20
JFAS: Journal of Finance and Accounting Studies Volume 1 Nomor 2, Juni 2019 Halaman 77-96 *Penulis Korespondensi Analisis Sistem Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi di Yayasan Hasyim Asy’ari Humaidi 1 *, Susanti 2 1,2 Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Hasyim Asy’ari Jalan Irian Jaya No.55 Tebuireng, Cukir, Kec,Diwek, Kab. Jombang [email protected] Abstract The purpose of this study is to analyze the arrangement of financial report system in the institution unit and the report as a whole (consolidation) made by the foundation, and to reconstruct the consolidation financial report based on the (PSAK) Number 4. This study is qualitative research. The primary and secondary data are taken from the interview, observation and documentation. To analyze the data this study used Miles data stages and Huberman, there are collecting the data, data reduction, presenting and concluding the data. The result of this study shows that the financial report used by the institution in each unit is still using single entry. The financial report used by Hasyim Asy’ari Foundation does not appropriate with PSAK 4 about the consolidation report. Keywords: Financial report system arrangement; Consolidation financial report. . Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis sistem penyusunan laporan keuangan pada unit-unit Lembaga dan laporan secara keseluruhan (konsolidasi) yang dibuat oleh Yayasan, dan merekonstruksi laporan keuangan konsolidasi berdasarkan (PSAK) Nomor 4. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder yang dikumpulkan melalui teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan tahapan data Miles dan Huberman yang meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan kemudian penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laporan keuangan dibuat oleh masing-masing unit Lembaga masih menggunakan single entry. Laporan yang dibuat oleh Yayasan Hasyim Asy’ari belum sesuai dengan PSAK 4 t entang laporan konsolidasi. Kata kunci: Sistem penyusunan laporan keuangan; Laporan keuangan konsolidasi

Humaidi, Susanti: Analisis Sistem Penyusunan Laporan

  • Upload
    others

  • View
    0

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Humaidi, Susanti: Analisis Sistem Penyusunan Laporan

JFAS: Journal of Finance and Accounting Studies

Volume 1 Nomor 2, Juni 2019

Halaman 77-96

*Penulis Korespondensi

Analisis Sistem Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi di Yayasan

Hasyim Asy’ari

Humaidi1*, Susanti

2

1,2

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Hasyim Asy’ari Jalan Irian Jaya No.55 Tebuireng, Cukir, Kec,Diwek, Kab. Jombang

[email protected]

Abstract

The purpose of this study is to analyze the arrangement of financial report system in the institution unit and the report as a whole (consolidation) made by the foundation, and to

reconstruct the consolidation financial report based on the (PSAK) Number 4. This study

is qualitative research. The primary and secondary data are taken from the interview, observation and documentation. To analyze the data this study used Miles data stages

and Huberman, there are collecting the data, data reduction, presenting and concluding

the data. The result of this study shows that the financial report used by the institution in each unit is still using single entry. The financial report used by Hasyim Asy’ari

Foundation does not appropriate with PSAK 4 about the consolidation report.

Keywords: Financial report system arrangement; Consolidation financial report.

.

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis sistem penyusunan laporan keuangan

pada unit-unit Lembaga dan laporan secara keseluruhan (konsolidasi) yang dibuat oleh Yayasan, dan merekonstruksi laporan keuangan konsolidasi berdasarkan (PSAK) Nomor

4. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif. Jenis data yang digunakan adalah data

primer dan data sekunder yang dikumpulkan melalui teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan tahapan data

Miles dan Huberman yang meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan

kemudian penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laporan keuangan

dibuat oleh masing-masing unit Lembaga masih menggunakan single entry. Laporan yang dibuat oleh Yayasan Hasyim Asy’ari belum sesuai dengan PSAK 4 tentang laporan

konsolidasi.

Kata kunci: Sistem penyusunan laporan keuangan; Laporan keuangan konsolidasi

Page 2: Humaidi, Susanti: Analisis Sistem Penyusunan Laporan

78 JFAS: Journal of Finance and Accounting Studies

Volume 1 Nomor 2, Juni 2019

http://ejournal.feunhasy.ac.id/index.php/jfas

PENDAHULUAN

Organisasi sangat penting bagi kehidupan manusia dalam bermasyarakat sehari-

hari. Organisasi didirikan karena adanya kesamaan kepentingan, baik dalam

rangka untuk mewujudkan hakekat kemanusiaannya maupun secara berkelanjutan

untuk memenuhi kebutuhannya. Berdasarkan tujuan organisasi dapat dibedakan

menjadi dua yaitu organisasi yang bertujuan mencari keuntungan dan organisasi

sosial atau organisasi non profit yang tidak semata-mata mencari keuntungan

(laba). Organisasi profit adalah suatu organisasi yang bertujuan untuk mencari

keuntungan atau laba. Organisasi profit memiliki sumber pendanaan yang jelas,

yakni dari keuntungan usahanya sendiri. Contoh organisasi profit seperti,

perusahaan manufaktur, dan koperasi. Organisasi nirlaba adalah kumpulan dari

beberapa organisasi individu yang memiliki tujuan dan bekerja sama untuk

mencapai tujuan sebuah organisasi, dalam pelaksanaan suatu kegiatan yang

mereka lakukan tidak mencari keuntungan semata (Nainggolan, 2005).

Perbedaan utama antara organisasi nirlaba dengan organisasi profit terletak

pada bagaimana cara masing-masing organisasi memperoleh sumber dana yang

dibutuhkan untuk melakukan berbagai kegiatan operasionalnya. Sebagai akibat

dari karakteristik tersebut, dalam organisasi nirlaba timbul transaksi tidak pernah

terjadi dalam organisasi bisnis, misalnya penerimaan sumbangan. Pada umumnya,

organisasi nirlaba memperoleh sumber dananya melalui sumbangan dari para

anggota dan para penyumbang lain yang tidak mengharapkan imbalan apapun dari

organisasi. Sedangkan organisasi profit memperoleh sumber dananya dari

keuntungan suatu perusahaan. Organisasi profit atau organisasi yang berorientasi

laba sewaktu-waktu dapat dibubarkan (likuidasi) apabila ternyata tidak lagi

memperoleh keuntungan dan terus menerus menderita kerugian sehingga modal

suatu perusahaan sangat berkurang (Hoesada, 2007).

