76
POLA ASUH ORANGTUA PADA ANAK JALANAN (Studi Anak Jalanan di Kecamatan Way Halim) (Skripsi) Oleh PUTRI PRASTIWI ANDRIANI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

POLA ASUH ORANGTUA PADA ANAK JALANAN (Studi Anak …digilib.unila.ac.id/54498/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Skripsi ini berjudul “Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Jalanan (Studi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: POLA ASUH ORANGTUA PADA ANAK JALANAN (Studi Anak …digilib.unila.ac.id/54498/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Skripsi ini berjudul “Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Jalanan (Studi

POLA ASUH ORANGTUA PADA ANAK JALANAN

(Studi Anak Jalanan di Kecamatan Way Halim)

(Skripsi)

Oleh

PUTRI PRASTIWI ANDRIANI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 2: POLA ASUH ORANGTUA PADA ANAK JALANAN (Studi Anak …digilib.unila.ac.id/54498/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Skripsi ini berjudul “Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Jalanan (Studi

ii

ABSTRACT

THE PARENTING STYLE ON THE STREET CHILDREEN

(Study of Street Childreen in Way Halim District)

by

Putri Prastiwi Andriani

This study aims to investigatehow parenting is given to the street children in Way

Halim District. This research employs a descriptive qualitative study. The place of

this research wasin Way Halim District, Bandar Lampung. The informants of this

study were the street children and their parents in Way Halim District. The data

collection techniques were interviews, observations, secondary data, and

literature review. The data analysis techniqueswere:analyzing data reduction,

data presentation, and drawing conclusions. The results of the research revealed

that the parents of the street children in Way Halim District give or apply

democraticparenting and neglectful parenting. In democratic parenting, parents

give attention, love, and time to their children. They give freedom to their children

butthey remain under the parental supervision. They also give strict rules to their

children. If their children make mistakes or break the rules, they will be given

apunishment. However, in neglectful parenting, parents tend to give less time to

their children. They give freedom to their children without giving any parental

supervision. Moreover, they do not give strict rules to children. Thus, when their

children break the rules or make mistakes, they do not give a punishment. This

study suggeststhat parents should not impose a family economy on their children

by allowing/makingthem to sell newspapers, tissue, and other things in public

places as to earn money is not their duty, but that is their parents’.

Keywords: Parenting patterns, Street Children

Page 3: POLA ASUH ORANGTUA PADA ANAK JALANAN (Studi Anak …digilib.unila.ac.id/54498/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Skripsi ini berjudul “Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Jalanan (Studi

iii

ABSTRAK

POLA ASUH ORANGTUA PADA ANAK JALANAN

(Studi Anak Jalanan di Kecamatan Way Halim)

Oleh

Putri Prastiwi Andriani

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pola asuh orangtua pada

anak jalanan di Kecamatan Way halim. Penelitian ini merupakan penelitian

deskripif kualitatif. Adapun lokasi penelitian adalah Kecamatan Way Halim

Bandar Lampung. Informan dalam penelitian ini merupakan anak jalanan dan

orangtuanya di Kecamatan Way Halim. Teknik pengumpulan data yaitu

wawancara, observasi, data sekunder dan studi pustaka. Teknik yang digunakan

untuk menganalisis data yakni reduksi data, penyajian data dan penarikan

kesimpulan. Hasil penelitian yang didapatkan tentang pola asuh orangtua pada

anak jalanan di Kecamatan Way halim yaitu orangtua menerapkan pola asuh

demokratis dan pola asuh penelantar. Pola asuh demokratis ini orangtua

memberikan perhatian, kasih sayang dan waktunya kepada anaknya. Orangtua

memberikan kebebasan namun tetap dalam pengawasan orangtua. Orangtua juga

memberikan peraturan yang tegas kepada anaknya, sehingga ketika anak

melanggar aturan atau melakukan kesalahan orangtua akan memberikan hukuman.

Sedangkan pola asuh penelantar ini orangtua kurang memberikan waktu kepada

anaknya. Orangtua memberikan kebebasan tanpa diberikan pengawasan. Orangtua

juga kurang memberikan peraturan yang tegas kepada anak, sehingga ketika anak

melanggar aturan atau melakukan kesalahan, orangtua tidak memberikan

hukuman. Saran penelitian ini adalah hendaknya orangtua tidak membebankan

perekonomian keluarga kepada sang anak dengan cara memperbolehkan anaknya

berjualan koran, tissue dan lainnya di tempat umum, karena mencari uang

merupakan tugas orangtua.

Kata kunci: Pola asuh orangtua, Anak Jalanan

Page 4: POLA ASUH ORANGTUA PADA ANAK JALANAN (Studi Anak …digilib.unila.ac.id/54498/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Skripsi ini berjudul “Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Jalanan (Studi

POLA ASUH ORANG TUA PADA ANAK JALANAN

(Studi Anak Jalanan di Kecamatan Way Halim)

Oleh

PUTRI PRASTIWI ANDRIANI

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar

SARJANA SOSIOLOGI

Pada

Jurusan Sosiologi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 5: POLA ASUH ORANGTUA PADA ANAK JALANAN (Studi Anak …digilib.unila.ac.id/54498/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Skripsi ini berjudul “Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Jalanan (Studi
Page 6: POLA ASUH ORANGTUA PADA ANAK JALANAN (Studi Anak …digilib.unila.ac.id/54498/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Skripsi ini berjudul “Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Jalanan (Studi
Page 7: POLA ASUH ORANGTUA PADA ANAK JALANAN (Studi Anak …digilib.unila.ac.id/54498/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Skripsi ini berjudul “Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Jalanan (Studi
Page 8: POLA ASUH ORANGTUA PADA ANAK JALANAN (Studi Anak …digilib.unila.ac.id/54498/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Skripsi ini berjudul “Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Jalanan (Studi

viii

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Putri Prastiwi Andriani,

dilahirkan pada tanggal 13 Oktober 1996 di Kota

Pringsewu. Penulis merupakan anak tunggal dari

pasangan Bapak Soda dan Ibu Eni Astuti. Alamat

penulis di Pekon Adiluwih, Kecamatan Adiluwih,

Kabupaten Pringsewu.

Pendidikan yang pernah ditempuh oleh penulis:

1. SD Negeri 2 Adiluwih Kecamatan Adiluwih Kabupaten Pringsewu yang

diselesaikan pada tahun 2008.

2. SMP Negeri 1 Adiluwih Kecamatan Adiluwih Kabupaten Pringsewu yang

diselesaikan pada tahun 2011

3. SMA Negeri 1 Pringsewu yang diselesaikan pada tahun 2014.

Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Lampung pada tahun 2014. Pada Januari 2017 penulis

melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Qurnia Mataram, Kecamatan

Seputih Mataram, Kabupaten Lampung Tengah. Dan melalui skripsi ini peneliti

akan segera menamatkan pendidikan jenjang S1.

Page 9: POLA ASUH ORANGTUA PADA ANAK JALANAN (Studi Anak …digilib.unila.ac.id/54498/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Skripsi ini berjudul “Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Jalanan (Studi

ix

MOTTO

“Sesungguhnya Allah telah menetapkan kebaikan atas segala sesuatu”

(HR. MUSLIM)

“Tuhan memberikan kamu hidup bukan karena kamu membutuhkannya

melainkan seseorang membutuhkanmu”

(Putri Prastiwi Andriani)

Page 10: POLA ASUH ORANGTUA PADA ANAK JALANAN (Studi Anak …digilib.unila.ac.id/54498/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Skripsi ini berjudul “Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Jalanan (Studi

x

Kupersembahkan karya kecilku ini kepada,

Allah SWT, Rabb semesta alam dengan harapan menjadi nilai ibadah di

sisiNya.

Harta terindah dalam hidup, kedua orangtuaku (mamak dan bapak) yang telah

melahirkan, membesarkan, merawat, mendidik, yang tak pernah lelah

membanting tulang untukku sehingga aku menjadi seperti sekarang ini.

Keluarga besarku yang aku sayangi yang telah memberikan dukungan dan

semangat.

Sahabat-sahabatku tersayang, yang telah memberikan insprirasi dan kenangan

yang begitu indah selama ini.

Alamamater tercinta, FISIP Universitas Lampung.

Page 11: POLA ASUH ORANGTUA PADA ANAK JALANAN (Studi Anak …digilib.unila.ac.id/54498/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Skripsi ini berjudul “Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Jalanan (Studi

xi

SANWACANA

Segala puji bagi Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya. Tiada daya dan upaya

serta kekuatan yang penulis miliki untuk dapat menyelesaikan skripsi ini selain

atas limpahan karunia dan anugerah-Nya. Sholawat serta salam senantiasa

dicurahkan kepada junjungan ilahi robbi, Nabi Besar Muhammad SAW yang

senantiasa kita nantikan syafa’atnya fiddini waddunnya ilal akhiroh.

Skripsi ini berjudul “Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Jalanan (Studi Anak

Jalanan di Kecamatan Way Halim)” merupakan salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Sosiologi di Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Lampung.

Penelitian skripsi ini tidak terlepas dari hidayah, karunia, bantuan, dukungan, doa,

kritik dan saran, serta bimbingan yang berasal dari berbagai pihak. Maka dari itu,

penulis mengucapkan rasa syukur dan terimakasih yang sebesar-besarnya,

khususnya kepada :

1. Allah SWT yang senantiasa memberikan karunia dan ridho-Nya, sehingga

penulis dapat menyelesaikan proses pendidikan dan penyusunan skripsi ini

dengan baik.

2. Kepada kedua orangtuaku Bapak Soda dan Ibu Eni Astuti yang selalu

memberikan nasihat, bimbingan, doa, dukungan dan kasih sayang tak

terhingga sampai saat ini, sehingga Putri bisa menyelesaikan studi sesuai

dengan harapan. Terima kasih atas perjuangan dan pengorbanan Bapak dan

Ibu tercinta untuk Putri sampai saat ini. Hanya doa dan usaha Putri untuk

Page 12: POLA ASUH ORANGTUA PADA ANAK JALANAN (Studi Anak …digilib.unila.ac.id/54498/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Skripsi ini berjudul “Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Jalanan (Studi

xii

dapat membahagiakan dan membanggakan kalian kedepannya kelak. Semoga

Allah Swt selalu memberikan kesehatan dan umur panjang untuk Bapak dan

Ibu, Amin. Loveyouuuuuuuuuuuuuuuu!!!!

3. Kepada keluarga besarku yang selalu memberikan dukungan, kritik dan saran,

serta semangat sampai saat ini sehingga Putri bisa menyelesaikan studi.

Semoga Allah Swt memberikan kesehatan selalu dan umum yang panjang,

amiin. Loveyouu!

4. Kepada Bapak Dr. Syarief Makhya selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Lampung.

5. Kepada Bapak Drs. Ikram, M.Si. selaku Ketua Jurusan Sosiologi Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung, yang sudah memberikan

motivasi, saran dan masukan untuk kelancaran studi Putri dan dalam

penyusunan skripsi ini serta menikmati prosesnya sampai selesai.

6. Kepada Bapak Teuku Fahmi, S.Sos., M.Krim. selaku Sekretaris Jurusan

Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung, yang

sudah membantu Putri berproses selama studi, serta memberikan kritik dan

saran dalam kelancaran skripsi ini.

7. Kepada Ibu Dewi Ayu Hidayati, S.Sos, M.Si. selaku pembimbing utama

dalam penyusunan skripsi ini, terimakasih banyak karena telah meluangkan

banyak waktu, tenaga, pikiran dan memberikan semangat kepada Putri untuk

bisa menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih sekali Ibu sudah sangat berjasa

dan memberikan banyak pelajaran kepada Putri, sejak awal bimbingan sampai

selesainya skripsi ini. Semoga Allah Swt selalu melimpahkan berkah kepada

Ibu dan keluarga, Amiin.

Page 13: POLA ASUH ORANGTUA PADA ANAK JALANAN (Studi Anak …digilib.unila.ac.id/54498/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Skripsi ini berjudul “Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Jalanan (Studi

xiii

8. Kepada Bapak Drs. I Gede Sidemen, M.Si selaku penguji utama dalam

penyusunan skripsi ini, terimakasih banyak atas semua kritik dan saran yang

telah Bapak berikan, sehingga skripsi ini menjadi lebih baik lagi. Terimakasih

sekali Bapak sudah sangat berjasa dan memberikan banyak pelajaran kepada

Putri, sejak awal sampai selesainya skripsi ini. Semoga Allah Swt selalu

melimpahkan berkah kepada Bapak dan keluarga, Aamiin.

9. Kepada Bapak dan Ibu Dosen serta staf Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

10. Kepada sahabat-sahabatku Gengs: Evita, Intan, Ariz, Inggar, Ira, Nova, Dina,

Bonita, Faiza, Evi, dan Trias. Terimakasih sudah menerima kebodohan dan

kepamrihan Putri selama ini, terimakasih sudah menerima segala keburukan

Putri selama ini. Maaf apabila selama ini aku suka menyebalkan, suka

nyusahin, suka ngeribetin, suka rempong dan suka pamrih. Sekali lagi

makasih untuk hari-hari yang selalu berakhir dengan canda tawa dan traktiran

ulang tahun haha, makasih semangatnya sampai sekarang. Pokoknya kalian

bener-bener sahabat yang gak ada fake nya sama sekali, kalo ngomong suka

basing-basing, menghina, dan mungkin bikin sakit hati haha. Sukses untuk

kita semua! Semoga kita tetap sama-sama sampai tua, amiinn. Love you!

11. Kepada sahabat-sahabatku Bidadari Syurga: Yemi Velentini dan Penti

Yulianti, terimakasih sudah menjadi sahabat yang paling pengertian, selalu

ada disaat kondisi apapun, selalu mengalah dan membimbing aku menjadi

lebih dewasa. Terimakasih kalian berdua selalu memberi support ke aku saat

aku mulai menyerah. Maafin semua segala kesalahan aku. Semoga kita akan

selalu menjadi sahabat sampai mau memisahkan kita, amiin. Love you!

