33
LAPORAN PENDAHULUAN PROGRAM PROFESI NERS PSIK FK UNSRI KEPERAWATAN MATERNITAS PRE EKLAMPSIA PADA KEHAMILAN A. Pengertian 1. Klasifikasi Hipertensi pada Kehamilan Menurut Report on The National High Blood Pressure Education Program Working Group on High Blood Pressure in Pregnancy (2000), hipertensi dalam kehamilan diklasifikasi sebagai berikut: (2) a. Hipertensi Gestasional Pada kehamilan dijumpai tekanan darah ≥ 140/90 mmHg, tanpa disertai proteinuria dan biasanya tekanan darah akan kembali normal sebelum 12 minggu pasca- persalinan. b. Preeklampsia Apabila dijumpai tekanan darah ≥ 140/90 mmHg setelah kehamilan 20 minggu disertai dengan proteinuria ≥ 300 mg/24 jam atau pemeriksaan dengan dipstick ≥ 1 +. c. Eklampsia Ditemukan kejang-kejang pada penderita preeklampsia, dapat disertai koma. d. Hipertensi Kronik Dari sebelum hamil, atau sebelum kehamilan 20 minggu, ditemukan tekanan darah ≥ 140/90 mmHg dan tidak menghilang setelah 12 minggu pascapersalinan. 1

Pre Eklampsia Pada Kehamilan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pre Eklampsia Pada Kehamilan

LAPORAN PENDAHULUANPROGRAM PROFESI NERS PSIK FK UNSRI

KEPERAWATAN MATERNITAS

PRE EKLAMPSIA PADA KEHAMILAN

A. Pengertian

1. Klasifikasi Hipertensi pada Kehamilan

Menurut Report on The National High Blood Pressure Education Program

Working Group on High Blood Pressure in Pregnancy (2000), hipertensi dalam

kehamilan diklasifikasi sebagai berikut:(2)

a. Hipertensi Gestasional

Pada kehamilan dijumpai tekanan darah ≥ 140/90 mmHg, tanpa disertai

proteinuria dan biasanya tekanan darah akan kembali normal sebelum 12

minggu pasca-persalinan.

b. Preeklampsia

Apabila dijumpai tekanan darah ≥ 140/90 mmHg setelah kehamilan 20 minggu

disertai dengan proteinuria ≥ 300 mg/24 jam atau pemeriksaan dengan dipstick

≥ 1 +.

c. Eklampsia

Ditemukan kejang-kejang pada penderita preeklampsia, dapat disertai koma.

d. Hipertensi Kronik

Dari sebelum hamil, atau sebelum kehamilan 20 minggu, ditemukan tekanan

darah ≥ 140/90 mmHg dan tidak menghilang setelah 12 minggu

pascapersalinan.

e. Hipertensi Kronis dengan Super Imposed Preeklampsia

Pada wanita hamil dengan hipertensi kronis, muncul proteinuria ≥ 300 mg/24

jam setelah kehamilan 20 minggu, dapat disertai gejala dan tanda

preeklampsia lainnya.

2. Preeklampsia

Preeklampsia merupakan suatu kondisi spesifik kehamilan dimana

hipertensi terjadi setelah minggu ke-20 pada wanita yang sebelumnya memiliki

tekanan darah normal. Preeklampsia merupakan suatu penyakit vasopatik, yang

1

Page 2: Pre Eklampsia Pada Kehamilan

LAPORAN PENDAHULUANPROGRAM PROFESI NERS PSIK FK UNSRI

KEPERAWATAN MATERNITAS

melibatkan banyak system dan ditandai dengan hemokonsentrasi, hipertensi, dan

proteinuria. Diagnosis preeklampsia secara tradisional didasarkan adanya

hipertensi disertai proteinuria dan/ atau edema. Akan tetapi, temuan yang paling

penting ialah hipertensi, dimana 20% pasien eklamsia tidak mengalami

proteinuria yang berarti sebelum seranagn kejang pertama (Wilis, Blanco, 1990).

Preeklampsia merupakan suatu kelainan implantasi plasenta dan hal ini

tidak sepenuhnya dapat diterima. Suatu kondisi kesehatan yang dipertahankan

kemudian ditambah dengan memberatnya komplikasi preeklampsia, mungkin

dengan dilahirkannya janin dan plasenta menjadi satu-satunya terapi kuratif.

Yakni dapat mengurangi kerugian pada janin dari ibu yang mengalami

preeklampsia berat (Pangemanan, 2002).

Preeklampsia merupakan komplikasi kehamilan yang ditandai dengan

peningkatan tekanan darah disertai proteinuria pada wanita hamil yang

sebelumnya tidak mengalami hipertensi. Biasanya sindroma ini muncul pada

akhir trimester kedua sampai ketiga kehamilan.

