13
PERTARUNGAN SIMBOLIK DALAM WACANA BANTUAN KHUSUS MAHASISWA M. Jazery Fakultas Tarbiyah STAIN Tulungagung e-mail: [email protected] Abstract This study aims to describe forms of, strategies in, and factors causing symbolic conflicts in the discourse of Special Aids for Students (SAS). The data sources were texts on SAS in mass media. This study employed the Critical Discourse Analysis (CDA) by Fairclough. The data were analyzed in three steps, i.e. text analysis (description), process analysis (interpretation) and socio-cultural practice analysis (explanation). The findings can be explained as follows. First, the forms of symbolic conflicts are the introduction and refusal of meaning, logic, perspective, and value. Second, the strategies of symbolic conflicts include making them subtle or vague and making them positive or natural. Third, the factors causing symbolic conflicts include differences in habits and social structure and those in discourse executors’ interests. Keywords: symbolic conflicts, critical discourse analysis, special aids for students PENDAHULUAN Kebijakan pemerintah SBY-JK menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) menyisakan persoalan yang berkepanjangan. Persoalan kenaikan harga BBM memang berdampak luas pada sendi-sendi kehidupan bangsa dan Negara. Sebagaimana sifat BBM yang mudah terbakar, maka ketika harga BBM naik terbakar pulalah emosi masyarakat Indonesia. Emosi tersebut dapat dilihat dari maraknya aksi demonstrasi peno- lakan naiknya harga BBM. Berbeda jika kenaikan harga terjadi pada minyak wangi, minyak oles, atau minyak rambut karena kenaikan harga minyak-minyak tersebut tidak akan menyeret kenaikan harga barang lainnya, khususnya sembi- lan bahan pokok (sembako). Dampak kenaikan BBM terasa sekali bagi pelaku transportasi, seperti sopir angkot, sopir becak, dan keba- nyakan masyarakat miskin Indonesia. Imbas kenaikan BBM terhadap tarif angkutan umum sebesar 20-25%, begitu pula harga sembako meroket seolah tak terkendali. Masyarakat miskin yang selama ini sudah berat menaggung be- ban hidupnya harus menaggung lagi beban tambahan akibat kenaikan BBM. Oleh karena itu, demonstrasi menolak kenaikan harga BBM terjadi di mana- mana dan oleh siapa saja yang merasa- kan beban akibat kenaikan BBM. Maha- siswa dari berbagai perguruan tinggi mempelopori penolakan kenaikan har- ga BBM dengan berdemonstrasi yang terkadang harus bersitegang dengan aparat kepolisian. Bahkan, aparat ke- polisisan yang terprovokasi oleh ulah demonstran menyerbu kampus Univer- sitas Nasional di Jakarta. Ibu-ibu rumah tangga, ormas-ormas, dan LSM pun ti- dak ketinggalan menyuarakan penolakan- nya. Menyikapi penolakan kebijakan menaikkan harga BBM, pemerintah SBY-JK mencari solusi yang dianggap 33

PERTARUNGAN SIMBOLIK DALAM WACANA BANTUAN KHUSUS MAHASISWA

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERTARUNGAN SIMBOLIK DALAM WACANA BANTUAN KHUSUS MAHASISWA

PERTARUNGAN SIMBOLIK DALAM WACANA BANTUAN KHUSUS MAHASISWA

M.JazeryFakultasTarbiyahSTAINTulungagung

e-mail:[email protected]

AbstractThisstudyaimstodescribeformsof,strategiesin,andfactorscausingsymbolic

conflictsinthediscourseofSpecialAidsforStudents(SAS).ThedatasourcesweretextsonSASinmassmedia.ThisstudyemployedtheCriticalDiscourseAnalysis(CDA) by Fairclough. The data were analyzed in three steps, i.e. text analysis(description),processanalysis (interpretation)andsocio-culturalpracticeanalysis(explanation).Thefindingscanbeexplainedasfollows.First,theformsofsymbolicconflictsaretheintroductionandrefusalofmeaning,logic,perspective,andvalue.Second, the strategiesof symbolic conflicts includemaking themsubtleorvagueandmakingthempositiveornatural.Third,thefactorscausingsymbolicconflictsincludedifferencesinhabitsandsocialstructureandthoseindiscourseexecutors’interests.

Keywords:symbolicconflicts,criticaldiscourseanalysis,specialaidsforstudents

PENDAHULUANKebijakan pemerintah SBY-JK

menaikkan harga bahan bakar minyak(BBM) menyisakan persoalan yangberkepanjangan. Persoalan kenaikanharga BBM memang berdampak luaspadasendi-sendikehidupanbangsadanNegara. Sebagaimana sifat BBM yangmudahterbakar,makaketikahargaBBMnaikterbakarpulalahemosimasyarakatIndonesia.Emositersebutdapatdilihatdarimaraknya aksi demonstrasi peno-lakannaiknyahargaBBM.Berbedajikakenaikan harga terjadi pada minyakwangi,minyakoles,atauminyakrambutkarenakenaikanhargaminyak-minyaktersebut tidakakanmenyeretkenaikanhargabaranglainnya,khususnyasembi-lanbahanpokok(sembako).

Dampak kenaikan BBM terasasekali bagi pelaku transportasi, sepertisopir angkot, sopir becak, dan keba-nyakan masyarakat miskin Indonesia.Imbas kenaikan BBM terhadap tarif

angkutanumumsebesar20-25%,begitupulahargasembakomeroketseolahtakterkendali. Masyarakat miskin yangselama ini sudahberatmenaggungbe-ban hidupnya harus menaggung lagibeban tambahanakibatkenaikanBBM.Oleh karena itu, demonstrasi menolakkenaikan harga BBM terjadi di mana-manadanolehsiapasajayangmerasa-kanbebanakibatkenaikanBBM.Maha-siswa dari berbagai perguruan tinggimempelopori penolakan kenaikan har-ga BBM dengan berdemonstrasi yangterkadang harus bersitegang denganaparat kepolisian. Bahkan, aparat ke-polisisan yang terprovokasi oleh ulahdemonstranmenyerbukampusUniver-sitasNasionaldiJakarta.Ibu-iburumahtangga,ormas-ormas,danLSMpun ti-dakketinggalanmenyuarakanpenolakan-nya.

Menyikapi penolakan kebijakanmenaikkan harga BBM, pemerintahSBY-JK mencari solusi yang dianggap

33

Page 2: PERTARUNGAN SIMBOLIK DALAM WACANA BANTUAN KHUSUS MAHASISWA

34

LITERA,Volume8,Nomor1,April2009

tepatuntukmeringankanbebanrakyatmiskin dan mahasiswa dari keluargatidak mampu dengan membuat pro-grambantuanlangsungtunai(BLT)danbantuankhususmahasiswa(BKM).BLTdiberikan kepada masyarakat miskinsebesar Rp 100.000 per bulan, sedang-kanBKMdiberikankepadamahasiswakurangmampusebesarRp500.000persemester. Di samping itu, pemerintahjuga membuat program-program laindiperuntukkanbagimasyarakatmiskinyang paling merasakan dampak lang-sungkenaikanhargaBBM.

