Upload
dinhdieu
View
220
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
Working Paper Series No. Bulan 20..
1
Kajian Manajemen Pelaksanaan Pengembangan Kelurahan Siaga Di Kelurahan Eka Jaya Wilayah Puskesmas Talang Bakung Kecamatan Jambi Selatan Kota Jambi Tahun 2009 Yosi Rulianto, Hari Kusnanto, Lutfan Lazuardi Abstract Background: High maternal and infant mortality rate, the re-emergence of diseases such as malaria, DHF, diarrhea and lung tuberculosis, emerging pandemic diseases such as HIV/AIDS, SARS and avian flu are major health problem in Indonesia. To solve the problem, the government through the Ministry of Health issues a decree No. 564/MENKES/SK/VIII/2006 on Implementation Guideline of Alert Village Development of the Province of Jambi through the Governor of Jambi 2007 by establishing a program of alert village at the provincial level. Head of Jambi municipal government positively supports the development of alert village and since 2006 Eka Jaya at the area of Jambi Municipality has been determined as an alert village by Jambi Municipal Health Office. Objective: To get an overview of the development of alert village at Eka Jaya, Subdistrict of Jambi Selatan, Jambi Municipality 2009. Method: This was a case study that used qualitative data obtained through indepth interview and document studies. Result: The policy of municipal government in the implementation of alert village was relatively good but there was always delay in the provision of operational budget for alert village. Midwives at village health posts needed additional staff because of too much workload. Participation of the community in the program was relatively good; there were 2 cadres in each village health post available daily. Conclusion: Prerequisite of human resources for village health post had been fulfilled. Cost per visit at village health post was Rp 1,500 and budget for village health post in 2009 from the municipal government was available. Community participation in the program was relatively good with active cadres in the implementation of village health post. Municipal government and policy makers participated in the development of alert village at Jambi municipal government. Keywords: alert village, Eka Jaya, Jambi Municipality PENDAHULUAN
Tingginya angka kematian terutama kematian ibu sebesar 307/100.000 (SKRT 2001) dan angka kematian bayi sebesar 35/1000 kelahiran hidup (SDKI 2002-2003), menunjukkan masih rendahnya kualitas pelayanan kesehatan kita yang ada. Demikian juga dengan tingginya angka kesakitan yang akhir-akhir ini ditandai dengan munculnya kembali berbagai penyakit lama seperti malaria dan TBC paru, merebaknya berbagai penyakit baru yang bersifat pandemik seperti HIV/AIDS, SARS dan flu burung, serta masih endemisnya penyakit-penyakit diare dan demam berdarah (1)
Untuk menyelesaikan masalah tersebut pemerintah menetapkan SK Menkes Nomor: 564/MENKES/SK/VIII/2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Desa Siaga dengan mengambil kebijakan bahwa ”Seluruh desa di Indonesia menjadi Desa Siaga pada akhir 2008”. Propinsi Jambi melalui Gubernur Jambi dalam tahun 2007 telah mencanangkan program desa siaga tingkat Provinsi Jambi di kabupaten Sarolangun, yang dihadiri oleh Bupati dan Walikota dalam Propinsi Jambi dan menandatangani komitmen untuk mendukung sepenuhnya program
Working Paper Series No. Bulan 20..
2
desa siaga. Selain itu juga, menerima pataka yang berarti bahwa pengembangan desa siaga sudah menjadi bagian dari program Kabupaten/Kota di Propinsi Jambi khususnya Dinas Kesehatan. Kota Jambi tidak mempunyai desa maka dikatakan Kelurahan Siaga, sangat mendukung untuk pengembangan desa siaga, dalam hal ini dapat dilihat dengan pencanangan tingkat kota Jambi dan menyiapkan kelurahan yang ada untuk menjadi kelurahan siaga. Seluruh Camat dan Lurah berkumpul dan menyatakan kesiapan untuk mendukung sepenuhnya dalam pengembangan kelurahan siaga di Kota Jambi. (2)
Kelurahan di Kota Jambi berbeda karakteristik dengan desa ataupun kelurahan yang berada di Propinsi Jambi misalnya di Kota Jambi pelayanan kesehatan, diantaranya dokter praktek, bidan, Pustu, Puskesmas, dan Rumah Sakit mudah dijangkau oleh masyarakat, tingkat pendidikan masyarakat yang cukup tinggi, dan penduduk yang heterogen dalam hal ini kota Jambi tentunya dalam pelaksanaan pengembangan Desa Siaga mempunyai pola tersendiri dalam pelaksanaan pengembangan desa siaga dan tidak akan sama dengan yang dilaksanakan di pedesaan. untuk mempersiapkan hal ini kota Jambi telah melatih kader dan tokoh masyarakat pada kelurahan siaga. Penyiapan tenaga bidan sudah dilatih oleh dinas kesehatan Provinsi Jambi, serta membangun Pos Kesehatan Desa dan memberikan peralatan medis,dan obat–obatan yang diperlukan.
Kelurahan Eka Jaya sejak tahun 2006 yang lalu sudah di tetapkan sebagai kelurahan siaga oleh Dinas Kesehatan Kota Jambi. Selain itu di Kelurahan Eka Jaya sudah memenuhi persyaratan untuk Program Pengembangan Kelurahan Siaga seperti halnya dengan Desa Siaga. Diantaranya adalah adanya pos kesehatan Desa dengan peralatan dan obat–obatan, tenaga bidan, serta adanya beberapa jenis UKBM berjalan dengan baik dan juga akses kepelayanan kesehatan cukup jauh.
