1. Perencanaan

a. Melakukan pertemuan dan koordinasi

Penulis melakukan pertemuan dan koordinasi

dengan Kepala Sekolah, Komite Sekolah, guru senior, dan

pengurus KKG yang kebetulan mengajar di sekolah ini.

Kegiatan ini dilakukan untuk mengidentifikasi kekuatan,

kelemahan, peluang, dan ancaman yang dihadapi sekolah

dalam pelaksanakan program BUKU SAKU ini. Hal ini

Page 5: PROGRAM BUKU SAKU (BUKU SAHABAT SETIAKU) UNTUK MEMBIASAKAN ...simposium.gtk.kemdikbud.go.id/karya/files/tendik_2/H.HairaniFauzi... · literasi dalam masyarakat Indonesia. ... Budaya

5

sesuai dengan program Manajemen Berbasis Sekolah

(MBS) yang menuntut partisipasi lebih besar dari warga

sekolah dalam setiap kebijakan dan proses pengambilan

keputusan yang dibuat secara kolektif dan sinergis dengan

stakeholder (Duhou, 2002:xix).

Telah disepakati target buku yang dibaca selama

pelaksanaan piloting yaitu sebanyak 1.300 buku non

pelajaran dan resume buku sebanyak 650 buah selama 1

bulan. Semua warga sekolah bertugas dan

bertanggungjawab atas keberhasilan program ini.

b. Melakukan sosialisasi

Penulis melakukan sosialisasi awal kepada kepala

sekolah, guru, dan karyawan berupa penjelasan teknis

pelaksanaan program dan pembagian tugas beserta uraian

tugas yang harus dilakukan sebagai penanggung jawab

kegiatan. Sosialisasi ini dilaksanakan di aula KKG Gugus

Banua Anyar.

Sosialisasi berikutnya dilakukan kepada siswa

berupa penjelasan cara melaksanakan program BUKU

SAKU selama siswa berada di sekolah maupun di luar

sekolah. Sosialisasi ini dilaksanakan di aula KKG Gugus

Banua Anyar untuk siswa kelas 4, 5, dan 6. Sedangkan

untuk seluruh siswa dilaksanakan sosialisasi pada saat

upacara bendera hari senin atau pada saat siswa

berkumpul di lapangan sebelum masuk kelas.

Sosialisasi juga dilakukan ke setiap kelas agar guru

dan siswa memiliki pemahaman yang benar tentang

pelaksanaan program BUKU SAKU ini, sehingga program

ini mampu mencapai keberhasilan sesuai yang diinginkan.

Page 6: PROGRAM BUKU SAKU (BUKU SAHABAT SETIAKU) UNTUK MEMBIASAKAN ...simposium.gtk.kemdikbud.go.id/karya/files/tendik_2/H.HairaniFauzi... · literasi dalam masyarakat Indonesia. ... Budaya

6

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan program BUKU SAKU ini terbagi dalam 2

kegiatan yaitu kegiatan utama dan kegiatan pendukung.

Kegiatan Utama:

Adalah kegiatan ekstrakurikuler yang didesain untuk

menumbuhkan karakter yang berupa budi pekerti, apresiasi

sastra, dan keteladanan tokoh (Asmani, 2011:64). Kegiatan

yang dilakukan sebagai berikut:

a. Membaca buku non pelajaran 15 menit setiap hari di luar

jam belajar di dalam kelas

Gambar 1: Siswa sedang membaca buku non pelajaran di dalam kelas

Program ini merupakan program yang krusial untuk

menjamin terciptanya kebiasaan baca tulis pada warga

sekolah. Program ini dilaksanakan di dalam kelas dan

diawasi oleh guru kelas masing-masing.

Buku yang dibaca di dalam kelas adalah buku yang

tersedia di pojok baca yang terdapat di tiap kelas. Buku ini

akan digunakan secara bergiliran dengan kelas yang lain

setelah 1 bulan. Buku ini boleh dibawa pulang dan tidak

Page 7: PROGRAM BUKU SAKU (BUKU SAHABAT SETIAKU) UNTUK MEMBIASAKAN ...simposium.gtk.kemdikbud.go.id/karya/files/tendik_2/H.HairaniFauzi... · literasi dalam masyarakat Indonesia. ... Budaya

7

boleh dikembalikan sebelum selesai dibaca dan dibuat

resumenya.

Bahkan sekolah telah mewajibkan agar selama

berada di sekolah, siswa selalu bersama dengan buku non

pelajaran ditangannya (buku sebagai sahabat setia). Jika

ada waktu luang maka siswa dapat membaca di lingkungan

sekolah.

b. Membaca buku non pelajaran di perpustakaan sekolah dan

pojok baca di lingkungan sekolah

Buku non pelajaran juga telah disiapkan di

perpustakaan dan pojok baca di lingkungan sekolah

(kantin, selasar, dan tempat orang tua menunggu anaknya

pulang sekolah). Buku ini hanya boleh dibaca di tempat dan

tidak boleh dibawa pulang.