Namun, kebijakan pemerintahmemberikanBLTdanBKMditanggapisinis oleh para pengamat dan maha-siswa. Fajrul Rahman,misalnyameng-anggap BKM sebagai bukti kepanikanpemerintah menghadapi demonstrasimahasiswa karena takut diturunkanseperti ORBA dan ORLA. SementaraBudiyanto, presiden BEM UGM, men-yatakan bahwa penyaluran BKM bagimahasiswa miskin hanya pengalihanisu kenaikan harga BBM. Pemberianbantuanitumerupakanupayasistema-tis untuk membungkam aspirasi ma-hasiswa. BLT dan BKM dimunculkanagarmunculkesanbahwasubsidiBBMdicabutuntukdiberikankepadawargamiskin, termasuk mahasiswa miskin(http://jurnalnasional.com/).

JikafenomenadiatasditinjaudarikacamataBourdieu(1991)makasesung-guhnya dalam wacana BKM ini telahterjadipertarungansimbolik.Pertarung-an simbolik adalah sebuah persainganuntukkekuasaanataspelakusosialyanglain,ataseksistensinya,pandangannya,persepsinya,danapresiasinya.Penyebab-nya adalah perbedaan pandang-andunia(world view),perbedaansudutpandang,danperbedaannilai-nilai.Tu-juannya;mendapatkankekuasaanmem-produksidanmenunjukkanpandangandunia yang paling diakui, yang palingdianggapbenar,yangmemilikilegitimi-

tas. Singkatnya, pertarungan simbolikadalah pertarungan memperebutkanwacanadominantyangdianggapbenar,tepat,danditerimaolehmasyarakat.

WacanaBKMtelahmenjadiarenapertarungan simbolik,yakniperebutanpemaknaan antara pemerintah di satusisi, serta pengamat dan mahasiswadi sisi lain. Dalam hal ini pemerintahsebagai orthodoxa atau eksekutor wa-cana awal (prior discourse) sedangkanpengamat dan mahasiswa sebagai het-hrodoxaataueksekutorwacana tanding(counter discourse).Wacanaawalmenga-takanbahwaBLTdanBKMmerupakanprogram pemerintah untukmembantumasyarakat miskin dan mahasiswakurang mampu, sedangkan wacanatanding mengatakan bahwa BLT danBKM merupakan upaya pemerintahuntukmeredamkemarahanrakyatdanmembungkamkritisismemahasiswa.

Jikaditengokdengananalisiswa-canakritis(AWK),makaapayangterja-dimerupakanperjuanganuntukmem-pertahankankekuasaan,dominasi,danpenindasanolehpemerintah.Sementaraitudaripihaklain,pengamatdanmaha-siswa, hal ini merupakan perjuanganmeruntuhkankekuasaan,dominasi,dankekerasansimbolikpemerintah.Masing-masing kelompok memperjuangkankepentingannya denganmenggunakansimbol-simbolbahasa.Perjuanganterse-butdilakukandengan strategimeconai-sance;yaknieufimisasidansensorisasi.

Istilah pertarungan simbolikmuncul dalam karya Pierre BourdieuLanguage and Symbolic Power (1991).Dalamkarya tersebut,Bourdieumeng-kritik keras kelompok yang mencarikekuasaan kata-kata dalam kata-kataitu sendiri. Itumustahil, katanya. BagiBourdieu, kata-kata mendapatkankekuasaan dari penutur/eksekutornya.Karenanya Bourdieu tidak sependapatdengan kelompok strukturalis sepertiFerdinand de Saussure (langue-parole)

Page 3: PERTARUNGAN SIMBOLIK DALAM WACANA BANTUAN KHUSUS MAHASISWA

35

PertarunganSimbolikDalamWacanaBantuanKhususMahasiswa

dan Chomsky (competence-performance)yangmasihmengeliminasibahasadarisubjek yang berbicara dan konteks so-siohistorisyangmelatarinya.

JikabagiSaussurebahasaadalahfakta sosial, bagi Chomsky sebagaifakta psikologis, bagi Bourdieu bahasaadalah praktik sosial. Praktik sosialterjadi sebagai hasil dialektika antarainternalisasieksteriordenganeksternal-isasi interior.Dengankata lain,praktikbahasa merupakan interaksi dialektisantara pasar linguistik dengan habituslinguistik(Ibrahim,2007).Pasarlinguis-tik adalah arena dimana wacana-wa-cana termanifestasi, sedangkanhabitusadalah kecenderungan praktik-praktiklinguistik yang dimiliki oleh pelakusosial.Dalamhal ini,Bourdieubanyakdipengaruhi oleh Wittgentein (1983)tentangkonseppermainanbahasa(lan-guage game).Menurut Bourdieu (1991),otoritasyangdimilikipelakusosialbu-kanlahotoritasyangmunculbegitusaja,tetapimerupakan inventasisosialyangdicapaiolehsipelaku.Dengandemiki-anbahasaeratkaitannyadengankekua-saan simbolik. Demikian juga dikemu-kakanolehFairclough(2001)bahwaba-hasa berkaitan erat dengankekuasaan.Melalui bahasa orang mendapatkankekuasaan, dan dengan bahasa orangmelanggengkankekuasaanya.

Untukmencapaikekuasaan sim-bolik, terjadilah pertarungan simbolik.Pertarungan simbolik adalah sebuahpersainganuntukkekuasaanataspelakusosialyanglain,ataseksistensinya,pan-dangannya,persepsinya,danapresiasi-nya. Penyebabnya adalah perbedaanpandangan dunia (world view), per-bedaansudutpandang,danperbedaannilai-nilai. Tujuannya; mendapatkankekuasaan memproduksi dan menun-jukkan pandangan dunia yang palingdiakui, yang paling dianggap benar,yangmemilikilegitimitas.

Dalampertarungansimbolik ter-jadi pertarungan wacana. Dalam per-tarungan ada yang menang, ada yangkalah. Wacana yang menang menjadidominan;doxa,sedangwacanayangka-lahmenjadihetrodoxa.Pertarunganwa-cana dapat dilihat dengan jelas dalamkasus CNN danAl-Jazeera dalamme-nyampaikanopinitentangperangIrak.Pertama-tama televisiCNNmenguasaiopini dunia dengan sewenang-wenangmenggunakanpemilihankatayangsela-lumenempatkantentaraAmerikapadaposisi positif, dan tentara dan pejuangIrakdalamposisinegatif.Misalnya,be-rani><brutal,hati-hati><pengecut,se-tia><fanatik,pahlawan><teroris,danlain-lain. Belakangan, muncul stasiuntelevisiAl-JazeerayangmeliputperangIrak dengan sudut pandang yang ber-beda.Pertarungansimbolikpundimu-lai. Opini-opini segera terbentuk, adayang pro dan ada yang kontra. KetikaAl-Jazeera dianggap menggoyang ke-mapanandominasiCNN,Amerikapunmembuatstasiuntelevisi tandinganse-pertiMidle East Television Network, Al-Arabia,danArab News Network.