Mengingat pentingnya pengembangan Kelurahan Siaga di Kota Jambi dimasa yang akan datang, perlu mempelajari lebih cermat dan mendalam bagaimana upaya-upaya pengembangan dan model Kelurahan Siaga yang di ciptakan di kelurahan Eka Jaya kecamatan Jambi Selatan Kota Jambi sehingga dapat diketahui perbedaan- perbedaan upaya dan karakteristik pengembangannya bila dibandingkan dengan Desa siaga
METODE PENELITIAN
Jenis dan rancangan penelitian ini merupakan studi kasus dengan mengunakan data kualitatif. Analisis data bertujuan untuk melihat gambaran Manajemen Pengembangan Kelurahan Siaga di Kelurahan Eka Jaya Kecamatan Jambi Selatan Kota Jambi Tahun 2009 data didapat menggunakan wawancara mendalam, diskusi kelompok terfokus dan telaah Dokumen.
Subyek penelitian ini adalah pemangku kebijakan desa siaga, peran serta masyarakat terhadap kelurahan siaga, tenaga kesehatan terhadap kelurahan siaga di Kota Jambi secara purposive sampling atau sampel bertujuan terdiri dari Kepala Dinas Kesehatan Kota Jambi, Kepala Seksi Promkes, Kepala Puskesmas, Bidan Poskesdes, Lurah Eka Jaya, Kader dan Tokoh Masyarakat. Variabel Penelitian ini antara lain : 1. Variabel bebas adalah :
• Pemangku Kebijakan • Peran serta masyarakat • Tenaga Kesehatan • Sumber dana
2. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah : • Pengembangan Kelurahan Siaga
Working Paper Series No. Bulan 20..
3
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian tentang pengembangan kelurahan siaga di Kelurahan Ekajaya tahun
2009. Sebagian besar hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk narasi dari hasil wawancara mendalam yang dilakukan terhadap 7 orang informan dan hasil Diskusi Kelompok Terfokus yang dilakukan terhadap 6 orang informan.
Penelitian disajikan hasil analisis yang meliputi komponen pemangku kebijakan, peran serta masyarakat, tenaga kesehatan, sumber dana yang mengambarkan Pengembangan Kelurahan Siaga di kelurahan Eka jaya Kota Jambi, Data diperoleh dari hasil wawancara mendalam, telaah dokumen, observasi dan Diskusi Kelompok Terfokus.
Informan penelitian ini berjumlah tiga belas orang yang terdiri dari,Kepala Dinas Kesehatan Kota Jambi adalah penanggung jawab program Desa Siaga di Kota Jambi yang berpendidikan S1, Kepala Seksi Promosi Kesehatan adalah pelaksana Kegiatan Desa siaga Kota Jambi dan sudah mengikuti pelatihan fasilitator Desa siaga Tingkat Propinsi Jambi yang berpendidikan S1, Kepala Puskesmas berpendidikan S1, Lurah Kelurahan Eka Jaya, Ketua Poskesdes Eka Jaya SLTA, Bidan Poskesdes bidan yang sudah dilatih untuk bidan Poskesdes berpendidikan D1 Kebidanan, Serta kader Pendidikannya cukup berfariasi, SD, SLTP dan SLTA sederajat.
Dari hasil wawancara mendalam terhadap tiga belas orang Informan yang terlibat dalam penelitian ini maka di peroleh gambaran pelaksanaan kegiatan Kelurahan siaga di kelurahan EkaJaya mencakup pemangku kebijakan, peran serta masyarakat, tenaga kesehatan, sumber dana. Pemangku Kebijakan
Pada pemangku kebijakan hasilnya dapat tergambar: berdasarkan wawancara mendalam yang dilakukan terhadap beberapa informan kebijakan di kelurahan siaga kebijakan Kota Jambi adalah dengan memasukkan anggaran desa siaga pada tahun 2009. Kemudian dalam pelaksaksanaannya kelurahan siaga di mulai dari kader posyandu berikut pernyataan Kepala Dinas Kesehatan Kota Jambi
• Kebijakan kelurahan siaga dimulai dengan mengaktifkan posyandu. • Karena memiliki kesamaan dalam tujuan, maka Kegiatan Gema Sehati digunakan
sebagai dasar bagi kegiatan untuk membantu pelaksanaan kelurahan siaga. • Tarif sama dengan puskesmas, 1500 • Advokasi lintas sektor di hotel abadi tahun 2007 •
Menurut Ka. Seksi Promosi Kesehatan : • Pada tahun 2009 ini kami sudah mengalokasikan anggaran untuk kelurahan siaga tetapi
masih di level kecamatan. • Tarif berobat diposkesdes Rp.1500 disetor ke Pemda • Posyandu dan PKK diaktifkan dahulu agar kader-kadernya bisa membantu dalam
pelaksanaan kelurahan siaga. Selanjutnya kepala Puskesmas Talang Bakung menyatakan Upaya Kesehatan Bersumber
daya Masyarakat yang ada hanya posyandu yang aktif kader posyandu sangat berperan dalam hal ini berikut petikan wawancaranya :
• Mengaktifkan kader posyandu yang ada
Working Paper Series No. Bulan 20..
4
• Puskesmas merupakan UPT Dinas Kesehatan dan sebagai perpanjangan Dinas Kesehatan Kota Jambi tentunya akan melaksanakan kebijakan yang di tentukan oleh Dinas Kesehatan Kota Jambi dalam pengembangan kelurahan siaga.
• Diharapkan tahun ini sudah dimasukkan kedalam anggaran Dinas Kesehatan Kota Jambi untuk kegiatan kelurahan siaga.
Sementara itu Lurah Kelurahan Ekajaya menyatakan sebagaimana kutipannya berikut :
• Kebijakan kota rasanya baik sekali dengan menggalakkan desa siaga di setiap kelurahan buktinya Ekajaya sudah dibangun poskesedes.
• Tarif berobat diposkesdes sebesar 1500 dengan menggunakan karcis
kota untuk mengatasi masalah kesehatan.
ada.
-RT kader Posyandulah kami
• iaya berobat menggunakan karcis Rp. 1500, sama dengan pustu.
pernyataannya :
musyawarah dihadiri oleh kepala
• Ibu kader–kader posyandu aktif yang sekaligus dan membantu kader desa siaga.
pengobatan poskesdes yang meng
ulu diaktifkan dalam upaya menggerakan pelaksanaan kegiatan elurahan siaga Ekajaya.
