17
Laporan praktikum kimia analisa Penetapan kadar Fe dalam tawas Fe 2 (SO 4 ) 3 (NH 2 ) 2 SO 4 , Penetapan kadar Ni dalam NiSO₄ secara gravimetri, Penetapan kadar Cu secara gravimetri Di Susun Oleh: Nama : Handayani NPM : 12020010 Grup : 2K4 Dosen : Octianne D.,M.T. Asisten : Romaya Dewi, S.ST Lestari W.,S.Pd Tanggal praktikum : Kadar Fe : 01-12-14 Kadar Cu : 08-12-14 Kadar Ni : 18-12-14

kimia analisa kimia tekstil

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tekstil

Citation preview

Laporan praktikum kimia analisa

Penetapan kadar Fe dalam tawas Fe2(SO4)3(NH2)2SO4, Penetapan kadar Ni dalam NiSO secara gravimetri, Penetapan kadar Cu secara gravimetri

Di Susun Oleh:

Nama: Handayani

NPM : 12020010

Grup : 2K4

Dosen : Octianne D.,M.T.

Asisten : Romaya Dewi, S.ST

Lestari W.,S.Pd

Tanggal praktikum :

Kadar Fe : 01-12-14

Kadar Cu : 08-12-14

Kadar Ni : 18-12-14

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TEKSTIL

BANDUNG

2014

Penetapan kadar Cu secara gravimetri

Maksud dan Tujuan

Untuk mengetahui dan memahami bagaimana cara menentukan kadar Cu secara gravimetri

Teori dasar

Gravimetri dalam ilmu kimia merupakan salah satu metode analisis kuantitatif suatu zat atau komponen yang telah diketahui dengan cara pengukuran berat komponen dalam keadaan murni setelah melalui proses pemisahan. Analisis gravimetri adalah proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsur atau senyawa tertentu. Metode gravimetri memakan waktu yang cukup lama, adanya pengotor pada konstiven dapat diuju dan bila perlu faktor-faktor koreksi dapat digunakan

Analisis gravimetri adalah proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsur atau senyawa tertentu. Bagian terbesar dari penentuan secara analisis gravimetri meliputi transformasi unsur atau radikal ke senyawa murni stabil yang dapat segera diubah menjadi bentuk yang dapat ditimbang dengan teliti. Berat unsur dihitung berdasarkan rumus senyawa dan berat atom unsur-unsur yang menyusunnya. Pemisahan unsur-unsur atau senyawa yang dikandung dilakukan dengan beberapa cara, seperti: metode penguapan, metode elektroanalisis, atau berbagai macam metode lainnya

Gravimetri dapat digunakan untuk menentukan hampir semua anion dan kation anorganik serta zat-zat netral seperti air, belerang dioksida, karbon dioksida dan isodium. Selain itu, berbagai jenis senyawa organik pula ditentukan dengan mudah secara grvimetri. Contoh-contohnya antara lain: penentuan kadar laktosa dalam susu, salisilat dalam sediaan obat, fenolftalein dalam obat pencahar, nikotina dalam pestisida, kolesterol dalam biji-bijian dan benzaldehida dalam buah-buahan tertentu. Jadi, sebenarnya cara gravimetri merupakan salah satu cara yang paling banyak digunakan dalam pemeriksaan kimia.

Metode Gravimetri untuk analisis kuantitatif didasarkan pada stoikiometri reaksi pengendapan, yang secara umum dinyatakan dengan persamaan:

a A + p P A a P p

a adalah koefisien reaksi setara dari reaktan analit (A), p adalah koefisien reaksi setara dari reaktan pengendap (P) dan AaPp adalah rumus molekul dari zat kimia hasil reaksi yang tergolong sulit larut (mengendap) yang dapat ditentukan beratnya dengan tepat setelah proses pencucian dan pengeringan. Penambahan reaktan pengandap P umumnya dilakukan secara berlebih agar dicapai pengendapan yang sempurna.

