Upload
others
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
JFAS: Journal of Finance and Accounting Studies
Volume 1 Nomor 2, Juni 2019
Halaman 77-96
*Penulis Korespondensi
Analisis Sistem Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi di Yayasan
Hasyim Asy’ari
Humaidi1*, Susanti
2
1,2
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Hasyim Asy’ari Jalan Irian Jaya No.55 Tebuireng, Cukir, Kec,Diwek, Kab. Jombang
Abstract
The purpose of this study is to analyze the arrangement of financial report system in the institution unit and the report as a whole (consolidation) made by the foundation, and to
reconstruct the consolidation financial report based on the (PSAK) Number 4. This study
is qualitative research. The primary and secondary data are taken from the interview, observation and documentation. To analyze the data this study used Miles data stages
and Huberman, there are collecting the data, data reduction, presenting and concluding
the data. The result of this study shows that the financial report used by the institution in each unit is still using single entry. The financial report used by Hasyim Asy’ari
Foundation does not appropriate with PSAK 4 about the consolidation report.
Keywords: Financial report system arrangement; Consolidation financial report.
.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis sistem penyusunan laporan keuangan
pada unit-unit Lembaga dan laporan secara keseluruhan (konsolidasi) yang dibuat oleh Yayasan, dan merekonstruksi laporan keuangan konsolidasi berdasarkan (PSAK) Nomor
4. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif. Jenis data yang digunakan adalah data
primer dan data sekunder yang dikumpulkan melalui teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan tahapan data
Miles dan Huberman yang meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan
kemudian penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laporan keuangan
dibuat oleh masing-masing unit Lembaga masih menggunakan single entry. Laporan yang dibuat oleh Yayasan Hasyim Asy’ari belum sesuai dengan PSAK 4 tentang laporan
konsolidasi.
Kata kunci: Sistem penyusunan laporan keuangan; Laporan keuangan konsolidasi
78 JFAS: Journal of Finance and Accounting Studies
Volume 1 Nomor 2, Juni 2019
http://ejournal.feunhasy.ac.id/index.php/jfas
PENDAHULUAN
Organisasi sangat penting bagi kehidupan manusia dalam bermasyarakat sehari-
hari. Organisasi didirikan karena adanya kesamaan kepentingan, baik dalam
rangka untuk mewujudkan hakekat kemanusiaannya maupun secara berkelanjutan
untuk memenuhi kebutuhannya. Berdasarkan tujuan organisasi dapat dibedakan
menjadi dua yaitu organisasi yang bertujuan mencari keuntungan dan organisasi
sosial atau organisasi non profit yang tidak semata-mata mencari keuntungan
(laba). Organisasi profit adalah suatu organisasi yang bertujuan untuk mencari
keuntungan atau laba. Organisasi profit memiliki sumber pendanaan yang jelas,
yakni dari keuntungan usahanya sendiri. Contoh organisasi profit seperti,
perusahaan manufaktur, dan koperasi. Organisasi nirlaba adalah kumpulan dari
beberapa organisasi individu yang memiliki tujuan dan bekerja sama untuk
mencapai tujuan sebuah organisasi, dalam pelaksanaan suatu kegiatan yang
mereka lakukan tidak mencari keuntungan semata (Nainggolan, 2005).
Perbedaan utama antara organisasi nirlaba dengan organisasi profit terletak
pada bagaimana cara masing-masing organisasi memperoleh sumber dana yang
dibutuhkan untuk melakukan berbagai kegiatan operasionalnya. Sebagai akibat
dari karakteristik tersebut, dalam organisasi nirlaba timbul transaksi tidak pernah
terjadi dalam organisasi bisnis, misalnya penerimaan sumbangan. Pada umumnya,
organisasi nirlaba memperoleh sumber dananya melalui sumbangan dari para
anggota dan para penyumbang lain yang tidak mengharapkan imbalan apapun dari
organisasi. Sedangkan organisasi profit memperoleh sumber dananya dari
keuntungan suatu perusahaan. Organisasi profit atau organisasi yang berorientasi
laba sewaktu-waktu dapat dibubarkan (likuidasi) apabila ternyata tidak lagi
memperoleh keuntungan dan terus menerus menderita kerugian sehingga modal
suatu perusahaan sangat berkurang (Hoesada, 2007).
Meskipun organisasi nirlaba mempunyai karakteristik dan tujuan
organisasional yang berbeda dengan organisasi profit, namun bukan berarti
Humaidi, Susanti: Analisis Sistem Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi di
Yayasan Hasyim Asy’ari
79
http://ejournal.feunhasy.ac.id/index.php/jfas
pencatatan akuntansi keduanya berbeda. Persamaan antara akuntansi organisasi
nirlaba dengan organisasi profit meliputi keseluruhan proses akuntansi mulai dari
pengakuan transaksi, pencatatan ke kas umum dan pencatatan ke buku pembantu
sampai pelaporan laporan keuangannya. Laporan Keuangan adalah hasil akhir dari
proses akuntansi. Laporan keuangan sebagai bahan informasi bagi para pemakai
atau pengguna di dalam proses pengambilan keputusan suatu perusahaan.