Tena
kukan pelayanan kesehatan di poskesdes Ekajaya, menurut
• Bidan ada 1 orang sudah dilatih di Propinsi
udah dilatih di Propinsi
• Pencanangan kelurahan siaga telah dilakukan Walikota dihotel abadi Jambi.• Ada anggaran desa siaga tahun 2009 namun sampai saat ini belum ada
pelaksanaannya. • Posyandu membantu dalam pengembangan kelurahan siaga.
Pada kesempatan lain Bidan poskesdes mengungkapkan sebagaimana petikan wawancara :
• Poskesdes membantu masyarakat dan dinkes• Walikota memberi bantuan untuk poskesdes • Anggaran untuk poskesdes tahun 2009 tapi sampai sekarang dananya belum• Posyandu disini kader- kadernya aktif sebagai perpanjangan tangan kami. • Kader di poskesdes ada 2 orang sementara untuk di RT
gunakan sebagaimana mitra sekaligus kader Desa siaga B
Pernyataan tersebut di dukung oleh ketua poskesdes berikut • Membantu apa yang menjadi kegiatan di poskesdes • Biaya pengobatan perpasien 1.500 kesepakatan
puskesmas talang bakung dan dinas kesehatan kota. Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan kebijakan Kota Jambi yaitu dengan
mengadvokasi jajaran pemerintah Kota Jambi dengan pencanangan yang dihadiri oleh camat dan lurah, memasukan anggaran untuk desa siaga tahun 2009 tetapi masih di level Kecamatan belum pada tahap operasional Kelurahan Siaga, kemudian hasil dari biaya
gunakan karcis di setor ke Pemda sebagai pendapatan daerah. Dalam pengembangan kader di Kelurahan siaga Eka jaya dimulai dari kader posyandu jadi
kader–kader posyandu dk
ga Kesehatan Berdasarkan hasil wawancara mendalam dan Diskusi Kelompok Terfokus maka tenaga
kesehatan yang ada cukup untuk melaKepala Dinas Kesehatan Kota Jambi
Berikut ini adalah pernyataan Ka. Seksi Promosi kesehatan tentang hal ini :
• Tenaga kesehatan sudah ada yaitu seorang bidan kemaren s
Working Paper Series No. Bulan 20..
5
Pernyataan Kepala Puskesmas mengenai hal ini mengungkapkan : • Tenaga kesehatan ada yang kami tempatkan di poskesdes seorang bidan dan sudah
dilatih sebagai pengelola poskesdes
awancara mendalam menyatakan hal ini berikut petikannya : • ada bidan 1 orang bidan
ernyataan ia membutuhkan
ut pernyataan :
an, menangani pasien, belum lagi kalau ada pertemuan di posyandu kami dak tekejar.”
enurut Ketua Poskesdes Eka jaya :
• Ada satu orang bidan yang membantu masyarakat
sil Diskusi Kelompok Terfokus diketahui bahwa tenaga yang ada di poskesdes sudah c
asil wawancara mendalam bahwa tenaga kesehatan sudah cukup di oskesdes Eka Jaya.
Peran
apat kita lihat dari hasil wawancara berikut ini.
muan dalam pembahasan saya turun langsung ketika pembentukan pengurus poskesdes
tetapi program lama tinggal penguatan–
sehati itu justru mempercepat operasioanal dalam
ian, kesakitan konsep desa siaga
Lurah kelurahan Eka Jaya pada w
Bidan Poskesdes agak berbeda dalam masalah tenaga, dalam ptenaga karena beratnya beban kerja di poskesdes berik
• Tenaga kesehatan disini ada 1 orang bidan. • Bidan sebaiknya 2 orang sehingga kalau keluar ada yang menunggu di poskesdes. Tapi
saat ini cukup lah .kerjanya banyak pak buat lapor
m
Dari haukup. Dilihat dari h
P
serta Masyarakat Pada peran serta masyarakat proses yang di teliti meliputi penggerakan dan pemberdayaan
masyarakat, pengorganisasian masyarakat, dan pembiayaan masyarakat di Kelurahan Ekajaya Kota Jambi. Untuk kegiatan penggerakan dan pemberdayaan Masyarakat dilakukan masih belum terlihat dengan jelas hal ini dapat tergambar pada kegiatan yang dilakukan di poskesdes. Kegiatan masih terfokus pada pengobatan di poskesdes untuk kegiatan yang melibatkan masyarakat dalam upaya mengatasi masalah–masalah kesehatan secara mandiri belum menampakkan kegiatan yang nyata hal ini dDengan Kepala Dinas Kesehatan Kota Jambi
• Kader cukup aktif bila ada masalah adanya pertemuan-perte
Ka. Seksi Promosi Kesehatan Kota Jambi :
• Kelurahan Siaga bukan program barupenguatan sehingga kita ada keluaranya
• Gema sehati konsep gemapengembanagan desa siaga.
• Indikator di desa siaga yang diharapkan mungkin cuma bagaimana MMD melakukan tapi outputnya jangka panjang menurunkan angka kematsecara jangka pendek penilai masyarakat kita inginkan.
• Dasa wisma akan tercatat indikator atau tolak ukur yang ditunjuk pada Kelurahan siaga maupun gema sehati dengan mengarap kelompok dasa wisma otomatis secara secara akumulasi kelurahan RT akan siaga dan kader kader RT, seperti konsep bola salju karena dasa wisma mandiri, akan kesiapsiagaan, kelompok yang terkecil di bawah
Working Paper Series No. Bulan 20..
