Upload
bouncerhawk
View
249
Download
3
Tags:
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Materi Layanan Sehat Haji
Citation preview
BIODATA
Pelatihan :1. ACDA – Advance Course DOTS Accelerations, WHO
– Depkes RI, 2004;2. Pandemic Preparedness Training Program,
Queensland University of Technology-Depkes RI, 2006;
3. Pelatihan bagi Dokter Program Nasional Penanggulangan Kusta, Makassar, 2007;
4. Studi Harm Reduction, Kunming-Yunan, Shanghai, China, 2008
5. Pelatihan MONEV HIV-AIDS, Perth, Western Australia, Australia, 2009
6. International Course in Management, Finance and Logistics for Tuberculosis Program, Bangkok-Thailand, 2010
7. Study Diversion Program and Comprehensive Treatment for Drug Users, Sydney, NSW, 2011
Pendidikan :• SD – SMA Negeri di Malang; • S1 : FKG UNAIR, Lulus 1989; • S2 : FETP UGM, Lulus 2001;Pengalaman pekerjaan :• 1992-1993 : Dokter gigi Puskemas Kelua, Murung Pudak, Tabalong Kalsel• 1994-2000 : Kepala Puskesmas Kota Banjarmasin• 2001-2002 : Kepala Seksi Pencegahan Penyakit Dinkes Kota Banjarmasin• 2003-2007 : Provincial Technical Officer – TB
Prov Jatim• 2007-2012: Kasi Pemberantasan Penyakit DinkesProv Jatim• 2012-2013 : Direktur RS Kusta Kediri• 2013 : Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Masalah kesehatan Dinkes Prov Jatim
Drg. Ansarul Fahrudda, M.KesTempat/Tgl Lahir : Banyuwangi, 22 Pebruari 1965; Agama : Islam; Pangkat/Gol: Pembina Tingkat I / IVb; Alamat : Rungkut Lor YKP RL-5 Blok G-29 Surabaya; Telp. : (R) 031- 8708920, (K) 031-8280650;
HP: 08123228763; [email protected]
BIDANG PENGENDALIAN PENYAKIT DAN MASALAH KESEHATAN
DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMURPROVIN
SI JA
WA
TIM
UR
KEBIJAKAN
PENYELENGGARA
N KESEHATAN HAJI
3
SISTIMATIKA
• PROFIL CALON/JAMAAH HAJI PROVINSI JAWA TIMUR
• KEBIJAKAN PEYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI
• KEGIATAN PEYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI• TIPS BAGI CALON/JAMAAH HAJI
4
PROFIL CALON/JEMAAH HAJI PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN
2012
PROFIL CALON/JEMAAH HAJI PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN
2012
5
PETA JEMAAH RISTI PER KAB-KOTATAHUN 2012M/1433H
Sumber : SISKOHATKES 2012
PERBANDINGAN JUMLAH JEMAAH DENGAN JEMAAH RISTI TAHUN
2010 - 2012
0
50,000
100,000
150,000
200,000
250,000 222096 222560212111
87537(39,40%)
102346(45,98%)
100479(47,37%)
Total Jemaah Haji Total JH Risti2011 20122010
151479(71,41%)
Perbandingan Persentasi Risiko Tinggi di Kab./Kota dan Embarkasi tahun 2012
49%51%
EmbarkasiKab./Kota
Persentasi Risti (Sakit, Usila , Usila Sakit) Jamaah Haji Jawa Timur Tahun 1433 H/2012 M
68%
10%
22%
Sakit
Usila
Usila Sakit
Essential (primary)
hypertension [I10]
Senility [R54] Non-insulin-dependent
diabetes mellitus [E11]
Disorders of lipoprotein metabolism and other
lipidaemias [E78]
Cardiomegaly [I51.7]
Other rheumatoid
arthritis [M06]
Obesity [E66] Hypotension [I95]
2010 32282 31597 10927 4859 4488 4165 3223 1870
2011 40472 44489 12563 5899 6403 4588 3979 2167
2012 40819 38627 13776 9160 6686 5024 4446 2224
2500
7500
