Dasar ESD

Embed Size (px)

Citation preview

ESD, singkatan dari Electrostatic Discharge, menurut ESD Association doc#ADV1.0-2004 didefinisikan sebagai rapid spontaneous transfer of electrostatic charge between two bodies at different electrostatic potentials as they approach one another usually the charges flow through a spark. Dalam bahasa kita, saya pikir bisa diterjemahkan bebas sebagai loncatan muatan listrik statik dari suatu objek ke objek yang lain yang mempunyai benda potensial listrik umumnya terjadi antara konduktor dengan konduktor. Kata loncatan membawa pengertian bahwa perpindahan muatan listrik statik berlangsung cepat (rapid) dalam waktu yang sekejap atau seketika (spontaneous) sehingga bisa dibayangkan terjadinya bunga api (spark) setiap kali ada loncatan listrik statik. Loncatan atau perpindahan muatan listrik yang terjadi secara cepat ini menyebabkan arus listrik yang dihasilkan sangat tinggi, akibatnya energi panas yang dihasilkannya pun tinggi juga yang bisa membakar atau melelehkan objek yang dikenainya. Sebaliknya jika perpindahan muatan terjadi secara lambat misalnya karena ada resistansi (hambatan listrik) permukaan objek maka arus listrik dan energi yang lebih rendah, sehingga mungkin cukup aman dan tidak merusak objek yang terkena. Ini salah satu teknik atau metoda yang digunakan orang untuk mengurangi bahaya ESD di industri elektronik. Jika muatan yang ditransfer cukup besar, maka bunga api akan terlihat secara visual (dengan mata). Tetapi untuk muatan yang sedikit hanya beberapa nano Coulomb saja, seringkali bunga api tidak terlihat tapi bisa dideteksi dengan detektor elektromagnetik karena setiap terjadi bunga api akan memancarkan gelombang EM. Kita semua tahu bahwa petir adalah contoh dari ESD yang paling besar dan menakutkan di alam. Dengan menggunakan detektor elektromagnetik yang peka, kita akan bisa mendeteksi petir-petir kecil yang kasat mata yang energinya cukup kuat untuk merusak komponen elektronik. Jika kita mengenal adanya alat penangkap petir untuk mengamankan bangunan atau cara lain untuk menjinakkan sambaran petir, maka kitapun bisa melakukan hal yang sama terhadap petir-petir kecil tersebut yang berpotensi untuk merusak komponen elektronik. Itulah sebabnya dalam industri elektronik, kendali ESD (ESD control) merupakan keharusan. Untuk menerapkan kontrol yang efektif dan efisien, kita mesti mengetahui ambang batas kemampuan komponen elektronik (voltage failure threshold) yang diproduksi sehingga kita bisa menge-set (mengatur) berapa banyak muatan listrik statik yang bisa ditolerir biasanya dinyatakan dalam voltase atau tegangan listrik. Biasanya uji atau tes sensitivitas produk terhadap ESD dilakukan mengikuti beberapa model, misalnya Human Body Model (HBM), Machine Model (MM) atau Charged Device Model (CDM). Protokol atau pedoman bagaimana melakukan kontrol ESD dapat merujuk ke ANSI/ESD S20.20 dari ESD Association. ANSI/ESD S20.20 ini merupakan semacam ISO-9000 untuk kontrol ESD. Sekilas tentang ANSI/ESD S20.20 dapat dilihat pada rubrik yang lain. Dengan makin banyak otomatisasi pada proses produksi, sekarang ini diketahui efek buruk lain dari ESD yaitu robotic lock-up. Ini terjadi karena setiap kali terjadi ESD maka akan dipancarkan gelombang EM ke sekitarnya, yang dapat ditangkap oleh rangkaian elektronik dan mengacaukan kerja mikroprosesor dan gerakan robot. Meskipun elektrostatik telah dikenal sejak abad ke-18 dan merupakan bagian tak ternilai dari fisika, tidak banyak aplikasi dan penemuan yang didasarkan pada prinsip elektrostatik. Salah satu satu penemuan yang bisa dikatakan sangat penting di bidang elektrostatik pada masa itu adalah penangkap petir dari Benjamin Franklin.Mungkin kita masih ingat tentang eksperimen yang dilakukan oleh Benjamin Franklin dengan menaikkan layang-layang di saat petir menyambar untuk membuktikan bahwa awan dan petir itu bermuatan listrik. Cerita dan eksperimen ini bisa dilihat di www.pbs.org/benfranklin/exp_shocking.html. Sungguh menarik karena ada simulasinya segala. Kita juga diajari bagaimana membuat layang-layang!