Dalampertarungansimbolikdib-utuhkan kapital seperti ekonomi, bu-daya, sosial, dan simbolik. Kekuasaansimbolik dibangun dengan dua syarat,yaitu kapital simbolik dan strategi in-vestasisimbolik(Bourdieu,1991).Kepe-milikan kapital simbolik yang tidakdikeloladenganstrategiyangtepatakanmelahirkan“inflasikapital”.Dalamhalini Bourdieu banyak dipengaruhi olehpemikiranMarxisme terutama tentangpertentanganantarkelas.

Dalam kehidupan sosial, wujudkekuasaan seringkali terpatri dalamgagasan politik formal, dan kekerasandiidentikkandenganaktivitasfisikyangmerugikan. Kekuasaan dan kekerasanmasih diandaikan sebagai suatu inter-aksi yang terjadi dalam sebuah ruangkongkrit dengan sumber daya yang

Page 4: PERTARUNGAN SIMBOLIK DALAM WACANA BANTUAN KHUSUS MAHASISWA

36

LITERA,Volume8,Nomor1,April2009

konkritpula.Seiringdengangloblalisasiinformasidan teknologi,wujudkekua-saan dan kekerasan mengalami peru-bahan. Perwujudan relasi kekuasaandankekerasanpadaerasekarangtidaklagi tampildalamruangkongkrityangmelibatkan aktivitas fisikal. Keduanyaberoperasi dalam sebuah ruang repre-sentasi yang menjadikan sumber dayasimbolsebagaikekuatanabstrakuntukmenciptakankebenaranyangberterima.Melaluirepresentasi,sebuahrealitasda-patdihadirkanmelaluimobilisasisistemsimbol, baik bahasa, wacana, gambar,dan semacamnya (Fashri, 2007). Kare-nanya,memahamikinerjasebuahrezimpolitik atau aliran pemikiran tidak ha-nyadianalisadaripraktikpengambilankebijakan,tetapidapatpuladilihatdaripola-polasimbolikyangdigunakannya,baik wacana yang diproduksi, tutur-bahasayangdigunakan,hinggaprosespencitraan yang menggambarkan res-ponterhadappersoalan-persoalanyangdihadapi.

Kekuasaan simbolik memilikikemampuan untuk menyembunyikanbentuk aslinya, kekerasannya, dan ke-sewenang-wenangnya sehingga mem-buatoranglainterdominasisecaratidaksadar. Untuk mendapatkan dominasiitu, dibutuhkan mekanisme objektif,yaitumekanismeyangmembuatkelom-pokyangdidominasisecaratidaksadarmasuk ke dalam lingkaran diminasidanmenjadipatuh.MekanismeiniolehBourdieudisebutkekerasan simbolik.

Kekerasan simbolik bekerjadengan mekanisme mecoinnaissance,penyembunyian kekerasanmenjadi se-suatuyang“memangseharusnyademi-kian”. Mekanisme ini berjalan dengandua cara, yakni eufimisme dan senso-risasi. Eufimisme membuat kekerasansimbolik menjadi halus, tak dikenali,dan sensorisasi membuat kekerasansimboliksebagaibentukpelestarianni-lai-nilaiyangdianggapluhur.

Adalah lazim bagi setiap ordepolitikuntukmenciptakansistemsimbolyang mencerminkan kekhasan kekua-saannya.Simbolmengandungkekuatanuntukmembentukwajahrealitas.OrdeLamamisalnya,memproduksigagasan‘Nasakom’sebagaigugussimbolikyangbertujuanmenyatukankekuatanpolitikyangterpecah.OrdeBarumembuatsis-temsimbol‘Pembangunan’.EraSBY-JKmenjadikanwacana‘GoodGavernance’sebagai simbol untuk mendayung visibesarpemerintahannya.

Analisiswacanakritis(AWK)se-lalumelihat bahasadala kaitannyade-ngankekuasaan, terutamadalampem-bentukansubjekdanberbagaitindakanrepresentasi dalammasyarakat. DalamAWK, wacana tidak hanya dideskrip-sikan berdasarkan aspek kebahasaan,tetapi juga dikaitkan dengan konteksmakrowacana(Eriyanto,2006).Wacanadilihat sebagai representasi kondisi so-sial dalammasyarakat.Wacana dilihatdalamhubungannyadengansituasi,in-stitusi,kepentingan,danstruktursosialyangmembentuknya.

AWK memiliki lima ciri pokok,yaitu (1) tindakan, (2) konteks, (3) ke-sejarahan,(4)kekuasaandanhegemoni,dan(5)ideologi.Pertama,wacanadipan-dang sebagai sebuah tindakan, sebuahinteraksi. Artinya, produsen wacanadipandangsedangmelakukaninteraksidengan orang lain. Sebagai sebuah in-teraksi,wacana dipandang sebuah tin-dakan sadar yangmemiliki tujuan ter-tentu, misalnya mempengaruhi oranglain, menyanggah pendapat, menolakajakan,dansebagainya.

Kedua,wacanadipandangsebagaisesuatu yang diproduksi, dimengerti,dandianalisispadakontekstertentu,yak-ni konteks mikro dan konteks makro.Konteks mikro terbatas pada konteksperistiwatuturterjadi.Sedangkankon-teks makro mencakup konteks socialdanbudaya.

Page 5: PERTARUNGAN SIMBOLIK DALAM WACANA BANTUAN KHUSUS MAHASISWA

37

PertarunganSimbolikDalamWacanaBantuanKhususMahasiswa

Ketiga,wacanadipandangdalamkaitannya dengan konteks social danbudaya tertentu. Ini berarti bahwa se-buah wacana tidak dapat dipahamitanpamelibatkankontekssosio-budayayangmebnyertainya.Salahsatukontekssosio-budayayangpentingadalahkon-tekshistories(Foucault,2003).

Keempat, wacana dipandang se-bagaisesuatuyangbukanalamiah,wa-jar, dan netral (Piliang, 2001). Wacanamerupakanbentukpertarungankekua-saan(Bourdieu,1991).Kekuasaanyangdimaksud adalah kekuasaan dalamkonsepbudaya,yaknihubunganantarawacanadanmasyarakat.Kekuasaandi-pandang sebagai tindak pengontrolan,yakniorangataukelompokyangmemi-liki kekuasaan berusaha mengontrolkelompok lain melalui wacana yangdiproduksinya.Dengandemikian,ana-lisis wacana tidak hanya menganalisisstrukturwacana,melainkan jugaanali-siskekuatandankondisisocialbudayayangmelatarilahirnyawacanatersebut.