6
garapan posyandu pendataan akan terakumulasi, nah oromatis maksud pemberdayaan, dan kualitas posyandu akan bagus / dasa wisma akan mandiri, pkk akan jalan baik sehingga posyandu yang membawahi dasa wisma di masing-masing RT akan mempunyai
ila ini bagus otomatis kecamatan sehat kota sehat, Provinsi sehat akan tercapai.
anyak, bila dibandingkan dengan pustu saya kira poskesdes lebih ramai yang berobat ”
lurah Kelurahan Ekajaya menanggapi hal ini sebagaimana kutipan
l iungkapakan disana. Diarisan juga dikumpulkan sumbangan sukarela untuk poskesdes
alam wawancaranya ia menyatakan
sehatan selain itu ya pengobatan disini ada suntik KB periksa kehamilan dan lain – lain
Ketua poskesdes dan masih bertumpu pada kegiatan kuratif
nakan tahapan proses itu kegiatan yang dilakukan yaitu
saat itu juga dibahas masalah-masalah kesehatan yg di hadiri oleh lurah dan camat.
enurut pendapat kader menyatakan hal ini :
• Ada pertemuan bulanan untuk membahas masalah kesehatan
emerintah setempat untuk bersam sama melaksanakan kegiatan yang berwawasan kesehatan
posyandu kalau posyandu akan bagus purnama atau mandiri. • Posyandu purnama atau mandiri, pada kelurahan akan berjalan dengan bagus tinggal
kita mensinergikan lagi dengan kader, kader-kader yang sudah ditunjuk dengan sebagai pengurus tim desa siaga dikeluarkan masing-masing tercipta suatu hasil yang dikeluarkan bagus. Ini perhatian pemerintah Kota Jambi pada level–level bawah atau terendah b
Sehubungan dengan hal tersebut kepala Puskesmas Talang Bakung menyatakan :
• Yang diharapakan di poskedes adalah peran serta masyarakat tentunya ini sudah ada di poskeses eka jaya. Disana organisasinya sudah ada dan kader–kader desa siaga sudah ini sudah memperlihatkan bahwa peran serta masyarakat sangat baik, kalau saya lihat pasien di poskesdes cukup b
Sementara itu
wawancara berikut : • Di Kelurahan eka jaya ada arisan bulanan jadi permasalahan kesehatan yang timbu
d Senada dengan bidan yang ada di poskesdes d
kegiatan pengerakan dan pemberdayaan sebagai berikut : • posyandu diaktifkan jadi kader- kader posyandu yang digerakkan dan untuk posyandu
ada 8 sedangkan posyandu usila ada 2 senam sekali seminggu atau ada apa dengan masalah ke
Jika kita lihat proses penggerakan dan pemberdayaan tidak rutin dilakukan hal ini dapat
kita lihat dari wawancara dengan berikut kutipan wawancaranya :
• Pernah dilakukan survey SMD dan MMD di Kelurahan dengan Dinas Kesehatan kami sama-sama ya mencoba melaksamelaksanakan gotong- royong.
• Gotong-royong dan arisan diadakan satu bulan sekali pada
m
Bila kita melihat tanggapan–tanggapan informan yang ada kegiatan-kegiatan yang
dilakukan dengan menumbuh kembangkan Upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) Posyandu, poksila dasa wisma dan mengadvokasi p
a–
Working Paper Series No. Bulan 20..
7
Pembia
jaya dapat digambarkan sehatan Kota Jambi
• Sumbangan sukarela menurut laporan ada
Ka. Seksi promosi kesehatan :
s kemudian di beberapa kecamatan harus ada yang namanya pengembangan desa siaga
• Masih belum kalau dari masyarakat memang yang diharapkan dari masyarakat
erikut : • danya sumbangan sukarela dari masyarakat yang berobat untuk Poskesdes
s dalam wawancaranya juga mengungkapkan hal yang sama berikut
di sini. Cuma sumbangan sebulan Rp. 1.000,- dari kader dan masyarakat yang berobat
ada kesempatan lain ketua poskesdes menyatakan dalam wawancaranya sebagai
• Dana dari masyarakat kayaknya belum ada akan tetapi kalo sumbangan sukarela ada
n pada arisan sebesar Rp.1.000,- dan yang berobat memberikan sumbangan sukarela
s kemudian dari kader sebanyak seribu perbulan setiap pertemuan untu
embangan kelurahan siaga di Kelurahan
• ntuk dana secara keselurhan dalam tahun ini kita anggarkan lewat APBD“
yaan Kesehatan Masyarakat Pembiayaan yang bersumber dari masyarakat diKelurahan Eka
dari wawancara berikut tanggapan Kepala Dinas Ke
• Biaya mungkin kalau secara rill yang diharapkan dari kelurahan, sangat kecil karena
kita menggali peran serta masyarakat. Pembiayaan masih masih mengandalkan mekanisme top down jadi Walikota Pemkot Jambi dalam hal ini memberikan pendanaan melalaui Dinkes Kota Jambi melalui Dinke
Sementara itu kepala puskesmas dalam wawancaranya menyatakan bahwa :
Senada dengan itu Lurah Kelurahan Talang Bakung mengungkapkan sebagai bA
Bidan poskesdepetikan wawancaranya :
• Pembiayaan masyarakat belum ada
Pberikut :
Hal ini diperkuat dengan pernyataan kader desa siaga berikut kutipan wawancaranya :
• Sumbangan sukarela ada dan biasanya dikumpulka
Pembiayaan masyarakat bila kita simpulkan dari wawancara diatas di ketahui bahwa masih di tatanan posyandu berupa biaya makan dan sumbangan–sumbangan pengunjung posyandu dan dana jimpitan yang di laksanakan di poskeseds yaitu berupa sumbangan sukarela dari pengunjung poskesde
k biaya di poskesdes. Dari segi dana di Poskesdes Kelurahan Ekajaya tidak mempunyai dana khusus operasional,
tetapi untuk tahun ini dana hanya pada level kecamatan yang dialokasikan oleh pihak Dinas Kesehatan Kota Jambi sehingga akan menghambat PengEkajaya. Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kota Jambi:
U
Berikut petikan wawancara dengan Ka. Seksi Promosi Kesehatan :
Working Paper Series No. Bulan 20..
