68
PROBLEM BASED LEARNING TRAKTUS UROGENITAL BLOK 10 Nama: Stefany NIM: 10.2008.111 Kelompok C-6 Fakultas Kedokteran

Makalah Pbl Blok 10

Embed Size (px)

DESCRIPTION

10

Citation preview

PROBLEM BASED LEARNING

TRAKTUS UROGENITAL

BLOK 10

Nama: Stefany

NIM: 10.2008.111

Kelompok C-6

Fakultas Kedokteran

Universitas Kristen Krida WacanaMAKROSKOPISKomponen dari tractus urinarius adalah

2 buah / sepasang ginjal

2 buah/ sepasang ureter

Vesica urinaria

Urethra

a. Ginjal

Ginjal terletak retro peritonea sebelah kiri atau kanan columna vertebralis. Ginjal kiri terletak pada costa 11 sampai vertebra lumbalis 2-3 dan ginjal kanan pada costa 12 sampai vertebra lumbalis 3-4. Jarak kutub atas kedua ginjal 7 cm, kutub bawah kedua ginjal 11cm dan jarak dari kutub bawah ke crista iliaca 3-5cm.

Pembungkus ginjal terdiri dari :

1. Capsula fibrosa

Melekat pada ginjal, hanya menyelubungi ginjal dan mudah di kupas

2. capsula adiposa

Mengandung banyak lemak dan membungkus ginjal serta glandula supra renalis. Dinding capsula adiposa pada bagian depan tipis sedangkan pada bagian belakangnya tebal.

3. fascia renalis

Letaknya di luar capsula fibrosa. Terdiri 2 lembar : depan : facia prerenalis belakang : facia retro renalis Kedua lembar facia renalis ke caudal tetap terpisah, ke cranial bersatu, sehingga kantong ginjal terbuka ke bawah. Oleh karena itu sering terjadi ascending infection.

Ginjal dipertahankan pada tempatnya oleh fascia adiposa, pada keadaan tertentu capsula adiposa sangat tipis, sehingga jaringan ikat yang menghubungkan capsula fibrosa dan capsula renalis kendor, sehingga ginjal turun disebut nephroptosis. Nephrophtosis sering terjadi pada ibu yg sering melahirkan ( grande multipara ).

Bagian bagian ginjal :

Cortex renalis

Terdiri dari : Glomerulus pembuluh darah Di glomerulus darah disaring menjadi filtrat, kemudian disalurkan ke dalam medulla, saluran- saluran tersebut akan bermuara pada papilla renalis ( terdapat garis- garis dari medulla: processus medullaris ( FERHEINI ) Medulla Renalis

Papilla renalis sesuai ujung ginjal yang berbentuk segitiga = pyramid renalis (malphigi). Di antara pyramis-pyramis terdapat columna renalis (Bertini). Saluran-saluran yang menembus papilla = ductuli papillares ( Bellini), tempat tembusnya berupa ayakan = area cribriformis. Papilla renalis menonjol ke dalam calix minor. Beberapa calyx minor ( 2 4 ) membentuk calyx major. Beberapa calyx major menjadi pyelum = pelvis renis, kemudian menjadi ureter. Ruangan tempat calyx = hillus renalis

Pendarahan Ginjal berasal dari A. renalis cabang dari Aorta abdominalis setinggi vertebra Lumbalis 1-2. A. renalis kanan lebih panjang dari A. renalis kiri, karena harus menyilang V. cava inferior di belakangnya. A. renalis masuk ke dalam ginjal melalui hillus renalis dan bercabang 2. Yang satu ke depan ginjal, mengurus ginjal bagian depan dan lebih panjang dan satu lainnya ke belakang ginjal, mengurus ginjal bagian belakang. A. Renalis depan & belakang bertemu di lateral, pada garis Broedel, tempat pertemuannya di belakang garis tengah ginjal. Pembedahan pada garis Broedel, perdarahan minimal. A. Renalis bercabang lagi & berjalan di antara lobus ginjal yaitu A. interlobaris. A. Interlobaris berada pada perbatasan cortex & medula bercabang menjadi A. arcuata, mengelilingi cortex dan medulla, sehingga disebut A. arciformis. A. arcuata mempercabangkan : A. interlobularis berjalan sepanjang tepi ginjal (cortex), mempercabangkan vassa afferens (glomerolus). Dalam glomerolus membentuk anyaman atau pembuluh kapiler sebagai vassa efferens berupa anyaman rambut yang di sebut tubuli contorti.

