Upload
muhammad-kholid-firdaus
View
222
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/20/2019 Jurnal Dr Hendra New Fix
1/22
TUGAS REFERAT DERMATOLOGI-VENEROLOGI
“HUBUNGAN PENGGUNAAN ANTIHISTAMIN PADA
URTIKARIA KRONIK”
OLEH
Gusti Putu Ary Dhara!a" H#A $#$ $%$
&iha" H#A $#$ $'%
PEMBIMBING(
)r* I +aya" H,")ra!a" S.*KK
DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK MAD/A
BAGIAN0SMF ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM
RSU PROVINSI NTB
%$#1
BAB I
8/20/2019 Jurnal Dr Hendra New Fix
2/22
PENDAHULUAN
Urtikaria (hives, biduran) adalah erupsi eritematosa yang meninggi, terjadi secara singkat
atau edema bagian dermis bagian atas dan berhubungan dengan rasa gatal. Gambaran dari
urtikaria yaitu (i) peninggian dengan berbagai ukuran baik dengan atau tanpa dikelilingi eritema,
(ii) rasa gatal atau kadang-kadang timbul rasa terbakar dan (iii) kulit akan kembali normal,
biasanya dalam waktu 1–! jam.1-"
Urtikaria merupakan penyakit dermatologis umum, 1#–#$ penduduk dalam waktu
tertentu dalam hidupnya pernah mengalaminya. Urtikaria dapat terjadi pada semua jenis kelamin
dan berbagai kelompok umur. %ngka kejadian pada urtikaria akut (!&–'&$) dibandingkan pada
urtikaria kronik (1&–&$) dimana urtikaria kronik ini sendiri merupakan urtikaria yang terjadi
lebih dari ' minggu.
1,
%ntihistamin adalah at yang dapat mengurangi atau menghalagi eek histamin terhadap
tubuh dengan jalan mengeblok reseptor histamin. *ecara armakologis reseptor histamin dapat di
bagi dalam tipe yaitu reseptor +1 dan reseptor +. erdasarkan hal tersebut, antihistamin juga
dapat dibagi dalam kelompok, yakni antagonis reseptor +1 (singkatnya disebut +1 blokers atau
antihistamin ) antagonis reseptor + (+ blokers)."
ara ahli dermatologi sering menggunakan antihistamin untuk mengobati kelainan kronik
maupun rekuren. %ntihistamin dalam dosis terapi, eekti untuk mengobati edema, eritem dan
pruritus, tetapi tidak dapat melawan eek hipersekresi asam lambung akibat histamin.,!
edoman the third international consensus meeting on urticaria in 2008, bersama
dengan Dermatology Section of the European Academy of Allergology and Clinical Immunology
(EAACI), E!funded net"or# of e$cellence% the &lo'al Allergy and Asthma European et"or# (&A2E)% the European Dermatology *orum (ED*) and the +orld Allergy
,rgani-ation (+A,) merekomendasikan pengobatan lini pertama urtikaria dengan pengobatan
non sedati antihistamin +1 generasi kedua.,!
erdasarkan pernyataan diatas, peneliti tertarik untuk mengangkat judul +ubungan
enggunaan %ntihistamin pada Urtikaria /ronik0
BAB II
TIN2AUAN PUSTAKA
A* Urti3aria
8/20/2019 Jurnal Dr Hendra New Fix
3/22
#* D,4i"isi
Urtikaria dapat dideinisikan sebagai lesi pada kulit yang terdiri dari reaksi inlamasi
yang terlokalisasi pada intrakutaneus edema yang dikelilingi oleh area eritem dan mengalami
pruritus tipikal. ndi2idu yang mengalami urtikaria dapat terjadi selama "& menit hingga "' jam.
Ukurannya dapat seukuran millimeter hingga '-3 inchi diameter pada urtikaria besar. Urtikaria
menyebar dengan tekanan dan dilatasi dari pembuluh darah, dan juga dihitung berdasarkan
central pallor dari edema. embuluh darah yang berdilatasi dapat meningkatkan permeabelitas
yang menyebabkan karakteristik urtikaria yaitu terdapat pleksus 2enular yang terlokalisasi.1,
%* E.i),i5657i
Urtikaria dan angioedema sering dijumpai pada semua umur.Urtikaria terutama terjadi
pada usia dewasa, dengan usia rata-rata "# tahun. Urtikaria lebih banyak terjadi pada usia dewasa
daripada usia muda.1
erdasarkan data epidemiologi yang ditemukan di poliklinik /ulit dan /elamin di4umah *akit Umum ro2insi 56 didapatkan sebanyak !" pasien yang terdiri dari "# pasien
dengan jenis kelamin wanita dan 3 pasien dengan jenis kelamin laki-laki.7engan rentang usia
berada diantara 8 hingga 31 tahun. 9enis urtikaria yang terjadi didominasi oleh urtikaria akut
dengan 1: kasus, dan disusul dengan urtikaria kronik dengan 3 kasus, dan sisanya adalah jenis
angioudem, urtikaria popular, urtikaria kontak, dan urtikaria kolinergik.
