Upload
dewa
View
221
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/26/2019 jurnal diare tirta
1/9
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN SIKAP DALAM PENANGANAN AWAL
DIARE PADA ANAK PRASEKOLAH DI RW 12 DESA JAYA MEKAR PADALARANG
Lidwina Triastuti Listianingsih *
Maria Yunita Indriarini **
Harry Olivia Sitompul ***
ABSTRAKAnak prasekolah dikatakan diare jika frekuensi buang air besar sudah lebih dari 3 kali, tinja lebih
encer, dan selain itu perlu juga diperhatikan warna dan baunya.Studi pendahuluan yang penelitilakukan dengan melakukan wawancara pada 10 ibu di RW 12 Desa Jaya Mekar, didapatkan hasil
masih kurangnya pengetahuan ibu mengenai penanganan awal diare pada anak prasekolah di
rumah.Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu dengan sikap
dalam penanganan awal diare pada anak prasekolah di RW 12 Desa Jaya Mekar.Penelitian inimenggunakan metode kuantitatif dengan desain deskriptif korelasi melalui pendekatan cross sectional,
analisa bivariat menggunakan analisa uji Chi Square.Instrumen pengumpulan data menggunakan
angket dengan 25 pernyataan tertutup untuk pengetahuan dan 20 pernyataan tertutup untuksikap.Jumlah sampel 64 orang ibu diambil dengan tehnik sampel jenuh. Hasil penelitian adalah ada
hubungan antara pengetahuan dengan sikap dalam penanganan awal diare pada anak prasekolah di RW
12 Desa Jaya Mekar (p-value =0,000
7/26/2019 jurnal diare tirta
2/9
masih menjadi penyebab utama kematian anakprasekolah di Indonesia. Prevalensi tertinggi
diare terdeteksi pada anak usia 1-4 tahun(16,7%) dan merupakan penyebab tertinggikematian anak pada usia 12-59 bulan (25,2%)
(Kementrian Kesehatan RI, 2011).
Anak prasekolah merupakan anak yang
mempunyai rentang usia tiga sampai limatahun..Fase perkembangan psikoseksual
menurut Sigmund Freud untuk anak
prasekolah masuk pada fase falik, dimana padamasa ini genitalia menjadi area tubuh yangmenarik dan sensitif untuk anak prasekolah.
Ketika anak sudah memainkan alat
genitalianya, anak lupa akan kebersihantangannya. Anak tidak mencuci tangan setelah
memainkan alat genitalianya.Perilaku yang
seperti ini menyebabkan anak rentang terkena
suatu penyakit, salah satunya adalah diare(Wong, 2008).
Diare pada anak prasekolah adalah
sebagai buang air besar yang tidak normal ataubentuk tinja yang encer dan frekuensinya lebih
banyak dari biasanya.Anak prasekolah
dikatakan diare jika frekuensi buang air besar
sudah lebih dari 3 kali (lebih lebih banyak daribiasanya) tinja lebih encer, dan selain itu perlu
juga diperhatikan warna dan baunya (Sofwan,
2010).
Tanda dan gejala diare pada anakprasekolah bergantung pada penyebabnya.
Pada umumnya diare yang disebabkan infeksi
akan disertai sakit perut atau demam, perasaankembung , mual, muntah. Diare sifatnya bisa
menular.Diare pada anak prasekolah umumnya
disebabkan oleh infeksi (90%), seperti virus,
bakteri , atau parasite. Diare juga dapatdisebabkan oleh beberapa hal lain, seperti :
efek samping dari obat- obat tertentu,
keracunan makanan atau zat kimia tertentu,alergi, gangguan penyerapan (malabsorpsi),
induvidu dengan imunodefisiensi (sistem imun
yang terganggu), dan penyakit saluranpencernaan (Sofwan, 2010).