Page 14: POLA ASUH ORANGTUA PADA ANAK JALANAN (Studi Anak …digilib.unila.ac.id/54498/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Skripsi ini berjudul “Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Jalanan (Studi

xiv

12. Kepada sahabat-sahabatku: Malla, Dita, Vini, dan Puspita, terimakasih

menjadi sahabat yang baik dari kita SMA, semoga kita akan tetap menjadi

sahabat selamanya. Amiin. Love you!

13. Kepada sahabat-sahabatku Ydongers: Yemi, Inggar, Indah, Fitri, Shely,

Winda, Eva, Nawang, dan Leni terimakasih menjadi sahabat yang selalu

menerima segala kekurangan Putri. Semoga kita akan selalu menjadi sahabat

selamanya. Amiin. Love you!

14. Kepada sahabatku yang menemaniku melakukan penelitian: penti, nova, ira.

Terimakasih atas bantuan kalian sehingga Putri bisa menyelesaikan skripsi,

rela panas-panasan, rela keujanan, rela malem-malem keliling cari anak

jalanan. Gak ada yang bisa Putri ucapkan lagi selain kata Terimakasih yang

sebesar-besarnya. Semoga kita akan terus menjadi sahabat, aminn. Loveyou!

15. Kepada teman-teman seperjuanganku Sosiologi 2014: Yula, Dian, Denita,

Rejeki, Ajeng, Eri, Dina Melan, dan yang lainnya. Sukses untuk kita semua!

Semoga Sosiologi 2014 sampai kapanpun tetap solid! Salam peluk dan jabat

erat untuk kalian semua, yang terlalu panjang untuk disebutkan satu persatu

nama-namanya. Love you!

16. Kepada teman, adik, kakak sekaligus keluarga Asrama Putri Starla: Yemi,

Penti, Mba Dian, Mba Tri, Mba Fullin, Winda, Novi. Terimakasih atas

dukungan yang telah kalian berikan, terimakasih sudah menjadi keluarga

selama 4 tahun saya tinggal disana. Semoga kita selalu bahagia, amiin.

17. Kepada teman-teman KKN Periode 1 Unila 2017 Desa Qurnia Mataram:

Davina, Dita, Zelviana, Diva, Yudi dan Wafer. Terimakasih atas cerita selama

Page 15: POLA ASUH ORANGTUA PADA ANAK JALANAN (Studi Anak …digilib.unila.ac.id/54498/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Skripsi ini berjudul “Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Jalanan (Studi

xv

KKN, ayok geh pada ngumpul lagi haha. Jangan pance terus haha. Semoga

kita semua akan menjadi orang yang sukses. Aamiin.

18. Kepada seluruh pihak yang sudah banyak membantu proses Putri

menyelesaikan skripsi ini, khususnya kepada anak-anak jalanan dan orangtua

anak jalanan Kecamatan Way Halim yang telah membantu Putri dalam proses

penelitian ini, terimakasih. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan

rahmat dan hidayah untuk kalian, amiinn.

Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan dan

kesalahan. Akhirnya, semoga skripsi ini dapat memberikan penambahan wawasan

bagi para pembaca, serta dapat dijadikan referensi bagi penelitian yang dilakukan

di masa yang akan datang terkait dengan pola asuh orangtua pada anak jalanan.

Bandar Lampung, Oktober 2018

Tertanda,

Putri Prastiwi Andriani

NPM. 1416011078

Page 16: POLA ASUH ORANGTUA PADA ANAK JALANAN (Studi Anak …digilib.unila.ac.id/54498/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Skripsi ini berjudul “Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Jalanan (Studi

xvi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

ABSTRACT .................................................................................................... ii

ABSTRAK ...................................................................................................... iii

COVER DALAM ........................................................................................... iv

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... v

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ vi

SURAT PERNYATAAN ............................................................................... vii

RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ viii

MOTTO .......................................................................................................... ix

PERSEMBAHAN ........................................................................................... x

SANWACANA ............................................................................................... xi

DAFTAR ISI ................................................................................................... xvi

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xviii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xix

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah............................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 8

C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 8

D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Pola Asuh ..................................................................... 10

B. Tinjauan Tentang Anak Jalanan ................................................................ 19

Page 17: POLA ASUH ORANGTUA PADA ANAK JALANAN (Studi Anak …digilib.unila.ac.id/54498/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Skripsi ini berjudul “Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Jalanan (Studi

xvii

C. Penelitian Terdahulu ................................................................................. 25

D. Kerangka Berpikir……………….……………...………………………. 27

III.METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian .......................................................................................... 31

B. Fokus Penelitian ....................................................................................... 31

C. Lokasi Penelitian ........................................................................................ 32

D. Penentuan Informan ................................................................................... 33

E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 34

F. Teknik Analisis Data .................................................................................. 38

IV.GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Kecamatan Way Halim .............................................................................. 41

B. Keadaan Geografis Kecamatan Way Halim ............................................. 42

C. Keadaan Demografis Kecamatan Way Halim .......................................... 43

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Karakteristik Informan ............................................................................... 52

B. Hasil Data Wawancara ............................................................................... 58

C. Analisis Pola Asuh Orangtua pada Anak Jalanan di Kecamatan

Way Halim ............................................................................................... 101

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ................................................................................................ 104

B. Saran .......................................................................................................... 105

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 18: POLA ASUH ORANGTUA PADA ANAK JALANAN (Studi Anak …digilib.unila.ac.id/54498/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Skripsi ini berjudul “Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Jalanan (Studi

xviii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Daftar Informan ................................................................................. 35

Tabel 2. Tinggi rata-rata dari permukaan laut dan luas Daerah menurut Kelurahan

di Kecamatan Way Halim ................................................................................ 42

Tabel 3. Jenis Kelamin Penduduk per Kelurahan di Kecamatan Way Halim . 43

Tabel 4. Tingkat Pendidikan Masyarakat Kecamatan Way Halim .................. 44

Tabel 5. Wajib Belajar 9 tahun Kecamatan Way Halim .................................. 46

Tabel 6. Mata Pencaharian Pokok Kecamatan Way Halim ............................. 46

Tabel 7. Pengangguran pada Masyarakat Kecamatan Way Halim .................. 48

Tabel 8. Kesejahteraan Keluarga Kecamatan Way Halim ............................... 49

Tabel 9. Agama atau Aliran Kepercayaan Kecamatan Way Halim ................. 50

Page 19: POLA ASUH ORANGTUA PADA ANAK JALANAN (Studi Anak …digilib.unila.ac.id/54498/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Skripsi ini berjudul “Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Jalanan (Studi

xix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Peta Wilayah Kecamatan Way Halim ............................................ 51

Page 20: POLA ASUH ORANGTUA PADA ANAK JALANAN (Studi Anak …digilib.unila.ac.id/54498/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Skripsi ini berjudul “Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Jalanan (Studi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Anak adalah generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa, yang memiliki peran

strategis dan ciri serta sifat-sifat khusus yang menjamin kelangsungan eksistensi

bangsa dan negara pada masa depan. Oleh karena itu potensi anak perlu

dikembangkan semaksimal mungkin serta mereka perlu dilindungi dari berbagai

tindak kekerasan dan diskriminasi agar hak-hak anak dapat terjamin dan terpenuhi

sehingga mereka dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara

optimal sesuai dengan kemampuannya, demi terwujudnya anak Indonesia yang

berkualitas, berakhlak mulia, dan sejahtera.

Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 tentang

perubahan atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan

Anak, menimbang : a) bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia menjamin

kesejahteraan tiap warga negaranya, termasuk perlindungan terhadap hak anak

yang merupakan hak asasi manusia; b) bahwa setiap anak berhak atas

kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari

kekerasan dan diskriminasi sebagaimana diamankan dalam Undang-undang Dasar

Negara Indonesia Tahun 1945; c) bahwa anak sebagai tunas, potensi, dan generasi

Page 21: POLA ASUH ORANGTUA PADA ANAK JALANAN (Studi Anak …digilib.unila.ac.id/54498/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Skripsi ini berjudul “Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Jalanan (Studi

2

muda penerus cita-cita perjuangan bangsa memiliki peran strategis, ciri, dan sifat

khusus sehingga wajib dilindungi dari segala bentuk perlakuan tidak manusiawi

yang mengakibatkan terjadinya pelanggaran hak asasi manusia; d) bahwa dalam

rangka meningkatkan perlindungan terhadap anak perlu dilakukan penyesuaian

terhadap beberapa ketentuan dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002

tentang Perlindungan Anak; e) bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d perlu membentuk undang-

undang tentang perubahan atas undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang

Perlindungan Anak.

Seperti yang dikemukakan, menurut undang-undang di atas, anak memiliki hak

untuk dilindungi dan mendapakan kasih sayang. Perihal memenuhi hak anak,

maka orangtua harus memberikan pola asuh yang baik dan benar pada anak-

anaknya. Pola asuh terdiri dari dua kata, yaitu pola dan asuh. Menurut Kamus

Besar Bahasa Indonesia (tahun 2008) bahwa pola adalah model, sistem, atau cara

kerja, sedangkan asuh adalah menjaga, merawat, mendidik, membimbing,

membantu, melatih, dan sebagainya. Jadi pola asuh orangtua merupakan cara

orangtua mendidik, mengasuh, merawat, menjaga, membimbing, melatih maupun

membantu anaknya untuk mencapai proses kedewasaan.

Menurut Santrock (dalam Aroasih, 2011) pola asuh dibedakan menjadi 4 macam,

yaitu pola asuh otoriter, pola asuh permisif, pola asuh demokratis, dan pola asuh

penelantar. Pola asuh otoriter merupakan pola asuh dimana orangtua tidak

memberikan kesempatan pada anak untuk mengemukakan pendapat dan tidak

memberikan kebebasan apapun kepada anaknya. Meskipun orangtua memberikan

Page 22: POLA ASUH ORANGTUA PADA ANAK JALANAN (Studi Anak …digilib.unila.ac.id/54498/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Skripsi ini berjudul “Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Jalanan (Studi

3

perhatian kepada anaknya, namun disini orangtua terlalu tinggi memberi tuntutan

kepada anaknya atau dengan kata lain orangtua sangat menekan perilaku serta

keinginan anak dalam mengikuti kehendak orangtuanya. Orangtua sangat

menerapkan peraturan yang ketat, ketika anak melanggar maka anak akan diberi

hukuman, agar anak tidak melakukan kesalahan lagi biasanya orangtua tidak

segan-segan memberikan hukuman fisik kepada anaknya.

Sedangkan pola asuh permisif ini orangtua kurang memberikan perhatian dan

pengawasan kepada anaknya. Tetapi orangtua memberikan kebebasan kepada

anak tanpa ada batasan dan tanpa ada pengawasan dari orangtuanya. Aturan yang

dibuat orangtuanya juga kurang tegas, sehingga anak sering melanggar aturan

orangtuanya, dan ketika anak melakukan kesalahan atau melanggar aturan

orangtua tidak memarahi anaknya. Orangtua yang menerapkan pola asuh ini

sangat memanjakan sang anak, orangtua tidak hanya memberikan hadiah kepada

anak ketika anak berprestasi, tetapi jika anak menginginkan sesuatu maka

orangtua akan memberikannya. Orangtua disini beperan sebagai pemberi fasilitas,

artinya segala sesuatu yang diinginkan sang anak akan diberikan oleh

orangtuanya.

Sedangkan pola asuh demokratis ini orangtua memberikan perhatian dan kasih

sayang kepada anaknya. Antara orangtua dan anak memiliki kedudukan yang

dianggap sejajar. Dalam hal ini artinya anak diberi kebebasan yang bertanggung

jawab artinya orangtua member kebebasan kepada anak namun tetap harus

dibawah pengawasan orangtua. Meskipun orangtua memberikan kebebasan

kepada anak, orangtua juga memberikan peraturan yang tegas kepada anaknya.

Page 23: POLA ASUH ORANGTUA PADA ANAK JALANAN (Studi Anak …digilib.unila.ac.id/54498/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Skripsi ini berjudul “Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Jalanan (Studi

4

Pada pola asuh ini orangtua memberikan hukuman hanya apabila anak berperilaku

salah dan jika anak berprestasi anak diberi hadiah atau pujian. Orangtua juga akan

memberikan hukuman kepada anak hanya apabila anak melakukan kesalahan. Hal

ini dilakukan agar anak tidak melakukan kesalahannya lagi.

Sedangkan pola asuh penelantar, pola asuh ini orangtua kurang meemperhatikan

perkembangan anak. Anak diberi kebebasan oleh orangtuanya tanpa ada

pengawasan dari orangtuanya. Peraturan yang diberikan kurang tegas kepada

anaknya, sehingga jika sang anak melanggar peraturan maka orangtua tidak akan

memberikan hukuman. Orangtua kurang memberikan waktu untuk anaknya.

Waktu banyak digunakan untuk keperluan pribadi mereka seperti bekerja atau

kesibukan yang lainnya. Tidak hanya kurang perhatian dan waktu yang diberikan

kepada anaknya, orangtua juga sangat minim memberikan uang kepada anaknya.

Ketika anak berprestasi atau melakukan hal baik orangtua tidak memberikan

hadiah kepada anaknya.

Namun tidak semua anak mendapatkan hak-hak anak yang tertera dalam undang-

undang tersebut dan mendapatkan pola asuh yang baik dan benar oleh orang

tuanya. Banyak anak yang kurang beruntung karena terpaksa mengisi aktivitas

hidupnya untuk mencari uang agar bisa membantu kebutuhan ekonomi

keluarganya yang kurang tercukupi. Kondisi anak yang belum memiliki cukup

keterampilan membuat mereka memilih pekerjaan di ranah marjinal, yakni

jalanan. Banyak dari mereka yang bekerja sebagai penjual koran, tukang parkir,

penjual tissue, penjual rokok, dan lain sebagainya.

