8
Paradigma, No. 01 Th.I, Januari 2006 . ISSN 1907-297X KONSELING KESEHATAN UNTUK PENINGKATAN EFIKASI DIRI REMAJA TERHADAP RISIKO KESEHATAN O/eh: Kartika Nur Fathiyah* Abstract. Adolescence's identity process requires role and behaviour experiments. These are have done without considering the risks. One of the risks is healthy risk. There are three adolescence's risk behaviour sindroms. These are pregnancy, criminality, and drug abuse. The adolescence can prevent those risk behaviour if have pelSOnal belief that risks behaviours dangerous for them and they have believing to be able prevent these risk behaviours. One of mediators healthy behaviour is self efficacy. The highly adolescence's challenge to prevent risk behaviour and poorly adolescence's perception about risks require adolescence's self strengthen to risks behaviour. Verbal persuation through health counseling can strengthen adolescence's belief that they capable to prevent risk behaviour and implement healthy behaviour in daily live. This counseling is presented possibly by skilled proffesional, ei doctor, psycholog, and skilled counselor. Practically, adolescence health counseling gives adolescence whole understanding about behaviour eJan risks. Also it is expected to adolescence become 1) grow their pelSOnal belief to perform health behaviour 2) have belief to study about prevent risk behaviour's capacity and 3) sure that they can manage theirself although there are strong internal and external stress. Key words: adolescent, self efficacy, health counseling Pendahuluan Rernaja sebagai Periode Barisiko dalam Kesehatan Menurut Mussen dkk (1994) pencarian identitas diri menjadi akut salama masa remaja,sebagian karena menghadapi perubahan merupakan tugas utama yang dihadapi. Salama masa remaja anak dihadapkan pada sejumlah perubahan psikologis, fisiologis, seksual, dan kognitif, disamping tuntutan untuk memenuhi tuntutan intelektual, sosial, dan vokasional yang baru dan beragam. Akibatnya renaja cenderung prihatin tentang bagaimana penampilan, pemikiran,dan perilakumerekadi mata orang lain dibandingkandengan apa yang mereka yakini tentang siapakah merekasebenamya,. Proses pencarian identitasdiripada remaja seringkali dilakukan tanpa mempertimbangkan risikoyangmuncul. Salahsatu FisikoyangOOpaterjadidan menimbulkandampakyang berbahaya bagi remajamaupunlingkungansekitar adalah risiko kesehatan. Seringkali berbagai eksperiman perilaku yang dilakukan remaja berdampak pads munculnya gangguan atau hambatan kesehatan baik fisik maupun psikis * Dosen Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan FIP UNY

KONSELING KESEHATAN UNTUK PENINGKATAN EFIKASI … · bagi remaja maupun lingkungan sekitar adalah risiko kesehatan. Seringkali berbagai eksperiman perilaku yang dilakukan remaja berdampak

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KONSELING KESEHATAN UNTUK PENINGKATAN EFIKASI … · bagi remaja maupun lingkungan sekitar adalah risiko kesehatan. Seringkali berbagai eksperiman perilaku yang dilakukan remaja berdampak

Paradigma, No.01 Th.I, Januari 2006 . ISSN 1907-297X

KONSELING KESEHATAN UNTUK PENINGKATAN EFIKASI DIRIREMAJA TERHADAP RISIKO KESEHATAN

O/eh: Kartika Nur Fathiyah*

Abstract. Adolescence's identity process requires role and behaviourexperiments. These are have done without considering the risks. One ofthe risks is healthy risk. There are three adolescence's risk behavioursindroms. These are pregnancy, criminality, and drug abuse. Theadolescence can prevent those risk behaviour if have pelSOnalbelief thatrisks behaviours dangerous for them and they have believing to be ableprevent these risk behaviours. One of mediators healthy behaviour is selfefficacy.The highly adolescence's challenge to prevent risk behaviour and poorlyadolescence's perception about risks require adolescence's selfstrengthen to risks behaviour. Verbal persuation through healthcounseling can strengthen adolescence's belief that they capable toprevent risk behaviour and implement healthy behaviour in daily live. Thiscounseling is presented possibly by skilled proffesional, ei doctor,psycholog, and skilled counselor.Practically, adolescence health counseling gives adolescence wholeunderstanding about behaviour eJan risks. Also it is expected toadolescence become 1) grow their pelSOnal belief to perform healthbehaviour 2) have belief to study about prevent risk behaviour's capacityand 3) sure that they can manage theirself although there are stronginternal and external stress.