Pembuluh balik ginjal mengikuti nadinya mulai permukaan ginjal sebagai kapiler berkumpul dalam V. interlobularis disebut Vv stellatae ( Verheyeni ). Dari V.interlobularis V. arcuataV. interlobaris V. renalis V. cava inferior.

b. Ureter

Mengikuti nadinya mulai permukaan ginjal sebagai kapiler berkumpul dalam V.interlobularis yang disebut Vv stellatae ( Verheyeni ). Dari V. interlobularis V.arcuataV. interlobaris V. renalis V. cava inferior.

Tiga tempat penyempitan pada ureter :

1. uretero- pelvic junction

2. tempat penyilangan ureter dengan vassa iliaca (flexura marginalis)

3. muara ureter ke dalam vesica urinaria

Persarafan ureter : plexus hypogastricus inferior setinggi vertebra Torakalis 11- L2 melalui neuron - neuron simpatis.

Ureter di bagi menjadi 2 bagian :

a. Ureter pars abdominalis

Jalannya ureter pada wanita sama dengan pada laki- laki. Batas batas ureter kanan yaitu: pars descendens duodeni ( atas ), ileum ( bawah ), tepi lateral V. cava inferior (medial). Ureter kiri tertutup colon sigmoideum & mesocolonnya (di belakang recessus intersigmoideus).

b. Ureter pars pelvina

Jalannya ureter ini ventro medial. Mula mula anterior terhadap A.iliaca communis flexura marginalis tepi depan incisura ischiadica major (di depan A.hypogastrica), medial terhadap A.V.N. obturatorius / AV.vesicales superior dan inferior. Ureter pars pelvina pada laki-laki terdapat glandula vesiculosa depan atas dan menyilang ductus defferens di sebelah lateral untuk bermuara ke dalam vesica urinaria. Pada wanita para metrium terletak di lateral cervix uteri dan bagian atas vagina. Bagian medialnya sejajar dengan A. uterina, menyilang nadi tersebut di atasnya.c. Vesica Urinaria

Disebut juga bladder atau kandung kemih. Fungsi dari vesica urinaria sebagai reservoir urine (200 - 400 cc). Dindingnya mempunya lapisan otot yang kuat. Letaknya di belakang os pubis. Vesica urinaria dalam keadaan kosong seluruhnya terletak dalam rongga panggul di belakang os pubis. Jika terisi penuh vesika urinaria terletak di regio hypogastric. Pada anak-anak vesica urinaria terletak diatas PAP, berbatasan dengan dinding perut, setelah dewasa rongga panggul membesar, vesica urinaria masuk ke dalam rongga panggul. Bentuk vesica urinaria saat penuh seperti telur ( ovoid ). Jika kosong seperti limas. Apex ( puncak ) dari vesica urinaria terletak di belakang symphysis pubis, permukaan dorsal ( sebagai dasar ), dinding superior dengan 2 dinding latero inferior.

Bagian-bagian dari vesica urinaria :

Apex

Corpus

Fundus

Apex vesica urinaria dihubungkan ke cranial oleh urachus (sisa kantong allantois ) sampai ke umbilicus membentuk. lig. vesico umbilicale mediale. Ditutup oleh peritoneum dan berbatasan dengan ileum dan colon sigmoideum.