Meskipun organisasi nirlaba mempunyai karakteristik dan tujuan

organisasional yang berbeda dengan organisasi profit, namun bukan berarti

Page 3: Humaidi, Susanti: Analisis Sistem Penyusunan Laporan

Humaidi, Susanti: Analisis Sistem Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi di

Yayasan Hasyim Asy’ari

79

http://ejournal.feunhasy.ac.id/index.php/jfas

pencatatan akuntansi keduanya berbeda. Persamaan antara akuntansi organisasi

nirlaba dengan organisasi profit meliputi keseluruhan proses akuntansi mulai dari

pengakuan transaksi, pencatatan ke kas umum dan pencatatan ke buku pembantu

sampai pelaporan laporan keuangannya. Laporan Keuangan adalah hasil akhir dari

proses akuntansi. Laporan keuangan sebagai bahan informasi bagi para pemakai

atau pengguna di dalam proses pengambilan keputusan suatu perusahaan.

Disamping sebagai informasi, laporan keuangan juga sebagai pertanggung

jawaban terhadap apa yang sudah dikerjakan didalam sebuah perusahaan sehingga

menghasilkan apa yang diharapkan oleh perusahaan. Dan memberikan gambaran

keberhasilan suatu perusahaan (Syafri, 2008). Laporan keuangan sangat

diperlukan untuk memenuhi kepentingan dari berbagai pihak terkait, oleh karena

itu laporan keuangan disusun berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi

Keuangan (PSAK) No. 45. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009) dalam

PSAK No. 45 tentang laporan Keuangan Organisasi Nirlaba, laporan keuangan

organisasi nirlaba terdiri dari laporan keuangan neraca, laporan aktivitas, laporan

arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Tujuan laporan keuangan adalah

memberikan informasi mengenai posisi keuangan perusahaan, kinerja keuangan

perusahaan, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar

kalangan pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomi

(Rahmi 2014). Tujuan utama laporan keuangan organisasi nirlaba pada dasarnya

memiliki kesamaan dengan tujuan laporan keuangan organisasi profit, yaitu sama-

sama menyajikan informasi yang berkaitan dengan kinerja suatu perusahaan atas

kegiatan yang dilakukan oleh organisasi tersebut.

Yayasan Hasyim Asy’ari merupakan induk organisasi yang mengendalikan

dan bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan Pondok Pesantren Tebuireng

dan unit Lembaga lainnya yang di bawah naungan Yayasan Hasyim Asy’ari.

Tanggung jawab penyelenggaraan pondok pesantren tidak dibatasi pada

formalisasi bentuk fisik saja, akan tetapi secara menyeluruh dari bidang-bidang

Page 4: Humaidi, Susanti: Analisis Sistem Penyusunan Laporan

80 JFAS: Journal of Finance and Accounting Studies

Volume 1 Nomor 2, Juni 2019

http://ejournal.feunhasy.ac.id/index.php/jfas

yang dibutuhkan oleh Pondok Pesantren. Yayasan Hasyim Asy’ari memiliki

badan hukum yang bersifat formal, dan melakukan penggalian dana secara

mandiri, tidak tergantung pada pihak lain baik swasta maupun pemerintah.

Anggaran rumah tangga Yayasan digerakan dengan sumber dana yang diambil

dari sumbangan pendidikan siswa dan dari aset yang dimiliki.

Jadi berbeda dengan Yayasan lain di mana Yayasan tersebut mengambil

dana dari pemerintah atau dana sumbangan dari pemerintah. Sedangkan di

Yayasan Hasyim Asy’ari melakukan upaya penggalian dana secara mandiri dan

tidak tergantung pada pihak lain baik swasta maupun pemerintah.

Yayasan Hayim Asy’ari menaungi beberapa pondok, unit-unit pendidikan

dan unit-unit lainnya yang berada di kota Jombang, diantaranya adalah: Pondok

Putra Pesantren Tebuireng, Pondok Putri Pesantren Tebuireng, Pondok Pesantren

Tebuireng 2 (Trensains), Unit pendidikan sekolah, Lembaga kesehatan

(Puskestren), Lembaga Penerbitan, Lembaga Jasa Boga (JABO). Peneliti akan

membahas pelaporan keuangan setiap unit lembaga dan pelaporan secara

keseluruhan atau konsolidasi.

Menurut PSAK No. 4 tentang laporan keuangan konsolidasi adalah

penyajian laporan keuangan konsolidasi suatu kelompok perusahaan yang berada

di bawah pengendalian suatu induk perusahaan. Artinya laporan keuangan

dimasing-masing kelompok dikumpulkan menjadi satu laporan atau dikendalikan

oleh satu perusahaan.

Dari definisi di atas, dapat kita tarik satu pemahaman bahwa, laporan

keuangan konsolidasi diperlukan apabila salah satu perusahaan yang bergabung

memiliki kontrol terhadap perusahaan lain. Yayasan Hasyim Asy’ari merupakan

induk perusahaan dan memiliki beberapa unit lembaga, setiap unit lembaga

mempunyai masing-masing tanggung jawab dalam laporan keuangannya. Laporan

keuangan masing-masing unit lembaga berbeda-beda dikarenakan kebutuhan

masing-masing unit lembaga berbeda setiap tahunnya.

Page 5: Humaidi, Susanti: Analisis Sistem Penyusunan Laporan

Humaidi, Susanti: Analisis Sistem Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi di

Yayasan Hasyim Asy’ari

81

http://ejournal.feunhasy.ac.id/index.php/jfas

Berdasarkan fenomena di atas menjelaskan bagaimana pentingnya laporan

keuangan bagi Yayasan, dan untuk menciptakan sistem penyusunan laporan

keuangan yang baik sesuai standar akuntansi, maka tujuan penelitian ini adalah

bagaimana sistem penyusunan laporan keuangan setiap unit lembaga dan sistem

penyusunan laporan keuangan secara keseluruhan (konsolidasi).

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di Yayasan Hasyim Asy’ari yang beralamat di Jl. Irian

jaya No. 10 Tebuireng Jombang. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif.