12500
17500
22500
27500
32500
37500
42500
PERBANDINGAN 8 BESAR JENIS PENYAKIT RISTI PADA JEMAAH HAJI 2010 - 2012
59
135
85 80
47
72 78 84
020406080
100120140160
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
JUMLAH KEMATIAN JEMAAH HAJI PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2004 – 2012
PROSENTASE JAMAAH HAJI WAFAT BERDASARKAN RISTI PROV. JAWA TIMUR TAHUN 2012
29%
13%34%
24%
Sakit
Usila
Usila Sakit
Tanpa Risti
JUMLAH DAN PERSENTASI KEMATIAN JH BERDASARKAN PENYEBAB KEMATIAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2012
37, 51%
22%
8%
4%
3%3%
3%6%
Cardiac Arrest
Respiratory Failure
Sepsis Shock
Shock Hipovlemik
Stroke Hemoragic
Pneomony Sepsis
Acute Pulmonary Odem
Lain-lain
0
5
10
15
20
25
30
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
29
96 5
13
6 7 6
24
6
2 1
64 5 4
Hamil
Tunda
JUMLAH JAMAAH HAJI WANITA HAMIL YANG MASUK EMBARKASI DAN TUNDA
PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2004 – 2012
KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI TAHUN 2013 M / 1434 H
Kepmenkes 442 tahun 2009
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008
PP Nomor 79 Tahun 20121
UU No. 13 Tahun
2008
Bab III Pasal 6
Bab VIII
Pasal 31
15
DASAR HUKUM
(1) Pembinaan dan pelayanan kesehatan ibadah haji, baik pada saat persiapan maupun pelaksanaan penyelenggaraan ibadah haji, dilakukan oleh menteri yang ruang lingkup tugas dan tanggung jawabnya di bidang kesehatan.(2) Pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasi oleh menteri.
Pemerintah berkewajiban melakukan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan dengan menyediakan layanan administrasi, bimbingan ibadah haji, akomodasi, transportasi, Pelayanan Kesehatan, keamanan, dan hal lain yang diperlukan oleh jemaah haji.
16
PP. No 79. Tahun 2012 Tentang pelaksanaan UU 13 tahun 2008 tentang
Penyelenggaraan Ibadah Haji
BAB II. Penyelenggaraan Ibadah Haji Reguler Pasal 14
Bimbingan jemaah haji bimbingan kesehatan dilaksanakan sebelum keberangkatan ke Arab Saudi, selama perjalanan dan selama di Arab Saudi.Pasal 27 – Pembinaan dan pelayanan kesehatan wajib diberikan
sebelum keberangkatan.– Pemerintah wajib melindungi jemaah haji dari penyakit
menular.
2013- 2015
17
BAB III. Penyelenggaraan Ibadah Haji Khusus (PIHK)
Pasal 36. ayat 1. PIHK wajib memberikan bimbingan, pelayanan kesehatan dan perlindungan kepada jemaah haji khusus.
2013- 2015
BAB IV Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU)
Pasal 58. Penyelenggara perjalanan ibadah umrah wajib memberikan Pelayanan= diantaranya pelayanan kesehatan jemaah umrah.
PENYELENGGARAAN HAJI
PENYELENGGARAAN
PELAYANANADMINISTRASI
TRANS
POR TASI
KESE
HAT AN
AKO MO DAS
I
PEMBINAANPENYULUHAN
PEM BIM
BINGAN
PENE RANG
AN
PERLIN-DUNGAN
AMAN SELA MAT
PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI
PELAYANANPEMERIKSAA
NPERAWATAN
PEMELIHARAAN
PEMBINAANPENGENDALIAN FAKTOR RISIKO
PENINGKATAN KESEHATAN
KONSEP DASARPemeriksaan Kesehatan merupakan alat “pemetaan” status kesehatan. Status Kesehatan dikategorikan menjadi 4, yaitu : Mandiri, Observasi, Pengawasan dan Tunda.