ada penelitian epidemiologi lainnya ditemukan !&$ bentuk urtikaria, !:$ dalam
bentuk hanya urtikaria !:$ urtikaria yang disertai dengan angioedema, dan 11$ angioedema
saja.;ama serangan berlangsung ber2ariasi, ada yang lebih dari satu tahun, bahkan ada yang
lebih dari & tahun. enderita atopi lebih mudah mengalami urtikaria dibandingkan dengan orang
normal. 6idak ada perbedaan rekuensi jenis kelamin, baik laki-laki maupun wanita, umur, ras,
jabatan atau pekerjaan, letak geograis, dan perubahan musim dapat mempengaruhi
hipersensiti2itas yang diperankan oleh g
8/20/2019 Jurnal Dr Hendra New Fix
4/22
tekanan(contohnya ikat pinggang. neksi dan inestasoi, aktor psikis, genetic dan penyakit
sistemik.1,
8* K6asi4i3asi
=enurut waktunya urtikaria dibedakan menjadi >
1. urtikaria akut yaitu urtikaria yang terjadi dalam kurun waktu ?' minggu atau selama ! minggu
tetapi timbul setiap hari.
. Urtikaria kronik yang melebihi waktu dari urtikaria akut, dalam kurun waktu lebih dari '
minggu.
erdasarkan morologi klinis, urtikaria dibedakan menurut bentuknya, yaitu >
1. urtikaria popular bila berbentuk papul,
. gutata bila besarnya sebesar tetesan air,". dan girata bila ukurannya besar.
=enurut luasnya dan dalam jaringan yang terkena, dibedakan menjadi >
urtikaria lokal, generalisata dan angioedema.
erdasarkan penyebabnya urtikaria dibedakan menjadi >
1. Urtikaria atas dasar reaksi imunologik > bergantung pada g< (atopi, polen, obat, 2enom), ikut
sertanya komplemen (reaksi sitotoksik, dan reaksi kompleks imun), reaksi alergi tipe @
(urtikaria kontak),. Urtikaria atas dasar reaksi non imunologik > pelepasan sel mas (gol opiat dan bahan kontras),
bahan yang memicu perubahan metabolisme asam arakidonat (5*%7 dan aspirin), trauma isik,
rangsangan dingin, sinar atau panas.
". Urtikaria yang bersiat idiopatik.
9* Path57,",sis
enting untuk mengetahui mekanisme dari urtikaria,karena hal ini akan membantu
pemeriksaan yang rasional. Urtikaria terjadi karena 2asodilatasi disertai permeabelitas kapiler
yang meningkat, sehingga terjadi transudasi yang mengakibatkan pengumpulan cairan setempat.
*ehingga secara klinis tampak edema setempat disertai kemerahan.1
@asodilatasi dan peningkatan permeabelitas kapiler dapat terjadi akibat pelepasan
mediator-mediator, misalnya histamine, kinin, serotonin, slo" reacting su'stance anaphyla$is
(**4%), dan prostaglandin oleh sel mast dan basophil. *elain itu terjadi pula inhibisi proteinase
8/20/2019 Jurnal Dr Hendra New Fix
5/22
oleh enim proteolitik, misalnya kalkirin, tripsin, plasmin, dan hemotripsin di dalam sel
mast.aik aktor imunologik, maupun non imunologik mampu merangsang sel mast dan
basophil untuk melepaskan mediator tersebut.1,"
6idak semua bahan biologis potensial yang diproduksi saat sel mast terstimulasi.
Aontohnya, pelepasan substansi dilepaskan oleh histamine dari sel mast kulit namun tidak
beregenerasi menjadi rostaglandin 7. ermeabelitas 2askuler pada kulit diproduksi terutama
oleh reseptor histamine +1 sekitar 3#$ dan + sekitar 1#$.1,!
Baktor imunologis lebih berperan pada urtikaria akut daripada kronikC biasanya g<
terikat pada permukaan sel mast dan atau sel basoil karena adanya reseptor Bc, bila ada antigen
yang sesuai berikatan dengan g
8/20/2019 Jurnal Dr Hendra New Fix
6/22
katan dengan komplemen juga terjadi pada urtikaria akibat reaksi sitotoksik dan
kompleks imun, pada keadaan ini juga dilepaskan at anailatoksin. Urtikaria akibat kontak dapat
juga terjadi, misalnya setelah pemakaian bahan pengusir serangga, bahan kosmetik, dan obat
golongan sealosporin. /ekurangan A1 esterase inihi'itor secara genetic menyebabkan edema
angioneurotik yang herediter.1,!
1* G,:a6a K6i"is
/eluhan subjekti yang biasanya muncul adalah rasa gatal, kemerahan, rasa terbakar, atau
tertusuk. /linis berupa edema setempat berbatas tegas dan kadang bagian tengah tampak lebih
pucat. ila mengenai jaringan yang lebih dalam sampai dermis dan lapisan mukosa atau
subkutan yang menyebabkan terjadinya angioedema.ada keadaan ini jaringan yang lebih sering
terkena adalah muka. Gejala disertai sesak naas, serak, dan rhinitis. 7ermograisme berupa
edema dan eritema yang tersebar secara linear di kulityang terkena goresan benda tumpul, timbul
dalam waktu kurang lebih "& menit.ada urtikaria akibat tekanan, urtikaria timbul pada tempat
yang tertek, misalnya di sekitar pinggang, pada penderita ini dermograisme jelas terlihat.