Siswa sudah mulai membaca buku-buku tersebut

selain buku yang dipegangnya. Bahkan orang tua siswa

yang menunggu anaknya pulang sekolah juga sudah mulai

memanfaatkan waktunya untuk membaca.

c. Membaca buku non pelajaran di layanan mobil

perpustakaan keliling

Telah dilakukan kerjasama dengan pihak

perpustakaan daerah. Perpustakaan daerah telah

mendatangkan mobil perpustakaan keliling ke sekolah

secara rutin seminggu sekali. Siswa dapat membaca dan

meminjam buku. Siswa dapat membaca buku di bawah

pohon atau lingkungan sekolah lainnya.

d. Membaca buku non pelajaran secara bersama-sama di

lapangan sekolah

Seluruh warga sekolah setiap bulan mengadakan

kegiatan membaca buku bersama-sama di lapangan

sekolah dengan beralaskan tikar dan karpet. Dalam

Page 8: PROGRAM BUKU SAKU (BUKU SAHABAT SETIAKU) UNTUK MEMBIASAKAN ...simposium.gtk.kemdikbud.go.id/karya/files/tendik_2/H.HairaniFauzi... · literasi dalam masyarakat Indonesia. ... Budaya

8

kegiatan ini juga ditampilkan pembacaan puisi, bercerita,

menyanyi, dan lainnya oleh guru dan siswa.

e. Membaca buku non pelajaran di luar sekolah

Kegiatan ini bisa dilakukan siswa secara pribadi

dengan orang tua, keluarga, dan teman-temannya di

rumah, perpustakaan daerah, toko buku, dan tempat

lainnya. Setiap buku yang telah selesai dibaca dan dibuat

resumenya dapat dimasukkan ke dalam buku jurnal BUKU

SAKU.

f. Membuat dan mengisi buku yang memuat jurnal BUKU

SAKU, resume buku, dan buku penghubung

Guru kelas membimbing siswa membuat dan mengisi

buku yang berisi jurnal BUKU SAKU, resume buku, dan

buku penghubung untuk orang tua. Jurnal dapat

ditandatangani oleh guru dan orang tua jika siswa sudah

menyelesaikan membaca 1 buku.

Siswa kelas 1, 2, dan 3 hanya membaca buku.

Sedangkan siswa kelas 4, 5, dan 6 setelah selesai

membaca 1 buku wajib membuat resume tentang isi buku

tersebut, kemudian siswa yang ditunjuk secara acak

membacakan di depan kelasnya, dan berdiskusi untuk

mengambil nilai-nilai positif dari buku yang telah dibacanya.

Kemudian guru memberikan penguatan nilai-nilai positif

tersebut kepada siswa. Nilai-nilai positif ini diharapkan

dapat membentuk karakter dan budi pekerti yang baik pada

siswa.

g. Menyediakan majalah dinding kelas dan sekolah untuk

menampung hasil karya siswa

Majalah dinding kelas dan sekolah dapat dijadikan

sebagai media apresiasi karya siswa seperti hasil resume

Page 9: PROGRAM BUKU SAKU (BUKU SAHABAT SETIAKU) UNTUK MEMBIASAKAN ...simposium.gtk.kemdikbud.go.id/karya/files/tendik_2/H.HairaniFauzi... · literasi dalam masyarakat Indonesia. ... Budaya

9

buku, puisi, cerita pendek, anekdot, poster, lukisan, dan

lainnya.

Kegiatan Pendukung:

a. Melakukan kerjasama dengan orang tua siswa (komite

sekolah), perpustakaan daerah, dan pihak terkait lainnya

Program ini ditujukan untuk membantu perpustakaan

sekolah dalam menambah koleksi buku non pelajaran dan

menambah jumlah dan variasi buku bacaan siswa. Program

pengembangan mencakup penambahan koleksi buku

maupun inovasi lain untuk mendekatkan siswa kepada

perpustakaan.

Kepala Sekolah membuat surat edaran permohonan

bantuan buku non pelajaran (cerita, majalah anak-anak,

dan lainnya yang baru atau bekas tapi layak baca) kepada

orang tua siswa (komite sekolah), perpustakaan daerah,

dan pihak terkait lainnya. Selama 3 minggu kegiatan

berlangsung telah diperoleh bantuan buku non pelajaran

sebanyak 135 buah.

