23
PENGARUH PERSEPSI KEGUNAAN, PERSEPSI KEMUDAHAN, PERSEPSI KEYAKINAN, PERSEPSI KREDIBILITAS DAN KEPERCAYAAN TERHADAP MINAT MENGGUNAKAN LAYANAN E-BANKING Oleh : Uun farida 115020301111024 Dosen Pembimbing : Dr. Zaki Baridwan, Ak., CA. Jurusan Akuntansi, FEB Universitas Brawijaya Jl. MT. Haryono 165, Malang. Email : [email protected] ABSTRACT This research has aimed to examine the factors that influence students intention to use electronic banking service. This research was using model modification of Technology Acceptance Model (TAM) developed by Davis in 1989. The research method was using survey method. Respondents this study was 195 university students majoring in accounting Economic and Business Faculty of Brawijaya University in Malang ever used an electronic banking service. The data were analyzed by using Partial Least Square (PLS) version 2.0M3 software. The results of analysis for this model shows that the construct perceived usefulness and perceived credibility affected the intention of the use internet banking. but perceived ease of use construct, perceived self efficacy and trust did not influence the intention of the use electronic banking. The implication of this research is relevant to the management banking company and mobile banking analyst to consider factor of ease of use, and compatibility in applying and developing electronic banking transaction in the banking system. Kata Kunci : Technology Acceptance Model (TAM), electronic banking, intention, perceived usefulness, perceived credibility

PENGARUH PERSEPSI KEGUNAAN, PERSEPSI KEMUDAHAN, …

  • Upload
    others

  • View
    15

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH PERSEPSI KEGUNAAN, PERSEPSI KEMUDAHAN, …

PENGARUH PERSEPSI KEGUNAAN, PERSEPSI KEMUDAHAN, PERSEPSI

KEYAKINAN, PERSEPSI KREDIBILITAS DAN KEPERCAYAAN TERHADAP

MINAT MENGGUNAKAN LAYANAN E-BANKING

Oleh :

Uun farida

115020301111024

Dosen Pembimbing :

Dr. Zaki Baridwan, Ak., CA.

Jurusan Akuntansi, FEB Universitas Brawijaya Jl. MT. Haryono 165, Malang.

Email : [email protected]

ABSTRACT

This research has aimed to examine the factors that influence students intention to use electronic

banking service. This research was using model modification of Technology Acceptance Model

(TAM) developed by Davis in 1989. The research method was using survey method.

Respondents this study was 195 university students majoring in accounting Economic and

Business Faculty of Brawijaya University in Malang ever used an electronic banking service.

The data were analyzed by using Partial Least Square (PLS) version 2.0M3 software. The results

of analysis for this model shows that the construct perceived usefulness and perceived credibility

affected the intention of the use internet banking. but perceived ease of use construct, perceived

self efficacy and trust did not influence the intention of the use electronic banking. The

implication of this research is relevant to the management banking company and mobile banking

analyst to consider factor of ease of use, and compatibility in applying and developing electronic

banking transaction in the banking system.

Kata Kunci: Technology Acceptance Model (TAM), electronic banking, intention, perceived

usefulness, perceived credibility

Page 2: PENGARUH PERSEPSI KEGUNAAN, PERSEPSI KEMUDAHAN, …

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji faktor- faktor yang mempengaruhi minat mahasiswadalam

menggunakan layanan electronic banking. Penelitian ini menggunakan modifikasi model

Technology Acceptance Model (TAM) yang dikembangkan oleh Davis pada tahun 1989.

Penelitian ini menggunakan metode survey untuk memperoleh data. Responden penelitian ini

sebanyak 195 mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

yang pernah menggunakan layanan electronic banking. Analisis dilakukan dengan menggunakan

Software Smart PLS versi 2.0M3. Hasil analisis untuk model ini menunjukkan bahwa konstruk

persepsi kegunaan dan persepsi kredibilitas berpengaruh terhadap minat menggunakan layanan

elektronic banking. Sebaliknya konstruk persepsi kemudahan, persepsi keyakinan dan

kepercayaan tidak berpengaruh terhadap minat menggunakan layanan elektronic banking.

Implikasi dari penelitian in relevan bagi pihak managemen bank dan analis electronic banking

agar memperhatikan kembali faktor kemudahan penggunaan dan kesesuaian dalam menerapkan

dan mengembangkan transaksi electronic banking pada sistem perbankannya.

Kata Kunci: Technology Acceptance Model (TAM), electronic banking, minat, persepsi

kegunaan, persepsi kredibilitas.

PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi saat ini mengalami pertumbuhan yang signifikan. Pertumbuhan

teknologi berbanding lurus dengan pertumbuhan masyarakat modern. Tidak dapat dipungkiri

bahwa manusia tidak dapat hidup tanpa adanya teknologi. Oleh karena itu untuk menunja ng

aktivitas manusia maka dibutuhkan teknologi yang canggih. Teknologi yang canggih membuat

segalanya lebih mudah dan sederhana. Banyak pihak memanfaatkan teknologi untuk usaha

maupun bisnisnya. Teknologi memberikan manfaat diantara lain yaitu dapat mengop timalkan

pelayanan mereka kepada pelanggan dan pengguna sehingga memberikan ketertarikan lebih

kepada produk yang ditawarkan. Semakin berkembangnya teknologi maka komunikasi yang

Page 3: PENGARUH PERSEPSI KEGUNAAN, PERSEPSI KEMUDAHAN, …

efektif dan efisien pun semakin dibutuhkan. Oleh karena itu terciptalah internet yang

memberikan kemudahan manusia untuk mengatasi masalah terhadap komunikasi.

Internet memiliki akses penyiaran yang luas tanpa batas dan dengan internet

memudahkan individu berinteraksi dengan sesama individu atau kelompok hanya dengan

komputer. Tjini (2013) dalam penelitiannya menyatakan bahwa ada berbagai macam layanan

yang ditawarkan oleh internet meliputi komunikasi langsung (email, chatting), diskusi (Usenet

News, email, milis), sumber daya informasi yang terdistribusi (World Wide Web, Gopher),

remote login dan lalu lintas file (Telnet, FTP), Social Media (twitter, facebook, linkedin,

instagram) dan berbagai macam layanan lainnya. Pemanfaatan internet telah dilakukan dalam

segala bidang. Banyak pihak yang menggunakan layanan internet dalam melak ukan kegiatan

ekonominya. Para pelaku ekonomi saat ini tidak harus bersusah payah membawa uang tunai

yang banyak untuk melakukan transaksi pembayaran, cukup dengan memanfaatkan teknologi

sehingga mereka akan mudah bertansaksi. Untuk menunjang hal tersebut dunia perbankan

menciptakan suatu sistem informasi yang handal yang mudah diakses oleh para nasabahnya.