Gravimetri merupakan penetapan kuantitas atau jumlah sampel melalui perhitungan berat zat. Sehingga dalam gravimetri produk harus selalu dalam bentuk padatan (solid). Alat utama dalam gravimetri adalah timbangan dengan tingkat ketelitian yang baik. Dalam reaksi pembentukan endapan, dimana endapan merupakan sampel yang akan dianalisis, maka dengan cermat kita dapat memisahkan endapan dari zat-zat lain yang juga turut mengendap. Pencucian endapan merupakan tahap selanjutnya, proses pencucian umumnya dilakukan dengan menyaring endapan, dilakukan dengan membilasnya dengan air. Tahap akhir dari proses ini adalah memurnikan endapan, dengan cara menguapkan zat pelarut atau air yang masih ada di dalam sampel, pemanasan atau pengeringan dalam oven lazim dilakukan. Akhirnya penimbangan sampel dapat dilakukan dan hasil penimbangan adalah kualitas sampel yang dianalisis

Dalam gravimetri, endapan biasanya dikumpulkan dengan penyaringan cairan induknya melalui kertas saring atau alat penyaring kaca masir. Kertas saring yang digunakan dalam gravimetri terbuat dari selulosa yang sangat murni sehingga jika dibakar hanya meninggalkan sisa abu sangat sedikit. Selain dengan penyaringan, endapan dapat pula dipisahkan dengan cara pengenap-tuangan. Dengan cara ini, endapan yang berada dalam cairan induknya diendapkan beberapa saat, kemudian cairan bagian atasnya dituangkan kedalam wadah lain. Pekerjaan ini dilakukan berulang-ulang sampai semua cairan terpisah dari endapan

Agar pengendapan kuantitas analit dalam metode gravimetri mencapai hasil yang mendeteksi nilai yang sebenarnya, harus dipenuhi dua kriteria berikut: 1) proses pemisahan atau pengendapan analit dari komponen lainnya berlangsung sempurna; 2) endapan analit yang dihasilkan diketahui dengan tepat komposisinya dan memiliki tingkat kemurnian yang tinggi, tidak bercampur dengan zat pengotor

Alat dan bahan

Larutan contoh uji Cu

HCL 0,5N

Piala gelas 250ml

Kaca arloji

Pipet volume

Tabung reaksi

Pengaduk gelas

Cara kerja

1. 0,5-1 gr sulfat ditimbang, dimasukkan ke dalam piala gelas 250ml

2. Air suling 50ml dan HCL 4N, kemudian didihkan

3. 10ml barium klorida 10% ditambahkan, endapan yang terjadi dibiarkan dalam penangas selama 15-30 menit sampai endapan sempurna

4. Endapan disaring melalui penyaring kertas saring barit, filtrat harus jernih

5. Endapan dicuci dengan air panas sampai bebas klorida (filtrat diuji dengan HNO3 4N dan AgNO3 0,01N)

6. Endapan dan kertas saring dikeringkan dalam oven, diarangkan dan dipijarkan dalam cawan pijar yang telah diketahui beratnya (cawan pijar dipanaskan dahulu, dieksikator dan ditimbang)

7. Dinginkan dalam eksikator sekitar15-30 menit, kemudian ditimbang sampai bobot tetapsebagai barium sulfat

Data percobaan dan Perhitungan

Kertas saring awal= 0,6388

Kertas saring akhir= 1,0098

Berat contoh uji= 0,6192

Kadar Cu= x 100%

= x 100%

= 47,35%

Diskusi

Pada percobaan ini harus diperhatikan pada saat penyaringan juga, takutnya ada endapan yang terbuang atau masuk ke sela-sela corong, yang membuat hasil akhir tidak sesuai dengan yang seharusnya.

factor kimia adalah kadar yang dicari dibagi terhadap endapan yang ditimbang sampai bobot tetap, karena pada penetapan Cu, endapan yang ditimbang sampai bobot tetap adalah CuO maka factor kimia yang dipakai adalah

Dalam pemilihan penyaringan dapat berdasarkan pada macam endapan (besar kecilnya partikel) dan temperatur pemanasan dan berat kertas saring dan kaca masir awal harus dalam keadaan kering.

Kesimpulan

Jadi, dari hasil praktikum didapat kadar Cu dalam CuSO4 adalah sebanyak 47,35%

Penetapan kadar Ni dalam NiSO4 secara gravimetri

Maksud dan tujuan

Untuk mengetahui dan memahami bagaimana cara menentukan kadar Ni dalam NiSO4 secara gravimetri

Teori dasar

Analisis gravimetri pada dasarnya merupakan proses pemisahan dan penimbangan berat suatu senyawa. Pemisahan ion dalam suatu senyawa yang akan ditentukan dapat dilakukan dengan menggunakan pereaksi organik dan biasanya dilakukan dengan cara pengendapan pada pH tertentu, larutan encer, dan dalam keadaan panas.