Disamping sebagai informasi, laporan keuangan juga sebagai pertanggung
jawaban terhadap apa yang sudah dikerjakan didalam sebuah perusahaan sehingga
menghasilkan apa yang diharapkan oleh perusahaan. Dan memberikan gambaran
keberhasilan suatu perusahaan (Syafri, 2008). Laporan keuangan sangat
diperlukan untuk memenuhi kepentingan dari berbagai pihak terkait, oleh karena
itu laporan keuangan disusun berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) No. 45. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009) dalam
PSAK No. 45 tentang laporan Keuangan Organisasi Nirlaba, laporan keuangan
organisasi nirlaba terdiri dari laporan keuangan neraca, laporan aktivitas, laporan
arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Tujuan laporan keuangan adalah
memberikan informasi mengenai posisi keuangan perusahaan, kinerja keuangan
perusahaan, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar
kalangan pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomi
(Rahmi 2014). Tujuan utama laporan keuangan organisasi nirlaba pada dasarnya
memiliki kesamaan dengan tujuan laporan keuangan organisasi profit, yaitu sama-
sama menyajikan informasi yang berkaitan dengan kinerja suatu perusahaan atas
kegiatan yang dilakukan oleh organisasi tersebut.
Yayasan Hasyim Asy’ari merupakan induk organisasi yang mengendalikan
dan bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan Pondok Pesantren Tebuireng
dan unit Lembaga lainnya yang di bawah naungan Yayasan Hasyim Asy’ari.
Tanggung jawab penyelenggaraan pondok pesantren tidak dibatasi pada
formalisasi bentuk fisik saja, akan tetapi secara menyeluruh dari bidang-bidang
80 JFAS: Journal of Finance and Accounting Studies
Volume 1 Nomor 2, Juni 2019
http://ejournal.feunhasy.ac.id/index.php/jfas
yang dibutuhkan oleh Pondok Pesantren. Yayasan Hasyim Asy’ari memiliki
badan hukum yang bersifat formal, dan melakukan penggalian dana secara
mandiri, tidak tergantung pada pihak lain baik swasta maupun pemerintah.
Anggaran rumah tangga Yayasan digerakan dengan sumber dana yang diambil
dari sumbangan pendidikan siswa dan dari aset yang dimiliki.
Jadi berbeda dengan Yayasan lain di mana Yayasan tersebut mengambil
dana dari pemerintah atau dana sumbangan dari pemerintah. Sedangkan di
Yayasan Hasyim Asy’ari melakukan upaya penggalian dana secara mandiri dan
tidak tergantung pada pihak lain baik swasta maupun pemerintah.
Yayasan Hayim Asy’ari menaungi beberapa pondok, unit-unit pendidikan
dan unit-unit lainnya yang berada di kota Jombang, diantaranya adalah: Pondok
Putra Pesantren Tebuireng, Pondok Putri Pesantren Tebuireng, Pondok Pesantren
Tebuireng 2 (Trensains), Unit pendidikan sekolah, Lembaga kesehatan
(Puskestren), Lembaga Penerbitan, Lembaga Jasa Boga (JABO). Peneliti akan
membahas pelaporan keuangan setiap unit lembaga dan pelaporan secara
keseluruhan atau konsolidasi.
Menurut PSAK No. 4 tentang laporan keuangan konsolidasi adalah
penyajian laporan keuangan konsolidasi suatu kelompok perusahaan yang berada
di bawah pengendalian suatu induk perusahaan. Artinya laporan keuangan
dimasing-masing kelompok dikumpulkan menjadi satu laporan atau dikendalikan
oleh satu perusahaan.
Dari definisi di atas, dapat kita tarik satu pemahaman bahwa, laporan
keuangan konsolidasi diperlukan apabila salah satu perusahaan yang bergabung
memiliki kontrol terhadap perusahaan lain. Yayasan Hasyim Asy’ari merupakan
induk perusahaan dan memiliki beberapa unit lembaga, setiap unit lembaga
mempunyai masing-masing tanggung jawab dalam laporan keuangannya. Laporan
keuangan masing-masing unit lembaga berbeda-beda dikarenakan kebutuhan
masing-masing unit lembaga berbeda setiap tahunnya.
Humaidi, Susanti: Analisis Sistem Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi di
Yayasan Hasyim Asy’ari
81
http://ejournal.feunhasy.ac.id/index.php/jfas
Berdasarkan fenomena di atas menjelaskan bagaimana pentingnya laporan
keuangan bagi Yayasan, dan untuk menciptakan sistem penyusunan laporan
keuangan yang baik sesuai standar akuntansi, maka tujuan penelitian ini adalah
bagaimana sistem penyusunan laporan keuangan setiap unit lembaga dan sistem
penyusunan laporan keuangan secara keseluruhan (konsolidasi).
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di Yayasan Hasyim Asy’ari yang beralamat di Jl. Irian
jaya No. 10 Tebuireng Jombang. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif.
Penelitian kualitatif adalah untuk memahami fenomena tentang apa yang terjadi
dan dialami langsung oleh peneliti, misalnya perilaku, motivasi, tindakan, dan
lain-lain, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu
konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode yang
alamiah (Moleong, 2011). Jenis data yang digunakan meliputi data primer berupa
wawancara dan data sekunder meliputi transaksi keuangan dan laporan keuangan
unit Lembaga dan laporan keuangan Yayasan Hasyim Asy’ari. Teknik analisis
data yang dilakukan pada penelitian ini yaitu menggunakan model Miles dan
Huberman. Tahap analisis data kualitatif berdasarkan model Miles dan Huberman
(dalam Sugiyono 2010) meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data,
dan penarikan kesimpulan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Yayasan Hasyim Asy’ari
Yayasan Hasyim Asy’ari merupakan induk organisasi yang mengendalikan dan
bertanggung jawab kepada seluruh penyelenggaraan Pondok Pesantren Tebuireng
dan unit-unit pendidikan yang ada.
Yayasan Hasyim Asy’ari sebagai induk dari unit-unit lembaga, yang
mengendalikan seluruh unit laporan keuangan yang di bawah naungan Yayasan
82 JFAS: Journal of Finance and Accounting Studies
Volume 1 Nomor 2, Juni 2019
http://ejournal.feunhasy.ac.id/index.php/jfas
Hasyim Asy’ari, yaitu lembaga formal dan In Formal. Lembaga Formal termasuk
unit-unit Pendidikan sedangkan unit In Formal seperti Pondok Pesantren dan
organisai lainnya yang dibawah naungan Yayasan Hasyim Asy’ari.
