15
Antitoxins for diphteria and tetanus decline more slowly after vaccination with DtwP than with DTaP:A study in a Chinese population JURNAL MOHAMMAD YORDAN GANDARA 2010730065 Pembimbing : Dr. Primo Parmato, Sp.A

jurnal dr. primo.pptx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: jurnal dr. primo.pptx

Antitoxins for diphteria and tetanus decline more slowly after vaccination with DtwP than with DTaP:A study in a

Chinese population

JURNAL MOHAMMAD YORDAN

GANDARA2010730065

Pembimbing :Dr. Primo Parmato,

Sp.A

Page 2: jurnal dr. primo.pptx

Latar Belakangvaksin DtaP memiliki tingkat efektifitas terhadap pertusis yang lebih rendah dibandingkan DTwP, tapi untuk efektifitas jangka panjang DtaP terhadap difteri dan tetanus belum banyak diketahui.Di cina Vaksin DTP sendiri telah menjadi vaksin primer program pemerintah, namun untuk pengulangannya sendiri/ booster belum menjadi program.Di kota Gaobedian anak diberikan pertama kali vaksin DTaP mulai umur 6 tahun.Namun titer Antibody terhadap difteri dan toksin tetanus berkurang seiring waktu. Apabila tidak diberikan vaksinasi ulangan maka pertahanan terhadap difteri dan tetanus rendah bila tidak diberi pengulangan sampai mereka berumur 10 tahun.

Page 3: jurnal dr. primo.pptx

Tujuan Penelitian

Untuk membandingkan efisiensi dari nebulisasi salbumatol-ipratropium bromide

dengan salbumatol tunggal pada anak dengan serangan asma ringan – sedang.

Page 4: jurnal dr. primo.pptx

Kriteria Inklusiinklusi

1.Subjek usia 2 bulan-6 tahun.2. Subjek usia 7-11 tahun.3.Subjek usia 12-17 tahun.

4. Tidak memiliki gejala difteri maupun tetanus.

5. mendapatkan vaksinasi sesuai jadwal yang telah diberikan

Page 5: jurnal dr. primo.pptx

Kriteria ekslusi

1.Subjek usia 8-10 tahun2. Menderita atau

memiliki gejala pertusis dan tetanus.

Page 6: jurnal dr. primo.pptx

Kriteria ekslusi hari ke - 51. Apabila memiliki penyebab meningitis selain haemophilus

influenzae, Streptococcus pneumoniae, dan Neisseria meningitidis.2. Jumlah dari pertumbuhan bakteri dari kultir lcs persisten selama

48-72 jam.3. Bakteri resisten terhadap ceftriaxone.4. Mengalami efek samping yang serius.

5. Terdapat abses otak pyogenic, empyema subdural, tromboplebitis supuratif pada intrakranial.

6. Mengalami infeksi lain yang memerlukan tambahan injeksi antibiotik lain.

Page 7: jurnal dr. primo.pptx

Metode PenelitianMetode yang dilakukan pada penelitian ini merupakan penelitian berdesign cross sectional studies dengan megukur tingkat antibodi IgG terhadap difteri dan tetanus dalam serum dari sampel darah yang diambil antara oktober 2012 sampai juni 2013.

Page 8: jurnal dr. primo.pptx

Alur Penelitian587 Partisipan (301 laki-laki dan 286 perempuan)ikut serta dalam

penelitian diambil darah

Diukur kadar IgG difteri dalam darah dengan menggunakan metode ELISA

Kadar 69 subjek ≤ 0,01 IU/ml(no protection/low

protection)

270 subjek Kadar 0,01 IU/ml-0,1IU/ml(basic

protection)

248 subjek dengan Kadar 0,1 IU/ml(full protection)

Page 9: jurnal dr. primo.pptx

Alur Penelitian587 Partisipan (301 laki-laki dan 286 perempuan)ikut serta dalam

penelitian diambil darah

Diukur kadar IgG tetanus dalam darah dengan menggunakan metode ELISA

Kadar 105 subjek ≤ 0,01 IU/ml(no protection/low

protection)

234 subjek Kadar 0,01 IU/ml-0,1IU/ml(basic

protection)

248 subjek dengan Kadar 0,1 IU/ml(full protection)

Page 10: jurnal dr. primo.pptx

ELISA TEST

Page 11: jurnal dr. primo.pptx

Hasil penelitian

Page 12: jurnal dr. primo.pptx
Page 13: jurnal dr. primo.pptx

Diskusi Penelitian• Hasil penelitian dari berbagai negara berbeda-beda

tergantung metode dan desein penelitian.• Dan di cina sendiri di 2 kota berbeda memiliki hasil

penelitian berbeda mengenai proporsi individu pada setiap level antibodi antara kota wei fang dan gaobedian.

• Pemberian vaksin booster atau pengulangan yang rendah dapat didasari tingkat kesadaran orang tua yang rendah terhadap pemberian booster/pengulangan vaksin.

• Penelitian ini memiliki kekurangan karena tidak dapat memberikan gambaran efek proteksi yang nyata dan tidak memiliki data yang cukup untuk membandingkan efek jangka panjang dari DTaP dan DTwP.

Page 14: jurnal dr. primo.pptx

Kesimpulan

Pemberian booster atau pengulangan vaksin di usia 7 dan 12 tahun diperlukan untuk meningkatkan daya

tahan terhadap difteri dan tetanus.

Page 15: jurnal dr. primo.pptx

TERIMA KASIH