Upload
muhammad-ramadhan
View
17
Download
7
Embed Size (px)
DESCRIPTION
-
Citation preview
PT PP London Sumatra Indonesia Tbk
Prudential Tower 15th FloorJl. Jend Sudirman Kav 79
Jakarta, 12910Tel. (62-21) 5795 7718Fax.(62-21) 5795 7719
www.londonsumatra.com
PT PP Lo
nd
on
Sum
atra In
do
nesia T
bk
Annual Report 2010 Laporan TahunanAnnual Report 2010 Laporan Tahunan
Strengthening Capabilities,Enhancing Value
Memperkuat Kemampuan,Mengembangkan Nilai
Stren
gthenin
g Capabilities, E
nhan
cing V
alueAnnual R
eport 20
10 Laporan
Tahunan
Strengthening Capabilities,Enhancing Value
Memperkuat Kemampuan,Mengembangkan Nilai
LAPORAN TAHUNAN Annual Report 2010 • PT PP London Sumatra IndonesiaTbk
The Company
The Consolidated Financial Statements
Perseroan
Laporan Keuangan Konsolidasi
4. Corporate Structure Struktur Perusahaan
5. Organization Structure Struktur Organisasi
6. 2010SignificantEvents Peristiwa Penting 2010
12. Financial Highlights Ikhtisar Keuangan
14. Operational Highlights Ikhtisar Operasional
16. Share Information Informasi Saham
16. Capital Movement Pergerakan Modal 1
2 The ReportsLaporan20. From the Desk of President Commissioner Sambutan Presiden Komisaris
24. From the Desk of President Director
Sambutan Presiden Direktur
28. Financial Review Tinjauan Keuangan
34. Operational Review Tinjauan Operasional
42. Research and Development Penelitian dan Pengembangan
46. Environmentand Corporate Social Responsibility Lingkungan dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Corporate DataData Perusahaan68. BoardofCommissioners’Profile ProfilDewanKomisaris
74. BoardofDirectors’Profile ProfilDireksi
80. CommitteeMembers’Profile ProfilAnggotaKomite
82. SeniorOfficers Pejabat Senior
84. EstateLocationMap Peta Lokasi Perkebunan
86. Factory Location Map Peta Lokasi Pabrik
88. Corporate Information Informasi Perusahaan
90. RatificationofAnnualReport Pengesahan Laporan Tahunan
3
4
CONTENTSDaftar Isi
50. Human Capital Report Laporan Sumber Daya manusia
54. Corporate Governance Tata Kelola Perusahaan
65. Audit Committee Report Laporan Komite Audit
PT PP London Sumatra Indonesia Tbk
Prudential Tower 15th FloorJl. Jend Sudirman Kav 79
Jakarta, 12910Tel. (62-21) 5795 7718Fax.(62-21) 5795 7719
www.londonsumatra.com
Strengthening Capabilities,Enhancing Value
Memperkuat Kemampuan,Mengembangkan Nilai
VISION, MISSION,cOre VALUeSVisi, Misi, Nilai-Nilai Perusahaan
VisionVisi
MissionMisi
Core ValuesNilai-NilaiPerusahaan
To be the Leading 3C (Crops, Cost, Conditions)and Research-Driven Sustainable Agribusiness
Menjadi Perusahaan Agribisnis Terkemuka yang Berkelanjutan dalam hal Tanaman, Biaya, Lingkungan (3C) yang Berbasis Penelitian dan Pengembangan
• Integrity - Honesty & Responsibility• Teamwork - Mutual Respect & Caring• Excellence - Discipline & Continuous
Improvement (Kaizen)
• Integritas - Jujur & Bertanggung Jawab• Kerjasama - Saling Menghormati & Peduli• Unggul - Disiplin & Perbaikan Terus Menerus
To Add Value for Stakeholders in Agribusiness Industry
Menambah Nilai bagi “Stakeholders” di Bidang Agribisnis
LAPOrAN TAHUNAN Annual Report 2010 • PT PP London Sumatra Indonesia Tbk 1
LAPOrAN TAHUNAN Annual Report 2010 • PT PP London Sumatra Indonesia Tbk2
The companyPerseroan
LAPOrAN TAHUNAN Annual Report 2010 • PT PP London Sumatra Indonesia Tbk 3
The origin of PT PP London Sumatra Indonesia Tbk goes back more than a century to 1906 with the initiatives of the London-based Harrisons & Crosfield Plc, as a general trading and plantation management services firm. The London-Sumatra plantations, which later came to be known as “Lonsum”, evolved over time to become one of the world’s renowned plantation companies, with over 100,000 hectares of planted oil palm, rubber, cocoa and tea plantations spread across Indonesia’s four largest islands.
Having diversified into rubber, tea and cocoa in its early years, Lonsum concentrated on rubber throughout Indonesia’s formative years as an independent nation, and commenced oil palm production in the 1980s. By the end of the following decade, oil palm had replaced rubber as the Company’s primary commodity. Lonsum’s 38 inti estates (Company owned) and 13 plasma estates (smallholder farmers), which are currently operational in Sumatra, Java, Kalimantan and Sulawesi, make use of advanced research and development as well as agro-management expertise and a highly skilled and an experienced workforce.
The scope of the business has broadened to include plant breeding, planting, harvesting, processing and the selling of palm products, rubber, seeds, cocoa and tea. The Company now has 22 processing facilities which are operational in Sumatra, Java, Kalimantan and Sulawesi. Lonsum is also known in the industry for the quality of its oil palm seeds, and this business is now part of the growth driver for the Company.
Lonsum is currently the second largest producer of certified sustainable palm oil (CSPO) in Indonesia, having been certified by the Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) in 2009 following an independent expert audit of its North Sumatra estates and mills. Lonsum’s commitment as a sustainable palm oil producer is further demonstrated by passing the annual surveillance audit in 2010.
In 1994, Harrisons & Crosfield sold its entire interest in Lonsum to PT Pan London Sumatra Plantation (PPLS), which took Lonsum public by listing its shares on the Jakarta and Surabaya stock exchanges in 1996. In October 2007, Indofood Agri Resources Ltd (IndoAgri), the plantation arm of PT Indofood Sukses Makmur Tbk, became the Company’s majority shareholder through its Indonesian subsidiary, PT Salim Ivomas Pratama (SIMP), hence become part of Indofood Group (Group). In December 2010, IndoAgri divested 8% interest in Lonsum, of which 3.1% sold to SIMP. This divestment has increased Lonsum’s public float to 40.5% from 35.6%.
Sejarah PT PP London Sumatra Indonesia Tbk berawal lebih dari satu abad yang lalu di tahun 1906 melalui inisiatif Harrisons & Crosfield Plc, perusahaan perkebunan dan perdagangan yang berbasis di London. Perkebunan London-Sumatra, yang kemudian lebih dikenal dengan nama “Lonsum”, berkembang menjadi salah satu perusahaan perkebunan terkemuka di dunia, dengan lebih dari 100.000 hektar perkebunan kelapa sawit, karet, kakao dan teh di empat pulau terbesar di Indonesia.
Di awal berdirinya, Perseroan melakukan diversifikasi melalui penanaman karet, teh dan kakao. Di awal kemerdekaan Indonesia, Lonsum lebih memfokuskan usahanya pada tanaman karet, dan kemudian beralih ke kelapa sawit di era tahun 1980. Pada akhir dekade ini, kelapa sawit telah menggantikan karet sebagai komoditas utama Perseroan. Lonsum memiliki sebanyak 38 perkebunan inti dan 13 perkebunan plasma di Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Sulawesi, yang memanfaatkan keunggulan Perseroan di bidang penelitian dan pengembangan, keahlian di bidang agro-manajemen, serta tenaga kerja yang terampil dan profesional.
Lingkup usaha telah berkembang meliputi pemuliaan tanaman, penanaman, pemanenan, pengolahan dan penjualan produk-produk kelapa sawit, karet, kakao dan teh. Perseroan memiliki 22 fasilitas pengolahan di Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Sulawesi. Lonsum juga dikenal sebagai produsen bibit kelapa sawit yang berkualitas, yang kini menjadi salah satu pendorong pertumbuhan Perseroan.
Lonsum merupakan penghasil minyak sawit lestari (CSPO) terbesar kedua di Indonesia yang telah menerima sertifikasi Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) di tahun 2009 setelah pelaksanaan audit ahli independen atas perkebunan dan pabrik kelapa sawit di Sumatera Utara. Komitmen Lonsum sebagai produsen minyak sawit lestari berlanjut dengan keberhasilan menyelesaikan audit tahunan di tahun 2010.
Di tahun 1994, Harrisons & Crosfield menjual seluruh kepemilikan sahamnya di Lonsum kepada PT Pan London Sumatra Plantations (PPLS), yang kemudian mencatatkan Lonsum sebagai perusahaan publik melalui pencatatan saham diBursa Efek Jakarta dan Surabaya pada tahun 1996. Pada bulan Oktober 2007, Indofood Agri Resources Ltd (IndoAgri), anak perusahaan PT Indofood Sukses Makmur Tbk di bidang perkebunan, menjadi pemegang saham mayoritas Perseroan melalui anak perusahaannya di Indonesia,PT Salim Ivomas Pratama (SIMP), sehingga Perseroan menjadi bagian dari Indofood Grup (Grup). Di bulan Desember 2010, IndoAgri melepaskan 8% kepemilikannya di Lonsum, dimana 3,1% dijual ke SIMP. Pelepasan kepemilikan ini telah meningkatkan porsi saham bagi investor publik menjadi sebesar 40,5% dari 35,6%.
4 LAPOrAN TAHUNAN Annual Report 2010 • PT PP London Sumatra Indonesia Tbk
Indofood Singapore Holdings Pte Ltd
Indofood Oil &Fats Pte Ltd
Public
Public
83.8 %
68.9%
100.0 %
90.0 %
8.4 %
40.5 %
31.1 %
59.5 %
cOrPOrATe STrUcTUreStruktur Perusahaan
5LAPOrAN TAHUNAN Annual Report 2010 • PT PP London Sumatra Indonesia Tbk
OrgANIzATION STrUcTUre
Struktur Organisasi
NSJSOperations Directorate
AreaAgronomy
Serdang
AreaAgronomyLima Puluh
AreaAgronomy
Jasul
AreaProcessing A
AreaProcessing C
President’sOffice
Board of Directors
Board ofCommissioners
Sales
Internal Audit & Risk Management
CorporateSecretary &Legal Affairs
SSKTOperationsDirectorate
Area AgronomyMuba
AreaAgronomy
Bingin Teluk
AreaAgronomy
Muara Rupit
AreaAgronomy
Lahat
AreaAgronomy
Cengal
AreaAgronomy
Kaltim
Estate Services
PlasmaOperational
Jade Project
AreaProcessing B
AreaProcessing D
Human ResourcesDirectorate
Human Resources
Procurement & General Services
Directorate
Procurement
General Services
FinanceDirectorate
Treasury
Financial Control
Accounting& Taxation
InformationTechnology
Services
Investor Relations& Communications
Environment& CSR
Engineering& Processing
Research &Development
OperationsAdministration
EstatesCoordination& Inspection
6 LAPOrAN TAHUNAN Annual Report 2010 • PT PP London Sumatra Indonesia Tbk
2010SIgNIfIcANT eVeNTSPeristiwa Penting 2010
Palm Oil Mill Pahu Makmur & SMK3 & OHSAS 18001: 2007 Certificate Award Ceremony.
Upacara pemberian Sertifikasi SMK3 & OHSAS 18001:2007 untuk Pabrik Sawit di Pahu Makmur.
March 2010
Lonsum passed the annual surveillance audit from TUV Nord for the North Sumatra estates and mills that recently received RSPO certification in 2009.
Lonsum berhasil menyelesaikan proses audit tahunan dari TUV Nord untuk seluruh perkebunan dan pabrik kelapa sawitnya di Sumatera Utara, yang di tahun 2009 telah menerima sertifikasi RSPO.
February 2010 November 2010Sei Lakitan & Turangie POM received Blue Grade for PROPER and 16 estates/mills received Gold Flags certificates from SMK3 (Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja) & OHSAS (Occupational Health and Safety System).
Lonsum deleverage its financial position by fully paying the US$32.7 million loan in November 2010.
Penyerahan Peringkat Biru untuk PROPER untuk Sei Lakitan & Turangie POM dan sertifikasi Bendera Emas dari SMK3 (Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja) & OHSAS (Occupational Health and Safety System) untuk 16 area perkebunan/pabrik minyak sawit.
Pelunasan pinjaman sebesar US$32,7 juta di bulan November 2010 untuk memperkuat posisi keuangan Lonsum.
Lonsum’s headquarter moved to a new office at Prudential Tower 15th Floor, Jakarta.
IndoAgri, Lonsum’s parent company, divested approx. 8% interest in Lonsum, of which 3.1% were sold to SIMP. With this, SIMP’s interest in Lonsum has increased from 56.4% to 59.5%.
Lonsum menempati gedung baru untuk kantor pusatnya di Prudential Tower Lantai 15, Jakarta.
IndoAgri, induk perusahaan Lonsum, melakukan divestasi sekitar 8% kepemilikan di Lonsum, dimana 3,1% dijual ke SIMP. Dengan demikian, kepemilikan SIMP atas Lonsum meningkat dari 56,4% menjadi 59,5%.
December 2010
LAPOrAN TAHUNAN Annual Report 2010 • PT PP London Sumatra Indonesia Tbk 7
LAPOrAN TAHUNAN Annual Report 2009 • PT PP London Sumatera Tbk8
“Lonsum’s nucleus oil palm average age is around 11 years old,with 35% of the planted area are still below 7 years.”
OIL PALM
“Umur rata-rata tanaman kelapa sawit inti Lonsum adalah sekitar 11 tahun,dengan komposisi sekitar 35% masih di bawah umur 7 tahun.”
Kelapa Sawit
LAPOrAN TAHUNAN Annual Report 2010 • PT PP London Sumatra Indonesia Tbk 9
rUBBer
“Lonsum’s nucleus rubber plantation covered over 17,600 ha,of which around 25% still immature.”
Karet
“Kawasan perkebunan karet inti Lonsum meliputi area lebih dari 17.600 ha, dimana sekitar 25% masih belum menghasilkan.”
10 LAPOrAN TAHUNAN Annual Report 2009 • PT PP London Sumatera Tbk
“SumBio produces on average 20 million high quality oil palm seeds per annum and commands premium price in the market.”
“SumBio rata-rata memproduksi sekitar 20 juta bibit sawit unggul per tahun dan memiliki harga premium di pasaran.”
OIL PALM SeeDS
Bibit Sawit
11LAPOrAN TAHUNAN Annual Report 2009 • PT PP London Sumatera Tbk
“Lonsum manages around 2,700 haof cocoa plantations in east Java, North Sulawesi
and North Sumatra”
“Lonsum also manages tea plantation in West Java”
“Lonsum mengelola sekitar 2.700 haperkebunan kakao di Jawa Timur, Sulawesi Utara
dan Sumatera Utara”
“Lonsum juga memiliki perkebunan teh di Jawa Barat”
cOcOA
Kakao
TeA
Teh
LAPOrAN TAHUNAN Annual Report 2010 • PT PP London Sumatra Indonesia Tbk12
fINANcIALHIgHLIgHTSIkhtisar Keuangan
Sales
Gross Profit
Operating Profit
Net Income (Loss)
Outstanding Shares
(thousand)*
Income (Loss) per Share
(full Rp)*
Current Assets
Fixed Assets
Other Assets
Total Assets
Current Liabilities
Non-Current Liabilities
Total Liabilities
Total Equity
Net Working Capital
Sales Growth
Gross Profit Margin
Operating Profit Margin
Net Profit Margin
Return on Total Assets
Return on Total Equity
Current Ratio
Total Liabilities to Total
Equity Ratio
Total Liabilities to Total
Assets Ratio
Penjualan
Laba Kotor
Laba Usaha
Laba (Rugi) Bersih
Jumlah Saham Beredar
(ribu)*
Laba (Rugi) per saham
(Rp penuh)*
Aset Lancar
Aset Tetap
Aset Lain-lain
Total Aset
Kewajiban Lancar
Kewajiban Tidak Lancar
Jumlah Kewajiban
Jumlah Ekuitas
Modal Kerja Bersih
Pertumbuhan Penjualan
Marjin Laba Kotor
Marjin Laba Usaha
Marjin Laba Bersih
Rasio Laba (Rugi) Bersih
terhadap Jumlah Aktiva
Rasio Laba (Rugi) Bersih
terhadap Jumlah Ekuitas
Rasio Lancar
Rasio Jumlah Kewajiban
terhadap Jumlah Ekuitas
Rasio Jumlah Kewajiban
terhadap Jumlah Aktiva
IN MILLION RuPIAH (uNLESS STATED OTHERwISE)Dalam jutaan Rupiah (kecuali disebutkan lain) 2010 2009 2008 2007 2006
IN PERCENTAGE (%) DALAM PERSENTASE (%)
3,592,658
1,771,414
1,399,520
1,033,329
6,822,864
151
1,487,257
3,747,572
326,604
5,561,433
621,593
385,735
1,007,328
4,554,105
865,664
12.3
49.3
39.0
28.8
18.6
22.7
239.3
22.1
18.1
3,199,687
1,390,493
1,018,651
707,487
6,822,864
105
964,362
3,559,238
321,780
4,845,380
679,496
352,419
1,031,915
3,813,465
284,866
(16.8)
43.5
31.8
22.1
14.6
18.6
141.9
27.1
21.3
2,929,993
1,403,830
990,900
564,034
6,822,864
83
914,538
2,770,111
253,491
3,938,140
833,347
789,766
1,623,113
2,315,027
81,191
36.1
47.9
33.8
19.3
14.3
24.4
109.7
70.1
41.2
3,846,154
1,860,775
1,314,416
927,555
6,822,864
136
1,399,810
3,173,454
348,046
4,921,310
850,158
874,093
1,724,251
3,197,059
549,652
31.3
48.4
34.2
24.1
18.8
29.0
164.7
53.9
35.0
2,153,200
771,902
454,648
303,105
5,476,145
44
496,927
2,247,733
240,552
2,985,212
933,191
706,120
1,639,311
1,345,901
(436,264)
17.5
35.8
21.1
14.1
10.2
17.3
94.1
70.5
41.3
**
**
**
**
* After the retroactive effect of implementation PSAK No. 56 of stock split from the original nominal value of Rp500 become
Rp100 per share.
** Assuming MCN is converted.
Certain accounts in the 2006, 2007, 2008, and 2009 Consolidated Financial Statements have been reclassified to conform with
the presentation of accounts in the 2010 Consolidated Financial Statements.
* Sesudah pengaruh retroaktif sehubungan dengan penerapan PSAK No. 56 atas pemecahan nilai nominal saham dari sebesar
Rp500 menjadi Rp100.
** Asumsi MCN dikonversi.
Beberapa akun tertentu pada Laporan Keuangan Konsolidasi tahun 2006, 2007, 2008 dan 2009 telah disesuaikan dengan akun
yang disajikan dalam Laporan Keuangan Konsolidasi tahun 2010.
LAPOrAN TAHUNAN Annual Report 2010 • PT PP London Sumatra Indonesia Tbk 13
PerfOrMANce grAPHS
Grafik Kinerja Keuangan
Rp b
illio
nRp
mili
ar
1,400
800
1,200
600
1,000
400
200
0
Operating ProfitLaba Usaha
454.6
990.9
1,314.4
1,018.7
1,399.5
2006 2007 2008 2009 2010
Rp b
illio
nRp
mili
ar
Total AssetsJumlah Aset
2,985.2
3,938.1
4,921.3 4,845.4
5,561.4
2006 2007 2008 2009 2010
4,000
5,000
6,000
2,000
3,000
1,000
0
Rp b
illio
nRp
mili
ar
Total EquityJumlah Ekuitas
1,345.9
2,315.0
3,197.1
3,813.5
4,554.1
2006 2007 2008 2009 2010
4,000
5,000
2,500
3,500
4,500
2,000
3,000
1,500
1,000
500
0
SalesPenjualan
Rp b
illio
nRp
mili
ar
2006
4,000
2,500
3,500
2,000
3,000
1,500
1,000
500
0
2007 2008 2009 2010
2,930.0
3,846.2
3,199.7
3,592.7
2,153.2
LAPOrAN TAHUNAN Annual Report 2010 • PT PP London Sumatra Indonesia Tbk14
OPerATIONALHIgHLIgHTSIkhtisar Operasional
IN hECTARES (uNLESS STATED oThERwISE)Dalam hektar (kecuali disebutkan lain) 2010 2009 2008 2007 2006
Planted Area - Nucleus
Oil Palm
• Mature
• Immature
Rubber
• Mature
• Immature
Others
• Mature
• Immature
Plasma - Mature
4 - 6 years
7 - 20 years
> 20 years
Total
North Sumatra
South Sumatra
East Kalimantan
Java
North Sulawesi
South Sulawesi
Total
Fresh Fruit Bunches (FFB) - Nucleus
Processed FFB
Crude Palm Oil (CPO)
Palm Kernel (PK) *
Oil Palm Seed (thousands of seeds)
Rubber
Cocoa
Tea
Crude Palm Oil (CPO)
Palm Kernel (PK) *
Oil Palm Seed (thousands of seeds)
Rubber
Cocoa
Tea
Age Maturity of oil Palm Trees
Distribution of Planted Areas - Nucleus
Production Volume (Tons)
Sales Volume (Tons)
Lahan Tertanam - Inti
Kelapa Sawit
• Menghasilkan
• Belum Menghasilkan
Karet
• Menghasilkan
• Belum Menghasilkan
Lainnya
• Menghasilkan
• Belum Menghasilkan
Kebun plasma yang telah
menghasilkan
4 - 6 tahun
7 - 20 tahun
> 20 tahun
Jumlah
Sumatera Utara
Sumatera Selatan
Kalimantan Timur
Jawa
Sulawesi Utara
Sulawesi Selatan
Jumlah
Tandan Buah Segar (TBS) - Inti
TBS yang diolah
Minyak Sawit
Inti Sawit *
Benih Sawit (ribu bibit)
Karet
Kakao
Teh
Minyak Sawit
Inti Sawit *
Bibit Sawit (ribu bibit)
Karet
Kakao
Teh
Profil umur Tanaman Kelapa Sawit
Distribusi Lahan Tertanam - Inti
Volume Produksi (Ton)
Volume Penjualan (Ton)
101,705
80,372
68,583
11,789
17,619
13,147
4,472
3,714
3,199
515
35,976
16,210
46,751
5,622
68,583
40,501
44,719
8,071
2,862
729
4,823
101,705
1,170,398
1,585,449
365,669
92,170
20,691
18,492
1,247
1,394
352,437
90,723
18,232
18,318
1,149
1,408
100,296
79,268
61,839
17,429
17,330
12,854
4,476
3,698
2,971
727
36,102
13,370
42,734
5,735
61,839
40,462
44,347
7,119
2,860
729
4,779
100,296
1,174,055
1,596,496
377,505
96,785
18,113
21,806
1,985
1,205
374,134
93,796
5,377
22,110
2,015
1,213
96,640
75,615
57,257
18,358
17,394
12,858
4,537
3,631
2,870
761
35,781
9,378
42,052
5,827
57,257
40,506
42,706
5,100
2,795
729
4,804
96,640
1,021,822
1,454,995
341,553
87,001
22,125
23,440
1,904
1,116
353,861
82,158
17,877
22,870
1,974
1,040
89,982
69,472
52,689
16,783
16,988
13,940
3,048
3,522
2,800
722
35,778
5,928
41,220
5,540
52,688
40,536
36,802
4,556
2,554
729
4,805
89,982
1,067,038
1,494,741
350,637
85,999
19,804
31,234
2,507
1,243
332,995
78,879
17,215
31,391
2,551
1,153
85,463
63,203
48,703
14,500
16,586
13,937
2,649
5,674
5,067
607
35,973
3,896
40,637
4,170
48,703
39,566
33,637
4,556
2,313
729
4,662
85,463
1,027,887
1,455,737
340,015
82,335
15,870
26,625
4,739
1,112
354,159
75,810
15,066
26,999
4,940
1,429
*Including PKO & PKC / Termasuk Minyak & Ampas Inti Sawit
LAPOrAN TAHUNAN Annual Report 2010 • PT PP London Sumatra Indonesia Tbk 15
PrODUcTION grAPHS
Grafik Produksi
Thou
sand
Ton
sRi
buan
Ton
FFB - NucleusTBS - Inti
1,027.9
1,067.0
1,021.8
1,174.1 1,170.4
2006 2007 2008 2009 2010
1,100
1,150
1,200
1,000
1,050
950
Thou
sand
Ton
sRi
buan
Ton
RubberKaret
26.6
31.2
23.4 21.8
18.5
2006 2007 2008 2009 2010
0
35
30
20
10
25
15
5
Thou
sand
Ton
sRi
buan
Ton
Crude Palm Oil (CPO)Minyak Sawit
340.0
350.6
341.6
377.5
365.7
2006 2007 2008 2009 2010
360
370
380
340
350
330
25
15
5
20
10
0
Thou
sand
Ton
sRi
buan
Ton
Oil Palm SeedBibit Sawit
15.9
19.8
22.1
18.120.7
2006 2007 2008 2009 2010
LAPOrAN TAHUNAN Annual Report 2010 • PT PP London Sumatra Indonesia Tbk16
QuarterKuartal Highest
TertinggiHighestTertinggi
LowestTerendah
LowestTerendah
ClosingPenutupan
ClosingPenutupan
VolumeVolume
VolumeVolume
2010 2009
During The YearSelama Tahun
Laporan
I
II
III
IV
174,797,000
151,295,000
320,551,000
150,591,500
797,234,500
9,800
8,300
9,850
12,850
12,850
8,100
7,300
7,450
9,700
7,300
10,100
10,350
10,500
12,850
12,850
4,050
7,300
8,250
8,750
8,750
3,300
6,000
7,650
8,350
8,350
2,850
3,300
5,100
7,000
2,850
273,685,000
437,534,500
298,516,000
190,208,000
1,199,943,500
ShareholdersPemegang Saham
Number of SharesJumlah Saham
PercentagePersentase
PT Salim Ivomas Pratama
Public
Total
811,685,002
552,887,791
1,364,572,793
59.5
40.5
100.0
SHAre INfOrMATIONInformasi Saham
cAPITALMOVeMeNTPergerakan Modal
Penawaran Umum Perdana sebesar 38.800.000 saham dengan jumlah saham ditempatkan dan beredar sebesar 202.338.872 dengan nilainominal Rp500 per saham.
Initial Public Offering of 38,800,000 shares with a total number of 202,338,872 shares issued and outstanding each with nominal value of Rp500 per share.
June 1996 June 1997 May 2004Juni 1996 Juni 1997 Mei 2004
Saham bonus sebanyak 283.274.421 saham yang berasal dari kapitalisasi agio saham hasil penawaran umum saham perdana sehingga jumlah saham yang ditempatkan dan beredar meningkat menjadi 485.613.293 saham.
Penerbitan saham baru sebagai konversi dari hutang Perusahaan. Jumlah saham yang ditempatkan dan beredar meningkat menjadi 765.709.793 saham.
Bonus shares of 283,274,421 shares from the capitalization of the additional paid-incapital from the initial public offering and thus increased the number of shares issued and outstanding to 485,613,293 shares.
Issuance of new shares as the conversion of Company’s debts. Number of shares issued and outstanding increased to 765,709,793 shares.
Shareholder Composition
Share Price Performance
Struktur Kepemilikan Saham
Kinerja Harga Saham
LAPOrAN TAHUNAN Annual Report 2010 • PT PP London Sumatra Indonesia Tbk 17
2010 Lonsum Share Price MovementPergerakan Harga Saham Lonsum 2010
Jan-10 Feb-10 Mar-10 Apr-10 May-10 Jun-10 Jul-10 Aug-10 Sep-10 Oct-10 Nov-10 Dec-10
12,000
11,000
13,000
10,000
9,000
8,000
7,000
June 2004 August 2004 October 2007Juni 2004 Agustus 2004 Oktober 2007
Penerbitan saham baru sebagai konversi dari Surat Hutang Wajib Konversi. Jumlah saham ditempatkan dan beredar meningkat menjadi 1.034.334.293 saham.
Penerbitan saham baru sebagai konversi dari Surat Hutang Wajib Konversi. Jumlah saham ditempatkan dan beredar meningkat menjadi 1.095.229.293 saham.
Penerbitan saham baru sebagai konversi dari Surat Hutang Wajib Konversi. Jumlah saham ditempatkan dan beredar meningkat menjadi 1.364.572.793 saham.
Issuance of new shares as the conversion of Mandatory Convertible Notes (MCN). Number of shares issued and outstanding increased to 1,034,334,293 shares.
Issuance of new shares as the conversion of Mandatory Convertible Notes (MCN). Number of shares issued and outstanding increased to 1,095,229,293 shares.
Issuance of new shares as the conversion of Mandatory Convertible Notes (MCN). Number of shares issued and outstanding increased to 1,364,572,793 shares.
Rp/S
hare
Rp/L
emba
r Sah
am
LAPOrAN TAHUNAN Annual Report 2010 • PT PP London Sumatra Indonesia Tbk18
The reportsLaporan
LAPOrAN TAHUNAN Annual Report 2010 • PT PP London Sumatra Indonesia Tbk 19
frOM THe DeSK Of PreSIDeNT cOMMISSIONer Sambutan Presiden Komisaris
eDDy KUSNADI SArIAATMADJAPresident commissionerPresiden Komisaris
“We continued our sustainability journey by passing the rSPO annual surveillance audit in 2010. With approximately 170,000 tons of certified sustainable palm oil (CSPO) produced by our North Sumatra’s estates and mills, Lonsum was currently the second largest producer of cSPO in Indonesia.”
“Kami melanjutkan perjalanan keberlanjutan denganmenyelesaikan proses audit tahunan rSPO pada tahun 2010.Lonsum saat ini merupakan produsen minyak sawit lestari (CSPO) kedua terbesar di Indonesia, dengan produksi sekitar 170.000 ton minyak sawit lestari dari perkebunan dan pabrikpengolahan kami di Sumatera Utara.”
LAPOrAN TAHUNAN Annual Report 2010 • PT PP London Sumatra Indonesia Tbk20
LAPOrAN TAHUNAN Annual Report 2010 • PT PP London Sumatra Indonesia Tbk 21
Dear Shareholders,
In 2010, we continued to experience global
economic recovery, led by strong growth among
the emerging economies in Asia. Within Indonesia,
our major market and where the Company’s
plantations are located, we saw a considerable
economy expansion to 6.1 percent compared to
4.5 percent in 2009. Consumption remained
robust, backed by the increase in GDP per capita
to over US$3,000 in 2010. The Rupiah also
continued to strengthen to Rp8,991 per USD at
the end of the year from Rp9,400 per USD in 2009.
During the year, prices of our key commodities
continued to appreciate driven by a combination
of strong demand backed by growth in emerging
markets and tight supplies due to unfavorable
weather condition. CPO price (CIF Rotterdam)
peaked at US$1,240 per ton in December 2010,
almost reaching the highest level recorded during
2008, while rubber price (RSS3 SICOM) increased
significantly from US$3,108 per ton in January
2010 to US$4,727 per ton at the end of the year.
I am pleased to report that in 2010 Lonsum was
able to benefit from this favorable market condition
and delivered satisfactory business results.
We continued our sustainability journey by
passing the Roundtable of Sustainable Palm Oil
(RSPO) annual surveillance audit in 2010. With
approximately 170,000 tons of certified sustainable
palm oil (CSPO) produced by our North Sumatra’s
estates and mills, in 2010 Lonsum was the second
largest producer of CSPO in Indonesia. Lonsum
has always put sustainability at the core of the
Company’s strategic priorities by promoting
sustainable farming practices and is committed
to pursue further RSPO certifications for the
remaining estates.
Yang Terhormat Para Pemegang Saham,
Di tahun 2010, pemulihan ekonomi global terus
berlanjut, didorong pertumbuhan positif di
negara-negara berkembang Asia. Indonesia,
yang merupakan pasar utama serta lokasi dari
area perkebunan Perseroan, berhasil meraih
pertumbuhan ekonomi signifikan sebesar 6,1 persen
dibandingkan 4,5 persen di tahun 2009. Konsumsi
tetap tinggi, didukung peningkatan PDB per kapita
yang mencapai lebih dari US$3.000 di tahun 2010.
Rupiah juga terus menguat menjadi Rp8.991 per
USD di akhir tahun dari Rp9.400 per USD di tahun
2009.
Sepanjang tahun 2010, harga-harga komoditas
utama kami terus mengalami apresiasi, didorong
oleh faktor-faktor peningkatan permintaan akibat
pertumbuhan pasar di negara berkembang, serta
penurunan produksi akibat kondisi cuaca yang
kurang mendukung. Harga CPO (CIF Rotterdam)
mencapai US$1.240 per ton di bulan Desember
2010, hampir mencapai level tertinggi di tahun
2008, sedangkan harga karet (RSS3 SICOM)
mencatat kenaikan signifikan dari US$3.108 per
ton di bulan Januari 2010 menjadi US$4.727 per
ton di akhir tahun 2010.
Saya gembira dapat melaporkan, bahwa di tahun
2010 Lonsum berhasil mengambil keuntungan dari
kondisi pasar yang positif ini dan mencapai kinerja
usaha yang cukup memuaskan.
Di tahun 2010, kami melanjutkan perjalanan
keberlanjutan dengan menyelesaikan proses
audit tahunan Roundtable of Sustainable Palm Oil
(RSPO). Pada tahun 2010, Lonsum merupakan
produsen minyak sawit lestari (CSPO) kedua
terbesar di Indonesia, dengan produksi sekitar
170.000 ton minyak sawit lestari dari perkebunan
dan pabrik pengolahan kami di Sumatera
Utara. Lonsum senantiasa menempatkan faktor
keberlanjutan sebagai bagian dari prioritas
strateginya dengan mendorong praktek
perkebunan yang berkelanjutan, serta melalui
komitmen untuk terus berupaya meraih sertifikasi
RSPO bagi area perkebunan yang lain.
LAPOrAN TAHUNAN Annual Report 2010 • PT PP London Sumatra Indonesia Tbk22
It is also imperative for us to observe our corporate
social responsibility practices. We believe that
business sustainability could only be achieved
through harmonious relationship, based on mutual
trust and respect, among all stakeholders. We
continuously focus our community service activities
through various programs in the areas of local
economic development, education, and health-care
for the surrounding communities.
Our leadership in research and development
activities is integral to our commitment to
sustainability, as evidenced by the cultivation
of high-yielding seeds with lower environmental
impact. Collaboration with IndoAgri’s R&D has
been developed in various areas and will be further
expanded to benefit both Lonsum and Group.
In December 2010, the Group decided to
consolidate its ownership in Lonsum through SIMP
and improve shares’ liquidity by increasing public’s
float to over 40%. In the long run, this corporate
action is expected to enhance shareholders’ value.
To strengthen our good corporate governance
practices, we appointed Mr. Hans Kartikahadi
as Independent Commissioner. With his vast
experience and expertise, I am confident that
he will provide invaluable contribution to the
Company.
Going forward, the positive economic condition is
expected to continue with demands for our key
commodities remain strong, especially given the
growing affluence of China and India. Domestic
consumption of palm oil related products will also
continue to increase, fueled both by Indonesia’s
large population and rising income expenditure.
I believe that efforts in strengthening our
capabilities in 2010, combined with our more than
a century expertise in plantation management, will
enable Lonsum to take advantage of this positive
outlook to deliver long term sustainable growth.
I would like to use this opportunity to announce
several changes in the composition of the Board of
Commissioners and the Board of Directors.
Perseroan juga senantiasa memberikan perhatian
pada upaya-upaya tanggung jawab sosialnya.
Kami meyakini bahwa keberlanjutan usaha hanya
dapat dicapai melalui hubungan harmonis yang
didasari saling percaya dan menghargai di antara
seluruh pemangku kepentingan. Kami terus
melanjutkan aktivitas pengembangan masyarakat
melalui berbagai program di bidang pengembangan
ekonomi, pendidikan dan kesehatan bagi
masyarakat di sekitar area perkebunan.
Kepemimpinan Perseroan di bidang penelitian dan
pengembangan merupakan bagian integral dari
komitmen kami pada praktek yang berkelanjutan,
yang dilaksanakan melalui budidaya bibit unggul
yang memiliki dampak lingkungan rendah.
Kerjasama dengan IndoAgri di bidang penelitian
telah dikembangkan di berbagai bidang, serta akan
terus ditingkatkan bagi kepentingan Lonsum dan
Grup.
Di bulan Desember 2010, Grup telah melaksanakan
konsolidasi kepemilikannya di Lonsum melalui
SIMP, serta meningkatkan likuiditas sahamnya
melalui penambahan saham publik menjadi lebih
dari 40%. Dalam jangka panjang, aksi korporasi
ini akan dapat meningkatkan nilai bagi para
pemegang saham.
Untuk memperkokoh praktek tata kelola
perusahaan, kami telah mengangkat Bapak Hans
Kartikahadi sebagai Komisaris Independen. Dengan
pengalaman dan keahliannya yang luas, saya
percaya Beliau akan memberikan sumbangsih yang
berarti bagi Perseroan.
Ke depan, kondisi ekonomi positif diperkirakan
akan berlanjut dengan tetap bertahannya
permintaan atas komoditas-komoditas kami,
terutama seiring dengan kenaikan taraf hidup di
Cina dan India. Konsumsi produk-produk kelapa
sawit di dalam negeri juga akan meningkat,
didorong oleh jumlah populasi Indonesia, serta
peningkatan pendapatan.
Saya percaya, bahwa upaya-upaya peningkatan
kapabilitas selama tahun 2010, serta pengalaman
kami di bidang pengelolaan perkebunan selama
lebih dari seratus tahun, akan mendukung Lonsum
dalam mengambil manfaat kondisi positif ini guna
mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan.
Saya ingin menggunakan kesempatan ini untuk
mengumumkan beberapa perubahan komposisi
pada Dewan Komisaris dan Direksi.
LAPOrAN TAHUNAN Annual Report 2010 • PT PP London Sumatra Indonesia Tbk 23
Mr. Gunadi Sutopo retired his position as the
Company’s Commissioner and now serves as
Lonsum’s Vice President Director. At the same
time, we welcomed Mr. Franciscus Welirang,
Ms. Werianty Setiawan and Mr. Hans Ryan Aditio
as new members of the Board of Commissioners.
At the Board of Directors level, I want to use this
opportunity to say thank you to Mr. Allan Goh for
his contribution and welcome Mr. Eddy Hariyanto
as a new Director.
In closing, on behalf of the Board of Commissioners,
I would like to express my highest appreciation to
the Board of Directors and all employees for their
remarkable dedication and contribution. Not least,
our appreciation goes to all stakeholders for the
trust and support bestowed to the Company and
we are hopeful for a better year ahead.
Bapak Gunadi Sutopo telah mengundurkan diri dari
jabatannya sebagai Komisaris dan kini menjabat
sebagai Wakil Presiden Direktur Lonsum. Selain
itu, kami juga mengucapkan selamat bergabung
kepada Bapak Franciscus Welirang, Ibu Werianty
Setiawan dan Bapak Hans Ryan Aditio sebagai
anggota-anggota baru Dewan Komisaris. Di tingkat
Direksi, kami mengucapkan terima kasih kepada
Bapak Allan Goh atas kontribusi yang diberikan,
serta selamat bergabung bagi Bapak Eddy
Hariyanto sebagai Direktur baru Perseroan.
Sebagai penutup, mewakili Dewan Komisaris saya
ingin menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya
kepada jajaran Direksi dan seluruh karyawan
atas dedikasi dan kontribusinya. Tidak kalah
pentingnya, saya juga sampaikan apresiasi kepada
seluruh pemangku kepentingan atas kepercayaan
dan dukungannya bagi Perseroan. Semoga
kami dapat meraih hasil lebih baik lagi di tahun
mendatang.
eDDy KUSNADI SArIAATMADJA
President commissionerPresiden Komisaris
frOM THe DeSK OfPreSIDeNT DIrecTOr Sambutan Presiden Direktur
BeNNy TJOeNgPresident DirectorPresiden Direktur
LAPOrAN TAHUNAN Annual Report 2010 • PT PP London Sumatra Indonesia Tbk24
“combined with Lonsum’s more than 100 years of experience, the achievements delivered in 2010 will further strengthenthe company’s capabilities and foundation to ensure long-term sustainable growth.”
“Didukung pengalaman Lonsum selama lebih dari seratus tahun,pencapaian tahun 2010 akan terus meningkatkan kemampuandan landasan Perseroan untuk meraih pertumbuhan jangkapanjang yang berkelanjutan.”
LAPOrAN TAHUNAN Annual Report 2010 • PT PP London Sumatra Indonesia Tbk 25
Distinguished Shareholders,
It gives me a great pleasure to report Lonsum’s
business results for the financial year of 2010.
We ended the year with a 46.1% increase in net
income that reached Rp1.03 trillion on the back
of higher commodity prices, especially rubber
and palm products, and improved oil palm seeds
sales volume. At the same time, we were able to
maintain our cost advantage with relatively flat
production cost and operating expenses.
Strong growth in the developing world helped to
support the prices of CPO and rubber. Combined
with tightening global supplies due to unfavorable
weather condition, these factors have led to all
time high CPO and rubber prices during the year.
Net Sales increased by 12.3% to Rp3.59 trillion,
from Rp3.20 trillion a year earlier, despite lower
oil palm and rubber sales volume. CPO sales
volume reached 352,437 tons, 5.8% lower than
2009 performance, while rubber sales decreased
by 17.2% to 18,318 tons by the end of the year.
Oil palm seeds sales posted a considerable 239.1%
increase however, reaching 18.2 million seeds from
5.4 million seeds in the previous year.
FFB harvested from nucleus estates reached
1,170,398 tons, almost the same performance
compared to 1,174,055 tons in 2009, while FFB
purchased from plasma and third parties decreased
by 11.7% to 415,119 tons. As a result, total CPO
production volume reached 365,669 tons, or 3.1%
lower compared to the previous year’s results and
palm kernel production decreased to 92,170 tons or
4.8% lower compared to last year. Oil extraction
rate (OER) and Kernel extraction rate (KER) stood
at 23.1% and 5.8%, respectively.
By the end of the year, Lonsum manages over
100,000 ha planted area, comprises 79% oil palm,
17% rubber and 4% other crops. Lonsum also has
access to around 36,000 ha of planted plasma
area, consisting of 89% oil palm and 11% rubber
plantations.
In terms of capability building, last year we
continued to register important progress in various
areas.
Yang Terhormat Para Pemegang Saham,
Bersama ini saya sampaikan kinerja usaha Lonsum
untuk tahun buku 2010.
Tahun 2010 diakhiri dengan peningkatan laba
bersih sebesar 46,1% mencapai Rp1,03 triliun,
didukung peningkatan harga komoditas, terutama
produk karet dan kelapa sawit, serta peningkatan
volume penjualan bibit kelapa sawit. Selain itu,
kami juga berhasil mempertahankan tingkat biaya,
dengan biaya produksi dan biaya operasional yang
relatif stabil.
Pertumbuhan di negara-negara berkembang
telah mendorong kenaikan harga CPO dan karet.
Bersamaan dengan produksi global yang semakin
terbatas akibat kondisi cuaca yang kurang
mendukung, faktor-faktor tersebut menjadi
pendorong kenaikan harga CPO dan karet yang
signifikan selama tahun 2010.
Penjualan bersih meningkat 12,3% menjadi
Rp3,59 triliun dari Rp3,20 triliun di tahun
sebelumnya, walaupun terjadi penurunan volume
penjualan minyak sawit dan karet. Volume
penjualan CPO mencapai 352.437 ton, turun 5,8%
dibanding tahun 2009, sedangkan penjualan karet
menurun 17,2% menjadi 18.318 ton di akhir
2010. Penjualan bibit sawit naik signifikan sebesar
239,1%, mencapai 18,2 juta bibit dari 5,4 juta
bibit di tahun sebelumnya.
Hasil panen TBS inti mencapai 1.170.398 ton,
relatif sama dengan pencapaian tahun 2009
sebesar 1.174.055 ton, sedangkan jumlah TBS
yang dibeli dari plasma dan pihak ketiga menurun
11,7% menjadi 415.119 ton. Sebagai hasilnya,
total volume produksi CPO mencapai 365.669 ton,
atau 3,1% lebih rendah dari hasil di tahun
sebelumnya, sedangkan produksi inti sawit
menurun menjadi 92.170 ton atau 4,8% lebih
rendah dari tahun sebelumnya. Tingkat rendemen
minyak sawit dan tingkat rendemen inti sawit
masing-masing mencapai sebesar 23,1% dan
5,8%.
Di akhir tahun, Lonsum mengelola area
perkebunan seluas lebih dari 100.000 ha, terdiri
dari 79% kelapa sawit, 17% karet dan 4%
tanaman lainnya. Lonsum juga memiliki akses ke
sekitar 36.000 ha area perkebunan plasma, yang
terdiri dari 89% perkebunan kelapa sawit dan 11%
perkebunan karet.
Di bidang pengembangan kapabilitas, selama
tahun 2010 kami terus meraih kemajuan berarti
di berbagai bidang.
LAPOrAN TAHUNAN Annual Report 2010 • PT PP London Sumatra Indonesia Tbk26
Benefiting from our strong cash flow and cash
position during the year, last November we
succeeded in improving our financial capabilities
by deleveraging the Company’s balance sheet
after fully paid the remaining US$32.7 million loan
balance. This will allow Lonsum to enter the year
2011 with a stronger financial position.
In the area of corporate governance, Lonsum is an
RSPO certified company that adopts the standards
incorporated in the RSPO’s Principles and Criteria
(P&C), which ensure our performance with regard
to transparency, legal compliance, as well as
responsibility to our environment and community.
In 2010, we successfully passed the RSPO annual
surveillance audit for our North Sumatra’s estates
and mills. Further improvement was recorded
in our risk management, internal audit and
compliance practices that enable us to perform
oversight and control activities more effectively.
We also saw continuing development of Lonsum’s
human capital based on the Company’s core
values of Integrity, Teamwork and Excellence. This
year, we started to institute Lonsum’s leadership
program to develop the Company’s future leaders.
The program includes a leadership assessment
process which will guide the Company’s further
leadership development program.
We enjoyed the benefits from greater synergies
with the Group. Our efforts in joining the
procurement and sales activities have so far
generated considerable benefits. To further
improve coordination with the Group, in December
2010, we moved our headquarter office in Jakarta
to Prudential Tower, a building right behind the
Group’s head office. Closer collaboration with the
Group was also evident in the implementation of
internal transport system as well as research and
development area, which enables us to combine
our unique strengths and further enhance our
innovation capabilities.
Combined with Lonsum’s more than 100 years of
experience, the achievements delivered in 2010
will further strengthen the Company’s capabilities
and foundation to ensure long-term sustainable
growth.
Memanfaatkan posisi arus kas dan keuangan
Perseroan yang kuat selama tahun berjalan, di
bulan November kami berhasil meningkatkan
kemampuan keuangan Lonsum melalui pelunasan
hutang sebesar US$32,7 juta. Dengan demikian,
Lonsum dapat memasuki tahun 2011 dengan posisi
keuangan yang lebih solid.
Di bidang tata kelola perusahaan, Lonsum
adalah perusahaan dengan sertifikasi RSPO
yang sepenuhnya mematuhi prinsip-prinsip dan
kriteria RSPO, yang mencakup aspek transparansi,
kepatuhan terhadap ketentuan perundang-
undangan, serta tanggung jawab lingkungan
dan komunitas. Di tahun 2010, kami berhasil
menyelesaikan audit RSPO tahunan di area
perkebunan dan pabrik pengolahan di Sumatera
Utara. Berbagai kemajuan juga diraih di bidang
pengelolaan risiko, audit internal dan praktek
kepatuhan, yang meningkatkan efektivitas
Perseroan dalam melaksanakan pengawasan dan
kontrol.
Kemajuan di bidang sumber daya manusia juga
berhasil dicapai, yang didasarkan pada nilai-
nilai Perseroan, yakni Integritas, Kerjasama dan
Unggul. Di tahun 2010, kami telah meluncurkan
program kepemimpinan Lonsum dalam rangka
mengembangkan pemimpin-pemimpin masa depan
Perseroan. Program tersebut mencakup kegiatan
evaluasi kepemimpinan, yang akan menjadi
landasan bagi kelanjutan program pengembangan
kepemimpinan Lonsum.
Berbagai manfaat berhasil dicapai dari peningkatan
sinergi dengan Grup. Upaya-upaya penggabungan
kegiatan pengadaan dan penjualan telah
memberikan banyak manfaat. Guna meningkatkan
koordinasi dengan Grup, di bulan Desember 2010
kami telah memindahkan kantor pusat di Jakarta
ke Prudential Tower yang letaknya bersebelahan
dengan kantor pusat Grup. Peningkatan kerjasama
dengan Grup juga dilaksanakan di bidang
sistem transportasi internal serta penelitian dan
pengembangan, yang mendorong tercapainya
penggabungan kekuatan yang unik guna
meningkatkan kemampuan inovasi Perseroan.
Didukung pengalaman Lonsum selama lebih dari
seratus tahun, pencapaian tahun 2010 akan terus
meningkatkan kapabilitas dan landasan Perseroan
untuk meraih pertumbuhan jangka panjang yang
berkelanjutan.
LAPOrAN TAHUNAN Annual Report 2010 • PT PP London Sumatra Indonesia Tbk 27
2011 Outlook and Priorities
Looking ahead, improved economic conditions and
the growing prosperity in China, India and other
emerging economies, including Indonesia, will
be the major factors behind higher demand for
commodities, including oil palm and rubber.
As part of our commitment to pursue further RSPO
certifications, in 2011 we are commencing the
audit of one of Lonsum’s mills in South Sumatra,
which is expected to receive certification by the
end of the year.
We will continue to emphasize on improvement
of operational excellence to ensure higher
productivity thus lower cost. With more favorable
weather expected next year, we will accelerate our
infrastructure development to catch-up the delays
experienced in 2010 due to short dry months. We
will continue to expand our planted area with focus
on oil palm to strengthen our capabilities for future
growth. Further synergy with the Group will also be
pursued to find more ways to combine strengths
and enhance value.
Closing
In closing, I want to use this opportunity to say
thank you to Mr. Allan Goh for his contribution and
welcome Mr. Gunadi Sutopo and Mr. Eddy Hariyanto
as new members of the Board. I also want to share
my appreciation to the Board of Commissioners for
the supervision and counsel they provided to the
Management throughout the year.
Finally, on behalf of the Board of Directors, allow
me to close this message with profound thanks
to all stakeholders – shareholders, customers,
business partners and all employees – who have
provided the fullest support to the Company.
Pandangan dan Prioritas 2011
Ke depan, pemulihan kondisi perekonomian serta
peningkatan kesejahteraan di Cina, India dan
negara-negara berkembang lainnya termasuk
Indonesia, akan menjadi faktor penentu
meningkatnya permintaan akan produk komoditas,
termasuk produk kelapa sawit dan karet.
Sebagai bukti komitmen kami pada sertifikasi
RSPO, di tahun 2011 kami akan memulai proses
audit bagi salah satu pabrik kelapa sawit Lonsum
di Sumatera Selatan, yang diharapkan akan
menerima sertifikasi pada akhir tahun.
Kami akan terus melakukan upaya peningkatan
keunggulan operasional guna meraih produktivitas
yang lebih tinggi serta menekan tingkat
biaya. Dengan proyeksi cuaca yang lebih baik
tahun depan, kami akan meningkatkan upaya
pengembangan infrastruktur yang mengalami
penundaan akibat tingginya curah hujan di
tahun 2010. Kami juga akan melanjutkan upaya
perluasan area perkebunan dengan fokus pada
kelapa sawit guna memperkuat kemampuan kami
untuk pertumbuhan masa depan. Upaya sinergi
dengan Grup akan berlanjut guna meraih peluang-
peluang baru untuk penggabungan kekuatan dan
peningkatan nilai Perseroan.
Penutup
Sebagai penutup, saya ingin sampaikan terima
kasih kepada Bapak Allan Goh atas kontribusi yang
diberikan atas Perseroan, serta menyampaikan
selamat bergabung kepada Bapak Gunadi Sutopo
dan Bapak Eddy Hariyanto sebagai anggota Direksi
baru. Saya juga ingin menyampaikan apresiasi
kami kepada Dewan Komisaris atas supervisi dan
dukungannya kepada manajemen selama tahun
2010.
Akhirnya, mewakili seluruh anggota Direksi, ijinkan
saya menutup laporan ini dengan mengucapkan
terima kasih sebesar-besarnya kepada para
pemangku kepentingan – para pemegang saham,
pelanggan, mitra usaha dan seluruh karyawan –
yang telah sepenuhnya memberikan dukungan
pada Perseroan.
BeNNy TJOeNg
President DirectorPresiden Direktur
28
fINANcIAL reVIeW Tinjauan Keuangan
28 LAPOrAN TAHUNAN Annual Report 2010 • PT PP London Sumatra Indonesia Tbk
LAPOrAN TAHUNAN Annual Report 2010 • PT PP London Sumatra Indonesia Tbk 29
PROFIT & LOSS STATEMENT
The Company recorded a 12.3% increase in sales
from Rp3.20 trillion to Rp3.59 trillion, driven by
higher commodity prices, particularly rubber and
palm products, as well as higher sales volume of
“SumBio” oil palm seeds.
In 2010, palm products represented 78.4% of
total sales (2009: 84.6%), while rubber, seeds and
other products contributed 14.9% (2009: 11.4%),
5.4% (2009: 2.0%) and 1.3% (2009: 2.0%) of
total sales respectively. Of the total sales, about
85% was absorbed by the local market while the
remaining 15% was for export sales. In 2009,
about 77% went to the local market and about
23% was for export sales.
CPO sales volume decreased by 5.8% to 352,437
tons from 374,134 tons in 2009, with palm kernel
products decreased by 3.3% from 93,796 tons to
90,723 tons by the end of the year. About 83% of
total CPO sales volume was absorbed by Lonsum’s
parent company, SIMP, from 41% in 2009 on an
LAPORAN LABA RUGI
Perseroan membukukan peningkatan penjualan
sebesar 12,3% dari Rp3,20 triliun menjadi
Rp3,59 triliun, didorong oleh kenaikan harga
komoditas, terutama karet dan kelapa sawit,
serta peningkatan volume penjualan bibit sawit
“SumBio”.
Di tahun 2010, produk kelapa sawit
menyumbangkan sebesar 78,4% dari total
penjualan (2009: 84,6%), sedangkan karet, bibit
dan produk lain masing-masing menyumbangkan
sebesar 14,9% (2009: 11,4%), 5,4% (2009: 2,0%)
dan 1,3% (2009: 2,0%). Dari total penjualan,
sekitar 85% diserap oleh pasar dalam negeri,
sedangkan sisanya sebesar 15% oleh pasar ekspor.
Di tahun 2009, sekitar 77% diperuntukan bagi
pasar dalam negeri sedangkan sekitar 23% untuk
pasar ekspor.
Volume penjualan CPO menurun 5,8% menjadi
352.437 ton dari 374.134 ton di tahun 2009,
dengan produk inti sawit menurun 3,3% dari
93.796 ton menjadi 90.723 di akhir tahun. Sekitar
83% dari total volume penjualan CPO diserap oleh
induk perusahaan Lonsum, SIMP, meningkat dari
2010 Sales MixBauran Penjualan Tahun 2010
2009 Sales MixBauran Penjualan Tahun 2009
Palm Product78.4%
Rubber14.9% Seeds
5.4%
Others1.3%
Palm Product84.6%
Rubber11.4%
Seeds2.0%
Others2.0%
“2010 was an impressive year for Lonsum with Net Income grew 46.1% to a record rp1.03 trillion compared to rp707.5 billion in 2009. Net profit margin improved to 28.8% from 22.1% a year earlier, with eBITDA margin of 44.3% from 37.6%.”“2010 adalah tahun yang mengesankan untuk Lonsum dengan kenaikan Laba Bersih sebesar 46,1% mencapai rekor rp1,03 triliun dibandingkan rp707,5 miliar di tahun 2009. Marjin laba bersih meningkat menjadi 28,8% dari 22,1% setahun sebelumnya sedangkan marjin eBITDA mencapai 44,3% dari 37,6%.”
LAPOrAN TAHUNAN Annual Report 2010 • PT PP London Sumatra Indonesia Tbk30
arms length commercial terms transactions. A very
small volume of CPO was sold to the export market
in 2010 compared to roughly 14% in 2009.
Lonsum recorded 8.2% higher average CPO selling
price of Rp6,943/kg in 2010 compared to Rp6,415/kg
in 2009, and 40.9% higher average selling price
for palm kernel products of Rp4,085/kg from
Rp2,900/kg in 2009.
Rubber sales volume reached 18,318 tons, 17.2%
lower than the previous year’s result of 22,110
tons, mainly due to lower production. About 96%
of the rubber sales were absorbed by the export
market in 2010, compared to 92% in 2009. The
Company recorded 78.3% higher average selling
price of rubber from Rp16,426/kg to Rp29,292/kg
in 2010, due to higher commodity prices.
Oil palm seeds sales volume increased considerably
to 18.2 million seeds, up by 239.1% from
5.4 million seeds a year earlier. The recovery
from recession started in 4Q 2009, in which the
Company sold 2.6 million seeds out of the total
5.4 million seeds sold in 2009. The trend continued
during 2010, in which the Company sold about
7.4 million seeds in first half of 2010 to about
10.8 million seeds during the second half of 2010.
The average selling price of oil palm seeds was
maintained at US$1.20 per seed.
With cost of goods sold remained flat from
Rp1.81 trillion to Rp1.82 trillion in 2010, gross
profit reached Rp1.77 trillion from Rp1.39 trillion,
Thou
sand
Ton
sRi
buan
Ton
Sales Volume Crude Palm Oil (CPO)Volume Penjualan Minyak Sawit
354.2
333.0
353.9
374.1
352.4
2006 2007 2008 2009 2010
380
370
350
330
360
340
320
Mill
ion
Seed
sJu
taan
Bib
it
16
20
10
14
18
8
12
6
4
2
0
Sales Volume Oil Palm SeedVolume Penjualan Bibit Sawit
15.1
17.2 17.9
5.4
18.2
2006 2007 2008 2009 2010
sebesar 41% di tahun 2009, dimana transaksi-
transaksi dilaksanakan berdasarkan syarat-syarat
dan ketentuan komersial yang wajar. Sejumlah
kecil volume CPO dijual ke pasar ekspor di tahun
2010 dari sekitar 14% di tahun 2009.
Lonsum mencatat kenaikan harga jual rata-rata
CPO sebesar 8,2% menjadi Rp6.943/kg di tahun
2010 dibanding Rp6.415/kg di tahun 2009, serta
kenaikan harga jual rata-rata produk inti sawit
sebesar 40,9% menjadi Rp4.085/kg dari
Rp2.900/kg di tahun 2009.