Preeklampsia adalah suatu kondisi hipertensi pada kehamilan yang dapat

dideskripsikan sebagai trias gejala, yakni hipertensi (>140/90 mmHg), proteinuria

(>100 mg/dl dengan analisa urin atau >300 mg dalam urin per 24 jam) dan edema

yang terjadi setelah kehamilan 20 minggu (Rizal,2008).

3. Eklampsia

Eklampsia ialah terjadinya konvulsi atau koma pada pasien desertai tanda

dan gejala preeklampsia. Konvulsi atau koma dapat muncul tanpa didahului

gangguan neurologis. (1)

4. Hipertensi

Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan tekanan histolik dan diastolik

sampai mencapai atau melebihi 140/90 mmHg. Jika tekanan darah ibu pada

trismester pertama diketahui, maka angka tersebut dipakai sebagai patokan dasar

tekanan darah ibu. Dengan menggunakan informasi ini, definisi alternatif

2

Page 3: Pre Eklampsia Pada Kehamilan

LAPORAN PENDAHULUANPROGRAM PROFESI NERS PSIK FK UNSRI

KEPERAWATAN MATERNITAS

hipertensi merupakan kenaikan nilai tekanan sistolik sebesar 30 mmHg atau lebih

atau kenaikan tekanan diastolik sebesar 15 mmHg di atas nilai tekanan darah

dasar ibu. Definisi terakhir ini bermanfaat karena terdapat variasi tekanan darah

sesuai usia, suku bangsa, keaadan fisiologis, kebiasaan makan dan hereditas. The

Committee on Terminology of the American College of Obstetricians and

Gynecologists (ACOG) mendefenisikan hipertensi sebagai suatu peningkatan

MAP sebesar 20 mmHg atau jika tekanan darah sebelumnya tidak diketahui,

MAP sebesar 105 mmHg merupakan data pasti diagnosis hipertensi. (1)

Peningkatan tekanan darah harus terjadi sekurang-kurangnya dalam dua

kali pemeriksaan dengan jarak empat sampai enam jam (Fairlie, Sibai, 1993).

Teknik pengukuran harus distandarkan. (1)

Hipertensi kronis didefinisikan sebagai hipertensi yang sudah ada sebelum

kehamilan atau didiagnosis sebelum usia kehamilan 20 minggu. Hipertensi yang

menetap lebih dari enam minggu pascapartum juga diklasifikasikan sebagai

hipertensi kronis. (2

Ibu yang mengalami hipertensi kronis bisa mengalami preeklampsia atau

eklampsia. Terjadinya preeklampsia atau eklampsia pada ibu hipertensi kronis

meningkatkan morbiditas dan mortalitas maternal dan perinatal. ACOG

merekomendasikan supaya diagnosis berdasarkan peningkatan tekanan darah

yang disertai proteinuria atau edema umum (Consensus Report, 1990). (2)

Hipertensi sementara ialah perkembanagn hipertensi selama masa hamil

atau 24 jam pertama nifas tanpa tanda preeklampsia atau hipertensi kronis lain.

Kehadiran hipertensi sementara kemungkinan bisa menjadi hipertensi esensial di

kemudian hari. (2)

B. Etiologi

Sampai sekarang penyebab preeklampsia dan eklampsia masih tanda tanya, penyakit

ini masih disebut disease of theory (Chesley, 1978), beberapa faktor risiko pada

penyakit ini antara lain adalah:

3

Page 4: Pre Eklampsia Pada Kehamilan

LAPORAN PENDAHULUANPROGRAM PROFESI NERS PSIK FK UNSRI

KEPERAWATAN MATERNITAS

a. Nullipara, terutama usia ≤ 20 tahun, dan kehamilan yang langsung terjadi

setelah perkawinan (Robillard P. Y., 1994).

b. Sejarah pernah menderita preeklampsia dan eklampsia pada kehamilan

terdahulu.

c. Sejarah penderita preeklampsia dan eklampsia dalam keluarga.

d. Kehamilan ganda, diabetes mellitus, hydrops foetalis, mola hidatidosa, dan anti

phospolipid antibodies, infeksi saluran kemih.

e. Riwayat penderita hipertensi dan penyakit ginjal.

f. Multipara dengan umur lebih dari 35 tahun.

