10
Volume 2 Nomor 2 Mei - Agustus 2019 159 MANAJEMEN PENGEMBANGAN SISTEM PEMBELAJARAN BERBANTUAN KOMPUTER (CAI) DENGAN MODEL BLENDED COMPUTER BASED LEARNING (BCBL) TENTANG TURUNAN FUNGSI UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA SMA (STUDI EKSPERIMENTAL RINTISAN DALAM MATA PELAJARAN MATEMATIKA TURUNAN FUNGSI PADA LIMA SMA NEGERI DI KABUPATEN KARAWANG) oleh M. Safrudin, Tb. Abin Syamsuddin M, Deni Darmawan [email protected] The aimed of this studied was developed learning throughly computer assisted as BCBL. Results of this studied have been stated that: (a) the potential of five high schools in Karawang districts supported the implementation of BCBL development, (b) planning of BCBL development through a systematic development stages from preparation, production, simulation, experiment, and publication, (c) the implementation result of BCBL learning through revision tested were learner activity and higher learner autonomy, (d) BCBL learning had a positive effected on the tested results, it would be increase learning results and the amount was 3.736 if you add 1 point to the tested results in every tested, (e) the BCBL learning effectiveness indicated by the average repetition of BCBL learning during the revision tested and those who did not repeated were 65.12%, It could be concluded that BCBL learning which developed through mature stages, it would be improved senior high school students competencies. Kata Kunci: BCBL, Independence Self-reliance; Student Competence. ABSTRACT

MANAJEMEN PENGEMBANGAN SISTEM PEMBELAJARAN …

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MANAJEMEN PENGEMBANGAN SISTEM PEMBELAJARAN …

Volume 2 Nomor 2 Mei - Agustus 2019 159

SPs Uninus

MANAJEMEN PENGEMBANGAN SISTEM PEMBELAJARAN

BERBANTUAN KOMPUTER (CAI) DENGAN MODEL BLENDED

COMPUTER BASED LEARNING (BCBL) TENTANG TURUNAN

FUNGSI UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA SMA

(STUDI EKSPERIMENTAL RINTISAN DALAM MATA PELAJARAN MATEMATIKA

TURUNAN FUNGSI PADA LIMA SMA NEGERI DI KABUPATEN KARAWANG)

oleh M. Safrudin, Tb. Abin Syamsuddin M, Deni [email protected]

The aimed of this studied was developed learning throughly computer assisted as BCBL. Results of this studied have been stated that: (a) the potential of five high schools in Karawang districts supported the implementation of BCBL development, (b) planning of BCBL development through a systematic development stages from preparation, production, simulation, experiment, and publication, (c) the implementation result of BCBL learning through revision tested were learner activity and higher learner autonomy, (d) BCBL learning had a positive effected on the tested results, it would be increase learning results and the amount was 3.736 if you add 1 point to the tested results in every tested, (e) the BCBL learning effectiveness indicated by the average repetition of BCBL learning during the revision tested and those who did not repeated were 65.12%, It could be concluded that BCBL learning which developed through mature stages, it would be improved senior high school students competencies.

Kata Kunci: BCBL, Independence Self-reliance; Student Competence.

ABSTRACT

Page 2: MANAJEMEN PENGEMBANGAN SISTEM PEMBELAJARAN …

Volume 2 Nomor 2 Mei - Agustus 2019160

SPs Uninus

PENDAHULUAN

Beberapa hal yang diungkap pada penelitian ini adalah: 1) potensi sekolah mendukung dalam inovasi pembelajaran, malakukan pengendalian mutu sekolah melalui kegiatan-kegiatan akademik, ujian sekolah, ujian nasional, dan kegiatan lomba OSN tingkat Kabupaten, 2) perkembangan TIK telah memberikan pengaruh terhadap dunia pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran. 3) akar masalah pada pembelajaran matematika di SMA: (a) potensi sarana di sekolah belum di manfaatkan dalam pembelajaran berbantuan komputer; (b) penggunaan sarana komputer dan laptop belum digunakan sebagai media pembelajaran interaktif; (c) minat dan motivasi belajar matematika kurang; (d) pemanfaatan berbagai sumber belajar matematika dengan TIK masih kurang; (e) minim dalam penggunaan sumber belajar yang mendorong siswa belajar mandiri.

Permasalahan pembelajaran di Kabupaten Karawang adalah: potensi sekolah yang belum dimanfaatkan dengan baik, rendahnya pemanfaatan sarana belajar, rendahnya motivasi siswa dalam mengatasi permasalahan matematika, rendahnya minat belajar siswa dalam mata pelajaran matematika, rendahnya kompetensi matematika siswa dalam hal kognitif, psikomotor, afektif dan keterampilan operasi hitung.

