68
HUBUNGAN KEGIATAN BERMAIN PERAN MAKRO DENGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI LISAN ANAK USIA DINI KELOMPOK B DI TK TUTWURI HANDAYANI BANDAR LAMPUNG (Skripsi) Oleh DINA VERONICA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

HUBUNGAN KEGIATAN BERMAIN PERAN MAKRO DENGAN …digilib.unila.ac.id/40053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan kegiatan bermain peran makro dengan kemampuan komunikasi lisan

  • Upload
    others

  • View
    15

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HUBUNGAN KEGIATAN BERMAIN PERAN MAKRO DENGAN …digilib.unila.ac.id/40053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan kegiatan bermain peran makro dengan kemampuan komunikasi lisan

HUBUNGAN KEGIATAN BERMAIN PERAN MAKRO DENGANKEMAMPUAN KOMUNIKASI LISAN ANAK USIA DINI

KELOMPOK B DI TK TUTWURI HANDAYANIBANDAR LAMPUNG

(Skripsi)

OlehDINA VERONICA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2018

Page 2: HUBUNGAN KEGIATAN BERMAIN PERAN MAKRO DENGAN …digilib.unila.ac.id/40053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan kegiatan bermain peran makro dengan kemampuan komunikasi lisan

ABSTRACT

THE RELATION OF PLAYING MACRO CHARACTER ACTIVITYWITH CHILDREN’S ORAL COMMUNICATION DEVELOPMENT

GROUP B IN KINDER GARTEN OF BANDAR LAMPUNG

By

DINA VERONICA

The problem of the research was the low of children’s oral communicationdevelopment and the less of playing character activity in learning. The studysimed to determine the correlation between the role playing sctivity with childrenoral communication ability in Tutwuri Handayani. This research was quantitative.The research used correlation method. This study was used spearman rankcorrelation test. population in this research were 30 childrens. Sample techniquewas used purposive sampling. Tecnicque collection using check list. The resultsof the study 30 children the positive collected by observationwith oralcommunication. The correlation between the role playing with the oralcommunication ability is 0,94. The result showed that there was positivecorrelation and very strong between role playing (X) and oral communication (Y).Role playing activity can children oral communication ability.

Key words: early childhood, oral communication, role playing

Page 3: HUBUNGAN KEGIATAN BERMAIN PERAN MAKRO DENGAN …digilib.unila.ac.id/40053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan kegiatan bermain peran makro dengan kemampuan komunikasi lisan

ABSTRAK

HUBUNGAN KEGIATAN BERMAIN PERAN MAKRO DENGANKEMAMPUAN KOMUNIKASI LISAN ANAK KELOMPOK B DI TK

TUTWURI HANDAYANI BANDAR LAMPUNG

Oleh

DINA VERONICA

Masalah dalam penelitian ini adalah rendahknya kemampuan komunikasi lisananak dan kurangnya kegiatan bermain peran dalam pembelajaran. Penelitian inibertujuan untuk mengetahui hubungan kegiatan bermain peran makro dengankemampuan komunikasi lisan kelompok B TK Tutwuri Handayani. Jenispenelitian ini adalah kuantitatif. Tipe penelitian ini adalah korelasional ataupenelitian yang melihat hubungan antara dua variabel. Penelitian inimenggunakan uji korelasi spearman rank. Penelitian ini merupakan purposivesampling dengan jumlah sampel sebanyak 30 anak. Teknik pengambilan datamenggunakan ceklis. Hasil penelitian dari 30 anak kelompok B menunjukkanadanya hubungan yang positif antara bermain peran makro dengan kemampuankomunikasi lisan. Hubungan antara bermain peran makro dengan kemampuankomunikasi lisan sebesar 0,94 menunjukkan sangat kuat hubungan antara bermainperan makro (X) dengan variabel kemampuan komunikasi lisan (Y). Kegiatanbermain peran makro meningkatkan kemampuan anak dalam berkomunikasi lisan.

Kata kunci:anak usia dini, bermain peran, komunikasi lisan.

Page 4: HUBUNGAN KEGIATAN BERMAIN PERAN MAKRO DENGAN …digilib.unila.ac.id/40053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan kegiatan bermain peran makro dengan kemampuan komunikasi lisan

HUBUNGAN KEGIATAN BERMAIN PERAN MAKRO DENGANKEMAMPUAN KOMUNIKASI LISAN ANAK USIA DINI

KELOMPOK B DI TK TUTWURI HANDAYANIBANDAR LAMPUNG

OlehDINA VERONICA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu PendidikanFakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2018

Page 5: HUBUNGAN KEGIATAN BERMAIN PERAN MAKRO DENGAN …digilib.unila.ac.id/40053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan kegiatan bermain peran makro dengan kemampuan komunikasi lisan
Page 6: HUBUNGAN KEGIATAN BERMAIN PERAN MAKRO DENGAN …digilib.unila.ac.id/40053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan kegiatan bermain peran makro dengan kemampuan komunikasi lisan
Page 7: HUBUNGAN KEGIATAN BERMAIN PERAN MAKRO DENGAN …digilib.unila.ac.id/40053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan kegiatan bermain peran makro dengan kemampuan komunikasi lisan
Page 8: HUBUNGAN KEGIATAN BERMAIN PERAN MAKRO DENGAN …digilib.unila.ac.id/40053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan kegiatan bermain peran makro dengan kemampuan komunikasi lisan

RIWAYAT HIDUP

Peneliti bernama Dina Veronica. Lahir di Lampung Tengah

pada tanggal 27 Maret 1994. Merupakan anak pertama dari tiga

bersaudara dari pasangan Bapak Aji Safardi dan Ibu Misdalina.

Pendidikan formal peneliti dimulai dari SDN 1 Gunung Batin

Udik mulai pada tahun 2000 selesai pada tahun 2006. Setelah

itu melanjutkan pendidikan ke SMPN 1 TulangBawang Tengah dan selesai pada

tahun 2009. Kemudian melanjutkan pendidikan diSMAN 1 Terusan Nunyai

Lampung Tengah dan selesai pada tahun 2012. Selanjutnya pada tahun 2012

peneliti melanjutkan pendidikan ke Universitas Lampung Fakultas Keguruaan dan

Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini (PG-PAUD).

Page 9: HUBUNGAN KEGIATAN BERMAIN PERAN MAKRO DENGAN …digilib.unila.ac.id/40053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan kegiatan bermain peran makro dengan kemampuan komunikasi lisan

MOTTO

“dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu takdapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha

Pengampun lagi Maha Penyayang(QS. An Nahl: 18)

“seseorang akan mencocoki kebiasaan teman karibnya. Olehkarenanya, perhatikanlah siapa yang akan menjadi teman karib kalian”

(HR. Abu Daud, no.4833 dan Tirmidzi, no. 2378)

“jika kamu mendidik seorang laki-laki, maka kamu sedang mendidiksatu orang saja, tetapi jika kamu mendidik seorang perempuan maka

kamu sedang mendidik satu generasi”(Bung Hatta)

Page 10: HUBUNGAN KEGIATAN BERMAIN PERAN MAKRO DENGAN …digilib.unila.ac.id/40053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan kegiatan bermain peran makro dengan kemampuan komunikasi lisan

SANWACANA

Bismillahirrohmanirrohim

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat serta hidayahnya sehingga peneliti mampu menyelesaikan

penyusunan skripsi yang berjudul “Hubungan kegiatan bermain peran makro

dengan kemampuan komunikasi lisan anak usia dini kelompok B di TK Tutwuri

Handayani Bandar Lampung”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana pendidikan di Universitas Lampung.

Dengan kerendahan hati yang tulus peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Dekan FKIP Universitas

Lampung yang selalu mendukung pelaksanaan program di PGPAUD.

2. Ibu Dr. Riswanti Rini, M.Si., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung sekaligus Pembimbing I, yang telah meluangkan waktu

untuk membimbing, memberikan ilmu, saran dan masukan yang baik sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar.

3. Ibu Ari Sofia, S.Psi.,M.Psi., selaku Ketua Program Studi S-1 PG-PAUD

Universitas Lampung sekaligus Pembimbing II yang telah bersedia

Page 11: HUBUNGAN KEGIATAN BERMAIN PERAN MAKRO DENGAN …digilib.unila.ac.id/40053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan kegiatan bermain peran makro dengan kemampuan komunikasi lisan

meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan ilmu yang dimiliki

dengan sabar dan ikhlas memberikan saran serta masukan selama proses

pembuatan skripsi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

lancar.

4. Ibu Lilik Sabdaningtyas, M.Pd., selaku Pembahas yang telah memberikan

dukungan, saran, serta masukan yang membangun demi kesempurnaan

penulisan skripsi ini.

5. Ibu Nining Mulyati, S.Pd, M.Pd selaku Kepala TK Tutwuri Handayani Bandar

Lampung, serta Dewan Guru dan Staf Administrasi yang telah membantu

dalam penyusunan skripsi ini.

6. Siswa-siswi TK Tutwuri Handayani yang telah membantu berpartisipasi aktif

dan bekerjasama dalam penelitian ini.

7. Seluruh Staf pengajar PG-PAUD FKIP Universitas Lampung yang telah

memberi ilmu pengetahuan kepada penulis selama kuliah.

8. Kedua orangtua, adik - adik beserta keluarga besar yang telah memberikan

doa, motivasi serta bantuan dalam menyelesaikan studi ini.

9. Sahabatku dibangku kuliah Utari, Evi, Intan, Arini, Tyas, Wiwik dan Syafura

serta seluruh sahabat-sahabatku serta rekan-rekan S-1 PG-PAUD angkatan

2012 yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih atas bantuan,

dukungan nasihat, motivasi dan doanya selama ini.

10. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam kelancaran penyusunan

skripsi ini.

11. Almamater tercinta Universitas Lampung

Page 12: HUBUNGAN KEGIATAN BERMAIN PERAN MAKRO DENGAN …digilib.unila.ac.id/40053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan kegiatan bermain peran makro dengan kemampuan komunikasi lisan

Semoga Allah SWT melindungi dan membalas semua kebaikan yang sudah kalian

berikan kepada peneliti. Peneliti menyadari bahwa dalam skripsi ini masih

terdapat kekurangan, akan tetapi semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita

semua. Amiin.

Bandar Lampung, 2017Peneliti

Dina VeronicaNPM.1213054021

Page 13: HUBUNGAN KEGIATAN BERMAIN PERAN MAKRO DENGAN …digilib.unila.ac.id/40053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan kegiatan bermain peran makro dengan kemampuan komunikasi lisan

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ..................................................................................................

DAFTAR TABEL .........................................................................................

DAFTAR GAMBAR .....................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................

I. PENDAHULUANA. Latar Belakang ..................................................................................... 1B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 5C. Pembatasan Masalah ............................................................................ 5D. Perumusan Masalah .............................................................................. 6E. Tujuan Penelitian .................................................................................. 6F. Manfaat penelitian ................................................................................ 6

II. KAJIAN PUSTAKAA. Perkembangan Anak Usia Dini ............................................................ 8

1. Pengertian Perkembangan Anak Usia Dini ..................................... 82. Lingkup Perkembangan Anak Usia Dini......................................... 10

B. Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini ................................................ 111. Hakikat Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini ............................. 112. Tahapan Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini............................ 14

C. Kemampuan Komunikasi Lisan Anak .................................................. 181. Pengertian Kemampuan Komunikasi Lisan Anak .......................... 192. Tujuan Kemampuan Berkomunikasi Lisan Anak ........................... 203. Karakteristik Perkembangan Berkomunikasi Lisan Anak ............. 21

D. Bermain Bagi Anak Usia Dini............................................................... 221. Pengertian Bermain ......................................................................... 232. Manfaat Bermain Bagi Anak Usia Dini .......................................... 243. Jenis Bermain .................................................................................. 244. Bermain Peran Makro ..................................................................... 315. Bermain Dalam Upaya Mengembangkan Bahasa........................... 33

Page 14: HUBUNGAN KEGIATAN BERMAIN PERAN MAKRO DENGAN …digilib.unila.ac.id/40053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan kegiatan bermain peran makro dengan kemampuan komunikasi lisan

E. Kajian Penelitian yang Relevan ............................................................ 34F. Kerangka Pikir ...................................................................................... 35G. Hipotesis Penelitian .............................................................................. 37

III. METODE PENELITIANA. Metode Penelitian .............................................................................. 38B. Prosedur Penelitian ............................................................................. 38C. Lokasi Penelitian................................................................................. 39D. Populasi............................................................................................... 39E. Teknik Pengumpulan Data.................................................................. 40F. Variabel Penelitian.............................................................................. 41G. Instrumen Penelitian .......................................................................... 42H. Teknik Analisis Data .......................................................................... 43

IV. HASIL DAN PEMBAHASANA. Gambaran Umum Obyek Penelitian .................................................. 46

1. Sejarah Singkat TK Tutwuri Handayani ...................................... 462. Visi, Misi dan Tujuan .................................................................. 473. Profil TK Tutwuri Handayani ...................................................... 48

B. Hasil Penelitian ................................................................................... 491. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ................................................. 492. Data Penelitian ............................................................................. 52

a. Data Variabel Kegiatan Bermain Peran Makro (X) ................. 52b. Data Variabel Kemampuan Komunikasi Lisan Anak (Y)........ 53

C. Analisis Uji Hipotesis ........................................................................ 54D. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................. 56

V. SIMPULAN DAN SARANA. Simpulan ........................................................................................... 59B. Saran ................................................................................................. 59

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 61

LAMPIRAN....................................................................................................