Deskripsi Data
Untuk mengetahui bagaimana sistem penyusunan laporan keuangan yayasan dan
sistem penyusunan laporan keuangan masing-masing unit lembaga yang berada di
bawah naungan Yayasan Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang. Maka penulis akan
mengadakan analisis data secara deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk
membuktikan kebenaran teori dengan data lapangan yang ada. Berikut kondisi
penyusunan dan pencatatan laporan keuangan pada masing-masing unit lembaga
formal maupun non formal:
1. Unit SMP A WH
SMP A Wahid Hasyim Tebuireng Jombang terdapat dua bendahara yang
memiliki tugas yang berbeda. Bendahara harian bertugas mencatat transaksi yang
terjadi sehari-hari yang dananya bersumber dari dana BOS, bendahara tahunan
yang bertugas mengelola dana yang bersumber dari pendapatan SPP (Yayasan
Hasyim Asy’ari) yang penggunaannya diperuntukkan untuk pembangunan
Sekolah, gaji guru dan karyawan. Unit SMP menyusun laporan keuangan untuk
dilaporkan ke Yayasan selama tiga bulan sekali. Laporan keuangan yang dibuat
oleh bendahara sekolah memuat penerimaan dan pengeluaran kas dan
pencatatannya masih menggunakan single entry.
2. Unit MTs Salafiyah Safi’iyah
Laporan keuangan dibuat oleh bendahara sekolah yang memuat penerimaan
dan pengeluaran kas dan disajikan dalam buku kas sekolah. Laporan keuangan
tersebut kemudian disampaikan kepada kepala sekolah setiap bulannya. Kepala
sekolah kemudian menyampaikan laporan keuangan tersebut pada rapat lembaga
selama tiga bulan sekali. Sedangkan pertanggungjawaban dana BOS dibuat oleh
Humaidi, Susanti: Analisis Sistem Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi di
Yayasan Hasyim Asy’ari
83
http://ejournal.feunhasy.ac.id/index.php/jfas
bendahara sekolah juga dan kemudian disampaikan kepada dinas pendidikan dan
disampaikan ke Yayasan juga untuk sekedar pemberitahuan saja. Kendala dalam
penyusunan laporan keuangan ini adalah nota pembelian terkadang tidak ada, atau
hilang sehingga memperhambat penyusunan laporan keuangan.
Penyusunan laporan keuangan di unit MTS cukup baik, walaupun di
Sekolah Unit MTS ini terdapat satu bendahara. Laporan keuangan harian yang
sumber dana dari BOS dan laporan keuangan tahunan dari Pusat (Yayasan
Hasyim Asy’ari) dikerjakan oleh satu bendahara sekolah. Peneliti bisa
menguraikan mengapa nota belanja/pembelian tidak ada atau hilang, karena salah
satu kelemahan dalam mengkoordinir setiap pengeluaran kas baik dari dana BOS
maupun dari dana Pusat (Yayasan). Salah satu solusi dari peneliti agar
penyusunan laporan keuangan berjalan dengan baik bendahara membuat nota
sendiri, lalu meminta tanda tangan ke tempat pembelian. Yang kedua setiap unit
lembaga agar mempunyai dua bendahara. Tujuannya Agar mempermudah
pencatatan dan fokus masing-masing job yang ditentukan oleh kepala sekolah.
3. SMA A WH
Laporan keuangan dibuat oleh bendahara sekolah yang bertugas mengelola
keuangan sekolah. Laporan keuangan yang ada diunit sekolah SMA A WH masih
memuat penerimaan dan pengeluaran kas. Pelaporan pertanggungjawaban dana
BOS dibuat juga oleh bendahara sekolah dan kemudian disampaikan ke Dinas
Pendidikan dan disampaikan juga ke Yayasan sebagai pemberitahuan saja.
Laporan yang dibuat dan disusun oleh bendahara sekolah sesuai dengan format
yang telah ditentukan. Laporan keuangan unit SMA dilaporkan satu bulan sekali
ke Yayasan Hasyim Asy’ari. Kendala yang dialami oleh bendahara sekolah di
Unit Lembaga SMA tidak ada, hampir sama dengan Unit SMP walaupun di Unit
SMA terdapat hanya satu bendahara. Tetapi laporan kegiatan dikerjakan oleh
penanggung jawab sendiri, dan melaporkan keuangan ke pusat. Peneliti
84 JFAS: Journal of Finance and Accounting Studies
Volume 1 Nomor 2, Juni 2019
http://ejournal.feunhasy.ac.id/index.php/jfas
menyimpulkan bahwasannya bendahara sekolah unit SMA tidak ada kesulitan
dalam penyusunan laporan keuangan
4. MA Salafiyah Safi’iyah
Laporan keuangan di Unit MA dibuat oleh bendahara sekolah. Sistem
penyusunan dan pencatatan laporan keuangan yang dibuat oleh bendahara sekolah
unit MA cukup baik. Laporan keuangan yang dibuat oleh bendahara sekolah
memuat penerimaan dan pengeluaran kas. Di unit Sekolah Madrasah Aliyah
Salafiyah Safi’iyah masih terdapat satu bendahara. Bendahara unit MA
mengerjakan dua laporan. Laporan keuangan yang bersumber dari Pusat
(Yayasan) dan laporan keuangan yang bersumber dari dana BOS. Salah satu
penyebab nota pembelian tidak ada atau hilang adalah kurangnya komunikasi dan
konfirmasi antara bendahara Sekolah dengan guru/karyawan, sehingga
menyebabkan bendahara kesulitan dalam penyusunan laporan keuangan. Dalam
hal ini peneliti menyarankan agar semua guru/karyawan sebelum membeli
keperluan sekolah sebaiknya konfirmasi dulu kebendahara Sekolah, agar
bendahara mencatat ketika nanti nota pembelian tidak ada/hilang.