Dinding vesica urinaria pada dasarnya berbentuk segitiga. Pada sudut laterosuperior kiri dan kanan terdapat ureter dan pada sudut inferior terdapat urethra. Permukaan latero inferior berhubungan dengan M. obturator interna (cranial) dan M. levator ani (distal).

Collum vesica urinaria berbatasan dengan permukaan atas glandula prostate. Difiksasi oleh ligamentum puboprostaticus pada laki2 dan ligamentum pubovesicale pada wanita. Antara vesica urinaria dan rectum terdapat lekukan peritoneum yang di sebut excavatio recto vesicalis. Antara dinding posterior vesika urinaria dan rectum terdapat vesicula seminalis. Pada sudut laterosuperior kanan dan kiri terdapat ureter. Dan pada sudut inferior terdapat urethra.

Spatium yang terdapat dalam vesika urinaria terdiri dari :

spatium praevesicale (Retzii) : ruang antara symphysis pubis dan vesika urinaria

excavatio rectovesicale

excavatio vesico uterina

Pendarahan pada vesika urinaria berasal dari

Aa vesicales superior

Cabang dari A. umbilicalis bagian proximal (bagian distal akan menjadi ligamentum Umbilicalis lateralis). Memperdarahi fundus dan beranastomosis dengan A. epigastrica inferior

Aa. vesicales inferior

Untuk bagian caudal dan lateral permukaan depan vesica urinaria. Juga memperdarahi glandula prostata

A. vesiculodeferentialis

Cabang dari A. iliaca interna. Memperdarahi 1/3 permukaan posterior vesica urinaria. Juga memperdarahi glandula vesiculosa, ductus deferentialis. Pada wanita, memperdarahi ovarium dan vagina

Pembuluh balik vesica urinaria berasal dari plexus venosus vesicales yang berhubungan dengan plexus venosus prostaticus V.iliaca interna.

Pembuluh getah bening ( Nnll.iliaca interna dan externa

Persarafan pada vesica urinaria berasal cabang cabang plexus hypogastricus inferior yaitu : Serabut serabut posterior ganglioner simpatis dan ganglioner parasimpatis vertebra Lumbalis 1-2

Serabut- serabut preganglioner parasimpatis N.S2,3,4 melalui N. splancnicus dan plexus hypogastricus inferior mencapai dinding vesika urinaria, disini terjadi sinapsis dengan serabut serabut post ganglioner

Serabut serabut sensoris visceral afferent: N.splancnicus SSP

Serabut - serabut afferen mengikuti serabut simpatis pada plexus hypogastricus medula spinalis Lumbalis 1-2