C. Patofisiologi

4

Page 5: Pre Eklampsia Pada Kehamilan

LAPORAN PENDAHULUANPROGRAM PROFESI NERS PSIK FK UNSRI

KEPERAWATAN MATERNITAS

Patofisiologi preeklampsia-eklampsia setidaknya berkaitan dengan perubahan

fisiologis kehamilan. Adaptasi fisiologis normal pada kehamilan meliputi peningkatan

volume plasma darah, vasodilatasi, penurunan resistensi vascular sistemik, peningkatan

curah jantung dan penurunan tekanan osmotic koloid. (1)

Pada preeklampsia, volume darah yang beredar menurun, sehingga terjadi

hemokonsentrasi dan peningkatan hematokrit maternal. Perubahan ini membuat perfusi

organ maternal menurun, termasuk perfusi ke unit janin-uteroplasenta. Vasospasme

siklik lebuh lanjut menurunkan perfusi organ dengan menghancurkan sel-sel darah

merah, sehingga kapasitas oksigen maternal menurun. (1)

Vasospasme merupakan sebagian mekanisme dasar tanda dan gejala yang

menyertai preeklampsia. Vasospasme merupakan akibat peningkatan sensitivitas

terhadap peredaran darah, seperti angiotensin II dan kemungkinan suatu

ketidakseimbangan antara protasiklin prostaglandin dan tromboksan A2 (Consensus

Report, 1990). (1)

Peneliti telah menguji kemampuan aspirin (suatu inhibitor prostaglandin) untuk

mengubah patofisiologi preeklampsia dengan mengganggu produksi tromboksan

(Schiff, dkk., 1989, Walsh, 1990). Investigasi pemakaian aspirin sebagai suatu

pengobatan profilaksis dalam mencegah preeklampsia dan rasio untung-rugi pada ibu

dan janin/neonatus masih terus berlangsung. Peneliti lain sedang mempelajari

pemakaian suplemen kalsium untuk mencegah hipertensi pada kehamilan. (1)

Selain kerusakan endothelial (Gbr. 21-1), vasospasme arterial turut

menyebabkan peningkatan pearmebilitas kapiler. Keadaan ini menyebabkan

meningkatnya edema dan lebih lanjut menurunkan volume intravascular,

mempredisposisi pasien yang mengalami preeklampsia mudah menderita edema paru

(Dildy, dkk.,1991). (1)

Easterling dan Benedetti (1989) menyatakan bahwa preeklampsia ialah suatu

keadaan hiperdinamik di mana temuan khas hiperfungsi ginjal. Untuk mengendalikan

sejumlah besar darah yang berperfusi di ginjal, timbul reaksi vasospasme ginjal sebagai

suatu mekanisme protektif, tetapi hal ini akhirnya akan mengakibatkan proteinuria dan

hipertensi yang khas untuk preeklampsia. (1)

5

Page 6: Pre Eklampsia Pada Kehamilan

LAPORAN PENDAHULUANPROGRAM PROFESI NERS PSIK FK UNSRI

KEPERAWATAN MATERNITAS

Hubungan system imun dengan preeklampsia menunjukkan bahwa factor-faktor

imunologi memainkan peran penting dalam perkembangan preeklampsia (Sibai,

1991a). keberadaan protein asing, plasenta atau janin bisa membangkitkan respoms

imunologis lanjut. Teori ini didukung oleh peningkatan inseden preeklampsia-

eklampsia pada ibu baru (pertama kali terpapar jaringan janin) dan pada ibu hamil dari

pasangan yang baru (materi genetic yang berbeda) (1)

Predisposisi genetic dapat merupakan factor imunologi lain (Chesley, 1984).

Sibai (1991a) menemukan adanya frekuensi preeklampsia dan eklampsia pada anak

cucu wanita memiliki riwayateklampsia, yang menunjukkan suatu gen resesif autosom

yang mengatur respons imun maternal. Factor paternal juga sedang diteliti (Klonoff-

Cohen, dkk., 1989). (1)

D. Manifestasi Klinis

Dua gejala yang sangat penting pada preeklampsia yaitu hipertensi dan proteinuria

yang biasanya tidak disadari oleh wanita hamil. Gejala-gejala subjektif yang dirasakan

pada preeklampsia adalah sbagai berikut: (1)

1. Nyeri kepala: jarang ditemukan pada kasus ringan tetapi akan sering terjadi pada

kasus-kasus yang berat. Nyeri kepala sering terjadi pada daerah frontal dan

oksipital serta tidak sembuh dengan pemberian analgetik biasa.

2. Nyeri Epigastrium: merupakan keluhan yang sering ditemukan pada

preeklampsia berat. Keluhan ini disebabkan karena tekanan pada kapsula hepar

akibat edema atau perdarahan.