5. SMK Khoiriyah
Laporan keuangan dibuat oleh bendahara sekolah yang bertugas mengelola
keuangan sekolah. Laporan keuangan di unit SMK masih memuat penerimaan dan
pengeluaran kas. Pelaporan pertanggungjawaban dana BOS tidak dibuat oleh
bendahara sekolah melainkan dibuat oleh kepala sekolah karena kurangnya
keahlian bendahara dalam mengakses aplikasi komputer. Laporan yang dibuat
sudah disusun sesuai dengan format yang telah ditentukan namun masih ada
beberapa kendala, salah satunya bendahara tidak menguasai tentang masalah
penyusunan laporan keuangan yang baik, dikarenakan ada beberapa unit Lembaga
yang bukan bidang akuntansi. Laporan keuangan di unit SMK Khoiriyah ini
melaporkan laporan keuangannya ke kantor pusat (Yayasan) satu tahun sekali.
Humaidi, Susanti: Analisis Sistem Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi di
Yayasan Hasyim Asy’ari
85
http://ejournal.feunhasy.ac.id/index.php/jfas
Penyusunan laporan keuangan yang berada di unit Sekolah SMK Khoiriyah
cukup baik, dikarenakan bendahara belum paham tentang masalah laporan
keuangan yang baik dan bukan bidangnya juga. Seharusnya Yayasan harus
memilih bendahara yang sesuai bidangnya, tetapi karena ini sudah terlanjur.
Mungkin peneliti menyarankan bendahara harus sering konfirmasi ke kepala
sekolah, tentang penyusunan laporan keuangan sekolah. Dan dari kantor pusat
(Yayasan) seharusnya ada jadwal survey ke masing-maisng unit lembaga
khususnya mengenai laporan keuangan. Tetapi dengan adanya penelitian ini
semoga Yayasan memahami keadaan yang sebenarnya dalam penyusunan laporan
keuangan dimasing-masing unit Lembaga.
6. Mualimin
Laporan keuangan di unit Mualimin merangkap menjadi satu laporan antara
laporan pondok dan sekolah. Sedangkan pertanggungjawaban dana Bantuan
Operasional Sekolah (BOS) dibuat juga oleh Bendahara sekolah dan kemudian
disampaikan kepada dinas pendidikan dan disampaikan juga ke Yayasan sebagai
pemberitahuan saja. Laporan keuangan di unit Mualimin memuat penerimaan dan
pengeluaran kas saja. Unit Mualimin terdapat satu bendahara yang mencakup
laporan keuangan pondok, laporan keuangan sekolah dan laporan keuangan yang
bersumber dari dana BOS. Kendala yang dialami bendahara unit mualimin adalah
mencatat sehari-hari pengeluaran yang digunakan untuk keperluan sekolah dan
pondok. Mungkin akan lebih baiknya bendahara pondok dan sekolah dipisahkan,
mengingat dampaknya akan kesulitan atau kekeliruan dalam membuat laporan
keuangan.
Unit Mualimin terdapat satu bendahara yang mencakup laporan keuangan
pondok, laporan keuangan sekolah dan laporan keuangan yang bersumber dari
dana BOS. Kendala yang dialami bendahara unit mualimin adalah mencatat
sehari-hari pengeluaran yang digunakan untuk keperluan sekolah dan pondok.
Mungkin akan lebih baiknya bendahara pondok dan sekolah dipisahkan,
86 JFAS: Journal of Finance and Accounting Studies
Volume 1 Nomor 2, Juni 2019
http://ejournal.feunhasy.ac.id/index.php/jfas
mengingat dampaknya akan kesulitan atau kekeliruan dalam membuat laporan
keuangan.
7. Trensains
Laporan keuangan dibuat oleh bendahara sekolah yang memuat penerimaan
dan pengeluaran kas, sistem pencatatannya masih menggunakan Single Entry atau
mencatat didebit kredit saja. Laporan keuangan tersebut kemudian disampaikan
kepada kepala sekolah setiap bulannya. Kepala sekolah kemudian menyampaikan
laporan keuangan tersebut pada rapat lembaga. Sedangkan pertanggungjawaban
dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dibuat oleh Bendahara sekolah juga
dan kemudian disampaikan kepada dinas pendidikan dan disampaikan juga ke
Yayasan sebagai pemberitahuan saja. Kendala dari penyusunan laporan yang
dibuat oleh bendahara salah satunya tidak adanya nota pembelian, sehingga dalam
penyusunan laporan keuangan terhambat.
Untuk itu peneliti mengusulkan agar membuat penanggung jawab tentang
masalah kegitan acara olimpiade. Tujuannya agar bendahara tidak terhambat
membuat penyusunan laporan keuangannya.
8. Pondok Pesantren Tebuireng Putra
Laporan keuangan dibuat oleh bendahara Pondok yang bertugas mengelola
keuangan Pondok. Laporan keuangan Pondok dibagi menjadi dua, yaitu laporan
kegiatan dan laporan Rutinan. Laporan kegiatan ini seperti mengadakan kegiatan
acara yang berhubungan dengan Pondok. Sedangkan untuk kegiatan rutinan,
seperti mengkoordinir semua guru qori’ ngaji takhasus dan ngaji subuh. Laporan
keuangan pondok Putra Pesantren Tebuireng masih memuat penerimaan dan
pengeluaran kas. Kendala dalam penyusunan laporan keuangan oleh bendahara
pondok adalah bahwa bendahara pondok merangkap dua jabatan anatara
bendahara pondok dan koordinator Pembina.