Diare menyebabkan kehilangan garam(natrium) dan air secara cepat, yang sangat
penting untuk hidup. Jika air dan garam tidak
digantikan cepat, tubuh akan mengalamidehidrasi. Bila anak banyak sekali kehilangan
cairan tubuh maka hal ini menyebabkan
kematian.Kematian terjadi jika tubuh anakkehilangan 10% cairan dalam tubuh
(Sudarmoko, 2011). Anak-anak yang lebih
kecil lebih rentan terhadap dehidrasi karena
komposisi cairan tubuh yang besar, fungsi
ginjal yang belum matang, danketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan
mereka sendiri secara bebas, oleh karena ituperlu penanganan awal yang tepat pada diareuntuk menurunkan angka kematian pada anak
(Huang et al, 2009).
Penatalaksanaan penanganan diare pada
anak prasekolah di rumah antara lain :memberi tambahan cairan rumah tangga,
memberi makanan dan ASI, dan nasihat ibu
dan keluarga untuk membawa anak ke petugaskesehatan. Cairan tambahan yang dianjurkansaat anak diare adalah air tajin, kuah sayur, air
sup, larutan gula garam, oralit bila ada dan air
matang bisa juga digunakan. Makanan yangdianjurkan adalah bubur, sayur-sayuran, buah-
buahan, sup dan makanan yang mengandung
tepung seperti beras, biskuit dll. Penanganan
awal diare pada anak prasekolah sangatmembutuhkan suatu pengetahuan dan sikap
dari seorang ibu (Hidayat, 2005).
Pengetahuan merupakan hasil dari tahuyang terjadi setelah orang melakukan
pengindraan, melalui panca indra
(Notoatmodjo, 2007). Sikap adalah bentuk
evaluasi atau perasaan seseorang terhadapsuatu objek berupa perasaan mendukung atau
memihak (favorable) maupun perasaan tidak
mendukung atau tidak memihak (unfavorable)
pada objek tersebut (Azwar,2007).Pengetahuan ibu tentang penanganan
awal diare pada anak prasekolah merupakan
salah satu komponen faktor predisposisi yangpenting dalam melaksanakan penanganan awal
diare pada anak prasekolah.Peningkatan
pengetahuan tidak selalu menyebabkan
terjadinya perubahan sikap tetapi mempunyaihubungan yang positif, yakni dengan
peningkatan pengetahuan maka terjadinya
perubahan sikap yang cepat.(Notoatmodjo S2007). Ibu yang memiliki pengetahuan dan
sikap yang baik tentang penanganan awal
diare diharapkan akan membawa dampakpositif bagi kesehatan anak, karena resiko anakmengalami dehidrasi dan kematian pada anakdapat dieliminasi seminimal mungkin. (IDAI
2008).
Hasil studi pendahuluan yang dilakukanoleh peneliti di Puskesmas Jaya Mekar
menunjukkan bahwa pada tahun 2013 penyakit
diare merupakan penyakit yang masuk dalamkategori lima besar untuk kelompok anak usia
1 5 tahun. Data yang didapat peneliti dari
daftar kunjungan di Puskesmas Jaya Mekar
terdapat 7 kasus diare pada anak prasekolah
7/26/2019 jurnal diare tirta
3/9
usia 3-5 tahun di RW 12 Desa Jaya Mekar daribulan November 2013 sampai Desember 2013.
Peneliti mendapatkan data mengenai jumlahibu yang memiliki anak prasekolah usia 3-5tahun di RW 12 Desa Jaya Mekar yang
berjumlah 64 orang ibu.
Hasil wawancara yang telah dilakukan
peneliti pada 10 orang ibu yang memiliki anakprasekolah usia 3-5 tahun di RW 12 Desa Jaya
Mekar, 9 dari 10 orang ibu mengetahui
pengertian diare, 4 dari 10 orang ibu tidakmengetahui bahaya yang akan ditimbulkandari diare, semua ibu mengatakan tetap
memberikan makanan pada saat anak diare,
namun 4 diantaranya tidak mengetahuimakanan apa yang baik untuk dikonsumsi
anak saat diare, 5 dari 10 ibu tidak mengetahui
tindakan apa yang akan diberikan di rumah
jika anaknya diare, dari 5 orang ibu yanglainnya mengatakan akan memberikan oralit
sebagai penanganan diare di rumah, namun 3
orang ibu diantaranya tidak mengetahuibagaimana cara pembuatan oralit dan jumlah
dalam pemberian oralit.