Kelima, wacana dipandang se-bagai bentuk praktik ideologi (VanDijk, 1997). Ideologi bersifat sosialdanberlaku secara internal. Bersifat sosial,karena ideologimembutuhkankesepa-katan dan kesepahaman antaranggotakelompok. Bersifat internal, karenadalamimplementasinyaideologimemi-likidayakohesidankoordinasi.Wacanamerupakan representasi ideologi yangdiproduksi oleh kelompok dominanagarideologiyangdiproduksiditerimasebagaikebenarandankewajaran.Kare-nanya,wacana tidak lagi sesuatu yangnetral,melainkanmemihak kepenting-anideologiprodusennya.

Dalampandangananalisiswaca-nakritis,setiapwacanaharusdipandangtidaklahirdariruangkosong,melainkandariruangyangpenuhdenganmuatankepentingan. Setiap wacana mesti di-curigai memiliki kepentingan tertentu,baik ekonomi, politik, maupun lain-

nya.Wacanadipandangsebagaisaranakelompok dominan untuk mengontroldanmenguasai kelompok lain. Karenaitu,analisiswacanakritistidakberhentipadamakna tektual,melainkanmaknadalamkontekssosio-kulturalnya.

Selain tokoh-tokoh analisis wa-canakritis,Fairclough,Wodak,danvanDijk,Hidayat(2003)menyatakanbahwadalamtradisipenafsiranwacana(herme-neutika) dikenal ‘three master of preju-dices’,yakniMarx,Freud,danNietzche.Marxmengajakkitauntukmewaspadaikesadaraneksekutorwacanadanpem-bacawacanayangsangatmudahdipe-ngaruhiolehstatusekonomidanpolitik.Nietzche mengajari kita bahwa padadasarnya manusia memiliki keinginanuntukmenguasaioranglain(the will to power). Dengan begitu, kita perluwas-pada dalam memahami wacana yangdiproduksi orang lain maupun orangyangmemahamiwacanatersebutkare-na di dalamnya pasti terbesit maksuduntuk mempengaruhi dan menguasaiorang lain. SementaradariFreud,kitabelajar bahwa bawah sadar setiap ek-sekutorwacana,jugapembacanya,pastiturutberperandalammemandangdanmenafsirkanrealitas.

Penelitian ini bertujuan untukmendeskripsikan dan menjelaskanpertarungan simbolik dalam wacanaBKM. Tujuan tersebut dirinci dalamtujuan-tujuan khusus sebagai berikut(1) mendeskripsikan bentuk-bentukpertarungan simbolik dalam wacanaBKM,(2)mendeskripsikanstrategiyangdigunakan dalam pertarungan simbo-lik dalam wacana BKM, dan (3) men-jelaskan faktor-faktor yang menyebab-kan terjadinya pertarungan simbolikdalamwacanaBKM.

METODEPertarungansimbolikmerupakan

bentukpenggunaanbahasayangpenuhdengankepentingan,yaknikepentingan

Page 6: PERTARUNGAN SIMBOLIK DALAM WACANA BANTUAN KHUSUS MAHASISWA

38

LITERA,Volume8,Nomor1,April2009

menguasai,mendominasi,danmempe-ngaruhi kelompok lain.Karena itu, pi-lihan kata, struktur kalimat senantiasadicermatimemilikimaknaterselubung.Untuk dapat memberikan eksplanasitentangmakna-maknatersebutdiperlu-kanAWK.HalinidisebabkanBourdieusebagaipenggagaspertarungansimbo-lik belum memiliki perangkat analisisyangjelas.Analisisdatadilakukanden-ganpendekatanAWKmodelFairclough(1997)yangmeliputitigadimensi,yaknidimensi teks,praktikkewacanaan,danpraktik sosiokultiural. Dengan demiki-an analisisdatadilakukandengan tigalangkah,yakni(1)analisisteks(deskrip-si), (2) analisis pemrosesan (interpre-tasi),dan (3)analisispraktik sosio-kul-tural(eksplanasi).

HASIL DAN PEMBAHASANBentuk Pertarungan Simbolik

Pertarungan simbolikdalamwa-canaBKMinimemilikiduabentuk,yak-ni (1)hanyamengenalkan satumakna,logika,perspektif,dannilaitertentu,dan(2)menolakmakna, logika, perspektif,dannilailain.

Hanya mengenalkan satu makna, logi-ka, perspektif, dan nilai tertentu

Bagipemerintah,pemberianBKMmurnibertujuanuntukmeringankanbe-banmasyarakatmiskinmahasiswatidakmampuyangterkenadampaklangsungdarikenaikanhargaBBM.Program initidak dimaksudkan untuk meredamgejolakpenolakannaiknyahargaBBM.WacanaberikutmerupakanpernyataanAndiMalarangeng sebagai juru bicarapresiden:

Program pemerintah saat iniadalahmensubsidilangsungrak-yatmiskin,sedangkansebelumn-yaberupasubsidibarang.InilucukalauadaorangyangmenentangBLT.Emangdiayangmiskin.Yangmiskin mau datang berduyun-

duyun dan antre (http:///jurnal-nasional.com/).

Wacanadiatashanyamengenal-kansatumaknadanlogika.MaknayangdikenalkanadalahbahwaBLTdanBKMmerupakan bentuk subsidi langsungbagi rakyat miskin. Logika yang dike-nalkan adalah jika rakyatmiskin yangdisubsidi,makatidakmungkinmerekamenolak.Buktinya,mereka“datang ber-duyun-duyun dan antre”. Jadi yangme-nolakpastibukanrakyatmiskin.Kare-nanya“lucu”kalauadayangmenentangBLT. Karena rakyat miskin dan maha-siswa miskin yang terkena dampaklangsung kenaikan harga BBM sudahdibantu. Dengan kata lain, pemerin-tah inginmenyatakan bahwakenaikanhargaBBMiniuntukmensubsidirakyatdanmahasiswamiskin.

Wacana di atas mendapat tan-dingandarikelompokhethrodoxa,yaknipengamat dan mahasiswa. Bagi mere-ka, program BLT dan BKM merupa-kan upaya pemerintah untuk merebutsimpati rakyat danmahasiswamiskin.Bahkan, dikatakan bahwa programBKMmerupakanupayamenyuapataumenyogok mahasiswa agar merekabungkam tidak protes dan demo lagi.Wacana berikut merupakan kontrawacana terhadap wacana di atas. Wa-cana yang diyatakan oleh Budiayanto,presidenBEMUGM,berikutjugahanyamengenalkansatumaknadanlogika.

Kalau pemerintah seriusmembantu mahasiswa miskin,seharusnyaBKMdiberikansebe-lumhargaBBMnaik.Janganjadipahlawan kesiangan. Ini hanyapengalihan isu dari persoalanbesar kenaikan BBM. Kemudi-an dimunculkan kesan subsididiberikan kepada warga miskintermasukmahasiswa.Polisiseha-rusnyamenjagajalannyademon-strasi, bukan malah menyerang

Page 7: PERTARUNGAN SIMBOLIK DALAM WACANA BANTUAN KHUSUS MAHASISWA

39

PertarunganSimbolikDalamWacanaBantuanKhususMahasiswa

dan menganiaya mahasiswa(VHRmedia.com,Yogyakarta).