Page 24: POLA ASUH ORANGTUA PADA ANAK JALANAN (Studi Anak …digilib.unila.ac.id/54498/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Skripsi ini berjudul “Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Jalanan (Studi

5

Anak jalanan terlahir dari keterpurukan kondisi ekonomi keluarga yang memaksa

anak turut bekerja. Anak Jalanan menurut Departemen Sosial Republik Indonesia

tahun 1995 (dalam Purwoko, 2013) didefinisikan sebagai anak yang

menghabiskan sebagian besar waktunya untuk melakukan kegiatan hidup sehari-

hari dijalanan, baik untuk mencari nafkah atau berkeliaran di jalan dan tempat-

tempat umum lainnya. UNICEF (dalam Purwoko, 2013) mendefinisikan anak

jalanan sebagai those who have abandoned their home, school, and immediate

communities before they are sixteen yeas of age have drifted into a nomadic street

life (anak-anak berumur di bawah 16 tahun yang sudah melepaskan diri dari

keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat terdekat, larut dalam kehidupan

yang berpindah-pindah). Anak jalanan merupakan anak yang sebagian besar

menghabiskan waktunya untuk mencari nafkah atau berkeliaran di jalanan atau

tempat-tempat umum lainnya. Hidup menjadi anak jalanan bukanlah pilihan yang

menyenangkan, melainkan keterpaksaan yang harus mereka terima karena adanya

sebab tertentu.

Subakri (dalam Bagong, 2003) membedakan tiga kelompok tipe anak jalanan,

yaitu children on the street, children of the street, children from families of the

street. Pertama, children on the street, yaitu anak-anak yang mempunyai kegiatan

ekonomi sebagai pekerja anak di jalan, namun masih mempunyai hubungan kuat

dengan orangtua mereka. Kedua, children of the street, yaitu anak-anak yang

berpartisipasi penuh di jalanan, baik secara sosial maupun ekonomi. Beberapa

diantara mereka masih mempunyai hubungan dengan orangtuanya, tetapi

frekuensi pertemuan mereka tidak menentu. Ketiga, children from families of the

street, yaitu anak-anak yang berasal dari keluarga yang hidup di jalanan.

Page 25: POLA ASUH ORANGTUA PADA ANAK JALANAN (Studi Anak …digilib.unila.ac.id/54498/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Skripsi ini berjudul “Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Jalanan (Studi

6

Fenomena anak jalanan di Indonesia merupakan masalah sosial yang dari dulu

sulit untuk dipecahkan. Anak jalanan sampai saat ini masih berkeliaran di jalanan

untuk mencari uang. Seperti yang dikutip dari Kementerian Sosial, Khofifah Indar

Parawansa dalam Deklarasi Menuju Indonesia Bebas Anak Jalanan (2017), Beliau

menjelaskan:

“Anak jalanan masih merupakan masalah kesejahteraan sosial yang serius di

Indonesia. Jumlah anak jalanan tahun 2015 sebanyak 33.400 anak tersebar di 16

Provinsi. Sedangkan anak jalanan yang mendapatkan layanan Program

Kesejahteraan Sosial Anak (PKSA) baru mencapai 6.000 pada 2016. Situasi dan

kondisi jalanan sangat keras dan membahayakan bagi kehidupan anak-anak.

Ancaman kecelakaan, eksploitasi, penyakit, kekerasan, perdagangan anak, dan

pelecehan seksual sering mereka alami. Kondisi ini juga sangat rentan terhadap

pelanggaran bagi hak anak yang menjadi komitmen nasional maupun

internasional.” (Poskotanews.com 2016).

Hampir semua kota di Indonesia terdapat anak jalanan, salah satunya yaitu Kota

Bandar Lampung. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kota Bandar Lampung

pada tahun 2014 tentang banyaknya penyandang masalah kesejahteraan sosial di

Kota Bandar Lampung tercatat jumlah anak jalanan sebanyak 64, anak terlantar

sebanyak 267, gelandangan atau pengemis sebanyak 98 dan pemulung 231.

Salah satu kota di Bandar Lampung yang banyak anak jalanan yaitu di Kecamatan

Way Halim. Menurut hasil riset berupa observasi yang dilakukan oleh peneliti,

bahwa banyak anak-anak yang berjualan koran, tissue, mengelap kaca mobil,

Page 26: POLA ASUH ORANGTUA PADA ANAK JALANAN (Studi Anak …digilib.unila.ac.id/54498/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Skripsi ini berjudul “Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Jalanan (Studi

7

mengemis, mengamen dan lain sebagainya di tempat-tempat umum seperti lampu

merah dan pom bensin.

Seharusnya mencari uang adalah tugas orangtua, bagaimanapun kondisi ekonomi

orangtua, anak tetap harus mendapatkan pendidikan yang layak, mendapatkan

kasih sayang, mendapatkan perlindungan dan mendapatkan hak-hak anak lainnya.

Karena pada dasarnya tugas orangtua adalah memberikan pola asuh dengan cara

merawat, mendidik, membimbing, serta mendisplinkan anak untuk menjadi

mandiri dan sukses untuk kedepannya.

Seperti yang dilansir berita online, aksi anak jalanan membawa gelas air mineral

meminta-minta kepada pengendara sepeda motor dan mobil saat lampu merah.

Bahkan, ada yang langsung melakukan pembersihan mobil tanpa persetujuan

terlebih dahulu, setelah itu mereka meminta imbalan. (Republika.co.id. 2016).

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh Noprianto

tahun 2017 tentang “Pola Asuh Orangtua Anak Jalanan di Kota Makassar”, yaitu

alasan bagi orangtua menyuruh anaknya menjadi anak jalanan di Kota Makassar,

yaitu: (1) agar anak dapat membantu meringankan beban ekonomi keluarga, baik

kebutuhan pokok maupun kebutuhan sekolah anak itu sendiri dari hasil yang

didapatkannya, (2) orangtua menginginkan anak mandiri sejak dari kecil, (3) anak

lebih mudah mendapatkan uang di jalanan dibandingkan dengan orangtuanya, (4)

pengaruh lingkungan atau ikut-ikutan sama tetangga yang memang terlebih

dahulu menyuruh anaknya menjadi anak jalanan. Pola asuh yang diterapkan oleh

orangtua anak jalanan di Kota Makassar adalah pola asuh yang cenderung otoriter.

Dikatakan menerapkan pola asuh otoriter karena orangtua memaksakan

Page 27: POLA ASUH ORANGTUA PADA ANAK JALANAN (Studi Anak …digilib.unila.ac.id/54498/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Skripsi ini berjudul “Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Jalanan (Studi

8

kehendaknya kepada anaknya. Kehendak orangtua lebih diutamakan dari pada apa

yang diinginkan atau dikehendaki oleh anak. Orangtua pun memarahi anaknya

saat membantah terhadap perintahnya. Bahkan, anak tidak diberikan kesempatan

untuk mengemukakan apa yang diinginkannya.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik mengkaji lebih dalam tentang

pola asuh orang tua pada anak jalanan di Kecamatan Way Halim.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telat dikemukakan di atas, maka rumusan

masalah penelitian ini yaitu:

Bagaimana pola asuh orangtua pada anak jalanan di Kecamatan Way Halim ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini yaitu:

Untuk mengetahui bagaimana pola asuh orangtua pada anak jalanan di di

Kecamatan Way Halim.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat member manfaat baik, secara teoritis

maupun secara praktis :

1. Manfaat Teoritis, hasil penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi

pemikiran bagi pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya Sosiologi

Keluarga.

Page 28: POLA ASUH ORANGTUA PADA ANAK JALANAN (Studi Anak …digilib.unila.ac.id/54498/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Skripsi ini berjudul “Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Jalanan (Studi

9

2. Manfaat Praktis, hasil penelitian ini dapat memberikan masukan kepada

masyarakat umum untuk menambah pengetahuan tentang bagaimana

menerapkan bentuk pola asuh yang tepat kepada anak.

Page 29: POLA ASUH ORANGTUA PADA ANAK JALANAN (Studi Anak …digilib.unila.ac.id/54498/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Skripsi ini berjudul “Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Jalanan (Studi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Pola Asuh

1. Definisi Pola Asuh Orangtua

Pola asuh terdiri dari dua kata, yaitu pola dan asuh. Menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia (tahun 2008) bahwa pola adalah model, sistem, atau cara kerja, sedangkan

asuh adalah menjaga, merawat, mendidik, membimbing, membantu, melatih, dan

sebagainya. Kohn (dalam Isni, 2014) mengemukakan pola asuh merupakan sikap

orangtua dalam berhubungan dengan anaknya. Sikap ini dapat dilihat dari berbagai

segi, antara lain dari cara orangtua memberikan pengaturan kepada anak, cara

memberikan hadiah dan hukuman, cara orangtua menunjukkan otoritas, dan cara

orangtua memberikan perhatian, serta tanggapan terhadap keinginan anak.

Pola asuh orangtua merupakan interaksi antara anak dan orangtua selama

mengadakan kegiatan pengasuhan. Orangtua mempunyai peran yang sangat penting

dalam menjaga, mengajar, mendidik, serta memberi contoh bimbingan kepada anak-

anak untuk mengetahui, mengenal, mengerti dan akhirnya dapat menerapkan tingkah

laku yang sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma yang ada dalam masyarakat.

Page 30: POLA ASUH ORANGTUA PADA ANAK JALANAN (Studi Anak …digilib.unila.ac.id/54498/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Skripsi ini berjudul “Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Jalanan (Studi

11

Pola asuh yang ditanamkan tiap keluarga berbeda dengan keluarga lainnya. Hal ini

tergantung dari pandangan pada diri tiap orangtua (Gunarsa dalam Ruth, 2015).

Hetherington & Whiting (dalam Nanda, 2017) menyatakan bahwa pola asuh anak

sebagai proses interaksi total antara orangtua dengan anak, seperti proses

pemeliharaan, pemberian makan, membersihkan, melindungi dan proses sosialisasi

anak dengan lingkungan sekitar. Orangtua akan menerapkan pola asuh yang terbaik

bagi anaknya dan orangtua akan menjadi contoh bagi anaknya.

Dengan demikian berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pola

asuh orang tua adalah suatu proses interaksi antara orang tua dan anak, yang meliputi

kegiatan seperti merawat, mendidik, membimbing, serta mendisplinkan dalam

mencapai proses kedewasaan.

2. Jenis-jenis Pola Asuh Orangtua

Menurut Santrock (dalam Aroasih, 2011) pola asuh antara lain pola asuh otoriter,

pola asuh demokratis, pola asuh permisif dan pola asuh penelantar. Adapun

penjelasan lebih lanjut mengenai keempat pola asuh tersebut adalah sebagai berikut:

a. Pola Asuh Otoriter

Pola asuh ini lebih menekankan segala aturan orangtua harus ditaati oleh anak-

anaknya. Supaya taat, orangtua tidak segan-segan menerapkan hukuman yang keras

kepada anaknya. Ciri-ciri dari pola asuh otoriter sebagai berikut:

Page 31: POLA ASUH ORANGTUA PADA ANAK JALANAN (Studi Anak …digilib.unila.ac.id/54498/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Skripsi ini berjudul “Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Jalanan (Studi

12

1. Orangtua memberikan perhatian kepada anaknya

2. Orangtua menekankan segala aturan orangtua harus ditaati oleh anak

3. Orangtua tidak memberikan kebebasan pada anak

4. Orangtua akan memberikan hukuman jika melakukan kesalahan atau melanggar

aturan, hukuman yang dilakukan berupa hukuman fisik

5. Orangtua akan memberikan hadiah jika anak berprestasi

Pola asuh otoriter merupakan pola asuh dimana orangtua tidak memberikan

kesempatan pada anak untuk mengemukakan pendapat dan tidak memberikan

kebebasan apapun kepada anaknya.

Meskipun orangtua memberikan perhatian kepada anaknya, namun disini orangtua

terlalu tinggi memberi tuntutan kepada anaknya atau dengan kata lain orangtua sangat

menekan perilaku serta keinginan anak dalam mengikuti kehendak orangtuanya.

Orangtua sangat menerapkan peraturan yang ketat, ketika anak melanggar maka anak

akan diberi hukuman, agar anak tidak melakukan kesalahan lagi biasanya orangtua

tidak segan-segan memberikan hukuman fisik kepada anaknya.

Pada pola asuh ini anak dituntut berprestasi dan disiplin sesuai kemauan orangtua.

Orangtua terlalu mengekang anaknya. Jika anak berprestasi maka orangtua akan

memberikan hadiah.

Pola asuh ini biasanya anak menjalankan tugas dan disiplin karena takut hukuman,

anak cenderung kurang percaya diri dan tidak pandai bersosialisasi.

Page 32: POLA ASUH ORANGTUA PADA ANAK JALANAN (Studi Anak …digilib.unila.ac.id/54498/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Skripsi ini berjudul “Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Jalanan (Studi

13

b. Pola Asuh Pemisif

Pada pola asuh ini orangtua memberikan kebebasan kepada anaknya tanpa ada

batasan dan aturan dari orangtuanya. Karena kebebasan yang tidak ada batasan,

biasanya anak dapat berbuat sekehendak hatinya tanpa ada kontrol dari orangtua.

Ciri-ciri dari pola asuh permisif adalah sebagai berikut:

1. Orangtua memberikan kebebasan kepada anak tanpa batasan

2. Orangtua kurang memberikan aturan yang tegas kepada anaknya

3. Orangtua tidak menghukum anaknya meski anak melanggar aturan

4. Orangtua kurang memperhatikan perkembangan anaknya

5. Orangtua akan memberikan hadiah kepada anak jika anak berprestasi maupun jika

anak tidak berprestasi

Pada pola pengasuhan ini orangtua kurang memberikan perhatian dan pengawasan

kepada anaknya. Tetapi orangtua memberikan kebebasan kepada anak tanpa ada

batasan dan tanpa ada pengawasan dari orangtuanya. Aturan yang dibuat orangtuanya

juga kurang tegas, sehingga anak sering melanggar aturan orangtuanya, dan ketika

anak melakukan kesalahan atau melanggar aturan orangtua tidak memarahi anaknya.