Diagnosis Hasil Pemeriksaan menjadi dasar tindak lanjut program Perawatan, Pemeliharaan, Peningkatan dan Perlindungan (khusus) Faktor Risiko Kesehatan.
Isthitho’ah merupakan prasyarat perjalanan haji bagi setiap jemaah. Bila tidak memenuhi, maka ditunda.
Meningkatkan kondisi kesehatan jemaah haji sebelum keberangkatan (peran Puskesmas, Din Kes Kab/Kota dan Provinsi)
Menjaga agar jemaah haji dalam kondisi sehat selama menunaikan ibadah, sampai tiba kembali di tanah air (peran TKHI/PPIH)
Mencegah terjadinya transmisi penyakit menular yang mungkin terbawa keluar / masuk oleh jemaah haji (peran TKHI, PPIH, Embarkasi/Debarkasi) Kepmenkes 442 tahun
20092013- 2015
21
TUJUAN PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI
22
KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI• Melaksanakan perekrutan tenaga kesehatan profesional secara transparan • Meningkatkan kemampuan teknis medis petugas pemeriksa kesehatan jemaah
haji di tingkat Puskesmas dan Rumah Sakit • Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas dan Rumah Sakit dengan
menerapkan standar pelayanan bagi jemaah haji • Melaksanakan pelayanan kesehatan bermutu bagi jemaah haji di Puskesmas,
Rumah Sakit dan Embarkasi • Melaksanakan pembinaan kesehatan sejak dini bagi jemaah haji resiko tinggi di
Tanah Air • Memberikan vaksinasi Meningitis meningokokus bagi bagi jemaah haji dan
petugas • Melaksanakan pelayanan kesehatan bermutu, cepat dan terjangkau bagi jemaah
haji selama menunaikan ibadah haji • Mengembangkan sistem informasi manajemen kesehatan haji pada setiap jenjang
administrasi kesehatan • Mengembangkan sistem kewaspadaan dini dan respon cepat KLB, bencana, serta
musibah massal
23
Ruang Lingkup Kegiatan 1. Pelayanan Kesehatan , Bimbingan dan Penyuluhan
1) Pelayanan Kesehatan 2) Bimbingan dan Penyuluhan Kesehatan
2. Pengendalian Faktor Risiko Kesehatan dan Penyehatan Lingkungan 1) Imunisasi 2) Surveilans Epidemiologi, SKD - Respon KLB 3) Pencegahan dan Penanggulangan KLB 4) Penanggulangan Musibah Massal 5) Sanitasi dan Penyehatan Lingkungan
3. Promosi dan Komunikasi Publik 4. Kajian Dan Penelitian 5. Pencatatan – Pelaporan dan Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Haji 6. Pengelolaan Sumber Daya Kesehatan
1) Perekrutan Dan Penggerakan Tenaga Kesehatan Haji 2) Peningkatan Kemampuan Tenaga Kesehatan Haji 3) Sediaan Farmasi, Alkes Dan Logistik Kesehatan Haji 4) Fasilitas Kesehatan Medis & Nonmedis
Tujuan :1. Tercapainya identifikasi status kesehatan jemaah haji berkualitas.2. Tersedianya data kesehatan sebagai dasar upaya perawatan dan
pemeliharaan, serta upaya-upaya pembinaan dan perlindungan jemaah haji.
3. Terwujudnya pencatatan data status kesehatan dan faktor risiko jemaah haji secara benar dan lengkap dalam Buku Kesehatan Jemaah Haji (BKJH) Indonesia.