Pada wacana di atas, programBKM ditolak dengan mengemukakanseharusnya BKM diberikan sebelum harga BBM naik. Membantuwargadanmaha-siswa miskin adalah kewajiban peme-rintahmeskipunhargaBBMtidaknaik.Karena bantuan baru diprogramkansetelah rakyatmiskin betul-betulmen-jerit, mahasiswa menuduh pemerin-tah sebagai pahlawan kesiangan. Arti-nya, apa yang dilakukan pemerintahhanyalah untuk mencari muka karenasemuanya sudah terlambat. Pengena-lan satumakna, logika, dan perspektifjugadilakukandalammenanggapiaksipolisi yangmenyerang kampusUNASJakarta dengan mengatakan “Polisi se-harusnya menjaga jalannya demonstrasi, bukan malah menyerang dan menganiaya mahasiswa”. Padahalpolisimestipunyaalasansendirimengapamenyerangdanmenganiaya mahasiswa, mungkin ber-buatanarkisdalamberdemo.

Menolak makna, logika, perspektif, dan nilai lain

Di samping hanya mengenal-kan satumakna, logika, danperpektif,pertarungan simbolik dalam wacanaBKMjugamenggunakanbentukmeno-lakmakna, logika, dan perspektif lain.Mendiknas Bambang Sudibyo menga-takansebagaiberikut:

Bantuan Khusus Mahasiswa(BKM)murnisebagaibagiandarikompensasi kenaikan BBM daripemerintah khusus di bidangpendidikan, sebabdenganaanyakenaikanBBMakanberpengaruhpadabiayakebutuhanmahasiswa,seperti buku, kos, dan transpor-tasi. Pemerintah tidak akan me-maksakan bagi mahasiswa yangmaumenerimaatautidak(http:///www.tempointeraktif.com).

Wacanadiatasmerupakanwaca-naawal(prior discourse)sebagaiantisipa-siterhadappenolakanBKMolehmaha-siswa.Wacanatersebutsecarajelasditu-jukan kepada mahasiswa yang selamainigetolmengkampanyekanpenolakanterhadap kenaikan harga BBM. Waca-na di atas diawali dengan pernyataanbahwa tidak ada kepentingan apapundibalikBKMdenganmengatakanBKM murni sebagai bagian kompensasi kenaikan BBM khusus untuk bidang pendidikan. Sebagai antisipasi tehadap penolakanmahasiswa, sang menteri pun menya-takan pemerintah tidak akan memaksakan bagi mahasiswa yang mau menerima atau tidak. Wacana di atas tidak menawar-kanalternatif logikalainbagimanajikamahasiswa tidakmaumenerimaBKM.Dengankatalain,wacanadiatasmeno-laksemuamakadanlogikalain,kecualimaknadanlogikaeksekutornya.

Wacana berikut merupakan wa-canatandinganterhadapwacanadiatas.Wahyonomenolaklogikayangdikenal-kanolehsangMenteri.Denganlantangberani, Wahyono yang mantan aktivismahasiswainimengatakanbahwaBKMadalah aksi sogokolehpemerintahke-padamahasiswauntukmenutupkritisi-tasmahasiswa.

Aksi sogok atau suap kem-bali dilakukan dan dipamerkanoleh pemerintah SBY-JK tanparasa bersalah dan malu. Setelahmenyuap rakyat miskin denganBLT, giliran menyuap maha-siswadenganBKMdalamrangkamenyumbat celah kritisitas ma-hasiswa peduli rakyat terhadapkebijakan kenaikan harga BBMbikinanPemerintahRIyangtelahberideologikapitalisPasarDunia(http:///www.apakabar.ws).

Pada wacana di atas, eksekutorwacana berusaha menolak BKM de-ngan mengemukakan bahwa BLT dan

Page 8: PERTARUNGAN SIMBOLIK DALAM WACANA BANTUAN KHUSUS MAHASISWA

40

LITERA,Volume8,Nomor1,April2009

BKMmerupakanaksi sogokatau suappemerintah.Tujuannyauntukmenyum-bat celah kritisitas mahasiswa. alasannya,karenayangdiberibantuankhususha-nyamahasiswabukansemuasiswater-masuk siswa SD sampai SMU. Karenayangberdemohanyamahasiswa,makayang disuap hanya mahasiswa. AndaisiswaSD sampai SMU juga ikutdemomenolak kenaikan BBM,makamerekapunjugaakanmendapatbantuan(baca:suap) yang sama. Mahasiswa pahambahwaBKM identik dengan suap atauupayauntukmengbungkammahasiswa.BKMdiberikankepadamahasiswadarikeluarga miskin agar bias juga diper-gunakan untuk membujuk orang tuamereka yang jugamiskin yang sedangmenangis pilu akibat beban ekonomiyang harus ditanggungnya. Pada wa-canadiatas,eksekutormenolakalterna-tivemakna, logika,atauperspektif lainyangditawarkanoleheksekutorwacanaawal.

Strategi Pertarungan Simbolik dalam BKM

Pertarungan simbolikdalamwa-cana BKM dilakukan dengan strategimeconaissance, yakni eufemisasi dansensorisasi. Eufimisasi dilakukan de-ngan penghalusan dan penyamaranmakna, sedangkan sensorisasi dilaku-kandenganpelogisansertapemositifandanpewajaran.

Penghalusan dan PenyamaranSalah satu strategi yang di gu-

nakan dalam pertarungan simbolikdalam wacana BKM adalah penghalu-sandanpenyamaranmakna.StrategiinidigunakanolehpemerintahSBY-JKun-tukmensukseskanprogrammenaikkanharga BBM agar diterima oleh masya-rakat.Karenaitusimbolyangdigunakanadalah “bantuan” bukan “sogokan”,“suap”, atau “duit damai”. WacanadarimendiknasBambangSudibyodan

BalkanKaplale (anggotaDPRRI fraksiDemokrat)berikutpatutdiperhatikan.

BKMmerupakanupayamen-gurangiangka“dropout”akibatnaiknyahargaBBMyangberpen-garuhjugaterhadapnaiknyahar-gakebutuhanhiduplainnya.Soalpendidikanmenjadiprioritasuta-makarenamerekalahyangnanti-nya akan membangun negeriini(http://jurnalnasional.com).BKMmerupakanupayauntuk

mendukungpeningkatansumberdaya manusia generasi penerusbangsa(http://jurnalnasional.com).