Key words: adolescent, self efficacy,health counseling

Pendahuluan

Rernaja sebagai Periode Barisikodalam Kesehatan

Menurut Mussen dkk (1994)pencarian identitas diri menjadi akutsalama masa remaja,sebagian karenamenghadapi perubahan merupakantugas utama yang dihadapi. Salamamasa remaja anak dihadapkan padasejumlah perubahan psikologis,fisiologis, seksual, dan kognitif,disamping tuntutan untuk memenuhituntutan intelektual, sosial, danvokasional yang baru dan beragam.Akibatnya renaja cenderung prihatin

tentang bagaimana penampilan,pemikiran,dan perilakumerekadi mataorang lain dibandingkandengan apayang mereka yakini tentang siapakahmerekasebenamya,.

Proses pencarian identitasdiripadaremaja seringkali dilakukan tanpamempertimbangkanrisikoyangmuncul.Salah satu Fisikoyang OOpatterjadidanmenimbulkandampak yang berbahayabagi remajamaupunlingkungansekitaradalah risiko kesehatan. Seringkaliberbagai eksperiman perilaku yangdilakukan remaja berdampak padsmunculnya gangguan atau hambatankesehatan baik fisik maupun psikis

* Dosen Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan FIP UNY

Page 2: KONSELING KESEHATAN UNTUK PENINGKATAN EFIKASI … · bagi remaja maupun lingkungan sekitar adalah risiko kesehatan. Seringkali berbagai eksperiman perilaku yang dilakukan remaja berdampak

Konseling Kesehatan untuk Peningkatan Efikasi DiriRemaja terhadap Resiko Kesehatan

pada saat remaja maupun padaperkembangan selanjutnya. Olehkarena itu tidak salah kiranya bilaJessor (1984) mengatakan bahwamasa remaja merupakan periode yangberisiko. Risiko yang muncul dapatberbentuk pengaruh yang berbahayaatau efek yang sifatnya non injurious(Irwindan Millstein,1991).

Beberapa perilaku remaja yangdipandang merupakan perilaku berisikokesehatan menurut Kagan dalam(Conger dkk, 1996) dikatakan sebagai3 sindroma perilaku berisiko remaja,yaitu kehamilan remaja, kriminalitas,dan penyalahgunaan obat.

Sindrom peri/aku berisiko remajayang pertama, yaitu kehamilan remajadipandang merupakan perilaku yangberisiko pada remaja karena ditunjangbeberapa faktor. Faktor utamanyaadalah mulai meningkatnya minatremaja terhadap seks. Hal ini te~adikarena adanya perubahan-perubahanhormonal yang meningkatkan hasratseksual remaja. Akan tetapi,penyaluran itu tidak dapat segeradilakukan karena adanya penundaanusia perkawinan yang menetapkanbahwa usia menikah minimal 16 tahununtuk wanita dan 19 tahun untuk priaserta norma sosial yang makinmenuntut persyaratan tinggi untukperkawinan misalnya pendidikan,peke~aan, persiapan mental, dan lain-lain (Sarwono, 1997). Faktorselanjutnya, berbagai kemajuanteknologi, sehingga akses infamasidari berbagai negara terutamainformasi yang tidak terarah danmenyesatkan tentang seks babas dapatdengan mudah diakses. DidukungoIehkurangnya pengetahuan remajamengenai seks dan akibat-akibatnyakarena pendidikan, baik formal maupuninformal 5angat jarang memberikanpengetahuan bagi remaja tentang

bagaimana berperilaku yang ber-tanggung jawab untuk menjaga alatreproduksinya serta lingkunganterdekat remaja khususnnyaorangtua,sebagai sumber informasi utamaremaja justru masih mentabukanpembicaraan mengenai seks dengananak karena kurangnya kemampuanuntuk menerangkan, kurangnyainformasiuntuk menjelaskan,maupunmasih adanya anggapan bahwainformasi tentang seks pada remajajustru merangsang remaja untukmelakukanhubunganseksual samakinmendukung menggejalanya sindromkehamilanpada remaja.