Sistem informasi ini menggunakan sistem online atau sering disebut electronic banking (e-

banking). E-banking tidak hanya memberikan manfaat bagi nasabahnya, namun juga

memberikan manfaat bagi pihak bank. E-banking dapat memberikan keuntungan bagi bank agar

dapat bertahan dalam persaingan bisnis. Bank juga dapat menghemat biaya serta dapat menarik

nasabah untuk mempercayakan aktivitas perbankannya pada bank tersebut. Sugiarto (2012) juga

menyatakan bahwa jasa i-banking terus dioptimalkan oleh kalangan perbankan karena

pendapatan yang dikenal dengan istilah fee based income dihasilkan cukup signifikan bagi

keuntungan perbankan.

Suatu bank yang memanfaatkan sistem e-banking memusatkan bagaimana nasabah dapat

mempercayai kegiatan transaksinya tanpa ada bukti tertulis yang terlampir. Seperti pada mesin

ATM setiap transaksi yang dilakukan akan muncul bukti resi, dari hal itulah nasabah lebih

percaya dan menyakini bahwa transaksi yang dilakukan benar dan dapat

dipertanggungjawabkan. Bank harus mampu selalu berkomunikasi dengan nasabahnya agar para

nasabah merasa aman dan nyaman dalam menggunakan layanan e-banking. Untuk mendukung

hal tersebut bank harus mengimbangi dengan pemenuhan kebutuhan dan keinginan nasabah

sesuai dengan harapan nasabah. Kualitas harus dimulai dari kebutuhan pelanggan dan berakhir

pada persepsi pelanggan (Pontus et al, 2009).

Page 4: PENGARUH PERSEPSI KEGUNAAN, PERSEPSI KEMUDAHAN, …

Berdasarkan hal tersebut peneliti ingin mengkaji persepsi individu apa saja yang berpengaruh

terhadap minat menggunakan e-banking. Menurut Somali et al (2008) peneliti mengambil

beberapa variabel yang mempengaruhi sikap diadopsinya internet banking. Variabel yang

digunakan adalah kepercayaan, persepsi kegunaan, dan persepsi kemudahan. Menurut Luarn et

al. (2004) mengatakan bahwa persepsi kegunaan, persepsi kemudahan, persepsi kredibilitas,

persepsi keyakinan diri dan persepsi biaya yang dikeluarkan akan berpengaruh terhadap minat

seseorang untuk menggunakan mobile banking. Namun pada hipotesisnya menyebutkan bahwa

persepsi biaya yang dikeluarkan berpengaruh negatif terhadap minat menggunakan m-banking.

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka dapat dirumuskan masalah yang

akan diteliti sebagai berikut Apakah persepsi kegunaan mempengaruhi minat mahasiswa dlam

menggunakan layanan electronic banking?, Apakah persepsi kemudahan mempengaruhi minat

mahasiswa dalam menggunakan layanan electronic banking?, Apakah persepsi keyakinan

mempengaruhi minat mahasiswa dalam menggunakan layanan electronic banking?, Apakah

persepsi kredibilitas mempengaruhi minat mahasiswa dalam menggunakan layanan electronic

banking? Dan apakah kepercayaan mempengaruhi minat mahassiwa dalam menggunakan

layanan electronic banking?

LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Sistem Informasi

Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen yang dihubungkan

bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi untuk mencapai suatu tujuan

(Wikipedia 2011). Jogiyanto (2007) mendefinisikan sistem adalah suatu jaringan kerja dari

prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk menyelesaikan

suatu sasaran yang tertentu. Hall (2001) dalam bukunya menyatakan bahwa sistem adalah

kelompok dari dua atau lebih komponen subsistem yang saling berhubungan yang berfungsi

dengan tujuan yang sama. Sebuah sistem harus terdiri lebih dari satu bagian yang saling

menghubungkan berbagai bagian dari sistem tersebut. Setiap bagian dari sistem bersifat

indenpenden namun keseluruhannya mengarah pada tujuan yang sama.

Pengertian informasi menurut Bodnar (2001) adalah data yang diolah sehingga dijadikan

dasar untuk mengambil keputusan yang tepat. Menurut Gordon (1993) informasi adalah data

yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang penting bagi si penerima dan mempunyai nilai

yang nyata dapat dirasakan dalam keputusan-keputusan yang sekarang ataupun yang akan

Page 5: PENGARUH PERSEPSI KEGUNAAN, PERSEPSI KEMUDAHAN, …

datang. Jadi informasi merupakan data yang telah diolah sehingga menjadi lebih berguna bagi si

penerima untuk pengambilan keputusan. Informasi diperoleh dengan cara mengumpulkan data

kemudian mengolah data menjadi informasi yang berguna.

Sistem Informasi Akuntansi

Saat ini zaman modern identik dengan cepat, instan, dan mudah. Semua bidang telah

mengalami perkembangan seperti dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan bisnis. Pelaku

bisnis diharapkan mampu bekerja inovatif dan kompetitif sehingga dapat mempertahankan

eksistensinya. Agar dapat bertahan dan menguasai pasar, pelaku bisnis membutuhkan informasi

yang cepat dan tepat waktu yang didukung oleh pemahaman mendalam para pelaku bisnis

terhadap sistem informasi akuntansi.

Sistem Informasi Akuntansi merupakan sistem informasi fungsional yang mendasari

sistem informasi keuangan, sistem informasi pemasaran, sistem informasi produksi dan sistem

informasi sumber daya manusia. Sistem-sistem informasi lain membutuhkan data keuangan dari

sistem akuntansi (ilmuakuntansi.web.id/diakses pada 30 Mei 2015). Hall (2001) menerangkan

ada tiga subsitem sistem informasi akuntansi yang memproses berbagai transaksi keuangan dan

nonkeuangan yang secara langsung mempengaruhi pemrosesan transaksi keuangan. Tiga

subsistem tersebut yaitu sistem pemrosesan transaksi operasi bisnis harian yang mendukung

melalui berbagai dokumen serta pesan untuk para pengguna di seluruh perusahan, sistem buku

besar atau pelaporan keuangan yang menghasilkan laporan keuangan, dan sistem pelaporan

manajemen yang menyediakan pihak manajemen internal berbagai keuangan serta informasi

yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan.

Layanan Electronic Banking

Bank Indonesia membagi layanan electronic banking dalam 4 layanan. Layanan ini

didasarkan pada dua devices/alat transaksi yaitu personal computer dan mobile phone. Layanan

berbasis personal computer adalah internet banking yang menggunakan jaringan internet.

Sedangkan layanan mobile phone yaitu sms banking, mobile banking dan phone banking.

a. Internet banking, yaitu melakukan transaksi, pembayaran, dan transaksi lainnya melalui

internet dengan website milik bank yang dilengkapi sistem keamanan (id.wikipedia.org)

internet banking merupakan layanan yang disediakan oleh bank guna mencukupi

kebutuhan para nasabahnya. Internet banking merupakan bentuk peamnfaatan media

internet yang dilakukan oleh bank guna promosi dan bertransaksi secara online.