Pada dasarny, pengerjaan dalam analisis gravimetri adalah :Penimbangan sampelPelarutan sampelPengendapanDigestPencucianPenyaringanPemanasan/PemijaranPenimbangan cuplikan murni

Pada percobaan yang akan dilakukan, bertujuan menentukan kadar nikel dari suatu garam nikel dengan cara mengendapkan ion nikel dalam bentuk nikel dimetilglioksimat.Sampel yang mengandung garam nikel dilarutkan dalam air yang sedikit bersifat asam. Ion nikel diendapkan dengan penambahan larutan dimetilglioksim 1% dalam etanol (dimetilglioksim biasa disingkat dengan H2DMG) . Pengendapan dilakukan pada suhu sekitar 70-800C dalam larutan yang mengandung amoniak encer atau larutan buffer yang mengandung ammonium asetat dan asam asetat.Endapan nikel dimetilglioksimat larut dalam asam mineral, larutan yang mengandung lebih dari 50% etanol, air panas, dan amoniak pekat, tetapi endapan tersebut tidak larut dalam amoniak encer atau larutan garam ammonia.

Jika pengendapan langsung dalam suasana basa dan dalam keadaan dingin, maka akan diperoleh endapan yang kecil ukuran partikelnya. Oleh karena itu pengendapan harus dilakukan dalam keadaan panas dan asam, lalu ditambah basa sedikit demi sedikit sambil diaduk untuk memperoleh endapan yang berukuran besar, sehingga mudah disaring dan dicuci.

Penambahan larutan H2DMG tidak boleh terlalu berlebih, karena dapat menyebabkan terbentuknya kristal H2DMG sisa yang tidak larut dalam air, sehingga akan bercampur dengan endapan hasil. Hal ini akan mempengaruhi jumlah endapan yang disaring, yaitu akan lebih banyak dari yang seharusnya.

Larutan NH4OH yang ditambahkan berfungsi untuk membuat larutan menjadi netral dan selanjutnya bersifat basa, karena Ni(HDMG) 2 mengendap sempurna dalam suasana basa.Penambahan NH4OH dilakukan tetes demi tetes sambil diaduk dan langsung pada larutannya (tidak melalui dinding gelas kimia) untuk menghindari naiknya endapan Ni(HDMG) 2 yang terbentuk .

Alat dan bahan

NH4OH 4N/6N

Dimetil glioksima 1%

piala gelas 100ml

pengaduk gelas

neraca analitik

oven

eksikator

kaca masir

Reaksi

NiSO4 + C4H8N2O2................Ni(C4H7N2O2)2

Cara kerja

1. kaca masir yang kering dan bersih (sudah dioven) ditimbang

2. NiSO4 0,25-0,5 gr ditimbang, dilarutkan dengan air sulingsebanyak 50-100 ml dipanaskan sampai suhu 90oc

3. 20ml dimetil glioksima ditambahkan sampai terbentuk endapan merah

4. NH4OH 6N ditambahkan beberapa tetes sampai berbau amoniak, disaring dengan kaca masir yang sudah ditimbang

5. Kaca masir + endapan dioven 105o-110oc selama 1 jam

6. Disimpan dalam eksikator selama 20 menit, kemudian ditimbang

7. Kadar Ni dalam NiSO4 dihitung

Data percobaan dan perhitungan

Kaca masir awal = 28,3505

Kaca masir akhir = 28,6610

Berat contoh uji= 0,7589

Kadar Ni= x 100%

= x 100%

= 8,35%

Diskusi

Analit atau sampel yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu Nikel (II) Sulfat {NiSO6.6H2O} ,sedangkan zat pengendapan yang digunakan adalah dimetilglioksim {CH3C(NOH)C(NOH)CH3} atau sering disebut DMG.Untuk mendapatkan endapan dengan ukuran yang besar, reaksi harus dilakukan pada suasana asam dan pada temperatur yang panas sehingga Sebelum pencampuran larutan ion Ni2+ dengan larutan dimetil glioksima (DMG). Setelah di panaskan pada suhu 90oc kemudian dilakukakan Penambahan DMG dalam larutan sampel dan harus sedikit berlebih. Pada awal campuran sampel dan DMG, tidak terjadi reaksi yang terlihat. Namun ketika dilakukan penambahan NH4OH sampai berbau amoniak, terbentuk endapan merah. Endapan itulah hasil reaksi DMG dan Nikel yaitu Ni(HDMG)2. Penambahan NH4OH dilakukan secara kualitatif hingga tidak terbentuk endapan merah ketika bereaksi dengan larutan dan semua ion Ni2+ sudah bereaksi dengan DMG.Reaksi yang terjadi adalah :Ni2+(aq) + 2 H2DMG(aq) + 2 OH- Ni(HDMG)2 (s) + 2 H2O (l)Selanjutnya yaitu penyaringan yang dilakukan dengan kaca masir.Setelah dilakukan peyaringan langakh selanjutnya yaitu endapan dikeringkan di dalam oven pada suhu 105-110 C didalam oven selama kurang lebih 1 jam,setelah dikeringkan kemudian endapan disimpan di dalam eksikator selama 20 menit. Sebelumnya kaca masir yang kosong di keringkan terlebih dahulu dan di simpan didalam esikator selama beberapa kali sampai mendapatkan berat yang konstan.