Penelitian kualitatif adalah untuk memahami fenomena tentang apa yang terjadi

dan dialami langsung oleh peneliti, misalnya perilaku, motivasi, tindakan, dan

lain-lain, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu

konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode yang

alamiah (Moleong, 2011). Jenis data yang digunakan meliputi data primer berupa

wawancara dan data sekunder meliputi transaksi keuangan dan laporan keuangan

unit Lembaga dan laporan keuangan Yayasan Hasyim Asy’ari. Teknik analisis

data yang dilakukan pada penelitian ini yaitu menggunakan model Miles dan

Huberman. Tahap analisis data kualitatif berdasarkan model Miles dan Huberman

(dalam Sugiyono 2010) meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data,

dan penarikan kesimpulan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Yayasan Hasyim Asy’ari

Yayasan Hasyim Asy’ari merupakan induk organisasi yang mengendalikan dan

bertanggung jawab kepada seluruh penyelenggaraan Pondok Pesantren Tebuireng

dan unit-unit pendidikan yang ada.

Yayasan Hasyim Asy’ari sebagai induk dari unit-unit lembaga, yang

mengendalikan seluruh unit laporan keuangan yang di bawah naungan Yayasan

Page 6: Humaidi, Susanti: Analisis Sistem Penyusunan Laporan

82 JFAS: Journal of Finance and Accounting Studies

Volume 1 Nomor 2, Juni 2019

http://ejournal.feunhasy.ac.id/index.php/jfas

Hasyim Asy’ari, yaitu lembaga formal dan In Formal. Lembaga Formal termasuk

unit-unit Pendidikan sedangkan unit In Formal seperti Pondok Pesantren dan

organisai lainnya yang dibawah naungan Yayasan Hasyim Asy’ari.

Deskripsi Data

Untuk mengetahui bagaimana sistem penyusunan laporan keuangan yayasan dan

sistem penyusunan laporan keuangan masing-masing unit lembaga yang berada di

bawah naungan Yayasan Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang. Maka penulis akan

mengadakan analisis data secara deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk

membuktikan kebenaran teori dengan data lapangan yang ada. Berikut kondisi

penyusunan dan pencatatan laporan keuangan pada masing-masing unit lembaga

formal maupun non formal:

1. Unit SMP A WH

SMP A Wahid Hasyim Tebuireng Jombang terdapat dua bendahara yang

memiliki tugas yang berbeda. Bendahara harian bertugas mencatat transaksi yang

terjadi sehari-hari yang dananya bersumber dari dana BOS, bendahara tahunan

yang bertugas mengelola dana yang bersumber dari pendapatan SPP (Yayasan

Hasyim Asy’ari) yang penggunaannya diperuntukkan untuk pembangunan

Sekolah, gaji guru dan karyawan. Unit SMP menyusun laporan keuangan untuk

dilaporkan ke Yayasan selama tiga bulan sekali. Laporan keuangan yang dibuat

oleh bendahara sekolah memuat penerimaan dan pengeluaran kas dan

pencatatannya masih menggunakan single entry.

2. Unit MTs Salafiyah Safi’iyah

Laporan keuangan dibuat oleh bendahara sekolah yang memuat penerimaan

dan pengeluaran kas dan disajikan dalam buku kas sekolah. Laporan keuangan

tersebut kemudian disampaikan kepada kepala sekolah setiap bulannya. Kepala

sekolah kemudian menyampaikan laporan keuangan tersebut pada rapat lembaga

selama tiga bulan sekali. Sedangkan pertanggungjawaban dana BOS dibuat oleh

Page 7: Humaidi, Susanti: Analisis Sistem Penyusunan Laporan

Humaidi, Susanti: Analisis Sistem Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi di

Yayasan Hasyim Asy’ari

83

http://ejournal.feunhasy.ac.id/index.php/jfas

bendahara sekolah juga dan kemudian disampaikan kepada dinas pendidikan dan

disampaikan ke Yayasan juga untuk sekedar pemberitahuan saja. Kendala dalam

penyusunan laporan keuangan ini adalah nota pembelian terkadang tidak ada, atau

hilang sehingga memperhambat penyusunan laporan keuangan.

Penyusunan laporan keuangan di unit MTS cukup baik, walaupun di

Sekolah Unit MTS ini terdapat satu bendahara. Laporan keuangan harian yang

sumber dana dari BOS dan laporan keuangan tahunan dari Pusat (Yayasan

Hasyim Asy’ari) dikerjakan oleh satu bendahara sekolah. Peneliti bisa

menguraikan mengapa nota belanja/pembelian tidak ada atau hilang, karena salah

satu kelemahan dalam mengkoordinir setiap pengeluaran kas baik dari dana BOS

maupun dari dana Pusat (Yayasan). Salah satu solusi dari peneliti agar

penyusunan laporan keuangan berjalan dengan baik bendahara membuat nota

sendiri, lalu meminta tanda tangan ke tempat pembelian. Yang kedua setiap unit

lembaga agar mempunyai dua bendahara. Tujuannya Agar mempermudah

pencatatan dan fokus masing-masing job yang ditentukan oleh kepala sekolah.

3. SMA A WH

Laporan keuangan dibuat oleh bendahara sekolah yang bertugas mengelola

keuangan sekolah. Laporan keuangan yang ada diunit sekolah SMA A WH masih

memuat penerimaan dan pengeluaran kas. Pelaporan pertanggungjawaban dana

BOS dibuat juga oleh bendahara sekolah dan kemudian disampaikan ke Dinas

Pendidikan dan disampaikan juga ke Yayasan sebagai pemberitahuan saja.