Pondok Putra Pesantren Tebuireng adalah pondok yang lingkungannya luas,
dan dihuni banyak santri, guru, ustadz dan karyawan. Di Pondok Putra Pesantren
Humaidi, Susanti: Analisis Sistem Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi di
Yayasan Hasyim Asy’ari
87
http://ejournal.feunhasy.ac.id/index.php/jfas
Tebuireng terdapat satu bendahara. Bahkan di lihat dari persentasi yang ada di
Pondok Putra Pesantren Tebuireng begitu luas, akan lebih baiknya bendahara
pondok ditambahkan lagi. Jadi bendahara pertama mengurusi laporan keuangan
acara kegiatan dan bendahara kedua laporan keuangan rutinan. Agar fokus ke
masing-masing divisi yang telah ditentukan, dan tidak merangkap didua jabatan.
Sehingga akan mudah didalam penyusunan laporan keuangan.
9. Pondok Putri Pesantren Tebuireng
Di Pondok Putri Pesantren Tebuireng membuat laporan keuangan sesuai
dengan aplikasi atau format yang diberikan oleh Yayasan. Bendahara Pondok
hanya mengurusi bisyarah (gaji) guru Qori’ yang memuat penerimaan dan
pengeluaran kas dari Yayasan Hasyim Asy’ari. Kendala yang dialami oleh
bendahara pondok dalam penyusunan laporan keuangan adalah rekapan guru qori’
biasanya disetor agak telat, dan bisyaroh (gaji) untuk para guru qori’ terkadang
terlambat dalam pencairan, sehingga sistem penyusunan laporan keuangan
terhambat.
Laporan Keuangan di Pondok Putri Pesantren Tebuireng hampir sama
dengan unit lembaga lainnya. Bendahara pondok hanya mengurusi dana yang
bersumber dari Yayasan sebagai gaji untuk semua guru/ustadz dan ustadzah.
Dalam penyusunan laporan keuangan harus sesuai dengan data-data yang ada di
Pondok Putri Pesantren Tebuireng. Peneliti mengusulkan agar laporan keuangan
tidak menjadi terhambat oleh adanya ketelatan dalam rekapan guru pengajar.
Bendahara pondok harus membuat batasan pengumpulan rekapan data pengajian
qori’ dan yang kedua bendahara pondok harus konfirmasi ke Yayasan, kalau
seandainya sering telat dalam pencairan/transfer. Sehingga bendahara pondok
tidak menjadi perbincangan oleh guru/ustadz dan ustadzah
10. Pondok Tebuireng 2 (Trensains)
Di Pondok Trensains Pesantren Tebuireng membuat laporan keuangan
sesuai dengan aplikasi atau format yang diberikan oleh Yayasan. Laporan
88 JFAS: Journal of Finance and Accounting Studies
Volume 1 Nomor 2, Juni 2019
http://ejournal.feunhasy.ac.id/index.php/jfas
keuangan dibuat oleh kepala pondok dan hanya mengurusi bisyarah (gaji) guru
qori’ yang memuat penerimaan dan pengeluaran kas dari Yayasan Hasyim
Asy’ari. Kendala yang dialami oleh bendahara pondok dalam penyusunan laporan
keuangan adalah masalah rekapan guru qori’, karena disetornya agak telat, yang
kedua kadang-kadang bisyaroh (gaji) guru qori’ yang dari Yayasan agak telat.
Sehingga penyusunan laporan keuangan menjadi terhambat. Pondok Tebuireng 2
(Trensains) kasusnya hampir sama dengan Pondok Putri Pesantren Tebuireng,
yang hanya mengurusi bisyaroh (gaji) guru qori’ pengajian malam dan subuh.
11. Puskestren
Laporan keuangan di Puskestren masih sederhana belum menggunakan
aplikasi melainkan masih menggunakan pencatatan manual, yaitu memuat
penerimaan dan pengeluaran kas. Laporan keuangan yang dibuat oleh puskestren
dilaporkan satu bulan sekali ke Yayasan. Kendala dari bendahara puskestren tidak
ada, karena prinsipnya laporan keuangan harus transparan dan bisa dimengerti.
Laporan keuangan ke Yayasan kadang-kadang terlambat, penyebabnya dilaporan
unit-unit, seperti unit gizi, Promkes dan Farmasi. Karena itu bendahara Puskestren
menunggu laporan keuangan yang dari masing-masing unit.
Penyusunan laporan keuangan Puskestren bisa dikatakan cukup baik, karena
dilihat dari prinsipnya adalah yang penting bisa dimengerti atau dipahami. Peneliti
mengusulkan bendahara Puskestren harus membuat batasan pengumpulan laporan
yang per-unit, agar lebih mudah dan tidak terlambat dalam pelaporan ke kantor
Pusat.
12. Penerbitan
Laporan keuangan di unit Penerbitan dibagi menjadi dua, yaitu laporan yang
dari Tebuireng online dan laporan penjualan buku dan majalah. Dan masih
memuat penerimaan dan pengeluaran kas. Kendala yang ada di unit Penerbitan
adalah sering adanya tumpang tindih antara laporan tebuireng online dengan
laporan penjualan buku dan majalah. Sehingga penyusunan laporan keuangan
Humaidi, Susanti: Analisis Sistem Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi di
Yayasan Hasyim Asy’ari
89
http://ejournal.feunhasy.ac.id/index.php/jfas
yang dibuat oleh pimpinan merasa kesulitan dalam menyusun laporan keuangan.
Laporan keuangan unit Penerbitan bisa dikatakan belum teratur, karena sering
terjadi tumpang tindih (bercampur aduk) antara laporan keuangan Tebuireng
online dan laporan keuangan penjualan buku dan majalah.