Pendekatan manajemen system pembelajaran yang dijelaskan oleh Basri (2015: 21), menunjukkan bahwa proses pembelajaran menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar memahami bahan ajar secara ilmiah, seperti pembelajaran BCBL yang memberikan pengalaman belajar langsung, megamati teks, melihat dan mendengar video pembelajaran, mengerjakan latihan soal interaktif, memeriksa latihan dengan aplikasi geogebra. Pengalaman belajar tersebut sesuai dengan pendapat Pheter She (Depdiknas, 2004: 14)

dalam Munir (2008: 68), bahwa sebanyak 90% peserta didik menjalani pembelajaran dengan mengatakan dan melakukan.

Studi ini bertujuan: (1) menganalisis potensi sekolah dalam mendukung implementasi model pembelajaran berbantuan komputer, (2) mengetahui penentuan pengembangan model Blended Computer Based Learning yang dapat meningkatkan kompetensi siswa SMA, (3) mengetahui adanya kemandirian dalam pembelajaran Blended Computer Based Learning dalam mempelajari konsep matematika dan penerapan matematika untuk pemecahan masalah, (4) mengetahui pengaruh pemanfaatan pembelajaran Blended Computer Based Learning terhadap hasil belajar siswa SMA, (5) mengetahui efektifitas pemanfaatan pembelajaran Blended Computer Based Learning dalam meningkatkan kompetensi siswa SMA.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif, metode penelitian menggunakan R&D yaitu melakukan pengembangan pembelajaran berbantuan komputer (CAI) model Blended Computer Based Learning pada materi turunan fungsi kelas XI IPA. Analisis data menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif untuk memprediksi hasil test pada setiap uji revisi, yaitu: ujicoba hipotetik, uji terbatas, ujicoba lebih luas, dan uji coba temuan pada lima SMAN di kabupaten Karawang.

PEMBAHASAN

1. Analisis Potensi Implementasi BCBL.Potensi lima SMA Negeri di kabupaten

Karawang berdasarkan analisis lingkungan internal yang berkaitan dengan kekuatan

Page 3: MANAJEMEN PENGEMBANGAN SISTEM PEMBELAJARAN …

Volume 2 Nomor 2 Mei - Agustus 2019 161

SPs Uninus

dan kelemahan dijelaskan: (1) kekuatan lima SMA Negeri di Kabupaten Karawang diantaranya guru sudah memiliki kualifikasi akademik yang sesuai yaitu sarjana (S1), memiliki keterampilan mengoperasikan komputer, sekolah memiliki sarana yang cukup baik, (2) kelemahan pada lima SMA Negeri di Kabupaten Karawang yaitu minat belajar rendah, dari kekuatan dan kelemahan yang ada di lima SMA Negeri di kabupaten Karawang dapat merencanakan strategi untuk menekan kelemahan dan mengupayakan kekuatan menjadi peluang, dengan cara menganalisis peluang dan ancaman, berikut penjelasannya : (a) peluang adalah kesempatan diri untuk menjadikan kekuatan dalam memperbaiki kekurangan, seperti kekuatan pada sekolah memiliki sarana baik, guru mampu mengoperasikan komputer menjadi kekuatan pada guru untuk melakukan inovasi pembelajaran, (b) ancaman adalah hal-hal yang tidak menguntungkan siswa, guru, dan sekolah, sehingga menurunkan motivasi belajar siswa.

Strateginya menjadikan ancaman menjadi tantangan, dengan merubah mindset siswa terhadap globalisasi, karena globalisasi dapat menjadi ancaman bagi orang yang ketinggalan teknologi, tantangan globalisasi dan masyarakat industry bisa menjadi peluang yang besar bagi pengembangan manusia, bisa menjadi pembunuh pengembangan manusia apabila masyarakat tidak dipersiapkan untuk hidup dan menghadapi masa global dan masyarakat industrilisasi” (Adman, 2007: 9), senada dengan itu, menurut Mulyasa (2015),” Globalisasi ini memungkinkan dengan semakin luasnya pemanfaatan teknologi modern (smart technology) seperti komputer, telekomunikasi, dan peralatan elektronik dalam berbagai aspek kehidupan”, dapat diambil dari pendapat tersebut tentang pentingnya pemanfaatan teknologi untuk sarana pembelajaran, sehingga siswa harus fokus pada tujuan belajar dengan menggunakan sarana teknologi untuk belajar, guru

mengajar harus mengoptimalkan sarana sekolah yang ada, dan sekolah seyogyanya memberikan apresiasi kepada guru pelaku inovasi pembelajaran.