Urtikaria akibat penyinaran biasanya pada gelombang 3#-"& nm dan !&&-#&& nm,
timbul setelah 13-8 jam penyinaran, dan klinis berbentuk urtikaria popular. +al ini harus
dibuktikan dengan tes oto temple. *ejumlah 8-18 $ urtikaria kronik disebabkan aktor isik,
antara lain akibat dingin, panas, tekanan dan penyinaran. Umumnya pada dewasa muda, terjadi
pada episode singkat, dan biasanya kortikosteroid sistemik umumnya kurang memberikan eek
yang adekuat.Urtikaria kolinergik dapat timbul pada peningkatan suhu tubuh, emosi, makanan yang
memicu, dan pekerjaan berat. iasanya bersiat sangat gatal, urtikaria ber2ariasi dari beberapa
mm sampai nummular dan konluen membentuk plakat. *erangan berat sering disertai gangguan
sistemik seperti nyeri perut, diare muntah-muntah, dan nyeri kepalaC dijumpai pada umur 1#-#
tahun. Urtikaria akibat obat atau makanan umumnya timbul secara akut dan generalisata.
;* P,,ri3saa" P,"u":a"7"
Dalaupun melalui anamnesis yang teliti dan pemeriksaan klinis mudah ditegakkan
diagnosis utrikari, beberapa pemeriksaan diperlukan untuk membuktikan penyebabnya,
misalnya(
a) emeriksaan darah, urin, dan eses rutin untuk menilai ada tidaknya ineksi yang tersembunyi
atau kelainan pada organ dalam. Cryoglo'ulin dan cold hemolysin perlu diperiksa pada dugaan
utrikaria dingin.
8/20/2019 Jurnal Dr Hendra New Fix
7/22
b) emeriksaan gigi, telinga-hidung-tenggorok, serta usapan 2agina perlu untuk menyingkirkan
adanya ineksi lokal.c) emeriksaan kadar g
a. =ediasi g<
b. =etabolik c. munitas seluler
4eaksi =akanan >
a. =ediasi g<
b. 5on g< =ediasi
%kibat pemberian cairan
intra2ena >
a. roduk darah
b. %gen /ontras
c. Gama globulin intra2ena
neksi >
Baktor sikis
;esi yang terjadi ? 9am >
a. Urtikaria dinginEcold urti#aria
b. Urtikaria kolinergik c. 7ermatograisme
d. Urtikaria panas lokal
e. Urtikaria auagenik
. Urtikaria kolinergik diinduksi dinging. 7ermatograi tergantung dingin
;esi yang terjadi H jam >
a. Urtikaria tekan terlambat b. %ngioedema 2ibrator
c. Urtikaria amilial yang diinduksi
dingin
/ronik (H' minggu)
%utoimun, terutama pada
antibodi antitiroid
diopatik
@askulitis Urtikaria >
a. diopatik
b. enyakit jaringan ikat
*indrom ebris
amilial
*indrom
8/20/2019 Jurnal Dr Hendra New Fix
8/22
a. neksi 2iral pada anak b. neksi pada hepatitis
prodromal
c. neksi bakteri pada anak
*chnitlers
6abel. 1.1 7iagnosis anding dari Urtikaria 1
=* Tata La3sa"a
=enghentikan obat penyebab atau kausa penyebab adalah terapi ideal, dan pemberian
obat antihistamin, kortikosteroid pada urtikaria akut dan berat. 6erapi pada urtikaria
akutEangioedema adalah pemberian antihistamin dan kortikosteroid dan identiikasi dan eliminasi
aktor penyebabEpencetus baik endogen maupun eksogen. 6erapi lain yaitu dengan induksi agen
A1 inhibitor, antiibrinolitik agen, kalkirein inhibitor, dan antagonis reseptor bradikinin.#,',8
6erapi utrikaria secara isik termasuk proilaksis antihistamin dosis tinggi, kecuali pada
utrikaria yang mengalami delayed. 6erapi pada kronik idiopatik utrikaria atau autoimun utrikaria
atau angioedema utrikaria yaitu dengan pemberian kortikorsteroid harian dosis rendah atau obat
golongan siklosporin.#,',8
#$* Pr57"5sis
Urtikari akut prognosisnya lebih baik karena penyebabnya cepat dapat diatasi, urtikaria
kronik lebih sulit diaatasi karena penyebabnya sulit dicari. 3
B* A"tihistai"
#* D,4i"isi
%ntihistamin adalah at at yang dapat mengurangi atau menghalagi eek histamin
terhadap tubuh dengan jalan mengeblok reseptor histamin. %nti histamin adalah at yang
digunakan untuk mencegah atau menghambat kerja histamin pada reseptornya. +istamin sendiri
berasal dari bahasa Iunani yaitu histos yang berarti jaringan.1-#
8/20/2019 Jurnal Dr Hendra New Fix
9/22
+istamin adalah autakoid yang berperan penting pada akti2itas organ tubuh baik pada
proses yang isiologis maupun patologis. +istamin bekerja dengan menduduki reseptor tertentu
pada sel yang terdapat pada permukaan memberan. 6erdapat " jenis reseptor histamin +1, +,
+"C reseptor tersebut termasuk golongan reseptor yang berpasangan dengan protein G. ada
otak, reseptor +1 dan + terletak pada membran pascasinaptik, sedangkan reseptor + terutama
prasinaptik.3-1"
*ecara armakologis reseptor histamin dapat di bagi dalam " tipe yaitu histamin 1
(+1), histamin (+), dan histamin " (+"). eran reseptor tersebut berbeda – beda. 4eseptor +1
terdapat di kulit dan otak. 4angsangan pada reseptor +1 menyebabkan kontraksi otot polos,
2asodilatasi, peningkatan permeabilitas kapiler, sekresi mucus serta menimbulkan rasa gatal.