B. METODE PENELITIANPenelitian ini menggunakan metode
kuantitatif dengan desain penelitian deskriptif
korelasi melalui pendekatan cross-sectional
mengenai Hubungan Pengetahuan Ibu denganSikapDalam Penanganan Awal Diare pada
Anak Prasekolah di RW 12 Desa Jaya Mekar.
Sampel dalam penelitian ini adalah ibu yangmemiliki anak prasekolah usia 3-5 tahun di
RW 12 Desa Jaya Mekar yang berjumlah 64
orang. Teknik pengambilan sampel pada
penelitian ini adalah non probability denganmengambil sampel jenuh yang berjumlah 64
orang.Instrumen pengumpulan data
menggunakan lembar angket dengan 25pernyataan tertutup untuk pengetahuan dan 20
pernyataan tertutup untuk sikap.
C. HASIL DAN PEMBAHASAN1.
Analisis UnivariatAnalisis univariat bertujuan untuk
menjelaskan atau mendeskripsikan
karakteristik setiap variabel penelitian.Variabel independen : pengetahuan ibu
mengenai penanganan awal diare. Variabel
dependen :Sikap ibu dalam penangananawal diare
a. Pengetahuan Ibu Mengenai
Penanganan Awal Diare
Tabel 4.4Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu
Mengenai Penanganan Awal Diare(n=64)
Tabel 4.4menunjukan bahwasebagian pengetahuan ibu adalah baik,
yaitu sebanyak 34 (53.1 %) orang.
b.
Sikap Ibu Dalam Penanganan AwalDiare
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Sikap Ibu
Dalam Penanganan Awal Diare (n =
64)
Tabel 4.5 menunjukan bahwasebagian dari ibu memiliki sikap yang
mendukung dalam penanganan awal
diare pada anak prasekolah yaitusebanyak 37 orang (57.8 %).
2. Analisis BivariatAnalisis bivariat dilakukan untuk
melihat adakah hubungan antara
pengetahuan ibu dengan sikap dalam
penanganan awal diare pada anakprasekolah di RW 12 Desa Jaya
Mekar.Analisa hubungan pengetahuan
pengetahuan ibu dengan sikap dalampenanganan awal diare pada anakprasekolah dapat dilihat pada tabel 4. 6
sebagai berikut :
Pengetahuan JumlahPresentasi(%)
Baik
Cukup
Kurang
34
23
7
53.1
35.9
10.9
Total 64 100
Sikap Jumlah Presentasi
(%)
Mendukung 37 57.8
TidakMendukung
27 42.2
Total 64 100
7/26/2019 jurnal diare tirta
4/9
Tabel 4.6
Analisa Hubungan Pengetahuan
Ibu dengan Sikap Dalam Penanganan AwalDiare Pada Anak Prasekolah di RW 12
Desa Jaya Mekar (n = 64)
Tabel 4.6 menunjukan hasil analisishubungan pengetahuan ibu dengan
sikap dalam penanganan awal diare
pada anak prasekolah, diperoleh bahwaada 26 (76,5%) orang ibu memiliki
pengetahuan baik dengan sikap
mendukung dan 7 (23,5%) orang ibu
memiliki pengetahuan baik dengansikap tidak mendukung. Ibu yang
memiliki pengetahuan kurang dengan
sikap mendukung sebanyak 0% dan ibu
yang memiliki pengetahuan kurangdengan sikap tidak mendukung
sebanyak 7 (100%) orang ibu. Hasil Uji
Chi-square diperoleh Pvalue = 0,000dibandingkan nilai koefisian alpha ()= 0,05, maka Pvalue < 0.05, hal ini
dapat disimpulkan bahwa Ha diterima
sehingga ada hubungan yang berartiantara pengetahuan dengan sikap dalam
penanganan awal diare pada anak
prasekolah di RW 12 Desa Jaya Mekar.
3. Pembahasan
a.
Pengetahuan Ibu Mengenai
Penanganan Awal DiarePeneliti mendapatkan hasil
penelitian bahwa sebagian pengetahuanibu mengenai penanganan awal diare
pada anak prasekolah adalah baik yaitusebanyak 34 orang ibu (53,1%), 23
orang (35,9%) memiliki pengetahuan
cukup dan 7 orang (10,9) memilikipengetahuan yang kurang.