4. Terwujudnya fungsi BKJH sebagai sumber informasi medik jemaah haji untuk kepentingan pelayanan kesehatan haji.
5. Tersedianya bahan keterangan bagi penetapan laik kesehatan (istitho’ah) jemaah haji.
6. Tercapainya peningkatan kewaspadaan terhadap transmisi penyakit menular berpotensi Kejadian Luar Biasa (KLB) pada masyarakat Internasional/Indonesia.
Pelayanan Pemeriksaan Kesehatan
KEBIJAKAN PEMERIKSAAN KESEHATAN HAJI (1)
URAIAN KEMEN: 442/2009Fungsi Pemeriksaan Assessing & Treating
Sarana Pemeriksaan Puskesmas danRS Tipe C
Sekuens Pemeriksaan Tahapan : I & II
Pemeriksaan Pertama Puskesmas & RS, Assessing & Treating, Penetapan Kelaikan
Pemeriksaan Kedua Perawatan (+), Pemeliharaan (+), Rujukan di RS, Penetapan Kelaikan bila ada catatan khusus.
Format BKJH Menilai & Follow Up
Assesing Jemaah Haji Diperiksa 1 kl
Follow Up Distandarisasi
URAIAN KEMEN: 442/2009Pengisian BKJH Tim Periksa Puskesmas, b/p Tim Periksa 2
Kelaikan Kesehatan Tim Periksa Puskesmas, dan Tim Periksa RS.
Mulai Pemeriksaan Tahun Pendaftaran
Pengendali Dinas Kesehatan dan Sarana Pemeriksaan
PROTAP Sarana Dibuat oleh Sarana
Kendali Mutu Dinkes & Sarana
Laporan Hasil [email protected] dan siskohatkes
KEBIJAKAN PEMERIKSAAN KESEHATAN HAJI (2)
SASARAN
Pemeriksaan kesehatan jemaah haji adalah penilaian status kesehatan bagi jemaah haji yang telah memiliki nomor porsi sebagai upaya penyiapan kesanggupan berhaji melalui mekanisme baku pada sarana pelayanan kesehatan terstandar yang diselenggarakan secara kontinum (berkesinambungan) dan komprehensif (menyeluruh)
Hasil pemeriksaan dan kesimpulan hasil pemeriksaan dicatat dalam Catatan Medik dan disimpan di tempat pemeriksaan (PUSKESMAS).
Catata
n
Me
dik
dija
dika
n
dasar
pe
ngisia
n
Buk
u
Kes
ehata
n J
emaa
h
Haji (
BKJ
H) setela
h
buk
u terse
but terse
dia.
Hasil pemeriksaan kesehatan menjadi dasar penerbitan Surat Keterangan Pemeriksaan Kesehatan Pertama oleh dokter pemeriksa
Surat Keterangan Pemeriksaan Kesehatan Pertama sebagai kelengkapan pengurusan dokumen perjalanan ibadah haji di Kandepag.
PROSEDUR PEMERIKSAAN KESEHATAN TAHAP PERTAMA
PENETAPAN KELAIKAN
Batasan• adalah upaya penentuan kelaikan jemaah haji untuk mengikuti perjalanan ibadah haji dari segi
kesehatan, dengan mempertimbangkan hasil Pemeriksaan Kesehatan Tahap Pertama dan Kedua melalui pertemuan yang dibuat khusus untuk keperluan tersebut oleh Tim Pemeriksa Kesehatan Puskesmas, Tim Pemeriksa Kesehatan Rumah Sakit, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, dan Dinas Kesehatan Provinsi selambat-lambatnya dua minggu sebelum operasional embarkasi haji dimulai.
Langkah-langkah:• Pertemuan Tim Pemeriksa, difasilitasi oleh Dinas Kesehatan Kab/Kota.• Seluruh data dikompilasikan.• Lakukan:
• Pengecekan kelengkapan data.• Penilaian kelaikan kesehatan berdasarkan kesimpulan pemeriksaan.• Penentuan kelaikan kesehatan, ditulis dalam BKJH.
• Buat Rekomendasi.Rekomendasi:
• Disampaikan kepada semua pihak yang berkepentingan.
