146
HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Disusun oleh: Lucia Putri Kristiyanti NIM : 139114054 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS

PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Disusun oleh:

Lucia Putri Kristiyanti

NIM : 139114054

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

iv

HALAMAN MOTTO

“Give God your weakness and He’ll give you His strength”

“I can do all things through Christ who strengthens me “

(Philippians 4:13)

“Musuh terbesar dalam hidup kita adalah diri kita sendiri”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

HALAMAN PERSEMBAHAN

Tuhan terimakasih atas campur tanganMu, waktuMu bukan waktuku, namunwaktuMu sungguh sempurna.

Skripsi ini saya persembahkan untuk :

Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu menguatkan dan memberi berkat dan

pertolongan

Alm. Bapak Darmono

Ibu Sujatri

Adikku Ninda

Sahabat, teman, dan semua pihak yang telah setia memberi dukungan

Diriku sendiri

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

vi

HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS

PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU

ABSTRAK

Penelitian ini berusaha melihat hubungan antara regulasi emosi dengan kualitas

persahabatan pada mahasiswa perantau. Hipotesis penelitian ini adalah terdapat

hubungan yang posistif antara regulasi emosi dan kualitas persahabatan

mahasiswa perantau di Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan kepada 160

mahasiswa perantau di Yogyakarta, dengan usia 18-23 tahun. Pemilihan

partisipan dilakukan dengan metode purposive sampling. Pengumpulan data

dilakukan dengan menggunakan dua buah skala, yaitu skala Regulasi Emosi

dengan koefisien reliabilitas 0,842 dan skala Kualitas Persahabatan dengan

koefisien reliabilitas 0,938. Data yang didapat kemudian dikorelasikan dengan uji

korelasi Spearman’s rho. Hasil penelitian menunjukkan nilai korelasi sebesar

0,173 dan nilai signifikansi sebesar 0,014 (p<0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa

ada hubungan positif di antara regulasi emosi dan kualitas persahabatan pada

mahasiswa perantau. Hal tersebut berarti semakin tinggi regulasi emosi maka

semakin tinggi kualitas persahabatan mahasiswa perantau. Sebaliknya, semakin

rendah regulasi emosi maka semakin rendah kualitas persahabatan mahasiswa

perantau.

Kata kunci: regulasi emosi, kualitas persahabatan, mahasiswa perantau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

v

THE CORRELATION BETWEEN EMOTION REGULATION AND

FRIENDSHIP QUALITY IN UNDERGRADUATE STUDENTS FROM

OUTSIDE YOGYAKARTA

ABSTRACT

This study is aimed to seek the correlation between emotion regulation and

friendship quality in undergraduate students from outside Yogyakarta. This study

had 160 undergraduate students from outside Yogyakarta , aged 18 - 23 as the

participant. The hypothesis was that there was positive relationship between

emotion regulation and friendship quality in undergraduate students from outside

Yogyakarta. Purposive sampling method was used in this study. Data collection

was accomplished with Emotion Regulation Scale and Friendship Quality Scale.

The reliability coefficient of emotion regulation scale was α = 0,842, and the

reliability coefficient of friendship quality scale was α = 0,938. The data itself was

correlated with Spearman’s rho correlation test. The results showed 0,173

correlation and significancy 0,014 (p<0,05). This data means that there is a

positive correlation between emotion regulation and friendship quality in

undergraduate students from outside Yogyakarta. It means the higher level of

emotion regulation, the higher level of friendship quality in undergraduate

students from outside Yogyakarta.

Keywords: emotion regulation, friendship quality, student

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa, Tuhan Yesus dan

Bunda Maria yang sungguh baik dengan kasih dan penyertaanNya selalu

menyertai penulis hingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik.

Penulis menyadari bahwa keberhasilan penulis dalam menjalani proses

penyelesaian studi tidak lepas dari bantuan serta doa yang diberikan orang-orang

terkasih di sekitar Penulis. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada:

1. Ibu Dr. Titik Kristiyani, M. Psi., Psi. selaku Dekan Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma.

2. Ibu Monica Eviandaru M., M.Psych., Ph. D., selaku Ketua Program Studi

Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Edward Theodorus M. App. Psy., yang telah mendampingi dan

membimbing saya dengan sangat sabar dalam proses penulisan skripsi ini.

4. Ibu Sylvia Carolina Maria Yuniati Murtisari, M.Si, Bapak Minta Istono,

M. Si dan Bapak Prof. A. Supratiknya, Ph.D., selaku Dosen Pembimbing

Akademik. Terima kasih bimbingan dan dukungannya dalam studi saya

pak.

5. Seluruh Dosen Psikologi yang telah memberikan banyak ilmu akademik,

sekaligus bekal kehidupan bagi penulis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

xi

6. Seluruh karyawan dan staff di Fakultas Psikologi Universitas Sanata

Dharma. Terima kasih telah membantu proses administrasi sekaligus

memberi dukungan selama penulis berkuliah di Fakultas Psikologi.

7. (Alm) Bapak Tarcisius Darmono Handaya, terimakasih pak sudah

memberika dukungan finansial dan kasih sayang selalu. Untuk Ibu

Margaretha Sujatri terima kasih atas kerja kerasnya buk dan kesabaran

menunggu waktu hingga akhirnya aku lulus. Untuk adikku Maria Ninda

Sari, yang juga sangat semangat dalam mengerjakan tugas akhir dan

akhirnya sidang duluan, kamu juga sumber semangatku dik!

8. Romo Tri yang selalu memberikan semangat, saran dan mendoakan selalu.

9. Teman-teman Classyclass13 semua. Terima kasih kebersamaannya selama

ini, akan selalu menjadi kenangan terindah. “Friends are Diamond!”

10. Ratih, Chocho, Visky, KI, Mita, Ollyn dan teman-teman semua yang tidak

dapat kutulis satu persatu. Terimakasih atas bantuan dan waktunya ketika

aku panik dan butuh bantuan menyelesaikan skripsi.

11. Keluarga “CAH SETRONG” BEMF 2015/2016, terimakasih atas

kesempatan yang diberikan kepadaku untuk bersama-sama menjadi

pelayan di Fakultas Psikologi.

12. Untuk Mbak Dia, Evelin, dan Shinta, Divisi Sosial dan Rohani BEMF

2015/2016, terimakasih banyak atas kerjasama dan kenangannya.

Semangat mengerjakan skripsi juga ya dan jangan lupa berdoa .

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

xii

13. Komunitas Koor dan Organis dimana penulis berkecimpung. Terima kasih

telah memberikan kesempatan untuk menyalurkan talenta, terimakasih atas

candanya yang selalu menyegarkan pikiran.

14. Teman bimbingan skripsi: Cendy, Ratih, Monik, Visky, Chocho, Yesa,

Andre, Keke, Mbak Dia, Yayak, Age, Ciyus, Vio, Vita, Gabby, Anette,

Kak Rini, Rini, Kak Vivin, dan Mas Dedi. Terima kasih untuk dukungan

dan bantuan dari kalian. Tetap semangat kalian pasti bisa!.

15. Seluruh teman di Fakultas Psikologi USD, khususnya Psikologi angkatan

2013. Terima kasih untuk dinamika yang ada selama masa studi.

16. Seluruh partisipan dalam penelitian ini dan teman-teman yang membantu

menyebarkan skala penelitian ini. Terima kasih telah menyempatkan

waktu kalian, semoga Tuhan memberkati kalian semua.

17. Seluruh pihak yang tidak tercantum dalam halaman pengantar ini namun

ikut mendoakan serta memberikan dukungan kepada Penulis selama

menempuh pendidikan. Penulis mengucapkan terimakasih atas doa,

dukungan dan perhatiannya.

Penulis memohon maaf jika Pembaca masih menemukan kesalahan-kesalahan

dalam penulisan kata maupun kesalahan dalam hal lain. Penulis dengan senang

hati menerima kritik dan saran untuk perbaikan penelitian ini. Terimakasih.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ............................... ii

HALAMAN PENGESAHAN .........................................................................iii

HALAMAN MOTTO ..................................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................... vi

ABSTRAK ..................................................................................................... vii

ABSTRACT ..................................................................................................... viii

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ................... ix

KATA PENGANTAR .................................................................................... x

DAFTAR ISI ..................................................................................................xiii

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................xviii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang.................................................................................... 1

B. Ruang Lingkup Penelitian…………………………………………. 17

C. Tujuan Penelitian…………………………………………………… 17

D. Pertanyaan Penelitian……………………………………………….. 17

E. Manfaat……………………………………………………………... 17

1. Bagi mahasiswa perantau…………………………………… 18

2. Bagi orangtua……………………………………………….. 18

3. Bagi pihak universitas………………………………………. 18

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

xiv

4. Bagi masyarakat……………………………………………. 19

5. Bagi komunitas ilmuwan dan praktisi psikologi…………….19

BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................ 20

A. Pengantar…………………………………………………………… 20

B. Dinamika Psikologis Mahasiswa Perantau…………………………. 21

1. Perspektif Psikologi Perkembangan………………………... 21

2. Perspektif Psikologi Sosial…………………………………. 26

C. Kualitas Persahabatan………………………………………………. 29

1. Definisi……………………………………………………… 29

2. Faktor-Faktor Pembentuk Persahabatan……………………...31

3. Aspek-Aspek Kualitas Persahabatan………………………....34

4. Proses dan Dampak Kualitas Persahabatan…………………. 37

5. Kualitas Persahabatan pada Mahasiswa Perantau…………... 39

D. Regulasi Emosi……………………………………………………… 43

1. Definisi……………………………………………………… 43

2. Faktor-Faktor Regulasi Emosi……………………………… 44

3. Strategi Regulasi Emosi……………………………………...46

4. Proses dan Dampak Regulasi Emosi……………………….. 50

5. Regulasi Emosi Mahasiswa Perantau………………………. 53

E. Hubungan Regulasi Emosi dan Kualitas Persahabatan pada Mahasiswa

Perantau…………………………………………………………….. 54

F. Kerangka Konseptual………………………………………………. 56

G. Hipotesis……………………………………………………………. 62

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

xv

BAB III METODE PENELITIAN................................................................. .63

A. Pengantar……………………………………………………………..63

B. Rancangan Penelitian…………………………………………………63

C. Partisipan……………………………………………………………..64

D. Identifikasi Variabel……………………………………………….....65

E. Definisi Operasional Variabel………………………………………..65

F. Prosedur Pelaksanaan………………………………………………...66

G. Instrumen Pengumpulan Data………………………………………..68

H. Validitas dan Reliabilitas…………………………………………….73

1. Validitas…………………………………………………….. 73

2. Reliabilitas………………………………………………….. 74

I. Seleksi Item…………………………………………………………..76

J. Analisis Data………………………………………………………... 79

1. Uji Normalitas………………………………………………. 79

2. Uji Linearitas………………………………………………....79

3. Uji Hipotesis………………………………………………… 80

K. Pertimbangan Etis………………………………………………….... 81

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN……………………………………..83

A. Pengantar ……………………………………………………………..83

B. Hasil Penelitian……………………………………………………...83

1. Deskripsi Data Partisipan……………………………………83

2. Deskripsi Data Penelitian……………………………………85

3. Uji Normalitas……………………………………………… 88

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

xvi

4. Uji Linearitas………………………………………………. 89

5. Uji Hipotesis……………………………………………….. 89

C. Pembahasan………………………………………………………… 91

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 97

A. Kesimpulan…………………………………………………………. 97

B. Keterbatasan Penelitian…………………………………………….. 97

C. Saran………………………………………………………………... 99

1. Bagi mahasiswa perantau…………………………………... 99

2. Bagi orangtua………………………………………………. 99

3. Bagi pihak universitas……………………………………... 100

4. Bagi masyarakat di lingkungan sekitar mahasiswa perantau.100

5. Bagi komunitas ilmuwan psikologi………………………... 100

D. Komentar Penutup…………………………………………………. 101

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 103

LAMPIRAN .................................................................................................. 110

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Blueprint Skala Kualitas Persahabatan ....................................... 69

Tabel 3.2. Bobot Skala Kualitas Persahabatan ............................................ 70

Tabel 3.3. Sebaran Item Skala Kualitas Persahabatan untuk Try Out ......... 70

Tabel 3.4. Blueprint Skala Regulasi Emosi ................................................. 72

Tabel 3.5. Bobot Skala Regulasi Emosi ....................................................... 72

Tabel 3.6. Sebaran Item Skala Regulasi Emosi untuk Try Out ................... 72

Tabel 3.7. Distribusi Item Kualitas Persahabatan setelah seleksi item ........ 77

Tabel 3.8. Distribusi Item Regulasi Emosi setelah seleksi item .................. 78

Tabel 4.1. Jenis Kelamin Partisipan ............................................................. 84

Tabel 4.2. Rentang Usia Partisipan .............................................................. 84

Tabel 4.3. Daerah Asal Partisipan ................................................................ 85

Tabel 4.4. Hasil Pengukuran Deskripsi Variabel Regulasi Emosi ............... 86

Tabel 4.5. Analisis pada Mean Empiris dan Mean Teoretis

Regulasi Emosi ............................................................................................ 86

Tabel 4.6. Hasil Pengukuran Deskripsi Variabel Kualitas Persahabatan .... 87

Tabel 4.7. Analisis pada Mean Empiris dan Mean Teoretis ............................

Kualitas Persahabatan .................................................................................. 87

Tabel 4.8. Hasil Uji Normalitas ................................................................... 88

Tabel 4.9. Hasil Uji Linearitas ..................................................................... 89

Tabel 4.10 .Hasil Uji Hipotesis .................................................................... 90

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skala Kualitas Persahabatan sebelum try out ......................... 111

Lampiran 2 Skala Regulasi Emosi sebelum try out ................................... 113

Lampiran 3 Kuesioner online ..................................................................... 115

Lampiran 4 Reliabilitas Skala .................................................................... 125

Lampiran 5 Perhitungan SPSS ................................................................... 128

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penelitian ini membahas mengenai kualitas persahabatan mahasiswa

perantau di Yogyakarta. Peneliti melihat banyak teman perantau yang begitu

kompak dalam persahabatan mereka sampai di tempat perantauan sehingga

mampu menyelesaikan kuliah dengan lancar. Namun demikian juga tidak

dipungkiri bahwa ada sebagian mahasiswa perantau yang kurang mampu

menjalin persahabatan dengan baik sampai pada akhirnya banyak kesulitan yang

dialami. Berawal dari pengalaman tersebut, sesuai dengan kapasitasnya sebagai

mahasiswa psikologi, peneliti ingin berkontribusi untuk membuat kondisi

mahasiswa perantau menjadi lebih baik melalui penelitian ini.

Alasan-alasan tersebut menunjukkan bahwa topik penelitian menurut

peneliti penting. Setelah peneliti membahas ketertarikan peneliti terhadap topik

penelitian ini, selanjutnya akan dibahas mengenai latar belakang penelitian ini.

Di Indonesia banyak calon mahasiswa yang memilih merantau untuk

melanjutkan pendidikan tingkat perguruan tinggi. Salah satu alasan yang

mendorong mahasiswa untuk merantau ke beberapa kota di Pulau Jawa adalah

keinginan untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas (Aksan & Sadewo,

2016; Vidya, 2017). Hal ini terkait dengan tidak meratanya kualitas pendidikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

2

2

antara perkotaan dan pedalaman (Murni, 2018), serta terbatasnya sarana dan

prasarana merupakan kendala yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia

(Awaliyah, 2017).

Salah satu kota yang menjadi tujuan para perantau adalah kota Yogyakarta.

Menurut data, Yogyakarta mempunyai 107 perguruan tinggi (Kementerian Riset,

Teknologi, dan Perguruan Tinggi, 2016). Biaya hidup di Yogyakarta relatif murah

dibandingkan dengan biaya hidup di kota-kota lain (Araro, 2018). Tahun 2013

sekitar 310.860 mahasiswa dari 33 provinsi di Indonesia belajar di Yogyakarta.

Dari jumlah itu, 78,7 persen merupakan mahasiswa perantau (Pertahankan

‘Indonesia Mini’ di Yogyakarta, 2013).

Ketika jumlah mahasiswa perantau selalu meningkat di suatu kota, pertemuan

antara budaya yang berbeda tak terelakkan. Dengan konteks tersebut terdapat sisi

positif bagi mahasiswa perantau antara lain mereka dapat mempelajari budaya

baru (Nindra, 2017), menjadi lebih mandiri, lebih bertanggungjawab, serta dapat

menumbuhkan rasa cinta pada negara, dan lain sebagainya (Fadhilla, 2017;

Tarana, 2017). Namun di balik sisi positif menjadi mahasiswa perantau, Bochner

(dalam Church, 1982) mengatakan adanya kesulitan atau tantangan yang perlu

dihadapi mahasiswa perantau yakni mengenai pembelajaran budaya yang baru,

penyesuaian diri dengan stress yang umumnya terjadi pada siswa awal yang

menghadapi sistem pendidikan yang baru, sebagai orang dewasa yang

berkembang, serta sebagai orang yang peduli dengan tujuan dan makna hidup

mereka. Kesepian karena berpindah ke daerah yang baru serta harus berpisah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

3

3

dengan keluarga juga merupakan tantangan besar bagi mahasiswa (Young dalam

Weiten & Lloyd, 2006).

Kesepian bisa jadi merupakan dampak dari kesulitan menjalin relasi

persahabatan di daerah perantauan. Hal itu tergambar dari hasil wawancara

peneliti dengan mahasiswa perantau. Peneliti menemukan bahwa pada awalnya

sebagian mahasiswa perantau mengalami kesulitan dalam menjalin relasi

persahabatan dan mengalami berbagai tantangan serta konflik dengan sahabat

barunya.

Aku di sini tuh sendiri, ga ada temen yang dari SMAku masuk

sini juga, jadi bingung mau gimana. Ga ada yang kenal juga.

Terus ya aku kenalan lah sama satu temenku, dia temennya dah

agak banyak. Tapi ya aku kadang merasa ga cocok sama dia,

kadang ya ke aku kalau cuma butuh bantuan aja,kalau dah gitu

aku mending sama yang lain (wawancara dengan S, 7 Januari

2018).

Ya kalau aku mungkin karena aku baru pertama kali ke jogja,

terus di sini ga ada siapa-siapa, maksudku sodara yang kenal gitu,

ya merasa bingung, sendiri, mau tanya-tanya atau sok akrab juga

awalnya bingung karena yang di kosku kebanyakan kakak tingkat

terus beda prodi gitu. Aku ngerasa malu kalau mau nanya-nanya.

Terus ya aku ada sahabat temen sekelas sih, tapi ya kadang kita

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

4

4

gimana ya misalnya aku pengennya tuh dia gini, dia kayak tetep

cuek gitu. Aku pengen bareng dia, tapi dia sama yang lainnya

(wawancara dengan Y, 7 Januari 2018).

Kurangnya kemampuan menjalin relasi persahabatan dapat pula menimbulkan

dampak negatif yang ekstrem, salah satunya adalah tindakan kriminal. Di sekitar

kita banyak kasus kriminal yang melibatkan persahabatan. Seperti kasus di

Kebayoran Baru tahun 2016 di mana seorang sahabat membunuh sahabatnya

karena tak terima sering diolok-olok tidak punya motor (Dwi, 2016).

Hasil wawancara serta kasus di atas menggambarkan kegagalan dalam

membangun relasi persahabatan dengan kualitas yang baik. Relasi persahabatan

dengan kualitas yang baik membutuhkan proses atau tahap-tahap yang harus dilalui.

Menurut Tucker (2018), relasi persahabatan diawali dari bertemu dengan orang

yang belum dikenal secara kebetulan dengan membawa kesan baik ataupun buruk.

Bila yang terjadi kesan baik maka akan berkembang menjadi tahap kenalan. Pada

tahap ini akan terjadi saling tukar informasi dan mengenal pada taraf permukaan

seperti nama, pekerjaan, ataupun tempat tinggal. Menyusul berikutnya adalah tahap

teman biasa. Pada tahap tersebut terdapat perjumpaan yang direncanakan, pujian,

ataupun dukungan. Tahap selanjutnya adalah teman dekat yang di dalamnya ada

saling berbagi emosi, keakraban, saling membantu dalam tujuan bersama dan

memahami satu sama lain. Tahap terakhir yaitu terbentuknya persahabatan. Dalam

relasi ini kedua orang bisa berbagi apa saja secara mendalam dengan melibatkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

5

5

emosi, perasaan, pikiran dan harapan-harapan bersama. Dengan begitu, hasil

wawancara serta kasus diatas memperlihatkan bahwa proses untuk membentuk

persahabatan berawal dari tahap teman.

Hasil wawancara dan kasus tersebut dapat menggambarkan bahwa terdapat

sebagian mahasiswa perantau yang belum mampu menjalankan tugas-tugas

perkembangannya. Salah satu dari tugas perkembangan yang harus dipenuhi oleh

mahasiswa perantau adalah membangun hubungan interpersonal yang intim dan

mendalam (Arnett dalam Miller, 2011). Hubungan interpersonal yang dimaksud

terkait dengan kualitas relasi persahabatan. Sejalan dengan hal tersebut, Erikson

(dalam Newman & Newman, 2012) menyatakan bahwa pada tahap kehidupan

tersebut mahasiswa perantau akan mengalami krisis psikososial yaitu identitas vs

kebingungan identitas. Jika mahasiswa perantau mengalami kebingungan identitas

dapat memunculkan permasalahan seperti kurang memiliki gambaran diri yang

jelas dan ketidakmampuan membangun relasi persahabatan (Feist & Feist, 2006).

Dalam bidang psikologi, persahabatan memiliki arti dukungan di mana dua

orang menghabiskan waktu bersama, berinteraksi dalam berbagai situasi dan

menyediakan dukungan emosional (Baron & Byrne, 2005). Menurut Duck (dalam

(Jackson & Dwyer, 2013) persahabatan mencakup beberapa aspek seperti

seseorang yang peduli, mendukung, setia, dan yang memberi prioritas pada

kepentingan orang lain. Hays (dalam Jackson & Dwyer, 2013) menyatakan bahwa

persahabatan adalah kondisi adanya saling ketergantungan sukarela antara dua

orang dari waktu ke waktu, untuk memfasilitasi tujuan sosial-emosional dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

6

6

melibatkan keintiman, kasih sayang, dan saling membantu. Definisi tersebut

menekankan pada motivasi seseorang membentuk persahabatan untuk memberi

pendampingan dan dukungan sosial emosional.