Sementara itu guru kelas mencatat dan

mendokumentasikan sumbangan buku non pelajaran

tersebut secara tertib dan menyerahkan ke perpustakaan.

b. Menggalakkan tabungan sampah di bank sampah sekolah

untuk membeli buku

Siswa dimotivasi untuk menabung sampah di bank

sampah yang terdapat di sekolah. Uang yang diperoleh dari

hasil tabungan sampahnya dapat digunakan untuk membeli

buku dan bukunya dapat disumbangkan untuk

perpustakaan sekolah sehingga dapat dibaca oleh siswa

yang lain. Target pembelian buku non pelajaran dari uang

hasil tabungan bank sampah sebanyak 10 buah.

Page 10: PROGRAM BUKU SAKU (BUKU SAHABAT SETIAKU) UNTUK MEMBIASAKAN ...simposium.gtk.kemdikbud.go.id/karya/files/tendik_2/H.HairaniFauzi... · literasi dalam masyarakat Indonesia. ... Budaya

10

c. Memberikan reward

Pemberian reward ini berpengaruh besar terhadap

keberhasilan membiasakan baca tulis di sekolah karena

membuat siswa bersemangat untuk membaca dan

membuat resume buku yang dibacanya. Hal ini sesuai

dengan hierarki kebutuhan Maslow (Usman, 2011:257)

bahwa setelah kebutuhan berkelompok terpenuhi, maka

muncul kebutuhan baru yang diinginkan manusia, yaitu

kebutuhan akan penghargaan atau ingin berprestasi.

Pemberian penghargaan dari sekolah dapat

memotivasi siswa untuk membaca buku lebih banyak. Hal

ini terbukti dengan banyaknya siswa yang setiap hari

menyelesaikan membaca 1 buku cerita beserta resumenya

yang meminta tanda tangan guru dan orang tua. Siswa juga

bangga menunjukkan kepada orang tuanya bahwa dia

telah menyelesaikan membaca sejumlah buku dan

membuat resumenya.

Pemberian reward terbagi 2 yaitu reward mingguan

dan bulanan. Reward mingguan berupa piagam

penghargaan yang diberikan kepada siswa dari tiap kelas

yang membaca dan menulis resume terbanyak dalam 1

minggu. Reward mingguan diserahkan pada saat upacara

bendera setiap hari senin.

Reward bulanan berupa kunjungan gratis ke

perpustakaan di luar sekolah dan toko buku yang diberikan

kepada siswa yang membaca dan menulis resume

terbanyak, yang paling sering berkunjung dan membaca di

perpustakaan sekolah, yang paling banyak meminjam

buku di perpustakaan, dan yang paling banyak tabungan

sampahnya selama 1 bulan.

Page 11: PROGRAM BUKU SAKU (BUKU SAHABAT SETIAKU) UNTUK MEMBIASAKAN ...simposium.gtk.kemdikbud.go.id/karya/files/tendik_2/H.HairaniFauzi... · literasi dalam masyarakat Indonesia. ... Budaya

11

d. Membuat kalimat-kalimat motivasi untuk membaca dan

menulis

Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul

karena adanya rangsangan dari luar (Djamarah dalam

Wahab, 2015:129). Menurut Syah (2003:152), faktor

eksternal yang mempengaruhi siswa untuk membaca

adalah adanya dorongan yang timbul dari lingkungan

nonsosial seperti adanya alat-alat belajar.

Salah satu alat belajar yang digunakan adalah

adanya kalimat-kalimat motivasi untuk membaca dan

menulis di dinding kelas dan sekolah. Berdasarkan

pengamatan Penulis, kalimat-kalimat motivasi mampu

meningkatkan motivasi untuk membaca dan menulis di

kalangan siswa.

e. Menciptakan tepuk BUKU SAKU

Tepuk BUKU SAKU adalah tepuk untuk

menumbuhkan semangat baca tulis kepada semua orang

yang mendengarnya. Biasanya tepuk BUKU SAKU

dilakukan pada kegiatan upacara bendera, upacara

pramuka, membaca di kelas, membaca bersama di

lapangan sekolah, dan kegiatan lainnya.

f. Menciptakan situasi dan kondisi ruangan perpustakaan

sekolah yang kondusif

Situasi dan kondisi ruangan perpustakaan harus

kondusif dan nyaman untuk membaca. Hal yang dapat

dilakukan adalah menjaga kebersihan, merapikan buku,

menyusun meja dan kursi, menyediakan bunga/tanaman

hias, dan lainnya.

g. Membuat laporan kegiatan perpustakaan sekolah

Pustakawan membuat laporan kegiatan secara rutin

setiap bulan dan melaporkan kepada pihak terkait.

Page 12: PROGRAM BUKU SAKU (BUKU SAHABAT SETIAKU) UNTUK MEMBIASAKAN ...simposium.gtk.kemdikbud.go.id/karya/files/tendik_2/H.HairaniFauzi... · literasi dalam masyarakat Indonesia. ... Budaya

12

Laporan berisi perkembangan jumlah kunjungan dan

peminjam buku, sarana dan prasarana, dan kegiatan

lainnya. Laporan ini berguna untuk pengambilan keputusan

dan kebijakan pengembangan perpustakaan sekolah di

masa akan datang.