8
• Pembiayaan masih mengandalkan mekanisme top down jadi Walikota Pemkot Jambi dalam hal ini memberikan pendanaan melalui Dinkes Kota Jambi melalui Dinkes kemudian di beberapa Kecamatan harus ada yang namanya pengembanagan desa siaga. Selama ini yang diberikan terutama dalam hal evaluasi. evaluasi dikerjalan untuk operasional rapat –rapat kemudian beberapa hal yang sifatnya terbatas. untuk APBN dalam hal dan pembantuan dekonsentrasi kemaren yang jelas diberi pembiayaan sebesar satu juta limaratus rupiah untuk penyelenggaraan kelurahan siaga dan untuk operasional pertemuan RP. 300.000 itu untuk tahun 2008 untuk tahun 2009 Pemkot Kota Jambi memberikan bantuan dana tetapi operasional pada level kecamatan nanti kita bisa lihat dokumen yang jelas ini ada pertemuan evaluasi pengembangan desa siaga, untuk itu semuanya berkisar 27 sampai 30 jutaan , anggaran ini untuk dana pertemuan dan atk juga disediakan disini yang jelas pemkot masih adanya komitmen dalam pengembangan
baru berproses diharapkan proses nantinya kan emakin baik. Kalau tahun 2008 ada satu juta setengah untuk beberapa kelurahan yang
• Dana pada tahun 2008 ada satu juta lima ratus ribu rupiah untuk semua kelurahan dan
di ungkapkan oleh bidan poskesdes, berikut petikan wawancara : bangun di depan
oskesdes. •
jaya menyatakan hal tersebut berikut hasil wawancaranya :
Menurut kader hal ini dapat terungkap berikut pernyataan kader : der bekerja sukarela
berikut pernyataannya : • Dana operasional kegiatan menggunakan dana sendiri seperti untuk ongkos. Kalau dana
onal elurahan Siaga Sudah alokasikan secara khusus oleh dinas Kota Jambi melalui dana APBD emerintah Kota Jambi tetapi pengurus Desa siaga Eka jaya belum mendapat dana tersebut.
kelurahan siaga.”
Pernyataan laian diungkapkan oleh kepala puskesmas dalam hal ini ia menyatakan : • Untuk dana sampai saat ini belum ada operasionalnya masih ya seperti itulah pak
berjalan apa adanya dulu karena inisdikembangkan untuk kelurahan siaga
Begitu pula dengan lurah Kelurahan Ekajaya ia menyatakan Bahwa :
pada tahun 2009 ini belum ada informasi untuk mendapatkan dana
Hal senada • Dana belum ada, hanya ada bantuan dari walikota tapi untuk
pOperasional poskesdes seperti foto kopi menggunakan dana pribadi. Demikian pula ketua Poskesdes Eka
• Dana operasional poskesdes belum ada
• Dana belum ada baik untuk gaji maupun operasional ka
Hal senada juga di katakan oleh kader
khusus untuk di sini belum ada
Di lihat dari wawancara mendalam yang dilakukan diketahui bahwa Dana operasiKP
Working Paper Series No. Bulan 20..
9
PEMB
tan desa siaga pada tahun 2009. Pola tarif yang diberlakukan di poskesd
masyarakat dan kemampuan masyar
yang meliputi kemampuan kelembagaan, emampuan adminitratif dan lingkungan kebijakan yang meliputi lingkungan politik, ekonomi,
engaruh terhadap efektifitas (4)
dianggap perlu untuk menam
pertem
ak akan mampu untuk mengidentifikasi masalah-masalah kesehatan yang terjadi dilingk
engan Jumlah kader yang begitu banyak akan lebih mudah
AHASAN Kebijakan
Dari hasil wawancara dengan informan yang ada di ketahui bahwa Kota Jambi dalam pengembangan Kelurahan Siaga salah satu kebijakan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Jambi demgan mengadvokasi Pemerintah Kota Jambi, dengan mengumpukan Camat dan Lurah serta instansi terkait dalam upaya mensinergikan pelaksanaan desa siaga dengan program lain yang ada di kelurahan, selain itu kebijakan yang sudah dilaksanakan adalah dengan mengalokasikan anggaran kegia
es adalah sama dengan Puskesmas dan Pustu sebesar Rp.1500, dari uang tersebut disetor ke Kas Pemerintah Kota Jambi.
Pada pelaksanaan kegiatan Desa siaga di mulai dengan meningkatkan peran dan fungsi Posyandu yang di kemas dalam Gerakan Masyarakat Sehat dan Mandiri yang di singkat dengan GEMA SEHATI dari gerakan ini yang secara konseptualnya hampir sama dengan Desa siaga yaitu dengan beberapa indikator salah satunya kesiapsiagaan
akat dalam mengatasi masalah kesehatan secara mandiri. Lingkungan kondisi sosial dan ekonomi dikota dapat berpengaruh terhadap kesehatan manusia (3)
Kemampuan organisasi pelaksana kebijakan ksocial dan budaya berp
Tenaga Kesehatan Tenaga Kesehatan di poskesdes minimal seorang bidan dan sudah mendapat pelatihan
khusus. faktor enabling/pemungkin mencakup berbagai ketrampilan dan sumber daya yang perlu untuk melakukan perilaku kesehatan. Sumber daya itu meliputi fasilitas pelayanan kesehatan, personalia, tenaga yang terlatih akan dapat meningkatkan pelayanan yang baik dan berkualitas (5). Secara ketentuan dan kriteria yang ada Kelurahan Eka jaya di tinjau dari Sumber daya Kesehatan sudah memenuhi persyaratan. Namun dalam hal ini, karena Kelurahan Ekajaya lokasi luas, dan pada prinsipnya yang terpenting adalah bagaimana mengedvokasi pihak terkait dan penentu kebijakan setempat untuk mengerakan masyarakat maka
bah tenaga kesehatan lainya seperti tenaga penyuluh kesehatan sehingga akan mempercepat pengembangan kelurahan siaga di Ekajaya Kota Jambi.
