Upload
adianavikasanti
View
29
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
kelainan RM
Citation preview
A. Skenario
A 34 year old male was referred to our hospital with the complaint of severity pain at
the mandible left molar region, discovered at RSGM UNISSULA. The patient's
medical history has shown that approximately 1 year ago, he had complained of pain
from the same region then, he was referred a dental clinic but the treatment was not
successful. Additionally there was no trauma history has been noted. Any missing
tooth or decayed one has been inspected during the examination. Radiographic
examination revealed that radiolucent lesion extended laterally from the distal root of
the lower left first molar tooth to the mesial root of the lower left third molar
radiolucent lesion was surrounded by a radiopaque margin. The lower left first and
second molars showed no response to sensitivity tests carried out with an electric
pulp tester.
B. Identifikasi Masalah
1. Pengertian kista dan klasifikasinya
2. Perbedaan abses dan kista
3. Diagnose dari scenario
4. Etiologi dan gambaran klinis dari diagnose
5. Patofisiologi dari scenario
6. Diagnose banding
7. Treatmen atau penatalaksanaan
8. Gigi M diberi stimulus EPT tidak memberi respon
9. Diskenario pasien sudah diobati 1th yang lalu tidak sembuh ,kenapa pasien
bisa mengeluhkan sakit lagi pada regio yang sama
10. Definisi kista residual
11. Etiologi kista residual
12. Gambaran Klinis dari kista residual
13. Diagnosa Banding dari kista residual
1
14. Patofisiologi kista residual
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI
1. Pengertian kista dan klasifikasinya
Kista adalah rongga patologi yang berisi cairan kolestering (cairan Krista kolesterol
atau lemak yang dibentuk sel squamous) dan dibatasi jaringan epitel dan jaringan
ikat.
Klasifikasinya :
a. Odontogenik merupakan kista yang dinding epitelnya berasal dari proliferasi
sisa-sisa epitel odontogenik.
Menurut etiologi:
2
Kista inflamatori, kista beradang merupakan jenis kista odontogenik yang
prose patogenisisnya berhubungan dengan peradangan jar perapikal
yang akan memicu terjadinya massa kista
- Radikuler cyst
- Residual cyst
- Paradenntal cyst
Developmental cyst, bukan merupakan proses peradangan namun
merupakan perkembangan dari sisa epitel odontogenik
- Dentigenous cyst
- Eruption cyst
- Odontogenik kerato cyst
- Ortokeratinized odontogenik
- Gingiva cyst of adult
- Gingiva cyst of newborn
b. Non odontogenik
- Naso- palatine duct cyst (incisive canal cyst)
- Nasolabial cyst (nasoalveolar cyst)
- Palatal cyst of infant
- Lymphoepithelial cyst
- Gastric heterotropic cyst
- Tryglosal duct cyst
- Salivary duct cyst
- Maxillary antrum associated cyst
- Soft tissue cyst
- Pseudo cyst
- Congenital cyst
- Parasitic cyst
2. Perbedaan Abses dan Kista
Perbedaan Abses Kista
Definisi proses radang akut bisa
berasal dari radang akut
atau kronik yang mengalami
eksaserbasi.
jika granuloma membesar
akan menjadi kista dan
granulomanya hancur akan
menjadi abses
3
Radiologi bentuk radiologi tidak
beraturan, tidak berbatas
jelas dan tidak terdapat
radiopak
bentuk radiologi membulat
atau oval,unilokuler,berbatas
jelas,radiolucent, margin
terdapat radiopak
Tanda klinis simptomatik asimtomatik
3. Diagnosa dari scenario
Dari Gambaran Klinis terjadi pada gigi non vital, apabila di radiograf radiolusen jadi
diagnosanya termasuk kista odontogenik klasifikasi kista radikular dengan ciri - ciri
lainnya asimtomatik,lesi berukuran 10-15mm, gigi yang bersangkutan terjadi nyeri
dan bisa terinfeksi yang memicu sel malases.
4. Etiologi dan gambaran klinis dari diagnose
Etiologi :
didahului periapikal granuloma, kista itu muncul diikuti oleh adanya nekrosis
sekunder dari jaringan pulpa gigi bisa juga karena stimulasi jaringan epithelial
malases pada ujung akar gigi, dan terjadi akibat dari proses peradangan.
