47
Presentasi Pleno I Kelompok 17 20th February 2009

Kelompok 17.ppt

Embed Size (px)

Citation preview

Presentasi Pleno IKelompok 17

20th February 2009

Anggota Kelompok• Tutor : Dr. RonaldKetua : William Taruna Jaya (405080172)Sekertaris : Gloria Putrianita (405080170) Penulis : Andreas Stevan (405080123)Anggota : Abraham Kevin (405080121)

Darwin (405080122) Magesphire (405080124) Nugroho Fajar (405080169) Lia Permata Sari (405080171) Damianus Danny (405080173) Rininta Christabella (405080174)

Rainhard Octovianto (405080184) Andre Putra (405080204)

Pemicu 1

Ibu Dora yang khawatirIbu Dora sangat mengkhawatirkan anaknya Tora, karena ada benjolan di daerah lipat paha kanan, agak merah, bengkak, nyeri dan bernanah, walaupun sudah diberikan antibiotika dan penghilang bengkak. Hasil pemeriksaan dokter ditemukan adanya abses di daerah inguinal dextra, dan disarankan melakukan pemeriksaan laboratorium dari abses. Apa yang dapat dipelajari dai kejadian ini?

Learning Objective

• Pembahasan tentang radang• Komplikasi Bengkak• Terapi dan Penyembuhan Radang• Mengetahui jenis-jenis pemeriksaan

laboratorium untuk radang

Learning Objective 1Pembahasan Mengenai Radang

Pengertian Radang

Radang adalah rangkaian reaksi yang membasmi agen yang membahayakan jaringan oleh jaringan pelindung supaya tidak menyebar luas.

Tanda – Tanda Radang

• Makroskopik– Rubor (merah) : Jaringan banyak mengandung

darah akibat pelebaran pembuluh darah– Tumor (bengkak) : Karena hiperemi , cairan

eksudat dan atau pus– Kalor (panas) : Disebabkan oleh peningkatan

sirkulasi darah pada daerah radang– Dolor (nyeri) : Disebabkan oleh pelepasan

histamin oleh sel yang cidera kepada sel syaraf perasa atau karena tekanan tinggi pada jaringan akibat eksudat

Tanda – Tanda Radang

• Mikroskopik– Vasodilatasi– Degenerasi / Nekrosis– Fagositosis– Imunologik– Eksudasi

Etiology Radang• Fisik– Benda Traumatik (mis : jarum , pisau)– Suhu– Listrik

• Kimiawi– HNO3 , H2SO4

• Benda Infektif– Bakteri– Virus– Riketsia

Sel – Sel Radang

• Mikrofag : - Leukosit Netrofil• Makrofag :- Histosit

- Sel Kupffer- Sel datia

• Limfosit : - Limfosit T- Limfosit B

• Fibrosit dan Fibrinogen

Media Kimiawi

• Histamin• Serotonin• Bradikinin• Prostaglandin

Media Kimiawi

• Efek Histamin :– Meningkatkan permeabilitas pembuluh darah– Vasodilatasi– Merangsang sistem saraf (Hipersensitivitas)– Peningkatan asam lambung– Kontraksi otot

Media Kimiawi

• Efek Serotonin– Vasokonstriksi– Penurunan Permeabilitas

• Efek Bradikinin– Vasodilatasi– Sekresi Na+– Pengeluaran Leukosit

Pembagian Radang

• Berdasarkan Waktu :– Radang akut– Radang kronis

• Berdasarkan etiologi khas :– Radang spesifik• Kapiler2, fibroblas, sel2 radang akut

– Kronik Granulamatosa• Membentuk massa menyerupai tumor, sel2 radang

kronik

Pembagian Radang• Berdasarkan eksudat :– Radang Catarrhal

• Radang selaput mukosa disertai sekresi berlebihan, jaringan2 lapisan atas

– Radang Pseudomembranosa• Radang selaput mukosa dilapisi lapisan nekrotik (dari epitel)

warna putih kelabu (selaput palsu a.k.a pseudomembran)– Radang Serosa

• Radang tuberkulosis, eksudat bening mngisi rongga pleura lebih dari 1 liter

– Radang Fibronosa• Banyak fibrin lapisan berwarna kelabu kuning, di pneumonia

Pembagian Radang

– Radang Purulenta• Eksudat yang trjadi akibat nanah (radang akut yang

mengandung byk sel polinukleus yg kmudian musnah & mncair karena lisis

– Radang Hemorragik• Warna kemerah2an gara2 mngandung eritrosit

jaringan, kadang dibentuk kapiler2 darah baru. Setelah radang ilang kapiler menyempit & ilang lagi.