Laporan yang dibuat dan disusun oleh bendahara sekolah sesuai dengan format

yang telah ditentukan. Laporan keuangan unit SMA dilaporkan satu bulan sekali

ke Yayasan Hasyim Asy’ari. Kendala yang dialami oleh bendahara sekolah di

Unit Lembaga SMA tidak ada, hampir sama dengan Unit SMP walaupun di Unit

SMA terdapat hanya satu bendahara. Tetapi laporan kegiatan dikerjakan oleh

penanggung jawab sendiri, dan melaporkan keuangan ke pusat. Peneliti

Page 8: Humaidi, Susanti: Analisis Sistem Penyusunan Laporan

84 JFAS: Journal of Finance and Accounting Studies

Volume 1 Nomor 2, Juni 2019

http://ejournal.feunhasy.ac.id/index.php/jfas

menyimpulkan bahwasannya bendahara sekolah unit SMA tidak ada kesulitan

dalam penyusunan laporan keuangan

4. MA Salafiyah Safi’iyah

Laporan keuangan di Unit MA dibuat oleh bendahara sekolah. Sistem

penyusunan dan pencatatan laporan keuangan yang dibuat oleh bendahara sekolah

unit MA cukup baik. Laporan keuangan yang dibuat oleh bendahara sekolah

memuat penerimaan dan pengeluaran kas. Di unit Sekolah Madrasah Aliyah

Salafiyah Safi’iyah masih terdapat satu bendahara. Bendahara unit MA

mengerjakan dua laporan. Laporan keuangan yang bersumber dari Pusat

(Yayasan) dan laporan keuangan yang bersumber dari dana BOS. Salah satu

penyebab nota pembelian tidak ada atau hilang adalah kurangnya komunikasi dan

konfirmasi antara bendahara Sekolah dengan guru/karyawan, sehingga

menyebabkan bendahara kesulitan dalam penyusunan laporan keuangan. Dalam

hal ini peneliti menyarankan agar semua guru/karyawan sebelum membeli

keperluan sekolah sebaiknya konfirmasi dulu kebendahara Sekolah, agar

bendahara mencatat ketika nanti nota pembelian tidak ada/hilang.

5. SMK Khoiriyah

Laporan keuangan dibuat oleh bendahara sekolah yang bertugas mengelola

keuangan sekolah. Laporan keuangan di unit SMK masih memuat penerimaan dan

pengeluaran kas. Pelaporan pertanggungjawaban dana BOS tidak dibuat oleh

bendahara sekolah melainkan dibuat oleh kepala sekolah karena kurangnya

keahlian bendahara dalam mengakses aplikasi komputer. Laporan yang dibuat

sudah disusun sesuai dengan format yang telah ditentukan namun masih ada

beberapa kendala, salah satunya bendahara tidak menguasai tentang masalah

penyusunan laporan keuangan yang baik, dikarenakan ada beberapa unit Lembaga

yang bukan bidang akuntansi. Laporan keuangan di unit SMK Khoiriyah ini

melaporkan laporan keuangannya ke kantor pusat (Yayasan) satu tahun sekali.

Page 9: Humaidi, Susanti: Analisis Sistem Penyusunan Laporan

Humaidi, Susanti: Analisis Sistem Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi di

Yayasan Hasyim Asy’ari

85

http://ejournal.feunhasy.ac.id/index.php/jfas

Penyusunan laporan keuangan yang berada di unit Sekolah SMK Khoiriyah

cukup baik, dikarenakan bendahara belum paham tentang masalah laporan

keuangan yang baik dan bukan bidangnya juga. Seharusnya Yayasan harus

memilih bendahara yang sesuai bidangnya, tetapi karena ini sudah terlanjur.

Mungkin peneliti menyarankan bendahara harus sering konfirmasi ke kepala

sekolah, tentang penyusunan laporan keuangan sekolah. Dan dari kantor pusat

(Yayasan) seharusnya ada jadwal survey ke masing-maisng unit lembaga

khususnya mengenai laporan keuangan. Tetapi dengan adanya penelitian ini

semoga Yayasan memahami keadaan yang sebenarnya dalam penyusunan laporan

keuangan dimasing-masing unit Lembaga.

6. Mualimin

Laporan keuangan di unit Mualimin merangkap menjadi satu laporan antara

laporan pondok dan sekolah. Sedangkan pertanggungjawaban dana Bantuan

Operasional Sekolah (BOS) dibuat juga oleh Bendahara sekolah dan kemudian

disampaikan kepada dinas pendidikan dan disampaikan juga ke Yayasan sebagai

pemberitahuan saja. Laporan keuangan di unit Mualimin memuat penerimaan dan

pengeluaran kas saja. Unit Mualimin terdapat satu bendahara yang mencakup

laporan keuangan pondok, laporan keuangan sekolah dan laporan keuangan yang

bersumber dari dana BOS. Kendala yang dialami bendahara unit mualimin adalah

mencatat sehari-hari pengeluaran yang digunakan untuk keperluan sekolah dan

pondok. Mungkin akan lebih baiknya bendahara pondok dan sekolah dipisahkan,

mengingat dampaknya akan kesulitan atau kekeliruan dalam membuat laporan

keuangan.

Unit Mualimin terdapat satu bendahara yang mencakup laporan keuangan

pondok, laporan keuangan sekolah dan laporan keuangan yang bersumber dari

dana BOS. Kendala yang dialami bendahara unit mualimin adalah mencatat

sehari-hari pengeluaran yang digunakan untuk keperluan sekolah dan pondok.

Mungkin akan lebih baiknya bendahara pondok dan sekolah dipisahkan,

Page 10: Humaidi, Susanti: Analisis Sistem Penyusunan Laporan

86 JFAS: Journal of Finance and Accounting Studies

Volume 1 Nomor 2, Juni 2019

http://ejournal.feunhasy.ac.id/index.php/jfas

mengingat dampaknya akan kesulitan atau kekeliruan dalam membuat laporan

keuangan.

7. Trensains

Laporan keuangan dibuat oleh bendahara sekolah yang memuat penerimaan

dan pengeluaran kas, sistem pencatatannya masih menggunakan Single Entry atau

mencatat didebit kredit saja. Laporan keuangan tersebut kemudian disampaikan

kepada kepala sekolah setiap bulannya. Kepala sekolah kemudian menyampaikan

laporan keuangan tersebut pada rapat lembaga. Sedangkan pertanggungjawaban

dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dibuat oleh Bendahara sekolah juga

dan kemudian disampaikan kepada dinas pendidikan dan disampaikan juga ke

Yayasan sebagai pemberitahuan saja. Kendala dari penyusunan laporan yang

dibuat oleh bendahara salah satunya tidak adanya nota pembelian, sehingga dalam

penyusunan laporan keuangan terhambat.