3. Gangguan penglihatan: Keluhan penglihatan tertentu dapat disebabkan oleh

spasme arterial,iskemia, dan edema pada retina dan pada kasus-kasus yang langka

disebabkan oleh ablasio retina. Pada preeklampsia ringan tidak ditemukan tanda-

tanda subjektif(Cunningham,1995:767)

4. Sakit kepala yang berat.

5. Perubahan pada refleks.

6. Penurunan produksi kencing atau bahkan tidak kencing sama sekali.

7. Ada darah pada air kencing.

8. Pusing.

6

Page 7: Pre Eklampsia Pada Kehamilan

LAPORAN PENDAHULUANPROGRAM PROFESI NERS PSIK FK UNSRI

KEPERAWATAN MATERNITAS

9. Mual dan muntah yang berlebihan.

E. Klasifikasi

Berdasarkan beratnya gejala yang timbul, preeklampsia dibagi menjadi preeklampsia

ringan dan preeklampsia ringan. Perbedaan manifestasi klinis yang ditimbulkan adalah

sebagai berikut:

Perbedaan Preeklampsia Ringan dan Berat

Preeklampsia Ringan Preeklampsia Ringan

Efek Pada Ibu

Tekanan darah Peningkatan tekanan darah

sistolik sebesar 30mmHg

atau lebih, peningkatan

tekanan darah sistolik sebesar

≥ 15mmHg atau

hasil pemeriksaan sebesar

140/90mmHg dua kali

dengan jarak 6 jam.

Peningkatan menjadi

≥160/110 mmHg dua kali

pemeriksaan dengan jarak

6 jam pada ibu hamil

yang beristirahat di

tempat tidur.

MAP 140/90= 107 160/110=127

Peningkatan

berat

badan

Peningkatan berat badan

lebih dari 0,5 kg/minggu

selama trimester kedua dan

ketiga atau peningkatan

berat badan

yang tiba-tiba sebesar 2kg

setiap kali

Sama seperti

preeclampsia ringan.

Proteinuria

Dipstik Kualitatif

Analisi kuantitatif

24 jam

Proteinuria sebesar 300mg/L

dalam 24 jam

atau >1g/dL secara random

dengan memakai

contoh urine siang hari yang

Proteinuria 5 sampai

10g/dL dalam 24 jam atau

≥+ 2 protein dengan

dipstick

7

Page 8: Pre Eklampsia Pada Kehamilan

LAPORAN PENDAHULUANPROGRAM PROFESI NERS PSIK FK UNSRI

KEPERAWATAN MATERNITAS

dikumpulkan pada dua

waktu dengan jarak 6 jam

karena kehilangan protein

bervariasi: dengan dipstick,

nilai bervariasi

dari sedikit sampai +1

Edema Edema dependen, bengkak

di mata,wajah,jari,bunyi

pulmoner tidak terdengar.

Edema umum, bengkak

semakin jelas di

mata,wajah,jari,bunyi

paru (rales) bisa

terdengar.

Refleks Hiperefleksi +3; tidak ada

klonus

di pergelangan kaki

Hiperefleksi +3 atau

lebih; klonus di

pergelangan kaki

Haluaran urine Keluaran sama dengan

masukan ≥30ml/jam

Oliguria: <30ml/jam atau

120ml/4jam

Nyeri kepala Sementara Berat

Gangguan

penglihatan

Tidak ada Kabur, fotofobia,bintik

buta pada funduskopi

Iritabilitas/afek Sementara Berat

Nyeri ulu hati Sementara Berat

Kreatinin serum Normal Meningkat

Trombositopenia Tidak ada Ada

Peningkatan AST Minimal Jelas

Hematokrit Meningkat Menigkat

Efek pada Janin

Perfusi plasenta Menurun Perfusi menurun

dinyatakan sebagai IUGR

pada ferus, DJ:deselerasi

lambat

8

Page 9: Pre Eklampsia Pada Kehamilan

LAPORAN PENDAHULUANPROGRAM PROFESI NERS PSIK FK UNSRI

KEPERAWATAN MATERNITAS

Prematur plasenta Tidak jelas Pada waktu lahir plasenta

terlihat lebih kecil

daripada plasenta yang

normal untuk usia

kehamila, premature

aging terlihat jelas dengan

berbagai daerah yang

sinsitianya pecah, banyak

terdapat nekrosis

iskemik(infark putih), dan

deposisi fibrin intervilosa

(infark merah) bisa

terlihat.

Sumber: Bobak, Irene M, dkk. (2005). Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4. Jakarta: EGC, 638

F. Komplikasi

Menurut Jaffe, dkk. (1995) pada preeklampsia ada dua tahap perubahan yang mendasari

patogenesanya. Tahap pertama adalah: hipoksia plasenta yang terjadi karena berkurangnya

aliran darah dalam arteri spiralis. Hal ini terjadi karena kegagalan invasi sel tropoblast pada

dinding arteri spiralis pada awal kehamilan dan awal trimester kedua kehamilan sehingga arteri

spiralis tidak dapat melebar dengan sempurna dengan akibat penurunan aliran darah dalam

ruangan intervilus diplasenta sehingga terjadilah hipoksia plasenta. (2)