Pengetahuan dalam penelitian ini
adalah segala sesuatu yang diketahui,
dipahami, dan diaplikasikan oleh ibutentang penanganan awal diare pada
anak prasekolah.Faktor-faktor yangmempengaruhi pengetahuan adalah
pengalaman, tingkat pendidikan,keyakinan, fasilitas-fasilitas yang ada,
sosial budaya, umur, dan sumberinformasi.(Notoatmodjo, 2007).
Tingkat pendidikan yang dimiliki
oleh ibu dapat mempengaruhi pola pikir
ibu tersebut. Semakin tinggi
pendidikannya, maka pola pikirnya punakan semakin baik (Notoatmodjo,
2007). Responden yang memiliki
pengetahuan baik sebanyak 34 (53.1%)orang ibu, hal ini dipengaruhi oleh
pendidikan responden yang ada di RW
12 Desa Jaya Mekar yaitu 11 orang
(17,2%) memiliki jenjang pendidikanSMA dan SMPsebanyak27 orang
(42.2%). Responden yang memiliki
pengetahuan kurang sebesar 7 (10,9%)
orang ibu, hal tersebut bisa dilihat darimasih adanya ibu yang tingkat
pendidikannya SD sebesar 26 (40,6%)
orang.Hal tersebut berhubungan dengan
penelitian Farliyanti Guamo yang
meneliti tingkat pengetahuan ibu yang
memiliki balita tentang penyakit diarepada tahun 2013 di Kabupaten
Gorontalo. Hasil penelitian diketahui
bahwa 19 (47,5%) responden memiliki
tingkat pengetahuan yang kurangtentang penyakit diare. Hal tersebut
terjadi karena sebagian besar responden
memiliki pendidikan SD sebesar 18(45%) orang, sehingga pengetahuan
tentang penyakit diare kurang.
Umur berpengaruh terhadap daya
tangkap dan pola pikir seseorang.Semakin bertambah usia akan semakin
berkembang pula daya tangkap dan
pola pikirnya, sehingga pengetahuanyang diperolehnya semakin membaik
(Notoatmodjo, 2007). Usia dewasa (18-
40 tahun) merupakan masa dimanaseseorang yang lebih cepat menerima
pengetahuan dan merupakan masadimana seseorang dapat secara
maksimal mencapai prestasi yang
memuaskan dalam karirnya (Cuwin,2009). Hal tersebut dapat dilihat dari
sebagian besar umur dari ibu yang
berada di RW 12 Desa Jaya Mekaradalah 26-45 tahun, yaitu 44 orang
(68.8%).
Pengetahuan dapat dipengaruhi juga
dari informasi yang diterima.Informasi
Pengetahuan Sikap Total P
ValueMendukung Tidak
Mendukung
n % n % n %
Baik 26 76,5 8 23,5 34 100 0.002
Cukup 11 47,8 12 52,2 23 100
Kurang 0 0 7 100 7 100
Total 37 57,8 27 42.2 64 100
7/26/2019 jurnal diare tirta
5/9
yang diperoleh baik dari pendidikanformal maupun informal dapat
memberikan pengaruh jangka pendeksehingga menghasilkan perubahan atau
peningkatan pengetahuan (Riyanto,
2013).Responden dalam penelitian ini
mendapatkan informasi tentang
penanganan awal diare dari informasinon formal dan formal. Informasi non
formal melalui interaksi sosial yang
sering mereka lakukan setelahmengikuti kegiatan posyandu di RW 12Desa Jaya Mekar yang diadakan setiap
bulannya tepatnya setiap tanggal 10 dan
informasi formal berasal dari kegiatanpenyuluhan di posyandu RW 12 Desa
Jaya Mekar dan Puskesmas Jaya Mekar
tentang penanganan awal diare.
Angket pada responden denganpengetahuan yang baik nampak pada
pernyataan nomor 1 yaitu diare adalah
buang air besar dalam bentuk cair lebihdari 3 kali dalam sehari, nomor 9 yaitu
diare dapat menyebabkan anak
kekurangan cairan (dehidrasi), dan
nomor 13 yaitu salah satu penanganandiare adalah dengan memberikan oralit.