Untuk itu peneliti mengusulkan agar membuat penanggung jawab tentang

masalah kegitan acara olimpiade. Tujuannya agar bendahara tidak terhambat

membuat penyusunan laporan keuangannya.

8. Pondok Pesantren Tebuireng Putra

Laporan keuangan dibuat oleh bendahara Pondok yang bertugas mengelola

keuangan Pondok. Laporan keuangan Pondok dibagi menjadi dua, yaitu laporan

kegiatan dan laporan Rutinan. Laporan kegiatan ini seperti mengadakan kegiatan

acara yang berhubungan dengan Pondok. Sedangkan untuk kegiatan rutinan,

seperti mengkoordinir semua guru qori’ ngaji takhasus dan ngaji subuh. Laporan

keuangan pondok Putra Pesantren Tebuireng masih memuat penerimaan dan

pengeluaran kas. Kendala dalam penyusunan laporan keuangan oleh bendahara

pondok adalah bahwa bendahara pondok merangkap dua jabatan anatara

bendahara pondok dan koordinator Pembina.

Pondok Putra Pesantren Tebuireng adalah pondok yang lingkungannya luas,

dan dihuni banyak santri, guru, ustadz dan karyawan. Di Pondok Putra Pesantren

Page 11: Humaidi, Susanti: Analisis Sistem Penyusunan Laporan

Humaidi, Susanti: Analisis Sistem Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi di

Yayasan Hasyim Asy’ari

87

http://ejournal.feunhasy.ac.id/index.php/jfas

Tebuireng terdapat satu bendahara. Bahkan di lihat dari persentasi yang ada di

Pondok Putra Pesantren Tebuireng begitu luas, akan lebih baiknya bendahara

pondok ditambahkan lagi. Jadi bendahara pertama mengurusi laporan keuangan

acara kegiatan dan bendahara kedua laporan keuangan rutinan. Agar fokus ke

masing-masing divisi yang telah ditentukan, dan tidak merangkap didua jabatan.

Sehingga akan mudah didalam penyusunan laporan keuangan.

9. Pondok Putri Pesantren Tebuireng

Di Pondok Putri Pesantren Tebuireng membuat laporan keuangan sesuai

dengan aplikasi atau format yang diberikan oleh Yayasan. Bendahara Pondok

hanya mengurusi bisyarah (gaji) guru Qori’ yang memuat penerimaan dan

pengeluaran kas dari Yayasan Hasyim Asy’ari. Kendala yang dialami oleh

bendahara pondok dalam penyusunan laporan keuangan adalah rekapan guru qori’

biasanya disetor agak telat, dan bisyaroh (gaji) untuk para guru qori’ terkadang

terlambat dalam pencairan, sehingga sistem penyusunan laporan keuangan

terhambat.

Laporan Keuangan di Pondok Putri Pesantren Tebuireng hampir sama

dengan unit lembaga lainnya. Bendahara pondok hanya mengurusi dana yang

bersumber dari Yayasan sebagai gaji untuk semua guru/ustadz dan ustadzah.

Dalam penyusunan laporan keuangan harus sesuai dengan data-data yang ada di

Pondok Putri Pesantren Tebuireng. Peneliti mengusulkan agar laporan keuangan

tidak menjadi terhambat oleh adanya ketelatan dalam rekapan guru pengajar.

Bendahara pondok harus membuat batasan pengumpulan rekapan data pengajian

qori’ dan yang kedua bendahara pondok harus konfirmasi ke Yayasan, kalau

seandainya sering telat dalam pencairan/transfer. Sehingga bendahara pondok

tidak menjadi perbincangan oleh guru/ustadz dan ustadzah

10. Pondok Tebuireng 2 (Trensains)

Di Pondok Trensains Pesantren Tebuireng membuat laporan keuangan

sesuai dengan aplikasi atau format yang diberikan oleh Yayasan. Laporan

Page 12: Humaidi, Susanti: Analisis Sistem Penyusunan Laporan

88 JFAS: Journal of Finance and Accounting Studies

Volume 1 Nomor 2, Juni 2019

http://ejournal.feunhasy.ac.id/index.php/jfas

keuangan dibuat oleh kepala pondok dan hanya mengurusi bisyarah (gaji) guru

qori’ yang memuat penerimaan dan pengeluaran kas dari Yayasan Hasyim

Asy’ari. Kendala yang dialami oleh bendahara pondok dalam penyusunan laporan

keuangan adalah masalah rekapan guru qori’, karena disetornya agak telat, yang

kedua kadang-kadang bisyaroh (gaji) guru qori’ yang dari Yayasan agak telat.

Sehingga penyusunan laporan keuangan menjadi terhambat. Pondok Tebuireng 2

(Trensains) kasusnya hampir sama dengan Pondok Putri Pesantren Tebuireng,

yang hanya mengurusi bisyaroh (gaji) guru qori’ pengajian malam dan subuh.

11. Puskestren

Laporan keuangan di Puskestren masih sederhana belum menggunakan

aplikasi melainkan masih menggunakan pencatatan manual, yaitu memuat

penerimaan dan pengeluaran kas. Laporan keuangan yang dibuat oleh puskestren

dilaporkan satu bulan sekali ke Yayasan. Kendala dari bendahara puskestren tidak

ada, karena prinsipnya laporan keuangan harus transparan dan bisa dimengerti.

Laporan keuangan ke Yayasan kadang-kadang terlambat, penyebabnya dilaporan

unit-unit, seperti unit gizi, Promkes dan Farmasi. Karena itu bendahara Puskestren

menunggu laporan keuangan yang dari masing-masing unit.

Penyusunan laporan keuangan Puskestren bisa dikatakan cukup baik, karena

dilihat dari prinsipnya adalah yang penting bisa dimengerti atau dipahami. Peneliti

mengusulkan bendahara Puskestren harus membuat batasan pengumpulan laporan

yang per-unit, agar lebih mudah dan tidak terlambat dalam pelaporan ke kantor

Pusat.