Hipoksia plasenta yang berkelanjutan ini akan membebaskan zat-zat toksis seperti

sitokin, radikal bebas dalam bentuk lipid peroksidase dalam sirkulasi darah ibu, dan akan

menyebabkan terjadinya oxidatif stress yaitu suatu keadaan di mana radikal bebas jumlahnya

lebih dominan dibandingkan antioksidan (Robert J. M., 2004). (2)

Oxidatif stress pada tahap berikutnya bersama dengan zat toksis yang beredar dapat

merangsang terjadinya kerusakan pada sel endothel pembuluh darah yang disebut disfungsi

endothel yang dapat terjadi pada seluruh permukaan endothel pembuluh darah pada organ-

organ penderita preeklampsia. (2)

Pada disfungsi endothel terjadi ketidakseimbangan produksi zat-zat yang bertindak

sebagai vasodilator seperti prostasiklin dan nitrat oksida, dibandingkan dengan vasokonstriktor

9

Page 10: Pre Eklampsia Pada Kehamilan

LAPORAN PENDAHULUANPROGRAM PROFESI NERS PSIK FK UNSRI

KEPERAWATAN MATERNITAS

seperti endothelium I, tromboxan, dan angiotensin II sehingga akan terjadi vasokonstriksi yang

luas dan terjadilah hipertensi. (2)

Peningkatan kadar lipid peroksidase juga akan mengaktifkan sistem koagulasi, sehingga

terjadi agregasi trombosit dan pembentukan thrombus. Secara keseluruhan setelah terjadi

disfungsi endothel di dalam tubuh penderita preeklampsia jika prosesnya berlanjut dapat terjadi

disfungsi dan kegagalan organ seperti: (2)

a. Pada ginjal: hiperuricemia, proteinuria, dan gagal ginjal.

b. Penyempitan pembuluh darah sistemik ditandai dengan hipertensi.

c. Perubahan permeabilitas pembuluh darah ditandai dengan oedema paru dan oedema

menyeluruh.

d. Pada darah dapat terjadi trombositopenia dan coagulopathi.

e. Pada hepar dapat terjadi pendarahan dan gangguan fungsi hati.

f. Pada susunan syaraf pusat dan mata dapat menyebabkan kejang, kebutaan, pelepasan

retina, dan pendarahan.

g. Pada plasenta dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan janin, hipoksia janin, dan

solusio plasenta.

G. Penatalaksanaan

a. Deteksi dini :

1. Menyaring semua kehamilan primigravida (kehamilan pertama),  ibu

menikah dan langsung hamil, dan semua ibu hamil dengan risiko tinggi

terhadap pre-eklampsia dan eklampsia. (3)

2. Pemeriksaan kehamilan secara teratur sejak awal triwulan satu

kehamilan.

b. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui terdapatnya protein dalam air seni,

fungsi organ hati, ginjal, dan jantung, fungsi hematologi / pembekuan darah.(3)

c. Penatalaksanaan pada Preeklampsia

c.1 Preeklampsia ringan

Tatalaksana pre eklampsia ringan dapat secara: (3)

1. Rawat jalan (ambulatoir)

Pengelolaan secara rawat jalan (ambulatoir): (3)

10

Page 11: Pre Eklampsia Pada Kehamilan

LAPORAN PENDAHULUANPROGRAM PROFESI NERS PSIK FK UNSRI

KEPERAWATAN MATERNITAS

1) Tidak mutlak harus tirah baring, dianjurkan perawatan sesuai keinginannya

2) Makanan dan  nutrisi seperti biasa, tidak perlu diet khusus

3) Vitamin

4) Tidak perlu pengurangan konsumsi garam

5) Tidak perlu pemberian antihipertensi

6) Kunjungan ke rumah sakit setiap minggu

2. Rawat inap (hospitalisasi)

 Pengelolaan secara rawat inap (hospitalisasi): (3)

1) Pre eklampsia ringan dirawat inap apabila mengalami  hipertensi yang

menetap selama lebih dari 2 minggu, proteinuria yang menetap selama lebih

dari 2 minggu, hasil tes laboratorium yang abnormal, adanya gejala atau tanda

1 atau lebih pre eklampsia berat

2) Pemeriksaan dan monitoring teratur pada ibu : tekanan darah, penimbangan

berat badan, dan pengamatan gejala pre-eklampsia berat dan eklampsia

seperti nyeri kepala hebat di depan atau belakang kepala, gangguan

penglihatan, nyeri perut  bagian kanan atas, nyeri ulu hati

3) Pemeriksaan kesejahteraan janin berupa evaluasi pertumbuhan dan

perkembangan janin di dalam rahim

4) Bila terdapat perbaikan gejala dan tanda-tanda dari pre-eklampsia dan umur

kehamilan 37 minggu atau kurang, ibu masih perlu diobservasi selama 2-3

hari lalu boleh dipulangkan.

c. 2 Preeklampsia berat

Ditinjau dari umur kehamilan dan perkembangan gejala-gejala pre-eklampsia

berat selama perawatan, maka perawatan preeclampsia berat dibagi menjadi: (3)

1. Perawatan aktif

Dilakukan apabila  usia kehamilan 37 minggu atau lebih, adanya ancaman

terjadinya impending eklampsia, kegagalan terapi dengan obat-obatan, adanya

tanda kegagalan pertumbuhan janin di dalam rahim, adanya "HELLP syndrome"

(Haemolysis, Elevated Liver enzymes, and Low Platelet).