Pembelajaran yang dilengkapi dengan teknologi menuntut tersedia sarana pendukung, tetapi dasar menentuakan model pembelajaran bukan terletak pada keinginan guru melainkan berdasarkan potensi siswa, sekolah, karakteristik materi, dan mengikuti perkembangan zaman, sejalan dengan pendapat Triwardani (2005), yang membenarkan bahwa adanya pergeseran dalam cara belajar siswa, artinya apa yang dibutuhkan siswa menjadi yang terpenting dalam proses pembelajaran, seperti pada pembelajaran BCBL pembelajarannya berpusat pada siswa, sesuai dengan potensi yang ada, pembelajaran yang berpusat pada siswa diharapkan akan menjadi pembelajaran yang menarik dan menyenangkan.

Hasil observasi lima SMA Negeri di kabupaten Karawang, ditemukan: (1) rata-rata siswa pada ulangan harian masih di bawah KKM, (2) guru mengajar masih konvensional, (3) sarana sekolah memadai seperti; ruang kelas, laboratorium, ruang multimedia, komputer sekolah, (4) SDM guru sudah memenuhi kualifikasi (S1) dan memiliki keterampilan mengoperasikan komputer.

2. Analisis Perencanaan Model BCBL Berdasarkan analisis lingkungan perlu

mengembangkan pembelajaran model BCBL sesuai dengan pendapat Bright dalam Sujono, H. (1995), bila dibandingkan dengan pengajaran tradisional, CAI sangat efektif dan efesien. Pembelajaran model BCBL sama halnya dengan CAI harus dibuat melalui perencanaan yang matang, senada dengan pendapat Shimon dan Thomson dalam Surjono, H. (1994),” agar pembuatan CAI harus direncanakan dengan baik dan usaha penelitian saat ini sebaiknya difokuskan pada pemakaian CAI untuk situasi khusus dan untuk mata pelajaran

Page 4: MANAJEMEN PENGEMBANGAN SISTEM PEMBELAJARAN …

Volume 2 Nomor 2 Mei - Agustus 2019162

SPs Uninus

khusus pula”.

Perencanaan pembuatan BCBL merujuk pada Octoganal Khan’s, sebagai panduan untuk merencanakan, mengembangkan, menyampaikan, mengelola, dan mengevaluasi, BCBL sebagai fungsi manajeman (merencanakan, melaksanakan, dan evaluasi), resource support, teknologi, evaluasi, pedagogik, berikut tahapan pembuatan BCBL: (a) perencanaan yaitu persiapan, pembuatan, pemeriksaan, penyelesaian, produksi, (b) pelaksanaan yaitu penilaian uji revisi ahli produk dan materi dengan melihat kemandirian dalam aktivitas belajar, (c) evaluasi yaitu penilaian hasil belajar sesuai kompetensi, berikut disajikan gambar tahapan pengembangan BCBL:

Tahapan pengembangan pertama adalah persiapan bahan seperti: aplikasi power point, geogebra, articulate, ispring, dan camtasia, berikut gambar aplikasi tersebut:

BCBL sama halnya dengan media yang berfungsi memudahkan interaksi pembelajaran menurut Munir (2010: 138), media adalah sebagai perantara sampainya pesan kepada penerima pesan sehingga terjadi interaksi belajar mengajar. Kemudian setelah BCBL terbentuk harus melakukan uji produk dan uji materi, berikut gambar tahapan revisi desain produk.

Revisi produk ditentukan oleh delapan aspek penilaian produk yaitu: aspek pendahuluan, penyajian materi, pertanyaan dan jawaban, penilaian respon, pemberian balikan, pengulangan, segmen pengaturan, dan penutup.

Revisi materi pada setiap uji berdasarkan delapan aspek penilaian materi yaitu: aspek pengantar materi, kesesuaian materi dengan silabus, kesesuaian materi dengan kompetensi dasar, kesesuaian materi dengan rencana pelaksanaan pembelajaran, adanya contoh soal yang sesuai materi, adanya evaluasi akhir, dan penutup adanya tugas.