Dengan membuat pengecualian untuk penangkap petir diatas, baru setelah permulaan abad ke-20 ditemukan aplikasi industri yang pertama dari elektrostatik. Pada tahun 1906, Frederick Cottrell menemukan elektrofilter [electrofilter] atau pengaring elektrostatik [electrostatic precipitator]. Revolusi industri telah menempatkan jejak hitamnya pada lingkungan, dan sumber pencemaran terbesar adalah hasil pembakaran dari industri berat. Elektrofilter merupakan terobosan yang sungguh berarti karena dapat menangkap abu dari asap yang berasal dari hasil pembakaran, misalnya pada pembangkit tenaga listrik berbahan bakar batubara. Sukar untuk membayangkan tingkat polusi pada masa sekarang tanpa penemuan ini yang pada prinsipnya sangat sederhana tetapi merupakan hasil penemuan yang cemerlang. Penyaring elektrostatik hanya satu permulaan. Segera setelah itu, ditemukan metoda untuk memisahkan campuran partikel yang berbeda jenisnya, diikuti oleh metoda pengecatan dengan semprotan secara elektrostatik dan juga metoda pelapisan dengan eletrostatik. Semua proses ini pada dasarnya adalah sangat sederhana. Akan tetapi lain dengan hasil pekerjaan Chester Carlson. Dengan menyandang gelar sarjana hukum dan fisika, Carlson bekerja di kantor paten, dan karenanya memahami kebutuhan untuk menyalin atau mengopi hasil paten. Lalu, dia memutuskan untuk menciptakan alat penyalin yang lebih lebih baik. Ketika dia memilih kombinasi elektrostatik dan fotokonduktivitas sebagai prinsip dasar kerjanya, hampir semua orang setuju bahwa kombinasi ini tak akan bekerja. Dan setiap orang hampir benar. Akan tetapi Carlson tidak putus asa, setelah bertahuntahun melakukan percobaan, hasil akhirnya adalah proses fotokopi yang kita kenal sekarang. Meskipun prosesnya tidak hanya melibatkan elektrostatik, orang masih mengenalinya sebagai aplikasi dari elektrostatik. Pada masa selanjutnya, efek elektrostatik mulai menakutkan dan memberi kesan buruk. Dimulai pada tahun 1930-an, pada saat itu ledakan pada gudang penyimpanan peluru dilaporkan terjadi hampir setiap minggu di bagian tengah Amerika. Dengan kejadian ini dan bertambahnya ledakan di ruang operasi di rumah sakit dan laboratorium kimia dan farmasi, orang menyebut bahwa penyebab ledakan adalah listrik statik! Sangat alami untuk menganggap bahwa pelepasan elektrostatik [electrostatic discharge] adalah pemantik atau sumber penyala dari ledakan-ledakan seperti itu. Elektrostatik atau Listrik statik sampai sekarang lebih dari hanya sekedar ledakan. Pada tahun 1930-an, listrik statik sudah menyusahkan industri percetakan begitu juga industri tekstil : misalnya kertas yang menempel satu sama lain, juga serat yang menggumpal dan susah dikontrol selama pemintalan dan penenunan. Dengan pengembangan semua jenis material polimer di tahun 1940 dan 1950-an seperti nilon, orlon dan teflon listrik statik masuk menjadi bagian dalam rumah tangga. Orang mengenali listrik statik sebagai sumber/penyebab kenapa kain baju lengket ke tubuh atau penyebab kenapa layar TV dan monitor kotor. Dan konon, listrik statik juga disalahkan karena menyebabkan sakit kepala dan menghancurkan keseimbangan antara ion negatif yang baik dan ion positif yang jahat di udara. Akhirnya, elektrostatik lebih banyak dikenal karena efek perusaknya. Pada tahun 1960-an, efek perusakan listrik statik menyebar ke tempat yang baru : dunia elektronik. Beberapa orang menganggap kehadiran MOSFET (metal oxide semiconductor field-effect transistor) sebagai permulaan perioda ini. Disini efek listrik statik mulai dikenal sebagai ESD (Electrostatic Discharge). Komponen elektronik yang berukuran makin kecil dan berkemampuan makin canggih, membuatnya makin sensitif terhadap ESD. Diperkirakan ESD menyebabkan industri elektronik mengalami kerugian jutaan dolar setiap tahunnya, dan karenanya kendali/kontrol ESD (ESD control) merupakan keharusan atau keniscayaan bagi industri elektronik. Jadi, pada dasarnya kasus elektrostatik dapat dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu Electrostatic Discharge (ESD) dan Electrostatic Attraction (ESA). ESD selalu menjadikan elektrostatik berwajah jahat, sedangkan ESA mempunyai dua pengaruh jahat dan baik. ESA ada karena bekerjanya gaya Columb (tarik menarik atau tolak menolak) pada elektrostatik jika bisa dimanfaatkan maka ESA menjadikan elektrostatik berwajah baik, jika kehadirannya menganggu maka jadilah elektrostatik berwajah buruk. Semuanya akan kita bahas tersendiri.