Tenaga kader di Desa Siaga sebanyak tiga puluh orang orang yang terdapat dimasing masing Rukun Tetangga di bagi menjadi empat kelompok Koordinator, hal ini mengingat luasnya wilayah kelurahan. kemudian yang bertugas secara rutin, sebanyak dua orang . Kegiatan kader setiap harinya di mulai pagi jam 7.00 WIB sampai dengan Jam 14.00 WIB sama dengan kegiatan bidan diposkesdes. Kegiatannya yang dilakukan adalah, membantu bidan dalam pelayanana diposkesdes dan mengadakan penyuluhan di posyandu. Kader yang yang lain memberikan laporan secara lisan sewaktu–waktu ada masalah dilingkunganya. Dan pada waktu
uan bulanan kader akan memberikan informasinya kepada pengurus Poskesdes namun tenaga kader yang ada belum di latih secara khusus tentang fungsi dan tugas kader Desa Siaga.
Kamampuan kader dengan tugas dan fungsinya adalah hal yang utama, dalam pengembangan kelurahan Siaga Di Ekajaya Kota Jambi, jika hal ini tidak dilakukan maka kader, tid
ungannya. Hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan kader terhadap permasalahan tersebut.
Bila kita lihat Kader yang berjumlah tiga puluh orang tersebut jika di organisir dengan baik, maka ini akan menimbulkan daya ungkit yang besar dalam pengembangan Kelurahan Siaga, di kelurahan Eka jaya. D
Working Paper Series No. Bulan 20..
10
dalam memberikan informasi kepada masyarakat dan masalah kegawatdaruratan yang terjadi t ditanggulangi.
isalnya untuk fotocopy dan memba
ula dengan kegiatan–kegiatan akan terjadi kemunduran, oleh sebab itu san
ri masyarakat dan untuk masyarakat dan ini ertentangan dengan asas tersebut dan untuk itu UKBM harus dikembangkan dan tidak menjadi
rintah Kota Jambi.
rakan dan pemberdayaan masyarakat. Pengor
pat untuk melakukan penyuluhan-penyuluhan kesehatan kemudian adanya posyan
g cukup untuk memahami apa yang harus mereka lakukan dalam g sebenarnya merupakan masalah kesehatan mereka
dapat m
uran setiap bulanya sebesar seribu rupiah. Dana masyarakat ini di gunaka
dapat lebih cepa
Sumber Dana Dana operasional di Kelurahan Siaga Eka jaya khususnya poskesdes sangat diperlukan
dalam mengembangkan sekaligus melangsungkan kegiatan poskesdes, dimana segala aktifitas pengembangan kelurahan siaga terletak di poskesdes. Pada saat ini belum ada dana operasional untuk poskesdes Eka jaya biaya untuk operasional sehari hari m
yar listrik di bayar oleh sumbangan para kader, kemudian biaya untuk kader yang bekerja setiap hari juga belum ada di alokasikan oleh Dinas kesehatan kota.
Untuk itu kader harus mendapat perhatian khusus, dengan memberikan insentif agar motivasi kader tidak melemah, hal ini akan mengakibatkan turunya kinerja kader karena kader, sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan desa siaga. Selain itu organisasi tidak akan berjalan dengan semestinya, begitu p
gat lah perlu diberikan alokasi pendanaan Poskesdes Ekajaya sehingga pengembangan desa siaga tidak terganggu.
Pola tarif yang di berlakukan di Poskesdes sebaiknya tidak di setor ke Pemda guna mendukung operasional Pokesdes, hal ini dilakukan untuk percepatan kemandirian poskesdes sebagai UKBM maka poskesdes adalah dabaset pendapatan bagi Peme
Peran serta masyarakat Komponen proses ini meliputi penggeganisasian masyarakat, dan pembiayaan masyarakat
- Penggerakan dan Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan Ekajaya dalam penggerakan masyarakat dengan menumbuh kembangka upaya
kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM), misalnya Posyandu sebanyak delapan posyandu dengan nama anggrek 1(satu) sampai dengan anggrek 8 (delapan) dengan adanya posyandu ini, sebagai tem
du usila dengan kegiatan melaksanakan senam usila setiap minggu pemeriksaan kesehatan.
Kader yang ada belum dilakukan sosialisasi ataupun pelatihan khusus, untuk Kader kelurahan siaga yang mempunyai tugas spesifik, dalam melakukan Survey Mawas Diri, kader harus dibekali pengetahuan yansurvey mawas diri (SMD) sehingga apa yan
emahami hal tersebut. - Pembiayaan Kesehatan Masyarakat
Pembiayaan Masyarakat yang dalam bidang kesehatan di kelurahan Eka jaya yaitu, pengunjung poskesdes secara sukarela memberikan sumbangan untuk kegiatan diposkesdes. Untuk itu pengelola poskesdes menyiapkan kotak yang terletak di ruangan periksa sehingga masyarakat yang datang dengan mudah untuk memberikan sumbangan. kemudian adanya partisipasi kader untuk i
n oleh pengelola untuk operasional misalnya untuk foto kopi, bayar listrik dan segala keperluan di poskesdes .
Pembiayaan Masyarakat dapat digerakkan melalui, Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM), dimana penggalangan dana serta memberikan informasi yang ada di
Working Paper Series No. Bulan 20..
11
lakukan di posyandu sebagai basis UKBM. Pembiayaan masyarakat dapat berupa jaminan pemeliharaan kesehatan misalnya adanya Dosalin (dana sehat, untuk ibu bersalin), Dana sehat, dan Upaya Kesehatan sekolah (UKS) dengan mengerakan dunia pendidikan yang ada di wilayah
asyarakat maka secara tidak langsung sudah
ruhi oleh tindakan dan keputusan dari sebagian besar sektor masyarakat. Partisip
uluhan ke posyandu oleh kader. pengamatan terhadap masalah kesehatan dilakuk
minggu sekali, mengukur tensi darah, dan memeriksakan kesehatan bila me
asih belum jelas fungsi seksi–seksi yang ada untuk itu perlu d
sebagai pengge
namun untuk menyelesaikan masalah tersebu
Kelurahan Ekajaya. Dengan adanya pembiayaan mdapat merubah perilaku masyarakat untuk memikirkan upaya pemeliharaan kesehatan.