12. Penerbitan

Laporan keuangan di unit Penerbitan dibagi menjadi dua, yaitu laporan yang

dari Tebuireng online dan laporan penjualan buku dan majalah. Dan masih

memuat penerimaan dan pengeluaran kas. Kendala yang ada di unit Penerbitan

adalah sering adanya tumpang tindih antara laporan tebuireng online dengan

laporan penjualan buku dan majalah. Sehingga penyusunan laporan keuangan

Page 13: Humaidi, Susanti: Analisis Sistem Penyusunan Laporan

Humaidi, Susanti: Analisis Sistem Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi di

Yayasan Hasyim Asy’ari

89

http://ejournal.feunhasy.ac.id/index.php/jfas

yang dibuat oleh pimpinan merasa kesulitan dalam menyusun laporan keuangan.

Laporan keuangan unit Penerbitan bisa dikatakan belum teratur, karena sering

terjadi tumpang tindih (bercampur aduk) antara laporan keuangan Tebuireng

online dan laporan keuangan penjualan buku dan majalah.

Peneliti menyarankan agar tidak terjadi tumpang tindih lagi antara laporan

keuangan Tebuireng online dan penjualan buku dan majalah. Pimpinan dari unit

penerbitan harus mengerti dan mengarahkan, ketika menyusun dan membuat

laporan keuangan harus sesuai format dan prosedur pencatatan.

13. Jasa Boga

Laporan keuangan yang dibuat oleh bendahara jasa boga memuat

penerimaan dan pengeluaran kas dan sistem pencatatannya masih menggunakan

Single Entry atau mencatat didebit atau kredit saja. Unit jasa boga dalam

pengambilan kas dari Yayasan mempunyai sejenis formulir bon pengeluaran

belanja. Formulir ini yang diisi dan ditulis sesuai kebutuhannya. Dalam laporan

penyusunan laporan keuangan ini tidak ada kendala karena setiap pembelian ada

nota dan langsung dicatat ke buku khusus. Unit jasa boga bisa dikatakan berbeda

dengan unit lainnya, perbedaannya dipengambilan dana yang dari Yayasan unit

jasa boga menggunakan bon belanja. Apa yang dibutuhkan tinggal ditulis dan diisi

sesuai kebutuhannya. Tetapi untuk masalah penyusunan laporan keuangan tetap

dibuatkan seperti unit-unit lembaga lainnya.

Bisa disimpulkan bahwasanya untuk sistem penyusunan laporan keuangan

yang dibuat oleh masing-masing unit lembaga adalah sama yaitu hanya mencatat

penerimaan dan pengeluaran saja atau masih menggunakan Single Entry yaitu

mencatat didebit dan kredit saja. Yang menjadi perbedaan tentang laporan

keuangan unit lembaga yaitu pelaporan laporan keuangan ke Yayasan berbeda-

beda, ada yang satu bulan sekali dan ada yang tiga bulan sekali, dan ada yang

pertahun sekali. Dan yang kedua adalah kendala dalam menyusun laporan

keuangan yang ada di masing-masing unit lembaga berbeda-beda.

Page 14: Humaidi, Susanti: Analisis Sistem Penyusunan Laporan

90 JFAS: Journal of Finance and Accounting Studies

Volume 1 Nomor 2, Juni 2019

http://ejournal.feunhasy.ac.id/index.php/jfas

Laporan Keuangan Konsolidasi yang dibuat oleh Yayasan Hasyim Asy’ari

Laporan keuangan konsolidasi dibuat oleh Yayasan satu tahun sekali yang

meliputi laporan hasil usaha dan laporan keuangan neraca. Yayasan Hasyim

Asy’ari adalah induk dari unit-unit lembaga, yang mengendalikan seluruh unit

laporan keuangan yang di bawah naungan Yayasan Hasyim Asy’ari, yaitu

lembaga formal dan In Formal. Lembaga Formal termasuk unit-unit Pendidikan

sedangkan unit In Formal seperti Pondok Pesantren dan organisai lainnya yang

dibawah naungan Yayasan Hasyim Asy’ari. Setiap masing-masing unit lembaga

melaporkan laporan keuangan ke Yayasan Hasyim Asy’ari setiap bulan sekali,

dan Yayasan membuat laporan secara keseluruhan atau yang disebut dengan

laporan konsolidasi. Dalam laporan keuangan konsolidasi Yayasan belum

sepenuhnya mengacu kepada IAI sesuai PSAK No. 4 tentang laporan keuangan

konsolidasi. Dimana saat ini yayasan menggunakan pengendalian intern.

Pengendalian Intern yang digunakan oleh Yayasan ini adalah pengendalian

intern yang disepakati oleh pihak bendahara Yayasan dan anggota lainnya.

Pengendalian intern ini bisa diartikan suatu cara untuk mengarahkan, mengawasi,

dan mengukur sumber daya yang dicapai oleh suatu perusahaan. Laporan

keuangan konsolidasi yang dibuat oleh pusat (Yayasan) cukup baik, tetapi laporan

keuangan neraca yang dibuat oleh yayasan belum balance atau tidak sama antara

aktiva dan kewajiban.

Bisa disimpulkan bahwa bahwasannya dalam sistem penyusunan laporan

keuangan konsolidasi yang dibuat oleh Yayasan Hasyim Asy’ari adalah masih

sederhana. Belum mengacu kepada IAI PSAK No. 4 tentang laporan keuangan

konsolidasi yang meliputi laporan hasil usaha, laporan keuangan neraca dan

laporan arus kas. Laporan keuangan Yayasan masih menggunakan pengendalian

intern, dimana Yayasan hanya membuat laporan hasil usaha dan laporan keuangan

Neraca saja.

Page 15: Humaidi, Susanti: Analisis Sistem Penyusunan Laporan

Humaidi, Susanti: Analisis Sistem Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi di

Yayasan Hasyim Asy’ari

91

http://ejournal.feunhasy.ac.id/index.php/jfas

Sistem Penyusunan Laporan Keuangan Masing-Masing Unit Lembaga

Yayasan Hasyim Asy’ari.

Laporan yang dibuat oleh masing-masing unit Lembaga pencatatannya

menggunakan basis kas dan dilaporkan dalam buku kas yang meliputi penerimaan

dan pengeluaran kas saja. Laporan keuangan yang dibuat memuat transaksi sehari-

hari dan tidak ada penggolongan akun secara spesifik. Sedangkan laporan

pertanggungjawaban penggunaan dana BOS disusun berdasarkan format yang

telah ditentukan.