Volume penjualan karet mencapai 18.318 ton,
17,2% lebih rendah dari tahun sebelumnya sebesar
22.110 ton, terutama akibat penurunan produksi.
Sekitar 96% penjualan karet diserap oleh pasar
ekspor, dibandingkan sebesar 92% di tahun 2009.
Perseroan mencatat kenaikan harga jual rata-rata
karet sebesar 78,3% dari Rp16.426/kg menjadi
Rp29.292/kg di tahun 2010 akibat kenaikan harga
komoditas.
Volume penjualan bibit sawit naik secara signifikan
menjadi 18,2 juta bibit, meningkat 239,1% dari
5,4 juta bibit di tahun sebelumnya. Pemulihan
atas resesi berawal di Kuartal IV-2009, di mana
Perseroan menjual sebanyak 2,6 juta bibit dari
total 5,4 juta bibit yang terjual di tahun 2009.
Trend tersebut berlanjut di tahun 2010, di mana
Perseroan berhasil menjual sekitar 7,4 juta bibit di
semester pertama tahun 2010 serta sekitar
10,8 juta bibit di semester kedua tahun 2010.
Harga jual rata-rata bibit sawit terjaga pada
US$1,20 per bibit.
Beban pokok penjualan tetap terjaga dari
Rp1,81 triliun menjadi Rp1,82 triliun di tahun
2010, sehingga laba kotor mencapai Rp1,77 triliun
LAPOrAN TAHUNAN Annual Report 2010 • PT PP London Sumatra Indonesia Tbk 31
or 27.4% higher than the previous year’s
performance. Operating expenses also relatively
flat at Rp371.9 billion from Rp371.8 billion in 2009.
As a result, income from operations grew 37.4%
from Rp1.02 trillion to Rp1.40 trillion by the end of
2010. Operating margin also improved to 39.0%
from 31.8% a year earlier.
2010 was an impressive year for Lonsum with net
income grew 46.1% to a record Rp1.03 trillion
compared to Rp707.5 billion in 2009, which was
translated around 44% increase of earnings per
share to Rp151 per share from Rp105 per share
in 2009 (after retroactive effect of Stock Split with
ratio of 1:5). Net profit margin improved to 28.8%
from 22.1% a year earlier, with EBITDA margin of
44.3% from 37.6%.
Sales Revenue and Volume by Product TypePendapatan dan Volume Penjualan berdasarkan jenis Produk
(1) Includes FFB sold
(2) Includes Cocoa seeds
FY 2010 FY 2010FY 2009 FY 2009% %Sales (Rp billion) Volume (tons/000’s Seeds)
Palm Product (1)
CPO
PK (PK, PKO & PKC)
Rubber
Seeds (2)
OP Seeds
Others
Total
2,817.5
2,446.9
370.6
536.6
193.2
192.8
45.3
3,592.7
352,437
90,723
18,318
18,232
374,134
93,796
22,110
5,377
(5.8)
(3.3)
(17.2)
239.1
2,707.3
2,400.2
272.0
363.2
64.2
63.7
64.9
3,199.7
4.1
1.9
36.3
47.7
200.8
202.8
(30.2)
12.3
Rp b
illio
nRp
mili
ar
Net Income (Loss)Pendapatan Bersih
303.1
564.0
927.6
707.5
1,033.3
2006 2007 2008 2009 2010
1,200
1,000
800
600
400
200
0
dari Rp1,39 triliun, atau meningkat 27,4% dari
kinerja di tahun sebelumnya. Beban usaha juga
relatif terjaga sebesar Rp371,9 miliar dari
Rp371,8 miliar di tahun 2009. Dengan demikian,
laba usaha meningkat 37,4% dari Rp1,02 triliun
menjadi Rp1,40 triliun di akhir tahun 2010. Marjin
laba juga meningkat menjadi 39,0% dari 31,8%
di tahun sebelumnya.
2010 adalah tahun yang mengesankan untuk
Lonsum dengan kenaikan laba bersih sebesar
46,1% mencapai rekor Rp1,03 triliun dibandingkan
Rp707,5 miliar di tahun 2009, sehingga terjadi
peningkatan sekitar 44% terhadap laba bersih per
saham menjadi Rp151 per saham dari Rp105 per
saham di tahun 2009 (setelah pengaruh retroaktif
dari pelaksanaan stock split dengan rasio 1:5).
Marjin laba bersih meningkat menjadi 28,8%
dari 22,1% setahun sebelumnya sedangkan marjin
EBITDA mencapai 44,3% dari 37,6%.
Net Profit MarginMarjin Laba Bersih
14.1%
19.3%
24.1% 22.1%
28.8%
2006 2007 2009 2009 2010
25.0%
15.0%
30.0%
20.0%
10.0%
5.0%
0.0%
LAPOrAN TAHUNAN Annual Report 2010 • PT PP London Sumatra Indonesia Tbk32
fINANCIAL POSITION
Assets
In the 2010 financial year, the Company’s total
assets grew by 14.8% to Rp5.56 trillion compared
to Rp4.85 trillion in 2009. Total current assets
rose by 54.2% to Rp1.49 trillion, mainly due
considerable increase in cash and cash equivalents
that booked a 70.1% increase to Rp1.16 trillion
from Rp682.2 billion on the back of higher net
income.
Liabilities
Total liabilities reached a total value of Rp1.01 trillion
in 2010, representing a decline of 2.4% compared
to Rp1.03 trillion posted in 2009. This slight decline
was primarily attributed to early settlement of the
remaining bank loans amounting US$32.7 million.
Shareholders’ Equity
Net shareholders’ equity continued to strengthen,
from Rp3.81 trillion in 2009 to Rp4.55 trillion in
2010, an increase of 19.4% due to higher retained
earnings that posted a 35.3% increase from
Rp2.10 trillion to Rp2.84 trillion by end of 2010.
Solvability
The Company holds a net cash position and was
able to deleverage as a result of strong cash
balance at the end of December 2010.
Cash flow
Net cash flow from operating activities increased
to Rp1.38 trillion compared to Rp881.2 billion in
2009, in line with the increase in net income,
while net cash used in investing activities of
Rp402.1 billion was lower compared to
Rp531.5 billion due to lower capital expenditure
(capex) spending during the year. In 2010, the
Company spent approximately 40% of its capex
on planting activities including maintenance of
immature plantations, while the remaining 60%
was spent mainly for infrastructure development
covering road and housing construction, internal
transportation as well as the expansion of one
palm oil mill in North Sumatra from 30 tons/hour
to 45 tons/hour.
Net cash used for financing activities decreased
from Rp701.8 billion to Rp496.6 billion in 2010,
mainly due to lower payment of bank loans. As
a result, cash balance as of 31 December 2010
increased to Rp1.16 trillion compared to Rp682.2 billion
at the end of 2009.
POSISI KEuANgAN
Aset
Untuk tahun buku 2010, total aset Perseroan
tumbuh 14,8% mencapai Rp5,56 triliun dibanding
Rp4,85 triliun di tahun 2009. Total aset lancar
meningkat 54,2% mencapai Rp1,49 triliun
terutama akibat peningkatan kas dan setara kas
yang signifikan dengan meraih pertumbuhan
sebesar 70,1% menjadi Rp1,16 triliun dari
Rp682,2 miliar yang didorong oleh peningkatan
laba bersih.
Kewajiban
Total kewajiban mencapai Rp1,01 triliun di tahun
2010, menurun 2,4% dibandingkan sebesar
Rp1,03 triliun di tahun 2009. Penurunan ini
terutama disebabkan pelunasan yang lebih awal
dari hutang bank sebesar US$32,7 juta.
Ekuitas Pemegang Saham
Ekuitas bersih terus menguat dari Rp3,81 triliun di
tahun 2009 menjadi Rp4,55 triliun di tahun 2010,
atau naik 19,4% akibat peningkatan saldo laba
yang tumbuh sebesar 35,3% dari Rp2,10 triliun
menjadi Rp2,84 triliun di akhir tahun 2010.
Solvabilitas
Perseroan membukukan posisi kas bersih positif
dan berhasil melunasi seluruh hutangnya yang
didukung oleh posisi saldo kas yang kuat di akhir
Desember 2010.
Arus Kas
Arus kas bersih dari kegiatan operasional
meningkat mencapai Rp1,38 triliun dibandingkan
Rp881,2 miliar di tahun 2009 sejalan dengan
peningkatan laba bersih, sedangan kas bersih
yang digunakan untuk kegiatan investasi mencapai
Rp402,1 miliar atau lebih rendah dari Rp531,5 miliar
akibat penurunan belanja modal di tahun berjalan.
Di tahun 2010, sekitar 40% belanja modal
digunakan untuk kegiatan penanaman termasuk
pemeliharan tanaman yang belum menghasilkan,
sedangkan sisanya sebesar 60% digunakan untuk
pengembangan infrastruktur yang mencakup
pembangunan jalan dan perumahan, pengangkutan
internal serta ekspansi salah satu pabrik kelapa
sawit di Sumatera Utara dari kapasitas 30 ton/jam
menjadi 45 ton/jam.
Kas bersih yang digunakan untuk kegiatan
pendanaan menurun dari Rp701,8 miliar menjadi
Rp496,6 miliar di tahun 2010, terutama akibat
penurunan pembayaran pinjaman bank. Dengan
demikian saldo kas per 31 Desember 2010
meningkat menjadi Rp1,16 triliun dibanding
sebesar Rp682,2 miliar di akhir tahun 2009.
LAPOrAN TAHUNAN Annual Report 2010 • PT PP London Sumatra Indonesia Tbk 33
Dividends and Market Capitalization
For financial year 2009, shareholders approved
a total dividend of Rp285.2 billion or Rp209 per
share, representing 40% payout ratio. The
dividend was disbursed, pursuant to prevailing
capital market laws and regulations, on July 7, 2010.
As of 31 December 2010, Lonsum’s market
capitalization was valued at about Rp17.5 trillion.
Dividen dan Kapitalisasi Pasar
Untuk tahun buku 2009, para pemegang saham
telah menyetujui pembayaran dividen sebesar
Rp285,2 miliar atau Rp209 per saham dengan
payout ratio sebesar 40%. Sesuai ketentuan dan
peraturan pasar modal yang berlaku, dividen telah
dibagikan pada tanggal 7 Juli 2010. Per tanggal
31 Desember 2010, kapitalisasi pasar Lonsum
adalah sekitar Rp17,5 triliun.
34
OPerATIONAL reVIeW Tinjauan Operasional
34 LAPOrAN TAHUNAN Annual Report 2010 • PT PP London Sumatra Indonesia Tbk
LAPOrAN TAHUNAN Annual Report 2010 • PT PP London Sumatra Indonesia Tbk 35
OVERVIEW
Lonsum is the second largest listed plantation
company in Indonesia, managing over 100,000
hectares of oil palm, rubber, cocoa and tea estates
spread across North Sumatra, South Sumatra,
East Kalimantan, Sulawesi and Java. Since
commencing oil palm production in the 1980s,
oil palm has evolved to become the Company’s
primary commodity. As of end 2010, Lonsum had
a total of 80,372 ha oil palm plantation across
its nucleus (Company-owned) estates in North
Sumatra, South Sumatra and East Kalimantan. The
Company also has access to about 32,000 ha of
plasma (smallholder) oil palm plantations in South
Sumatra.
Lonsum operates eleven palm oil mills, four in
North Sumatra, six in South Sumatra and one
in East Kalimantan. During 2010, the Company
expanded one of its mills in North Sumatra from
30 tons FFB per hour to 45 tons FFB per hour,
which was completed in December 2010, resulting
in total annual processing capacity of 2,268,000
tons of FFB.
gAMBARAN uMuM
Lonsum adalah perusahaan perkebunan publik
terbesar kedua di Indonesia, yang mengelola
lebih dari 100,000 hektar perkebunan kelapa
sawit, karet, kakao dan teh di Sumatera Utara,
Sumatera Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi dan
Jawa. Sejak mulai memproduksi kelapa sawit di
tahun 1980an, kelapa sawit berkembang menjadi
komoditas utama Perseroan. Di akhir tahun 2010,
Lonsum memiliki seluas 80.372 ha perkebunan
kelapa sawit yang merupakan perkebunan inti
(milik Perseroan) di Sumatera Utara, Sumatera
Selatan dan Kalimantan Timur. Perseroan juga
memiliki akses ke sekitar 32.000 ha perkebunan
kelapa sawit plasma (perkebunan rakyat) di
Sumatera Selatan.
Lonsum memiliki sebelas pabrik pengolahan
kelapa sawit, empat pabrik di Sumatera Utara,
enam di Sumatera Selatan dan satu di Kalimantan
Timur. Sepanjang tahun 2010, Perseroan telah
meningkatkan kapasitas salah satu pabriknya di
Sumatera Utara dari 30 ton TBS per jam menjadi
45 ton TBS per jam, yang diselesaikan di bulan
Desember 2010. Total kapasitas pengolahan per
tahun kini mencapai sebesar 2.268.000 ton TBS.
“Plans are already in place to further combinethe experience and expertise that is expected to improve operational excellence for further efficiency and productivity.”
“Kami telah menyiapkan rencana lanjutan untuk terus menggabungkan pengalaman dan keahlian guna meningkatkan keunggulan operasional yang dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas.”
LAPOrAN TAHUNAN Annual Report 2010 • PT PP London Sumatra Indonesia Tbk36
Since 2009, North Sumatra’s estates and mills
are RSPO-certified with production volume of
approximately 170,000 tons of certified sustainable
palm oil (CSPO) annually, putting Lonsum as the
second largest CSPO producer in Indonesia.
At the end of 2010, Lonsum’s rubber plantation
covered 17,619 ha in North Sumatra, South
Sumatra and South Sulawesi, of which 13,147 ha
comprises mature crops. Lonsum operates four
rubber factories, consisting of four crumb rubber
production lines with annual processing capacity
of 42,720 tons and three sheet rubber production
lines with annual processing capacity of 11,100 tons.
The Company also owns small plantations of cocoa
in East Java, North Sulawesi and North Sumatra
and tea in West Java.
2010 HIgHLIgHTS
Facing unusually wet weather especially in
South Sumatra during the first half of the year,
Lonsum’s CPO production reached 365,669 tons
in 2010 compared to 377,505 tons in the previous
year, a decrease of 3.1%. FFB harvested from
our nucleus estates reached 1,170,398 tons,
relatively flat compared to 1,174,055 tons a year
earlier. However, nucleus FFB yield declined from
19.0 tons/ha to 17.1 tons/ha in 2010, amongst
Sejak tahun 2009, perkebunan dan pabrik
pengolahan di Sumatera Utara telah memperoleh
sertifikasi RSPO dengan volume produksi sekitar
170.000 ton minyak sawit lestari (CSPO) per
tahun, yang menempatkan Lonsum sebagai
produsen minyak sawit lestari terbesar kedua di
Indonesia.
Di akhir tahun 2010, kawasan perkebunan
karet Lonsum meliputi area seluas 17.619 ha di
Sumatera Utara, Sumatera Selatan dan Sulawesi
Selatan, dengan 13.147 ha diantaranya merupakan
lahan yang menghasilkan. Lonsum mengoperasikan
sebanyak empat pabrik pengolahan karet, yang
terdiri dari empat lini produksi crumb rubber
dengan kapasitas produksi per tahun sebesar
42.720 ton serta tiga lini produksi sheet rubber
dengan kapasitas produksi per tahun sebesar
11.100 ton.
Perseroan juga memiliki perkebunan kakao
berskala kecil di Jawa Timur, Sulawesi Utara dan
Sumatera Utara, serta perkebunan teh di Jawa
Barat.
KINERJA PENTINg 2010
Akibat curah hujan yang tinggi di Sumatera
Selatan selama semester pertama tahun 2010,
produksi CPO Lonsum mencapai 365.669 ton di
tahun 2010 dibanding sebesar 377.505 ton di
tahun sebelumnya, atau menurun sebesar 3,1%.
TBS yang dipanen dari perkebunan inti kami
mencapai 1.170.398 ton, relatif sama dengan hasil
tahun sebelumnya sebesar 1.174.055 ton. Namun
demikian, hasil panen TBS dari kebun inti menurun
Nucleus Yield (tons/ha)Panen Inti (ton/ha)
19.0
4.3
1.1
17.1
4.01.0
FFB CPO PK
2009 2010
Extraction Rate (%)Tingkat Rendemen (%)
23.6%
5.9%
23.1%
5.8%
OER KER
2009 2010
LAPOrAN TAHUNAN Annual Report 2010 • PT PP London Sumatra Indonesia Tbk 37
others due to additional newly mature area of
6,744 ha. FFB purchased from plasma and third
parties declined by 11.7% to 415,119 tons by end
2010, partly due to the impact of adverse weather.
FFB from plasma and third parties represented
approximately 26% of the total FFB processed by
the Company’s mills in 2010, declined from 29%
in 2009. Nucleus CPO yield reached 4.0 tons/ha
with oil extraction rate (OER) and Kernel extraction
rate (KER) stood at 23.1% and 5.8% respectively.
Adverse weather, especially wet morning rains,
took its toll again affecting the effectiveness of
rubber tapping and latex wash-out both in nucleus
and plasma estates in South Sulawesi and South
Sumatra. As a result, rubber production declined
by 15.2% to 18,492 tons in 2010 from 21,806 tons
in 2009. High rubber prices also created more
competition in securing good quality rubber from
plasma and third parties and thus affected the
overall volume of rubber production.
Lonsum’s seed processing center, Sumatra
Bioscience (SumBio) – Bah Lias Research Station,
produced 20.7 millions high quality oil palm seeds
this year compared to 18.1 million in 2009. The
Company remains confident in the demand for
oil palm seeds as the market recovered from
global financial crisis. Lonsum sells its seeds with
dari 19,0 ton/ha menjadi 17,1 ton/ha
di 2010, antara lain karena penambahan area
menghasilkan sebesar 6.744 ha. TBS yang dibeli
dari plasma dan pihak ketiga menurun 11,7% menjadi
415.119 ton di akhir tahun 2010, akibat pengaruh
cuaca yang kurang mendukung. Di tahun 2010,
TBS dari plasma dan pihak ketiga menyumbangkan
sekitar 26% dari total TBS yang diolah oleh pabrik
Perseroan, menurun dari sebesar 29% di tahun
2009. Hasil panen CPO inti mencapai 4,0 ton/ha
dengan tingkat rendemen minyak sawit (OER) dan
tingkat rendemen inti sawit masing-masing sebesar
23,1% dan 5,8%.
Kondisi cuaca yang kurang mendukung, terutama
hujan di pagi hari, kembali mempengaruhi
efektivitas proses penyadapan karet dan
menyebabkan terbuangnya lateks di perkebunan
inti maupun plasma di Sulawesi Selatan dan
Sumatera Selatan. Akibatnya, produksi karet
mengalami penurunan sebesar 15,2% menjadi
18.492 ton di 2010 dari sebesar 21.806 ton
di tahun 2009. Tingginya harga karet juga
menciptakan persaingan dalam memperoleh
produk karet yang berkualitas dari perkebunan
plasma dan pihak ketiga, yang mempengaruhi
total volume produksi karet.
Pusat pengolahan bibit Lonsum, Sumatra
Bioscience (SumBio) – Pusat Penelitian Bah Lias,
memproduksi sebanyak 20,7 juta bibit sawit
unggul tahun ini, dibanding sebanyak 18,1 juta
bibit di tahun 2009. Perseroan meyakini, bahwa
permintaan bibit sawit akan bertahan seiring
pemulihan pasar dari krisis keuangan global.
Oil Palm Age Profile - NucleusProfil Umur Kelapa Sawit - Inti
Rubber Age Profile - NucleusProfil Umur Karet - Inti
Immature15%> 20 Years
7%07 - 20 Years
58%
04-06 Years20%
35% are below 7 Years
31 December 2010Planted Area:
80,372 haAvg Age: 11.0 Years
Immature25%> 20 Years
13%06 - 20 Years
62%
31 December 2010Planted Area:
17,619 haAvg Age: 12.6 Years
LAPOrAN TAHUNAN Annual Report 2010 • PT PP London Sumatra Indonesia Tbk38
official certification from the government directly
to customers, without appointing any agents or
distributors. SumBio prides itself in the quality of
the seeds through renowned research program.
Together, cocoa and tea accounted for less than
5% of Lonsum’s plantation area with production of
1,247 tons of cocoa and 1,394 tons of tea in 2010.
INfRASTRuCTuRE DEVELOPMENT
Infrastructure development has been one of
Lonsum’s key priorities to improve productivity
and production level within the Company’s estates.
Despite delays in several areas due to heavy
rainfalls and short dry months, we recorded some
notable progress during the year.
Ongoing road works in 2010 have improved the
transportation of crops and fertilizers during
the rainy season, particularly in South Sumatra.
The Company completed the construction of
river crossing infrastructure that facilitates
transportation of FFBs from a newly matured area
of around 1,100 ha in South Sumatra to the closest
mill.
To enhance transportation reliability, in 2009 the
Company decided to build its internal transport
capability, adopting the practice from our parent
company, IndoAgri. Internal transport is a more
reliable alternative to third party outsourcing and
it will also improve overall productivity as well as
deliver greater control over logistics management
in the long run. The internal transport procurement
program was largely completed in 2010 with a few
more trucks expected to be delivered in the first
quarter of 2011. The operational implementation
of internal transport will continue to be fine tuned
with the full benefit to be realized in the following
years.
Housing construction and rehabilitation for
permanent workers remained one of Lonsum’s
key priorities, especially in South Sumatra
estates. This will be part of medium-term
projects, following the Company’s strategy to raise
productivity by hiring more permanent workers,
especially harvesters.
Lonsum melakukan penjualan bibit tanaman
yang dilengkapi dengan sertifikasi resmi dari
Pemerintah, langsung kepada para pelanggan
tanpa melalui agen ataupun distributor perantara.
SumBio dikenal memproduksi bibit berkualitas
yang didukung oleh keunggulan program
penelitiannya.
Kakao dan teh meliputi kurang dari 5% area
perkebunan Lonsum, dengan produksi sebesar
1.247 ton kakao dan 1.394 ton teh di tahun 2010.
PENgEMBANgAN INfASTRuKTuR
Pengembangan infrastruktur merupakan salah
satu prioritas utama Lonsum untuk meningkatan
produktivitas dan produksi area perkebunannya.
Walaupun harus mengalami penundaan akibat
curah hujan yang tinggi, kami berhasil meraih
kemajuan berarti selama tahun 2010.
Pekerjaan konstruksi jalan di tahun 2010 telah
meningkatkan proses pengangkutan hasil panen
dan pupuk selama musim hujan, terutama di
Sumatera Selatan. Perseroan telah menyelesaikan
pembuatan infrastruktur penyeberangan sungai,
yang mendukung proses pengangkutan TBS dari
area yang baru menghasilkan sekitar 1.100 ha di
Sumatera Selatan ke pabrik pengolahan terdekat.
Guna meningkatkan kehandalan proses
pengangkutan, di tahun 2009 Lonsum telah
memutuskan untuk membangun kemampuan
transportasi internalnya, dengan mengadopsi
praktek yang dilakukan oleh perusahaan induk
Perseroan, IndoAgri. Transportasi internal
merupakan alternatif yang lebih dapat diandalkan
dibandingkan pengangkutan dari pihak ketiga,
serta juga dapat meningkatkan produktivitas dan
kontrol manajemen logistik yang lebih baik dalam
jangka panjang. Program pengadaan transportasi
internal sebagian besar telah terealisasi di tahun
2010, dengan beberapa truk lagi diharapkan
dapat diperoleh di kuartal pertama tahun 2011.
Implementasi operasional dari transportasi internal
akan terus disempurnakan, dan manfaatnya
diharapkan dapat dirasakan di tahun-tahun
mendatang.
Pembangunan dan rehabilitasi fasilitas perumahan
bagi para pekerja tetap merupakan salah satu
prioritas utama Lonsum, terutama di area
perkebunan Sumatera Selatan. Inisiatif ini
merupakan bagian dari proyek jangka menengah
Perseroan, sejalan dengan strategi peningkatan
produktivitas Lonsum melalui penambahan jumlah
karyawan tetap, terutama pekerja pemanen.
LAPOrAN TAHUNAN Annual Report 2010 • PT PP London Sumatra Indonesia Tbk 39
Unfavorable weather condition during the year,
readiness of the area and some social issues,
hampered the expansion of plantation acreage.
As a result, the Company was only able to carry
out oil palm planting program of 1,815 ha,
comprises 1,090 ha new planting and 725 ha
replanting, while replanting program for rubber
was 704 ha in 2010.
As part of ongoing synergy building program
with the Group to promote best practices in
agriculture management and standardization, in
2010 the Company was preparing its estates for
the implementation of a block management control
system. The preparation includes new block sizing
with smaller parcels of 25 – 30 ha per block which
will allow more rigorous, block-per-block analysis
on nutrient requirement, productivity and yield
performance.
More tangible synergies with the Group also
continued in other areas, such as information
technology (IT), community development,
compliance and risk management practices.
With respect to IT, Lonsum is taking part in the
designing phase of SAP blue print as well as in the
implementation team during the pilot testing.
All these initiatives have started to bring positive
outcomes, both for Lonsum and the Group.
Plans are already in place to further combine
the experience and expertise that is expected
to improve operational excellence for further
efficiency and productivity.
OuTLOOK AND fuTuRE PRIORITIES
Volatility in CPO and rubber prices is expected to
continue in 2011 and beyond. Nevertheless, above
and beyond year-to-year price fluctuations of CPO,
rubber and other agriculture products, we are
confident that over the longer term, the demand is
likely to remain strong.
The global demand for palm oil has soared in the
last two decades, first for its use in food, consumer
products and more recently as the raw material for
biofuel. The growing affluence of China and India,
the world’s top two importing nations, means that
the demand for edible vegetable oils is likely to
continue to increase.
Kondisi cuaca yang kurang mendukung sepanjang
tahun, kesiapan area serta beberapa permasalahan
sosial telah menghambat proses perluasan area
perkebunan. Perseroan hanya dapat melakukan
program penanaman kelapa sawit di area seluas
1.815 ha, yang terdiri dari 1.090 ha penanaman
baru serta 725 ha penanaman kembali. Program
penanaman kembali karet di tahun 2010 mencapai
seluas 704 ha.
Sebagai kelanjutan program pembangunan sinergi
dengan Grup untuk melaksanakan manajemen
perkebunan dan standarisasi yang terbaik, di tahun
2010 Perseroan telah menyiapkan implementasi
sistem kontrol manajemen blok di area
perkebunannya. Persiapan mencakup pembentukan
blok baru yang lebih kecil seluas antara 25-30 ha
per blok, guna mendukung analisa blok yang
lebih menyeluruh dalam hal kebutuhan nutrisi,
produktivitas dan kinerja hasil panen.
Hasil nyata dari sinergi dengan Grup juga dicapai
di bidang-bidang lain, seperti bidang teknologi
informasi, pengembangan komunitas, kepatuhan
dan pengelolaan risiko. Di bidang teknologi
informasi, Lonsum aktif terlibat dalam fase
perencanaan cetak biru SAP serta dalam tim
implementasi selama proses uji coba.
Inisiatif-inisiatif di atas telah mulai memberikan
sumbangan positif bagi Lonsum dan Grup. Kami
telah menyiapkan rencana lanjutan untuk terus
menggabungkan pengalaman dan keahlian guna
meningkatkan keunggulan operasional yang dapat
meningkatkan efisiensi dan produktivitas.
PANDANgAN DAN PRIORITAS KE DEPAN
Gejolak harga CPO dan karet diperkirakan akan
terus berlanjut di tahun 2011 serta tahun-tahun
mendatang. Namun demikian, terlepas dari
berlanjutnya fluktuasi harga CPO, karet dan
produk-produk perkebunan lainnya, kami meyakini
bahwa permintaan akan tetap tinggi dalam jangka
panjang.
Permintaan dunia akan minyak sawit terus
meningkat selama dua dekade terakhir, baik
untuk digunakan sebagai bahan makanan, produk
konsumen maupun baru-baru ini sebagai bahan
kandungan biofuel. Peningkatan taraf hidup di Cina
dan India, dua negara pengimpor terbesar di dunia,
akan terus mendorong berlanjutnya permintaan
minyak nabati.
LAPOrAN TAHUNAN Annual Report 2010 • PT PP London Sumatra Indonesia Tbk40
As the second largest producer of CSPO in
Indonesia, Lonsum continues to promote
sustainable farming practices and is committed
to pursue further RSPO certifications for the
remaining estates. Lonsum will continue
expanding its planted area by developing lands
into plantations in a sustainable way without
endangering biodiversity or threatening high
conservation value forests. The expansion focuses
on oil palm, especially in South Sumatra and East
Kalimantan.
We will continue executing Lonsum’s medium term
project with emphasis on operational excellence to
achieve higher productivity and efficiency. Further
fine tuning on the implementation of internal
transport will be carried out with assistance from
IndoAgri. With more normalized weather condition
in 2011, infrastructure development on road works
will be accelerated. More housing construction is
to be expected including water supply and other
facility development to improve the working
condition of our workers.
Lonsum always recognizes the strategic importance
of fostering mutually beneficial partnerships
with local communities by promoting stronger
partnerships, including with the plasma farmers.
Further relationship enhancement with the plasma
farmers is one of the strategies to be carried out
next year to improve the flow of FFB from plasma
to our mills which will increase our mill utilization.
Further synergies with the Group will also continue
in the area of IT, in the form of preparation for
implementing and rolling out the SAP system to
other parts of the Group and the Company.
Sebagai produsen CSPO terbesar kedua di
Indonesia, Lonsum terus mendorong praktek
perkebunan berkelanjutan dan berkomitmen untuk
terus meraih sertifikasi RSPO di area perkebunan
lainnya. Lonsum akan terus melakukan perluasan
area perkebunan secara berkelanjutan tanpa
membahayakan keberadaan keanekaragaman
hayati atau mengancam kelestarian hutan
konversi. Proses perluasan akan difokuskan pada
kelapa sawit, terutama di Sumatera Selatan dan
Kalimantan Timur.
Kami akan terus melaksanakan proyek jangka
menengah Lonsum, yang mengedepankan
keunggulan operasional guna mencapai tingkat
produktivitas dan efisiensi yang lebih baik.
Selain itu, upaya penyempurnaan implementasi
transportasi internal akan berlanjut dengan
bantuan IndoAgri. Dengan kondisi cuaca yang
kembali normal pada tahun 2011, pengembangan
infrastruktur jalan akan dipercepat. Pembangunan
perumahan juga akan ditingkatkan, yang
mencakup pembangunan fasilitas air serta fasilitas
lainnya untuk memperbaiki kondisi kerja para
pekerja Perseroan.
Lonsum senantiasa menyadari nilai strategis dari
terciptanya kemitraan saling menguntungkan
dengan komunitas setempat, antara lain dengan
membangun kemitraan yang solid dengan para
petani plasma. Peningkatan kerjasama dengan
para petani plasma merupakan salah satu strategi
di tahun mendatang untuk meningkatkan jumlah
TBS dari lahan plasma ke pabrik pengolahan,
sehingga dapat meningkatkan utilisasi dari pabrik-
pabrik kami.
Upaya sinergi dengan Grup akan terus berlanjut
di bidang teknologi informasi, dalam bentuk
persiapan implementasi sistem SAP di unit-unit
Grup dan Perseroan.
LAPOrAN TAHUNAN Annual Report 2010 • PT PP London Sumatra Indonesia Tbk 41
42
reSeArcH AND DeVeLOPMeNT Penelitian dan Pengembangan
42 LAPOrAN TAHUNAN Annual Report 2010 • PT PP London Sumatra Indonesia Tbk
LAPOrAN TAHUNAN Annual Report 2010 • PT PP London Sumatra Indonesia Tbk 43
Sumatra Bioscience (SumBio), our research and
development (R&D) arm, with its main station
at Bah Lias, North Sumatra, provides expertise
in the areas of agronomy, crop protection, plant
tissue culture, biotechnology, pathology and
entomological research as well as producing
quality oil palm and cocoa planting material.
The research center operates comprehensive
facilities for the analysis of soil, palm oil,
latex and tissue culture, as well as fertilizer
recommendations. In addition, SumBio’s advanced
palm oil seed-breeding program also operates
seed germination facilities capable of producing up
to 25 million superior oil palm seeds per annum.
It also continues to support Lonsum’s plantation
management.
PLANT BREEDINg
Our plant breeding research activities focus
on the development of top quality seed and
planting material through parental selection,
crossing, numerous field trials and biotechnology.
The Quality Management Systems of SumBio’s
seed production, sales, breeding and tissue
culture operations remain fully compliant with
ISO9001:2008 standards, thereby ensuring the
quality and consistency of our seed products, and
preserving our status as the premium oil palm
seeds producer in Indonesia.
Sumatra Bioscience (SumBio), divisi penelitian dan
pengembangan (R&D: research & development)
kami yang berpusat di Bah Lias, Sumatera Utara,
memiliki keahlian penelitian di bidang agronomi,
perlindungan tanaman, kultur jaringan tanaman,
teknologi hayati, patologi dan ilmu entomologi
serta memproduksi bahan tanaman berkualitas
untuk kelapa sawit dan kakao. Pusat penelitian
tersebut dilengkapi dengan fasilitas yang lengkap
untuk analisa tanah, kelapa sawit, lateks dan kultur
jaringan, serta rekomendasi pemupukan. Selain
itu, program pembibitan kelapa sawit SumBio
juga mengelola fasilitas germinasi bibit sawit yang
mampu memproduksi hingga 25 juta bibit sawit
unggul per tahun. SumBio juga terus mendukung
pengelolaan perkebunan Lonsum.
PEMuLIAAN TANAMAN
Kegiatan penelitian kami di bidang pemuliaan
tanaman difokuskan pada pengembangan bibit
dan bahan tanaman berkualitas prima melalui
pemilihan asal-usul bibit, persilangan, berbagai
percobaan di lapangan serta teknologi hayati.
Sistem Manajemen Mutu untuk produksi bibit,
penjualan, kegiatan pemuliaan dan kultur
jaringan telah sepenuhnya memenuhi standar
ISO9001:2008, sehingga menjamin kualitas
dan konsistensi produk-produk bibit kami, serta
tetap menempatkan Perseroan sebagai produsen
bibit sawit berkualitas prima yang terdepan di
Indonesia.
“SumBio, our r&D arm, operates comprehensive facilities for the analysis of soil, plant tissue, fertilizer, palm oil and latex.”
“SumBio, divisi r&D kami, memiliki fasilitas yang lengkap untuk analisa tanah, jaringan tanaman, pupuk, kelapa sawit dan lateks.”
LAPOrAN TAHUNAN Annual Report 2010 • PT PP London Sumatra Indonesia Tbk44
AgRONOMy
The agronomy division conducts fertilizer and
herbicide trials, undertakes yield forecasts, as
well as the analysis of oil extraction rates and
optimal planting densities to ensure the highest
productivity across our estates. The division
continues the development of aerated bunkers for
the conversion of palm oil mill effluent (POME) and
empty fruit bunches (EFB) to organic fertilizer.
This offers cost advantages by saving inorganic
fertilizer costs and environmental advantages. It
is also developing innovative solutions to manage
other wastes and reduce production costs.
CROP PROTECTION
Crop protection activities are focused on preventing
crop losses by developing effective integrated
pest and disease management (IPM) systems
based on the monitoring of potential pest and
disease outbreaks, identification of new pests and
pathogens and development of effective biological
control methods.
We continued to make good progress in developing
planting material which can be identified as being
more resistant to Ganoderma and multi-location
trials are in progress to confirm this material shows
this resistance in a wide range of environments.
There is also extensive work to optimize oil palm
and rubber replanting practices to prevent high
losses during the first years after planting and
to further develop an antagonistic fungus (eg.
Trichoderma spp) to prevent Ganoderma re-
infection in the field.
DATA MANAgEMENT ANALySIS
To enhance Lonsum’s data analysis capabilities,
we continue to develop the collection, organization
and analysis of data from the hundreds of field
trials conducted by SumBio. As part of the ongoing
synergy building program to promote best practices
in agriculture management and standardization
with the Group, in 2010 the Company was
preparing its estates for the implementation of a
block management control system, which includes
AgRONOMI
Divisi agronomi melakukan analisa percobaan
pupuk dan herbisida, pengukuran hasil panen serta
analisa tingkat rendemen dan kepadatan tanaman
yang optimal untuk mendukung tercapainya tingkat
produktivitas tertinggi di area perkebunan kami.
Divisi ini juga terus mengembangkan aerated
bunkers untuk konversi limbah pengolahan kelapa
sawit (POME: palm oil mill effluent) dan janjang
kosong (EFB: empty fruit bunches) untuk menjadi
pupuk organik. Hal ini akan memberikan manfaat
melalui penghematan biaya pupuk anorganik dan
keuntungan untuk lingkungan. Divisi agronomi
juga mengembangkan berbagai solusi inovatif
pengelolaan limbah serta penghematan biaya
produksi.
PERLINDuNgAN TANAMAN
Kegiatan perlindungan tanaman difokuskan pada
pencegahan kehilangan hasil tanaman melalui
pengembangan sistem penanggulangan hama
dan penyakit terpadu (IPM: integrated pest and
disease management) yang efektif berdasarkan
pemantauan potensi berjangkitnya hama dan
penyakit, identifikasi hama dan patogen baru,
serta pengembangan metode pengendalian
berbasis teknologi hayati yang efektif.
Kami terus meraih kemajuan berarti dalam
pengembangan bahan tanaman yang lebih
tahan terhadap Ganoderma, dan saat ini sedang
dilakukan uji coba di beberapa lokasi untuk
membuktikan ketahanan bahan tanaman tersebut
di berbagai kondisi lingkungan. Kami juga
melakukan upaya intensif untuk mengoptimalkan
praktek penanaman kembali kelapa sawit dan karet
guna mencegah kehilangan hasil tanaman selama
tahun-tahun pertama pasca penanaman serta
pengembangan jamur antogonis (Trichoderma
spp) untuk mencegah terjadinya infeksi ulang
Ganoderma di area perkebunan.
ANALISA PENgELOLAAN DATA
Dalam rangka meningkatkan kemampuan
Lonsum di bidang analisa data, kami terus
mengembangkan proses pengumpulan, organisasi
dan analisa data dari berbagai uji coba lapangan
yang dilakukan oleh SumBio. Sebagai bagian
dari program peningkatan sinergi dengan Grup
guna melaksanakan praktek terbaik di bidang
manajemen dan standarisasi perkebunan, di
tahun 2010 Perseroan mulai menyiapkan area
LAPOrAN TAHUNAN Annual Report 2010 • PT PP London Sumatra Indonesia Tbk 45
new block sizing with smaller parcels of 25 –
30 ha per block. This will allow more rigorous,
block-per-block analysis of nutrient requirements,
productivity and yield performance. We have also
intensified the deployment of GPS and satellite
imagery technologies to ensure that our estate
maps are up to date as modern management tools,
and include the complete mapping of HGU points,
land compensation, security drains, portals and
high conservation value (HCV) areas.
In 2010, SumBio was the organization with
the highest number of scientific papers at the
principal international oil palm conference held
in Yogyakarta, Indonesia, thereby enhancing
SumBio brand awareness and motivating our
researchers, without sacrificing competitiveness.
The papers reported leading results from all areas
of research including the significant progress
with biotechnology research. They also outlined
strategies to apply these results to breeding
programs. A total of 26 scientific papers were
presented at conferences and published in scientific
journals during the year.
2011 OuTLOOK
Over the longer term, improvement in crop yields
will lower production costs and increase supplies
and reduce the pressure for new land clearing.
Lonsum continues its adherence to its strategy of
selling seeds with increasing yield potential which
are of the highest genetic integrity and quality.
SumBio will not sacrifice product quality in order
to achieve additional sales volumes. Currently
we are evaluating the establishment of a new
Genetic Research and Development Center at Bah
Lias, North Sumatra to support further genomics
and tissue culture research for the seed breeding
programs. We aim to improve our competitiveness
and capabilities by continuing the establishment of
an integrated R&D organization which can exploit
synergies within the Group’s R&D to enhance the
value of our seed products and to increase our
brand presence as a high quality seed producer.
perkebunannya untuk implementasi sistem kontrol
manajemen blok, yang meliputi pembentukan
blok baru yang lebih kecil seluas 25-30 ha per
blok. Sistem blok baru ini akan mendorong analisa
blok yang lebih menyeluruh dalam hal kebutuhan
nutrisi, produktivitas dan kinerja hasil panen.
Kami juga telah meningkatkan upaya perluasan
penggunaan teknologi GPS dan pencitraan satelit
sebagai alat manajemen yang moderen untuk
menjamin tersedianya peta perkebunan yang
terkini, dan mencakup titik-titik HGU, kompensasi
lahan, parit pengaman, portal dan kawasan bernilai
konservasi tinggi (HCV: high conservation value).
Di tahun 2010, SumBio berhasil menempatkan
diri sebagai organisasi dengan jumlah publikasi
ilmiah terbanyak pada konferensi kelapa sawit
internasional di Yogyakarta, Indonesia, yang
telah meningkatkan brand SumBio dan motivasi
para periset tanpa mengorbankan kemampuan
bersaing Perseroan. Publikasi ilmiah tersebut
melaporkan hasil-hasil penting di berbagai
bidang penelitian, termasuk kemajuan signifikan
di bidang penelitian teknologi hayati. Publikasi
tersebut juga menguraikan strategi-strategi
untuk mengaplikasikan hasil temuan ke dalam
program budi daya. Selama tahun 2010, sebanyak
26 publikasi ilmiah telah dipresentasikan dalam
berbagai konferensi dan diterbitkan dalam jurnal-
jurnal ilmiah.
PANDANgAN 2011
Dalam jangka panjang, peningkatan hasil
panen akan mengurangi biaya produksi,
meningkatkan panen dan mengurangi tekanan
untuk perluasan lahan perkebunan yang baru.
Lonsum terus mempertahankan strateginya
dalam hal menjual bibit yang memberikan hasil
panen yang semakin tinggi, dengan integritas
genetik dan kualitas tertinggi. SumBio tidak
akan mengorbankan tingkat kualitas produknya
untuk meningkatkan volume penjualan. Untuk
terus mendukung penelitian di bidang genomik
dan kultur jaringan yang menunjang program
pemuliaan bibit tanaman, saat ini kami sedang
melakukan kajian tentang pendirian Pusat
Penelitian dan Pengembangan Genetik baru
di Bah Lias, Sumatera Utara. Kami akan terus
meningkatkan daya saing dan kemampuan kami
dengan terus melanjutkan pembentukan organisasi
penelitian & pengembangan yang terintegrasi serta
memanfaatkan peluang sinergi dengan Grup dalam
rangka meningkatkan nilai produk bibit dan merek
kami sebagai produsen bibit berkualitas prima.
4646
eNVIrONMeNT ANDcOrPOrATe SOcIAL reSPONSIBILITy Lingkungan dan Tanggung JawabSosial Perusahaan
LAPOrAN TAHUNAN Annual Report 2010 • PT PP London Sumatra Indonesia Tbk
LAPOrAN TAHUNAN Annual Report 2010 • PT PP London Sumatra Indonesia Tbk 47
As clearly stated in our corporate mission to add
value for stakeholders in agribusiness, Lonsum
always believes the importance of balancing
solid business results with a commitment to the
Company’s responsibility towards the environment
and community.
In 2009, Lonsum received the Roundtable of
Sustainable Palm Oil (RSPO) certification for its
North Sumatra estates and mills, following a four-
year program to comply with all eight principles,
39 criterias and 139 indicators. RSPO is the first
sustainability standard in the world for any food
crop. Lonsum produced approximately 170,000
tons of certified sustainable palm oil (CSPO), which
positioned Lonsum as currently the second largest
producer of CPSO in the country.
In February to March 2010, the Company has
successfully passed the annual surveillance audit
from TUV Nord for its North Sumatra estates and
mills, a further evidence of Lonsum’s commitment
toward sustainability by meeting the standards
set by RSPO’s rigorous Principles and Criteria
(P&C). Lonsum is currently in the process to
Seperti diuraikan dalam misi Perseroan untuk
menambah nilai bagi para pemangku kepentingan
dibidang agribisnis, Lonsum senantiasa meyakini
pentingnya menjaga keseimbangan antara
pencapaian kinerja usaha yang positif dengan
tanggung jawabnya kepada lingkungan dan
masyarakat sekitar.
Pada tahun 2009, Lonsum berhasil meraih
sertifikasi Roundtable of Sustainable Palm Oil
(RSPO) untuk area perkebunan dan pabriknya di
Sumatera Utara, setelah melalui proses panjang
selama empat tahun untuk memenuhi delapan
prinsip, 39 kriteria dan 139 indikator RSPO. RSPO
merupakan standar keberlanjutan pertama di dunia
untuk tanaman pangan. Lonsum memproduksi
sekitar 170.000 ton minyak sawit lestari (CSPO),
yang menempatkan Lonsum saat ini sebagai
produsen CSPO terbesar kedua di Indonesia.
Dari bulan Februari hingga Maret 2010, Perseroan
berhasil menyelesaikan proses audit tahunan oleh
TUV Nord untuk area perkebunan dan pabrik di
Sumatera Utara. Pencapaian ini merupakan bukti
komitmen Lonsum terhadap praktek keberlanjutan,
dengan memenuhi standar yang telah ditetapkan
dalam prinsip-prinsip dan kriteria RSPO (RSPO
“Lonsum believes the importance of balancing solid business results with a commitment to the company’s responsibility towards the environment and community.”
“Lonsum meyakini pentingnya menjaga keseimbangan antara pencapaian kinerja usaha yang positif dengan tanggung jawabnya kepada lingkungan dan masyarakat sekitar.”
LAPOrAN TAHUNAN Annual Report 2010 • PT PP London Sumatra Indonesia Tbk48
receive certification from RSPO for one of its South
Sumatra estates and mills.
Lonsum is also one of the founding members of,
and continued to become an active player in the
Indonesian National Interpretation Working Group
(INA-NIWG), which oversees the interpretation
of RSPO’s P&C within the context of Indonesia’s
legislation and language.
With respect to meeting the sustainability
standards, Lonsum recognizes the importance
of conducting its operations in line with the
standards set by the Government. In 2010, for
two consecutive years our Turangie mill in North
Sumatra and Sei Lakitan mill in South Sumatra
received a Grade Blue for PROPER (Company
Environmental Performance Rating Program) from
Indonesia’s Environment Ministry. During the year,
16 locations in our estates were also awarded with
the Gold Flag SMK3 (Health & Safety Management
System) certificate from the Indonesian Ministry
of Manpower, the highest workplace safety related
recognition awarded by the government, and
the OHSAS 18001:2007 (Occupational Health
and Safety Assessment Series) certificate from
Sucofindo.
We recognize that community is an essential
stakeholder in our business and will ensure to
maintain healthy relationships through regular,
genuine consultation and by facilitating community
development. In the area of community
development, Lonsum believes that projects
conducted in the name of Corporate Social
Responsibility (CSR) should be sustainable, hence
our continued pursuit of activities in the field of
education, public health, community development
and disaster relief efforts.
In the field of education, we continued to give
support in communities adjacent to our plantation
estates. Working together with Indonesia Heritage
Jakarta, we organized training sessions for 15
kindergarten schools in South Sumatra. In 2010,
we also took part in the rehabilitation of seven
school buildings in North and South Sumatra,
East Kalimantan, West Java and South Sulawesi,
as well as the construction of three new schools
in South Sumatra. Honorarium support continued
to be provided this year, to 78 teachers working
in schools with insufficient numbers of teachers.
P&C). Saat ini Lonsum sedang dalam proses
sertifikasi RSPO bagi salah satu area perkebunan
dan pabriknya di Sumatera Selatan.
Lonsum juga merupakan salah satu pendiri,
serta terus aktif berperan dalam Kelompok Kerja
Interpretasi Nasional Indonesia (INA-NIWG: the
Indonesian National Interpretation Working Group),
yang bertanggung jawab menginterpretasikan P&C
RSPO dalam konteks hukum, peraturan dan bahasa
Indonesia.
Dalam rangka memenuhi standar-standar
keberlanjutan, Lonsum juga memastikan bahwa
operasi usahanya sejalan dengan standar yang
telah ditetapkan pemerintah. Pada tahun 2010,
untuk dua tahun berturut-turut pabrik kelapa sawit
kami di Turangie, Sumatera Utara dan pabrik di
Sei Lakitan, Sumatera Selatan, berhasil meraih
Peringkat Biru untuk PROPER (Program Penilaian
Peringkat Kinerja Perusahaan) dari Kementerian
Lingkungan Hidup Republik Indonesia. Di tahun
yang sama, 16 area perkebunan kami juga
meraih sertifikasi Bendera Emas untuk Sistem
Manajemen Kesehatan dan Keselamatan (SMK3)
dari Kementerian Tenaga Kerja Republik Indonesia,
penghargaan tertinggi di bidang keselamatan
kerja dari pemerintah, serta sertifikasi OHSAS
18001:2007 (Penilaian Kesehatan dan Keselamatan
kerja) dari Sucofindo.
Kami menyadari bahwa masyarakat sekitar
merupakan anggota pemangku kepentingan yang
penting bagi Perseroan. Oleh karenanya, Perseroan
senantiasa menjalin hubungan yang sehat melalui
interaksi yang tulus dan berkelanjutan, serta
program-program pengembangan komunitas.
Lonsum meyakini, bahwa proyek tanggung
jawab sosial haruslah merupakan proyek yang
berkelanjutan, melalui kegiatan-kegiatan di bidang
pendidikan, kesehatan masyarakat, pengembangan
komunitas dan penanggulangan bencana.
Di bidang pendidikan, kami terus memberikan
dukungan pada masyarakat di sekitar area
perkebunan Perseroan. Bekerja sama dengan
Indonesia Heritage Jakarta, di tahun 2010 kami
telah melaksanakan program pelatihan bagi
sebanyak 15 sekolah taman kanak-kanak di
Sumatera Selatan. Kami juga terlibat dalam proses
rehabilitasi tujuh gedung sekolah di Sumatera
Utara dan Selatan, Kalimantan Timur, Jawa Barat
dan Sulawesi Selatan, serta proses pembangunan
tiga sekolah baru di Sumatera Selatan. Kami
melanjutkan program pemberian tunjangan honor
LAPOrAN TAHUNAN Annual Report 2010 • PT PP London Sumatra Indonesia Tbk 49
Lonsum’s scholarship program, Beasiswa Merdeka,
provides financial assistance to 85 kindergarten,
primary, secondary and high school students
living in our estate areas. During the year, we
sponsored one of our employee’s children who got
the opportunity to participate in Intel International
Science and Engineering (LSIEF) competition in
San Jose, California, U.S. Lonsum also continued
to donate books, computers and other learning
facilities that so far succeeded in helping students
raise their skill and knowledge levels.
In public health development, 2010 was the second
year where Lonsum worked in partnership with
the Group by providing free medical checkups,
vitamins and healthy food as well as free
consultations for about 400 pregnant mothers and
children. We implemented clean water programs
for 300 families with limited access to clean water
in South Sulawesi and provided free house fogging
programs in North Sumatra for malaria disease
prevention in 44 villages, which covered close to
14,000 families. In May 2010, Lonsum organized
its annual blood donor program participated by
employees in its Jakarta head office and branch
offices in Medan, Palembang and Samarinda.
Participation in community development covers
initiatives supporting various religious activities
such as MTQ (Qur’an reading competitions) in
collaboration with the local government. The
Company also donated more than 4,000 packages
of basic supplies during the Lebaran and Christmas
periods to disadvantaged families living in and
around the plantation areas. Lonsum is taking
part in the rehabilitation of rural roads connecting
remote villages with the provincial highway system.
Equally important, Lonsum serves as an active
agent in promoting the welfare of the community
through its economy development programs for
plasma farmers. Last year, we invited more than
270 farmers in East Kalimantan to become part of
the Company’s plasma farmer network.
Finally, we always take part in relief and recovery
efforts to help victims in the event of natural
disasters. Last year, we provided assistance for
470 families covering at least 1,600 beneficiaries
that were the victims of the Sinabung, Merapi
Yogyakarta and Mentawai West Sumatra natural
disasters by distributing free medication, mineral
water and ready-to-eat food in areas stricken by
these calamities.
bagi 78 guru di sekolah-sekolah yang kekurangan
tenaga guru. Program beasiswa Lonsum, Beasiswa
Merdeka, memberikan bantuan keuangan bagi
sebanyak 85 siswa taman kanak-kanak, SD, SMP
dan SMA yang tinggal di wilayah perkebunan. Di
tahun 2010, kami menjadi sponsor bagi salah
satu putra karyawan Perseroan yang memperoleh
kesempatan berpartisipasi dalam kompetisi Intel
International Science and Engineering (LSIEF) di
San Jose, California, Amerika Serikat. Lonsum
juga terus memberikan sumbangan dalam bentuk
buku, komputer serta fasiltas belajar lainnya,
yang sejauh ini berhasil membantu meningkatkan
pengetahun para siswa.
Di bidang pengembangan kesehatan masyarakat,
tahun 2010 merupakan tahun kedua kerjasama
Lonsum dengan Grup dalam penyediaan
pengecekan kesehatan gratis, vitamin, makanan
sehat serta konsultasi gratis bagi sekitar 400 ibu
hamil dan anak-anak. Kami telah melaksanakan
program penyediaan air bersih bagi 300 keluarga
di lokasi yang mengalami kelangkaan air bersih
di Sulawesi Selatan, serta program pengasapan
rumah tinggal gratis di Sumatera Utara untuk
penanggulangan wabah malaria di 44 desa yang
menjangkau sekitar 14.000 keluarga. Pada bulan
Mei 2010, Lonsum mengadakan program donor
darah yang diikuti oleh para karyawan di kantor
pusat Jakarta serta kantor-kantor cabang di
Medan, Palembang dan Samarinda.
Partisipasi di bidang pengembangan masyarakat
mencakup kegiatan mendukung berbagai kegiatan
keagamaan, seperti kegiatan MTQ bekerja sama
dengan pemerintah setempat. Perseroan juga
menyumbangkan lebih dari 4.000 paket sembako
selama masa Lebaran dan Natal bagi para keluarga
yang kekurangan di area perkebunan. Lonsum
aktif terlibat dalam rehabilitasi jalan-jalan desa
untuk menghubungkan desa-desa terpencil dengan
infrastruktur jalan raya propinsi. Tidak kalah
pentingnya, Lonsum juga aktif berperan dalam
peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui
program-program pengembangan ekonomi bagi
para petani plasma. Di tahun 2010, Perseroan
mengundang lebih dari 270 petani di Kalimantan
Timur untuk bergabung dalam jaringan petani
plasma Lonsum.
Kami selalu mengambil bagian dalam upaya
pemberian bantuan bagi para korban bencana
alam. Di tahun 2010, kami telah membantu
sebanyak 470 keluarga yang terdiri dari 1.600
penerima manfaat korban bencana di Sinabung,
Merapi Yogyakarta, dan kepulauan Mentawai
Sumatera Barat melalui pemberian pengobatan
cuma-cuma, air mineral dan makanan.
50
HUMAN cAPITALrePOrT Laporan Sumber Daya manusia
50 LAPOrAN TAHUNAN Annual Report 2010 • PT PP London Sumatra Indonesia Tbk
LAPOrAN TAHUNAN Annual Report 2010 • PT PP London Sumatra Indonesia Tbk 51
As a Company with a total employee of more
than 12,000 people, Lonsum always recognizes
the importance of its employees’ contribution
towards the success of its strategic programs and
initiatives. Therefore, human capital development
(HCD) is considered as one of the most important
activities within the Company, which is guided by
the Company’s core values that promote Integrity,
Teamwork and drive for Excellence.
HCD develops and implements training,
organizational development and cultural
development programs within the Company.
Through the HCD activities, the Company
invests in the development of its people by
creating a stimulating environment and culture
that promotes leadership, professionalism and
continuous learning. This will enable us to build the
competencies and qualities of our employees that
will support our growth strategies, as well as our
succession plans to develop future leaders.
Sebagai Perusahaan dengan lebih dari 12.000
karyawan, Lonsum senantiasa menyadari nilai
sumbangan para karyawan dalam keberhasilan
program dan inisiatif strategisnya. Untuk itu,
pengembangan sumber daya manusia (HCD: Human
Capital Development) senantiasa dipandang sebagai
salah satu kegiatan terpenting Perseroan, dengan
pedoman nilai-nilai Perseroan yang mengedepankan
aspek Integritas, Kerjasama dan upaya mencapai
Keunggulan.
HCD mengembangkan dan melaksanakan program
pelatihan, serta pengembangan organisasi dan
budaya organisasi Perseroan. Melalui serangkaian
kegiatan HCD, Perseroan melakukan investasi
pengembangan sumber daya manusianya dengan
menciptakan lingkungan dan budaya kerja yang
mendorong proses kepemimpinan, profesionalisme
dan pembelajaran yang berkelanjutan. Kegiatan
diatas akan memungkinkan kami membangun
kompetensi dan kualitas karyawan guna menunjang
strategi perumbuhan serta rencana suksesi untuk
pengembangan pemimpin masa depan.
“Human capital development is considered as one of the most important activities within the company, which is guided by the Lonsum’s core values that promote Integrity, Teamwork and drive for excellence.”
“Pengembangan sumber daya manusia senantiasa merupakan salah satukegiatan terpenting Perseroan, dengan berpedoman nilai-nilai Lonsum yang mengedepankan aspek Integritas, Kerjasama dan upaya mencapai Keunggulan.”
LAPOrAN TAHUNAN Annual Report 2010 • PT PP London Sumatra Indonesia Tbk52
As part of its leadership development program,
the Company published and distributed a pocket
book on Leader Traits to leaders in all layers within
the organization. The pocket book describes eight
distinct characters that every leader needs to
develop. Lonsum also develops Staff Mapping on
Human Asset Value (HAV) to assess leader trait
gaps on managers’ level and used such analysis
to further develop a series of program to close the
gap.
In 2010, HCD continued to mobilize employees,
from field estates to management, to participate in
the Lonsum Improvement Project (LIP). Introduced
in April 2009, LIP is designed as a tool to infuse
Lonsum experience and culture into day-to-day
operations, which aimed to involve the whole range
of employee at the field level from harvesters and
operators to managers. LIP also aims at rallying
a mindset that promotes the spirit of continuous
improvement and innovation in crops, cost and
condition (3Cs) to deliver excellence.
During the first year, LIP received 104
improvement projects focusing on operational
improvements that will yield both tangible and
intangible benefits. In this manner, every level of
staff is encouraged to make positive impact and
have a sense of belonging as they carry out their
daily operational activities. The submissions were
eventually narrowed down by the judges to
8 projects to compete at the LIP National
Convention held in Jakarta, March 2010. In the
convention, project finalists presented their
cases and shared their experiences to attending
representatives from all estate locations. During
the second year of LIP, total participating projects
increased to 200.
