21
Mikosis MIKOSIS SUPERFISIAL

MIKOSIS SUPERFISIAL 15.ppt

Embed Size (px)

Citation preview

  • Mikosis

    MIKOSIS SUPERFISIAL

  • Jamur /fungi

    Merugikan

    Menguntungkan

    Manusia salah satu habitat bagi jamur

  • Jamur bisa menyebabkan penyakit

    yang cukup parah bagi manusia

    Mikosis yang menyerang langsung pada kulit

    Mikotoksitosis akibat mengonsumsi toksin

    dari jamur yang ada dalam produk makanan

    Misetismus yang disebabkan oleh konsumsi jamur beracun.

  • Sebagai negara tropis Indonesia menjadi lahan subur tumbuhnya jamur penyakit-penyakit akibat jamur sering kali menjangkiti masyarakat Indonesia.

    Jamur bisa mengenai manusia dari kepala hingga ujung kaki, dari bayi hingga orang dewasa dan orang lanjut usia

    Banyak orang meremehkan penyakit karena jamur, seperti panu atau kurap penyakit ini bisa menular lewat persentuhan kulit, atau juga dari pakaian yang terkontaminasi spora jamur.

  • Pada manusia jamur hidup pada lapisan tanduk

    kemudian melepaskan toksin yang bisa menimbulkan peradangan dan iritasi berwarna merah dan gatal.

    Infeksinya bisa berupa :

    Bercak-bercak warna putih, merah, atau hitam di kulit dengan bentuk simetris. Ada pula infeksi yang berbentuk lapisan-lapisan sisik pada kulit. Itu tergantung pada jenis jamur yang menyerang.
  • Mikosis superfisialis merupakan infeksi jamur pada kulit yang disebabkan oleh kolonisasi jamur atau ragi.

    Penyakit yang termasuk mikosis superfisialis adalah dermatofitosis, pitiriasis versikolor, dan kandidiasis superfisialis.

    Mikosis superfisial merupakan mikosis yang menyerang kulit, kuku, dan rambut terutama disebabkan oleh 3 genera jamur, yaitu Trichophyton, Microsporum, dan Epidermophyton.

  • Istilah dermatofitosis harus dibedakan dengan

    dermatomikosis.

    Dermatofitosis adalah penyakit pada jaringan yang

    mengandung zat tanduk atau stratum korneum

    pada lapisan epidermis di kulit, rambut dan kuku yang

    disebabkan oleh golongan jamur dermatofita.

    Dermatomikosis merupakan arti umum, yaitu

    semua penyakit jamur yang menyerang kulit.

  • Mikosis superfisialis cukup banyak diderita penduduk negara tropis yang memiliki suhu dan kelembaban tinggi merupakan suasana yang baik bagi pertumbuhan jamur, sehingga jamur dapat ditemukan hampir di semua tempat

  • Berdasarkan habitat primernya dermatofita dibedakan:

    Antrofilik, Zoofilik,Geofilik

    Berdasarkan penyebabnya dermatomikosis dibagi menjadi dua yaitu :

    Khamir Malassezia pachidermatis dan Candida sp.

    Kapang :

    Trichophyton (dapat menyerang rambut,kulit atau kuku)

    Microsporum (rambut atau kulit)

    Epidermophyton (kulit dan kuku)

  • Berdasarkan lokasinya dermatofitosis atau tinea atau kurap atau herpes sinata, dibagi atas :

    Tinea kapitis : Dermatofitosis pada kulit dan rambut rambut kepala

    Tinea barbe : Dermatofitosis pada dagu dan jenggot

    Tinea kruris : Dermatofitosis pada daerah genitrokrural,

    sekitar anus, Bokong dan kadang- kadang sampai keperut bagian dalam

    Tinea pedis et manum : Dermatofitosis pada kaki dan tangan

    Tinea unguium :Dermatofitosis pada kuku jari dan tangan

    Tinea korporis : Dermatofitosis pada bagian lain yang tidak termasuk bentuk kelima tinea di atas.

  • Epidermophyton

  • Tinea pedis merupakan infeksi dermatofita pada kaki terutama mengenai sela jari dan telapak kaki

    Sinonim dari tinea pedis adalah foot ringworm, athlete foot, foot mycosis

    Keadaan lembab dan hangat pada sela jari kaki karena bersepatu dan berkaos kaki disertai daerah tropis yang lembab mengakibatkan pertumbuhan jamur makin subur.

    lokasi yang paling sering terkena pada sela jari kaki keempat dan kelima

    Tinea pedis

  • Jamur penyebab tinea pedis yang paling umum ialah Trichophyton rubrum (paling sering), T. interdigitale, T. tonsurans (sering pada anak) dan Epidermophyton floccosum

    T. rubrum lazimnya menyebabkan lesi yang hiperkeratotik, kering menyerupai bentuk sepatu sandal (mocassinlike) pada kaki;

    T. mentagrophyte seringkali menimbulkan lesi yang vesikular dan lebih meradang

    E. floccosum bisa menyebabkan salah satu diantara dua pola lesi diatas.

  • PEMERIKSAAN LABORATORIUM

    Pemeriksaan Kalium Hidroksida (KOH) 10-20%.

    Pada kerokan sisik kulit akan terlihat hifa bersepta.

    Pemeriksaan ini sangat menunjang diagnosis dermatofitosis.

    KOH digunakan untuk mengencerkan jaringan epitel

    sehingga hifa akan jelas kelihatan di bawah mikroskop.

    Kulit dari bagian tepi kelainan sampai dengan

    bagian sedikit di luar kelainan sisik kulit dikerok dengan

    pisau tumpul steril dan diletakkan di atas gelas kaca,

    kemudian ditambah 1-2 tetes larutan KOH dan ditunggu

    selama 15-20 menit untuk melarutkan jaringan,

    setelah itu dilakukan pemeriksaan.

  • Kultur jamur

    dapat dilakukan untuk menyokong pemeriksaan dan

    menentukan spesis jamur.

    Pemeriksaan ini dilakukan dengan menanam bahan klinis

    pada media buatan.

    Yang dianggap paling baik adalah medium agar dekstrosa

    Sabouraud.

    Media agar ini ditambahkan dengan antibiotik

    (kloramfenikol atau sikloheksimid)

  • Cara mencegah penyakit jamur pada kehidupan sehari-hari:

    Sebaiknya bila udara terasa panas harus rajin menyeka keringat yang menempel di badan.

    Baju yang dikenakan juga sebaiknya yang menyerap keringat.

    Bila terpaksa harus mengenakan baju yang tidak menyerap keringat, kita harus sesering mungkin mengganti baju tersebut.

    Dianjurkan pula untuk menggunakan pakaian, ataupun handuk secara terpisah antar keluarga. Sebab bila salah satu keluarga sudah terkena panu atau penyakit jamur lainnya, maka bila memakai handuk atau baju secara bergantian, jamur akan menular dari satu anggota keluarga ke anggota lainnya.