Peneliti menyarankan agar tidak terjadi tumpang tindih lagi antara laporan
keuangan Tebuireng online dan penjualan buku dan majalah. Pimpinan dari unit
penerbitan harus mengerti dan mengarahkan, ketika menyusun dan membuat
laporan keuangan harus sesuai format dan prosedur pencatatan.
13. Jasa Boga
Laporan keuangan yang dibuat oleh bendahara jasa boga memuat
penerimaan dan pengeluaran kas dan sistem pencatatannya masih menggunakan
Single Entry atau mencatat didebit atau kredit saja. Unit jasa boga dalam
pengambilan kas dari Yayasan mempunyai sejenis formulir bon pengeluaran
belanja. Formulir ini yang diisi dan ditulis sesuai kebutuhannya. Dalam laporan
penyusunan laporan keuangan ini tidak ada kendala karena setiap pembelian ada
nota dan langsung dicatat ke buku khusus. Unit jasa boga bisa dikatakan berbeda
dengan unit lainnya, perbedaannya dipengambilan dana yang dari Yayasan unit
jasa boga menggunakan bon belanja. Apa yang dibutuhkan tinggal ditulis dan diisi
sesuai kebutuhannya. Tetapi untuk masalah penyusunan laporan keuangan tetap
dibuatkan seperti unit-unit lembaga lainnya.
Bisa disimpulkan bahwasanya untuk sistem penyusunan laporan keuangan
yang dibuat oleh masing-masing unit lembaga adalah sama yaitu hanya mencatat
penerimaan dan pengeluaran saja atau masih menggunakan Single Entry yaitu
mencatat didebit dan kredit saja. Yang menjadi perbedaan tentang laporan
keuangan unit lembaga yaitu pelaporan laporan keuangan ke Yayasan berbeda-
beda, ada yang satu bulan sekali dan ada yang tiga bulan sekali, dan ada yang
pertahun sekali. Dan yang kedua adalah kendala dalam menyusun laporan
keuangan yang ada di masing-masing unit lembaga berbeda-beda.
90 JFAS: Journal of Finance and Accounting Studies
Volume 1 Nomor 2, Juni 2019
http://ejournal.feunhasy.ac.id/index.php/jfas
Laporan Keuangan Konsolidasi yang dibuat oleh Yayasan Hasyim Asy’ari
Laporan keuangan konsolidasi dibuat oleh Yayasan satu tahun sekali yang
meliputi laporan hasil usaha dan laporan keuangan neraca. Yayasan Hasyim
Asy’ari adalah induk dari unit-unit lembaga, yang mengendalikan seluruh unit
laporan keuangan yang di bawah naungan Yayasan Hasyim Asy’ari, yaitu
lembaga formal dan In Formal. Lembaga Formal termasuk unit-unit Pendidikan
sedangkan unit In Formal seperti Pondok Pesantren dan organisai lainnya yang
dibawah naungan Yayasan Hasyim Asy’ari. Setiap masing-masing unit lembaga
melaporkan laporan keuangan ke Yayasan Hasyim Asy’ari setiap bulan sekali,
dan Yayasan membuat laporan secara keseluruhan atau yang disebut dengan
laporan konsolidasi. Dalam laporan keuangan konsolidasi Yayasan belum
sepenuhnya mengacu kepada IAI sesuai PSAK No. 4 tentang laporan keuangan
konsolidasi. Dimana saat ini yayasan menggunakan pengendalian intern.
Pengendalian Intern yang digunakan oleh Yayasan ini adalah pengendalian
intern yang disepakati oleh pihak bendahara Yayasan dan anggota lainnya.
Pengendalian intern ini bisa diartikan suatu cara untuk mengarahkan, mengawasi,
dan mengukur sumber daya yang dicapai oleh suatu perusahaan. Laporan
keuangan konsolidasi yang dibuat oleh pusat (Yayasan) cukup baik, tetapi laporan
keuangan neraca yang dibuat oleh yayasan belum balance atau tidak sama antara
aktiva dan kewajiban.
Bisa disimpulkan bahwa bahwasannya dalam sistem penyusunan laporan
keuangan konsolidasi yang dibuat oleh Yayasan Hasyim Asy’ari adalah masih
sederhana. Belum mengacu kepada IAI PSAK No. 4 tentang laporan keuangan
konsolidasi yang meliputi laporan hasil usaha, laporan keuangan neraca dan
laporan arus kas. Laporan keuangan Yayasan masih menggunakan pengendalian
intern, dimana Yayasan hanya membuat laporan hasil usaha dan laporan keuangan
Neraca saja.
Humaidi, Susanti: Analisis Sistem Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi di
Yayasan Hasyim Asy’ari
91
http://ejournal.feunhasy.ac.id/index.php/jfas
Sistem Penyusunan Laporan Keuangan Masing-Masing Unit Lembaga
Yayasan Hasyim Asy’ari.
Laporan yang dibuat oleh masing-masing unit Lembaga pencatatannya
menggunakan basis kas dan dilaporkan dalam buku kas yang meliputi penerimaan
dan pengeluaran kas saja. Laporan keuangan yang dibuat memuat transaksi sehari-
hari dan tidak ada penggolongan akun secara spesifik. Sedangkan laporan
pertanggungjawaban penggunaan dana BOS disusun berdasarkan format yang
telah ditentukan.