The Company also provides appropriate training
programs to ensure that daily plantation activities
are infused with Lonsum’s experience and culture.
In 2010, more than 110 training sessions were
organized and attended by over 1,600 participants
with most programs aimed at aligning strategies,
developing operational management skills and
nurturing innovation.
Sebagai bagian program pengembangan
kepemimpinan, Perseroan telah menerbitkan
dan membagikan buklet berjudul Sifat-sifat
Kepemimpinan kepada para pemimpin di
seluruh jajaran organisasi. Buklet tersebut
menjelaskan delapan jenis karakter yang harus
dikembangkan oleh setiap pemimpin. Lonsum juga
menyelenggarakan kegiatan Staff Mapping atas
Human Asset Value (HAV) untuk mengidentifikasi
kesenjangan sifat kepemimpinan di level
manajer. Analisa tersebut akan digunakan untuk
mengembangkan program-program mengatasi
kesenjangan tersebut.
Di tahun 2010, HCD terus melakukan mobilisasi
karyawan, mulai dari area perkebunan sampai
ke jajaran manajemen, untuk berpartisipasi
dalam Proyek Perbaikan Lonsum (LIP: Lonsum
Improvement Project). Diluncurkan pada bulan
April 2009, LIP dirancang untuk menanamkan
pengalaman dan budaya Lonsum ke dalam
operasi sehari-hari, dengan melibatkan seluruh
jajaran karyawan di area perkebunan dari para
pemanen dan operator hingga level manajer. LIP
juga bertujuan membangun cara berpikir yang
mendorong semangat perbaikan dan inovasi
yang berkelanjutan di bidang tanaman, biaya dan
lingkungan (3C) guna meraih kesempurnaan.
Dalam tahun pertamanya, LIP menerima sebanyak
104 proyek perbaikan yang berfokus pada
perbaikan operasional akan memberi berbagai
manfaat. Melalui metoda tersebut, setiap jajaran
karyawan didorong untuk memberi sumbangan
positif dan mengembangkan rasa memiliki dalam
melaksanan kegiatan operasional sehari-harinya.
Jumlah proyek kemudian diseleksi menjadi
8 proyek oleh para juri untuk bersaing dalam
Konvensi LIP Nasional yang diselenggarakan di
Jakarta bulan Maret 2010. Selama konvensi, para
finalis mempresentasikan proyeknya dan saling
berbagi pengalaman dengan para wakil dari
seluruh lokasi perkebunan. Di tahun kedua LIP,
total proyek yang berpartisipasi meningkat menjadi
200 proyek.
Perseroan juga menyelenggarakan program
pelatihan untuk memastikan tertanamnya
pengalaman dan budaya Lonsum ke dalam
kegiatan perkebunan sehari-hari. Selama tahun
2010, sebanyak lebih dari 110 sesi pelatihan
telah diselenggarkan dan diikuti oleh lebih dari
1.600 peserta, di mana sebagian besar program
memfokuskan kepada pada penyelarasan
strategi, pengembangan ketrampilan manajemen
operasional, serta pengembangan inovasi.
LAPOrAN TAHUNAN Annual Report 2010 • PT PP London Sumatra Indonesia Tbk 53
As part of the Company’s commitment to
strengthen its research and development
capabilities, we continue to sponsor members of
SumBio’s staff to pursue PhDs. To date, two staffs
member has successfully gained their PhD with the
latest is the head of SumBio’s genomic research
group who received her PhD from the University
of Aberystwyth, U.K. in 2010. Two other research
officers are currently pursuing their PhD studies in
agronomy and crop protection.
The Company always supports the principle of
harmonious industrial relations and promotes
good communication lines between employees
and the management. To create conducive
working environment, improve the welfare of
the employees and being one of the strategic
directions, the Company continued to build and
rehabilitate houses for its employees, especially
for our estates in South Sumatra and Kalimantan.
We also built various supporting facilities,
covering sport facilities, schools, clinics, religious
facilities as well as transportation infrastructure.
To upgrade the quality of education for the
children of the employees in the estates, Lonsum
provided qualified teachers and organized training
programs for over 90 teachers aimed at developing
characters holistically, which will be implemented
as a new curriculum for schools around Lonsum’s
estates.
Lonsum’s Health and Safety practices have been
recognized by various certification bodies. The
Company has been certified with Gold Flag SMK3
standard issued by the Indonesian Ministry of
Manpower. Lonsum is also qualified for the OHSAS
from Sucofindo. Periodically, Lonsum organizes free
Medical Check Up programs for its employees in
partnership with various hospitals in the location
where the Company operates. Considering the
importance of Health and Safety matters on
the sustainability of any business, the Company
constantly finds ways to improve its capabilities in
accordance to best practices.
Sebagai bagian komitmen Perseroan untuk
memperkuat kemampuannya di bidang penelitian
dan pengembangan, kami terus memberikan
sponsor kepada para staf SumBio untuk meraih
gelar S3. Saat ini, dua anggota staf telah meraih
gelar S3 dimana di tahun 2010 kepala grup riset
genomik SumBio berhasil meraih gelar S3 dari
University of Aberystwyth, Inggris. Dua orang
karyawan lainnya saat ini sedang melaksanakan
studi S3-nya di bidang agronomi dan perlindungan
tanaman.
Perseroan senantiasa mendukung prinsip hubungan
industrial yang harmonis dan mendorong
terciptanya komunikasi yang baik antara karyawan
dan manjemen. Dalam rangka menciptakan
lingkungan kerja yang kondusif, meningkatkan
kesejahteraan karyawan serta sebagai bagian dari
arah strateginya, Perseroan terus melaksanakan
pembangunan dan rehabilitasi perumahan
karyawan, terutama di area perkebunan di
Sumatera Selatan dan Kalimantan. Kami juga
membangun berbagai fasilitas pendukung,
seperti fasilitas olah raga, sekolah, klinik, fasilitas
keagamaan serta infrastruktur transportasi. Guna
meningkatkan kualitas pendidikan bagi anak-
anak karyawan di area perkebunan, Lonsum
menyediakan tenaga guru berkualitas dan
melaksanakan program pelatihan bagi lebih dari
90 tenaga guru untuk pengembangan karakter
secara menyeluruh, yang akan diimplementasikan
sebagai bagian dari kurikulum sekolah di seluruh
area perkebunan Lonsum.
Praktek-praktek di bidang Kesehatan dan
Keselamatan Kerja telah menerima pengakuan
dari berbagai badan sertifikasi. Perseroan telah
memperoleh sertifikasi Bendera Emas untuk
SMK3 dari Kementerian Tenaga Kerja Republik
Indonesia. Lonsum juga meraih sertifikasi OHSAS
dari Sucofindo. Bekerja sama dengan berbagai
rumah sakit di sekitar area operasionalnya, secara
rutin Perseroan menyelenggarakan program
pemeriksaan kesehatan cuma-cuma bagi para
karyawan. Mengingat pentingnya aspek Kesehatan
dan Keselamatan Kerja bagi keberlangsungan
usaha, Perseroan senantiasa mencari peluang
untuk meningkatkan kemampuannya sejalan
dengan praktek-praktek yang terbaik.
54
cOrPOrATe gOVerNANce
54
Tata Kelola Perusahaan
LAPOrAN TAHUNAN Annual Report 2010 • PT PP London Sumatra Indonesia Tbk
LAPOrAN TAHUNAN Annual Report 2010 • PT PP London Sumatra Indonesia Tbk 55
Lonsum strives to uphold the highest standard
of corporate governance and is committed to
reinforce good corporate governance (GCG)
by strengthening transparency, accountability,
responsibility, fairness and independence within the
Company’s entire operation.
Lonsum’s obvious starting point is to be compliant
with all applicable laws and regulations in
Indonesia. Nevertheless, Lonsum is setting the bar
considerably higher in certain areas by adopting
internationally recognized standards and best
practices. An example is the Company’s adoption of
RSPO’s P&C.
In 2009, Lonsum was one of only three companies
in Indonesia to be certified by RSPO, the first
sustainability standard in the world for any food
crop. RSPO’s P&C, with its eight principles,
39 criterias and 139 indicators, covers many
aspects within the Company’s operation that
directly related to good governance practices,
including transparency, legal compliance,
environmental responsibility as well as responsibility
to employees and the communities.
Lonsum senantiasa berupaya mendukung
standar tata kelola perusahaan yang tertinggi
dan berkomitmen untuk memperkuat praktek
tata kelolanya melalui peningkatan transparansi,
akuntabilitas, pertanggungjawaban, kewajaran
dan independensi di seluruh aspek operasional
Perseroan.
Pelaksanaan komitmen tersebut dimulai melalui
kepatuhan terhadap semua peraturan dan
ketentuan yang berlaku di Indonesia. Namun
demikian, Lonsum telah menetapkan standar
yang lebih tinggi di beberapa area, dengan
mengadopsi standar dan praktek yang diakui
secara internasional. Sebagai contoh, Perseroan
telah mengadopsi P&C RSPO.
Di tahun 2009, Lonsum merupakan satu dari hanya
tiga perusahaan di Indonesia yang telah meraih
sertifikasi dari RSPO, yang merupakan standar
kelestarian pertama di dunia untuk tanaman
pangan. P&C RSPO dengan delapan prinsip,
39 kriteria dan 139 indikatornya, mencakup
berbagai aspek operasional Perseroan yang
langsung terkait dengan tata kelola perusahaan,
termasuk transparansi, kepatuhan terhadap
ketentuan perundang-undangan, pemeliharan
lingkungan serta tanggung jawab terhadap
karyawan dan masyarakat.
“Lonsum strives to uphold the highest standard of corporate governance and is committed to reinforce good corporate governance (GCG) by strengthening transparency, accountability, responsibility, fairness and independence within the company’s entire operation.”
“Lonsum senantiasa berupaya mendukung standar tata kelola perusahaan yang tertinggi dan berkomitmen untuk memperkuat praktek tata kelolanya melalui peningkatan transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban,kewajaran dan independensi di seluruh aspek operasional Perseroan.”
LAPOrAN TAHUNAN Annual Report 2010 • PT PP London Sumatra Indonesia Tbk56
Lonsum also develops various policy manuals,
standard operating procedures and work
instructions detailing processes in the internal
auditing, risk management, human resources,
sales, procurement, finance and accounting,
security and environmental management areas.
Lonsum’s Code of Conduct adopted in 2006,
explains the principal guidelines for the Company’s
employees on the expected standards of behavior
and ethics in all workplace activities. Further
improvement of the Code introduced in January
2009 also covers Conflict of Interest Rules as
guidance on issues related to conflicts of interest.
Any action that may breach these ethical codes
can be reported in confidence by any employee or
external stakeholder through a secure, dedicated
internal hotline. Established in early 2007, this
whistleblower mechanism provides a means for
follow up and investigation by the Internal Audit
Department. All investigation results are to be
reported to the Board of Directors and the Audit
Committee for appropriate follow up action.
In 2010, Lonsum implemented its Enterprise Risk
Management program on a Group-wide basis to
ensure day-to-day risks are uniformly tracked and
controlled. During the year, we also completed
the alignment of our Internal Audit function
to establish a consistent framework for best
business practices and other corporate governance
measures.
gOVERNINg STRuCTuRE
gENERAL MEETINg Of SHAREHOLDERS
In 2010, Lonsum held its Annual General Meeting
of Shareholders (AGMS) on May 5, 2010.
The AGMS approved amongst others the following
resolutions:
1. Approved the Company’s Annual Report for the
year ended 31 December 2009.
2. a. Approved and ratified the Company’s
Financial Statement that includes Balance
Sheet and Income Statement for the year
ended 31 December 2009 which were
audited by the Public Accountant Firm
Purwantono, Sarwoko & Sandjaja.
Lonsum juga telah mengembangkan berbagai
pedoman kebijakan, SOP dan pedoman
pelaksanaan di bidang audit internal, manajemen
risiko, sumber daya manusia, penjualan,
pengadaan, keuangan dan akuntansi, keamanan
dan manajemen lingkungan. Kode Etik Lonsum
yang diberlakukan di tahun 2006 merupakan
pedoman pokok bagi seluruh karyawan mengenai
standar perilaku dan etika yang diharapkan
dalam kegiatan di seluruh tempat kerja. Kode Etik
tersebut telah disempurnakan di bulan Januari
2009 yang kini juga mencakup ketentuan tentang
Benturan Kepentingan sebagai pedoman tentang
hal yang terkait dengan benturan kepentingan.
Setiap tindakan yang dianggap melanggar kode
etik dapat dilaporkan secara rahasia oleh setiap
karyawan atau pemangku kepentingan eksternal
melalui saluran internal hotline. Berlaku sejak awal
2007, mekanisme pelaporan tindak pelanggaran
ini menyediakan sarana bagi tindak lanjut dan
investigasi oleh Departemen Audit Internal. Hasil
investigasi dilaporkan kepada Direksi dan Komite
Audit untuk penetapan tindak lanjutnya.
Di tahun 2010, Lonsum telah menerapkan program
Enterprise Risk Management-nya di seluruh Grup,
untuk menjamin agar risiko-risiko harian diawasi
dan dimonitor secara seragam. Kami juga telah
menyelesaikan proses penyelarasan Audit Internal
untuk menetapkan kerangka yang konsisten untuk
praktek bisnis terbaik serta bidang-bidang tata
kelola lainnya.
STRuKTuR TATA KELOLA
RAPAT uMuM PEMEgANg SAHAM
Di tahun 2010, Lonsum menyelenggarakan Rapat
Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada
tanggal 5 Mei 2010.
RUPST antara lain menyetujui keputusan-
keputusan sebagai berikut:
1. Menyetujui Laporan Tahunan Perseroan untuk
tahun buku yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2009.
2. a. Menyetujui dan mengesahkan Laporan
Keuangan Perseroan yang diantaranya
memuat Neraca serta Perhitungan Laba-
Rugi untuk tahun buku yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2009, yang
telah di audit oleh Kantor Akuntan Publik
Purwantono, Sarwoko & Sandjaja.
LAPOrAN TAHUNAN Annual Report 2010 • PT PP London Sumatra Indonesia Tbk 57
b. Granted full release and discharge (velledig
acquit et decharge) to the Board of Directors
of Company from their obligations in respect
of their management actions and the Board
of Commissioners of Company from their
obligations in respect of their supervisory
actions during the year ended 31 December
2009 to the extent that such actions are
reflected in the Company’s Annual Report
and Financial Statements for the year ended
31 December 2009.
3. Approved and allocated the cash appropriation
of the Company’s Net Profit for the financial
year 2009, as follows:
a. In the aggregate amount of
Rp5,000,000,000 from the Company’s Net
Profit in 2009 is allocated as reserve fund, as
set out in Article 70 of Law Number 40 Year
2007 regarding Limited Liability Company.
b. Approved and allocated cash dividends from
the Company’s Net Profit for financial year
2009 in the amount of Rp209 per share or in
the aggregate amount Rp285,195,713,737.
b. Memberikan pembebasan dan pelunasan
sepenuhnya (velledig acquit et decharge)
dari tanggung jawab kepada seluruh
anggota Direksi Perseroan atas tindakan
pengurusan dan Dewan Komisaris Perseroan
atas tindakan pengawasan yang telah
dijalankan dalam tahun buku yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2009 sepanjang
tindakan-tindakan mereka tersebut
tercermin dalam Laporan Tahunan dan
Laporan Keuangan tahun buku yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2009.
3. Menyetujui dan mengalokasi penggunaan Laba
Bersih Perseroan untuk tahun buku 2009 yaitu
sebagai berikut:
a. Sebesar Rp5.000.000.000 yang disisihkan
dari Laba Bersih Perseroan tahun buku 2009
sebagai dana cadangan sebagaimana diatur
dalam Pasal 70 Undang-undang No. 40 tahun
2007 tentang Perseroan Terbatas.
b. Menyetujui dan menetapkan pembagian
dividen tunai atas Laba Bersih Perseroan
tahun buku 2009 yaitu sebesar Rp209 per
saham atau sebesar Rp285.195.713.737.
LAPOrAN TAHUNAN Annual Report 2010 • PT PP London Sumatra Indonesia Tbk58
* Resigned as of July 31, 2010 / Mengundurkan diri sejak 31 Juli 2010
c. The balance of the Net Profit of the Company
to be recorded as unappropriated retained
earnings of the Company.
4. a. Approved the composition of the Board of
Commissioners and Board of Directors of the
Company as of the closing of the Meeting up
to closing of the Annual General Meeting of
Shareholders of the Company on 2013 for
fiscal year 2012, as follow:
c. Mencatat sisa Laba Bersih sebagai saldo
laba Perseroan yang belum ditentukan
penggunaannya.
4. a. Menetapkan bahwa susunan Dewan
Komisaris dan Direksi Perseroan terhitung
sejak ditutupnya Rapat ini untuk jangka
waktu sampai dengan ditutupnya Rapat
Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan
pada tahun 2013 untuk tahun buku 2012
adalah sebagai berikut:
BOARD Of COMMISSIONERS
President Commissioner
Vice President Commissioner
Commissioner
Commissioner
Commissioner
Commissioner
Independent Commissioner
Independent Commissioner
Independent Commissioner
Mr. Eddy Kusnadi Sariaatmadja
Mr. franciscus Welirang
Mr. Axton Salim
Ms. Werianty Setiawan
Mr. Hendra Widjaja
Mr. Hans Ryan Aditio
Mr. Rachmat Soebiapradja
Mr. Tengku Alwin Aziz
Mr. Hans Kartikahadi
BOARD Of DIRECTORS
President Director
Vice President Director
Director
Director
Director
Director
Director
Director
Director
Director
Director
Mr. Benny (Benny Tjoeng)
Mr. gunadi Sutopo
Mr. Tjhie Tje fie (Thomas Tjhie)
Mr. Mark Julian Wakeford
Mr. Moleonoto (Paulus Moleonoto)
Mr. Joefly Joesoef Bahroeny
Mr. Bryan John Dyer
Mr. goh Cheng Beng (Allan goh)*
Mr. Eddy Hariyanto
Mr. Emanuel Loe Soei Kim
Mr. Sonny Lianto
LAPOrAN TAHUNAN Annual Report 2010 • PT PP London Sumatra Indonesia Tbk 59
b. Granted the authority and power of attorney
to the Company’s Board of Directors, both
severally and jointly, with the right of
substitution, to perform all acts in relation
to the changes of the Company’s Board
of Commissioners and Board of Directors
including but not limited to drawing up
or requesting to be drawn up as well
as to sign any deeds passed before the
Notary in relation to the appointment of
the Company’s Board of Commissioners
and Board of Directors and to notify the
competent authorities, and perform any
necessary actions in accordance with the
prevailing laws and regulations.
5. a. Determined the amount of renumeration
for all members of the Company’s
Board of Commissioners for year 2010
with a maximum increase of 10% from
remuneration of all members of the Board of
Comissioners in 2009.
b. Granted authority to the Company’s Board of
Commissioners to determine the numeration
for the Company’s Board of Directors for the
year 2010 considering the proposal from the
Company’s Nomination and Renumeration
Committee.
6. Granted authority to the Company’s Board
of Directors, subject to a prior consultation
with the Audit Committee, to appoint the
Public Accountant that will conduct an audit
of the Company’s Financial Statements for
fiscal year 2010, on the condition that the
appointed Public Accountant possesses a good
reputation and is registered with Bapepam-
LK, and to grant authority to the Company’s
Board of Directors to determine the amount of
the honorarium for the Public Accountant that
will be appointed along with the terms and
conditions of the appointment.
THE BOARD Of COMMISSIONERS
The duties of the Board of Commissioner (BOC) are
to supervise the management of the Company, as
well as to provide advise to the Board of Directors
(BOD). To perform the duties, the BOC held three
formal meetings with the BOD for the period of
January 1 to December 31, 2010.
b. Memberikan wewenang dan kuasa kepada
Direksi Perseroan, sendiri-sendiri maupun
bersama-sama, dengan hak substitusi, untuk
melakukan segala tindakan sehubungan
dengan pengangkatan Dewan Komisaris
dan Direksi Perseroan serta perubahan dan
penetapan susunan Dewan Komisaris dan
Direksi Perseroan sebagaimana tersebut di
atas, termasuk tetapi tidak terbatas untuk
membuat atau meminta untuk dibuatkan
serta menandatangani akta yang dibuat
di hadapan notaris sehubungan dengan
pengangkatan anggota Dewan Komisaris
dan Direksi Perseroan, dan memberitahukan
kepada pihak yang berwenang, serta
melakukan setiap tindakan yang diperlukan
sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
5. a. Menetapkan besarnya jumlah remunerasi
seluruh anggota Dewan Komisaris
Perseroan untuk tahun buku 2010 dengan
kenaikan maksimum sebesar 10% dari
jumlah remunerasi seluruh anggota Dewan
Komisaris tahun 2009.
b. Menyetujui pelimpahan wewenang
kepada Dewan Komisaris Perseroan untuk
menetapkan remunerasi bagi Direksi
Perseroan untuk tahun buku 2010 dengan
memperhatikan rekomendasi dari Komite
Nominasi dan Remunerasi Perseroan.
6. Memberikan wewenang kepada Direksi
Perseroan, dengan berkonsultasi terlebih
dahulu dengan Komite Audit, untuk menunjuk
Akuntan Publik yang akan melakukan audit
Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun buku
2010, dengan ketentuan Akuntan Publik yang
akan ditunjuk tersebut mempunyai reputasi
yang baik dan terdaftar di Bapepam-LK serta
memberi wewenang kepada Direksi Perseroan
untuk menetapkan honorarium Akuntan Publik
yang akan ditunjuk tersebut berikut syarat-
syarat penunjukannya.
DEWAN KOMISARIS
Dewan Komisaris bertugas untuk melakukan
pengawasan kepada manajemen Perseroan
serta memberikan nasihat kepada Direksi.
Dalam menjalankan tugasnya, Dewan Komisaris
menyelenggarakan tiga rapat resmi dengan Direksi
selama periode tanggal 1 Januari hingga
31 Desember 2010.
LAPOrAN TAHUNAN Annual Report 2010 • PT PP London Sumatra Indonesia Tbk60
In accordance to the resolution of the AGMS
held on 5 May 2010, the BOC consists of nine
members, including the President Commissioner,
the Vice President Commissioner and seven
Commissioners, three of which are Independent
Commissioners who are not affiliated with any
other Commissioners, Directors or the controlling
shareholders. All members of the BOC are
competent professionals with extensive experience
and wide range of expertise.
As of end of 2010, the Independent Commissioners
were Mr. Rachmat Soebiapradja, Mr. Tengku Alwin
Aziz and Mr. Hans Kartikahadi.
THE BOARD Of DIRECTORS
The Board of Directors (BOD) is responsible for the
day-to-day management of the Company under the
supervision of the BOC. The responsibilities include
among others, the formulation and execution of
business plans, annual budgets and policies, the
monitoring and managing of risk, the prudent
management of the Company’s assets, resources
and reputation, the recruitment and conduct of
Company personnel as well as the formation and
operation of management committees in the day-
to-day governance of the Company.
The BOD consists of ten members, including
the President Director and the Vice President
Director, all are highly qualified professionals
with established reputations in their fields of
competence.
The BOD held 11 (eleven) formal meetings in 2010,
whose schedules are determined at the beginning
of each calendar year to ensure sufficient notice to
the Directors. The BOD also holds several informal
meetings discussing operational matters. The
agenda and all information relevant to the subject
of discussion at each meeting are provided to all
meeting participants prior to every meeting.
COMMITTEES uNDER THE BOARD Of
COMMISSIONERS
In performing its oversight duties, the BOC is
assisted by two Committees, namely:
1. The Audit Committee, and
2. The Nomination and Remuneration Committee
Sesuai keputusan RUPST tanggal 5 Mei 2010,
Dewan Komisaris terdiri dari sembilan anggota,
termasuk Presiden Komisaris, Wakil Presiden
Komisaris serta tujuh Komisaris, tiga diantaranya
adalah Komisaris Independen yang tidak memiliki
afiliasi dengan Komisaris atau Direksi lainnya,
ataupun dengan pemegang saham pengendali.
Semua anggota Dewan Komisaris merupakan
profesional yang kompeten dengan pengalaman
dan bidang keahlian yang luas.
Di akhir tahun 2010, Komisaris Independen terdiri
dari Bapak Rachmat Soebiapradja, Bapak Tengku
Alwin Aziz dan Bapak Hans Kartikahadi.
DIREKSI
Direksi bertanggung jawab pada pengelolaan
Perseroan sehari-hari di bawah pengawasan
Dewan Komisaris. Tanggung jawab Direksi antara
lain meliputi penetapan dan pelaksanaan rencana
usaha, anggaran dan kebijakan tahunan, serta
pengawasan dan pengelolaan risiko, pengelolaan
aset, sumber daya dan reputasi Perseroan secara
hati-hati, rekrutmen dan pengawasan perilaku
karyawan, serta pembentukan dan operasional
komite manajemen dalam tata kelola Perseroan
sehari-hari.
Direksi terdiri dari sepuluh anggota, termasuk
Presiden Direktur dan Wakil Presiden Direktur,
di mana seluruh anggota merupakan profesional
berkualifikasi dengan reputasi di masing-masing
area kompetensinya.
Direksi menyelenggarakan sebelas rapat resmi
di tahun 2010, dimana jadwal rapat ditetapkan
pada awal tahun kalender sebagai acuan bagi
para Direksi. Direksi juga menyelenggarakan
sejumlah pertemuan informal untuk membahas
masalah-masalah operasional. Seluruh agenda dan
informasi terkait dengan materi pembahasan di
setiap rapat disampaikan kepada seluruh peserta
sebelum penyelenggaraan rapat.
KOMITE-KOMITE DI BAWAH DEWAN
KOMISARIS
Dalam rangka menjalankan fungsi pengawasannya,
Dewan Komisaris dibantu oleh dua Komite sebagai
berikut:
1. Komite Audit dan
2. Komite Nominasi dan Remunerasi
LAPOrAN TAHUNAN Annual Report 2010 • PT PP London Sumatra Indonesia Tbk 61
The Audit Committee
The Audit Committee has a broad mandate that
includes reviewing the Company’s interim financial
reports, the effectiveness of the Company’s internal
control and governance system, the performance
and independence of the Company’s external
auditors, the effectiveness of the Company’s
Internal Audit function, and ensuring the adequacy
of the Company’s risk management framework that
allows proper risk profile identification and effective
risk mitigation implementation.
The regulations of the Capital Market and Financial
Institution Supervisory Agency (Bapepam-
LK) require listed companies to have an Audit
Committee in line with the spirit of good corporate
governance. The Committee should be chaired
by an Independent Commissioner and consists
of two independent professional members with
appropriate qualifications and extensive financial
experience.
In 2010, the Audit Committee was chaired by
Mr. Tengku Alwin Aziz, an Independent
Commissioner. The Committee’s members were
Mr. Bambang Suhermadi and Mr. Hans Kartikahadi,
the newly appointed Independent Commissioner.
In 2010, the Audit Committee conducted a total
of 16 meetings with the BOC, BOD, internal and
external auditor, and also amongst audit committee
members.
The Nomination and Remuneration Committee
The Nomination and Remuneration Committee
determines the broad policy for the remuneration
of the BOD, heads of department and expatriate
managers and is responsible for reviewing the
ongoing appropriateness or relevance of the
executive remuneration policy. The Committee is
also tasked with reviewing management succession
planning and making recommendations on the
nomination and re-nomination of Directors to the
BOC and shareholders. The Committee consisted of
Mr. Eddy Kusnadi Sariaatmadja as the Chairman
of the Committee (President Commissioner) and
Mr. Hendra Widjaja as a member of the Committee
(Commissioner).
INTERNAL AuDIT AND RISK MANAgEMENT
The responsibility for overseeing and coordinating
the internal control and monitoring functions of
the Company lies with the BOC. The control and
monitoring function includes the embedded SOP in
every department and business unit, the internal
audit function and the external audit.
Komite Audit
Komite Audit memiliki mandat yang luas termasuk
melakukan penelaahan terhadap laporan keuangan
interim, efektivitas sistem pengendalian internal
dan sistem tata kelola Perseroan, kinerja dan
independensi auditor eksternal Perseroan,
efektivitas fungsi Audit Internal Perseroan, serta
memastikan adanya kerangka kerja pengelolaan
risiko yang mendukung proses identifikasi profil
risiko secara tepat dan penerapan strategi mitigasi
risiko yang efektif.
Ketentuan Pasar Modal dan Badan Pengawas Modal
– Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) mensyaratkan
bahwa setiap perusahaan publik wajib memiliki
Komite Audit sejalan dengan semangat tata kelola
perusahaan yang baik. Komite tersebut harus
diketuai oleh seorang Komite Independen, dengan
dua orang anggota professional independen yang
memiliki kualifikasi yang sesuai serta pengalaman
yang luas di bidang keuangan.
Di tahun 2010, Komite Audit diketuai oleh
Bapak Tengku Alwin Aziz, seorang Komisaris
Independen. Anggota Komite terdiri dari
Bapak Bambang Suhermadi dan Bapak Hans
Kartikahadi, Komisaris Independen yang baru.
Selama tahun 2010, Komite Audit secara
keseluruhan mengadakan 16 rapat dengan Dewan
Komisaris, Direksi, auditor internal dan eksternal
serta dengan anggota Audit Komite.
Komite Nominasi dan Remunerasi
Komite Nominasi dan Remunerasi bertugas
menetapkan kebijakan tentang remunerasi Direksi,
kepala departemen dan manajer asing, serta
bertanggung jawab atas peninjauan terhadap
kesesuaian kebijakan remunerasi yang berlaku bagi
para eksekutif. Komite juga bertugas melakukan
peninjauan atas rencana suksesi manajemen dan
menyusun rekomendasi tentang nominasi dan
nominasi kembali para Direksi kepada Dewan
Komisaris dan para pemegang saham. Komite
terdiri dari Bapak Eddy Kusnadi Sariaatmadja
sebagai Ketua Komite (Presiden Komisaris) dan
Bapak Hendra Widjaja sebagai anggota Komite
(Komisaris).
AuDIT INTERNAL DAN MANAJEMEN RISIKO
Dewan Komisaris bertanggung jawab atas
pengawasan dan koordinasi terhadap fungsi
pengendalian internal dan pemantauan Perseroan.
Fungsi tersebut mencakup SOP yang berlaku di
setiap departemen dan unit usaha, fungsi audit
internal dan eksternal.
LAPOrAN TAHUNAN Annual Report 2010 • PT PP London Sumatra Indonesia Tbk62
The main responsibility for internal control rests
on the Company’s Internal Audit function, which
functionally reports to the Audit Committee and
administratively to the Company’s President
Director.
Lonsum adopts a risk-based internal audit process.
The annual Internal Audit plan is based on the risk
assessment developed by the Risk Management
Unit (RMU) as well as on risk indicators established
by the Internal Audit.
The Internal Audit plans target the highest risk
areas or operating processes for review, testing
the control system to ensure that all key risks
have ben properly mitigated and recommending
remedial action if required. The Internal Audit
function also tracks all agreed remedial actions to
ensure they have been properly implemented.
Risk assessments are performed regularly every
quarter with the assistance of the RMU for each
of Lonsum’s estates, mills and department by
Tanggung jawab pengawasan internal ada pada
fungsi Audit Internal Perseroan, yang secara
fungsional bertanggung jawab pada Komite Audit
dan secara administratif pada Presiden Direktur
Perseroan.
Lonsum menggunakan proses audit internal yang
berbasis risiko. Rencana tahunan audit internal
dibuat berdasarkan evaluasi risiko oleh Risk
Management Unit (RMU) serta indikator-indikator
risiko dari fungsi Audit Internal.
Sasaran dari rencana Audit Internal adalah
meninjau area-area atau proses operasional
dengan tingkat risiko tertinggi, menguji sistem
pengendalian guna memastikan bahwa risiko-
risiko utama telah dimitigasi secara tepat dan
merekomendasikan tindakan perbaikan sesuai
kebutuhan. Fungsi Audit Internal juga melakukan
pemantauan terhadap tindakan-tindakan perbaikan
yang telah disepakati untuk memastikan bahwa
tindakan perbaikan tersebut telah dilaksanakan
secara tepat.
Penilaian risiko dilaksanakan secara rutin tiap
kuartal dengan bantuan RMU di setiap area
perkebunan, pabrik pengolahan dan departemen
LAPOrAN TAHUNAN Annual Report 2010 • PT PP London Sumatra Indonesia Tbk 63
identifying and assessing the risks within their area
of responsibility. Based on the assessment, RMU
prepares a risk profile report on each operating
unit, prioritizing the highest risks and detailing
the appropriate mitigation strategies and control
systems. RMU also maintains a risk register for all
estates, mills and departments, which is updated
after each quarterly review.
The Internal Audit unit examines the accuracy
of the risk reports and tests the mitigation
strategies and control systems. Any finding is then
incorporated in the internal audit report. RMU then
uses these reports to prepare an enterprise-wide
risk profile report to the Audit Committee and BOD
to facilitate the design and implementation of risk
mitigation strategies.
CORPORATE SECRETARy
Pursuant to the regulation on disclosure policy, the
Corporate Secretary is among others responsible
for playing a bridging role between Lonsum and the
capital market authority, shareholders, investors
and other stakeholders. The Corporate Secretary
is also tasked with monitoring compliance with
capital market regulations, providing advice to the
Board regarding any regulatory changes as well as
administering meetings of the BOC and BOD.
INVESTOR RELATIONS
The Investor Relations unit is responsible for
maintaining sound and open communications
between the Company and the shareholders.
Its primary responsibility is to proactively
communicate information in a consistent and
transparent way to analysts and investors.
During 2010, the Investor Relations unit organized
over 70 meetings with investors and analysts
through formal forums, regular meetings and
conferences.
Lonsum, dengan mengidentifikasi dan menilai
risiko-risiko di dalam lingkup tanggung jawabnya.
Berdasarkan hasil penilaian, RMU menyiapkan
laporan profil risiko untuk masing-masing unit
operasional, dengan prioritas pada risiko-risiko
tertinggi, serta merinci strategi mitigasi dan sistem
pengendalian yang tepat. RMU juga menyimpan
daftar risiko untuk seluruh area perkebunan, pabrik
pengolahan dan departemen yang diperbaharui
setelah selesainya tinjauan setiap kuartal.
Unit Audit Internal memeriksa ketepatan laporan
profil risiko serta melakukan pengujian atas
strategi mitigasi dan sistem pengendalian. Hasil
temuan kemudian digabungkan dalam laporan
audit internal. Selanjutnya, RMU menggunakan
laporan-laporan tersebut sebagai bahan
penyusunan laporan profil risiko menyeluruh
untuk Komite Audit dan Direksi guna memfasilitasi
pembuatan rancangan dan implementasi strategi
mitigasi risiko.
SEKRETARIS PERuSAHAAN
Sesuai dengan peraturan tentang kebijakan
keterbukaan, Sekretaris Perusahaan antara lain
bertanggung jawab sebagai penghubung antara
Lonsum dan otoritas pasar modal, pemegang
saham, investor dan para pemangku kepentingan
lainnya. Sekretaris Perusahaan juga bertugas
memantau kepatuhan pada ketentuan dan
peraturan pasar modal, menyampaikan pendapat
tentang perubahan ketentuan yang berlaku kepada
Direksi dan Dewan Komisaris, serta mengatur tata
laksana rapat Dewan Komisaris dan Direksi.
HuBuNgAN INVESTOR
Unit Hubungan Investor bertanggung jawab
memelihara komunikasi yang sehat dan terbuka
antara Perseroan dan para pemegang saham.
Tanggung jawab utamanya adalah untuk secara
proaktif mengkomunikasikan informasi secara
konsisten dan transparan kepada para analis dan
investor.
Selama tahun 2010, unit Hubungan Investor
menyelenggarakan sebanyak lebih dari
70 pertemuan dengan para investor dan analis
melalui forum resmi, pertemuan dan konferensi
rutin.
LAPOrAN TAHUNAN Annual Report 2010 • PT PP London Sumatra Indonesia Tbk64
DISCLOSuRE PuBLICATIONS
Every year, Lonsum publishes its annual report
in Bahasa Indonesia and English versions, which
provides information on the results of its business.
The annual report also provides information on
developments in the Company’s efforts regarding
human resources development, good corporate
governance and corporate citizenship.
Information dissemination to investors and
shareholders is also carried out through the
publication of half year financial statements and
audited annual financial statements in leading
national newspapers. Press Releases and Quarterly
Operation Highlights are disclosed to Bapepam-LK
and the Indonesia Stock Exchange. All publications
are also available in the Company’s website,
www.londonsumatra.com.
PENguNgKAPAN KETERBuKAAN
Setiap tahun, Lonsum menerbitkan Laporan
Tahunannya dalam versi Bahasa Indonesia dan
Inggris, yang menguraikan informasi tentang
kinerja usaha Perseroan. Laporan Tahunan juga
menguraikan informasi berkenaan perkembangan
upaya Perseroan di bidang pengembangan
sumber daya manusia, tata kelola perusahaan dan
tanggung jawab sosial.
Penyebarluasan informasi kepada para investor
dan pemegang saham dilaksanakan melalui
publikasi laporan keuangan tengah tahun dan
laporan keuangan tahunan yang diaudit di surat
kabar nasional yang terkemuka. Siaran Pers
dan Kinerja Operasional per Kuartal dilaporkan
kepada Bapepam-LK dan Bursa Efek Indonesia.
Seluruh publikasi juga dapat diakses melalui situs
Perseroan di www.londonsumatra.com
LAPOrAN TAHUNAN Annual Report 2010 • PT PP London Sumatra Indonesia Tbk 65
The Audit Committee is established and organized
in accordance to the Decree issued by the Capital
Market and Financial Institution Supervisory
Agency (Bapepam-LK).
Effective on 1 January 2010, Mr. Hans Kartikahadi
becomes a member of the Audit Committee,
replacing Ms. Ika Bethari who resigned as a
member of the Audit Committee.
In 2010, the Audit Committee held 16 meetings
with the Board of Commissioners, the Board of
Directors, the Internal Audit unit and the external
auditor, and submitted a number of reports to
the Board of Commissioners. The activities of
the Audit Committee during the year included the
following:
(i) discussing the Company’s business strategy,
financial and operational performance and
annual budget for 2011;
(ii) reviewing affiliated transactions and financial
reports prior to their publication;
(iii) discussing with the external auditor regarding
the scope of their audit and reviewing the
financial reports for the year 2010; and
(iv) discussing with the Internal Audit Department
and Risk Management Unit regarding the
regular audit plan for 2010, quality assurance
and audit findings.
Komite Audit dibentuk dan disusun sesuai dengan
Ketentuan Pasar Modal dan Badan Pengawas Pasar
Modal - Lembaga Keuangan (Bapepam-LK).
Efektif sejak tanggal 1 Januari 2010, Bapak Hans
Kartikahadi menjadi anggota Komite Audit
menggantikan Ibu Ika Bethari yang mengundurkan
diri dari keanggotan Komite Audit.
Di tahun 2010, Komite Audit menyelenggarakan
16 rapat dengan Dewan Komisaris, Direksi, unit
Audit Internal serta auditor eksternal, serta
menyerahkan sejumlah laporan kepada Dewan
Komisaris. Kegiatan-kegiatan Komite Audit selama
tahun pelaporan mencakup:
i. pembahasan strategi bisnis Perseroan, kinerja
keuangan dan operasional, serta anggaran
tahun 2011;
ii. penelahaan terhadap transaksi terafiliasi dan
laporan keuangan sebelum dipublikasikan;
iii. pembahasan dengan auditor eksternal tentang
lingkup audit mereka dan penelaahan terhadap
Laporan Keuangan tahunan 2010; dan
iv. pembahasan dengan Departemen Audit
Internal dan Unit Manajemen Risiko mengenai
rencana audit tahun 2010, quality assurance
dan temuan audit.
AUDIT cOMMITTee rePOrTLaporan Komite Audit
corporate DataData Perusahaan
6868
BOArD OfcOMMISSIONerS’ PrOfILe Profil Dewan Komisaris
LAPOrAN TAHUNAN Annual Report 2010 • PT PP London Sumatra Indonesia Tbk
LAPOrAN TAHUNAN Annual Report 2010 • PT PP London Sumatra Indonesia Tbk 69
Mr. Eddy Kusnadi Sariaatmadja currently serves as the President Commissioner of Lonsum in 2009, and previously served as the President Director of Lonsum (2007-2009). He concurrently serves as Commissioner of PT Abhimata Citra Abadi, Commissioner of PT Surya Citra Televisi since 2001, and President Commissioner of PT Elang Mahkota Teknologi Tbk since 1983. He was also Commissioner of PT AGC Leasing (1983 to 1989). Mr. Eddy Kusnadi Sariaatmadja holds a Bachelor of Engineering degree and Master of Engineering Science degree from University of New South Wales, Sydney, Australia.
Bapak Eddy Kusnadi Sariaatmadja menjabat sebagai Presiden Komisaris Lonsum pada tahun 2009, dan sebelumnya menjabat sebagai Presiden Direktur Lonsum (2007-2009). Saat ini Beliau juga menjabat sebagai KomisarisPT Abhimata Citra Abadi, Komisaris PT Surya Citra Televisi sejak tahun 2001, dan Presiden Komisaris PT Elang Mahkota Teknologi Tbk sejak tahun 1983. Beliau juga pernah menjabat sebagai Komisaris PT AGC Leasing (1983-1989). Bapak Eddy Kusnadi Sariaatmadja meraih gelar Bachelor of Engineering dan Master of Engineering Science di University of New South Wales, Sydney, Australia.
Eddy Kusnadi Sariaatmadja President Commissioner Indonesian Citizen
Presiden KomisarisWarga Negara Indonesia
Mr. Franciscus Welirang was appointed as Vice President Commissioner of Lonsum in 2010. He concurrently serves as Director of PT Indofood Sukses Makmur Tbk since 1995 and has been responsible for the Bogasari Strategic Business Group; Commissioner of PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk from 2009; Chairman of the Indonesian Flour Mills Association; Vice Chairman of the National Consumer Protection Agency; Head Permanent Committee on Food Security Indonesian Chamber of Commerce and Industry; and member of the Advisory Board of the Indonesian Association of Food Technologists. He was President Commissioner of the Surabaya Stock Exchange from 2001 to October 2007. Mr. Franciscus Welirang was awarded a Higher National Diploma in Chemical Engineering from South Bank Polytechnic in London, United Kingdom.
Bapak Franciscus Welirang menjabat sebagai Wakil Presiden Komisaris Lonsum pada tahun 2010. Beliau saat ini juga menjabat sebagai Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk sejak tahun 1995 dan bertanggung jawab memimpin Kelompok Usaha Strategis Bogasari, Komisaris PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk dari tahun 2009, Ketua Umum Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia, Wakil Ketua Badan Perlindungan Konsumen Nasional, Ketua Komite Tetap Ketahanan Pangan Kadin Indonesia dan anggota Dewan Penasihat Asosiasi Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia. Beliau juga pernah menjabat sebagai Komisaris Utama Bursa Efek Surabaya dari tahun 2001 hingga bulan Oktober 2007. Bapak Franciscus Welirang meraih gelar Diploma dalam bidang Chemical Engineering dari South Bank Polytechnic di London, Inggris.
Franciscus welirangVice President CommissionerIndonesian Citizen
Wakil Presiden KomisarisWarga Negara Indonesia
LAPOrAN TAHUNAN Annual Report 2010 • PT PP London Sumatra Indonesia Tbk70
werianty SetiawanCommissioner Indonesian Citizen
KomisarisWarga Negara Indonesia
Axton SalimCommissioner Indonesian Citizen
KomisarisWarga Negara Indonesia
Mr. Axton Salim was appointed as Commissioner of Lonsum in 2009. He concurrently serves as Director ofPT Indofood Sukses Makmur Tbk since 2009; Director of PT Indofood CBP Sukses Makmur since 2009 and heads the Dairy Division; Commissioner of PT Nestlé Indofood Citarasa Indonesia from April 2010; Non-Executive Director of Indofood Agri Resources Ltd since 2007; Commissioner of PT Salim Ivomas Pratama since 2007; as well as Director of PT Indolakto since 2009 and Pacsari Pte. Ltd. since 2007. He began his career with Credit Suisse Singapore in the Investment Banking division. He joined PT Indofood Sukses Makmur Tbk in 2004 as Marketing Manager of PT Indofood Fritolay Makmur and was subsequently promoted to an executive position as the Assistant to the CEO.He was awarded a Bachelor of Science in Business Administration from the University of Colorado.
Bapak Axton Salim menjabat sebagai Komisaris Lonsum pada tahun 2009. Beliau saat ini juga menjabat sebagai Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk sejak tahun 2009, Direktur PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk sejak tahun 2009 dan mengepalai Divisi Dairy, Komisaris PT Nestlé Indofood Citarasa Indonesia dari bulan April 2010, Non-Executive Director Indofood Agri Resources Ltd. sejak tahun 2007, Komisaris PT Salim Ivomas Pratama sejak tahun 2007, serta Direktur PT Indolakto sejak tahun 2009 dan Pacsari Pte. Ltd. sejak tahun 2007. Beliau memulai karirnya di Credit Suisse Singapore, Divisi Investment Banking. Beliau bergabung di PT Indofood Sukses Makmur Tbk pada tahun 2004 sebagai Marketing Manager PT Indofood Fritolay Makmur dan kemudian dipromosikan menjadi Asisten CEO Indofood. Bapak Axton Salim meraih gelar Bachelor of Science in Business Administration dari University of Colorado.
Ms. Werianty Setiawan was appointed as Commissioner of Lonsum in 2010. She concurrently serves as Director and Corporate Secretary and Head of Investor Relations of PT Indofood Sukses Makmur Tbk; Director of PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk; Commissioner of PT Indofood Fritolay Makmur; PT Surya Rengo Containers; PT Nestlé Indofood Citarasa Indonesia and PT Indolakto. She began her career in 1983 as a management trainee with the Chase Manhattan Bank N.A. Jakarta; her last position with the bank was VP Treasury Marketing. Subsequently she joined Nawa Panduta Group as the Group Treasury Manager and Finance Director of SCTV, and at Bank Universal as Treasury Manager. Prior to joining Indofood, she served as Managing Directors in various securities companies including PT Natura Pacific Sekuritas, PT Danpac Sekuritas and PT Victoria Kapitalindo International Sekuritas (VCAP), as well as Commissioner of PT Jakarta Setiabudi Internasional Tbk. Ms. Werianty Setiawan was awarded a Bachelor of Science in Accounting from San Francisco State University, California, USA.
Ibu Werianty Setiawan menjabat sebagai Komisaris Lonsum pada tahun 2010. Saat ini Beliau juga menjabat sebagai Direktur dan Corporate Secretary, serta Head of Investor Relations PT Indofood Sukses Makmur Tbk, Direktur PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, Komisaris PT Indofood Fritolay Makmur, PT Surya Rengo Containers, PT Nestlé Indofood Citarasa Indonesia, dan PT Indolakto. Beliau memulai karirnya pada tahun 1983 sebagai management trainee di Chase Manhattan Bank N.A. Jakarta dengan posisi terakhirnya sebagai VP Treasury Marketing. Kemudian Beliau bergabung dengan Nawa Panduta Group sebagai Group Treasury Manager dan Finance Director SCTV, serta Bank Universal sebagai Treasury Manager. Sebelum bergabung dengan Indofood, Beliau pernah menjabat sebagai Managing Director di berbagai perusahan sekuritas termasuk PT Natura Pacific Sekuritas, PT Danpac Sekuritas dan PT Victoria Kapitalindo International Sekuritas (VCAP), serta Komisaris PT Jakarta Setiabudi Internasional Tbk. Ibu Werianty Setiawan meraih gelar Bachelor of Science in Accounting dari San Francisco State University, California, AS.
LAPOrAN TAHUNAN Annual Report 2010 • PT PP London Sumatra Indonesia Tbk 71
Hans Ryan AditioCommissioner Indonesian citizen
KomisarisWarga Negara Indonesia
Hendra widjajaCommissioner Indonesian Citizen
Komisaris Warga Negara Indonesia
Mr. Hendra Widjaja was appointed as Commissioner of Lonsum in 2009 and concurrently serves as Director at PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, Director & Chief Financial Officer at PT Indolakto since 2009 and serves as the Deputy Division Head – Controller at PT Indofood Sukses Makmur Tbk since 2002. He started his career as a National Administration Manager at PT Intiboga Sejahtera (1991 – 2000); and he was appointed as the Director & Chief Financial Officer at PT Indomarco Adi Prima (2000 – 2002). Mr. Hendra Widjaja was awarded Management and Finance degree from Atmajaya University, Jakarta.
Bapak Hendra Widjaja diangkat sebagai Komisaris Lonsum pada tahun 2009 dan saat ini Beliau juga menjabat sebagai Direktur PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, Direktur & Chief Financial Officer di PT Indolakto sejak tahun 2009 dan menjabat sebagai Deputy Division Head – Controller di PT Indofood Sukses Makmur Tbk sejak tahun 2002. Perjalanan karirnya dimulai sebagai National Administration Manager di PT Intiboga Sejahtera (1991 – 2000); kemudian sebagai Direktur & Chief Financial Officer di PT Indomarco Adi Prima (2000 – 2002). Bapak Hendra Widjaja menamatkan pendidikan pada jurusan Manajemen dan Keuangan di Universitas Atmajaya, Jakarta.
Mr. Hans Ryan Aditio was appointed as Commissioner of Lonsum in 2010. Currently he is also Director of PT Laju Perdana Indah and PT Inti Abadi Kemasindo and concurrently serves as Senior Vice President Commercial of Bogasari Division at PT Indofood Sukses Makmur Tbk. Previously, he worked at PT Binatara Grafikomindo andPT Bank Windu Kencana. He holds a Bachelor degree in Economics from University of Tarumanagara while his Master of Business Administration was from Prasetya Mulia Business School.
Bapak Hans Ryan Aditio menjabat sebagai Komisaris Lonsum pada tahun 2010. Beliau saat ini juga menjabat sebagai Direktur di PT Laju Perdana Indah dan PT Inti Abadi Kemasindo, sekaligus menjabat sebagai Senior Vice President Commercial Divisi Bogasari pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk. Beliau sebelumnya bekerja pada PT Binatara Grafikomindo dan PT Bank Windu Kencana. Beliau meraih gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Tarumanagara sementara gelar Master of Business Administration diraihnya dari Prasetya Mulya Business School.
LAPOrAN TAHUNAN Annual Report 2010 • PT PP London Sumatra Indonesia Tbk72
Tengku Alwin AzizIndependent Commissioner Indonesian citizen
Komisaris IndependenWarga Negara Indonesia
Mr. Tengku Alwin Aziz was appointed as an Independent Commissioner of Lonsum since 2000 and concurrently serves as Vice Chairman and Non-Executive Director at Kencana Agri Ltd. based in Singapore, since 2008. He has previously served as President Director of Bank Umum Nasional (1998-1999), President Commissioner of Staco Graha, Staco Mitra Sedaya, Staco Jasa Pratama, Salindo Perdana Finance (1993-1998), and as a Director of Bank Dagang Negara (1992-1997). He holds a degree in Economics majoring in Accountancy from Universitas Sumatera Utara, Medan.
Bapak Tengku Alwin Aziz menjabat sebagai Komisaris Independen Lonsum sejak tahun 2000 dan saat ini Beliau juga menjabat sebagai Wakil Komisaris dan Non-Executive Director di Kencana Agri Ltd. yang berkedudukan di Singapura sejak tahun 2008. Beliau sebelumnya pernah menjabat sebagai Presiden Direktur Bank Umum Nasional (1998-1999), Presiden Komisaris Staco Graha, Staco Mitra Sedaya, Staco Jasa Pratama, Salindo Perdana Finance (1993-1998) dan Direktur Bank Dagang Negara (1992-1997). Beliau memperoleh gelar Sarjana Ekonomi bidang Akuntansi dari Universitas Sumatera Utara, Medan.
Mr. Rachmat Soebiapradja was appointed as an Independent Commissioner of Lonsum and Commissioner ofPT REA Kaltim since 1993. He is also a Visiting Lecturer and Former Dean of the Faculty of Agriculture, Universitas Mercu Buana. He previously served as President Commissioner of PT Perkebunan XIII (1994-2002), President Commissioner of PT Socfindo (1987-1993) and President Commissioner of PTP XII, Bandung, West Java (1982-1988). He holds a Master of Science degree and a PhD from Oklahoma State University.
Bapak Rachmat Soebiapradja menjabat sebagai Komisaris Independen Lonsum dan Komisaris PT REA Kaltim sejak 1993. Beliau juga adalah dosen tidak tetap dan mantan Dekan Fakutas Pertanian Universitas Mercu Buana. Sebelumnya Beliau menjabat sebagai Presiden Komisaris PT Perkebunan XIII (1994-2002), Presiden Komisaris PT Socfindo (1987-1993) dan Presiden Komisaris PTP XII, Bandung, Jawa Barat (1982-1988). Beliau memperoleh gelar Master of Science dan PhD dari Oklahoma State University.
Rachmat SoebiapradjaIndependent Commissioner Indonesian citizen
Komisaris IndependenWarga Negara Indonesia
LAPOrAN TAHUNAN Annual Report 2010 • PT PP London Sumatra Indonesia Tbk 73
Mr. Hans Kartikahadi was appointed as Independent Commissioner of Lonsum in 2010. He has over 40 years experience as public accountant, management and tax consultant. He is a Certified Public Accountant and Tax Consultant Brevet C (Advance). He started his career as Partner at Sie (Siddharta) & Co. from 1966-1973. He was also the Founding/Managing Partner of Hans Kartikahadi & Co. a correspondent firm of Deloitte Haskin & Sells from 1973-1990, Founding Partner of HTM (Hans Tuanakotta & Mustofa), which was the member firm of Deloitte Touche Tohmatsu as Chairman/CEO from 1990-2001, and continued as Chairman until 2004. Since 2004 until now, he is also the Founder/Senior Advisor of DELOITTE (Deloitte Touche Tohmatsu), member firm in Indonesia. Mr. Hans Kartikahadi is a Senior Lecturer Faculty of Economy, University of Indonesia (FEUI). He holds Bachelor in Economics, Majoring in Accountancy, University of Indonesia.
Bapak Hans Kartikahadi menjabat sebagai Komisaris Independen Lonsum pada tahun 2010. Beliau memiliki pengalaman lebih dari 40 tahun sebagai akuntan publik, konsultan pajak dan konsultan manajemen. Beliau merupakan Akuntan dan Konsultan Pajak Brevet C (Advance) terdaftar. Beliau mengawali kariernya sebagai Partner pada Sie (Siddharta) & Co.pada tahun 1966 -1973. Beliau adalah Founding/ Managing Partner Hans Kartikahadi & Co. yang merupakan correspondent firm of Deloitte Haskins & Sells pada tahun 1973 -1990, Founding Partner HTM (Hans Tuanakotta & Mustofa), yang merupakan anggota dari Deloitte Touche Tohmatsu sebagai Chairman/CEO pada tahun 1990 – 2001 selanjutnya menjadi Chairman sampai tahun 2004. Sejak tahun 2004 sampai sekarang, Beliau merupakan Founder/ Senior Advisor DELOITTE (Deloitte Touche Tohmatsu), member firm di Indonesia. Bapak Hans Kartikahadi adalah Dosen Senior Fakultas Ekonomi dari Universitas Indonesia (FEUI). Beliau meraih gelar Sarjana Ekonomi, Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Hans KartikahadiIndependent Commissioner Indonesian citizen
Komisaris IndependenWarga Negara Indonesia
7474
BOArD OfDIrecTOrS’ PrOfILe Profil Direksi
LAPOrAN TAHUNAN Annual Report 2010 • PT PP London Sumatra Indonesia Tbk
LAPOrAN TAHUNAN Annual Report 2010 • PT PP London Sumatra Indonesia Tbk 75
Mr. Benny Tjoeng was appointed as the President Director of Lonsum in 2009. He started his career with SGV Prasetio Utomo Co as a Senior Auditor during 1984-1989 prior to joining PT United Tractors Tbk as the Head of Accounting Department in 1990 and Head of Accounting & Budgeting Division of PT Astra International Tbk in 1993. He subsequently became Director of PT Astra Grafia Tbk in 1996, Director of PT Astro Agro Lestari Tbk and held various Commissioner positions in several subsidiaries of PT Astra Agro Lestari Tbk. He was later appointed as Vice President Director at that company from 2000 to 2006. His last position before joining Lonsum was President Director at PT Astra Sedaya Finance from 2006 to 2008. Mr. Benny Tjoeng holds a Diploma Degree in Accountancy from Jayabaya Accounting Academy and a Bachelor Degree from the University of Indonesia, majoring in Financial Management.
Bapak Benny Tjoeng menjabat sebagai Presiden Direktur Lonsum pada tahun 2009. Karir Beliau berawal sebagai Senior Auditor di SGV Prasetio Utomo Co selama tahun 1984 – 1989, untuk selanjutnya bergabung denganPT United Tractors Tbk di tahun 1990 sebagai Kepala Departemen Akuntansi dan menjabat sebagai Kepala Divisi Akuntansi dan Anggaran di PT Astra International Tbk pada tahun 1993. Selanjutnya Beliau menjabat sebagai Direktur di PT Astra Grafia Tbk pada tahun 1996, menjadi Direktur di PT Astra Agro Lestari Tbk dan memangku berbagai jabatan Komisaris di beberapa anak perusahaan PT Astra Agro Lestari Tbk. Beliau kemudian diangkat menjadi Wakil Presiden Direktur di PT Astra Agro Lestari Tbk dari tahun 2000 sampai tahun 2006. Sebelum bergabung dengan Lonsum, jabatan terakhir Beliau adalah Presiden Direktur di PT Astra Sedaya Finance selama tahun 2006 - 2008. Bapak Benny Tjoeng lulus Sarjana Muda Akuntansi di Akademi Akuntansi Jayabaya dan meraih gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Keuangan di Universitas Indonesia.
Benny TjoengPresident DirectorIndonesian Citizen
Presiden DirekturWarga Negara Indonesia
Mr. Gunadi Sutopo was appointed as Vice President Director of Lonsum in 2010. He previously served as Commissioner of Lonsum in 2009. Concurrently, he is also Director and Chief Operating Officer of PT Salim Ivomas Pratama since 2004 and Executive Director of Indofood Agri Resources Ltd. since 2007. He started his career with Drs Hans Kartikahadi & Co, a public accounting firm in Jakarta, as Assistant Accountant (1977-1979). He then joined PT Besuki Indah Electric Industry (Luxor) as Finance Manager (1979-1980), PT Lippo Mulia as Finance and Administration Manager (1980-1981), PT Broco as Group Finance Director (1981-1991) and Salim Plantation Group as Senior Vice President of Finance (1991-2002). He was awarded Bachelor of Accountancy degree from the University of Indonesia.