Berdasarkan definisi persahabatan tersebut Fitria (2016) mengisahkan

bahwa selama di perantauan, sahabat merupakan rumah kedua bagi dirinya.

Dirinya merasa sahabat sebagai orang yang selalu ada ketika ia membutuhkannya,

mudah memaafkan, selalu siap sedia membantu, memastikan keadaan dirinya baik

dan tercukupi.

Menurut Falki dan Khatoon (2016) kualitas persahabatan berkorelasi positif

dengan kesejahteraan psikologis. Hal itu berarti ketika kualitas persahabatan

bagus, maka tingkat kesejahteraan psikologis juga meningkat. Hal ini juga sejalan

dengan penelitian yang dilakukan Gleckel (2015) yang menunjukkan bahwa

kualitas persahabatan yang baik dapat berkontribusi dalam kesejahteraan

psikologis individu.

Namun tidak dapat dipungkiri bahwa dalam mengembangkan kualitas

persahabatan yang baik terkadang timbul konflik antarindividu. Masing-masing

individu muncul emosi negatif, misalnya marah, kecewa, kesal, dan lain-lain.

Untuk itulah diperlukan kemampuan regulasi emosi yang baik sehingga konflik-

konflik yang dialami tidak menurunkan kualitas persahabatan.

Parkinson et al.,(dalam Lopes et al., 2011) mengungkapkan bahwa regulasi

emosi dapat mempengaruhi kualitas interaksi setidaknya dalam dua cara yaitu

secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung, orang dapat memodifikasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

7

7

situasi atau interaksi (emosional dan sosial), melemahkan konflik dan mengelola

emosi orang lain secara langsung, terlepas dari pengaruh seseorang. Secara tidak

langsung, orang dapat meningkatkan pengalaman afektif mereka sendiri, yang

kemudian mempengaruhi pengalaman afektif orang lain dan nada emosional

dalam interaksi, memunculkan keramahan dan tanggapan positif dari orang lain

melalui penularan emosional, penilaian sosial, dan penguatan antarpribadi dalam

lingkaran umpan balik positif. Dengan demikian terdapat asumsi bahwa terdapat

hubungan antara regulasi emosi dan kualitas persahabatan.

Penelitian mengenai asumsi tersebut belum pernah dilakukan di Indonesia.

Penelitian mengenai kualitas persahabatan yang sudah pernah dilakukan dikaitkan

dengan empati (Angraini & Cucuani, 2014), penyesuaian sosial pada transisi

sekolah (Kingery, Erdley, & Marshall, 2011), performa akademik pada sekolah

menengah (Jacobson & Burdsal, 2012), serta perbedaan kualitas persahabatan

mahasiswa ditinjau dari media komunikasi (Suyono & Nugraha, 2012). Oleh

karena itu, peneliti memilih melakukan penelitian mengenai hubungan regulasi

emosi dan kualitas persahabatan. Sehingga dapat memperkaya penelitian

mengenai kualitas persahabatan.

Rumusan Permasalahan

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti membuat rumusan

permasalahan sebagai berikut. Semua mahasiswa perantau akan bertemu dengan

situasi dan lingkungan yang baru, orang-orang dari berbagai daerah, dan budaya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

8

8

yang berbeda. Dukungan dari orang tua pun secara langsung berkurang. Karena itu,

dukungan sosial dari orang terdekat terutama sahabat sangat diperlukan. Dengan

memiliki kualitas persahabatan yang baik, maka kesejahteraan psikologis dapat

meningkat (Gleckel, 2015). Dalam kenyataannya terdapat banyak mahasiswa

perantau di Yogyakarta, namun tidak semua dapat membangun kualitas

persahabatan dengan baik. Jika individu tidak mampu membangun relasi

persahabatan dengan baik maka individu akan mengalami rasa kesepian dan harga

diri menurun (Saputri, Rahman, & Kurniadewi, 2002).

Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini hanya akan melihat hubungan antara regulasi emosi dengan

kualitas persahabatan mahasiswa perantau di Yogyakarta.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat hubungan antara regulasi emosi

dengan kualitas persahabatan pada mahasiswa perantau.

Pertanyaan Penelitian

Apakah terdapat hubungan antara regulasi emosi dengan kualitas

persahabatan pada mahasiswa perantau?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

9

9

Manfaat Penelitian

Bagian ini akan menjabarkan manfaat-manfaat apa saja yang diberikan

melalui penelitian ini yang terdiri dari manfaat secara teoretis dan praktis.

1. Manfaat Teoretis

Hasil dari penelitian ini diharapkan menambah ilmu pengetahuan

terutama dalam bidang psikologi sosial, khususnya mengenai hubungan

regulasi emosi dan kualitas persahabatan pada mahasiswa perantau.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi banyak pihak, antara lain:

2.1.Mahasiswa perantau maupun calon mahasiswa perantau semakin

mampu membangun relasi persahabatan dengan kualitas yang baik.

2.2.Universitas dapat memperoleh tambahan materi untuk program

pengembangan diri mahasiswa perantau.

2.3.Masyarakat semakin terlibat untuk mendampingi mahasiswa

perantau agar mereka mampu menjalin relasi persahabatan dengan

kualitas yang baik.

2.4.Orangtua dapat mempersiapkan anak mereka agar mampu mencapai

kematangan sosial dan emosi di tempat perantauan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

10

10

2.5.Komunitas ilmuwan dan praktisi psikologi memperoleh materi bagi

pengembangan penelitian selanjutnya dalam bidang psikologi

perkembangan dan sosial.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini peneliti akan menjelaskan teori dan penelitian-penelitian yang

dapat menggambarkan variabel serta hubungan antara kedua variabel. Pertama,

peneliti akan memberi penjelasan tentang dinamika psikologis mahasiswa perantau

dilihat dari perspektif psikologi perkembangan dan psikologi sosial. Dalam

perspektif psikologi perkembangan akan dijelaskan mengenai rentang usia serta

tahapan dan tugas perkembangan yang sedang dijalani oleh mahasiswa perantau.

Sedangkan pada perspektif psikologi sosial, akan dibahas dinamika kelompok yang

memiliki pengalaman dan dinamika serupa dengan mahasiwa perantau.

Kemudian peneliti juga akan menjabarkan kualitas persahabatan mulai dari

definisi, aspek-aspek, faktor–faktor yang mempengaruhi, hingga dinamika kualitas

persahabatan itu sendiri. Setelah itu, peneliti mencoba untuk mendinamikakan

kedua variabel ke dalam subbab ‘Hubungan Regulasi Emosi dan Kualitas

Persahabatan pada Mahasiswa Perantau’. Selain kualitas persahabatan, regulasi

emosi juga akan dibahas dengan cara yang sama. Setelah itu, peneliti merangkum

keseluruhan pembahasan ke dalam narasi kerangka konseptual yang dibantu dengan

skema sederhana. Pembahasan dalam bab ini akan diakhiri dengan hipotesis

sementara dalam penelitian ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

12

12

Dinamika Psikologis Mahasiswa Perantau

Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa perantau. Gambaran mengenai

mahasiswa perantau akan dibahas menggunakan dua perspektif, yaitu psikologi

perkembangan dan psikologi sosial. Pada perspektif psikologi perkembangan,

mahasiswa perantau akan dilihat sebagai individu yang berada dalam tahap

emerging adulthood. Sedangkan dari perspektif psikologi sosial, mahasiswa

perantau akan dipandang sebagai sojourner.

1. Perspektif Psikologi Perkembangan

Perspektif psikologi perkembangan dalam penelitian ini menggunakan

teori Arnett (1994). Mahasiswa berada di tahap perkembangan emerging

adulthood yaitu berusia 18 - 23 tahun (Arnett, 1994). Rentang usia tersebut

menunjukkan bahwa mahasiswa tidak lagi dalam tahap kehidupan masa

remaja tetapi juga belum menjalankan peran sebagai orang dewasa (Arnett,

1994). Mahasiswa dalam tahap perkembangan tersebut dalam proses

mempersiapkan dirinya untuk memiliki peran dewasa (Arnett, 1994).

Ada banyak tugas-tugas perkembangan yang harus dipenuhi oleh

individu pada masa transisi menuju kedewasaan ini, antara lain tinggal

terpisah dari orangtua, terdapat peningkatan dalam hal karier dan akademis,

membangun hubungan interpersonal yang intim dan mendalam, membuat

keputusan-keputusan sendiri serta memiliki kematangan emosional (Arnett

dalam Miller, 2011).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

13

13

Pada tahapan emerging adulthood, individu memiliki tugas khusus, yaitu

eksplorasi (Arnett, 2000). Proses eksplorasi sudah dimulai sejak individu

berada di tahap perkembangan remaja untuk menemukan identitas dirinya

(Feist & Feist, 2006). Pada tahap emerging adulthood, tugas eksplorasi

semakin terfokus pada tiga hal, yaitu cinta, pekerjaan, dan pandangan tentang

dunia (Arnett, 2000). Individu akan mendapat berbagai pandangan tentang

dunia melalui berbagai hal, seperti pengalaman hidup yang dialami (Gutierrez

& Park, 2015) dan proses untuk pergi meninggalkan rumah (Arnett, 2015).

Dalam eksplorasi ini, terkadang individu juga dapat menemukan nilai-nilai

yang bertentangan dengan nilai-nilai yang dibawa sejak kecil (Arnett, 2000).

Dengan adanya eksplorasi ini, individu akan memiliki gambaran yang jelas

tentang dirinya yang digunakan sebagai bekal untuk memasuki masa dewasa

nanti.

Selain itu, pada tahap ini individu mulai melepaskan ketergantungannya

terhadap orang lain tidak seperti anak-anak dan remaja yang masih

bergantung pada orangtuanya. Individu pada tahap emerging adulthood

memiliki tugas agar memiliki kemampuan untuk mengatur diri sendiri dalam

mengambil keputusan tanpa bergantung pada orang tua (Newman & Newman

2012), Namun dalam tahap perkembangan ini, individu belum memiliki

tanggungjawab yang dimiliki oleh orang dewasa, seperti bekerja dan

menghidupi keluarga (Arnett, 2000).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

14

14

Sejalan dengan teori Arnett (1994), Erikson (dalam Newman & Newman,

2012) juga mengemukakan Teori Perkembangan Psikososial yang

menyatakan bahwa pada masa perkembangan ini individu akan mengalami

krisis psikososial yaitu identitas versus kebingungan identitas. Erikson

mengungkapkan bahwa identitas berkaitan dengan tujuan hidup dan nilai-

nilai yang dianut (Newman & Newman, 2012). Individu akan mengalami

kebingungan identitas jika individu tersebut tidak atau belum menemukan

identitas diri mereka (Feist & Feist, 2006). Hal tersebut dapat memunculkan

permasalahan seperti kurang memiliki gambaran diri yang jelas dan

ketidakmampuan membangun relasi. Pada masa dewasa, individu yang

mengalami kebingungan identitas dapat mengalami berbagai kesulitan,

misalnya berpindah-pindah tempat kerja tanpa tujuan pasti, bergonta-ganti

pasangan, dan lain sebagainya (Feist & Feist, 2006).

Pada tahap perkembangan ini juga individu dapat mengalami konflik

intimasi vs isolasi sebagai konflik mendasar (Newman & Newman, 2012).

Individu dengan intimasi mengalami keterbukaan untuk mengkomunikasikan

perasaan terhadap orang yang dekat dengannya dan akan dihargai serta

dipercaya oleh orang lain. Sebaliknya, beberapa individu pada tahap dewasa

awal akan kurang dapat terlibat dalam hubungan, kurang dapat membangun

kepercayaan, terbuka atau responsif karena mereka mengalami penolakan,

dikucilkan, yang kemudian membuat individu mengalami isolasi (Newman

& Newman, 2012).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

15

15

Menurut Havighurst (dalam Sarwono, 1989), terdapat delapan tugas

perkembangan individu pada masa dewasa awal antara lain, menerima

hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya dari jenis kelamin mana

pun, berusaha melepaskan diri dari ketergantungan emosi terhadap orang tua

dan orang dewasa lainnya, merencanakan tingkah laku sosial yang

bertanggung jawab, serta mencapai sistem nilai dan etika tertentu sebagai

pedoman tingkah lakunya. Salah satu tugas perkembangan pada masa ini

yang tersulit adalah berkaitan dengan penyesuaian sosial, hal ini dikarenakan

individu perlu melakukan penyesuaian diri dengan meningkatnya pengaruh

kelompok teman sebaya, perubahan dalam perilaku sosial, pengelompokan

sosial yang baru, nilai-nilai baru dalam seleksi persahabatan, serta nilai-nilai

baru dalam dukungan dan penolakan sosial (Hurlock, 1991). Dengan adanya

tugas perkembangan tersebut individu diharapkan mampu memenuhi

tugasnya agar dapat mencapai tugas perkembangan selanjutnya dengan baik.

Selain tugas-tugas perkembangan yang sudah disebutkan tadi, terdapat

tugas perkembangan sebagai internalized morality di mana individu akan

mulai memandang diri mereka sebagai makhluk bermoral yang tindakannya

dapat memberi dampak pada kesejahteraan orang lain (Newman & Newman,

2012).

Mahasiswa yang merupakan bagian dari tahap perkembangan emerging

adulthood dilihat sebagai individu yang sedang berproses untuk

mengeksplorasi berbagai kemungkinan dalam pendidikan (Arnett, 2015).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

16

16

Pendidikan memiliki arti bagi mahasiswa, di mana mereka harus memikirkan

bagaimana pendidikan setelah masa sekolah dapat mendorong mereka

menuju jalur karier (Arnett, 2015). Mahasiswa mengalami perubahan tempat

tinggal dari rumah orang tua ke tempat lain untuk mengikuti perguruan tinggi.

Ada yang pindah dari kota asal ke kota lainnya serta ada yang pindah ke

negara lain, dan sebagain yang lain menetap di rumah (Arnett, 2015).

Proses eksplorasi berbagai kemungkinan dalam pendidikan tersebut

memiliki tujuan untuk mengembangkan identitas mahasiswa yang lebih pasti,

termasuk mengenai pemahaman diri, kemampuan dan keterbatasan,

keyakinan dan nilai diri, serta partisipasi dalam lingkungan masyarakat

sekitar (Arnett, 1994). Pada tahapan tersebut individu berusaha

mengembangkan eksistensi diri mereka dalam masyarakat (Papalia &

Feldman, 2014). Tentunya dalam melewati krisis perkembangan psikososial

tersebut remaja tidak terlepas dari menjalin relasi dengan orang lain, termasuk

menjalin persahabatan.

Tugas perkembangan yang menjadi sorotan dalam penelitian ini yaitu

membangun hubungan interpersonal yang intim dan mendalam, melakukan

eksplorasi dengan melepaskan ketergantungan diri dari orangtua, serta

merencanakan tingkah laku sosial yang bertanggungjawab.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

17

17

2. Perspektif Psikologi Sosial

Target group penelitian ini adalah mahasiswa perantau. Dinamika yang

dialami oleh mahasiswa perantau bisa dilihat dari dinamika psikologis dari

sojourner, yaitu orang yang meninggalkan daerah asalnya dan tinggal di

daerah tertentu untuk sementara waktu (Church, 1982).

Perpindahan sojourner menuju daerah yang baru dan terjadinya kontak

dengan berbagai budaya dapat membawa dampak negatif bagi sojourner.

Misalnya timbul stress ketika berhadapan dengan budaya baru yang

ditemui, sehingga menyebabkan kecemasan, bahkan depresi pada individu

yang mengalaminya (Church, 1982; Hamamura & Laird, 2014; Berry,

2007).

Dampak lainnya adalah munculnya perasaan terisolasi karena jauh dari

keluarga, teman, dan harus hidup sendiri (Phillimore, 2011). Perasaan ini

muncul akibat hilangnya dukungan sosial yang biasa diterima sojourner di

tempat asalnya. Maka dari itu, dukungan sosial dari lingkungan baru sangat

diperlukan untuk menggantikan dukungan yang biasa didapat di tempat

asalnya (Ng, Tsang, & Lian, 2013; Sullivan & Kashubeck-West, 2015). Hal

ini tentu saja dapat membantu mengurangi dampak negatif yang dihadapi

oleh sojourner.

Beberapa perubahan pun dapat dialami oleh sojourner. Perubahan

tersebut antara lain perubahan bahasa yang digunakan. Perbedaan bahasa di

daerah perantauan dapat mengganggu proses komunikasi di tempat baru,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

18

18

padahal komunikasi merupakan sarana untuk membaur dan terlibat dalam

kehidupan di daerah barunya (Selmer & Lauring, 2011). Usaha yang dapat

dilakukan sojourner ialah mempelajari bahasa di tempat barunya.

Selain harus berusaha menyesuaikan perubahan bahasa, terdapat masalah

yang umumnya dialami oleh mahasiswa perantau yaitu terkait, pengaturan

keuangan, penyesuaian pada sistem pendidikan yang baru, serta kebiasaan

sosial dan norma (Church, 1982). Menurut Bochner (dalam Church, 1982)

sojourner harus mampu menjalankan tugas sebagai orang dewasa yang

berkembang, serta sebagai orang yang peduli dengan tujuan dan makna

hidup mereka.

Sojourner juga rentan mengalami diskriminasi. Diskriminasi membuat

sojourner merasa tidak bisa menjalin relasi dengan budaya di sekitarnya

(Berry, et al., 2006; Ramos et al., 2016). Selain itu, diskriminasi dapat

memberi dampak negatif bagi kesehatan mental dan kepuasan hidup

sojourner (Berry & Hou, 2017).

Meski banyak tantangan yang dihadapi di perantauan, menjadi sojourner

juga memiliki berbagai manfaat. Pengalaman bertemu dengan bermacam-

macam budaya lain membuat sojourner dapat mempelajari bahasa baru

sehingga dapat meningkatkan kemampuan komunikasi antar budaya yang

berbeda (Salisbury, An, & Pascarella, 2013). Hal tersebut dapat menunjang

ketika individu ingin menjalin relasi dengan individu dari budaya berbeda

(Williams, 2005).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

19

19

Penyesuaian diri yang baik pada sojourner dapat meningkatkan

kesejahteraan sojourner selama berada di tempat baru (Berry & Hou, 2017).

Sebaliknya, ketidakmampuan untuk menyesuaikan diri akan membawa

sojourner pada pengalaman kesepian, dan kehilangan makna hidup

(Russell, Rosenthal, & Thomson, 2010).

Grinberg & Grinberg (1989) mengungkapkan bahwa para perantau bisa

mendapatkan perasaan positif bila teman dari penduduk asli daerah tersebut

memberikan dukungan ego, terutama pada saat situasi sulit. Keterampilan

sosial juga sangat dibutuhkan oleh sojourner agar dapat meminimalisir atau

mengurangi kesepian. Komunitas yang terdiri dari orang-orang yang berasal

dari daerah yang sama cenderung berfungsi sebagai tempat perlindungan

awal bagi beberapa perantau yang secara bertahap mengalami akulturasi

sehingga kemudian dapat menyatu menjadi masyarakat pada umumnya.

Tindakan-tindakan tersebut nantinya bisa menjadi dasar para imigran untuk

menjalin relasi sosial dengan orang-orang baru pada daerah tersebut, salah

satunya adalah relasi persahabatan.

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa mahasiswa perantau

memiliki beberapa kesulitan, tantangan, dan peran baru yang harus dijalani.

Agar dapat menjalani tantangan dan peran-peran tersebut, khususnya agar

dapat menyesuaikan diri dengan stres yang umumnya terjadi pada semua

siswa pada tingkat pendidikan yang baru (Church, 1982), maka mahasiswa

perlu menjalin relasi yang baik dengan orang-orang baru pula yang ada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

20

20

disekitarnya. Salah satu relasi yang terjalin ialah relasi persahabatan. Hal ini

dikarenakan mahasiswa yang masuk dalam tahap perkembangan dewasa

awal menginginkan teman yang mempunyai minat dan nilai-nilai yang

sama, yang dapat mengerti dan membuatnya merasa aman, dan yang dapat

dipercayai dalam membahas masalah yang tidak dapat dibicarakan dengan

orang tua maupun pengajar (Hurlock, 1991). Maka, relasi persahabatan

yang berkualitas baik penting untuk dibangun, terlebih bagi mahasiswa

perantau yang tentu saja jauh dari lingkungan keluarga. Oleh sebab itu, pada

subbab selanjutnya akan dijelaskan mengenai kualitas persahabatan.

Kualitas Persahabatan

Dalam subbab ini peneliti akan menjabarkan kualitas persahabatan mulai dari

definisi, faktor-faktor yang memengaruhi, aspek-aspek, proses dan dampak serta

kualitas persahabatan pada mahasiswa perantau.

1. Definisi

Sebelum membahas mengenai kualitas persahabatan, peneliti akan

menjelaskan mengenai definisi persahabatan secara umum. Persahabatan

adalah dukungan di mana dua orang menghabiskan waktu bersama,

berinteraksi dalam berbagai situasi dan menyediakan dukungan emosional

(Baron & Byrne, 2005). Menurut Duck (dalam Jackson & Dwyer, 2013),

dalam persahabatan diperlukan beberapa hal seperti seseorang yang

peduli, mendukung, setia, dan yang memberi prioritas pada kepentingan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

21

21

orang lain. Hays (dalam Jackson & Dwyer, 2013) menyatakan bahwa

persahabatan adalah kondisi di mana adanya saling ketergantungan

sukarela antara dua orang dari waktu ke waktu, untuk memfasilitasi tujuan

sosial-emosional dan melibatkan keintiman, kasih sayang, dan saling

membantu. Persahabatan melibatkan kesenangan, penerimaan,

kepercayaan, saling menghormati, saling mendukung, perhatian dan

spontanitas (Davis, dalam Hall, 1983).