Berikut prosedur akuntansi dimasing-masing unit Lembaga:
Gambar 1. Prosedur Akuntansi Unit Lembaga
Penerimaan Masing-masing Unit Lembaga di bawah Naungan Yayasan
Hasyim Asy’ari
Penerimaan atau pendapatan semua unit Lembaga diperoleh dari:
1. Pendapatan SPP
2. Jasa Boga
3. Uang Gedung
4. Daftar ulang
5. Dana BOS
6. Pendapatan dari asset (Sewa Sawah Jatirejo)
Sumber penerimaan masing-masing unit Lembaga berbeda-beda, karena setiap
tahunnya masing-masing unit lembaga membuat rencana anggaran biaya yang
berbeda (RAB/RKS). Semua unit pendidikan Sekolah (SMA AWH, MA SS,
Transaksi Bukti Transaksi Buku kas per unit
92 JFAS: Journal of Finance and Accounting Studies
Volume 1 Nomor 2, Juni 2019
http://ejournal.feunhasy.ac.id/index.php/jfas
MTS SS, SMP AWH, SMK Khoiriyah, Trensains, dan Mualimin) menerima dana
BOS setiap tahunnya. Dan setiap enam bulan sekali, dana yang dari BOS
diberikan kepada unit lembaga sekolah dan digunakan untuk operasional masing-
masing unit sekolah. Sedangkan untuk unit non formal hanya menerima anggaran
dari Yayasan Hasyim Asy’ari. Dalam pengambilan sumber daya masing-masing
unit lembaga menyetorkan proposal RAB/RKS ke Yayasan Hasyim Asy’ari
Tebuireng Jombang.
Pengeluaran Masing-Masing Unit Lembaga di Bawah Naungan Yayasan
Hasyim Asy’ari
Dana yang diperoleh Yayasan Hasyim Asy’ari langsung disalurkan kepada
masing-masing unit Lembaga sesuai dengan proposal RAB/RKS nya dan dikelola
langsung secara mandiri oleh masing-masing unit lembaga. Dana yang diperoleh
digunakan untuk membiayai kegiatan operasional sekolah, pelayanan jasa,
kegiatan lomba, pembangunan sekolah, dan pengeluaran lain-lain. Pada setiap
tahunnya unit lembaga khususnya unit sekolah mempunyai kegiatan rutin yaitu
peringatan hari ulang tahun lembaga dan acara pelepasan peserta didik. Transaksi
keuangan yang terjadi dicatat dan dibuat laporan keuangannya oleh masing-
masing sekolah disertai dengan bukti transaksi.
Ada beberapa perbedaan tentang pencatatan laporan keuangan dimasing-
masing unit lembaga. Di antaranya adalah laporan keuangan ke Yayasan ada satu
bulan sekali dan ada yang tiga bulan sekali bahkan ada yang melaporkan satu
tahun sekali. Yang kedua belum adanya kode akun dalam pelaporan keuangan
unit lembaga dan sementara ini sistem yang diterapkan dimasing-masing unit
lembaga masih menggunakan Single Entry yaitu setiap transaksi hanya dicatat
pada bagian debit atau kredit saja.
Dapat dilihat dari sistem pencatatan yang telah diterapkan dimasing-masing
unit lembaga seperti jurnal dan kode rekening masih belum sesuai sistem
Humaidi, Susanti: Analisis Sistem Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi di
Yayasan Hasyim Asy’ari
93
http://ejournal.feunhasy.ac.id/index.php/jfas
akuntansi. Menurut Abdul Halim (2007) terdapat dua sistem pencatatan yaitu
single entry dan double entry. Sistem pencatatan yang umum digunakan adalah
menggunakan sistem double entry, dimana nominal didebit harus sama dengan
jumlah dikredit. Sementara itu, ada beberapa unit lembaga yang belum
menerapkan akun dan kode rekening dalam penyusunan laporan keuangannya.
Dasar pembuatan akun dan kode rekening adalah berdasarkan transaksi yang
terjadi dimasing-masing unit lembaga serta disesuaikan dengan aktivitas yang
terjadi dimasing-masing unit lembaga di bawah naungan Yayasan Hasyim
Asy’ari. Penulis mengusulkan agar Yayasan Hasyim Asy’ari mengarahkan
masing-masing unit Lembaga agar semua unit dapat menerapkan akun dan kode
rekening sehingga dalam sistem pencatatan dapat mempermudah yayasan dalam
mengklasifikasikan setiap transaksi yang terjadi.
Dan juga ada beberapa masing-masing unit lembaga mempunyai perbedaan
dalam pelaporan keuangan ke kantor pusat (Yayasan). Dalam hal ini, sesuai
wawancara peneliti lakukan bahwasannya antara bendahara pusat dengan
bendahara unit lembaga ada kesalahpahaman tentang sistem menyusun dan
melaporkan laporan keuangannya. Bendahara Yayasan mengatakan bahwasannya
format penyusunannya dibuat oleh yayasan sendiri dan laporan keuangan
dilaporkan setiap bulan sekali.
Untuk itu peneliti menyarankan agar tidak ada kesalahpahaman, Yayasan
mengadakan rapat evaluasi setiap bulan sekali bersama seluruh bendahara unit
lembaga. Tujuannya agar tidak ada kesalahpahaman baik dalam penyusunan
maupun dalam pelaporan. Pelaporan laporan keuangan ke Yayasan harus
mempunyai keputusan bahwasanya laporan setiap unit lembaga melaporkan
keuangannya setiap bulan sekali atau tiga bulan sekali. Hal ini agar Yayasan juga
memudahkan dalam pembuatan laporan gabungan secara keseluruhan
(Konsolidasi).
94 JFAS: Journal of Finance and Accounting Studies
Volume 1 Nomor 2, Juni 2019
http://ejournal.feunhasy.ac.id/index.php/jfas
Yayasan Hasyim Asy’ari juga harus membuat jadwal survey ke masing-
masing unit lembaga setiap bulan atau tiga bulan sekali, agar memudahkan dan
lebih tahu keadaan laporan keuangan yang sebenarnya. Karena Yayasan mencatat
seluruh keuangan masing-masing unit Lembaga dan sebagai tanggung jawab
Yayasan juga.