Bapak Gunadi Sutopo diangkat sebagai Wakil Presiden Direktur Lonsum di tahun 2010 dan sebelumnya menjabat sebagai Komisaris Lonsum pada tahun 2009. Saat ini Beliau juga menjabat sebagai Direktur dan Chief Operating Officer di PT Salim Ivomas Pratama sejak tahun 2004 dan juga menjabat sebagai Executive Director di Indofood Agri Resources Ltd. sejak tahun 2007. Beliau memulai karirnya di Drs Hans Kartikahadi & Co, sebuah perusahaan akuntan publik di Jakarta sebagai Assistant Accountant (1977-1979). Kemudian Beliau bergabung dengan PT Besuki Indah Electric Industry (Luxor) sebagai Finance Manager (1979-1980), PT Lippo Mulia sebagai Finance and Administration Manager (1980-1981), PT Broco sebagai Group Finance Director (1981-1991) dan Salim Plantation Group sebagai Senior Vice President of Finance (1991-2002). Beliau memperoleh gelar Sarjana Akuntansi dari Universitas Indonesia.
Gunadi SutopoVice President DirectorIndonesian citizen
Wakil Presiden DirekturWarga Negara Indonesia
LAPOrAN TAHUNAN Annual Report 2010 • PT PP London Sumatra Indonesia Tbk76
Mr. Thomas Tjhie has been a Director of Lonsum since 2007, and previously served as Vice President Director in 2009. Currently, he is also Director of PT Indofood Sukses Makmur Tbk from 2004 and concurrently heads the Treasury Division. Mr. Tjhie also serves as Director of PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk from 2009; President Commissioner of PT Indofood Fritolay Makmur from 2009; Non-Executive Director of Indofood Agri Resources Ltd from 2006; a Vice President Commissioner of PT Indolakto from 2009; and President Commissioner of PT Salim Ivomas Pratama from 2009. He previously served as a Director of PT Indomiwon Citra Inti and as Senior Executive of PT Kitadin Coal Mining. Mr. Tjhie was awarded a Bachelor’s Degree in Accounting from the Perbanas Banking Institute.
Bapak Thomas Tjhie menjabat menjadi Direktur Lonsum sejak tahun 2007, dan sebelumnya menjabat sebagai Wakil Presiden Direktur pada tahun 2009. Saat ini, Beliau juga menjabat sebagai Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbkdari tahun 2004 dan sekaligus mengepalai Divisi Treasury. Beliau saat ini juga menjabat sebagai Direktur PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk dari tahun 2009, Komisaris Utama PT Indofood Fritolay Makmur dari tahun 2009, Non-Executive Director Indofood Agri Resources Ltd dari tahun 2006, Wakil Komisaris Utama PT Indolakto dari tahun 2009 dan Komisaris Utama PT Salim Ivomas Pratama dari tahun 2009. Sebelumnya Beliau menjabat sebagai DirekturPT Indomiwon Citra Inti dan Senior Executive PT Kitadin Coal Mining. Bapak Thomas Tjhie meraih gelar Sarjana dalam bidang Akuntansi dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas Jakarta.
Mr. Mark Wakeford was appointed as Director of Lonsum in December 2007. He is currently also Chief Executive Officer and Executive Director of Indofood Agri Resources Ltd (IndoAgri). Prior to his appointment as Executive Director and CEO of IndoAgri in 2007, he had been an Advisor to the Group since January 2007. He is currently the President Director of PT Salim Ivomas Pratama. He started his career with Kingston Smith & Co, a firm of Chartered Accountants in London, England, and has been in the plantation industry since 1993, working with plantation companies in Indonesia, Papua New Guinea and Thailand. Mr. Mark Wakeford began his plantation career as Finance Director of PT PP London Sumatra in 1993 before moving to Pacific Rim Plantations Limited (“PRPOL”) as Chief Financial Officer (1995-1999), based in Papua New Guinea. In 1999 he became CEO and Executive Director of PRPOL. When the company was sold to Cargill in 2005, he spent one year with Cargill prior to joining IndoAgri in January 2007. Mr. Mark Wakeford trained and qualified as a Chartered Accountant in London, England and attended the Senior Executive Program at the London Business School.
Bapak Mark Wakeford menjabat sebagai Direktur Lonsum sejak Desember 2007. Saat ini Beliau juga menjabat sebagai Chief Executive Officer dan Executive Director di Indofood Agri Resources Ltd (IndoAgri). Sebelum menjabat sebagai Executive Director dan Chief Executive Officer IndoAgri pada tahun 2007, Beliau pernah menjabat sebagai Advisor Grup tersebut sejak Januari 2007. Saat ini Beliau adalah Direktur Utama PT Salim Ivomas Pratama. Beliau memulai karirnya di Kingston Smith & Co, sebuah firma akuntan di London, Inggris dan sudah berkecimpung di industri perkebunan sejak 1993, bekerja di perusahaan perkebunan di Indonesia, Papua New Guinea dan Thailand. Bapak Mark Wakeford memulai karir perkebunannya sebagai Direktur Keuangan di PT PP London Sumatra pada tahun 1993 sebelum pindah ke Pacific Rim Plantations Limited (PRPOL) sebagai Chief Financial Officer (1995-1999), berpusat di Papua New Guinea. Pada tahun 1999, Beliau menjabat sebagai CEO dan Executive Director PRPOL. Pada saat PRPOL dijual ke Cargill pada tahun 2005, Beliau masih bergabung dengan Cargill selama satu tahun, sebelum bergabung dengan IndoAgri pada Januari 2007. Bapak Mark Wakeford memiliki keahlian dan kemampuan selaku Chartered Accountant di London, Inggris dan mengikuti Senior Executive Program di London Business School.
Tjhie Tje Fie (Thomas Tjhie)DirectorIndonesian citizen
DirekturWarga Negara Indonesia
Mark wakefordDirectorBritish Citizen
DirekturWarga Negara Inggris
LAPOrAN TAHUNAN Annual Report 2010 • PT PP London Sumatra Indonesia Tbk 77
Mr. Paulus Moleonoto was appointed as Director of Lonsum in 2007. He is currently a Director of PT Indofood Sukses Makmur Tbk; a Commissioner of PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk; Executive Director, Head of Finance & Corporate Services of Indofood Agri Resources Ltd; and Vice President Director of PT Salim Ivomas Pratama. He started his career in 1984 with Drs Hans Kartikahadi & Co., a public accounting firm in Jakarta. Before joining the Plantation Division of the Indofood Group as Chief Financial Officer (CFO) in 2001, he had various management positions in the Salim Plantations Group since 1990. Mr. Moleonoto was awarded a Bachelor of Accountancy degree from the University of Tarumanagara, a Bachelor’s degree in Management from the University of Indonesia and a Master of Science degree in Administration & Business Policy from the University of Indonesia. He is also a registered accountant in Indonesia.
Bapak Paulus Moleonoto menjabat sebagai Direktur Lonsum pada tahun 2007. Saat ini Beliau menjabat sebagai Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk, Komisaris PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, Executive Director, Head of Finance & Corporate Services Indofood Agri Resources Ltd dan Wakil Presiden Direktur PT Salim Ivomas Pratama. Beliau memulai karirnya pada tahun 1984 di sebuah perusahaan akuntan publik Drs. Hans Kartikahadi & Rekan di Jakarta. Sebelum menjabat sebagai Chief Financial Officer (CFO) pada Divisi Plantations Indofood Grup pada tahun 2001, Beliau pernah menduduki berbagai posisi manajerial di Salim Plantations Grup sejak tahun 1990. Bapak Paulus Moleonoto meraih gelar Sarjana di bidang Akuntansi dari Universitas Tarumanagara, meraih gelar Sarjana di bidang Manajemen dari Universitas Indonesia dan meraih gelar Magister Sains bidang Kebijakan Bisnis dan Administrasi dari Universitas Indonesia. Beliau juga merupakan akuntan terdaftar di Indonesia.
Mr. Joefly Joesoef Bahroeny was appointed as Director of Lonsum in 2007, and previously a Commissioner of Lonsum from 2004 to 2007. He is also the Chairman of Indonesian Palm Oil Association (GAPKI) since 2009. He concurrently serves as a Director of PT Bahruny (Rubber Plantation); Director of PT Sisirau (Palm Oil Plantation & Mill), President Director of PT Joefly J. Bahroeny (Contractor), President Director of PT Bahrun and Sons (Rubber Plantation), President Director of PT Mitra Keramika Cemerlang (Distributor Urea, Export Urea), Commissioner of Minamas Plantation Group and Commissioner of PT Abhimata Mediatama. He has graduated from the University of News South Wales, Sydney, and has a Magister Management in Agrobusiness from the University of North Sumatera, Medan.
Bapak Joefly Joesoef Bahroeny menjabat sebagai Direktur Lonsum sejak 2007 dan sebelumnya sebagai Komisaris Lonsum dari tahun 2004 sampai tahun 2007. Saat ini Beliau juga menjabat sebagai Ketua Umum GAPKI (Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia) sejak tahun 2009. Saat ini Beliau juga menjabat sebagai Direktur PT Bahruny (Perkebunan Karet), Direktur PT Sisirau (Palm Oil Plantation & Mill), Presiden Direktur PT Joefly J. Bahroeny (Kontraktor), Presiden Direktur PT Bahrun and Sons (Perkebunan Karet), Presiden Direktur PT Mitra Keramika Cemerlang (Distributor Urea, Ekspor Urea), Komisaris Minamas Plantation Group dan Komisaris PT Abhimata Mediatama. Beliau adalah lulusan Universitas New South Wales, Sydney, dan meraih gelar Magister Management in Agrobusiness dari Universitas Sumatera Utara, Medan.
Paulus MoleonotoDirectorIndonesian Citizen
DirekturWarga Negara Indonesia
Joefly Joesoef Bahroeny DirectorIndonesian Citizen
DirekturWarga Negara Indonesia
LAPOrAN TAHUNAN Annual Report 2010 • PT PP London Sumatra Indonesia Tbk78
Mr. Bryan John Dyer was appointed as Director of Lonsum since 2004, he pursued a multinational career with Booker Agricultural International Ltd, UK, from 1971 to 1996 in the UK, Papua New Guinea, Somalia, Kenya and Guyana, as well as consulting for Booker in many other countries. He was CEO of Monaghan Middlebrook Ltd, UK (1989 – 2001), and Managing Director of Booker Tate Ltd, UK (2001-2004), which was the largest provider of corporate management & technical services to the world’s sugar industries. Mr. Bryan Dyer is a graduate of University of Reading with a BSc Hons in Agricultural Science and also attended the London Business School and studied Advanced Strategic Marketing at INSEAD, France.
Bapak Bryan John Dyer menjabat sebagai Direktur Lonsum sejak tahun 2004. Beliau mengawali serta menjalani karirnya di berbagai belahan dunia dalam naungan Booker Agricultural International Ltd, UK, dari tahun 1971 hingga 1996, di UK, Papua New Guinea, Somalia, Kenya dan Guyana. Sebelumnya Beliau merupakan CEO Monaghan Middlebrook Ltd, UK (1989 – 2001), dan Managing Director Booker Tate Ltd, UK (2001-2004), yang merupakan penyedia corporate management & technical services terbesar di dunia dalam industri gula. Bapak Bryan Dyer adalah Lulusan University of Reading dengan gelar BSc Hons di bidang pertanian dan juga meraih gelar di London Business School dan mempelajari Advanced Strategic Marketing di INSEAD, France.
Mr. Eddy Hariyanto was appointed as Director of Lonsum in 2010. He concurrently serves as Advisor & Manufacturing Manager of Packaging Division of PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk since 2007. He was educated at Universitas Kristen Indonesia in major of Civil Engineering and began his career as a Representative Officer in PT Pakarti Sampurno (1983-1985) and subsequently served as Manager of Operations at CV Multi Connection until 1989. In 1989, he joined PT Arfak Indra & PT Wenang Sakti engaged in Forest Concessions and served as Director of Operations & Production from 1996 to 2003.
Bapak Eddy Hariyanto menjabat sebagai Direktur Lonsum tahun 2010. Beliau saat ini juga menjabat sebagai Advisor & Manufacturing Manager di Divisi Packaging PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk sejak 2007. Beliau menempuh pendidikan Teknik Sipil di Universitas Kristen Indonesia dan mengawali kariernya sebagai Representative Officer di PT Pakarti Sampurno (1983-1985) dan selanjutnya menjabat sebagai Manajer Operasional di CV Multi Connection sampai tahun 1989. Pada tahun yang 1989, Beliau bergabung di PT Arfak Indra & PT Wenang Sakti yang bergerak di bidang Konsesi Hak Pengusahaan Hutan (HPH) dan menjabat sebagai Direktur Operasional & Produksi dari tahun 1996 sampai 2003.
Bryan John DyerDirectorBritish Citizen
DirekturWarga Negara Inggris
Eddy HariyantoDirectorIndonesian Citizen
DirekturWarga Negara Indonesia
LAPOrAN TAHUNAN Annual Report 2010 • PT PP London Sumatra Indonesia Tbk 79
Mr. Emanuel Loe Soei Kim serves as Director of Lonsum since May 2008. He joined PT PP London Sumatra Indonesia Tbk in 2000 as Tax Manager. In 2006, he was appointed as Head of Accounting and Taxation and was appointed as Head of Treasury and Taxation in 2007. His career started in 1974 as Accounting Assistant Manager at PT Putera Toppan before joining PT Nawa Panduta (Holding Company) in 1989 as Tax Planning and Control Manager. He holdsa Bachelor of Economy in Accounting from the Indonesian School of Economics, besides having Brevet A, B and CState Certificates for Tax Consultant bestowed upon by the Finance Department of The Republic of Indonesia (BPLK).
Bapak Emanuel Loe Soei Kim menjabat sebagai Direktur Lonsum sejak Mei 2008. Beliau bergabung dengan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk sejak tahun 2000 sebagai Tax Manager. Pada tahun 2006, Beliau ditunjuk sebagai Head of Accounting and Taxation, dan Head of Treasury and Taxation di tahun 2007. Karirnya dimulai pada tahun 1974 sebagai Accounting Assistant Manager PT Putera Toppan. Setelah itu, Beliau bergabung denganPT Nawa Panduta (Holding Company) di tahun 1989 sebagai Tax Planning and Control Manager. Beliau meraih gelar Sarjana Ekonomi di bidang Akuntansi pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia, disamping itu memilikiSertifikat Negara Brevet A, B, dan C Konsultan Pajak yang diselenggarakan oleh Departemen Keuangan Republik Indonesia.
Emanuel Loe Soei KimDirectorIndonesian Citizen
DirekturWarga Negara Indonesia
Mr. Sonny Lianto was appointed as Director of Lonsum since 2009. He concurrently serves as General Manager – Corporate Controller Division at PT Indofood Sukses Makmur Tbk since 2006. He started his career as a Senior Auditor at Prasetio Utomo & Co, a member firm of Arthur Andersen & Co (currently Ernst & Young) in 1994 – 1997. He then joined PT Mulia Industrindo Tbk in 1997 as Chief System & Procedures and PT Admadjaja Korpora, which is a holding company of Danamon Group, from 1997 to 1999 as Junior Assistant Vice President – Finance & Accounting. He then joined PT Indofood Sukses Makmur Tbk – Corporate Controller Division as Management Accounting Manager from 1999 to 2006. Mr. Sonny Lianto graduated from Trisakti University majoring in Accounting and holds a Post-Graduate Diploma in Strategic Marketing from Warren Keegan & Associates Inc.
Bapak Sonny Lianto menjabat sebagai Direktur Lonsum sejak tahun 2009. Saat ini Beliau juga menjabat sebagai General Manager - Corporate Controller Division di PT Indofood Sukses Makmur Tbk sejak tahun 2006. Beliau mengawali karir sebagai Senior Auditor di Prasetio Utomo & Co, anggota perusahaan Arthur Andersen & Co (saat ini Ernst & Young) selama periode 1994 -1997. Setelah itu Beliau bergabung di PT Mulia Industrindo Tbk di 1997 sebagai Chief System & Procedures dan PT Admadjaja Korpora yang merupakan holding company Danamon Group, dari 1997 sampai 1999 sebagai Junior Assistant Vice President – Finance & Accounting. Selanjutnya Beliau bergabung dengan PT Indofood Sukses Makmur Tbk pada Corporate Controller Division sebagai Management Accounting Manager pada tahun 1999 sampai tahun 2006. Bapak Sonny Lianto meraih gelar sarjana Akuntansi dari Universitas Trisakti dan memegang Post-Graduate Diploma in Strategic Marketing dari Warren Keegan & Associates Inc.
Sonny LiantoDirectorIndonesian Citizen
DirekturWarga Negara Indonesia
Hans KartikahadiIndonesian Citizen | Warga Negara Indonesia
Mr. Bambang Suhermadi is a member of Lonsum’s Audit Committee (2001-2002, 2006-present) and Head of Lonsum’s Internal Audit Department (2002-2006). Previously, he was a Director of Finance of Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta (1999-2000); Vice Chairman & Corporate Auditor of Caraka Group, Jakarta (1991-1999); Audit Committee member of PT Bank Bintang Manunggal Tbk, Jakarta and Administrative Specialist of Winrock International AARP II (1987-1990); Director of Finance of PT RFComm, Bandung (1984-1986); Senior Auditor Bank Dagang Negara, Jakarta (1973-1983). He graduated from the State University of Padjadjaran (UNPAD), Bandung (1973), majoring in Accounting, and he is a member of the Indonesian Accountants’ Association (IAI) Jakarta and a member of the Institute of Internal Auditors, Florida, USA, Jakarta Chapter.
Bapak Bambang Suhermadi adalah anggota Komite Audit Lonsum (2001-2002, 2006-sekarang) dan Head of Internal Audit Department Lonsum (2002-2006). Sebelumnya, Beliau menjabat sebagai Direktur Keuangan Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta (1999-2000); Wakil Ketua & Auditor Perusahaan Caraka Group, Jakarta (1991-1999); Anggota Komite Audit PT Bank Bintang Manunggal Tbk, Jakarta dan Spesialis Administrasi Winrock International AARP II (1987-1990); Direktur Keuangan PT RFComm, Bandung (1984-1986); Senior Auditor Bank Dagang Negara, Jakarta (1973-1983). Beliau adalah lulusan Universitas Padjadjaran (UNPAD), Bandung (1973), jurusan Akuntansi, dan Beliau merupakan anggota dari Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) Jakarta, serta anggota dari Institute of Internal Auditors, Florida, USA, Jakarta Chapter.
cOMMITTee MeMBerS’ PrOfILe Profil Anggota Komite
Komite AuditAUDIT cOMMITTee
Mr. Tengku Alwin Aziz was appointed as an Independent Commissioner of Lonsum since 2000 and concurrently serves as Vice Chairman and Non-Executive Director at Kencana Agri Ltd. based in Singapore, since 2008. He has previously served as President Director of Bank Umum Nasional (1998-1999), President Commissioner of Staco Graha, Staco Mitra Sedaya, Staco Jasa Pratama, Salindo Perdana Finance (1993-1998), and as a Director of Bank Dagang Negara (1992-1997). He holds a degree in Economics majoring in Accountancy from Universitas Sumatera Utara, Medan.
Bapak Tengku Alwin Aziz menjabat sebagai Komisaris Independen Lonsum sejak tahun 2000 dan saat ini Beliau juga menjabat sebagai Wakil Komisaris dan Non-Executive Director di Kencana Agri Ltd. yang berkedudukan di Singapura sejak tahun 2008. Beliau sebelumnya pernah menjabat sebagai Presiden Direktur Bank Umum Nasional (1998-1999), Presiden Komisaris Staco Graha, Staco Mitra Sedaya, Staco Jasa Pratama, Salindo Perdana Finance (1993-1998) dan Direktur Bank Dagang Negara (1992-1997). Beliau memperoleh gelar Sarjana Ekonomi bidang Akuntansi dari Universitas Sumatera Utara, Medan.
Tengku Alwin AzizIndonesian Citizen | Warga Negara Indonesia
Mr. Hans Kartikahadi was appointed as Independent Commissioner of Lonsum in 2010. He has over 40 years experience as public accountant, management and tax consultant. He is a Certified Public Accountant and Tax Consultant Brevet C (Advance). He started his career as Partner at Sie (Siddharta) & Co. from 1966-1973. He was also the Founding/Managing Partner of Hans Kartikahadi & Co. a correspondent firm of Deloitte Haskin & Sells from 1973-1990, Founding Partner of HTM (Hans Tuanakotta & Mustofa), which was the member firm of Deloitte Touche Tohmatsu as Chairman/CEO from 1990-2001, and continued as Chairman until 2004. Since 2004 until now, he is also the Founder/Senior Advisor of DELOITTE (Deloitte Touche Tohmatsu), member firm in Indonesia. Mr. Hans Kartikahadi is a Senior Lecturer Faculty of Economy, University of Indonesia (FEUI). He holds Bachelor in Economics, Majoring in Accountancy, University of Indonesia.
Bapak Hans Kartikahadi menjabat sebagai Komisaris Independen Lonsum pada tahun 2010. Beliau memiliki pengalaman lebih dari 40 tahun sebagai akuntan publik, konsultan pajak dan konsultan manajemen. Beliau merupakan Akuntan dan Konsultan Pajak Brevet C (Advance) terdaftar. Beliau mengawali kariernya sebagai Partner pada Sie (Siddharta) & Co.pada tahun 1966 -1973. Beliau adalah Founding/ Managing Partner Hans Kartikahadi & Co. yang merupakan correspondent firm of Deloitte Haskins & Sells pada tahun 1973 -1990, Founding Partner HTM (Hans Tuanakotta & Mustofa), yang merupakan anggota dari Deloitte Touche Tohmatsu sebagai Chairman/CEO pada tahun 1990 – 2001 selanjutnya menjadi Chairman sampai tahun 2004. Sejak tahun 2004 sampai sekarang, Beliau merupakan Founder/ Senior Advisor DELOITTE (Deloitte Touche Tohmatsu), member firm di Indonesia. Bapak Hans Kartikahadi adalah Dosen Senior Fakultas Ekonomi dari Universitas Indonesia (FEUI). Beliau meraih gelar Sarjana Ekonomi, Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Bambang SuhermadiIndonesian Citizen | Warga Negara Indonesia
LAPOrAN TAHUNAN Annual Report 2010 • PT PP London Sumatra Indonesia Tbk80
Komite Remunerasi dan NominasireMUNerATION AND NOMINATION cOMMITTee
Sekretaris PerusahaancOrPOrATe SecreTAry
Mr. Eddy Kusnadi Sariaatmadja currently serves as the President Commissioner of Lonsum in 2009, and previously served as the President Director of Lonsum (2007-2009). He concurrently serves as Commissioner of PT Abhimata Citra Abadi, Commissioner of PT Surya Citra Televisi since 2001, and President Commissioner of PT Elang Mahkota Teknologi Tbk since 1983. He was also Commissioner of PT AGC Leasing (1983 to 1989). Mr. Eddy Kusnadi Sariaatmadja holds a Bachelor of Engineering degree and Master of Engineering Science degree from University of New South Wales, Sydney, Australia.
Bapak Eddy Kusnadi Sariaatmadja menjabat sebagai Presiden Komisaris Lonsum pada tahun 2009, dan sebelumnya menjabat sebagai Presiden Direktur Lonsum (2007-2009). Saat ini Beliau juga menjabat sebagai KomisarisPT Abhimata Citra Abadi, Komisaris PT Surya Citra Televisi sejak tahun 2001, dan Presiden Komisaris PT Elang Mahkota Teknologi Tbk sejak tahun 1983. Beliau juga pernah menjabat sebagai Komisaris PT AGC Leasing (1983-1989). Bapak Eddy Kusnadi Sariaatmadja meraih gelar Bachelor of Engineering dan Master of Engineering Science di University of New South Wales, Sydney, Australia.
Eddy Kusnadi SariaatmadjaIndonesian Citizen | Warga Negara Indonesia
Mr. Hendra Widjaja was appointed as Commissioner of Lonsum in 2009 and concurrently serves as Director at PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, Director & Chief Financial Officer at PT Indolakto since 2009 and serves as the Deputy Division Head – Controller at PT Indofood Sukses Makmur Tbk since 2002. He started his career as a National Administration Manager at PT Intiboga Sejahtera (1991 – 2000); and he was appointed as the Director & Chief Financial Officer atPT Indomarco Adi Prima (2000 – 2002). Mr. Hendra Widjaja was awarded Management and Finance degree fromAtmajaya University, Jakarta.
Bapak Hendra Widjaja diangkat sebagai Komisaris Lonsum pada tahun 2009 dan saat ini Beliau juga menjabat sebagai Direktur PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, Direktur & Chief Financial Officer di PT Indolakto sejak tahun 2009 dan menjabat sebagai Deputy Division Head – Controller di PT Indofood Sukses Makmur Tbk sejak tahun 2002. Perjalanan karirnya dimulai sebagai National Administration Manager di PT Intiboga Sejahtera (1991 – 2000); kemudian sebagai Direktur & Chief Financial Officer di PT Indomarco Adi Prima (2000 – 2002). Bapak Hendra Widjaja menamatkan pendidikan pada jurusan Manajemen dan Keuangan di Universitas Atmajaya, Jakarta.
Hendra widjajaIndonesian Citizen | Warga Negara Indonesia
Ms. Endah R. Madnawidjaja was appointed as Corporate Secretary & Head of Legal Affairs of the Company in 2007. She graduated in law, majoring in Economic Activities Law, from the University of Indonesia and is a LicensedAdvocate as well as a member of IKADIN (equivalent to BAR Associates). Prior to joining the Company, she had been a Legal Consultant of Lubis, Ganie, Surowidjojo law firm since 1995.
Ibu Endah R. Madnawidjaja ditunjuk sebagai Corporate Secretary & Head of Legal Affairs Perseroan pada tahun 2007. Beliau meraih gelar Sarjana Hukum di bidang Hukum Kegiatan Perekonomian dari Universitas Indonesia dan adalah seorang Licensed Advocate & anggota dari IKADIN (sejajar dengan BAR Associates). Sebelum bergabung dengan Perseroan, Beliau merupakan Konsultan Hukum dari law firm Lubis, Ganie, Surowidjojo sejak 1995.
Endah R. MadnawidjajaIndonesian Citizen | Warga Negara Indonesia
LAPOrAN TAHUNAN Annual Report 2010 • PT PP London Sumatra Indonesia Tbk 81
LAPOrAN TAHUNAN Annual Report 2010 • PT PP London Sumatra Indonesia Tbk82
* Acting
SeNIOr OffIcerSPejabat Senior
Support Services
finance & IT
Corporate Office
SalesHead of Sales Subakri
OperationalHead of Estates Coordination & Inspection
Area Manager Agronomy Kaltim
Area Manager Agronomy Lima Puluh
Area Manager Agronomy Serdang
Area Manager Agronomy Musi Banyuasin
Area Manager Agronomy Bingin Teluk
Area Manager Agronomy Muara Rupit
Area Manager Agronomy Cengal
Area Manager Agronomy Lahat
Area Manajer Agronomy Jasul
Head of Jade Project*
Area Manager Processing A
Area Manager Processing B
Area Manager Processing C
Area Manager Processing D
Head of Engineering & Processing Services
Head of Research & Development
Head of Operations Administration
Head of Environment & CSR Coordination
General Manager Plasma Operation
A. Fattah Ibrahim
Pieter Victor
M. Topan Ketaren
Win Alamsyah
Sular Pramu Nissiyoko
Sudarsih
Indra Purnama
Syaiful Fitri
Usul
A. Fattah Ibrahim
Dinar Ariefin
Peribadi Karo Karo
Yose Rizal
Samuel Leki
Kirjan
Samuel Leki
Stephen Nelson
Ukur Kami Surbakti
Bambang Dwi Laksono
Ignatius Wiraharjo
Head of General Services
Coordinator of Human Resources
Head of Procurement*
Mino Lesmana
Muhammad Waras
Benny Y. Setiawan
Head of Accounting & Taxation
Head of Financial Control
Head of Information Technology Services
Head of Treasury
Sonny Lianto
Andjurken Tarigan
Rafii Nyomin
Widya P. Hartanto
Corporate Secretary & Head of Legal Affairs
Head of Internal Audit & Risk Management
Head of Investor Relations & Communication
Endah Resmiati Madnawidjaja
Rogers H. Wirawan
Sonny Lianto
83LAPOrAN TAHUNAN Annual Report 2009 • PT PP London Sumatera Tbk
LAPOrAN TAHUNAN Annual Report 2010 • PT PP London Sumatra Indonesia Tbk84
eSTATe LOcATION MAPPeta Lokasi Perkebunan
1
4
6 7
5
2
3
Description - Keterangan
Coconut Estate / Kebun Kelapa
Rubber Estate / Kebun Karet
Cocoa Estate / Kebun Kakao
Tea Estate / Kebun Teh
Oil Palm Estate / Kebun Kelapa Sawit
6. Nucleus estate - Kebun IntiBANDuNg
Bandung - Kertasarie
1. Nucleus estate - Kebun IntiLIMA PuLuH
Batubara - Dolok
Asahan - Gunung Malayu
Serdang Bedagai - Sibulan
Simalungun - Bah Bulian
Simalungun - Bah Lias
Labuhan Batu Selatan - Sei Rumbiya
SERDANg
Serdang Bedagai - Rambong Sialang
Deli Serdang - Begerpang
Deli Serdang - Sei Merah
Langkat - Bungara
Langkat - Turangie
Langkat - Pulo Rambong
5. Nucleus estate - Kebun IntiKuTAI BARAT
Kutai Barat - Isuy Makmur
Kutai Barat - Pahu Makmur
4. Nucleus estate - Kebun Inti
LAHAT
Musi Rawas - Terawas Indah
Lahat - Arta Kencana
Lahat - Kencana Sari
MuARA RuPIT
Musi Rawas - Gunung Bais
Musi Rawas - Riam Indah
Musi Rawas - Sei Lakitan
Musi Rawas - Sei Gemang
MuSI BANyuASIN
Musi Banyuasin - Tirta Agung
Musi Banyuasin - Budi Tirta
Musi Banyuasin - Suka Damai
Musi Banyuasin - Sei Punjung
BINgIN TELuK
Musi Rawas - Bukit Hijau
Musi Rawas - Belani Elok
Musi Rawas - Batu Cemerlang
Musi Rawas - Ketapat Bening
Musi Rawas - Sei Kepayang
CENgAL
Ogan Komering Ilir - Tulung Gelam
Ogan Komering Ilir - Kubu Pakaran
Ogan Komering Ilir - Bebah Permata
Plasma estate - Kebun Plasma
MuSI BANyuASIN
Musi Banyuasin - Tirta Agung
Musi Banyuasin - Suka Damai
BINgIN TELuK
Musi Rawas - Air Bening
Musi Rawas - Dwi Makmur
LAHAT
Musi Rawas - Eka Sari
Lahat - Arta Kencana
MuARA RuPIT
Musi Rawas - Marga Sido
Musi Rawas - Muara Kelingi
Musi Rawas - Pelita Jaya
CENgAL
Ogan Komering Ilir - Tulung Gelam
Ogan Komering Ilir - Kubu Pakaran
Ogan Komering Ilir - Bebah Permata
3. Nucleus estate - Kebun IntiMINAHASA
Minahasa - Pungkol
2. Nucleus estate - Kebun IntiBuLuKuMBA
Bulukumba - Balombissie
Bulukumba - Palang Isang
Plasma estate - Kebun PlasmaBuLuKuMBA
Bulukumba - Tibona
7. Nucleus estate - Kebun IntiBANyuWANgI
Banyuwangi - Treblasala
LAPOrAN TAHUNAN Annual Report 2010 • PT PP London Sumatra Indonesia Tbk 85
Nuc
leus
Est
ate
- Keb
un I
nti
No. ESTATE NAMENama Perkebunan
DISTRICTKabupaten
PROVINCEPropinsi
DESCRIPTIONKeterangan
01. Dolok
02. Gunung Malayu
03. Rambong Sialang
04. Sibulan
05. Bah Bulian
06. Bah Lias
07. Sei Rumbiya
08. Begerpang
09. Sei Merah
10. Bungara
11. Turangie
12. Pulo Rambong
13. Bukit Hijau
14. Belani Elok
15. Batu Cemerlang
16. Ketapat Bening
17. Sei Kepayang
18. Gunung Bais
19. Riam Indah
20. Sei Lakitan
21. Sei Gemang
22. Terawas Indah
23. Tulung Gelam
24. Kubu Pakaran
25. Bebah Permata
26. Tirta Agung
27. Budi Tirta
28. Suka Damai
29. Sei Punjung
30. Arta Kencana
31. Kencana Sari
32. Kertasarie
33. Treblasala
34. Isuy Makmur
35. Pahu Makmur
36. Balombissie
37. Palang Isang
38. Pungkol
Oil Palm Estate
Oil Palm Estate
Oil Palm Estate
Oil Palm & Rubber Estate
Oil Palm Estate
Oil Palm, Cocoa & Coconut Estate
Oil Palm & Rubber Estate
Oil Palm Estate
Oil Palm Estate
Oil Palm Estate
Oil Palm Estate
Oil Palm Estate
Oil Palm Estate
Oil Palm Estate
Oil Palm Estate
Oil Palm Estate
Oil Palm Estate
Oil Palm Estate
Oil Palm Estate
Oil Palm Estate
Oil Palm Estate
Oil Palm Estate
Rubber Estate
Rubber Estate
Rubber Estate
Oil Palm Estate
Oil Palm Estate
Oil Palm Estate
Oil Palm Estate
Oil Palm Estate
Oil Palm Estate
Tea Estate
Cocoa & Coconut Estate
Oil Palm Estate
Oil Palm Estate
Rubber Estate
Rubber Estate
Cocoa & Coconut Estate
Batubara
Asahan
Serdang Bedagai
Serdang Bedagai
Simalungun
Simalungun
Labuhan Batu Selatan
Deli Serdang
Deli Serdang
Langkat
Langkat
Langkat
Musi Rawas
Musi Rawas
Musi Rawas
Musi Rawas
Musi Rawas
Musi Rawas
Musi Rawas
Musi Rawas
Musi Rawas
Musi Rawas
Ogan Komering Ilir
Ogan Komering Ilir
Ogan Komering Ilir
Musi Banyuasin
Musi Banyuasin
Musi Banyuasin
Musi Banyuasin
Lahat
Lahat
Bandung
Banyuwangi
Kutai Barat
Kutai Barat
Bulukumba
Bulukumba
Minahasa
North Sumatra
North Sumatra
North Sumatra
North Sumatra
North Sumatra
North Sumatra
North Sumatra
North Sumatra
North Sumatra
North Sumatra
North Sumatra
North Sumatra
South Sumatra
South Sumatra
South Sumatra
South Sumatra
South Sumatra
South Sumatra
South Sumatra
South Sumatra
South Sumatra
South Sumatra
South Sumatra
South Sumatra
South Sumatra
South Sumatra
South Sumatra
South Sumatra
South Sumatra
South Sumatra
South Sumatra
West Java
East Java
East Kalimantan
East Kalimantan
South Sulawesi
South Sulawesi
North Sulawesi
Pla
sma
est
ate
- Keb
un P
lasm
a01. Marga Sido
02. Muara Kelingi
03. Pelita Jaya
04. Eka Sari
05. Air Bening
06. Dwi Makmur
07. Tirta Agung
08. Suka Damai
09. Arta Kencana
10. Kubu Pakaran
11. Tulung Gelam
12. Bebah Permata
13. Tibona
Oil Palm Estate
Oil Palm Estate
Oil Palm Estate
Oil Palm Estate
Oil Palm Estate
Oil Palm Estate
Oil Palm Estate
Oil Palm Estate
Oil Palm Estate
Rubber Estate
Rubber Estate
Rubber Estate
Rubber Estate
Musi Rawas
Musi Rawas
Musi Rawas
Musi Rawas
Musi Rawas
Musi Rawas
Musi Banyuasin
Musi Banyuasin
Lahat
Ogan Komering Ilir
Ogan Komering Ilir
Ogan Komering Ilir
Bulukumba
South Sumatra
South Sumatra
South Sumatra
South Sumatra
South Sumatra
South Sumatra
South Sumatra
South Sumatra
South Sumatra
South Sumatra
South Sumatra
South Sumatra
South Sulawesi
6. Nucleus estate - Kebun Inti
5. Nucleus estate - Kebun Inti
7. Nucleus estate - Kebun IntiBANyuWANgI
Banyuwangi - Treblasala
LAPOrAN TAHUNAN Annual Report 2010 • PT PP London Sumatra Indonesia Tbk86
1. factory - Pabrik
3. factory - Pabrik
5. factory - Pabrik
4. factory - Pabrik
6. factory - Pabrik
2. factory - Pabrik
Description - Keterangan
Palm Oil Mill / Pabrik Kelapa Sawit
Sheet Rubber Factory / Pabrik Karet Lembaran
Cocoa Factory / Pabrik Kakao
Crumb Rubber Factory / Pabrik Karet Remahan
Tea Factory / Pabrik Teh
Seed Germinating Unit / Unit Pembenihan Bibit
BATuBARA - Dolok
ASAHAN - Gunung Malayu
DELI SERDANg - Begerpang
BANDuNg - Kertasarie
BuLuKuMBA - Palang Isang
BANyuWANgI - Treblasala
KuTAI BARAT - Pahu Makmur
SAMARINDA - Samarinda
MuSI RAWAS - Belani Elok
MuSI RAWAS - Gunung Bais
MuSI RAWAS - Sei Lakitan
MuSI RAWAS - Terawas Indah
LANgKAT - Turangie
LABuHAN BATu SELATAN - Sei Rumbiya
SIMALuNguN - Bah Lias
LAHAT - Arta Kencana
MuSI BANyuASIN - Tirta Agung
OgAN KOMERINg ILIR - Cengal
OgAN KOMERINg ILIR - Mesuji (MAKP)
fAcTOry LOcATION MAPPeta Lokasi Pabrik
1
2
3 4
6
5
LAPOrAN TAHUNAN Annual Report 2010 • PT PP London Sumatra Indonesia Tbk 87
No. fACTORy NAMENama Pabrik
CAPACITyKapasitas
DISTRICTKabupaten
PROVINCEPropinsi
DESCRIPTIONKeterangan
01. Turangie
02. Begerpang
03. Dolok
04. Gunung Malayu
05. Belani Elok
06. Sei Lakitan
07. Gunung Bais
08. Terawas Indah
09. Arta Kencana
10. Tirta Agung
11. Pahu Makmur
12. Bah Lias
13. Samarinda
14. Kertasarie
15. Treblasala
16. Sei Rumbiya
17. Cengal
18. Palang Isang
19. Sei Rumbiya
20. Cengal
21. Palang Isang
22. Mesuji/MAKP
* After the completion of expansion in December 2010
* Setelah penyelesaian peningkatan kapasitas pada bulan Desember 2010
45 tons/hour
45 tons/hour
45 tons/hour *
30 tons/hour
60 tons/hour
60 tons/hour
10 tons/hour
20 tons/hour
20 tons/hour
40 tons/hour
45 tons/hour
12 million seeds/year
13 million seeds/year
225 tons/month
750 tons/month
325 tons/month
325 tons/month
275 tons/month
560 tons/month
1,600 tons/month
800 tons/month
600 tons/month
Langkat
Deli Serdang
Batu Bara
Asahan
Musi Rawas
Musi Rawas
Musi Rawas
Musi Rawas
Lahat
Musi Banyuasin
Kutai Barat
Simalungun
Samarinda
Bandung
Banyuwangi
Labuhan Batu Selatan
Ogan Komering Ilir
Bulukumba
Labuhan Batu Selatan
Ogan Komering Ilir
Bulukumba
Ogan Komering Ilir
North SumatraSumatera Utara
North SumatraSumatera Utara
North SumatraSumatera Utara
North SumatraSumatera Utara
South SumatraSumatera Selatan
South SumatraSumatera Selatan
South SumatraSumatera Selatan
South SumatraSumatera Selatan
South SumatraSumatera Selatan
South SumatraSumatera Selatan
East KalimantanKalimantan Timur
North SumatraSumatera Utara
East Kalimantan Kalimantan Timur
West JavaJawa Barat
East JavaJawa Timur
North SumatraSumatera Utara
South SumatraSumatera Selatan
South SulawesiSulawesi Selatan
North SumatraSumatera Utara
South SumatraSumatera Selatan
South SulawesiSulawesi Selatan
South SumatraSumatera Selatan
Palm Oil MillPabrik Kelapa Sawit
Palm Oil MillPabrik Kelapa Sawit
Palm Oil MillPabrik Kelapa Sawit
Palm Oil MillPabrik Kelapa Sawit
Palm Oil MillPabrik Kelapa Sawit
Palm Oil MillPabrik Kelapa Sawit
Palm Oil MillPabrik Kelapa Sawit
Palm Oil MillPabrik Kelapa Sawit
Palm Oil MillPabrik Kelapa Sawit
Palm Oil MillPabrik Kelapa Sawit
Palm Oil MillPabrik Kelapa Sawit
Seed Germinating UnitUnit Pembenihan Bibit
Seed Germinating UnitUnit Pembenihan Bibit
Tea FactoryPabrik Teh
Cocoa FactoryPabrik Kakao
Sheet Rubber FactoryPabrik Karet Lembaran
Sheet Rubber FactoryPabrik Karet Lembaran
Sheet Rubber FactoryPabrik Karet Lembaran
Crumb Rubber FactoryPabrik Karet Remahan
Crumb Rubber FactoryPabrik Karet Remahan
Crumb Rubber FactoryPabrik Karet Remahan
Crumb Rubber FactoryPabrik Karet Remahan
LAPOrAN TAHUNAN Annual Report 2010 • PT PP London Sumatra Indonesia Tbk88
cOrPOrATe INfOrMATIONInformasi Perusahaan
Prudential Tower 15th FloorJl. Jend Sudirman Kav 79 Jakarta, 12910Tel. (62-21) 5795 7718Fax.(62-21) 5795 7719www.londonsumatra.com
Head OfficeKantor Pusat
LAPOrAN TAHUNAN Annual Report 2010 • PT PP London Sumatra Indonesia Tbk 89
PT Raya Saham RegistrarPlaza Sentral Building 2nd FloorJl. Jend. Sudirman Kav. 47 - 48Jakarta 12930, IndonesiaTel. (62-21) 252 5666Fax.(62-21) 252 5028
Share RegistrarBiro Administrasi Efek
KAP Purwantono, Suherman & SurjaErnst & YoungIndonesia Stock Exchange Building Tower 2, 7th FloorJl. Jend. Sudirman Kav. 52 - 53Jakarta 12190, IndonesiaTel. (62-21) 5289 5000Fax.(62-21) 5289 4111
Public AccountantAkuntan Publik
LAPOrAN TAHUNAN Annual Report 2010 • PT PP London Sumatra Indonesia Tbk90
rATIfIcATIONOf ANNUAL rePOrT Pengesahan Laporan Tahunan
The Annual Report has been approved by the Members of the Board of Commissioners and the Board of Directors of PT PP London Sumatra Indonesia Tbk in April 2010.
Laporan Tahunan ini telah disetujui oleh seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi PT PP London Sumatra Indonesia Tbk pada bulan April 2010.
RACHMAT SOEBIAPRADJAIndependent Commissioner
Komisaris Independen
HANS KARTIKAHADI Independent Commissioner
Komisaris Independen
TENgKu ALwIN AzIzIndependent Commissioner
Komisaris Independen
EDDY KuSNADI SARIAATMADJAPresident Commissioner
Presiden Komisaris
FRANCISCuS wELIRANgVice President Commissioner
Wakil Presiden Komisaris
AXTON SALIMCommissioner
Komisaris
HANS RYAN ADITIOCommissioner
Komisaris
wERIANTY SETIAwANCommissioner
Komisaris
HENDRA wIDJAJACommissioner
Komisaris
Board of CommissionersDewan Komisaris
LAPOrAN TAHUNAN Annual Report 2010 • PT PP London Sumatra Indonesia Tbk 91
EDDY HARIYANTODirectorDirektur
EMANuEL LOE SOEI KIMDirectorDirektur
SONNY LIANTODirectorDirektur
BENNY TJOENgPresident Director
Presiden Direktur
TJHIE TJE FIE (THOMAS TJHIE)DirectorDirektur
guNADI SuTOPO Vice President Director
Wakil Presiden Direktur
JOEFLY JOESOEF BAHROENYDirectorDirektur
PAuLuS MOLEONOTODirectorDirektur
BRYAN JOHN DYERDirectorDirektur
MARK wAKEFORDDirectorDirektur
Board of DirectorsDireksi
The consolidated financialStatementsLaporan Keuangan Konsolidasi
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
Catatan atas laporan keuangan konsolidasi terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan
keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
The accompanying notes to the consolidated financial statements form an integral part of these consolidated financial
statements.
1
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI
31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Jutaan Rupiah,
Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
AND SUBSIDIARIES CONSOLIDATED BALANCE SHEETS December 31, 2010, 2009 and 2008
(Expressed in Million Rupiah, Unless Otherwise Stated)
Catatan/ Notes 2010 2009 2008
ASET ASSETSASET LANCAR CURRENT ASSETS Kas dan setara kas 2c,2f,3,27 1.160.688 682.249 1.034.344 Cash and cash equivalentsPiutang usaha 2f,4,26,27 Trade receivables Pihak ketiga - setelah dikurangi Third parties - cadangan penurunan nilai net of allowance for sebesar Rp561 pada impairment of Rp561 tanggal 31 Desember 2010 as of December 31, 2010 (2009: Rp257 dan (2009: Rp257 and 2008: Rp422) 25.952 65.013 99.200 2008: Rp422) Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 2s,25 - 5 7 Related parties Piutang lain-lain 2f,27,33 Other receivables Pihak ketiga 6.119 10.246 11.689 Third parties Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 2s,25 6.731 2.142 657 Related parties Persediaan, bersih 2d,5 264.473 192.133 213.719 Inventories, net Uang muka 6 15.670 10.592 21.831 Advances Pajak dibayar di muka 2n,13a 456 905 13.376 Prepaid taxes Biaya dibayar di muka 7.168 1.077 4.987 Prepaid expenses
Jumlah Aset Lancar 1.487.257 964.362 1.399.810 Total Current Assets
ASET TIDAK LANCAR NON-CURRENT ASSETS Piutang hubungan istimewa 2f,2s,25 - 14.113 15.799 Due from related parties Piutang plasma - setelah dikurangi Plasma receivables - net of cadangan penurunan nilai 2f,2i,7 allowance for impairment sebesar Rp18.000 26,27 56.751 55.144 51.326 of Rp18,000 Uang muka 6 60.949 66.183 96.322 Advances Penyertaan jangka panjang 1,2b 13.130 5.082 - Long-term investment Tanaman perkebunan 2e,2g,2l Plantations Tanaman menghasilkan - setelah dikurangi Mature plantations - net of akumulasi amortisasi accumulated amortization sebesar Rp505.563 pada of Rp505,563 as of tanggal 31 Desember 2010 December 31, 2010 (2009: Rp428.334 dan (2009: Rp428,334 and 2008: Rp364.910) 8a 1.388.195 1.126.421 970.011 2008: Rp364,910) Tanaman belum menghasilkan 8b 630.683 829.320 825.809 Immature plantations Aset tetap - setelah dikurangi Fixed assets - net of akumulasi penyusutan sebesar accumulated depreciation of Rp573.507 pada tanggal Rp573,507 as of 31 Desember 2010 December 31, 2010 (2009: Rp453.335 dan 2h,2l,2s, (2009: Rp453,335 and 2008: Rp374.205) 9,25 1.728.694 1.603.497 1.377.634 2008: Rp374,205) Biaya tangguhan hak atas tanah - Deferred landrights acquisition setelah dikurangi akumulasi costs - net of accumulated amortisasi sebesar Rp40.179 amortization of Rp40,179 pada tanggal 31 Desember 2010 as of December 31, 2010 (2009: Rp36.476 dan (2009: Rp36,476 and 2008: Rp32.786) 2j,10 102.663 106.206 107.427 2008: Rp32,786) Aset tidak lancar lainnya 2f,25,27,33 93.111 75.052 77.172 Other non-current assets
Jumlah Aset Tidak Lancar 4.074.176 3.881.018 3.521.500 Total Non-Current Assets
JUMLAH ASET 5.561.433 4.845.380 4.921.310 TOTAL ASSETS
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
Catatan atas laporan keuangan konsolidasi terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan
keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
The accompanying notes to the consolidated financial statements form an integral part of these consolidated financial
statements.
2
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI (lanjutan) 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Jutaan Rupiah,
Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
AND SUBSIDIARIES CONSOLIDATED BALANCE SHEETS (continued)
December 31, 2010, 2009 and 2008 (Expressed in Million Rupiah,
Unless Otherwise Stated) Catatan/ Notes 2010 2009 2008
LIABILITIES AND KEWAJIBAN DAN EKUITAS SHAREHOLDERS’ EQUITY KEWAJIBAN LANCAR CURRENT LIABILITIES Hutang bank jangka pendek 2f,11,26 - - 44.325 Short-term bank loans Hutang usaha 2f,12,27 Trade payables Pihak ketiga 82.685 59.103 103.628 Third parties Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 2s,25 122 614 115 Related parties Hutang lain-lain 2f,27 Other payables Pihak ketiga 35.145 32.622 27.778 Third parties Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 2s,25 33 165 1.275 Related parties Uang muka penjualan Sales advances Pihak ketiga 53.846 38.582 7.944 Third parties Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 2s,25 103.534 25.537 2.856 Related partiesHutang pajak 2n,13b 76.083 81.983 156.510 Taxes payable Biaya yang masih harus dibayar 2f,14,27 270.145 243.133 222.080 Accrued expenses Hutang bank jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu 2f,15a, Current maturities of satu tahun 26,33 - 197.757 283.647 long-term bank loans
Jumlah Kewajiban Lancar 621.593 679.496 850.158 Total Current Liabilities
KEWAJIBAN TIDAK LANCAR NON-CURRENT LIABILITIES Hutang bank jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang jatuh 2f,15b, Long-term bank loans - net of tempo dalam waktu satu tahun 26,33 - 30.346 609.528 current maturitiesKewajiban pajak tangguhan, bersih 2n,13d 55.088 66.628 55.047 Deferred tax liabilities, net Kewajiban imbalan kerja 2o,16 330.647 255.445 209.518 Employee benefits liabilities
Jumlah Kewajiban Tidak Lancar 385.735 352.419 874.093 Total Non-Current Liabilities
Jumlah Kewajiban 1.007.328 1.031.915 1.724.251 Total Liabilities
EKUITAS SHAREHOLDERS’ EQUITY Modal saham - nilai nominal Rp500 Share capital - Rp500 (full amount)
(angka penuh) per saham par value per share Modal dasar - 1.600.000.000 Authorized - saham 1,600,000,000 shares Modal ditempatkan dan disetor Issued and fully paid - penuh - 1.364.572.793 saham 17 682.286 682.286 682.286 1,364,572,793 sharesTambahan modal disetor 2k,18 1.030.312 1.030.312 888.069 Additional paid-in capital Saldo laba Retained earnings Telah ditentukan penggunaannya Appropriated for general untuk cadangan umum 20 35.000 30.000 14.519 reserves Belum ditentukan penggunaannya 2.806.507 2.070.867 1.657.708 Unappropriated Modal saham yang diperoleh kembali - Treasury stock - 23.964.000 saham 2k,17 - - (45.523) 23,964,000 shares
Ekuitas Bersih 4.554.105 3.813.465 3.197.059 Net Shareholders’ Equity
JUMLAH KEWAJIBAN DAN TOTAL LIABILITIES ANDEKUITAS 5.561.433 4.845.380 4.921.310 SHAREHOLDERS’ EQUITY
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
Catatan atas laporan keuangan konsolidasi terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan
keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
The accompanying notes to the consolidated financial statements form an integral part of these consolidated financial
statements.
3
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASI
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Jutaan Rupiah,
Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
AND SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF INCOME
Years Ended December 31, 2010, 2009 and 2008 (Expressed in Million Rupiah,
Unless Otherwise Stated)
Catatan/ Notes 2010 2009 2008
2m,2s,21,PENJUALAN 25,28a 3.592.658 3.199.687 3.846.154 SALES
BEBAN POKOK PENJUALAN 2m,2s,22,25 1.821.244 1.809.194 1.985.379 COST OF GOODS SOLD
LABA KOTOR 1.771.414 1.390.493 1.860.775 GROSS PROFIT
BEBAN USAHA 2m,2s,23,25 OPERATING EXPENSES Penjualan 26.900 34.091 155.428 Selling Umum dan administrasi 344.994 337.751 390.931 General and administrative
Jumlah beban usaha 371.894 371.842 546.359 Total operating expenses
LABA USAHA 28b 1.399.520 1.018.651 1.314.416 INCOME FROM OPERATIONS
PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN OTHER INCOME (CHARGES)Penghasilan bunga 25.107 18.725 21.069 Interest income Beban bunga dan keuangan lainnya 2f (26.313) (53.017) (43.227) Interest and other financing charges Laba (rugi) kurs, bersih 2q (17.405) 15.439 29.960 Gain (loss) on foreign exchange, net Lain-lain, bersih 873 8.341 4.498 Others, net
Penghasilan (beban) lain-lain, bersih (17.738) (10.512) 12.300 Other income (charges), net
LABA SEBELUM BEBAN PAJAK INCOME BEFORE INCOME PENGHASILAN 1.381.782 1.008.139 1.326.716 TAX EXPENSE
MANFAAT (BEBAN) INCOME TAX PAJAK PENGHASILAN BENEFIT (EXPENSE) Tahun berjalan 2n,13c (357.495) (289.071) (412.573) CurrentTangguhan 2n,13c,13d 9.042 (11.581) 13.412 Deferred
Beban pajak penghasilan, bersih (348.453) (300.652) (399.161) Income tax expense, net
LABA BERSIH 1.033.329 707.487 927.555 NET INCOME
LABA BERSIH PER SAHAM BASIC EARNINGS PERDASAR (angka penuh) 2p,24 151 105 136 SHARE (full amount)
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
Catatan atas laporan keuangan konsolidasi terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan
keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
The accompanying notes to the consolidated financial statements form an integral part of these consolidated financial
statements.
4
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASI
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Jutaan Rupiah,
Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
AND SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF CHANGES IN
SHAREHOLDERS’ EQUITY Years Ended December 31, 2010, 2009 and 2008
(Expressed in Million Rupiah, Unless Otherwise Stated)
Saldo Laba/Retained Earnings Modal Tambahan Saham Modal Cadangan yang Jumlah Modal Disetor/ Umum/ Belum Diperoleh Ekuitas Saham/ Additional Appropriated Ditentukan Kembali/ Bersih/Net Catatan/ Share Paid-in for General Penggunaannya/ Treasury Shareholders’ Notes Capital Capital Reserves Unappropriated Stock Equity
Saldo Balance as of1 Januari 2008 682.286 888.069 3.238 741.434 - 2.315.027 January 1, 2008
Penyisihan untuk Appropriation for
cadangan umum 20 - - 11.281 (11.281) - - general reserve Modal saham
yang diperoleh kembali 2k,17 - - - - (45.523) (45.523) Treasury stock
Laba bersih tahun Net income for
berjalan - - - 927.555 - 927.555 the year
Saldo Balance as of 31 Desember 2008 682.286 888.069 14.519 1.657.708 (45.523) 3.197.059 December 31, 2008
Penyisihan untuk Appropriation for cadangan umum 20 - - 15.481 (15.481) - - general reserve
Pembagian Distribution of dividen kas 2r,19 - - - (278.847) - (278.847 ) cash dividends Penjualan modal saham
yang diperoleh Sale ofkembali 2k,17,18 - 142.243 - - 45.523 187.766 treasury stock
Laba bersih tahun Net income for
berjalan - - - 707.487 - 707.487 the year
Saldo Balance as of31 Desember 2009 682.286 1.030.312 30.000 2.070.867 - 3.813.465 December 31, 2009
Dampak penerapan Effect of applying Pernyataan Standar Statement ofAkuntansi Keuangan Accounting Standard
No. 55 (Revisi 2006) No. 55 (Revised 2006) “Instrumen Keuangan: “Financial Instruments: Pengakuan dan Recognition and Pengukuran” 2f - - - (7.494) - (7.494 ) Measurement”
Penyisihan untuk Appropriation for
cadangan umum 20 - - 5.000 (5.000) - - general reserve Pembagian Distribution of dividen kas 2r,19 - - - (285.195) - (285.195 ) cash dividends
Laba bersih tahun Net income for
berjalan - - - 1.033.329 - 1.033.329 the year
Saldo Balance as of31 Desember 2010 682.286 1.030.312 35.000 2.806.507 - 4.554.105 December 31, 2010
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
Catatan atas laporan keuangan konsolidasi terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan
keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
The accompanying notes to the consolidated financial statements form an integral part of these consolidated financial
statements.