MIKROSKOPISUnit kerja fungsional ginjal disebut sebagai nefron. Dalam setiap ginjal terdapat sekitar 1juta nefron yang pada dasarnya mempunyai struktur dan fungsi yang sama. Dengan demikian, kerja ginjal dapat dianggap sebagai jumlah total dari fungsi semua nefron tersebut. Setiap nefron terdiri dari kapsula bowman, yang mengitari rumbai kapiler glomerulus, tubulus kontortus proksimal, lengkung henle, dan tubulus kontortus distal, yang mengosongkan siri ke duktus pengumpul. Orang yang normal masih dapat bertahan dengan jumlah kurang dari 20.000 atau 1% dari massa nefron total. Dengan demikian, masih mungkin untuk menyumbangkan satu ginjal untuk transplantasi tanpa membahyakan kehidupan.Kapsula Bowman merupakan suatu invaginasi dari tubulus proksimal. Terdapat ruang yang mengandung urine antara rumbai kapiler dan kapsula bowman, dan ruangan yang mengandung urine ini yang dikenal dengan ruang bowman atau kapsular. Kapsula bowman dilapisi oleh sel-sel epitel. Epitel parietalis berbentuk gepeng dan membentuk bagian terluar dari kapsula; sel epitel viseralis jauh lebih besar dan membentuk bagian dalam kapsula dan juga melapisi bagian luar dari rumbai kapiler. Sel viseralis membentuk tonjolan-tonjolan atau kaki-kaki yang dikenal sebagai podosit, yang bersinggungan dengan mambrana basalis pada jarak-jarak tertentu sehingga terdapat daerah-daerah yang bebas dari kontak antar sel epitel. Daerah-daerah yang terdapat diantara podosit biasanya disebut celah pori-pori, lebarnya sekitar 400 A (satuan angstrom).Membrana basalis membentuk lapisan tengah dinding kapiler, terjepit di antara sel-sel epitel pada satu sisi dan sel-sel endotel pada sisi yang lain. Membrana basalis kapiler menjadi membrana basalis tubulus dan terdiri dari del hidrasi yang menjalin serat kolagen. Pada membrana basalis tidak tampak adanya pori-pori, kendatipun bersifat seakan-akan memiliki pori berdiameter sekitar 70 sampai 100 A. Sel-sel endotel membentuk bagian terdalam dari rumbai kapiler. Tidak seperti sel-sel epitel, sel endotel langsung berkontak dengan membrana basalis. Namun terdapat beberapa pelebaran seperti jendela ( dikenal dengan nama fenestrasi) yang berdiameter sekitar 600 A. Sel-sel endotel berlanjut dengan endotel yang membatasi arteriola aferen dan eferen. Sel-sel endotel, membrana basalis, dan sel-sel epitel viseralis merupakan tiga lapisan yang membentuk membran filtrasi glomerulus. Membran filtrasi glomerulus memungkinkan ultrafiltrasi darah melalui pemisahan unsur-unsur darah dan molekul-molekul protein besar dari bagian plaama lainnya, dan mengalirkan bagian plasma tersebut sebagian urine primer ke dalam ruang dari kapsula bowman. Sifat diskriminatif ultrafiltrasi slomerulus timbul dari susunan struktur yang unik dan komposisi kimia dari dawar ultra filtrasi. Membrana basalis glomerulus tampaknya merupakan struktur yang membatasi lewatnya zat terlarut ke dalam ruang urine berdasarkan seleksi ukuran molekul.Disamping itu, sawar filtrasi memiliki muatan negatif yang di timbulkan oleh kumpulan makromolekul kaya union pada membrana basalis dan melapisi batas sel epitel dan endotel. Muatan negatif ini lah yang menjadi alasan mengapa secara normal albumin anionik (yang berdiameter sedikit lebih kecil daripada ukuran pori yang terkecil) tidak mampu masuk ke ruang urine. Molekul-molekul protein yang besar serta sel-sel darah dalam keadaan normal tidak ditemukan dalam filtrat maupun urine. Komponenpenting lainnya dari glomerulus adalah mesangium, yang terdiri dari sel mesangial dan matriks mesangial.Sel mesangial membentuk jaringan yang berlanjut antara lengkung kapiler dari slomerulus dan di duga berfungsi sebagai kerangka jaringan penyokong. Sel mesangial bukan merupakan bagian dari membran filtrasi nemun menyekresi matriks mesangial. Sel mesangial mempunyak aktifitas fagositik dan mensekresi prostaglandin. sel mesangial mungkin berperan dalam mempengaruhi kecepatan filtrasi glomerulus dengan mengatur aliran melalui kapiler karena sel mesangial memiliki kemampuan untuk berkontraksi dan terletak bersebelahan dengan kapiler glomerulus. Sel mesangial yang terletak di luar ruang glomerular dekat dengan kutub vaskular glomerus (antara arteriola aferen dan eferen) disebut sel lacis.