Page 15: HUBUNGAN KEGIATAN BERMAIN PERAN MAKRO DENGAN …digilib.unila.ac.id/40053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan kegiatan bermain peran makro dengan kemampuan komunikasi lisan

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Tabel Kisi-kisi Instrumen Bermain Peran Makro ....................................... 42

2. Tabel Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Komunikasi Lisan ........................ 43

3. Tabel Jadwal dan Pokok Bahasan Pelaksanaan Penelitian ......................... 49

4. Tabel Rekapitulasi Kegiatan Bermain Peran Makro (X) ............................ 53

5. Tabel Rekapitulasi Data Kemampuan Komunikasi Lisan(Y) ..................... 54

Page 16: HUBUNGAN KEGIATAN BERMAIN PERAN MAKRO DENGAN …digilib.unila.ac.id/40053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan kegiatan bermain peran makro dengan kemampuan komunikasi lisan

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Pikir Penelitian............................................................................ 37

2. Rumus Interval44

3. Rumus Korelasi Spearmn Rank .................................................................. 45

Page 17: HUBUNGAN KEGIATAN BERMAIN PERAN MAKRO DENGAN …digilib.unila.ac.id/40053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan kegiatan bermain peran makro dengan kemampuan komunikasi lisan

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian .......................................... 68

2. Rubrik Penilaian Contextual Teaching and Learning (X)...................... 80

3. Rubrik Penilaian Keterampilan Sosial (Y) ............................................. 82

4. Kisi-kisi Instrumen PenilaianContextual Teaching and Learning (X)... 84

5. Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Keterampilan Sosial (Y) ........................ 85

6. Lembar Observasi Contextual Teaching and Learning (X) ................... 86

7. Lembar Observasi Keterampilan Sosial (Y)........................................... 88

8. Permohonan Uji Validitas Instrumen ..................................................... 90

9. Data Aktivitas bermain menggunakanCTL (X)...................................... 98

10. Rekapitulsi Penilaian Aktivitas Bermain Menggunakan Pendekatan

Contextual Teaching and Learning ........................................................ 106

11. Rekapitulasi Penilaian Keterampilan Sosial Anak ................................. 108

12. Tabel Penolong Untuk Menghitung Koefisien Korelasi Sperman Rank 110

13. Surat Izin Penelitian Pendahuluan .......................................................... 111

14. Surat Izin Penelitian................................................................................ 112

15. Surat Balasan dari TK terkait dengan Izin Penelitian............................. 113

16. Foto Kegiatan Anak................................................................................ 114

Page 18: HUBUNGAN KEGIATAN BERMAIN PERAN MAKRO DENGAN …digilib.unila.ac.id/40053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan kegiatan bermain peran makro dengan kemampuan komunikasi lisan

i

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Kisi–kisi Instrument Bermain Peran Makro (X) ............................. 442. Kisi-kisi Instrument Kemampuan Komunikasi Lisan (Y) .............. 453. Jadwal dan Pokok Bahasan Pelaksanaan Penelitian....................... 514. Rekapitulasi Data Kegiatan Bermain Peran Makro (X) .................. 555. Rekapitulasi Data Kemampuan Komunikasi Lisan (Y) .................. 56

Page 19: HUBUNGAN KEGIATAN BERMAIN PERAN MAKRO DENGAN …digilib.unila.ac.id/40053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan kegiatan bermain peran makro dengan kemampuan komunikasi lisan

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan modal utama bagi anak dalam mengembangkan

potensi yang ada pada dirinya. Melalui pendidikan dapat terwujudnya

pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dibutuhkan sesuai dengan apa

yang diperlukan. Untuk mewujudkan hal tersebut, anak harus dididik sejak

dini. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam UUD RI No. 20 tahun 2003 pasal

1 butir 14 tentang sistem pendidikan nasional:

Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya yang ditunjukan bagianak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukanmelalui pemberian rangsangan pendidikan utuk membantupertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anakmemiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu penyelenggaraan pendidikan

yang menekankan pada peletakkan dasar pertumbuhan dan perkembangan.

Pendidikan di sini lebih pada mengarahkan, membimbing, dan

mengembangkan kemampuan yang dimiliki anak untuk dapat

mengembangkan kemampuan yang dimiliki untuk dapat berkembang dengan

baik. Anak usia dini adalah anak yang berusia 0-6 tahun yang sedang

mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Usia lahir

sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan masa keemasan

Page 20: HUBUNGAN KEGIATAN BERMAIN PERAN MAKRO DENGAN …digilib.unila.ac.id/40053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan kegiatan bermain peran makro dengan kemampuan komunikasi lisan

2

(golden age) sekaligus masa kritis dalam tahap kehidupan manusia, yangakan menentukan perkembangan pada anak.

Perkembangan anak usia dini dapat terstimulus dengan baik jika disesuaikan

dengan tahap usia anak, hal ini penting bagi anak karena dengan

mengembangkan kemampuan tersebut akan mempermudah anak untuk

melanjutkan ketahap pendidikan selanjutnya. Adapun aspek-aspek

perkembangan yang harus dikembangkan meliputi 6 aspek diantaranya agama

dan moral, fisik motorik, kognitif, sosial emosional, seni dan bahasa.

Bahasa merupakan salah satu kemampuan yang harus dikembangkan oleh

anak, karena kemampuan berbahasa merupakan hal yang sangat penting

dimiliki oleh anak agar dapat berkomunikasi dengan baik kepada orang lain.

Selain itu bahasa merupakan bentuk utama dalam mengekspresikan pikiran

dan pengetahuan bila anak menjalin hubungan dengan orang lain. Adapun

kemampuan berbahasa anak usia dini 5-6 tahun mengacu pada Peraturan

Menteri Pendidikan Nomor 137 Tahun 2014 tentang standar nasional

pendidikan anak usia dini, lingkup perkembangan bahasa mencakup 3

diantaranya memahami bahasa, mengungkap bahasa, dan keaksaraan. Namun

perlu adanya stimulus lewat lingkungan sehingga perkembangan pada anak

dapat meningkat, salah satunya perkembangan bahasa,

Stimulasi yang paling baik diberikan pada anak adalah melalui kegiatan

bermain.

Bermain merupakan suatu kegiatan yang digemari serta menjadi kebutuhan

yang harus terpenuhi oleh anak. Karena pada hakikatnya anak belajara

Page 21: HUBUNGAN KEGIATAN BERMAIN PERAN MAKRO DENGAN …digilib.unila.ac.id/40053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan kegiatan bermain peran makro dengan kemampuan komunikasi lisan

3

melalui bermain. Hal ini senada dengan pendapat Armstrong (Musfiroh,

2005:58) bermain adalah untuk bersenang-senang, stimulasi kecerdasan

tetaplah menjadi efek positif dari kegiatan tersebut. Melalui bermain, anak

dapat belajar menggunakan bahasa secara tepat dan belajar

mengkomunikasikannya secara efektif dengan orang lain. Melalui bermain

pula sebenarnya anak belajar tentang berkomunikasi secara lisan.

Salah satu aktivitas bermain yang dapat mengembangkan kemampuan

komunikasi lisan anak adalah dengan bermain peran makro. Bermain peran

makro merupakan kegiatan yang dilakukan anak dengan menjadi tokoh dan

menggunakan alat berukuran seperti sesungguhnya yang digunakan anak

untuk menciptakan dan memainkan suatu peran. Maka dari itu perlu adanya

stimulus yang tepat dalam mengembangkan kemampuan komunikasi lisan

anak agar dapat berkembang secara optimal .

Namun berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di TK Tutwuri

Handayani Kelompok B Bandar Lampung yang berjumlah 30 anak dan terdiri

dari usia 5-6 tahun dapat dikatakan bahwa kemampuan berbahasa anak belum

berkembang secara optimal, anak masih terbata-bata ketika menjawab

pertanyaan yang guru berikan, anak belum berani menceritakan kembali suatu

cerita ataupun peristiwa yang telah terjadi. anak-anak belum dapat

bersosialisasi dengan teman sebayanya dan rendahnya kemampuan anak

didik dalam berbahasa lisan. Kemampuan tersebut dapat terlihat dikelas anak

lebih banyak mendengarkan guru, mereka kurang mengungkapkan

pendapatnya sendiri sehingga anak lebih banyak menerima informasi

Page 22: HUBUNGAN KEGIATAN BERMAIN PERAN MAKRO DENGAN …digilib.unila.ac.id/40053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan kegiatan bermain peran makro dengan kemampuan komunikasi lisan

4

daripada mengeluarkan pendapatnya, mengakibatkan bahasa dan komunikasi

lisan yang dimiliki anak terbatas.dan lebih dari sebagian anak di kelas belum

mampu ketika diminta untuk menceritakan kembali sesuatu peristiwa atau

kejadian.

Kurangnya kemampuan anak dalam berkomunikasi seperti anak belum lancar

berbicara sehingga sebagian besar anak masih terbata-bata ketika menjawab

pertanyaan dari guru, sehingga suasana pembelajaran yang nampak

menunjukkan kurangnya interaksi dan komunikasi antara anak dengan anak

maupun antara anak dengan guru. Sebagai contoh: anak diminta oleh guru

untuk bermain peran dokter-dokteran. Dilihat 13 dari 30 anak masih belum

dapat menjawab pertanyaan terkait dengan peran yang dimainkan, 17 dari 30

anak masih belum dapat mengajukan pertanyaan kepada anak yang sedang

memainkan peran, 20 anak masih sulit mengungkapkan informasi yang

berhubungan dengan peran yang dimainkan dan 23 anak masih sulit

menceritakan pengalaman atau kejadian yang dialami secara sederhana dan

urut.

Permasalahan ini muncul disebabkan beberapa faktor penghambat

diantaranya kegiatan pembelajaran yang didominasi oleh guru, APE dan

media yang digunakan tidak menarik, serta tidak memberi kesempatan

kepada anak untuk dapat berkomunikasi dengan baik.

Selain itu kondisi tersebut dapat dilihat saat pembelajaran yang terjadi di

kelas masih mengedepankan kegiatan Calistung yang tidak sesuai dengan

kebutuhan Pendidikan anak usia dini dimana pembelajaran yang seharusnya

dilakukan yaitu melalui bermain, akibatnya anak tidak fokus dalam

Page 23: HUBUNGAN KEGIATAN BERMAIN PERAN MAKRO DENGAN …digilib.unila.ac.id/40053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan kegiatan bermain peran makro dengan kemampuan komunikasi lisan

5

pembelajaran karena pembelajaran didalam kelas yang dilakukan masih

monoton sehingga anak lebih cepat merasa jenuh dan bosan. Faktor lain yang

mempengaruhi yaitu kurangnya media pembelajaran yang mendukung

kemampuan berkomunikasi lisan, hal ini menyebabkan anak tidak termotivasi

untuk belajar secara aktif, kreatif dan dan menyenangkan.

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti merasa perlu melakukan penelitian

untuk meningkatkan kemampuan komunikasi lisan anak melalui kegiatan

bermain peran makro karena dengan penerapan kegiatan bermain peran

diharapkan dapat mengoptimalkan kemampuan komunikasi lisan pada anak.

Melalui sebuah penelitian ini dapat menjawab beberapa permasalahan yang

kerap dihadapi di masyarakat maupun di lembaga anak usia dini terkait

dengan stimulasi berkomunikasi lisan bagi anak usia dini.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di TK Tutwuri Handayani Bandar

Lampung maka dapat diperolehlah identifikasi masalah dalam penelitian ini,

sebagai berikut :

1. Anak belum mau dalam mengutarakan pendapatnya kepada orang lain.

2. Anak belum lancar berbicara serta masih terbata-bata ketika

menjawab pertanyaan dari guru.