Sedangkan kualitas persahabatan itu sendiri menurut Mendelson

(dalam Brendgen et all.,2001) adalah suatu proses bagaimana fungsi

persahabatan yang meliputi hubungan pertemanan, pertolongan,

keintiman, kualitas hubungan yang dapat diandalkan, pengakuan diri, rasa

aman secara emosional dapat terpuaskan. Menurut Hartup, dkk (dalam

Brendgen et al., 2001), kualitas persahabatan adalah hubungan

persahabatan yang memiliki aspek hubungan pertemanan, dukungan dan

konflik. Menurut Bukowksi dan Hoza (dalam Ladd, Kochenderfer, &

Coleman, 1996) kualitas persahabatan merupakan atribut atau

karakteristik dari persahabatan itu sendiri seperti adanya keakraban

(intimacy), kebersamaan (companionship), dan konflik. Kualitas

persahabatan ditentukan bagaimana suatu hubungan persahabatan

berfungsi secara baik dan bagaimana pula seseorang dapat menyelesaikan

dengan baik-baik apapun konflik yang ada.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

22

22

Berndt (2002) mengistilahkan ciri-ciri persahabatan yang positif dan

negatif sebagai kualitas persahabatan. Ciri-ciri positif dari kualitas

persahabatan yang dimaksud yaitu pembukaan diri (self disclosure),

keakraban (intimacy), dukungan dalam harga diri (self esteem support),

kesetiaan (loyality) dan perilaku sosial (prosocial behavior). Sedangkan

ciri-ciri negatif dari kualitas persahabatan menurut Berndt (2002) yang

dimaksud adalah persaingan dan konflik. Motivasi seseorang membentuk

persahabatan menurut Berndt (2002) yaitu untuk memberi pendampingan

dan dukungan sosial emosional. Kualitas persahabatan yang tinggi

ditandai dengan beberapa ciri, antara lain level prososial yang tinggi,

intimasi, serta tingkat konflik dan persaingan yang rendah. Kualitas

persahabatan diasumsikan memberi dampak pada aspek–aspek

perkembangan sosial termasuk harga diri dan penyesuaian sosial.

Berdasarkan beberapa definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa

kualitas persahabatan adalah suatu tingkat baik buruknya hubungan

emosional antara dua atau lebih individu yang dilandasi oleh rasa saling

percaya, keintiman, saling berbagi, keterbukaan, dan saling memberikan

dukungan dari waktu ke waktu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

23

23

2. Faktor – Faktor Kualitas Persahabatan

Sarwono, (2005) mengungkapkan ada dua hal yang berpengaruh dalam

pembentukan persahabatan, yaitu:

a. Kemiripan

Kemiripan atau kesamaan yang dapat mempererat hubungan antar

pribadi adalah dalam hal pandangan atau sikap. Persamaan juga sebagai

ikatan ketertarikan pada hubungan yang akrab.

b. Saling menilai positif

Hal yang dapat memperkuat hubungan antar pribadi adalah saling

menilai positif sehingga timbul perasaan atau kesan suka sama suka

antara kedua pihak.

Sedangkan menurut (Baron & Byrne, 2005), faktor-faktor pembentuk

persahabatan yaitu:

a. Ketertarikan secara fisik

Salah satu faktor yang paling kuat dan paling banyak dipelajari adalah

ketertarikan secara fisik. Aspek ini menjadi penentuan yang utama dari

apa yang dicari oleh orang lain untuk membentuk sebuah hubungan.

Apakah pertemanan atau perkenalan yang terus menerus berkembang

tergantung pada ketertarikan secara fisik dari masing-masing individu.

b. Kesamaan

Salah satu alasan kita ingin mengetahui kesukaan dan ketidaksukaan

orang lain adalah karena kita cenderung menerima seseorang yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

24

24

memiliki berbagai kesamaan dengan kita untuk menjalin sebuah

persahabatan. Kesamaan tersebut bisa muncul dari berbagai jenis

karakteristik yang ditunjukkan oleh orang lain.

c. Timbal balik

Adanya rasa saling menguntungkan yang didapatkan dari

persahabatan dapat membuat persahabatan menjadi berkembang ke arah

yang lebih baik lagi.

Kualitas persahabatan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang

meliputi:

a. Orangtua

Dukungan sosial yang diberikan oleh orangtua secara tidak langsung

memengaruhi kualitas persahabatan melalui dukungan sosial yang

diberlakukan terhadap sahabat mereka. Dukungan sosial tersebut

misalnya merawat, bertindak dengan penuh kasih sayang, menunjukkan

penghargaan, dan membantu tugas-tugas penting. Individu dengan ibu

dan ayah yang sering menunjukkan penghargaan tindakan penuh kasih

sayang, sikap menghargai dan membantu tugas-tugas penting secara

signifikan akan lebih cenderung menunjukkan sikap mendukung

terhadap sahabat-sahabat mereka. Dengan perilaku suportif yang

diberikan kepada sahabat mereka, maka hal tersebut dapat menunjang

kualitas persahabatan yang memuaskan (Flynn et al.,2014).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

25

25

b. Teman Sebaya

Relasi yang baik dapat dihasilkan dari peningkatan kontak dengan

teman, kurangnya kontak akan mengurangi peluang untuk mempererat

hubungan dekat. Semakin banyak individu memiliki teman dan

melakukan banyak kontak dengan teman-teman diasosiasikan dengan

kualitas persahabatan yang positif (Flynn et al.,2014).

c. Pasangan

Individu dewasa muda yang pasangannya menyukai sahabat mereka

secara signifikan lebih memiliki kualitas persahabatan yang relatif

tinggi, berbeda dengan individu yang pasangannya tidak menyukai

sahabat dan teman mereka. Selain itu, keterikatan pasangan dapat terkait

dengan kualitas persahabatan. Individu yang memiliki lebih banyak

sahabat yang sama dengan pasangan mereka memiliki kualitas

persahabatan yang lebih memuaskan dibandingkan dengan yang

memiliki lebih sedikit atau tidak punya sahabat dari pasangan mereka

(Flynn et al.,2014).

d. Regulasi Emosi

Menurut Gross (2014) regulasi emosi merujuk pada pembentukan

emosi yang dimiliki seseorang dan bagaimana ungkapan emosi tersebut

pada suatu pengalaman. Regulasi emosi biasanya digunakan untuk

menekan emosi negatif. Individu yang memiliki kemampuan strategi

regulasi emosi tinggi cenderung mengalami lebih sedikit konflik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

26

26

dengan orang lain dan memiliki hubungan sosial yang lebih positif.

Sebagai indikator kualitas interaksi sosial tersebut Lopes et al., (2011)

menyelidiki kualitas persahabatan.

3. Aspek – Aspek Kualitas Persahabatan

Berikut ini merupakan lima aspek kualitas persahabatan menurut Bukowski,

et al., (1994):

a. Kebersamaan (Companionship)

Aspek ini mengarahkan kepada aktivitas bersama yang membangkitkan

kesenangan, kegembiraan dan gairah atau semangat (Bukowski et al., 1994).

Menurut Gottman dan Parker (dalam Santrock, 2003) persahabatan akan

memberikan kesempatan kepada seseorang untuk menjalankan fungsi

sebagai teman bagi individu lain ketika sama-sama melakukan suatu

aktivitas. Dalam Skala Kualitas Persahabatan, aspek ini diwakili oleh item-

item yang berfokus pada jumlah waktu sukarela yang dihabiskan bersama.

b. Konflik/Masalah (Conflict)

Aspek ini melihat sejauh mana perselisihan dalam hubungan

persahabatan dapat diselesaikan secara efisien dan baik (Bukowski et al.,

1994). Penelitian mengenai persahabatan telah menunjukkan bahwa

penyelesaian konflik memiliki peran dalam kelangsungan dan kualitas

hubungan persahabatan (Berndt; Gottman dalam Bukowski et al., 1994).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

27

27

c. Bantuan (Help)

Seiring berjalannya tahap perkembangan, fungsi penting dari

persahabatan adalah melindungi individu dari menjadi korban oleh orang

lain (Davies; Rizzo dalam Bukowski et al., 1994). Maka aspek ini mengacu

pada kesediaan sahabat untuk saling membantu jika ada orang lain yang

mengganggunya. Dengan kata lain, aspek ini mengarah pada penyediaan

bantuan, pemberian informasi, saran dan bentuk bantuan lain yang

diperlukan untuk memenuhi kebutuhan atau tujuan sahabatnya (Bukowski

et al., 1994).

d. Keamanan (Security)

Aspek ini merujuk pada rasa aman dan keyakinan yang diberikan seorang

individu pada situasi-situasi yang baru atau mengancam sahabatnya.

Menurut kalangan psikolog perkembangan, keamanan adalah salah satu

sifat terpenting dalam hubungan dengan sahabat (Blatz, 1966; Coleman,

1974; Davies, 1984; Douvan & Adelson, 1966; Salter / Ainsworth, 1940

dalam Bukowski et al., 1994). Semua penulis tersebut berpendapat bahwa,

dua ciri utama persahabatan adalah (a) kesan bahwa persahabatan mereka

aman dan mampu bertahan meskipun ada masalah atau konflik, dan (b)

kepercayaan yang dapat mereka andalkan dari sahabat mereka.

e. Kedekatan/Keintiman (Closeness)

Kedekatan (closeness) yaitu keadaan di mana individu bersifat peka

terhadap kebutuhan dan kondisi sahabatnya serta menerima sahabat apa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

28

28

adanya (Bukowski et al., 1994). Gottman dan Parker (dalam Santrock,

2003) mengungkapkan bahwa kedekatan menunjukkan adaya ketulusan,

kehangatan, dan keakraban satu sama lain. Masing-masing individu tidak

ada maksud ataupun niat untuk mengkhianati sahabatnya karena mereka

saling percaya, menghargai dan menghormati keberadaan sahabatnya. Fine

dan Rutter (dalam Bukowski et al., 1994) mengungkapkan bahwa salah satu

tema yang kuat dalam literatur teoretis mengenai hubungan persahabatan

adalah hubungan ini mampu memenuhi perasaan akan penerimaan dan

keterikatan. Dengan adanya hubungan persahabatan, individu memiliki

kesempatan untuk mendapatkan kasih sayang yang menunjukkan kepada

mereka bahwa hal itu penting dan diri mereka dihargai oleh sahabat mereka.

4. Proses dan Dampak Kualitas Persahabatan

Setelah menjelaskan mengenai aspek-aspek yang menyusun kualitas

persahabatan, pada bagian ini peneliti akan memberi gambaran mengenai

proses persahabatan pada individu dari masa kanak-kanak hingga dewasa.

Setelah itu peneliti juga akan menjelaskan mengenai dampak dari kualitas

persahabatan.

Persahabatan memiliki bentuk yang berbeda dalam setiap tahap

perkembangan. Pada anak usia prasekolah biasanya anak memiliki beberapa

teman sebaya yang menunjukkan perilaku lebih intim, namun konsep

persahabatan belum terbentuk sebagai relasi yang dapat bertahan lama, hanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

29

29

sebagai teman bermain. Kemudian sekitar usia 8 tahun, anak-anak mulai

melihat teman sebagai orang yang memilki beberapa sifat, antara lain setia,

bisa dipercaya, kooperatif, dan peka terhadap kebutuhan orang lain (Pataki et

al dalam Jackson & Dwyer, 2013). Hartup (dalam Jackson & Dwyer, 2013)

mengungkapkan bahwa pada masa remaja, teman-teman dianggap sebagai

orang yang mampu memahami kekuatan dan kelemahan masing-masing dan

bersedia menceritakan berbagai hal dari diri mereka. Kemudian memasuki

tahap usia dewasa, yang menjadi fokus relasi yang dibangun menjadi relasi

romantis.

Sullivan (dalam Santrock, 2003) mengungkapkan bahwa setiap individu

memiliki kebutuhan sosial dasar termasuk kebutuhan kasih sayang (ikatan yang

aman), teman yang menyenangkan, serta penerimaan oleh lingkungan sosial.

Dalam tahapan perkembangan, sahabat menjadi salah satu hal yang sangat

diandalkan untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan tersebut. Sullivan juga

menyatakan bahwa jika individu gagal membentuk persahabatan yang akrab

maka akan berakibat mengalami perasaan kesepian diikuti dengan rasa harga

diri yang menurun. Individu menginginkan sahabat yang mempunyai minat

dan nilai-nilai yang sama, yang dapat mengerti dan membuatnya merasa aman,

dan yang dapat dipercaya untuk membahas masalah-masalah dan hal-hal yang

tidak dapat dibicarakan dengan orang tua maupun orang lain (Hurlock, 1991).

Kualitas persahabatan yang baik dapat memberikan dampak positif terhadap

individu antara lain meningkatnya kesejahteraan psikologis (Falki & Khatoon,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

30

30

2016). Artinya ketika kualitas persahabatan baik, maka tingkat kesejahteraan

psikologis juga meningkat. Gleckel (2015) juga menyatakan bahwa kualitas

persahabatan yang baik dapat berkontribusi dalam kesejahteraan psikologis

individu khususnya mengenai kebahagiaan dan rasa memiliki. Sulivan (dalam

Santrock, 2014) juga berpendapat bahwa setiap individu memiliki kebutuhan

sosial dasar termasuk kebutuhan akan teman yang menyenangkan dan

lingkungan sosial yang mampu menerima dirinya. Terpenuhi atau tidaknya

kebutuhan tersebut dapat mempengaruhi kesejahteraan emosi seorang

individu. Jika seorang individu tidak mampu membangun relasi persahabatan

yang baik maka individu tersebut akan mengalami rasa kesepian dan harga diri

menurun. Dengan asumsi tersebut, maka kualitas persahabatan dirasa penting

bagi remaja agar memiliki aspek perkembangan sosial yang baik yang nantinya

dapat menunjang kesejahteraan aspek psikologis yang lain.

Regulasi Emosi

Dalam subbab ini peneliti akan menjabarkan regulasi emosi mulai dari definisi,

faktor-faktor yang mempengaruhi, aspek-aspek, proses dan dampak serta regulasi

emosi pada mahasiswa perantau.

1. Definisi

Terdapat beberapa tokoh yang mengemukakan definisi regulasi emosi.

Menurut Thompson (1994) regulasi emosi merupakan proses yang terdiri

dari proses intrinsik dan ekstrinsik yang bertanggungjawab untuk

memantau, mengevaluasi, dan memodifikasi reaksi emosional, untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

31

31

mencapai tujuan seseorang. Sedangkan menurut Gross (2014) regulasi

emosi merujuk pada pembentukan emosi yang dimiliki seseorang dan

bagaimana ungkapan emosi tersebut pada suatu pengalaman. Regulasi

emosi biasanya digunakan untuk menekan regulasi emosi negatif dengan

cara mengurangi intensitas atau durasi, misalnya terkait kemarahan,

kesedihan, dan kecemasan, dengan fokus khusus pada menurunnya

pengalaman dan perilaku emosi negatif. Regulasi emosi juga dapat

didefinisikan sebagai sebuah proses dinamis yang dimiliki individu,

berkaitan dengan kapan individu menggunakan dan bagaimana ia

mengalami serta mengekspresikan emosi tersebut (Gross, dalam Lopes et

al., 2011; Urry & Gross, 2010). Dari beberapa definisi regulasi emosi yang

telah dipaparkan sebelumnya, peneliti lebih mengacu pada definisi yang

dikemukakan oleh Gross (2014) karena pendapat Gross (2014) lebih baru,

komprehensif, dan menjadi referensi banyak penelitian pada masa kini.

2. Faktor-Faktor Regulasi Emosi

Terdapat empat faktor yang memengaruhi regulasi emosi, yaitu:

a. Usia

Usia dapat diartikan sebagai banyaknya jumlah waktu yang berlalu

sejak suatu organisme lahir (VandenBos, 2006). Sebuah penelitian yang

dilakukan Silvers et al., (2012) menyatakan bahwa individu dengan usia

lebih muda cenderung kurang mampu meregulasikan emosinya. Individu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

32

32

dengan usia lebih tua memiliki regulasi emosi yang lebih baik dari pada

usia yang lebih muda, hal ini dikarenakan pengalaman (Silvers et al.,

2012).

b. Kemampuan Kognitif

Informasi yang diterima oleh individu dapat memengaruhi persepsi dan

cara berpikir terhadap situasi yang individu alami. Hal tersebut juga

dapat memengaruhi respons emosi yang muncul dalam diri individu. Jika

suatu situasi dipandang positif, maka individu mengembangkan respons

emosi yang positif. Begitu pula sebaliknya, jika individu memandang

negatif suatu situasi, maka respons emosi yang muncul adalah emosi

negatif (Utomo, 2015).

c. Hubungan Sosial

Hubungan sosial merupakan suatu interaksi sosial timbal balik antara

individu dengan individu lain yang saling melengkapi dalam suatu

periode tertentu (VandenBos, 2006). Perkembangan kemampuan

regulasi emosi salah satunya juga dipengaruhi oleh hubungan sosial

individu tersebut dengan individu lainnya. Contohnya hubungan individu

dengan keluarga. Morris, Silk, Steinberg, Myers, & Robinson (2007),

menyatakan terdapat tiga hal yang dapat menjelaskan pengaruh

hubungan individu dengan keluarga terhadap perkembangan regulasi

emosi yaitu (1) individu mulai belajar mengenai regulasi emosi dengan

melakukan observasi (2) sosialisasi dari regulasi emosi dipengaruhi oleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

33

33

pengasuhan dan perilaku yang ditunjukkan orangtua dan (3) regulasi

emosi yang dimiliki individu merupakan dampak dari iklim emosional

yang dimiliki dalam keluarga yang ditunjukkan dengan adanya kualitas

hubungan kelekatan (Cassidy, 1994; Matsumoto, Nakagawa, & Yoo,

2008), gaya pengasuhan dan keterlibatan orangtua (Morris et al., 2007;

R.A Thompson & S.Meyer, 2007), ekspresi keluarga, serta kualitas

emosi dari hubungan suami dan istri. Salovey dan Sluyter (dalam

Nisfianoor, M, & Kartika, 2004) mengatakan bahwa hubungan

interpersonal dan individual saling berhubungan dan mempengaruhi

regulasi emosi sehingga emosi dapat meningkat bila individu yang ingin

mencapai tujuan dapat berinteraksi dengan lingkungan dan individu

lainnya. Emosi positif dapat meningkat apabila individu dapat mencapai

tujuannya. Sebaliknya emosi negatif meningkat apabila individu

kesulitan dalam mencapai tujuan.

d. Budaya

Budaya adalah hal-hal yang khas dalam suatu masyarakat atau

komunitas, seperti adat istiadat, nilai, kepercayaan, pengetahuan, sikap,

dan perilaku yang membedakan dengan kelompok masyarakat atau

komunitas lainnya (VandenBos, 2006). Nilai dalam budaya yang dianut

kelompok masyarakat tertentu dapat memengaruhi regulasi emosi

seseorang. Matsumoto et al., (2003) menyatakan bahwa regulasi emosi

dapat dipengaruhi oleh nilai budaya yang dianut di suatu negara. Budaya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

34

34

dalam suatu kelompok masyarakat memengaruhi bagaimana individu

menerima dan menilai pengalaman emosi yang dialaminya, serta

bagaimana menampilkan suatu respons emosi.

3. Strategi Regulasi Emosi

Gross dan Thompson (2006) menyatakan bahwa pada dasarnya regulasi

emosi melibatkan dua proses, yaitu proses intrisik dan proses ekstrinsik.

Proses intrinsik adalah cara individu mengelola emosi yang muncul dari

dalam dirinya sendiri, sedangkan yang dimaksud dengan proses ekstrinsik

adalah cara individu dalam memengaruhi emosi individu lain. Berikut

merupakan proses regulasi emosi yang terdiri dari lima tahapan yang

dikemukakan (Gross, 2014).

a. Seleksi Situasi (Situation Selection)

Seleksi situasi merupakan tindakan yang dilakukan individu untuk

mendekati atau menghindari individu lain, objek, atau situasi tertentu

untuk mengurangi atau meningkatkan emosi (Gross, 2014). Dengan

melakukan seleksi situasi dalam meregulasi emosi, diharapkan individu

memiliki pertimbangan kapasitas pengaturan dirinya. Seleksi situasi ini

melibatkan pengambilan tindakan yang memungkinkan seseorang agar

berada dalam situasi yang diharapkan serta menimbulkan emosi yang

diinginkan atau tidak diinginkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

35

35

b. Modifikasi Situasi (Situation Modification)

Modifikasi situasi termasuk dalam stategi regulasi emosi eksternal,

di mana modifikasi situasi bertugas untuk menyesuaikan situasi

lingkungan fisik (eksternal) untuk mengubah dampak emosional, dan

menciptakan situasi yang diinginkan (Gross, 2014). Usaha mengubah

situasi secara langsung tersebut bertujuan untuk mengalihkan emosi

yang dirasakan. Modifikasi situasi dilakukan langsung untuk mengubah

emosi yang ditimbulkan dari situasi yang ada. Perubahan dampak

emosional yang ada tersebut merupakan bentuk nyata dari regulasi

emosi (Gross, 2014).

c. Penyebaran Perhatian (Attentional Deployment)

Penyebaran perhatian merupakan tindakan individu mengarahkan

perhatian pada situasi tertentu sehinga dapat mempengaruhi emosi

mereka (Gross, 2014). Penyebaran perhatian merupakan strategi

regulasi emosi pertama yang muncul sepanjang tahapan perkembangan

(Rothbart, Ziuie, & O’Boyle, 1992). Sejak bayi sampai dewasa individu

menggunakan penyebaran perhatian, terlebih lagi ketika individu tidak

mungkin untuk mengubah atau memodifikasi situasi (Gross, 2014).

Penyebaran perhatian memiliki dua strategi, yaitu distraksi dan

konsentrasi. Dengan melakukan distraksi, individu memfokuskan

perhatiannya pada aspek atau hal lain yang berbeda dari situasi yang

sedang dihadapi (Stifter & Moyer, 1991). Hal tersebut dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

36

36

mengalihkan perhatian individu dari situasi yang sedang dialami. Fokus

internal individu dapat berubah ketika distraksi tersebut terjadi (Watts,

dalam Gross, 2014). Sedangkan konsentrasi merupakan cara

meregulasi emosi dengan memfokuskan perhatian pada bentuk emosi

yang muncul dari situasi tersebut (Gross, 2014).

d. Perubahan Kognitif (Cognitive Change)

Perubahan kognitif merupakan strategi regulasi emosi dengan cara

individu mengubah penilaiannya terhadap situasi yang dialami untuk

mengubah emosinya, serta mengatur tuntutan sikap yang sesuai dengan

kapasitas yang dimiliki (Gross, 2014). Perubahan kognitif merupakan

salah satu strategi regulasi emosi internal, yaitu berkaitan dengan

memodifikasi lingkup internal individu (kognisi atau pikiran individu).