Orangtua yang menerapkan pola asuh ini sangat memanjakan sang anak, orangtua

tidak hanya memberikan hadiah kepada anak ketika anak berprestasi, tetapi jika anak

menginginkan sesuatu maka orangtua akan memberikannya. Orangtua disini beperan

sebagai pemberi fasilitas, artinya segala sesuatu yang diinginkan sang anak akan

diberikan oleh orangtuanya.

Page 33: POLA ASUH ORANGTUA PADA ANAK JALANAN (Studi Anak …digilib.unila.ac.id/54498/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Skripsi ini berjudul “Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Jalanan (Studi

14

Pola asuh ini membuat anak menjadi pribadi yang egois atau mementingkan diri

sendiri dan mengedepankan pemuasan nafsu. Selain itu, anak akan menjadi pribadi

yang manja dan rendah dalam prestasi karena anak akan mudah menyerah.

c. Pola Asuh Demokratis

Pola asuh demokratis adalah gabungan antara pola asuh permisif dan otoriter dengan

tujuan untuk menyeimbangkan pemikiran, sikap dan tindakan antara anak dan

orangtua.

Ciri-ciri pola asuh demokratis adalah sebagai berikut:

1. Orangtua memberikan perhatian kepada anaknya

2. Orangtua memberikan peraturan yang tegas kepada anaknya

3. Orangtua memberikan kebebasan kepada anak namun masih tetap dalam

pengawasan orangtuanya

4. Orangtua akan member hukuman hanya apabila anak melakukan kesalahan

5. Orangtua memberikan hadiah atau pujian jika anak berperilaku baik atau

berprestasi

Pada pola asuh ini orangtua memberikan perhatian dan kasih sayang kepada anaknya.

Antara orangtua dan anak memiliki kedudukan yang dianggap sejajar. Dalam hal ini

artinya anak diberi kebebasan yang bertanggung jawab artinya orangtua member

kebebasan kepada anak namun tetap harus dibawah pengawasan orangtua. Meskipun

orangtua memberikan kebebasan kepada anak, orangtua juga memberikan peraturan

yang tegas kepada anaknya.

Page 34: POLA ASUH ORANGTUA PADA ANAK JALANAN (Studi Anak …digilib.unila.ac.id/54498/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Skripsi ini berjudul “Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Jalanan (Studi

15

Pada pola asuh ini orangtua memberikan hukuman hanya apabila anak berperilaku

salah dan jika anak berprestasi anak diberi hadiah atau pujian. Orangtua juga akan

memberikan hukuman kepada anak hanya apabila anak melakukan kesalahan. Hal ini

dilakukan agar anak tidak melakukan kesalahannya lagi.

Pengaruh pola asuh demokratis pada anak adalah anak akan menjadi seorang individu

yang mandiri, anak lebih kreatif, dan tidak takut akan membuat kesalaham. Dengan

demikian rasa percaya diri pada anak akan menjadi berkembang dengan baik, dan

anak akan memiliki rasa tanggung jawab terhadap tindakan-tindakannya.

d. Pola Asuh Penelantar

Pola asuh ini umumnya orangtua kurang memberikan perhatian terhadap anaknya.

Orangtua juga kurang memberikan waktu untuk anaknya dikarenakan sibuk dengan

urusannya.

Ciri-ciri pola asuh penelantar adalah sebagai berikut:

1. Orangtua kurang memperhatikan perkembangan anaknya

2. Orangtua kurang memberikan peraturan yang tegas kepada anaknya

3. Orangtua memberikan kebebasan kepada anaknya tanpa ada pengawasan dari

orangtuanya.

4. Orangtua tidak memberikan hukuman apabila anak melakukan kesalahan

Page 35: POLA ASUH ORANGTUA PADA ANAK JALANAN (Studi Anak …digilib.unila.ac.id/54498/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Skripsi ini berjudul “Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Jalanan (Studi

16

5. Orangtua tidak memberikan hadiah jika anak berprestasi atau melakukan hal yang

baik

Pola asuh ini seperti menelantarkan anak secara psikis, kurang memperhatikan

perkembangan anaknya. Anak dibiarkan berkembang sendiri oleh orangtua tanpa

mengawasi perkembangan anak. Orangtua cenderung acuh kepada anaknya.

Anak diberi kebebasan oleh orangtuanya tanpa ada pengawasan dari orangtuanya.

Peraturan yang diberikan kurang tegas kepada anaknya, sehingga jika sang anak

melanggar peraturan maka orangtua tidak akan memberikan hukuman.

Orangtua kurang memberikan waktu untuk anaknya. Waktu banyak digunakan untuk

keperluan pribadi mereka seperti bekerja atau kesibukan yang lainnya. Tidak hanya

kurang perhatian dan waktu yang diberikan kepada anaknya, orangtua juga sangat

minim memberikan uang kepada anaknya. Ketika anak berprestasi atau melakukan

hal baik orangtua tidak memberikan hadiah kepada anaknya.

Anak yang diasuh dengan pola asuh seperti ini akan memiliki sifat yang nakal, acuh

tak acuh atau cuek terhadap segala hal yang menyangkut tentang dirinya, kurang

mampu berkonsentrasi pada suatu aktivitas atau kegiatan dan anak akan lebih

gampang frustasi.

3. Faktor Yang Mempengaruhi Pola Asuh Orangtua

Dalam pola pengasuhan sendiri terdapat banyak faktor yang mempengaruhi serta

melatarbelakangi orangtua dalam menerapkan pola pengasuhan pada anak-anaknya.

Page 36: POLA ASUH ORANGTUA PADA ANAK JALANAN (Studi Anak …digilib.unila.ac.id/54498/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Skripsi ini berjudul “Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Jalanan (Studi

17

Menurut Manurung (dalam Isni, 2014) beberapa faktor yang mempengaruhi dalam

pola pengasuhan orangtua adalah:

a. Latar belakang pola pengasuhan orangtua

Para orangtua belajar dari metode pola pengasuhan yang pernah didapat dari orang

tua mereka sendiri sehingga setelah mempunyai anak ia anak menirukan pola asuh

yang ia dapat dulu.

b. Tingkat pendidikan orangtua

Orang tua yang memiliki pendidikan rendah berbeda pola asuhnya dengan orang tua

yang berpendidikan tinggi.

c. Lingkungan

Lingkungan tempat tinggal banyak mempengaruhi perkembangan anak, maka tidak

mustahil jika lingkungan juga ikut serta mewarnai pola-pola pengasuhan yang

diberikan orangtua pada anaknya.

d. Pekerjaan orangtua

Orangtua yang cenderung sibuk dalam urusan pekerjaannya terkadang menjadi

kurang memperhatikan keadaan anak-anaknya.

Pendapat lain juga disampaikam oleh Mindel (dalam Isni, 2014) yang menyatakan

bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi terbentuknya pola asuh orangtua

dalam keluarga, diantaranya:

Page 37: POLA ASUH ORANGTUA PADA ANAK JALANAN (Studi Anak …digilib.unila.ac.id/54498/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Skripsi ini berjudul “Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Jalanan (Studi

18

a. Budaya setempat

Dalam hal ini mencakup segala aturan, norma, adat dan budaya yang berkembang

didalamnya.

b. Ideologi yang berkembang dalam diri orangtua

Orangtua yang mempunyai keyakinan dan ideologi tertentu cenderung untuk

menurunkan kepada anak-anaknya dengan harapan bahwa nantinya nilai dan ideologi

tersebut dapat tertanam dan dikembangkan oleh anak dikemudian hari.

c. Orientasi Religious

Orangtua yang menganut agama dan keyakinan religius tertentu senantiasa berusaha

agar anak pada akhirnya nanti juga dapat mengikutinya.

d. Status Ekonomi

Dengan orangtua yang perekonomian cukup atau menengah keatas akan memberikan

fasilitas kepada anaknya. Sementara orangtua dengan perekonomian rendah lebih

mengajarkan anak untuk kerja keras.

e. Gaya hidup

Gaya hidup masyarakat di desa dan di kota besar cenderung memiliki ragam dan cara

yang berbeda dalam mengatur interaksi orangtua dan anak.

Page 38: POLA ASUH ORANGTUA PADA ANAK JALANAN (Studi Anak …digilib.unila.ac.id/54498/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Skripsi ini berjudul “Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Jalanan (Studi

19

B. Tinjauan Tentang Anak Jalanan

1. Definisi Anak Jalanan

Anak jalanan terdiri dari dua kata yaitu anak dan jalanan. Menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia (tahun 2008) bahwa anak adalah manusia yang masih kecil

sedangkan jalanan adalah tempat untuk lintas orang (kendaraan dan sebagainya). Jadi,

anak jalanan adalah anak yang melewatkan atau memanfaatkan sebagian besar

waktunya untuk melakukan kegiatan seari-hari di jalanan, termasuk di lingkungan

pasar, pertokoan, dan pusat-pusat keramaian lainnya.

UNICEF (dalam Purwoko, 2013) mendefinisikan anak jalanan sebagai those who

have abandoned their home, school, and immediate communities before they are

sixteen years of age have drifted into a nomadic street life (anak-anak berumur di

bawah 16 tahun yang sudah melepaskan diri dari keluarga, sekolah dan lingkungan

masyarakat terdekat, larut dalam kehidupan yang berpindah-pindah). Anak jalanan

merupakan anak yang sebagian besar menghabiskan waktunya untuk mencari nafkah

atau berkeliaran di jalanan atau tempat-tempat umum lainnya. Hidup menjadi anak

jalanan bukanlah pilihan yang menyenangkan, melainkan keterpaksaan yang harus

mereka terima karena adanya sebab tertentu. Secara psikologis mereka adalah anak-

anak yang pada taraf tertentu belum mempunyai bentukan mental emosional yang

kokoh, sementara pada saat yang sama mereka harus bergelut dengan dunia jalanan

yang keras dan cenderung berpengaruh bagi perkembangan dan pembentukan

kepribadiannya.

Page 39: POLA ASUH ORANGTUA PADA ANAK JALANAN (Studi Anak …digilib.unila.ac.id/54498/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Skripsi ini berjudul “Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Jalanan (Studi

20

Pengertian anak jalanan menurut Dapertemen Sosial Republik Indonesia (dalam

Purwoko, 2013) adalah sebagai anak yang menghabiskan sebagian besar waktunya

untuk melakukan kegiatan hidup sehari-hari di jalanan atau di tempat-tempat umum,

dengan usia antara 6 sampai 21 tahun yang melakukan kegiatan di jalan atau di

tempat umum seperti: pedagang asongan, pengamen, ojek payung, pengelap mobil,

dan lain-lain. Kegiatan yang dilakukan dapat membahayakan dirinya sendiri atau

mengganggu ketertiban umum. Anak jalananan merupakan anak yang berkeliaran dan

tidak jelas kegiatannya dengan status pendidikan masih sekolah dan ada pula yang

tidak bersekolah. Kebanyakan mereka berasal dari keluarga yang tidak mampu.

Dari beberapa pengertian tersebut, pada hakikatnya apapun definisi mengenai anak

jalanan adalah sama. Anak jalanan merupakan seseorang maupun sekumpulan anak

yang menghabiskan waktunya di jalanan atau di tempat umum lainnya untuk mencari

nafkah atau uang untuk memenuhi kebutuhan ekonominya atau keluarganya.

2. Karakteristik Anak Jalanan

Subakri (dalam Bagong, 2003) membedakan kedalam tiga kelompok tipe anak

jalanan, yaitu:

a. Children on the street yaitu anak-anak yang mempunyai kegiatan ekonomi sebagai

pekerja anak di jalan, namun masih mempunyai hubungan kuat dengan orangtua

mereka.

Page 40: POLA ASUH ORANGTUA PADA ANAK JALANAN (Studi Anak …digilib.unila.ac.id/54498/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Skripsi ini berjudul “Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Jalanan (Studi

21

b. Children of the street yaitu anak-anak yang berpartisipasi penuh di jalanan, baik

secara sosial maupun ekonomi. Beberapa diantara mereka masih mempunyai

hubungan dengan orangtuanya, tetapi frekuensi pertemuan mereka tidak menentu.

c. Children from families of the street yaitu anak-anak yang berasal dari keluarga

yang hidup di jalanan.

Menurur Konsorsium Anak Jalanan Indonesia (dalam Yosefhine, 2017)

mengelompokkan Anak Jalanan kedalam tiga kelompok, yaitu:

a. Anak perantauan (mandiri)

Anak-anak ini biasanya kerja di jalanan, hidup sendiri dan jauh dari orangtuanya.

Mereka sengaja merantau untuk mencari kerja. Mereka biasanya tinggal disembarang

tempat atau bisa saja mengontrak rumah. Anak tipe ini biasanya memanfaatkan waktu

untuk mencari uang.

b. Anak bekerja di jalanan

Tipe anak seperti ini tinggal bersama orangtuanya atau saudaranya. Mereka sengaja

bekerja dijalanan dan jika sudah selesai kerja akan pulang kerumahnya. Tipe anak

jalanan seperti ini ada yang sekolah dan ada yang tidak sekolah.

c. Anak jalanan asli

Tipe anak seperti ini sengaja lepas dari ikatan keluarga. Mereka biasanya dari

keluarga gelandagan. Bekerja apa saja di jalanan dengan target untuk makan. Tipe

anak jalanan seperti ini menetap di sembarang tempat atau berpindah-pindah.

Page 41: POLA ASUH ORANGTUA PADA ANAK JALANAN (Studi Anak …digilib.unila.ac.id/54498/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Skripsi ini berjudul “Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Jalanan (Studi

22

Direktorat Jenderal kesejahteraan sosial (dalam Yosefhine 2017) secara esensi

mengelompokkan Anak Jalanan ke dalam dua kelompok dengan memberikan ciri-ciri

sebagai berikut, yaitu:

1. Anak Jalanan yang hidup di jalanan

Anak jalanan tipe ini tidak tinggal bersama orangtuanya, mereka putus hubungan

dengan keluarganya. Mereka meluangkan waktu untuk bekerja dijalanan sekitar 8-10

jam dalam sehari, seperti mengamen, mengemis dan pemulung. Rata-rata usia mereka

dibawah 14 tahun. Pada umumnya mereka sudah tidak bersekolah lagi.