3. Masih kurangnya interaksi dan komunikasi antara anak dengan anak

maupun antara anak dengan guru

4. Masih kurangnya kegiatan bermain peran, khususnya kegaitan bermain

peran makro disekolah

Page 24: HUBUNGAN KEGIATAN BERMAIN PERAN MAKRO DENGAN …digilib.unila.ac.id/40053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan kegiatan bermain peran makro dengan kemampuan komunikasi lisan

6

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah maka perlu adanya pembatasan masalah,

maka peneliti membatasi masalah yaitu sebagai berikut:

1. Kemampuan komunikasi lisan pada anak belum berkembang secara

optimal

2. Subjek penelitian terfokus pada anak usia 5-6 tahun atau anak

dikelompok B

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang telah

diuraikan maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

“Apakah ada Hubungan Kegiatan Bermain Peran Makro dengan

Kemampuan Komunikasi Lisan Anak Kelompok B di TK Tutwuri Handayani

Bandar Lampung.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah maka, penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui hubungan kegiatan bermain peran makro dengan kemampuan

komunikasi lisan pada anak usia dini kelompok B di TK Tutwuri Handayani

Bandar Lampung.

F. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai maka penelitian ini

diharapkan mempunyai manfaat dalam pendidikan baik secara langsung

maupun tidak langsung. Adapun penelitian ini memiliki 2 manfaat yaitu

manfaat teoritis dan praktis, yaitu :

1. Manfaat Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan berkontribusi dalam

Page 25: HUBUNGAN KEGIATAN BERMAIN PERAN MAKRO DENGAN …digilib.unila.ac.id/40053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan kegiatan bermain peran makro dengan kemampuan komunikasi lisan

7

pengembangan bahasa terutama pada kemampuan komunikasi lisan pada

anak kelompok B.

2. Manfaat Secara Praktis

a. Bagi Guru

Dengan kegiatan bermain peran guru diharapkan dapat

menggunakan metode ini sebagai salah satu rujukan untuk proses

pembelajaran dikelas.

b. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi kontribusi positif

kepada lembaga penyelenggara pendidikan.

Page 26: HUBUNGAN KEGIATAN BERMAIN PERAN MAKRO DENGAN …digilib.unila.ac.id/40053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan kegiatan bermain peran makro dengan kemampuan komunikasi lisan

8

II. KAJIAN PUSTAKA

A. Perkembangan Anak Usia Dini

1. Pengertian Perkembangan Anak Usia DiniAnak usia dini adalah anak yang berusia 0-6 tahun yang sedang

mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Menurut

Fadlillah (2012:18) mengemukakan bahwa “Anak usia dini adalah anak

yang masuk dalam rentang usia 0-6 tahun yang berada dalam proses

pertumbuhan dan perkembangan yang pesat dan bersifat unik”.

Senada dengan pendapat di atas menurut Marjory (Isjoni, 2011:19)

mengemukakan bahwa ”Anak usia dini adalah anak mulai dari lahir

sampai umur enam tahun yang sedang dalam masa peka”. Sejak dini

anak diberikan stimulus/rangsangan guna mengembangkan aspek

pertumbuhan dan perkembangan anak baik jasmani maupun rohani.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa anak

usia dini adalah anak yang berada dalam rentang usia 0-6 tahun yang

sedang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat

pesat yang merupakan masa peka anak.

Mengingat hal tersebut maka perkembangan bagi anak usia dini

merupakan hal yang sangat penting untuk diberikan perhatian khusus

agar perkembangan dapat tercapai secara optimal. Menurut Dariyo

Page 27: HUBUNGAN KEGIATAN BERMAIN PERAN MAKRO DENGAN …digilib.unila.ac.id/40053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan kegiatan bermain peran makro dengan kemampuan komunikasi lisan

9

(2007:20) mengemukakan pendapatnya bahwa “Perkembangan

mengandung pengertian sebagai suatu konsep perubahan manusia yang

mengarah pada kualitas substansi perilakunya, akibat proses perubahan

fisik maupun proses pembelajaran.”

Perkembangan dalam hal ini dapat dicontohkan seperti halnya tahapan

seorang bayi yang awalnya hanya dapat menangis, tidur makan serta

minum saja. Setelah berumur satu tahun bayi sudah mampu tengkurep,

tersenyum, memegang benda dan sebagainya. Dengan adanya perubahan

tersebut menandakan bahwa bayi sudah dapat berkembanga menjadi

semakin baik. Perkembangan ini merupakan suatu perubahan yang tidak

hanya dilihat dari penambahan ukuran secara kuantitatif tetapi terdapat

peningkatan secara kualitatif yang terjadi dalam sturuktur yang sistematis

dan berurutan.

Sejalan dengan pendapat di atas menurut Aisyah (2008:2.5)

mengemukakan bahwa “Perkembangan adalah suatu proses perubahan

secara berurutan dan progresif yang terjadi akibat kematangan dan

pengalaman yang berlangsung sejak terjadinya konsepsi sampai

meninggal dunia”.

Perkembangan dalam hal ini berarti suatu perubahan yang terjadi secara

beraturan dan terjadi sangat pesat dalam waktu singkat. Perkembangan

terjadi diakibatkan adanya kematangan fisik dan psikis yang terjadi sejak

anak dalam kandungan hingga meniggal dunia. Masa perkembangan

yang sangat pesat hanya terjadi pada anak usia dini yang disebut dengan

Page 28: HUBUNGAN KEGIATAN BERMAIN PERAN MAKRO DENGAN …digilib.unila.ac.id/40053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan kegiatan bermain peran makro dengan kemampuan komunikasi lisan

10

masa keemasan (golden age) dimana pada masa ini pula segala bentuk

perkembangan dapat distimulasi dengan mudah.

Dengan demikian, maka dapat disimpulkan perkembangan anak usia dini

adalah tahapan perubahan yang terjadi secara pesat, baik secara kualitatif

ataupun kuantitatif yang bersifat mendasar, yang terjadi akibat

kematangan dan pengalaman pada anak usia 0-6 tahun.

2. Lingkup Perkembangan Anak Usia Dini

Usia dini merupakan masa perkembangan paling peka yang terjadi

sepanjang kehidupan manusia maka dari itu masa usia dini kerap disebut

sebagi masa peka. Pada masa peka ini individu berada dalam kondisi

yang paling mudah untuk distimulasi,sehingga stimulasi yang sesuai akan

membuat anak mampu mencapai perkembangan pada semua lingkup

secara optimal. Lingkup perkembangan tersebut saling berkaitan satu

sama lain dan dikembangkan secara terpadu serta berkesinambungan

melalui program pengembangan anak usia dini. Adapun struktur

Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini sebagaimana yang

tercantum dalam Permendiknas No. 146 tahun 2014 memuat program

pengembangan yang mencakup:

1 ) Pengembangan nilai agama dan moral,2 ) Pengembangan fisik-motorik3 ) Pengembangan kognitif4 ) Pengembangan bahasa5 ) Pengembangan sosial-emosional serta6 ) Pengembangan seni

Pengembangan bahasa mencakup perwujudan suasana untuk

berkembangnya kematangan bahasa dalam konteks bermain. Bahasa

Page 29: HUBUNGAN KEGIATAN BERMAIN PERAN MAKRO DENGAN …digilib.unila.ac.id/40053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan kegiatan bermain peran makro dengan kemampuan komunikasi lisan

11

akan berkembang jika lingkungan disekitar anak dapat menyediakan

suasana yang mendorong anak untuk aktif menggunakan berbagai

kemampuan berbahasanya. Konteks bermain yang dimaksu disini berupa

kegiatan bermain peran berkelompok, dimana dalam kegiatan bermain ini

interaksi dan percakapan antar anak mendominasi jalannya permainan.

Keenam program pengembangan diatas secara alamiah telah ada dalam

diri anak usia dini. Keenam hal tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama

lain dan membentuk suatu hubungan koheren yang utuh dalam diri anak

dan dikembangkan secara seimbang melalui kegiatan dalam konteks

bermain yang sesuai. Dengan demikian akan mendukung terwujudnya

tujuan pendidikan anak usia dini yang mampu `mengoptimalkan

perkembangannya.

B. Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini

1. Hakikat Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini

Salah satu bidang pengembangan dalam pertumbuhan kemampuan

dasar di taman kanak-kanak adalah pengembangan bahasa. Bahasa

sebagai fungsi dari komunikasi memungkinkan dua individu atau lebih

mengekspresikan berbagai ide, arti, perasaan dan pengalaman. Adapun

pengertian bahasa menurut Badudu (Nurbiana, 2009:1.11) menyatakan

bahwa “Bahasa adalah alat penghubung atau komunikasi antar anggota

masyarakat yang terdiri dari individu-individu yang menyatakan

pikiran, perasaan, dan keinginannya”.

Sejalan dengan pendapat di atas menurut Santrock (2015:67)

menyatakan bahwa “Bahasa adalah bentuk komunikasi, entah itu lisan,

Page 30: HUBUNGAN KEGIATAN BERMAIN PERAN MAKRO DENGAN …digilib.unila.ac.id/40053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan kegiatan bermain peran makro dengan kemampuan komunikasi lisan

12

tertulis atau tanda, yang didasarkan pada sistem simbol”. Bahasa yang

dimiliki oleh anak adalah bahasa yang telah dimiliki dari hasil

pengolahan dan telah berkembang. Anak telah banyak memperoleh

masukan dan pengetahuan tentang bahasa dari lingkungan, baik

lingkungan keluarga, masyarakat, juga lingkungan pergaulan teman

sebaya, yang berkembang di dalam keluarga atau bahasa ibu.

Kemampuan bahasa dipelajari dan diperoleh anak usia dini secara

alamiah untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Sebagai alat

sosialisasi, bahasa merupakan suatu cara untuk merespon orang lain.

Bahasa ada yang bersifat reseptif dan ekspresif, reseptif adalah

dimengerti dan diterima sedangkan ekspresif maksudnya ialah

dinyatakan. Hal ini dinyatakan menurut Bromley (Nurbiana,

2009:1.19) “Bahasa bersifat reseptif (dimengerti, diterima) maupun

ekspresif (dinyatakan)”. Contoh bahasa reseptif adalah mendengarkan

dan membaca suatu informasi, sedangkan contoh ekspresif adalah

berbicara dan menuliskan informasi untuk dikomunikasikan kepada

orang lain”. Sementara itu, mengacu pada Undang-Undang No. 137

tahun 2014 bahasa dibagi dalam berbagai kemampuan yang terdiri

dari: memahami bahasa reseptif, mengekspresikan bahasa dan

keaksaraan.

Memahami bahasa reseptif, mencakup kemampuan memahami cerita

perintah, aturan, menyenangi dan menghargai bacaan. Kemampuan-

kemampuan ini didapat melalui pemerolehan dan pemrosesan simbol

Page 31: HUBUNGAN KEGIATAN BERMAIN PERAN MAKRO DENGAN …digilib.unila.ac.id/40053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan kegiatan bermain peran makro dengan kemampuan komunikasi lisan

13

visual dan verbal. Ketika anak memahami cerita perintah, aturan,

menyenangi dan menghargai bacaan, mereka mahami bahasa

berdasarkan konsep pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki

sebelumnya.

Mengekspresikan bahasa, mencakup kemampuan bertanya,

menjawab pertanyaan, berkomunikasi secara lisan, menceritakan

kembali yang diketahui, belajar bahasa pragmatik, mengekspresikan

perasaan, ide, dan keinginan dalam bentuk coretan. Anak ketika

mengekspresikan bahasa melibatkan perpindahan arti kata berupa

simbol visual atau verbal yang diproses maupun diekspresikan dengan

cara menyusun bahasa dan mengonsepkan arti agar sesuai dengan

maksud dan tujuannya.

Keaksaraan, mencakup pemahaman terhadap hubungan bentuk dan

bunyi huruf, meniru bentuk huruf, serta memahami kata dalam cerita.

Pemahaman ini didapat melalui kegitan pengenalan simbol-simbol

huruf sebagai persiapan menulis dan membaca permulaan bagi anak.

Anak dapat menerima dan mengekspresikan bahasa dengan berbagai

cara. Caranya dengan memberikan rangsangan lewat komunikasi yang

aktif dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Hal tersebut

dapat muncul dengan membacakan cerita, bermain tebak-tebakan

kata, mendongeng dengan menggunakan alat peraga serta bermain

peran.