Segera akhiri kehamilan dan ditambah pemberian obat-obatan

2. Perawatan konservatif

11

Page 12: Pre Eklampsia Pada Kehamilan

LAPORAN PENDAHULUANPROGRAM PROFESI NERS PSIK FK UNSRI

KEPERAWATAN MATERNITAS

Usia kehamilan kurang dari 37 minggu tanpa disertai tanda-tanda impending

eklampsia serta keadaan janin baik. Kehamilan tetap dipertahankan ditambah

pemberian obat-obatan.

Perawatan konservatif dilakukan Perawatan konservatif pada pasien pre

eklampsia berat yaitu :

a. Segera masuk rumah sakit

b. Tirah baring

c. Infus

d. Diet cukup protein, rendah karbohidrat, lemak dan garam

e. Pemberian obat anti kejang : magnesium sulfat

f. Anti hipertensi, diuretikum diberikan sesuai dengan gejala yang dialami

g. Penderita dipulangkan apabila penderita kembali ke gejala-gejala/tanda-

tanda preeklampsia ringan (diperkirakan lama perawatan 1-2 minggu)

KONSEP DASAR  ASUHAN KEPERAWATAN

1. Data Dasar

12

Page 13: Pre Eklampsia Pada Kehamilan

LAPORAN PENDAHULUANPROGRAM PROFESI NERS PSIK FK UNSRI

KEPERAWATAN MATERNITAS

1) Umur biasanya sering terjadi pada primi gravida , < 20 tahun atau> 35 tahun

2) Riwayat kesehatan ibu sekarang : terjadi peningkatan tensi, oedema, pusing,

nyeri epigastrium, mual muntah, penglihatan kabur

3) Riwayat kesehatan ibus ebelumnya : penyakit ginjal, anemia, vaskuler esensial,

hipertensi kronik, DM

4) Riwayat kehamilan : riwayat kehamilan ganda, mola hidatidosa, hidramnion

serta riwayat kehamilan dengan pre eklamsia atau eklamsia sebelumnya

5) Pola nutrisi : jenis makanan yang dikonsumsi baik makanan pokok maupun

selingan

6) Psikososial spiritual : Emosi yang tidak stabil dapat menyebabkan kecemasan,

oleh karenanya perlu kesiapan moril untuk menghadapi resikonya

2. Pemeriksaan Fisik

1) Keadaan umum : lemah

2) Kepala : sakit kepala, wajah edema

3) Mata : konjungtiva sedikit anemis, edema padaretina

4) Abdomen  : nyeri daerah epigastrium, anoreksia,mual, dan muntah

5) Ekstermitas : edema pada kaki dan tangan juga pada jari-jari kaki

6) Sistempersarafan : hiper refleksia, klonus pada kaki

7) Genitourinaria : oliguria, proteinuria

8) Pemeriksaan janin     : bunyi jantung janin tidak teratur, gerakan janin

melemah.

3. Data Penunjang

1) Pemeriksaan darah lengkap dengan hapusan darah

2) Penurunan hemoglobin (nilai rujukan atau kadar normal hemoglobin untuk

wanita hamil adalah 12-14gr%)

3) Hematokrit meningkat (nilai rujukan 37-43 vol%)

4) Trombosit menurun (nilai rujukan 150-450 ribu/mm3

5) Urinalisis: ditemukan protein dalam urin

13

Page 14: Pre Eklampsia Pada Kehamilan

LAPORAN PENDAHULUANPROGRAM PROFESI NERS PSIK FK UNSRI

KEPERAWATAN MATERNITAS

6) Pemeriksaan fungsi hati : Bilirubin meningkat (N= <1 mg/dl), LDH (laktat

dehidrogenase) meningkat, Aspartat aminotransferase (AST) >60 ul, Serum

glutamat pirufat trasaminase (SGOT) meningkat (N= 6,7-8,7 g/dl)

7) Tes kimia darah: asam urat meningkat (N= 2,4-2,7 mg/dl)

8)  Pemeriksaan radiologi

Ultrasonografi: ditemukannya retardasi pertumbuhan janin intrauterus.