5
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASI
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Jutaan Rupiah,
Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
AND SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF CASH FLOWS Years Ended December 31, 2010, 2009 and 2008
(Expressed in Million Rupiah, Unless Otherwise Stated)
Catatan/ Notes 2010 2009 2008
ARUS KAS DARI AKTIVITAS CASH FLOWS FROM OPERASI OPERATING ACTIVITIES Penerimaan dari pelanggan 3.726.302 3.299.146 3.774.355 Receipts from customers Pembayaran kas kepada Payments to
Pemasok (1.099.756) (1.132.617) (1.168.005) Suppliers Karyawan dan buruh (572.034) (549.699) (554.634) Employees and laborers
Kas yang diperoleh dari operasi 2.054.512 1.616.830 2.051.716 Cash provided by operations Penerimaan bunga 23.719 18.768 21.107 Receipts of interest income Pembayaran pajak penghasilan badan (361.858) (378.267) (457.222) Payments of corporate income tax Pembayaran bunga pinjaman bank (13.729) (37.264) (33.503) Payments of interest on bank loans Pembayaran beban provisi Payments of provision fee atas pinjaman bank (40) (9.814) (2.413) on bank loans Pembayaran untuk biaya operasi Payments for other operating lainnya, bersih (325.377) (329.086) (458.138) expenses, net
Kas bersih yang diperoleh Net cash provided by dari aktivitas operasi 1.377.227 881.167 1.121.547 operating activities
ARUS KAS DARI AKTIVITAS CASH FLOWS FROMINVESTASI INVESTING ACTIVITIES Penerimaan dari (pembayaran untuk) Receipts from (payments for) aset lain-lain 3.290 (5.926) (28.632) other assets Hasil penjualan aset tetap Proceeds from sale of fixed assets dan tanaman perkebunan 8a,9 2.033 4.174 8.533 and plantations Pembelian aset tetap 6,9 (247.344) (294.173) (343.318) Acquisition of fixed assets Biaya pengembangan perkebunan 8b (148.256) (235.573) (234.859) Development costs of plantations Tambahan penyertaan pada Perusahaan Additional investment in Asosiasi (11.867) - - Associate Pembayaran uang muka untuk Advance payment for investasi - - (5.082) investment Pembayaran untuk akuisisi Payments for acquisition of anak perusahaan baru - - (4.910) new subsidiaries
Kas bersih yang digunakan Net cash used inuntuk aktivitas investasi (402.144) (531.498) (608.268) investing activities
ARUS KAS DARI AKTIVITAS CASH FLOWS FROMPENDANAAN FINANCING ACTIVITIES Penerimaan dari pinjaman bank 282.000 744.000 192.678 Proceeds from bank loans Penerimaan dari (pembayaran kepada)
pihak yang mempunyai Receipts from (payments to) hubungan istimewa 1.071 (5.190) 864 related parties
Pembayaran pokok pinjaman bank (494.639) (1.348.620) (186.333) Payments of bank loans Pembayaran dividen (285.076) (278.700) - Payments of dividends Penerimaan dari penjualan modal Receipts from saham yang diperoleh kembali 17 - 187.766 - sale of treasury stock Pembayaran untuk modal saham yang diperoleh kembali - (1.020) (44.503) Payments for treasury stock
Kas bersih yang digunakan Net cash used inuntuk aktivitas pendanaan (496.644) (701.764) (37.294) financing activities
KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH NET INCREASE (DECREASE) INKAS DAN SETARA KAS 478.439 (352.095) 475.985 CASH AND CASH EQUIVALENTS
KAS DAN SETARA KAS CASH AND CASH EQUIVALENTSAWAL TAHUN 682.249 1.034.344 558.359 AT BEGINNING OF YEAR
KAS DAN SETARA KAS CASH AND CASH EQUIVALENTSAKHIR TAHUN 1.160.688 682.249 1.034.344 AT END OF YEAR
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Jutaan Rupiah,
Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS Years Ended December 31, 2010, 2009 and 2008
(Expressed in Million Rupiah, Unless Otherwise Stated)
6
1. UMUM 1. GENERAL
Pendirian Perusahaan Establishment of the Company PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra
Indonesia Tbk (“Perusahaan”) didirikan berdasarkan Akta Notaris Raden Kadiman No. 93 tanggal 18 Desember 1962 yang diubah dengan Akta No. 20 tanggal 9 September 1963. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. J.A5/121/20 tanggal 14 September 1963 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 81 tanggal 8 Oktober 1963, Tambahan No. 531.
PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk (the “Company”) was established based on Notarial Deed No. 93 of Raden Kadiman dated December 18, 1962 and amended by Notarial Deed No. 20 dated September 9, 1963. The deed of establishment was approved by the Minister of Justice of the Republic of Indonesia in its Decision Letter No. J.A5/121/20 dated September 14, 1963 and was published in State Gazette No. 81 dated October 8, 1963, Supplement No. 531.
Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami
beberapa kali perubahan, terakhir berdasarkan Akta Notaris Dr. Irawan Soerodjo, S.H., M.Si., No. 15 tanggal 5 Mei 2009 mengenai penyesuaian Anggaran Dasar Perusahaan dengan perubahan Peraturan BAPEPAM-LK Nomor IX.J.1. Perubahan ini telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-24955.AH.01.02.Tahun 2009 tanggal 8 Juni 2009 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 65 tanggal 14 Agustus 2009, Tambahan No. 21804.
The Company’s Articles of Association has been amended several times, the latest amendment of which was based on Notarial Deed No. 15 dated May 5, 2009 of Dr. Irawan Soerodjo, S.H., M.Si., concerning changes to align the Articles of Association with the amendment of BAPEPAM-LK Rule Number IX.J.1. This amendment was approved by the Minister of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia in its Decision Letter No. AHU-24955.AH.01.02.Year 2009 dated June 8, 2009 and was published in the State Gazette No. 65 dated August 14, 2009, Supplement No. 21804.
Perusahaan bergerak di bidang usaha perkebunan
yang berlokasi di Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jawa, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan dengan lahan yang ditanami seluas 101.705 hektar (2009: 100.296 hektar dan 2008: 96.640 hektar). Produk utama adalah minyak kelapa sawit dan karet, serta sebagian kecil kakao, teh dan bibit.
The Company is engaged in the plantation business located in North Sumatera, South Sumatera, Java, East Kalimantan, North Sulawesi and South Sulawesi with a total planted area of 101,705 hectares (2009: 100,296 hectares and 2008: 96,640 hectares). The main products are crude palm oil and rubber, and small quantities of cocoa, tea and seeds.
Perusahaan berdomisili di Jakarta dengan kantor-
kantor cabang operasional berlokasi di Medan, Palembang, Makassar, Surabaya dan Samarinda. Kantor pusat Perusahaan beralamat di Prudential Tower, Jl. Jend. Sudirman Kav. 79, Jakarta.
The Company is domiciled in Jakarta with operational branch offices located in Medan, Palembang, Makassar, Surabaya and Samarinda. The Company’s registered office address is at Prudential Tower, Jl. Jend. Sudirman Kav. 79, Jakarta.
Di samping mengelola perkebunannya sendiri,
Perusahaan juga mengembangkan perkebunan di atas tanah yang dimiliki petani kecil setempat (perkebunan plasma) sesuai dengan pola perkebunan “inti plasma” yang dipilih pada saat Perusahaan melakukan ekspansi perkebunan.
In addition to the development of its own plantations, the Company is developing plantations on behalf of local smallholders (plasma plantations) in line with the “inti plasma” plantation scheme selected when the Company expanded its plantations.
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Jutaan Rupiah,
Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS Years Ended December 31, 2010, 2009 and 2008
(Expressed in Million Rupiah, Unless Otherwise Stated)
7
1. UMUM (lanjutan) 1. GENERAL (continued)
Pendirian Perusahaan (lanjutan) Establishment of the Company (continued) Pengelolaan perkebunan plasma ini akan
diserahterimakan kepada petani plasma pada saat perkebunan plasma siap menghasilkan.
Management of these plasma plantations will be handed over to the plasma farmers when the plantations are mature.
Penawaran Umum dan Tindakan Perusahaan
yang Mempengaruhi Modal Saham yang Ditempatkan dan Disetor Penuh
Public Offering and Corporate Actions Affecting Issued and Fully Paid Share Capital
Tindakan Perusahaan yang mempengaruhi efek yang diterbitkan (corporate action) sejak penawaran umum perdana sampai dengan tanggal 31 Desember 2010, adalah sebagai berikut:
A summary of the Company’s corporate actions from the date of its initial public offering up to December 31, 2010, is as follows:
Jumlah Nilai nominal saham ditempatkan per saham dan beredar/ (nilai penuh)/ Number of shares Par value Tanggal/ Keterangan/ issued and per share Date Description outstanding (full amount)
7 Juni 1996/ Penawaran umum perdana sebesar 38.800.000 saham/ June 7, 1996 Initial public offering of 38,800,000 shares 202.338.872 500 16 Juni 1997/ Saham bonus sebanyak 283.274.421 saham yang June 16, 1997 berasal dari kapitalisasi agio saham hasil penawaran umum saham perdana/ Bonus shares of 283,274,421 shares from the capitalization of the additional paid-in capital from the initial public offering 485.613.293 500 27 Mei 2004/ Penerbitan saham baru sebagai konversi dari May 27, 2004 hutang Perusahaan/ Issuance of new shares as the conversion of Company’s debts 765.709.793 500 4 Juni 2004/ Penerbitan saham baru sebagai konversi dari June 4, 2004 Surat Hutang Wajib Konversi/ Issuance of new shares as the conversion of Mandatory Convertible Notes (MCN) 1.034.334.293 500 4 Agustus 2004/ Penerbitan saham baru sebagai konversi dari August 4, 2004 Surat Hutang Wajib Konversi/ Issuance of new shares as the conversion of Mandatory Convertible Notes (MCN) 1.095.229.293 500 31 Oktober 2007/ Penerbitan saham baru sebagai konversi dari October 31, 2007 Surat Hutang Wajib Konversi/ Issuance of new shares as the conversion of Mandatory Convertible Notes (MCN) 1.364.572.793 500
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Jutaan Rupiah,
Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS Years Ended December 31, 2010, 2009 and 2008
(Expressed in Million Rupiah, Unless Otherwise Stated)
8
1. UMUM (lanjutan) 1. GENERAL (continued) Penawaran Umum dan Tindakan Perusahaan
yang Mempengaruhi Modal Saham yang Ditempatkan dan Disetor Penuh (lanjutan)
Public Offering and Corporate Actions Affecting Issued and Fully Paid Share Capital (continued)
Pada tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 2008,
seluruh 1.364.572.793 saham Perusahaan telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia.
As of December 31, 2010, 2009 and 2008, all of the Company’s 1,364,572,793 shares have been listed in the Indonesia Stock Exchange.
Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan Board of Commissioners, Board of Directors
and Employees Pada tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 2008,
susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan adalah sebagai berikut:
As of December 31, 2010, 2009 and 2008, the members of the Company’s Board of Commissioners and Board of Directors are as follows:
2010 2009 2008
Presiden Komisaris Eddy Kusnadi Sariaatmadja Eddy Kusnadi Sariaatmadja Susanto Suwarto President Commissioner Wakil Presiden
Komisaris Franciscus Welirang
- Fofo Sariaatmadja Vice President
Commissioner Komisaris Axton Salim Axton Salim Benny Setiawan Santoso Commissioner Komisaris Werianty Setiawan Gunadi Yohannes Hardian
Purawimala Widjonarko Commissioner
Komisaris Hendra Widjaja Hendra Widjaja - Commissioner Komisaris Hans Ryan Aditio - - Commissioner Komisaris
Independen Rachmat Soebiapradja
Rachmat Soebiapradja Rachmat Soebiapradja Independent
Commissioner Komisaris
Independen Tengku Alwin Aziz Tengku Alwin Aziz Tengku Alwin Aziz Independent
Commissioner Komisaris
Independen Hans Kartika Hadi
- - Independent
Commissioner Presiden Direktur Benny Tjoeng Benny Tjoeng Eddy Kusnadi Sariaatmadja President Director Wakil Presiden Direktur Gunadi Tjhie Tje Fie - Vice President Director Direktur Tjhie Tje Fie (Thomas Tjhie) - - Director Direktur Mark Julian Wakeford Mark Julian Wakeford Paulus Moleonoto Director Direktur Paulus Moleonoto Paulus Moleonoto Mark Julian Wakeford Director Direktur Joefly Joesoef Bahroeny Joefly Joesoef Bahroeny Tjhie Tje Fie Director Direktur Bryan John Dyer Bryan John Dyer Jay Geoffrey Wacher Director Direktur Goh Cheng Beng
(Allan Goh)* - Joefly Joesoef Bahroeny Director
Direktur Tio Eddy Hariyanto - Bryan John Dyer Director Direktur Emanuel Loe Soei Kim Emanuel Loe Soei Kim Emanuel Loe Soei Kim Director Direktur Sonny Lianto Sonny Lianto - Director
*) Pada tanggal 31 Juli 2010, Bapak Allan Goh mengundurkan *) As of July 31, 2010, Mr. Allan Goh resigned from hisdiri dari jabatannya selaku Direktur Perseroan. position as the Company’s Director.
Beban remunerasi untuk Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp47.732 (2009: Rp55.773 dan 2008: Rp51.363).
Total remuneration paid to the Company’s Board of Commissioners and Directors for the year ended December 31, 2010 amounted to Rp47,732 (2009: Rp55,773 and 2008: Rp51,363).
Perusahaan memiliki jumlah rata-rata karyawan
tetap dan buruh perkebunan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 sebanyak 12.825 orang (2009: 12.335 dan 2008: 12.171).
The Company has an average total number of permanent employees and laborers of 12,825 for the year ended December 31, 2010 (2009: 12,335 and 2008: 12,171).
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Jutaan Rupiah,
Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS Years Ended December 31, 2010, 2009 and 2008
(Expressed in Million Rupiah, Unless Otherwise Stated)
9
1. UMUM (lanjutan) 1. GENERAL (continued)
Kepemilikan Saham pada Anak Perusahaan Share Ownerships in Subsidiaries Perusahaan mempunyai kepemilikan saham
secara langsung maupun tidak langsung pada Anak Perusahaan berikut (selanjutnya secara bersama-sama disebut sebagai “Grup”):
The Company has direct and indirect share ownerships in the following Subsidiaries (together with the Company hereinafter referred to as the “Group”):
Nama Perusahaan/ Company’s Name
Domisili/ Domicile
Kegiatan Usaha/ Business Activity
Persentase Kepemilikan/ Percentage of Ownership
Tahun Beroperasi Komersial/
Year Commercial Operations
CommencedJumlah Aset/ Total Assets
2010 2009 2008 2010 2009 2008
Anak Perusahaan Langsung/Direct Subsidiaries
PT Multi Agro Palembang Perkebunan, 80,00% 80,00% 80,00% 2002 28.345 42.277 41.879 Kencana Prima pengolahan dan
(MAKP) perdagangan/ Plantation, processing
and trading Lonsum Singapore Singapura/ Perdagangan dan 100,00% 100,00% 100,00% 2004 3.873 4.555 6.105 Pte., Ltd. (LSP) Singapore pemasaran/ Trading and
marketing
PT Tani Musi Jakarta Perkebunan 99,92% 99,92% 99,92% - 39.991 42.652 21.019 Persada (TMP) kelapa sawit/
Palm plantation
PT Sumatra Agri Jakarta Perkebunan 99,92% 99,92% 99,92% - 13.758 13.737 13.726 Sejahtera (SAS) kelapa sawit/
Palm plantation
PT Tani Andalas Jakarta Perkebunan 90,00% 90,00% 90,00% - 14.606 14.585 14.579 Sejahtera (TAS) kelapa sawit/
Palm plantation
Anak Perusahaan Tidak Langsung/Indirect Subsidiary
Sumatra Bioscience Pte. Singapura/ Perdagangan, 100,00% 100,00% 100,00% - 0,01 0,01 0,01 Ltd. (sebelumnya/ Singapore pemasaran dan formerly Sumatra penelitian/ Investment Corporation Trading, marketing
Pte. Ltd). (1) and research
(1) 100% dimiliki oleh LSP/100% owned by LSP
Akuisisi atas Anak Perusahaan Baru Acquisitions of New Subsidiaries
Pada tanggal 19 November 2008, Perusahaan menandatangani beberapa Akta Jual Beli Saham Bersyarat (Conditional Sales Purchase Agreement (“SPA”)) dengan Agus Suherman, pihak ketiga, yang menyatakan bahwa Perusahaan menyetujui untuk membeli: (i) 1.249 saham TMP; (ii) 1.249 saham SAS; dan (iii) 1.125 saham TAS. Jumlah keseluruhan saham yang diakuisisi Perusahaan masing-masing merupakan 99,92%, 99,92% dan 90,00% dari modal saham TMP, SAS dan TAS.
On November 19, 2008, the Company entered into several Conditional Sales Purchase Agreements (“SPA”) with Agus Suherman, a third party, whereby the Company agreed to purchase: (i) 1,249 shares of TMP; (ii) 1,249 shares of SAS; and (iii) 1,125 shares of TAS. These total shares acquired by the Company represent approximately 99.92%, 99.92% and 90.00% of total issued shares of TMP, SAS and TAS, respectively.
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Jutaan Rupiah,
Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS Years Ended December 31, 2010, 2009 and 2008
(Expressed in Million Rupiah, Unless Otherwise Stated)
10
1. UMUM (lanjutan) 1. GENERAL (continued)
Akuisisi atas Anak Perusahaan Baru (lanjutan) Acquisitions of New Subsidiaries (continued)
Jumlah harga pembelian saham tersebut sebesar Rp8.046 dibayar lunas oleh Perusahaan pada bulan Desember 2008. Selain itu, Perusahaan juga membiayai kembali saldo hutang TMP, SAS dan TAS sebesar Rp40.000. Penyelesaian transaksi ini tergantung atas terpenuhinya beberapa kondisi sebagaimana tercantum dalam SPA. Transaksi tersebut diselesaikan pada tanggal 22 Desember 2008.
The total purchase price for the shares amounting to Rp8,046 was fully paid by the Company in December 2008. In addition, the Company also refinanced the outstanding loans of TMP, SAS and TAS amounting to Rp40,000. The completion of the transactions was subject to the fulfillment of certain conditions as stipulated in the SPA. The transactions were completed on December 22, 2008.
TMP, SAS dan TAS bergerak di bidang usaha pengembangan perkebunan kelapa sawit. Saat ini, Anak-anak Perusahaan ini sedang dalam proses pembelian lahan untuk perkebunan kelapa sawit. Akuisisi ini dicatat dengan menggunakan metode pembelian. Sehubungan dengan hal ini, selisih lebih antara harga perolehan dengan nilai wajar aset bersih teridentifikasi yang diperoleh sebesar Rp4.830 dibebankan seluruhnya pada operasi tahun 2008.
TMP, SAS and TAS are engaged in the business of developing oil palm plantations. Currently, these Subsidiaries are in the process of acquiring land for oil palm plantations. These new acquisitions were accounted for using the purchase method. Related to this, the excess of acquistion costs over the fair value of indentifiable net assets acquired amounting to Rp4,830 was fully charged to operations of year 2008.
Penyertaan Jangka Panjang dalam Perusahaan Asosiasi
Long-term Investment in Associate
Nama Perusahaan/ Company’s Name
Domisili/ Domicile
Kegiatan Usaha/ Business Activity
Persentase Kepemilikan/ Percentage of Ownership
Tahun Beroperasi Komersial/
Year Commercial Operations Commenced
Nilai Tercatat/ Carrying Value
2010 2009 2010 2009
Ghana Sumatra Ghana Produksi dan 45,00% 45,00% 2010 13.130 5.082Limited (“GSL”) pemasaran
bibit kelapa sawit/ Producing andmarketing of
oil palm seeds
Pada tanggal 12 Mei 2008, Perusahaan telah menandatangani “Perjanjian Perusahaan Patungan” (“Joint Venture Agreement”) dengan Council for Scientific and Industrial Research (“CSIR”), sebuah lembaga riset ilmiah di Republik Ghana, untuk mendirikan GSL. GSL bergerak dalam bidang produksi dan pemasaran bibit kelapa sawit. Proses pendirian GSL diselesaikan pada akhir bulan Maret 2009.
On May 12, 2008, the Company entered into a “Joint Venture Agreement” with the Council for Scientific and Industrial Research (“CSIR”), a scientific research organization in the Republic of Ghana, to establish GSL. GSL is engaged in producing and marketing oil palm seeds. The establishment process of GSL was completed by end of March 2009.
Sampai dengan 31 Desember 2010, Perusahaan telah menyetor penyertaan saham preferen pada GSL sebesar US$1.800.000 (setara dengan Rp16.949).
Up to December 31, 2010, the Company has paid the subscription for preference shares in GSL amounting to US$1,800,000 (equivalent to Rp16,949).
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Jutaan Rupiah,
Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS Years Ended December 31, 2010, 2009 and 2008
(Expressed in Million Rupiah, Unless Otherwise Stated)
11
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES
Berikut ini adalah kebijakan akuntansi yang signifikan yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk dan Anak Perusahaan yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
Presented below are the significant accounting policies adopted in preparing the consolidated financial statements of PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk and Subsidiaries which are in conformity with generally accepted accounting principles in Indonesia.
a. Dasar penyusunan laporan keuangan
konsolidasia. Basis of preparation of the consolidated
financial statements
Laporan keuangan konsolidasi disusun berdasarkan konsep akrual, dengan menggunakan konsep biaya historis, kecuali seperti yang disebutkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang relevan.
The consolidated financial statements have been prepared on the accrual basis, using the historical cost concept of accounting, except as disclosed in the relevant notes to the consolidated financial statements.
Laporan arus kas konsolidasi yang disajikan dengan menggunakan metode langsung, menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas yang diklasifikasikan ke dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
The consolidated statements of cash flows, which have been prepared using the direct method, present receipts and disbursements of cash and cash equivalents classified into operating, investing and financing activities.
Seluruh angka dalam laporan keuangan konsolidasi ini, kecuali dinyatakan secara khusus, dibulatkan menjadi dan disajikan dalam jutaan Rupiah yang terdekat.
Figures in the consolidated financial statements are rounded to and stated in millions of Rupiah unless otherwise stated.
b. Prinsip-prinsip konsolidasi b. Principles of consolidation
Laporan keuangan konsolidasi menggabungkan aset dan kewajiban pada tanggal neraca serta hasil usaha untuk periode yang berakhir pada tanggal tersebut dari Perusahaan dan Anak Perusahaan di mana Perusahaan memiliki kemampuan secara langsung atau tidak langsung untuk mengendalikan perusahaan-perusahaan tersebut.
The consolidated financial statements incorporate the assets and liabilities as of balance sheet date and the results of operations for the period then ended of the Company and Subsidiaries in which the Company has the ability to directly or indirectly exercise control.
Seluruh transaksi dan saldo akun antar perusahaan yang signifikan telah dieliminasi.
All significant intercompany transactions and account balances have been eliminated.
Bila pengendalian atas entitas diperoleh dalam periode berjalan, hasil usaha entitas tersebut dimasukkan dalam laporan laba rugi konsolidasi sejak tanggal pengendalian diperoleh.
Where control of an entity is obtained during a financial period, its results are included in the consolidated statements of income from the date on which control commences.
Bila pengendalian berakhir dalam periode berjalan, hasil usaha entitas tersebut dimasukkan ke dalam laporan keuangan konsolidasi untuk bagian periode dimana pengendalian masih berlangsung.
Where control ceases during a financial period, its results are included in the consolidated financial statements for the part of the period during which control existed.
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Jutaan Rupiah,
Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS Years Ended December 31, 2010, 2009 and 2008
(Expressed in Million Rupiah, Unless Otherwise Stated)
12
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
b. Prinsip-prinsip konsolidasi (lanjutan) b. Principles of consolidation (continued)
Aset dan kewajiban Anak Perusahaan yang berkedudukan di luar Indonesia, dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia yang berlaku pada akhir periode yang bersangkutan. Pendapatan dan beban dijabarkan dengan kurs pada tanggal transaksi atau kurs rata-rata selama periode yang bersangkutan jika pendapatan dan beban diperoleh atau terjadi secara merata sepanjang periode itu.
The assets and liabilities of foreign Subsidiaries based outside Indonesia are translated into Rupiah using the middle rates as published by Bank Indonesia as of the period end. Revenue and expenses are translated using the rate on the date of the transaction or an average rate when revenue and expenses are earned or incurred evenly throughout the period.
Kebijakan akuntansi yang dipakai dalam penyajian laporan keuangan konsolidasi telah ditetapkan secara konsisten oleh Anak Perusahaan, kecuali dinyatakan secara khusus.
The accounting policies adopted in preparing the consolidated financial statements have been consistently applied by the Subsidiaries unless otherwise stated.
Penyertaan saham pada perusahaan dimana persentase kepemilikan Grup sebesar 20% sampai dengan 50% dicatat dengan menggunakan metode ekuitas.
Investment in shares of stock in which the Group maintains ownership interest of 20% to 50% are accounted for under the equity method.
Berdasarkan metode ekuitas, nilai perolehan penyertaan ditambah atau dikurangi dengan bagian Grup atas laba atau rugi bersih, dan dividen yang diperoleh dari perusahaan asosiasi sejak tanggal perolehan.
Under the equity method, the cost of investment is increased or decreased by the Group’s share in net earnings or losses of, and dividends received from the investee since the date of acquisition.
c. Setara kas c. Cash equivalents
Deposito berjangka dengan jangka waktu tiga bulan atau kurang pada saat penempatan dan tidak digunakan sebagai jaminan atas kewajiban dan pinjaman lainnya diklasifikasikan sebagai “Setara Kas”.
Time deposits with maturities of three months or less at the time of placement and not pledged as collateral to loans and other borrowings are classified as “Cash Equivalents”.
d. Persediaan d. Inventories
Perusahaan menerapkan PSAK No. 14 (Revisi 2008), “Persediaan”, dimana persediaan diakui sebesar nilai yang lebih rendah antara harga perolehan dan nilai realisasi bersih. Harga perolehan produk dalam proses dan produk jadi terdiri dari semua biaya yang terjadi di kebun dan alokasi biaya tak langsung menggunakan luas hektar sebagai dasar alokasi. Harga perolehan bahan pembantu dan suku cadang terdiri dari harga pembelian ditambah dengan biaya angkut dan asuransi. Harga perolehan ditentukan dengan menggunakan metode rata-rata tertimbang. Nilai realisasi bersih adalah estimasi harga penjualan dalam kegiatan usaha normal dikurangi estimasi biaya penyelesaian dan biaya penjualan.
The Company applied PSAK No. 14 (Revised 2008), “Inventories”, where inventories are stated at the lower of cost or net realizable value. The cost of products in process and finished goods comprises all costs incurred at the estates and an allocation of indirect costs using hectares as the basis of allocation. The cost of supporting materials and spare parts comprises the purchase cost of such materials and spare parts plus any freight cost and insurance. Cost is determined by the weighted average method. Net realizable value is the estimated selling price in the ordinary course of business less the estimated costs of completion and selling expenses.
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Jutaan Rupiah,
Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS Years Ended December 31, 2010, 2009 and 2008
(Expressed in Million Rupiah, Unless Otherwise Stated)
13
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
d. Persediaan (lanjutan) d. Inventories (continued)
Grup menetapkan penyisihan untuk keusangan dan/atau penurunan nilai persediaan berdasarkan hasil penelaahan berkala atas kondisi fisik dan nilai realisasi bersih persediaan.
The Group provides allowance for obsolescence and/or decline in market value of inventories based on periodic reviews of the physical conditions and net realizable values of the inventories.
e. Biaya pinjaman e. Borrowing costs
Sebelum tanggal 1 Januari 2010, biaya pinjaman dicatat berdasarkan PSAK No. 26, “Biaya Pinjaman”, yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia pada tahun 1997. Efektif tanggal 1 Januari 2010, Grup mengadopsi PSAK No. 26 (Revisi 2008), “Biaya Pinjaman”, yang mengharuskan biaya pinjaman yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan, konstruksi, atau pembuatan aset kualifikasian dikapitalisasi sebagai bagian biaya perolehan aset tersebut, serta persyaratan untuk mulai mengkapitalisasi biaya pinjaman, penghentian sementara dan penghentiannya.
Prior to January 1, 2010, borrowing costs were accounted based on PSAK No. 26, “Borrowing Costs”, issued by the Indonesian Institute of Accountants in 1997. Effective January 1, 2010, the Group adopted PSAK No. 26 (Revised 2008), “Borrowing Costs”, which requires capitalization of directly attributable borrowing costs to the acquisition, construction, or production of a qualifying asset, and requirements for commencement, suspension and cessation of capitalization.
Penerapan PSAK No. 26 (Revisi 2008) ini tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pelaporan keuangan dan pengungkapan dari Grup.
The adoption of the PSAK No. 26 (Revised 2008) has no significant impact on the financial reporting and disclosures of the Group.
Biaya pinjaman yang dapat diatribusikan langsung dengan perolehan, konstruksi atau pembuatan aset kualifikasian dikapitalisasi sebagai bagian biaya perolehan aset tersebut. Biaya pinjaman lainnya diakui sebagai beban pada saat terjadi. Biaya pinjaman terdiri dari biaya bunga dan biaya lain yang ditanggung Grup sehubungan dengan peminjaman dana.
Borrowing costs that are directly attributable to the acquisition, construction or production of a qualifying asset are capitalized as part of the cost of the related asset. Otherwise, borrowing costs are recognized as expenses when incurred. Borrowing costs consist of interest and other financing charges that the Group incurs in connection with the borrowing of funds.
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Jutaan Rupiah,
Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS Years Ended December 31, 2010, 2009 and 2008
(Expressed in Million Rupiah, Unless Otherwise Stated)
14
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
e. Biaya pinjaman (lanjutan) e. Borrowing costs (continued)
Kapitalisasi biaya pinjaman dimulai pada saat aktivitas yang diperlukan untuk mempersiapkan aset agar dapat digunakan sesuai dengan maksudnya dan pengeluaran untuk aset dan biaya pinjamannya telah terjadi. Kapitalisasi biaya pinjaman dihentikan pada saat selesainya secara substansi seluruh aktivitas yang diperlukan untuk mempersiapkan aset kualifikasian agar dapat digunakan sesuai dengan maksudnya.
Capitalization of borrowing costs commences when the activities to prepare the qualifying asset for its intended use are in progress and the expenditures for the qualifying asset and the borrowing costs have been incurred. Capitalization of borrowing costs ceases when substantially all the activities necessary to prepare the qualifying assets are substantially completed for their intended use.
f. Instrumen keuangan f. Financial instruments
Efektif tanggal 1 Januari 2010, Grup menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pelaporan”, dan PSAK No. 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”.
Effective January 1, 2010, the Group adopted PSAK No. 50 (Revised 2006), “Financial Instruments: Presentation and Disclosures”, and PSAK No. 55 (Revised 2006), “Financial Instruments: Recognition and Measurement”.
PSAK No. 50 (Revisi 2006) mengatur persyaratan tentang penyajian dari instrumen keuangan dan informasi yang harus diungkapkan di dalam laporan keuangan, sedangkan PSAK No. 55 (Revisi 2006) mengatur prinsip-prinsip dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, kewajiban keuangan, dan kontrak pembelian dan penjualan item non-keuangan. Pernyataan ini, antara lain, memberikan definisi dan karakteristik terhadap derivatif, kategori dari instrumen keuangan, pengakuan dan pengukuran, akuntansi lindung nilai dan penetapan dari hubungan lindung nilai.
The PSAK No. 50 (Revised 2006) provides for the requirements in respect of the presentation of financial instruments, and the necessary information that should be disclosed in the financial statements, while the PSAK No. 55 (Revised 2006) establishes the principles for recognizing and measuring financial assets, financial liabilities, and some contracts to buy or sell non-financial items. This standard provides for the definitions and characteristics of a derivative, the categories of financial instruments, recognition and measurement, hedge accounting and determination of hedging relationships, among others.
Efek kumulatif dari penerapan PSAK yang
direvisi tersebut sebesar Rp7.494, dicatat pada saldo laba tanggal 1 Januari 2010.
The net cumulative effects of the adoptions of these revised PSAKs amounting to Rp7,494, was reflected in the balance of retained earnings as of January 1, 2010.
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Jutaan Rupiah,
Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS Years Ended December 31, 2010, 2009 and 2008
(Expressed in Million Rupiah, Unless Otherwise Stated)
15
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
f. Instrumen keuangan (lanjutan) f. Financial instruments (continued)
Aset Keuangan Financial Assets
Pengakuan dan pengukuran awal Initial recognition and measurement
Aset keuangan dalam ruang lingkup PSAK No. 55 (Revisi 2006) diklasifikasikan sebagai salah satu dari aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo atau aset keuangan tersedia untuk dijual. Grup menetapkan klasifikasi aset keuangan setelah pengakuan awal dan, jika diperbolehkan dan sesuai, akan melakukan evaluasi pada setiap akhir tahun keuangan.
Financial assets within the scope of the PSAK No. 55 (Revised 2006) are classified as financial assets at fair value through profit or loss, loans and receivables, held-to-maturity investments or available-for-sale financial asset. The Group determines the classification of its financial assets after initial recognition and, where allowed and appropriate, re-evaluates this designation at each financial year-end.
Aset keuangan Grup terdiri dari kas dan setara kas, piutang usaha, piutang plasma, piutang hubungan istimewa dan piutang lain-lain diklasifikasikan dan dicatat sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang sesuai dengan PSAK No. 55 (Revisi 2006).
The Group’s financial assets consist of cash and cash equivalents, trade receivables, plasma receivables, due from related parties and other receivables which are classified and accounted for as loans and receivables under the PSAK No. 55 (Revised 2006).
Pada saat pengakuan awalnya, aset keuangan diukur pada nilai wajar, dan dalam hal aset keuangan yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan aset keuangan tersebut.
When financial assets are recognized initially, they are measured at fair value, and in the case of financial assets not at fair value through profit or loss, plus directly attributable transaction costs.
Pengukuran setelah pengakuan awal Subsequent measurement
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak memiliki kuotasi di pasar aktif. Setelah pengakuan awal, aset keuangan tersebut dicatat pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif, dan keuntungan dan kerugian terkait diakui pada laporan laba rugi ketika pinjaman yang diberikan dan piutang dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, serta melalui proses amortisasi.
Loans and receivables are non-derivative financial assets with fixed or determinable payments that are not quoted in active market. After initial recognition, such financial assets are carried at amortized cost using the effective interest method, and the related gains and losses are recognized in the profit or loss when the loans and receivables are derecognized or impaired, as well as through the amortization process.
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Jutaan Rupiah,
Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS Years Ended December 31, 2010, 2009 and 2008
(Expressed in Million Rupiah, Unless Otherwise Stated)
16
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
f. Instrumen keuangan (lanjutan) f. Financial instruments (continued)
Aset Keuangan (lanjutan) Financial Assets (continued)
Pengukuran setelah pengakuan awal(lanjutan)
Subsequent measurement (continued)
Cadangan atas jumlah yang tidak tertagih dicatat bila ada bukti yang obyektif bahwa Grup tidak akan dapat menagih hutang tersebut. Piutang tidak tertagih dihapuskan pada saat diidentifikasi. Rincian lebih lanjut tentang kebijakan akuntansi untuk penurunan nilai aset keuangan diungkapkan dalam catatan di bawah ini.
An allowance is made for uncollectible amounts when there is objective evidence that the Group will not be able to collect the debt. Bad debts are written off when identified. Further details on the accounting policy for impairment of financial assets are disclosed below in this note.
Penghentian pengakuan Derecognition
Penghentian pengakuan atas suatu aset keuangan (atau, mana yang berlaku sebagai bagian dari aset keuangan atau bagian dari kelompok aset keuangan sejenis) dihentikan pengakuannya pada saat:
A financial asset, or, where applicable a part of a financial asset or part of a group of similar financial assets, is derecognized when:
i. hak kontraktual atas arus kas yang berasal
dari aset keuangan tersebut berakhir; atau i. the contractual rights to receive cash flows
from the asset have expired; or
ii. Grup mentransfer hak kontraktual untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan atau menanggung kewajiban untuk membayar arus kas yang diterima tanpa penundaan yang signifikan kepada pihak ketiga melalui suatu kesepakatan penyerahan dan (a) secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan tersebut, atau (b) secara substansial tidak mentransfer dan tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan tersebut, namun telah mentransfer pengendalian atas aset keuangan tersebut.
ii. the Group has transferred its contractual rights to receive cash flows from the asset or has assumed an obligation to pay them in full without material delay to a third party under a “pass-through” arrangement and either (a) has transferred substantially all the risks and rewards of the asset, or (b) has neither transferred nor retained substantially all the risks and rewards of the asset, but has transferred control of the asset.
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Jutaan Rupiah,
Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS Years Ended December 31, 2010, 2009 and 2008
(Expressed in Million Rupiah, Unless Otherwise Stated)
17
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
f. Instrumen keuangan (lanjutan) f. Financial instruments (continued)
Aset Keuangan (lanjutan) Financial Assets (continued)
Penghentian pengakuan (lanjutan) Derecognition (continued)
Apabila Grup mentransfer hak untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan atau mengadakan kesepakatan penyerahan dan tidak mentransfer maupun tidak memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan tersebut dan juga tidak mentransfer pengendalian atas aset keuangan tersebut, maka suatu aset keuangan baru diakui oleh Grup sebesar keterlibatan berkelanjutan dengan aset keuangan tersebut.
Where the Group has transferred its rights to receive cash flows from an asset or has entered into a pass-through arrangement and has neither transferred nor retained substantially all the risks and rewards of the asset nor transferred control of the asset, a new asset is recognized to the extent of the Group’s continuing involvement in the asset.
Keterlibatan berkelanjutan berbentuk pemberian jaminan atas aset yang ditransfer, diukur sebesar jumlah terendah antara nilai aset yang ditransfer dan nilai maksimal dari pembayaran yang diterima yang mungkin harus dibayar kembali oleh Grup.
Continuing involvement that takes the form of a guarantee over the transferred asset, is measured at the lower of the original carrying amount of the asset and the maximum amount of consideration that the Group could be required to repay.
Pada saat penghentian pengakuan atas aset keuangan secara keseluruhan, maka selisih antara nilai tercatat dan jumlah dari (i) pembayaran yang diterima, termasuk setiap aset baru yang diperoleh dikurangi setiap kewajiban baru yang harus ditanggung; dan (ii) setiap keuntungan atau kerugian kumulatif yang telah diakui secara langsung dalam ekuitas, harus diakui pada laporan laba rugi.
On derecognition of a financial asset in its entirety, the difference between the carrying amount and the sum of (i) the consideration received, including any new asset obtained less any new liability assumed; and (ii) any cumulative gain or loss that has been recognized directly in equity, is recognized in the profit or loss.
Penurunan nilai Impairment
Pada setiap tanggal neraca, Grup mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Penurunan nilai atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan dianggap telah terjadi jika, dan hanya jika, terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan nilai sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (“peristiwa yang merugikan”), dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal.
The Group assesses at each balance sheet date whether there is any objective evidence that a financial asset or a group of financial assets is impaired. A financial asset or a group of financial assets is deemed to be impaired if, and only if, there is objective evidence of impairment as a result of one or more events that has occurred after the initial recognition of the asset (an incurred “loss event”), and that loss event has an impact on the estimated future cash flows of the financial asset or the group of financial assets that can be reliably estimated.
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Jutaan Rupiah,
Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS Years Ended December 31, 2010, 2009 and 2008
(Expressed in Million Rupiah, Unless Otherwise Stated)
18
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
f. Instrumen keuangan (lanjutan) f. Financial instruments (continued) Aset Keuangan (lanjutan) Financial Assets (continued)
Penurunan nilai (lanjutan) Impairment (continued)
Bukti penurunan nilai dapat meliputi indikasi pihak peminjam atau kelompok pihak peminjam mengalami kesulitan keuangan signifikan, wanprestasi atau tunggakan pembayaran bunga atau pokok, terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan lainnya dan pada saat data yang dapat diobservasi mengindikasikan adanya penurunan yang dapat diukur atas estimasi arus kas masa datang, seperti meningkatnya tunggakan atau kondisi ekonomi yang berkorelasi dengan wanprestasi.
Evidence of impairment may include indications that the debtors or a group of debtors is experiencing significant financial difficulty, default or delinquency in interest or principal payments, the probability that they will enter bankruptcy or other financial reorganization and when observable data indicate that there is a measurable decrease in the estimated future cash flows, such as changes in arrears or economic conditions that correlate with defaults.
Aset Keuangan yang Dicatat pada Biaya Perolehan Diamortisasi
Financial Assets Carried at Amortized Cost
Untuk pinjaman yang diberikan dan piutang yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, Grup pertama kali menentukan secara individual apakah terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual.
For loans and receivables carried at amortized cost, the Group first assesses individually whether objective evidence of impairment exists individually for financial assets that are individually significant, or collectively for financial assets that are not individually significant.
Jika Grup menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka Grup memasukkan aset tersebut ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau terus diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.
If the Group determines that no objective evidence of impairment exists for an individually assessed financial asset, whether significant or not, it includes the asset in a group of financial assets with similar credit risk characteristics and collectively assesses them for impairment. Assets that are individually assessed for impairment and for which an impairment loss is, or continues to be recognized, are not included in a collective assessment or impairment.
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Jutaan Rupiah,
Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS Years Ended December 31, 2010, 2009 and 2008
(Expressed in Million Rupiah, Unless Otherwise Stated)
19
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
f. Instrumen keuangan (lanjutan) f. Financial instruments (continued)
Aset Keuangan (lanjutan) Financial Assets (continued)
Penurunan nilai (lanjutan) Impairment (continued)
Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang (tidak termasuk kerugian kredit di masa mendatang yang belum terjadi). Nilai tercatat atas aset keuangan dikurangi melalui penggunaan akun cadangan penurunan nilai dan jumlah kerugian tersebut diakui secara langsung dalam laporan laba rugi.
When there is objective evidence that an impairment loss has been incurred, the amount of the loss is measured as the difference between the asset’s carrying amount and the present value of estimated future cash flows (excluding future credit losses that have not been incurred). The carrying amount of the asset is reduced through the use of an allowance for impairment account and the amount of the loss is directly recognized in the profit or loss.
Pendapatan bunga terus diakui atas nilai tercatat yang telah dikurangi tersebut, berdasarkan tingkat suku bunga efektif awal aset keuangan tersebut. Pinjaman yang diberikan beserta dengan cadangan terkait dihapuskan jika tidak terdapat kemungkinan yang realistis atas pemulihan di masa mendatang dan seluruh agunan, jika ada, sudah direalisasi atau ditransfer kepada Grup.
Interest income continues to be accrued on the reduced carrying amount based on the original effective interest rate of asset. Loans together with the associated allowance are written off when there is no realistic prospect of future recovery and all collateral, if any, has been realized or has been transferred to the Group.
Jika, dalam tahun berikutnya, nilai estimasi kerugian penurunan nilai aset keuangan bertambah atau berkurang yang dikarenakan peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui, maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui ditambahkan atau dikurangi (dipulihkan) dengan menyesuaikan akun cadangan penurunan nilai. Pemulihan tersebut tidak boleh mengakibatkan nilai tercatat aset keuangan melebihi biaya perolehan diamortisasi yang seharusnya jika penurunan nilai tidak diakui pada tanggal pemulihan dilakukan. Jumlah pemulihan aset keuangan diakui pada laporan laba rugi konsolidasi.
If, in a subsequent year, the amount of the estimated impairment loss increases or decreases because of event occurring after the impairment was recognized, the previously recognized impairment loss is increased or reduced by adjusting the allowance for impairment account. The reversal shall not result in a carrying amount of the financial asset that exceeds what the amortized cost would have been had the impairment not been recognized at the date the impairment is reversed. The recovery of financial assets is recognized in the consolidated statement of profit or loss.
Nilai kini atas estimasi arus kas masa datang didiskonto dengan menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Jika pinjaman yang diberikan memiliki suku bunga variabel, maka tingkat diskonto yang digunakan untuk mengukur setiap kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif yang berlaku.
The present value of the estimated future cash flows is discounted at the financial assets’ original effective interest rate. If a loan has a variable interest rate, the discount rate for measuring any impairment loss is the current effective interest rate.
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Jutaan Rupiah,
Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS Years Ended December 31, 2010, 2009 and 2008
(Expressed in Million Rupiah, Unless Otherwise Stated)
20
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
f. Instrumen keuangan (lanjutan) f. Financial instruments (continued) Kewajiban Keuangan Financial Liabilities Pengakuan awal dan pengukuran Initial recognition and measurement
Kewajiban keuangan dalam ruang lingkup PSAK No. 55 (Revisi 2006) diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi atau hutang dan pinjaman. Grup menetapkan klasifikasi atas kewajiban keuangan pada saat pengakuan awal.
Financial liabilities within the scope of the PSAK No. 55 (Revised 2006) are classified as financial liabilities at fair value through profit or loss or loans and borrowings. The Group determines the classification of its financial liabilities at initial recognition.
Pengakuan awal kewajiban keuangan dicatat pada nilai wajar dan, dalam hal hutang dan pinjaman, termasuk biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.
Financial liabilities are initially recognized at their fair values and, in case of loans and borrowings, inclusive of directly attributable transaction costs.
Pada tanggal neraca, Grup tidak memiliki kewajiban keuangan selain yang diklasifikasikan sebagai hutang dan pinjaman.
As at the balance sheet date, the Group has no other financial liabilities other than those classified as loans and borrowings.
Pengukuran setelah pengakuan awal Subsequent measurement
Kewajiban keuangan Grup mencakup hutang usaha dan hutang lain-lain, biaya yang masih harus dibayar dan hutang dan pinjaman bank.
The Group’s financial liabilities include trade and other payables, accrued expenses and bank loans and borrowings.
a) Hutang dan Pinjaman Bank Jangka Panjang yang Dikenakan Bunga
a) Bank Long-term Interest-bearing Loans and Borrowings
Setelah pengakuan awal, hutang dan pinjaman jangka panjang yang dikenakan bunga diukur dengan biaya yang diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif ("SBE"). Pada tanggal neraca, biaya bunga yang masih harus dibayar dicatat secara terpisah dari pokok pinjaman terkait dalam bagian kewajiban lancar. Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba atau rugi ketika kewajiban dihentikan pengakuannya serta melalui proses amortisasi menggunakan metode SBE.
Subsequent to initial recognition, long-term interest-bearing loans and borrowings are measured at amortized costs using effective interest rate (“EIR”) method. At balance sheet dates, accrued interest is recorded separately from the associated borrowings within current liabilities section. Gains and losses are recognized in the profit or loss when the liabilities are derecognized as well as through the EIR method amortization process.
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Jutaan Rupiah,
Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS Years Ended December 31, 2010, 2009 and 2008
(Expressed in Million Rupiah, Unless Otherwise Stated)
21
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
f. Instrumen keuangan (lanjutan) f. Financial instruments (continued)
Kewajiban Keuangan (lanjutan) Financial Liabilities (continued)
Pengukuran setelah pengakuan awal(lanjutan)
Subsequent measurement (continued)
a) Hutang dan Pinjaman Bank Jangka
Panjang yang Dikenakan Bunga (lanjutan) a) Bank Long-term Interest-bearing Loans
and Borrowings (continued)
Amortisasi biaya dihitung dengan mempertimbangkan setiap diskonto atau premium atas perolehan dan komisi atau biaya yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari SBE. Amortisasi SBE dicatat sebagai bagian dari "Beban Bunga dan Keuangan Lainnya" dalam laporan laba rugi konsolidasi.
Amortized cost is calculated by taking into account any discount or premium on acquisition and fee or costs that are an integral part of the EIR. The EIR amortization is included under “Interest and Other Financing Charges” account in the consolidated statements of income.
b) Hutang Usaha dan Hutang Lain-lain b) Trade and Other Payables
Kewajiban untuk hutang usaha, hutang lain-lain dan biaya yang masih harus dibayar dinyatakan sebesar jumlah tercatat (jumlah nosional), yang kurang lebih sebesar nilai wajarnya.
Liabilities for current trade and other accounts payable and accrued expenses are stated at carrying amounts (notional amounts), which approximate their fair values.
Penghentian pengakuan Derecognition
Sebuah kewajiban keuangan dihentikan pengakuannya pada saat kewajiban yang ditetapkan dalam kontrak tersebut dihentikan, atau dibatalkan atau kadaluwarsa.
A financial liability is derecognized when it is extinguished, that is when the obligation specified in the contract is discharged or cancelled or expires.
Ketika sebuah kewajiban keuangan ditukar dengan kewajiban keuangan lain dari pemberi pinjaman yang sama atas persyaratan yang secara substansial berbeda, atau bila persyaratan dari kewajiban keuangan tersebut secara substansial dimodifikasi, pertukaran atau modifikasi persyaratan tersebut dicatat sebagai penghentian pengakuan kewajiban keuangan awal dan pengakuan kewajiban keuangan baru, dan selisih antara nilai tercatat masing-masing kewajiban keuangan tersebut diakui dalam laporan laba rugi.
When an existing financial liability is replaced by another from the same lender on substantially different terms, or the terms of an existing liability are substantially modified, such an exchange or modification is treated as derecognition of the original liability and recognition of a new liability, and the difference in the respective carrying amounts is recognized in the profit or loss.
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Jutaan Rupiah,
Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS Years Ended December 31, 2010, 2009 and 2008
(Expressed in Million Rupiah, Unless Otherwise Stated)
22
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
f. Instrumen keuangan (lanjutan) f. Financial instruments (continued) Saling Hapus Instrumen Keuangan Offsetting of Financial Instruments
Aset keuangan dan kewajiban keuangan disalinghapuskan dan nilai bersihnya disajikan dalam neraca konsolidasi jika, dan hanya jika, terdapat hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah tercatat dari aset keuangan dan kewajiban keuangan tersebut dan terdapat intensi untuk menyelesaikan secara neto, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan kewajiban secara bersamaan.
Financial assets and financial liabilities are offset and the net amount reported in the consolidated balance sheets if, and only if, there is a currently enforceable legal right to offset the recognized amounts and there is an intention to settle on a net basis, or to realize the assets and settle the liabilities simultaneously.
Nilai Wajar Instrumen Keuangan Fair Value of Financial Instruments
Nilai wajar instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif pada setiap tanggal pelaporan ditentukan dengan mengacu pada kuotasi harga pasar pada akhir periode pelaporan, tanpa pengurangan untuk biaya transaksi.
The fair value of financial instruments that are traded in active markets at each reporting date is determined by reference to quoted market prices at the end of the reporting period, without any deduction for transaction costs.
Untuk instrumen keuangan yang tidak memiliki pasar aktif, nilai wajar ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian yang diizinkan oleh PSAK No. 55 (Revisi 2006) seperti dengan mengacu pada transaksi pasar terkini yang dilakukan secara wajar (arm’s length transaction); mengacu kepada nilai wajar terkini instrumen lain yang secara substansial sama; analisa arus kas yang didiskonto atau model penilaian lainnya.
For financial instruments where there is no active market, the fair value is determined using appropriate valuation techniques permitted by the PSAK No. 55 (Revised 2006) such as using recent arm’s length market transactions; reference to the current fair value of another instrument that is substantially the same; discounted cash flow analysis or other valuation models.
g. Tanaman perkebunan g. Plantation
Tanaman perkebunan dikelompokkan menjadi tanaman belum menghasilkan dan tanaman telah menghasilkan. Tanaman belum menghasilkan dinyatakan sebesar biaya perolehan yang meliputi akumulasi biaya persiapan lahan, penanaman bibit, pemupukan, pemeliharaan, dan alokasi biaya tidak langsung lainnya sampai dengan saat tanaman yang bersangkutan dinyatakan menghasilkan dan dapat dipanen. Beban pinjaman yang timbul dari pendanaan dan biaya lain yang digunakan untuk membiayai pengembangan tanaman belum menghasilkan, dikapitalisasi. Kapitalisasi beban pinjaman tersebut berakhir ketika pohon-pohon telah menghasilkan dan siap untuk dipanen. Tanaman belum menghasilkan tidak diamortisasi.
Plantations are classified as immature plantations and mature plantations. Immature plantations are stated at cost, which consist mainly of the accumulated cost of land clearing, planting, fertilizing, up-keeping/maintaining the plantations, and allocations of indirect overhead costs up to the time the trees become commercially productive and available for harvest. Borrowing costs arising from the financing and other charges to finance the development of immature plantations are capitalized. Such capitalization of borrowing costs ceases when the trees become commercially productive and available for harvest. Immature plantations are not amortized.
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Jutaan Rupiah,
Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS Years Ended December 31, 2010, 2009 and 2008
(Expressed in Million Rupiah, Unless Otherwise Stated)
23
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
g. Tanaman perkebunan (lanjutan) g. Plantations (continued)
Secara umum, tanaman kelapa sawit memerlukan waktu sekitar 3 sampai dengan 4 tahun sejak penanaman bibit di area perkebunan untuk menjadi tanaman menghasilkan. Tanaman telah menghasilkan dicatat sebesar akumulasi biaya perolehan sampai dengan reklasifikasi dari tanaman belum menghasilkan dilakukan dan diamortisasi dengan metode garis lurus selama taksiran masa produktif tanaman yang bersangkutan antara 20 sampai dengan 25 tahun.
In general, an oil palm plantation takes about 3 to 4 years to reach maturity from the time of planting the seedlings to the field. Mature plantations are stated at cost, as accumulated up to the time of reclassification from immature plantations, and are amortized using the straight-line method over their estimated productive years of between 20 to 25 years.
Tanaman karet dinyatakan menghasilkan bila sudah berumur 5 sampai dengan 6 tahun. Tanaman karet yang telah menghasilkan dicatat sebesar biaya perolehan sampai dengan saat reklasifikasi dari tanaman belum menghasilkan dilakukan dan diamortisasi dengan metode garis lurus selama taksiran masa produktif tanaman yang bersangkutan antara 20 sampai dengan 25 tahun.
A rubber plantation takes about 5 to 6 years to reach maturity. Mature rubber plantations are stated at cost, as accumulated up to the time of reclassification from immature plantations, and are amortized using the straight-line method over their estimated productive years of between 20 to 25 years.
h. Aset tetap h. Fixed assets
Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai. Biaya perolehan termasuk biaya penggantian bagian aset tetap saat biaya tersebut terjadi, jika memenuhi kriteria pengakuan. Selanjutnya, pada saat inspeksi yang signifikan dilakukan, biaya inspeksi itu diakui ke dalam jumlah tercatat (“carrying amount”) aset tetap sebagai suatu penggantian jika memenuhi kriteria pengakuan. Semua biaya pemeliharaan dan perbaikan yang tidak memenuhi kriteria pengakuan diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi pada saat terjadinya.
Fixed assets are stated at cost less accumulated depreciation and impairment losses. Such acquisition cost includes the cost of replacing part of the fixed assets when that cost is incurred, if the recognition criteria are met. Likewise, when a major inspection is performed, its cost is recognized in the carrying amount of the fixed assets as a replacement if the recognition criteria are satisfied. All other repairs and maintenance costs that do not meet the recognition criteria are recognized in consolidated statement of income as incurred.
Penyusutan aset dimulai pada saat aset tersebut siap untuk digunakan dan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis sebagai berikut:
Depreciation of an asset begins when it is available for use and is computed using the straight-line method based on their estimated useful lives as follows:
Tahun/YearsBangunan 20 - 25 Building Mesin dan peralatan 10 - 20 Machinery and equipment Kendaraan dan alat-alat berat 5 Motor vehicle and heavy equipment Mebel dan peralatan kantor 7 - 10 Furniture, fixtures and office equipment
Tanah dinyatakan sebesar biaya perolehan dan tidak disusutkan.
Land is stated at cost and not amortized.
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Jutaan Rupiah,
Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS Years Ended December 31, 2010, 2009 and 2008
(Expressed in Million Rupiah, Unless Otherwise Stated)
24
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
h. Aset tetap (lanjutan) h. Fixed assets (continued)
Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat sudah tidak ada lagi manfaat ekonomi masa depan yang diharapkan dari penggunaan maupun pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan tersebut dimasukkan ke dalam laporan laba rugi untuk tahun penghentian pengakuan tersebut dilakukan.
The carrying amount of a fixed asset is derecognized upon disposal or when no future economic benefits are expected from its use or disposal. Any gain or loss arising from the derecognition of the asset is directly included in the statement of income at the year when the item is derecognized.
Nilai residu, umur manfaat dan metode penyusutan dievaluasi setiap akhir tahun finansial untuk memastikan bahwa jumlah, metode dan periode penyusutan konsisten dengan estimasi awal dan pola konsumsi atas manfaat ekonomi masa depan yang diharapkan dari aset tetap tersebut.
The residual values, useful lives and depreciation method are reviewed at each financial year end to ensure that the amount, method and periods of depreciation are consistent with previous estimates, and the expected pattern of consumption of the future economic benefits embodied in the items of fixed assets.
Akumulasi biaya konstruksi bangunan dan pabrik, serta pemasangan mesin dikapitalisasi sebagai aset dalam penyelesaian. Biaya tersebut direklasifikasi ke akun aset tetap pada saat proses konstruksi atau pemasangan selesai dan aset tersebut siap digunakan. Penyusutan mulai dibebankan pada tanggal yang sama.
The accumulated costs of the construction of buildings and plant and the installation of machinery are capitalized as construction in progress. These costs are reclassified to fixed asset accounts when the construction or installation is complete and available for use. Depreciation is charged from such date.
Biaya bunga dan biaya pinjaman lain, baik yang secara langsung maupun tidak langsung digunakan untuk mendanai suatu proses pembangunan aset tertentu yang memenuhi syarat (“qualifying asset”), dikapitalisasi hingga saat proses pembangunannya selesai. Untuk pinjaman yang secara khusus digunakan untuk perolehan qualifying asset, jumlah yang dikapitalisasi adalah sebesar biaya pinjaman yang terjadi selama periode berjalan, dikurangi dengan pendapatan investasi jangka pendek dari pinjaman tersebut.
Interest and other borrowing costs, either directly or indirectly used in financing the construction of a qualifying asset, are capitalized up to the date when construction is complete. For borrowings that are specific to the acquisition of a qualifying asset, the amount to be capitalized is determined as the actual borrowing costs incurred during the period, less any income earned from the temporary investment of such borrowings.
Untuk pinjaman yang tidak secara khusus digunakan untuk perolehan qualifying asset, jumlah biaya pinjaman yang dikapitalisasi ditentukan dengan mengalikan tingkat kapitalisasi tertentu terhadap pengeluaran untuk qualifying asset tersebut.
For borrowings that are not specific to the acquisition of a qualifying asset, the amount to be capitalized is determined by applying a capitalization rate to the amount expensed on the qualifying asset.
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Jutaan Rupiah,
Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS Years Ended December 31, 2010, 2009 and 2008
(Expressed in Million Rupiah, Unless Otherwise Stated)
25
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
h. Aset tetap (lanjutan) h. Fixed assets (continued)
Tingkat kapitalisasi adalah rata-rata tertimbang dari biaya pinjaman terhadap seluruh saldo pinjaman terkait dalam periode tertentu, dengan mengecualikan jumlah pinjaman yang secara khusus digunakan untuk perolehan qualifying asset tertentu.
The capitalization rate is the weighted average of the borrowing costs applicable to the total borrowings outstanding during the period, excluding borrowings directly attributable to finance certain qualifying assets.
i. Piutang plasma i. Plasma receivables
Piutang plasma merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk pengembangan perkebunan plasma yang meliputi pengeluaran yang dibiayai oleh bank dan yang sementara dibiayai sendiri oleh Perusahaan menunggu pendanaan dari bank.
Plasma receivables represent costs incurred for plasma plantation development which include costs for plasma plantations funded by banks and temporary self-funding by the Company awaiting bank funding.
Piutang plasma juga termasuk pinjaman talangan kredit, pinjaman pupuk serta sarana produksi pertanian lainnya kepada petani. Biaya-biaya ini akan ditagihkan kembali ke petani plasma.
Plasma receivables also include advances to plasma farmers for topping up loan installments to banks, advances on fertilizers and other agriculture supplies. These costs should be reimbursed by the plasma farmers.
Kebijakan akuntansi untuk piutang plasma
lebih lanjut disajikan dalam instrumen keuangan pada catatan ini.