2. Anak Jalanan yang bekerja di jalanan

Anak jalanan tipe ini hubungan dengan orangtuanya tidak teratur, mereka pulang

kerumah tidak setiap hari, mereka menetap di rumah kontrakan bersama teman-

temannya. Mereka meluangkan waktu untuk bekerja dijalanan sekitar 4-12 jam dalam

sehari. Rata-rata usia mereka dibawah 14 tahun. Pada umumnya mereka sudah tidak

bersekolah lagi.

3. Faktor Yang Mempengaruhi Menjadi Anak Jalanan

Menurut Departemen Sosial 2001 (dalam Yosefhine, 2017) secara umum

menyebutkan ada tiga tingkatan penyebab keberadaan Anak Jalanan, yaitu:

1. Tingkat Mikro (immediate causes)

Pada tingkat ini, biasanya anak menjadi Anak Jalanan disebabkan faktor internal

dalam keluarga, yaitu:

Page 42: POLA ASUH ORANGTUA PADA ANAK JALANAN (Studi Anak …digilib.unila.ac.id/54498/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Skripsi ini berjudul “Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Jalanan (Studi

23

a. Keluarga mengalami kesulitan ekonomi, sehingga anak dengan terpaksa lari dari

keluarga, berusaha untuk mandiri dan berjuang sendiri mempertahankan hidup dan

memenuhi kebutuhannya.

b. Orangtua mengalami perceraian, perceraian mengakibatkan kurangnya perhatian,

kasih sayang dan rasa aman yang diterima anak oleh keluarga, sehingga anak mencari

kebutuhan tersebut dengan cara menjadi Anak Jalanan.

2. Tingkat Messo (Underlying Causes)

Pada tingkat Messo, faktor penyebab dapat diidentifikasi sebagai berikut :

a. Masyarakat atau komunitas miskin mempunyai pola hidup dan budaya miskinnya

sendiri. Pola hidup yang tidak teratur dan memandang anak sebagai aset untuk

menunjang hidup keluarga yang menyebabkan hilangnya kebutuhan-kebutuhan anak

sesuai tugas perkembangannya. Sehingga anak kadang harus bekerja dan tidak

bersekolah. Tidak ada orientasi masa depan yang menyebabkan mereka dalam

kondisi yang rentan dalam berbagai hal.

b. Pola urbanisasi ke kota-kota besar tanpa perbekalan yang memadai.

c. Penolakan masyarakat terhadap Anak Jalanan sebagai calon kriminal.

3. Tingkat Makro (Basic Causes)

Pada tingkat makro, faktor penyebab dapat diidentifikasi sebagai berikut:

a. Ekonomi, peluang pekerjaan sektor informal yang tidak terlalu membutuhkan

modal keahlian, mereka harus lama dijalanan dan meninggalkan bangku sekolah,

ketimpangan desa dan kota yang mendorong urbanisasi.

Page 43: POLA ASUH ORANGTUA PADA ANAK JALANAN (Studi Anak …digilib.unila.ac.id/54498/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Skripsi ini berjudul “Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Jalanan (Studi

24

b. Pendidikan, biaya sekolah yang tinggi, perilaku guru yang diskriminatif dan

ketentuan-ketentuan teknis birokratis yang mengalahakan kesempatan belajar.

Pendapat lain menurut Syamsul (2017), faktor-faktor yang mendukung seorang anak

memasuki dunia jalanan adalah sebagai berikut :

1. Faktor pembangunan, yang dimana mengakibatkan masyarakat pedesaan

melakukan urbanisasi. Lemahnya keterampilan menyebabkan mereka kalah dari

persaingan memasuki sektor formal dan menyebabkan mereka bekerja apapun untuk

mempertahankan hidupnya.

2. Faktor kemiskinan, faktor yang dipandang dominan yang menyebabkan

munculnya anak-anak jalanan.

3. Faktor kekerasan keluarga, anak selalu menjadi korban kekerasan baik fisik,

mental dan seksual memiliki resiko tinggi menjadi anak jalanan.

4. Faktor perceraian orangtua (broken home), perceraian orangtua yang diikuti

dengan pernikahan baru telah membuat anak menjadi shock dan tertekan. Tidaklah

mudah untuk memilih mengikuti ayah atau ibu. Ini merupakan salah satu faktor yang

mendorong anak melarikan diri dari rumah dan di jalanan.

5. Faktor lingkungan, faktor lingkungan terbukti juga menjadi penyebab anak turun

ke jalanan seperti diajak teman atau bermasalah di sekolah, menjadi penguat alasan

untuk turun dijalan.

6. Faktor kehilangan orangtua, banyak anak memasuki dunia jalanan karena kedua

orangtuanya meninggal. Sehingga anak terpaksa hidup sendiri, untuk

mempertahankan hidupnya mereka melakukan kegiatan di jalanan.

Page 44: POLA ASUH ORANGTUA PADA ANAK JALANAN (Studi Anak …digilib.unila.ac.id/54498/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Skripsi ini berjudul “Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Jalanan (Studi

25

C. Penelitian Terdahulu

Berdasarkan Hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh Noprianto, tahun

2017 tentang “Pola Asuh Orang Tua Anak Jalanan di Kota Makasar” yaitu alasan

bagi orangtua menyuruh anaknya menjadi anak jalanan di Kota Makassar, yaitu:

Pertama, agar anak dapat membantu meringankan beban ekonomi keluarga baik

kebutuhan pokok maupun kebutuhan sekolah anak itu sendiri dari hasil yang

didapatkannya. Kedua, orangtua menginginkan anak mandiri sejak dari kecil. Ketiga,

anak lebih mudah mendapatkan uang di jalanan dibandingkan dengan orangtuanya.

Keempat, pengaruh lingkungan atau ikut-ikutan sama tetangga yang memang terlebih

dahulu menyuruh anaknya menjadi anak jalanan. Pola asuh yang diterapkan oleh

orangtua anak jalanan di Kota Makassar adalah pola asuh yang cenderung otoriter.

Dikatakan menerapkan pola asuh cenderung otoriter karena orangtua memaksakan

kehendak mereka kepada anaknya. Kehendak orangtua lebih diutamakan dari pada

apa yang diinginkan atau dikehendaki oleh anak. Orangtua pun memarahi anaknya

saat membantah terhadap perintahnya. Bahkan, anak tidak diberikan kesempatan

untuk mengemukakan apa yang diinginkannya.

Selain itu terdapat pula penelitian yang dilakukan oleh Nofi Ambarwati tahun 2014

tentang “Pola Asuh Anak Dalam Keluarga (Studi kasus pada pengamen anak-anak di

kampong Jlagran, Yogyakarta” yaitu pola asuh yang dilakukan oleh orang tua pada

anaknya berbeda-beda. Ada yang menerapkan pola permisif, otoriter, demokratis dan

penelantar. Dalam urusan belajar, pekerjaan rumah, dan beribadah mereka cenderung

Page 45: POLA ASUH ORANGTUA PADA ANAK JALANAN (Studi Anak …digilib.unila.ac.id/54498/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Skripsi ini berjudul “Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Jalanan (Studi

26

menerapkan pola permisif. Namun sebagian besar dari mereka menerapkan pola

otoriter pada pemilihan pekerjaan anak jadi pengamen dijalan. Hal ini dikarenakan

orangtua memaksa anak untuk mengamen dijalan untuk menutupi kebutuhan harian

rumah tangga dan untuk jajan anak sendiri. Anak terpaksa berpanas-panas diterik

mahatahri yang menyengat demi mendapatkan uang untuk orangtuanya. Karena

ketika anak pulang dan tidak mendapatkan hasil yang diharapkan oleh orangtuanya,

maka yang datang menyambut adalah cubitan dan pukulan dari orangtuanya.

Dari penelitian diatas, terdapat perbedaan pada penelitian yang akan saya lakukan.

Penelitian yang dilakukan oleh Nofi Ambarwati pada tahun 2014 penelitiannya

hanya terfokus pada pola asuh orangtua anak jalanan yang bekerja sebagai pengamen,

sedangkan penelitian yang akan saya lakukan tidak hanya untuk mengetahui pola

asuh orangtua pada anak jalanan yang bekerja sebagai pengamen saja, tetapi semua

anak jalanan yang baik yang bekerja sebagai pengamen, pengemis, penjual tissue,

penjual koran dan lain sebagainya.

Selain itu, terdapat pula perbedaan lokasi penelitian. Penelitian yang dilakukan oleh

Noprianto pada tahun 2017 berlokasi di kota Makasar, penelitian yang dilakukan oleh

Nofi Ambarwati pada tahun 2014 berlokasi di kota Yogyakarta. Metode yang

digunakan dalam penelitian tersebut menggunakan metode kuantitatif, sedangkan

penelitian saya berlokasi di Kota Bandar Lampung tepatnya di Kecamatan Way

Halim dan menggunakan metode penelitian kualitatif.

Page 46: POLA ASUH ORANGTUA PADA ANAK JALANAN (Studi Anak …digilib.unila.ac.id/54498/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Skripsi ini berjudul “Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Jalanan (Studi

27

D. Kerangka Berfikir

Hampir semua kota di Indonesia terdapat anak jalanan, salah satunya yaitu Kota

Bandar Lampung. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kota Bandar Lampung

pada tahun 2014 tentang banyaknya penyandang masalah kesejahteraan sosial di Kota

Bandar Lampung tercatat jumlah anak jalanan sebanyak 64, anak terlantar sebanyak

267, gelandangan atau pengemis sebanyak 98 dan pemulung 231.

Salah satu kota di Bandar Lampung yang banyak anak jalanan yaitu di Kecamatan

Way Halim. Menurut hasil riset berupa observasi yang dilakukan oleh peneliti, bahwa

banyak anak-anak yang berjualan koran, tissue, mengelap kaca mobil, mengemis,

mengamen dan lain sebagainya di tempat-tempat umum seperti lampu merah dan

pom bensin.

Seharusnya mencari uang adalah tugas orangtua, bagaimanapun kondisi ekonomi

orangtua, anak tetap harus mendapatkan pendidikan yang layak, mendapatkan kasih

sayang, mendapatkan perlindungan dan mendapatkan hak-hak anak lainnya. Karena

pada dasarnya tugas orangtua adalah memberikan pola asuh dengan cara merawat,

mendidik, membimbing, serta mendisplinkan anak untuk menjadi mandiri dan sukses

untuk kedepannya.

Perihal memenuhi hak anak, maka orangtua harus memberikan pola asuh yang baik

dan benar pada anak-anaknya. Pola asuh terdiri dari dua kata, yaitu pola dan asuh.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (tahun 2008) bahwa pola adalah model,

Page 47: POLA ASUH ORANGTUA PADA ANAK JALANAN (Studi Anak …digilib.unila.ac.id/54498/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Skripsi ini berjudul “Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Jalanan (Studi

28

sistem, atau cara kerja, sedangkan asuh adalah menjaga, merawat, mendidik,

membimbing, membantu, melatih, dan sebagainya. Jadi pola asuh orangtua

merupakan cara orangtua mendidik, mengasuh, merawat, menjaga, membimbing,

melatih maupun membantu anaknya untuk mencapai proses kedewasaan. Menurut

Santrock (dalam Aroasih, 2011) pola asuh dibedakan menjadi 4 macam, yaitu pola

asuh otoriter, pola asuh permisif, pola asuh demokratis, dan pola asuh penelantar.

Pola asuh otoriter merupakan pola asuh dimana orangtua tidak memberikan

kesempatan pada anak untuk mengemukakan pendapat dan tidak memberikan

kebebasan apapun kepada anaknya. Meskipun orangtua memberikan perhatian

kepada anaknya, namun disini orangtua terlalu tinggi memberi tuntutan kepada

anaknya atau dengan kata lain orangtua sangat menekan perilaku serta keinginan anak

dalam mengikuti kehendak orangtuanya. Orangtua sangat menerapkan peraturan yang

ketat, ketika anak melanggar maka anak akan diberi hukuman, agar anak tidak

melakukan kesalahan lagi biasanya orangtua tidak segan-segan memberikan hukuman

fisik kepada anaknya.

Sedangkan pola asuh permisif ini orangtua kurang memberikan perhatian dan

pengawasan kepada anaknya. Tetapi orangtua memberikan kebebasan kepada anak

tanpa ada batasan dan tanpa ada pengawasan dari orangtuanya. Aturan yang dibuat

orangtuanya juga kurang tegas, sehingga anak sering melanggar aturan orangtuanya,

dan ketika anak melakukan kesalahan atau melanggar aturan orangtua tidak

memarahi anaknya. Orangtua yang menerapkan pola asuh ini sangat memanjakan

sang anak, orangtua tidak hanya memberikan hadiah kepada anak ketika anak

Page 48: POLA ASUH ORANGTUA PADA ANAK JALANAN (Studi Anak …digilib.unila.ac.id/54498/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Skripsi ini berjudul “Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Jalanan (Studi

29

berprestasi, tetapi jika anak menginginkan sesuatu maka orangtua akan

memberikannya. Orangtua disini beperan sebagai pemberi fasilitas, artinya segala

sesuatu yang diinginkan sang anak akan diberikan oleh orangtuanya.

Sedangkan pola asuh demokratis ini orangtua memberikan perhatian dan kasih

sayang kepada anaknya. Antara orangtua dan anak memiliki kedudukan yang

dianggap sejajar. Dalam hal ini artinya anak diberi kebebasan yang bertanggung

jawab artinya orangtua member kebebasan kepada anak namun tetap harus dibawah

pengawasan orangtua. Meskipun orangtua memberikan kebebasan kepada anak,

orangtua juga memberikan peraturan yang tegas kepada anaknya. Pada pola asuh ini

orangtua memberikan hukuman hanya apabila anak berperilaku salah dan jika anak

berprestasi anak diberi hadiah atau pujian. Orangtua juga akan memberikan hukuman

kepada anak hanya apabila anak melakukan kesalahan. Hal ini dilakukan agar anak

tidak melakukan kesalahannya lagi.