Kehamilanpada remaja membawadampakyang cukup luas. antara lain:munculnya perasaan malu, bersatah,dan berdosa berkepanjangan.Perasaan ini kemudian berkembangmenjadi perasaan tidak berhargasehingga munculperasaan minderdantidak berdaya. Perasaan ini sangatmengganggu pada masa remaja danbukan tidakmungkindapat berdampakpada periode perkembanganselanjutnya. Selain itu, karenaperasaan malu, seringkali yangterpikirkandalam benak remaja yangmengalami kehamilan yang tidakdiinginkan adalah melakukan aOOrsi.Aborsi memberidampak yang sangatberbahaya bagi remaja antara lainpendarahan, infeksi, kemandulan,bahkan kematian..Adanyakehamilanyang tidak diinginkanjuga memaksaremaja menjadi orangtua muda,padahal di sisi lain remaja belummemilikisumber penghasilan maupunkesiapan dalam mengasuh anak.Bahkan remaja terpaksa juga harusmengorbankan kesempatannya untukmenempuhpendidikan..Pada akhimyayang te~adi pada remaja hamil yangterpaksa menikah dini adalahketidakstabilan kehidupan rumah

Page 3: KONSELING KESEHATAN UNTUK PENINGKATAN EFIKASI … · bagi remaja maupun lingkungan sekitar adalah risiko kesehatan. Seringkali berbagai eksperiman perilaku yang dilakukan remaja berdampak

Paradigma, No. 01 Th. I,Januari 2006 . ISSN 1907-297X

tangga, masalah ekonomi, clanmasalah pengasuhan anak(FurstenbergdalamSarwono,1997)

Sindrom perilaku berisiko remajayang kedua adalah kenakalan renajaatau juvenile delinquency.KenakalanremajamenurutSarwono(1997)adalahperilakuyang menyimpanghukumyangdilakukan remaja. Jensen (dalamSarwono, 1997) membagi kenakalanremaja inimenjadi 4 jenis, yaitu :

a. Kenakalan yang menimbulkankorbanfisikpada oranglain,sepertiperkelahian, perkosaan,perampokan, pembunuhan, danlain-lain.

b. Kenakalan yang menimbulkankorban materi seperti perusakan,pencurian, pencopetan,pemerasan,clanlain-lain.

c. Kenakalanyangtidakmenimbulkankorban di pihak orang lain, sepertipelacuran dan penyalahgunaanobat. Di Indonesiamungkindapatjuga dimasukkan hubungan sekssebelummenikahdalamjenis ini.

d. Kenakalan yang melawan status,misalnya mengingkari statussebagai pelajar dengan caramembolos, mengingkari statusorangtua dengan cara 'minggat'dari rumah atau membantahperintahorangtuadan sebagainya.

Saat ini, ada kecenderungankenakalan yang dilakukan remajasamakin meningkat. Menurut datastatistik dan US Departement ofCommerce, Bureau of the Census(dalam Sarwono, 1997) sejak tahun1960 pelanggaran berat di kalangankaum muda meningkatlebihpesat dandua kali lebihcepat perkembangannyadibandingan dengan perkembangankejahatan yang dilakukanoleh kaum

dewasa. Berbagai tean memberipenjelasan tentang berbagaipredisposisi yang mengawalimunculnya kenakalan remaja ini.Ditinjau dari teori psikogenis sebabkenakalan remaja pada aspekpsikologis dan isi kejiwaannya.Jadi,kenakalan remaja dipandang sebagaibentuk kompensasi dari masslahpsikologis dan konftik batin yangdihadapi remaja yang sedangmengalami banyak tekanan dikaitkandengan berbagai perubahan fisik,psikis,kognitif,sosialdan tuntutanyangmenyertai. Sedangkan ditinjau dari

. teari sosiogenis penyebab kenakalanremajaadalah karena adanya keadaansosiologisseperti pengaruhperubahanstruktur sosial, tekanan kelompokkhususnya tekanan kelompoksebaya(peer pressure), maupun perubahandari kemajuan sosial yangmenimbulkandampak negatif sepertikeluarga yang broken. peningkatanbunuh din, kriminalitas, dansebagainya.