4eseptor + terutama menyebabkan rangsangan sekresi asam lambung dan beberapa hormon.
4eseptor +" terdapat di otak dan bertanggung jawab sebagai autoregulasi pelepasan histamin.
%kti2asi reseptor +1, yang terdapat pada endotel dan sel otot polos, menyebabkan
kontraksi otot polos, meningkatkan permabilitas pembuluh darah, dan sekresi mukus. *ebagian
dari eek tersebut mungkin diperantarai oleh peningkatan cyclic guanosine monophosphate di
dalam sel. +istamin juga berperan sebagai neurotransmiter dalam susunan sara pusat.1-1#
4eseptor + didapatkan pada mukosa lambung, sel otot jantung, dan beberapa sel imun.
%kti2asi reseptor + terutama menyebabkan sekresi asam lambung. *elain itu juga berperan
dalam menyebabkan sekresi asam lambung. *elain itu juga berperan dalam menyebabkan
2asodilatasi dan lushing. +istamin menstimulasi sekresi asam lambung, meningkatkan kadar
c%=, dan menurunkan kadar cG=, sedangkan anithistamin + menghambat eek tersebut.
ada otot polos bronkus, akti2asi reseptor +1 oleh histamin menyebabkan bronkokonstriksi,
sedangkan akti2asi reseptor + oleh agonis reseptor + akan menyebabkan relaksasi. 1-1#
4eseptor +" berungsi sebagai penghambat umpan balik pada berbagai sistem organ.
%kti2asi reseptor +" yang didapatkan di beberapa daerah di otak mengurangi pelepasan
transmiter baik histamin maupun norepinerin, serotononin, dan asetilkolin. =eskipun agonis
reseptor +" berpotensi untuk digunakan antara lain sebagai gastroprotekti, dan antagonis
reseptor +" antara lain berpotensi untuk digunakan sebagai antiobesitas, sampai saat ini belum
ada agonis maupun anatagonis reseptor +" yang diiinkan digunakan di klinik.
%* K6asi4i3asi
a* %ntihistamin enghambat 4eseptor +1 (%+1)
8/20/2019 Jurnal Dr Hendra New Fix
10/22
%tihistamin +1 merupakan salah satu obat terbanyak dan terluas digunakan di seluruh
dunia. Bakta ini membuat perkembangan sekecil apapun yang berkenaan dengan obat ini menjadi
suatu hal yang sangat penting. *emisal perubahan dalam penggolongan antihistamin +1. 7ulu
antihistamin +1 dikenal sebagai antagonis reseptor histamin +1. 5amun baru-baru ini seiring
perkembangan ilmu armakologi molekular, antihistamin +1 lebih digolongkan sebagai in2erse
agonist ketimbang antagonis reseptor histamin +1.1,#,:,11,1
*uatu obat disebut sebagai in2erse agonist bila terikat dengan sisi reseptor yang sama
dengan agonis, namun memberikan eek berlawanan. 9adi, obat ini memiliki akti2itas intrinsik
(eikasi negati) tanpa bertindak sebagai suatu ligan. *edangkan suatu antagonis bekerja dengan
bertindak sebagai ligan ynag mengikat reseptor atau menghentikan kaskade pada sisi yang
ditempati agonis. eda dengan in2erse agonist, suatu antagonis sama sekali tidak bereek atau
tidak mempunyai akti2itas intrinsik.