Page 6: PENGARUH PERSEPSI KEGUNAAN, PERSEPSI KEMUDAHAN, …

b. Sms banking, adalah layanan informasi perbankan yang dapat diakses langsung melalui

telepon Selular/handphone dengan menggunakan media SMS (short message service).

Arti istilah SMS Banking merupakan layanan yang disediakan Bank menggunakan sarana

SMS untuk melakukan transaksi keuangan dan permintaan informasi keuangan misalnya

cek saldo, mutasi rekening dan sebagainya. Hampir semua bank di Indonesia telah

menyediakan fasilitas M-Bankingnya baik berupa SIMtolkit (Menu Layanan Data)

maupun sms plain (sms manual) atau dikenal dengan istilah sms banking.

c. Mobile banking, merupakan sebuah sistem layanan dari sebuah lembaga keuangan seperti

Bank untuk melakukan sejumlah transaksi keuangan yang dapat diakses langsung oleh

nasabah melalui perangkat mobile seperti telepon seluler. Fasilitas m-banking adalah

sebuah fasilitas dari bank dalam era modern ini yang mengikuti perkembangan teknologi

dan komunikasi. Fasilitas m-banking ini merupakan fasilitas dalam komunikasi yang

bergerak dan diakses melalui telepon selular berbasis GSM. M-banking digunakan

dengan menu yang sudah tersedia di SIM Card yang saat ini menggunakan media Short

Message Service.

d. Phone Banking, phone banking adalah suatu cara melakukan transaksi perbankan lewat

telepon. Pada prinsipnya phone banking juga bisa melakukan hampir keseluruhan

kegiatan perbankan, diantaranya transfer dan melakukan transaksi lainnya dengan cara

yang mudah hanya dengan menghubungi nomor layanan dari bank tempat anda menjadi

nasabah.

Manfaat Electronic Banking

Penggunaan layanan e-banking memberikan manfaat tidak hanya bagi nasabah namun

juga memberikan manfaat bagi bank itu sendiri. Manfaat yang diperoleh oleh bank diantaranya

bank mendapatkan komisi atau biaya (fee based income) dari kegiatan perbankan yang dilakukan

oleh nasabah. Semakin sering nasabah bertransaksi lewat e-banking maka fee yang didapatkan

oleh bank juga semakin banyak. Tidak hanya itu saja menurut Tjini (2013) didasarkan pada

Wijayanti (2009) manfaat bagi bank yaitu :

a. Perluasan Bisnis. Dengan adanya electronic banking maka akan menghilangkan batas fisik,

batas ruang dan waktu. Bank tidak harus membuka kantor cabang di suatu tempat yang

Page 7: PENGARUH PERSEPSI KEGUNAAN, PERSEPSI KEMUDAHAN, …

terpencil untuk memenuhi kebutuhan nasabahnya yang bertempat tinggal di daerah

tersebut. Layanan e-banking dapat diakses dimana saja dan kapan saja.

b. Customer Loyality. Nasabah khususnya yang bergerak akan merasa lebih nyaman

melakukan aktivitas perbankannya tanpa harus membuka account di banyak bank, cukup

hanya dengan satu bank saja.

c. Revenue and Cost Improvement. Biaya yang dikeluarkan oleh bank dalam menyediakan

layanan e-banking lebih murah dibandingkan membangun kantor cabang baru.

d. Competitive Advantage. Bank yang tidak memiliki mesin ATM akan sukar bersaing dengan

bank yang memiliki banyak mesin ATM. Bank yang memiliki e-banking akan memiliki

banyak keuntungan dibandingkan bank yang tidak memiliki fasilitas e-banking. Karena hal

itu orang akan memiliki ketertarikan lebih terhadap bank yang memiliki fasilitas e-banking.

e. New Business Model. Dengan e-banking akan memunculkan bisnis yang baru.layanan

perbankan dapat diluncurkan melalui web dengan cepat dan mudah diakses oleh banyak

orang.

Keuntungan tidak hanya pada sisi bank, namun juga pada sisi nasabah. Layanan e-

banking jelas bebas antrian dan tentu saja nyaman karena dapat dilakukan d imana saja asalkan

nasabah memiliki sarana pendukung untuk melakukan layanan e- banking tersebut.

Keterbatasan Electronic Banking

Electronic banking memiliki banyak kelebihan yang dapat dimanfaatkan oleh pihak

nasabah maupun pihak bank. Namun dibalik kelebihan yang dimiliki oleh layanan electronic

banking namun juga ada kelemahan dan keterbatasan, diantaranya adalah :

a. Keamanan merupakan isu utama dalam e-banking karena sebagaimana kegiatan lainnya

di internet. Transaksi perbankan di internet juga rawan terhadap pengintaian dan

penyalahgunaan oleh tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab

(denisuryana.wordpress.com/diakses pada 01 Juni 2015). Karena hal itu situs e-banking

diwajibkan untuk menggunakan standar keamanan yang ketat guna menjamin bahwa

setiap layanan yang mereka sediakan hanya dimanfaatkan oleh mereka yang berhak.

b. Dana nasabah dapat dibobol apabila nomor PIN atau token internet banking diketahui

oleh orang lain. Dana nasabah juga dapat dibobol oleh karyawan bank itu sendiri yang

mengetahui data-data nasabah, PIN dan nomer tokennya, meskipun nasabah tidak pernah

memberikan data-data tersebut kepada siapapun. Biasanya hal ini dilakukan oleh

Page 8: PENGARUH PERSEPSI KEGUNAAN, PERSEPSI KEMUDAHAN, …

karyawan yang memiliki akses terhadap data-data nasabah. Jika nasabah komplain,

kadang-kadang malah nasabah yang dituduh teledor atau lali dalam menjaga kerahasiaan

nomor PIN dan nomor tokennya, padahal bank itu sendiri yang membobol.

(drawingdays.blogspot.com/diakses pada 01 Juni 2015)

c. Dengan banyaknya kasus kecurangan dalam e-banking mengharuskan semua orang harus

berhati-hati dalam menggunakan layanan e-banking. Ketidakpercayaan nasabah terhadap

layanan e-banking membuat nasabah takut untuk menggunakannya. Untuk mendukung

hal tersebut maka pihak bank harus menjalin komunikasi dengan nasabahnya, agar para

nasabah merasa yakin dan aman dengan layanan e-banking. Selain itu nasabah juga cepat

dan jelas dalam memperoleh informasi jika mengalami keluhan dalam layanan e-banking.

Model Teori Penggunaan Electronic Banking

Saat ini telah banyak bermunculan berbagai teknologi baru. Terdapat berbagai

macam respon individu dalam menerima teknologi baru. Tidak banyak yang dapat

memanfaatkan dan menggunakan teknologi baru dengan mudah, namun tidak sedikit pula

yang merasa kesulitan bahkan enggan memanfaatkan teknologi jika masih ada cara

manual yang dapat digunakan. Seperti dalam penggunaan layanan electronic banking,

untuk masyarakat yang memiliki aktivitas padat dan sedikit waktu maka ia akan

memanfaatkan fasilitas ini untuk aktivitas perbankannya dan sangat membantu. Namun

untuk kalangan masyarakat yang memiliki waktu lebih banyak maka tak segan untuk

mendatangi bank dalam melakukan aktivitas perbankannya, karena dengan layanan e-

banking dinilai sukar untuk digunakan. Tindakan menolak atau menerima hadirnya suatu

teknologi merupakan tolak ukur sukses tidaknya teknologi baru tersebut. Banyak

ilmuwan yang melakukan penelitian untuk mengukurnya, salah satu teori yang paling

mutakhir yaitu Teori Accpetance Technology Model rumusan Fred Davis.