Page 32: HUBUNGAN KEGIATAN BERMAIN PERAN MAKRO DENGAN …digilib.unila.ac.id/40053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan kegiatan bermain peran makro dengan kemampuan komunikasi lisan

14

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

bahasa merupakan alat komunikasi baik itu lisan maupun tulisan yang

menyatakan suatu pikiran, perasaan serta keinginannya. Adapun

bahasa bersifat reseptif dan ekspresif, reseptif adalah mendengarkan

dan membaca suatu informasi, sedangkan bahasa ekspresif adalah

dinyatakan yaitu dengan berbicara dan menuliskan informasi untuk

dikomunikasikan kepada orang lain.

b. Tahapan Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini

Perkembangan bahasa merupakan suatu proses perubahan yang terjadi

dalam suatu sistem yang tersusun dan teratur. Untuk itu

perkembangan bahasa terdiri dari tahapan-tahapan tertentu. Santrock

(2007: 356) membagi tahapan perkembangan bahasa anak usia dini

menjadi dua tahapan yang terdiri dari : a. Masa bayi (0-24 bulan)

b.Masa kanak-kanak awal (2-6 tahun).

Tahapan masa bayi (0-24 Bulan) menunjukkan perkembangan bahasa

dengan pola-pola yang hampir sama pada semua bayi di dunia. Pola-

pola perkembangan tersebut terdiri dari : (1) celoteh dan vokalisasi (2)

mengenali bunyi-bunyi bahasa (3) kata-kata pertama (4) ucapan-

ucapan dua kata.

Celoteh dan vokalisasi merupakan pola perkembangan yang nampak

pada tahun-tahun pertama kehidupan bayi. Pada tahap ini bayi mulai

secara efektif mengeluarkan suara berupa celoteh dan gerak isyaratnya

yang bertujuan untuk menarik perhatian orang-orang disekitar bayi.

Page 33: HUBUNGAN KEGIATAN BERMAIN PERAN MAKRO DENGAN …digilib.unila.ac.id/40053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan kegiatan bermain peran makro dengan kemampuan komunikasi lisan

15

Celoteh dan vokalisasi itu terjadi dalam rangkaian sebagai berikut :

menangis,cooing (mendekut),celoteh dan gerakan.

Mengenali bunyi-bunyi bahasa mulai bayi lakukan sejak kelahiran

hingga usia 6 bulan pertama,awalnya mereka hanya mampu mengenali

perubahan bunyi suku kata saja,namun setelah enam bulan bayi akan

menjadi semakin peka dalam merasakan perubahan bunyi dari bahasa

mereka sendiri dan bahasa yang diucapkan oleh orang tuanya.

Kata-kata pertama pada bayi muncul pada usia 8-12 bulan. Hal ini

terjadi karena bayi sudah mulai mengindikasikan pemahaman kata-

kata mereka yang pertama. Kata-kata pertama yang biasa muncul

meliputi kata-kata penting disekitar anak,seperti pa-pa,ma-ma,cu-cu

dan lain-lain.

Ucapan-ucapan dua kata mulai lazim muncul pada saat anak berusia

18-24 bulan. Untuk menyampaikan makna dengan hanya dua

kata,anak sangat bergantung pada gerak tubuh,nada dan konteks. Pola

yang terjadi pada tahapan ini memiliki kesamaan dengan pembicaraan

telegrafis yaitu penggunaan kata-kata pendek dan singkat untuk

menyampaikan suatu makna tanpa tanda-tanda gramatikal seperti kata

kerja bantu dan kata-kata penghubung lain.

Tahapan perkembangan selanjutnya ialah masa kanak-kanak awal (2-6

tahun) yang juga disebut masa krusial dalam perkembangan bahasa

anak usia dini,dimana pada masa ini anak-anak memiliki kesempatan

lebih untuk mengembangkan bahasanya dalam lingkugan yang lebih

Page 34: HUBUNGAN KEGIATAN BERMAIN PERAN MAKRO DENGAN …digilib.unila.ac.id/40053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan kegiatan bermain peran makro dengan kemampuan komunikasi lisan

16

luas dari lingkungan keluarga. pola-pola perkembangan yang terjadi

pada masa kanak-kanak awal meliputi : (1) pemahaman fonologi dan

monologi (2) memahami sintaksis (3) kemajuaan-kemajuan dalam

semantik (4) kemajuan-kemajuan dalam pragmatik

Pemahaman fonologi dan monologi ini ditunjukkan anak-anak melalui

kesensitivitasan yang lebih tinggi terhadap kata-kata yang diucapkan.

Hal ini dibuktikan dengan pemahaman anak tentang aturan-aturan

morfologi misalnya mulai menggunakan awalan untuk kata kerja

“mem” pada kata “membantu”

Memahami sintaksis merupakan perkembangan pada masa kanak-

kanak awal yang ditunjukkan melalaui kemampuan anak dalam

membedakan penggunaan kata pada kalimat tertentu misalnya pada

kata tanya mereka memhami bebrapa kata dan dengan kalimat apa

kata-kata tersebut dikombinasikan seperti kata “dimana dan kemana”.

Kemajuaan-kemajuan dalam semantik mulai terjadi pada usia 1

hingga mencapai 6 tahun,anak menunjukkan peningkatan yang terus

menerus tentang pemahaman kata-kata. Rata-rata anak berusia 6 tahun

mempelajari 22 kata baru per hari.

Kemajuan-kemajuan dalam pragmatik pada anak makin terlihat ketika

mereka memasuki dunia prasekolah. Anak berusia 6 tahun terlihat

lebih mahir bercakap-cakap dibandingkan ketika usia mereka 2 tahun.

Dari usia 3 tahun hingga masa prasekolah anak-anak mengembangkan

Page 35: HUBUNGAN KEGIATAN BERMAIN PERAN MAKRO DENGAN …digilib.unila.ac.id/40053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan kegiatan bermain peran makro dengan kemampuan komunikasi lisan

17

kemampuan berbicara mereka melalui imajinasi yang dikenal sebagai

pemindahan (displacement).

Selain pembagian tahapan perkembangan bahasa diatas, Ramsey

(dalam Beaty,2013: 315) membagi perkembangan bahasa anak

prasekolah yang terdiri dari 4 tahapan sebagai berikut :

a. PraproduksiSaat pertama kali memasuki lingkungan bahasa baru yangasing,mereka sering kali merespon dengan terdiam. Anak-anak yang belajar bahasa Inggris sebagai bahasa keduasering kali berkonsentrasi pada apa yang sedang dikatakanketimbang berusaha mengatakan sesuatu.

b. Transisi ke ProduksiSaat anak-anak sudah makin nyaman mereka sering kalimulai berbicara dengan memberikan jawaban satu kata ataspertanyaan

c. Produksi AwalAnak-anak mungkin akan merespon pertanyaan dankegiatan dalam frasa singkat. Mereka mungkin bisa terlibatdalam percakapan sederhana bahkan melalui menggumamdan bernyanyi

d. Perluasan ProduksiAnak-anak berbicara dalam kalimat panjang,mengajukanpertanyaan,mengisahkan suatu cerita,melakukan permainanperan dan melakukan percakapan panjang.

Berpijak pada hal diatas,maka perkembangan bahasa anak usia dini

dalam hal ini usia prasekolah terus mengalamami perluasan

pencapaian pada setiap tahapnya. Lingkungan baru yang dimasuki

anak turut berdampak pada tahap perkembangan bahasanya.

Lingkungan baru yang mampu memberikan stimulasi untuk

berkomunikasi akan mendorong bahasa anak berkembang lebih

optimal.

Page 36: HUBUNGAN KEGIATAN BERMAIN PERAN MAKRO DENGAN …digilib.unila.ac.id/40053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan kegiatan bermain peran makro dengan kemampuan komunikasi lisan

18

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahasa anak usia

dini berkembang seiring dengan bertambahnya uisa anak. Tahap

perkembangan masa bayi dan kanak-kanak awal memilki pola

perkembangan yang khas dalam setiap tahapannya. Sementara tahap

perkembangan pada usia prasekolah menitik beratkan lingkungan baru

sebagai sumber belajar yang mendukung perkembangan bahasa anak.

C. Kemampuan Komunikasi Lisan Anak Usia Dini

Kemampuan bahasa khususnya ranah mengungkapkan bahasa merupakan

suatu aspek terpenting karena dengan mengungkapkan bahasa anak dapat

mengekspresikan ide, pendapat dan gagasannya kepada orang lain. Anak

sebagai individu yang aktif tentu harus memiliki modal kemampuan yang

mendukung agar anak dapat mengungkapkan bahasa sesuai dengan maksud

dan tujuannya. Kemampuan pendukung tersebut ialah kemampuan

berkomunikasi lisan.

1. Pengertian Berkomunikasi Lisan Anak

Dhieni dkk (2009:1,9) menjelaskan berkomunikasi adalah

“perpindahan suatu makna dari si pemberi pesan kepada si penerima

melalui suara, tanda dan bahasa tubuh. Sementara lisan sesuatu yang

bersumber dari ucapan atau verbal”.

Atas dasar hal tersebut, maka terlihat bahwa kemampuan

berkomunikasi lisan memiliki kaitan yang erat dengan berbicara

sebagai alat komunikasi lisan itu sendiri. Hurlock (1998: 177)

mengemukakan pendapatnya tentang bicara bahwa :

Page 37: HUBUNGAN KEGIATAN BERMAIN PERAN MAKRO DENGAN …digilib.unila.ac.id/40053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan kegiatan bermain peran makro dengan kemampuan komunikasi lisan

19

Bicara merupakan alat berkomunikasi, sejak usia awal anak telah

mengetahui bahwa bicara merupakan alat yang lebih baik untuk

berkomunikasi dibandingkan tangisan, isyarat dan bentuk prabicara

lainnya sehingga muncul motivasi yang kuat untuk belajar

berkomunikasi melalui bicara.

Berdasarkan uraian diatas maka bicara merupakan alat komunikasi

yang telah disadari oleh anak sejak dini sebagai alat efektif untuk

mengungkapkan keinginan dan kebutuhannya. Mulyasa (2012: 27)

juga menjelaskan bahwa:

Bicara sebagai suatu bagian dari kemampuan berbahasa yangtidak hanya melibatkan koordinasi kumpulan otot mekanismesuara yang berbeda tetapi juga mempunyai aspek mental yaitukemampuan mengkaitkan arti dengan bunyi yang dihasilkan.

Berdasarkan pendapat diatas maka berbicara sebagai alat komunikasi

bukan hanya dilihat dari suara sebagai wujud komunikasi, melainkan

terdapat peran aspek mental yang mampu mengkaitkan arti yang

tersirat dari suara atau bunyi yang dihasilkan dalam berkomunikasi.

Hal senada juga diungkapkan untuk menjelaskan makna

berkomunikasi lisan. Sebagaimana pendapat yang diungkapkan oleh

Dhieni (dalam Aksioma:2012) bahwa “pengembangan komunikasi

lisan anak merupakan usaha meningkatkan kemampuan anak

berkomunikasi secara lisan untuk mengungkapkan ide, gagasan dan

pendapatnya melalui situasi yang disukainya”. Selain itu Suyanto,

(dalam Choiriyah 2014) : komunikasi lisan ialah suatu kemampuan

menggunakan bahasa secara lisan untuk mengungkapkan gagasan,

pendapat, dan perasaan sehingga dapat dipahami oleh orang lain.

Page 38: HUBUNGAN KEGIATAN BERMAIN PERAN MAKRO DENGAN …digilib.unila.ac.id/40053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan kegiatan bermain peran makro dengan kemampuan komunikasi lisan

20

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa

berkomunikasi lisan ialah suatu kemampuan berbahasa melalui

berbicara untuk mengungkapkan gagasan, pendapat dan perasaan

sehingga dapat dipahami oleh orang lain. Kemampuan ini

dikembangkan melalui situasi yang disukai anak yakni melalui

kegiatan bermain yang menyenangkan.

2. Tujuan Kemampuan Berkomunikasi Lisan Anak

Kemampuan berkomunikasi lisan bagi anak memiliki tujuan secara

umum yaitu, agar anak mampu berargumentasi meyakinkan orang lain

melalui kata – kata yang diucapkan, memberikan ide dan gagasan yang

dimiliki, dapat mengungkapkan perasaan yang dirasakan, bercerita

mengenai pengalaman yang pernah dialami serta bertanya ataupun

menjawab pertanyaan orang lain.