*ebelumnya antihistamin dikelompokkan menjadi ' grup berdasarkan struktur kimia,
yakni etanolamin, etilendiamin, alkilamin, piperain, piperidin, dan enotiain. enemuan
antihistamin baru yang ternyata kurang bersiat sedati, akhirnya menggeser popularitas
penggolongan ini. %ntihistamin kemudian lebih dikenal denagn penggolongan baru atas dasar
eek sedati yang ditimbulkan, yakni generasi pertama, kedua, dan ketiga.. Generasi pertama dan
kedua berbeda dalam dua hal yang segniikan. Generasi pertama lebih menyebabkan sedasi dan
menimbulkan eek antikolinergenik yang lebih nyata. +al ini dikarenakan generasi pertama
kurang selekti dan mampu berpenetrasi pada sistem syara pusat (**) lebih besar dibanding
generasi kedua. *ementara itu, generasi kedua lebih banyak dan lebih banyak terikat dengan
protein plasma, sehingga mengurangi kemampuannya melintasi otak. *edangkan generasi ketiga
merupakan deri2at dari generasi kedua, berupa metabolit (desloratadine dan eJoenadine) dan
enansiomer (le2ocetiriine). encarian generasi ketiga ini dimaksudkan untuk memproleh proil
antihistamin yang lebih baik dengan eikasi tinggi serta eek samping lebih minimal. 1,1&,11,1,1"
1) /lasiikasi atau enggolongan %ntihistamin 1 (%+1)a) %ntihistamin Generasi ertama
%+1 eekti untuk mengatasi urtikaria akut, sedangkan pada urtikaria kronik hasilnya
kurang baik. =ekanisme kerja antihistamin dalam menghilangkan gejala-gejala alergi
berlangsung melalui kompetisi dalam berikatan dengan reseptor +1 di organ sasaran. +istamin
8/20/2019 Jurnal Dr Hendra New Fix
11/22
yang kadarnya tinggi akan memunculkan lebih banyak reseptor +1. %ntihistamin tersebut
digolongkan dalam antihistamin generasi pertama. 1-1#
ada umumnya obat antihistamin generasi pertama ini mempunyai eektiitas yang serupa
bila digunakan menurut dosis yang dianjurkan dan dapat dibedakan satu sama lain menurut
gambaran eek sampingnya. 5amun, eek yang tidak diinginkan obat ini adalah menimbulkan
rasa mengantuk sehingga mengganggu aktiitas dalam pekerjaan. 1-1#
8/20/2019 Jurnal Dr Hendra New Fix
12/22
musim. Fbat ini juga dapat dipakai untuk pengobatan jangka panjang pada penyakit kronis
seperti urtikaria dan asma bronkial. eranan histamin pada asma masih belum sepenuhnya
diketahui. ada dosis yang dapat mencegah bronkokonstriksi karena histamin, antihistamin dapat
meredakan gejala ringan asma kronik dan gejala-gejala akibat menghirup alergen pada penderita
dengan hiperreakti bronkus. 5amun, pada umumnya mempunyai eek terbatas dan terutama
untuk reaksi cepat dibanding dengan reaksi lambat, sehingga antihistamin generasi kedua
diragukan untuk terapi asma kronik.
Iang termasuk golongan ini adalah>
• %kri2astin
• %stemiole
• Aetiriin
• ;oratadin
•
=iolastin• 6erenadin
•
• ;e2ocetiriin
• 7esloratadin
• BeJoenadin
) Barmakologi
a) %ntihistamin 6ipe +1 Generasi ke-1
%ntihistamin tipe +1 bekerja dengan cara competitif inhi'itor terhadap histamin pada
reseptor jaringan, sehingga mencegah histamin berikatan serta mengakti2asi reseptornya.
katannya re2ersibel dan dapat digantikan oleh histamin dalam kadar yang tinggi.7engan
menghambat kerja dari histamin, terjadi berbagai pengaruh yang ditimbulkan antihistamin, yaitu
menghambat peningkatan permeabilitas kapiler dan edema yang disebabkan oleh histamin serta
menghambat 2asokonstriksi. Fbat ini lebih eekti jika diberikan sebelum pelepasan histamin.
8/20/2019 Jurnal Dr Hendra New Fix
13/22
ada pemberian awal, antihistamin dapat mencegah edema dan pruritus selama reaksi
hipersensiti2itas, sehingga banyak keuntungan yang didapat jika digunakan untuk pencegahan
urtikaria kronik idiopatik. %ntihistamin tipe +1 generasi ke-1 ini juga memiliki akti2itas
antikolinergik, eek anestesi lokal, antiemetik, dan anti mabuk perjalanan eberapa antihistamin
tipe +1 mempunyai kemampuan untuk menghambat reseptor K-adrenergik atau reseptor
muskarinik kolinergik, sedangkan obat lain mempunyai eek antiserotonin.
b) %ntihistamin +1 Generasi ke- dan ke-"%ntihistamin tipe +1 low sedating merupakan antagonis dari histamin pada reseptor +1,
berikatan secara tidak kompetiti, tidak mudah diganti oleh antihistamin, dilepaskan secara
perlahan dan kerjanya lebih lama %ntihistamin +1 ini, kurang bersiat lipoilik, sangat sedikit
menembus sawar darah otak, dan lebih mengikat reseptor +1 di perier secara lebih spesiik.
eberapa obat ini mempunyai mem'rane sta'ili-ing atau eek seperti kuinidine pada otot
jantung, dan menyebabkan perpanjangan masa reraksi jantung serta aritmia 2entrikuler
0torsades de pointes0.Dalaupun golongan ini sering dikatakan nonsedasi, obat-obat ini tetap
dapat menyebabkan eek sedasi, namun dalam banyak penelitian dikatakan insidensi sedasi jauh
lebih sedikit dibandingkan antihistamin +1 klasik, demikian pula eek antikolinergiknya lebih
jarang terjadi dibanding antihistamin +1 klasik.Aetiriine berpengaruh pada perpindahan sel
dalam kulit dan jaringan lainnya, pelepasan atau pembuatan dan pelepasan mediator inlamasi
serta ekspresi molekul adhesi.",11,1#
") Barmakokinetik
a) %ntihistamin 6ipe +1 Generasi ke-1
*etelah pemberian secara oral, antihistamin akan diabsorbsi dengan baik dalam saluran
cerna.