Kita kenal bahwa muatan listik pada permukaan suatu benda terjadi karena ketidakseimbangan jumlah elektron (bermuatan negatif) terhadap proton (bermuatan positif). Jika kelebihan elektron, kita katakan benda tersebut bermuatan negatif. Jika terjadi sebaliknya, maka benda tersebut bermuatan positif. Benda yang bermuatan sejenis atau mempunyai polaritas muatan yang sama (positif dengan positif, atau negatif dengan negatif) akan tolak-menolak, sedangkan benda benda yang berbeda muatan (positif dengan negatif) akan saling tarik menarik. Ketika belajar Fisika, kita mengetahui hal ini sebagai hukum Coulomb. Jika jumlah elektron sama dengan proton, maka dikatakan bahwa benda tersebut adalah netral atau tidak bermuatan !Kalau muatan listrik itu diam dipermukaan suatu benda, maka kita katakan bahwa benda tersebut bermuatan listrik statik. Fenomena muatan listrik statik atau elektrostatik sudah dikenal manusia sejak dulu karena mudah ditemukan di alam sekitar. Kita bisa dengan mudah menimbulkan muatan listrik statik pada benda-benda bukan logam disekitar kita dengan menggosokkannya dengan benda lain. Mungkin kita masih ingat eksperimen sederhana saat sekolah dulu : sisir plastik yang digosok dengan kain, lalu didekatkan dekat lengan, akan menarik rambut-rambut di kulit lengan, atau jika didekatkan ke sobekan-sobekan kertas diatas meja maka sisir plastik akan menarik sobekan-sobekan kertas tersebut. Syaratnya : sisir dan kainnya mesti kering. Jika basah, tak cukup banyak muatan listrik yang dihasilkan. Ini bukan sulap atau magik, tapi sains. Bagi yang suka nonton Mr. Bean, ada satu episode dimana tubuh Mr.Bean menjadi bermuatan listrik setelah bermain-main dengan alat penghasil muatan listrik statik, yang biasanya dinamakan generator Van de Graaff. Ternyata elektrostatikpun bisa jadi bahan lelucon juga ya! Cara mudah menimbulkan muatan listrik statik, seperti eksperimen sederhana diatas, adalah dengan menggosok atau menggesek permukaan suatu benda dengan benda lain. Cara ini dikenal dengan nama triboelectric charging (pemberian muatan secara triboelektrik). Besar dan jenis muatan yang ditimbulkan tergantung pada banyak hal : jenis benda, kelembaban udara, luas permukaan kontak, kecepatan dan tekanan pada saat bergesekan dan pemisahan. Makin luas permukaan kontak, maka makin tinggi muatan statik yang dihasilkan. Untuk benda padat, kita bisa mem-prediksi jenis muatan yang dihasilkan dari deret triboelektrik, contoh deret triboelektrik ditunjukkan pada tabel 1. Jika katun digosok dengan wool misalnya maka wool akan cenderung bermuatan positif sedang katun bermuatan negatif. Muatan statik yang dihasilkan juga relatif lebih tinggi dibandingkan jika katun digosok dengan sutra, karena dalam deret tersebut wool terletak diatas sutra. Keberadaan muatan listrik statik dapat diketahui dengan menggunakan beberapa alat pengukur khusus yang disebut Electrometer dipasaran bisa dijumpai alat yang disebut Electrostatic Fieldmeter (satuan ukurnya volt/meter), Electrostatic Voltmeter (satuan ukur dalam volt) dan Coulombmeter (satuan ukur dalam coulomb).