Tujuan pengembangan kemampuan berkomunikasi lisan menurutCampbell (sujiono 2013:57) adalah :

a. Agar anak mampu berkomunikasi baik secara lisan maupuntulisan dengan baik

b. Memiliki kemampuan bahasa untuk meyakinkan orang lainc. Mampu mengingat dan menghafal informasid. Mampu memberikan penjelasane. Mampu untuk memnbahas bahasa itu sendiri

Sedangkan menurut Hartono (Suhartono 2005:123) tujuan umumdalam pengembangankemampuan komunikasi anak, yaitu :

a. Memiliki perbendaharaan kata yang cukup yang diperlukanuntuk berkomunikasi sehari – hari

b. Mampu mendengarkan dan memahami kata – kata serta kalimatc. Mampu mengungkapkan pendapat dan sikap dengan lafal yang

tepatd. Berminat menggunakan bahasa yang baike. Berminat untuk menghubungkan antara lisan dan tulisan

Menurut Tarigan (2008:16) bahwa “tujuan utama dari berbicara dalah

untuk berkomunikasi, agar dapat menyampaikan pikiran secara efektif,

Page 39: HUBUNGAN KEGIATAN BERMAIN PERAN MAKRO DENGAN …digilib.unila.ac.id/40053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan kegiatan bermain peran makro dengan kemampuan komunikasi lisan

21

seyogyanyalah sang pembicara memahami makna segala sesuatu yang

ingin dikomunikasikan.

Kesimpulan dari pendapat yang telah dipaparkan bahwa tujuan

kemampuan berkomunikasi lisan dalam penelitian ini adalah

membantu anak memiliki perbendaharaan kata untuk berkomunikasi

dalam berinteraksi dengan teman sebaya, guru maupun orang lain,

mampu mengungkapkan pendapat yang dimiliki dengan lafal yang

tepat, berani bercerita mengenai pengalaman yang pernah dialami baik

kepada guru, teman sebaya ataupun orang lain.

3. Karakteristik Kemampuan Berkomunikasi Lisan Anak

Kemampuan berkomunikasi lisan sangat penting untuk dikembangkan

karena hal ini akan mendukung keterampilan anak untuk berbicara

aktif mengekspresikan ide, gagasan dan perasaannya. Seiring dengan

berkomunikasi lisan yang meningkat, komunikasi anak yang diawali

dengan mengekspresikan suara saja meningkat menjadi komunikasi

yang diekspresikan melalui ujaran yang jelas dan tepat. Menurut

Suharto (dalam Choiriyah, 2014: 10) pengembangan bicara sebagai

alat berkomunikasi memiliki tujuan umum, yaitu :

a. Anak dapat melafalkan bunyi bahasa yang digunakan secaratepat

b. Anak mempunyai perbendaharaan kata yang memadai untukkeperluan berkomunikasi

c. Dan anak mampu menggunakan kalimat secara baik.

Selanjutnya Depdiknas (dalam Choiriyah, 2014: 17-18) dimensi

perkembangan bahasa anak usia dini 4-6 tahun memiliki karakteristik

diantaranya : (a) dapat berbicara dengan kalimat sederhana yang terdiri

Page 40: HUBUNGAN KEGIATAN BERMAIN PERAN MAKRO DENGAN …digilib.unila.ac.id/40053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan kegiatan bermain peran makro dengan kemampuan komunikasi lisan

22

dari 4-5 kata (b) mampu melaksanakan tiga perintah lisan secara

berurutan (c) senang mendengarkan dan menceritakan kembali cerita

sederhana dengan urut dan mudah dipahami (d) dapat mengajukan

pertanyaan dengan kata apa, siapa dan mengapa (e) mengerti bentuk

pertanyaan dengan kata apa, siapa dan mengapa (f) dapat mengulang

dan menyanyikan lagu anak-anak sederhana (g) dapat menjawab

telepon dan menyampaikan pesan sederhana (h) dapat berpesan serta

dalam percakapan dan tidak mendominasi untuk selalu didengar.

Selain itu (Dhieni dkk, 2009: 3.7) menjelaskan Karakteristik

komunikasi lisan meliputi kemampuan anak untuk dapat berbicara

dengan baik, melaksanakan tiga perintah lisan secara berurutan dengan

benar, mendengarkan dan menceritakan kembali cerita sederhana

dengan urutan yang mudah dipahami, membandingkan dua hal,

memahami konsep timbal balik, menyusun kalimat, mengucapkan

lebih dari tiga kalimat, dan mengenal tulisan sederhana

Berdasarkan beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan

kemampuan berkomunikasi lisan anak usia dini dapat diidentifikasi

melalui karakteristik sebagai berikut : (a) menjawab pertanyaan (b)

mengajukan pertanyaan (c) melakukan kegiatan sesuai perintah lisan

(d) menceritakan pengalaman atau kejadian secara sederhana dan urut.

D. Bermain Bagi Anak Usia Dini

Bermain merupakan kegiatan yang memberikan kepuasan bagi diri sendiri.

Dunia anak adalah dunia bermain, melalui bermain anak akan memuaskan

tuntutan dan kebutuhan perkembangannya. Bagi anak bermain bukan hanya

Page 41: HUBUNGAN KEGIATAN BERMAIN PERAN MAKRO DENGAN …digilib.unila.ac.id/40053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan kegiatan bermain peran makro dengan kemampuan komunikasi lisan

23

menjadi kesenangan tetapi juga suatu kebutuhan yang mau tidak mau harus

terpenuhi. Jika tidak tahap perkembangan yang berfungsi kurang baik yang

nantinya akan terlihat ketika anak sudah menjadi remaja.

1. Pengertian Bermain

Menurut Hurlock (Musfiroh, 2005:2) menjelaskan bahwa “Bermain

merupakan kegiatan yang dilakukan demi kesenangan dan tanpa

mempertimbangkan hasil akhir”. Kegiatan tersebut dilakukan secara

sukarela, tanpa paksaan atau tekanan dari pihak luar. Tokoh lain

dikemukakan Brooks (Latif, 2014:77), bahwa “Bermain (play) merupakan

istilah yang digunakan secara bebas sehingga arti utamanya hilang”.

Sejalan dengan pendapat di atas menurut Dworetsky (Moeslichatoen,

2004:24) mengungkapkan bahwa“Bermain merupakan kegiatan yang

memberikan kesenangan dan dilaksanakan untuk kegiatan itu sendiri, yang

lebih ditekankan pada caranya daripada hasil yang diperoleh dari kegiatan

itu”.

Berdasarkan hal tersebut maka disimpulkan, bermain merupakan kegiatan

yang dilakukan untuk kesenangan tidak ada unsur paksaan dan merupakan

faktor paling penting yang berpengaruh dalam periode perkembangan diri

anak.

2. Manfaat Bermain bagi Anak Usia Dini

Bermain tidak hanya menyenangkan tetapi juga memberikan banyak

manfaat bagi anak untuk mengembangkan aspek-aspek perkembangannya.

Menurut Triharso (2013:10) menyatakan bahwa manfaat bermain bagi

anak antara lain :

Page 42: HUBUNGAN KEGIATAN BERMAIN PERAN MAKRO DENGAN …digilib.unila.ac.id/40053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan kegiatan bermain peran makro dengan kemampuan komunikasi lisan

24

1. Bermain memengaruhi perkembangan fisik anak.2. Bermain dapat digunakan sebagai terapi.3. Bermain meningkatkan pengetahuan anak.4. Bermain melatih penglihatan dan pendengaran anak.5. Bermain memengaruhi perkembangan kreativitas anak.6. Bermain mengembangkan tingkah laku sosial anak.7. Bermain memengaruhi nilai moral anak

Adapun manfaat bermain menurut Moeslichatoen (2004:32), diantaranya:

1. Melalui kegiatan bermain anak dapat melakukan koordinasiotot kasar.

2. Melalui kegiatan bermain anak dapat berlatih menggunakankemampuan kognitif.

3. Melalui kegiatan bermain anak dapat mengembangkankreativitas.

4. Melalui kegiatan bermain anak juga mampu melatihkemampuan bahasa.

5. Melalui bermain anak dapat meningkatkan kepekaan emosi.6. Melalui bermain anak dapat mengembangkan kemampuan

sosial.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa dengan

bermain anak akan memperoleh kesempatan memilih kegiatan yang

disukainya, adapun manfaat bermain bagi anak usia dini yakni dapat

mempengaruhi perkembangan fisik yang ditandai dengan anak mampu

melakukan koordinasi otot kasar, manfaat selanjutnya dapat

mempengaruhi perkembangan kreativitas anak, serta dapat

mengembangkan prilaku sosial anak. Secara umum manfaat bermain dapat

mengembangkan seluruh aspek perkembangan yang ada dalam diri anak

dan sebagai kesiapan untuk melangkah ketahap perkembangan

selanjutnya.

3. Jenis Bermain

a. Jenis Bermain Pada Anak Usia Dini

Terdapat banyak jenis bermain yang dapat digunakan dalam

Page 43: HUBUNGAN KEGIATAN BERMAIN PERAN MAKRO DENGAN …digilib.unila.ac.id/40053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan kegiatan bermain peran makro dengan kemampuan komunikasi lisan

25

pembelajaran anak usia dini. Bahkan segala hal yang menarik bagi

anak dapat digunakan sebagai cara bermain. Dari sekian bermain yang

ada, Menurut Asmawati,dkk (2010:8) jenis bermain digolongkan

menjadi tiga macam, yaitu:

1. Main Sensorimotor atau FungsionalMain sensorimotor pada anak usia dini merupakanrangsangan untuk mendukung proses kerja otak dalammengelola informasi yang didapatkan anak dari lingkungansaat bermain, baik dengan tubuhnya sendiri maupun denganberbagai benda disekitarnya.

2. Main PeranMain peran kadang disebut juga main simbolik, main pura-pura, fantasi, imajinasi atau main drama.

3. Main PembangunanMain pembangunan anak dimulai dari bermain dengan bendayang bersifat cair (air, cat, pasir) sampai bahan yang sangatterstruktur.

Bermain merupakan kegiatan yang sangat penting bagi pertumbuhan

dan perkembangan anak. Bermain harus dilakukan atas inisiatif anak

dan atas keputusan anak sendiri. Bermain harus dilakukan dengan rasa

senang sehingga semua kegiatan bermain yang menyenangkan akan

menghasilakan proses belajar pada anak. Senada dengan pendapat di

atas menurut Latif, dkk (2014:202) menyatakan bahawa “Dalam

kegiatan bermain hendaklah mendukung, diantaranya tiga jenis main,

yaitu: sensorimotor, peran, dan pembangunan”.

Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa jenis permainan terbagi

menjadi tiga yaitu bermain sensorimotor, main peran, dan

pembangunan. Main sensorimotor merangsang proses kerja otak anak

dan mengelola informasi dari lingkungan bermain, baik itu melalui

tubuhnya maupun berbagai benda yang ada disekitarnya. Main peran

Page 44: HUBUNGAN KEGIATAN BERMAIN PERAN MAKRO DENGAN …digilib.unila.ac.id/40053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan kegiatan bermain peran makro dengan kemampuan komunikasi lisan

26

merupakan permainan yang imajinatif atau berpura-pura saat

memainkannya.

b. Pengertian Bermain Peran

Hakikat pembelajaran bermain peran terletak pada keterlibatan

emosional pemeran dan pengamat dalam situasi masalah yang secara

nyata dihadapi. Melalui bermain peran dalam pembelajaran,

diharapkan para peserta didik dapat mengeksplorasikan perasaannya,

memperoleh wawasan tentang sikap, nilai, dan persepsinya,

mengembangkan ketrampilan dan sikap dalam memecahkan masalah

yang dihadapi, dan mengeksplorasi inti permasalahan yang diperankan

melalui berbagai cara.

Bermain peran merupakan bentuk pembelajaran, dimana peserta didik

ikut terlibat aktif memainkan peran-peran tertentu. Anak berperan

sesungguhnya menjadi seseorang atau sesuatu. Anak yang terlibat

dalam main peran dapat menggunakan kesadarannya, kesadaran ini

masih berbentuk imajinasi yang masih belum dapat ditangkap secara

tepat oleh anak. Menurut Moeslichatoen (2004:38) bermain peran

adalah:

Bermain yang menggunakan daya khayal yaitu dengan memakaibahasa atau berpura-pura bertingkah laku seperti benda tertentu,situasi tertentu, atau orang tertentu, dan binatang tertentu, yang dalamdunia nyata tidak dilakukan.