Padawacanadiatas,sangmenterisengaja menggunakan strategi peng-halusanmaknaBKMdenganupaya men-gurangi angka “drop out”.Maknatersebutdikuatkan lagi dengan alasan bahwapemerintah memprioritaskan pen-didikankarenamasadepanbangsadanNegara ada pada generasi muda dananak-anak. Begitu juga sangDPR juganeguatkanbahwaBKMbertujuanmuliauntuk meningkatkan kualitas SDM ge-nerasi penerus bangsa. Padahaljikadicer-mati, tujuan sebenarnya adalah mem-buat kebijakan menaikan harga BBMoleh pemerintah mendapat dukungandanditerimamasyarakatIndonesia.Halinididasarkan faktabahwamendiknasdan sangDPR fraksiDemokrat adalahbagiandaripemerintah.Karenaitu,wa-cana yang dilontarkan tentu memihakkepentingan pemerintah, yakni mem-buat masyarakat Indonesia, khusus-nyaduniapendidikan,memahamidanmenerima kebijakan pemerintah me-naikkanhargaBBM.

Wacanadiatasmendapattanding-andarikelompoklain.Wacanatersebutjugamenggunakanstrategisama,yaknipenghalusan dan penyamaran makna.Wacana berikut dikemukakan oleh Ya-sin Kara, anggota DPR RI dari fraksiPAN.

Page 9: PERTARUNGAN SIMBOLIK DALAM WACANA BANTUAN KHUSUS MAHASISWA

41

PertarunganSimbolikDalamWacanaBantuanKhususMahasiswa

Selain memberikan bantuankhususmahasiswa (BKM)diper-lukan kebijakan membebaskanbiaya pendidikan dari sekolahdasar (SD) sampai ke jenjangmenengahatas(SMA)(http://Jur-nalnasional.com).

Pada wacana di atas eksekutormenghaluskanmakna penolakan BKMdengan cara mengemukakan bahwayang ditolak bukan BKM-nya, tapi ha-rusadapemerataanbantuankepadase-muagenerasipenerusbangsatermasuksiswa SD sampai SMA karena merekajuga membutuhkan bantuan untuktetap biasmeneruskan pendidikannya.Penolakan halus sang DPR dari fraksiPANdiatasdapatdimaklumikarenaiamerupakanbagiandarikelompokpen-dukung pemerintah yang tidak setujudengan kebijakan kmenaikkan hargaBBM.

PelogisanKalangan pemerintah berpendi-

rianbahwakebijakanmemberikanBKMsebagai kompensasi kenaikan hargaBBMmerupakankebijakanyangharusdidukungkarenamerekalahyangterke-nadampaklangsungdarikenaikanhar-gaBBM.Pemerintahmenghimbauagarrakyat mengencangkan ikat pinggang.Bagiwargadanmahasiswamiskinakandiberikanbantuan.Pemerintahmemintarakyatmemahaminiatbaikpemerintah.Berikut ini wacana yang dilontarkanolehpemerintahmelaluimendiknas.

Bantuan Khusus Mahasiswa(BKM) murni sebagai bagiandari kompensasi kenaikan BBMdari pemerintah khusus di bi-dang pendidikan, sebab denganadanya kenaikanBBMakanber-pengaruh pada biaya kebutuhanmahasiswa, seperti buku, kos,dan transportasi…. (http://www.tempointeraktif.com).

Wacana di atas berusaha melo-giskanBKMdenganmengkaitkanlang-sungdenganbebanyangharusditang-gungmahasiswaakibatkenaikanhargaBBM. Karena itu logislah kebijakanmemberikan BKM untuk membantumengurangi beban mahasiswa. Tidakbisadipungkiribahwasalahsatudam-pakdarikenaikanBBMadalahbertam-bahnyabebanhidupbagikalanganma-hasiswa, baik untuk kebutuhan hidupsehari-hari seperti biaya makan, sewakost,danongkostransportasi,maupununtuk memenuhi biaya kuliah yangtentunya juga naik. Karenanya, BKMmerupakankebijakanyangdapatdiper-tanggungjawabkan.

Berbeda dengan pemerintah, ke-lompokpengamatdanmahasiswame-nganggapbahwaBLTdanBKMadalahbentukupayapenyuapanolehpemerin-tahkepadamasyarakatdanmahasiswamiskin. Penyuapan tersebut dilakukanuntuk menyumbat dan membungkamdayakritis,ataumengajakdamaimaha-siswa.Wacana tandinganberikutpatutdiperhatikan.

Lagi-lagirakyatkembalipadaposisi “objek penderita”, “kor-ban”,dan“tumbalpemujaanma-teri”. BLT bukan saja singkatandari Bantuan Langsung Tunai,melainkanBantuanLangsungTe-was. Umpama baru naik sepedahibahan tapi segera diserudukkonvoi truk tronton berkecepa-tan tinggi yangmemuat barang-barangdagangan.SBYyangper-nahkuliahhinggamendapatgelarDoktorpastimengerti soal bukudan kisaran harganya. Sangatdisayangkan SBY bisa menangisgara-gara“Ayat-ayatCinta”yangdirekayasa dalam film, tetapi ti-dakpernahmampumenangisataspenderitaan rakyat di depanma-tanya(http://www.apakabar.ws).

Page 10: PERTARUNGAN SIMBOLIK DALAM WACANA BANTUAN KHUSUS MAHASISWA

42

LITERA,Volume8,Nomor1,April2009

Wacana di atas merupakan tan-dingan pelogisan wacana yang dilon-tarkan oleh pemerintah. Dalam halkenaikan BBM, rakyat selalu menjadiobjek pen-derita. BLT pun diplesetkanmenjadi Bantuan Langsung Tewas. Ala-sannya, BLT dan BKM hanya diberi-kan sebesar Rp 100.000 per bulan, itupun hanya untuk tujuh bulan. UangRp 100.000 tentu tidak akan mampumenutup lonjakan harga yang harusditanggungolehwargadanmahasiswamiskin. Jadi penerima BLT dan BKMibaratmendapathibah sepeda tapi segera diseruduk konvoi truk tronton. Artinya,uang seratus ribu tidak akan mampumengimbangi kenaikan harga yangsebesar tronton dan berkecepatan tinggi.Sehingga logislah jika mahasiswa atasnama rakyatmenolak kebijakan peme-rintah menaikkan harga BBM. Logispula jika BKM dimaknai uang sogokatauuangdamaiuntukmeredamdemo-demomahasiswa.

Pemositifan dan PewajaranPemerintahmenganggapkebijak-

anmemberikanBLTdanBKMmerupa-kansuatubentukkeprihatinanpemerin-tahataskenaikanhargabarang-barangkebutuhanakibatkenaikanhargaBBM.UntukmembuatprogramBLTdanBKMmurnikompensasiakibatkenaikanhar-ga BBM, pemerintah melontarkan wa-cana yang membuat program tersebutdianggap sebagai sesuatu yang positifdan wajar. Wacana yang dilontarkanIhsanModjo, dosen Fakultas EkonomiUniversitas Airlangga, berikut patutdiperhatikan.