Dasar-03 : Netralisasi muatan dan sifat listrik bahanJadi, jika adanya muatan listrik statik menimbulkan masalah, maka salah satu solusinya adalah dengan menetralkan mutan listrik bersangkutan. Cara efektif untuk menetralkan muatan listrik dilakukan berdasarkan sifat listrik material/bahan.Pada dasarnya netralisasi muatan dapat dilakukan dua cara, yaitu grounding dan ionisasi dengan ionizer. Grounding dilakukan jika elektron dapat

bergerak atau mengalir dalam bahan bersangkutan, yaitu dengan menghubungkan bahan tersebut ke tanah/bumi atau bagian ground dari kabel listrik karena tanah/bumi adalah reservoar muatan (sumber muatan yang tak-terhingga). Sebaliknya, untuk bahan yang tak dapat mengalirkan muatan, maka tidak ada jalan lain untuk menetralkan muatan kecuali memberikan muatan yang berlawanan dari udara. Sebetulnya udara mengandung sejumlah molekual uap air yang dapat menetralkan permukaan suatu benda, tapi netralisasi secara alami ini akan berlangsung sangat lama. Untuk mempercepat proses netralisasi, maka digunakan alat/peralatan yang disebut Ionizer. Ionizer dirancang untuk menghasilkan sejumlah besar ion positif maupun negatif dan ion-ion tersebut diarahkan ke permukaan benda yang akan dinetralisasi. Selain itu, netralisasi juga dapat dilakukan dengan membasahi permukaan bahan bersangkutan dengan air biasa (bukan DI water) atau larutan yang mengandung air seperti IsoPropyl Alcohol (IPA). Berdasarkan sifat listriknya, material/bahan dikelompokkan menjadi 3 sebagai berikut :

Konduktif jika resistansinya < 105 ohm Disini elektron mudah bergerak atau mengalir, jadi netralisasi dapat dilakukan dengan mudah dengan cara grounding. Contoh : logam dan tubuh manusia

Insulatif jika resistansinya > 1011 ohm Elektron bisa dikatakan tak dapat bergerak, jadi netralisasi hanya mungkin dilakukan dengan ionisasi. Contoh : plastik dan karet Dari pengukuran tribocharging, kita bisa menentukan apakah muatan listrik mudah ditimbulkan pada bahan tersebut jika tidak mudah membangkitkan muatan (atau muatan yang dihasilkan cukup rendah), maka bahan itu dapat dikatakan sebagai anti-statik

Statik disipatif resistansi di antara 105 sampai 1011 ohm Disini, elektron dapat bergerak tetapi lambat, jadi perlu diketahui parameter decay time untuk mengetahui berapa cepat grounding dapat menetralisasi muatan. Pengukuran tribocharging juga perlu dilakukan untuk mengetahui apakah bahan tersebut anti-statik atau tidak. Umumnya bahan yang masuk kategori statik disipatif adalah bahan buatan artinya memang khusus dibuat untuk mempunyai resistansi tertentu misalnya bahan dasarnya adalah insulatif tapi diberi tambahan karbon dalam kadar tertentu untuk membuatnya bersifat statik disipatif. Jika kadarnya berlebih, bahan juga bisa bersifat konduktif.

Untuk mengukur nilai resistansi bahan, kita gunakan MegaOhmmeter (atau Surface Resistance Meter) ini semacam multimeter biasa tetapi dengan jangkauan pengukuran sampai 100 G Ohm atau lebih. Kita juga dapat menggunakan electrometer (misalnya Electrostatic Voltmeter/ Fieldmeter) untuk mengukur muatan listrik dari proses tribocharging dan dengan bantuan stopwatch, kita pun dapat mengukur decay time secara kualitatif. Untuk hasil yang lebih akurat, kita perlu menggunakan Charged Plate Monitor.