Sedangkan pola asuh penelantar, pola asuh ini orangtua kurang meemperhatikan

perkembangan anak. Anak diberi kebebasan oleh orangtuanya tanpa ada pengawasan

dari orangtuanya. Peraturan yang diberikan kurang tegas kepada anaknya, sehingga

jika sang anak melanggar peraturan maka orangtua tidak akan memberikan hukuman.

Orangtua kurang memberikan waktu untuk anaknya. Waktu banyak digunakan untuk

keperluan pribadi mereka seperti bekerja atau kesibukan yang lainnya. Tidak hanya

kurang perhatian dan waktu yang diberikan kepada anaknya, orangtua juga sangat

minim memberikan uang kepada anaknya. Ketika anak berprestasi atau melakukan

hal baik orangtua tidak memberikan hadiah kepada anaknya.

Page 49: POLA ASUH ORANGTUA PADA ANAK JALANAN (Studi Anak …digilib.unila.ac.id/54498/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Skripsi ini berjudul “Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Jalanan (Studi

30

Dari keempat pola asuh tersebut, maka setiap orangtua pada anak jalanan akan

memberikan pola asuh yang berbeda-beda, dan akan membentuk pola asuh orangtua

pada anak jalanan di Kecamatan Way Halim.

Adapun penelitian ini mempunyai kerangka berfikir yaitu:

Anak Jalanan

Pola Asuh Orang Tua

Pola Asuh Orangtua pada anak Jalanan

Pola Asuh

Demokratis

Pola Asuh

Penelantar

Pola Asuh

Otoriter

Pola Asuh

Permisif

Page 50: POLA ASUH ORANGTUA PADA ANAK JALANAN (Studi Anak …digilib.unila.ac.id/54498/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Skripsi ini berjudul “Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Jalanan (Studi

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Pendekatan yang

digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Bogdan dan Taylor

(dalam Moloeng, 2007) mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan

dari orang-orang dan perilaku yang diamati dari fenomena yang terjadi. Lebih

lanjut Moleong (2007) mengemukakan bahwa penelitian deskriptif menekankan

pada data berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka.

Hasil dari penelitian ini mendeskripsikan atau mengkonstruksikan wawancara-

wawancara terhadap subjek penelitian sehingga dapat memberikan gambaran

yang jelas mengenai pola asuh orangtua pada anak jalanan di Kecamatan Way

Halim.

B. Fokus Penelitian

Fokus penelitian sangat penting dalam penelitian kualitatif karena melalui fokus

penelitian akan dapat membatasi studi yang akan diteliti. Tanpa adanya fokus

penelitian, peneliti akan terjebak oleh banyaknya volume data yang diperoleh di

lapangan pada saat melakukan penelitian. Oleh karena itu, dalam penelitian ini

Page 51: POLA ASUH ORANGTUA PADA ANAK JALANAN (Studi Anak …digilib.unila.ac.id/54498/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Skripsi ini berjudul “Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Jalanan (Studi

32

yang menadi fokus penelitian adalah pola asuh orangtua pada anak jalanan di

Kecamatan Way Halim

Pola asuh orangtua dapat dilihat dari aspek:

a. Kasih sayang, pada aspek ini orangtua mengaplikasikan bagaimana tindakan

kasih sayang kepada sang anak.

b. Peraturan, pada aspek ini orangtua memberikan aturan-aturan kepada anaknya.

c. Kebebasan, pada aspek ini orangtua memberikan kebebasan kepada sang anak.

d. Punish atau reward, pada aspek ini orangtua akan memberikan hukuman

kepada anak jika anak melakukan kesalahan, atau memberikan hadiah atau pujian

jika anak berperilaku baik atau berprestasi.

C. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Way Halim. Dipilihnya lokasi ini karena

berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kota Bandar Lampung pada tahun 2014

tentang banyaknya penyandang masalah kesejahteraan sosial di Kota Bandar

Lampung tercatat jumlah anak jalanan sebanyak 64 anak, salah satunya berada di

Kecamatan Way Halim. Selain itu menurut riset berupa observasi yang sudah

dilakukan oleh peneliti, terdapat banyak anak jalanan yang bekerja untuk

membantu perekonomian keluarganya. Biasanya anak-anak tersebut berjualan

koran, berjualan tissue, mengelap kaca mobil dan menjadi badut di tempat-tempat

umum seperti perempatan lampu merah dan pom bensin.

Page 52: POLA ASUH ORANGTUA PADA ANAK JALANAN (Studi Anak …digilib.unila.ac.id/54498/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Skripsi ini berjudul “Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Jalanan (Studi

33

D. Penentuan Informan

Penentuan informan sebagai sumber data dalam penelitian ini adalah berdasarkan

pada asas subyek yang menguasai permasalahan, memiliki data, bersedia

memberikan informasi yang lengkap, dan akurat. Informan yang bertindak sebagai

sumber data dan informasi harus memenuhi syarat. Penelitian kualitatif tidak

mempersoalkan jumlah informan, tetapi bisa tergantung dari tepat tidaknya

pemilihan informasi kunci, dan kompleksitas dari keragaman fenomena sosial

yang diteliti. Penentuan informan pada penelitian ini dilakukan dengan teknik

aksidental. Tehnik aksidental yaitu tehnik penentuan informan yang dipilih

berdasarkan azas kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu

dengan peneliti bila dipandang orang yang kebetulan ditemui cocok sebagai

sumber data. Adapun kriteria yang dijadikan sebagai informan dalam penelitian

ini sebagai berikut:

1. Anak jalanan di daerah Kecamatan Way Halim. Informan anak jalanan

yang dipilih adalah tipe anak jalanan Children on the street yaitu anak-anak

yang bekerja di jalanan ataupun di tempat umum lainnya yang berumur 5-

17 tahun dan anak-anak jalanan yang masih mempunyai orangtua dan

tinggal bersama orangtuanya.

2. Orangtua dari anak jalanan.

Adapun alasan mengapa anak jalanan beserta orangtuanya dan masyarakat di

Kecamatan Way Halim dijadikan sebagai informan yang memberi informasi

dan data mengenai pola asuh anak jalanan adalah sebagai berikut:

Page 53: POLA ASUH ORANGTUA PADA ANAK JALANAN (Studi Anak …digilib.unila.ac.id/54498/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Skripsi ini berjudul “Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Jalanan (Studi

34

1. Anak jalanan menjadi informan karena anak yang merasakan kasih sayang,

bimbingan maupun didikan oleh orangtuanya. Sehingga peneliti

mengetahui bagaimana pola asuh orangtuanya melalui sang anak.

2. Orangtua anak jalanan menjadi informan karena orang tua yang mengasuh,

membimbing, merawat, dan mendidik anaknya. Sehingga peneliti

mengetahui pola asuh orangtua pada anak jalanan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini ada beberapa alat yang digunakan untuk mengumpulkan

data. Antar alat pengumpul data tersebut berfungsi saling melengkapi data yang

dibutuhkan. Untuk mengumpulkan data dan informasi pada penelitian ini, teknik

pengumpulan data yang digunakan sebagai berikut:

1. Wawancara

Wawancara menurut Sujarweni (2014) merupakan proses untuk memperoleh

informasi dengan cara tanya jawab secara tatap muka antara pewawancara dengan

informan (terkait dengan masalah yang diteliti) dengan menggunakan pedoman

wawancara.

Pada teknik ini peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat terbuka

kepada informan mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan pola asuh

orangtua pada anak jalanan sesuai dengan panduan wawancara. Peneliti tidak

membatasi jawaban yang diberikan oleh informan sehingga informasi yang

didapatkan lengkap. Untuk itu peneliti mempersiapkan perlengkapan wawancara,

antara lain beberapa alat tulis dan kamera.

Page 54: POLA ASUH ORANGTUA PADA ANAK JALANAN (Studi Anak …digilib.unila.ac.id/54498/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Skripsi ini berjudul “Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Jalanan (Studi

35

Pada teknik wawancara ini informan yang terlibat dalam interaksi sosial yang

dianggap megetahui informasi yang dibutuhkan untuk menjawab focus penelitian.

Wawancara dilakukan dengan tujuhbelas informan sebagai berikut:

Tabel 1. Daftar Informan

No Nama informan Usia

1. R (penjual koran) 10 tahun

2. A (orangtua dari informan A, tukang

cuci dan seterika di laundry)

45 tahun

3. D (penjual koran) 10 tahun

4. S (orangtua dari informan D, buruh

cuci dan gosok)

43 tahun

5. J (penjual koran) 10 tahun

6. S (orangtua dari informan J, buruh

cuci dan gosok)

28 tahun

7. P (penjual tissue) 15 tahun

8. R (orangtua dari informan P, penjual 45 tahun

Page 55: POLA ASUH ORANGTUA PADA ANAK JALANAN (Studi Anak …digilib.unila.ac.id/54498/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Skripsi ini berjudul “Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Jalanan (Studi

36

Didalam wawancara terhadap keduabelas informan di atas, peneliti secara

langsung menemui informan di lapangan, baik saat informan sedang berada di

tempat umum seperti di jalanan dan pom bensin, maupun saat sedang berada di

rumah demi untuk mendapatkan informasi yang akurat. Namun di dalam

melakukan wawancara peneliti juga menemui beberapa kesulitan, yaitu waktu dan

keberadaan informan yang tidak menentu sehingga peneliti harus berulangkali

mencari letak keberadaan informan, serta harus mengatur waktu terlebih dahulu

untuk dapat melakukan wawancara. Kendala yang dialami peneliti selanjutnya

adalah terdapat beberapa informan yang tidak mau diwawancarai, sehingga

informan berulangkali mencari informan yang bersedia untuk diwawancarai.

Kendala yang ditemukan oleh peneliti lainnya adalah terdapat beberapa informan

yang enggan menjawab pertanyaan dari peneliti, sehingga peneliti harus

tissue)

9. R P (penjual tissue dan koran) 7 tahun

10. S F (orangtua dari informan R P,

penjual tissue dan koran)

46 tahun

11. H (penjual koran) 12 tahun

12. W (orangtua dari informan H, penjual

ketoprak)

46 tahun

Page 56: POLA ASUH ORANGTUA PADA ANAK JALANAN (Studi Anak …digilib.unila.ac.id/54498/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Skripsi ini berjudul “Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Jalanan (Studi

37

berulangkali menanyakan pertanyaan yang sama agar mendapatkan jawaban yang

peneliti inginkan.

2. Observasi

Observasi menurut Sujarweni (2014) merupakan proses pengumpulan data dengan

melakukan pengamatan menyeluruh pada sebuah kondisi tertentu, tujuannya

untuk mengamati dan memahami prilaku kelompok orang atau individu pada

keadaan tertentu.

Data yang ingin diperoleh melalui teknik observasi ini adalah data pelengkap

setelah wawancara. Artinya selain mendengarkan secara objektif hasil wawancara,

maka perlu pengamatan secara objektif pula seperti teknik observasi ini. Data

yang dimaksud adalah apa saja yang dilakukan oleh informan.

Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti melakukan observasi secara langsung di

lapangan yang berhubungan dengan masalah penelitian. Observasi ini dilakukan

dengan mengamati interaksi antara orangtua pada anak jalanan di Kecamatan Way

Halim.

Dalam observasi yang dilakukan oleh peneliti selama beberapa bulan terakhir ini

yaitu mengamati hubungan informan dengan orangtuanya baik di rumah maupun

di tempat informan bekerja.

3. Studi Pustaka

Menurut Nazir (dalam Bagus, 2017) studi kepustakaan merupakan langkah yang

penting dimana seorang peneliti menetapkan topik penelitian, langkah selanjutnya

Page 57: POLA ASUH ORANGTUA PADA ANAK JALANAN (Studi Anak …digilib.unila.ac.id/54498/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Skripsi ini berjudul “Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Jalanan (Studi

38

adalah melakukan kajian yang berkaitan dengan topik penelitian. Dalam

penelitian ini, peneliti mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dari

kepustakaan yang berhubungan. Sumber-sumber kepustakaan dapat diperoleh dari

buku, jurnal, majalah, hasil-hasil penelitian (tesis dan disertasi), dan sumber-

sumber lainnya yang sesuai (internet, koran, dll). Peneliti membaca buku dan

jurnal terkait dengan judul penelitian serta membaca skripsi terdahulu yang terkait

dengan penelitian. Bila telah diperoleh kepustakaan yang relevan, maka peneliti

segera menyusun secara teratur untuk dipergunakan dalam penelitian. Studi

kepustakaan dalam penelitian ini meliputi penemuan pustaka dan analisis

dokumen yang memuat informasi yang berkaitan dengan topik penelitian.

4. Data Sekunder

Menurut Sugiyono (2006) data sekunder merupakan data penelitian yang

diperoleh secara tidak langsung melalui buku, catatan, bukti yang telat ada, atau

arsip, baik yang dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan secara umum.

Dalam penelitian ini, peneliti mencari informasi di kantor Kecamatan terkait

mengenai gambar umum lokasi penelitian dan peneliti mencari informasi

mengenai anak jalanan ke Dinas Sosial kota Bandar Lampung.

F. Teknik Analisis Data

Menurut Sugiyono (dalam Bagus, 2017) analisis data kualitatif adalah proses

mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil

pengamatan (observasi), wawancara, catatan lapangan, dan studi dokumentasi

dengan cara mengalokasikan data ke sintesis, menyusun ke dalam pola, memilih

Page 58: POLA ASUH ORANGTUA PADA ANAK JALANAN (Studi Anak …digilib.unila.ac.id/54498/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Skripsi ini berjudul “Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Jalanan (Studi

39

mana yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami

oleh diri sendiri maupun orang lain. Untuk melakukan analisis atas fakta-fakta

yang ditemukan di lapangan, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses pengumpulan data dan memilah data mentah di

dalam penelitian. Penelitian harus mampu merekam data lapangan dalam bentuk

catatan-catatan lapngan, harus ditafsirkan atau diseleksi masing-masing data yang

relevan dengan fokus masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan wawancara untuk mendapatkan data dan informasi secara langsung

dan merekam hasil wawancara dan kemudian data rekaman ditulis oleh peneliti

untuk direduksi agar peneliti nantinya dapat memilah data yang sesuai dengan

fokus penelitian. Peneliti juga melakukan observasi dengan mengamati objek

yang berkaitan dengan penelitian tersebut lalu mencatat data yang diperoleh untuk

dipilah atau diseleksi data mana yang relevan untuk menambah variasi data yang

akan direduksi.