TAM (Technology Acceptance Model) merupakan perkembangan dari model The

Theory Reasoned Action (TRA) yang berpendapat bahwa reaksi dan persepsi seseorang

terhadap sesuatu hal akan menentukan sikap dan perilaku orang tersebut. TAM sendiri

merupakan adaptasi dari TRA yang digunakan untuk model adopsi penggunaan sistem

informasi (Ramadhani, 2008). TAM merupakan salah satu model yang dibangun untuk

menganalisis dan memahami faktor- faktor yang mempengaruhi diterimanya penggunaan

teknologi komputer. TAM bertujuan untuk menjelaskan dan memperkirakan penerimaan

Page 9: PENGARUH PERSEPSI KEGUNAAN, PERSEPSI KEMUDAHAN, …

pengguna terhadap suatu sistem informasi. TAM menyediakan suatu basis teoritis untuk

mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan terhadap suatu teknologi

dalam suatu organisasi. Secara garis besar TAM merupakan teori dalam sistem informasi

yang menggamabrkan perilaku pengguna dalam menerima dan menggunakan teknologi.

Menurut Davis (1989) dalam Istiarni (2014), ada dua konsep utama yang dipercaya

dalam penerimaan pengguna yaitu perceived ease of use dan perceived usefulness.

Perceived ease of use didefinisikan sebagai tingkat kepercayaan seseorang bahwa,

penggunaan teknologi dan sistem informasi akan mudah dan tidak membutuhkan usaha

yang keras. Perceived usefulness didefinisikan sebagai tingkat kepercayaan seseorang

bahwa, penggunaan sistem informasi meningkatkan kinerja dalam pekerjaannya.

Penggunaan internet banking ditentukan oleh persepsi individu dan sikap yang pada

akhirnya akan membentuk perilaku seseorang dalam penggunaan suatu tekno logi

informasi.

Kerangka Konseptual dan Perumusan Hipotesis

Penelitian ini merupakan penelitian replikasi dari beberapa penelitian terdahulu. Luarn et

al. (2004) mengatakan bahwa persepsi kegunaan, persepsi kemudahan, persepsi kredibilitas dan

persepsi keyakinan diri akan berpengaruh terhadap minat seseorang untuk menggunakan m-

banking. Penelitian yang dilakukan oleh Gu et al. (2009) untuk mengetahui determinan niat

perilaku menggunakan layanan m-banking. Kepercayaan mengacu pada keyakinan individu yang

lain yang akan berperilaku berdasakan harapan individu (Grazioli & Jarvenpaa, 2000; Luhmann

1979).

Semakin maraknya perkembangan teknologi saat ini membuat banyak peneliti ingin

melakukan penelitian di bidang teknologi, khususnya persepsi masyarakat terhadap minat

menggunakan suatu teknologi informasi. Pada penelitian ini peneliti menguji bagaimana persepsi

kegunaan, persepsi kemudahan, persepsi keyakinan, persepsi biaya dan kepercayaan

mempengaruhi minat menggunakan layanan electronic banking. Peneliti melakukan penelitian

untuk mencari bukti empiris antara keempat persepsi tersebut mempengaruhi minat

menggunakan electronic banking. Adapun alasan peneliti melakukan penelitian ini karena

peneliti ingin mengetahui bagaimana minat menggunakan layanan electronic banking.

MODEL PENELITIAN

Page 10: PENGARUH PERSEPSI KEGUNAAN, PERSEPSI KEMUDAHAN, …

Perumusan dan Pengembangan Hipotesis

1. Hipotesis Pengaruh Persepsi Kegunaan terhadap Minat Menggunakan Layanan

Electronic Banking

Persepsi kegunaan memberikan indikasi bahwa menggunakan teknologi akan

membantu pekerjaanya dibandingkan dengan orang yang bekerja secara manual.Davis

(1989) menyebutkan bahwa persepsi kegunaan merupakan suatu tingkatan dimana

seseorang percaya bahwa menggunakan sistem tertentu akan meningkatkan kinerja

pekerjaannya. Jika seseorang merasa percaya menggunakan layanan e-banking tersebut

maka orang tersebut akan menggunakannya atau sebaliknya. Menurut Kusuma dan

Susilowati (2007) mengungkapkan bahwa kegunaan yang dimaksud dapat berupa

kemanfaatan dengan estimasi satu faktor seperti: pekerjaan lebih mudah, bermanfaat,

meningkatkan produktifitas, mendorong efektivitas serta meningkatkan pekerjaan.

Berdasarkan studi yang telah diuraikan tersebut, peneliti merumuskan hipotesis alternatif

sebagai berikut :

H1: Persepsi kegunaan (perceived usefulness) berpengaruh terhadap minat menggunakan

layanan electronic banking.

2. Hipotesis Pengaruh Persepsi Kemudahaan terhadap Minat Menggunakan Layanan

Electronic Banking

Persepsi kegunaan

Persepsi Kemudahan

Persepsi Keyakinan

Persepsi Kredibilitas

Kepercayaan

Minat Menggunakan

Layanan Electronic

Banking

Page 11: PENGARUH PERSEPSI KEGUNAAN, PERSEPSI KEMUDAHAN, …

Davis (1989) mendefinisikan persepsi kemudahan sebagai tingkat dimana

seseorang meyakini bahwa penggunaan teknologi informasi merupakan hal yang mudah

dan tidak memerlukan usaha keras dari pemakainya. Persepsi individu berkaitan dengan

kemudahan dalam penggunaan (perceived ease of use) merupakan tingkat dimana

individu percaya bahwa menggunakan sistem tertentu akan bebas dari kesalahan.

Menurut Amijaya yang mendasar pada Iqbaria (2000) persepsi kemudahan ini kemudian

akan berdampak pada perilaku, yaitu semakin tinggi persepsi seseorang tentang

kemudahan menggunakan sistem, semakin tinggi pula tingkat pemanfaatan teknologi

informasi. Berdasarkan studi yang telah diuraikan tersebut, peneliti merumuskan

hipotesis alternatif sebagai berikut H2: Persepsi kemudahan (perceived ease of use)

berpengaruh terhadap minat menggunakan layanan electronic banking.