Salah satu cara yang dapat dilakukan dalam perubahan kognitif

adalah dengan melakukan penilaian ulang (reappraisal). Penilaian

kembali (reappraisal) mengacu pada cara individu menafsirkan

kembali situasi yang dapat memunculkan emosi (Gross, 2014).

e. Perubahan Respons (Responsse Modulation)

Tahap ini terjadi pada bagian akhir sebagai bentuk respons

seseorang setelah mengalami emosi (Gross, 2014). Perubahan respons

memiliki strategi regulasi emosi supresi ekspresif (expressive

suppression). Supresi dilakukan dengan cara mengubah respons secara

sadar dari ekspresi perilaku saat individu sedang merasa emosional.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

37

37

Perubahan respons secara langsung dapat memengaruhi respons

fisiologis, pengalaman, atau perilaku (Gross, 2014). Supresi melibatkan

perilaku untuk mengurangi pengeskpresian emosi saat individu sudah

dalam keadaan emosional (Gross, 2014).

Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan dua strategi regulasi

emosi yang merupakan bagian dari tahap regulasi emosi. Gullone et al.,(2010)

menyebutkan dua hal yang dapat dioperasionalkan dalam dua strategi yang

dikemukakan Gross (2014) yaitu reappraisal dan suppresion. Penilaian ulang

(reappraisal) merupakan strategi di mana individu menafsirkan kembali

situasi agar dapat mengubah dampak emosionalnya (Gross, 2014). Ketika

individu mengalami kejadian yang memunculkan stress, penilaian ulang

dapat membantu individu menginterpretasikan kejadian tersebut dengan cara

yang lebih positif (Gullone et al., 2010). Penilaian ulang dapat membuat

individu lebih mengalami dan mengekspresikan afek yang lebih positif dan

mengurangi afek negatif yang sebelumnya dirasakan.

Sedangkan supresi (suppresion) merupakan bentuk dari perubahan

respons yang dilakukan dengan cara menghambat atau penekanan perilaku

mengekspresikan emosi yang sedang dialami (Gross, 2014). Individu yang

dapat melakukan penekanan (suppresion) akan mengalami dan

mengekspresikan afek positif yang lebih sedikit. Ketika individu mengurangi

pengalaman emosi negatif dengan cara menekan emosi negatif, hal tersebut

dapat mengurangi pengalaman emosi positif yang utuh (Gullone et al., 2010).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

38

38

Individu menggunakan reappraisal maupun suppression sesuai dengan

situasi dan tujuannya. Hal tersebut dikarenakan reappraisal maupun

suppression memiliki kegunaannya masing-masing. Artinya, reappraisal

maupun suppression memiliki manfaat bagi individu dalam meregulasi

emosinya.

4. Proses dan Dampak Regulasi Emosi

Menurut Gross (2014) proses regulasi emosi diawali dengan pemilihan

situasi (situation selection) yaitu tindakan menghindar atau mendekati objek

dan situasi tertentu dengan tujuan mengurangi atau meningkatkan emosi.

Dalam proses ini individu melibatkan pengambilan tindakan yang akan

membawa individu tersebut dalam situasi yang diharapkan. Situasi tersebut

selanjutnya menimbulkan emosi yang diinginkan atau tidak diinginkan.

Kemudian individu akan berusaha mengubah situasi secara langsung untuk

mengalihkan emosi yang dirasakan (situation modification). Selanjutnya

penyebaran perhatian (attention deployment) merupakan pengelolaan emosi

dengan mengalihkan perhatian pada situasi tertentu. Setelah itu, individu

melakukan perubahan kognitif (cognitive change) yaitu bagaimana individu

menilai situasi yang dialami agar mengubah emosinya secara signifikan dan

bagaimana individu berpikir mengenai situasinya sesuai dengan

kapasitasnya. Proses perubahan kognitif ini memiliki strategi regulasi emosi

yaitu reappraisal. Reappraisal merupakan strategi di mana individu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

39

39

mencoba menafsirkan kembali situasi yang dapat memunculkan emosi.

Kelima, perubahan respons (response modulation) yang bertujuan untuk

mempengaruhi fisiologis, pengalaman atau perilaku aspek dari respons

emosional. Tahap ini terjadi pada bagian akhir yang merupakan respons

seseorang setelah mengalami emosi (Gross, 2014).

Gross (2014) memaparkan bahwa regulasi emosi dapat terjadi secara

otomatis atau dikontrol, disadari atau tidak disadari dan bisa memiliki efek

pada satu atau lebih proses yang membangkitkan emosi. Proses regulasi

emosi dari pemilihan situasi sampai perubahan kognitif dapat dianggap

sebagai antecedent-focused. Proses regulasi emosi perubahan respons

dapat dianggap sebagai response-focused. Proses regulasi emosi

diibaratkan rangkaian besar dari regulasi emosi yang memiliki rangkaian

kecil untuk mencapai tujuan dari rangkai tersebut. Rangkaian-rangkaian

kecil merupakan strategi regulasi emosi. Strategi regulasi emosi merupakan

suatu rencana atau tindakan yang dilakukan untuk meregulasi emosi

(Gross, 2014).

Berdasarkan pemaparan di atas Gross menegaskan bahwa cara

suppression dan reappraisal bisa terjadi secara bersamaan dalam proses

regulasi emosi. Dalam hal itu individu mengelola emosi dengan

melibatkan proses intrinsik dan proses ekstrinsik. Proses yang berjalan itu,

menjadikan individu mampu merespon hubungan persahabatan secara

baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

40

40

5. Regulasi Emosi Mahasiswa Perantau

Setelah pada subbab sebelumnya sudah dijelaskan mengenai proses dan

dampak regulasi emosi, selanjutnya pada bab ini akan menggambarkan

mengenai regulasi emosi pada mahasiswa perantau.

Regulasi emosi memungkinkan individu terlibat dalam pemikiran

jernih tentang kejadian antarbudaya. Jika mahasiswa perantau tidak

memiliki kemampuan untuk mengatur atau mengendalikan emosinya,

mereka tidak mungkin menyesuaikan diri dengan baik, mereka akan

terkunci dalam cara berpikir otomatis dan kebiasaan mereka dalam

berinteraksi dengan dunia (Matsumoto et al., 2003).

Kemampuan regulasi emosi saja tidak cukup. Mahasiswa perantau

kemudian harus terlibat dalam proses pembelajaran budaya baru, yang

mengharuskan mereka untuk menganalisis dasar-dasar konteks budaya,

dan memahami maksud dan perilaku yang menghasilkan konflik di tempat

asal dari perspektif budaya yang berbeda. Empat faktor utama untuk

pertumbuhan pribadi dalam kaitannya dengan menghadapi perbedaan

budaya, yaitu regulasi emosi, pemikiran kritis, keterbukaan, dan

fleksibilitas (Matsumoto et al., 2003).

Kontak antarbudaya dan perubahan adalah peristiwa kehidupan yang

signifikan dan erat kaitannya dengan stres, dan kemampuan memecahkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

41

41

masalah. Sehingga diperlukan upaya tertentu untuk menghadapi kehidupan

di lingkungan yang baru dan berbeda (Ward, 2001).

Selain daripada itu, subbab berikutnya mengenai hubungan regulasi

emosi dan kualitas persahabatan pada mahasiswa perantau.

Hubungan Regulasi Emosi dan Kualitas Persahabatan pada Mahasiswa

Perantau

Selanjutnya, telah sampai pada dinamika antarvariabel pada mahasiswa

perantau. Ketika mahasiswa perantau berada pada lingkungan sosial yang baru,

maka interaksi sosial dengan orang-orang baru pun akan dimulai. Interaksi sosial

yang dibentuk tersebut salah satunya adalah relasi persahabatan.

Pada mahasiswa perantau, dapat dilihat bahwa mahasiswa perantau yang

berasal dari etnis yang sama lebih cenderung memiliki sistem kepercayaan

bersama dengan tantangan serupa seperti akulturasi, oleh karena itu mereka

memiliki pemahaman yang saling menguntungkan yang diperlukan untuk

keterbukaan diri mereka (Maharaj & Connolly, 1994). Berbagai kesamaan

yang ditemukan pada mahasiswa perantau dapat membuat ikatan yang erat

serta dapat meningkatkan kebersamaan (Akhtar, 2009). Selain itu, hubungan

para perantau dengan sahabat yang berasal dari daerah yang sama berpola pada

ikatan keluarga awal (Titzmann, 2014).

Selain itu dalam relasi persahabatan terdapat tindakan saling memberikan

bantuan. Hal tersebut dikarenakan pada diri mahasiswa perantau dengan teman,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

42

42

sahabat atau masyarakat terdapat perbedaan dalam banyak hal yang dapat

menimbulkan hambatan bagi persahabatan, misalnya status sosial dan

komunikasi (Maharaj & Connolly, 1994). Pada mahasiswa perantau, mereka

mendapatkan perasaan positif bila sahabat yang asli dari daerah tersebut

memberikan dukungan ego, terutama pada saat situasi sulit, misalnya ketika

menemukan budaya baru yang sebelumnya belum pernah dijumpai (Church,

1982).

Dalam menjalin relasi persahabatan tidak dapat dipungkiri, akan muncul

beragam emosi seperti senang, sedih, kecewa, marah,dan lain-lain. Saat marah,

orang mungkin mengatakan dan melakukan hal-hal yang kemudian mereka

sesali dan dapat merusak hubungan. Emosi yang kuat dapat merusak

pengambilan keputusan yang rasional dengan mengganggu pemrosesan

informasi yang kompleks (Simon, dalam Lopes et al., 2011). Emosi juga dapat

menafsirkan bias situasi ambigu dan penilaian risiko, yang menyebabkan

keputusan buruk (Tiedens & Lerner, 2006). Yang terakhir namun tidak kalah

pentingnya, individu mungkin dikucilkan jika mereka tidak dapat mengolah

tanggapan emosional mereka sesuai dengan perasaan dan peraturan yang berlaku

(Eid & Diener, 2001; Ekman, 2003).

Persahabatan identik dengan melakukan berbagai kegiatan bersama, namun

seiring bertambahnya usia, persahabatan menjadi semakin saling terlibat,

termasuk saling meningkatkan keterbukaan dan keintiman (Aboud &

Mendelson, 1998). Salah satu indikator terkuat dalam hal ini adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

43

43

penggunaan bahasa baru oleh perantau (Masgoret & Ward, 2006).

Menggunakan bahasa baru tidak hanya meningkatkan komunikasi interetnis,

namun juga menyampaikan identitas, menyampaikan pengetahuan tentang

budaya baru (Caldas & Caron-caldas, 2002; Gudykunst & Schmidt, 1987) dan

mungkin membuat persahabatan mahasiswa perantau menjadi lebih menarik.

Dengan menggunakan bahasa daerah yang baru secara lebih sering maka akan

menghasilkan banyak kesamaan antara mahasiswa perantau dan individu-

individu yang asli daerah tersebut. Proses penggunaan bahasa daerah pada

daerah yang baru juga dapat membuat mahasiswa perantau menjalin

persahabatan dengan sahabat yang berasal pada daerah tersebut.

Mahasiswa perantau juga harus memiliki kemampuan yang mendukung

agar bisa mencapai kualitas relasi persahabatan yang tinggi. Salah satu

kemampuan yang perlu dimiliki adalah regulasi emosi. Regulasi emosi

memungkinkan individu terlibat dalam pemikiran jernih tentang kejadian antar

budaya (Matsumoto et al., 2003). Jika mahasiswa perantau tidak memiliki

kemampuan untuk mengatur atau mengendalikan emosinya, mereka tidak

mungkin menyesuaikan diri dengan baik, karena mereka akan terkunci dalam

cara berpikir otomatis dan kebiasaan mereka dalam berinteraksi dengan dunia

(Matsumoto,et al., 2003). Empat hal yang dibutuhkan untuk pertumbuhan

pribadi dalam kaitannya dengan menghadapi perbedaan budaya, yaitu regulasi

emosi, pemikiran kritis, keterbukaan, dan fleksibilitas (Matsumoto et al.,

2003).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

44

44

Gross (2014) mendefinisikan regulasi emosi sebagai proses dinamis di

mana individu mempengaruhi emosi yang mereka miliki, kapan mereka

memilikinya, dan bagaimana mereka mengalami dan mengekspresikan emosi

ini. Setiap orang masing-masing berbeda dalam kemampuan mereka untuk

mengidentifikasi secara efektif strategi regulasi, mengakses strategi ini, dan

menggunakannya secara fleksibel (Cole, Michel, & Teti, 1994) dan perbedaan

individu dalam kemampuan ini diperkirakan mempengaruhi adaptasi dalam

berbagai domain kehidupan.

Regulasi emosi dapat mempengaruhi kualitas interaksi sosial setidaknya

dalam dua cara. Secara lebih langsung, orang dapat memodifikasi situasi atau

interaksi (emosional dan sosial), melemahkan konflik dan mengelola emosi

orang lain secara langsung, terlepas dari pengaruh seseorang. Secara tidak

langsung, orang dapat meningkatkan pengalaman afektif mereka sendiri, yang

kemudian mempengaruhi pengalaman afektif orang lain dan nada emosional

interaksi, melahirkan keramahan dan tanggapan positif dari orang lain melalui

penularan emosional, penilaian sosial, dan penguatan antarpribadi dalam

lingkaran umpan balik positif (Parkinson et al., 2005 dalam Lopes et al., 2011).

Penelitian mengenai regulasi emosi mempengaruhi interaksi sosial sudah

pernah dilakukan oleh (Lopes et al., 2011). Maka peneliti dalam hal ini ingin

meneliti regulasi emosi dengan kualitas persahabatan pada mahasiwa perantau.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

45

45

Kerangka Konseptual

Dari perspektif psikologi perkembangan, mahasiswa berada di tahap

perkembangan emerging adulthood yaitu berusia 18 -23 tahun (Arnett, 1994).

Rentang usia tersebut menunjukkan bahwa mahasiswa tidak lagi dalam tahap

kehidupan masa remaja tetapi juga belum menjalankan peran sebagai orang

dewasa (Arnett, 1994). Mahasiswa dalam tahap perkembangan tersebut dalam

proses mempersiapkan dirinya untuk memiliki peran dewasa Arnett (1994).

Pada tahapan tersebut, mahasiswa perantau memiliki tugas khusus, yaitu

eksplorasi (Arnett, 2000). Selain itu, pada tahap ini individu mulai melepaskan

ketergantungannya terhadap orang lain tidak seperti anak-anak dan remaja yang

masih bergantung pada orangtuanya. Dalam eksplorasi ini, terkadang individu

juga dapat menemukan nilai-nilai yang bertentangan dengan nilai-nilai yang

dibawa olehnya sejak kecil (Arnett, 2000). Dengan adanya eksplorasi ini,

individu akan memiliki gambaran yang jelas tentang dirinya yang digunakan

sebagai bekal untuk memasuki masa dewasa nanti.

Erikson (dalam Newman & Newman, 2012) juga mengemukakan Teori

Perkembangan Psikososial yang menyatakan bahwa pada masa perkembangan

ini mahasiswa perantau dapat mengalami krisis psikososial yaitu identitas versus

kebingungan identitas. Erikson mengungkapkan bahwa identitas berkaitan

dengan tujuan hidup dan nilai-nilai yang dianut (Newman & Newman, 2012).

Individu akan mengalami kebingungan identitas jika individu tersebut tidak atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

46

46

belum menemukan identitas diri mereka (Feist & Feist, 2006). Hal tersebut dapat

memunculkan permasalahan seperti kurang memiliki gambaran diri yang jelas

dan ketidakmampuan membangun relasi.

Pada tahapan tersebut, remaja diharapkan mampu menjawab siapakah dirinya

dengan cara mengeksplorasi berbagai hal. Pada tahapan tersebut remaja

berusaha mengembangkan eksistensi diri mereka dalam masyarakat (Papalia &

Feldman, 2014). Tentunya dalam melewati krisis perkembangan psikososial

tersebut mahasiswa perantau tidak terlepas dari menjalin relasi dengan orang

lain, termasuk menjalin persahabatan. Hal tersebut perlu dikembangkan dengan

baik agar mahasiswa perantau mampu membekali diri mereka untuk melewati

krisis psikososial pada tahap perkembangan selanjutnya. Menurut Robert

Havighurst (dalam Sarwono, 1989) terdapat delapan tugas perkembangan antara

lain, menerima hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya dari jenis

kelamin yang mana pun, berusaha melepaskan diri dari ketergantungan emosi

terhadap orang tua dan orang dewasa lainnya, merencanakan tingkah laku sosial

yang bertanggung jawab, dan mencapai sistem nilai dan etika tertentu sebagai

pedoman tingkah lakunya. Salah satu tugas perkembangan pada masa tersebut

yang sulit adalah berkaitan dengan penyesuaian sosial, hal ini dikarenakan

individu perlu melakukan penyesuaian diri dengan meningkatnya pengaruh

kelompok teman sebaya, perubahan dalam perilaku sosial, pengelompokan

sosial yang baru, nilai-nilai baru dalam seleksi persahabatan, serta nilai-nilai

baru dalam dukungan dan penolakan sosial (Hurlock, 1991). Tugas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

47

47

perkembangan yang menjadi sorotan dalam penelitian ini yaitu menjalin

hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya dari jenis kelamin mana pun.

Hubungan dengan teman sebaya tersebut salah satunya adalah dengan menjalin

relasi persahabatan. Relasi persahabatan yang dijalin sebaiknya memiliki

kualitas yang baik. Kualitas persahabatan diasumsikan dapat mempengaruhi

perkembangan sosial bahkan sejak individu masih berada pada tahap

perkembangan masa kanak-kanak. Seiring berjalannya masa perkembangan

individu, mahasiswa mulai memasuki masa pendidikan yang baru di daerah

yang berbeda. Maka, mahasiswa perantau mulai berpisah dari keluarga dan

memasuki lingkungan yang baru.

Dalam persepktif psikologi sosial, menurut Church (1982) mahasiswa

perantau termasuk dalam golongan sojourner. Populasi sojourner terdiri dari

orang-orang yang belum tentu tinggal secara menetap. Sojourner tinggal dalam

sebuah tempat atas kemauan sendiri, tidak terikat secara mendalam dengan

tempat itu dan dapat dengan mudah berpindah (Hamann, 2001). Selain itu,

dalam perspektif psikologi sosial beberapa masalah yang pada umumnya dialami

oleh mahasiswa perantau ialah terkait kesulitan bahasa, masalah keuangan,

penyesuaian pada sistem pendidikan baru, serta kebiasaan sosial dan norma

(Church, 1982). Menurut Bochner (dalam Church, 1982) terdapat 4 peran yang

berbeda yang perlu disesuaikan oleh mahasiswa perantau antara lain sebagai

orang asing dengan masalah pembelajaran budaya yang baru, sebagai siswa yang

menyesuaikan diri dengan stres yang umumnya terjadi pada semua siswa yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

48

48

menghadapi sistem tingkat pendidikan yang baru, sebagai orang dewasa yang

berkembang, serta sebagai orang yang peduli dengan tujuan dan makna hidup

mereka. Agar dapat menjalani peran-peran tersebut, khususnya agar dapat

menyesuaikan diri dengan stres yang umumnya terjadi pada semua siswa pada

tingkat pendidikan yang baru, maka mahasiswa perlu menjalin relasi yang baik

dengan orang-orang baru pula yang ada disekitarnya. Salah satu relasi yang

terjalin ialah relasi persahabatan. Mahasiswa perantau sebagai bagian dari

individu dewasa awal tentu masih menginginkan teman yang mempunyai minat

dan nilai-nilai yang sama, yang dapat mengerti dan membuatnya merasa aman,

dan yang dapat diberi kepercayaan membahas masalah-masalah dan hal-hal

yang tidak dapat dibicarakan dengan orang tua maupun pengajar (Hurlock,

1991). Karena itu relasi persahabatan yang berkualitas baik penting untuk

dibangun, terlebih bagi mahasiswa perantau yang tentu saja jauh dari lingkungan

keluarga.

Regulasi emosi adalah salah satu kemampuan yang dibutuhkan oleh

mahasiswa perantau. Jika mahasiswa perantau tidak memiliki kemampuan untuk

mengatur atau mengendalikan emosinya, mereka tidak mungkin menyesuaikan

diri dengan baik, karena mereka akan terkunci dalam cara berpikir otomatis dan

kebiasaan mereka dan berinteraksi dengan dunia (Matsumoto et al., 2003).

Kemampuan regulasi emosi saja tidak cukup. Mahasiswa perantau kemudian

harus terlibat dalam proses belajar tentang budaya baru, yang mengharuskan

mereka untuk menganalisis dasar-dasar konteks budaya, dan memahami maksud

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

49

49

dan perilaku yang menghasilkan konflik di tempat asal dari perspektif budaya

yang berbeda. Empat bahan utama untuk pertumbuhan pribadi dalam kaitannya

dengan menghadapi perbedaan budaya, yaitu regulasi emosi, pemikiran kritis,

keterbukaan, dan fleksibilitas (Matsumoto et al., 2003). Emosi yang kita rasakan

dan ekspresikan sangat penting bagi kesehatan psikososial dan fisik kita,

misalnya dapat meningkatkan pencapaian tujuan, dan memfasilitasi interaksi

interpersonal. Regulasi emosi dipahami sebagai proses ekstrinsik dan intrinsik

yang bertanggung jawab untuk memantau, mengevaluasi, dan memodifikasi

reaksi emosional, untuk mencapai tujuan seseorang (Thompson, 1994). Dengan

demikian, regulasi emosi dibutuhkan oleh mahasiswa perantau yang yang

berpindah ke daerah yang baru. Hal ini dikarenakan karena mahasiswa perantau

akan menghadapi tugas-tugas yang baru diiringi dengan berbagai tantangan dan

kesulitan yang dihadapi pada daerah yang baru, salah satunya terkait dengan

relasi interpersonal, yaitu persahabatan. Persahabatan berkorelasi positif dengan

kesejahteraan psikologis, artinya ketika persahabatan bagus, maka tingkat

kesejahteraan psikologis juga meningkat (Falki & Khatoon, 2016). Hal tersebut

menunjukkan bahwa kualitas persahabatan penting dalam aspek kehidupan

individu di lingkup sosial.

Hal ini juga sebanding dengan penelitian yang dilakukan (Gleckel, 2015)

yang menunjukkan bahwa kualitas persahabatan yang baik dapat berkontribusi

dalam kesejahteraan psikologis individu khususnya mengenai kebahagiaan dan

rasa memiliki. Selain itu, Sulivan (1963) juga berpendapat bahwa setiap individu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

50

50

memiliki kebutuhan sosial dasar termasuk kebutuhan akan teman yang

menyenangkan dan lingkungan sosial yang mampu menerima dirinya.