Sindrom penlaku berisiko remajayang ketiga yaitu penyalahgunaannarkoba. Penyalahgunaan menurutKadir (2004) merupakan suatu poIapenyalahgunaannarkobayang bersifatpatologik, berlangsung dalam jangkawaktu tertentu, dan menimbulkandisfungsisosialdan okupasional.

Dunia Kedokteran melapor1<anbahwa sekitar 70 persen pelakupenyalagunaan narkotikaadalah pararemaja. Penyalahgunaan nart<otika,psikotropikadan minumankeras padaumumnya dlsebabkan karena zat-zattersebut menjanjikan sesuatu yangdapat memberikan rasa kenikmatan,kenyamanan, kesenangan danketenangan. walaupun haI itusebenamya hanya dirasakan secarasamu. Pada remaja, beberapa faktoryang dipandang memberi sumbangan

--

Page 4: KONSELING KESEHATAN UNTUK PENINGKATAN EFIKASI … · bagi remaja maupun lingkungan sekitar adalah risiko kesehatan. Seringkali berbagai eksperiman perilaku yang dilakukan remaja berdampak

Konsefing Kesehatan untuk Peningkatan Efikasi Did Remaja terhadap Resiko Kesehatan

pada perilakupenyalahgunaannarkobaadalah motifingintahu sebagai salahsatu bagian dalam proses pencarianidentitas diri. Di masa remajaseseorang lazimmempunyairasa ingintahu, setelah itu ingin mencobanya,misalnya dengan mengenal narkotika,psikotropikamaupun minuman keresatau bahan berbahaya lainnya.Keadaan emosi yang belum stabildengan banyaknya tekanan denpermasalahan yang dialami remajamenjadikan remaja menggunakannarkoba sebagai tempat paJarian.Selain itu, keinginankuat untuk diakuidan dihargaiseOOgaisalah satu tujuandalam proses pencarian identitas diriseringkali dilakukan remaja dengancara yang salah melalui konsumsinarkoba yang menimbulkanperasaanaktifdan berani.

Bagi remaja, panyalahgunaannarkoba berdampak pada rusaknyasusunan syaraf pusat atau orga~gantubuh lainnya, seperti hati danginjal,serta penyakit dalam tubuhseperti bintik-bintik merah pada kulitseperti kudis. narkoba juga dapatmenekan pusat pengendalian diri diotak yang menyebabkan melemahnyafisik, daya fikir dan merosotnya moralkarena yang bersangkutan menjadibarani dan agresif. Bila tidak terkontrol,hal ini akan menimbulkan tindakan-tindakan yang melanggar norma-norma, tindakan pidana atau kriminal.Secara psikologis penyalahgunaannarkoba menyebabkan depresi, apatis,mudah tersinggung dan perhatianterhadap lingkunganjuga terganggu.

Sesungguhnya perilaku berisikoremaja tidak hanya terdiri dari 3sindrom perilaku berisiko saja.Beberapa ahli antara lain Heaven(1996) bahkan menambahkan sejumlahperilaku berisiko yang lain yaitu stress,depresi, gangguan makan terkait

dengan body image yang dimilikiremaja, merokok, serta gaya hidup danpola makan yang buruk (kurangolahraga dan kecenderungan makanyang tidak bernutrisi).