Laporan Keuangan Konsolidasi Yayasan Hasyim Asy’ari
Laporan keuangan konsolidasi dibuat oleh Yayasan satu tahun sekali yang
meliputi laporan hasil usaha dan laporan keuangan neraca. Laporan keuangan
konsolidasi yang meliputi laporan keuangan unit sekolah dan unit lembaga
lainnya yang ada di bawah naungan Yayasan Hasyim Asy’ari secara keseluruhan.
Pengendalian Intern yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan
Yayasan ini adalah pengendalian intern yang disepakati oleh pihak bendahara
Yayasan dan anggota lainnya. Laporan keuangan konsolidasi yang dibuat oleh
pusat (Yayasan) cukup baik, tetapi laporan keuangan neraca yang dibuat oleh
yayasan belum balance atau tidak sama anatara aktiva dan kewajiban.
PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian di atas penulis memberikan kesimpulan, yaitu hasil
dari penelitian mengenai penyusunan dan pencatatan laporan keuangan setiap unit
Lembaga di bawah naungan Yayasan Hasyim Asy’ari masih sederhana.
Pencatannya masih menggunakan single entry yaitu hanya mencatat bagian kredit
atau debit saja. Ada beberapa unit lembaga juga yang belum menerapkan kode
akun sehingga belum memiliki klasifikasi akun. Dengan adanya sistem pencatatan
akuntansi yang berlaku umum berupa akun dan kode rekening dapat
mempermudah yayasan dalam mengklasifikasikan setiap transaksi yang terjadi.
Selain itu berdasarkan penelitian mengenai penyusunan laporan keuangan
konsolidasi yang dibuat oleh bendahara Yayasan yang memuat laporan
Humaidi, Susanti: Analisis Sistem Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi di
Yayasan Hasyim Asy’ari
95
http://ejournal.feunhasy.ac.id/index.php/jfas
keuangannya dari seluruh unit Lembaga yang berada di bawah naungan Yayasan
Hasyim Asy’ari cukup baik. Adapun beberapa kendala dalam penyusunan laporan
keuangan konsolidasi yang ada di yayasan hasyim asy’ari antara lain: Laporan
keuangan yang dibuat oleh Yayasan Hasyim Asyari belum sesuai PSAK No. 4
tentang laporan keuangan konsolidasi yang meliputi laporan keuangan neraca,
laporan hasil usaha dan laporan arus kas., selain itu penyusuanan laporan
keuangan masih menggunakan pengendalian intern dan hasil Laporan keuangan
neraca yang ada di Yayasan Hasyim Asy’ari belum balance.Jadi sudah saatnya
sistem laporan keuangan yang ada di Yayasan Hasyim Asy’ari mengacu kepada
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) sesuai PSAK No. 4.
Dari hasil kesimpulan yang telah diuraikan diatas, dapat diberikan saran-
saran bagi yayasan yaitu : Yayasan sebaiknya menggunakan sistem pencatatan
akuntansi yang berlaku umum untuk digunakan dalam sistem pencatatan di unit
masing-masing lembaga. Yayasan Hasyim Asy’ari sebaiknya melakukan
pengecekan ulang pada saat menerima laporan keuangan dari setiap masing-
masing unit Lembaga. Yayasan Hasyim Asy’ari bisa dikatakan Yayasan yang
sangat besar atau luas. Pendapatan dan pengeluaran kas dari yayasan sangatlah
banyak dan Laporan keuangannya juga harus diteliti dengan baik. sehingga sudah
saatnya penyusunan laporan keuangan mengacu kepada Ikatan Akuntan Indonesia
(IAI) sesuai PSAK No. 4 tentang laporan keuangan konsolidasi.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Halim, 2007. Akuntansi Sektor Publik Akuntansi keuangan daerah, Edisi
Revisi, Jakarta, Salemba Empat.
Bastian, Indra. 2007. Akuntansi Yayasan dan Lembaga Publik. Jakarta. Erlangga
Harahap, Sofyan Syafri. 2008. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta.
Raja Grapindo Persada.
96 JFAS: Journal of Finance and Accounting Studies
Volume 1 Nomor 2, Juni 2019
http://ejournal.feunhasy.ac.id/index.php/jfas
Husna, Nurul dan Wasilah Abdullah. 2010. Akuntansi Keuangan Lanjutan.
Jakarta: Salemba Empat.
Ikatan Akuntansi Indonesia, 2009. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) No. 25 (revisi 2009) tentang kebijakan Akuntansi, perubahan
Estimasi Akuntansi, Kesalahan.
Ikatan Akuntansi Indonesia. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
No. 4 tentang laporan keuangan konsolidasi.
Karyawati, Golrida. 2012. Akuntansi Keuangan Lanjutan. Jakarta. Erlangga.
Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitin Kualitatif. Bandung: Rosdakarya.
Nainggolan, P. 2005. Akuntansi Keuangan Yayasan dan Lembaga Nirlaba
Sejenis. PT Raya Jakarta. Grafindo.
Purnama, YA 2014, Pengelolaan dan Pelaporan Pada Masjid (Studi Kasus pada
Masjid Agung At-Taqwa Bondowoso), Jurnal, Universitas Muhammadiyah
Jember.
Rahmi, Siti Amir dan Treesje Runtu. 2014. Analisis Penerapan Psak Tentang
Penyajian Laporan Keuangan Pada Pt. Bank Sulut Tbk (Persero). Jurnal
EMBA, Vol.2 No.3 September 2014, Hal. 068-078. ISSN 2303-1174
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan
R&D,Bandung:Alfabeta