Gambaran Klinis :
- Tidak bergejala / asymptomatic yang terjadi secara perlahan, kadang
ditemukan secara tidak sengaja pada dental radiograf yang dilakukan
secara berkala
- Lesi berukuran 10-14mm
- Merupakan indikasi adanya resorbsi akar gigi
- Cairan berwarna kuning,isi cairan kolesterin
- Sifatnya Recurrent
- Pada test vitalitas dihasilkan negative , artinya gigi tersebut sudah tidak
vital lagi
- Banyak dijumpai di rahang , berkembang bersama granuloma periapikal ,
yang merupakan respon kematian pulpa , dan akibat nekrosis jaringan
- Dapat terjadi pada seluruh rahang yang mempunyai gigi
- Fluktuasi ada jika kista telah mengerosi tulang secara sempurna
- Adanya rasa nyeri dan infeksi
- wajahnya asimetris, pada palpasi berbatas
- Lebih sering mandibula daripada maksila
4
- Warna = sekitarnya atau kebiruan
- Permukaan licin
- Tidak menimbulkan pembesaran tulang rahang yang bermakna
- Diketahui secara tidak sengaja
- Tumbuhnya lambat
5. Patofisiologi dari scenario
Bakteri masuk melalui canal pulpa yang nekrosis keluar menuju foramen apical
terjadi inflamasi di sekitar jaringan periapikal gigi merangsang aktifitas sel T
memproduksi cytokines sel malassez teraktifasi terbentuk granuloma jika daya
tubuh turun proliferasi sel malassez dan granuloma semakin membesar
semakin menebal lapisan nya ditengah nya terjadi apoptosis membentuk lumen
karena semakin menjauhi peredaran darah, kapsulnya berupa sel squamous yang
bersifat semipermeable cairan sekitar nya masuk dengan cara osmosis
bertambah cairan,bertambah tekanannya mendesak tulang ,tulang alveolar
bersifat porositas/berlubang-lubang kista semakin mendesak tulang alveolar
terjadi kerusakan(patah/retak) merangsang sel osteoclast untuk mereabsorbsi
tulang tulang nya hilang dan diisi masa kista yang semakin membesar.
6. Diagnosa Banding dari scenario
Ameloblastoma, karena gambaran radiografinya tampak radiolusen yg
dikelilingi radiopak yang asimtomatik sering pada bagian M sampai ramus
Kista keratosis odontogenik Gambaran klinis : pembengkakan yg terlihat licin
yg timbul didaerah fasial dan lingual dari tulang rahang. 65-75% terjadi di
rahang bawah terutama di regio posterior yaitu daerah molar 3, molar 1 dan
molar 2 dan ramus ascendens.
Dental granuloma
- Secara histopatologis, granuloma tampak di dominasi oleh jaringan
granulasi inflamasi dengan banyak kapiler, fibroblast, jaringan serat
penunjang, infiltrat inflamasi, dan biasanya dengan sebuah kapsul
- nyeri spontan, uji perkusi, uji palpasi, uji vitalitas negatif
- pemeriksaan radiologis yaitu radiolusensi batas jelas
7. Treatmen atau penatalaksanaannya
Kista ukuran besr :
5
Marsupialisasi : metode pembedahana untuk membuka rongga kista untuk
mengubah rongga tertutup menjadi terbuka dengan menggunakan insisi
kemudian dijahit, penyembuhan lama
Kista ukuran kecil :
Enukleasi : pengangkatan kista seluruhnya beserta dinding epitelnya tapi hanya
bisa dilakukan dengan kista, penyembuhan cepat
8. Gigi M diberi stimulus EPT tidak memberi respon
Karena giginya sudah non vital
9. Diskenario pasien sudah diobati 1th yang lalu tidak sembuh ,kenapa pasien bisa
mengeluhkan sakit lagi pada regio yang sama
Mungkin dulu kistanya tidak dibedah tetapi hanya tretmen dengan obat sehingga
sakitnya muncul lagi pada regio yang sama.
10. Definisi kista residual
Kista residual merupakan kista yang disebabkan oleh keradangan pada fragmen
akar yang tertinggal saat pencabutan atau adanya sisa granuloma yang tidak
terambil saat pencabutan.
11. Etiologi kista residual
Peradangan pada fragmen akar yang tertinggal saat pencabutan atau adanya sisa
granuloma yang tidak terambil saat pencabutan, kalau kista saat pembedahan masih
ada kista yang tertinggal.