Persepsi Remaja Mengenal PerilakuBerisiko

Dibanding orang dewasa, remajecenderung memandang rendah risikosuatu perilaku berisiko terhadapkesehatan. Hal ini diseOObkankarenaremaja lebih memfokuskan padakeuntungan (benefit) yang dipero/ehdaripada risikonya (Jessor dalamHeaven, 1996). Beberapa keuntunganyang dianggap penting oIeh remajaantera lain penerimaandan dukunganteman sebaya, parasaan berarti danberdaya sebagai bagian dari tujuanproses pencarian identites diri yangdilakukan remaje secara terusmenerus, diperolehnyaperhatian dariorang lain, serta kesenangan dankepuasan karena terpenuhirasa ingintahumereka.

Selain itu, dari beberapa periJakuremaja,tampaknyejugabersumberdariegosentrisme yang dimanifestasikandalam imaginary audience danpersonal fable. Imaginary audiencemengacu pada kenyataan bahwaremaja memandang bahwa merekamenjadipusat perhatian. Oleh karenaitu, remaja menghabiskan waktunyat¥1tukmenjaga tampi/an agar sangatmenarik di mata pengamatnya(audiencenya). Sedangkan personalfable merupakan keyakinan remajabanwamerekamerupakanpribadiyangsangat spesifik yang mengalamipengalaman..pengalamandahsyat danunik secara telUHT1enerus. Adakeyakinan dalsm diri remaja bahwatidakada seorang pun yangmengalamipengalaman..pengalamanini kecuali

Page 5: KONSELING KESEHATAN UNTUK PENINGKATAN EFIKASI … · bagi remaja maupun lingkungan sekitar adalah risiko kesehatan. Seringkali berbagai eksperiman perilaku yang dilakukan remaja berdampak

Paradigma, No. 01 Th. I,Januari 2006 . ISSN 1907-297X

dirinya. Sebagai konsekwensinyaremaja memandang bahwa merekaunik dan tidak dapat dipersamakandengan orang lain.

Karena egosentrisme yang dimilikiremaja ini, remaja cenderungmelakukan dan mencoba berbagaiperilaku termasuk perilaku yangberisiko agar mereka tampak hebat danmenarik pengamatnya. Apabila perilakuyang dilakukan remaja ini dipandangorang lain berisiko dan dilakukan upayapencegahan, seringkali remaja tidakpeduli karena mereka memilikikeyakinan bahwa pengalaman-pengalaman unik dan dahsyat ini hanyamereka alami dan tidak mungkindirasakan atau dialamioleh orang lain.

Efikasi Diri dan Perilaku Berisikopada Remaja

Remaja dapat menghindari perilakuberisiko apabila dalam diri remajatumbuh keyakinan personal bahwaperilaku berisiko berbahaya bagimereka, dan mereka sendiri punmemiliki keyakinan untuk mampumencegah atau mampu tidakmelakukan perilaku berisiko ini. Dalamhal ini, social kognitif theory merupakansalah satu model yang banyakdigunakan untuk menjelaskan,mengatur, dan memodifikasi perilakusehat (Baranowsky, 1989). Salah satuhal yang dipandang sebagai mediatorperilaku sahat adalah efikasi diri. Olehkarena itu, keyakinan remaja untukmampu mencegah perilaku berisiko inidisebut dengan efikasi diri terhadapperilaku berisiko.

O'Leary (1985) menjelaskan bahwaefikasi diri merupakan keyakinanseseorang untuk berhasit melakukanmanajemen diri. Sedangkan efikasi dirimenurut Bandura (1997) merupakan

keyakinan seseorang akankemampuannya untuk mengatur danmelakukan tindakan-tindakan yangseharusnya dilakukan untukmendapatkan hasil yang akan dicapai.Efikasidiri merupakaoevaluasiindividuterhadap kemampuan ataukompetensinya untuk menyelesaikansuatu tugas, mencapai tujuan, ataumenghadapi suatu tantangan. Individuyang mempunyaiefikasidiri tinggiakanmampumemotivasidiri danmengontrollingkungansekitamya sehingga dapatmenampilkan perilaku-perilaku tertentusesuai dengan keinginannya (Bandura,1997).