3. Evaluasi

Pelaksanaan piloting program BUKU SAKU di SDN Inti

Pengambangan 3 Kota Banjarmasin memperoleh hasil yang

sangat memuaskan. Hanya dalam waktu 3 minggu dari waktu

pelaksanaan selama 1 bulan, siswa telah berhasil membaca

2.012 buku non pelajaran dari target 1.300 buku. Sedangkan

resume yang dihasilkan sebanyak 1.332 buah dari target 650

buah. Adapun target pembelian 10 buku non pelajaran dari uang

hasil tabungan bank sampah optimis terpenuhi. Saat ini sudah

terkumpul banyak sampah yang siap untuk dijual dan motivasi

siswa menabung sampah di bank sampah sekolah juga tinggi.

Langkah berikutnya adalah membuat buku panduan

sederhana tentang pelaksanaan Program BUKU SAKU yang

dapat digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan program.

Buku panduan ini dapat digunakan di sekolah-sekolah pada

Gugus Banua Anyar Kecamatan Banjarmasin Timur Kota

Banjarmasin dan sekolah lainnya.

KESIMPULAN DAN HARAPAN PENULIS

Kesimpulan:

1. SDN Inti Pengambangan 3 telah memiliki program untuk

menumbuhkan kesadaran dan kebiasaan baca tulis yaitu Program

BUKU SAKU (Buku Sahabat Setiaku). Program BUKU SAKU

adalah program yang dilakukan untuk membiasakan baca tulis bagi

semua warga sekolah dan lingkungan sekitar.

2. Perpustakaan sekolah sudah mulai dibenahi dengan bertambahnya

koleksi buku hasil dari sumbangan, pemberian reward, dan

Page 13: PROGRAM BUKU SAKU (BUKU SAHABAT SETIAKU) UNTUK MEMBIASAKAN ...simposium.gtk.kemdikbud.go.id/karya/files/tendik_2/H.HairaniFauzi... · literasi dalam masyarakat Indonesia. ... Budaya

13

terciptanya situasi dan kondisi ruangan perpustakaan yang nyaman

dan kondusif untuk membaca.

3. Partisipasi orang tua (komite sekolah), masyarakat, dan lembaga

terkait untuk mendukung kegiatan baca tulis di sekolah telah

meningkat.

Harapan:

1. Program BUKU SAKU dalam Gerakan Literasi Sekolah diharapkan

dapat membentuk karakter siswa yang berbudi pekerti luhur.

2. Panduan sederhana Program BUKU SAKU Gugus Banua Anyar

dapat dijadikan sebagai salah satu referensi untuk

menyelenggarakan kegiatan serupa. Kegiatan yang dilaksanakan

dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi sekolah masing-

masing.

3. Program BUKU SAKU Gugus Banua Anyar ini dapat diperkaya

dengan kegiatan lain seperti pameran buku, lomba mengarang,

lomba menulis surat, lomba resensi buku, lomba bercerita, lomba

mencipta dan membaca puisi, kunjungan ke tempat bersejarah

(museum, cagar budaya, rumah adat, dan lainnya), membentuk

komunitas literasi, lomba membuat kata-kata motivasi, lomba

melukis, dan lainnya.

Page 14: PROGRAM BUKU SAKU (BUKU SAHABAT SETIAKU) UNTUK MEMBIASAKAN ...simposium.gtk.kemdikbud.go.id/karya/files/tendik_2/H.HairaniFauzi... · literasi dalam masyarakat Indonesia. ... Budaya

14

DAFTAR PUSTAKA

Al Qur’anul Karim. 2009. Jakarta: Lautan Lestari

Asmani, Jamal Ma’mur. 2011. Pendidikan Karakter di Sekolah.

Jokjakarta:Diva Press

Duhou, Ibtisam Abu. 2002. Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta:

Penerbit Logos Wacana Ilmu

http://unjkita.com/apa-kabar-minat-baca-bangsaku/ (diakses tanggal 26

Oktober 2016 pukul 20.15 Wita)

Permendikbud nomor 23 tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti

Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: PT RajaGrafindo

Persada

Usman, Husaini. 2011. Manajemen (Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan).

Jakarta: Bumi Aksara

Wahab, Rohmalina. 2015. Psikologi Belajar. Jakarta: PT RajaGrafindo

Persada

Page 15: PROGRAM BUKU SAKU (BUKU SAHABAT SETIAKU) UNTUK MEMBIASAKAN ...simposium.gtk.kemdikbud.go.id/karya/files/tendik_2/H.HairaniFauzi... · literasi dalam masyarakat Indonesia. ... Budaya

15