Terpenuhi atau tidaknya kebutuhan tersebut dapat mempengaruhi kesejahteraan

emosi seorang individu. Jika seorang individu tidak mampu membangun relasi

persahabatan yang baik maka individu tersebut akan mengalami rasa kesepian

dan harga diri menurun. Dengan asumsi tersebut, maka kualitas persahabatan

dirasa penting bagi mahasiswa perantau agar memiliki aspek perkembangan

sosial yang baik yang nantinya dapat menunjang kesejahteraan aspek psikologis

yang lain.

Gambar 1. Skema hubungan antara regulasi emosi dan kualitas persahabatan

pada mahasiswa perantau

Regulasi Emosi Tinggi Regulasi Emosi Rendah

Emosi positif, tingkat konflik rendah Emosi negatif, tingkat konflik tinggi

Kualitas Persahabatan Tinggi Kualitas Persahabatan Rendah

Mahasiswa Perantau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

51

51

Hipotesis

Berdasarkan paparan di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :

1. Ada hubungan yang positif antara regulasi emosi dan kualitas persahabatan

pada mahasiswa perantau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

52

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan dijelaskan bagaimana metode penelitian secara keseluruhan.

Dalam bagian rancangan penelitian, peneliti akan membahas seperti apa bentuk dan

desain penelitian ini. Kemudian, peneliti membahas individu-individu yang akan

menjadi target penyebaran skala pada penelitian ini. Pada bagian definisi

operasional, kedua variabel akan dibahas berdasarkan definisi yang dapat diamati

dan diukur. Selanjutnya, pada prosedur penelitian, peneliti akan membahas tata cara

bagaimana penelitian ini dilaksanakan oleh peneliti. Selain itu, bab ini juga

mengajak kita untuk mengetahui alat ukur yang digunakan oleh peneliti untuk

pengumpulan data. Selanjutnya, analisis data membahas bagaimana data yang

diperoleh akan diolah. Terakhir, pada pertimbangan etis, peneliti akan membahas

dampak dari penelitian ini terhadap partisipan dan bagaimana menanggulanginya.

A. Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif di mana data akan

dikumpulkan kemudian dipresentasikan dalam rupa angka (Goodwin, 2010).

Penelitian kuantitatif menekankan pada analisis data-data kuantitatif (angka) yang

dikumpulkan melalui prosedur pengukuran dan diolah dengan metode analisis

statistika (Azwar, 2017). Penelitian ini menggunakan analisis korelasional yang

bertujuan untuk mengetahui kekuatan dan arah hubungan yang ada di antara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

53

53

variabel-variabel (Azwar, 2017). Penelitian ini mengumpulkan data dengan

menggunakan metode survei. Survei merupakan kumpulan pertanyaan atau

pernyataan yang terstruktur kemudian diberikan kepada sekelompok individu untuk

mengukur sikap, nilai, keyakinan, dan kecenderungan perilakunya (Goodwin,

2010). Desain penelitian survei tersebut dianggap paling efektif karena data yang

diperoleh lewat penggunaan kuesioner dapat dikategorikan sebagai data faktual.

Kuesioner merupakan bentuk instrumen pengumpulan data penelitian yang sangat

fleksibel dan relatif mudah untuk digunakan (Azwar, 2017). Survei akan dilakukan

dengan menggunakan google form.

B. Partisipan

Partisipan dalam penelitian ini merupakan mahasiswa perantau, dengan kata

lain mahasiswa yang berasal dari luar Daerah Istimewa Yogyakarta. Partisipan juga

merupakan mahasiswa dengan rentang usia 18-23 tahun. Untuk memenuhi

kebutuhan partisipan tersebut, peneliti menggunakan teknik purposive sampling.

Teknik ini merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan kriteria

tertentu yang dimiliki oleh partisipan (Siregar, 2013). Dengan adanya pertimbangan

pada kriteria partisipan, jenis sampling ini termasuk dalam sampling yang bersifat

nonprobabilitas. Artinya, populasi tidak memiliki kesempatan yang sama untuk

berpartisipasi dalam penelitian ini (Neuman, 2014). Hal ini membuat hasil

penelitian dengan metode sampling yang bersifat non probabilistik tidak dapat

digeneralisasikan ke seluruh populasi. Namun metode tersebut tetap dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

54

54

memberikan informasi mengenai kondisi subjek penelitian terkait dengan hasil

penelitian ini.

C. Identifikasi Variabel

Terdapat dua variabel dalam penelitian ini, yaitu variabel tergantung

(dependent variabel) dan variabel bebas (independent variable). Supratiknya,

(2015) menyebutkan bahwa variabel tergantung merupakan variabel yang

diasumsikan sebagai hasil atau akibat pengaruh dari variabel bebas. Sedangkan

variabel bebas merupakan variabel yang kemungkinan mempengaruhi atau

berdampak pada hasil tertentu. Variabel dalam penelitian ini adalah:

Variabel bebas : Regulasi Emosi

Variabel tergantung : Kualitas Persahabatan

D. Definisi Operasional Variabel

1. Kualitas Persahabatan

Kualitas persahabatan merupakan tingkat baik buruknya hubungan

emosional antara dua atau lebih individu yang dilandasi oleh rasa saling

percaya, keintiman, saling berbagi, keterbukaan, dan saling memberikan

dukungan dari waktu ke waktu. Kualitas persahabatan dalam penelitian ini

akan diukur menggunakan skala Kualitas Persahabatan yang terdiri dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

55

55

aspek kebersamaan (companionship), konflik/masalah (conflict), bantuan

(help), keamanan (security), kedekatan/keintiman (closeness).

2. Regulasi Emosi

Regulasi emosi merupakan serangkaian proses yang dilakukan individu

untuk mengatur emosi dalam dirinya berkaitan dengan cara yang dilakukan

individu untuk merasakan dan mengekspresikan emosi tersebut. Regulasi

emosi dalam penelitian ini akan diukur menggunakan skala Regulasi Emosi

yang terdiri dari aspek penilaian kembali (reappraisal) dan penekanan

(suppression).

E. Prosedur Pelaksanaan

Penelitian ini menggunakan skala Kualitas Persahabatan dan skala Regulasi

Emosi yang disusun oleh peneliti untuk pengumpulan data. Skala Kualitas

Persahabatan dibuat berdasarkan teori Kualitas Persahabatan oleh Bukowski

(1994). Peneliti membuat item-item berdasarkan aspek-aspek Kualitas

Persahabatan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Begitu pula dengan

skala Regulasi Emosi yang disusun berdasarkan aspek teori Regulasi Emosi oleh

Gross (2014). Setelah item dibuat, peneliti meminta bantuan kepada rekan

peneliti (peer judgement) sejumlah tujuh orang untuk menilai relevansi item-

item dengan konsruk teorinya. Selain itu, peneliti juga meminta bantuan kepada

dosen pembimbing untuk melakukan validasi isi (profesional judgement).

Alhasil peneliti mendapatkan revisi pada skala yang telah dibuat, di mana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

56

56

peneliti harus membenahi beberapa kalimat item dalam skala agar kalimat pada

skala mudah dipahami subjek. Setelah selesai pada tahap ini, skala tersebut

sudah siap digunakan untuk pengambilan data try out sampai akhirnya skala siap

digunakan.

Setelah melakukan persiapan, peneliti melakukan uji coba (try out) terlebih

dahulu, karena peneliti menyusun skala sendiri dan bukan adaptasi dari skala

yang sudah ada. Kuesioner disebar secara online. Proses uji coba ini berlangsung

dari tanggal 13 sampai 19 Oktober 2018 namun karena reliabilitas yang di

peroleh skala regulasi emosi kurang memuaskan maka uji coba di lakukan

kembali pada tanggal 6 Desember 2018 sampai 11 Desember 2018. Dari proses

ini peneliti mendapatkan 78 partisipan. Setelah melakukan uji coba, peneliti

melakukan perhitungan statistika untuk mendapatkan reliabilitas dan validitas

yang akan dibahas pada subbab Validitas dan Reliabilitas. Selain itu, peneliti

juga melakukan seleksi item dengan melihat indeks korelasi antar item untuk

memilah item-item yang layak digunakan dalam penelitian. Pembahasan terkait

seleksi item kemudian akan dijelaskan dalam subbab Seleksi Item.

Perhitungan statistika untuk melihat reliabilitas, validitas, dan melakukan

seleksi item menghasilkan 40 item pada skala Kualitas Persahabatan dan 18 item

pada skala Regulasi Emosi. Setelah melakukan uji coba, peneliti kemudian

mengambil data terhadap partisipan dengan rentang usia 18-23 tahun,

merupakan mahasiswa perantau atau berasal dari luar Daerah Istimewa

Yogyakarta. Pengambilan data dilakukan pada 19 Desember 2018 sampai 30

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

57

57

Desember 2018. Kuesioner disebar secara online. Dari proses ini peneliti

mendapatkan 160 partisipan.

F. Instrumen Pengumpulan Data

Kedua variabel dalam penelitian ini diukur menggunakan alat pengumpulan

data. Proses pengumpulan data pada variabel Kualitas Persahabatan dan variabel

Regulasi Emosi ini menggunakan metode survei. Peneliti akan membagikan

kuesioner dalam bentuk skala mengenai variabel dalam penelitian ini kepada

sampel. Skala yang digunakan berupa skala likert. Partisipan akan diminta untuk

menyatakan respons kesetujuan atau ketidaksetujuannya terhadap suatu

pernyataan dalam rentang yang bersifat kontinum (Supratiknya, 2014). Dalam

skala tersebut akan disajikan sejumlah pernyataan yang bersifat favorable dan

unfavorable dengan alternatif pilihan jawaban yang meliputi “Sangat Sesuai”

(SS), “Sesuai” (S), “Tidak Sesuai” (TS), dan “Sangat Tidak Sesuai” (STS).

1. Kualitas Persahabatan

Pengumpulan data kualitas persahabatan dilakukan dengan

menggunakan skala yang disusun oleh peneliti. Skala ini mengacu pada

teori kualitas persahabatan yang ditulis oleh Bukowski (1994) di mana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

58

58

kualitas persahabatan disusun dari Kebersamaan (Companionship),

Konflik/Masalah (Conflict), Bantuan (Help), Keamanan (Security),

Kedekatan/keintiman (Closeness) (Bukowski, 1994).

Skala ini terdiri dari item-item favorable dan unfavorable. Pada

item-item favorable, skor bergerak dari 1-4. Semakin individu menyetujui

pernyataan yang terdapat pada item, semakin tinggi pula skor yang didapat

oleh partisipan. Hal ini menunjukkan kualitas persahabatan yang tinggi

pula. Pada item unfavorable, skor juga bergerak dari 1-4. Sebaliknya,

semakin individu menyetujui pernyataan yang terdapat pada item, semakin

rendah skor yang didapat oleh partisipan.

Untuk mendapatkan data skor variabel kualitas persahabatan,

peneliti menggunakan kuesioner yang disusun oleh peneliti sendiri.

Kuesioner berisi 40 item dengan penjabaran sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

59

59

Tabel 1

Blueprint Skala Kualitas Persahabatan

No. Aspek Indikator Sebaran Item

Total Persentase Favorable Unfavorable

1. Kebersamaan

(Companionship)

Meluangkan banyak waktu bersama-

dengan sahabat, banyak melakukan

hal-hal menyenangkan sambil

berbagi cerita, saling mengunjungi

tempat tinggal.

5, 2,17,23,33 28,38,43,48,41 10 20,40 %

2. Konflik/Masalah

(Conflict)

Mampu menghadapi masalah,

banyak berargumen.

1,20,3,26,36 46,13,31,22,34 10 20,40 %

3. Bantuan (Help) Mampu saling memberikan berbagai

bentuk bantuan kepada sahabat.

45,7,16,30,25 49,40,47,37,42 10 20,40 %

4. Keamanan (Security) Dapat membicarakan masalah yang

dimiliki pada sahabat, memiliki

sahabat yang dapat melindunginya

dari gangguan.

39,44,35,32 29,24,21,18,14 9 18,37 %

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

60

60

5. Kedekatan/keintiman

(Closeness)

Merasa rindu dengan sahabat yang

jaraknya jauh, merasa bahagia jika

berada dekat dengan sahabatnya,

melakukan hal-hal yang membuat

sahabat senang/merasa dihargai.

19,27,10,4,8 6,12,15,9,11 10 20,40 %

Total 49 100 %

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

61

61

2. Regulasi Emosi

Pengumpulan data regulasi emosi dilakukan dengan menggunakan skala

yang disusun oleh peneliti. Skala ini mengacu pada teori regulasi emosi yang

ditulis oleh Gross (2014) di mana regulasi emosi disusun dari Reappraisal

dan Suppression (Gross, 2014).

Skala ini terdiri dari item-item favorable dan unfavorable. Pada item-item

favorable, skor bergerak dari 1-4. Semakin individu menyetujui pernyataan

yang terdapat pada item, semakin tinggi pula skor yang didapat oleh

partisipan. Hal ini menunjukkan regulasi emosi yang tinggi pula. Pada item

unfavorable, skor juga bergerak dari 1-4. Sebaliknya, semakin individu

menyetujui pernyataan yang terdapat pada item, semakin rendah skor yang

didapat oleh partisipan.

Proses pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode survei.

Peneliti akan membagikan kuesioner dalam bentuk skala mengenai variabel

dalam penelitian ini kepada sampel. Skala yang digunakan berupa skala likert.

Partisipan akan diminta untuk menyatakan respons kesetujuan atau

ketidaksetujuannya terhadap suatu pernyataan dalam rentang yang bersifat

kontinum (Supratiknya, 2014). Respons yang disediakan ada lima, yaitu

sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju.

Untuk mendapatkan data skor variabel regulasi emosi, peneliti

menggunakan kuesioner yang disusun oleh peneliti sendiri. Kuesioner berisi

18 item dengan penjabaran sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

62

62

Tabel 3

Blueprint Skala Regulasi Emosi

No. Aspek Indikator Sebaran Item

Total Persentase Favorable Unfavorable

1 Reappraisal Partisipan mengendalikan emosi (lebih

sedikit emosi negatif atau lebih banyak

emosi positif) dengan mengubah cara

berpikir tentang situasi yang dihadapi.

3,2,9,13,18 20,11,16,8,14 10 50 %

2 Suppresion Partisipan mengendalikan emosi dengan

tidak mengungkapkan emosi tersebut.

4,15,5,7,17 10,12,19,6,1 10 50 %

Total 20 100 %

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

63

63

G. Seleksi Item

Seleksi item pada penelitian ini dilakukan dengan melakukan uji coba

skala kemudian menghitung korelasi skor antar item terhadap skor skala

yang diolah menggunakan SPSS for Windows ver. 22. Uji coba dilakukan

pada tanggal 6 Desember 2018 sampai 11 Desember 2018 dengan menyebar

link berisi skala secara online. Dari uji coba skala, peneliti mendapatkan

sebanyak 78 orang.

Setelah melakukan uji coba, korelasi antara distribusi skor per-item

dengan skor skala dihitung dengan menggunakan Pearson’s product

moment correlation dalam SPSS for Windows ver.22. Diskriminasi item

adalah kemampuan item dalam membedakan individu atau kelompok

individu yang memiliki dan yang tidak memiliki atribut yang diukur

(Azwar, 2009). Besarnya koefisien korelasi item total bergerak dari 0

sampai dengan 1,0 dengan tanda positif maupun negatif. Semakin baik daya

diskriminasi itemnya, maka koefisien korelasinya semakin mendekati 1,0.

Daya diskriminasi item diartikan sebagai sejauh mana item mampu

membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki dan

yang tidak memiliki atribut yang diukur (Azwar, 2009). Lebih lanjut Azwar

(2009) menjelaskan bahwa kriteria item berdasarkan korelasi item total

biasanya digunakan batasan rix ≥ 0,30. Seluruh item yang mencapai

koefisien korelasi minimal 0,30 dianggap memiliki daya beda yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

64

64

memuaskan. Item yang memiliki rix kurang dari 0,30 dianggap memiliki

daya beda yang rendah. Berikut merupakan hasil seleksi item pada kedua

skala. Seleksi item dilakukan dengan uji coba skala penelitian dan kemudian

menghitung korelasi antara distribusi skor item dengan distribusi skor skala

dengan program SPSS for Windows versi 22.0 yang menghasilkan koefisien

korelasi item total menggunakan batasan rix ≥ 0,3. Jika jumlah item yang

lolos masih tidak mencukupi jumlah yang diinginkan, maka batasan tersebut

dapat dipertimbangkan untuk diturunkan menjadi rix ≥0,25 (Azwar, 2009).

1. Skala Kualitas Persahabatan

Pada skala ini terdapat beberapa item yang kurang dari batasan rix ≥ 0,3,

sehingga peneliti mengugurkan item yang tidak sesuai dengan standar yang

seharusnya. Di sisi lain, peneliti sengaja menggugurkan beberapa item pada

tiap aspek agar komposisi yang ada pada setiap aspek seimbang. Peneliti

menggugurkan item dengan nilai rix paling rendah pada tiap aspek hingga

jumlah item tiap aspek seimbang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

65

65

Tabel 3

Distribusi Item Kualitas Persahabatan Setelah Seleksi Item

ASPEK Item

Favorable

Item

Unfavorable Jumlah Persentase

Kebersamaan

(Companionship)

5, (2), 17,

23, 33

28*, 38 ,43,

48, 41

8 20 %

Konflik/Masalah

(Conflict)

1, 20, (3),

26, 36

46, 13*,31,

22, 34

8 20 %

Bantuan (Help) 45, 7*, 16,

30, 25

49, 40, 47,

(37), 42

8 20 %

Kemanan (Security) 39, 44, 35,

32

29, 24, 21,

18, 14*

8 20 %

Kedekatan/Keintiman

(Closeness)

19, 27,

10,(4), 8

6, 12, 15, 9,

(11)

8 20 %

Total 22 23 40 100 %

*) item yang gugur

() item yang sengaja digugurkan

2. Skala Regulasi Emosi

Sama halnya pada skala variabel sebelumnya, pada skala regualsi emosi

terdapat beberapa item yang kurang dari batasan rix≥0,3, sehingga peneliti

menggugurkan item yang tidak sesuai dengan standar yang seharusnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

66

66

Tabel 4

Distribusi Item Regulasi Emosi Setelah Seleksi Item

ASPEK Item

Favorable

Item

Unfavorable Jumlah Persentase

Reapprasial 3, 2, 9, 13,

18

20*, 11, 16,

8, 14

9 50 %

Suppresion 4, 15, 5, 7,

17

10, 12*, 19,

6, 1

9 50 %

Total 7 8 18 100 %

*) item yang gugur

H. Validitas dan Reliabilitas

Dalam subbab validitas dan reliabilitas ini, peneliti akan menjelaskan

mengenai jenis validitas apa yang digunakan dalam penelitian ini dan

menjelaskan mengenai teknik analisis apa yang digunakan dalam reliabilitas

penelitian ini yang juga menyertakan keterangan tentang kategori koefisien

reliabilitas pada setiap variabel penelitian ini.

1. Validitas

Azwar (2003) mengartikan validitas sebagai sejauh mana ketepatan

dan kecermatan suatu alat ukur dapat melakukan fungsi ukurnya. Alat

ukur dapat dikatakan mempunyai tingkat validitas tinggi jika alat ukur

tersebut dapat menunjukkan hasil yang sesuai dengan maksud yang

dilakukakannya pengukuran tersebut dan berlaku juga sebaliknya

(Azwar, 2011). Upaya untuk mengetahui apakah skala tersebut memiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

67

67

data yang akurat dan sesuai dengan tujuan ukurnya, maka diperlukan

proses pengujian validitas (Supratiknya, 2014).

Jenis validitas yang digunakan dalam penelitian ini merupakan

validitas isi. Validitas isi dari skala ini diselidiki melalui analisis rasional

terhadap isi tes atau melalui profesional judgment. Dalam penelitian ini

analisis rasional atau profesional judgment dilakukan dengan

mengkonsultasikan item-item yang ada kepada dosen pembimbing yang

ahli dalam hal ini. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui sejauh mana

item-item dalam alat ukur ini mencakup keseluruhan isi objek yang

hendak diukur (Goodwin, 2010).

2. Reliabilitas

Dalam hal ini reliabilitas diartikan sebagai sejauh mana hasil suatu

pengukuran dapat dipercaya (Goodwin, 2010). Hasil pengukuran yang

dapat dipercaya akan memperoleh hasil yang konsisten jika alat ukur

tersebut digunakan beberapa kali terhadap kelompok subjek yang sama.

Sebaliknya, pengukuran yang dikatakan tidak reliabel akan

memperlihatkan hasil skor yang tidak dapat dipercaya karena perbedaan

skor yang terjadi lebih dikarenakan error of measurement. Dari waktu ke

waktu pengukuran akan memperoleh hasil yang tidak konsisten sebab

alat ukur tersebut tidak reliabel (Goodwin, 2010).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

68

68

Penelitian ini menggunakan reliabilitas dengan teknik analisis Alpha

Cronbach. Teknik ini memiliki nilai praktis dan efisiensi yang tinggi,

sebab hanya satu kali percobaan pada satu kelompok subjek (Azwar,

2013). Menurut Supratiknya (2014) nilai koefisiensi reliabilitas lebih dari

0,7 masuk dalam kategori memuaskan. Sedangkan nilai koefisien

reliabilitas kurang dari 0,7 masuk dalam kategori meragukan.

1. Skala Kualitas Persahabatan

Pada skala kualitas persahabatan, koefisien Alpha’s Cronbach yang

dihasilkan setelah dilakukan penyeleksian item adalah sebesar α =

0,938. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa pada skala

kualitas persahabatan secara keseluruhan dapat dikatakan memiliki

tingkat reliabilitas yang memuaskan.

2. Skala Regulasi Emosi

Pada koefisien Aplha’s Cronbach di skala regulasi emosi awalnya

menghasilkan koefisien sebesar α = 0,541 yang artinya masuk pada

kategori meragukan. Maka, peneliti melakukan try out ulang sehingga

skala regulasi emosi menghasilkan koefisien sebesar α = 0,842.

Menurut jumlah koefisien yang dihasilkan, dapat disimpulkan bahwa

skala regulasi emosi secara keseluruhan memiliki tingkat reliabilitas

yang memuaskan

Oleh karena itu, singkatnya penelitian ini menggunakan jenis validitas

isi dan menggunakan teknik analisis reliabilitas Aplha’s Cronbach yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

69

69

menghasilkan koefisien reliabilitas memuaskan pada skala kualitas

persahabatan dan skala regulasi emosi. Untuk bagian selanjutnya peneliti

akan menjelaskan tentang aturan serta hasil dari item-item pada tiap

variabel setelah dilakukan seleksi item.