8/20/2019 Jurnal Dr Hendra New Fix
14/22
%ntihistamin tipe +1 low sedating diabsorbsi dari saluran cerna dan mencapai puncak
konsetrasi plasma dalam jam. Fbat tersebut menghilangkan urtikaria dan reaksi eritema sekitar
1-! jam. 6erenadin, astemiol, loratadin, akti2astin, miolastin, ebastin dan oksatomid
dimetabolisme di hepar melalui sisitem enim AI dalam hepar AI"%!. Aetiriin, metabolit
asam karboksilik dari terenadin, dan desloratadin tidak dimetablisme dalam hepar.
%stemiol mempunyai eek jangka panjang, namun onset mulai kerjanya dan konsentrasi
dalam keadaan stabil dicapai dalam "-! minggu.
8/20/2019 Jurnal Dr Hendra New Fix
15/22
antihistamin tipe +1 wanita hamil terbatas. *ebagian besar antihistamin tipe +1 pada wanita
hamil oleh United *tates o Bood and 7rug %dministration (B7%) digolongkan sebagai kategori
atau A.
b) %ntihistamin +1 Generasi ke- dan ke-"
/ontra indikasi dari antihistamin lo" sedating ini adalah pada kehamilan dan ibumenyusui.
') kecemasan, iritabilitas, insomia, tremor dan mimpi buruk.
angkitan dapat terjadi, walaupun jarang. ernah dilaporkan terjadinya diskinesia wajah dan
mulut pada penggunaan kombinasi antihistamin-dekongestan.
• Gastrointestinal
7apat terjadi mual, muntah, anoreksia, konstipasi dan diare.
•
9antung6akikardia, disritmia, hipotensi yang bersiat sementara
• Genitourinaria
7isuria, disungsi ereksi, retensi urin
• 7arah
/loreniramin dapat menebabkan pansitopenia, agranulositosis, trombositopenia,
leukopenia dan anemia aplastik
• /ulit
4eaksi kulit yang dapat terjadi berupa dermatitis, petekie, iJed drug eruption danotosensiti.
•
8/20/2019 Jurnal Dr Hendra New Fix
16/22
• /ardio2askular
8/20/2019 Jurnal Dr Hendra New Fix
17/22
erpanjangan L6 inter2al dapat terjadi pada penderita yang megkonsumsi terenadin
bersamaan dengan ketokonaol dan intrakonaol, antibiotik makrolid, seperti eritromisin dan
klaritromisin, troleandomisin, lo2astatin, inhibitor protease dan la2onoid, seperti naringin dalam
sari buah anggur.
Fbat-obatan lain yang dapat berpengaruh pada peningkatan kadar antihistamin serum dan
yang memiliki risiko kardio2askular adalah /uman Immunodeficiency irus!1 (+@-1) protease
inhi'itors, Selective Serotonin 1eupta#e Inhi'itors (**4) antidepresant , seperti uinin, ileuton.
b. %nthistamin enghambat 4eseptor + (%+)
a) =ekanisme kerja
*ama dengan cara kerja antihistamin +1, antihistamin + adalah antagonis yang
mengikat reseptor + yang terletak di seluruh tubuh, termasuk epitel dan sel endotel. 7ata
terbaru mengungkapkan bahwa reseptor + diekspresikan pada sel mast dan sel dendritik kulit.
=elalui pengikatan dengan reseptor, antihistamin + memediasi permeabilitas pembuluh darah,
pelepasan mediator inlamasi setempat dan selular, dan presentasi antigen, tapi jalur ini kurang
dipahami, dan klinis tidak diketahui.
b) Barmakokinetik
%ntihistamin + diabsorbsi secara cepat di saluran pencernaan dengan puncak antara
1 dan jam setelah pemberian. %ntistamin + dimetabolisme melalui hepar. +anya sebagian
kecil dari cimetidine diserapC sebagian besar penyerapan terjadi di usus halus. Daktu paruh dari
cimetidine dalam plasma adalah jam. *ekitar ':$ diekskresikan melalui urine. Daktu paruh
ranitidine dalam plasma adalah -" jam pada orang dewasa yang sehat dan orang tua dengan
gangguan hati dan ginjal. =etabolit obat diekskresikan terutama melalui urin. Bamotidine
memiliki waktu paruh di plasma sekitar "-3 jam. ada pasien dengan gagal ginjal, waktu paruh
dari amotidine dapat melebihi & jam. niatidine memiliki waktu paruh plasma 1- jam, dan
durasi kerjanya sampai dengan 1& jam. niatidine terutama dieliminasi oleh ginjal dalam waktu
1' jam. ioa2ailabilitas niatidine oral tidak berpengaruh oleh makanan. %gen ini bersiat
lipoilik dengan penetrasi terbatas dari sawar darah otak.