Pada remaja efikasi diri tinggiberperan besar dalam mencegahperilaku berisiko yang dilakukanremaja. Hal ini disebabkan karenadengan efikasidiritingi remaja merasayakin untuk mampu mencegah danmenghindariperilakuberisiko secarakonsisten meskipun tantangan yangdihadapi untuk mencegah danmenghindarinya sangat besar.Tantangan dapat berupa tekanankelompok sebaya (peer pressure),dorongan dan keinginan yang besardalamdiriuntukmencobadalamupayapemuasan rasa ingin tahu, maupunkarenaadanyadoronganyang bersifatinternal, misalnya dorongan biologismaupunpsikologis. .

Schwarzer dan Renner (1995)menguraikan bahwa ads 3 dimensiyang menggambarkanefikasidiri padaseseorang. Dimensitersebut adalah :Dertama keyakinanuntuk bertahan,yaitu keyakinanseseorang untuk tetapmelaksanakan tugas dalam segalasituasi dan kondisi.Kedua. keyakinanuntukmeningkatkankemampuan,yaitukeyakinan untuk dapat mempelajarisuatu kemampuan tertentu dalamsegala situasi dan kondisl.Dan ketiaa.keyakinan untuk mengendalikan diri

---

Page 6: KONSELING KESEHATAN UNTUK PENINGKATAN EFIKASI … · bagi remaja maupun lingkungan sekitar adalah risiko kesehatan. Seringkali berbagai eksperiman perilaku yang dilakukan remaja berdampak

----

Konsefing Kesehatan untuk Peningkatan Efikasi DiriRemaja terhadap Resiko Kesehatan

Dalam konteks perilaku berisiko padaremaja, dimensi efikasi diri inimerupakan bentuk keyakinan remajauntuk :

a. tetap melakukan perilaku positifmeskipun tantangan yang dihadapirelatif besar,

b. memiliki keyakinan bahwa merekamampu mempelajari semuakemampuan untuk menghindariperilaku berisiko. misalnyabertindak asertif terhadap godaanatau tekanan ternan untukmelakukan perilaku berisiko

c. yakin bahwa mereka mampumengendalikan diri dari perilakuberisiko meskipun doronganinternal maupun ekstemal sangatkuat.

Penguatan Efikasi Ciri Remaja PadaPerilaku Berlsiko melalui KonselingKesehatan

Beratnya tantangan remaja untukmencegah perilaku berisiko danpandangan renaja sendiri yangcenderung memandang rendah bahayaperilaku berisiko menuntut penguatanefikasi dalam menghadapi peri/akuberisiko.

Efikasi diri salah satunya dapatdibentuk melalui persuasi verbalBandira, 1997). Persuasi verbal berupaupaya untuk meyakinkan individubahwa ia mampu mencapai hasiltertentu akan meningkatkan efikasi diriindividu. Besar kecilnya pengaruhdorongan verbal ini ditentukan olehpersepsi individu terhadap si pemberidorongan. Jika orang yang membaridorongan tersebut memilikipengetahuan yang semakin luas.kemampuan yang semakin tinggi. sertakeahlian dalam memberikan dorangan

maka pengaruhnya akan semakinbesar. Pengaruh dorangan verbalmenjadi semakin kuatjika individu yangdidorong melihat adanya alassn untukpercaya bahwa dengan berperilakutertentu ia akan mendapatkan hasilyang diharapkan. Jadi, informasi yangdiberikan dalam dorangan verbaltersebut juga harus realistis agarindividu dapat mencapai tujuan danterhindar dari kegagalan.

Berkaitan dengan perilaku sehatuntuk mencegah perilaku berisiko padaremaja, adanya persuasi verbal melaluikonseling kesehatan dapatmemperkuat keyakinan remaja bahwamereka memiliki kemampuan untukmencegah dan menghindari perilakuberisiko serta menerapkan perilakusehat delam kehidupan sehari-hari.Konseling ini juga hendaknya diberikanoleh ahlinya sehingga remaja yakinterhadap persuasi yang diberikan.