Kegiatan bermain peran memberikan kesempatan anak untuk

menciptakan situasi khayalan dimana anak diberi kesempatan untuk

bereksplorasi dengan suatu objek dan melakukan kegiatan sesuai

Page 45: HUBUNGAN KEGIATAN BERMAIN PERAN MAKRO DENGAN …digilib.unila.ac.id/40053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan kegiatan bermain peran makro dengan kemampuan komunikasi lisan

27

dengan karakter objek tertentu. Menurut Kamtini dan Husni (2005:60)

“Bermain peran yaitu anak bermain dengan memerankan sebagai

guru, bapak, ibu, anak manja, anak yang nakal, kakek, nenek, tamu

dan sebagainya”.

Senada dengan teori diatas Menurut Stasen Berger dan Garvey

(Mayke, 2001:35) mengungkapkan bahwa “Bermain peran yaitu

kegiatan bermain khayal atau pura-pura yang melibatkan unsur

imajinasi dan peniruan terhadap prilaku orang dewasa”.

Bermain peran juga melakukan uji coba melalui kegiatan bermain.

Kegiatan bermain peran, anak membuat keadaan yang ia ciptakan

sendiri sambil memperbaiki kesalahan-kesalahan dan memperkuat

harapan-harapannya. Misalnya, anak yang awalnya takut jika bertemu

seorang dokter, melalui peran main dokter-dokteran perlahan-lahan

dia belajar bahwa ketakutannya tidak perlu terjadi karena dokter

bukan orang jahat tapi justru ingin membantu mengobati penyakit.

Beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa bermain

peran adalah bermain yang menggunakan daya khayal atau imajinasi

dalam memerankan suatu peran untuk menirukan suatu prilaku

ataupun profesi yang biasa dilakukan orang lain.

c. Jenis Bermain Peran

Dilihat dari jenisnya bermain peran terbagi menjadi 2 jenis diantaranya

bermain peran makro dan mikro. Menurut Erikson (dalam Latif,

2014:207) menyebutkan bahwa:

Bermain peran terbagi menjadi dua, yaitu bermain peran mikro danbermain peran makro. (1) bermain peran mikro yaitu anak

Page 46: HUBUNGAN KEGIATAN BERMAIN PERAN MAKRO DENGAN …digilib.unila.ac.id/40053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan kegiatan bermain peran makro dengan kemampuan komunikasi lisan

28

memainkan peran melalui alat bermain atau benda yang berukurankecil. (2) bermain peran makro yaitu anak bermain menjadi tokohmenggunakan alat berukuran seperti sesungguhnya yang digunakananak untuk menciptakan dan memainkan peran-peran.

Senada dengan pendapat di atas, Vygotsky (dalam Mutiah, 2012:115)

menjelaskan bahwa:

Bermain peran dibagi menjadi dua jenis yaitu bermain peran makrodan bermain peran peran mikro. Bermain peran makro yakni anakberperan sesungguhnya dan menjadi seseorang atau sesuatu,sedangkan bermain peran mikro di mana anak menggerak-gerakanbenda berukuran kecil untuk menyusun adegan, saat anak bermainperan mikro anak belajar untuk menghubungkan dan mengambilsudut pandang dari orang lain.

Pendapat lain yang dikemukan oleh Papalia Olds, et al (2009:398)

menyebutkan bahwa anak seringkali bermain peran dengan

menggunakan boneka-boneka atau property lainnya (mikro), akan

tetapi anak juga terkadang bermain menjadi dokter yang sedang

memeriksa pasiennya (makro).

Berdasarkan beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa jenis

bermain peran terdiri dari mikro dan makro. Bermain peran mikro

merupakan permainan yang menggunakan mainan ukuran kecil,

sedangkan peran makro menggunakan ukuran yang mirip dengan

aslinya.

Prinsipnya kedua jenis bermain peran tersebut memiliki fungsi yang

sama, hanya saja pada saat pelaksanaannya yang berbeda. Saat

bermain peran makro anak sendiri yang menjadi pemerannya

sedangkan pada saat bermain peran mikro anak berperan menjadi

dalang untuk memerankan tokoh-tokoh berukuran kecil, akan tetapi

Page 47: HUBUNGAN KEGIATAN BERMAIN PERAN MAKRO DENGAN …digilib.unila.ac.id/40053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan kegiatan bermain peran makro dengan kemampuan komunikasi lisan

29

dalam hal ini peneliti hanya ingin membahas tentang kegiatan bermain

peran makro.

d. Manfaat Bermain Peran

Bermain peran bermanfaat untuk mendorong anak agar turut aktif

dalam pemecahan sambil menyimak secara seksama bagaimana orang

lain berbicara mengenai masalah yang sedang dihadapinya. Melalui

bermain peran dalam pembelajaran, peserta didik juga dapat

mengeksplorasi perasaannya, memperoleh wawasan tentang sikap,

nilai dan persepsinya mengenai suatu hal, mengembangkan

keterampilan dan sikap dalam memecahkan masalah yang

dihadapinya. Hal ini selaras degan pendapat Surya (2006:47) manfaat

bermain peran yaitu:

1. Mengajarkan pada anak bagaimana memahami dan mengertiperasaan orang lain

2. Mengerjakan pembagian pertanggungjawaban danmelaksanakannnya

3. Mengerjakan cara mengargai pendapat orang lain4. Mengajarkan cara mengambil keputusan dalam kelompok

Selain itu menurut Mayke (2001:58) “Bermain peran bermanfaat

untuk membantu penyesuaian diri anak. Dengan memerankan tokoh-

tokoh tertentu ia belajar tentang aturan-aturan atau perilaku apa yang

bisa diterima oleh orang lain, baik dalam berperan sebagai ibu, ayah,

guru, murid dan seterusnya”. Anak juga belajar untuk memandang

suatu masalah dari kacamata tokoh-tokoh yang ia perankan sehingga

diharapkan dapat membantu pemahaman sosial pada diri anak.

Manfaat lain adalah anak dapat memperoleh kesenangan dari kegiatan

yang dilakukan atas usaha sendiri, belajar.

Page 48: HUBUNGAN KEGIATAN BERMAIN PERAN MAKRO DENGAN …digilib.unila.ac.id/40053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan kegiatan bermain peran makro dengan kemampuan komunikasi lisan

30

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa bermain peran

dapat membantu anak dalam pengambilan keputusan dan memahami

aturan-aturan. Bermain peran juga dapat melatih anak memecahkan

masalah sederhana yang terjadi pada dirinya.

e. Langkah-langkah bermain peran

Sebelum melakukan kegiatan bermain peran, maka terlebih dahulu

perlu diketahui langkah-langkah dalam bermain agar kegiatan bermain

yang dilakukan menjadi lebih terarah. Menurut Moeslichatoen

(2004:63) langkah-langkah kegiatan bermain melalui urutan dapat

dikategorikan menjadi tiga, yaitu (1) Kegiatan pra bermain (2)

Kegiatan bermain (3) Kegiatan penutup.

Secara rinci langkah-langkah bermain peran menurut Nuraini

(2010:82) adalah sebagai berikut:

1. Guru mengumpulkan anak-anak untuk diberikan pengarahandan aturan serta tata tertib dalam bermain.

2. Guru membicarakan alat-alat yang akan digunakan oleh anakuntuk bermain.

3. Guru memberikan pengarahan sebelum bermain dan mengabsenanak serta menghitung jumlah anak bersama-sama.

4. Guru membagikan tugas kepada anak-anak sebelum bermainmenurut kelompoknya agar anak tidak mengenai alat-alatbermain yang sudah disediakan.

5. Guru sudah menyiapkan anak-anak permainan yang akandigunakan sebelum mulai bermain.

6. Anak bermain sesuai dengan perannya.7. Guru hanya mengawasi anak. Mendampingi anak dalam

bermain apabila dibutuhkan anak guna membantunya.8. Setelah waktu bermain hamper habis, guru dapat menyiapkan

berbagai macam buku cerita. Sementara guru merapikanpermainan dengan dibantu oleh beberapa anak.

Hal serupa juga diungkapkan oleh Djamarah (2005:238) bahwa

terdapat lima langkah dalam bermain peran yaitu: (1) penentuan topic,

Page 49: HUBUNGAN KEGIATAN BERMAIN PERAN MAKRO DENGAN …digilib.unila.ac.id/40053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan kegiatan bermain peran makro dengan kemampuan komunikasi lisan

31

(2) penentuan anggota pemeran, (3) mempersiapkan peranan, (4)

latihan singkat dialog, (5) pelaksanaan permainan peran.

Berdasarkan pendapat di atas, maka langkah-langkah dalam bermain

perlu untuk diketahui dan dipahami oleh para pendidik agar proses

bermain yang dilakukan oleh anak dapat berjalan dengan kondusif

sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai sesuai

dengan standar yang diharapkan.

4. Bermain Peran Makro

a. Pengertian Bermain Peran Makro

Bermain peran makro merupakan permainan yang memerankan suatu

peran dengan menggunakan bahan yang berukuran mirip dengan

aslinya. Bermain peran makro memberikan pengalaman yang

menyenangkan bagi anak saat pembelajaran karena anak terlibat

langsung dalam kegiatan. Menurut Erikson (Asmawati, 2010:8)

bermain peran makro adalah “Bermain peran dengan alat-alat

berukuran sesungguhnya yang dapat digunakan anak untuk

memainkan peran yang dipilihnya”.

Sejalan dengan pendapat di atas menurut Latif (2013:130)

mengemukakan bahwa :

Bermain peran makro merupakan kegiatan yang memberikankesempatan kepada anak untuk mengembangkan pengertianmereka tentang dunia sekitarnya, kemampuan berbahasa,keterampilan mengambil sudut pandang dan empati melaluiperan yang mengalirkan knowledge pada anak.

Sementara, Erikson (dalam Latif, 2013:207) berpendapat bahwa

bermain peran makro yaitu anak bermain menjadi tokoh menggunakan

Page 50: HUBUNGAN KEGIATAN BERMAIN PERAN MAKRO DENGAN …digilib.unila.ac.id/40053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan kegiatan bermain peran makro dengan kemampuan komunikasi lisan

32

alat berukuran seperti sesungguhnya yang digunakan anak untuk

menciptakan dan memainkan peran—peran. Lebih lanjut, mutiah

(2012:115) berpendapat bahwa bermain peran makro adalah bermain

yang sifatnya kerjasama dua orang atau lebih khususnya untuk usia

taman kanak-kanak.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

bermain peran makro merupakan suatu kegiatan yang dilakukan anak

dengan cara memerankan tokoh-tokoh tertenntu dan anak berperan

langsung sebagai pemainnya.

b. Bentuk Bermain Peran Makro

Bermain peran memiliki banyak bentuk permainan yang di sesuaikan

dengan tema dan keadaan di lingkungan anak. Menurut Stasen Berger

dan Garvey (Mayke, 2001:35) mengatakan bahwa “Bentuk bermain

peran diantaranya: dokter-dokteran, ibu-ibuan, masak-masakan,

sekolah-sekolahan, polisi-polisian dan lain-lainnya”.

Sejalan dengan pendapat di atas menurut Erikson (Asmawati, 2010:8)

“Kegiatan bermain peran makro dapat dilakukan dengan kegiatan

diantaranya: bermain rumah sakit (dokter, perawat, pengunjung,

apoteker), kantor polisi (polisi, penjahat), kantor pos (pengantar surat,

pegawai kantor pos), kantor (direktur, sekertaris, pegawai)”.

Permainan ini dilakukan dengan meniru aktivitas yang biasa dilakukan

oleh orang lain.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

bentuk peran makro terdiri dari beberapa kegiatan bermain,

Page 51: HUBUNGAN KEGIATAN BERMAIN PERAN MAKRO DENGAN …digilib.unila.ac.id/40053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan kegiatan bermain peran makro dengan kemampuan komunikasi lisan

33

diantaranya dokter-dokteran, polisi-polisian, masak-masakan, ibu-

ibuan dan lainnya. Kegiatan ini dilakukan dengan meniru suatu

aktivitas yang biasa dilakukan oleh orang lain.

c. Langkah-langkah Bermain Peran Makro

Sebelum melakukan kegiatan bermain peran, perlu mengetahui

langkah-langkah dalam bermain peran agar pembelajaran dalam

bermain peran dapat berjalan secara efektif dan efesien. Menurut

Djamarah (2005:238) mengatakan bahwa “Terdapat lima langkah

dalam bermain peran yaitu: (1) penentuan topik, (2) penentuan

anggota pemeran, (3) memepersiapkan peran, (4) latihan singkat

dialog, (5) pelaksanaan bermain peran”. Dapat juga diuraikan sebagai

berikut:

1. Guru menata lingkungan yang akan digunakan untuk bermain.2. Guru menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk

bermain.3. Guru mengumpulkan anak-anak kemudian untuk diberi

penjelasan mengenai aturan main.4. Guru menawarkan kepada anak untuk memilih peran yang

akan mereka mainkan.5. Anak bermain sesuai dengan perannya.6. Guru mengawasi kegiatan bermain anak.