Aparatus jukstaglomerulus (JGA) terdiri dari sekelompok sel khusus yang letaknya dekat dengan kutub vaskular masing-masing glomerulus yang berperan penting dalam mengatur pelepasan renin dan mengontrol volume cairan ekstraceluler (ECF) dan tekanan darah. JGA terdiri dari 3 macam sel: (1) jukstaglomerulus,atau sel granular (yang memproduksi dan menyimpan renin) pada dinding arteriol aferen, (2) makula densa tubulus distal, dan (3) mesangial ekstraglomerular atau sel lacis. Makula densa adalah adalah sekelompok sel epitel tubulus distal yang diwarnai dengan pewarnaan khusus. Sel ini bersebelahan dengan ruangan yang berisi sel lacis dan sel JG yang menyekresi renin. Secara umum, sekresi renin dikontrol oleh faktor ekstrarenal dan intrarenal. Dua mekanisme penting untuk mengontrol sekresi renin adalah sel JG dan makula densa. Setiap penurunan tegangan dinding arteriol aferen atau penurunan pengiriman NA ke makula densa dalam tubulus distal akan merangsang sel JG untuk melepaskan renin dari granula dari tempat renin tersebut disimpan di dalam sel. Sel JG, yang sel mioepitelnya secara khusus mengikat arteriol aferen, juga bertindak sebagai transduser tekanan miniatur, yaitu merasakan tekanan perfusi ginjal. Volume ECF atau volume sirkulasi efektif (ECV) yang sangat menurun menyebabkan menurunnya tekanan perfusi ginjal, yang dirasakan sebagai penurunan regangan oleh sel JG. Sel JG kemudian melepaskan renin ke dalam sirkulasi, yang sebaliknya mengaktifkan mekanisme renin angiotensin-aldosteron.Mekanisme kontrol ke dua untuk pelepasan berpusat di dalam sel makula densa, yang dapat berfungsi sebagai kemoreseptor, mengawasi beban klorida yang terdapat pada tubulus distal, dalam keadaan kontraksi volume, sedikit natrium klorida (NaCl) si alirkan ke tubulus distal (karena banyak yang direabsorpsi di tubulus proksimal); kemudian timbal balik dari sel makula densa ke sel JG menyebabkan peningkatan pelepasan renin. Mekanisme sinyal klorida yang diartikan menjadi perubahan sekresi renin belum diketahui dengan pasti.Suatu peningkatan volume ECF yang menyebabkan peningkatan tekanan perfusi ginjal dan meningkatkan pengiriman NaCl ke tubulus distal memiliki efek yang berlawanan dari contoh yang diberikan oleh penurunan volume ECF-yaitu menekan sekresi renin. Faktor lain yang mempengaruhi sekresi renin adalah saraf simpatis ginjal, yang merangsang pelepasan renin melalui reseptor beta 1- andregenik dalam JGA, dan angiotensin II yang menghambat pelepasan renin. Banyak faktor sirkulasi lain yang juga mengubah sekresi renin, termasuk elektrolit plasma (kalium dan natrium) dan berbagai hormon, yaitu hormon natriuretik atria, dopamin, hormon antidiuretik (ADH), hormon adrenokortikotropik (ACTH), dan nitrit oksida (dahulu dikenal sebagai faktor relaksasi yang berasal dari endotelium [EDRFI], dan prostagladin. Hal ini terjadi mungkin karena JGA adalah tempat integrasi berbagai input dan sekresi renin itu mencerminkan interaksi dari semua faktor.KOMPOSISI URIN

A. Komposisi urine normal

zat padat terbanyak: urea (1/2total solid)

mineral terbanyak: NACI (1/4 total solid)

total solid terdiri dari:

a. bagian urea

b. bagian NaCI

c. bagian : zat organik lain dan zat anorganik lain.Unsur normal urin:

a. Urea

b. Kreatinin & kreatin

c. Amoniak (NH3) dan garam ammonium

d. Asam urat

e. Asam amino

f. Allantoin

g. Klorida

h. Sulfat

i. Fosfat

j. Oksalat

k. Mineral

l. Vitamin, hormon, enzim.

(a s/d f adalah senyawa Nitrogen urin)

Urea

Urea merupakan hasil akhir metabolisme protein pada mamalia. Ekskresi urea sebanding dengan intake protein. Intake protein (ekskresi urea >>

Intake protein