Angket pada responden dengan
pengetahuan cukup nampak pada
pernyataan tentang diare tidakmenyebabkan anak kekurangan
elektrolit tubuh.Sebagian responden
yang menjawab pernyataan denganbenar. Diare jelas akan mengganggu
keseimbangan normal dari air dan
garam (elektrolit) pada anak(Suriyadi
dan Yuliani, 2006). Hal ini dikarenakandari sebagian pernyataan responden
belum mengetahui dan kurang
mendapatkan informasi mengenaielektrolit tubuh yang dapat keluar
keluar dari tubuh melalui tinja pada
saat diare.Pengetahuan kurang terlihat jelas
terutama pada pernyataan tentang susuformuladapat membantu penyembuhan
diare. Responden masih kurang
terpapar pengetahuan tentangpenyembuhan penyakit diare,
sebagaimana mereka mengungkapkan
bahwa susu formula dapat membantupenyembuhan penyakit diare. Hal
tersebut juga terlihat pada pernyataan
pemberian air tajin ketika anak
diare.Sebagian besar responden
mengungkapkan bahwa air tajin tidakboleh diberikan ketika anak diare.Hal
ini dikarenakan masih kurangnyapengetahuan responden mengenaipemberian makanan dan minuman yang
baik dianjurkan untuk diberikan ketika
anak sedang diare.
b. Sikap Sikap Ibu Dalam Penanganan
Awal DiarePeneliti mendapatkan hasil
penelitian bahwa sebagian sikap ibudalam penanganan awal diare pada
anak prasekolah adalah mendukung
sebanyak 37 orang (57.8%) dan sikapibu yang tidak mendukung sebanyak 27
orang (42.2%).
Sikap adalah bentuk evaluasi atau
perasaan seseorang terhadap suatuobjek berupa perasaan mendukung atau
memihak (favorable) maupun perasaan
tidak mendukung atau tidak memihak(unfavorable) pada objek tersebut.
Faktor-faktor pembentuk sikap pada
para ibu adalah pengalaman pribadi,
pengaruh orang lain yang dianggappenting, kebudayaan, lembaga
pendidikan dan agama, media massa,
dan pengaruh faktor emosional
(Notoatmodjo, 2010).Pengalaman yang dialami ibu dalam
merawat anaknya yang pernah
mengalami penyakit diare menjadisalah satu komponen aktif terhadap
suatu objek.Hal tersebut sesuai dengan
teori yaitu untuk menjadi dasar
pembentukan sikap, pengalamanpribadi haruslah meninggalkan kesan
yang kuat (Wawan, 2010).Hal tersebut
sesuai dengan penelitian Narayani(2009) didapatkan sikap responden
dalam pemberian perawatan
pemenuhan kebutuhan sehari haripada lansia sebagian besar bersikappositif, yaitu sebesar 62%. Hal ini bisaterjadi karena tingkat pendidikan,
pengetahuan cukup, dan pengalaman
responden yang cukup dalam merawatusia lanjut.
Sikap ibu yang mendukung dapat
terlihat dari pernyataan lembar angketsikap yaitu saya yang akan lebih sering
memberikan air minum pada anaknya
yang lebih dari biasanya. Diare akan
menyebabkan kehilangan cairan atau
7/26/2019 jurnal diare tirta
6/9
dehidrasi ringan, sedang dan berat(Suriyadi dan Yuliani, 2006). Hal ini
menggambarkan bahwa sudah banyakibu yang memberi perhatian lebih padaanak yang sedang mengalami diare,
karena memang diare harus segera
ditangani untuk mencegah terjadinya
dehidrasi atau kekurangan cairan.Hasilini didukung oleh penelitian Endah
Purbasari (2009) dalam pernyataan
bahwa diare harus segera ditangani 67responden (98%) menjawab setuju.
Sikap ibu yang tidak mendukung
dalam penanganan awal diare sebesar
27 (42,2%) orang ibu. Sikap ibu yangmendukung dapat terlihat dari
pernyataan lembar angket sikap pada
pernyataan saya akan memuasakan
ketika anak saya diare. Sikap ibu masihberanggapan bahwa tidak memberikan
makan pada saat anak diare
akanmengurangi rangsangan anakuntuk ingin buang air besar. Akibat
tidak memberikan makanan pada saat
anak diare akan menyebabkan anak
kekurangan nutrisi (Purnamasari,2011).
c.