3. Hipotesis Pengaruh Persepsi Keyakinan terhadap Minat Menggunakan Layanan

Electronic Banking

Self efficacy didefinisikan sebagai keyakinan bahwa individual memiliki

kemampuan untuk menjalankan informasi teknologi dengan perilaku tertentu Venkatesh

et al. (2000). Self-efficacy mengacu pada persepsi tentang kemampuan individu untuk

mengorganisasi dan mengimplementasi tindakan untuk menampilkan kecakapan tertentu

(Bandura,1986). Baron dan Byrne (2000) mengemukakan bahwa self-efficacy merupakan

penilaian individu terhadap kemampuan atau kompetensinya untuk melakukan suatu

tugas, mencapai suatu tujuan, dan menghasilkan sesuatu. Berdasarkan studi yang telah

diuraikan tersebut, peneliti merumuskan hipotesis alternatif sebagai berikut H3: Persepsi

keyakinan (perceived self efficacy) berpengaruh terhadap minat menggunakan layanan

electronic banking.

4. Hipotesis Pengaruh Persepsi Kredibiltas terhadap Minat Menggunakan Layanan

Electronic Banking

Perceived credibility atau sering disebut sebagai persepsi pengguna terhadap

kredibilitas, didefinisikan sebagai tingkat dimana seseorang percaya bahwa sistem yang

digunakan tetap menjamin keamanan dan privasinya (Wang et al. 2003). Persepsi

kredibilitas merupakan unsur dari pengukuran persepsi risiko. Persepsi risiko adalah

harapan subjektif konsumen yang menderita kerugian dalam mengejar hasil yang

diinginkan Istiarni (2014). Dalam banyak hal transaksi kepercayaan merupakan suatu

Page 12: PENGARUH PERSEPSI KEGUNAAN, PERSEPSI KEMUDAHAN, …

unsur yang penting. Berdasarkan studi yang telah diuraikan tersebut, peneliti

merumuskan hipotesis alternatif sebagai berikut :

H4: Persepsi kredibilitas (perceived credibility) berpengaruh terhadap minat

menggunakan layanan electronic banking.

5. Hipotesis Pengaruh Kepercayaan terhadap Minat Menggunakan Layanan

Electronic Banking

Saat ini kejahatan atau tindakan penipuan sering terjadi melalui layanan internet.

Dengan adanya hal tersebut pihak bank harus mampu membuat para nasabah yakin

bahwa menggunakan layanan e-banking dapat menjaga keamanan kegiatan

perbankannya. Keamanan berarti bahwa pengguna sistem informasi itu aman, resiko

hilangnya data atau informasi sangat kecil, dan resiko hacking rendah. Sedangkan

keberhasilan berarti bahwa segala hal yang berkaitan dengan informasi pribadi pengguna

terjamin keberhasilannya Setyanto (2011). Mayer (1995) memberikan definisi

kepercayaan sebagai keinginan suatu pihak untuk menjadi pasrah/menerima tindakan dari

pihak lain berdasarkan pengharapan bahwa pihak lain tersebut akan melakukan sesuatu

tindakan tertentu yang penting bagi pihak yang memberikan kepercayaan, terhadap

kemampuan memonitor atau mengendalikan pihak lain. Berdasarkan studi yang telah

diuraikan tersebut, peneliti merumuskan hipotesis alternatif sebagai berikut :

H5: Kepercayaan (trust) berpengaruh terhadap minat menggunakan layanan electronic

banking.

METODE PENELITIAN

Pendekatan dan Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Jenis penelitian ini

adalah pengujian hipotesis (hypothesis testing). Hipotesis yang telah dibentuk terlebih dahulu

diuji dan digali hubungan antar konstruk-konstruk, yaitu pengaruh persepsi kegunaan, persepsi

kemudahan, persepsi keyakinan, persepsi kredibilitas dan kepercayaan terhadap minat

menggunakan layanan e-banking. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh variabel bebas terhadap terikatnya serta arah hubungan itu terjadi.

Metode Pengumpulan Data

Page 13: PENGARUH PERSEPSI KEGUNAAN, PERSEPSI KEMUDAHAN, …

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey.

Metode survey dalam penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan kuisioner kepada

responden yang menjadi sampel penelitian.

Populasi dan Sampel

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya yang berstatus aktif pada semester genap

tahun ajaran 2015/2016. Jumlah populasi pada penelitian ini adalah 1187 Orang. Dipilihnya

seluruh mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis sebagai populasi penelitian

ini didasarkan pada alasan peran mahasiswa sebagai pengamat dan pengguna dari sistem

informasi berbasis teknologi dan termasuk konsumen yang sangat berpengaruh terhadap

keberadaan layanan e-banking. Sampel adalah bagian dari populasi. Sampel terdiri dari jumlah

anggota yang dipilih dari populasi. Jadi sampel merupakan subkelompok atau sebagian dari

populasi (Sekaran, 2006). Pengambilan sampel yang dilakukan peneliti dengan menggunakan

metode convenience sampling, dengan tingkat kesalahan sebesar 5% dari daftar pengambilan

sampel yang representative. Convenience sampling merupakan metode pengambilan sampel

yang nyaman disesuaikan dengan keinginan dari peneliti Jogiyanto (2007).

Dalam penelitian ini jumlah kuisioner yang disebarkan sebanyak 299 kuisioner. Jumlah

sampel dalam penelitian ini dihitung menggunakan rumus Slovin sebagai berikut :

𝑛 =𝑁

1 +𝑁𝑒2

𝑛 =1187

1+ 1187 5% 2

𝑛 = 299

Keterangan :

n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

e = toleransi terjadinya kesalahan, yaitu 5%

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus Slovin menghasilkan jumlah sampel

sebanyak 299 mahasiswa.

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Konstruk

Page 14: PENGARUH PERSEPSI KEGUNAAN, PERSEPSI KEMUDAHAN, …

Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam

kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah

olehnya (Arikunto, 2010). Dalam penelitian ini menggunakan variabel konstruk. Variabel

konstruk menurut Jogiyanto dan Abdillah (2009) dalam Tjini (2010) adalah variabel yang

dibentuk atau direfleksikan oleh hubungan antar indikator atau parameter yang diestimasi.

Konstruk yang digunakan berupa konstruk eksogen dan konstruk endogen. Konstruk eksogen

dikenal dengan source variable atau independent variable yang tidak diprediksi oleh variabel-

variabel yang lain yang terdapat dalam model. Konstruk eksogen adalah konstruk yang dituju

oleh garis dengan satu ujung anak panah. konstruk endogen adalah merupakan faktor-faktor yang

diprediksi oleh satu atau beberapa konstruk. Konstruk endogen dapat memprediksi satu atau

beberapa kosntruk endogen lainnya, tetapi konstruk endogen hanya dapat berhubungan kausal

dengan konstruk endogen (Rusydana, 2013). Dalam penelitian ini terdapat enam konstruk, yaitu:

a. Persepsi kegunaan (PKG)

b. Persepsi kemudahan (PKM)

c. Persepsi keyakinan (PKY)

d. Persepsi kredibilitas (PKR)

e. Kepercayaan (KPC)

f. Minat menggunakan layanan electronic banking (N)

Metode Analisis Data

Pengujian hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini menggunakan partial least

squares (PLS) yang merupakan salah satu metode statistik structural equation modeling (SEM)

berbasis varian yang didesain untuk menyelesaikan regresi berganda ketika terjadi permasalahan

spesifik pada data, seperti ukuran sampel penelitian kecil, adanya data yang hilang, dan

multikolonearitas (Hartono dan Abdilah, 2009). Pengujian dengan menggunakan PLS pada

dasarnya terdiri 2 macam, yaitu model pengukuran (outer model) dan struktural model (inner

model).