Learning Objective 2Komplikasi Radang

Komplikasi Radang

– Abses– Ulcus– Phegmon– Embiema

Komplikasi Radang

• Ulkussbagian permukaan jaringan hilang(nekrosis), karena toksin atau penyumbatan kapiler, jaringan disekitarnya radang, ex: ulkus lambung karna tifus

• Abseso/ staphylokokus -- jaringan nekrotik,mencair, jadi rongga. Cairan berupa sisa2 jaringan dan lekosit. Pencairan dipercepat oleh tripsin. pencairan memudahkan proses penyembuhan (mmpercepat pengangkutan sisa2 jaringan mati)

Komplikasi Radang

• FlegmonAbses yang radang jaringannya luas o/ streptococcus

• ErysiplasSeperti Flegmon tetapi lekositnya sedikit sehingga tidak terjadi supurasi (pernanahan)

• Embiemabengkak berisi nanah pada rongga yang ada pada tubuh

Learning Objective 3Terapi dan Penyembuhan Radang

Proses Pemulihan Jaringan

• Pendarahan dan Pembekuan• Fagositosis Jaringan Nekrotik• Pembentukan Jaringan Granulasi• Pembentukan Jaringan Parut• Perbaikan Jaringan Parut• Regenerasi Epitel Permukaan

• Resistensi :– Obat tidak mencapai tempat kerja anti mikroba– Inaktivasi AM melalui enzim– Mengubah Binding Site– Mengaktifkan Pompa Efluks

Anti-mikroba dan Anti-inflamasi• Anti Mikroba : Zat yang dihasilkan oleh sebuah

mikroba terutama fungi yang dapat menghambat atau membasmi mikroba jenis lain

• Pembagian :– Bakteriostatik– Bakteriosid

• Mekanisme : – Mengganggu metabolisme sel mikroba– Menghambat sintesis dinding sel mikroba– Mengganggu permeabilitas membran sel mikroba– Menghambat sintesis protein – Menghambat sintesis asam nukleat

Mekanisme anti-mikroba• Mengganggu metabolisme sel mikroba: – Mekanisme kerja ini merupakan efek bakterio statik

bersifat kompetisi antara antimikroba dengan Para Amino Benzoat Acid (PABA) yang dihasilkan oleh mikroba .contoh obat : Sulfonamid, Trimetoprim, PAS.

Menghambat sintesis dinding sel mikroba: - Tekanan osmotik dalam sel kuman lebih besar daripada di

luar, maka terjadi lisis yang merupakan dasar efek bakterisida pada kuman yang peka.contoh obat : Penisilin, Sefalosporin, Vankomisin.

Menggangu permeabilitas membran sel mikroba :- Merusak permeabilitas selektif dari membran sel mikroba

sehingga komponen penting dari dalam sel mikroba keluar.contoh obat : Polimiksin, Anti-mikroba kemoterapeutik.

Mekanisme anti-mikroba

Menghambat sintesis protein : - Terbentuk protein abnormal dan non-fungsional

bagi sel mikroba dikarenakan anti-mikroba berikatan dengan komponen ribosom mikroba./contoh obat : Tetrasiklin, Koramfenikol

Menghambat sintesis asam nukleat :- Berikatan dengan enzim polimerase RNA =

menghambat sintesis DNA dan RNA dari enzim tersebut.contoh obat : Rifampisin, gol. Kuinolon.

Efek Samping Anti-Mikroba

• Alergi• Idiosinkrasi• Toksik• Perubahan Biologik

Anti-inflamasi• Inflamasi :

1. Fase akut dengan ciri vasodilatasi lokal dan permeabilitas kapiler meningkat.2. Reaksi lambat tahap sub-akut dengan ciri infiltrasi sel leukosit dan fagosit.3. Proliferatif kronik dimana degenerasi dan fibrosis terjadi.