PENGERTIAN Pemeriksaan Kesehatan jemaah haji adalah rangkaian kegiatan yang meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang medis dan penetapan diagnosis jemaah haji.
Jemaah Haji Mandiri adalah jemaah haji yang memiliki kemampuan mengikuti perjalanan ibadah haji tanpa tergantung kepada bantuan alat/obat dan orang lain.
Jemaah Haji Observasi adalah jemaah haji yang memiliki kemampuan mengikuti perjalanan ibadah haji dengan bantuan alat dan atau obat.
Jemaah Haji Pengawasan adalah jemaah haji yang memiliki kemampuan mengikuti perjalanan ibadah haji dengan bantuan alat dan/obat dan orang lain.
Jemaah Haji Tunda adalah jemaah haji yang kondisi kesehatannya tidak memenuhi syarat untuk mengikuti perjalanan ibadah haji.
JEMAAH HAJI RISTI : Jemaah Haji Risti adalah : Jemaah Haji dengan kondisi kesehatan yang secara epidemiologi berisiko sakit dan atau meninggal selama perjalanan ibadah haji, meliputi :
• Jemaah haji lanjut usia. (> 60 Tahun)• Jemaah haji penderita penyakit menular tertentu yang
tidak boleh terbawa keluar dari Indonesia berdasarkan peraturan kesehatan yang berlaku (telah berobat rutin), mis. TB aktif dengan BTA positif
• Jemaah haji wanita hamil (14-26 minggu dan telah divaksinasi).
• Jemaah haji dengan ketidakmampuan tertentu terkait penyakit kronis dan atau penyakit tertentu lainnya, mis. Pasca stroke, luka DM.
• Sumber KEPMENKES RI Nomor 442/MENKES/SK/VI/2009 • Pedoman Teknis Pemeriksaan Kesehatan Jemaah Haji 2010
33
KEBIJAKAN OPERASIONAL KESEHATAN HAJI TAHUN 2013 (1)
1. Koordinasi dengan Kemenag Kabupaten/Kota terkait Jamaah Haji (JH) yang pasti berangkat dan pemeriksaan kesehatan dilakuan hanya pada JH tahun 2013
2. Pendistribusian vaksin MM dikirim sesuai quota baru, dimana jamaah haji yang pasti berangkat yang akan divaksinasi.
3. Pemeriksaan dan pembinaan calon jamaah haji dilakukan di Puskesmas/RSUD,PosbinduPTM/Poslansia, Manasik, Bimbingan Ibadah Haji (KBIH)
4. Ketentuan pemeriksaan kesehatan bagi Jemaah Haji:– Pemeriksaan tahap I di Puskesmas dilaksanakan mulai Maret 2013
diikuti kegiatan pembinaan kesehatan jemaah haji sampai saat pemeriksaan kesehatan tahap II.
– Pemeriksaan tahap II (terkini/1 bulan terakhir) di puskesmas atau RS rujukan (SK bupati/walikota atau kadinkes) pada jemaah seluruh jemaah sehat dan risti
34
5. CJH sebelum berangkat ke Embarkasi telah dilaksanakan pemeriksaan kesehatan dasar dan terkini/kedua serta kelengkapan BKJH oleh Tim Pemeriksa tahap 2
6. Jenis pemeriksaan sesuai BKJH (termasuk test kebugaran ).7. Pembinaan kesehatan bagi jemaah haji dilaksanakan setelah
pemeriksaan kesehatan tahap pertama, diintegrasikan program-program pembinaan manasik haji baik di Kandep Kementerian Agama Kab./Kota, KUA, KBIH bagi semua jemaah haji risti dan sehat., KUA, Kandepag Kementerian Agama Kab./kota
8. Rujukan RS Embarkasii/Debarkasi di RSU Haji, RSU Dr Soetomo dan RSU Bhayangkara, khusus layanan rawat inap di kelas II selama 14 hari)
9. Meningkatkan koordinasi antara KUA dan puskesmas maupun KBIH, IPHI, AKHI dalam rangka pembinaan haji, sehingga pembinaan kesehatan bisa berjalan.