Berikut prosedur akuntansi dimasing-masing unit Lembaga:

Gambar 1. Prosedur Akuntansi Unit Lembaga

Penerimaan Masing-masing Unit Lembaga di bawah Naungan Yayasan

Hasyim Asy’ari

Penerimaan atau pendapatan semua unit Lembaga diperoleh dari:

1. Pendapatan SPP

2. Jasa Boga

3. Uang Gedung

4. Daftar ulang

5. Dana BOS

6. Pendapatan dari asset (Sewa Sawah Jatirejo)

Sumber penerimaan masing-masing unit Lembaga berbeda-beda, karena setiap

tahunnya masing-masing unit lembaga membuat rencana anggaran biaya yang

berbeda (RAB/RKS). Semua unit pendidikan Sekolah (SMA AWH, MA SS,

Transaksi Bukti Transaksi Buku kas per unit

Page 16: Humaidi, Susanti: Analisis Sistem Penyusunan Laporan

92 JFAS: Journal of Finance and Accounting Studies

Volume 1 Nomor 2, Juni 2019

http://ejournal.feunhasy.ac.id/index.php/jfas

MTS SS, SMP AWH, SMK Khoiriyah, Trensains, dan Mualimin) menerima dana

BOS setiap tahunnya. Dan setiap enam bulan sekali, dana yang dari BOS

diberikan kepada unit lembaga sekolah dan digunakan untuk operasional masing-

masing unit sekolah. Sedangkan untuk unit non formal hanya menerima anggaran

dari Yayasan Hasyim Asy’ari. Dalam pengambilan sumber daya masing-masing

unit lembaga menyetorkan proposal RAB/RKS ke Yayasan Hasyim Asy’ari

Tebuireng Jombang.

Pengeluaran Masing-Masing Unit Lembaga di Bawah Naungan Yayasan

Hasyim Asy’ari

Dana yang diperoleh Yayasan Hasyim Asy’ari langsung disalurkan kepada

masing-masing unit Lembaga sesuai dengan proposal RAB/RKS nya dan dikelola

langsung secara mandiri oleh masing-masing unit lembaga. Dana yang diperoleh

digunakan untuk membiayai kegiatan operasional sekolah, pelayanan jasa,

kegiatan lomba, pembangunan sekolah, dan pengeluaran lain-lain. Pada setiap

tahunnya unit lembaga khususnya unit sekolah mempunyai kegiatan rutin yaitu

peringatan hari ulang tahun lembaga dan acara pelepasan peserta didik. Transaksi

keuangan yang terjadi dicatat dan dibuat laporan keuangannya oleh masing-

masing sekolah disertai dengan bukti transaksi.

Ada beberapa perbedaan tentang pencatatan laporan keuangan dimasing-

masing unit lembaga. Di antaranya adalah laporan keuangan ke Yayasan ada satu

bulan sekali dan ada yang tiga bulan sekali bahkan ada yang melaporkan satu

tahun sekali. Yang kedua belum adanya kode akun dalam pelaporan keuangan

unit lembaga dan sementara ini sistem yang diterapkan dimasing-masing unit

lembaga masih menggunakan Single Entry yaitu setiap transaksi hanya dicatat

pada bagian debit atau kredit saja.

Dapat dilihat dari sistem pencatatan yang telah diterapkan dimasing-masing

unit lembaga seperti jurnal dan kode rekening masih belum sesuai sistem

Page 17: Humaidi, Susanti: Analisis Sistem Penyusunan Laporan

Humaidi, Susanti: Analisis Sistem Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi di

Yayasan Hasyim Asy’ari

93

http://ejournal.feunhasy.ac.id/index.php/jfas

akuntansi. Menurut Abdul Halim (2007) terdapat dua sistem pencatatan yaitu

single entry dan double entry. Sistem pencatatan yang umum digunakan adalah

menggunakan sistem double entry, dimana nominal didebit harus sama dengan

jumlah dikredit. Sementara itu, ada beberapa unit lembaga yang belum

menerapkan akun dan kode rekening dalam penyusunan laporan keuangannya.

Dasar pembuatan akun dan kode rekening adalah berdasarkan transaksi yang

terjadi dimasing-masing unit lembaga serta disesuaikan dengan aktivitas yang

terjadi dimasing-masing unit lembaga di bawah naungan Yayasan Hasyim

Asy’ari. Penulis mengusulkan agar Yayasan Hasyim Asy’ari mengarahkan

masing-masing unit Lembaga agar semua unit dapat menerapkan akun dan kode

rekening sehingga dalam sistem pencatatan dapat mempermudah yayasan dalam

mengklasifikasikan setiap transaksi yang terjadi.

Dan juga ada beberapa masing-masing unit lembaga mempunyai perbedaan

dalam pelaporan keuangan ke kantor pusat (Yayasan). Dalam hal ini, sesuai

wawancara peneliti lakukan bahwasannya antara bendahara pusat dengan

bendahara unit lembaga ada kesalahpahaman tentang sistem menyusun dan

melaporkan laporan keuangannya. Bendahara Yayasan mengatakan bahwasannya

format penyusunannya dibuat oleh yayasan sendiri dan laporan keuangan

dilaporkan setiap bulan sekali.

Untuk itu peneliti menyarankan agar tidak ada kesalahpahaman, Yayasan

mengadakan rapat evaluasi setiap bulan sekali bersama seluruh bendahara unit

lembaga. Tujuannya agar tidak ada kesalahpahaman baik dalam penyusunan

maupun dalam pelaporan. Pelaporan laporan keuangan ke Yayasan harus

mempunyai keputusan bahwasanya laporan setiap unit lembaga melaporkan

keuangannya setiap bulan sekali atau tiga bulan sekali. Hal ini agar Yayasan juga

memudahkan dalam pembuatan laporan gabungan secara keseluruhan

(Konsolidasi).