I. Analisis Data

Bagian analisis data ini, akan menjelaskan mengenai uji asumsi,

yaitu pengujian yang hasilnya nanti akan menentukan apakah hasil

perhitungannya bisa dilanjutkan ke tahap uji hipotesis. Uji asumsi terdiri

dari uji normalitas dan uji linearitas, di mana bagian tersebut juga akan

menjelaskan aturan serta teknik analisis yang digunakan dalam perhitungan

pada program SPSS for Windows versi 22.0. Begitupun pada bagian uji

hipotesis akan menjelaskan teknik analisis korelasi yang digunakan dalam

penelitian ini beserta aturannya.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normalitas data atau

sebaran data penelitian yang dilakukan (Noor, 2011). Uji normalitas

dilakukan dengan teknik Kolmogorov-smirnov SPSS for Windows versi

22.0. Persebaran data yang normal atau tidak ditentukan dari

signifikansi data. Jika nilai p yang diperoleh lebih besar dari 0,05 (p >

0,05), maka data tersebut dikatakan terdistribusi secara normal dan jika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

70

70

nilai p kurang dari 0,05 (p<0,05), maka data terdistribusi secara tidak

normal.

2. Uji Linearitas

Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui hubungan antar variabel

yang dianalisis apakah mengikuti garis lurus, ketika terjadi peningkatan

maupun penurunan dalam satu variabel maka akan diikuti secara linear

oleh peningkatan atau penurunan kuantitas pada variabel lainnya

(Santoso, 2010). Uji linearitas menjadi salah satu syarat dilakukannya

uji hipotesis dalam analisis korelasional (Azwar, 1998).

3. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk menentukan hubungan antar dua

variabel yaitu variabel independen dan variabel dependen (Sarwono,

2006). Dalam penelitian ini, uji hipotesis dilakukan untuk melihat

apakah terdapat hubungan yang antara regulasi emosi dengan kualitas

persahabatan pada mahasiswa perantau di Yogyakarta. Pengujian

hipotesis penelitian dilakukan dengan menggunakan analisis korelasi

Spearman’s rho pada SPSS for Windows versi 22.0.

Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pada uji

normalitas pada penelitian ini menggunakan Kolmogorov-Smirnov, lalu

pada uji linearitas menggunakan tes for linearity, dan pada uji hipotesis

menggunakan teknik analisis korelasi Spearman’s rho. Selain itu,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

71

71

teknik-teknik yang digunakan tersebut ada di dalam program SPSS for

Windows versi 22.0.

J. Pertimbangan Etis

Dalam bagian pertimbangan etis pada penelitian ini akan menjelaskan

bahwa terdapat beberapa resiko atau pun dampak yang mungkin terjadi pada

subjek saat mereka mengisi skala psikologis yang diberikan oleh peneliti.

Penelitian ini mungkin saja membuat partisipan merasa tidak nyaman atau

menimbulkan perasaan negatif lainnya karena pernyataan dalam skala akan

menggali informasi mengenai kehidupan personal individu. Keadaan

tersebut dapat membuat partisipan berpikir untuk tidak jujur dalam

menunjukkan dirinya sendiri dalam skala psikologis tersebut.

Oleh sebab itu, berdasarkan Kode Etik Psikologi Bab IX Pasal 9 terkait

pelaksanaan kegiatan di bidang riset, pada halaman awal di skala akan

terdapat uraian terkait tujuan riset, prosedur, proses yang akan dijalani

sehingga calon/partisipan dapat mengambil kesimpulan dari penelitian ini

dan memahami kaitannya dengan dirinya. Selain itu, terdapat penjelasan

dalam kode etik psikologi Indonesia pasal 49, di mana dalam alat ukur yang

akan diberikan pada subjek tertulis kesediaan sebagai subjek pada penelitian

ini, sekaligus penjelasan mengenai tujuan penelitian serta penjelasan bahwa

penelitian ini dilakukan secara sukarela sehingga subjek juga memiliki hak

untuk mundur sebagai subjek penelitian. Penelitian ini menggunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

72

72

kuesioner anonim di mana partisipan diperkenankan untuk mengisi kolom

nama inisial sehingga informed consent tidak diperlukan (HIMPSI, 2010).

Meskipun begitu, terkait publikasi hasil penelitian, peneliti akan

menggunakan data partisipan untuk penelitian ini saja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

73

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini, peneliti akan membahas mengenai hasil dari penelitian yang

telah diperoleh peneliti setelah melalui perhitungan statistik dengan menggunakan

SPSS for Windows versi 22.0. Peneliti akan menjabarkan deskripsi data penelitian

dengan membandingkan mean teoretis dan mean empirik. Selain itu, peneliti juga

akan menampilkan hasil perhitungan statistika untuk melihat apakah data

terdistribusi secara normal atau tidak melalui uji normalitas, apakah variabel

regulasi emosi dan kualitas persahabatan linear atau tidak melalui uji linearitas, dan

apakah terdapat korelasi yang signifikan antara variabel regulasi emosi dan kualitas

persahabatan melalui uji hipotesis. Kemudian pada subbab pembahasan, peneliti

akan menjabarkan makna dari perhitungan statistika yang telah didapat dan

dijabarkan pada subab hasil penelitian.

Hasil Penelitian

1. Deskripsi Data Partisipan

Berikut ini merupakan deskripsi data partisipan dalam penelitian ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

74

74

Tabel 5

Jenis Kelamin Partisipan

Jenis Kelamin Jumlah Partisipan Persentase

Perempuan 105 65,625%

Laki-laki 55 34,375%

Total 160 100%

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa mayoritas partisipan

dalam penelitian ini adalah berjenis kelamin perempuan dengan

persentase sebesar 65,625% dari total partisipan sebesar 160 orang.

Sedangkan partisipan laki-laki berjumlah 55 orang atau 34,375% dari

jumlah partisipan.

Tabel 6

Rentang Usia Partisipan

Usia Jumlah Persentase

18 8 5 %

19 34 21,3%

20 52 32,5%

21 51 31,88%

22 10 6,25%

23 5 3,13%

Total 160 100%

Partisipan dalam penelitian ini merupakan mahasiswa perantau yang

berasal dari luar Daerah Istimewa Yogyakarta dengan rentang usia 18-

23 tahun. Partisipan yang terlibat dalam penelitian ini mewakili seluruh

usia dalam rentang tersebut, meskipun jumlahnya tidak selalu sama.

Dalam rentang tersebut, mayoritas partisipan berusia 20 tahun dengan

persentase sebesar 32,5% dari total partisipan 160 orang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

75

75

Tabel 7

Daerah Asal Partisipan

Daerah Asal Jumlah Persentase

Jawa 65 40,63%

Kalimantan 18 11,25 %

Sumatera 30 18,75%

Bali 15 9,375%

Papua 2 1,25%

Sulawesi 20 12,5%

Lain-Lain* 10 6,25%

Total 160 100%

*Mataram, NTB, Ende, Flores, Nias, Lombok, NTT

Partisipan terbanyak dalam penelitian ini berasal dari Jawa, yaitu 65

orang atau 40,63%. Partisipan dari Sumatera berjumlah 30 dan 20

partisipan berasal dari Sulawesi. Partisipan dari Kalimantan, Bali dan

Papua masing-masing berjumlah 18,15, dan 2 partisipan. Selain

keenam daerah yang sudah disebutkan, terdapat partisipan dari daerah

lain seperti Mataram, NTB, Ende, Flores, Lombok, NTT, dan Nias.

2. Deskripsi Data Penelitian

Pada bagian ini, peneliti akan menjelaskan deskripsi data penelitian

yang telah didapatkan. Peneliti akan membandingkan mean teoretis dan

mean empiris dari hasil penelitian yang diperoleh menggunakan one-

sample t-test dengan tujuan memperoleh gambaran umum mengenai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

76

76

tingkat regulasi emosi dan kualitas persahabatan yang dimiliki oleh

partisipan. Berikut merupakan gambaran data penelitian ini.

Tabel 8

Hasil Pengukuran Deskripsi Variabel Regulasi Emosi

Teoretis Empiris

Min Max Mean Min Max Mean

18 72 45 36 69 49,60

Hasil perhitungan teoretis sebagai berikut:

Jumlah item : 18

Nilai minimum : 1 x 18 = 18

Nilai maksimum : 4 x 18 = 72

Mean teoretik = 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚+𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚

2 =

18+72

2=

90

2= 45

Sedangkan perhitungan empiris didapatkan melalui perhitungan

menggunakan SPSS versi 22.

Tabel 9

Analisis One-Sample T-Test Pada Mean Empiris dan Mean Teoretis

One-Sample Statistics

N Mean Std.

Deviation

Std. Error

Mean

Regulasi emosi 160 49,60 5,707 0,451

Test Value = 45

t Df Sig. Mean

Difference

Regulasi emosi 10,196 159 0,000 4,600

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa nilai signifikansi sebesar

0,000. Hal ini berarti ada perbedaan yang signifikan antara mean

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

77

77

empiris dan mean teoretis. Mean teoretis skala regulasi emosi sebesar

45 sedangkan mean empirisnya sebesar sedangkan mean empirisnya

sebesar 49,60. Dengan begitu, mean empiris secara signifikan lebih

besar dari mean teoretisnya. Hal ini berarti bahwa partisipan dalam

penelitian ini memiliki regulasi emosi yang tinggi.

Tabel 10

Hasil Pengukuran Deskripsi Variabel Kualitas Persahabatan

Teoretis Empiris

Min Max Mean Min Max Mean

40 160 100 49 160 124,57

Hasil perhitungan teoretis sebagai berikut:

Jumlah item : 40

Nilai minimum : 1 x 40 = 40

Nilai maksimum : 4 x 40 = 160

Mean Teoretik = 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚+𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚

2=

40+60

2= 100

Tabel 11

Analisis One-Sample T-Test Pada Mean Empiris dan Mean Teoretis

One-Sample Statistics

N Mean Std.

Deviation

Std. Error

Mean

Kualitas persahabatan 160 124,81 20,406 1,613

Test Value = 100

t Df Sig. Mean

Difference

Kualitas persahabatan 15,376 159 0,000 24,806

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

78

78

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa nilai signifikansi untuk

skala Kualitas Persahabatan sebesar 0000. Hal ini berarti ada perbedaan

yang signifikan antara mean empirik dan mean teoretis skala Kualitas

Persahabatan. Mean teoretis skala Kualitas Persahabatan diketahui

sebesar 100 sedangkan mean empiriknya sebesar 124,81 di mana mean

empirik lebih tinggi dibandingkan mean teoretisnya. Hal ini berarti

bahwa partisipan dalam penelitian ini memiliki kualitas persahabatan

yang tinggi.

3. Uji Normalitas

Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

apakah data terdistribusi secara normal atau tidak. Data dikatakan

terdistribusi normal jika nilai p lebih dari 0,05 (p>0,05) (Santoso,

2010). Sedangkan, data dikatakan tidak terdistribusi secara normal jika

nilai p kurang dari 0,05 (p<0,05). Uji normalitas dalam penelitian ini

menggunakan bantuan SPSS for Windows ver.22 dan berikut ini

merupakan uji normalitas yang dilakukan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

79

79

Tabel 12

Hasil Uji Normalitas Data Penelitian

Test of Normality Kolmogorov-Smirnov

Statistic Df Sig.

Kualitas

Persahabatan

0,065 160 0,091

Regulasi Emosi 0,073 160 0,037

Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai signifikansi yang didapat

adalah 0,037 untuk variabel regulasi emosi di mana hal ini berarti

bahwa data yang didapat tidak terdistribusi secara normal (p < 0,05). Di

sisi lain untuk variabel kualitas persahabatan, nilai yang di dapat adalah

0,091 di mana hal ini berarti data terdistribusi secara normal (p > 0,05).

4. Uji Linearitas

Pengujian selanjutnya adalah uji linearitas dengan bantuan SPSS for

Windws ver.22 menggunakan test for linearity. Asumsi linearitas

terpenuhi jika nilai signifikansi linearitas kurang dari 0,05 (p < 0,05)

(Santoso, 2010). Sebaliknya, asumsi linearitas tidak terpenuhi jika nilai

signifikansi linearitas lebih dari 0,05 (p > 0,05). Hasil dari uji linearitas

dapat dilihat sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

80

80

Tabel 13

Hasil Uji Linearitas

Uji linearitas F Sig

Kualitas

persahabatan

Regulasi emosi

Linearity 5,277 0,023

Deviation from

linearity

1,400 0,116

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa nilai

signifikansi pada baris Linearity sebesar 0,023 (p < 0,05). Hal ini

berarti bahwa variabel regulasi emosi dan kualitas persahabatan

berada dalam satu garis lurus atau linear. Oleh sebab itu, peneliti

dapat melanjutkan ke tahap selanjutnya, yaitu uji hipotesis.

5. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel

regulasi emosi dan kualitas persahabatan. Telah diketahui sebelumnya

bahwa penelitian ini memiliki data yang tidak terdistribusi secara

normal. Oleh sebab itu, penelitian ini menggunakan perhitungan

statistik nonparametrik, yaitu Spearman’s Rho. Variabel regulasi emosi

dan kualitas persahabatan dikatakan memiliki korelasi yang signifikan

jika nilai signifikansi kurang dari 0,05 (p < 0,05). Sebaliknya kedua

variabel dalam penelitian ini dikatakan tidak memiliki korelasi yang

signifikan jika nilai signifikansi lebih dari 0,05 (p > 0,05). Berikut ini

merupakan hasil uji hipotesis menggunakan SPSS for Windows ver.22

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

81

81

Tabel 14

Hasil Uji Hipotesis Menggunakan Spearman’s Rho

Kualitas

Persahabatan

Regulasi Emosi

Kualitas

Persahabatan

Correlation

Coefficient

1.000 0,173

Sig. (1-tailed) 0,014

N 160 160

Regulasi

Emosi

Correlation

Coefficient

0,173 1.000

Sig. (1-tailed) 0,014

N 0,160 160

Tabel 14 menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,014

(p<0,05). Hal ini berarti regulasi emosi dan kualitas persahabatan

memiliki korelasi yang positif (n=160; r=0,173; p=0,014). Selain itu

berdasarkan koefisien korelasi dalam (Siregar, 2013), koefisien

korelasi dalam penelitian ini (0,173) termasuk dalam kategorisasi

lemah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

82

82

6. Analisis Tambahan

Tabel 15

Hasil Uji Korelasi Bentuk-Bentuk Strategi Regulasi Emosi dengan

Kualitas Persahabatan

Kualitas Persahabatan

Reappraisal Correlation

Coefficient

0,231

Sig. (1-tailed) 0,002

N 160

Suppression Correlation

Coefficient

0,050

Sig. (1-tailed) 0,265

N 160

Berdasarkan Tabel 15, dapat dilihat bahwa strategi reappraisal

terhadap kualitas persahabatan memiliki nilai signifikansi sebesar 0,002

dengan nilai korelasi 0,231. Nilai tersebut menunjukkan bahwa strategi

regulasi emosi reappraisal memiliki pengaruh terhadap kualitas

persahabatan. Sedangkan suppression memiliki signifikansi sebesar

0,265 dan nilai korelasi 0,050. Hal ini menunjukkan suppression tidak

secara signifikan mempengaruhi kualitas persahabatan pada mahasiswa

perantau. Berdasarkan kedua perolehan nilai tersebut terlihat bahwa

korelasi yang paling besar terhadap kualitas persahabatan adalah regulasi

emosi reappraisal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

83

83

Pembahasan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat hubungan antara regulasi

emosi dan kualitas persahabatan pada mahasiswa perantau. Setelah melakukan

penelitian ini, peneliti melakukan perhitungan statistik dan hasilnya diperoleh

nilai signifikansi sebesar 0,014 (p < 0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa

hipotesis penelitian yang menyatakan adanya hubungan yang positif antara

regulasi emosi dan kualitas persahabatan pada mahasiswa perantau diterima.

Artinya semakin tinggi regulasi emosi pada mahasiswa perantau semakin

tinggi pula kualitas persahabatan mahasiswa perantau. Begitu pula sebaliknya,

semakin rendah regulasi emosi mahasiswa perantau, semakin rendah kualitas

persahabatan pada mahasiswa perantau.

Hasil dari penelitian Lopes et al., (2011) menyatakan bahwa individu yang

memiliki kemampuan strategi regulasi emosi tinggi cenderung mengalami

lebih sedikit konflik dengan orang lain dan memiliki hubungan sosial yang

lebih positif. Sebagai indikator kualitas interaksi sosial tersebut Lopes et al.,

(2011) menyelidiki kualitas persahabatan. Partisipan dengan skor tinggi pada

kemampuan regulasi emosi memiliki lebih sedikit konflik dan ketegangan

dalam interaksi sosial dan lebih sedikit mengalami peristiwa sosial yang negatif

sehari-hari.

Kemampuan strategi regulasi emosi berguna untuk mengelola konflik dan

situasi sulit dengan sahabat. Setiap orang masing-masing memiliki kemampuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

84

84

yang berbeda untuk mengidentifikasi secara efektif strategi regulasi,

mengakses strategi ini, dan menggunakannya secara fleksibel (Cole et al.,

1994;Thompson, 1994), dan perbedaan individu dalam kemampuannya

tersebut diperkirakan mempengaruhi adaptasi dalam berbagai aspek

kehidupan.

Regulasi emosi dapat mempengaruhi kualitas interaksi sosial setidaknya

dalam dua cara. Secara lebih langsung, orang dapat memodifikasi situasi atau

interaksi secara emosional dan sosial, melemahkan konflik dan mengelola

emosi orang lain secara langsung. Secara tidak langsung, orang dapat

meningkatkan pengalaman afektif mereka sendiri, yang kemudian

mempengaruhi pengalaman afektif orang lain dan memunculkan tanggapan

positif dari orang lain melalui penularan emosional, dan penilaian sosial

(Parkinson, Fischer, & Manstead, 2005). Dengan kemampuan regulasi emosi

yang mampu mengontrol tingkat konflik, maka hal tersebut dapat menjadi

salah satu ciri yang menunjang kualitas persahabatan yang tinggi, karena salah

satu ciri kualitas persahabatan yang tinggi adalah tingkat konflik dan

persaingan yang rendah (Berndt, 2002).

Hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan ke seluruh populasi karena

penggunaan sampling yang tidak memungkinkan seluruh populasi mendapat

kesempatan yang sama untuk terlibat dalam penelitian ini (Neuman, 2014).

Namun hasil penelitian ini dapat mengungkapkan informasi mengenai keadaan

partisipan penelitian ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

85

85

Mahasiswa perantau sebagai partisipan dalam penelitian ini akan menjalin

interaksi sosial dengan orang-orang baru. Interaksi sosial yang dibentuk

tersebut salah satunya adalah relasi persahabatan. Dalam menjalin relasi

persahabatan tersebut, akan muncul beragam emosi seperti senang, sedih,

kecewa, marah,dan lain-lain. Saat marah, partisipan mungkin mengatakan dan

melakukan hal-hal yang kemudian mereka sesali, dan dapat merusak

hubungan. Emosi yang kuat dapat merusak pengambilan keputusan yang

rasional dengan mengganggu pemrosesan informasi yang kompleks (Simon &

Simon, 1967). Emosi juga dapat menyebabkan keputusan buruk (Tiedens &

Lerner, 2006). Selain itu, individu mungkin dikucilkan jika mereka tidak

mampu mengolah tanggapan emosional mereka sesuai dengan perasaan dan

peraturan yang berlaku (Eid & Diener, 2001; Ekman, 2003).

Jika dikaitkan dengan hasil penelitian ini, partisipan memiliki kualitas

persahabatan yang tinggi. Hal ini dapat dilihat dari nilai mean empiris yang

lebih besar dari mean teoretis pada variabel kualitas persahabatan (124,57

>100). Kualitas persahabatan yang tinggi ditandai dengan beberapa ciri, antara

lain perilaku prososial yang tinggi, intimasi, serta konflik dan persaingan yang

rendah, dan ciri negatif lain (Berndt, 2002).

Individu akan lebih memilih berinteraksi dengan individu-individu yang

mengalami dan mengekspresikan emosi positif (Harker & Keltner;

Lyubomirsky, King, & Diener, dalam Lopes et al., 2011) dan menghindari

orang-orang yang memiliki pengalaman dan mengekspresikan emosi negatif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

86

86

terus-menerus (Furr & Funder, dalam Lopes et al., 2011). Hal tersebut dapat

dikaitkan dengan kebersamaan (companionship) yang merupakan salah satu

aspek kualitas persahabatan. Partisipan yang mampu mengalami dan

mengekspresikan emosi positif akan lebih memiliki kualitas persahabatan yang

baik dibandingkan dengan partisipan yang memiliki pengalaman dan

mengekspresikan emosi negatif terus-menerus. Manajemen konflik yang baik

juga membutuhkan regulasi emosi (Mischel & DeSmet, dalam Lopes et al.,

2011).

Dalam penelitian ini nilai koefisien korelasi sebesar 0,173. Menurut Siregar

(2013), koefisien korelasi dalam penelitian ini (0,173) termasuk dalam

kategorisasi lemah. Hal tersebut dapat disebabkan karena kualitas persahabatan

tidak hanya dipengaruhi oleh regulasi emosi saja, namun juga oleh faktor lain.

Antara lain faktor sosial yaitu orang tua, dan teman sebaya. Flynn, Felmlee,

dan Conger, (2014) menunjukkan bahwa orangtua merupakan sumber utama

dari dukungan sosial semenjak anak-anak untuk membentuk dasar

pengembangan hubungan dengan teman sebaya, sahabat dan kesejahteraan

psikologis. Perilaku suportif orangtua berdampak pada perilaku suportif

partisipan terhadap sahabat-sahabat mereka (Cui, Conger, Bryant, & Elder,

2002).

Flynn et al., (2014) mengungkapkan bahwa dukungan sosial yang diberikan

oleh orang tua secara tidak langsung memengaruhi kualitas persahabatan

melalui dukungan sosial yang diberlakukan terhadap sahabat mereka.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

87

87

Dukungan sosial yang berlaku dalam penelitian ini termasuk merawat,

bertindak dengan penuh kasih sayang, menunjukkan penghargaan, dan

membantu dengan tugas-tugas penting. Individu dengan ibu dan ayah yang

sering terlibat tindakan penuh kasih sayang, menunjukkan penghargaan dan

membantu tugas-tugas penting secara signifikan lebih cenderung mendukung

juga terhadap sahabat-sahabat mereka. Dengan perilaku suportif yang

diberikan kepada sahabat mereka maka hal tersebut dapat menunjang kualitas

persahabatan yang memuaskan.