Evaluasi Model

PLS tidak mengasumsikan adanya distribusi tertentu untuk estimasi parameter, maka cara

parametrik untuk menguji signifikansi parameter tidak diperlukan (Chin, 1998 dalam Ghozali,

2006). Untuk menganalisis penelitian ini digunakan beberapa pengujian hipotesis menggunakan

PLS, yaitu : 1) evaluasi outer model, 2) evaluasi inner model.

Page 15: PENGARUH PERSEPSI KEGUNAAN, PERSEPSI KEMUDAHAN, …

Evaluasi Outer Model (Model Pengukuran)

a. Uji Validitas

Uji validitas adalah adalah suatu langkah pengujian yang dilakukan terhadap isi (content)

dari suatu instrumen, dengan tujuan untuk mengukur ketepatan instrumen yang digunakan

dalam suatu penelitian Sugiyono (2012) Ada dua cara pengujian validitas konstruk yaitu

validitas konvergen dan validitas diskriminan.

b.Uji Reabilitas

Menurut Indriantoro dan Supomo (2002) reabilitas menunjukkan akurasi, konsistensi,

dan ketepatan suatu alat ukur dalam melakukan pengukuran. Uji reabilitas dalam PLS

dapat menggunakan dua metode, yaitu Cronbach’s alpha dan Composite reliability.

Evaluasi Inner Model (model struktural)

Model struktural dalam PLS dievaluasi dengan menggunakan R2 untuk konstruk endogen dan

nilai koefisien path atau t-values tiap path untuk uji signifikan antar konstruk dalam model

structural.

ANALISIS DATA DAN HASIL PEMBAHASAN

Penelitian ini menggunakan responden mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Brawijaya yang berstatus aktif pada semester genap tahun ajaran 2014/2015.

Jumlah kuesioner yang disebar 299

Jumlah kuesioner yang tidak kembali 0

Kuesioner yang kembali 299

Kuesioner yang digugurkan 104

Kuesioner yang digunakan 195

Tingkat pengembalian (respon rate) 100%

Tingkat pengembalian yang digunakan (usable respon rate) 66%

Analisis statisitik deskriptif dilakukan terhadap 195 responden untuk diolah lebih lanjut. Analisis

statistif deskriptif terhadap sampel ini bertujuan untuk membantu penarikan kesimpulan.

Pengukuran ini dibutuhkan karena mampu menggambarkan pemusatan nilai-nilai observasi

sampel sehingga mempermudah pengamatan. Melalui analisis deskriptif ini dapat diperoleh

gambaran umum sampel, sehingga dapat mendekati kebenaran populasi. Analisis statistik

Page 16: PENGARUH PERSEPSI KEGUNAAN, PERSEPSI KEMUDAHAN, …

deskriptif sampel pada penelitian ini menggunakan program Microsoft Excel 2010. Berikut ini

tabel 4.8 Yang menunjukkan hasil perhitungan statistik sampel.

Tabel 4.8

Statistik Sampel

Variabel N Min Max Mean

Std.

Deviation

Persepsi Kegunaan 195 1 7 5.69 1.35

Persepsi Kemudahan 195 1 7 6.10 1.31

Persepsi Keyakinan 195 1 7 5.28 1.67

Persepsi Kredibilitas 195 1 7 6.44 1.67

Kepercayaan 195 1 7 6.56 1.45

Minat 195 1 7 6.13 1.35

Uji Validitas Konvergen

Parameter uji validitas konvergen dilihat dari skor AVE dan Communality, masing-

masing harus bernilai di atas 0,5. Artinya, probabilitas indikator di suatu konstruk masuk ke

variabel lain lebih rendah (> 0,5) sehingga probabilitas indikator tersebut konvergen dan masuk

di konstruk yang dimaksud lebih besar, yaitu di atas 50%. Nilai Factor Loading lebih dari 0,7 (>

0,7) atau minimum lebih dari 0,5

AVE Composite

Reliability R Square

Cronbachs

Alpha Communality Redundancy

KPC 0.861207 0.949000 0.919273 0.861207

N 0.863292 0.949861 0.728872 0.920900 0.863292 0.208741

PKG 0.916756 0.970616 0.954586 0.916756

PKM 0.908049 0.967345 0.949402 0.908049

PKR 0.835457 0.938347 0.901058 0.835457

PKY 0.716736 0.883358 0.829128 0.716736

Outer Loading

KPC N PKG PKM PKR PKY

Page 17: PENGARUH PERSEPSI KEGUNAAN, PERSEPSI KEMUDAHAN, …

KPC1 0.932835

KPC2 0.947447

KPC3 0.903209

N1 0.926423

N2 0.931021

N3 0.929956

PKG 1 0.938557

PKG2 0.967610

PKG3 0.965975

PKM1 0.943383

PKM2 0.950780

PKM3 0.964465

PKR1 0.931495

PKR2 0.932677

PKR3 0.876813

PKY1 0.898233

PKY2 0.798980

PKY3 0.839652

Sumber : data primer (diolah)

N = Minat Menggunakan e-banking, KPC = Persepsi Kepercayaan, PKG = Persepsi Kegunaan,

PKM = Persepsi Kemudahan, PKR = Persepsi Kredibilitas, PKY = Persepsi Keyakinan

Berdasarkan tabel Alogaritma 4.9 yang telah ditampilkan di atas, dapat diketahui bahwa

AVE dan Communality disetiap konstruk lebih dari 0,5 dan untuk nilai Outer loading di masing-

masing indikator konstruk bernilai > 0,5

Page 18: PENGARUH PERSEPSI KEGUNAAN, PERSEPSI KEMUDAHAN, …

Uji validitas diskriminan penilaian berdasarkan pada nilai dari Cross Loading yang lebih dari 0,7

dalam satu variabel atau konstruk. Nilai tersebut dapat dilihat pada Tabel Cross Loading dibawah

ini:

Tabel 4.11

Cross Loading

KPC N PKG PKM PKR PKY

KPC1 0.932835 0.716290 0.654000 0.638475 0.851239 0.399051

KPC2 0.947447 0.737112 0.661199 0.608568 0.796436 0.467407

KPC3 0.903209 0.671015 0.680104 0.647773 0.708618 0.535100

N1 0.751724 0.926423 0.761569 0.722886 0.726391 0.483788

N2 0.672546 0.931021 0.669953 0.656996 0.677690 0.394556

N3 0.700518 0.929956 0.745331 0.678481 0.689146 0.483131

PKG 1 0.651222 0.694589 0.938557 0.768166 0.587449 0.588442

PKG2 0.689107 0.754374 0.967610 0.790339 0.633106 0.578411

PKG3 0.713056 0.793996 0.965975 0.797292 0.660789 0.553996

PKM1 0.655938 0.652867 0.753548 0.943383 0.603130 0.461308

PKM2 0.620881 0.713533 0.793320 0.950780 0.593600 0.530857

PKM3 0.666682 0.743112 0.796296 0.964465 0.648081 0.513578

PKR1 0.723995 0.693289 0.571212 0.577361 0.931495 0.394731

PKR2 0.763007 0.696238 0.628887 0.625131 0.932677 0.430963

PKR3 0.839770 0.671843 0.599508 0.567853 0.876813 0.365670

PKY1 0.572382 0.569362 0.684617 0.610296 0.501339 0.898233

PKY2 0.300132 0.263814 0.322671 0.318762 0.266520 0.798980

PKY3 0.254122 0.256422 0.334135 0.246972 0.202529 0.839652

Sumber : data primer (diolah)

Page 19: PENGARUH PERSEPSI KEGUNAAN, PERSEPSI KEMUDAHAN, …

N = Minat Menggunakan e-banking, KPC = Persepsi Kepercayaan, PKG = Persepsi Kegunaan,

PKM = Persepsi Kemudahan, PKR = Persepsi Kredibilitas, PKY = Persepsi Keyakinan

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa validitas diskriminan terpenuhi karena

setiap indikator pada setiap variabel lebih dari 0,7.

Nilai goodness of fit (GOF) merupakan nilai patokan (cut of point) untuk menunjukkan

suatu model adalah fit. Peneliti telah melakukan penghitungan GOF dan menghasilkan GOF

sebesar 0,67705. Jadi dpat disimpulkan bawah model penelitian dalam penelitian ini kurang fit

karena <0,9

Pengujian Hipotesis

Original

Sample

(O)

Sample

Mean (M)

Standard

Deviation

(STDEV)

Standard

Error

(STERR)

T Statistics

(|O/STERR|)

KPC ->

N 0.179830 0.180260 0.111316 0.111316 1.615495

PKG ->

N 0.353233 0.349197 0.132005 0.132005 2.675914

PKM ->

N 0.160534 0.164728 0.149856 0.149856 1.071257

PKR ->

N 0.269720 0.273657 0.119130 0.119130 2.264077

PKY ->

N -0.013303 -0.011712 0.073803 0.073803 0.180254

Nilai koefisien path menunjukkan tingkat signifikansi dalam pengujian hipotesis. Penelitian

ini menggunakan pengujian hipotesis satu-ekor (one-tailed) yang ditunjukkan dengan nilai

statistik T (T-statistic) > 1,64. Jika nilai T-statistic lebih dari 1,64 maka hipotesis alternatif

dinyatakan didukung. Sebaliknya, jika T-statistic kurang dari 1,64 maka hipotesis alternatif

dinyatakan tidak didukung. Berdasarkan dari Tabel 4.14 dapat disimpulkan apakah hipotesis

alternatif didukung ataupun tidak didukung.

Page 20: PENGARUH PERSEPSI KEGUNAAN, PERSEPSI KEMUDAHAN, …

Persepsi Kegunaan (Perceived Usefulness) terhadap Minat Menggunakan Elektronik

Banking

Persepsi kegunaan (perceived usefulness) merupakan sesuatu yang menyatakan individu

percaya bahwa penggunaan suatu teknologi tertentu akan meningkatkan kinerja dari individu

Tjini (2013). Persepsi kegunaan memberikan indikasi bahwa menggunakan teknologi akan

membantu pekerjaanya dibandingkan dengan orang yang bekerja secara manual. Davis (1989)

menyebutkan bahwa persepsi kegunaan merupakan suatu tingkatan dimana seseorang percaya

bahwa menggunakan sistem tertentu akan meningkatkan kinerja pekerjaannya. Jika seseorang

merasa percaya menggunakan layanan electronic banking tersebut maka orang tersebut akan

menggunakannya atau sebaliknya. Hasil analisis menunjukkan bahwa persepsi kegunaan

berpengaruh terhadap minat menggunakan elektronik banking. Hasil ini tidak konsisten dengan

penelitian Tjini (2013) dan Mubiyantoro (2013) menyatakan bahwa persepsi kegunaan

berpengaruh secara signifikan. Namun konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Fortuna

(2013), Hanafi (2012) dan Larasati (2014). Berpengaruhnya persepsi kegunaan terhadap minat

menggunakan elektronik banking dikarenakan mereka akan merasa terbantu dengan

menggunakannya. Aktivitas perbankan akan mudah dilakukan dimanapun nasabah itu berada.

Seseorang akan menggunakan layanan elektronik banking tersebut jika sistem etrsebut berguna

bagi mereka. Semakin tinggi orang menganggap elektronik banking berguna maka semakin

tinggi juga minat menggunakan elektronik banking dan begitu juga sebaliknya semakin mereka

mengganggap bahwa elektronik banking tidak berguna baginya maka minat untuk menggunakan

elektronik banking semakin kecil.

Persepsi Kemudahan (Perceived Ease of Use) terhadap Minat Menggunakan Elektronik

Banking

Kemudahan penggunaan didefinisikan sebagai suatu tingkat atau keadaan dimana

seseorang yakin bahwa dengan menggunakan sistem tertentu tidak diperlukan usaha apapun atau

dengan kata lain teknologi tersebut dapat dengan mudah dipahami oleh pengguna Hanafi (2011).

Jogiyanto (2007) menyebutkan bahwa persepsi kemudahan adalah sejauh mana seseorang

percaya bahwa menggunakan suatu teknologi akan bebas dari usaha. Persepsi kemudahan dapat

diartikan sebagai suatu persepsi masyarakat yang dengan mudah dapat mengakses kegiatan

teknologi tanpa memerlukan jerih payah dalam pencapainnya. Menurut Amijaya yang mendasar

pada Iqbaria (2000) persepsi kemudahan ini kemudian akan berdampak pada perilaku, yaitu

Page 21: PENGARUH PERSEPSI KEGUNAAN, PERSEPSI KEMUDAHAN, …

semakin tinggi persepsi seseorang tentang kemudahan menggunakan sistem, semakin tinggi pula

tingkat pemanfaatan teknologi informasi.

Hasil pada penelitian ini menyebutkan bahwa persepsi kemudahan tidak berpemgaruh

terhadap minat menggunakan layanan e-banking. Hal ini tidak konsisten dengan penelitian yang

dilakukan oleh Mayasari dan Nugroho (2011), Paramitha dan Mujahidin (2014), dan Chau dan

Lai (2003), namun konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Lowrence (2013), Tjini

(2013), Fortuna (2013) Larasati (2014). Persepsi kemudahan tidak memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap minat menggunakan layanan electronic banking dikarenakan mahasiswa

yang menjadi responden dalam penelitian ini. Mahasiswa adalah makhluk sosial yang selalu

menggunakan teknologi. Kehidupan mereka tak terlepas dari gadget yang merupakan kebutuhan

primer bukan lagi kebutuhan sekunder.