AspekBobot Setiap Uji

Hipotetik Terbatas Luas Temuan

Pengantar materi

3 4 5 5

Materi sesuai silabus

4 4 5 5

Gambar 2 Kerangka Tahapan Pengembangan BCBL

Gambar 3 Software Aplikasi Pembangun BCBL In Mathematic

Gambar 4 Desain BCBL In Mathematic Tahap Uji Hipotetik dan Terbatas

Gambar 5 Desain BCBL In Mathematic Tahap Uji Luas dan Temuan

Gambar 1 Khan’s Octagonal Frame-work

Page 5: MANAJEMEN PENGEMBANGAN SISTEM PEMBELAJARAN …

Volume 2 Nomor 2 Mei - Agustus 2019 163

SPs Uninus

Materi sesuai komptensi dasar

4 4 5 5

Materi sesuai RPP

4 5 5 5

Contoh soal yang sesuai materi

3 4 5 5

Ada latihan yang sesuai materi

3 5 5 5

Adanya evaluasi pembela-jaran

4 5 5 5

Penutup adanya tugas

2 3 3 5

Jumlah 27 34 38 40

Rerata Setiap Uji

3.38 4.25 4.75 5

Keterangan: 2=Kurang Valid, 3=Cukup Valid, 4=Valid, 5=Sangat Valid

Rerata hasil belajar siswa pada setiap uji revisi ditunjukkan pada tabel:

Deskriptive StatisticsMean Std.

DeviationN

Jumlah Rerata

304.35 15.598 40

Rerata Hipotetik

64.50 10.178 40

Rerata Terbatas

73.48 5.848 40

Rerata Luas 79.75 5.138 40

Rerata Temuan

86.68 4.129 40

3. Kemandirian Siswa dalam BCBL Mata Pelajaran MatematikaKemandirian belajar merupakan

kesadaran diri, digerakan oleh diri sendiri, kemampuan belajar untuk mencapai tujuannya (Brookfield, 2000: 130-133) dalam Nurhemah (2016: 2), dapat dipertegas bahwa kemandirian belajar dapat diartikan sebagai kemampuan mengatasi permasalahan-permasalahan yang dihadapi, dengan melalui diskusi, simulasi, mengikuti

prosedur, dan mengikuti gejala-gejala solusi untuk mencapai tujuan.

Kemandirian belajar siswa didasarkan atas pola prilaku siswa dalam kebiasaan belajaranya, jika siswa terbiasa mulai belajar dengan berdoa, maka tertanam pembiasaan berdoa sebelum belajar, jika siswa terbiasa belajar pada sesi pendahuluan harus memperhatikan apersepsi guru, maka siswa akan terbiasa dengan kegiatan apersepsi, begitu pula pada kegiatan belajar yang lain, misalnya jika siswa menerima pelajaran dengan cara konvensional diterangkan terlebih dahulu, maka siswa belum merasa belajar kalau belum diterangkan, akan tetapi pada pembelajaran berbantuan komputer pembiasaan menjadikan siswa belajar mandiri sehingga siswa akan terus berselancar sampai menemukan jawaban soal dengan fasilitas aplikasi dinamis geogebra.

Kemandirian orang itu dinamis berubah sesuai dengan perkembangannya, pola perilakunya, kebutuhannya atau tanggung jawabnya dan kemandirian siswa mempengaruhi hasil belajarnya (Makmun, 2012).

Kemandirian siswa pada pembelajaran BCBL terlihat pada pengamatan mempelajari materi unit 1 kemudian latihan soal, dan dilanjutkan dengan materi unit 2 kemudian latihan soal,dan seterusnya sampai menyelesaikan soal evaluasi, siswa yang tidak mengulang dengan rerata 65,12%, yang tidak mengulang lebih besar dari siswa yang mengulang , kegiatan yang terpola dan terprogram itu berjalan sesuai kemampuan siswa dan sesuai waktunya, rata-rata siswa selesai tepat pada waktunya, sesuai pendapat Pramono (1996) dalam Dengeng (2016: 91), dengan menggunakan komputer, pembelajar dapat bekerja sendiri sesuai dengan tingkat dan kemampuan serta kecepatan masing-masing.

Kemandirian siswa hasil observasi terhadap pola perilaku individu ataupun kelompok dalam kegiatan pembelajaran,

Page 6: MANAJEMEN PENGEMBANGAN SISTEM PEMBELAJARAN …

Volume 2 Nomor 2 Mei - Agustus 2019164

SPs Uninus

kegiatan observer dalam pengamatan meliputi: kegiatan pendahuluan diantara aspeknya adalah: pembukaan, persiapan belajar, prosedur pembelajaran, kegiatan inti diantara aspeknya adalah: pemahaman materi, tagihan, pelaporan penilaian, evaluasi, dan kegiatan penutup yaitu: refleksi hasil pembelajaran.