- Pengorganisasian Kesehatan Masyarakat Di Kelurahan Ekajaya penduduknya cukup homogen dengan mayoritas masyarakat suku Jawa. Potensi masyarakat yang ada di kelurahan Ekajaya sangat beragam misalnya pengajian bulanan masyarakat, majelis taklim, taman bacaan masyarakat, adanya madrasah, sekolah dasar, ada kelompok budaya kuda lumping, janengan dan kelompok kompangan, disamping itu terdapat industri rumah tangga. Lembaga lain misalnya LMP dan LKMD yang sangat aktif. Kader Posyandu juga tergabung dalam Forum komunikasi kader posyandu dan Gerakan masyarakat Sehat dan Mandiri (GEMA SEHATI). Kesehatan dibuat dalam pengaturan kehidupan sehari-hari dan dipenga
asi masyarakat merupakan elemen kunci untuk menetapkan prioritas, membuat dan melaksanakan (6)
Di kelurahan Ekajaya upaya pengorganisasian Masyarakat di mulai dari kader–kader posyandu yang ada di kelurahan, masih perlu di kembangkan lagi kegiatan yang dilakukan adalah, dengan pertemuan–pertemuan kader sebanyak 30 orang, setiap bulan mengadakan arisan kemudian di hadiri oleh kepala kelurahan ketua poskesdes bidan tetapi seperti lurah tidak selalu hadir maupun Ketua Rukun Tetanga, yang ada di wilayah kerja Kelurahan eka jaya. Kemudian mengadakan peny
an oleh kader, pada waktu pertemuan ini akan disampaikan permasalahan di wilayahya masing–masing.
Di kelurahan Eka jaya terdapat dua posyandu usila. Posyandu ini kegiatanya adalah mengadakan senam Usila se
ngalami sakit kepada bidan poskesdes. Kemudian melakukan gotong-royong setiap bulan di semua Rukun Tetangga.
Struktur organisasi Poskesdes mi kaji kembali dalam upaya untuk mengaktifkan dan menambah seksi sehingga jelas
tanggung jawab pada seksi tersebut. Dari hal diatas maka Kelurahan Siaga Eka jaya, belum memanfaatkan secara maksimal
potensi potensi masyarakat yang ada misalnya, adanya pengajian, dapat dimanfaatkan rak Desa Siaga selain itu, adanya sekolah,misalnya Sekolah Dasar (SD), Taman Kanak
pendidikan seperti ini, dapat digunakan untuk menanamkan upaya kesehatan sejak dini. Untuk pengurus poskesdes harus mampu menggerakkan masyarakat dari semua
kelompok untuk bersama–sama memecahkan masalah yang dihadapi oleh masyarakat. Pertemuan kader hanya bersifat menemukan masalah
t perlunya keterkaitan dengan berbagai unsur yang ada dimasyarakat baik Lembaga swadaya masyarakat maupun dari lintas sektor terkait.
Dari hal tersebut diatas dapat dikatakan bahwa pengembangan Desa Siaga harus melibatkan partisipasi masyarakat, dan berbagai elemen masyarakat. Kerjasama lintas sektor sangat dibutuhkan dalam hal ini, untuk itu Kelurahahn siaga Eka jaya harus merangkul organisasi masyarakat yang ada, baik Lembaga swadaya mayarakat maupun Pemerintah. Gerakan Masyarakat Sehat dan Mandiri, sangat Potensial dalam Menggerakan dan Mengembangkan desa siaga, adanya forum Kader Posyandu, kelompok budaya Masyarakat, Kelompok pendidikan, Kelompok agama Tokoh masyarakat. Semua elemen ini harus dilakukan upaya pendekatan dan di ikut sertakan dalam berbagai musyawarah, dalam memecahkan
Working Paper Series No. Bulan 20..
12
masalah–masalah kesehatan yang ada, dengan demikian semua akan berupaya mengatasi masalah kesehatan, Timbulnya dukungan dari elemen–elemen masyarakat diatas akan memperkuat peran Desa Siaga, sehingga menimbulkan Kesadaran, kemauan dan kinginana masyarakat untuk Hidup Sehat Sedangakan prinsip–prinsip Pemberdayaan masyarakat adalah
syarakat (7)
etiap hari, dibantu dengan
K dan kader posyandu sehingga lebih mudah dalam
Jaya dalam memberikan penyulu
ndapat bimbingan dan pengetahuan yang cukup untuk m
akan dalam pertemuan tingkat desa, GEMA SEHATI sebagai gerakan masyarakat yang dibe
sa sehingga memudahkan alam pengembangan kelurahan siaga sehingga semua elemen masyarakat dapat berpartisipasi
at kesehatan di kelurahan Eka Jaya.
AN SARAN Kesim
ar Rp. 1.500,- (seribu Lima Ratus Rupiah) untuk sekali berobat dengan pelayanan oleh bidan.
tersebut disetor ke kas Pemda Kota Jambi Seperti Puskesmas.
nagaan Poskesdes sudah di penuhi, yakni 1 bidan penuh waktu di dukung oleh 2 orang kader yang sudah dilatih dan ada 30 kader yang bertugas ditingkat RT belum mendapat pelatihan.
Menumbuh kembangkan potensi ma
Pengembangan Kelurahan Siaga Dari hasil penelitian diketahui bahwa pelayanan kesehatan dilakukan s dua orang kader. Untuk mempermudah dalam sistem kesiapiagaan dibagi menjadi, empat
pos desa siaga hal ini dilakukan, karena luasnya wilayah kelurahan Eka Jaya. Pertemuan dilakukan sebulan sekali oleh kader untuk memecahkan masalah kesehatan
yang dihadapi. Survey mawas diri tidak dilakukan secara khusus sehingga permasalahan tidak teridentifikasi dengan baik. Dalam pengembangan kelurahan siaga kelurahan ekajaya di mulai dengan menggerakkan kader–kader posyandu. Kepengurusan diambil dari berbagai lintas sektor misalnya lembaga pemberdayaan masyarakat, PK
koordinasi berbagai kegiatan. Mitra penting bagi banyak jaringan karena mereka dapat melakukan pendekatan untuk tugas-tugas inti (8).