c) ndikasi pada dermatologi
%da beberapa data dari studi terkontrol yang mendukung penggunaan + blocker
untuk mengobati kondisi dermatologi. aling sering, kelompok ini digunakan dalam kasus-kasus
8/20/2019 Jurnal Dr Hendra New Fix
18/22
rerakter urtikaria kronis dan angioedema. /ombinasi hydroJyine dan cimetidine dapat
mengurangi rasa gatal, jumlah papul, dan tingkat keparahan daripada hydroJyine saja.
engamatan serupa pada kloreniramin dikombinasikan dengan cimetidine. /ombinasi terapi
antihistamin +1 dan + juga dapat membantu dalam mengurangi gatal dan pertumbuhan papul
pada mastositosis sistemik dan urtikaria pigmentosa. /loreniramin dan cimetidine merupakan
kombinasi eekti dalam mengurangi gatal dan papul.
ada laporan anekdotal dari penggunaan cimetidine untuk mengobati pruritus sekunder
pada kondisi medis lainnya seperti polisitemia 2era dan carcinoid flush. 7osis tinggi cimetidine
dapat berhasil dalam pengobatan 2eruka 2ulgaris di beberapa indi2idu.
d) 4isiko dan encegahan
%ntihistamin + mungkin memiliki beberapa eek sistem sara pusat, termasuk
kebingungan, sakit kepala, dan pusing (/otak :-').
8/20/2019 Jurnal Dr Hendra New Fix
19/22
menggunakan doetilide. Fbat lainnya yang berinteraksi dengan cimetidine adalah enitoin,
beberapa benodiaepin, metormin, sulonilurea, dan selective serotoninreupta#e inhi'itors.=eskipun ranitidine kebih jarang berinteraksi dengan obat lain daripada cimetidine,
interaksi yang signiikan dengan entanyl, metoprolol, midaolam, niedipine, teoilin, dan
wararin. 4anitidine dapat menurunkan penyerapan diaepam dan mengurangi konsentrasi
plasma sebesar #$. Bamotidine dan niatidin lebih sedikit berinteraksi dengan obat.
>* Hu?u"7a" P,a3aia" A"tihistai" D,"7a" K,:a)ia" Urti3aria
edoman konsensus manajemen urtikaria antara lain menghindari aktor penyebab dan
armakoterapi (spesiik dan non spesiik). endekatan armakoterapi seperti obat antihistamin
(spesiik), dan menghambat pelepasan sel seperti kortikosteroid (non spesiik). 6etapi pengunaan
kortikosteroid jangka panjang tidak dianjurkan dalam pengobatan urtikaria karena resiko dan
eek samping jangka panjang lebih besar daripada manaatnya. endekatan pengobatan spesiik
melibatkan penggunaan antihistamin +1 non sedati seperti cetiriine, le2ocetiriine, loratadine,
desloratadine, dan eJoenadine yang memberikan eek antialergi dan antiinlamasi dengan
menghambat pelepasan sitokin dari basoil dan mengurangi aktiitas sel mast dari eosinoil.
*edangkan penggunaan antihistamin +1 sedati dan antihistamin + dapat berguna pada pasien
yang mengalami gejala psikosomatis, depresi dan kecemasan karena urtikaria (*ujoy, &1").
Gejala urtikaria dimediasi oleh reseptor +1 pada sara kulit dan sel endotel akibat pelepasan
histamin oleh sel mast, ini berarti bahwa antihistamin adalah pengobatan lini pertama urtikaria
kronik.
7alam bidang dermatologi, antihistamin secara luas telah digunakan sebagai terapi.
*angatlah penting untuk mengetahui armakologi antihistamin yang akan diberikan. erdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh @ella dkk (&1&), penatalaksanaan di 7i2isi %lergi-munologi
Unit 4awat 9alan /ulit dan /elamin 4*U7 7r. *oetomo *urabaya pada penderita urtikaria akut
terbanyak adalah antihistamin +1 saja sebanyak 1 penderita (#:,'$), dalam hal ini pilihan
obat tersering adalah mebhidrolin napadisilat. engobatan yang diberikan kepada penderitaurtikaria kronis terbanyak adalah kombinasi antihistamin +1 dengan antihistamin + sebanyak
133 penderita ('",1$), dengan pilihan obat tersering kombinasi mebhidrolin dan simetidin.1#,18 ada penelitian di atas, hampir sebagian penderita urtikaria akut (U%) maupun urtikaria
kronik (U/) mendapat pengobatan antihistamin +1 saja, masing-masing #:,'$ dan "#,:$.