Hubungan Pengetahuan Ibu dengan
Sikap Dalam Penanganan AwalDiare pada Anak Prasekolah di RW
12 Desa Jaya Mekar
Peneliti mendapatkan hasil uji Chi-square diperoleh Pvalue = 0,002 ,
sehingga disimpulkan ada hubungan
antara pengetahuan ibu dengan sikap
dalam penanganan awal diare padaanak prasekolah di RW 12 Desa Jaya
Mekar.
Peningkatan pengetahuan tidakselalu menyebabkan terjadinya
perubahan sikap tetapi mempunyai
hubungan yang positif, yakni denganpeningkatan pengetahuan makaterjadinya perubahan sikap yang cepat.Ibu yang memiliki pengetahuan baik
tentang penanganan awal diare maka
mereka akan cenderung mempunyaisikap yang mendukung atau positif,
sebaliknya ibu yang memiliki
pengetahuan yang kurang makanmereka akan cenderung mempunyai
sikap yang tidak mendukung atau
negatif (Notoatmodjo, 2007).
Sikap sangat berkaitan erat dengantingkat pengetahuan
seseorangnya.Sikap seseorang terhadapsuatu objek menunjukkan pengetahuanorang tersebut terhadap objek yang
bersangkutan Sikap ibu dalam
penanganan awal diare dipengaruhi
oleh pengetahuan yang merekamiliki.Sikap ibu yang mendukung
tentunya dipengaruhi oleh pengetahuan
ibu yang baik (Walgito, 2003). Sikapibu juga dipengaruhi oleh lingkungansekitar terutama dari ibu lainnya yang
pernah memiliki pengalaman dalam
memberikan penanganan awal padaanaknya yang mengalami diare. Ibu
tersebut akan memberikan informasi
kepada ibu yang belum pernah
memberikan penanganan awal padaanak yang mengalami diare, sehingga
mempengaruhi sikap ibu tersebut untuk
memberikan penanganan awal diareanaknya yang mengalami diare. Hal ini
sesuai dengan fungsi sikap yaitu
penyesuaian sikap yang membantu
individu (Wawan, 2010).Penelitian ini didukung dari
penelitian yang dilakukan oleh Laily
Mazidatur (2013).Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ada hubunganyang bermakna antara hubungan
pengetahuan dan sikap ibu dengan
tindakan pemberian cairan rehidrasipada balita diare.
Penelitian ini juga didukung dari
Penelitian Jihan (2013) mengenai
hubungan pengetahuan dan sikap ibudengan penatalaksanaan diare pada
balita, didapatkan hasil adanya
hubungan yang bermakna antarapengetahuan ibu dengan
penatalaksanaan diare pada balita dan
adanya hubungan yang bermaknaantara sikap ibu dengan
penatalaksanaan diare pada balita.Pengetahuan ibu, sikap ibu dan
penatalaksanaan diare pada balita
merupakan komponen penting yangsaling berkaitan.Pengetahuan
merupakan salah satu komponen faktor
predisposisi yang penting.Pengetahuanyang sangat penting dari seorang ibu
adalah bagaimana penatalaksanaan
diare pada balita yaitu dengan
mencegah dan mengatasi keadaan
7/26/2019 jurnal diare tirta
7/9
dehidrasi, karena itu peran ibu dalamperawatan anak dengan diare sangat
diperlukan suatupengetahuan.Pengetahuan merupakansalah satu faktor yang mempengaruhi
perilaku seseorang.Pengetahuan
berpengaruh terhadap praktek baik
secara langsung atau tidak langsung,melalui perantara sikap.Praktek
seseorang dalam hal ini tindakan
penatalaksanaan diare pada balitadibentuk oleh interaksi individu denganlingkungan, khususnya yang
menyangkut pengetahuan dan sikap
terhadap objek (Notoatmodjo, 2010).Penelitian tersebut berhubungan
dengan penelitian yang dilakukan
peneliti yang menyatakan bahwa
adanya hubungan pengetahuan ibudengan sikap dalam penanganan awal
diare pada anak prasekolah di RW 12
Desa Jaya Mekar.Ibu denganpengetahuan baik cenderung memiliki
sikap mendukung sebanyak 25 (75.8%)
orang. Hal tersebut juga sesuai dengan
teori yang menyatakan bahwakomponen kognitif adalah komponen
yang berkaitan dengan pengetahuan ,
pandangan, keyakinan yaitu hal-hal
yang berhubungan dengan bagaimanaorang mempersepsi terhadap sikap
(Wawan, 2010).