Konseling menurut Glosoff danKoprowicz (dalam Thompson dkk.2004) merupakan proses yangdilakukan oleh profesional tertatihdalam hubungan saling percayaterhadap individu yang membutuhkanbantuan. Dalam konteks kesehatan,konseling kesehatan pade remajamerupakan proses pemberian bantuanberkaitan dengan kesehatan ter1ladapremaja sehingga remaja dapatmencegah maupun menghadapidorangen maupun tuntutan untukmelakukan perilaku yang berisikoterhadap kesehatan. Profesional tertatihyang dapat memberikan konseling iniantsra lain dokter ahli. psikolog.maupun konselor terlatih yang bekeJjasecara terpadu.

Dalam prakteknya, konselingkesehatan pada remaja hendaknyadapat memberikanpemahaman yangutuh tentang perilaku dan risikonya

Page 7: KONSELING KESEHATAN UNTUK PENINGKATAN EFIKASI … · bagi remaja maupun lingkungan sekitar adalah risiko kesehatan. Seringkali berbagai eksperiman perilaku yang dilakukan remaja berdampak

Paradigma. No. 01 Th.I, Januari 2006 . ISSN 1907-297X

terhadap kesehatan fisik maupun psikisbaik dalam jangka pendek maupunjangka panjang. Selain itu, diharapkankonseling kesehatan pada remajadapat 1) menumbuhkan keyakinanpersonal remaja untuk tetapmelakukan perilaku sehat meskipuntantangan yang dihadapi relatif besar,2) memiliki keyakinan bahwa merekamampu mempelajari semuakemampuan untuk menghindariperilaku berisiko, misalnya bertindakasertif terhadap gOOaanatau tekananteman untuk melakukan perilakuberisiko dan, 3) yakin bahwa merekamampu mengendalikan diri dariperilaku berisiko meskipun doranganintemal maupun ekstemal sangat ku~t.

Proses psikologis yang diharapkantercipta dalam konseling kesehatanuntuk meningkatkan efikasi diri remajadalam menghadapi perilaku berisikodalam hendaknya mencakup 4 proses.Diuraikan oleh Bandura (1994) bahwaproses psikologis yang terjadi sehinggaefikasi diri berpengaruh terhadapperilaku meliputi :

a) proses kognitif, b) prosesmotivasional, c) proses afektif, dan. d)proses seleksi.

a. Proses Koanitif. Dalam konselingkesehatan terhadap remaja diharapkantumbuh pemikiran diri remaja mengenaikapasitas dan komitmennya untukberperilaku sehat dan menghindariperilaku berisiko. Selanjutnya pemikirandiri ini berkembang sehingga remajatetap mengerahkan orientasipemikirannya untuk berperilaku sehatdan menghindari perilaku berisikoketika menghadapi situasi yangmenekan, kegagalan, maupun umpanbalik yang aOO karena merekasenantiasa membayangkan skenariokeberhasilan yang dapat mendukungpenampilannya.

b. Proses motivasional. Melaluikonseling kesehatan diharapkantumbuh kemampuan remaja untukmemotivasi dirinya sendiri danmengarahkan antisipasi-antisipasitindakannya melalui pemikiran dantindakan. Efikasi diri terhadap perilakusehat dan menghindari perilaku berisikomemberi sumbangan terhaOOpmotivasimelalui beberapa cara yaitu dengan 1)dalam bentuk penetapan tujuansehingga remaja OOpat menetapkantujuan mereka sendiri dan menentukanbesar usaha yang akan diberikan, 2)menetapkan kegigihan dalammenghadapi kesulitan dan kegagalanyang akhimya mempengaruhi perilaku.

c. Proses afektif. Konseling remajauntuk meningkatkan perilaku sehat danmenghinOOriperilaku berisiko berperandalam proses afektif terutama terhadapkapasitas dalam mengatasipermasalahan yang selanjutnyaberpengaruh terhadap tingkat stres dandepresi yang dialami remaja ketikamenghadapi situasi yang sukar danmengancam. Efikasi diri untukmengatasi stresor memainkan paranutama dalam menentukan tingkatkecemasan. Remaja yang yakin akandapat mengatasi ancaman ataupengaruh untuk melakukan perilakuberisiko tiOOk akan mengalamigangguan poIa berfikir clan beranimenghadapi tekanan dan ancaman.