2. Penyajian Data

Dalam penelitian ini penyajian data yang dilakukan pertama adalah memasukan

data yang sudah direduksi (dari informan melalui wawancara ke dalam sejumlah

daftar kategori setiap data yang didapat berbentuk teks naratif dan data dari Dinas

Sosial kota Bandar Lampung serta data yang diperoleh dari Kecamatan Way

Halim yang disajikan dengan tabel-tabel yang diberi penjelasan agar data yang

disajikan lebih mudah dimengerti). Kemudian data tersebut dapat dianalisis oleh

peneliti untuk disusun secara sistematis sehingga data yang diperoleh dapat

Page 59: POLA ASUH ORANGTUA PADA ANAK JALANAN (Studi Anak …digilib.unila.ac.id/54498/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Skripsi ini berjudul “Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Jalanan (Studi

40

menjelaskan atau menjawab masala yang diteliti berkaitan dengan pola asuh

orangtua pada anak jalanan di Kecamatan Way Halim.

3. Penarikan Kesimpulan

Penarikan Kesimpulan merupakan analisis lanjutan dari reduksi data dan

penyajian data sehingga dapat disimpulkan. Dalam penelitian ini, penarikan

kesimpulan dilakukan dengan cara membandingkan kesesuaian pernyataan dari

subjek penelitian dengan makna yang terkandung dalan konsep-konsep dasar

penelitian. Peneliti melakukan penarikan kesimpulan berdasarkan pada pertanyaan

penelitian yang telah diajukan dalam rumusan masalah.

Page 60: POLA ASUH ORANGTUA PADA ANAK JALANAN (Studi Anak …digilib.unila.ac.id/54498/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Skripsi ini berjudul “Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Jalanan (Studi

BAB IV

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Kecamatan Way Halim

Berdasarkan peraturan Daerah Kota Bandar Lampung no 4 tahun 2012 tanggal 17

September 2012 tentang penataan dan pembentukkan Kelurahan dan Kecamatan.

Kota Bandar Lampung menjadi 20 Kecamatan dengan 126 Kelurahan. Antara lain

Kecamatan Way Halim merupakan pemekaran dari sebagian wilayah Kecamatan

Sukarame dan Kedaton yang di pisah menjadi suatu Kecamatan yang sebelumnya

Way Halim masuk kedalam Kecamatan Sukarame. Dengan pemekaran tersebut

Kecamatan Way Halim terdiri atas 6 kelurahan antara lain:

1. Perumnas Way Halim

2. Way Halim Permai

3. Gunung Sulah

4. Jaga Baya I

5. Jaga Baya II

6. Jaga Baya III

Page 61: POLA ASUH ORANGTUA PADA ANAK JALANAN (Studi Anak …digilib.unila.ac.id/54498/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Skripsi ini berjudul “Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Jalanan (Studi

42

Pada tanggal 17 September 2012 Kecamatan Way Halim diresmikan oleh BapakWali

Kota yaitu Bapak Drs.Hi. Herman HN. MM.

B. Keadaan Geografis Kecamatan Way Halim

1. Batas Wilayah Kecamatan

Letak geografis kecamatan Way Halim terletak di antara:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Tanjung Senang dan Kecamatan

Sukarame.

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Tanjung Karang Timur.

c. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Labuhan Ratu dan Kecamatan

Kedaton.

d. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Kedamaian.

2. Luas Wilayah Kecamatan

Tabel 2. Tinggi rata-rata dari permukaan laut dan luas Daerah menurut

Kelurahan di Kecamatan Way Halim

Kelurahan Tinggi

Rata-Rata

dari

Permukaan

Air Laut

(m)

Luas

Wilayah

(Ha)

Persentase

thd Luas

kec (%)

JagaBaya I 56 26 4.67

JagaBaya II 155 104 18.67

JagaBaya III 108 103 18.49

GunungSulah 120 97 17.41

Page 62: POLA ASUH ORANGTUA PADA ANAK JALANAN (Studi Anak …digilib.unila.ac.id/54498/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Skripsi ini berjudul “Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Jalanan (Studi

43

Way Halim Permai 140 112 20.11

Perumnas Way Halim 142 115 20.65

Sumber: Profil Kecamatan Way Halim tahun 2016

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa luas wilayah Kecamatan Way Halim adalah

557 Ha. Kelurahan terluas di Kecamatan Way Halim adalah Perumnas Way Halim

dengan luas wilayah 115 Ha. Kelurahan yang luas wilayahnya tersempit adalah Jaga

Baya I dengan luas wilayah 26 Ha. Secara keseluruhan Kecamatan Way Halim

terdiri dari dataran rendah dan sedikit berbukit, di bagian dataran rendah tanahnya

tersusun dari lapisan tanah keabu-abuan dan tanah liat berwarn amerah, sedangkan

dibagian dataran berbukit terdiri dari lapisan batu putih.

C. Keadaan Demografis Kecamatan Way Halim

1. Penduduk Kecamatan Way Halim

Di Kecamatan Way Halim terdapat 13.272 KK, dengan rincian:

Tabel 3. Jenis Kelamin Penduduk per Kelurahan di Kecamatan Way Halim

Keluraahan

JumlahPenduduk

No Laki Laki Perempuan L+P

1 Perumnas Way Halim 4.715 5.045 9.760

2 Way Halim Permai 5.122 5.238 10.360

3 Gunung Sulah 5.869 5.655 11.524

4 Jaga Baya I 1.219 1.086 2.305

5 Jaga Baya II 6.771 6.670 13.441

6 Jaga Baya III 3.395 3.192 6.587

Jumlah 27.091 26.886 53.977

Page 63: POLA ASUH ORANGTUA PADA ANAK JALANAN (Studi Anak …digilib.unila.ac.id/54498/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Skripsi ini berjudul “Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Jalanan (Studi

44

sumber: Profil Kecamatan Way Halim Tahun 2016

Penduduk merupakan sekumpulan manusia yang menempati wilayah dan ruang

tertentu yang terikat oleh aturan-aturan yang berlaku dan saling berinteraksi satu

sama lain secara terus menerus. Kecamatan Way Halim memiliki jumlah penduduk

53.977 jiwa, dengan jumlah penduduk berjenis kelamin laki-laki 27.091 jiwa dan

jumlah penduduk berjenis kelamin perempuan 26.886 jiwa. Berdasarkan tabel di atas,

penduduk Kecamatan Way Halim didominasi oleh penduduk berjenis kelamin laki-

laki.

2. Keadaan Sosial

Tabel 4. Tingkat Pendidikan Masyarakat Kecamatan Way Halim

No Tingkatan Pendidikan Laki-Laki Perempuan

1 Usia 3-6 tahun yang belum masuk

TK

386 Orang 362 Orang

2 Usia 3-6 tahun yang sedang TK/

Playgroup

546 Orang 626 Orang

3 Usia 7-18 tahun yang tidak pernah

sekolah

Orang Orang

4 Usia 7-18 tahun yang sedang

sekolah

4252 Orang 4004 Orang

5 Usia 18-56 Tahun Tidak Pernah

Sekolah

8 Orang 10 Orang

6 Usia 18-56 Tahun pernah SD

Tetapi Tidak Tamat

35 Orang 43 Orang

7 Tamat SD/Sederajat 516 Orang 444 Orang

8 Usia 12-56 Tahun Tidak Tamat

SLTP

100 Orang 92 Orang

9 Usia 18-56 Tahun Tidak Tamat

SLTA

115 Orang 103 Orang

10 Tamat SMP/Sederajat 2.121 Orang 1.394 Orang

11 Tamat SMA/Sederajat 4.263 Orang 4.245 Orang

Page 64: POLA ASUH ORANGTUA PADA ANAK JALANAN (Studi Anak …digilib.unila.ac.id/54498/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Skripsi ini berjudul “Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Jalanan (Studi

45

12 Tamat D-1/Sederajat 359 Orang 321 Orang

13 Tamat D-2/Sederajat 358 Orang 295 Orang

14 Tamat D-3/Sederajat 423 Orang 391 Orang

15 Tamat S-1/Sederajat 662 Orang 574 Orang

16 Tamat S-2/Sederajat 103 Orang 60 Orang

17 Tamat S-3/Sederajat 14 Orang 15 Orang

18 Tamat SLB A 1 Orang 1 Orang

19 Tamat SLB B 1 Orang 1 Orang

20 Tamat SLB C 1 Orang 1 Orang

Jumlah 14.264 Orang 12.982Orang

Jumlah Total 27.246 Orang

Sumber: Profil Kecamatan Way Halim Tahun 2016

Pendidikan merupakan satu sistem yang arah tujuannya yaitu mengubah perilaku

manusia atau peserta didik. Tujuannya untuk memberi ilmu dan pengetahuan,

membentuk karakter diri, serta mengarahkan anak untuk jadi pribadi yang baik. Oleh

karena itu, pendidikan sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Pendidikan pada

masyarakat Kecamatan Way Halim tamatan SMP / sederajat yang berjumlah 3.515

orang, tamatan SMA / sederajat yang berjumlah 8.508 orang, tamatan pendidikan D3

berjumlah 814 orang dan pendidikan pada masyarakat Way Halim tamatan S1 yang

berjumlah 1236 Orang. Namun, pendidikan masyarakat Kecamatan Way Halim yang

tidak pernah mengenyam bangku sekolah yang berjumlah 18 orang. Kurangnya

pendidikan pada masyarakat Kecamatan Way Halim membuat minimnya wawasan

dan pengetahuan yang dibutuhkan dalam memulai atau melamar suatu pekerjaan.

Page 65: POLA ASUH ORANGTUA PADA ANAK JALANAN (Studi Anak …digilib.unila.ac.id/54498/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Skripsi ini berjudul “Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Jalanan (Studi

46

Tabel 5. Wajib Belajar 9 tahun Kecamatan Way Halim

No Keterangan Jumlah

1 Jumlah penduduk usia 7-15 tahun 7001 Orang

2 Jumlah penduduk usia 7-15 tahun yang masih sekolah 834 Orang

3 Jumlah penduduk usia 7-15 tahun yang tidak sekolah 143 Orang

Sumber: Profil Kecamatan Way Halim Tahun 2016

Pendidikan merupakan satu sistem yang arah tujuannya yaitu mengubah perilaku

manusia atau peserta didik. Tujuannya untuk memberi ilmu dan pengetahuan,

membentuk karakter diri, serta mengarahkan anak untuk jadi pribadi yang baik.

Namun pada Kecamatan Way Halim terdapat penduduk usia 7-15 tahun yang tidak

sekolah sebanyak 143 orang.

3. Keadaan Ekonomi

Tabel 6. Mata Pencaharian Pokok Masyarakat Kecamatan Way Halim

No Jenis Pekerjaan Laki-Laki Perempuan

1 Petani 175 Orang 163 Orang

2 Buruh Tani 205 Orang 181 Orang

3 Buruh Migran Perempuan - 3.136 Orang

4 Buruh Migran Laki-Laki 3.986 Orang -

5 Pegawai Negri Sipil 2372 Orang 2.410 Orang

6 Pengrajin Industri Rumah Tangga 169 Orang 147 Orang

7 Pedagang Keliling 43.999 Orang 3.283 Orang

8 Montir 59 Orang -

9 Dokter Swasta 16 Orang 4 Orang

10 Bidan Swasta - 8 Orang

Page 66: POLA ASUH ORANGTUA PADA ANAK JALANAN (Studi Anak …digilib.unila.ac.id/54498/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Skripsi ini berjudul “Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Jalanan (Studi

47

11 Perawat Swasta 3 Orang 14 Orang

12 Pembantu Rumah Tangga 125 Orang 326 Orang

13 TNI 446 Orang 1.355 Orang

14 POLRI 88 Orang 3 Orang

15 Pensiun PNS/POLRI/TNI 926 Orang 868 Orang

16 Pengusaha Kecil dan Menengah 512 Orang 225 Orang

17 Pengacara 7 Orang -

18 Notaris 13 Orang 1 Orang

19 Dukun Kampung Terlatih - 5 Orang

20 Dosen Swasta 19 Orang 12 Orang

21 Pengusaha Besar 42 Orang -

22 Arsitektur 9 Orang 3 Orang

23 Seniman/Artis 5 Orang 10 Orang

24 Karyawan Perusahaan Swasta 691 Orang 473 Orang

25 Karyawan Perusahaan Pemerintah 131 Orang -

26 Tukang 3.759 Orang -

27 Lain-lain 2.200 Orang 4.695 Orang

Jumlah Total Penduduk 77.279ang

Sumber: Profil Kecamatan Way Halim Tahun 2016

Mata pencaharian merupakan keseluruhan kegiatan yang dilakukan sehari-hari dan

merupakan mata pencaharian utama untuk memenuhi kebutuhan hidup. Mata

pencaharian atau pekerjaan merupakan hal yang sangat penting bagi manusia, karena

tanpa pekerjaan, kita akan mengalami kesulitan dalam hidup. Bagi masyarakat yang

sudah berkeluarga mata pencaharian atau pekerjaan sangat mempengaruhi kehidupan

keluarga tersebut, karena mata pencaharian sudah seperti jantung bagi masyarakat

yang sudah berkeluarga. Berdasarkan tabel di atas, masyarakat Kecamatan Way

Halim di dominasi oleh masyarakat yang berprofesisebagai Buruh Migran

Page 67: POLA ASUH ORANGTUA PADA ANAK JALANAN (Studi Anak …digilib.unila.ac.id/54498/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Skripsi ini berjudul “Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Jalanan (Studi

48

Perempuan, Buruh Migran Laki-laki, Pegawai Negri Sipil, Pedagang Keliling, TNI,

Tukang, dan lain lain.