Further accounting policy for plasma receivables are disclosed in financial instruments of this note.
j. Biaya tangguhan hak atas tanah j. Deferred charges for landrights
Sesuai dengan PSAK No. 47, “Akuntansi Tanah”, biaya yang terjadi sehubungan dengan pengurusan pemindahan hak pemilikan atau perpanjangan hak atas tanah, meliputi biaya legal, biaya survei area dan pengukuran tanah, biaya notaris, pajak dan biaya terkait lainnya ditangguhkan dan disajikan sebagai akun “Biaya Tangguhan Hak atas Tanah” pada neraca konsolidasi. Biaya tangguhan tersebut diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama masa berlaku hak atas tanah yang bersangkutan, dan dibebankan secara langsung pada usaha tahun berjalan sebagai bagian dari akun “Beban Pokok Penjualan” pada laporan laba rugi konsolidasi. Selain itu, PSAK No. 47 juga menetapkan bahwa tanah tidak diamortisasi, kecuali memenuhi kondisi-kondisi tertentu yang telah ditentukan.
In accordance with PSAK No. 47, “Accounting for Land”, costs and expenses incurred associated with the legal transfer or renewal of land right title, such as, among others, legal fees, land survey and re-measurement fees, notarial fees, taxes and other related expenses, are deferred and presented as “Deferred Charges for Land Rights” account in the consolidated balance sheets. The said deferred land rights acquisition costs are amortized using the straight-line method over the legal terms of the related land rights, and directly charged to current operations as part of “Cost of Goods Sold” account in the consolidated statements of income. In addition, PSAK No. 47 also provides that land right is not subject to amortization, except under certain defined conditions.
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Jutaan Rupiah,
Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS Years Ended December 31, 2010, 2009 and 2008
(Expressed in Million Rupiah, Unless Otherwise Stated)
26
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
k. Modal saham yang diperoleh kembali k. Treasury stock
Modal saham yang diperoleh kembali, dicatat sebesar nilai perolehan dan disajikan sebagai pengurang modal saham di bagian Ekuitas dalam neraca konsolidasi.
Treasury stock is stated at acquisition cost and shown as deduction from capital stock under the Shareholders’ Equity section of the consolidated balance sheets.
Selisih lebih antara jumlah yang diterima atas penjualan saham yang diperoleh kembali dengan harga perolehan atau sebaliknya dicatat sebagai penambah atau pengurang dari agio saham. Apabila saham yang diperoleh kembali tersebut ditarik kembali, selisih antara harga perolehan dengan nilai nominal dialokasikan antara agio saham dan laba ditahan.
The excess of proceeds from resale of treasury stock over the related acquisition cost or vice-versa shall be accounted for as an addition to or deduction from additional paid-in capital. When the treasury stock is retired, the excess of acquisition cost over par value shall be allocated between the related additional paid-in capital and retained earnings.
l. Penurunan nilai aset non-keuangan l. Impairment of non-financial assets
Setiap tanggal neraca Grup menelaah apakah terdapat indikasi penurunan nilai aset non- keuangan.
At the balance sheet date, the Group reviews whether there is any indication of non-financial asset impairment.
Aset tetap ditelaah untuk mengetahui apakah telah terjadi kerugian akibat penurunan nilai atau apakah telah terjadi perubahan keadaan yang mengindikasikan bahwa nilai tercatat aset tersebut tidak dapat diperoleh kembali. Kerugian akibat penurunan nilai diakui sebesar selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai yang dapat diperoleh kembali dari aset tersebut. Nilai yang dapat diperoleh kembali adalah yang lebih tinggi diantara harga jual neto dan nilai pakai aset. Dalam rangka menguji penurunan nilai, aset dikelompokkan hingga unit terkecil yang menghasilkan arus kas terpisah.
Fixed assets are reviewed for impairment losses whenever events or changes in circumstances indicate that the carrying amount may not be recoverable. An impairment loss is recognized for the amount by which the carrying amount of the asset exceeds its recoverable amount, which is the higher of an asset’s net selling price and value in use. For the purposes of assessing impairment, assets are grouped at the lowest levels for which there are separately identifiable cash flows.
m. Pengakuan pendapatan dan beban m. Revenue and expenses recognition
Pendapatan diakui bila besar kemungkinan manfaat ekonomi akan diperoleh oleh Grup dan jumlahnya dapat diukur secara handal. Pendapatan diukur pada nilai wajar imbalan yang diterima, tidak termasuk diskon, rabat dan pajak penjualan (PPN).
Revenue is recognized to the extent that it is probable that the economic benefits will flow to the Group and the revenue can be reliably measured. Revenue is measured at the fair value of the consideration received, excluding discounts, rebates and sales taxes (VAT).
Pendapatan dari penjualan yang timbul dari pengiriman fisik produk-produk berbahan dasar minyak sawit, kopra dan produk-produk turunannya, karet, berikut produk-produk perkebunan lainnya diakui bila risiko dan manfaat yang signifikan telah dipindahkan kepada pembeli, bersamaan waktunya dengan pengiriman dan penerimaannya.
Revenue from sales arising from physical delivery of palm based products, copra based products and their related derivatives, rubber, as well as other agricultural products is recognized when the significant risks and rewards of ownership of the goods have passed to the buyer, which generally coincide with their delivery and acceptance.
Pendapatan dari sertifikat green palm yang
diterima, diakui pada saat penjualan sertifikat tersebut.
Revenue from green palm certificates received is recognized upon sale of those certificates.
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Jutaan Rupiah,
Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS Years Ended December 31, 2010, 2009 and 2008
(Expressed in Million Rupiah, Unless Otherwise Stated)
27
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
m. Pengakuan pendapatan dan beban (lanjutan) m. Revenue and expenses recognition
(continued)
Beban diakui pada saat terjadinya dengan menggunakan dasar akrual.
Expenses are recognized as incurred on an accrual basis.
n. Perpajakan n. Taxation
Pajak penghasilan tangguhan disajikan sepenuhnya, dengan menggunakan metode kewajiban. Pajak penghasilan tangguhan timbul akibat perbedaan temporer yang ada antara aset dan kewajiban atas dasar pajak dengan nilai tercatat aset dan kewajiban dalam laporan keuangan konsolidasi. Pajak tangguhan dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Perubahan nilai tercatat aset dan kewajiban pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tarif pajak dibebankan pada tahun berjalan, kecuali untuk transaksi-transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas.
Deferred income tax is provided in full, using the liability method, on temporary differences arising between the tax bases of assets and liabilities and their carrying amounts in the consolidated financial statements. Deferred tax is calculated at the tax rates that have been enacted or substantially enacted at balance sheet date. Changes in the carrying amount of deferred tax assets and liabilities due to a change in tax rates is charged to current year operations, except to the extent that it relates to items previously charged or credited to equity.
Aset pajak tangguhan diakui apabila terdapat kemungkinan besar bahwa jumlah laba fiskal pada masa datang akan memadai untuk mengkompensasi perbedaan temporer yang menimbulkan aset pajak tangguhan tersebut.
Deferred tax assets are recognized to the extent that it is probable that future taxable profit will be available against which the temporary differences can be utilized.
Perubahan kewajiban perpajakan dicatat pada saat diterimanya surat ketetapan, atau apabila dilakukan banding, ketika hasil banding sudah diputuskan.
Amendments to taxation obligations are recorded when an assessment is received or, if appealed against, when the results of the appeal are determined.
o. Imbalan kerja o. Employee benefits
Imbalan kerja jangka pendek Short-term benefits
Imbalan kerja jangka pendek diakui pada saat terhutang kepada karyawan.
Short-term employee benefits are recognized when they accrue to the employees.
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Jutaan Rupiah,
Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS Years Ended December 31, 2010, 2009 and 2008
(Expressed in Million Rupiah, Unless Otherwise Stated)
28
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
o. Imbalan kerja (lanjutan) o. Employee benefits (continued)
Imbalan pensiun Pension benefits
Kewajiban imbalan pensiun merupakan nilai kini kewajiban imbalan pasti pada tanggal neraca dikurangi dengan penyesuaian atas keuntungan atau kerugian aktuarial dan biaya jasa lalu yang tidak diakui. Kewajiban imbalan pasti dihitung sekali setahun oleh aktuaria independen dengan menggunakan metode projected unit credit. Nilai kini kewajiban imbalan pasti ditentukan dengan mendiskontokan estimasi arus kas masa depan dengan menggunakan tingkat bunga obligasi jangka panjang yang berkualitas tinggi dalam mata uang Rupiah sesuai dengan mata uang di mana imbalan tersebut akan dibayarkan dan yang memiliki jangka waktu yang sama dengan kewajiban imbalan pensiun yang bersangkutan.
Pension benefit obligation is the present value of the defined benefit obligation at the balance sheet date less the adjustments for unrecognized actuarial gains or losses and past service costs. The defined benefit obligation is calculated annually by an independent actuary using the projected unit credit method. The present value of the defined benefit obligation is determined by discounting the estimated future cash outflows using the interest rates of high-quality long-term bonds that are denominated in Rupiah in which the benefits will be paid and that have terms of maturity similar to the related pension liability.
Grup diharuskan menyediakan imbalan pensiun minimum yang diatur dalam UU No. 13/2003, yang merupakan kewajiban imbalan pasti. Jika imbalan pensiun sesuai dengan UU No. 13/2003 lebih besar, selisih tersebut diakui sebagai bagian dari kewajiban imbalan pensiun.
The Group is required to provide a minimum pension benefit as stipulated in Law No. 13/2003, which represents an underlying defined benefit obligation. If the pension benefits based on Law No. 13/2003 are higher, the difference is recorded as part of the overall pension benefits obligation.
Penyisihan biaya jasa masa lalu ditangguhkan dan diamortisasi selama sisa masa kerja rata-rata yang diharapkan dari karyawan yang memenuhi syarat tersebut. Selain itu, penyisihan untuk biaya jasa kini dibebankan langsung pada operasi tahun berjalan. Keuntungan atau kerugian aktuarial yang timbul dari penyesuaian dan perubahan dalam asumsi-asumsi aktuarial diakui sebagai pendapatan atau beban apabila akumulasi keuntungan atau kerugian aktuarial bersih yang belum diakui pada akhir periode pelaporan sebelumnya melebihi 10% dari nilai kini imbalan pasti pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian aktuarial yang melebihi batas 10% tersebut diakui atas dasar metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja karyawan yang diharapkan.
Provisions made pertaining to past service costs are deferred and amortized over the expected average remaining service years of the qualified employees. On the other hand, provisions for current service costs are directly charged to operations of the current year. Actuarial gains or losses arising from experience adjustments and changes in actuarial assumptions are recognized as income or expense when the net cumulative unrecognized actuarial gains or losses at the end of the previous reporting period exceed 10% of the defined benefit obligations at that date. The actuarial gains or losses in excess of the said 10% threshold are recognized on a straight-line method over the expected average remaining service years of the qualified employees.
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Jutaan Rupiah,
Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS Years Ended December 31, 2010, 2009 and 2008
(Expressed in Million Rupiah, Unless Otherwise Stated)
29
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
o. Imbalan kerja (lanjutan) o. Employee benefits (continued)
Kewajiban imbalan pasca-kerja lainnya Other post-employment obligations
Grup memberikan imbalan pasca-kerja lainnya, seperti uang penghargaan. Imbalan berupa uang penghargaan diberikan apabila karyawan bekerja hingga mencapai usia pensiun. Imbalan ini dihitung dengan menggunakan metodologi yang sama dengan metodologi yang digunakan dalam perhitungan program pensiun imbalan pasti.
The Group also provides other post-employment benefits, such as service pay. The service pay benefit vests when the employees reach their retirement age. These benefits have been accounted for using the same methodology as for the defined benefit pension plan.
Pesangon pemutusan kontrak kerja Termination benefits
Pesangon pemutusan kontrak kerja terhutang ketika karyawan dihentikan kontrak kerjanya sebelum usia pensiun normal. Grup mengakui pesangon pemutusan kontrak kerja ketika Grup menunjukkan komitmennya untuk memutuskan kontrak kerja dengan karyawan berdasarkan suatu rencana formal terperinci yang kecil kemungkinannya untuk dibatalkan. Pesangon yang akan dibayarkan dalam waktu lebih dari 12 bulan setelah tanggal neraca didiskontokan untuk mencerminkan nilai kini.
Termination benefits are payable whenever an employee’s employment is terminated before the normal retirement date. The Group recognizes termination benefits when it is demonstrably committed to terminate the employment of current employees according to a detailed formal plan and the possibility to withdraw the plan is low. Benefits falling due more than 12 months after the balance sheet date are discounted at present value.
Imbalan jangka panjang lainnya Other long-term benefits
Imbalan lainnya seperti imbalan cuti jangka panjang dihitung berdasarkan Peraturan Grup dengan menggunakan metode projected unit credit dan didiskontokan ke nilai kini.
Other benefits such as long service leave is calculated in accordance with the Group Regulations, using the projected unit credit method and discounted to present value.
p. Laba bersih per saham p. Net earnings per share
Laba bersih per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih dengan rata-rata tertimbang jumlah saham biasa yang beredar pada tahun yang bersangkutan.
Basic earnings per share are computed by dividing net income with the weighted average number of ordinary shares outstanding during the year.
Laba bersih per saham dasar disesuaikan dengan memperhitungkan pengaruh retroaktif pemecahan nilai nominal saham sebagaimana diungkapkan pada Catatan 34.
Basic earnings per share are retroactively adjusted to give effect to the stock split as disclosed in Note 34.
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Jutaan Rupiah,
Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS Years Ended December 31, 2010, 2009 and 2008
(Expressed in Million Rupiah, Unless Otherwise Stated)
30
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
q. Penjabaran mata uang asing q. Foreign currency translation
Laporan keuangan konsolidasi disajikan dalam
mata uang Rupiah, yang merupakan mata uang pelaporan perusahaan induk.
The consolidated financial statements are presented in Rupiah, which is the reporting currency of the parent company.
Transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke
mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dijabarkan dengan kurs yang berlaku pada tanggal neraca (Catatan 29).
Transactions denominated in foreign currency are converted into Rupiah at the exchange rate prevailing at the date of the transactions. At the balance sheet date, monetary assets and liabilities in foreign currencies are translated at the exchange rates prevailing at that date (Note 29).
Keuntungan dan kerugian dari selisih kurs yang
timbul dari transaksi dalam mata uang asing dan penjabaran aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing, kecuali yang memenuhi kriteria kapitalisasi, diakui pada laporan laba rugi konsolidasi.
Exchange gains and losses arising from transactions in foreign currency and on the translation of foreign currency denominated monetary assets and liabilities other than those meeting the capitalization criteria are recognized in the consolidated statement of income.
r. Dividen r. Dividends
Pembagian dividen kepada para pemegang saham Perusahaan diakui sebagai sebuah kewajiban dalam laporan keuangan konsolidasi Grup pada periode ketika dividen tersebut disetujui oleh para pemegang saham Perusahaan.
Dividend distribution to the Company’s shareholders is recognized as a liability in the Group’s consolidated financial statements in the period in which the dividends are approved by the Company’s shareholders.
s. Transaksi dengan pihak-pihak yang
mempunyai hubungan istimewas. Transactions with related parties
Grup melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebagaimana didefinisikan dalam PSAK No. 7, “Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa”.
The Group enters into transactions with related parties as defined in PSAK No. 7, “Related Party Disclosures”.
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Jutaan Rupiah,
Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS Years Ended December 31, 2010, 2009 and 2008
(Expressed in Million Rupiah, Unless Otherwise Stated)
31
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
s. Transaksi dengan pihak-pihak yang
mempunyai hubungan istimewa (lanjutan) s. Transactions with related parties
(continued)
Meskipun transaksi ini dilakukan dengan prinsip arm’s-length, adalah mungkin persyaratan transaksi tersebut di atas tidak sama dengan transaksi lain yang dilakukan dengan pihak-pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa.
Whilst the transactions are made as if on an arm’s-length basis, it is possible that the terms of these transactions are not the same as those that would result from transactions between wholly unrelated parties.
Seluruh transaksi dan saldo yang material dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasi.
All significant transactions and balances with related parties are disclosed in the notes to the consolidated financial statements.
t. Pelaporan segmen t. Segment reporting
Informasi segmen disajikan berdasarkan segmen usaha yang teridentifikasikan. Segmen usaha merupakan komponen yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk dan jasa dan kelompok tersebut memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen lain. Informasi mengenai segmen usaha konsisten dengan informasi kegiatan usaha yang dilaporkan secara rutin kepada pengambil keputusan operasional.
Segment information is presented based upon identifiable business segments. A business segment is a distinguishable component that engages in providing products and services subject to risks and returns which are different from those of other business segments. Business segment information is consistent with operating information routinely reported to the chief operating decision maker.
u. Penggunaan estimasi u. Use of estimates
Penyusunan laporan keuangan konsolidasi sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mewajibkan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah-jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan. Sehubungan dengan adanya ketidakpastian yang melekat dalam membuat estimasi, hasil sebenarnya yang dilaporkan di masa mendatang dapat berbeda dengan jumlah estimasi yang dibuat.
The preparation of consolidated financial statements, in conformity with generally accepted accounting principles in Indonesia, requires management to make estimations and assumptions that affect amounts reported therein. Due to inherent uncertainty in making estimates, actual results reported in future periods may be based on amounts that differ from those estimates.
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Jutaan Rupiah,
Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS Years Ended December 31, 2010, 2009 and 2008
(Expressed in Million Rupiah, Unless Otherwise Stated)
32
3. KAS DAN SETARA KAS 3. CASH AND CASH EQUIVALENTS Kas dan setara kas terdiri dari: Cash and cash equivalents consist of:
2010 2009 2008
Kas 250 414 1.806 Cash on hand
Kas di bank Cash in banks Rekening Rupiah Rupiah accounts
PT Bank Central Asia Tbk 42.121 16.082 20.830 PT Bank Central Asia TbkPT Bank CIMB Niaga Tbk 13.954 2.363 3.371 PT Bank CIMB Niaga Tbk
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 2.458 2.789 10.240 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT BPD Sumatera Selatan 342 404 2.260 PT BPD Sumatera Selatan PT Bank Negara Indonesia PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 208 472 1.145 (Persero) Tbk PT Bank Danamon Indonesia Tbk 65 - 3.276 PT Bank Danamon Indonesia Tbk Lain-lain (masing-masing di bawah Rp1.000) 635 796 720 Others (each below Rp1,000) Rekening Dolar AS US Dollar accounts PT Bank CIMB Niaga Tbk 204.234 1.475 2.725 PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 6.661 10.418 53.851 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Central Asia Tbk 1.188 8.757 397 PT Bank Central Asia Tbk DBS Bank Ltd., Singapura 228 409 2.008 DBS Bank Ltd., Singapore Citibank N.A., Jakarta 103 10.228 54.434 Citibank N.A., Jakarta PT Bank DBS Indonesia 43 1.256 274 PT Bank DBS Indonesia Lain-lain (masing-masing di bawah Rp1.000) 66 68 336 Others (each below Rp1,000) Rekening Dolar Singapura Singapore Dollar account DBS Bank Ltd., Singapura 1.286 1.412 2.032 DBS Bank Ltd., Singapore
Jumlah kas di bank 273.592 56.929 157.899 Total cash in banks
Deposito berjangka Time depositsRupiah Rupiah PT Bank CIMB Niaga Tbk 240.000 - 10.500 PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Bank Mega Tbk 80.000 150.000 - PT Bank Mega Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 77.006 42.006 3.953 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank DBS Indonesia 75.000 - - PT Bank DBS Indonesia PT Bank Danamon Indonesia Tbk 50.000 - - PT Bank Danamon Indonesia Tbk PT Bank Rakyat Indonesia PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 5.200 5.200 5.200 (Persero) Tbk PT Bank Internasional Indonesia Tbk - - 18.450 PT Bank Internasional Indonesia Tbk PT Bank Syariah Mandiri - - 2.000 PT Bank Syariah Mandiri Dolar AS US Dollar PT Bank Rakyat Indonesia PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 359.640 427.700 109.500 (Persero) Tbk PT Bank DBS Indonesia - - 269.517 PT Bank DBS Indonesia PT Bank Central Asia Tbk - - 153.300 PT Bank Central Asia Tbk Citibank N.A., Jakarta - - 105.667 Citibank N.A., Jakarta PT Bank Internasional Indonesia Tbk - - 77.745 PT Bank Internasional Indonesia Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk - - 54.750 PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Lembaga Pembiayaan Ekspor PT Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (dahulu: PT Bank Ekspor Indonesia (formerly: PT Bank Indonesia (Persero)) - - 32.850 Ekspor Indonesia (Persero))
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk - - 31.207 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Jumlah deposito berjangka 886.846 624.906 874.639 Total time deposits
Jumlah kas dan setara kas 1.160.688 682.249 1.034.344 Total cash and cash equivalents
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Jutaan Rupiah,
Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS Years Ended December 31, 2010, 2009 and 2008
(Expressed in Million Rupiah, Unless Otherwise Stated)
33
3. KAS DAN SETARA KAS (lanjutan) 3. CASH AND CASH EQUIVALENTS (continued) Suku bunga atas deposito berjangka tersebut
adalah sebagai berikut: The interest rates on the above time deposits are as follows:
2010 2009 2008
Rupiah 4,00% - 7,10% 5,75% - 13,13% 5,25% - 14,00% Rupiah Dolar AS 0,16% - 4,00% 0,01% - 5,80% 0,05% - 6,75% US Dollar Pada tanggal 31 Desember 2010, kas Grup telah
diasuransikan terhadap risiko yang disebabkan oleh pencurian dengan nilai pertanggungan sejumlah Rp11.200 (2009: Rp4.200 dan 2008: Rp4.125).
As of December 31, 2010, the Group’s cash on hand has been insured against loss due to theft up to a total amount of Rp11,200 (2009: Rp4,200 and 2008: Rp4,125).
4. PIUTANG USAHA 4. TRADE RECEIVABLES Piutang usaha terdiri dari: Trade receivables consist of:
2010 2009 2008
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Related parties
Rupiah - 5 7 Rupiah
Pihak ketiga Third parties Dolar AS 25.867 64.409 97.049 US Dollar Rupiah 646 861 2.573 Rupiah
Sub-jumlah 26.513 65.270 99.622 Sub-total
Jumlah 26.513 65.275 99.629 Total Cadangan penurunan nilai (561) (257) (422) Allowance for impairment
Bersih 25.952 65.018 99.207 Net
Analisis umur piutang usaha adalah sebagai berikut: The aging of analysis trade receivables is as follows:
2010 2009 2008
Lancar 22.932 64.394 98.743 Current Jatuh tempo 30 - 90 hari 1.620 624 464 Overdue 30 - 90 days Jatuh tempo > 90 hari 1.961 257 422 Overdue > 90 days
Jumlah 26.513 65.275 99.629 Total
Berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan akun piutang masing-masing pelanggan pada akhir periode, manajemen berkeyakinan bahwa cadangan penurunan nilai telah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya piutang tersebut.
Based on a review of the status of individual receivable accounts at the end of the period, the management believes that the allowance for impairment is sufficient to cover possible losses from uncollectible receivables.
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Jutaan Rupiah,
Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS Years Ended December 31, 2010, 2009 and 2008
(Expressed in Million Rupiah, Unless Otherwise Stated)
34
5. PERSEDIAAN 5. INVENTORIES Persediaan terdiri dari: Inventories consist of:
2010 2009 2008
Barang dalam proses dan barang jadi Work in process and finished goods Minyak dan inti kelapa sawit 131.027 50.704 39.759 Palm oil and palm kernel Karet 28.154 27.672 37.072 Rubber
Kakao 4.447 1.211 1.067 Cocoa Bibit 4.187 4.644 3.718 Seeds Teh 3.749 3.183 4.567 Tea Lain-lain 16 15 14 Others
Sub-jumlah 171.580 87.429 86.197 Sub-total
Bahan pembantu dan suku cadang Supporting materials and spare parts Pupuk 26.978 45.574 67.074 Fertilizer
Bahan kimia 12.083 12.089 10.483 Chemicals Suku cadang 9.175 7.260 7.386 Spare parts Bahan bakar 4.514 4.692 4.014 Fuel Bahan lainnya 42.610 35.697 39.319 Other materials
Sub-jumlah 95.360 105.312 128.276 Sub-total
Dikurangi: Less:Penyisihan persediaan usang (2.467) (608) (754) Allowance for obsolete inventories
Sub-jumlah 92.893 104.704 127.522 Sub-total
Jumlah 264.473 192.133 213.719 Total
Manajemen berkeyakinan bahwa penyisihan untuk
persediaan usang telah cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian yang timbul.
Management believes that the provision for obsolete inventories is sufficient to cover possible losses.
Pada tanggal 31 Desember 2010, persediaan bahan
pembantu dan suku cadang Grup telah diasuransikan terhadap risiko yang disebabkan oleh bencana alam, kebakaran, sabotase dan perusakan dengan jumlah pertanggungan asuransi sebesar US$31.468.134 (2009: US$27.208.098 dan 2008: US$28.693.359).
As of December 31, 2010, the Group’s supporting material and spare part inventories were insured against the risk of loss due to natural disaster, fire, sabotage and vandalism with a total insurance coverage of US$31,468,134 (2009: US$27,208,098 and 2008: US$28,693,359).
Manajemen berpendapat bahwa pertanggungan
asuransi tersebut telah memadai untuk menutup kerugian yang mungkin timbul dari risiko-risiko tersebut.
Management believes the insurance coverage is adequate to cover possible losses arising from such risks.
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Jutaan Rupiah,
Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS Years Ended December 31, 2010, 2009 and 2008
(Expressed in Million Rupiah, Unless Otherwise Stated)
35
6. UANG MUKA 6. ADVANCES Uang muka terdiri dari: Advances consist of:
2010 2009 2008
Uang muka jangka pendek Short-term advancesPerolehan mesin/peralatan, Acquisition of machinery/equipment, bahan baku pembantu, suku supporting materials, spare parts
cadang dan alat berat 8.117 2.340 5.208 and heavy vehiclePembelian minyak HSD 1.889 2.495 5.139 Purchases of HSD oil Lain-lain 5.664 5.757 11.484 Others
Jumlah 15.670 10.592 21.831 Total
Uang muka jangka panjang Long-term advancesPembelian tanah, bersih 60.949 66.183 91.240 Land acquisitions, netInvestasi - - 5.082 Investments
Jumlah 60.949 66.183 96.322 Total
Uang muka pembelian tanah merupakan biaya- biaya sehubungan dengan akusisi lahan-lahan perkebunan sebagai bagian dari rencana Perusahaan untuk mengamankan pasokan tandan buah segar. Perusahaan telah menunjuk PT Dwi Reksa Usaha Perkasa (“DRUP”), anak perusahaan yang telah dijual pada bulan Oktober 2006 untuk membantu dan mengelola proses akuisisi lahan serta serah terima lahan-lahan tersebut kepada Perusahaan. Uang muka tersebut akan diselesaikan pada saat serah terima lahan atau dengan cara lainnya. Uang muka atas lahan-lahan yang diserahterimakan akan dikapitalisasi ke tanah dan tanaman perkebunan pada saat proses perolehan Hak Guna Usaha (“HGU”) dari lahan-lahan tersebut selesai.
Advances for land acquisitions represent costs related to the acquisitions of plantation lands as part of the Company’s plan to secure supplies of fresh fruit bunches. The Company appointed PT Dwi Reksa Usaha Perkasa (“DRUP”), a former subsidiary disposed in October 2006, to facilitate and manage the land acquisition process and the handover of the land to the Company. The advances will be settled when the land is handed over or by other process. The advances of the land which has been handed over will be capitalized to land and plantation when the process of obtaining the landrights (“HGU”) is completed.
Pada bulan Desember 2009, telah terjadi penyelesaian atas sebagian uang muka melalui penyerahan aset senilai Rp25.057 (Catatan 9). Selanjutnya pada bulan April 2010, sebagian uang muka diselesaikan secara tunai sebesar Rp5.234. Saldo uang muka pada tanggal 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp60.949 (2009: Rp66.183 dan 2008: Rp91.240) setelah dikurangi penyisihan untuk nilai tidak terpulihkan sebesar Rp44.000 yang disajikan sebagai bagian dari aset tidak lancar. Berdasarkan hasil penelaahan terhadap kondisi uang muka pada akhir periode, manajemen berkeyakinan bahwa penyisihan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas tidak terpulihkannya uang muka tersebut.
In December 2009, a portion of the said advances were settled through the transfer of asset valued at Rp25,057 (Note 9). Further, in April 2010, there was a portion of the said advances settled by cash payment amounting to Rp5,234. The Company recorded outstanding advances as of December 31, 2010 amounting to Rp60,949 (2009: Rp66,183 and 2008: Rp91,240) net of provision for unrecoverable advances amounting to Rp44,000, which was presented as part of non-current assets. Based on a review of the condition of the advances at the end of period, the management believes that the provision is sufficient to cover possible losses from unrecoverable advances.
Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan
keuangan konsolidasi ini, proses serah terima atas lahan-lahan tersebut secara hukum masih berlangsung dan belum sepenuhnya diselesaikan.
Up to the completion date of the preparation of these consolidated financial statements, the legal process of handing over the land is still ongoing and has not been fully completed.
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Jutaan Rupiah,
Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS Years Ended December 31, 2010, 2009 and 2008
(Expressed in Million Rupiah, Unless Otherwise Stated)
36
6. UANG MUKA (lanjutan) 6. ADVANCES (continued)
Pada tanggal 31 Desember 2008, uang muka untuk investasi sebesar Rp5.082 merupakan pembayaran untuk penyertaan saham pada GSL.
As of December 31, 2008, the advance for investment amounting to Rp5,082 represents the payment for investment in shares of GSL.
7. PIUTANG PLASMA 7. PLASMA RECEIVABLES
Akun ini merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk pengembangan perkebunan plasma yang untuk sementara dibiayai sendiri oleh Perusahaan sambil menunggu pendanaan dari bank atau yang akan ditagihkan kembali ke petani plasma. Piutang plasma juga mencakup uang muka kepada petani plasma atas dana talangan untuk angsuran pinjaman ke bank.
This account represents the costs incurred for plasma plantation development which were temporarily self funded by the Company awaiting bank funding or reimbursement by plasma farmers. Plasma receivables also include advances to plasma farmers on topping up the loan installments to the banks.
Perkebunan plasma dengan pembiayaan bank Plasma plantations funded by banks
Pembiayaan atas pengembangan kebun plasma ini diperoleh dari bank dalam bentuk pinjaman lunak yang ditandatangani petani plasma yang dikoordinasikan oleh Koperasi Unit Desa (“KUD”) tertentu dengan masing-masing bank di mana Perusahaan bertindak sebagai penjamin atas pengembalian pinjaman.
The financing of these plasma plantations are provided by the banks in the form of soft loans signed by plasma farmers coordinated under certain Koperasi Unit Desa (“KUD”) with the respective banks whereby the Company acts as guarantor of the loan repayments.
Sebagai penjamin pengembalian pinjaman bank,
Perusahaan memotong sampai dengan 30% dari jumlah penjualan tandan buah segar petani plasma kepada Perusahaan selama 4 - 12 tahun setelah serah terima dan panen. Jumlah yang dipotong tersebut diteruskan oleh Perusahaan ke bank sebagai pelunasan pinjaman petani plasma tersebut. Namun, Perusahaan tidak selalu dapat mengumpulkan jumlah 30% tersebut. Selisih kurang antara pemotongan hasil penjualan tersebut dengan pembayaran kembali pinjaman bank yang wajib dibayarkan oleh Perusahaan sebagai penjamin pengembalian pinjaman, dicatat sebagai piutang plasma sampai pada saat penerimaan kembali dari petani plasma (Catatan 31).
As guarantor of the bank loan repayments, the Company should withhold up to 30% of fresh fruit bunch sales amounts from plasma farmers to the Company during 4 - 12 years after handing over and harvesting of the plantations. The withheld amounts are passed by the Company to the banks as loan repayments. However, the Company is not always able to collect the 30%. Any shortfall between the amounts provided from the above sales and amounts to be paid to the banks, which must be paid by the Company as guarantor of the loan repayments, is recorded as receivables until such time as it is collected from the plasma farmers (Note 31).
Sampai dengan tanggal 31 Desember 2010,
Perusahaan mengembangkan perkebunan plasma dengan pembiayaan dari bank seluas 31.782 hektar (2009: 31.778 hektar dan 2008: 31.780 hektar), dimana seluruhnya sebesar 31.782 hektar (2009: 31.778 hektar dan 2008: 31.780 hektar) telah diserahterimakan kepada petani plasma.
Up to December 31, 2010, the Company had developed plasma plantations with bank funding totaling 31,782 hectares (2009: 31,778 hectares and 2008: 31,780 hectares) in which all 31,782 hectares (2009: 31,778 hectares and 2008: 31,780 hectares) had been handed over to plasma farmers.
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Jutaan Rupiah,
Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS Years Ended December 31, 2010, 2009 and 2008
(Expressed in Million Rupiah, Unless Otherwise Stated)
37
7. PIUTANG PLASMA (lanjutan) 7. PLASMA RECEIVABLES (continued) Perkebunan plasma dengan pembiayaan bank
(lanjutan) Plasma plantations funded by banks (continued)
Dari lahan plasma dengan pembiayaan oleh bank
seluas 31.782 hektar (2009: 31.778 hektar dan 2008: 31.780 hektar), pinjaman bank untuk lahan plasma seluas 23.885 hektar (2009: 22.536 hektar dan 2008: 19.507 hektar) telah dilunasi. Perusahaan sedang dalam proses serah terima sertifikat atas lahan-lahan tersebut kepada para petani.
Of the 31,782 hectares (2009: 31,778 hectares and 2008: 31,780 hectares) of plasma funded by the bank, the bank loans have been fully repaid in respect of 23,885 hectares (2009: 22,536 hectares and 2008: 19,507 hectares). The Company is in the process of arranging the handover of the land certificates to those plasma farmers.
Perkebunan plasma dengan pembiayaan Grup Plasma plantations funded by the Group
Pada tanggal 31 Desember 2010, Grup telah
mengembangkan perkebunan plasma dengan pembiayaan sendiri seluas 4.301 hektar (2009: 4.431 hektar dan 2008: 4.474 hektar), dimana seluas 3.852 hektar (2009: 3.982 hektar dan 2008: 4.001 hektar) telah diserahterimakan kepada petani plasma. Sisa lahan dalam pengembangan seluas 449 hektar (2009: 449 hektar dan 2008: 473 hektar) akan diserahterimakan pada saat perkebunan plasma sudah mencapai standar untuk serah terima.
As of December 31, 2010, the Group developed plasma plantations with self funding totaling 4,301 hectares (2009: 4,431 hectares and 2008: 4,474 hectares) in which 3,852 hectares (2009: 3,982 hectares and 2008: 4,001 hectares) had been handed over to plasma farmers. The remaining areas under development totaling 449 hectares (2009: 449 hectares and 2008: 473 hectares) will be handed over when the plasma plantations reach the standard condition for hand over.
8. TANAMAN PERKEBUNAN 8. PLANTATIONS
a. Tanaman menghasilkan a. Mature plantations
1 Jan. 2010/ Penambahan/ Pengurangan/ 31 Des. 2010/ Jan. 1, 2010 Additions Deductions Dec. 31, 2010
Harga Perolehan CostKelapa sawit 1.254.505 291.103 (7.230) 1.538.378 Oil palmKaret 270.262 39.499 (636) 309.125 RubberKakao 24.748 12.809 (24) 37.533 Cocoa Teh 5.231 1.933 - 7.164 Tea Kelapa 9 1.549 - 1.558 Coconut
Jumlah harga perolehan 1.554.755 346.893 (7.890) 1.893.758 Total cost
Akumulasi Amortisasi Accumulated AmortizationKelapa sawit (337.276) (68.440) 4.554 (401.162) Oil palmKaret (80.989) (11.544) 476 (92.057) RubberKakao (8.700) (2.081) 20 (10.761) CocoaTeh (1.367) (179) - (1.546) TeaKelapa (2) (35) - (37) Coconut
Jumlah akumulasi amortisasi (428.334) (82.279) 5.050 (505.563) Total accumulated amortization
Nilai buku 1.126.421 1.388.195 Net book value
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Jutaan Rupiah,
Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS Years Ended December 31, 2010, 2009 and 2008
(Expressed in Million Rupiah, Unless Otherwise Stated)
38
8. TANAMAN PERKEBUNAN (lanjutan) 8. PLANTATIONS (continued)
a. Tanaman menghasilkan (lanjutan) a. Mature plantations (continued)
1 Jan. 2009/ Penambahan/ Pengurangan/ 31 Des. 2009/ Jan. 1, 2009 Additions Deductions Dec. 31, 2009
Harga Perolehan Cost Kelapa sawit 1.065.222 197.860 (8.577) 1.254.505 Oil palmKaret 238.569 34.202 (2.509) 270.262 Rubber Kakao 25.890 - (1.142) 24.748 Cocoa Teh 5.231 - - 5.231 Tea Kelapa 9 - - 9 Coconut
Jumlah harga perolehan 1.334.921 232.062 (12.228) 1.554.755 Total cost
Akumulasi Amortisasi Accumulated Amortization Kelapa sawit (283.217) (57.549) 3.490 (337.276) Oil palmKaret (72.159) (10.008) 1.178 (80.989) RubberKakao (8.259) (1.474) 1.033 (8.700) CocoaTeh (1.274) (93) - (1.367) TeaKelapa (1) (1) - (2) Coconut
Jumlah akumulasi amortisasi (364.910) (69.125) 5.701 (428.334) Total accumulated amortization
Nilai buku 970.011 1.126.421 Net book value
1 Jan. 2008/ Penambahan/ Pengurangan/ 31 Des. 2008/ Jan. 1, 2008 Additions Deductions Dec. 31, 2008
Harga Perolehan CostKelapa sawit 843.439 222.693 (910) 1.065.222 Oil palmKaret 227.710 20.461 (9.602) 238.569 Rubber Kakao 21.212 6.082 (1.404) 25.890 Cocoa Teh 5.231 - - 5.231 Tea Kelapa 9 - - 9 Coconut
Jumlah harga perolehan 1.097.601 249.236 (11.916) 1.334.921 Total cost
Akumulasi Amortisasi Accumulated Amortization Kelapa sawit (234.516) (49.604) 903 (283.217) Oil palmKaret (67.349) (8.876) 4.066 (72.159) RubberKakao (7.199) (1.501) 441 (8.259) CocoaTeh (1.181) (93) - (1.274) TeaKelapa (1) - - (1) Coconut
Jumlah akumulasi amortisasi (310.246) (60.074) 5.410 (364.910) Total accumulated amortization
Nilai buku 787.355 970.011 Net book value
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Jutaan Rupiah,
Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS Years Ended December 31, 2010, 2009 and 2008
(Expressed in Million Rupiah, Unless Otherwise Stated)
39
8. TANAMAN PERKEBUNAN (lanjutan) 8. PLANTATIONS (continued)
a. Tanaman menghasilkan (lanjutan) a. Mature plantations (continued)
Luas tanaman menghasilkan yang telah dikembangkan Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut:
The total area of mature plantations which have been developed by the Company as of December 31, 2010, 2009 and 2008 are as follows:
2010 2009 2008 (Hektar/Hectares) (Hektar/Hectares) (Hektar/Hectares)
(Tidak diaudit/ (Tidak diaudit/ (Tidak diaudit/ Unaudited) Unaudited) Unaudited)
Sumatera Utara 36.783 34.830 34.919 North SumateraSumatera Selatan 36.471 31.446 26.988 South SumateraKalimantan Timur 4.552 4.552 4.544 East KalimantanSulawesi Selatan 3.992 3.933 3.736 South SulawesiJawa 2.402 2.279 2.174 JavaSulawesi Utara 729 624 624 North Sulawesi
Jumlah 84.929 77.664 72.985 Total
Beban amortisasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 masing-masing Rp82.279, Rp69.125 dan Rp60.074 dibebankan seluruhnya ke beban pokok penjualan (Catatan 22).
Amortization expenses for the years ended December 31, 2010, 2009 and 2008 amounting to Rp82,279, Rp69,125 and Rp60,074, respectively, were all charged to cost of goods sold (Note 22).
Seluruh tanaman menghasilkan tidak diasuransikan terhadap risiko kebakaran, wabah penyakit dan risiko lainnya.
Mature plantations are not insured against risks of fire, plagues and other risks.
Perhitungan laba (rugi) dari pelepasan tanaman perkebunan adalah sebagai berikut:
The calculation of gain (loss) on the disposal of plantations is as follows:
2010 2009 2008
Nilai tercatat tanaman Carrying value of plantationperkebunan yang dijual 2.840 6.527 6.506 assets sold
Penerimaan dari tanaman Proceeds from plantationperkebunan yang dijual 1.261 1.381 8.117 assets sold
Laba (rugi) pelepasan tanaman Gain (loss) on disposal ofperkebunan, bersih (1.579) (5.146) 1.611 plantations, net
b. Tanaman belum menghasilkan b. Immature plantations
2010 2009 2008
Saldo awal 829.320 825.809 874.622 Beginning balancePenambahan biaya 148.256 235.573 234.859 Additional costs Reklasifikasi ke aset lain-lain - - (34.049) Reclassification to other assets Reklasifikasi ke tanaman Reclassification to mature
telah menghasilkan (346.893) (232.062) (249.236) plantationsPenghapusan - - (387) Write-off
Saldo akhir 630.683 829.320 825.809 Ending balance
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Jutaan Rupiah,
Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS Years Ended December 31, 2010, 2009 and 2008
(Expressed in Million Rupiah, Unless Otherwise Stated)
40
8. TANAMAN PERKEBUNAN (lanjutan) 8. PLANTATIONS (continued)
b. Tanaman belum menghasilkan (lanjutan) b. Immature plantations (continued)
Luas area tanaman belum menghasilkan yang telah dikembangkan Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut:
The total area of immature plantations which have been developed by the Company as of December 31, 2010, 2009 and 2008 are as follows:
2010 2009 2008 (Hektar/Hectares) (Hektar/Hectares) (Hektar/Hectares)
(Tidak diaudit/ (Tidak diaudit/ (Tidak diaudit/ Unaudited) Unaudited) Unaudited)
Sumatera Selatan 8.248 12.901 15.718 South Sumatera Sumatera Utara 3.718 5.632 5.587 North SumateraKalimantan Timur 3.519 2.567 556 East KalimantanSulawesi Selatan 831 846 1.068 South SulawesiJawa 460 581 621 Java Sulawesi Utara - 105 105 North Sulawesi
Jumlah 16.776 22.632 23.655 Total
Selama tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, biaya pinjaman yang dikapitalisasi ke tanaman perkebunan oleh Perusahaan sebesar Rp1.839 (2009: Rp14.175 dan 2008: Rp16.887).
During the year ended December 31, 2010, borrowing costs capitalized by Company to the plantation amounted to Rp1,839 (2009: Rp14,175 and 2008: Rp16,887).
Seluruh tanaman belum menghasilkan tidak diasuransikan terhadap risiko kebakaran, wabah penyakit dan risiko lainnya.
Immature plantations are not insured against risks of fire, plagues and other risks.
9. ASET TETAP 9. FIXED ASSETS
Aset tetap terdiri dari: Fixed assets consist of:
1 Jan. 2010/ Penambahan/ Pengurangan/ Reklasifikasi/ 31 Des. 2010/ Jan. 1, 2010 Additions Deductions Reclassifications Dec. 31, 2010
Harga Perolehan Cost Tanah 431.031 1.774 - - 432.805 Land Bangunan 505.795 3.923 (112) 67.361 576.967 Building Mesin dan peralatan 559.810 23.387 (236) 208.460 791.421 Machinery and equipment Kendaraan dan alat-alat Motor vehicle and heavy
berat 198.622 69.291 (823) - 267.090 equipment Mebel dan peralatan Furniture, fixtures and
kantor 93.062 6.859 (804) 702 99.819 office equipment Aset dalam penyelesaian 268.512 142.110 - (276.523 ) 134.099 Construction in progress
Jumlah harga perolehan 2.056.832 247.344 (1.975) - 2.302.201 Total cost
Akumulasi Penyusutan Accumulated DepreciationBangunan (129.482) (24.559) 64 - (153.977) Building Mesin dan peralatan (172.551) (53.820) 73 - (226.298) Machinery and equipment Kendaraan dan alat-alat Motor vehicle and heavy
berat (103.227) (31.733) 755 - (134.205) equipment Mebel dan peralatan Furniture, fixtures and
kantor (48.075) (11.506) 554 - (59.027) office equipment
Jumlah akumulasi Total accumulated penyusutan (453.335) (121.618) 1.446 - (573.507) depreciation
Nilai buku 1.603.497 1.728.694 Net book value
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Jutaan Rupiah,
Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS Years Ended December 31, 2010, 2009 and 2008
(Expressed in Million Rupiah, Unless Otherwise Stated)
41
9. ASET TETAP (lanjutan) 9. FIXED ASSETS (continued)
1 Jan. 2009/ Penambahan/ Pengurangan/ Reklasifikasi/ 31 Des. 2009/ Jan. 1, 2009 Additions Deductions Reclassifications Dec. 31, 2009
Harga Perolehan Cost Tanah 399.593 31.438 - - 431.031 Land Bangunan 449.502 2.109 (2.063) 56.247 505.795 Building Mesin dan peralatan 500.456 31.001 (2.169) 30.522 559.810 Machinery and equipment Kendaraan dan alat-alat Motor vehicle and heavy
berat 133.569 70.526 (6.221) 748 198.622 equipment Mebel dan peralatan Furniture, fixtures and
kantor 86.350 10.412 (3.784) 84 93.062 office equipment Aset dalam penyelesaian 182.369 173.744 - (87.601 ) 268.512 Construction in progress
Jumlah harga perolehan 1.751.839 319.230 (14.237) - 2.056.832 Total cost
Akumulasi Penyusutan Accumulated DepreciationBangunan (109.576) (20.533) 627 - (129.482) Building Mesin dan peralatan (137.022) (37.338) 1.809 - (172.551) Machinery and equipment Kendaraan dan alat-alat Motor vehicle and heavy berat (87.518) (20.450) 4.741 - (103.227) equipment Mebel dan peralatan Furniture, fixtures and kantor (40.089) (10.647) 2.661 - (48.075) office equipment
Jumlah akumulasi Total accumulated penyusutan (374.205) (88.968) 9.838 - (453.335) depreciation
Nilai buku 1.377.634 1.603.497 Net book value
1 Jan. 2008/ Penambahan/ Pengurangan/ Reklasifikasi/ 31 Des. 2008/ Jan. 1, 2008 Additions Deductions Reclassifications Dec. 31, 2008
Harga Perolehan Cost Tanah 379.383 20.210 - - 399.593 Land Bangunan 342.394 6.314 (1.942) 102.736 449.502 Building Mesin dan peralatan 418.382 35.755 (4.492) 50.811 500.456 Machinery and equipment Kendaraan dan alat-alat Motor vehicle and heavy
berat 126.825 12.616 (3.626) (2.246 ) 133.569 equipment Mebel dan peralatan Furniture, fixtures and
kantor 76.192 13.815 (3.657) - 86.350 office equipment Aset dalam penyelesaian 79.062 254.608 - (151.301 ) 182.369 Construction in progress
Jumlah harga perolehan 1.422.238 343.318 (13.717) - 1.751.839 Total cost
Akumulasi Penyusutan Accumulated DepreciationBangunan (93.079) (17.451) 954 - (109.576) Building Mesin dan peralatan (109.402) (29.423) 4.114 (2.311) (137.022) Machinery and equipment Kendaraan dan alat-alat Motor vehicle and heavy
berat (78.080) (14.678) 2.929 2.311 (87.518) equipment Mebel dan peralatan Furniture, fixtures and
kantor (33.543) (9.399) 2.853 - (40.089) office equipment
Jumlah akumulasi Total accumulated penyusutan (314.104) (70.951) 10.850 - (374.205) depreciation
Nilai buku 1.108.134 1.377.634 Net book value
Penambahan tanah pada tahun 2009 meliputi penyelesaian sebagian uang muka pembelian tanah (Catatan 6).
Addition to land in 2009 includes a settlement on a portion of advances for land acquisition (Note 6).
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Jutaan Rupiah,
Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS Years Ended December 31, 2010, 2009 and 2008
(Expressed in Million Rupiah, Unless Otherwise Stated)
42
9. ASET TETAP (lanjutan) 9. FIXED ASSETS (continued)
Pada tanggal 31 Desember 2010, aset tetap Grup telah diasuransikan terhadap risiko kerugian yang disebabkan oleh bencana alam, kebakaran, kerusuhan, sabotase, perusakan dan gangguan usaha lainnya dengan jumlah pertanggungan sebesar US$192.021.549 dan Rp71.720 (2009: US$172.411.685 dan Rp154.943 dan 2008: US$152.962.385 dan Rp58.016), yang menurut pendapat manajemen telah memadai untuk menutupi kerugian yang mungkin timbul dari risiko-risiko tersebut.
As of December 31, 2010, the Group’s fixed assets were covered by insurance against the risk of loss due to natural disaster, fire, riots, sabotage, vandalism and other business interruption with total coverage of approximately US$192,021,549 and Rp71,720 (2009: US$172,411,685 and Rp154,943 and 2008: US$152,962,385 and Rp58,016), which is considered adequate by the management to cover possible losses arising from such risks.
Perhitungan laba (rugi) atas penjualan dan
penghapusan aset tetap adalah sebagai berikut: The calculation of the gain (loss) on the sale and disposal of fixed assets is as follows:
2010 2009 2008
Harga Perolehan CostBangunan 112 2.063 1.942 BuildingMesin dan peralatan 236 2.169 4.492 Machinery and equipmentKendaraan dan alat-alat berat 823 6.221 3.626 Motor vehicle and heavy equipmentMebel dan peralatan kantor 804 3.784 3.657 Furniture, fixtures and office equipment
Jumlah harga perolehan 1.975 14.237 13.717 Total cost
Akumulasi Penyusutan Accumulated Depreciation Bangunan 64 627 954 Building Mesin dan peralatan 73 1.809 4.114 Machinery and equipment Kendaraan dan alat-alat berat 755 4.741 2.929 Motor vehicle and heavy equipment Mebel dan peralatan kantor 554 2.661 2.853 Furniture, fixtures and office equipment
Jumlah akumulasi penyusutan 1.446 9.838 10.850 Total accumulated depreciation
Nilai tercatat aset tetap yang dijual 529 4.399 2.867 Carrying value of fixed assets soldPenerimaan dari aset tetap yang dijual 772 2.793 416 Proceeds from fixed assets sold
Laba (rugi) pelepasan Gain (loss) on disposal of aset tetap, bersih 243 (1.606) (2.451) fixed assets, net
Beban penyusutan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 sebesar Rp121.618 (2009: Rp88.968 dan 2008: Rp70.951) masing-masing dibebankan ke beban pokok penjualan sebesar Rp112.137 (2009: Rp79.970 dan 2008: Rp62.040), ke beban penjualan sebesar Rp2.426 (2009: Rp2.487 dan 2008: Rp2.226), ke beban umum dan administrasi sebesar Rp7.055 (2009: Rp6.511 dan 2008: Rp6.685) (Catatan 22 dan 23).
Depreciation expenses for the years ended December 31, 2010 amounting to Rp121,618 (2009: Rp88,968 and 2008: Rp70,951) were respectively charged to cost of goods sold amounting to Rp112,137 (2009: Rp79,970 and 2008: Rp62,040), to selling expenses amounting to Rp2,426 (2009: Rp2,487 and 2008: Rp2,226), to general and administration expenses amounting to Rp7,055 (2009: Rp6,511 and 2008: Rp6,685) (Notes 22 and 23).
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Jutaan Rupiah,
Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS Years Ended December 31, 2010, 2009 and 2008
(Expressed in Million Rupiah, Unless Otherwise Stated)
43
9. ASET TETAP (lanjutan) 9. FIXED ASSETS (continued)
Aset dalam penyelesaian Construction in progress Aset dalam penyelesaian terutama merupakan
pembangunan pabrik baru, fasilitas pelengkap pabrik dan perumahan dengan rincian sebagai berikut:
Construction in progress mostly represented the construction of new mill, mill supporting facilities and housing facilities with details as follows:
2010
Perkiraan % Penyelesaian/
Estimated % Jumlah Tercatat/ Perkiraan Penyelesaian/of Completion Carrying Amount Estimated Date of Completion
Bangunan 48,62% 88.995 Januari sampai November 2011/ Building January to November 2011
Mesin dan peralatan 51,78% 45.104 Januari sampai Juni 2011/ Machinery and equipment January to June 2011
Jumlah 134.099 Total
2009
Perkiraan %Penyelesaian/Estimated % Jumlah Tercatat/ Perkiraan Penyelesaian/
of Completion Carrying Amount Estimated Date of Completion
Bangunan 69,73% 118.601 April sampai Juni 2010/ Building April to June 2010
Mesin dan peralatan 70,31% 149.911 Januari 2010/ Machinery and equipment
January 2010
Jumlah 268.512 Total
2008
Perkiraan %Penyelesaian/Estimated % Jumlah Tercatat/ Perkiraan Penyelesaian/
of Completion Carrying Amount Estimated Date of Completion
Bangunan 74,53% 79.479 Februari sampai November 2009/ Building February to November 2009
Mesin dan peralatan 81,27% 102.890 Maret sampai Juli 2009/ Machinery and equipment March to July 2009
Jumlah 182.369 Total
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Jutaan Rupiah,
Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS Years Ended December 31, 2010, 2009 and 2008
(Expressed in Million Rupiah, Unless Otherwise Stated)
44
10. BIAYA TANGGUHAN HAK ATAS TANAH 10. DEFERRED LANDRIGHTS ACQUISITION COST Rincian biaya tangguhan hak atas tanah adalah
sebagai berikut: The details of deferred charges acquisition costs are as follows:
2010 2009 2008
Hak Guna Usaha (“HGU”) Landrights (“HGU”) Harga perolehan 102.256 102.096 101.432 Cost
Akumulasi Amortisasi (40.179) (36.476) (32.786) Accumulated Amortization
Nilai buku HGU 62.077 65.620 68.646 Net book value of HGU Izin Lokasi 40.586 40.586 38.781 Location Permits
Jumlah 102.663 106.206 107.427 Total
Perusahaan memperoleh HGU untuk seluruh lahan
di Sumatera Utara hingga tahun 2023-2053, di Jawa dan Sulawesi hingga tahun 2023-2027, dan di Kalimantan Timur hingga tahun 2033-2039. Sementara itu, Perusahaan juga memperoleh HGU untuk lahan seluas 31.673 hektar di Sumatera Selatan hingga tahun 2030-2043.
The Company obtained legal rights in the form of HGU for all areas in North Sumatera until 2023- 2053, in Java and Sulawesi until 2023-2027, and in East Kalimantan until 2033-2039. Meanwhile, the Company also obtained legal rights in the form of HGU for area of 31,673 hectares in South Sumatera until 2030-2043.
Manajemen berkeyakinan bahwa HGU tersebut
dapat diperbaharui atau diperpanjang. Management believes that the HGU can be renewed or extended.
11. HUTANG BANK JANGKA PENDEK 11. SHORT-TERM BANK LOANS Rincian hutang bank jangka pendek adalah sebagai
berikut:The details of short-term bank loans are as follows:
2010 2009 2008
Club Deal Tranche C - US$3.500.000 Club Deal Tranche C - US$3,500,000(Catatan 15) - - 38.325 (Note 15)
PT Lembaga Pembiayaan Ekspor PT Lembaga Pembiayaan EksporIndonesia (dahulu: PT Bank Ekspor Indonesia (formerly: PT Bank Indonesia (Persero)) - - 6.000 Ekspor Indonesia (Persero))
Jumlah - - 44.325 Total
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Jutaan Rupiah,
Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS Years Ended December 31, 2010, 2009 and 2008
(Expressed in Million Rupiah, Unless Otherwise Stated)
45
11. HUTANG BANK JANGKA PENDEK (lanjutan) 11. SHORT-TERM BANK LOANS (continued)
PT Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (dahulu: PT Bank Ekspor Indonesia (Persero))
PT Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (formerly: PT Bank Ekspor Indonesia (Persero))
MAKP memperoleh fasilitas Kredit Modal Kerja
Ekspor (“KMKE”) dari PT Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (dahulu: PT Bank Ekspor Indonesia (Persero)) dengan batas maksimum pinjaman sebesar Rp12.000. Berdasarkan Perubahan Perjanjian No. 105/ADDPK/10/2007 tanggal 4 Oktober 2007, batas maksimum pinjaman diubah menjadi Rp6.000.
MAKP obtains Working Capital Credit for Export facility from PT Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (formerly: PT Bank Ekspor Indonesia (Persero)) with maximum credit limit of Rp12,000. Based on Amendment No. 105/ADDPK/10/2007, dated October 4, 2007, the maximum limit was reduced to Rp6,000.
Pinjaman ini dijamin dengan piutang usaha,
persediaan, tanah dan aset tetap. This loan was secured by trade receivables, inventories, land and fixed assets.
Berdasarkan perjanjian tersebut, MAKP tidak diperbolehkan untuk memperoleh pinjaman baru, mengikatkan diri sebagai penjamin atau mengagunkan harta kekayaan MAKP dan mempergunakan fasilitas kredit untuk pembiayaan modal kerja.
Under the agreement, MAKP is not permitted to obtain a new loan, engage as a guarantor or pledge MAKP’s assets and use the credit facility to finance working capital.
Pinjaman ini telah dilunasi seluruhnya pada tanggal
31 Agustus 2009. This loan was fully repaid on August 31, 2009.
Suku bunga fasilitas pinjaman jangka pendek di atas adalah sebagai berikut:
The interest rates on the above short-term loan facilities are as follows:
2010 2009 2008
Rupiah - 15,00% 13,00% RupiahDolar AS - 6,00% - 7,50% 4,98% - 7,61% US Dollar
12. HUTANG USAHA 12. TRADE PAYABLES
Hutang usaha berasal dari pembelian material dan jasa yang terkait dengan perkebunan.
The trade payables arose from the purchase of materials and services related to the plantations.