Page 18: Humaidi, Susanti: Analisis Sistem Penyusunan Laporan

94 JFAS: Journal of Finance and Accounting Studies

Volume 1 Nomor 2, Juni 2019

http://ejournal.feunhasy.ac.id/index.php/jfas

Yayasan Hasyim Asy’ari juga harus membuat jadwal survey ke masing-

masing unit lembaga setiap bulan atau tiga bulan sekali, agar memudahkan dan

lebih tahu keadaan laporan keuangan yang sebenarnya. Karena Yayasan mencatat

seluruh keuangan masing-masing unit Lembaga dan sebagai tanggung jawab

Yayasan juga.

Laporan Keuangan Konsolidasi Yayasan Hasyim Asy’ari

Laporan keuangan konsolidasi dibuat oleh Yayasan satu tahun sekali yang

meliputi laporan hasil usaha dan laporan keuangan neraca. Laporan keuangan

konsolidasi yang meliputi laporan keuangan unit sekolah dan unit lembaga

lainnya yang ada di bawah naungan Yayasan Hasyim Asy’ari secara keseluruhan.

Pengendalian Intern yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan

Yayasan ini adalah pengendalian intern yang disepakati oleh pihak bendahara

Yayasan dan anggota lainnya. Laporan keuangan konsolidasi yang dibuat oleh

pusat (Yayasan) cukup baik, tetapi laporan keuangan neraca yang dibuat oleh

yayasan belum balance atau tidak sama anatara aktiva dan kewajiban.

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian di atas penulis memberikan kesimpulan, yaitu hasil

dari penelitian mengenai penyusunan dan pencatatan laporan keuangan setiap unit

Lembaga di bawah naungan Yayasan Hasyim Asy’ari masih sederhana.

Pencatannya masih menggunakan single entry yaitu hanya mencatat bagian kredit

atau debit saja. Ada beberapa unit lembaga juga yang belum menerapkan kode

akun sehingga belum memiliki klasifikasi akun. Dengan adanya sistem pencatatan

akuntansi yang berlaku umum berupa akun dan kode rekening dapat

mempermudah yayasan dalam mengklasifikasikan setiap transaksi yang terjadi.

Selain itu berdasarkan penelitian mengenai penyusunan laporan keuangan

konsolidasi yang dibuat oleh bendahara Yayasan yang memuat laporan

Page 19: Humaidi, Susanti: Analisis Sistem Penyusunan Laporan

Humaidi, Susanti: Analisis Sistem Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi di

Yayasan Hasyim Asy’ari

95

http://ejournal.feunhasy.ac.id/index.php/jfas

keuangannya dari seluruh unit Lembaga yang berada di bawah naungan Yayasan

Hasyim Asy’ari cukup baik. Adapun beberapa kendala dalam penyusunan laporan

keuangan konsolidasi yang ada di yayasan hasyim asy’ari antara lain: Laporan

keuangan yang dibuat oleh Yayasan Hasyim Asyari belum sesuai PSAK No. 4

tentang laporan keuangan konsolidasi yang meliputi laporan keuangan neraca,

laporan hasil usaha dan laporan arus kas., selain itu penyusuanan laporan

keuangan masih menggunakan pengendalian intern dan hasil Laporan keuangan

neraca yang ada di Yayasan Hasyim Asy’ari belum balance.Jadi sudah saatnya

sistem laporan keuangan yang ada di Yayasan Hasyim Asy’ari mengacu kepada

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) sesuai PSAK No. 4.

Dari hasil kesimpulan yang telah diuraikan diatas, dapat diberikan saran-

saran bagi yayasan yaitu : Yayasan sebaiknya menggunakan sistem pencatatan

akuntansi yang berlaku umum untuk digunakan dalam sistem pencatatan di unit

masing-masing lembaga. Yayasan Hasyim Asy’ari sebaiknya melakukan

pengecekan ulang pada saat menerima laporan keuangan dari setiap masing-

masing unit Lembaga. Yayasan Hasyim Asy’ari bisa dikatakan Yayasan yang

sangat besar atau luas. Pendapatan dan pengeluaran kas dari yayasan sangatlah

banyak dan Laporan keuangannya juga harus diteliti dengan baik. sehingga sudah

saatnya penyusunan laporan keuangan mengacu kepada Ikatan Akuntan Indonesia

(IAI) sesuai PSAK No. 4 tentang laporan keuangan konsolidasi.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Halim, 2007. Akuntansi Sektor Publik Akuntansi keuangan daerah, Edisi

Revisi, Jakarta, Salemba Empat.

Bastian, Indra. 2007. Akuntansi Yayasan dan Lembaga Publik. Jakarta. Erlangga

Harahap, Sofyan Syafri. 2008. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta.

Raja Grapindo Persada.

Page 20: Humaidi, Susanti: Analisis Sistem Penyusunan Laporan

96 JFAS: Journal of Finance and Accounting Studies

Volume 1 Nomor 2, Juni 2019

http://ejournal.feunhasy.ac.id/index.php/jfas

Husna, Nurul dan Wasilah Abdullah. 2010. Akuntansi Keuangan Lanjutan.

Jakarta: Salemba Empat.

Ikatan Akuntansi Indonesia, 2009. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

(PSAK) No. 25 (revisi 2009) tentang kebijakan Akuntansi, perubahan

Estimasi Akuntansi, Kesalahan.

Ikatan Akuntansi Indonesia. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)

No. 4 tentang laporan keuangan konsolidasi.

Karyawati, Golrida. 2012. Akuntansi Keuangan Lanjutan. Jakarta. Erlangga.

Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitin Kualitatif. Bandung: Rosdakarya.

Nainggolan, P. 2005. Akuntansi Keuangan Yayasan dan Lembaga Nirlaba

Sejenis. PT Raya Jakarta. Grafindo.

Purnama, YA 2014, Pengelolaan dan Pelaporan Pada Masjid (Studi Kasus pada

Masjid Agung At-Taqwa Bondowoso), Jurnal, Universitas Muhammadiyah

Jember.

Rahmi, Siti Amir dan Treesje Runtu. 2014. Analisis Penerapan Psak Tentang

Penyajian Laporan Keuangan Pada Pt. Bank Sulut Tbk (Persero). Jurnal

EMBA, Vol.2 No.3 September 2014, Hal. 068-078. ISSN 2303-1174

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan

R&D,Bandung:Alfabeta