4. Pengaruh BCBL terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SMA. Analisis pembelajaran Blended Computer

Based Learning pada hasil belajar digunakan untuk mengukur bahwa pembelajaran tersebut secara bertahap dari pengujian hipotetik, pengujian terbatas, pengujian lebih luas dan pengujian temuan mengalami peningkatan hasil belajar dapat dicari dengan menentukan berapa besar pengaruhnya terhadap hasil test dengan hipotesis: (1) Ho: Hasil belajar pada pembelajaran Blended Computer Based Learning tidak ada perbedaan hasil dari uji hipotetik, uji terbatas, uji lebih luas dan uji temuan, (2) Ha: Hasil belajar pada pembelajaran Blended Computer Based Learning adanya perbedaan hasil dari uji hipotetik, uji terbatas, uji lebih luas dan uji temuan, jika Ho ditolak maka adanya perbedaan rata-rata pada uji hipotetik, uji terbatas, uji lebih luas dan uji temuan, keputusan pengujian hipotesis menggunakan uji F, jika F hitung ≥ F tabel maka Ho ditolak, artinya akan menerima Ha.

Berdasarkan data penelitian pada tabel anovab diperoleh hasil F hitung 4,64, F tabel pada tingkat kepercayaan 95% maupun 99% pada dk α=0,05 dan α=0,01 sebesar 2,69 dan 4,02. Dengan demikian maka disimpulkan bahwa Ho ditolak dan menerima Ha, Hasil belajar pada Blended Computer Based Learning ada perbedaan hasil dari uji hipotetik, uji terbatas, uji lebih luas dan uji temuan, untuk mengetahui seberapa besar pengaruhnya dengan menentukan persamaan regresi.

Pengaruh hasil test pada uji hipotetik,

uji terbatas, uji lebih luas dan uji temuan terhadap rerata jumlah total uji penelitian pada persamaan regresi tersebut, menyatakan bahwa apabila pada uji hipotetik, uji terbatas, uji lebih luas dan uji temuan nilainya dinaikkan 1 poin maka akan mengalami peningkatan pengaruh terhadap hasil belajar sebasar 3,736 dari 0,998 ditambah 1,010 ditambah 0,998 ditambah 0,997 poin pada konstanta -0,267.

Pembelajaran model Blended Computer Based Learning akan lebih efektif, jika persyaratan computer terpenuhi, pembelajaran dirancang semaksimal mungkin agar terhindar dari kesalahan-kesalahan yang menimbulkan salah prosedur operasional, menurut Dick&Carey(1978) dalam jurnal pendidikan matematika, volume 2 (2008), ”bahwa untuk mengetahui keefektifan dari materi pembelajaran diperlukan pengumpulan data dari para siswa yang menjadi sasaran populasi dan menggunakan informasi yang didapat untuk memperbaiki materi pembelajaran supaya lebih efektif lagi dari sebelumnya”. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diartikan bahwa pada pembelajaran BCBL harus menerima kendala-kendala yang dihadapi siswa dengan menganalisa data pembelajaran dan hasil belajar sebagai refleksi untuk perbaikan selanjutnya.

5. EfektifitasPemanfaatanBCBLdalam Pembelajaran Matematika SMA.Pemanfaatan pembelajaran Blended

Computer Based Learning diharapkan membuat siswa lebih mudah dalam memahami pelajaran, membiasakan menggunakan komputer, sejalan dengan itu dibutuhkan kemampuan dalam menganalisis dan mensintesis permasalahan yang dihadapi siswa SMA, yang bisa diukur oleh biocommunication dalam bentuk kecepatan menangkap pembelajaran sebagaimana menangkap materi pelajaran matematika dalam model BCBL yang diteliti pada

Page 7: MANAJEMEN PENGEMBANGAN SISTEM PEMBELAJARAN …

Volume 2 Nomor 2 Mei - Agustus 2019 165

SPs Uninus

penelitian ini (Darmawan,D.;Riyadi,Y.;Abdu;Hafad,A.2017)

Kompetensi peserta didik menurut Mulyasana (2015: 48), kemampuan dasar, kemampuan berfikir, kemampuan menyesuaikan diri, kemampuan merespons, kemampuan mengkalkulasi, kemampuan lisan, kemampuan mengembangkan kualitas diri, kemampuan memecahkan masalah, kemampuan mengambil keputusan, kemampuan mengembangkan spiritual, kemampuan tersebut berkembang sesuai dengan kemampuan individunya karena peserta didik tidak hidup diluar kemampuannya.

Kompetensi sebagai rencana yang menggambarkan bagaimana seseorang diharapkan mampu berprilaku agar seseorang dapat melaksanakan pekerjaannya dengan baik (Darmawan, 2013: 98). Berdasarkan penjelasan tersebut bahwa kompetensi adalah sebuah gambaran yang harus diketahui untuk dapat mempermudah pekerjaan seseoarang, sehingga rencana yang disusun dapat dikerjakan sesuai rencana dan diharapkan mampu berprilaku dengan baik sehingga menghasilkan sesuatu yang berkualitas. Kesimpulan bahwa kompetensi adalah kemampuan yang dimiliki seseorang dari pengalaman belajarnya yang meliputi kemampuan olah pikir (kognitif), olah fisik (psikomotorik), dan kepribadian atau kemampuan sikap.