Partisipan yang memiliki lebih banyak teman dan sahabat menunjukkan

kesehatan mental yang lebih baik dan lebih sedikit memiliki gejala depresi

(Ueno, 2005). Orang yang memiliki banyak sahabat juga dianggap lebih ramah,

kooperatif, dan percaya diri (Hartup, 1993). Selain itu, Flynn et al., (2014)

mengungkapkan bahwa kualitas hubungan yang lebih baik dapat dihasilkan

dari peningkatan kontak dengan sahabat, kurangnya kontak kemungkinan

mengurangi peluang untuk mempererat hubungan dekat. Semakin banyak

orang yang berada dalam jaringan persahabatan partisipan, maka persahabatan

mereka juga semakin memuaskan. Memiliki jumlah sahabat yang lebih banyak

dan lebih banyak kontak dengan sahabat dikaitkan dengan kualitas

persahabatan yang positif.

Jaringan sosial yang dekat dan mendukung juga memberikan keuntungan.

Partisipan dengan jaringan dukungan sosial yang kuat cenderung memiliki

pencapaian psikologis yang lebih baik, pandangan hidup yang lebih baik, dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

88

88

bahkan peningkatan dalam karier dan pengalaman hidup. Partisipan yang

memiliki jaringan dukungan sosial yang kuat cenderung memiliki kinerja

akademis lebih baik, lebih berkembang secara psikologis, dan bahkan lebih

sehat (Sima & Singh, 2017).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

89

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah adanya

hubungan antara regulasi emosi dengan kualitas persahabatan pada

mahasiswa perantau di Yogyakarta. Di mana dalam penelitian ini memiliki

hasil korelasi yang positif dan signifikan. Hal ini dapat dijelaskan bahwa

semakin tinggi regulasi emosi, maka semakin tinggi pula kualitas

persahabatan pada mahasiswa perantau di Yogyakarta. Selain itu, hal tersebut

juga berlaku sebaliknya, di mana jika semakin rendah regulasi emosi, maka

semakin rendah pula kualitas persabahatan pada mahasiswa perantau di

Yogyakarta. Hasil yang diperoleh tersebut dapat menjelaskan bahwa

hipotesis pada penelitian ini diterima, yaitu ada hubungan antara regulasi

emosi dengan kualitas persahabatan pada mahasiswa perantau di Yogyakarta.

Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat keterbatasan, yaitu penggunaan metode

sampling nonprobabilitas, di mana metode tersebut tidak dapat

menggambarkan seluruh populasi. Hal ini disebabkan karena populasi tidak

memiliki kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.

Dengan digunakannya metode sampling probabilitas, hasil penelitian dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

90

90

digeneralisir untuk populasi yang lebih luas. Meskipun begitu, metode

nonprobabilitas yang digunakan oleh peneliti juga dapat memberi manfaat

dalam hal menguji hipotesis dalam penelitian ini. Selain itu jumlah subjek

yang tidak terlalu banyak, membuat data pada uji normalitas menghasilkan

data yang terdistribusi dengan tidak normal. Hal tersebut mengartikan bahwa

sampel yang diambil dan digunakan sebagai subjek pada penelitian ini tidak

bisa menggambarkan populasi mahasiswa perantau yang ada di Yogyakarta.

Selain itu, peneliti merupakan mahasiswa S1 yang masih belum bisa

menganalisis hasil penelitian dengan kualitas pembahasan yang sangat baik,

sehingga teknik menganalisis yang dilakukan peneliti kurang menghasilkan

pembahasan yang mendalam. Akan tetapi, penelitian ini didampingi oleh

dosen yang berpengalaman dalam melakukan penelitian, sehingga penelitian

ini masih masuk dalam standar penelitian ilmiah.

Penelitian ini menggunakan metode sampel nonprobabilitas, sehingga

hasil yang didapatkan tidak dapat digeneralisasikan ke dalam populasi.

Meskipun begitu, metode nonprobabilitas yang digunakan juga dapat

bermanfaat dalam hal menguji hipotesis dalam penelitian ini.

Saran

Telah diketahui berdasarkan penjabaran-penjabaran sebelumnya bahwa

semakin tinggi regulasi emosi dalam diri mahasiswa perantau maka semakin

tinggi pula kualitas persahabatannya. Oleh sebab itu selanjutnya akan disajikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

91

91

saran tentang hal apa yang dapat dilakukan target grup, orang tua, pihak

universitas, masyarakat dan komunitas ilmuwan psikologi selanjutnya.

1. Bagi mahasiswa perantau

Mahasiswa dapat lebih mampu mengelola pengungkapan emosi mereka

ketika menjalin relasi dengan teman, sahabat, maupun orang lain. Terlebih

mengingat bahwa mahasiswa perantau banyak menghadapi relasi dengan

orang-orang baru, hal tersebut diperlukan karena masing-masing orang

yang dijumpai dapat menginterpretasikan sikap atau tindakan kita secara

berbeda.

2. Bagi orangtua

Orangtua mahasiswa perantau perlu mempersiapkan mahasiswa sebelum

pergi untuk melanjutkan pendidikan di kota lain. Persiapan tersebut bisa

dengan membiasakan anak mereka untuk mampu menyelesaikan masalah

dengan baik, berlatih mengekspresikan emosi dengan baik, bersosialisasi

dengan orang baru. Orangtua juga dapat memberikan saran atau nasihat jika

mahasiswa perantau berbagi pengalaman mengenai relasi persahabatan

mereka.

3. Bagi pihak universitas

Universitas perlu memberikan dukungan bagi mahasiswa perantau.

Dukungan yang diberikan bisa dalam bentuk program pengembangan diri

yang bertujuan agar mahasiswa perantau dapat mengembangkan diri selama

di daerah perantauan. Universitas dapat membentuk komunitas-komunitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

92

92

untuk mahasiswa perantau sehingga mahasiswa perantau dapat memperluas

relasi persahabatan mereka.

4. Bagi masyarakat di lingkungan sekitar mahasiswa perantau

Masyarakat di sekitar mahasiswa perantau dapat mengajak mahasiswa

perantau untuk terlibat dalam kegiatan masyarakat. Misalnya dengan

memberikan informasi serta melibatkan mahasiswa perantau dalam

berbagai kegiatan kerja bakti, pertemuan pemuda atau warga, acara

keagamaan, dan lain sebagainya. Hal ini dapat membantu mahasiswa

perantau untuk lebih mengenal lingkungan serta warga masyarakat sekitar

mereka sehingga mahasiswa perantau memiliki kesempatan untuk

mendapatkan sahabat baru dari lingkungan masyarakat daerah tempat

mereka tinggal.

5. Bagi komunitas ilmuwan psikologi

Ilmuwan psikologi diharapkan dapat menemukan pendekatan yang

sesuai untuk mahasiswa perantau agar kualitas persahabatan mahasiswa

perantau meningkat yang nanti akan memberikan dampak yang baik bagi

kesejahteraan individu dan hubungan interpersonalnya. Selain itu, ilmuwan

psikologi perlu lebih banyak melakukan penelitian mengenai kualitas

persahabatan di Indonesia terutama bagi mahasiswa perantau. Penelitian

selanjutnya bisa dilakukan dengan metode sampling yang mampu

merepresentasikan populasi dengan lebih luas. Penelitian mengenai kualitas

persahabatan dalam konteks mahasiswa perantau masih jarang dilakukan di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

93

93

Indonesia. Maka komunitas ilmuwan psikologi dapat menambah kajian

ilmiah mengenai mahasiswa perantau dikaitkan dengan topik variabel yang

lain.

Komentar Penutup

Pada Bab I peneliti telah mengungkapkan bahwa terdapat pula alasan

pribadi mengapa peneliti memilih topik ini. Walaupun peneliti bukan

merupakan mahasiswa perantau namun peneliti merasa senang dapat

melakukan penelitian terhadap mahasiswa perantau. Hal ini dapat menambah

bekal bagi diri peneliti sendiri yang dari dulu memang ingin mencoba menjadi

warga di daerah perantauan. Dengan melakukan penelitian ini, tentunya

peneliti dapat menambah wawasan dan pemahaman bagaimana dinamika

kehidupan mahasiswa perantau terlebih yang berada di sekitar diri peneliti

sendiri. Peneliti sendiri dalam hal ini termasuk dalam lingkup orang-orang

yang berada di sekitar mahasiswa perantau. Dengan proses penelitian ini

peneliti semakin memahami dan berusaha merangkul dengan kehidupan para

mahasiswa perantau.

Peneliti merasa senang dapat memberikan kontribusi bagi mahasiswa

perantau sesuai dengan kapasitas peneliti sebagai mahasiswa psikologi.

Selain itu peneliti mendapat tambahan ilmu yang tentu saja bermanfaat dan

dapat menjadi bekal bagi peneliti untuk dibawa dalam kehidupan jika suatu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

94

94

saat peneliti menjadi warga di daerah perantauan dan menjalin relasi yang

baru.

Peneliti berharap pembaca juga mendapat banyak manfaat dari penelitian

ini. Semakin banyak pembaca yang mendapat manfaat dari penelitian ini,

tentu saja peneliti semakin senang. Akhir kata, meskipun penelitian ini

memiliki keterbatasan namun peneliti sudah melakukan sesuai dengan

kemampuan peneliti dan peneliti sudah berusaha melakukan penelitian ini

dengan baik. Peneliti mengucapkan terimakasih terhadap semua pihak yang

membantu proses penelitian ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

95

95

DAFTAR PUSTAKA

Akhtar, S. (2009). Friendship, socialization, and the immigrant experience.

Psychoanalysis, Culture & Society, 14(3), 253–272. doi:10.1057/pcs.2009.14

Aksan, S. P. H., & Sadewo, F. S. (2016). Pembentukan Habitus Baru Mahasiswa

Perantauan Sumbawa di Surabaya (Studi Tentang Bentuk Adaptasi dan Bentuk

Habitus Baru Mahasiswa Sumbawa di Surabaya). Paradigma, 04(01), 1–8.

Angraini, D., & Cucuani, H. (2014). Hubungan Kualitas Persahabatan Dan Empati

Pada Pemaafan Remaja Akhir. Jurnal Psikologi, 10 Nomor 1.

Araro, R. (2018). Biaya Hidup Anak Kos, Kota Mana Termurah? Retrieved from

http://manado.tribunnews.com/2018/10/29/biaya-hidup-anak-kos-kota-mana-

termurah

Arnett, J. J. (1994). Are college students adults? Their conceptions of the transition

to adulthood. Journal of Adult Development, 1(4), 213–224.

doi:10.1007/BF02277582

Arnett, J. J. (2000). Emerging adulthood: A theory of development from the late

teens through the twenties. American Psychologist, 55(5), 469–480.

doi:10.1037/0003-066X.55.5.469

Arnett, J. J. (2015). Emerging adulthood: The winding road from the late teens

through the twenties. Oxford: University Press

Awaliyah, G. (2017). Mendikbud Akui Kualitas Pendidikan Belum Merata.

Retrieved from

https://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/17/12/18/p15nv7359-

mendikbud-akui-kualitas-pendidikan-belum-merata

Azwar, S. (1998). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Azwar, S. (2003). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Azwar, S. (2009). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar, S. (2017). Metode Penelitian Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Berndt, T. J. (2002). Friendship quality and social development. Current Directions

in Psychological Science, 11(1), 7–10. doi:10.1111/1467-8721.00157

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

96

96

Berry, J. W., & Hou, F. (2017). Acculturation, discrimination and wellbeing among

second generation of immigrants in Canada. International Journal of

Intercultural Relations, 61(March), 29–39. doi:10.1016/j.ijintrel.2017.08.003

Berry, J. W., Phinney, J. S., Sam, D. L., & Vedder, P. (2006). Immigrant youth :

Acculturation, identity, and adaptation. 55(3), 303–332.

doi:org/10.1353/mpq.2001.0013

Brendgen, M., Markiewicz, D., Doyle, A.-B., & Bukowski, W. M. (2007). The

relations between friendship quality, ranked-friendship preference, and

adolescents’ behavior with their friends. Merrill-Palmer Quarterly, 47(3),

395–415. doi:10.1353/mpq.2001.0013

Bukowski, W. M., Hoza, B., & Boivin, M. (1994). Measuring friendship quality

during pre- and early adolescence: The development and psychometric

properties of the friendship qualities scale. Stress Inoculation Training, 16(1),

69–90. doi:10.1177/0265407594113011

C.Ward. (2001). The A, B, Cs of Acculturation. In Hanbook of Culture and

Psychology (pp. 411–446). New York: Oxford University Press.

Caldas, S. J., & Caron-caldas, S. (2002). A sociolinguistic analysis of the language

preferences of adolescent bilinguals : Shifting allegiances and developing

identities. 490–514. doi:10.1093/applin/23.4.490

Cassidy, J. (1994). Emotion regulation: Influences of attachment relationships.

Monographs of the Society for Research in Child Development, 59(2–3).

doi:10.1111/j.1540-5834.1994.tb01287.x.

Church, A. T. (1982). Sojourner adjustment. Psychological Bulletin, 91(3), 540–

572. doi:10.1037/0033-2909.91.3.540

Cole, P. M., Michel, M. K., & Teti, L. O. D. (1994). The development of emotion

regulation and dysregulation: A clincial perspective. Monographs of the

Society for Research in Child Development, 59(2). doi:10.2307/1166139

Cui, M., Conger, R. D., Bryant, C. M., & Elder, G. H. (2002). Parental behavior

and the quality of adolescent friendships : A social-contextual perspective.

Journal of Marriage and Family, 64(August), 676–689. doi:10.1111/j.1741-

3737.2002.00676.x

Dwi. (2016). Alasan AS Bunuh Sahabatnya Sendiri, Iptu Verdika: Sering di olok-

olok. Retrieved from http://wartakota.tribunnews.com/2016/10/30/alasan-as-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

97

97

bunuh-sahabatnya-sendiri-iptu-verdika-terus-diolok-olok

Eid, M., & Diener, E. (2001). Norms for experiencing emotions in different

cultures: Inter- and intranational differences. Journal of Personality and Social

Psychology, 81(5), 869–885. doi:10.1037/0022-3514.81.5.869

Ekman, P. (2003). Emotions Revealed Recognizing Faces and Feelings to Improve

Communication and Emotional Life. New York: Times Books.

F.E.Aboud, & M.J.Mendelson. (1998). Determinants of friendship selection and

quality: Developmental perspective. Cambridge Studies in Social and

Emotional Development.

Fadhilla, I. (2017). Pergilah Merantau, Supaya Kamu Dapat Merasakan 12 Hal

Ini. Retrieved from https://www.idntimes.com/life/inspiration/dhilla/inilah-

beberapa-manfaat-menjadi-seorang-perantau/full

Falki, S., & Khatoon, F. (2016). Friendship and psychological well-being. The

International Journal of Indian Psychology, 4(1).

Feist, J., & Feist, G. J. (2006). Theories of Personality. New York: Mc Graw Hill.

Fitria, A. (2016). Untuk Sahabat di Perantauan, Terimakasih Telah Menjadi

Rumah Keduaku di Sini. Retrieved from

https://www.hipwee.com/narasi/untuk-sahabat-di-perantauan-terimakasih-

telah-menjadi-rumah-keduaku-di-sini/

Flynn, H. K., Felmlee, D. H., & Conger, R. D. (2014). The social context of

adolescent friendships: Parents, peers, and romantic partners. Youth and

Society, 49(5), 679–705. doi:10.1177/0044118X14559900

Gleckel, E. (2015). Friendship quality and personality as predictors of

psychological well-being in emerging adults. Retrieved from

http://scholarship.richmond.edu/honors-theses

Goodwin, C. J. (2010). Research in Psychology Methods and Design (6th ed). USA:

John Wiley & Sons.

Grinberg, L., & R.Grinberg. (1989). Psychoanalytic Perspectives on Migration and

Exile. New Haven, CT,US: Yale University Press.

Gross, J. J. (2014). Handbook of Emotion Regulation. New York, London: The

Guilford Press.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

98

98

Gross, J.J., & John, O.P. (2003). Individual differences in two emotion regulation

processes: Implications for affect, relationship, and well-being. Journal of

Personality and Social Psychology. 85(2), 348-362.

https://doi.org/10.1037/0022-3514.85.2.348

Gudykunst, W. B., & Schmidt, K. L. (1987). Language and ethnic identity: An

overview and prologue. Journal of Language and Social Psychology, 10(3),

453–482.doi:10.1177/0261927X8763001

Gullone, E., Hughes, E. K., King, N. J., & Tonge, B. (2010). The normative

development of emotion regulation strategy use in children and adolescents:

A 2-year follow-up study. Journal of Child Psychology and Psychiatry and

Allied Disciplines, 51(5), 567–574. doi:10.1111/j.1469-7610.2009.02183.x

Gutierrez, I. A., & Park, C. L. (2015). Emerging adulthood, evolving worldviews:

How life events impact college students’ developing delief systems. Emerging

Adulthood, 3(2), 85–97. doi:10.1177/2167696814544501

Hall, E. (1983). Psychology today an introduction. New York: Random Hous, Inc.

Hamamura, T., & Laird, P. G. (2014). The effect of perfectionism and acculturative

stress on levels of depression experienced by east asian international students.

Journal of Multicultural Counseling and Development, 42(4), 205–217.

doi:10.1002/j.2161-1912.2014.00055.x

Hamann, E. T. (2001). Theorizing the sojourner student (with a sketch of

appropriate school responsiveness). Teacher Education and Professional

Development Commons.

Harijanto, J., & Setiawan, J.L. (2017). Hubungan Antara Dukungan Sosial dan

Kebahagiaan pada Mahasiswa Perantau di Surabaya. Psychopreneur Journal,

1(1)

Hartup, W. W. (1993). Adolescent and their friends. Close friendship in

adolescence, 3–22. doi:10.1002/cd.23219936003

HIMPSI. (2010). Kode Etik Psikologi Indonesia. Surakarta: HIMPSI.

Hurlock, E. B. (1991). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan (Istiwidayanti, Soedjarwo, & R. M. Sijabat, Terj.).

Jakarta: Erlangga.

J.W.Berry. (2007). Acculturation. In In J.E. Grusec & P.D.Hastings (Eds.)

Handbook of Socialization. New York: The Guilford Press.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

99

99

Jackson, D., & Dwyer. (2013). Interpersonal Relationships. New York: Routledge

Jacobson, L. T., & Burdsal, C. A. (2012). Academic performance in middle school :

Friendship influences. Global Journal of Community Psychology Practice,

2(c), 1–10.

Kementerian Riset, Teknologi, dan Perguruan Tinggi. (2016). Retrieved from

https://kelembagaan.ristekdikti.go.id/index/php/kopertis-wilayah-v-d-i-

yogyakarta/

Kingery, J. N., Erdley, C. A., & Marshall, K. C. (2011). Peer acceptance and

friendship as predictors of early adolescents’ adjustment across the middle

school transition. Merrill-Palmer Quarterly, 57(3), 215–243.

doi:10.1353/mpq.2011.0012

Ladd, G. W., Kochenderfer, B. J., & Coleman, C. C. (1996). Friendship quality as

a predictor of young children’s early school adjustment. Child Development,

1103–1118. doi:10.1111/j.1467-8624.1996.tb01785.x

Lerner, J.S., & Tiedens, L.Z. (2006). Potrait of the angry decision maker: How

appraisal tendencies shape anger's influence on cognition. Journal of

Behavioral Decision Making, 137, 115-137. doi:10.1007/s12564-013-9285-6

Lian, Y., Tsang, K. K., & Ng, T. K. (2013). Acculturation strategies, social support,

and cross-cultural adaptation: A mediation analysis, 593-601. doi:

10.1007/s12564-013-9285-6

Lopes, P. N., Nezlek, J. B., Extremera, N., Hertel, J., Fernández-Berrocal, P.,

Schütz, A., & Salovey, P. (2011). Emotion regulation and the quality of social

interaction: Does the ability to evaluate emotional situations and identify

effective responses matter? Journal of Personality, 79(2), 429–467.

doi:10.1111/j.1467-6494.2010.00689.x

Maharaj, S. I., & Connolly, J. A. (1994). Peer network composition of acculturated

and ethnoculturally-affiliated adolescents in a multicultural setting. Journal of

Adolescent Research, 9 No.2. doi:10.1177/074355489492006

Masgoret, A., & Ward, C. (2006). Culture learning approach to acculturation. The

Cambridge Handbook of Acculturation Psychology, (July), 58–77.

doi:10.1017/cbo9780511489891.008

Matsumoto, D., Hirayama, S., & LeRoux, J. A. (2003). Psychological skills related

to intercultural adjustment. In The Encyclopedia of Cross-Cultural Psychology

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

100

100

(pp.744–746). doi:10.1002/9781118339893.wbeccp299

Matsumoto, D., Nakagawa, S., & Yoo, S. H. (2008). Culture, emotion regulation,

and adjustment. 94(6), 925–937. doi:10.1037/0022-3514.94.6.925

Miller, P. H. (2011). Theories of Developmental Psychology (fifth edit). USA:

Catherine Woods.

Morris, A. S., Silk, J. S., Steinberg, L., Myers, S. S., & Robinson, L. R. (2007). The

role of the family context in the development of emotion regulation. Social

Development, 16(2), 361–388. doi:10.1111/j.1467-9507.2007.00389.x

Murni. (2018). Pendidikan Belum Merata. Retrieved from

http://aceh.tribunnews.com/2018/04/02/pendidikan-belum-merata

Neuman, W. L. (2014). Basics of Social Research: Qualitative & Quantitative

Approaches (Third Edit). Harlow: Pearson Education.

Newman, B. M., & Newman, P. R. (2012). Development Through Life A

Psychosocial Approach. USA: Wadsworth Cengage Learning.

Nindra, R. (2017). 6 Manfaat yang Bisa Kamu Dapatkan Jika Merantau Sat

Kuliah. Retrieved from https://www.hipwee.com/list/6-manfaat-yang-bisa-

kamu-dapatkan-jika-merantau-saat-kuliah/

Noor, J. (2011). Metodologi Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah.

Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Papalia, D. E., & Feldman, R. D. (2014). Menyelami Perkembangan Manusia.

Jakarta: Salemba Humanika.

Parkinson, B., Fischer, A. H., & Manstead, A. S. R. (2005). Emotion in social

relations: Cultural, group, and interpersonal processes. UK: Psychology

Press.