• Anti-inflamasi :1. Salisilat / Acetosal / Aspirin.2. Para Amino Fenol / Paracetamol.3. Analgesik dan anti-inflamasi non-steroid lainnya.

Anti Inflamasi• Terapi pengobatan pada radang memiliki 2 tujuan utama,

yaitu:– Pelepasan rasa sakit.– Menahan proses perusakan jaringan.

• Obat-obat yang membantu dalam terapi antara lain:– NSAIDs (nonsteroidal antiinflammatory drugs)

• Sering dipakai untuk melepaskan rasa sakit dalam waktu singkat.– Nonopioid drugs

• Kebanyakan memiliki efek anti-radang, kronik dan akut.– Glucocorticoids

• Memiliki anti-radang yang sangat kuat, dn merupakan jawaban final dari terapi pengobatan radang.

– DMARDs (disease-modifying antirheumatic drugs)• Berperan terutama dalam memperlambat perusakan tulang.

NSAIDS

• Fungsi utama untuk mengurangi tanda dan gejala peradangan.

• Memiliki efek antipiretik dan analgetik.• Karena NSAIDS yang asli, aspirin memiliki

banyak efek merugikan, maka pengembangan obat jenis ini lebih dikhususkan untuk mengurangi toksisitas, dan menambah efek obat.

NSAIDS

• Ciri-ciri:– Hampir semuanya merupakan asam lemah

organik.– Sebagian besar dapat diserap dengan baik oleh

tubuh.– Bioavailailitasnya tidak dapat dirubah oleh

makanan.– Sebagian besar cepat dimetabolisme tubuh.– Sebagian besar dapat diikat protein (98%,

biasanya albumin).

Aspirin

• Penggunaannya sebagai anti-radang sudah berkurang, dan diganti dengan ibuprofen dan naproxen karena lebih efektif, mudah ditemukan, dan penggunaannya lebih aman:

• Secara farmakokinietik:– Sodium salisilat dan aspirine sama-sama merupakan

anti-radang yang efektif, hanya saja aspirine lebih efektif digunakan sebagai obat analgesik.

– Aspirine dapat diserap dan dihidrolisa dalam waktu cepat (half-life 15 menit).

Aspirin• Cara kerja:– Efek anti-radang:

• Aspirin menginhibisi cyclooxigenase 1 dan 2 secara irreversibel, tetapi salisilat kurang efektif.

– Efek analgesik:• Sangat efektif dalam mengurangi rasa sakit dari ringan

sampai berat.– Efek antipiretik:

– Efek antiplatelet:• Secara irreversibel menghambat pletelet COX, dengan efek 8

sampai 10 hari.

Asppirin

• Efek samping:– Efek utama: gastric upset, hepatoksisitas, asma,

dan toksisitas renal.– Bila dosis ditambah: tinnitus, pendengaran

berkurang, vertigo.– Dosis lebih besar lagi: hyperpnea.– Efek lainnya: hepatitis, peningkatan enzim liver,

penurunan fungsi ginjal.

Nonacetylated Salicylates

• Semuanya merupakan anti-radang yang efektif, dan memiliki efek analgesik lebih kecil dari aspirine.

• COX inhibitor yang kurang efektif daripada aspirine, sehingga baik digunakan jika COX tidak perlu dihambat, mis pada penderita asma.

• Penggunaan obat ini dapat dimonitor, karena terdapat dalam bentuk serum.

• COX-2 selective inhibitor– Untuk menghambat sintesis prostaglandin dari COX-2

tanpa menhalangi efek dari COX-1.– Memiliki sifat analgetik, antipiretik, dan anti-radang,

serta memiliki efek samping yang lebih sedikit terhadap lambung.

Contoh: celecoxib, etericoxib, meloxicam, valdecoxib.

• Nonselective COX inhibitorContoh: diclofenac, ibuprofen, pirexicam,

etodolac, dll.