2010 2009 2008
Pihak yang mempunyaihubungan istimewa Related parties
Rupiah 122 614 115 Rupiah
Pihak ketiga Third parties Rupiah 75.648 57.326 93.407 RupiahDolar AS 6.237 1.721 10.221 US Dollar Mata uang asing lainnya 800 56 - Other foreign currencies
Sub-jumlah 82.685 59.103 103.628 Sub-total
Jumlah 82.807 59.717 103.743 Total
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Jutaan Rupiah,
Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS Years Ended December 31, 2010, 2009 and 2008
(Expressed in Million Rupiah, Unless Otherwise Stated)
46
13. PERPAJAKAN 13. TAXATION
a. Pajak dibayar di muka a. Prepaid taxes
2010 2009 2008
Perusahaan The Company Pajak penghasilan Income taxes
Pasal 22 - 8 - Article 22 Pajak pertambahan nilai - - 12.080 Value-added tax Pajak lainnya 207 207 207 Other taxes
Sub-jumlah 207 215 12.287 Sub-total
Anak Perusahaan Subsidiaries Pajak penghasilan Income taxes
Pasal 22 - 4 53 Article 22 Pasal 25 - 152 1.035 Article 25
Pajak pertambahan nilai 249 534 - Value-added tax Pajak lainnya - - 1 Other taxes
Sub-jumlah 249 690 1.089 Sub-total
Jumlah 456 905 13.376 Total
b. Hutang pajak b. Taxes payable
2010 2009 2008
Perusahaan The CompanyPajak penghasilan Income taxes
Pasal 21 1.914 3.355 3.015 Article 21 Pasal 23 729 328 913 Article 23
Pasal 25 24.553 20.451 29.934 Article 25 Pasal 26 29 470 305 Article 26 Pasal 29 33.477 41.943 121.656 Article 29 Pajak pertambahan nilai 15.325 15.399 - Value-added tax Pajak lainnya 23 1 32 Other taxes
Sub-jumlah 76.050 81.947 155.855 Sub-total
Anak Perusahaan SubsidiariesPajak penghasilan Income taxes
Pasal 21 4 6 11 Article 21 Pasal 22 - 24 26 Article 22 Pasal 23 29 6 3 Article 23 Pajak pertambahan nilai - - 615 Value-added tax
Sub-jumlah 33 36 655 Sub-total
Jumlah 76.083 81.983 156.510 Total
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Jutaan Rupiah,
Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS Years Ended December 31, 2010, 2009 and 2008
(Expressed in Million Rupiah, Unless Otherwise Stated)
47
13. PERPAJAKAN (lanjutan) 13. TAXATION (continued)
c. Beban pajak penghasilan c. Income tax expense
2010 2009 2008
Tahun berjalan 357.495 289.071 412.573 Current Tangguhan (9.042) 11.581 (13.412) Deferred
Jumlah 348.453 300.652 399.161 Total
Rekonsiliasi antara beban pajak penghasilan yang dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atas laba sebelum beban pajak penghasilan, dan beban pajak penghasilan bersih seperti yang tercantum dalam laporan laba rugi konsolidasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut:
The reconciliation between income tax expense by applying the applicable tax rate to the income before income tax expense and the net income tax expense shown in the consolidated statements of income for the years ended December 31, 2010, 2009 and 2008 is as follows:
2010 2009 2008
Laba sebelum beban pajak Income before income tax penghasilan menurut expense per consolidated laporan laba rugi konsolidasi 1.381.783 1.008.139 1.326.716 statements of income
Pajak dihitung berdasarkan tarifpajak yang berlaku 345.446 282.279 397.998 Tax calculated at applicable tax rate
Pengaruh pajak atas beda tetap: Tax effects on permanent differences: Penghasilan yang telah dikenakan
pajak yang bersifat final dan Income subject to final tax lain-lain (13.334) (5.243) (6.320) and othersBeban yang tidak dapat dikurangkan 10.871 13.859 14.135 Non deductible expenses Denda pajak 40 459 1.207 Tax penaltiesLain-lain, bersih 5.430 6.611 8.308 Others, net
Sub-jumlah 348.453 297.965 415.328 Sub-total
Beban (manfaat) pajak penghasilan Income tax expense (benefit) fromdari penurunan tarif pajak - 2.687 (16.167) tax rate reduction
Beban pajak penghasilan 348.453 300.652 399.161 Income tax expense
Pajak penghasilan periode berjalan Current income tax
Perhitungan pajak penghasilan kini untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut:
The current income tax for the years ended December 31, 2010, 2009 and 2008 is calculated as follows:
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Jutaan Rupiah,
Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS Years Ended December 31, 2010, 2009 and 2008
(Expressed in Million Rupiah, Unless Otherwise Stated)
48
13. PERPAJAKAN (lanjutan) 13. TAXATION (continued)
c. Beban pajak penghasilan (lanjutan) c. Income tax expense (continued)
2010 2009 2008
Laba sebelum beban pajak Income before income tax penghasilan berdasarkan expense per consolidated laporan laba rugi konsolidasi 1.381.783 1.008.139 1.326.716 statements of incomeDitambah rugi Anak Perusahaan
sebelum beban pajak Add loss of Subsidiariespenghasilan (1.237) (4.252) (3.698) before income tax expense
Laba Perusahaan sebelum Income before income tax expensebeban pajak penghasilan 1.383.020 1.012.391 1.330.414 attributable to the Company
Perbedaan Temporer Temporary DifferencesBiaya imbalan kerja 75.201 45.927 27.363 Employee benefits expense Bonus dan tunjangan 7.559 (4.323) 34.884 Bonuses and benefits
Adjustment in value of plasmaPenyesuaian nilai piutang plasma 3.587 - - receivablesPenyisihan (pemulihan) atas Allowance (recovery) of obsolete persediaan usang 1.859 (146) (725) inventories Penyesuaian nilai pinjaman Adjustment in value of employee karyawan 1.214 - - loansCadangan (pemulihan) atas Impairment (recovery)
penurunan nilai piutang 304 (164) (2.129) of accounts receivablesPenyusutan (74.122) (75.907) (67.098) DepreciationAmortisasi biaya tangguhan (5.907) 2.915 (5.015) Amortization of deferred charges Laba (rugi) penjualan aset tetap (1.754) (64) 3.533 Gain (loss) on sale of fixed assets
Sub-jumlah 7.941 (31.762) (9.187) Sub-total
Perbedaan Tetap Permanent DifferencesBeban yang tidak dapat
dikurangkan 39.834 49.409 47.072 Non-deductible expensesPenghasilan bunga kena pajak final (24.955) (18.513) (20.914) Interest income subject to final taxLain-lain, bersih 24.139 20.871 27.916 Others, net
Sub-jumlah 39.018 51.767 54.074 Sub-total
Penghasilan kena pajak 1.429.979 1.032.396 1.375.301 Taxable income
Pajak penghasilan tahun berjalan 357.495 289.071 412.573 Current income tax expense
Dikurangi: Less:Pajak dibayar di muka 324.018 247.128 290.917 Prepaid taxes
Hutang pajak penghasilan 33.477 41.943 121.656 Income tax payable
Perusahaan akan melaporkan penghasilan kena pajak dan beban pajak penghasilan tahun berjalan untuk tahun 2010, sebagaimana disebutkan di atas, dalam Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Badan (SPT PPh Badan) ke Kantor Pajak.
The Company will report taxable income and current income tax expense for 2010, as stated above, in its income tax return (SPT PPh Badan) to be submitted to the Tax Office.
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Jutaan Rupiah,
Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS Years Ended December 31, 2010, 2009 and 2008
(Expressed in Million Rupiah, Unless Otherwise Stated)
49
13. PERPAJAKAN (lanjutan) 13. TAXATION (continued)
d. Pajak tangguhan d. Deferred tax
Jumlah penghasilan kena pajak Perusahaan untuk tahun 2009 dan 2008, seperti yang disebutkan di atas, telah dilaporkan oleh Perusahaan ke Kantor Pajak dalam SPT PPh badan untuk tahun tersebut.
The amounts of the Company’s taxable income for 2009 and 2008, as stated in the foregoing, have been reported by the Company in the income tax returns for those years submitted to the Tax Office.
Dibebankan ke Laporan Laba Rugi
Konsolidasi/ Charged to
Consolidated 1 Januari 2010/ Statements 31 Desember 2010/
January 1, 2010 of Income December 31, 2010
Aset Pajak Tangguhan Deferred Tax AssetsKewajiban imbalan kerja 63.861 18.801 82.662 Employee benefits liabilities Bonus dan tunjangan 36.332 1.890 38.222 Bonuses and benefits Penyisihan untuk nilai Allowance for unrecoverable tidak terpulihkan atas amount of advances for uang muka pembelian tanah 11.000 - 11.000 land acquisitions Cadangan penurunan nilai Allowance for impairment piutang 4.564 76 4.640 of receivables Penyisihan persediaan usang 155 464 619 Allowance for obsolete inventories Penyesuaian nilai piutang plasma Adjustment in value of plasma terhadap nilai wajar 2.498 897 3.395 receivables Penyesuaian nilai piutang karyawan - 303 303 Adjustment in value of employee loans
Jumlah aset pajak tangguhan 118.410 22.431 140.841 Total deferred tax assets
Kewajiban Pajak Tangguhan Deferred Tax LiabilitiesPenyusutan aset tetap 176.081 11.912 187.993 Depreciation of fixed assetsAmortisasi biaya tangguhan 6.459 1.477 7.936 Amortization of deferred charges
Jumlah kewajiban pajak tangguhan 182.540 13.389 195.929 Total deferred tax liabilities
Kewajiban pajak tangguhan, bersih (64.130) 9.042 (55.088) Deferred tax liabilities, net
Dibebankan ke Laporan Laba Rugi Konsolidasi/ Charged to
Consolidated 1 Januari 2009/ Statements 31 Desember 2009/
January 1, 2009 of Income December 31, 2009
Aset Pajak Tangguhan Deferred Tax AssetsKewajiban imbalan kerja 53.653 10.208 63.861 Employee benefits liabilities Bonus dan tunjangan 39.962 (3.630) 36.332 Bonuses and benefitsPenyisihan untuk nilai Allowance for unrecoverable
tidak terpulihkan atas amount of advances foruang muka pembelian tanah 11.000 - 11.000 land acquisitions
Cadangan penurunan nilai Allowance for impairmentpiutang 6.627 (2.063) 4.564 of receivables
Penyisihan persediaan usang 226 (71) 155 Allowance for obsolete inventories
Jumlah aset pajak tangguhan 111.468 4.444 115.912 Total deferred tax assets
Kewajiban Pajak Tangguhan Deferred Tax LiabilitiesPenyusutan aset tetap 157.088 18.993 176.081 Depreciation of fixed assetsAmortisasi biaya tangguhan 9.427 (2.968) 6.459 Amortization of deferred charges
Jumlah kewajiban pajak tangguhan 166.515 16.025 182.540 Total deferred tax liabilities
Kewajiban pajak tangguhan, bersih (55.047) (11.581) (66.628) Deferred tax liabilities, net
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Jutaan Rupiah,
Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS Years Ended December 31, 2010, 2009 and 2008
(Expressed in Million Rupiah, Unless Otherwise Stated)
50
13. PERPAJAKAN (lanjutan) 13. TAXATION (continued)
d. Pajak tangguhan (lanjutan) d. Deferred tax (continued)
Dibebankan ke Laporan Laba Rugi
Konsolidasi/ Charged to
Consolidated 1 Januari 2008/ Statements 31 Desember 2008/
January 1, 2008 of Income December 31, 2008
Aset Pajak Tangguhan Deferred Tax AssetsKewajiban imbalan kerja 56.175 (2.522) 53.653 Employee benefits liabilities Bonus dan tunjangan 32.351 7.611 39.962 Bonuses and benefitsPenyisihan untuk nilai Allowance for tidak terpulihkan atas unrecoverable amount uang muka pembelian tanah 13.200 (2.200) 11.000 of advances for land acquisitions Cadangan penurunan nilai Allowance for impairment piutang 8.592 (1.965) 6.627 of receivables Penyisihan persediaan usang 488 (262) 226 Allowance for obsolete inventories
Jumlah aset pajak tangguhan 110.806 662 111.468 Total deferred tax assets
Kewajiban Pajak Tangguhan Deferred Tax LiabilitiesPenyusutan aset tetap 169.437 (12.349) 157.088 Depreciation of fixed assetsAmortisasi biaya tangguhan 9.808 (381) 9.427 Amortization of deferred chargesSewa 20 (20) - Rent
Jumlah kewajiban pajaktangguhan 179.265 (12.750) 166.515 Total deferred tax liabilities
Kewajiban pajak tangguhan, bersih (68.459) 13.412 (55.047) Deferred tax liabilities, net
Pada bulan September 2008, Undang-undang No. 7 Tahun 1983 mengenai “Pajak Penghasilan” diubah untuk keempat kalinya dengan Undang-undang No. 36 Tahun 2008.
In September 2008, Law No. 7 Year 1983 regarding “Income Tax” has been revised for the fourth time with Law No. 36 Year 2008.
Perubahan tersebut mencakup perubahan tarif pajak penghasilan badan dari sebelumnya menggunakan tarif pajak bertingkat dengan tarif maksimum 30% menjadi tarif tunggal yaitu 28% untuk tahun fiskal 2009 dan 25% untuk tahun fiskal 2010 dan seterusnya. Perusahaan mencatat dampak perubahan tarif pajak tersebut sebesar Rp2.687 (2008: Rp16.167) sebagai bagian dari beban (manfaat) pajak penghasilan tangguhan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008.
The revised law stipulates changes in corporate tax rate from a marginal tax rate with maximum tax rate of 30% to a single rate of 28% for fiscal year 2009 and 25% for fiscal year 2010 onwards. The Company recorded the impact of the changes in tax rates which amounted to Rp2,687 (2008: Rp16,167) as part of deferred income tax expense (benefit) in the operations of the years ended December 31, 2009 and 2008.
e. Administrasi e. Administration
Perusahaan menyerahkan SPT Tahunan berdasarkan perhitungan sendiri (self-assessment). Berdasarkan perubahan terakhir atas Undang-undang Ketentuan Umum Perpajakan pada tahun 2007, Otoritas Pajak dapat menetapkan atau mengubah besarnya kewajiban pajak dalam waktu lima tahun sejak
The Company submits tax returns on the basis of self-assessment. Based on the latest amandements of Law on General Rules and Procedures in 2007, the Tax Authorities may assess or amend taxes within five years from the date when the tax was payable. The transitional provisions of the said law stipulate
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Jutaan Rupiah,
Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS Years Ended December 31, 2010, 2009 and 2008
(Expressed in Million Rupiah, Unless Otherwise Stated)
51
13. PERPAJAKAN (lanjutan) 13. TAXATION (continued)
e. Administrasi (lanjutan) e. Administration (continued)
tanggal terhutangnya pajak. Peraturan peralihan atas Undang-undang tersebut menyatakan bahwa kewajiban pajak untuk tahun fiskal 2007 dan sebelumnya dapat ditetapkan oleh Otoritas Pajak paling lambat pada akhir tahun 2013.
that taxes for fiscal year 2007 and earlier may be assessed by the Tax Authorities at the latest at the end of 2013.
f. Lain-lain f. Others
Pada tanggal 28 Desember 2007, Presiden Republik Indonesia menetapkan Peraturan Pemerintah No. 81 tahun 2007 (PP No. 81/2007) tentang “Penurunan Tarif Pajak Penghasilan bagi Wajib Pajak Badan Dalam Negeri yang Berbentuk Perseroan Terbuka”.
On December 28, 2007, the President of the Republic of Indonesia stipulated the Government Regulation No. 81/2007 (Gov. Reg. No. 81/2007) on “Reduction of the Rate of Income Tax on Resident Corporate Taxpayers in the Form of Publicly-listed Companies”.
PP No. 81/2007 ini mengatur perseroan terbuka dalam negeri di Indonesia dapat memperoleh penurunan tarif Pajak Penghasilan sebesar 5% lebih rendah dari tarif tertinggi Pajak Penghasilan sebagaimana diatur dalam Pasal 17 ayat 1 (b) Undang-undang Pajak Penghasilan, dengan memenuhi kriteria yang ditentukan, yaitu perseroan yang saham atau efek bersifat ekuitas lainnya tercatat di Bursa Efek Indonesia yang jumlah kepemilikan saham publiknya 40% atau lebih dari keseluruhan saham yang disetor dan saham tersebut dimiliki paling sedikit oleh 300 pihak, masing-masing pihak hanya boleh memiliki saham kurang dari 5% dari keseluruhan saham yang disetor. Ketentuan sebagaimana dimaksud harus dipenuhi oleh perseroan terbuka dalam waktu paling singkat enam bulan dalam jangka waktu satu tahun pajak.
This Gov. Reg. No. 81/2007 provides that resident publicly-listed companies in Indonesia can obtain the reduced income tax rate, i.e., 5% lower than the highest income tax rate under Article 17 paragraph 1 (b) of the Income Tax Law, provided they meet the prescribed criteria, i.e., companies whose shares or other equity instruments are listed in the Indonesia Stock Exchange, whose shares owned by the public is 40% or more of the total paid shares and such shares are owned by at least 300 parties, each party owning less than 5% of the total paid-up shares. These requirements should be fulfilled by the publicly-listed companies for a period of six months in one tax year.
PP No. 81/2007 ini mulai berlaku sejak tanggal 1 Januari 2008. Pada tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 2008, Perusahaan belum memenuhi kriteria yang ditentukan dalam peraturan pemerintah ini.
This Gov. Reg. No. 81/2007 became effective on January 1, 2008. As of December 31, 2010, 2009 and 2008, the Company has not fulfilled the prescribed criteria in this government regulation.
Pada bulan April 2010, Kementerian Keuangan menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan No.78/PMK.03/2010 tentang pedoman penghitungan pengkreditan pajak masukan bagi pengusaha kena pajak yang melakukan penyerahan yang terutang pajak dan penyerahan yang tidak terutang pajak. Sehubungan dengan penerapan peraturan tersebut, Grup mengkreditkan pajak masukan yang dianggap berhubungan dengan penyerahan yang terutang pajak.
In April 2010, the Ministry of Finance issued Regulation No.78/PMK.03/2010 regarding guidelines on crediting input tax by taxable enterprise whose parts of their deliveries are subject to tax and the other parts are not subject to tax. With respect to the implementation of this regulation, the Group credits input tax considered to be in relation to deliveries which are subject to tax.
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Jutaan Rupiah,
Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS Years Ended December 31, 2010, 2009 and 2008
(Expressed in Million Rupiah, Unless Otherwise Stated)
52
14. BIAYA YANG MASIH HARUS DIBAYAR 14. ACCRUED EXPENSES
Biaya yang masih harus dibayar terdiri dari: Accrued expenses consist of:
2010 2009 2008
Bonus dan tunjangan 172.150 158.548 147.653 Bonuses and benefitsPembelian buah 67.111 43.047 27.629 Crop purchaseKontrol pembayaran plasma 15.514 22.883 28.914 Plasma payment controlJasa tenaga ahli 3.583 3.664 855 Professional feesTransportasi 4.813 5.227 6.599 TransportationBunga - 1.452 2.545 Interest Lain-lain (masing-masing di bawah Rp1.000) 6.974 8.312 7.885 Others (each below Rp1,000)
Jumlah 270.145 243.133 222.080 Total
Kontrol pembayaran plasma merupakan saldo dana dari pemotongan sampai dengan 30% jumlah penjualan tandan buah segar dari petani plasma yang akan dibayarkan ke bank sebagai pelunasan hutang petani plasma.
Plasma payment control represents the fund balance as a result of up to 30% withholding of fresh fruit bunches sold by the plasma farmers which will be repaid to the bank as loan installments of the plasma farmers.
15. HUTANG BANK JANGKA PANJANG 15. LONG-TERM BANK LOANS
Posisi hutang bank jangka panjang Grup pada tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut:
The balance of the Group’s long-term bank loans as of December 31, 2010, 2009 and 2008 is as follows:
a. Bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun
a. Current maturities
2010 2009 2008
SMBC & DBS - US$15.000.000 - 141.000 - SMBC & DBS - US$15,000,000 CIMB - US$6.750.000 - 63.450 - CIMB - US$6,750,000Club Deal - US$26.000.000 - - 284.700 Club Deal - US$26,000,000PT Lembaga Pembiayaan PT Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (dahulu: Ekspor Indonesia (formerly:
PT Bank Ekspor Indonesia PT Bank Ekspor Indonesia(Persero)) - - 1.894 (Persero))
Jumlah - 204.450 286.594 Total
Dikurangi: Less: Biaya tangguhan atas
hutang bank - (6.693) (2.947) Deferred charges for bank loans
Bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun, bersih - 197.757 283.647 Current maturities, net
b. Bagian jangka panjang b. Long-term portion
2010 2009 2008
CIMB - US$3.250.000 - 30.550 - CIMB - US$3,250,000Club Deal - US$56.328.676 - - 616.799 Club Deal - US$56,328,676
Jumlah - 30.550 616.799 Total
Dikurangi: Less: Biaya tangguhan
atas hutang bank - (204) (7.271) Deferred charges for bank loans
Bagian jangka panjang, bersih - 30.346 609.528 Long-term portion, net
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Jutaan Rupiah,
Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS Years Ended December 31, 2010, 2009 and 2008
(Expressed in Million Rupiah, Unless Otherwise Stated)
53
15. HUTANG BANK JANGKA PANJANG (lanjutan) 15. LONG-TERM BANK LOANS (continued)
Sumitomo Mitsui Banking Corporation & DBS Bank Ltd. dan CIMB Bank Berhad
Sumitomo Mitsui Banking Corporation & DBS Bank Ltd. and CIMB Bank Berhad
Pada tanggal 4 Agustus 2009, Perusahaan
memperoleh fasilitas pinjaman dari Sumitomo Mitsui Banking Corporation, cabang Singapura dan DBS Bank Ltd. (“SMBC & DBS”) dengan batas maksimum pinjaman gabungan sebesar US$45.000.000 dan pada tanggal 5 Agustus 2009, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman dari CIMB Bank Berhad (“CIMB”), cabang Singapura dengan batas maksimum pinjaman sebesar US$30.000.000. Pinjaman ini dijamin secara kolektif oleh PT Salim Ivomas Pratama (“SIMP”) dan Indo Agri sesuai dengan porsi kepemilikannya di dalam modal Perusahaan dan digunakan untuk pembiayaan kembali terhadap pinjaman Club Deal.
On August 4, 2009, the Company obtained a loan facility from Sumitomo Mitsui Banking Corporation, Singapore branch and DBS Bank Ltd. (“SMBC & DBS”) with combined maximum credit limit of US$45,000,000 and on August 5, 2009, the Company obtained a loan facility from CIMB Bank Berhad (“CIMB”), Singapore branch with maximum credit limit of US$30,000,000. These loans are secured by collective corporate guarantees from PT Salim Ivomas Pratama (“SIMP”) and Indo Agri in proportion to their equity ownership in the Company. Proceeds from these loan facilities were used to refinance the Club Deal bank loans.
Penarikan fasilitas kredit ini telah dilakukan seluruhnya pada tanggal 11 Agustus 2009.
These credit facilities had been fully withdrawn on August 11, 2009.
Fasilitas kredit ini berjangka waktu tiga tahun dan harus dilunasi melalui angsuran setiap tiga bulan yang berakhir pada bulan Agustus 2012. Bunga dibayarkan setiap tiga bulan atau periode yang lebih pendek sebagaimana disepakati oleh pihak bank mulai bulan November 2009.
These loan facilities have a term of three years and payable through quarterly installments until August 2012. The interest is paid every three months or such shorter period as agreed by the banks starting November 2009.
Perjanjian pinjaman tersebut mensyaratkan beberapa pembatasan bagi Perusahaan, antara lain, untuk mengagunkan harta kekayaannya kepada pihak lain (kecuali untuk harta kekayaan yang telah diagunkan pada tanggal perjanjian); memisahkan atau menggabungkan usaha dengan pihak lain kecuali Perusahaan menjadi perusahaan hasil merger; dan mengubah sifat umum usaha Perusahaan saat ini. Perusahan juga diharuskan mempertahankan beberapa rasio keuangan tertentu.
The loan agreements provide several restrictive covenants for the Company, among others, on pledging any of its assets to other parties (except for existing assets pledged as at the date of the agreements); demerger or merger with other entity except if the Company will be the surviving legal entity; and changing the current general nature of the Company’s business. The Company is also required to maintain certain financial ratios.
Pada tanggal 22 Desember 2009, Perusahaan telah melakukan pelunasan awal atas sebagian pokok pinjaman SMBC & DBS dan CIMB masing-masing sebesar US$30.000.000 dan US$20.000.000.
On December 22, 2009, the Company made an early repayment of the loans obtained from SMBC & DBS and CIMB amounting to US$30,000,000 and US$20,000,000, respectively.
Pada tanggal 12 Januari 2010, Perusahaan melakukan penarikan kembali atas fasilitas pinjaman dari SMBC & DBS sebesar US$30.000.000.
On January 12, 2010, the Company had withdrawn back the credit facilities with SMBC & DBS amounting to US$30,000,000.
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Jutaan Rupiah,
Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS Years Ended December 31, 2010, 2009 and 2008
(Expressed in Million Rupiah, Unless Otherwise Stated)
54
15. HUTANG BANK JANGKA PANJANG (lanjutan) 15. LONG-TERM BANK LOANS (continued)
Sumitomo Mitsui Banking Corporation & DBS Bank Ltd. dan CIMB Bank Berhad (lanjutan)
Sumitomo Mitsui Banking Corporation & DBS Bank Ltd. and CIMB Bank Berhad (continued)
Pada tanggal 5 Mei 2010, Perusahaan melakukan pelunasan atas seluruh saldo pokok pinjaman CIMB sebesar US$8.500.000.
On May 5, 2010, the Company fully repaid the whole outstanding loan principal of CIMB amounting to US$8,500,000.
Pada tanggal 4 November 2010, Perusahaan melakukan pelunasan atas seluruh saldo pokok pinjaman SMBC & DBS sebesar US$32.727.273.
On November 4, 2010, the Company fully repaid the whole outstanding loan principals obtained from SMBC & DBS amounting to US$32,727,273.
Club Deal Club Deal
Pada tanggal 16 Agustus 2006, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman yang dikoordinasikan oleh BCA (“Club Deal”) dengan batas maksimum pinjaman sebesar US$150.000.000. Perjanjian Kredit tersebut terdiri dari tiga Tranche, sebagai berikut:
On August 16, 2006, the Company obtained a loan facility led by BCA (“Club Deal”) with maximum credit limit of US$150,000,000. This Loan Agreement consists of three Tranches, as follows:
Tranche A sebesar US$54.043.673 untuk
pembiayaan ulang terhadap hutang sindikasi BNI yang diperoleh pada tahun 2004. Penarikan fasilitas kredit ini telah dilakukan seluruhnya pada tanggal 28 Agustus 2006. Pembayaran kembali pinjaman akan dilakukan setiap enam bulan sekali dalam sepuluh kali angsuran sejak bulan Februari 2007 dan berakhir pada bulan Agustus 2011.
Tranche A amounting to US$54,043,673, for the purpose of refinancing the BNI syndicated loan facility obtained in 2004. Full withdrawal of this credit facility had been done on August 28, 2006. Repayments of the loan principal are due every six months in ten installments commencing February 2007 until August 2011.
Tranche B sebesar US$80.956.327 merupakan fasilitas pinjaman bersyarat atas rencana belanja modal (“capital expenditures”) tertentu. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2008, Perusahaan telah melakukan penarikan sejumlah US$56.285.003. Pembayaran kembali pokok pinjaman dilakukan setiap enam bulan sekali dalam delapan kali angsuran sejak bulan Agustus 2008 dan berakhir pada bulan Agustus 2011.
Tranche B amounting to US$80,956,327 represents a conditional loan facility which has a direct relation to the realization of certain capital expenditures. Up to December 31, 2008, the Company has drawn down the loan amounting to US$56,285,003. Repayments of the loan principal are due every six months in eight installments commencing August 2008 until August 2011.
Tranche C sebesar US$15.000.000 merupakan
fasilitas pinjaman modal kerja. Pada tanggal 31 Desember 2008, saldo pinjaman adalah US$3.500.000.
Tranche C amounting to US$15,000,000 represents a working capital loan facility. As of December 31, 2008, the outstanding loan was US$3,500,000.
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Jutaan Rupiah,
Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS Years Ended December 31, 2010, 2009 and 2008
(Expressed in Million Rupiah, Unless Otherwise Stated)
55
15. HUTANG BANK JANGKA PANJANG (lanjutan) 15. LONG-TERM BANK LOANS (continued)
Club Deal (lanjutan) Club Deal (continued) Hutang bank ini dijamin dengan tanah dan/atau
benda tidak bergerak dan semua mesin yang terletak di atasnya serta tanah, bangunan, infrastruktur, mesin dan tanaman perkebunan yang akan dibeli dan dibangun dan didanai oleh fasilitas Tranche B.
The bank loans are secured by land and/or non-moveable assets and all machinery that are placed on it, as well as land, buildings, infrastructures, machineries and plantations that are acquired and built and funded by the Tranche B facility.
Perjanjian pinjaman tersebut memuat beberapa pembatasan bagi Perusahaan atas beberapa hal, antara lain, untuk mengikatkan diri sebagai penanggung atau penjamin dan/atau mengagunkan jumlah tertentu harta kekayaannya kepada pihak lain, termasuk pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa (kecuali untuk kepentingan proyek perkebunan plasma); membuka usaha baru yang tidak berhubungan dengan aktivitas usaha saat ini; melakukan pengurangan atau penurunan modal saham; menjual atau melepas aset utama dalam menjalankan usaha; mengubah status hukum, anggaran dasar, susunan direksi dan komisaris serta pemegang saham utama; dan memperoleh fasilitas kredit baru dari pihak lain dalam jumlah tertentu. Selain itu, Perusahaan juga diharuskan mempertahankan beberapa rasio keuangan tertentu.
The credit agreement imposed several restrictive covenants for the Company, such as, among others, to act as a guarantor and/or pledge certain portions of its assets to other parties, including related parties (except for plasma plantations purpose); open new business operations that are not related to the current course of business; reduce its share capital; sell or dispose the main assets used in the operations; change its legal status, articles of association, composition of directors and commissioners, and major shareholders; and obtain certain amounts of credit facilities from other parties. In addition, the Company shall also maintain certain financial ratios.
Pada tanggal 14 Agustus 2009, Perusahaan telah melakukan pelunasan awal atas seluruh pokok pinjaman sebesar US$72.828.676.
On August 14, 2009, the Company made an early settlement of the entire outstanding loan principal amounting to US$72,828,676.
PT Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (dahulu: PT Bank Ekspor Indonesia (Persero))
PT Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (formerly: PT Bank Ekspor Indonesia (Persero))
Pada tanggal 5 Oktober 2006, MAKP memperoleh fasilitas Kredit Modal Kerja Ekspor (“KMKE”) dan fasilitas Kredit Investasi Ekspor (“KIE”) dari PT Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (dahulu: PT Bank Ekspor Indonesia (Persero)) dengan batas maksimum pinjaman masing-masing sebesar Rp12.000 dan Rp8.000 yang digunakan sebagai modal kerja dan untuk melunasi fasilitas kredit sebelumnya dari PT Bank Syariah Mandiri. Berdasarkan Perubahan Perjanjian No. 105/ADDPK/10/2007 tanggal 4 Oktober 2007, batas maksimum pinjaman KMKE diubah menjadi Rp6.000.
On October 5, 2006, MAKP obtained Working Capital Credit for Export (“KMKE”) facility and Export Investment credit (“KIE”) facility from PT Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (formerly: PT Bank Ekspor Indonesia (Persero)) with maximum credit limit of Rp12,000 and Rp8,000 respectively which was used as working capital and to refinance the previous loan obtained from PT Bank Syariah Mandiri. Based on Amendment No. 105/ADDPK/10/2007, dated October 4, 2007, the maximum limit of KMKE was reduced to Rp6,000.
Pinjaman ini dijamin dengan piutang usaha,
persediaan, tanah dan aset tetap.This loan was secured by trade receivables, inventories, land and fixed assets.
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Jutaan Rupiah,
Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS Years Ended December 31, 2010, 2009 and 2008
(Expressed in Million Rupiah, Unless Otherwise Stated)
56
15. HUTANG BANK JANGKA PANJANG (lanjutan) 15. LONG-TERM BANK LOANS (continued)
PT Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (dahulu: PT Bank Ekspor Indonesia (Persero)) (lanjutan)
PT Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (formerly: PT Bank Ekspor Indonesia (Persero)) (continued)
Berdasarkan perjanjian tersebut, MAKP tidak diperbolehkan untuk memperoleh pinjaman baru, mengikatkan diri sebagai penjamin atau mengagunkan harta kekayaan MAKP dan mempergunakan fasilitas kredit untuk pembiayaan modal kerja.
Under the agreement, MAKP is not permitted to obtain a new loan, engage as a guarantor or pledge MAKP’s assets and use the credit facility to finance working capital.
Pada tanggal 31 Agustus 2009, MAKP telah melakukan pelunasan atas seluruh saldo pokok pinjaman sebesar Rp644.
On August 31, 2009, MAKP fully repaid the whole outstanding loan principal amounting to Rp644.
Suku bunga fasilitas pinjaman jangka panjang di
atas adalah sebagai berikut: The interest rates on the above long-term loan facilities are as follows:
2010 2009 2008
Rupiah - 15,00% 13,25% RupiahDolar AS 4,45% - 4,68% 4,45% - 7,50% 4,98% - 7,61% US Dollar
16. KEWAJIBAN IMBALAN KERJA 16. EMPLOYEE BENEFITS LIABILITIES
Sebagaimana disebutkan dalam Catatan 2o, Grup telah mencatat kewajiban atas manfaat pasti tanpa iuran untuk seluruh karyawan tetap dan buruh perkebunannya sehubungan dengan Undang-undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (“UUK”), dan juga untuk imbalan kerja lainnya yang diberikan kepada karyawan berdasarkan kebijakan dan praktik internal sesuai dengan PSAK No. 24 (Revisi 2004), “Imbalan Kerja”.
As mentioned in Note 2o, the Group has provided non-contributory defined benefit liabilities covering all of its eligible permanent employees and plantation workers in accordance with the requirements of Labor Law No. 13 year 2003 (the “Labor Law”), and also for the other entitlement benefits granted to employees based on existing relevant internal policies and practices, in accordance with PSAK No. 24 (Revised 2004), “Employee Benefits”.
Pada tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 2008, saldo kewajiban imbalan kerja karyawan (terdiri dari biaya jasa masa lalu dan biaya jasa kini) disajikan dalam neraca konsolidasi sebagai “Kewajiban Imbalan Kerja”. Penyisihan imbalan kerja tersebut merupakan estimasi manajemen berdasarkan perhitungan aktuaria dengan menggunakan metode “Projected Unit of Credit”. Perhitungan aktuaria untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 ditentukan berdasarkan laporan penilaian pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 dari aktuaria independen, Biro Pusat Aktuaria dan pada tanggal 31 Desember 2008 dari aktuaria independen, PT Watson Wyatt Purbajaga, sebagaimana disebutkan dalam laporannya masing-masing tertanggal 17 Januari 2011, 1 Februari 2010 dan 15 Januari 2009. Asumsi dasar yang digunakan pada perhitungan aktuaria tersebut, antara lain, adalah sebagai berikut:
As of December 31, 2010, 2009 and 2008, the balance of the total liabilities for employee benefits (consisting of past service costs and current service costs) are presented in the consolidated balance sheets as “Employee Benefits Liabilities”. The provision for employee service entitlement benefits are estimated by management based on the actuarial calculations using the “Projected Unit of Credit” method. The actuarial calculations for the years ended December 31, 2010, 2009 and 2008 were determined based on the valuation report as of December 31, 2010 and 2009 from the independent actuary firm, Biro Pusat Aktuaria and based on the valuation report as of December 31, 2008 from the independent actuary firm, PT Watson Wyatt Purbajaga, respectively, as set out in their reports dated January 17, 2011, February 1, 2010 and January 15, 2009, respectively. The key assumptions used for the said actuarial calculations, among others, are as follows:
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Jutaan Rupiah,
Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS Years Ended December 31, 2010, 2009 and 2008
(Expressed in Million Rupiah, Unless Otherwise Stated)
57
16. KEWAJIBAN IMBALAN KERJA (lanjutan) 16. EMPLOYEE BENEFITS LIABILITIES (continued)
Asumsi ekonomi:a. Tingkat diskonto: 9% per tahun (2009: 11%
dan 2008: 12%). b. Tingkat kenaikan penghasilan dasar: 9% per
tahun (2009: 10% dan 2008: 9%).
Economic assumptions:a. Discount rate: 9% per annum (2009: 11% and
2008: 12%). b. Salary growth rate: 9% per annum (2009: 10%
and 2008: 9%).
Asumsi lainnya:a. Usia pensiun normal: 55. b. Usia pensiun dipercepat: Tidak berlaku (2008:
45 untuk staf). c. Tingkat mortalita: Tabel Mortalita Indonesia
1999 (“TMI’99”). d. Tingkat pengunduran diri karyawan: 6% untuk
karyawan di bawah 30 tahun dan menurun secara linear sampai 0% pada umur 52 tahun (2008: 10% pada umur 25 tahun, menurun secara linear menjadi 2% pada umur 45 tahun dan menurun secara linear sampai 0% pada umur 54 tahun).
e. Tingkat cacat: 10% dari TMI’99.
Other assumptions: a. Normal retirement age: 55. b. Early retirement age: Not applicable (2008: 45
for staff). c. Mortality rate: Indonesian Mortality Table 1999
(“TMI’99”). d. Employee turnover rate: 6% for employees
before the age of 30 and will linearly decrease until 0% at the age of 52 (2008: 10% at age 25, decreasing linearly to 2% at age 45 and will linearly decrease until 0% at age of 54).
e. Disability rate: 10% of TMI’99.
Kewajiban imbalan kerja yang diakui dalam neraca konsolidasi adalah sebagai berikut:
Employee benefits liabilities recognized in the consolidated balance sheets are as follows:
2010 2009 2008
Nilai kini kewajiban 563.259 481.933 300.183 Present value of obligations Kerugian aktuarial yang belum diakui (232.612) (226.488) (89.916) Unrecognized actuarial losses Biaya jasa lalu yang belum diakui - - (749) Unrecognized past service costs
Jumlah 330.647 255.445 209.518 Total
Beban imbalan kerja karyawan yang dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut:
Employee benefits expenses charged to the consolidated statements of income for the years ended December 31, 2010, 2009 and 2008 are as follows:
2010 2009 2008
Biaya jasa kini 38.379 33.126 24.589 Current service cost Amortisasi biaya jasa lalu - 749 936 Amortization of past service costsAmortisasi rugi aktuarial bersih 15.349 10.253 10.737 Amortization of net actuarial losses Biaya bunga imbalan kerja 53.013 36.022 32.921 Interest on employee benefits cost Laba atas kurtailmen dan penyelesaian - (10.566) - Gains on curtailment and settlement
Jumlah 106.741 69.584 69.183 Total
Beban imbalan kerja karyawan dibebankan ke harga pokok penjualan dan beban usaha.
Employee benefit costs were charged to costs of goods sold and operating expenses.
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Jutaan Rupiah,
Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS Years Ended December 31, 2010, 2009 and 2008
(Expressed in Million Rupiah, Unless Otherwise Stated)
58
16. KEWAJIBAN IMBALAN KERJA (lanjutan) 16. EMPLOYEE BENEFITS LIABILITIES (continued)
Rincian mutasi kewajiban imbalan kerja karyawan adalah sebagai berikut:
The details of the movements of the employee benefits liabilities are as follows:
2010 2009 2008
Saldo awal 255.445 209.518 182.155 Beginning balance Employee benefits expenses for
Beban imbalan kerja tahun berjalan 106.741 69.584 69.183 current year Imbalan kerja yang dibayar Employee benefits paid during selama tahun berjalan (31.539) (23.657) (41.820) the year
Saldo akhir 330.647 255.445 209.518 Ending balance
17. MODAL SAHAM 17. SHARE CAPITAL
Susunan kepemilikan saham Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut:
The composition of the Company’s shareholders as of December 31, 2010, 2009 and 2008 is as follows:
2010
Jumlah Saham/ % Number Kepemilikan/ Nilai/
Pemegang Saham of Shares Ownership Value Shareholders
SIMP 811.685.002 59,48 405.842 SIMP Masyarakat (kepemilikan di bawah 5%) 552.887.791 40,52 276.444 Public (less than 5% interest)
Jumlah 1.364.572.793 100,00 682.286 Total
2009
Jumlah Saham/ % Number Kepemilikan/ Nilai/
Pemegang Saham of Shares Ownership Value Shareholders
SIMP 439.547.502 32,21 219.774 SIMP Credit Suisse Singapore Trust Credit Suisse SingaporeTrust Account Client SIMP 330.026.500 24,18 165.013 Account Client SIMP Credit Suisse Singapore Trust Credit Suisse SingaporeTrust
Account Client Indofood Account Client IndofoodAgri Resources Ltd. 109.521.000 8,03 54.760 Agri Resources Ltd.
Masyarakat (kepemilikan di bawah 5%) 485.477.791 35,58 242.739 Public (less than 5% interest)
Jumlah 1.364.572.793 100,00 682.286 Total
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Jutaan Rupiah,
Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS Years Ended December 31, 2010, 2009 and 2008
(Expressed in Million Rupiah, Unless Otherwise Stated)
59
17. MODAL SAHAM (lanjutan) 17. SHARE CAPITAL (continued)
2008
Jumlah Saham/ % Number Kepemilikan/ Nilai/
Pemegang Saham of Shares Ownership Value Shareholders
SIMP 439.547.502 32,79 219.774 SIMP Credit Suisse Singapore Trust Credit Suisse SingaporeTrust Account Client SIMP 330.026.500 24,62 165.013 Account Client SIMP Credit Suisse Singapore Trust Credit Suisse SingaporeTrust Account Client Indofood Account Client Indofood
Agri Resources Ltd. 109.521.000 8,17 54.760 Agri Resources Ltd.Masyarakat (kepemilikan di bawah 5%) 461.513.791 34,42 230.757 Public (less than 5% interest)
Sub-jumlah 1.340.608.793 100,00 670.304 Sub-total
Saham yang diperoleh kembali 23.964.000 11.982 Treasury stock
Jumlah 1.364.572.793 682.286 Total
Pada tanggal 8 Desember 2010, Indofood Agri Resources Ltd. melepaskan seluruh penyertaannya dalam 109.521.000 saham Perusahaan yang mewakili 8,03% dari seluruh saham ditempatkan Perusahaan. Sebagian saham tersebut sebanyak 42.111.000 saham yang mewakili sekitar 3,08% dari seluruh modal ditempatkan dijual kepada SIMP, pemegang saham utama, dan sisanya sebanyak 67.410.000 saham yang mewakili sekitar 4,94% dari seluruh modal ditempatkan dijual kepada masyarakat. Sehingga, setelah transaksi tersebut, kepemilikan SIMP atas Perusahaan meningkat dari 56,40% menjadi 59,48%.
On December 8, 2010, Indofood Agri Resources Ltd. divested all of its investment in 109,521,000 shares of the Company representing 8.03% of the Company’s issued share capital. Portion of the shares totalling 42,111,000 shares representing approximately 3.08% of the issued shares capital were sold to SIMP, the majority shareholder, and the remaining 67,410,000 shares representing approximately 4.94% of the issued shares capital were sold to public. After the transaction, the ownership of SIMP in the Company increased from 56.40% to 59.48%.
Sehubungan dengan Surat Keputusan Ketua BAPEPAM-LK No. KEP-401/BL/2008 tanggal 9 Oktober 2008 mengenai Pembelian Kembali Saham yang dikeluarkan oleh emiten atau perusahaan publik dalam kondisi pasar kritis, maka pada tanggal 12 Oktober 2008, Perusahaan mengumumkan rencana pembelian kembali sebagian sahamnya dalam periode tiga bulan dengan jumlah maksimum sampai dengan 20% dari jumlah modal Perusahaan yang ditempatkan dan disetor penuh.
Pursuant to the Decision Letter of the Chairman of BAPEPAM-LK No. KEP-401/BL/2008 dated October 9, 2008 regarding Shares Buyback by issuer or public company in a critical market condition, on October 12, 2008, the Company announced its plan to buyback its shares for a period of three months up to a maximum of 20% of the Company’s total issued and paid-up capital.
Sehubungan dengan itu, Perusahaan membeli
kembali sebanyak 23.964.000 saham dengan harga perolehan sejumlah Rp45.523. Seluruh saham yang dibeli kembali tersebut dicatat dan disajikan sebagai “Modal Saham yang Diperoleh Kembali” (sebagai pengurang modal saham) pada bagian “Ekuitas” dalam neraca konsolidasi.
In relation to the above, the Company bought back 23,964,000 shares at a total cost of Rp45,523. All of the said repurchased shares are accounted and presented as “Treasury Stock” (as a deduction from capital stock) under the “Shareholders’ Equity” section of the consolidated balance sheets.
Sampai akhir tahun 2009, Perusahaan telah menjual kembali seluruh modal saham yang diperoleh kembali sebanyak 23.964.000 saham dengan penerimaan bersih sebesar Rp187.766 (Catatan 18).
Until the end of 2009, the Company had resold all treasury stock totaling 23,964,000 shares generating net proceeds amounting to Rp187,766 (Note 18).
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Jutaan Rupiah,
Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS Years Ended December 31, 2010, 2009 and 2008
(Expressed in Million Rupiah, Unless Otherwise Stated)
60
17. MODAL SAHAM (lanjutan) 17. SHARE CAPITAL (continued)
Pada tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 2008, seluruh saham Perusahaan sejumlah 1.364.572.793 lembar telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia.
As of December 31, 2010, 2009 and 2008, all of the Company’s 1,364,572,793 shares have been listed in the Indonesia Stock Exchange.
18. TAMBAHAN MODAL DISETOR 18. ADDITIONAL PAID-IN CAPITAL
Tambahan modal disetor terdiri dari: Additional paid-in capital consists of:
2010 2009 2008
Selisih kurs valuta asing dari Foreign exchange difference from the modal ditempatkan dan disetor 1.549 1.549 1.549 subscribed and paid-up capital
Agio saham Perusahaan pada Premium on shares issued at penawaran umum perdana: Initial Public Offering: Jumlah yang diterima untuk Total received from the issue of pengeluaran 38.800.000 saham 180.420 180.420 180.420 38,800,000 shares Jumlah yang dikonversi sebagai Total converted as subscribed and modal ditempatkan dan disetor (19.400) (19.400) (19.400) paid-up capital Biaya emisi saham (15.339) (15.339) (15.339) Share issuance costs
Sub-jumlah 145.681 145.681 145.681 Sub-total
Pembagian saham bonus pada Distribution of bonus shares tahun 1997 (141.637) (141.637) (141.637) in 1997
Penerbitan saham baru atas Issuance of new shares in relation to konversi hutang ke saham - debt to equity conversion -
280.096.500 saham 281.217 281.217 281.217 280,096,500 shares Penerbitan saham baru sehubungan Issuance of new shares in relation to dengan konversi Surat Hutang Wajib conversion of Mandatory Convertible Konversi - Jumlah saham baru yang Notes - Total new shares converted dikonversi 598.863.000 saham 601.259 601.259 601.259 598,863,000 shares Selisih antara nilai perolehan dari 23.964.000 saham yang diperoleh Difference between total acquisition kembali dengan penerimaan dari cost of 23,964,000 treasury stocks penjualannya 142.243 142.243 - and proceeds from the re-sale
Saldo agio saham 1.028.763 1.028.763 886.520 Balance of premium on shares issued
Saldo tambahan modal disetor 1.030.312 1.030.312 888.069 Balance of additional paid-in capital
Selisih kurs atas modal disetor Foreign exchange difference on paid-in capital
Selisih kurs berasal dari selisih kurs valuta asing yang timbul dari modal dasar yang ditempatkan dan disetor pada tahun 1968.
Foreign exchange incurred from the difference on the subscribed and paid-up capital in 1968.
Agio saham
Agio saham merupakan agio yang diperoleh dari 38.800.000 saham yang dikeluarkan pada penawaran perdana pada tanggal 5 Juli 1996.
Share premium
Share premium represents the premium obtained on 38,800,000 shares issued in the Initial Public Offering on July 5, 1996.
Biaya emisi saham
Biaya emisi saham berasal dari penawaran perdana yang dilakukan pada tanggal 5 Juli 1996.
Share issuance costs
Share issuance costs incurred in the Initial Public Offering on July 5, 1996.
Saham bonus
Saham bonus merupakan pembagian saham bonus pada tanggal 16 Juni 1997 sebanyak 283.274.421 saham.
Bonus shares
Bonus shares represent a distribution of 283,274,421 bonus shares on June 16, 1997.
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Jutaan Rupiah,
Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS Years Ended December 31, 2010, 2009 and 2008
(Expressed in Million Rupiah, Unless Otherwise Stated)
61
18. TAMBAHAN MODAL DISETOR (lanjutan) 18. ADDITIONAL PAID-IN CAPITAL (continued)
Penerbitan saham baru Penerbitan saham baru di tahun 2007 merupakan konversi Surat Hutang Wajib Konversi sebanyak 269.343.500 saham (Catatan 1).
Issuance of new shares
Issuance of new shares in 2007 represents conversion of Mandatory Conversion Notes of 269,343,500 shares (Note 1).
Penerbitan saham baru merupakan konversi hutang menjadi saham baru sebanyak 280.096.500 saham pada tahun 2004 berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tertanggal 27 Mei 2004 dan konversi Surat Hutang Wajib Konversi menjadi saham baru sebanyak 329.519.500 saham pada tahun 2004 (Catatan 1).
Issuance of new shares represents a debt to equity conversion of 280,096,500 shares in 2004 based on an Extraordinary General Meeting of Shareholders dated May 27, 2004 and the conversion of Mandatory Convertible Notes to common shares of 329,519,500 shares in 2004 (Note 1).
Penjualan modal saham yang diperoleh kembali Re-sale of treasury stock
Sampai akhir tahun 2009, Perusahaan telah menjual kembali seluruh modal saham yang diperoleh kembali sebanyak 23.964.000 saham dengan penerimaan bersih sebesar Rp187.766 (Catatan 17).
Until the end of 2009, the Company had resold all treasury stock totaling 23,964,000 shares generating net proceeds amounting to Rp187,766 (Note 17).
19. DIVIDEN KAS 19. CASH DIVIDENDS
Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (“RUPS”) yang diselenggarakan pada tanggal 5 Mei 2010 dan 5 Mei 2009, para pemegang saham menyetujui pembagian dividen kas atas laba bersih masing-masing sebesar Rp285.195 atau Rp209 (angka penuh) per saham dan Rp278.847 atau Rp208 (angka penuh) per saham yang diambil dari laba bersih konsolidasi Perusahaan tahun 2009 dan 2008.
In the Annual General Meeting of Shareholders (“AGM”) held on May 5, 2010 and May 5, 2009, the shareholders approved the distribution of cash dividends of Rp285,195 or Rp209 (full amount) per share and Rp278,847 or Rp208 (full amount) per share, respectively, which were taken from the Company’s consolidated net income in 2009 and 2008.
20. CADANGAN UMUM 20. GENERAL RESERVES
Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (“RUPS”) pada tanggal 5 Mei 2010, 5 Mei 2009, dan 29 Mei 2008 yang telah diaktakan dengan Akta Notaris Irawan Soerodjo, S.H., M.Si., No. 13 tanggal 5 Mei 2010, No. 15 tertanggal 5 Mei 2009 dan No. 175 tertanggal 29 Mei 2008, para pemegang saham menyetujui adanya penambahan cadangan umum atas saldo laba yang telah ditentukan penggunaannya masing-masing sebesar Rp5.000, Rp15.481 dan Rp11.281.
During the Annual General Meeting of Shareholders (“AGM”) held on May 5, 2010, May 5, 2009 and May 29, 2008 which were covered by Notarial Deed of Irawan Soerodjo, S.H., M.Si., No. 13 dated May 5, 2010, No. 15 dated May 5, 2009 and No. 175 dated May 29, 2008, the shareholders approved additional appropriation of retained earnings for general reserves amounting to Rp5,000, Rp15,481 and Rp11,281, respectively.
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Jutaan Rupiah,
Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS Years Ended December 31, 2010, 2009 and 2008
(Expressed in Million Rupiah, Unless Otherwise Stated)
62
21. PENJUALAN 21. SALES
Rincian penjualan bersih adalah sebagai berikut: The details of net sales are as follows:
2010 2009 2008
Lokal 3.065.241 2.474.265 2.238.865 Local Ekspor 527.417 725.422 1.607.289 Export
Jumlah 3.592.658 3.199.687 3.846.154 Total
Penjualan dari pelanggan individu yang melebihi 10% dari jumlah penjualan bersih adalah sebagai berikut:
Sales from individual customers exceeding 10% of total net sales are as follows:
2010 2009 2008
Persentase Persentase Persentase jumlah jumlah jumlah
penjualan/ penjualan/ penjualan/ Jumlah/ Percentage Jumlah/ Percentage Jumlah/ Percentage
Total of total sales Total of total sales Total of total sales
SIMP 2.044.854 56,92% 976.580 30,52% 665.878 17,31% SIMP Cargill International Trading - - 93.636 2,93% 455.940 11,85% Cargill International Trading Jumlah 2.044.854 56,92% 1.070.216 33,45% 1.121.818 29,16% Total
22. BEBAN POKOK PENJUALAN 22. COST OF GOODS SOLD
2010 2009 2008
Biaya pembelian buah 674.912 646.704 768.507 Crop purchasesAlokasi biaya tak langsung 347.632 308.560 323.632 Allocation of indirect costsBiaya pemupukan dan pemeliharaan 295.349 320.535 318.304 Upkeep and cultivation costs Biaya panen 233.965 234.746 220.417 Harvesting costsBiaya penyusutan dan amortisasi 198.119 152.785 125.732 Depreciation and amortization expense Biaya pabrikasi 156.330 152.133 159.434 Manufacturing costs
Jumlah beban produksi 1.906.307 1.815.463 1.916.026 Total manufacturing cost
Barang dalam proses Work in processPada awal tahun 12.287 8.878 12.801 At the beginning of yearPada akhir tahun (8.365) (12.287) (8.878) At the end of year
Beban pokok produksi 1.910.229 1.812.054 1.919.949 Cost of goods manufactured
Barang jadi Finished goodsPada awal tahun 75.142 77.319 143.685 At the beginning of yearEstimasi klaim asuransi Estimated insurance claim on
atas kerugian persediaan - (3.695) - inventory loss Pemakaian sendiri (912) (1.342) (936) Internal consumptionPada akhir tahun (163.215) (75.142) (77.319) At the end of year
Beban pokok penjualan 1.821.244 1.809.194 1.985.379 Cost of goods sold
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Jutaan Rupiah,
Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS Years Ended December 31, 2010, 2009 and 2008
(Expressed in Million Rupiah, Unless Otherwise Stated)
63
23. BEBAN USAHA 23. OPERATING EXPENSES
2010 2009 2008
Penjualan Selling Bea dan asuransi 9.158 12.085 14.119 Freight and insurancePemasaran dan komisi penjualan 7.720 11.818 14.497 Marketing and selling commissions
Remunerasi dan imbalan kerja karyawan 4.112 4.507 5.848 Remuneration and employee benefits Penyusutan 2.426 2.487 2.226 Depreciation Bea keluar 194 535 114.714 Export tax Lain-lain 3.290 2.659 4.024 Others
Sub-jumlah 26.900 34.091 155.428 Sub-total
Umum dan administrasi General and administrative Remunerasi dan imbalan kerja karyawan 225.861 221.415 272.640 Remuneration and employee benefits Administrasi 23.935 21.008 21.223 Administration Jasa tenaga ahli 22.601 17.125 14.690 Professional fees Perjalanan dinas dan akomodasi 12.914 12.690 12.066 Travelling and accommodation Sewa 11.677 11.345 11.777 Rental
Pajak dan perizinan 10.211 12.329 13.960 Taxes and licensesTelekomunikasi 7.892 9.221 7.487 Telecommunication Penyusutan 7.055 6.511 6.685 Depreciation Lain-lain 22.848 26.107 30.403 Others
Sub-jumlah 344.994 337.751 390.931 Sub-total
Jumlah beban usaha 371.894 371.842 546.359 Total operating expenses
Beban administrasi termasuk beban yang timbul sehubungan dengan pengurusan, pemetaan, perijinan lahan perkebunan, serta keamanan operasional dalam areal perkebunan dan beban lain-lain.
Administration expenses include expenses in relation to plantation land management, mapping of plantation areas, licenses of plantation, as well as operational security costs inside the plantation areas and other expenses.
24. LABA PER SAHAM 24. EARNINGS PER SHARE
Laba per saham adalah sebagai berikut: Earnings per share are as follows:
2010 2009 2008
Dasar Basic Laba bersih kepada pemegang saham 1.033.329 707.487 927.555 Net income attributed to shareholders
Rata-rata tertimbang jumlahsaham biasa untuk menentukan Weighted average number of laba bersih per saham dasar ordinary shares for basic earnings(lembar saham) 6.822.863.965 6.732.674.385 6.802.717.670 per share (number of shares)
Laba bersih per saham dasar Basic earnings per share (angka penuh) 151 105 136 (full amount)
Jumlah rata-rata tertimbang saham yang digunakan pada perhitungan EPS di atas memperhitungkan pengaruh retroaktif dari pemecahan nilai nominal per saham dari sebesar Rp500 menjadi Rp100 (Catatan 34).
The weighted average number of shares used in the above EPS computation considered the retroactive effect of stock split from the original nominal value of Rp500 become Rp100 per share (Note 34).
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Jutaan Rupiah,
Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS Years Ended December 31, 2010, 2009 and 2008
(Expressed in Million Rupiah, Unless Otherwise Stated)
64
25. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA
25. ACCOUNTS AND TRANSACTIONS WITH RELATED PARTIES
Persentase terhadap Jumlah Aset/Kewajiban/
Penjualan/Beban yang bersangkutan/ Percentage to Total Assets/Liabilities/
Jumlah/Total Sales/Expenses
2010 2009 2008 2010 2009 2008
Piutang usaha Trade receivables SIMP - 5 7 - 0,00% 0,00% SIMP
Jumlah - 5 7 - 0,00% 0,00% Total
Piutang lain-lain Other receivablesPT Intimegah Bestari Pertiwi 2.634 - - 0,05% - - PT Intimegah Bestari Pertiwi PT Pelangi Intipertiwi 2.285 - - 0,04% - - PT Pelangi Intipertiwi PT Mentari Subur Abadi 960 - - 0,02% - - PT Mentari Subur Abadi GSL 852 2.142 - 0,02% 0,04% - GSL SIMP - - 368 - - 0,01% SIMP PT Asuransi Central Asia - - 289 - - 0,01% PT Asuransi Central Asia
Jumlah 6.731 2.142 657 0,13% 0,04% 0,02% Total
Piutang hubungan istimewa Due from related partiesKaryawan - 14.113 15.799 - 0,29% 0,32% Employees
Jumlah - 14.113 15.799 - 0,29% 0,32% Total
Aset tidak lancar lainnya Other non-current assetsJaminan sewa kantor Refundable deposit for office
kepada Indofood rental to Indofood Agri Agri Resources Ltd. 527 506 - 0,01% 0,01% - Resources Ltd.