Dari hal tersebut maka kader Desa siaga kelurahan Ekahan, sebaiknya harus diberi pengetahuan yang cukup, sehingga dalam penyampaian tidak
mengalami hambatan atau kesalahan dalam memberikan informasi. Pengembangan yang diharapkan adalah bagaimana masyarakat mau dan mampu dalam
mengatasi, masalah kesehatan di kelurahan Ekajaya, kemauan masyarakat untuk berbuat hidup sehat sangat baik, namun hal ini sangat perlu me
elaksanakan hal tersebut, Pertemuan Tingkat Desa dan Survey Mawas diri di kelurahan siaga Eka jaya tidak dilakukan secara rutinitas.
Kedua elemen ini sangat penting guna mengidentifikasi dan memecahkan permasalahan yang ada. Pertemuan tingkat desa merupakan wadah masyarakat dalam membahas permasalahan yang ada. adanya oganisasi masyarakat dan semua elemen di masyarakat sebaiknya di ikutsert
ntuk Pemda kota sangat baik untuk dirangkul untuk percepatan pengembangan kelurahan siaga.
Poskesdes Eka jaya perlu membuat suatu sistem kesehatan deddalam upaya meningkatkan deraj KESIMPULAN D
pulan 1. Kebijakan
Pemberlakuan tarif yang sama antara Poskesdes dengan Pustu/Puskesmas sebes
Pendapatan dari Poskesdes
2. Tenaga Kesehatan Pesyaratan kete
Working Paper Series No. Bulan 20..
13
3.
aji untuk bidan ditanggung pemerintah sedangkan kader tidak memperoleh honorarium.
4.
asalah kesehatan yang ada sebagai bahan pembahasan pada Pertemuan Tingkat Desa.
5. ta
Jamb elalui kegiatan Gerakan Masyarakat Sehat dan Mandiri (GEMA SEHATI).
etenagaan yang
ara terus menerus perlu dilakukan melalui sosialisasi dan pelatihan
mbinaan dan operasional poskesdes perlu mendapat perhatian dari Pemda
esa siaga. 5. engembangan kelurahan siaga perlu lebih melibatkan partisipasi lintas sektor.
an Tokoh Masyarakat Dalam
koh Masyarakat Dalam
ument On Links Between Health and Urban Planning, European Health21
s Organisasi. Kajian
i, (2001)Perencanaan Pendidikan kesehatan sebuah pendekatan Diagnostik,UI,
n sebuah pengantar dan panduan untuk pemberdayaan Masyarakat, Gramedia Jakarta
Sumber Dana Anggaran Operasional Poskesdes tahun 2008 untuk APBN dalam hal dan pembantuan
dekonsentrasi kemaren yang jelas diberi pembiayaan sebesar satu juta limaratus rupiah untuk penyelenggaraan kelurahan siaga dan untuk operasional pertemuan RP. 300.000 itu untuk tahun 2008 untuk tahun 2009 Pemkot Kota Jambi memberikan bantuan dana tetapi operasional pada level kecamatan berkisar 27 sampai 30 jutaan, anggaran ini untuk dana pertemuan dan atk akan tetapi dana belum turun. Para kader bekerja sukarela bahkan ikut menyumbang Rp. 1000 perbulan. Anggaran operasional tersebut tidak termasuk obat, alkes dan vaksin yang diperoleh dari puskesmas. Masyarakat secara sukarela menyumbang dana diluar tarif pelayanan sebesar Rp.1.000,-. G
Peran serta masyarakat Desa siaga Eka jaya bila dilihat dari struktur organisasi yang ada sudah menunjukan
adanya partisipasi dari berbagai lembaga yang ada dikelurahan tetapi pada Pertemuan Desa yang dilakukan di poskesdes belum banyak melibatkan berbagai elemen masyarakat. Survey Mawas Diri tidak dilakukan secara rutinitas untuk mengetahui perm
Pengembangan Kelurahan Siaga Ekajaya Proses Pengembangan kelurahan siaga terus berlansung sebagai program pemerintah Ko
i khususnya m
Saran 1. Keberlangsungan pelayanan di poskesdes perlu didukung dengan k
memadai mengingat masyarakat merasa terbantu oleh pelayanan tersebut. 2. Pembinaan Kader sec
kader secara khusus. 3. Anggaran pe
Kota Jambi 4. Peran serta masyarakat diharapkan bisa lebih aktif untuk mendukung program d
P
DAFTAR PUSTAKA 1. Depkes RI (2007 a)Paket Pelatihan Kader Kesehatan d
Pengembangan Desa Siaga Untuk Fasilitator, Jakarta 2. Depkes RI (2007 b)Paket Pelatihan Kader Kesehatan dan To
Pengembangan Desa Siaga Untuk Kader dan Toma, Jakarta 3. D Duhl L.J. & Sanchez A.K. (1999) Healthy Cities And The City Planning Process : A
Background DocTarget 13 (14)
4. Makmur, (2008) Pemberdayaan Sumber Daya Manusia dan efektifitaPenyelengaraan Pemerintahan Desa, Rajagrafindo Persada, Jakarta.
5. ZulhasmJakarta
6. Wrihatnolo dan Dwijowijoto,(2007) Manajemen Pemberdayaa
Working Paper Series No. Bulan 20..
14
7. Depkes RI dan Unicef, (1999)Pemberdayaan Masyaraka di bidang Kesehatan ibu dan anak, Jakarta
8. Goepel (2007) Development Of Healthy Cities Networks in Europe, IUHPE Promotion & Education, 14 (103)