Pengepakan/Pengemasan Protektif

Ada banyak cara untuk melakukan teknik pengepakan/pengemasan protektif terhadap ESD (ESD protective packaging) tergantung kebutuhan, semuanya mesti didokumentasikan. Evaluasi atau kualifikasi kemasan dapat merujuk ke ANSI/ESD S54.1. Pada dasarnya kualifikasi ini dilakukan untuk mencegah terjadinya loncatan (discharge) muatan listrik statik langsung (dari lingkungan sekitar) ke item ESDS yand disimpan didalam kemasan, baik di dalam EPA maupun di luar EPA. Kualifikasi material perlu memperhatikan faktor lain, misalnya jika material yang digunakan kemungkinan menimbulkan kontaminasi partikel atau mengeluarkan gas tertentu (outgas), maka evaluasi atau kualifikasinya mesti memenuhi persyaratan lain yang ditetapkan oleh pemakai. Penandaan Penandaan diberikan untuk memberi tahu adanya kompenen ESDS disuatu peralatan atau suatu tempat produksi, juga dapat diberikan pada kemasan protektif ESD. Simbol penandaan dapat merujuk ke EOS/ESD S8.1 Keterangan Tambahan Ada dua lampiran berisi keterangan tambahan tapi tidak dianggap sebagai bagian dari S20.20 : o Lampiran pertama membahas tentang Automated Handling Equipment, Glove & Finger coat dan Hand tool. Disebutkan bahwa belum ada batasan spesifikasi dan kriteria verifikasi yang disepakati untuk hal-hal tersebut, jadi pengguna perlu menetapkannya sendiri. o Lampiran kedua membahas tentang ESD sensitivity testing. Ada 3 model ESD yang biasa digunakan untuk menentukan ambang batas sensitivitas divais, yaitu : Human Body Model (HBM), Machine Model (MM) dan Charged Device Model (CDM). Automated Handling Equipment ESD SP10.1 Pada mesin atau peralatan yang bisa diprogram untuk bergerak secara otomatis, kontrol ESD untuk mesin/peralatan seperti ini bisa dilakukan dengan mengukur resistansi ke ground dari komponen mesin (terutama yang kontak langsung dengan divais/ESDS) dan memonitor muatan elektrostatik pada divais saat melewati atau diproses dalam mesin tersebut. Glove ANSI/ESD SP15.1 Disini dijelaskan prosedur untuk mengukur resistansi glove (sarung tangan) dan finger coat (sarung ujung jari) yang digunakan untuk kontrol ESD. Hand tool ESD STM13.1 Disini dijelaskan metoda untuk mengukur kebocoran arus listrik (leakage) dan resistansi ke ground untuk peralatan soldering/desoldering. Meskipun tidak secara khusus disebutkan disini, hand tool yang menggunakan tenaga baterei, pneumatik atau lainnya pun perlu dievaluasi sebelum digunakan.

Daftar standar ESD yang dirujuk disini : ANSI/ESD S1.1 Wrist straps ANSI/ESD STM2.1 Garments ANSI/ESD STM3.1 Ionization ANSI/ESD SP3.3 Periodic Verification of Air Ionizers ANSI/ESD S4.1 Worksurfaces Resistance Measurements ANSI/ESD STM4.2 ESD Protective Worksurfaces Charge Dissipation Characteristics ANSI/ESD S6.1 Grounding ANSI/ESD S7.1 Floor Materials Characterization of Materials ANSI/ESD STM9.1 Footwear Resistive Characterization ESD SP9.2 Footwear Foot Grounders Resistive Characterization ANSI/ESD STM97.1 Floor Materials and Footwear Resistive Measurement in Combination with a Person ANSI/ESD STM97.2 Floor Materials and Footwear Voltage Measurment in Combination with a Person ESD TR53 Compliance Verification of ESD Protective Equipment and Materials ANSI/ESD STM12.1 Seating Resistive Measurement ANSI/ESD S541 Packaging Materials for ESD Sensitive ItemsPersyaratan TeknikalPersyaratan teknikal mencakup hal-hal sebagai berikut :

Sistem grounding (grounding/equipotential bonding system) Grounding tubuh (personnel grounding) Area terproteksi (EPA, EPA = ESD Protected Area) Sistem pengemasan/pengepakan produk (packaging system) Penandaan (marking)

Sistem grounding Sistem grounding diterapkan untuk memastikan bahwa semua item ESDS, tubuh manusia dan konduktor lainnya mempunyai potensial listrik yang sama.

Persyaratan teknikal

Penerapan

Metoda uji/ pengetesan ANSI/ESD S6.1 ANSI/ESD S6.1 ANSI/ESD S6.1

Spesifikasi

Sistem grounding

Equipment Grounding Conductor Auxiliary Ground Equipotential Bonding

Impedansi < 1 ohm < 25 ohm ke Equipment Grounding Conductor < 109 ohm ke Common Connection Point

Grounding tubuh Semua orang mesti terhubung ke sistem grounding ketika memegang item ESDS, dengan mengikuti beberapa alternatif sebagai berikut :

Jika operator duduk, maka hubungan ke ground melalui wrist strap. Jika operator berdiri, maka ada dua pilihan : hubungan ke ground dapat dilakukan melalui wrist strap atau sistem lantai & alas kaki : metoda-1 bila total resistansi sistem (dari tubuh melalui alas kaki dan lantai ke ground) < 3.5107 ohm atau metoda-2 jika total resistansi > 3.5107 ohm tetapi < 109 ohm. Kalau garmen ESD digunakan sebagai jalur grounding daripada wrist strap, maka total resistansi termasuk tubuh-garmen-wrist strap harus < 3.5107 ohm.