D.
SIMPULAN DAN SARAN
1.
Simpulan
Berdasarkan hasil pembahasan padabab IV, maka dapat disimpulkan beberapa
hal sebagai berikut :
a. Hasil penelitian menunjukkan bahwasebagian pengetahuan ibu adalah
baik, yaitu sebanyak 34 (53.1%)
orang, sedangkan 23 (35.9%) orangmemiliki pengetahuan yang cukupdan 7 (10.9%) memiliki pengetahuanyang kurang tentang penanganan
awal diare pada anak prasekolah di
RW 12 Desa Jaya Mekar.b. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa sebagian dari ibu
memiliki sikap yang mendukung,yaitu sebanyak 37 orang (57.8%)
dan sikap ibu yang tidak
mendukung sebanyak 27 orang
(42.2%) dalam penanganan awal
diare pada anak prasekolah diRW 12 Desa Jaya Mekar.
c.
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa ada hubungan antarapengetahuan ibu dengan sikap
dalam penanganan awal diare
pada anak prasekolah di RW 12Desa Jaya Mekar denganp-value: 0,002 < 0,05.
2. Saran
Adapun saran yang dapat diberikanpeneliti yaitu :
a. Bagi Puskesmas Jaya Mekar
Peneliti menyarankan kepada
pihak terkait terutama PuskesmasJaya Mekar untuk melakukan
penyuluhan mengenai dampak dari
diare yang dapat mengganggukeseimbangan normal dari air dan
garam (elektrolit) serta mengenai
penanganan awal diare pada anak
prasekolah di RW 12 Desa JayaMekar.
b. Bagi Penelitian Selanjutnya
Peneliti menyarankan kepadapeneliti selanjutnya untuk menjadikan
hasil penelitian sebagai datapendukung dan acuan untukmelakukan penelitian selanjutnya.
Peneliti selanjutnya dapat mengambil
judul mengenai hubungan motivasi
ibu dengan perilaku dalampenanganan awal diare pada anakprasekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2006. Prosedur penelitian suatu
pendekatan praktik. Jakarta : Rineka
Cipta.
Azwar, S. 2007. Sikap manusia teori danpengukurannya.Ed. 2.Yogyakarta :Pustaka Pelajar.
Depkes RI. 2008. Buku bagan manajemen
terpadu balita sakit (MTBS). Jakarta:Departemen Kesehatan RI.
Firmansyah, A. 2009. Tata laksana diare pada
anak. Jakarata : PendidikanBerkesinambungan Patologi Klinik.
7/26/2019 jurnal diare tirta
8/9
Guamo, Farliyanti. 2013. Hubungan
Pengetahuan Keluarga dengan PenyakitDiare Pada Balita di Puskesmas GlobalMongolato Kecamatan Telaga Kabupaten
Gorontalo. Skipsi Keperawatan.Retrieved
Juni20, 2014, from
http://kim.ung.ac.id/index.php/KIMFIKK/article/view/2818.
Hidayat, A.Aziz. 2009. Metode penelitiankeperawatan dan teknik analisisdata.Jakarta : Salemba Medika.
Hidayat, A.Aziz. 2005. Pengantar ilmukeperawatan anak 1.Jakarta : Salemba
Medika.
IDAI. 2008. Diare pada anak. RetrievedDesember 18, 2013, from http://idai.go.id.
Juffrie, M., et al, 2010. Buku ajargastroenterologi hepatologi. Jakarta :
Balai Penerbit IDAI.