Learning Objective 4Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium untuk abses

• Abses : pengumpulan pus dan abses merupakan prosedur operasi. Jarum suntik dan benang digunakan untuk memasukkan sebanyak mungkin materi, yang kemudian ditransfer ke tempat yang steril. Apabila tempat tersebut tidak memungkinan, harus dikirim ke laboratorium purulenta ini harus segera diproseskan, baik dibiak aerob dan anaerob.

• Situasi yang sama juga diterapkan dioperasi melawan 1 atau beberapa abses di organ, torak, abdomen, dan pelvis untuk tujuan lain. Untuk mengantisipasi ini harus mengatur penyimpanan, disuplai yang steril, alat yang digunakan untuk mendapatkan abses supaya bisa dikirim ke laboratorium. Swab diizinkan digunakan untuk pus yang sedikit atau yang memerlukan perawatan. Ketika potongan jaringan didapatkan dari dinding abses, petugas lab harus menggerus jaringan, menggunakan penggerus yang steril.

Pemeriksaan laboratorium untuk abses

• Eksudat : penumpukan cairan abnormal dalam cairan tubuh seperti pada paru-paru, rongga peritoneal membutuhkan prosedur operasi untuk menguatkan kelebihan materi dari dalam tubuh kedalam botol steril yang akan dikirim ke laboratorium mikrobiologi dan sitologi.

• Makroskopik : dalam kasus nanah/ luka terbuka, spesimen diambil untuk diperiksa dengan memakai jarum suntik yang kemudian akan dievaluasi dengan 3 teknik : warna, konsistensi, dan bau.

Pemeriksaan laboratorium untuk abses

• Mikroskopik : gunakan pewarnaan garam harus dilakukan untuk semua spesimen tetapi untuk kasus khusus, harus digunakan Ziehl-Neelsen, dan tanpa pewarnaan.

Pemeriksaan laboratorium untuk abses

1. Gram : spesimen harus disterilisasi dengan melewati api melalui pembakaran Bunsen, kemudian dibiarkan dingin dengan menggunakan cotton bud ambil spesimen, kemudian digiling secara halus pada kaca preparat kemudian taruh dalam inkubator dan beri pewarnaan dan liat tandanya di bawah mikroskop kemudian apabila : - gram + yang berbentuk anggur maka merupakan staphylococcus .- gram + yang membentuk rantai streptococcus - gram – berbentuk batang maka kemungkinan : E coli , klebsiella, atau streptococcus lainnya - ada gram + berbentuk batang lurus besar dengan lingkaran pada ujungnya seperti clostridium perferingers atau bacillus antrachis - candida atau jamur lain akan menghindari bakteri gram +

Pemeriksaan laboratorium untuk abses

2. Direct mikroskop - ketika terjadi infeksi parasit atau jamur maka harus dilakukan pemeriksaan dimana substrat harus dicampur dengan saline

3. Ziehl-Nielsen ( pewarna asam)- ketika merah tidak menunjukkan adanya bakteri

Pemeriksaan laboratorium

• Makroskopis : diamati dengan mata telanjang.• Mikroskopis : diamati dengan menggunakan

mikroskop. Dapat dibantu dengan pewarnaan histokimia dan immunohistokimia.

• Sitologi : ilmu yang mempelajari perubahan yang terjadi dalam sel. Pemeriksaan sitologik : mencari dan menilai perubahan struktur dari tiap sel yang ditemukan.

Cara pengiriman bahan

1. HISTOPATOLOGI1. Dengan cairan fiksasi formalin 10%2. Sediaan dimasukkan ke dalam cairan fiksasi dengan

kondisi seluruh jaringan terendam penuh3. Jika jaringan besar dilakukan pengirisan dengan jarak

5 cm agar cairan masuk ke jaringan

2. FNAB / BAJAHsediaan apus di keringkan di udara tanpa fiksasi

kirim ke lab

Daftar Pustaka

• Drs. Brunton, Parker, Lazo. 2005 . Goodman and Gillman's The Pharmacological Basis of Therapeutics, California : McGraw Hill

• Sulistia Gan. 1987 . Farmakologi dan Terapi . Jakarta : Universitas Indonesia

• Robbins & Kumar. 2000 . Patologi Klinik. Jakarta : Universitas Indonesia

Terima Kasih