berikutnya kombinasi antihistamin +1 dan antihistamin +, didapatkan #&,!$ pada U% dan
8/20/2019 Jurnal Dr Hendra New Fix
20/22
'",1$ pada U/. 6erdapat #,!$ penderita U% yang mendapat kombinasi kortikosteroid sistemik
dan antihistamin, sedangkan pada U/ sebanyak ",:$. ada pengobatan urtikaria akut dalam hal
ini perlu mendapat perhatian, mengingat hampir sebagian kasusnya ditambahkan antihistamin
+ sebagai terapi awal. Dalaupun umumnya antihistamin dapat mengatasi gejala urtikaria, pada
kasus yang berat memerlukan kortikosteroid. enggunaan kortikosteroid sistemik bertujuan
untuk mengurangi gejala pasien dengan urtikaria, walaupun memberikan hasil yang tidak
memuaskan. /ortikosteroid sistemik ini tidak boleh digunakan dalam jangka waktu yang
panjang, karena bisa menimbulkan eek samping yang lebih parah.ernyataan ini tidak sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh *ujeong dkk (&1"), yang menyatakan bahwa dari !:3
pasien dengan pengobatan antihistamin +1 dan 1&" pasien dengan pengobatan kombinasi
antihistamin +1 dengan kortikosteroid oral tidak didapatkan perbedaan signiikan dalam
penyembuhan pada urtikaria tetapi pada penelitian ini didapatkan adanya keuntungan dalam
pengobatan awal pada urtikaria dengan penggunaan antihistamin +1 saja. eberapa
keuntungannya seperti mengurangi biaya pengobatan, mencegah eek samping yang lebih berat,
dan mengurangi pemakaian kortikosteroid oral.%ntihistamin +1 eekti dalam penanganan urtikaria kronik, terutama antihistamin +1
generasi kedua yang aman dan eekti sebagai lini pertama penanganan pada urtikaria kronik.
+al ini sependapat dengan penelitian yang dilakukan oleh Dellwe dkk (&11), menunjukkan
bahwa penggunaan antihistamin +1 generasi kedua lebih eekti dibandingkan antihistamin +1
generasi pertama dengan angka signiikan (?&,&&). 7an antihistamin +1 generasi pertama
lebih banyak memberikan eek yang tidak diharapkan daripada antihistamin +1 generasi kedua
dengan angka signiikan (?&,&&&1). *erta pasien dengan pemakaian obat antihistamin +1
generasi pertama lebih cepat terasa lelah daripada pemakaian obat antihistamin +1 generasi
kedua dengan angka signiikan (?&,&&&1). *ehingga pada penelitian ini merekomendasikan
pengobatan lini pertama pada pasien urtikaria harus menggunakan pengobatan antihistamin +1
generasi kedua. 5amun, antagonis + atau antagonis reseptor leukotrin dapat dipertimbangkan
untuk pasien urtikaria kronik dengan respon yang tidak memuaskan dengan antihistamin +1
generasi kedua.
4ekomendasi 96B dalam pendekatan pengobatan urtikaria kronik dengan antihistamin
+1 yang secara bertahap dapat diikuti dengan peningkatan dosis menjadi -! kali dosis harian
atau menambahkan antihistamin + atau antagonis reseptor leukotrin jika belum terkontrol. 7an
jika penggunaan " terapi masih tetap tidak terkontrol dapat dipertimbangkan penggunaan
8/20/2019 Jurnal Dr Hendra New Fix
21/22
imunosupresi. 7imana prednison mungkin diperlukan selama proses untuk mengendalikan
gatal-gatal. *esuai dengan penelitian yang dilakukan oleh %min, riyal. &1
. /osnik, =itja N *ubic 6jasa, Add!on montelu#ast antihistamoine!resistant chronic idiopathic
urticarial% *lo2enia > %merican %cademy o %lergy and %sthma and
munology, &1!
#. %, 9onathan et al., 3he diagnosis and management of acute and chronic urticaria% U*% >
%merican %cademy o %lergy and %sthma and munology, &1!
'. %min, riyal et al., Investigation of 6atient 7 Spesific Characteristics Associated "ith 3reatment
,utocomes of Chronic rticaria% U*% > %merican %cademy o %lergy and %sthma andmunology, &1#
8/20/2019 Jurnal Dr Hendra New Fix
22/22
8. /han, *ujoy et al., Chronic rticaria5 Indian Conte$t!Challenges and 3reatment ,ptions% ndia >
+indawi ublisihing Aorporation, &1"
3. 5icolas, % *oter et al., 3reatment of Chronic Spontaneus rticaria% 5ew Iork > 9ournal o 7rug
7ermatology, &1#
:. Greenberger, % aul, Chronic rticaria 5 a ne" management options , U*% > D%F 9ournals,
&1!
1&. orge, * =ario et al., Comparative efficacy of non!sedating antihistamine updosing in patients
"ith chronic urticarial% *pain > los Fne, &1
11. /im, *ujeong et al., Influence of initial 3reatment 4odality on ong 3erm Control of Chronic
Idiopathic rticaria% *eoul > los Fne, &1"
1.
=cGraw+ill> &&3
1!. Deller, /arsten et al., /9!Antihistamine p!Dosing Chronic Spontaneous rticaria 5 6atients :
6erspective of Effectiveness and Side Effects! A 1etrospective Survey Study%
Germany > los Fne, &11
1#. @ella et al., rti#aria 7Studi 1etrospe#if% *urabaya > engarang Utama 5o."13, &1&
1'. 9auregui et al., Antihistamines 3reatment in 3he Chronic rticaria% *pain > %ustralia Bamily
hysician @ol .":, 5o. ", &1&