Berdasarkan pendapat ahli di atas, maka langkah-langkah bermain

peran perlu diketahui oleh para pendidik agar pelaksanaan

pembelajaran pada saat bermain peran dapat berjalan secara efektif

dan efisiensi sehingga tujuan pembelajaranpun dapat tercapai sesuai

dengan yang diharapkan.

5. Bermain dalam Upaya Mengembangkan Bahasa (Kemampuan

Komunikasi Lisan) Anak Usia Dini

Kegiatan bermain mempunyai dampak positif terhadap perkembangan

anak. Khususnya unuk mengembangkan kemampuan berbahasa. Menurut

Page 52: HUBUNGAN KEGIATAN BERMAIN PERAN MAKRO DENGAN …digilib.unila.ac.id/40053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan kegiatan bermain peran makro dengan kemampuan komunikasi lisan

34

Carton dan Allen (dalam Musfiroh,2005: 94) bahwa. Melalui bermain

anak dapat menggunakan bahasa secara tepat dan belajar

mengkomunikasikannya secara efektif dengan orang lain.Melalui bermain

pula,sebenarnya anak belajar tentang daya bahasanya.

Dalam hal ini kegiatan bermain yang dipilih juga melibatkan teman-taman

sebaya untuk berkomunikasi secara aktif sehingga anak akan mempelajari

kata-kata baru, model kegiatan bermain yang aktif akan memberikan rasa

aman pada anak dan menciptakan lingkungan yang meningkatkan motivasi

untuk terus belajar.

Dengan demikian. dalam penelitian ini kegiatan bermain yang dapat

dipergunakan dalam upaya mengembangkan kemampuan berbahasa

khususnya dalam kemampuan komunikasi lisan yakni melalui kegiatan

bermain peran.

E. Kajian Penelitian Yang Relevan

Bahasan hasil penelitian yang relevan terkait dengan kemampuan komunikasi

lisan anak dan bermain peran makro, diantaranya :

1. Hasil penelitian yang relevan dengan peneliti yaitu penelitian yang

dilakukan oleh Ufik Aksioma (2012) dengan judul penelitian yaitu “Upaya

Meningkatkan Kemampuan Berkomunikasi Secara Lisan Melalui Metode

Sosiodrama di Kelompok B Taman Kanak-kanak Aisyiyah Taruban Tahun

Ajaran 2011-2012”. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa dengan metode

sosiodrama dapat meningkatkan kemampuan komunikasi lisan pada anak.

2. Hasil penelitian yang relevan dengan peneliti yaitu penelitian yang

dilakukan oleh Siti Choiriyah (2014) dengan judul penelitian yaitu “Upaya

Meningkatkan Kemampuan Berkomunikasi Lisan Melalui Metode

Page 53: HUBUNGAN KEGIATAN BERMAIN PERAN MAKRO DENGAN …digilib.unila.ac.id/40053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan kegiatan bermain peran makro dengan kemampuan komunikasi lisan

35

Bermain Peran Pada Anak Kelompok B di TKIT Nur Hidayah Surakarta”

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa melalui penggunaan metode

bermain peran dapat meningkatkan kemampuan komunikasi lisan pada

anak kelompok B.

3. Hasil penelitian yang relevan dengan peneliti yaitu penelitian yang

dilakukan oleh Suminarti (2014) dengan judul penelitian yaitu

“Peningkatan Kemampuan Berkomunikasi Lisan Anak Melalui Metode

Sosiodrama di Taman Kanak-kanak Permata Bunda Agam” Hasil

penelitian menyimpulkan bahwa melalui penggunaan metode sosiodrama

dapat meningkatkan kemampuan komunikasi lisan pada anak.

F. Kerangka Pikir

Kemampuan bahasa khususnya ranah mengungkapkan bahasa merupakan

suatu aspek terpenting karena dengan mengungkapkan bahasa anak dapat

mengekspresikan ide, pendapat dan gagasannya kepada orang lain. Anak

sebagai individu yang aktif tentu harus memiliki modal kemampuan yang

mendukung agar anak dapat mengungkapkan bahasa sesuai dengan maksud

dan tujuannya.Kemampuan pendukung tersebut ialah kemampuan

berkomunikasi lisan.

Umumnya dalam proses belajar mengajar guru lebih aktif bertindak dalam

memberikan informasi sedangkan anak hanya menerima informasi dengan

cara menyimak dan mendengarkan, sehingga anak cenderung tidak aktif dan

merasa bosan. Anak tidak diberi kesempatan dalam mengungkapkan pikiran

dan perasaannya, terlihat dari sebagian anak yang masih belum lancar

berbicara. Bahkan anak juga masih terbata-bata ketika menjawab pertanyaan

Page 54: HUBUNGAN KEGIATAN BERMAIN PERAN MAKRO DENGAN …digilib.unila.ac.id/40053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan kegiatan bermain peran makro dengan kemampuan komunikasi lisan

36

dari guru.Sehingga kemampuan komunikasi lisan anak belum berkembang

secara optimal.

Sedangkan Kemampuan berkomunikasi lisan sangat penting untuk

dikembangkan karena hal ini akan mendukung keterampilan anak untuk

berbicara aktif mengekspresikan ide, gagasan dan perasaannya. Seiring

dengan kemampuan berkomunikasi lisan yang meningkat, komunikasi anak

yang diawali dengan mengekspresikan suara saja meningkat menjadi

komunikasi yang diekspresikan melalui ujaran yang jelas dan tepat.

Komunikasi lisan akan berkembang secara optimal, jika distimulus melalui

kegiatan bermain.

Bermain merupakan kegiatan yang memberikan kepuasan bagi diri sendiri.

Dunia anak adalah dunia bermain, melalui bermain anak akan memuaskan

tuntutan dan kebutuhan perkembangannya. Bagi anak bermain bukan hanya

menjadi kesenangan tetapi juga suatu kebutuhan yang mau tidak mau harus

terpenuhi. Jika tidak tahap perkembangan yang berfungsi kurang baik yang

nantinya akan terlihat ketika anak sudah menjadi remaja. Adapun jenis

permainan terbagi menjadi tiga, salah satu diantaranya yaitu bermain peran.

Bermain peran adalah bermain yang menggunakan daya khayal atau imajinasi

dalam memerankan suatu peran untuk menirukan suatu prilaku ataupun

profesi yang biasa dilakukan orang lain. Adapun bermain peran terbagi

menjadi dua jenis yakni peran mikro dan makro

Bermain peran makro merupakan bermain dengan memerankan suatu tokoh

tertentu yang menggunakan alat berukuran seperti sesungguhnya untuk

memerankan peran apa yang dipilihnya. sehingga kegiatan bermain peran

Page 55: HUBUNGAN KEGIATAN BERMAIN PERAN MAKRO DENGAN …digilib.unila.ac.id/40053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan kegiatan bermain peran makro dengan kemampuan komunikasi lisan

37

makro dapat mengembangkan kemampuan komunikasi lisan pada anak usia

5-6 tahun sesuai dengan standar Pendidikan Anak Usia Dini. Oleh sebab itu

peneliti menggunakan kemampuan komunikasi lisan melalui kegiatan

bermain peran makro.

Gambar 1. Kerangka Pikir

G. Hipotesis

Berdasarkan kajian pustaka diatas, maka hipotesis penelitian dalam penelitian

ini adalah :

Terdapat hubungan dalam kegiatan bermain peran makro dengan

Kemampuan komunikasi lisan pada anak usia dini kelompok B.

Kegiatan BermainPeran Makro

Kemampuan KomunikasiLisan Anak Usia Dini

Page 56: HUBUNGAN KEGIATAN BERMAIN PERAN MAKRO DENGAN …digilib.unila.ac.id/40053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan kegiatan bermain peran makro dengan kemampuan komunikasi lisan

38

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara atau teknik utama yang digunakan dalam

melakukan suatu penelitian dengan melalui metode-metode ilmiah.

Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, yang bersifat non

eksperimental dengan metode korelasional. Penelitian ditujukan untuk

mengetahui hubungan suatu variabel dengan variabel lainnya (Nana

Syaodih, 2007:56). Hubungan antara satu dengan variabel lain dinyatakan

dengan besarnya koefisien korelasi secara statistik. Adanya korelasi antara

dua variabel atau lebih, tidak berarti adanya pengaruh atau hubungan

sebab akibat dari suatu variabel terhadap variabel lainnya.

B. Prosedur Penelitian

Penelitian terdiri dari dua tahapan, yaitu prapenelitian dan tahap

pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-langkah dari setiap penelitian

tersebut, adalah :

1. Penelitian Pendahuluan

a. Membuat surat izin penelitian ke sekolah tempat dilakukannya

penelitian.

b. Observasi ke sekolah tempat dilakukannya penelitian untuk

mengumpulkan informasi tentang keadaan kelas yang akan diteliti

Page 57: HUBUNGAN KEGIATAN BERMAIN PERAN MAKRO DENGAN …digilib.unila.ac.id/40053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan kegiatan bermain peran makro dengan kemampuan komunikasi lisan

39

2. Tahap Perencanaan

a. Menyusun perangkat pembelajaran yang terdiri dari Rencana

Kegiatan Harian (RKH)

b. Membuat instrument evaluasi yaitu berupa lembar observasi.

3. Tahap Pelaksanaan

a. Melaksanakan penelitian sesuai dengan Rencana Kegiatan Harian

(RKH) yang telah disusun.

b. Mengevaluasi menggunakan lembar observasi.

c. Mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data.

d. Membuat laporan hasil penelitian.

C. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada anak kelompok B di TK Tutwuri

Handayani Bandar Lampung

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006:130)

Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam

wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak kelompok B TK

Tutwuri Handayani Bandar Lampung yang berjumlah 60 anak.

2. Sampel Penelitian

Sampel penelitian sebagian atau wakil populasi yang diteliti

(Arikunto,2006:131). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian

menggunakan teknik purposive sampling yaitu teknik pengambilan

Page 58: HUBUNGAN KEGIATAN BERMAIN PERAN MAKRO DENGAN …digilib.unila.ac.id/40053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan kegiatan bermain peran makro dengan kemampuan komunikasi lisan

40

sampel dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan diperboleh dari

hasil penentuan banyaknya jumlah anak yang memiliki kemampuan

komunikasi lisan paling rendah dijadikan sebagai sampel dalam

penelitian ini.

Penelitian ini, peneliti memutuskan untuk mengambil sampel anak usia

dini di kelompok B berjumlah 30 anak TK Tutwuri Handayani Bandar

Lampung

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara untuk mendapatkan data yang

diperlukan dalam suatu penelitian dan akan mendukung suatu penelitian.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data

sebagai berikut :

1. Observasi

Observasi (Sugiyono, 2010:203-204) “merupakan suatu teknik atau

cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan

terhadap kegiatan yang sedang berlangsung”.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan observasi secara terstruktur

dengan menggunakan pedoman observasi dalam bentuk cheklist, baik

bermain peran makro maupun kemampuan komunikasi secara lisan.

Proses kegiatan anak dibuat dalam daftar penelitian yang sudah

dikelompokkan berdasarkan ciri-ciri yang akan dinilai sesuai dengan

indikator yang diajarkan dan yang sudah berisi lajur cek list dalam

kisi-kisi instrument penelitian.

Page 59: HUBUNGAN KEGIATAN BERMAIN PERAN MAKRO DENGAN …digilib.unila.ac.id/40053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan kegiatan bermain peran makro dengan kemampuan komunikasi lisan

41

Observasi yang peneliti lakukan di Kelompok B TK Tutwuri

Handayani Bandar Lampung kegiatan bermain peran makro untuk

mengetahui kemampuan komunikasi lisan anak.

F. Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas

(independen) dilambangkan dengan (X) dan variabel terikat (dependen)

dilambangkan dengan (Y). Dimana variabel bebas (X) yaitu kegiatan

bermain peran makro dan variabel terikat (Y) yaitu kemampuan

komunikasi lisan.

