Upload
eka-asia
View
219
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/28/2019 Portofolio Dbd - Copyintern
1/8
PORTOFOLIO
TETANUS
Oleh:
Ahillah Marisa, dr.
Pembimbing:
dr. Farid Al Hasan, Sp.PD FINASIM
dr. Syafri Syarfini
7/28/2019 Portofolio Dbd - Copyintern
2/8
Portofolio Kasus
No. ID dan Nama Peserta : Ahillah Marisa
No. ID dan Nama Wahana : RSUD Dr. Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro
Topik: Tetanus
Tanggal (kasus): 14 April 2013
Nama Pasien: Tn. S No RM: 340297
Tanggal Presentasi: 14 Mei 2013 Pendamping: dr. Farid Al Hasan, SpPD FINASIM
dr. Syafri Syarfini
Obyektif Presentasi:
Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka
Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil
Deskripsi: Laki-laki, 48 tahun mengeluh leher, punggung, perut, dan kedua kaki terasa kaku
sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit.
Tujuan: Mengoptimalkan penegakan diagnosis dan penatalaksanaan tetanus
Bahan bahasan Tinjauan
Pustaka
Riset Kasus Audit
Cara membahas Diskusi Presentasi dan
diskusi
E-mail Pos
Data pasien Nama: Tn. S No RM: 340297
Nama Klinik: RSUD Dr.
Sosodoro Djatikoesoemo
Bojonegoro
Telp :- Terdaftar sejak 14 April 2013
Data utama untuk bahan diskusi
1. Anamnesis
Pasien mengeluh leher, punggung, perut, dan kedua kaki terasa kaku sejak 1 minggu
sebelum MRS. Pasien mengeluh awalnya leher terasa kaku kemudian diikuti keluhan
kaku pada punggung, perut keras seperti papan, dan kaku pada kedua kaki. Pasien
masih bisa membuka mulut, dan tidak didapatkan keluhan sulit menelan. Tidak
didapatkan riwayat kejang. Riwayat demam sebelumnya disangkal. Nafsu makan
baik. BAK dan BAB tidak didapatkan keluhan.
2. Riwayat pengobatan
Belum pernah dibawa berobat untuk keluhan saat ini. Pasien juga tidak memiliki
riwayat mengonsumsi obat-obatan sebelumnya.
7/28/2019 Portofolio Dbd - Copyintern
3/8
3. Riwayat kesehatan/penyakit
Pasien belum pernah sakit seperti ini sebelumnya. Didapatkan riwayat kaki kanan
tertusuk kayu satu bulan yang lalu hingga bengkak dan mengeluarkan nanah.
4. Riwayat keluarga
Tidak ada keluarga yang memiliki keluhan seperti pasien.
5. Riwayat pekerjaan
Petani.
6. Kondisi lingkungan sosial dan fisik
Pasien sering tidak menggunakan alas kaki ketika keluar rumah.
7. Pemeriksaan Fisik (15 April 2013)
Keadaan umum : sedang
Kesadaran : GCS 456
Suhu badan : 37,1 C
Pernapasan : 20 x/menit
Nadi : 84 x/menit, teratur, dan kuat angkat
Kepala & leher : anemia (-), icterus (-), cyanosis (-), dyspnea (-), pembesaran KGB (-)trismus (-) buka mulut > 2 jari, kaku kuduk (+), risus sardonikus (-)
Thorax : simetris, bentuk normal, deformitas (-)
Cor : S1S2 tunggal, murmur (-), gallop (-), ictus cordis di ICS 5 midclavicular
line kiri
Pulmo: vesikuler/vesikuler, wheezing -/-, rhonchi -/-
Abdomen : flat, kaku seperti papan, BU (+) normal, nyeri tekan (-)
hepar/lien sulit dievaluasi
Extremitas : akral hangat kering merah, CRT < 2detik,
scar (+) di dorsum pedis dekstra
Daftar Pustaka:
Baum, Stephen G. 2008.Recommended Adult Immunization Schedule. Ann Intern Med Jan 6.
Farrar, Jeremy, et al. 1999. Tetanus. J Neurol Neurosurg Psychiatry 2000.
Kasper, Dennis et al. 2005. Harrisons Principles of Internal Medicine 16th ed. New York:
The McGraw-Hill.Taylor, Andrew Michael. 2006. Tetanus. Continuing Education in Anesthesia, Critical Care
7/28/2019 Portofolio Dbd - Copyintern
4/8
& PainVol. 6 Number 3.
The Australian Immunisation Handbook 9th Edition. Tetanus.
Hasil pembelajaran:
1. Diagnosis Tetanus
2. Derajat Penyakit Demam Berdarah Dengue pada Anak
3. Pengobatan Tetanus
7/28/2019 Portofolio Dbd - Copyintern
5/8
Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio Kasus
1. Subyektif
Pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan leher, punggung, perut, dan kedua kaki
terasa kaku sejak 1 minggu sebelum MRS. Pasien mengeluh awalnya leher terasa kaku
kemudian diikuti keluhan kaku pada punggung, perut keras seperti papan, dan kaku pada
kedua kaki. Pasien masih bisa membuka mulut, dan tidak didapatkan keluhan sulit
menelan. Tidak didapatkan riwayat kejang. Riwayat demam sebelumnya disangkal. Nafsu
makan baik. BAK dan BAB tidak didapatkan keluhan. Didapatkan riwayat kaki kanan
tertusuk kayu satu bulan yang lalu hingga bengkak dan mengeluarkan nanah.
2. Obyektif
Pada kasus ini diagnosis tetanus ditegakkan berdasarkan gejala klinis.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan kaku kuduk, perut keras seperti papan.