12. Gambaran Klinis kista residual
Asymtomatik
Sering ditemukan pada pemeriksaan RO daerah edentulous
Mungkin terjadi ekspansi pada rahang atau nyeri pada kasus dengan infeksi
sekunder
6
proses pembesaran secara perlahan-lahan yang tidak disadari oleh penderita
sehingga kista residual sering ditemukan secara tidak sengaja pada saat
dilakukan pemeriksaan radiologis rutin.
Pada pemeriksaan klinis didapatkan rahang tidak bergigi dengan sejarah
pernah dilakukan ekstraksi
pada gambaran radiologi ditemukan gambaran radiolusen, berbatas radiopak di
regio yang tidak bergigi.
Secara histopatologis ditandai dengan adanya suatu rongga yang berlapiskan
epitel yang tidak mengalami keratinisasi squamosa dan mempunyai ketebalan
yang bervariasi.
Secara khas dapat dilihat adanya proses radang dengan ditemukannya banyak
sel neutrofil pada dinding kista.
13. Diagnosa Banding Kista residual
Unicystic ameloblastoma
Etiologi : pencabutan gigi, pengangkatan kista dan iritasi lokal dalam rongga
mulut.
14. Patofisiologi kista residual
Infeksi pada gigi periapikal dilakukan ekstraksi adanya kerusakan jaringan, Sisa
granuloma yang belum terambil atau kista yang tidak terangkat secara sempurna
terjadi inflamasi di sekitar jaringan periapikal gigi merangsang aktifitas sel T
memproduksi cytokines sel malassez teraktifasi terbentuk granuloma jika daya
tubuh turun proliferasi sel malassez dan granuloma semakin membesar semakin
menebal lapisan nya ditengah nya terjadi apoptosis membentuk lumen karena
semakin menjauhi peredaran darah, kapsulnya berupa sel squamous yang bersifat
semipermeable cairan sekitar nya masuk dengan cara osmosis bertambah
cairan,bertambah tekanannya mendesak tulang ,tulang alveolar bersifat
porositas/berlubang-lubang kista semakin mendesak tulang alveolar terjadi
kerusakan(patah/retak) merangsang sel osteoclast untuk mereabsorbsi tulang
tulang nya hilang dan diisi masa kista yang semakin membesar.
7
B. KONSEP MAPPING
8
inflamatori developmen
Patofisiologi radikular
kista
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kista adalah rongga patologi yang berisi cairan kolestering (cairan Krista kolesterol atau
lemak yang dibentuk sel squamous) dan dibatasi jaringan epitel dan jaringan ikat.
Klasifikasi kista dibagi menjadi dua yaitu kista odontogenik dan non odontogenik. Kista
odontogenik di subklasifikasikan menjadi kista yang berasal dari developmental atau
infalammatory. Kista developmental yaitu kista yang tidak diketahui penyebabnya,
namun tidak terlihat sebagai hasil reaksi inflamasi. Sedangkan kista inflammatory
merupakan kista yang terjadi karena inflamasi.
Salah satu contoh kista odontogenik inflammatory adalah kista radikular dan kista
residual. Kista radikular adalah suatu kavitas tertutup atau kantung yang dilapisi oleh
epitel dan pusatnya berisi cairan atau zat semi cair dan pertumbuhannya lambat yang
terletak pada apeks gigi. Kista residual merupakan kista yang disebabkan oleh
keradangan pada fragmen akar yang tertinggal saat pencabutan atau adanya sisa
granuloma yang tidak terambil saat pencabutan.
9
DAFTAR PUSTAKA
Pedersen, G.W. 1996. Buku Ajar Praktis Bedah Mulut. Alih Bahasa : Purwanti dan
Basoeseno.” Oral Surgery 1st ed”. Jakarta : EGC.
Daud ME., Karasutisna T. 2001. Infeksi odontogenik 1th ed. Bandung. Bagian Bedah
Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Unpad. p.1-12
Aryati, R. 2006. Uji Kepekaan Mikroorganisme Yang Diisolasi Dari Abses Di Rongga
Mulut Terhadap Antimikroba. Tidak Diterbitkan. Sumatra Utara : Universitas Sumatra
Utara
Canina, V. 2010. Kista Odontogenik. Tidak Diterbitkan. Aceh : Universitas Syah
Kuala
10