1. Definisi Konseptual Variabel

a. Definisi konseptual variabel (X) bermain peran makro

Menurut Moeslichatoen (2004:38) bermain peran adalah bermain

menggunakan daya khayal yaitu dengan memakai bahasa atau

berpura-pura bertingkah laku seperti benda tertentu, situasi

tertentu, atau orang tertentu, dan binatang tertentu, yang dalam

dunia nyata tidak dilakukan.

b. Definisi konseptual variabel (Y) perkembangan komunikasi lisan

anak yaitu anak dapat menyampaikan maksud (ide, pikiran dan

gagasan) seseorang kepada orang lain dengan menggunakan

bahasa lisan sehingga lawan bicara dapat mengerti apa yang

disampaikan oleh anak.

2. Definisi Operasional Variabel

a. Definisi Operasional variabel (X) kegiatan bermain peran makro

Adapun bermain peran makro dapat diukur sebagai berikut :

1). Memilih peran sesuai dengan keinginanya

Page 60: HUBUNGAN KEGIATAN BERMAIN PERAN MAKRO DENGAN …digilib.unila.ac.id/40053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan kegiatan bermain peran makro dengan kemampuan komunikasi lisan

42

2). Memilih media untuk peran yang dimainkan3). Mengikuti aturan dalam permainan hingga selesai4). Memperagakan peran yang dimainkan5). Mengespresikan sesuai dengan peran yang dimainkan

b. Definisi operasional variabel (Y) kemampuan komunikasi lisan,

sebagai berikut :

1). Menjawab nama peran yang dimainkan2). Menjawab pertanyaan tentang media yang digunakan saat

bermain3). Bertanya kepada teman tentang peran yang dimainkan oleh

teman4). Menceritakan tentang peran yang telah dimainkan

5). Menceritakan /mengungkapkan perasaan saat bermain

G. Istrumen Penelitian

Istrumen penelitian yang peneliti buat berupa indikator-indikator yang

diturunkan berdasarkan variabel-variabel penelitian. Adapun kisi-kisi

instrumen sebagai berikut :

Tabel 1. Kisi-Kisi Instrumen Bermain Peran Makro (X)

Variabel IndikatorKategori Penilaian

BSB4

BSH3

MB2

BB1

Bermain PeranMakro

Memilih peran sesuaidengan keinginanya

Memilih media untukperan yang dimainkan

Mendengarkan aturandalam bermain peran

Mengikuti aturan dalampermainan hingga selesai

Mengekspresikan sesuaidengan peran yangdimainkan

Page 61: HUBUNGAN KEGIATAN BERMAIN PERAN MAKRO DENGAN …digilib.unila.ac.id/40053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan kegiatan bermain peran makro dengan kemampuan komunikasi lisan

43

Tabel 2. Kisi-Kisi Instrumen Kemampuan Komunikasi Lisan (Y)

Keterangan :SM = Sangat MampuM = MampuCM = Cukup MampuCB = Belum Mampu

Panduan observasi yang digunakan dalam penelitian berupa skala rating. Skala

rating merupakan skala yang menggambarkan satu nilai yang berbentuk angka

terhadap suatu hasil pertimbangan. Variabel y yaitu kemampuan komunikasi

lisan digolongkan menjadi 4 kategori dengan rentang skor 1-4 yang diperoleh

dari setiap kegiatan pembelajaran.

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data diarahkan untuk menjawab rumusan masalah atas

menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Data yang diperoleh dibuat

menjadi 4 kategori untuk penerapan metode bermain peran makro dan 4

Variabel Indikator

Kategori Penilaian

SM4

M3

CM2

BM1

KemampuanKomunikasiLisan AnakUsia 5-6 tahun

Menjawab nama peranyang dimainkan

Menjawab pertanyaantentang media yangdigunakan saat bermain

Bertanya kepada temantentang peran yangdimainkan oleh temanMenceritakan tentangperan yang telahdimainkanMenceritakan/mengungkapkan perasaan saatbermain

Page 62: HUBUNGAN KEGIATAN BERMAIN PERAN MAKRO DENGAN …digilib.unila.ac.id/40053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan kegiatan bermain peran makro dengan kemampuan komunikasi lisan

44

kategori untuk kemampuan komunikasi lisan. Selanjutnya dari hasil yang

diperoleh tersebut menurut Sudjana (2006:69) dianalisis secara kuantitatif

dengan proses sebagai berikut :

a. Skor yang diperoleh dari masing-masing anak adalah jumlah skor

dari setiap indikator

b. Nilai yang diperoleh dengan rumus :

Nilai = × 100%

Keterangan :Skor = Jumlah skor atau nilai yang diperoleh anakSkor Maksimal = Jumlah aktifitas/ Kriteria

Data yang diperoleh disajikan secara singkat maka perlu menentukan interval,

rumus interval sebagai berikut :

Gambar 2. Rumus intervalsumber : Hadi (2006:178)

Keterangan:I = IntervalNT = Nilai TertinggiNR = Nilai TerendahK = Kategori

1. Analisis Uji Hipotesis

Dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan untuk

menguji asosiatif (hubungan) diuji dengan menggunakan Korelasi

Spearman Rank. Untuk menguji hipotesis yang sudah dirumuskan

sebelumnya. Teknik tersebut di gunakan untuk mrenguji variabel X

i =( )

Page 63: HUBUNGAN KEGIATAN BERMAIN PERAN MAKRO DENGAN …digilib.unila.ac.id/40053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan kegiatan bermain peran makro dengan kemampuan komunikasi lisan

45

kegiatan bermain peran makro dengan variabel Y kemampuan

komunikasi lisan, dengan rumus sebagai berikut :

Gambar 3. Rumus Korelasi Spearman RankSumber : Sugiyono (2011:245)

Keterangan := Koefisien Spearman Rank

bi = Selisih peringkat setiap datan = Jumlah data atau sampel

Setelah nilai diperoleh lalu mencari nilai Koefisien Determinasi yang

didapat dari kuadrat koefisien.

Setelah nilai koefisien determinasi diperoleh, maka dapat dilihat

seberapa besar hubungan antara dua variabel tersebut.

Berdasarkan hasil perhitungan dengan Korelasi Spearman Rank, maka

dapat diketahui apakah hipotesis yang diajukan dapat diterima atau

tidak.

Ho : µ = 0

Ha : µ ≠ 0

Koefisien Determinasi = 2 × 100%

= 1 − 6∑(( − 1)

Page 64: HUBUNGAN KEGIATAN BERMAIN PERAN MAKRO DENGAN …digilib.unila.ac.id/40053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan kegiatan bermain peran makro dengan kemampuan komunikasi lisan

59

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil pengujian hipotesis dapat disimpulkan

bahwa ada hubungan yang positif antara bermain peran makro dengan

perkembangan komunikasi lisan anak usia dini di TK Tutwuri Handayani.

Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis korelasi spearman rank yang

menunjukkan ada hubungan antara antara bermain peran makro dengan

kemampuan komunikasi lisan anak usia dini dengan rho sebesar 0,94.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian dan pembahasan, maka penulis

mengemukakan saran sebagai berikut :

1. Kepada Guru

a. Diharapkan guru dapat mengembangkan seluruh aspek

perkembangan anak khususnya kemampuan komunikasi lisan

dengan menggunakan media dan metode yang menarik.

b. Guru sebaiknya dapat lebih aktif, kreatif, dan inovativ sehingga anak

akan lebih termotivasi dalam proses belajar mengajar.

c. Diharapkan guru di sekolah dapat mengemas kegiatan pembelajaran

dengan bermain sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna.

Page 65: HUBUNGAN KEGIATAN BERMAIN PERAN MAKRO DENGAN …digilib.unila.ac.id/40053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan kegiatan bermain peran makro dengan kemampuan komunikasi lisan

60

2. Kepada Kepala Sekolah

Penelitian ini juga diharapkan dapat membuka wawasan bagi kepala

sekolah untuk meningkatkan kemampuan komunikasi lisan anak melalui

kegiatan bermain, maka pembelajaran di sekolah hendaknya jangan

mengutamakan kegiatan yang hanya membaca, menulis, dan berhitung.

3. Kepada Peneliti Lain

Bagi peneliti lain diharapkan dapat menjadikan hasil penelitian ini

sebagai refrensi untuk melakukan penelitian agar lebih baik lagi dengan

menggunakan kegiatan bermain yang lebih menarik dalam

mengembangakan kemampuan komunikasi lisan anak usia dini.

Page 66: HUBUNGAN KEGIATAN BERMAIN PERAN MAKRO DENGAN …digilib.unila.ac.id/40053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan kegiatan bermain peran makro dengan kemampuan komunikasi lisan

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, Siti dkk. 2008. Pembelajaran Terpadu. Universitas Terbuka: Jakarta.

Aksioma,Ufik.2012.Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi SecaraLisan Melalui Metode Sosiodrama Pada Anak Kelompok B di TK AisyiyahTaruban Tahun Ajaran 2011-2012.http://download.portalgaruda.orglvolum2, No,1. (diakses pada 11 Februari 2016)

Arikunto,S.2006. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Rineka Cipta:Jakarta

Asmawati, Luluk dkk. 2010. Pengelolaan Kegiatan Pengembangan Anak UsiaDini. Universitas Terbuka: Jakarta.

Choiriyah,Siti.2014.Upaya Meningkatkan Kemampuan Berkomunikasi LisanMelalui Metode Bermain Peran Pada Anak Kelompok B TKIT Nur HidayahSurakarta Tahun Ajaran 2013/2014.http://digilib.uns.ac.id/dokumen/detail/37504/pdf (diakses pada 11 Februari2016)

Dapertemen Pendidikan Nasional..2014. Pedoman Penilian PembelajaranPAUD.Balai Pustaka : Jakarta

Dhieni,Nurbiana.2009.Metode Pengembangan Bahasa.Universitas Terbuka:Jakarta

Dimyati, Johni. 2013. Metodelogi Penelitian Pendidikan dan Aplikasinya PadaPendidikan Anak Usia Dini. KencanaPrenada.:Jakarta

Djamarah, Syaiful Bahri. 2005. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.Rineka Cipta: Jakarta.

Hadi, Sutrisno. 2006. Metodelogi Penelitian. Ansi Ofset. Yogyakarta.

Hurlock,Elizabeth.1998.Perkembangan Anak. Diterjemahkan oleh MeitasariTjandara. .Erlangga : Jakarta.

Isjoni.2011.Model Pembelajaran Anak Usia Dini.Alfabet : Bandung.

Page 67: HUBUNGAN KEGIATAN BERMAIN PERAN MAKRO DENGAN …digilib.unila.ac.id/40053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan kegiatan bermain peran makro dengan kemampuan komunikasi lisan

Latif, Mukhtar dkk. 2014. Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini. PrenadaMedia Group: Jakarta.

, . 2013 . Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia DiniTeori dan Aplikasi. Kencan: Jakarta.

Mayke S, Tedjasaputra. 2001. Bermain, Main, dan Permainan. Gramedia:Jakarta.

Moeslichatoen.2004.Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak.Rineka Cipta:Jakarta

Mulyasa.2012.Manajemen PAUD.PT Remaja Rosdakarya : Bandung

Musfiroh,T.2005.Bermain Sambil Belajar Dan Mengasuh Kecerdasan.Depdiknas : Jakarta.

Mutiah, Diana. 2012. Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Kencana PrenadaMedia Group: Jakarta.

Nurbiana,dkk.2009.Metode Pengembangan Bahasa.Universitas Terbuka :Jakarta

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 137 Tahun 2014 tentang Kurikulum2013 Pendidikan Anak Usia Dini.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 146 Tahun 2014 tentang Kurikulum2013 Pendidikan Anak Usia Dini.

Sudjana,Nana.2006.Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar.Remaja RosdaKarya : Bandung

Sugiyono.2010.Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif,dan R&D.Alfabet : Bandung

.2011.Statistika Untuk Penelitian.Alfabet : Bandung

Sujiono,Yuliani Nurani.2013.Konsep Dasar Pendidikan Anak UsiaDini.PT.Indeks:Jakarta

Suhartono.2005.Pengembangan Keterampilan Bicara Anak UsiaDini.Jakarta:Depdiknas

Surya, Hendra. 2006. Kiat Anak Senang Berkawan. Gramedia: Jakarta.

Syaodih,Nana.2007.Metode Penelitian Pendidikan.Remaja Rosdakarya :Bandung

Page 68: HUBUNGAN KEGIATAN BERMAIN PERAN MAKRO DENGAN …digilib.unila.ac.id/40053/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · hubungan kegiatan bermain peran makro dengan kemampuan komunikasi lisan

Tarigan,Hendry Guntur.2008.Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Bahasa.Bandung:Angkasa

Triharso,Agung.2013.Permainan Kreatif & Edukatif untuk Anak Usia Dini.AndiPublisher : Bandung

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang SistemPendidikan Nasional. Kemendikbud: Jakarta.