10.Peningkatan kemampuan petugas pemeriksa kesehatan Jamaah Haji
KEBIJAKAN OPERASIONAL KESEHATAN HAJI TAHUN 2013 (2)
35
11. Untuk pemeriksaan kesehatan BPIH Khusus dilakukan “pelayanan satu atap” yaitu di RS Haji Surabaya dan RS Saiful Anwar.
12. Pelaksanaan vaksinasi Meningitis untuk jemaah Umroh tetap di KKP.
15. Pelaporan hasil pemeriksaan kesehatan di”entry” dan dikirimkan hasilnya ke web: siskohatkes.depkes.go.id dan email [email protected]
16. Rekruitment PKHI secara on line, peserta hanya dapat mendaftar 1 kali, dokumen dikirim melalui PO Bos 33 dan mengikuti test psikometri
17. Biaya Pemeriksaan kesehatan I dan II sesuai Perda.18. Biaya dan Kegiatan Pembinaan diserahkan pada daerah
masing-masing
KEBIJAKAN OPERASIONAL KESEHATAN HAJI TAHUN 2013 (3)
PEMBINAAN MANASIK KESEHATAN HAJI MELIPUTI :
1. Deteksi Dini Penyakit dgn pemeriksaan dan pengendalian faktor Risiko
2. Penyuluhan Kesehatan secara umum yang meliputi aklimatisasi, gizi, kesehatan penerbangan, PHBS, penyakit yang termasuk Risiko tinggi jamaah haji, kesehatan lansia
3. Konsultasi gizi dan penyakit serta pemantauan faktor Risiko4. Pemantauan kesehatan jamaah risti dengan pembagian jamaah
binaan perkelompok, di masing- masing Puskesmas berbeda ada yang melalui daerah binaan desa, posyandu atau membentuk kelompok-kelompok persepuluhan
5. Kunjungan rumah untuk jamaah yang tidak datang6. Tes kebugaran dan pembinaan kebugaran
37
KEGIATAN PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI
TAHUN 2013
KEGIATAN PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI
TAHUN 2013
2
KEGIATAN PROGRAM KESEHATA HAJI 2013 (1)
1. Pertemuan Perencanaan dan Evaluasi haji, pada tanggal 17 – 18 Februari 2013, di hotel Heritage Surabaya.
2. Rekrutmen TKHI mulai 1 – 16 Februari 2013, test psikometri TKHI April 2013, test Psikometri PPIH Mei 2013
3. Pembinaan Kesehatan JH di 6 daerah (Kab. Kediri, Kab. Mojokerto, Kota Malang, Surabaya Kota, Sidoarjo dan Lumajang) penyelenggara Puskeshaji.
4. Pelatihan Kompetensi petugas TKHI dilaksanakan 2 gelombang. Gelombang I tanggal 7 - 10 Mei 2013 dan Gelombang II tanggal 14 – 17 Mei 2013 di Bepelkes Bapelkes Murnajati Lawang.
5. Pelatihan Petugas Pemeriksa Kesehatan Haji Mei 2013 di Bapelkes Murnajati Lawang.
2
6. Pembekalan Integrasi Petugas TKHI bergabung dengan TPIHI dan TPHI di Asrama Haji Sukolilo tanggal 5 – 14 Juni 2013.
7. Pelaksanaan Pemeriksaan Kesehatan Jamaah Haji tahap I di Daerah mulai April 2013.
8. Pemantapan dan sosialisasi test Kebugaran Oleh Pusat Kesehatan Haji yang dilaksanakan di Lumajang.
9. Test kebugaran dan pembinaan kebugaran telah berjalan di beberapa Kab./kota (organized by Dinkes Kab./kota, Kemenag, Puskesmas).