Gordon (1988) dalam Darmawan (2013: 99), kompetensi sebagai hasil belajar peserta didik, aspek-aspek yang dimaksud adalah pengetahuan, keterampilan, sikap, proses berfikir, penyesuaian diri, dan nilai.

Kompetensi siswa terukur pada hasil belajar, menurut Bloom dalam Makmun (2012: 162), ”bahwa kompetensi kognitif memiliki tingkatan: keterampilan mengamati permasalahan dengan cermat, kemampuan mengingat apa saja yang dipelajari, kemampuan memahami pelajaran, kemampuan menerapkan pengetahuan dalam permasalahan pembelajaran dan

permasalahan kehidupan sehari-hari, kemampuan menganalisis pengetahuan dan dapat mengklasifikasikan berdasarkan tingkatan, kemampuan mensintesis yaitu memberikan gambaran pengetahuan yang diketahui secara jelas, baik menggeneralisasikan atau menyimpulkan, kemampuan mengevaluasi yaitu kegiatan menilai permasalahan secara seimbang, kemudian kompetensi efektif tingkatannya: keinginan untuk menerima atau menolak apa saja yang dipelajari, dorongan untuk menyambut baik kegiatan yang positif, keinginan mengapresiasi kegiatan pembelajaran dan memandang penting atau sebaliknya, ada dorongan internalisasi untuk meyakini pengetahuan yang dimiliki, dorongan untuk menghayati dan membiasakan kegiatan pembelajaran untuk kehidupan sehari-hari, dan kompetensi psikomotor diantara tingkatannya: memiliki keterampilan bertindak dengan melibatkan unsur-unsur fisik, seperti mata, tangan, kaki, dan lain-lain, memiliki keterampilan berekspresi baik verbal atau nonverbal berguna dalam mengolah keterampilan gerak, mimik dan ucapan”, kemudian menurut Sanusi (2015), selain tiga ranah kompetensi Bloom ada tiga kompetensi penting yaitu: believing skill, operational skill, dan managerial skill.

Kompetensi believing skill adalah kemampuan untuk meyakini pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki, kemampuan ini dapat memotivasi untuk belajar dengan sungguh-sungguh, seperti contoh jika siswa dipercaya untuk mengerjakan tugas sendiri maka siswa akan berusaha dengan berbagai cara untuk menyelesaikan tugas dan segera melaporkan hasil pekerjaan kepada guru, sehingga jika guru memberikan kepercayaan yang tinggi kepada siswa pada pembelajaran berbantuan komputer diharapkan siswa dapat belajar dengan maksimal untuk mempelajari dan menyelesaikan tugas. Mempercayai kemampuan yang ada pada diri siswa terlihat dari kegiatan belajar

Page 8: MANAJEMEN PENGEMBANGAN SISTEM PEMBELAJARAN …

Volume 2 Nomor 2 Mei - Agustus 2019166

SPs Uninus

siswa setiap unit, bahwa pada pembelajaran BCBL setiap unit sebagian besar siswa tidak mengulang.

Kompetensi operational skill adalah kemampuan berhitung pada pembelajaran matematika model Blended Computer Based Learning, ditunjukkan dengan peningkatan hasil latihan dengan rata-rata siswa yang tidak mengulang 65,12%, keterampilan siswa dalam menjawab latihan atau evaluasi, siswa terampil berhitung pada materi turunan fungsi, diambil konklusi: jika siswa terampil dalam perhitungan turunan fungsi maka siswa semakin cepat merespon jawaban pada setiap soal latihan dan soal evaluasi, terlihat pada peningkatan siswa yang telah melanjutkan materi setiap unit, bahwa yang tidak mengulang jumlahnya lebih besar dari jumlah siswa yang mengulang, artinya bahwa siswa yang terampil berhitung dalam pembelajaran Blended Computer Based Learning lebih banyak dari pada siswa belum terampil berhitung pada setiap tahapan uji revisi tersebut.

Kompetensi managerial skill adalah kemampuan mengendalikan diri dari permasalahan yang dihadapi baik individu atau kelompok, menunjukkan kepribadian yang matang, penuh perhitungan dalam bertindak dan pengambilan keputusan. Kompetensi managerial skill mencakup kognitif skill, afektif skill, psikomotor skill, operational skill, believing skill. Kompetensi managerial skill nampak pada pengendalian kompetensi-kompetensi tersebut.