Tabel 7. Pengangguran Masyarakat Kecamatan Way Halim

No Keterangan Jumlah

1 Jumlah angkatan kerja (penduduk usia 18-56 tahun) 17.209 Orang

2 Jumlah penduduk usia 18-56 tahun yang masih sekolah

dan tidak bekerja

8.981 Orang

3 Jumlah penduduk usia 18-56 tahun yang menjadi ibu

rumah tangga

3.469 Orang

4 Jumlah penduduk usia 18-56 tahun yang bekerja penuh 9.284 Orang

5 Jumlah penduduk usia 18-56 tahun yang tidak bekerja

tentu

2.676 Orang

6 Jumlah penduduk usia 18-56 tahun yang cacat dan

tidak bekerja

65 Orang

7 Jumlah penduduk usia 18-56 tahun yang cacat dan

bekerja

6 Orang

Sumber: Profil Kecamatan Way Halim Tahun 2016

Pengangguran adalah penduduk yang usianya sudah memasuki angkatan kerja (18-56

tahun) yang tidak bekerja atau sedang memcari pekerjaan. Jumlah angkatan kerja

pada penduduk Kecamatan Way Halim usia 18-56 tahun yaitu 17.209 orang. Jumlah

penduduk usia 18-56 tahun yang masih sekolah dan tidak bekerja yaitu 8.981 orang.

Namun, terdapat penduduk usia 18-56 tahun yang tidak bekerja tentu berjumlah

2.676 orang.

Page 68: POLA ASUH ORANGTUA PADA ANAK JALANAN (Studi Anak …digilib.unila.ac.id/54498/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Skripsi ini berjudul “Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Jalanan (Studi

49

Tabel 8. Kesejahteraan Keluarga Kecamatan Way Halim

No Keterangan Jumlah

1 Jumlah keluarga prasejahtera 3.569 Keluarga

2 Jumlah keluarga sejahtera 1 4.638 Keluarga

3 Jumlah keluarga sejahtera 2 338 Keluarga

4 Jumlah keluarga sejahtera 3 1.109 Keluarga

5 Jumlah keluarga sejahtera 3 plus 446 Keluarga

Sumber: Profil Kecamatan Way Halim Tahun 2016

Keluarga sejahtera adalah dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah mampu

memenuhikebutuhan hidup spiritual dan materiil yang layak, bertakwa kepada tuhan

yang maha esa,memiliki hubungan yang sama, selaras, seimbang antara anggota

keluarga dengan masyarakat dan lingkungan. Kesejahteraan keluarga tidak hanya

menyangkut kemakmuran saja, melainkan juga harus secara keseluruhan sesuai

dengan ketentraman yang berarti dengan kemampuan itulah dapat menuju

keselamatan dan ketentraman hidup. Berdasarkan tabel diatas, jumlah keluarga

prasejahtera pada Kecamatan Way Halim yaitu 3.569 keluarga, jumlah keluarga

sejahtera 1 yaitu 4.638 keluarga, jumlah keluarga sejahtera 2 yaitu 338 keluarga,

jumlah keluarga sejahtera 3 yaitu 1.109 keluarga dan jumlah keluarga sejahtera 3 plus

di Kecamatan Way Halim berjumlah 446 keluarga.

Page 69: POLA ASUH ORANGTUA PADA ANAK JALANAN (Studi Anak …digilib.unila.ac.id/54498/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Skripsi ini berjudul “Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Jalanan (Studi

50

4. Agama atau Aliran Kepercayaan

Tabel 9. Agama atau Aliran Kepercayaan Masyarakat Kecamatan Way Halim

No Agama Laki-Laki Perempuan

1 Islam 17.717 Orang 20.847 Orang

2 Kristen 936 Orang 1.039 Orang

3 Katholik 827 Orang 851 Orang

4 Hindu 195 Orang 192 Orang

5 Budha 439 Orang 473 Orang

6 Khonghucu - -

7 Kepercayaan Kepada Tuhan YME - -

8 Aliran Kepercayaan Lainnya - -

Jumlah 22.114 Orang 23.402 Orang

Sumber: Profil Kecamatan Way Halim Tahun 2016

Agama merupakan sebuah aliran kepercayaan yang dianut oleh seseorang. Dari tabel

diatas, maka dapat dilihat bahwa penduduk di Kecamatan Way Halim memiliki

agama yang beragam. Penganut agama Islam berjumlah 38.564 orang, penganut

agama Kristen berjumlah 1975 orang, penganut agama Katholik berjumlah 1.678

orang, penganut agama Hindu berjumlah 387 orang, penganut agama Budha

sebanyak 912 orang. Dari tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa mayoritas agama

pada masyarakat Kecamatan Way Halim yakni menganut agama Islam.

Page 70: POLA ASUH ORANGTUA PADA ANAK JALANAN (Studi Anak …digilib.unila.ac.id/54498/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Skripsi ini berjudul “Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Jalanan (Studi

51

Gambar 1. Peta Wilayah Kecamatan Way Halim

Sumber: Profil Kecamatan Way Halim tahun 2016

Page 71: POLA ASUH ORANGTUA PADA ANAK JALANAN (Studi Anak …digilib.unila.ac.id/54498/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Skripsi ini berjudul “Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Jalanan (Studi

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai Pola Asuh Orangtua

Pada Anak Jalanan (Studi Anak Jalanan di Kecamatan Way Halim), dapat

disimpulkan bahwa pola asuh orangtua pada anak jalanan di Kecamatan Way Halim

adalah:

a. Pola asuh demokratis

Pola asuh ini orangtua memberikan perhatian, kasih sayang serta waktu untuk

anaknya. Orangtua memberikan anaknya kebebasan namun tetap dalam pengawasan

atau kontrol orangtua. Selain itu, orangtua memberikan peraturan yang tegas kepada

anaknya, sehingga ketika anak melakukan kesalahan maka akan diberikan hukuman.

b. Pola asuh penelantar

Pola asuh ini orangtua kurang memperhatikan anaknya, waktu yang diberikan kepada

anak sangat sedikit, orangtua sibuk dengan urusannya seperti bekerja atau urusan

lainnya. Orangtua memberikan kebebasan kepada anak tanpa adanya pengawasan.

Meskipun orangtua memberikan peraturan tetapi peraturannya kurang tegas, sehingga

jika anak melanggar tidak akan diberikan hukuman.

Page 72: POLA ASUH ORANGTUA PADA ANAK JALANAN (Studi Anak …digilib.unila.ac.id/54498/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Skripsi ini berjudul “Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Jalanan (Studi

105

B. Saran

Dari penelitian Pola Asuh Orangtua Pada Anak Jalanan (Studi Anak Jalanan di

Kecamatan Way Halim) ini dapat diberikan saran sebagai berikut:

1. Bagi Orangtua

Hendaknya orangtua tidak membebankan perekonomian keluarga kepada sang anak

dengan cara memperbolehkan anaknya berjualan koran, tissue, dan lain sebagainya di

tempat umum, karena mencari uang di jalanan memiliki resiko yang tinggi. Orangtua

seharusnya memberikan pemahaman dan pengertian kepada sang anak tentang

bahaya ketika berjualan di tempat umum, karena mencari nafkah bukanlah tugas anak

melainkan tugas orangtua, bagaimanapun kondisi orangtuanya.

2. Bagi Anak Jalanan

Saran yang dapat peneliti berikan kepada anak-anak jalanan yaitu mengurangi

kegiatan berjualan di tempat-tempat umum guna meminimalisir hal-hal yang tidak

diinginkan. Dengan mengikuti beberapa kegiatan untuk anak-anak seusia mereka

seperti bermain, mengaji dan belajar bersama. Dengan begitu waktu mereka tidak

terbuang hanya untuk berjualan saja tetapi juga dipergunakan untuk pendidikan dan

agama mereka juga.

3. Bagi Pemerintah

Pemerintah atau Dinas Sosial Kota Bandar Lampung dan intansi terkait dengan anak

jalanan semestinya memberikan sanski yang tegas kepada anak-anak yang masih

Page 73: POLA ASUH ORANGTUA PADA ANAK JALANAN (Studi Anak …digilib.unila.ac.id/54498/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Skripsi ini berjudul “Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Jalanan (Studi

106

tetap melakukan aktivitas di tempat umum, seperti berjualan koran, tissue, maupun

aktivitas anak jalanan lainnya. Tidak hanya anaknya saja yang diberi sanksi, tetapi

orangtua yang mengizinkan anaknya juga semestinya diberi sanksi. Sekaligus

pemerintah seharusnya juga memberikan perhatian lebih terhadap masalah anak

jalanan di Kota Bandar Lampung, dengan cara menganggarkan dan mengalokasi dana

yang lebih banyak dan pemenuhan sarana prasarana untuk mendukung pelaksanaan

pembinaan anak jalanan yang merata kesetiap sudut kota dalam melakukan

penertiban dan pengawasan dengan melibatkan setiap lembaga yang terkait masalah

sosial.

Page 74: POLA ASUH ORANGTUA PADA ANAK JALANAN (Studi Anak …digilib.unila.ac.id/54498/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Skripsi ini berjudul “Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Jalanan (Studi

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Moleong, Lexi J. (2007). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sujarweni, Wiratna. (2014). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Suyanto, Bagong. (2010). Masalah Sosial Anak. Jakarta: Kencana.

Jurnal :

Noprianto. (2017). Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Jalanan di Kota Makasar. Jurnal

Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM. Volume 3, Nomor 3 Diakses dari

http://ojs.unm.ac.id/index.php/sosialisasi/article/view/3132/1751 (Tanggal 10

Januari 2018)

Purwoko, T. (2013). Analisis Faktor-Faktor Penyebab Keberadaan Anak Jalanan Di

Kota Balikpapan. Ejurnal Sosiologi. Volume 1, Nomor 3, 2013 Diakses dari

http://ejournal.sos.fisipunmul.ac.id/site/wpcontent/uploads/2013/10/Tjutujup

%20Jurnal%20(10-26-13-02-06-54).pdf (Tanggal 15 Januari 2018)

Page 75: POLA ASUH ORANGTUA PADA ANAK JALANAN (Studi Anak …digilib.unila.ac.id/54498/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Skripsi ini berjudul “Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Jalanan (Studi

Skripsi :

Agustiawati, Isni. (2014). Pengaruh pola asuh orangtua terhadap prestasi belajar

siswa pada mata pelajaran Akuntansi kelas XI IPS di SMA Negeri 26

Bandung. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia. Diakses dari

http://repository.upi.edu/12418/5/S_PEA_1005816_Chapter2.pdf (Tanggal 28

Desember 2017)

Ambarwati, Nofi. (2014). Pola Asuh Orang Tua Kepada Anak Yang Menjadi

Pengemis Jalanan. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jember.

Diakses dari

http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/59737/Nofi%20Amb

arwati%20%20100910301011_1.pdf?sequence=1 (Tanggal 20 Desember

2017)

Arifin, Syamsul. (2017). Pembinaan Anak Jalanan Oleh Dinas Sosial Kota Bandar

Lampung. (Skripsi). Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama Universitas Islam

Negeri Raden Intan Lampung.Diakses dari

http://repository.radenintan.ac.id/2254/1/Skripsi_Full_Syamsul.pdf.(Tanggal

15 Januari 2018).

Aroasih, Tri Naimah. (2011). Antara Pola Asuh dan Kedisiplinan dalam penggunaan

waktu. Fakultas Psikologi. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Diakses

dari http://eprints.ums.ac.id/28405/1/03._Halaman__Depan.pdf (Tanggal 20

Desember 2017)

Nirmalasari, Eka. (2014). Pola Asuh Orang Tua Dalam Membentuk Kecerdasan

Emosional Anak. Fakultas Ilmu Tarbiah Dan Keguruan Universitas Islam

Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Diakses dari

http://digilib.uinsuka.ac.id/11242/1/BAB%20I%2C%20IV%2C%20DAFTAR

%20PUSTAKA.pdf (Tanggal 20 Desember 2017)

Na Rose Sinaga, Yosefhine. (2017). Potret Kehidupan Anak Jalanan di Kota Bandar

Lampung.(Skripsi). Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Lampung. Diakses dari

http://digilib.unila.ac.id/25959/3/SKRIPSI%20TANPA%20BAB%20PEMBA

HASAN.pdf (Tanggal 28 Desember 2017).

Ramadhini Satriana, Nanda. (2017). Pola Asuh Anak Pada Pasangan Pernikahan

Usia Dini. Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Lampung.

Sefriana, Ruth. (2015). Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan perkembangan

emosional remaja di sekolah menengah atas (SMA) Negeri 14 Medan.

Page 76: POLA ASUH ORANGTUA PADA ANAK JALANAN (Studi Anak …digilib.unila.ac.id/54498/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Skripsi ini berjudul “Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Jalanan (Studi

(Skripsi). Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Universitas Sari Mutiara

Indonesia.Diakses dari

http://103.15.241.30:8123/inlislite3/uploaded_files/dokumen_isi/Monograf/11

02087_001.pdf (Tanggal 10 Januari 2018).

Website :

Mursalin Yasland. 2016. Anak jalanan dan pengemis banjiri Bandar lampung

Diakses dari

http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/daerah/16/08/31/ocrr8l366-

anak-jalanan-dan-pengemis-banjiri-bandar-lampung (Tanggal 28 Desember

2017)

Data Badan Pusat Statistik tahun 2014 tentang jumlah anak jalanan di kota Bandar

Lampung

https://bandarlampungkota.bps.go.id/statictable/2017/01/26/244/banyaknya-

penyandang- masalah-kesejahteraan-sosial-di-kota-bandar-lampung-tahun-

2011-2015.html

Data menurut menteri sosial http://poskotanews.com/2016/11/27/mensos-

deklarasikan- indonesia-bebas-anak-jalanan-2017/

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online https://kbbi.web.id/

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas

Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak

http://www.kpai.go.id/ hukum/undang-undang-republik-indonesia-

nomor-35-tahun-2014-tentang-perubahan- atas-undang-undang-nomor-23-

tahun-2002-tentang-perlindungan-anak/