Area Terproteksi (EPA) Memegang item ESDS tanpa penutup atau kemasan pencegah ESD (ESD protective covering or packaging) harus dilakukan didalam suatu Area Bebas ESD (EPA). EPA disini dapat berupa satu area kerja, satu ruangan atau satu gedung. Papan tanda yang menunjukkan area EPA mesti ada dan terlihat jelas sebelum seseorang memasuki EPA. Akses ke dalam EPA dibatasi untuk mereka yang telah mengikuti pelatihan ESD. Orang yang belum mengikuti pelatihan harus didampingi selama berada di EPA. Dalam rangka mencegah kerusakan karena efek FI-CDM, program ESD harus mencakup penanganan proses yang melibatkan insulator. Jika medan yang terdeteksi lebih dari 2000 volt/inci, perlu dilakukan tindakan untuk (a) menjauhkan insulator dari ESDS sekurangnya 30 cm (12 inci) atau (b) menerapkan ionisasi atau cara lain utnuk menetralisir muatan. Semua insulator yang tak diperlukan harus dipindahkan dari area kerja dimana item ESDS dipegang.

Banyak cara untuk membuat kontrol ESD dalam suatu EPA. Tabel berikut ini menunjukkan contoh item yang dikontrol dalam EPA.

Kualifikasi produk dapat dilakukan sendiri (internal), oleh pihak ketiga yang independen, atau dengan merujuk ke spesifikasi yang diberikan oleh penyedia produk. Standar prosedur ANSI/ESD S20.20 adalah pedoman untuk membuat dan menjalankan Program Kontrol ESD untuk menangani divais (device) elektronik atau elektrikal yang mempunyai sensitivitas sama atau lebih besar dari 100 volts berdasarkan tes HBM (Human Body Model). Dokumen ini dapat di muat-turun secara gratis dari www.esda.org. Standar S20.20 ini diharapkan menjadi semacam prosedur ISO untuk ESD. Jadi, apa saja yang diterapkan mesti didokumentasikan dan juga, apa saja yang didokumentasikan mesti diterapkan. Versi terakhir S20.20 dirilis pada 1-Mei-

2007. Isinya lebih ringkas dibandingkan versi sebelumnya yang dibuat pada tahun 1999. Disebutkan juga bahwa dokumen S20.20 ditulis berdasarkan pengalaman beberapa organisasi komersial maupun militer, termasuk Asosiasi ESD, Standar Militer dan ANSI untuk sifat material dan metoda uji/pengetesannya.

ANSI/ESD S20.20 yang dibahas singkat disini merujuk ke versi terakhir (2007). Prinsip dasar kontrol ESD yang menjadi landasan dokumen ini dijelaskan sbb :

Semua konduktor, termasuk tubuh manusia, harus dihubungkan secara elektrikal ke ground/tanah atau ground semu (misalnya bodi pesawat dan kapal) sehingga menimbulkan keseimbangan potensial listrik (equipotential). Proteksi elektrostatik dapat dilakukan diatas potensial 0 volt (0 volt berarti ground yang sebenarnya) selama semua benda yang terhubung berada pada potensial listrik yang sama. Insulator tidak dapat dinetralkan dengan grounding. Jika material insulator dibutuhkan dalam proses produksi, maka sistem ionisasi diperlukan untuk netralisasi insulator seperti ini (contoh material PCB). Penilaian resiko atas pemakaian insulator dalam proses produksi mesti dilakukan untuk memastikan tindakan tepat yang mesti diambil untuk meminimalkan atau menghilangkan resiko kerusakan divais/produk karena ESD. Transportasi item ESDS diluar EPA mesti dilakukan dengan memasukkannya kedalam tempat tertutup yang terbuat dari material protektif terhadap ESD, meskipun jenis material yang digunakan bergantung pada keadaan. Didalam EPA, anti-statik dan material statik-disipatif mungkin sudah cukup memberikan proteksi yang diinginkan. Akan tetapi di luar EPA, disarankan untuk menggunakan material anti-statik dan material shielding. Meskipun tidak dibahas detil disini (bisa merujuk ke ANSI/ESD S541) penting untuk mengetahui perbedaan keduanya dalam hal aplikasi.