Secarateoretis,sebagaimanayangdipostulasikan dalam The Second Wel-fare Theorem padakajian ilmuekonomimikro, bantuan langsung melalui cash transfer akan lebih efektif sebagai wa-hana distribusi pendapatan, daripadasubsiditidaklangsunglewatintervensiharga.Alasannya,selainbersifatgebyah

uyah (one size fits all)sehinggacenderungsalah sasaran, bantuan tidak langsung,sebagaimanahalnyasubsidiBBM,akanmendistorsi peran alokasi harga, yangberujungpadamaraknyainefisiensiser-tapasargelap(Suara Pembaruan).

Pada wacana di atas, eksekutormelakukan pemositifan dan pewajarandenganmemberikanalasanbahwasub-sidi BBM akan mendistorsi peran alokasi harga, yang berujung pada inefisiensi serta pasar gelap. Subsidi harga BBMcenderung salah sasaran karena yangmenikmatijustruorangkayayanglebihmembutuhkan BBM ketimbang wargamiskin. Di samping itu, tidak disang-kal lagi bahwamaraknya penggelapanBBMillegalkeluarnegeridikarenakanharga BBM di luar negeri lebih tinggi.Dengan demikian bantuan langsungdalambentukBLTdanBKMlebih efektif sebagai wahana distribusi pendapatan.HalsenadajugadisampaikanolehMariElkaPangestu,menteriperdagangan.

Haruslah dipahami terlebihdahulu mengapa pemerintahmenempuh kebijakan semacamitu. Yakni, untuk meredam ge-jolak atas kebijakan kenaikanharga BBM, khususnya minyaktanah, yang sangat dibutuhkanbagi warga miskin. Selama inipola subsidi yangdijalankan su-dah jelas salah sasaran, karenalebih banyak dinikmati oleh ke-lompokmasyarakatmenengahkeatas. Atas dasar itulah sekaranginginlangsungdibagikankepadarakyatmiskindalambentukuangtunai (http://www.tempointerak-tif.com).

Wacana di atas mendapat tan-dingan wacana dari kelompok lain.Wacana tandingan juga menggunakanstrategipemositifandanpewajaran.Un-tukmembuatpenolakanBLTdanBKMsebagai sesuatuyangpositif danwajar

Page 11: PERTARUNGAN SIMBOLIK DALAM WACANA BANTUAN KHUSUS MAHASISWA

43

PertarunganSimbolikDalamWacanaBantuanKhususMahasiswa

karena dibalik program tersebut patutdicurigainiatbusukpemerintah.

SBYyangpernahkuliahhing-ga mendapat gelar Doktor pastimengerti soal buku dan kisaranharganya. Sangat disayangkanSBY bisa menangis gara-garaAyat-ayat Cinta yang direkayasadalam film, tetapi tidak pernahmampu menangis atas pende-ritaanrakyatmiskindidepanma-tanya(http://www.apakabar.ws).

Pada wacana tandingan di atas,pemositifan dan pewajaran dilakukandengancaramembandingkankeharuanPresiden ketika nonton film Ayat-ayat Cinta dengan ketidakpekaannya me-lihat realitas rakyat yang menderitagara-gara kenaikan BBM. Berapa jum-lahanak-anakyang terkenagizi buruk(diNTT,Indramayu,Ciamis,dll)akibatorang tuanya miskin. Sehingga wajarjika mahasiswa atas nama rakyat me-nolakkebijakanpemerintahmenaikkanharga BBM. Jadi,wajar pula jika BKMdimaknai uang damai atau duit tutupmulut.

Penyebab Pertarungan dalam Wacana BKM

Pertarungan simbolik dalamwacana BKM ini disebabkan oleh (1)perbedaan habitus dan struktur sosialeksekutor wacana, dan (2) perbedaankepentinganeksekutorwacana.

Perbedaan Habitus dan Struktur Ek-sekutor Wacana

Dalam pandangan Bourdieu(1991), bahasa merupakan praktik so-sial. Praktik sosial terjadi sebagai hasildialektika antara internalisasi eksteriordengan eksternalisasi interior. Apabilainteriorituadalahpelakusosialdanse-mua yang melekat pada dirinya yangdibentukolehhabitus,sedangkanekste-rioradalahstrukturobjektifyangadadi

luardiripelakusosial,yaituarena,makapraktik sosial dengan sendirinya tidakotonom karenamerupakan produk in-teraksiantarapelakusosialdanstruktursosial.Dengankatalain,praktikbahasamerupakan interaksi dialektis antarapasarlinguistikdenganhabituslinguis-tik.Pasarlinguistikadalaharenadima-na wacana-wacana termanifestasi, se-dangkanhabitusadalahkecenderunganpraktik-praktik linguistikyangdimilikiolehpelakusosial.

Berdasarkanuraiandiatas,makawajarlah jikawacana yang dilontarkanoleh kelompok orthodoxa berbeda de-nganwacanayangdilontarkanolehke-lompok hetrhodoxa. Kelompok ortho-doxa dibentuk oleh habitus linguistikyangberbedadenganhabituslinguistikkelompokhetrhodoxa.Habitusmerupa-kan kecenderungan-kecenderunganpraktiklinguistikyangtertanamdalamdiripelakusosial,baikyangberhubung-an dengan perilaku fisik, maupunpersepsidan logikabahasanya.Kelom-pok orthodoxa dibentuk oleh habituspemerintahandankekuasaan sehinggapersepsidanlogikabahasanyakhasse-bagaiorangpemerintahanyangberadadalam posisi mendominasi. Sementarakelompok hetrhodoxa dibentuk olehhabituskampusdannon-pemerintahansehinggapersepsidanlogikabahasanyakhas sebagai orang yang dikuasai dandidominasi yang tidak menginginkankemapanandominasipemerintah.

Begitujugajikadilihatdaristruk-tur sosial yangmembentuk pelaku so-sial. Kelompok orthodoxa mendudukistruktur pemerintahan dan kekuasaansehinggawacanayangdilontarkankhassebagai wacana orang pemerintahanyang berada dalam posisi menguasaidan mendominasi. Tujuan dari setiapwacana yang dilontarkan adalah un-tukmelestarikandanmempertahankandominasi untuk mengontrol wacanayang legitimateyangselama inimereka

Page 12: PERTARUNGAN SIMBOLIK DALAM WACANA BANTUAN KHUSUS MAHASISWA

44

LITERA,Volume8,Nomor1,April2009

miliki.Sementarakelompokhetrhodoxaberada kampusdannon-pemerintahansehinggawacanayangdiproduksikhassebagai orang yang dikuasai dan di-dominasi. Tujuannya; mendobrak ke-mapanan dominasi penguasa agar ter-jadiperubahan.

Perbedaan kepentingan eksekutor wa-cana

Dalampandangananalisiswaca-nakritis,setiapwacanaharusdipandangtidaklahirdariruangkosong,melainkandariruangyangpenuhdenganmuatankepentingan. Setiap wacana mesti di-curigai memiliki kepentingan tertentu,baikekonomi,politik,maupunlainnya.Wacana dipandang sebagai sarana ke-lompokdominanuntukmengontroldanmenguasaikelompoklain.Dengankatalain,tidakadawacanayangmurniataupolos. Setiapwacanamemilikimuatankepentingan.