d. Proses seleksi. Konselingkesehatanuntuk meningkatkanefikasidiri dalam melakukanperilakusehatdan menghindari perilaku. berisikohendaknyaOOpat memilih jenis aktivitasdan lingkungan yang dipilih seseorangdalam mendukung perilaku sehat danmenghindari perilaku berisiko. Pilihanperilaku atau kegiatan tersebut akanmembawa pada pilihan lingkungansosial tertentu yang dapatmempengaruhi perkembangan pribadi.

- -- --

Page 8: KONSELING KESEHATAN UNTUK PENINGKATAN EFIKASI … · bagi remaja maupun lingkungan sekitar adalah risiko kesehatan. Seringkali berbagai eksperiman perilaku yang dilakukan remaja berdampak

- ----

Konse/ing Kesehatan untuk Peningkatan Efikasi DiriRemaja terhadap Resiko Kesehatan

Penutup

Banyak perilaku remaja yangberisiko tinggi pada kesehatannya,misalnya kehamilan di luar nikah,narkoba maupun kenakalan remaja,Perilaku berisiko ini dipicu olehtingginya rasa ingin tahu, adanyaproses pembentukan identitas diri yangdialami, serta kuatnya pengaruhkelompok sebaya pada remaja. Di sisilain, remaja sendiri justru cenderungmemandang rendah risiko suatuperilaku yang sebenarnya memilikirisiko tinggi terhadap kesehatannya.Hal ini disebabkan remaja lebihcenderung memfokuskan padakeuntungan perilaku daripada risikonya.

Kenyataan tersebut menuntut upayapenguatan keyakinan personal remajabahwa peri/aku berisiko berbahaya.Selain itu dibutuhkan pula penguatanpersonal pada remaja bahwa merekasendiri mampu mengatasi doronganmapun pengaruh untuk melakukanperilaku berisiko. Upaya penguatan-penguatan ini dapat dilakukansalahsatunya melalui konselingkesehatan untuk peningkatan efikasidiri temadap perilaku berisiko. Melaluiupaya ini diharapkan 1) tumbuhkeyakinan personal untuk tetapmelakukan perilaku sehat meskipuntantangan yang dihadapi besar, 2)tumbuh keyakinan personal remajauntuk mampu mempelajari semuakemampuan menghindari perilakuberisiko, dan 3) tumbuh keyakinanremaja untuk mampu mengendalikandiri . meskipun dorongan internalmaupun eksternal sangat kuat.

DaftarPustaka

Bandura, 1994. Ontological andEpistemological Te"ains Revisited.Journal of Behavior Therapy andexperimental Psychiatry. 27, 323-345

Bandura, A. 1997. Social Foundation ofThought and Action, A SocialCognitive Theory. New Jersey:Prentice Hall.

Heaven P.C.L. Adolescence Health:The Role of Individual Differences.london: Routledge.

Jessor,R. 1984. AdolescenceDevelopment and Behavioral Health,in Matarazzo, S. Wiss, J.Herd,N.Miller and S.Weiss (Eds) BehavioralHealth: A Handbook of HealthEnhancement and DiseasePrevention. New York: John Willeyand Sons.

Kadir I. 2004. Dampak Penyalahgunaannarkoba dan UpayaPenanggulangannya. Dalam Bukusaku Mahasiswa: Narkoba danPermasalahannya. Yogyakarta:Dines Pendidikan Pemda DIY.

Mussen, Conger, Kagan J. 1994.Perkembangan dan KepribadianAnak (terjemahan). Edisi 6. Jakarta:Penerbit Arean.

O'leary, A. 1985. Self Efficacy andHealth. Behavioral Research andTherapy,23, 437-451.

Sarwono S.W.. 1997. PsikologiRemaja. Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada.

Thompson Cl, Rudolph lB, danHenderson DA. 2004. CounselingChildren. USA: ThompsonBrooks/Cole.