3. A s sesmen t
Kaku pada perut, leher, punggung, dan kedua kaki pada tetanus disebabkan oleh
tetanospasmin, yaitu toksin yang dihasilkan oleh kuman Clostridium tetani. Pada pasien
ini didapatkan riwayat kaki kanan tertusuk kayu satu bulan sebelumnya yang
memungkinkan menjadiport dentry bagi spora kuman Clostridium tetani. Spora kuman
tetanus yang ada di lingkungan dapat berubah menjadi bentuk vegetatif pada suasana
anaerob. Kuman ini kemudian akan membentuk toksin tetanospasmin yang dapat
menyebar ke motor end plate dan setelah masuk ke ganglioside akan dijalarkan secara
intraaksonal ke dalam sel saraf tepi, kemudian ke kornu anteriorspinal corddan akhirnya
menyebar ke susunan saraf pusat. Manifestasi klinis terutama disebabkan oleh pengaruh
toksin terhadap susunan saraf tepi dan pusat. Toksin tersebut akan mencegah rilis
neurotransmitter inhibisi yaitu GABA dan glisin, sehingga terjadi eksitasi terus menerus
dan spasme. Gejala awal tetanus dapat berupa kaku kuduk, sulit menelan, trismus akibat
kekakuan pada otot masseter, risus sardonikus akibat kekakuan pada otot mimik, atau bisa
juga kaku yang dimulai dari tempat masuk kuman. Kekakuan ini dapat meluas pada
7/28/2019 Portofolio Dbd - Copyintern
6/8
ekstremitas, otot-otot dada dan perut sehingga teraba keras seperti papan serta otot
punggung (opistotonus). Kejang spontan dapat terjadi bila toksin menyebar hingga ke
korteks serebri. Tetanospasmin juga dapat mempengaruhi sistem saraf otonom, sehingga
dapat terjadi gangguan pada pernapasan, metabolism, hemodinamik, hormonal, saluran
cerna, saluran kemih, dan neuromuskular.
Klasifikasi tetanus:
1. Local tetanus
Kaku dan spasme hanya terbatas pada otot di area luka.
2. Cephalic tetanus
Terjadi bila luka terdapat di area kepala, leher, atau telinga (otitis media). Umumnya
ditandai dengan cranial neve palsy (biasanya N. VII).
3. Generalized tetanus
Meliputi sekitar 80% dari kasus tetanus. Kekakuan dan spasme bisa terjadi di seluruh
tubuh.
4. Neonatal tetanus
Derajat tetanus:
Terdapat beberapa kriteria derajat tetanus, namun yang paling banyak digunakan adalah
cara penilaian dari Ablett:
- Grade 1 (mild)
Mild trismus, general spasticity, no respiratory compromise, no spasms, no dysphagia
- Grade 2 (moderate)
Moderate trismus, rigidity, short spasms, mild dysphagia, moderate respiratory
involvement, ventilator frequency >30
- Grade 3 (severe)
Severe trismus, generalized rigidity, prolonged spasms, severe dysphagia, apneic
spells, pulse >120, ventilator frequency >40
- Grade 4 (very severe)
Grade 3 with severe autonomic instability
Kriteria lain yang lebih sederhana adalah kriteria derajat tetanus Surabaya, yang
menitikberatkan pada perbedaan jenis kejang. Kriteria ini lebih memudahkan tenaga
medis dalam menangani kasus tetanus terutama karena perubahan derajat berat tetanus
7/28/2019 Portofolio Dbd - Copyintern
7/8
dapat terjadi sangat cepat sehingga dibutuhkan perubahan dosis antikonvulsan yan sesuai.
Derajat tetanus Surabaya:
- Derajat I (tetanus ringan)
Trismus (lebar 2 cm), kekakuan umum, tidak dijumpai kejang, tidak dijumpai
gangguan respirasi.
- Derajat II (tetanus sedang)
Trismus (lebar < 1 cm), kekakuan umum makin jelas, kejang rangsang.
- Derajat IIIA (tetanus berat)
Trismus berat (kedua baris gigi rapat), otot sangat spastis, kejang spontan, takipnea,
takikardi, apneic spell (spasme laring).
- Derajat IIIB (tetanus dengan gangguan saraf otonom)
Gangguan otonom berat, hipertensi berat dan takikardi, atau hipotensi dan bradikardi,
atau hipertensi berat, atau hipotensi berat.
Pada pasien ini didapatkan kaku pada leher, punggung, perut, dan kedua kaki. Pasien
masih bisa membuka mulut lebih dari 2 jari, serta tidak didapatkan kejang maupun
gangguan respirasi, sehingga tergolong tetanus ringan (derajat II).
4. PlanDiagnosis: -
Terapi:
- Dirawat di ruang isolasi
- Diet TKTP
- Inf. Ringer Laktat 14 tpm
- ATS 20.000 IU (i.m, skin test terlebih dahulu)
- Inj. Penicillin Procain 1,2 juta IU (i.v, skin test terlebih dahulu)
- Inj. Diazepam 3 x 1 ampul
Monitoring: vital sign, klinis
Edukasi:
- Waktu penyembuhan tetanus hingga sembuh sempurna memerlukan waktu yang
lama, dianjurkan rutin menggerakkan otot secara bertahap.
- Bila terdapat luka lakukan perawatan luka dengan baik agar tidak menjadi sumber
infeksi.
- Pencegahan dengan vaksin tetanus
7/28/2019 Portofolio Dbd - Copyintern
8/8
- Membiasakan menggunakan alas kaki bila keluar rumah