Jumlah 527 506 - 0,01% 0,01% - Total
Hutang usaha Trade payables SIMP 122 614 115 0,01% 0,06% 0,01% SIMP
Jumlah 122 614 115 0,01% 0,06% 0,01% Total
Hutang lain-lain Other payables PT Asuransi Central Asia - 11 13 - 0,00% 0,00% PT Asuransi Central Asia Indofood Agri Resources Ltd. - - 1.262 - - 0,07% Indofood Agri Resources Ltd. Lain-lain 33 154 - 0,00% 0,01% - Others
Jumlah 33 165 1.275 0,00% 0,01% 0,07% Total
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Jutaan Rupiah,
Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS Years Ended December 31, 2010, 2009 and 2008
(Expressed in Million Rupiah, Unless Otherwise Stated)
65
25. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan)
25. ACCOUNTS AND TRANSACTIONS WITH RELATED PARTIES (continued)
Persentase terhadap Jumlah Aset/Kewajiban/
Penjualan/Beban yang bersangkutan/ Percentage to Total Assets/Liabilities/
Jumlah/Total Sales/Expenses
2010 2009 2008 2010 2009 2008
Uang muka penjualan Sales advances SIMP 103.534 25.537 2.856 10,28% 2,47% 0,17% SIMP
Jumlah 103.534 25.537 2.856 10,28% 2,47% 0,17% Total
Penjualan Sales SIMP 2.044.854 976.580 665.878 56,92% 30,52% 17,31% SIMP PT Multi Pacific International 6.631 - - 0,18% - - PT Multi Pacific International PT Mitra Intisejati Plantation 1.610 - - 0,04% - - PT Mitra Intisejati Plantation PT Jake Sarana - - 2.221 - - 0,06% PT Jake Sarana PT Kebun Mandiri Sejahtera - - 1.703 - - 0,04% PT Kebun Mandiri Sejahtera PT Citra Kalbar Sarana - - 1.520 - - 0,04% PT Citra Kalbar Sarana
Jumlah 2.053.095 976.580 671.322 57,14% 30,52% 17,45% Total
Pendapatan lain-lain Other IncomePT Mentari Subur Abadi 4.271 - - 0,12% - - PT Mentari Subur Abadi PT Pelangi Intipertiwi 2.883 - - 0,08% - - PT Pelangi IntipertiwiPT Intimegah Bestari Pertiwi 2.882 - - 0,08% - - PT Intimegah Bestari Pertiwi
Jumlah 10.036 - - 0,28% - - Total
Pembelian aset tetap Purchase of fixed assetsPT Indomobil Prima Niaga 47.875 50.855 1.505 0,86% 1,05% 0,03% PT Indomobil Prima Niaga
Jumlah 47.875 50.855 1.505 0,86% 1,05% 0,03% Total
Pembelian buah Crop purchasePT Mentari Subur Abadi 5.088 - - 0,28% - - PT Mentari Subur Abadi
Jumlah 5.088 - - 0,28% - - Total
Sewa ruangan kantor Subleases office spaceIndofood Agri Resources Ltd. 2.155 2.324 1.262 0,58% 0,62% 0,23% Indofood Agri Resouces Ltd.
Jumlah 2.155 2.324 1.262 0,58% 0,62% 0,23% Total
Premi asuransi Insurance premiumPT Asuransi Central Asia 1.390 1.561 1.557 0,37% 0,42% 0,28% PT Asuransi Central Asia
Jumlah 1.390 1.561 1.557 0,37% 0,42% 0,28% Total
Jasa sewa tangki Bulking tank rental servicesSIMP 800 1.989 1.118 0,04% 0,11% 0,06% SIMP
Jumlah 800 1.989 1.118 0,04% 0,11% 0,06% Total
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Jutaan Rupiah,
Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS Years Ended December 31, 2010, 2009 and 2008
(Expressed in Million Rupiah, Unless Otherwise Stated)
66
25. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan)
25. ACCOUNTS AND TRANSACTIONS WITH RELATED PARTIES (continued)
Sifat dari transaksi yang signifikan dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut:
The nature of significant transactions with related parties are as follows:
a. Perusahaan menjual minyak kelapa sawit dan bibit kelapa sawit kepada SIMP, PT Kebun Mandiri Sejahtera, PT Citra Kalbar Sarana, PT Jake Sarana, PT Mitra Intisejati Plantation dan PT Multi Pacific International. Uang muka dan piutang usaha yang timbul dari transaksi penjualan ini disajikan sebagai uang muka penjualan dan piutang usaha - pihak yang mempunyai hubungan istimewa pada neraca konsolidasi.
a. The Company sells crude palm oil and palm oil seeds to SIMP, PT Kebun Mandiri Sejahtera, PT Citra Kalbar Sarana, PT Jake Sarana, PT Mitra Intisejati Plantation, and PT Multi Pacific International. The related advances and trade receivables arising from these sales transactions are presented as sales advances and trade receivables - related parties accounts in the consolidated balance sheets.
b. Perusahaan menggunakan jasa penyewaan
tangki dari SIMP. Beban sewa yang timbul dari transaksi ini disajikan sebagai bagian dari akun beban pokok penjualan pada laporan laba rugi konsolidasi.
b. The Company availed of the bulking rental services from SIMP. Rental expenses are presented as part of cost of goods sold account in the consolidated statements of income.
c. Perusahaan juga melakukan pembelian
Tandan Buah Segar dari PT Mentari Subur Abadi yang disajikan sebagai bagian dari akun pembelian buah.
c. The Company also purchased Fresh Fruit Bunches from PT Mentari Subur Abadi which was presented as part of crop purchased.
d. LSP menyewa ruangan kantor dari Indofood
Agri Resources Ltd. Beban yang timbul dari transaksi ini disajikan sebagai bagian dari beban penjualan pada laporan laba rugi konsolidasi. Saldo hutang yang timbul dari transaksi ini disajikan sebagai bagian dari akun hutang lain-lain - pihak yang mempunyai hubungan istimewa pada neraca konsolidasi. LSP diwajibkan untuk membayar uang jaminan yang disajikan sebagai bagian dari akun aset tidak lancar lainnya.
d. LSP subleased office space from Indofood Agri Resources Ltd. The related expenses from these transactions are presented as part of selling expenses in the consolidated statements of income. The related payables arising from these transactions are presented as part of other payables - related parties account in the consolidated balance sheets. LSP are required to pay refundable deposit which was presented as part of other non-current assets.
e. Perusahaan membeli kendaraan bermotor dari
PT Indomobil Prima Niaga. e. The Company purchased motor vehicles from
PT Indomobil Prima Niaga.
f. Perusahaan mengasuransikan asetnya kepada PT Asuransi Central Asia. Pembayaran premi asuransi dicatat sebagai beban umum dan administrasi pada laporan laba rugi konsolidasi. Saldo hutang yang timbul dari transaksi ini disajikan sebagai bagian dari akun hutang lain-lain - pihak yang mempunyai hubungan istimewa pada neraca konsolidasi.
f. The Company insured its assets with PT Asuransi Central Asia. Payments of premium are presented as part of general and administrative expenses in the consolidated statements of income. The related payables arising from these transactions are presented as part of other payables - related parties accounts in the consolidated balance sheets.
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Jutaan Rupiah,
Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS Years Ended December 31, 2010, 2009 and 2008
(Expressed in Million Rupiah, Unless Otherwise Stated)
67
25. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan)
25. ACCOUNTS AND TRANSACTIONS WITH RELATED PARTIES (continued)
g. Perusahaan melakukan pembayaran atas nama
GSL untuk tujuan modal kerja. Saldo piutang yang timbul dari transaksi ini disajikan sebagai bagian dari akun piutang lain-lain - pihak yang mempunyai hubungan istimewa pada neraca konsolidasi.
g. The Company made several payments for working capital purposes on behalf of GSL. The related receivables arising from this transaction are presented as part of other receivables - related parties account in the consolidated balance sheets.
h. Perusahaan juga menjual pokok bibit kelapa
sawit kepada PT Mentari Subur Abadi, PT Intimegah Bestari Pertiwi dan PT Pelangi Intipertiwi. Saldo piutang yang timbul dari transaksi ini disajikan sebagai piutang lain-lain - pihak yang mempunyai hubungan istimewa pada neraca konsolidasi.
h. The Company also sells seedlings of palm oil to PT Mentari Subur Abadi, PT Intimegah Bestari Pertiwi and PT Pelangi Intipertiwi. The related receivables arising from these transactions are presented as part of other receivables - related parties accounts in the consolidated balance sheets.
i. Piutang karyawan merupakan tunjangan fasilitas
transportasi, uang muka imbalan kerja dan pembayaran imbalan kerja. Piutang ini tidak dibebani bunga.
i. Employee receivables represent transportation facilities, employee benefits advances and payment of employee benefits. These receivables bear no interest.
j. Hutang piutang dengan pihak yang mempunyai
hubungan istimewa merupakan saldo rekening antar perusahaan untuk modal kerja.
j. Related party payables and receivables represent intercompany account balances for working capital.
Hubungan dengan pihak-pihak yang mempunyai
hubungan istimewa adalah sebagai berikut: The relationships with the related parties
mentioned in the foregoing are as follows: Pihak yang Mempunyai
Hubungan Istimewa/ Sifat Hubungan/Related Parties Nature of Relationship
SIMP Pemegang saham Perusahaan/Shareholder of the Company
Indofood Agri Resources Ltd. Pemegang saham Perusahaan/Shareholder of the Company
GSL Perusahaan Asosiasi/ Associate
PT Multi Pacific International Entitas yang dikendalikan oleh pemegang saham utama/
Under control of major shareholders
PT Jake Sarana Entitas yang dikendalikan oleh pemegangsaham utama/
Under control of major shareholders
PT Swadaya Bhakti Negara Entitas yang dikendalikan oleh pemegangsaham utama/
Under control of major shareholders
PT Kebun Mandiri Sejahtera Entitas yang dikendalikan oleh pemegangsaham utama/
Under control of major shareholders
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Jutaan Rupiah,
Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS Years Ended December 31, 2010, 2009 and 2008
(Expressed in Million Rupiah, Unless Otherwise Stated)
68
25. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan)
25. ACCOUNTS AND TRANSACTIONS WITH RELATED PARTIES (continued)
Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa/ Sifat Hubungan/ Related Parties Nature of Relationship
PT Citra Kalbar Sarana Entitas yang dikendalikan oleh pemegang
saham utama/ Under control of major shareholders
PT Mentari Subur Abadi Entitas yang dikendalikan oleh pemegang saham utama/ Under control of major shareholders PT Mitrasejati Inti Plantation Entitas yang dikendalikan oleh pemegang saham utama/ Under control of major shareholders PT Intimegah Bestari Pertiwi Entitas yang dikendalikan oleh pemegang saham utama/ Under control of major shareholders
PT Pelangi Intipertiwi Entitas yang dikendalikan oleh pemegang saham utama/ Under control of major shareholders PT Indomobil Prima Niaga Kesamaan pemegang saham utama/ Common major shareholders PT Asuransi Central Asia Kesamaan pemegang saham utama/ Common major shareholders 26. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN
RISIKO KEUANGAN26. FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES
AND POLICIES
Aset keuangan utama Grup meliputi kas dan setara kas, piutang usaha dan piutang lain-lain. Grup juga mempunyai kewajiban keuangan seperti hutang usaha dan lain-lain, biaya masih harus dibayar, hutang bank jangka pendek dan jangka panjang.
The Group’s principal financial assets comprise cash and cash equivalents, trade and other receivables. Group also has various financial liabilities such as, trade and other payables, accrual, short-term and long-term bank loans.
Kebijakan Grup adalah untuk tidak melakukan lindung nilai atas instrumen keuangannya.
The Group’s policy is not to undertake hedging for its financial instruments.
Risiko utama dari instrumen keuangan Grup adalah risiko suku bunga, risiko mata uang, risiko harga komoditas, risiko kredit dan risiko likuiditas. Direksi menelaah dan menyetujui kebijakan untuk mengelola masing-masing risiko tersebut yang dijelaskan dengan lebih rinci sebagai berikut:
The main risks arising from the Group’s financial instruments are interest rate risk, foreign currency risk, commodity price risk, credit risk and liquidity risk. The Board of Directors reviews and agrees policies for managing each of these risks, which are described in more details as follows:
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Jutaan Rupiah,
Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS Years Ended December 31, 2010, 2009 and 2008
(Expressed in Million Rupiah, Unless Otherwise Stated)
69
26. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
26. FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES AND POLICIES (continued)
Risiko suku bunga atas nilai wajar dan arus kas Fair value and cash flow interest rate risk
Risiko suku bunga Grup terutama timbul dari hutang bank. Hutang bank dengan suku bunga mengambang menimbulkan risiko suku bunga atas nilai wajar kepada Grup. Tidak terdapat hutang bank Grup yang dikenakan suku bunga tetap.
The Group’s interest rate risk mainly arises from bank loans. Bank loans at variable rates expose the Group to fair value interest rate risk. There are no bank loans of the Group that bear interests at fixed rate.
Saat ini, Grup tidak mempunyai kebijakan formal lindung nilai atas risiko tingkat suku bunga.
Currently, the Group does not have a formal hedging policy for interest rate exposures.
Pada tanggal 31 Desember 2010, Grup tidak mempunyai kewajiban keuangan yang memiliki risiko suku bunga.
As of December 31, 2010, the Group does not have financial liabilities that are exposed to interest rate risk.
Risiko mata uang Foreign currency rate
Mata uang pelaporan Grup adalah Rupiah. Grup dapat menghadapi risiko nilai tukar mata uang asing karena hutang bank, penjualan dan pembelian dalam mata uang asing (terutama dalam Dolar AS) atau harga yang secara signifikan dipengaruhi oleh perubahan tolok ukur harganya dalam mata uang asing. Saat ini, Grup tidak mempunyai kebijakan formal lindung nilai transaksi dalam mata uang asing.
The Group’s reporting currency is the Rupiah. The Group faces foreign exchange risk as its bank loans, sales and purchases are either denominated in foreign currency (mainly the US Dollar) or whose price is significantly influenced by their benchmark price movements in foreign currencies. Currently, the Group does not have a formal hedging policy for foreign currency exposures.
Namun, harga produk utama Grup akan berfluktuasi sesuai dengan harga yang diperdagangkan di pasar internasional yang didenominasi dalam Dolar AS. Keterkaitan dalam fluktuasi harga secara alamiah tersebut dipandang dapat mengurangi risiko mata uang Grup.
However, the Group’s main products prices would fluctuate in prices depending on the prices traded in international markets denominated in US Dollar. Such correlation in price fluctuations naturally minimizes the Group’s foreign currency exposures.
Risiko harga komoditas Commodity price risk
Grup terkena dampak risiko harga komoditas yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain cuaca, kebijakan pemerintah, tingkat permintaan dan penawaran pasar dan lingkungan ekonomi global. Dampak tersebut terutama timbul dari penjualan produk kelapa sawit dan karet, dimana marjin laba atas penjualan produk kelapa sawit dan karet tersebut terpengaruh fluktuasi harga pasar internasional.
The Group is exposed to commodity price risk due to certain factors, such as weather, government policy, level of demand and supply in the market and the global economic environment. Such exposure mainly arises from its sales of palm and rubber products where the profit margin on sale of palm and rubber products may be affected by international market prices fluctuations.
Pada saat ini, Grup tidak mempunyai kebijakan formal lindung nilai atas risiko harga komoditas.
Currently, the Group does not have a formal hedging policy for commodity price exposures.
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Jutaan Rupiah,
Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS Years Ended December 31, 2010, 2009 and 2008
(Expressed in Million Rupiah, Unless Otherwise Stated)
70
26. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
26. FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES AND POLICIES (continued)
Risiko kredit Credit risk
Risiko kredit yang dihadapi oleh Grup berasal dari kredit yang diberikan kepada pelanggan dan petani plasma.
The Group has credit risk arising from the credits granted to the customers and plasma farmers.
Terdapat kebijakan untuk memastikan penjualan produk hanya dilakukan kepada pelanggan yang dapat dipercaya dengan rekam jejak atau sejarah kredit yang baik. Merupakan kebijakan Grup bahwa semua pelanggan yang akan melakukan pembelian secara kredit harus melalui prosedur verifikasi kredit. Untuk penjualan ekspor, Grup mensyaratkan pembayaran saat penyerahan dokumen penjualan. Grup memiliki kebijakan yang membatasi jumlah kredit untuk tiap-tiap pelanggan. Selain itu, saldo piutang dipantau secara terus menerus untuk mengurangi risiko piutang tak tertagih.
The Group has policies in place to ensure that sales of products are made only to creditworthy customers with proven track records or good credit history. It is the Group’s policy that all customers who wish to trade on credit terms are subject to credit verification procedures. For export sales, the Group requires cash against the presentation of documents of title. The Group has policies that limit the amount of credit exposure to any particular customer. In addition, receivable balances are monitored on an ongoing basis to reduce the Group’s exposure to bad debts.
Ketika pelanggan gagal melakukan pelunasan sesuai dengan syarat pembayaran, Grup akan menghubungi pelanggan untuk menindaklanjuti piutang yang telah lewat jatuh tempo. Jika pelanggan tidak melunasi piutang yang telah jatuh tempo dalam jangka waktu yang telah ditentukan, Grup akan menempuh jalur hukum. Sesuai dengan evaluasi oleh Grup, cadangan spesifik dapat dibuat jika piutang dianggap tidak tertagih. Untuk menekan risiko kredit, Grup akan menghentikan penyaluran semua produk kepada pelanggan yang terlambat dan/atau gagal bayar.
When a customer fails to make payment within the granted credit terms, the Group will contact the customer to act on overdue receivable. If the customer does not settle the overdue receivable within a reasonable time, the Group will proceed with the legal actions. Depending on the Group’s assessment, specific provisions may be made if the receivables are deemed uncollectible. To mitigate its credit risk, the Group will cease the supply of all products to customers in the event of late payment and/or default.
Piutang plasma merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk pengembangan perkebunan plasma yang meliputi pengeluaran yang dibiayai oleh bank dan yang sementara dibiayai sendiri oleh Perusahaan menunggu pendanaan dari bank.
Plasma receivables represent costs incurred for plasma plantation development which include costs for plasma plantations funded by banks and temporary self-funding by the Company awaiting bank funding.
Piutang plasma juga termasuk pinjaman talangan kredit, pinjaman pupuk serta sarana produksi pertanian lainnya kepada petani. Biaya-biaya ini akan ditagihkan kembali ke petani plasma dan bukti kepemilikan tanah perkebunan plasma akan dikembalikan kepada petani plasma setelah piutang plasma dilunasi
Plasma receivables also include advances to plasma farmers for topping up loan installments to banks, advances on fertilizers and other agriculture supplies. These costs should be reimbursed by the plasma farmers and the documents of ownership of the plasma plantations will be handed over to plasma farmers once the plasma receivables have been fully repaid.
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Jutaan Rupiah,
Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS Years Ended December 31, 2010, 2009 and 2008
(Expressed in Million Rupiah, Unless Otherwise Stated)
71
26. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
26. FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES AND POLICIES (continued)
Risiko kredit (lanjutan) Credit risk (continued)
Grup melalui pola kemitraan juga memberikan bantuan teknis kepada perkebunan plasma guna mempertahankan produktivitas kebun plasma yang merupakan bagian dari strategi Grup untuk mempererat hubungan dengan petani plasma yang diharapkan akan dapat memperlancar pelunasan piutang plasma.
The Group through partnership scheme also provides technical assistance to plasma plantations to maintain their productivity as part of the Group’s strategy to strengthen relationship with plasma farmers which is aimed to help the collection of plasma receivables.
Pada tanggal neraca, nilai maksimal eksposur risiko kredit Grup tercermin dari nilai tercatat masing-masing kelompok aset keuangan yang diakui dalam neraca konsolidasi.
At the balance sheet date, the Group’s maximum exposure to credit risk is represented by the carrying amount of each class of financial assets recognized on the consolidated balance sheets.
Grup tidak memiliki konsentrasi risiko kredit. The Group has no concentration of credit risk.
Risiko likuiditas Liquidity risk
Grup mengelola profil likuiditasnya untuk membiayai belanja modal dan melunasi hutang yang jatuh tempo dengan menyediakan kas dan setara kas yang cukup, dan ketersediaan pendanaan melalui kecukupan jumlah fasilitas kredit yang diterima.
The Group manages its liquidity profile to be able to finance its capital expenditures and service its maturing debts by maintaining sufficient cash and cash equivalents, and the availability of funding through an adequate amount of committed credit facilities.
Grup secara teratur mengevaluasi arus kas proyeksi dan aktual dan terus-menerus memantau kondisi pasar keuangan untuk mengidentifikasi kesempatan dalam melakukan penggalangan dana.
The Group regularly evaluates its projected and actual cash flow information and continuously assesses conditions in the financial markets for fund raising opportunities.
27. INSTRUMEN KEUANGAN 27. FINANCIAL INSTRUMENTS
Instrumen keuangan yang disajikan di dalam neraca konsolidasi dicatat sebesar nilai wajar atau pada biaya perolehan diamortisasi. Selain itu, instrumen keuangan disajikan sebesar jumlah tercatat baik karena jumlah tersebut adalah kurang lebih sebesar nilai wajarnya atau karena nilai wajarnya tidak dapat diukur secara handal.
Financial instruments presented in the consolidated balance sheets are carried at fair value or amortized cost. Otherwise, they are presented at carrying amounts as either these are reasonable approximation of fair values or their fair values cannot be reliably measured.
Piutang plasma dan piutang jangka panjang lainnya (yang merupakan bagian dari “aset tidak lancar lainnya” dalam neraca konsolidasi) yang disajikan pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif (“SBE”), dan tingkat diskonto yang digunakan mengacu kepada suku bunga pinjaman pasar saat ini bagi pinjaman yang serupa. Tingkat suku bunga efektif berkisar antara 6,80% sampai 12,00% per tahun.
Plasma receivables and other non current receivables (form as part of “other non current assets” in the consolidated balance sheets) are carried at amortized cost using effective interest method (“EIR”), and the discount rates used are the current market lending rates for similar types of lending. The effective interest rate ranged from 6.80% to 12.00% per year.
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Jutaan Rupiah,
Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS Years Ended December 31, 2010, 2009 and 2008
(Expressed in Million Rupiah, Unless Otherwise Stated)
72
27. INSTRUMEN KEUANGAN (lanjutan) 27. FINANCIAL INSTRUMENTS (continued)
Nilai tercatat (berdasarkan jumlah nosional) kas dan setara kas, piutang usaha dan piutang lain-lain, hutang usaha dan lain-lain serta biaya masih harus dibayar kurang lebih sebesar nilai wajarnya karena instrumen keuangan tersebut berjangka pendek.
The carrying amounts (based on notional amounts) of cash and cash equivalents, trade and other receivables, trade and other payables and accruals reasonably approximate their fair values because they are mostly short-term in nature.
Klasifikasi instrumen keuangan Classification of financial instruments
Pinjaman Nilai wajar Kewajiban pada yang diberikan melalui laporan biaya perolehan dan piutang/ laba rugi/ diamortisasi/ Loans Fair value Liabilities at and through amortized receivables profit and loss cost Jumlah/Total
31 Desember 2010 December 31, 2010
Aset keuangan Financial assets Kas dan setara kas 1.160.688 - - 1.160.688 Cash and cash equivalentsPiutang usaha 25.952 - - 25.952 Trade receivablesPiutang lain-lain 12.850 - - 12.850 Other receivables Piutang plasma 56.751 - - 56.751 Plasma receivables Aset tidak lancar lainnya 17.784 - - 17.784 Other non-current assets
1.274.025 - - 1.274.025
Kewajiban keuangan Financial liabilitiesHutang usaha - - 82.806 82.806 Trade payables Hutang lain-lain - - 35.178 35.178 Other payables Biaya masih harus dibayar - - 270.145 270.145 Accrued expenses
- - 388.129 388.129
28. INFORMASI SEGMEN USAHA 28. BUSINESS SEGMENT INFORMATION
a. Informasi penjualan per produk a. Information on sales by product
2010
Produk Ekspor/Export Lokal/Local Jumlah/Total % Products
Karet 516.566 20.009 536.575 14,94 RubberMinyak dan inti kelapa sawit 7.518 2.810.002 2.817.520 78,42 Palm oil and palm kernelBibit - 193.224 193.224 5,38 SeedsKakao, teh dan kelapa 3.333 42.006 45.339 1,26 Cocoa, tea and coconut
Jumlah 527.417 3.065.241 3.592.658 100,00 Total
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Jutaan Rupiah,
Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS Years Ended December 31, 2010, 2009 and 2008
(Expressed in Million Rupiah, Unless Otherwise Stated)
73
28. INFORMASI SEGMEN USAHA (lanjutan) 28. BUSINESS SEGMENT INFORMATION (continued)
a. Informasi penjualan per produk (lanjutan) a. Information on sales by product (continued)
2009
Produk Ekspor/Export Lokal/Local Jumlah/Total % Products
Minyak dan inti kelapa sawit 364.878 2.342.454 2.707.332 84,61 Palm oil and palm kernel Karet 333.251 29.941 363.192 11,35 RubberBibit - 64.241 64.241 2,01 Seeds Kakao, teh, kelapa Cocoa, tea, coconut dan kopi 27.293 37.629 64.922 2,03 and coffee
Jumlah 725.422 2.474.265 3.199.687 100,00 Total
2008
Produk Ekspor/Export Lokal/Local Jumlah/Total % Products
Minyak dan inti kelapa sawit 1.174.697 1.866.627 3.041.324 79,07 Palm oil and palm kernel Karet 405.087 147.879 552.966 14,38 Rubber Bibit - 197.949 197.949 5,15 Seeds Kakao, teh, kelapa Cocoa, tea, coconut dan kopi 27.505 26.410 53.915 1,40 and coffee
Jumlah 1.607.289 2.238.865 3.846.154 100,00 Total
b. Informasi laba (rugi) usaha per produk b. Information on operating income (loss) by product
2010 2009 2008
Produk % Jumlah/Total % Jumlah/Total % Jumlah/Total Products
Minyak dan inti kelapa sawit 77,83 1.089.216 92,97 947.011 76,26 1.002.425 Palm oil and palm kernelKaret 12,75 178.409 3,60 36.671 12,57 165.270 RubberBibit 9,58 134.132 2,21 22.536 10,98 144.338 SeedsKakao, teh, kelapa Cocoa, tea, coconut
dan kopi (0,16) (2.237) 1,22 12.433 0,19 2.383 and coffee
Jumlah 100,00 1.399.520 100,00 1.018.651 100,00 1.314.416 Total
Laba (rugi) usaha per produk dihitung dengan mengalokasikan beban pokok penjualan terhadap masing-masing produk dan mengalokasikan beban usaha berdasarkan persentase penjualan per produk.
Operating income (loss) by product is computed by allocating cost of goods sold against each product and allocating operating expenses based on the percentage of sales by product.
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Jutaan Rupiah,
Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS Years Ended December 31, 2010, 2009 and 2008
(Expressed in Million Rupiah, Unless Otherwise Stated)
74
29. ASET DAN KEWAJIBAN MONETER DALAM MATA UANG ASING
29. MONETARY ASSETS AND LIABILITIES DENOMINATED IN FOREIGN CURRENCIES
Grup mempunyai aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing sebagai berikut:
The Group has monetary assets and liabilities in foreign currencies as follows:
2010 2009 2008
Mata Mata Mata Uang Asing/ Ekuivalen/ Uang Asing/ Ekuivalen/ Uang Asing/ Ekuivalen/
Foreign Equivalent in Foreign Equivalent in Foreign Equivalent in Currency Rp Currency Rp Currency Rp
Aset Assets Kas dan setara kas US$63.638.020 572.169 US$ 48.970.335 460.321 US$ 86.629.221 948.590 Cash and cash equivalents SG$ 186.306 1.301 SG$ 214.335 1.436 SG$ 272.624 2.074 HKD 1.040 1 HKD - - HKD - - Piutang usaha US$ 2.877.039 25.867 US$ 6.852.018 64.409 US$ 8.862.159 97.041 Trade receivables Piutang lain-lain US$ 3.910 35 US$ 3.910 37 US$ 20.873 228 Other receivables Uang muka US$ 284.380 2.557 US$ 188.465 1.772 US$ 142.978 1.566 Advances GBP 27.075 376 GBP - - GBP - - MYR 3.400 10 MYR - - MYR - - EUR 1.629 19 EUR - - EUR - - SG$ 930 6 SG$ - - SG$ - - Aset tidak lancar lainnya US$ 122.916 1.105 US$ - - SG$ - - Other non-current assets SG$ 75.510 527 SG$ 75.510 506 SG$ - -
Jumlah aset dalam mata Total assets in foreignuang asing 603.973 528.481 1.049.499 currencies
Kewajiban LiabilitiesHutang usaha US$ 693.660 6.237 US$ 183.111 1.721 US$ 934.645 10.234 Trade payables SG$ 77.746 543 SG$ 8.409 56 SG$ - - GBP 13.191 183 GBP - - GBP - - EUR 6.181 74 EUR - - EUR - - Uang muka penjualan US$ 503.951 4.531 US$ 412.021 3.873 US$ 686.727 7.520 Sales advances Biaya yang masih harus dibayar US$ - - US$ 154.515 1.452 US$ 232.453 2.545 Accrued expenses SG$ - - SG$ 135.978 911 SG$ - - Hutang bank US$ - - US$ 25.000.000 235.000 US$ 85.828.676 939.824 Bank loans Hutang lain-lain US$ 702.620 6.317 US$ 93.318 877 US$ 122.428 1.341 Other payables SG$ - - SG$ 8.350 56 SG$ 165.953 1.262 MYR - - MYR 2.893 8 MYR - -
Jumlah kewajiban dalam mata Total liabilities in foreignuang asing 17.885 243.954 962.726 currencies
Aset Moneter Bersih 586.088 284.527 86.773 Net Monetary Assets
Pada tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 2008, kurs konversi yang digunakan oleh Grup adalah sebagai berikut:
As of December 31, 2010, 2009 and 2008, the conversion rates used by the Group are as follows:
2010 2009 2008
Mata Uang Asing Foreign Currencies1 US$ 8.991 9.400 10.950 US$11 SG$ 6.981 6.699 7.607 SG$1 1 EUR 11.956 - - EUR1 1 GBP 13.894 - - GBP1 1 HKD 1.155 - - HKD1 1 MYR 2.916 2.747 3.153 MYR1
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Jutaan Rupiah,
Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS Years Ended December 31, 2010, 2009 and 2008
(Expressed in Million Rupiah, Unless Otherwise Stated)
75
30. KOMITMEN DAN PERJANJIAN-PERJANJIAN PENTING
30. COMMITMENTS AND AGREEMENTS
a. Komitmen penjualan a. Sales commitments
Pengiriman dan komitmen penjualan yang harus dilakukan tahun 2010, 2009 dan 2008 masing-masing adalah sebagai berikut:
The deliveries of the outstanding sales commitments which should be completed in 2010, 2009 and 2008, respectively, are as follows:
2010 2009 2008
Harga Harga Harga Rata-rata/ton/ rata-rata/ton/ rata-rata/ton/ Average Average Average Ton/ price/tonne Pengiriman/ Ton/ price/tonne Pengiriman/ Ton/ price/tonne Pengiriman/ Tonnes US$ Shipment Tonnes US$ Shipment Tonnes US$ Shipment
Karet Rubber Ekspor 907 5.106,72 2011 1.633 2.546,23 2010 2.618 1.537,01 2009 ExportLokal - - - 242 2.564,50 2010 202 1.698,80 2009 Local
Kelapa sawit Palm oil Ekspor - - - - - - 21.650 788,44 2009 ExportLokal 26.033 923,50 2011 23.705 685,11 2010 13.128 415,77 2009 Local
Inti sawit Palm kernel Lokal 3.578 659,88 2011 5.179 300,74 2010 2.907 185,76 2009 Local Kakao Cocoa Ekspor - - - - - - 558 2.764,82 2009 Export Lokal - - - 60 3.632,67 2010 375 2.796,98 2009 Local
Semua kontrak penjualan ekspor Perusahaan untuk minyak sawit, karet dan kakao diatur dengan ketentuan, syarat-syarat dan kondisi masing-masing berdasarkan kontrak PORAM/MEOMA FOB, International Contract for Technically Specified Rubber dan CAL A2. Akan tetapi, apabila terjadi sengketa antara kedua belah pihak atau jika salah satu pihak gagal memenuhi persyaratan kontrak yang ditentukan seperti pembayaran, atau bilamana dinyatakan bangkrut atau lalai, maka perselisihan ini akan mengacu ke lembaga arbitrasi.
All the Company’s export sales contracts of CPO, rubber and cocoa are governed by the rules, terms and conditions as per PORAM/ MEOMA FOB contract, International Contract for Technically Specified Rubber and CAL A2, respectively. However, in the event of any dispute between the contract parties or if any party fails to fulfill the contract terms such as payment, or is otherwise declared to be in default, the dispute shall be referred to the arbitration institution.
b. Komitmen pembelian barang modal b. Capital expenditure commitments
Perusahaan memiliki beberapa kontrak pengadaan barang modal dengan berbagai kontraktor dan pemasok. Pada tanggal 31 Desember 2010, jumlah kontrak yang masih dalam proses penyelesaian adalah sebesar Rp131.278 dan US$1.514.520 (2009: Rp151.451 dan US$2.068.860 dan 2008: Rp132.950, US$4.670.904 dan JPY15.556.000).
The Company had several contracts covering capital goods with various third party contractors and suppliers. As of December 31, 2010, total outstanding contracts which are in the process of completion amounted to Rp131,278 and US$1,514,520 (2009: Rp151,451 and US$2,068,860 and 2008: Rp132,950, US$4,670,904 and JPY15,556,000).
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Jutaan Rupiah,
Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS Years Ended December 31, 2010, 2009 and 2008
(Expressed in Million Rupiah, Unless Otherwise Stated)
76
30. KOMITMEN DAN PERJANJIAN-PERJANJIAN PENTING (lanjutan)
30. COMMITMENTS AND AGREEMENTS (continued)
c. Komitmen pembelian bahan pembantu dan
suku cadang c. Commitments for purchase of stores and
spare parts
Pada tanggal 31 Desember 2010, Perusahaan mempunyai komitmen, untuk pembelian bahan pembantu dan suku cadang dari berbagai pemasok sejumlah Rp77.069 dan US$6.215.250 (2009: US$23.608.063 dan Rp253.282 dan 2008: US$12.771.400 dan Rp121.375).
As of December 31, 2010, the Company had purchase commitments with various suppliers for the purchase of stores and spare parts amounting to Rp77,069 and US$6,215,250 (2009: US$23,608,063 and Rp253,282 and 2008: US$12,771,400 and Rp121,375).
31. KEWAJIBAN KONTINJENSI 31. CONTINGENT LIABILITIES
Sebagaimana dijelaskan pada Catatan 7, petani plasma yang diorganisasikan melalui beberapa KUD telah memperoleh fasilitas kredit dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Dalam hal ini Perusahaan bertindak sebagai penjamin pengembalian hutang.
As discussed in Note 7, plasma farmers organized under several KUDs have obtained credit facilities from PT Bank Mandiri (Persero) Tbk with the Company acting as guarantor of loan repayments.
Pembayaran kembali fasilitas kredit yang telah ditarik, dilakukan melalui pemotongan sampai dengan 30% dari penjualan tandan buah segar petani plasma kepada Perusahaan setelah serah terima tanaman menghasilkan. Selisih kurang antara penyisihan hasil penjualan tersebut dengan pembayaran kembali hutang bank yang dijamin, harus dibayar oleh Perusahaan.
Repayments are made by deducting up to 30% of fresh fruit bunch sales by the plasma farmers to the Company after the mature plasma plantations are handed over. Any shortfall between the sales deduction amount and the repayment of the guaranteed bank loan is payable by the Company.
32. PERNYATAAN YANG TELAH DIKELUARKAN
TAPI BELUM BERLAKU EFEKTIF 32. STANDARDS ISSUED BUT NOT YET
EFFECTIVE Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan yang
telah dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (“DSAK”) tetapi belum efektif pada tahun 2010 adalah sebagai berikut:
The Statements of Financial Accounting Standards issued by the Indonesian Financial Accounting Standards Board (“DSAK”) but not yet effective in 2010 are summarized below:
Efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari
2011: Effective on or after January 1, 2011:
PSAK No. 1 (Revisi 2009), “Penyajian Laporan Keuangan”, menetapkan dasar-dasar bagi penyajian laporan keuangan bertujuan umum (general purpose financial statements) agar dapat dibandingkan baik dengan laporan keuangan periode sebelumnya maupun dengan laporan keuangan entitas lain.
PSAK No. 1 (Revised 2009), “Presentation of Financial Statements”, prescribes the basis for presentation of general purpose financial statements to ensure comparability both with the entity's financial statements of previous periods and with the financial statements of other entities.
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Jutaan Rupiah,
Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS Years Ended December 31, 2010, 2009 and 2008
(Expressed in Million Rupiah, Unless Otherwise Stated)
77
32. PERNYATAAN YANG TELAH DIKELUARKAN TAPI BELUM BERLAKU EFEKTIF (lanjutan)
32. STANDARDS ISSUED BUT NOT YET EFFECTIVE (continued)
Efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari
2011 (lanjutan): Effective on or after January 1, 2011 (continued):
PSAK No. 2 (Revisi 2009), “Laporan Arus Kas”,
memberikan pengaturan atas informasi mengenai perubahan historis dalam kas dan setara kas melalui laporan arus kas yang mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi, maupun pendanaan selama suatu periode.
PSAK No. 2 (Revised 2009), “Statement of Cash Flows”, requires the provision of information about the historical changes in cash and cash equivalents by means of a statement of cash flows which classifies cash flows during the period from operating, investing and financing activities.
PSAK No. 4 (Revisi 2009), “Laporan Keuangan
Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri”, akan diterapkan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian untuk sekelompok entitas yang berada dalam pengendalian suatu entitas induk dan dalam akuntansi untuk investasi pada entitas anak, pengendalian bersama entitas, dan entitas asosiasi ketika laporan keuangan tersendiri disajikan sebagai informasi tambahan.
PSAK No. 4 (Revised 2009), “Consolidated and Separate Financial Statements”, shall be applied in the preparation and presentation of consolidated financial statements for a group of entities under the control of a parent and in accounting for investments in subsidiaries, jointly controlled entities and associates when separate financial statements are presented as additional information.
PSAK No. 5 (Revisi 2009), “Segmen Operasi”, informasi segmen diungkapkan untuk memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas bisnis yang mana entitas terlibat dan lingkungan ekonomi dimana entitas beroperasi.
PSAK No. 5 (Revised 2009), “Operating Segments”, segment information is disclosed to enable users of financial statements to evaluate the nature and financial effects of the business activities in which the entity engages and the economic environments in which it operates.
PSAK No. 7 (Revisi 2010), “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”, mensyaratkan pengungkapan hubungan, transaksi dan saldo pihak-pihak yang berelasi, termasuk komitmen, dalam laporan keuangan konsolidasian dan laporan keuangan tersendiri entitas induk, dan juga diterapkan terhadap laporan keuangan secara individual. Penerapan dini diperkenankan.
PSAK No. 7 (Revised 2010), “Related Party Disclosures”, requires disclosure of related party relationships, transactions and outstanding balances, including commitments, in the consolidated and separate financial statements of a parent, and also applies to individual financial statements. Early application is allowed.
PSAK No. 10 (Revisi 2010), “Pengaruh
Perubahan Kurs Valuta Asing”, menjelaskan bagaimana memasukkan transaksi-transaksi dalam mata uang asing dan kegiatan usaha luar negeri ke dalam laporan keuangan suatu entitas dan menjabarkan laporan keuangan ke dalam suatu mata uang pelaporan.
PSAK No. 10 (Revised 2010), “The Effects of Changes in Foreign Exchange Rates”, prescribes how to include foreign currency transactions and foreign operations in the financial statements of an entity and translate financial statements into a presentation currency.
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Jutaan Rupiah,
Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS Years Ended December 31, 2010, 2009 and 2008
(Expressed in Million Rupiah, Unless Otherwise Stated)
78
32. PERNYATAAN YANG TELAH DIKELUARKAN TAPI BELUM BERLAKU EFEKTIF (lanjutan)
32. STANDARDS ISSUED BUT NOT YET EFFECTIVE (continued)
Efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011 (lanjutan):
Effective on or after January 1, 2011 (continued):
PSAK No. 12 (Revisi 2009), “Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama”, akan diterapkan untuk akuntansi bagian partisipasi dalam ventura bersama dan pelaporan aset, kewajiban, penghasilan dan beban ventura bersama dalam laporan keuangan venturer dan investor, terlepas dari struktur atau bentuk yang mendasari dilakukannya aktivitas ventura bersama.
PSAK No. 12 (Revised 2009), “Interests in Joint Ventures”, shall be applied in accounting for interests in joint ventures and the reporting of joint venture assets, liabilities, income and expenses in the financial statements of venturers and investors, regardless of the structures or forms under which the joint venture activities take place.
PSAK No. 15 (Revisi 2009), “Investasi pada
Entitas Asosiasi”, akan diterapkan untuk akuntansi investasi dalam entitas asosiasi. Menggantikan PSAK No. 15 (1994), “Akuntansi untuk Investasi dalam Perusahaan Asosiasi”, dan PSAK No. 40 (1997), “Akuntansi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan/Perusahaan Asosiasi”.
PSAK No. 15 (Revised 2009), “Investments in Associates”, shall be applied in accounting for investments in associates. Supersedes PSAK No. 15 (1994), “Accounting for Investments in Associates”, and PSAK No. 40 (1997), “Accounting for Changes in Equity of Subsidiaries/Associates”.
PSAK No. 19 (Revisi 2010), “Aset Tak
Berwujud”, menentukan perlakuan akuntansi bagi aset tak berwujud yang tidak diatur secara khusus dalam PSAK lain. Mensyaratkan untuk mengakui aset tak berwujud jika, dan hanya jika, kriteria tertentu dipenuhi, dan juga mengatur cara mengukur jumlah tercatat dari aset tak berwujud dan pengungkapan yang berhubungan.
PSAK No. 19 (Revised 2010), “Intangible Assets”, prescribes the accounting treatment for intangible assets that are not dealt with specifically in another PSAK. Requires the recognition of an intangible asset if, and only if, the specified criteria are met, and also specifies how to measure the carrying amount of intangible assets and related disclosures.
PSAK No. 22 (Revisi 2010), “Kombinasi Bisnis”,
diterapkan untuk transaksi atau peristiwa lain yang memenuhi definisi kombinasi bisnis guna meningkatkan relevansi, keandalan, dan daya banding informasi yang disampaikan entitas pelapor dalam laporan keuangannya tentang kombinasi bisnis dan dampaknya.
PSAK No. 22 (Revised 2010), “Business Combinations”, applies to a transaction or other event that meets the definition of a business combination to improve the relevance, reliability and comparability of the information that a reporting entity provides in its financial statements about a business combination and its effects.
PSAK No. 23 (Revisi 2010), “Pendapatan”,
mengidentifikasikan keadaan saat kriteria mengenai pengakuan pendapatan akan terpenuhi, sehingga pendapatan akan diakui. Mengatur perlakuan akuntansi atas pendapatan yang timbul dari transaksi dan kejadian tertentu. Memberikan panduan praktis dalam penerapan kriteria mengenai pengakuan pendapatan.
PSAK No. 23 (Revised 2010), “Revenue”, identifies the circumstances in which the criteria on revenue recognition will be met and, therefore, revenue will be recognized. Prescribes the accounting treatment of revenue arising from certain types of transactions and events. Provides practical guidance on the application of the criteria on revenue recognition.
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Jutaan Rupiah,
Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS Years Ended December 31, 2010, 2009 and 2008
(Expressed in Million Rupiah, Unless Otherwise Stated)
79
32. PERNYATAAN YANG TELAH DIKELUARKAN TAPI BELUM BERLAKU EFEKTIF (lanjutan)
32. STANDARDS ISSUED BUT NOT YET EFFECTIVE (continued)
Efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011 (lanjutan):
Effective on or after January 1, 2011 (continued):
PSAK No. 25 (Revisi 2009), “Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan”, menentukan kriteria untuk pemilihan dan perubahan kebijakan akuntansi, bersama dengan perlakuan akuntansi dan pengungkapan atas perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan koreksi kesalahan.
PSAK No. 25 (Revised 2009), “Accounting Policies, Changes in Accounting Estimates and Errors”, prescribes the criteria for selecting and changing accounting policies, together with the accounting treatment and disclosure of changes in accounting policies, changes in accounting estimates, and corrections of errors.
PSAK No. 48 (Revisi 2009), “Penurunan Nilai Aset”, menetapkan prosedur-prosedur yang diterapkan agar aset dicatat tidak melebihi jumlah terpulihkan dan jika aset tersebut terjadi penurunan nilai, rugi penurunan nilai harus diakui.
PSAK No. 48 (Revised 2009), “Impairment of Assets”, prescribes the procedures applied to ensure that assets are carried at no more than their recoverable amount and if the assets are impaired, an impairment loss should be recognized.
PSAK No. 57 (Revisi 2009), “Provisi, Liabilitas
Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi”, bertujuan untuk mengatur pengakuan dan pengukuran kewajiban diestimasi, kewajiban kontinjensi dan aset kontinjensi serta untuk memastikan informasi memadai telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan untuk memungkinkan para pengguna memahami sifat, waktu, dan jumlah yang terkait dengan informasi tersebut.
PSAK No. 57 (Revised 2009), “Provisions, Contingent Liabilities, and Contingent Assets”, aims to provide that appropriate recognition criteria and measurement bases are applied to provisions, contingent liabilities and contingent assets and to ensure that sufficient information is disclosed in the notes to enable users to understand the nature, timing and amount related to the information.
PSAK No. 58 (Revisi 2009), “Aset Tidak Lancar
yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan”, bertujuan untuk mengatur akuntansi untuk aset yang dimiliki untuk dijual, serta penyajian dan pengungkapan operasi dihentikan.
PSAK No. 58 (Revised 2009), “Non-Current Assets, Held for Sale and Discontinued Operations”, aims to specify the accounting for assets held for sale, and the presentation and disclosure of discontinued operations.
ISAK No. 7 (Revisi 2009), “Konsolidasi Entitas
Bertujuan Khusus (“EBK”)”, menentukan pengkonsolidasian EBK jika substansi hubungan antara suatu entitas dan EBK mengindikasikan adanya pengendalian EBK oleh entitas tersebut.
ISAK No. 7 (Revised 2009), “Consolidation Special Purpose Entities (“SPE”)”, provides for the consolidation of SPEs when the substance of the relationship between an entity and the SPE indicates that the SPE is controlled by that entity.
ISAK No. 9, “Perubahan atas Liabilitas Purna
Operasi, Liabilitas Restorasi, dan Liabilitas Serupa”, diterapkan terhadap setiap perubahan pengukuran atas aktivitas purna-operasi, restorasi atau kewajiban yang serupa yaitu diakui sebagai bagian dari biaya perolehan aset tetap sesuai PSAK No. 16 dan sebagai kewajiban sesuai PSAK No. 57.
ISAK No. 9, “Changes in Existing Decommissioning, Restoration and Similar Liabilities”, applies to changes in the measurement of any existing decommissioning, restoration or similar liability recognised as part of the cost of an item of property, plant and equipment in accordance with PSAK No. 16 and as a liability in accordance with PSAK No. 57.
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Jutaan Rupiah,
Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS Years Ended December 31, 2010, 2009 and 2008
(Expressed in Million Rupiah, Unless Otherwise Stated)
80
32. PERNYATAAN YANG TELAH DIKELUARKAN TAPI BELUM BERLAKU EFEKTIF (lanjutan)
32. STANDARDS ISSUED BUT NOT YET EFFECTIVE (continued)
Efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011 (lanjutan):
Effective on or after January 1, 2011 (continued):
ISAK No. 13, “Lindung Nilai Investasi Neto
Dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri”, diterapkan terhadap entitas yang melakukan lindung nilai atas risiko mata uang asing yang timbul dari investasi netonya di dalam kegiatan usaha luar negeri dan berharap dapat memenuhi persyaratan akuntansi lindung nilai sesuai PSAK No. 55 (Revisi 2006). Mengacu pada entitas induk dan laporan keuangan dimana aset neto dari kegiatan usaha luar negeri dimasukkan sebagai laporan keuangan konsolidasian.
ISAK No. 13, “Hedges of Net Investment in a Foreign Operation”, applies to an entity that hedges the foreign currency risk arising from its net investments in foreign operations and wishes to qualify for hedge accounting in accordance with PSAK No. 55 (Revised 2006). Refers to the parent entity and to the financial statements in which the net assets of foreign operations are included as consolidated financial statements.
Efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2012:
Effective on or after January 1, 2012:
PSAK No. 24 (Revisi 2010), “Imbalan Kerja”,
mengatur akuntansi dan pengungkapan imbalan kerja.
PSAK No. 24 (Revised 2010), “Employee Benefits”, establish the accounting and disclosures for employee benefits.
PSAK No. 46 (Revisi 2010), “Akuntansi Pajak
Penghasilan”, mengatur perlakuan akuntansi untuk pajak penghasilan dalam menghitung konsekuensi pajak kini dan masa depan untuk pemulihan (penyelesaian) jumlah tercatat aset (liabilitas) di masa depan yang diakui pada laporan posisi keuangan; serta transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian lain pada periode kini yang diakui pada laporan keuangan.
PSAK No. 46 (Revised 2010), “Accounting for Income Taxes”, prescribes the accounting treatment for income taxes to account for the current and future tax consequences of the future recovery (settlement) of the carrying amount of assets (liabilities) that are recognized in the balance sheet; and transactions and other events of the current period that are recognized in the financial statements.
PSAK No. 50 (Revisi 2010), “Instrumen
Keuangan: Penyajian”, menetapkan prinsip penyajian instrumen keuangan sebagai liabilitas atau ekuitas dan saling hapus aset keuangan dan liabilitas keuangan.
PSAK No. 50 (Revised 2010), “Financial Instruments: Presentation”, establish the principles for presenting financial instruments as liabilities or equity and for offsetting financial assets and financial liabilities.
PSAK No. 60, “Instrumen Keuangan:
Pengungkapan”, mensyaratkan pengungkapan dalam laporan keuangan yang memungkinkan para pengguna untuk mengevaluasi signifikansi instrumen keuangan atas posisi dan kinerja keuangan; dan jenis dan besarnya risiko yang timbul dari instrumen keuangan yang mana entitas terekspos selama periode dan pada akhir periode pelaporan, dan bagaimana entitas mengelola risiko-risiko tersebut.
PSAK No. 60, “Financial Instruments: Disclosures”, requires disclosures in financial statements that enable users to evaluate the significance of financial instruments for financial position and performance; and the nature and extent of risks arising from financial instruments to which the entity is exposed during the period and at the end of the reporting period, and how the entity manages those risks.
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Jutaan Rupiah,
Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS Years Ended December 31, 2010, 2009 and 2008
(Expressed in Million Rupiah, Unless Otherwise Stated)
81
32. PERNYATAAN YANG TELAH DIKELUARKAN TAPI BELUM BERLAKU EFEKTIF (lanjutan)
32. STANDARDS ISSUED BUT NOT YET EFFECTIVE (continued)
Efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2012 (lanjutan):
Effective on or after January 1, 2012 (continued):
ISAK No. 15, “PSAK No. 24 - Batas Aset
Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan Interaksinya”, memberikan pedoman bagaimana menilai pembatasan jumlah surplus dalam program imbalan pasti yang dapat diakui sebagai aset dalam PSAK No. 24 (revisi 2010), “Imbalan Kerja”.
ISAK No. 15, “PSAK No. 24 - The Limit on a Defined Benefit Asset, Minimum Funding Requirements and their Interaction”, provides guidance on how to assess the limit on the amount of surplus in a defined scheme that can be recognized as an asset under PSAK No. 24 (Revised 2010), ”Employee Benefits”.
ISAK No. 20, “Pajak penghasilan - Perubahan
Dalam Status Pajak Entitas atau Para Pemegang Saham”, membahas bagaimana suatu entitas memperhitungkan konsekuensi pajak kini dan pajak tangguhan karena perubahan dalam status pajaknya atau pemegang sahamnya.
ISAK No. 20, “Income Taxes-Changes in the Tax Status of an Entity or its Shareholders”, prescribes how an entity should account for the current and deferred tax consequences of a change in tax status of entities or its shareholders.
Perusahaan dan Anak Perusahaan sedang
mengevaluasi dan belum menentukan dampak dari Standar dan Interpretasi yang direvisi dan yang baru tersebut terhadap laporan keuangan konsolidasinya.
The Company and Subsidiaries is presently evaluating and has not determined the effects of these revised and new Standards and Interpretations on its consolidated financial statements.
33. REKLASIFIKASI AKUN 33. RECLASSIFICATION OF ACCOUNTS
Akun berikut dalam laporan keuangan konsolidasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 telah direklasifikasi kembali agar sesuai dengan penyajian akun dalam laporan keuangan konsolidasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010.
The following accounts in the consolidated financial statements for the year ended December 31, 2009 and 2008 have been reclassified to conform with the presentation of accounts in the consolidated financial statements for the year ended December 31, 2010.
Dilaporkan Sebelumnya/ As Previously Reported
Setelah Direklasifikasikan/
As Reclassified
Jumlah/ Amount
31 Desember 2008/December 31, 2008
Aset Lancar/Current AssetsPiutang Lain-lain/Other Receivables
Aset Tidak Lancar/Non-Current AssetsAset Tidak Lancar Lainnya/Other Non-Current Assets 45.990
31 Desember 2009/December 31, 2009
Aset Tidak Lancar/Non-Current AssetsAset tidak lancar lainnya/Other non-current asset -
Beban ditangguhkan sehubungan dengan perolehan hutang bank/Deferred charges in relation to bank loans
Kewajiban Lancar/Current LiabilitiesHutang bank jangka panjang yang jatuh tempo dalam
waktu satu tahun/Current maturities of long-term bank loans 6.693
Aset Tidak Lancar/Non-Current AssetsAset tidak lancar lainnya/Other non-current assets -
Beban ditangguhkan sehubungan dengan perolehan hutang bank/Deferred charges in relation to bank loans
Kewajiban Tidak Lancar/Non-Current LiabilitiesHutang bank jangka panjang - setelah dikurangi
bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun/Long-term bank loans - net of current maturities
204
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Disajikan dalam Jutaan Rupiah,
Kecuali Dinyatakan Lain)
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk
AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS Years Ended December 31, 2010, 2009 and 2008
(Expressed in Million Rupiah, Unless Otherwise Stated)
82
34. PERISTIWA PENTING SETELAH TANGGAL NERACA
34. SIGNIFICANT SUBSEQUENT EVENTS
Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa
tanggal 28 Januari 2011, yang risalahnya diaktakan dengan akta Notaris Irawan Soerodjo, S.H., M.Si., No. 203 tanggal 28 Januari 2011, pemegang saham telah menyetujui pemecahan nilai nominal per saham dari sebesar Rp500 menjadi Rp100, sehingga jumlah saham yang ditempatkan dan disetor penuh dalam Perseroan yang semula sebanyak 1.364.572.793 saham akan meningkat menjadi 6.822.863.965 saham. Perubahan anggaran dasar Perusahaan ini telah diterima oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam surat No. AHU-AH.01.10-03211tanggal 31 Januari 2011, yang telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU-0008187.AH.01.09.Tahun 2011 tanggal 31 Januari 2011.
In the Extraordinary General Meeting of Shareholders held on January 28, 2011, which minutes was covered by Notarial Deed of Irawan Soerodjo, S.H., M.Si., No. 203 dated January 28, 2011, the shareholders approved the stock split from the original nominal value of Rp500 per share to become Rp100 per share. As a result, total issued and fully paid shares of the Company would increase from 1,364,572,793 shares to 6,822,863,965 shares. The amendment of the Company’s Articles of Association was received by the Minister of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia in its letter No. AHU-AH.01.10-03211 dated January 31, 2011, which had been registered in the Company’s Registration No. AHU-0008187.AH.01.09.Year 2011 dated January 31, 2011
35. PENYELESAIAN LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI 35. COMPLETION OF THE CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS
Manajemen Perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan konsolidasi yang diselesaikan pada tanggal 1 Februari 2011.
The management of the Company is responsible for the preparation of the consolidated financial statements that were completed on February 1, 2011.
LAPORAN TAHUNAN Annual Report 2010 • PT PP London Sumatra IndonesiaTbk
The Company
The Consolidated Financial Statements
Perseroan
Laporan Keuangan Konsolidasi
4. Corporate Structure Struktur Perusahaan
5. Organization Structure Struktur Organisasi
6. 2010SignificantEvents Peristiwa Penting 2010
12. Financial Highlights Ikhtisar Keuangan
14. Operational Highlights Ikhtisar Operasional
16. Share Information Informasi Saham
16. Capital Movement Pergerakan Modal 1
2 The ReportsLaporan20. From the Desk of President Commissioner Sambutan Presiden Komisaris
24. From the Desk of President Director
Sambutan Presiden Direktur
28. Financial Review Tinjauan Keuangan
34. Operational Review Tinjauan Operasional
42. Research and Development Penelitian dan Pengembangan
46. Environmentand Corporate Social Responsibility Lingkungan dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Corporate DataData Perusahaan68. BoardofCommissioners’Profile ProfilDewanKomisaris
74. BoardofDirectors’Profile ProfilDireksi
80. CommitteeMembers’Profile ProfilAnggotaKomite
82. SeniorOfficers Pejabat Senior
84. EstateLocationMap Peta Lokasi Perkebunan
86. Factory Location Map Peta Lokasi Pabrik
88. Corporate Information Informasi Perusahaan
90. RatificationofAnnualReport Pengesahan Laporan Tahunan
3
4
CONTENTSDaftar Isi
50. Human Capital Report Laporan Sumber Daya manusia
54. Corporate Governance Tata Kelola Perusahaan
65. Audit Committee Report Laporan Komite Audit
PT PP London Sumatra Indonesia Tbk
Prudential Tower 15th FloorJl. Jend Sudirman Kav 79
Jakarta, 12910Tel. (62-21) 5795 7718Fax.(62-21) 5795 7719
www.londonsumatra.com
Strengthening Capabilities,Enhancing Value
Memperkuat Kemampuan,Mengembangkan Nilai
PT PP London Sumatra Indonesia Tbk
Prudential Tower 15th FloorJl. Jend Sudirman Kav 79
Jakarta, 12910Tel. (62-21) 5795 7718Fax.(62-21) 5795 7719
www.londonsumatra.com
PT PP Lo
nd
on
Sum
atra In
do
nesia T
bk
Annual Report 2010 Laporan TahunanAnnual Report 2010 Laporan Tahunan
Strengthening Capabilities,Enhancing Value
Memperkuat Kemampuan,Mengembangkan Nilai
Stren
gthenin
g Capabilities, E
nhan
cing V
alueAnnual R
eport 20
10 Laporan
Tahunan
Strengthening Capabilities,Enhancing Value
Memperkuat Kemampuan,Mengembangkan Nilai