Kosakata :ESDS = ESD Susceptility Item ESDS = produk/divais yang peka terhadap ESD EPA = ESD Protected Area, Area yang dikontrol sehingga (diharapkan) bebas dari ESD Shielding = bersifat mampu mengurangi atau membatasi penetrasi medan listrik

Program Kontrol ESD disyaratkan mencakup hal-hal yang bersifat administratif dan teknikal, untuk menjamin terlaksananya proteksi terhadap ESD secara terus menerus. Detil prosedurnya bisa dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan, terutama jika sensitivitas divais kurang dari 100 volt.

Persyaratan AdministratifPersyaratan administratif meliputi tiga hal sebagai berikut :

Rencana program (ESD control program plan) Pelatihan (training) Verifikasi (compliance verification)

Ketiga hal ini dapat dimasukkan dalam satu dokumen atau masing-masing dibuat dalam dokumen terpisah.

Rencana program kontrol ESD

Ini merupakan dokumen induk/utama untuk membuat, menjalankan dan memverifikasi pelaksaan program kontrol ESD, antara lain berisi cakupan atau jangkauan program, pembagian tanggung jawab secara organisasi, prosedur kerja setiap rencana, dsb dan dokumen ini dibuat sejalan dengan sistem kualitas (quality system/plan). Pelatihan Pelatihan tentang kesadaran dan pencegahan ESD harus diberikan pada semua orang yang akan memegang atau kontak dengan item ESDS (ESDS = ESD Susceptible, Item ESDS = benda/produk yang dikategorikan sebagai sensitif terhadap ESD). Pelatihan disini berupa pelatihan awal dan pelatihan berkelanjutan. Jenis dan frekuensi pelatihan harus didefinisikan dalam dokumen. Selain, dijelaskan juga cara menyimpan dan menjaga catatan/hasil pelatihan (training record). Verifikasi Verifikasi kesesuaian antara dokumentasi dan aktual pelaksanaannya harus dilakukan, ini meliputi daftar item atau hal yang perlu diverifikasi atau diaudit, metoda verifikasi atau cara pengukuran, batasan spesifikasi dan frekuensi verifikasi, termasuk metoda pengetesan dan instrumen yang digunakan. Catatan/hasil audit atau verifikasi harus disimpan dan dijaga sebagai bukti kesesuaiannya dengan persyaratan teknikal. Pengetahuan tentang instrumen yang digunakan sangat penting karena menentukan keabsahan hasil pengukuran : perlu diketahui apa yang bisa dilakukan dan apa yang tidak bisa dilakukan oleh instrumen tersebut. Dalam hal ini kita mengenal ada tiga kategori yaitu Indicator, Audit Grade, Laboratory Grade. Audit atau verifikasi dapat dilakukan dengan instrumen dalam kategori Indicator atau Audit Grade dengan mengetahui keterbatasan dari instrumen bersangkutan. Kontrol elektrostatik di industri non-elektronik tidak seketat industri elektronik. Disini lebih banyak terjadi masalah ESA (Electrostatic Attraction) masalah yang timbul karena adanya gaya tarik atau tolak elektrostatik, umumnya karena pemakaian bahan insulatif dalam proses produksi (plastik, gelas, dsb) atau malah material atau zat dari produknya sendiri bersifat insulatif. Salah satu solusinya adalah dengan menggunakan ionizer untuk menetralkan muatan. Berikut ini disajikan beberapa contoh aplikasi :

Elektrostatik pada proses pelipatan (tekstil, plastik, dsb) Masalah : Suatu lembaran bahan disimpan langsung kedalam wadah pengumpul menggunakan lengan berayun seperti terlihat pada gambar 1. Beberapa masalah timbul dalam proses ini : (a) muatan listrik statik menyebabkan lembaran bahan lengket atau menempel pada sisi wadah pengumpul. (b) partikel debu menempel pada lembaran bahan kotor menyebabkannya kotor (terkontaminasi). Solusi : Penempatan ionizer pada lengan berayun untuk menetralkan muatan statik sebelum bahan diletakkan pada wadah pengumpul.