Persepsi Keyakinan (Perceived Self Efficacy) terhadap Minat Menggunakan Elektronik

Banking

Kepercayaan dan keyakinan merupakan dua hal yang saling berkaitan. Seseorang akan

percaya dalam menggunakan sesuatu jika ia merasa yakin terhadap hal tersebut. Pada

kenyataanya kedua hal tersebut tidak menjadi alasan utama responden dalam menggunakan

layanan electronic banking. Responden tidak serta merta hanya memperhatikan keyakinan

terhadap sistem tersebut, namun mereka lebih mengikuti teman atau trend saat ini dalam

menggunakan electronic banking. Penggunaan internet banking terkadang tidak digunakan

secara maksimal, hanya rasa penasaran yang mendorong para mahasiswa dalam menggunakan

electronic banking.

Persepsi Kredibiltas (Perceived Credibility) terhadap Minat Menggunakan Elektronik

Banking

Perceived credibility atau sering disebut sebagai persepsi pengguna terhadap kredibilitas,

didefinisikan sebagai tingkat dimana seseorang percaya bahwa sistem yang digunakan tetap

menjamin keamanan dan privasinya (Wang et al. 2003). Persepsi kredibilitas merupakan unsur

dari pengukuran persepsi risiko. Persepsi risiko adalah harapan subjektif konsumen yang

menderita kerugian dalam mengejar hasil yang diinginkan Istiarni (2014). Hasil pada penelitian

ini menyebutkan bahwa persepsi kredibilitas (credibility) berpengaruh terhadap minat

menggunakan layanan e-banking. Hal ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan Luarn and

Lin (2004), Maharsi (2006), Rahmawati (2010) dan Amin, Baba dan Muhammad (2006).

Page 22: PENGARUH PERSEPSI KEGUNAAN, PERSEPSI KEMUDAHAN, …

Kepercayaan (trust) terhadap Minat Menggunakan Elektronik Banking

Mayer (1995) memberikan definisi kepercayaan sebagai keinginan suatu pihak untuk

menjadi pasrah/menerima tindakan dari pihak lain berdasarkan pengharapan bahwa pihak lain

tersebut akan melakukan sesuatu tindakan tertentu yang penting bagi pihak yang memberikan

kepercayaan, terhadap kemampuan memonitor atau mengendalikan pihak lain. Lau dan Lee

(1999) mengemukakan bahwa hal pokok yang mendasari orang untuk tetap menggunakan

produk kita adalah kepercayaan. Sebagai konsekuensinya jika kepercayaan atas suatu produk

tertentu sudah terlalu tinggi maka sudah dapat dikatakan bahwa hal ini akan berlanjut pada

loyalitas pada produk tersebut. Kepercayaan merupakan faktor yangh paling penting dalam

meningkatkan loyalitas konsumen dan memberikan minat bertransaski yang tinggi terhadap

suatu produk.

Penelitian ini memberikan hasil bahwa kepercayaan tidak berpengaruh terhadap minat

mahasiswa dalam menggunakan layanan electronic banking. Hasil pada penelitian ini tidak

konsisten dengan penelitian Tjini (2013), McKnight et al (2008), Maharsi (2006) dan Wardani

(2013), namun penelitian ini konsisten dengan penelitian Shomad (2013) dan Dehbashi dan

Nahavandi (2007). Kepercayaan seseorang timbul dari individu sendiri. Banyak hal yang

mendukung seseorang dalam meningkatkan kepercayaan dalam suatu produk seperti layanan

electronic banking. Mahasiswa cenderung tidak memiliki banyak kebutuhan terhadap

penggunaan electronic banking.

KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN KONTRIBUSI PRAKTIS

Terlepas dari keterbatasan penelitian, diharapkan penelitian ini memberikan kontribusi bagi

pembaca dalam menganalisa tentang minat pengguna electronic banking. Penelitian ini dapat

bermanfaat untuk mengetahui pengaruh persepsi kegunaan dan persepsi kredibilitas terhadap

minat menggunakan layanan electronic banking. Peneliti menyimpulkan bahwa untuk

mempengaruhi minat pengguna dalam menggunakan layanan electronic banking dibutuhkan

konsisten bank dalam mengaplikasikan layanannya. Pengguna akan merasa tertarik untuk

menggunakan jika kredibilitas yang tinggi dimiliki oleh sebuah bank tersebut. Komunikasi yang

terjalin diantara pihak bank dan nasabah akan membuat para pengguna merasa ingin

menggunakan layanan electronic banking. Manfaat yang dapat diperoleh ketika menggunakan

sistem ini menjadi alasan suatu pengguna dalam menggunakan electronic banking. Semakin

besar manfaat yang diperoleh maka semakin besar pula minat yang dimiliki oleh pengguna. Oleh

Page 23: PENGARUH PERSEPSI KEGUNAAN, PERSEPSI KEMUDAHAN, …

sebab itu, pihak bank harus lebih mementingkan tingkat kepuasaan dan kebermanfaatan

pengguna dalam menggunakan sistem tersebut.

Manfaat lain yang dapat diambil dari penelitian ini, bagi para pendidik dapat digunakan

untuk menjadi bahan pertimbangan dalam memberikan pengetahuan pada mahasiswa mengenai

e-banking. Disisi lain penelitian ini dapat digunakan acuan atau bahan pertimbangan bagi

peneliti selanjutnya dalam melakukan penelitian dengan tema serupa agar nantinya penelitiannya

dapat lebih baik lagi. Peneliti menyadari bahwa penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan.

Fokus penelitian ini tidak hanya pada satu bank saja, melainkan secara universal pada aplikasi

layanan electronic banking. Hal ini dikarenakan setiap bank memiliki karakteristik yang berbeda

dalam memberikan pelayanan terkait electronic banking kepada para nasabahnya. Diharapkan

untuk penelitian selanjutnya memfokuskan pada satu karakteristik bank saja agar dapat lebih

memspesifikkan penelitiannya dan dapat mengetahui dengan baik layanan electronic banking.

Penelitian ini menggunakan metode survey dengan instrumen kuisioner yang

mengandung beberapa kelemahan, sehingga tidak mencerminkan keadaan sesungguhnya. Hal ini

dikarenakan responden yang kurang serius dalam mengisi kuisioner dan sukar untuk dikontrol

oleh peneliti. Tidak secara langsung didampingi oleh peneliti, juga memungkinkan adanya

perbedaan antara peneliti dengan responden sehingga membuat responden kebingungan dalam

menjawab pertanyaan. Diharapkan untuk penelitian selanjutnya menggunakan waktu yang lebih

lama dan memberikan kuisioner langsung kepada para responden agar nantinya dapat

mendampingi responden jika ada pertanyaan yang sukar dimengerti.