Keenam kompetensi tersebut menunjang siswa dalam berfikir tingkat tinggi, yaitu: berfikir kritis, komunikatif, dan dapat bekerja sama dengan orang lain. Model temuan skema pengembangan BCBL digambarkan sebagai berikut.

SIMPULAN

Berdasarkan analisis data, dapat ditarik beberapa simpulan: Penentuan model pembelajaran dengan memanfaatkan sarana yang menunjang belajar siswa dapat disesuaikan dengan kebutuhan, karakteristik materi, dan potensi yang ada. Perencanaan pengembangan pembelajaran BCBL diantaranya:(1) melalui observasi kebutuhan dari potensi yang ada, (2) model pengembangannya melalui tahap perencanaan, tahap pembuatan, dan tahap penyelesaian, (3) pelaksanaan eksperimen dengan uji hipotetik, uji terbatas, uji lebih luas, dan uji temuan, (4) aktivitas pembelajaran BCBL mengoptimalkan kemampuan otak kiri dan kanan, dan (5) meningkatnya aktivitas belajar dan kompetensi siswa. Proses pembelajaran berbantuan komputer model Blended Computer Based Learning membuat siswa lebih aktif dan mandiri. Pembelajaran berbantuan komputer(CAI) model BCBL berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa. Pemanfaatan pembelajaran berbantuan komputer(CAI) model BCBL dapat meningkatkan kompetensi siswa SMA.

Skema Model Temuan Pengembangan BCBL In Mathematic

Page 9: MANAJEMEN PENGEMBANGAN SISTEM PEMBELAJARAN …

Volume 2 Nomor 2 Mei - Agustus 2019 167

SPs Uninus

Daftar Pustaka:

Adman (2005).” Manajemen Pendidikan Nasional”. Jurnal Edukatif.1(1).

Alsaadat, K. (2009).” Metode Dalam Jarak Jauh”. Makalah dalam Konferensi International Pendidikan, Penelitian dan Inovasi.

Aminoto, T.; Phatoni,H.(2014). “Penerapan Media E-Learning Berbasis Schoology untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Materi Usaha dan Energi Di Kelas XI SMAN 10 Kota Jambi”. Jurnal Sainmatika.8(1).

Basri, H.(2015). Paradigma Baru Sistem Pembelajaran. Bandung: Pustaka Setia

Borg,R,et al.(2002). Educational Research. Boston New York San Francisco

B u c h o r i , A . ; M u h t a r o m ; A n i s a , M .(2016).”Keefektifan Model Pembelajaran LC5E dan CRH Berbantuan Multimedia Interaktif terhadap Hasil Belajar Siswa”.Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran.23(2)

Chris Kyriacou(2012). Effektive Teaching Theory and Practice. Bandung: Nusa Media

Darmawan. D.(2013). Komunikasi Pembelajaran. Bandung: Rosdakarya.

____.(2013). Teknologi Pembelajaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

____.(2014). Inovasi Pendidikan. Bandung:

PT Remaja Rosdakarya.____.(2014). Metode Penelitian Kuantitatif.

Bandung : PT Rosdakarya.____.(2010). ”Biologi Komunikasi

melalui “Implementasi Information Communications Technology”.Mimbar.XXVI(2)

____(2014).”Peningkatan Aksesibilitas “3M=Mobile Learning” sebagai Layanan Pendidikan. Mimbar.30(1)

____.(2017).”Web Streaming TVUPI as Modern Communication Model and Contribution to Learning Quality”. Mimbar.33(1).

Darmawan,D.;Setiawati,P.;Supriadie,D.;Alinawati,M.(2016).”Penggunaan Multimedia Pembelajaran Interaktif untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis English Simple Sentences Pada Mata Kuliah Basic Writing Di STIKIP Garut”.Jurnal Ilmu Pendidikan.

Darmawan,D.;Ruyadi,Y.; Abdu, W.J;Hufad,A.(2017).” Efforts to Know the Rate at which Students Analyze and Synthesize Information in Science and Social Science Disciplines: A Multidisciplinary Bio-Communication Study”. Journal of Biological Sciences.17(3),226-231.