KEGIATAN PROGRAM KESEHATA HAJI 2013 (2)
Informasi terbaru
• Vaksin Meningitis disediakan oleh Pemerintah akan diterima di Dinkes Provinsi Jawa Timur Akhir Juni 2013.
• Vaksin Influenza tidak disediakan oleh Pemerintah.
• Penundaan jamaah Jawa Timur jumlahnya sekitar 20%, konsekuensi logistik haji (BKJH, vaksin), petugas TKHI.
41
Tips Menjaga Kesehatan Haji/Umroh (1)• Sebelum berangkat, jamaah sangat dianjurkan untuk
melakukan aktivitas olahraga rutin.• Jaga agar tidak terlalu lelah jelang hari keberangkatan ke Tanah
Suci.• Menyesuaikan dengan kondisi fisik masing-masing, jamaah
harus menyusun rencana waktu dan pelasanaan ibadah di Tanah Suci.
• Mengenal proses perjalanan ibadah haji selama di Arab Saudi dan kondisi alam di sana sangat dianjurkan.
• Melakukan pemeriksaan kesehatan di pelayanan kesehatan, seperti di Puskesmas atau dokter keluarga
• Bila ternyata jamaah sakit jelang keberangkatan, harus segera diobati
• Untuk jamaah yang sakit menetap, misalnya menderita sakit gula, dokter akan memberikan bekal obat dan cara-cara mengelola sakitnya selama dalam perjalanan ibadah haji dan konsultasikan intensif tentang kondisi kesehatan sebelum berangkat.
42
Tips Menjaga Kesehatan Haji/Umroh (2)
• Selama di tanah suci, jamaah harus memilih ibadah sunah sesuai kemampuan.
• Pakai masker standar• Kebugaran fisik dipertahankan di Tanah Suci dengan
mengkonsumsi cukup makan dan juga cukup istirahat.
• Menjaga kamar tidur agar tetap lapang dan tidak berdesak-desakan, baik oleh orang atau barang. Sirkulasi udara dan sinar matahari yang cukup dapat mengurangi kuman-kuman penyakit yang ada di kamar.
• Jangan makan makanan yang tidak sehat • Mengenali letak pos pelayanan kesehatan haji
Indonesia dan juga mencatat nomor telepon yang bisa dihubungi.
43
Tips Mencegah Keracunan Makanan (1)1. Cuci tangan sebelum makan2. Cuci tangan dengan sabun sebelum menangani bahan
mentah yang berasal dari hewan. Basuh kembali tangan dengan sabun setelah selesai menanganinya.
3. Cuci bersih buah dan sayuran sebelum dimasak atau disajikan.
4. Cuci tangan dengan sabun setelah memegang hewan peliharaan, memberi pakan dan membersihkan kotorannya.
5. Periksa bau, kondisi fisik dan tanggal kadaluwarsa produk makanan.
6. Masaklah semua produk daging secara sempurna, pastikan bahwa daging terlihat matang sepenuhnya (tidak lagi merah muda).
44
Tips Mencegah Keracunan Makanan (2)
7. Jika dilayani daging setengah matang di restoran, kembalikan untuk dimasak lebih lanjut. Mintalah disajikan kembali dalam piring baru.
8. Cegah kontaminasi silang di dapur9. Hindari mengkonsumsi susu yang tidak dipasteurisasi,
telur mentah/setengah matang dan air yang tidak disterilkan.
10.Jangan membiarkan bahan makanan hewani (daging, ikan, susu dan telur) pada suhu kamar dalam waktu lama. Simpanlah dalam lemari es.
11.Hindari kontaminasi silang di lemari es/kulkas dengan menjauhkan penyimpanan bahan makanan hewani dengan sayur, buah dan minuman
45
Tips Cuci Tangan
46
Berhaji Sehat, Mandiri & Mabrur
47
48
49
• COPY MATERI