Elektrostatik pada pengisian botol (misalnya di industri farmasi dan kosmetik) Masalah : (a) sebelum proses pengisian, botol plastik/gelas bermuatan tinggi dan menarik partikel debu sehingga kotor, (b) pada proses pengisian, serbuk/bubuk tidak dapat diisikan ke dalam botol dengan tepat beberapa persen akan keluar dan menyebar di sekitar botol sehingga mengurangi efisiensi proses selain mengotori botol dan tempat kerja. Ini disebabkan baik botol maupun serbuk bermuatan statik tinggi. (c) bubuk yang bermuatan statik juga melekat pada ujung corong pengisi sehingga menyulitkan proses pengisian botol. Solusi : Penempatan ionizer batang untuk menetralkan botol sebelum proses pengisian, dan ionizer cincin di dekat ujung corong untuk menetralkan serbuk di ujung corong sehingga tidak ada serbuk yang menempel dan langsung mengisi botol.

Mungkin tidak banyak dari kita yang menyadari beberapa aplikasi penting yang didasarkan pada prinsip elektrostatik. Perkataan elektrostatik atau listrik statik kemungkinan besar akan mengingatkan kita pada kejadian atau fenomena buruk, seperti sambaran petir saat hujan badai, kain baju (dari bahan sintetis) yang lengket di badan, layar tv atau monitor (pakai tabung) yang kotor, kebakaran di pompa bensin (terutama di negara dengan kelembaban rendah), dan efek perusakan pada komponen elektronik yang dikenal sebagai ESD.Bila mendengar kata ion, mungkin tidak banyak yang mengkaitkannya dengan elektrostatik. Jadi ketika kita membeli pendingin udara (AC) atau pembersih udara (air purifier) atau lemari es yang dilengkapi dengan pembangkit ion-ion, mungkin tidak terbayang bahwa itu merupakan sisi baik dari penggunaan elektrostatik. Barangkali kita bisa mendaftar aplikasi sederhana dari elektrostatik di rumah kita. Salah satunya adalah sikat atau kemoceng untuk membersihkan debu di permukaan perabot rumah tangga. Selain itu, ada cairan pembersih permukaan yang dipromosikan dapat memberikan lapisan anti-debu, sebenarnya ini adalah cairan anti-statik yang membuat permukaan benda bersangkutan tidak mudah menarik partikel debu atau membuat permukaan benda mudah dibersihkan. Kebanyakan aplikasi elektrostatik terkait dengan penanganan partikel baik partikel di udara atau di dalam cairan. Pada semua aplikasi elektrostatik, beberapa material harus di-elektrifikasi yaitu dengan memberi muatan listrik pada partikel bersangkutan. Proses elektrifikasi yang sering digunakan adalah elektrifikasi korona, kontak, triboelektrik, serta induksi dan polarisasi di dalam medan listrik. Berikut ini adalah contoh aplikasi tersebut : Penyaringan Elektrofilter adalah aplikasi tertua dari prinsip elektrostatik di dunia industri, sejak tahun 1906 ketika Frederick Cottrell membuat alat penyaring pertamanya. Gambar 1 menunjukkan sketsa sederhana dari elektrofilter dan gambar 2 menunjukkan cara kerjanya

Kawat tunggal (atau deretan kawat) diberi beda tegangan tinggi, menyebabkan ion negatif dan positif terbentuk disekitar kawat. Seperti terlihat pada gambar, ion-ion negatif tertarik ke kawat dan ternetral-kan, sedangkan ion-ion positif membentuk daerah awan muatan berkonsentrasi tinggi dan memberi muatan positif pada partikel debu/udara yang lewat daerah ini. Aliran udara membawa partikel bermuatan ke bagian dalam, dan kemudian bergerak membelok ke arah lempengan elektroda pengumpul dan menempel disana. Pemisahan Prinsip pemisahan elektrostatik adalah memberi muatan pada komponen atau unsur-unsur dari campuran partikel dengan polaritas yang berlawanan (atau membiarkan bahan konduktif tidak bermuatan) dan selanjutnya memisahkan komponen dengan gaya tolak atau medan listrik luar, kemungkinan ditambah dengan gaya gravitasi. Contoh proses pemisahan ini diperlihatkan pada gambar 3. Suatu campuran partikel konduktif dan insulatif dicurahkan ke drum/tong yang di-ground, dan semua partikel diberi muatan (dalam contoh ini bermuatan positif) dengan cara elektrifikasi korona. Ketika partikel meninggalkan daerah disekitar elektroda, partikel konduktif kehilangan muatan ke drum kemudian jatuh dan terpisah karena gaya gravitasi dan sentrifugal. Partikel insulatif melekat pada drum sampai ke sebuah sikat atau pengelupas untuk melepaskannya, bisa juga dibantu dengan pemberian muatan negatif untuk menetralkannya.

Bahan bacaan : Niels Johanessen, Useful Static Electricity, di kolom Mr.Static, Compliance Engineering