H a r i a n j a , R . ( 2 0 1 8 ) . ” I n c r e a s i n g

RekomendasiTemuan sebagaimana dikemukaan

sebelumnya, maka peneliti menawarkan rekomendasi sebagai berikut:Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten hendaknya memotivasi guru untuk melakukan penelitian yang menghasilkan produk, dengan memperhatikan potensi yang ada disekolah. Kepala Dinas Pendidikan dalam program peningkatan mutu pendidikan hendaknya memberikan penghargaan kepada guru yang sudah melakukan pembelajaran yang inovasi, memberikan hibah komputer kepada sekolah agar terpenuhi 1 siswa 1 komputer, sebagai sarana belajar siswa

disekolah dalam pelajaran matematika di SMA. Kepala sekolah seharusnya memfasilitasi implementasi pembelajaran berbantuan komputer model Blended Computer Based Lerning, sehingga siswa fokus belajar dan dapat meningkatkan kemandirian belajar matematika. Guru membimbing seluruh siswa dalam aktivitas pembelajaran BCBL, sehingga pengaruh BCBL terhadap hasil belajar matematika siswa SMA meningkat. Guru seyogyanya mengefektifkan pemanfaatan BCBL agar menginspirasi siswa dalam belajar dan meningkatkan kompetensi siswa SMA.

Page 10: MANAJEMEN PENGEMBANGAN SISTEM PEMBELAJARAN …

Volume 2 Nomor 2 Mei - Agustus 2019168

SPs Uninus

Students’Learning Effort Results by using Learning Pair Checks Model of Five Grade of SD negeri 173299 Paniaran in Academic Year 2017/2018”. International Journal of Advanced Engeenering Research and Sciene.5(3).

Jain,S. ,Khandal,D.(2014),”Li-Fi(Ligh Fidelity): The Future Technology in Wireless Communication”. International Journal of Informatika & Technology.

G o f u r , A . , S u r j o n o , H , D. ” P o t e n s i Pemanfaatan ICT untuk Peningkatan Mutu Pembelajaran SMA di Kota Yogyakarta”. Jurnal Cakrawala Pendidikan. XXIX(2)

Kanagavalli,N.,Meenakshi,R.,Velmurugan,N.(2014) “Study on Ontology Model for Web Information Gathering”. International Journal of Advanced Engeenering Research dan Science(IJAER).1(7)

Komariah,A, dan Satori,D.(2014). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta.

Makmun, A.S. (2012). Psikologi Kependidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Munir.(2008). Kurikulum berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: CV. Alfabeta.

____ (2013). Multimedia. Bandung : CV Alfabeta.

Muktar, Iskandar. (2012). Desain Pembelajaran Berbasis TIK. Jakarta: Referensi.

Mulyasa, E. (2012). Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

____.(2013). Manajemen Pendidikan Berkarakter. Bandung: PT remaja Rosdakarya.

____.(2013). Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Mulyasana, D.(2015). Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing. Bandung: PT Rosda Karya

Noida,G.,Gupta,G.(2011),”Wireless Ad-hoc Nethworcks: Dynamica Resource Location Discovery”. International Journal of Advance in nggineering Research. 1(VI).

Prajapati, J. Rajesh.(2014),”Comparison of CAI Programme and Traditional Method of Theaching Engglish”. International Journal for Research in educational(IJRE).3(7).

Sanusi, A. (2015). Kepemimpinan Pendidikan. Bandung: PT Nuansa cendikia.

____, (2015). Sistem Nilai. Bandung: PT Nuansa Cendekia.

Schumacher,S. and McMilan,H.J.(2001).Research in Educational. New York Boston San Francisco.

Sigh,H.(2003).”Building Effective Blended Learning Programs”. Journal Issue of Educational Technology.43(6),51-54.

Sugiyono.(2015). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : CV: Alfabeta.

Supriyatno,T., dan Marno. (2008). Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam. Bandung : PT Refika Aditama.

Sur jono,H,D.(1995),”Pengembangan Computer-Assisted Instructional (CAI) untuk Pelajaran Elektronika”. Jurnal Kependidikan.2(XXV)

Susilawati,E.(2017).”Developing Blended Learning Model On CIV IC Education Course”.Edutech.16(3).

Tafsir,H.A.(2015). Paradigma Baru Sistem Pembelajaran. Bandung : Pustaka Setia Bandung.

Trisnawati,Wutsqa,D.U.(2015).”Perbandingan Keefektifan Quantum Teaching dan TGT pada Pembelajaran Matematika Ditinjau dari Prestasi dan Motivasi”. Jurnal Riset Pendidikan Matematika 2(2).

Triwardhani.I.J(2005),”Mengembangkan Suasana Pendidikan Berbasis “Learning Oriented” Dalam Pembelajaran Kewirausahaan Mahasiswa.Artikel.

Widowati,A.”Creativ Thinking melalui software Mind Mapping”. Makalah Diseminarkan pada acara The International Seminar on Information and Communication Technology (ICT) in educational.