Kementerian Kesehatan RI. 2011. Situasidiare di Indonesia. Retrieved
Desember17, 2013, from
www.depkes.go.id/downloads/Buletin%2
0Diare_Final.
Laily, Mazidatur. 2013. Hubungan
Pengetahuan Dan Sikap Ibu BalitaDengan Tindakan Pemberian Cairan
Rehidrasi Pada Balita Diare. Sripsi
Kesehatan Masyarakat. Retrieved Juni21,
2014, fromhttp://repository.unej.ac.id/handle/123456
789/1779.
Maryunani, A. 2010. Ilmu kesehatan anak
dalam kebidanan. Jakarta : Trans Info
Media.
Narayani, Icca. 2009. Hubungan TingkatPengetahuan Keluarga Terhadap Sikap
Dalam Pemberian Perawatan ActivitiesDaily Living (ADL) Pada Lansia Di
Rumah Di Desa Tanjungrejo Margoyoso
Pati.Retrieved Juni21, 2014, fromhttp://publikasiilmiah.ums.ac.id:8080/han
dle/123456789/2041.
Ngastiyah. 2005. Perawatan anak sakit.Jakarta : EGC
Notoatmodjo, S. 2007. Promosi kesehatan danilmu perilaku.Jakarta : Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. 2010. Ilmu perilaku
kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi penelitian
kesehatan.Jakarta: Rineka Cipta.
Nur, Jihan. S. 2013. Hubungan Pengetahuan
dan Sikap Ibu Dengan Penatalaksanaan
Diare Pada Balita di Wilayah KerjaPuskesmas Tilote Kecamatan Tilango
Kabupaten Gorontalo. Jurnal
Keperawatan. Retrieved Desember20,
2013, fromhttp://kim.ung.ac.id/index.php/KIMFIKK/
article/viewFile/2802/2778.
Patmonodewo, S. 2003. Pendidikan anak
prasekolah. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Purbasari, Endah. 2009.Tingkat pengetahuan,sikap, dan perilaku ibu dalam
penanganan awal diare pada balita di
puskesmas kecamatan Ciputat,
Tangerang selatan, Banten. SkripsiKedokteran. Retrieved Desember18,
2013, from
http://perpus.fkik.uinjkt.ac.id/file_digital/Riset%20ENDAH%20PSPD%202006.pd
f.
Purnamasari, D. 2011. Deteksi danpengobatan dini balita anda. Yogyakarta :
Pustaka Solomontode.
Riyanto Agus. 2013. Pengetahuan dan sikap
dalam penelitian kesehatan. Jakarta:
Salemba Medika
Santoso, Singgih. 2009. Panduan lengkapmenguasai statistik dengan SPSS 17.
Jalarta : PT Elex Media Komputindo
Sarasvati, Kine. 2010. Menjadi dokter bagi
anak anda. Yogyakarta : Bahtera Buku.
Simadibrata, M. 2006.Buku ajar ilmu penyakit
dalam. Ed. 6.Jakarta : Pusat Penerbitan
Ilmu Penyakit Dalam Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
7/26/2019 jurnal diare tirta
9/9
Sofwan, Rudianto. 2010. Cara tepat atasi
diare pada anak. Jakarta : Bhuana IlmuPopuler.
Sudarmoko. 2011. Mengenal, mencegah, dan
mengobati gangguan kesehatan pada
balita. Yogyakarta : Titano.
Sugiyono. 2009.Metode penelitian
pendidikan. Bandung : Alfabeta.
Suriadi & Yuliani. R. 2006. Asuhan
keperawatan pada anak. Jakarta : Sagung
Seto.
Wawan, A dan Dewi, M. 2010. Teori dan
pengukuran pengetahuan , sikap dan
perilaku manusia.. Yogyakarta : NuhaMedika
Wong, Dona L. 2009. Buku ajar keperawatanpediatrik. Vol. 2. Ed. 6. Jakarta : EGC.
Wulandari Ade. 2012. Penanganan Diare di
Rumah Tangga Merupakan UpayaMenekan Angka Kesakitan Diare Pada
Anak Balita. Retrieved Desember18,
2013,
fromhttp://portalgaruda.org/downloadarticle.php ?article=41420&val=3594.