Pernapasan intrauterus lambat, aktivitas janin lambat, dan volume cairan

ketuban sedikit.

Kardiografi: diketahui denyut jantung bayi lemah

4. MasalahKeperawatan

1) Kelebihan volume cairan interstisial yang berhubungan dengan penurunan

tekanan osmotik, perubahan permeabilitas pembuluh darah.

2) Penurunan curah jantung yang berhubungan dengan hipovolemia/penurunan

aliran balik vena

3) Resiko cedera pada janin yang berhubungan dengan tidak adekuatnya perfusi

darah ke plasenta.

4) Resiko cedera pada ibu yang berhubungan dengan edema/hipoksia

jaringan,kelang tonik klonik

5. Tujuan dan Intervensi

Diagnosa Tujuan Intervensi Rasionalisasi

a.    Kelebihan

volume cairan

interstisial

yang

berhubungan

dengan

penurunan

Tupan:

Volume

cairan akan

kembali

seimbang

Tupen:

- Tekanan

Pantau dan catat

intake dan output

setiap hari.

Dengan memantau

intake dan output

diharapkan dapat

diketahui adanya

keseimbangan cairan

dan dapat diramalkan

keadaan dan

14

Page 15: Pre Eklampsia Pada Kehamilan

LAPORAN PENDAHULUANPROGRAM PROFESI NERS PSIK FK UNSRI

KEPERAWATAN MATERNITAS

tekanan

osmotik,

perubahan

permeabilitas

pembuluh

darah, serta

retensi sodium

dan air.

osmotic &

permeabiltas

pembuluh

darah normal

- Retensi

sodium & air

(-)

Pemantauan tanda-

tanda vital, catat

waktu pengisisan

kapiler (capillary

refill time-CRT).

Memantau atau

menimbang berat

badan ibu.Observasi

keadaan edema.

Berikan diet rendah

garam sesuia hasil

kolaborasi dengan

ahli gizi

Kaji distensi vena

jugularis dan perifer.

Kolaborasi dengan

kerusakan

glomerulus.

Dengan memantau

tanda-tanda vital dan

pengisian kapiler

dapat dijadikan

pedoaman untuk

penggantian cairan

atau menilai respons

dari kardiovaskuler.

Keadaan edema

merupakan indikator

keadaan cairan dalam

tubuh

Diet rendah garam

akan mengurangi

terjadinya kelebihan

cairan

Retensi cairan yang

berlebihan bisa

dimanifestasikan

dengan pelebaran

vena jugularis dan

edema perifer

Diuretik dapat

15

Page 16: Pre Eklampsia Pada Kehamilan

LAPORAN PENDAHULUANPROGRAM PROFESI NERS PSIK FK UNSRI

KEPERAWATAN MATERNITAS

dokter dalam

pemberian diuretik.

meningkatkan filtrasi

glomerulus dan

menghambat

penyerapan sodium

dan air dalam tubulus

ginjal.

Penurunan

curah

jantung yang

berhubungan

dengan

hipovolemi/pe

nurunan

aliaran balik

vena.

Tupan:

Curah jantung

normal

Tupen:

Aliranbalik

vena normal

Pemantauan nadi dan

tekanan darah.

Lakukan tirah baring

pada ibu dengan

posisi miring kiri.

Pemantauan

parameter

hemodinamik invasif

(kolaborasi).

Dengan memantau

nadi dan tekanan

darah dapat melihat

peningkatan volume

plasma, relaksasi

vaskular dengan

penurunan tahanan

perifer

Meningkatkan aliran

balik vena, curah

jantung, dan perfusi

ginjal.

Memberikan

gambaran akurat dari

perubahan vaskular

dan volume cairan.

Konstruksi vaskular

yang lama,

peningkatan dan

hemokonsentrasi,

serta perpindahan

cairan menurunkan

16

Page 17: Pre Eklampsia Pada Kehamilan

LAPORAN PENDAHULUANPROGRAM PROFESI NERS PSIK FK UNSRI

KEPERAWATAN MATERNITAS

Berikan obat

antihipertensi sesuai

kebutuhan

berdasarkan

kolaborasi dengan

dokter.

Pemantauan tekanan

darah dan obat

hipertensi.

curah jantung.

Obat antihipertensi

bekerja secara

langsung pada

arteriola untuk

meningkatkan

relaksasi otot polos

kardiovaskular dan

membantu

meningkatkan suplai

darah.

Mengetahui efek

samping yang terjadi

seperti takikardi, sakit

kepala, mual, muntah,

dan palpitasi.

Resiko cedera

pada

janin  yang

berhubungan

dengan tidak

adekuatnya

perfusi darah

ke plasenta.