Dalam pandangan Marx, ke-sadaraneksekutorwacanadipengaruhiolehstatusekonomidanpolitik.Bukankesadaran yang membentuk realitas,tetapi realitaslah yangmembentuk ke-sadaran manusia. Jadi, kelahiran wa-cana jenis apapun tidak luput dari pe-ngaruhkepentinganekonomidanpoli-tik. Wacana yang diproduksi oleh pe-nguasaatauorangyangbersahabatde-ngan penguasa, yang dimanjakan olehharta dan fasilitas ekonomi pasti ber-bedadariwacanayangdiproduksiolehmahasiswayangkritistarhadapistana.

Sedangkan Nietzche mengajarikita bahwa pada dasarnya manusiamemiliki keinginan untuk menguasaioranglain(the will to power).Denganbe-gitu,kitaperluwaspadadalammema-hami wacana yang diproduksi orangkarenadidalamnyapasti terbesitmak-suduntukmempengaruhidanmengu-asai orang lain. Seorang eksekutorwa-cana ingin agar dirinya dikatan hebatdanpendapatnyadiikutiorangbanyak.

Karenanya, wacana yang diproduksioleh penguasa pasti berbeda dari wa-canayangdiproduksi oleh orangyangdikuasai.

Karena kepentingan yang ber-beda, para eksekutorwacana berusahaberebut legitimasi kebenaran mela-luiwacanayangdiproduksinya.Dalamperebutan kebenaran tersebut terjadipertarungan wacana. Masing-masingpihakmengklaim bahwawacana yangdiproduksinyayangpalingbenarsemen-tarawacanaproduksipihak lain salah.Karena itu, karena perbedaan kepen-tingan,wacanayangdiproduksipeme-rintahselaluditandingiolehmahasiswa.Sehingga, BLT yang oleh pemerintahdimaknai “Bantuan Langsung Tunai”,atau “Barokah Langsung Turun”, olehmahasiswa dimaknai “Bantuan Lang-sungTewas”.BKMyangolehpemerin-tah dimaknai “BantuanKhususMaha-siswa”,olehmahasiswadimakna“uangsogok”,“suap”,atau“duitdamai”.

SIMPULANBerdasarkan uraian di atas, pe-

nulis menarik beberapa simpulan se-bagaiberikut.Pertama,wacanabantuankhusus mahasiswa (BKM) telah men-jadiarenapertarungansimbolikantarapemerintah(orthodoxa)denganpenga-mat danmahasiswa (hetrhodoxa).Wa-cana-wacana yang dilontarkan peme-rintahmengandungmaknabahwaBKMadalah bantuanuntukmahasiswamis-kin sebagai kompensasi dari kenaikanhargaBBM.Pada sisi lain,wacana-wa-cana tandingan yang diproduksi olehmahasiswa mengusung makna bahwaBKMmerupakanstrategi“suap”peme-rintah untuk menyumbat sikap kritismahasiswa.

Kedua, pertarungan simbolikantara pemerintah dengan pengamatdanmahasiswadilakukandenganduabentuk, yaitu (1) hanya mengenalkanmakna,logika,perspektif,dannilai,dan

Page 13: PERTARUNGAN SIMBOLIK DALAM WACANA BANTUAN KHUSUS MAHASISWA

45

PertarunganSimbolikDalamWacanaBantuanKhususMahasiswa

(2)menolakmakna, logika,perspektif,dannilai lain.Maknayangdilontarkanpemerintah selalu ditolak oleh maha-siswa, sebaliknya makna yang diper-juangkanolehmahasiswaselaluditolakolehpemerintah.Pertarungan simbolikdilakukandenganmenggunakanstrate-gimeconaisance,yaknisensorisasidaneu-fimisasi. Sensorisasi dilakukan denganpelogisan,pemositifan,danpenegasian.Sedangkaneufimisasidilakukandenganpenghalusandanpenyamaran.

Ketiga, pertarungan simbolikdalamwacanaBKMterjadikarenaper-bedaanhabitusdanstruktursosialsertaperbedaan kepentingan eksekutor wa-cana.Pemerintahyanghidupdihabitusdan struktur kekuasaan berusaha se-lalumengontrol,menguasasi,danmen-dominasi pihak lain melalui produksiwacananya. Sebaliknya, pengamat danmahasiswahidupdihabitusdanstruk-tur non-pemerintah ingin mendobrakdan melepaskan diri dari kekuasaan,dominasi pemerintah melalui wacanayangdiproduksinya.Di sinilah jikadi-tinjaudari analisiswacanaktiris,patutdicurigaiadakepentingan-kepentingantertentudi balik keinginanpemerintahuntukmemberikanBKMdankengotot-anmahasiswauntukmenolaknya.

UCAPAN TERIMA KASIHArtikelinidiangkatdaripenelitian

mandiri swadana yang dilaksanakanpada tahun 2008.Ucapan terima kasihdisampaikan kepada para mahasiswayang telah membantu pelakasananpengumpulan data dan kepada mitrasejawatyang telahmembantukegiatanverifikasidantriangulasidatadanhasilpenelitian.

DAFTAR PUSTAKABourdeiu, Pierre. 1991. Language and

Symbolic Power. Cambridge,Mas-sachusetts: Harvard UniversityPress.

Eriyanto. 2006. Analisis Wacana: Pen-gantar Analisis Teks Media. Yo-gyakarta:LKiSPelangiAksara.

Van dijk, Teun.A. 1997. “Political Dis-course and Political Cognition”.Makalah Congress Political Dis-course,AstonUniversity.Diaksesdari http://www.hum.uva.nl/teun.

Fairclough,Norman.1997.Discourse and Social Change. Cambridge: PolityPress.

Fairclough,Norman.2001.Language and Power. England: Pearson Educa-tionLimited.

Fashri, Fauzi. 2007. Penyingkapan Kua-sa Simbol: Apropriasi Reflektif Pemikiran Pierre Bourdieu. Yo-gyakarta:Juxtapose.

Faucoult,Michel.2003.Kritik Wacana Ba-hasa. Terjemahan Inyiak RidwanMuzir.Yogyakarta:IRCiSod.

Hidayat,Komaruddin.2003.Menafsirkan Kehendak Tuhan.Jakarta:Teraju.

Ibrahim,Abd. Syukur. 2007. “Teori-Te-ori Pengetahuan”. Bahan KuliahTidak diterbitkan. Malang: PPSUMMalang.

Piliang,YasrafAmir.2001.Hiper-Realitas Media dan Kebudayaan: Kebenaran dalam Kegalauan Informasi. Yo-gyakarta:PenerbitJalasutra

Wittgenstein, L. 1983. Philosophical Investigations. (trans). G.E.M.Ascombe. Basil Blackwell.Oxford.