Kesimpulan

Jadi, dari hasil praktikum didapat kadar Ni dalam NiSO4 adalah sebanyak 8,35%

Penetapan kadar Fe dalam tawas

Maksud dan Tujuan

Menentukan kadar Fe yang terkandung dalam tawas

Teori dasar

Penentuan kadar besi berdasarkan pada pembentukan senyawa kompleks berwarna antara besi (II) denganCNS-yang dapat menyerap sinar tampak secara maksimal pada panjang gelombang tertentu.Kadar besi dalam suatu sample yang diproduksi akan cukup kecil dapat dilakukan dengan teknik spektrofotometri UV-Vis menggunakan pengompleksanCNS-. Dasar penentu kadar besi (II) denganCNS. Senyawa ini memiliki warna sangat kuat dan kestabilan relatif lama dapat menyerap sinar tampak secara maksimal pada panjang gelombang tertentu. Pada persiapan larutan, sebelum pengembangan warna perlu ditambahkan didalamnya pereduksi. HNO3yang akan mereduksi Fe3+menjadi Fe2+.pH larutan harus dijaga pada 6-7.

Dengan menggunakan penentuan kadar konsentrasi , suatu senyawa dilakukan dengan membandingkan kekuatan serapan cahaya oleh larutan contoh terhadap larutan standar yang telah diketahui konsentrasinya. Terdapat dua cara standar adisi , pada cara yang pertama dibuat dahulu sederetan larutan standar, diukur serapannya, kemudian tentukan konsentrasinyadengan menggunakan cara kalibrasi. Cara yang kedua dilakukan dengan menambahkan sejumlah larutan contoh yang sama kedalam larutan standar.

Penentuan kadar besi berdasarkan pada pembentukan senyawa kompleks berwarna antara besi (II) dengan orto-penantrolin yang dapat menyerap sinar tampak secara maksimal pada panjang gelombang tertentu.

Reaksi

(Fe2SO4)3(NH4)2

Alat dan Bahan

Larutan tawas feriamonium

HCL 4N

NH4CL 2N

NH4OH 5%

Labu ukur 100 ml

Pipet ukur 10 ml

Piala gelas 100 ml

Tabung reaksi

Rak tabung

Botol semprot

Cara kerja

1. Timbang contoh uji 0,1-1 gr

2. Larutkan dalam 100 ml aquades

3. Tambahkan beberapa tetes HCL 4N, panaskan 70-80oC

4. Tambahkan 25ml NH4CL 2N

5. Tambahkan NH4OH 5% sampai terbentuk endapan sempurna berbau amonia

6. Saring dengan kertas saring yang sudah ditimbang

7. Cuci dengan air panas yang sudah bersih

8. Kertas saring dan endapan dikeringkan 100oC selama 1 jam

Data percobaan dan Perhitungan

Fk= 00,5233

Berat kertas saring awal= 0,6585

Berat kertas saring akhir= 0,7482

Berat contoh uji= 0,6402

Kadar Fe= x 100%

= x 100%

= 7,33%

Diskusi

Pada percobaan ini, dilakukan analisis penentuan kadar Fe3+dalam tawas. Pada saat percobaan terjadi kekeliruan saat penambahan HCL 4N yang terlalu banyak sehingga pemmbentukan endapan sulit, diperlukan NH4OH 5% yang banyak sehingga terbentuk endapan sempurna yang akan dianalisa. Kemudian pada saat dicuci dengan air panas endapan perlahan berkurang kemungkinan NH4OH 5% menjadi berkurang akibat dicuci.

Kesimpulan

Jadi, dari hasil praktikum didapat kadar Fe dalam tawas adalah sebanyak 7,33%

Daftar pustaka

Khopkar, S. M. 2008.Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: Universitas Indonesia.

Hardjadi. 1990. Ilmu Kima Analitik Dasar. PT Gramedia: Jakarta

Keenan, Kleinfelter dan Wood.Kimia Untuk Universitas. Jakarta: Erlangga, 1990

Tinggi Teknologi Tekstil. Pedoman praktikum kimia analisa. Bandung. 2003

Svehla, G. Vogel Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Jakarta: PT Kalman Media pusaka 1985

CuO

Cu

fk

=