Tupan:

Resiko cedera

dihindari

Tupen:

Perfusi darah

ke plasenta

lancar

Istirahatkan ibu. Dengan

mengistirahatkan ibu

diharapkan

metabolisme tubuh

menurun dan

peredaran darah

keplasenta menjadi

adekuat, sehingga

kebutuhan oksigen

untuk janin dapat

dipenuhi.

17

Page 18: Pre Eklampsia Pada Kehamilan

LAPORAN PENDAHULUANPROGRAM PROFESI NERS PSIK FK UNSRI

KEPERAWATAN MATERNITAS

Anjurkan ibu agar

tidur miring ke kiri.

Pantau tekanan darah

ibu.

Memantau bunyi

jantung janin.

Dengan tidur miring

ke kiri diharapkan

vena kava dibagian

kanan tidak tertekan

oleh uterus yang

membesar, sehingga

aliran darah ke

plasenta menjadi

lancar.

Dengan memantau

tekanan darah ibu

dapat diketahui

keadaan aliran darah

ke plasenta seperti

tekanan darah tinggi,

aliran darah ke

plasenta berkurang,

sehingga suplai

oksigen ke janin

berkurang.

Dengan memantau

bunyi jantung janin

dapat diketahui

keadaan jantung janin

lemah atau menurun

menandakan suplai

oksigen ke plasenta

berkurang, sehingga

18

Page 19: Pre Eklampsia Pada Kehamilan

LAPORAN PENDAHULUANPROGRAM PROFESI NERS PSIK FK UNSRI

KEPERAWATAN MATERNITAS

Beri obat hipertensi

setelah kolaborasi

dengan dokter.

dapat direncanakan

tindakan selanjutnya.

Dengan obat anti

hipertensi akan

menurunkan tonus

arterei dan

menyebabkan

penurunan afterload

jantung dengan

vasodilatasi pembuluh

darah, maka aliran

darah ke plasenta

menjadi adekuat.

Resiko cedera

pada ibu yang

berhubungan

dengan

edema/hipoksia

jaringan,kelang

tonik klonik

Tupan:

Resiko cedera

dihindari

Tupen:

Edema/

hipoksiajaringa

n dapat diatasi,

kejang tonik

klonik tidak

terjadi

Pantau tekanan darah

ibu.

Beri penjelasan cara

mengkaji dan

mencatat tekanan

darah, aktivitas janin,

Dengan memantau

tekanan darah ibu

dapat diketahui

keadaan aliran darah

ke plasenta seperti

tekanan darah tinggi,

aliran darah ke

plasenta berkurang,

sehingga suplai

oksigen ke janin

berkurang.

Mengobservasi dan

melakukan

ketrampilan baru

meningkatkan

19

Page 20: Pre Eklampsia Pada Kehamilan

LAPORAN PENDAHULUANPROGRAM PROFESI NERS PSIK FK UNSRI

KEPERAWATAN MATERNITAS

memeriksa protein

dalam air kemih,

edema, dan

menimbang berat

badan tiap hari

Diskusikan tanda dan

gejala bahaya dan

instruksikan klien

memberitahu dokter

segera bila ada

perubahan

kepercayaan diri dan

memberi kepastian.

Pengetahuan

memampukan klien

untuk menjadi mitra

kerja dalam

perawatan dirinya

sendiri; pengetahuan

menjadi dasar

pengambilan

keputusan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Bobak, Irene M, dkk. (2005). Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4. Jakarta:

EGC

20

Page 21: Pre Eklampsia Pada Kehamilan

LAPORAN PENDAHULUANPROGRAM PROFESI NERS PSIK FK UNSRI

KEPERAWATAN MATERNITAS

2. Roeshadi, R Haryono. (2006). Upaya Menurunkan Angka Kesakitan dan Angka

Kematian Ibu pada Penderita Preeklampsia dan Eklampsia. Medan: Universitas

Sumatera Utara

3. Pangemanan, Wim T. (2002). KomplikasiAkutpadaPreeklampsia. Palembang:

BagianObstetridanginekologi RSMH FK UNSRI

4. Rahajuningsih, Dharma, dkk. (2005). Disfungsi Endotel pada

Preeklampsia.Jakarta: DepartemenObstetridanGinekologi FK UI

5. Subakiri, Sri Bekti, dkk. (2008).Kadar MDA dan HSP 70 pada Plasenta Penderita

Preeklampsia. Jakarta: Departemen Fisiologi FK UI

6. Maryam. (2009). Hubungan antara Preeklampsia denganPersalinan Prematur di

RSUD Sukoharjo. Solo: Universitas Muhamadiyah Surakarta

7. Rasfanty. (2009). Hipertensi pada Kehamilan Preeklampsia Eklampsia. Diambil

pada 23 Maret 2011 dari http://dokterrosfanty.blogspot.com/2009/06/hipertensi-

pada-kehamilan-pre.html

21