Pertahankan ‘Indonesia Mini’ di Yogyakarta. (2013). Retrieved from

https://nasional.kompas.com/read/2013/04/08/03164776/Pertahankan.Indone

sia.Mini.di.Yogyakarta.

Phillimore, J. (2011). Refugees, acculturation strategies, stress and integration.

Journal of Social Policy, 40(3), 575–593. doi:10.1017/S0047279410000929

R, A. B., & Byrne, D. (2005). Psikologi Sosial. Jakarta: Erlangga.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

101

101

Ramos, M. R., Cassidy, C., Reicher, S., & Haslam, S. A. (2016). A longitudinal

study of the effects of discrimination on the acculturation strategies of

international students. Journal of Cross-Cultural Psychology, 47(3), 401–420.

doi:10.1177/0022022116628672

Rothbart, M. K., Ziuie, H., & O’Boyle, C. G. (1992). Self-regulation and emotion

in infancy. (55). doi:10.1002/cd.23219925503

Russell, J., Rosenthal, D., & Thomson, G. (2010). The international student

experience: Three styles of adaptation. Higher Education, 60(2), 235–249.

doi:10.1007/s10734-009-9297-7

Sarwono. (2005). Psikologi Sosial: Psikologi Kelompok dan Psikologi Terapan.

Jakarta: Balai Pustaka.

Salisbury, M. H., An, B. P., & Pascarella, E. T. (2013). The effect of study abroad

on intercultural competence among undergraduate college students. Journal of

Student Affairs Research and Practice, 50(1), 1–20. doi:10.1515/jsarp-2013-

0001

Santoso, A. (2010). Statistik untuk Psikologi: Dari Blog Menjadi Buku.

Yogyakarta: Penerbit USD.

Santrock, J. W. (2003). Adolescence Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga.

Santrock, J. W. (2014). Adolescence. New York: Mc Graw Hill.

Saputri, N. S., Rahman, A. A., & Kurniadewi, E. (2002). Hubungan Antara

Kesepian dengan Konsep Diri Mahasiswa Perantau asal Bangka yang

Tinggal di Bandung. (105).

Sarwono, J. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta:

Penerbit Graha Ilmu.

Sarwono, S. W. (1989). Psikologi Remaja. Jakarta: Rajawali.

Selmer, J., & Lauring, J. (2011). Host country language ability and expatriate

adjustment : The moderating effect of language difficulty. The International

Journal of Human Resource Management, (December 2014), 37–41.

doi:10.1080/09585192.2011.561238

Silvers, J. A., McRae, K., Gabrieli, J. D. E., Gross, J. J., Remy, K. A., & Ochsner,

K. N. (2012). Age-related differences in emotional reactivity, regulation, and

rejection sensitivity in adolescence. Emotion, 12(6), 1235–1247.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

102

102

doi:10.1037/a0028297

Sima, W., & Singh, P. (2017). College students’ friendship quality. Journal of

Humanities And Social Science, 22(2), 85–89. doi:10.9790/0837-2202038589

Simon, H. A., & Simon, H. A. (1967). Motivational and emotional controls of

cognition 1. Psychological Review, 74(1), 29–39. doi:10.1037/h0024127

Siregar, S. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif SPSS. Jakarta: Kencana.

Stifter, C. A., & Moyer, D. (1991). The regulation of positive affect: Gaze aversion

activity during mother-infant interaction. Infant Behavior and Development,

14(1), 111–123. doi:10.1016/0163-6383(91)90058-Z

Sullivan, C., & Kashubeck-West, S. (2015). The Interplay of International Students

’ Acculturative Stress , Social Support , and Acculturation Modes. Journal of

International Students, 5(1), 1–11.

Supratiknya, A. (2014). Pengukuran Psikologis. Yogyakarta: USD.

Supratiknya, A. (2015). Metodeologi penelitian kuantitatif & kualitatif dalam

psikologi. Yogyakarta: Penerbit Universitas Sanata Dharma.

Suyono, N. P. D., & Nugraha, S. P. (2012). Perbedaan Kualitas Persahabatan

Mahasiswa Ditinjau Dari Media Komunikasi. PSIKOLOGIKA, 17 Nomor 1,

39–44.

Tarana, H. C. (2017). Kiat dan Manfaat Hidup Merantau. Retrieved from

https://www.kompasiana.com/takayomi21/597efab9ed967e153617c112/kiat-

dan-manfaat-hidup-merantau?page=all

Thompson, R.A, & S.Meyer. (2007). Socialization of emotion regulation in the

family. Handbook of Emotion Regulation.

Thompson, Ross A. (1994). Emotion regulation: A theme in search of definition.

doi:10.1111/j.1540-5834.1994.tb01276.x

Thompson, Ross A. (2006). Emotion regulation : Conceptual foundations. (July).

Tiedens, L. Z., & Lerner, J. S. (2006). Portrait of the angry decision maker: How

appraisal tendencies shape anger’s influence on cognition. Journal of

Behavioral Decision Making, 19, 115–137. doi:10.1002/bdm.515

Titzmann, P. F. (2014). Immigrant adolescents’ adaptation to a new context: Ethnic

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

103

103

friendship homophily and its predictors. Child Development Perspectives,

8(2), 107–112. doi:10.1111/cdep.12072

Tucker, J. (2018). Stages of Friendship. Retrieved from

https://humans.media/stages-of-friendship

Ueno, K. (2005). The effects of friendship networks on adolescent depressive

symptoms. Social Science Research, 34(3), 484–510.

doi:10.1016/j.ssresearch.2004.03.002

Urry, H. L., & Gross, J. J. (2010). Emotion regulation in older age. Current

Directions in Psychological Science, 19(6), 352–357.

doi:10.1177/0963721410388395

Utomo, H. B. (2015). Keterkaitan Antara Kognitif dengan Regulasi Emosi.

Research Gate, (September), 1–3. doi:10.13140/RG.2.1.2410.0325

VandenBos, G. R. (2006). APA Dictionary of Clinical Psychology. American

Psychological Association.

Vidya, N. (2017). 5 Kota Paling Cocok Buat Melanjutkan Kuliah di Indonesia.

Retrieved from https://www.zetizen.com/show/7882/5-kota-paling-cocok-

buat-melanjutkan-kuliah-di-indonesia

Weiten, W., & Lloyd, M. A. (2006). Psychology Applied to Modern Life

Adjustment in the 21st Century. Canada: Thomson Wadsworth.

Williams, T. R. (2005). in International Education Skills : Adaptability and

Sensitivity. Journal of Studies in International Education, 9:356.

doi:10.1177/1028315305277681

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

104

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

105

105

Lampiran 1 Skala Kualitas Persahabatan sebelum try out

No. Pernyataan

1. Saya meluangkan waktu untuk membicarakan penyelesaian masalah

dengan sahabat saya.

2. Jika ada waktu luang di antara jadwal perkuliahan, saya berkumpul

dengan sahabat saya sambil bercerita.

3. Jika sahabat saya tidak membalas chat WA atau Line saya, saya bisa

mengerti kesibukannya.

4. Saya sangat mengerti kebiasaan sahabat saya.

5. Saya menggunakan waktu luang untuk berkumpul bersama sahabat saya.

6. Saya jarang berkomunikasi dengan sahabat yang sudah lama tidak saya

temui.

7. Ketika saya sakit, sahabat saya mengantar saya berobat.

8. Ketika sahabat saya ulang tahun, saya memberi ucapan atau kejutan untuk

sahabat saya.

9. Jika sahabat saya tidak berada satu kota, saya akan jarang berkomunikasi

dengannya.

10. Saya turut merasa bahagia ketika sahabat saya berhasil mencapai suatu

pencapaian.

11. Saya mudah melupakan peristiwa spesial yang pernah terjadi dengan

sahabat saya.

12. Saya kurang memiliki informasi mengenai hal-hal terbaru yang terjadi

pada sahabat saya.

13. Saya mempertahankan pendapat saya di hadapan sahabat saya.

14. Saya merasa cemburu ketika sahabat saya pergi dengan teman lain.

15. Saya iri dengan keberhasilan sahabat saya.

16. Saya merasa sahabat saya selalu ada ketika saya membutuhkan bantuan.

17. Mengunjungi rumah/kos sahabat saya adalah hal yang menyenangkan

bagi saya.

18. Sahabat saya menceritakan keburukan saya pada teman lain.

19. Saya mudah merasa rindu dengan sahabat saya.

20. Jika terjadi perbedaan pendapat antara saya dan sahabat maka kami akan

saling mendiskusikannya.

21. Sahabat saya sulit menjaga rahasia yang saya ceritakan kepadanya.

22. Jika saya dan sahabat sedang bertengkar, saya menghindari bertemu

sahabat saya.

23. Saya sering mengajak sahabat saya berkunjung ke rumah/kos saya.

24. Jika saya mempunyai persoalan, sahabat saya menjauh dari saya.

25. Ketika saya tidak memiliki kendaraan, sahabat saya mau mengantar saya

ke tempat tujuan.

26. Jika saya melakukan kesalahan dengan sahabat saya, saya bersedia minta

maaf kepadanya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

106

106

27. Saya dan sahabat saya saling mengetahui hal-hal yang kami suka.

28. Saya sulit meluangkan waktu untuk bertemu sahabat saya.

29. Saya merasa malu menceritakan persoalan yang saya hadapi kepada

sahabat saya.

30. Ketika saya sedang membutuhkan uang, biasanya sahabat saya

meminjami saya uang.

31. Saya sulit meluangkan waktu untuk membahas permasalahan yang terjadi

dengan sahabat saya.

32. Sahabat saya selalu memastikan bahwa saya dalam keadaan baik-baik

saja.

33. Saya sering merencanakan kegiatan akhir pekan bersama sahabat saya.

34. Ketika saya berbuat kesalahan terhadap sahabat saya, saya merasa gengsi

untuk meminta maaf.

35. Saya merasa beban permasalahan yang saya hadapi berkurang setelah

saya bercerita kepada sahabat.

36. Saya mengetahui cara agar sahabat saya memaafkan saya.

37. Ketika saya sedang sedih, sahabat saya cuek.

38. Ketika ada waktu libur, saya lebih memilih untuk menghabiskan waktu

saya sendirian dibandingkan bersama sahabat.

39. Saya merasa nyaman membicarakan permasalahan yang saya hadapi

kepada sahabat saya.

40. Sahabat saya jarang menawarkan bantuan pada saya.

41. Saya malas menanggapi ajakan sahabat saya untuk pergi bersama.

42. Ketika saya sedang membutuhkan bantuan, sahabat saya pura-pura tidak

mengetahui keadaan saya.

43. Saya enggan mengajak sahabat saya berkunjung ke rumah/kos saya.

44. Jika saya pulang larut malam, sahabat saya rela mengantar saya sampai

kos/rumah.

45. Ketika saya lupa membawa suatu barang, biasanya sahabat saya mau

meminjamkan barangnya.

46. Perbedaan pendapat membuat saya dan sahabat saya bertengkar.

47. Sahabat saya bukanlah orang yang bias diandalkan saat saya

membutuhkan bantuan.

48. Saya sulit meluangkan waktu untuk menelepon/berkomunikasi dengan

sahabat saya.

49. Sahabat saya memiliki banyak alasan ketika saya ingin meminjam

barang-barangnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

107

107

Lampiran 2 Skala Regulasi Emosi sebelum try out

No. Pernyataan

1. Saya mudah tersinggung jika teman saya membicarakan hal yang tidak

benar mengenai diri saya.

2. Ketika berada dalam situasi yang membuat saya merasa cemas, saya

berusaha memikirkan manfaat apa yang saya dapatkan dari tetap berada

pada situasi tersebut.

3. Ketika saya kurang nyaman karena kurang memahami bahasa daerah

tempat kuliah saya, dan teman saya bersedia menjelaskannya pada saya,

saya berpikir saya mendapat ilmu baru.

4. Ketika saya marah pada teman, saya berusaha tetap berperilaku baik

pada teman saya.

5. Ketika saya kecewa dengan teman, saya tidak mengungkapkannya.

6. Ketika saya kesal karena mengetahui teman kos saya melanggar

peraturan kos, saya langsung memarahinya.

7. Meskipun saya tidak setuju dengan aturan atau norma yang berlaku di

daerah tempat tinggal saya yang baru, saya tetap menghargai dan

mengikutinya.

8. Ketika saya sedih mendapatkan nilai rendah dalam ujian, saya

menyalahkan banyaknya tugas yang ada.

9. Ketika saya meraih keberhasilan, saya memikirkan strategi baru untuk

meraih keberhasilan selanjutnya.

10. Ketika saya marah pada teman, saya mampu berhadapan langsung

dengannya untuk mengungkapkan kemarahan saya.

11. Ketika saya mencemaskan sesuatu, saya sulit mengalihkan pikiran dari

hal-hal buruk yang akan terjadi.

12. Ketika saya tidak setuju dengan aturan atau norma yang berlaku di

daerah tempat tinggal saya yang baru, saya menceritakan ketidaksukaan

tersebut pada orang lain.

13. Saya menganggap setiap masalah yang terjadi membuat diri saya

menjadi lebih baik.

14. Ketika saya sedih karena tidak ada teman yang menemani saya, saya

berpikir bahwa kehadiran saya tidak diharapkan.

15. Saya hanya diam ketika saya tidak menyukai tindakan teman saya.

16. Ketika saya sedih mendapat nilai rendah, saya kurang paham bagaimana

caranya meningkatkan prestasi akademik saya.

17. Saya berusaha tetap tersenyum kepada teman kos saya, walaupun saya

sedang memiliki masalah dengannya.

18. Ketika saya sedih mendapatkan nilai rendah dalam ujian, saya berpikir

bahwa saya kurang belajar.

19. Jika ada hal-hal buruk yang saya alami, saya biasanya mengungkapkan

perasaan saya dengan bercerita pada teman baik saya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

108

108

20. Ketika saya hadir saat teman-teman sedang mengobrol dengan bahasa

daerah mereka, namun mereka tetap melanjutkan obrolan dengan bahasa

tersebut, saya menganggap mereka kurang menghargai kehadiran saya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

109

109

Lampiran 3 Kuesioner Online

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

110

110

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

111

111

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

112

112

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

113

113

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

114

114

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

115

115

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

116

116

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

117

117

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

118

118

Lampiran 4 Reliabilitas Skala

Skala Kualitas Persahabatan

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 78 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 78 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.938 40

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Item1 126.46 263.083 .405 .937

Item5 126.69 259.411 .407 .937

Item6 126.42 262.897 .392 .937

Item8 126.28 260.543 .491 .936

Item9 126.94 258.113 .402 .937

Item10 126.08 264.436 .426 .937

Item12 127.03 255.532 .507 .936

Item15 126.32 262.584 .338 .937

Item16 126.78 255.653 .566 .936

Item17 126.40 259.489 .570 .936

Item18 126.51 255.915 .523 .936

Item19 126.73 254.017 .597 .935

Item20 126.46 260.563 .524 .936

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

119

119

Item21 126.56 261.184 .382 .937

Item22 126.92 255.838 .433 .937

Item23 126.58 256.221 .503 .936

Item24 126.40 255.905 .628 .935

Item25 126.37 259.821 .439 .937

Item26 126.26 259.752 .603 .936

Item27 126.37 257.198 .584 .935

Item29 126.73 257.420 .441 .937

Item30 126.55 253.731 .627 .935

Item31 126.86 256.824 .519 .936

Item32 126.65 257.034 .614 .935

Item33 126.78 256.900 .457 .937

Item34 126.56 256.846 .486 .936

Item35 126.50 259.214 .480 .936

Item36 126.59 257.128 .583 .935

Item38 126.78 254.744 .578 .935

Item39 126.62 256.993 .525 .936

Item40 126.58 256.143 .550 .936

Item41 126.44 256.431 .593 .935

Item42 126.41 252.739 .717 .934

Item43 126.62 257.201 .484 .936

Item44 126.63 258.730 .447 .937

Item45 126.41 258.271 .592 .936

Item46 126.99 260.948 .347 .937

Item47 126.47 253.837 .664 .935

Item48 126.77 255.556 .520 .936

Item49 126.50 255.786 .560 .936

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

120

120

Skala Regulasi Emosi

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 78 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 78 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.842 18

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Item1 42.14 30.746 .367 .838

Item2 42.09 29.070 .609 .825

Item3 42.09 30.732 .458 .834

Item4 42.26 30.375 .462 .833

Item5 42.17 30.374 .472 .833

Item6 42.22 31.108 .363 .838

Item7 42.14 30.538 .412 .836

Item8 42.09 31.304 .317 .840

Item9 42.22 30.277 .471 .833

Item10 42.12 31.376 .371 .838

Item11 42.12 30.311 .503 .831

Item13 42.23 29.894 .604 .827

Item14 42.21 31.074 .352 .839

Item15 42.17 30.998 .361 .838

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

121

121

Item16 42.18 30.539 .467 .833

Item17 42.13 31.204 .304 .842

Item18 42.18 30.045 .524 .830

Item19 42.17 30.556 .510 .832

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

122

122

Reliabilitas Skala Kualitas Persahabatan Try Out 1

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 127 100.0

Excludeda 0 .0

Total 127 100.0

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.922 49

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Item1 153.60 289.274 .400 .921

Item2 153.57 289.930 .319 .921

Item3 153.57 290.611 .289 .922

Item4 153.63 289.584 .363 .921

Item5 153.80 285.794 .441 .920

Item6 154.42 286.674 .305 .922

Item7 153.99 287.881 .316 .921

Item8 153.42 287.674 .452 .920

Item9 154.07 283.765 .408 .921

Item10 153.24 292.202 .346 .921

Item11 153.67 286.763 .367 .921

Item12 154.13 282.815 .494 .920

Item13 154.55 294.995 .080 .923

Item14 154.28 290.423 .164 .924

Item15 153.54 290.251 .271 .922

Item16 153.95 282.934 .515 .920

Item17 153.54 285.536 .581 .919

Item18 153.65 284.689 .459 .920

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

123

123

Item19 153.87 283.561 .500 .920

Item20 153.57 288.660 .427 .920

Item21 153.69 288.945 .328 .921

Item22 154.02 286.666 .325 .922

Iitem23 153.76 286.198 .382 .921

Item24 153.57 283.564 .514 .920

Item25 153.57 287.422 .393 .921

Item26 153.35 287.945 .537 .920

Item27 153.54 284.996 .547 .919

Item28 154.17 288.970 .281 .922

Item29 153.93 285.368 .392 .921

Item30 153.82 287.673 .354 .921

Item31 154.02 284.190 .469 .920

Item32 153.79 285.105 .575 .919

Item33 154.00 286.111 .368 .921

Item34 153.64 285.773 .422 .920

Item35 153.61 287.304 .424 .920

Item36 153.78 282.665 .576 .919

Item37 153.70 280.767 .580 .919

Item38 153.97 281.872 .541 .919

Item39 153.75 285.079 .476 .920

Item40 153.69 282.040 .576 .919

Item41 153.60 282.623 .617 .919

Item42 153.54 280.552 .699 .918

Item43 153.69 284.310 .495 .920

Item44 153.76 286.833 .391 .921

Item45 153.57 284.771 .596 .919

Item46 154.06 286.710 .357 .921

Item47 153.59 283.006 .580 .919

Item48 153.95 284.966 .412 .921

Item49 153.67 282.334 .560 .919

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

124

124

Reliabilitas Skala Regulasi Emosi Try Out 1

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 127 100.0

Excludeda 0 .0

Total 127 100.0

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.541 20

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Item1 53.83 23.716 .228 .517

Item2 52.96 25.959 .050 .545

Item3 52.64 24.947 .228 .521

Item4 52.96 24.133 .282 .511

Item5 53.36 25.407 .057 .549

Item6 53.35 25.389 .083 .543

Item7 52.63 25.108 .223 .523

Item8 53.02 23.397 .326 .500

Item9 52.72 25.046 .231 .522

Item10 53.73 24.706 .150 .532

Item11 54.12 25.581 .066 .545

Item12 53.74 23.035 .367 .492

Item13 52.69 24.468 .278 .513

Item14 53.50 23.347 .244 .514

Item15 53.58 27.690 -.183 .588

Item16 53.61 24.066 .211 .521

Item17 53.08 24.311 .204 .522

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

125

125

Item18 52.79 25.153 .170 .529

Item19 54.43 26.897 -.083 .562

Item20 53.52 22.553 .376 .487

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

126

Lampiran 5 Perhitungan SPSS

Analisis One Sample T-Test Kualitas Persahabatan

One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Kualitas_persahabatan 160 124.81 20.406 1.613

One-Sample Test

Test Value = 100

t df Sig. (2-tailed)

Mean

Difference

95% Confidence Interval of

the Difference

Lower Upper

Kualitas_persahabatan 15.376 159 .000 24.806 21.62 27.99

Analisis One Sample T-Test Regulasi Emosi

One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Regulasi_emosi 160 49.60 5.707 .451

One-Sample Test

Test Value = 45

t df Sig. (2-tailed)

Mean

Difference

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Regulasi_emosi 10.196 159 .000 4.600 3.71 5.49

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

127

Uji Normalitas

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Kualitas_persahabatan .065 160 .091 .968 160 .001

Regulasi_emosi .073 160 .037 .989 160 .225

a. Lilliefors Significance Correction

Uji Linearitas

ANOVA Table

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

Kualitas_persahabatan

* Regulasi_emosi

Between Groups (Combined) 15386.775 26 591.799 1.549 .058

Linearity 2016.692 1 2016.692 5.277 .023

Deviation

from Linearity 13370.083 25 534.803 1.400 .116

Within Groups 50824.219 133 382.137

Total 66210.994 159

Uji Hipotesis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN … · 2019. 7. 12. · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA MAHASISWA PERANTAU SKRIPSI Diajukan

128

Correlations

Kualitas_persah

abatan Regulasi_emosi

Spearman's rho Kualitas_persahabatan Correlation Coefficient 1.000 .173*

Sig. (1-tailed) . .014

N 160 160

Regulasi_emosi Correlation Coefficient .173* 1.000

Sig. (1-tailed) .014 .

N 160 160

Analisis Tambahan

Correlations

Kualitas_pers

ahabatan Reappraisal Suppresion

Spearman's rho Kualitas_persahabatan Correlation Coefficient 1.000 .231** .050

Sig. (1-tailed) . .002 .265

N 160 160 160

Reappraisal Correlation Coefficient .231** 1.000 .314**

Sig. (1-tailed) .002 . .000

N 160 160 160

Suppresion Correlation Coefficient .050 .314** 1.000

Sig. (1-tailed) .265 .000 .

N 160 160 160

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI