12
GEREJA St. Anselm’s Church 1 MacNaughton Rd. (Bayview & Millwood) Toronto ON M4G 3H3 Ph: (416) 485-1792 Subway Stn: Davisville Redaksi: Angelina Hanapie Julian Wibowo Novius Handy Randy Danurahardja Yusup Yusup Penasehat: Rm. J. Juliwan M. SCJ Alamat Redaksi: c/o Priests of the Sacred Heart 58 High Park Blvd. Toronto ON M6R 1M8 Email: [email protected] WWW.UKI.CA SEPTEMBER 2015/NO.279 BERITA U.K.I M e w a r t a k a n I m a n d a n K a s i h khir liburan.... Sejak awal September semakin banyak tulisan dan ungkapan ‘back to school’ atau ‘back to class’. Ungkapan ini mengingatkan kepada semua murid atau mahasiswa, semua pelajar untuk bersiap kembali memasuki dunia study formal. Maka semua perlu dipersiapkan untuk memasuki masa sekolah ini. Namun sebenarnya, bukan hanya para pelajar yang sedang diingatkan, melainkan semua orang yang terkait dengan mereka juga ikut diingatkan. Oleh sebab itulah para orang tua mulai sibuk mempersiapkan perlengkapan sekolah anak- anak mereka. Bahkan semua orang ikut terkena arus kembalinya anak-anak ke sekolah ini, termasuk ritme hidup harian pun ikut terpengaruh. Situasi ini juga sekaligus menjadi tanda akhirnya masa liburan Musim Panas yang panjang. Berakhirlah masa piknik, camping, jalan-jalan keliling dunia dan tidur panjang. Ini juga menjadi tanda bahwa sebentar lagi Musim Panas akan segera berakhir. Tentunya semua berharap bahwa ada banyak pengalaman indah selama masa liburan ini yang akan memberikan semangat baru. Jelaslah bahwa pengalaman yang didapat akan semakin mengembangkan setiap pribadi, baik secara manusiawi maupun secara ilahi/rohani. Rutin namun bukan rutinitas.. Terkesan bahwa ‘back to school’ menjadi kembali ke kegiatan rutin lagi bagi semua orang. Kegiatan yang biasa dilanjutkan, baik ke sekolah, bekerja dan semua aktivitas lainnya. Bahkan di Paroki juga, selama libur ada jadwal Misa selama Musim Panas, sekarang dikembalikan lagi ke jadwal biasa. Seolah semuanya kembali seperti biasa lagi dan mengulang yang sudah ada, hanya diubah selama masa liburan, kembali ke rutinitas. Apakah benar kembali ke ritme rutin lalu menjadi sebagai rutinitas? Tentu saja tidak begitu. Memang semuanya kembali ke rutin kegiatan dan kehidupan harian, namun ini bukanlah rutinitas. Setiap hari selalu ada 24 jam dan kegiatan kita mulai dari pagi dan berakhir pada malam hari, begitulah setiap hari berlangsung. Namun demikian setiap hari adalah ... kembali ke ‘rutinitas’?.. Oleh Rm. Johanes Juliwan Maslim, SCJ A Bersambung ke halaman 8, KEGIATAN DI BULAN OKTOBER Misa Minggu II, 11 Oktober 2015 Misa Minggu IV, 25 Oktober 2015 Senior Appreciation Day, 31 Oktober 2015

d a n K a s i h BERITA U.K - uki.ca · [email protected] Seksi Bina Iman Esther Kurniadi, (416) 371-2593 [email protected] Seksi Sosial ... Born to Helena & Rudy Hartono

  • Upload
    tranthu

  • View
    214

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

GEREJA

St. Anselm’s Church

1 MacNaughton Rd. (Bayview & Millwood)

Toronto

ON M4G 3H3

Ph: (416) 485-1792

Subway Stn:

Davisville

Redaksi:

Angelina Hanapie

Julian Wibowo

Novius Handy

Randy Danurahardja

Yusup Yusup

Penasehat:

Rm. J. Juliwan M. SCJ

Alamat Redaksi:

c/o Priests of the

Sacred Heart

58 High Park Blvd.

Toronto

ON M6R 1M8

Email:

[email protected]

W W W . U K I . C A S E P T E M B E R 2 0 1 5 / N O . 2 7 9

BERITA U.K.I M e w a r t a k a n I m a n d a n K a s i h

khir liburan....

Sejak awal

September semakin

banyak tulisan dan

ungkapan ‘back to school’

atau ‘back to class’.

Ungkapan ini mengingatkan

kepada semua murid atau

mahasiswa, semua pelajar

untuk bersiap

kembali

memasuki

dunia study

formal. Maka

semua perlu

dipersiapkan

untuk

memasuki masa

sekolah ini.

Namun sebenarnya, bukan

hanya para pelajar yang

sedang diingatkan,

melainkan semua orang yang

terkait dengan mereka juga

ikut diingatkan. Oleh sebab

itulah para orang tua mulai

sibuk mempersiapkan

perlengkapan sekolah anak-

anak mereka. Bahkan semua

orang ikut terkena arus

kembalinya anak-anak ke

sekolah ini, termasuk ritme

hidup harian pun ikut

terpengaruh.

Situasi ini juga

sekaligus menjadi tanda

akhirnya masa liburan

Musim Panas yang panjang.

Berakhirlah masa piknik,

camping, jalan-jalan keliling

dunia dan tidur panjang. Ini

juga menjadi tanda bahwa

sebentar lagi Musim Panas

akan segera berakhir.

Tentunya semua berharap

bahwa ada banyak

pengalaman indah selama

masa liburan ini yang akan

memberikan semangat baru.

Jelaslah bahwa

pengalaman yang

didapat akan semakin

mengembangkan setiap

pribadi, baik secara

manusiawi maupun secara

ilahi/rohani.

Rutin namun bukan

rutinitas..

Terkesan bahwa

‘back to school’ menjadi

kembali ke kegiatan rutin

lagi bagi semua orang.

Kegiatan yang biasa

dilanjutkan, baik ke sekolah,

bekerja dan semua aktivitas

lainnya. Bahkan di Paroki

juga, selama libur ada jadwal

Misa selama Musim Panas,

sekarang dikembalikan lagi

ke jadwal biasa. Seolah

semuanya kembali seperti

biasa lagi dan mengulang

yang sudah ada, hanya

diubah selama masa liburan,

kembali ke rutinitas.

Apakah benar

kembali ke ritme rutin lalu

menjadi sebagai rutinitas?

Tentu saja tidak begitu.

Memang semuanya kembali

ke rutin kegiatan dan

kehidupan harian, namun ini

bukanlah rutinitas. Setiap

hari selalu ada 24 jam dan

kegiatan kita mulai dari pagi

dan berakhir pada malam

hari, begitulah setiap hari

berlangsung. Namun

demikian setiap hari adalah

... kembali ke ‘rutinitas’?..

Oleh Rm. Johanes Juliwan Maslim, SCJ

A

Bersambung ke halaman 8,

K E G I A T A N

D I B U L A N

O K T O B E R

Misa Minggu II,

11 Oktober 2015

Misa Minggu IV,

25 Oktober 2015

Senior Appreciation

Day, 31 Oktober

2015

Pastor Pamong Rm. Johanes Juliwan Maslim SCJ,

(647) 532.1318 [email protected]

Deacon Deacon Val Danukarjanto,

(416) 497.2274 [email protected]

DEWAN PENGURUS UMAT KATOLIK INDONESIA

Koordinator Damianus Indyarta, (416) 284.4707

[email protected]

Sekretaris Christianita Kuswoyo,

(647) 774.3801 [email protected]

Bendahara Janto Solichin, (416) 587.2362

[email protected]

WILAYAH TIMUR Ketua Wilayah

Adrianus Sofjan Suhadi, (416) 949.3900 [email protected]

Seksi Liturgi Jeffrey Susilo, (416) 388.6169

[email protected] Seksi Bina Iman

Esther Kurniadi, (416) 371-2593 [email protected]

Seksi Sosial Lusia Lie

[email protected], (416) 903.9718

Seksi Rumah Tangga Selvie Widjaja, (647) 896.6121

[email protected] Usher

Harty Doyle, (647) 533.6246 [email protected]

WILAYAH BARAT Ketua Wilayah

Ben Dijong, (905) 997.5765 [email protected] Seksi Liturgi

Raymond Wirahardja, (905) 812.9491

[email protected] Seksi Bina Iman

Maya Adisuria, (905) 814.8475 [email protected]

Seksi Sosial Lucas Noegroho, (416) 859.0222

[email protected] Seksi Rumah Tangga

Ribkah Mesach, (905) 286.9081 [email protected]

Usher Joyo Sudardi, (905) 785.6379

[email protected]

BIDANG KHUSUS Mudika, Yoanitha

[email protected] PELAKSANA KHUSUS

Ketua Lektor Lilian Tjokro, (905) 887.9546

[email protected] Ketua Sakristi

Hendry Wijaya, (416) 450.6536 [email protected]

9th Annual

UKI Senior Day

October 31, 2015

10:00 am to 2:00 pm

St Thomas More

2234 Ellesmere Road

Scarborough, ON

M1G 3M9

MISA UKI Thanksgiving October 11, 2015 @ 2 p.m

St. Anselm | 1 MacNaughton Rd. Toronto

Setelah Misa, akan ada potluck Thanksgiving

dinner di Basement. Mohon partisipasi dan

kehadiran Anda semua.

S E P T E M B E R 2 0 1 5 / N O . 2 7 9 H A L A M A N 3

Hi Guys. First of all, I want to apologize for not able to attend Mudika Banquet to-night. Mudika CORES asked to explain what is Mudika and why Mudika is important to me. The initial name Mudika (stand for muda-mudi katolik) was born in 1970s in Bogor, Indonesia. Mudika is a non-political ORGANZATION under the local parish executive council (Dewan), as a youth catholic group– Mudika member consist of young-adult in between age of 18-35 and single. Therefore if you are young Indonesian, catholic (UKI) and lives in GTA (Greater Toronto Area) – you would be better off be a member of MUDIKA because Mudika is the Best !! MUDIKA itself is very important to me because:

I was born in catholic family, My parents have been involved in Church since I was a kid. I was in Mudika since then. FUR-THER, when I was a university student in Jogjakarta, I was also a leader in Mudika (MISA KAMPUS) and I did a lot of similar activities that you do here. FUN, isn’t it? Therefore, from my owned personal experience I know the importance of being a member of MUDIKA and HOW its activities deepening my FAITH.

NOW, as a parent myself, I have the privilege of passing this legacy of faith, to my kids or to the future generation of UKI – Through Mudika I want all young people to know that there is so much more in life than the next paycheck, the next weekend activities or the next big purchase. I want to encourage you to be a “MAN FOR OTHERS”.

MY beloved member of MUDIKA, There are two things that I want you to remember TONIGHT, 1. You are a treasure of THE LORD. God is good and He will

always be good, to me and to all of you. I want you to experi-ence HIS goodness through MUDIKA.

2. Always put GOD FIRST in your heart, with this, you can tackle all trou-bles, set-backs or any difficul-ties or challenges that you’ll face. In this opportunity, I would like to congratulate all of you for your involvement in Mudika UKI. Thank you for considering UKI as part of your JOURNEY and to be part of our family– You will do a lot of great things in your life and hope you still and always remember your time here at Mudika UKI TORON-TO. Have a blast tonight. Love you all and Once again - thank you Damian Indyarta UKI Coordinator (August 15, 2015)

udika Banquet 2015 On August 15, 2015, Mudika had our annual banquet! As at the end of every year, we commemorate the growth that we’ve had

together as a family in Christ by presenting a few awards to our members. The banquet this year was hosted in the South Common Community Centre, with the program starting around 6:30 PM. The banquet featured dinner with a mix of two cultures! With sate ayam, lontong, and gado-gado for the first course and pasta for the second course, the youths were almost too full to enjoy the sundae bar option for dessert! However, the most memorable part of the evening (aside from the awards) was the videos shown throughout the night. Videos were obtained from previous leaders of Mudika, as well as potential leaders, both near and far away. Om Indy was even there in spirit through a video! And of course, we’d like to congratulate all nominees and winners of the awards. The most notable ones were the two Mudika of the Years: Lyona Limpi & Austin Atmaja. Our thanks go out to those who we haven’t formally acknowledged, whether it be through your support behind the scenes or prayers. We hope that you continue to sup-port us in the future and for all of us to have a blessed year ahead of us!

Our love and prayers are with you all, Mudika UKI Toronto

M

Mudika Annual Banquet, 2015

Mudika

Banquet

08.15

20015

Pengantar

etiap tahun, selama Musim Panas, Keuskupan Agung

Toronto mengadakan penggalangan dana untuk tanah

misi. Cara yang ditempuh adalah, di semua paroki di

Keuskupan Agung Toronto, akan ada missionaris yang

akan memberikan homili mengenai misi yang dilakukan di

negaranya. Semua kolekte yang dikumpulkan pada

kesempatan ini diperuntukkan bagi Tanah Misi, tempat

asal dari para missionaris itu datang.

Tahun ini dari Indonesia, homili diberikan oleh

Rm. Juliwan, SCJ, yang berhomili di 3 paroki di GTA: St.

Pius X (Inggris), Assomption de Notre-Dame Oshawa

(Prancis) dan St. Mark (Inggris).

Homili

Dalam homili ini dipresentasikan mengenai

Indonesia secara umum, yang merupakan Negara

Kepulauan dengan 17.000 pulau dan ada 5 pulau besar

(Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Papua).

Penduduknya ada 252,8 juta jiwa dengan 87% beragama

Islam dan 3% Katolik. Di tengah situasi Negara Indonesia

inilah, Kongregasi SCJ berkarya sejak 1924.

Secara khusus Misi SCJ di Indonesia tersebar di 3

pulau (Sumatera, Jawa dan Papua) dan di 6 keuskupan

(Padang, Palembang, Tanjungkarang [Lampung], Jakarta,

Semarang [Yogyakarta] dan Timika [Papua]).

Ada 3 karya utama yang dilakukan sampai

sekarang, yakni karya parokial, karya bagi anak-anak

panti asuhan, asrama dan sekolah dan formasio para calon

biarawan dan imam.

The MUDIKA FAMILY

Daniel Andrew Hartono 08.21.2015

@ Milton Hospital, Milton Born to Helena & Rudy Hartono

Matthew Ethan Pradjanata 08.06.2015

@ St Joseph’s Hospital, Toronto Born to Hertika Rusly &

Laurence Edwin

Aug

ust

Bab

ies

The wedding of Anthony Renditya and

Clarissa Marcelly 08.29.2015

Mudika Banquet 08.15.2015

Lochlan Lee Danukarjanto 08.17.2015

@ North York Hospital Born to Clara & Luki Danukarjanto

Benedict Yusup 08.07.2015

@ Telogorejo Hospital, Semarang Born to Nadia Hardini & Yusup Yusup

Mission Appeal Oleh Rm. Johanes Juliwan Maslim, SCJ

S

Selamat Ulang Tahun Imamat ke-11 Gembala Kita

Romo Antonius Purwono SCJ 23 September 2015

Selamat Ulang Tahun ke-50 Romo Aegidius Warsito SCJ

Tuhan Memberkati. 1 September 2015

Bersambung ke halaman 10,

Dear Umat Katolik Indonesia, I would like to express my deep thankfulness to all of you for a truly amazing camping-weekend at the Sauble Falls! It is a great gift that you allowed me to be part of this wonderful experience, that you welcomed me into you community, your tables, your camping places, your cars and your families. It was really wonderful for me to experience so much of your Indonesian hospitality. In my home country, Germany, it would be really hard to find something similar like this. So I take this wonderful experience of the sharing of God's love back to my country, in order to spread your model and to widen God's kingdom here on earth. Special thank I would like to express to the Priests of the Sacred Heart, to Indy, Marina and Rafael and to the youth group for their welcoming and loving hearts. May God bless you all! Hoping to see you again one day in the future! United in Christ, Sebastian Simros

ongregasi

Scalabrinians

merupakan

sebuah komunitas

religius

internasional yang

melayani para

migran dan

pengungsi dari

berbagai etnik,

agama, dan

kebudayaan di 32

negara di 5 benua.

Didirikan oleh

John Baptist

Scalabrini (1839-

1905), Uskup

Piacenza, Itali di

masa itu, pada

tanggal 28

November

1887. Saat itu

banyak terjadi migrasi besar-besaran dari Itali (dan

Eropa) ke benua Amerika. Uskup Scalabrini banyak

menolong para migran, mengorganisir dan

menyediakan program-program religious, bantuan

social dan kemanusiaan yang diperlukan berjuta-juta

pengungsi di benua Amerika. Bishop John Baptist

Scalabrini dinyatakan sebagai “The Blessed” oleh

Paus Yohanes Paulus II di Roma, 9 November

1997.

Beberapa kata mutiara (quotes) dari Bishop

Scalabrini:

“The Kingdom of God spreads through the

Eucharist."

"I begin a work and then I place it in the hands of God.

He looks after it."

"When God wants it, we must go forward no matter may

happen."

Berkantor pusat di Oak Park, Illionis (sedikit ke luar kota

Chicago), kongregasi ini memilik cabang di USA, Canada,

Mexico dan Guatemala. Anggota-anggotanya berasal dari

13 negara.

Fokus pelayanan yang dilakukan kongregasi

Scalabrinians selama 25 tahun terakhir

ini adalah

migrants with the migrants dan in mission with people

on the move along with a special priority for the poorest

migrants. □ |Christine Budihardjo|

Misa Minggu Biasa ke-24 pada tanggal 13 September 2015 dirayakan oleh Romo Johanes Juliwan Maslim SCJ dan Pastor Petrus Pitol CS atau akrab di panggil dengan nama Fr. Peter dari kongregasi Scalabrinian. Beliau putra Indonesia yang berasal dari Flores dan baru ditahbiskan sebagai Imam pada tanggal 6 Mei 2015. Lulusan

dari Universitas Ateneo de Manila Universtity, Phillippines

dan langsung di kirim ke Kanada pada bulan September untuk

menjalani pelayanan di gereja St. Paschal Baylon Church,

Thornhill sebagai Associate Pastor. Fr. Peter sangat senang sekali dapat menemukan komunitas

Indonesia. Selamat datang di Kanada Fr Peter dan selamat

menunaikan tugas pelayanan dalam Iman, Harapan dan

Kasih Tuhan. □ (Angie Hanapie)

The Blessed John Scalabrini Bishop and Founder

KONGREGASI SCALABRINIANS

(MISSIONARIES OF St. CHARLES)

S E P T E M B E R 2 0 1 5 / N O . 2 7 9 H A L A M A N 5

K

Choir Group East

ekan-rekan yang budiman!

Suatu ketika Yohanes, salah

satu dari para murid Yesus,

bercerita kepada guru mereka

bahwa mereka melihat orang yang

mengeluarkan setan demi namanya.

(Injil Minggu Biasa XXVI tahun B,

Mrk 9:38-43.45.47-48.) Langsung

Yohanes mencegahnya, kan orang itu

bukan salah satu dari pengikut para

murid Yesus! Murid ini

berpendapat bahwa siapa

saja yang mau

menjalankan hal-hal

yang baik mestinya

bergabung dulu dengan

kelompok yang sudah

mapan seperti para murid

terdekat tadi. Bukan

sendiri-sendiri. Yohanes

mengatakan “bukan

pengikut kita”. Terasa

adanya pendapat bahwa

mengikuti Yesus baru dapat dijalani

bersama dengan para muridnya.

Seolah-olah mereka itu satu-satunya

agen penyalur. Rupa-rupanya

Yohanes berpikir dalam kerangka

“keseragaman” dan tidak melihat

nilai “keragaman” di antara para

pengikut Yesus.

MENGIKUTI YESUS

Minggu lalu kita dengar bahwa

barangsiapa dapat menghargai orang

yang belum bisa berkata telah

berbuat banyak, yakni “anak kecil”,

sama dengan menerima Yesus

sendiri, dan sebetulnya menerima

Bapanya yang mengutusnya (Mrk

9:36-37). Diajarkannya bahwa

mengikutinya hendaknya tidak

dipandang dari dengan besarnya jasa

atau banyaknya sumbangan,

melainkan dengan keluguan. Dalam

petikan bagi hari Minggu ini, pokok

mengenai menjadi pengikut Yesus

tampil kembali. Apakah mengikut

Yesus berarti mesti ikut di dalam

kelompok murid-muridnya? Sebuah

pertanyaan yang sulit dijawab,

apalagi bila kelompok murid Yesus

kita samakan dengan Gereja.

Pertanyaannya berkembang: apakah

mengikuti Yesus mesti terjadi dengan

menjadi anggota Gereja? Lalu Gereja

mana? Tidak semua akan dipecahkan

di sini karena persoalan yang

ditampilkan dalam Injil hari ini tidak

dapat dijabarkan begitu ke keadaan

masa kini. Namun demikian, kita

dapat berusaha memahami prinsip-

prinsip yang dikemukakan Yesus di

sini dan yang diikuti oleh komunitas

pertama dulu.

Dalam episode kali ini kita ikuti

bagaimana Yesus meluruskan

pendapat Yohanes. Dilebarkannya

pula pandangan para murid lainnya.

Mereka diajarnya agar tidak melihat

diri mereka sebagai kelompok pusat

dalam umat. Janganlah mereka

menganggap orang-orang yang

belum atau tidak bergabung dengan

mereka sebagai yang bukan pengikut

Yesus. Dengan kata lain, mereka

diajak menyadari bahwa ada orang-

orang yang mau menerima Yesus dan

mengikutinya meskipun tidak jelas-

jelas bergabung dengan para murid

terdekat. Yang menjadi ukuran bagi

pengikut Yesus kiranya bukanlah

keseragaman dengan para murid tadi,

melainkan keselarasan dengan Yesus

dan dengan pengutusan yang

dijalaninya. Dan keselarasan ini bisa

bermacam-macam ujudnya, bisa

memuat keragaman.

TIGA POKOK PENGAJARAN

Ada tiga pokok ajaran yang

terungkapi dalam ay. 39-42. Dalam

ay. 39 diajaknya para murid

menumbuhkan kelonggaran hati.

Dikatakannya tentang orang yang

mengeluarkan setan tapi bukan

pengikut mereka, “Jangan kamu

cegah dia, sebab tidak ada seorang

pun yang telah mengerjakan mukjizat

demi namaku dapat seketika itu juga

mengumpat aku.” Bagi Yesus orang

itu jelas-jelas menjadi

pengikutnya. Para murid

Yesus, juga yang paling

dekat sekalipun, diminta

agar longgar hati

menghargai keragaman.

Kemudian dalam ay. 40

dituntunnya para murid

supaya sampai pada

keyakinan bahwa “Siapa

saja yang tidak melawan

kita, ia ada di pihak

kita.” Ada soal bahasa

yang agak pelik. Tetapi soalnya

selesai bila kita mengerti pernyataan

itu sebagai ajakan Yesus kepada para

murid agar mampu dan berani

menegaskan kalimat itu. Jadi yang

dimaksud ialah murid-murid sendiri

yang mempertengkarkan perkara

tadi.. Mereka diharapkannya bisa

bertindak sebagai orang besar yang

sejati. Tak usah mereka merasa

terancam bila ada orang yang

mengerjakan hal serupa walaupun

tidak bergabung dengan mereka.

Dengan bahasa zaman kita sekarang,

mereka diharap agar berani

berkompetisi secara jujur.

Selanjutnya, ada imbauan dalam

ay. 41 agar para murid memandangi

diri dengan cara yang benar. Mereka

sebenarnya memberi banyak kepada

siapa saja yang berbuat kebaikan

sekecil apapun kepada mereka.

Tetapi mereka itu mendatangkan

pahala bagi orang lain bukan karena

diri mereka sendiri, melainkan karena

mereka itu adalah pengikutnya.

Menjadi pengikut Kristus, itulah

yang membawakan keselamatan bagi

orang lain, bukan menjadi pengikut

atau Keseragaman

Oleh Prof. Agustinus GIANTO, S.J

Keragaman?

R

H A L A M A N 7 S E P T E M B E R 2 0 1 5 / N O . 2 7 9

para murid. Cocok dengan ajaran agar

tidak mencari kedudukan,

menginginkan status tinggi dalam

umat, tidak menginginkan diri jadi

pusat. Ayat ini sebenarnya ungkapan

akan apa yang nyata-nyata diyakini

umat awal seperti jelas dengan

ungkapan “karena kamu adalah

pengikut Kristus”. Yesus sendiri

dalam hidupnya tidak pernah

menyebut diri Kristus atau Mesias; ia

memakai sebutan Anak Manusia.

Akhirnya, para murid diminta

dalam ay. 42 agar memiliki rasa

tanggung jawab yang besar terhadap

orang-orang yang hendak mengikuti

Yesus secara tulus. Ayat ini

menggambarkan orang-orang itu

sebagai “anak kecil” sejalan dengan

pemakaian kata itu dalam Mrk 9:36-

37 yang ikut dibacakan hari Minggu

lalu. Jangan sampai mereka dibiarkan

“berbuat dosa” oleh para murid yang

merasa lebih dekat dengan Yesus.

Masalah dalam penerapan ayat ini

bagi zaman ini tentunya berkisar pada

siapa yang merasa murid dekat dan

siapa yang menjadi pengikut Yesus

pada umumnya itu. Dalam

menafsirkan ayat-ayat Kitab Suci

bagi kehidupan masa kini, sebaiknya

dibuat penerapan yang luwes dan

tidak kaku. Jadi, “para murid

terdekat” tak usah membuat orang

ingat akan para pemimpin Gereja,

para pastor melulu, dan sebaliknya

“anak kecil” tak perlu dibatasi pada

umat. Yang berpihak pada Yesus dan

pengutusannya menjadi pengikutnya.

Yang ikut memperhatikan

kesejahteraan mereka ialah murid

terdekat. Begitulah, Yesus

menekankan bahwa siapa saja yang

merasa sudah dekat padanya, sudah

masuk ke dalam kelompok murid

terdekat, hendaklah ia memikirkan

kesejahteraan mereka yang masih

belajar, masih mencoba menemukan

jalan mendekat kepada Kabar

Gembira yang dibawakan Yesus.

Inilah kenyataan ikut serta dalam

perutusan dan pengutusan Yesus.

Inilah kekuatan yang menghidukan

Gereja.

INTEGRITAS PENGIKUT

YESUS

Membiarkan orang yang sedang

berjalan kepadanya “berdosa” adalah

keburukan yang besar. Kata asli yang

dipakai di situ harfiahnya berarti

“tersandung jatuh”. Sanksi

hukumannya lebih berat daripada orang

yang ditenggelamkan ke dalam laut,

dengan batu giling yang diikatkan pada

lehernya. Dasar laut ialah wilayah

kekuatan-kekuatan maut.

Ditenggelamkan ke sana berarti

diserahkan pada kuasa maut, tanpa

kemungkinan naik karena pada

lehernya diikatkan batu giling. Dan

keadaan ini dikatakan mendingan

daripada murid yang membiarkan orang

jatuh tersandung! Tak usah Injil hari ini

membuat kita-kita yang diserahi

mendampingi umat merasa diancam.

Sebaliknyalah, kita makin melihat

betapa berartinya orang-orang yang

telah dipercayakan kepada kita.

Bagaimana kita bisa dipercaya begitu

besar? Baiklah kita lihat bagian

selanjutnya.

Dalam bagian berikutnya, ay. 43-48,

diperdengarkan beberapa petuah keras

untuk tidak membiarkan diri sendiri

tersandung. Jadi tanggung jawab bukan

saja terhadap keadaan orang lain,

melainkan juga bagi diri sendiri. Wajar.

Orang yang dapat menjaga diri

tentunya dapat menolong orang lain.

Cara penyampaiannya amat konkret.

Bila lengan menyebabkan diri jatuh

dalam tindakan yang merugikan diri

maka lebih baik dipenggal saja, begitu

juga kaki, demikian pula mata.

Dikatakan lebih baik hidup dengan satu

lengan, berjalan timpang, atau buta

sebelah daripada terjerumus ke dalam

neraka. Bagaimana memahami petuah-

petuah keras ini? Jelas bukan secara

harfiah. Sekali lagi yang penting ialah

melihat dasar pemikiran yang

dikemukakan di sini. Para murid

diminta menyadari bahwa kehidupan

dan Kerajaan Allah patut menjadi

pilihan dasar.

GARAM DAN API

Dalam ay. 49 diberikan sebuah pepatah

yang agak aneh: “(Karena) setiap orang

akan digarami dengan api.”

Digarami biasanya berarti diasinkan

sehingga tak hambar atau lebih penting

lagi, jadi awet. Tetapi pengawetan di

sini dilakukan dengan api, dengan nyala

dan panas yang bakal membersihkan

semua yang bersifat campuran sehingga

sisanya nanti hanya yang murni. Apa

yang dimurnikan dengan api?

Integritas sebagai murid, kejujuran

serta keluguan dalam mengikuti

Yesus, akan dimurnikan sehingga

nanti yang keluar ialah murid yang

tahan uji, dan yang bakal dapat

mengasinkan orang banyak. Bukan

yang membiarkan hambar dan tak

bertahan lama.

Pada akhir petikan ini ada ajakan

agar dalam diri murid selalu ada

“garam” tadi. Tentunya yang dimaksud

ialah agar mereka senantiasa mampu

mengawetkan diri sendiri dan juga

orang lain. Bila demikian, hidup dalam

damai satu sama lain akan menjadi

kenyataan. Kalimat terakhir dalam

petikan ini mengungkapkan hasil dari

adanya daya pengawet dalam

kehidupan batin para murid. Tanpa itu,

tanpa integritas, akan sulitlah ada hidup

damai di antara para murid.

Injil hari ini mulai dengan perkiraan

para murid bahwa mengikuti Yesus

baru bisa terjadi bila orang mau

menggabungkan diri dengan mereka.

Yesus tidak membenarkan gagasan itu.

Ia malah menegaskan betapa

berharganya orang yang menjadi

pengikut Yesus, siapa saja, entah para

murid dekat entah yang da di luar

kalangan itu. Mereka yang merasa

sudah lebih dekat dengannya

dimintanya agar memperhatikan orang-

orang yang mau mengikutinya.

Kesetiaan pada tanggung jawab ini

tanda kejujuran murid sang Guru dan

menjadi ukuran bagi integritas Gereja

di dunia ini. □

H A L A M A N 8

hari baru dengan suasana baru. Dalam

hal inilah kita harus sadar bahwa

kembali ke rutin atau ke hal yang

biasa, bukan berarti biasa-biasa saja.

Tetap disadari bahwa selalu ada yang

baru dalam hal biasa itu. Maka

kehidupan kita yang rutin itu pun

selalu baru dan diperbaharui.

Sadarilah dengan baik bahwa

setiap pagi kita membuka mata, kita

menyambut hari BARU dan sudah

bukan yang lama lagi. Kita yang

menyambutnya pun juga harus selalu

baru dan diperbaharui. Ingatlah sabda

Yesus, bahwa anggur baru harus

ditempatkan di kantong yang baru

pula karena kalau tidak, maka akan

merusak semuanya. Sungguh

diperlukan kebaharuan dan

pembaharuan dalam diri setiap orang,

dalam diri kita masing-masing. Tidak

mungkin kita hanya mengulangi yang

lama sebagai rutinitas. Itulah yang

membuat banyak orang menjadi cepat

bosan, karena mereka hanya

mengulangi yang sudah ada. Padahal

waktu dan situasinya sudah berbeda.

Perhatikanlah Perayaan

Ekaristi atau Misa Kudus yang kita

rayakan setiap hari selalu sama,

bahkan sama di seluruh Gereja

Katolik di dunia ini. Namun setiap

kali kita merayakannya, selalu ada

yang baru dan memang selalu baru,

karena selalu aktual dan menyentuh

hidup kita. Oleh sebab itulah, inilah

saatnya kita memaknai kembali hidup

dan kehidupan harian kita dengan

semua aktivitas di dalamnya.

Jadikanlah yang rutin itu selalu baru

dan membahagiakan. Ingatlah

kembali sabda Yesus, bahwa

kesusahan sehari cukuplah untuk

sehari.

Sekolah kehidupan..

Dengan mengatakan ‘back to

school’, berarti mengajak kita semua

untuk kembali ke sekolah, untuk

belajar bagi kehidupan kita. Pepatah

Latin mengatakan, ‘Non scholae sed

vitae discimus’, yang artinya: ‘Kita

belajar bukan untuk ilmu/kepandaian

melainkan untuk kehidupan’. Sebuah

ungkapan yang bagus dan sangat

bermakna untuk kita renungakan bagi

kehidupan kita masing-masing.

Semua pelajaran dan ilmu yang kita

dapat selama ini bukan hanya supaya

kita pandai namun sangat berguna

bagi kehidupan kita. Orang yang

pandai adalah orang yang sungguh

mampu mengintegrasikan ilmunya

dengan kehidupannya.

Maka kembali ke sekolah

juga berlaku bagi kita semua, yakni

kembali untuk belajar. Tentu saja

belajar tidak hanya di gedung

sekolah, melainkan sekolah

kehidupan. Kita akan terus belajar

untuk kehidupan kita, untuk semakin

memaknai arti kehidupan kita sebagai

citra Allah. Dengan berbagai ilmu

dan pengalaman yang telah kita dapat

selama ini, seharusnya kita menjadi

pribadi yang semakin berkembang.

Ada banyak pengalaman yang telah

kita dapat dan kita belajar banyak dari

semuanya itu bagi menata hidup kita

sekarang ini.

Cobalah menyadari sekarang,

apa yang kita dapat selama masa

liburan lalu, ke mana saja kita pergi,

apa saja yang kita lihat dan buat dan

apa pesannya bagi hidup kita saat ini.

Apakah semua pengalaman itu ikut

memberikan perubahan yang baik

dalam diri kita, selain tentu harus

waspada akan pengaruh negatifnya.

Peristiwa pengungsian yang

memilukan kita yang sedang terjadi

saat ini, memberikan pelajaran apa

kepada kita semua? Apakah ini hanya

masalah kemanusiaan atau adakah

yang lebih serius dibaliknya? Apa

pengaruhnya bagi kita, bagi anda dan

saya?

Semangat baru..

Berakhirnya masa liburan,

menjelang berakhirnya Musim Panas

dan mulainya masa sekolah, bekerja

dan masuk ke ritme harian menjadi

tantangan tersendiri. Kita bersyukur

atas kesempatan yang ada dan yang

sungguh membawa sukacita bagi kita,

walaupun mungkin tidak semua orang

dapat menikmatinya. Masa liburan

dan Musim Panas ini seharusnya

menjadi masa menyerap kekuatan

baru dan kesegaran untuk mengisi

perjalanan ke depan, di masa

sekarang ini. Kita mempunyai cukup

bekal untuk melangkah dalam

perjalanan hidup saat ini. Dalam

persatuan dengan Tuhan tentu

semuanya dapat dihadapi dengan

berani.

Melangkah dengan penuh

semangat, itulah yang kita harapkan.

Peru kita sadari setiap saat bahwa kita

tetap harus terus melangkah bersama

sang waktu yang akan terus berputar.

Maka janganlah hanya berdiam,

melainkan bergeraklah terus seiring

dengan tarikan nafas kehidupan dari

Tuhan. Jelas bahwa dalam perjalanan

ini, sediakan pula kesempatan untuk

sejenak hening dan merenungkan

setiap langkah kehidupan dan

tindakan yang dilakukan. Semuanya

ini akan semakin membuat hidup kita

bermakna dan berbuah indah.

Timbalah pula semangat itu

dari Sabda Tuhan yang setiap hari

kita dengarkan dan baca dalam Kitab

Suci. Jadikanlah Sabda Tuhan itu

makanan harian kita, yang selalu

memberikan terang baru. Secara

khusus bulan September ini dijadikan

sebagai Bulan Kitab Suci di

Indonesia. Marilah menyatukan hidup

kita dan menghidupkan Sabda Tuhan

di dalam diri kita. Marilah kita

kembali belajar dan menekuni

kehidupan jasmani dan rohani kita,

kita ‘back to school of life.!

ooooooo

Rm. Johanes Juliwan Maslim, SCJ KE HIGH PARK KITA KEMBALI…..

Sambungan dari halaman 1,

H A L A M A N 9 S E P T E M B E R 2 0 1 5 / N O . 2 7 9

As Jesus and his disciples crossed the sea of Galilea, a storm came up and waves

swept over their boat. Incredible Jesus was asleep. The disciples woke him up and

said: ”Lord, save us! We are perishing!” In a gentle rebuke Jesus asked: ” Why are

you fearful, O you of little faith?” Then, he arose and rebuked the winds and the

sea, and there was a great calm.

Like the disciples, the more we learn about Jesus, the more we trust him. Our great-

est risk is failing to depend on him when life seems out of control.

Let us pray: O Lord, strengthen our faith, so we keep trusting you in difficult times.

Kadang-kadang Tuhan membiarkan kita berjuang menghadapi badai hidup ini agar

kita menyadari ketergantungan kita kepada-Nya. Dengan demikian Dia memberi

kesempatan kepada kita untuk bertumbuh dewasa dalam iman kepada-Nya. Akan

tetapi kita selalu berada dalam pengawasan-Nya. Di saat yang tepat Dia akan

menenangkan badai dan membawa kita ke tujuan yang telah ditentukan-Nya dengan

selamat.|Christine Budihardjo|

Kasih Tuhan

tak pernah berakhir

Devotional Readings

by Njoo Tik Poen

Matthew 8: 26 – He said to them: ”Why are you fear-

ful, O you of little faith?” Then he arose and rebuked

the winds and the sea, and there was a great calm.

Panti Asuhan St. Maria “PASANG SURUT”

Ekaristi Harian Sumber Hidup Rekoleksi Mencari Kayu Bakar Cuci Piring

Dalam rangka memperingati HUT Panti Asuhan St. Maria Pasang Surut yang ke-30, kelompok Marriage Enrichment - ME2 mengadakan acara fund raising dengan menjual Nasi Langgi Pasang Surut. Seluruh hasil penjualan disumbangkan kepada Panti Asuhan. Terkumpul dana sebesar $ 795 dan dirupiahkan sebesar Rp 9 juta. Terimakasih kepada para volunteer dan donatur dari kelompok ME-2 dan para pembeli makanan untuk dapat berbagi kasih bagi saudara-saudari kita di Panti Asuhan. Panti Asuhan ini dipimpin oleh Romo Amatus Sukadi SCJ yang berlokasi di Jalur 20, Purwodadi, Air Sugihan, Kab. Banyuasin, Sumatera Selatan. Untuk kelangsungan kehidupan Panti Asuhan selama ini dibantu para dermawan dan donatur guna mencukupi kebutuhan anak-anak panti dan biaya rutin seperti akomodasi, gaji pendamping, sekolah, transportasi, dan biaya non rutin yang digunakan untuk perbaikan bangunan. |Angie Hanapie|

S E P T E M B E R 2 0 1 5 / N O . 2 7 9 H A L A M A N 1 0

UCAPAN TERIMA KASIH

Keluarga Antonius serta John, Jaymie, Amelia dan Jeannyfre menghaturkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada seluruh keluarga UKI yang telah memberikan perhatian dan bantuan doa kepada Isteri dan Ibu kami, selama beliau sakit sampai wafatnya. Tuhan melimpahkan berkatNya kepada anda semua. The Oentoro Family, Antonius, John, Jaymie, Amelia and Jeannyfre expresses their gratitude and a million thankyous to the holy family, the Indonesian Community, who has given them their utmost helps and prayers towards the wife and our mother while she endured her sufferings until the time God our Father recalls her. He showers each one of you with His abundant blessings.

1 Tesalonika 4:14 “Karena jikalau kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Kristus akan dikumpul-

kan Allah bersama-sama Dia”

Umat Katolik Indonesia di Toronto dan sekitarnya, TURUT BERDUKA CITA,

atas berpulangnya:

Ibu Jetty Liana Oentoro (64 th) Meninggal, 27 Agustus 2015, di Ajax, ON

Istri dari Anthonius Iskandar Oentoro Ibu dari John E. Oentoro, Jaymie Oentoro

Ibu Mertua: Wies Oentoro Saudara kandung dari:

Alm. Haryanto Suwiknyo & kel, Metty Dahlia Jaya, Netty Rahayu & Vincentius Oentoro.

Saudara Ipar: Fransiskus G Oentoro & Angela Kumalasari

Josephine E Oentoro & Alex Limarno Vicentius Oentoro & Netty Rahayu

Ignatius S Oentoro & Indahyani Santoso Paulus R Oentoro & Anastasia

Emmanuela M Erlan Oentoro & Sugijanto Oman Lidwina Erlin Oentoro & Robert D McKenzie

Ibu Ariani Lawu (90 th)

Meninggal 11 September 2015, di Bogor, Indonesia Ibu / Ibu Mertua dari:

Surjanto Tirtarahardja & Inge Lesmana Oma dari Andrea Tirtarahardja, Elmar Tirtarahardja

Ibu Catharina Lumenta (78 th)

(Kong Tjoek Lan) Meninggal 13 September 2015, di Surabaya, Indonesia

Istri dari Daniel Lumenta (Loe Kim Siong) Ibu / Ibu Mertua dari:

Robertus Lumenta & Toeti Winarni Christina Lumenta & Johanes Trisno Handojo Maria Regina Lumenta & Kiong Tat Shiong

Fransisca Lumenta Angela Lumenta & Rowan Arifin

Oma dari Garielle A Lumenta, Raynaldo Handojo, Calvin Kiono, Julian Kiono, Alexandra S Handayani, April Gracia

Keponakan: Erni Susanty & Peter Tanujaya Tan

Ibu Paulina Naju Meninggal 18 September 2015, Indonesia

Istri dari Bapak Mikael Sempo Ibu / Ibu Mertua dari

Aventinus Borgias & Anna Yohanes Giat & Sanna Romo Petrus Pitol CS

Donatus Garu

Semoga Tuhan Yang Maha Rahim memberi keselamatan kekal dan tempat peristirahatan yang indah di rumah Bapa

di sorga. Dan bagi keluarga yang ditinggalkan diberi rahmat, kekuatan, ketabahan serta penghiburan dariNya.

Karya Parokial adalah

karya di paroki-paroki

dengan daerah yang

menantang dan terkadang

tidak mudah. Misalnya,

pelayanan di Papua yang

melintasi sungai-sungai

dengan biaya tinggi dan

penuh resiko.

Karya bagi anak-anak

panti asuhan dan asrama

yang selama ini sudah

berjalan dan terus

dilanjutkan. Karya ini ada

di Palembang (Pasangsurut

dll), Lampung dan Papua.

Banyak anak yang dibantu,

khususnya yang tidak mampu dan yang sudah tidak

mempunyai orang tua.

Karya formasio yang mempersiapkan para calon imam dan

bruder, baik di Seminari Menengah dan khususnya bagi

para anggota SCJ. Mereka disiapkan baik bagi Indonesia

maupun untuk diutus ke negara lain yang membutuhkan.

Maka marilah kita hidup dengan sederhana supaya dapat

membantu untuk membelikan bahan bakar bagi pelayanan

Misi, supaya dapat membantu anak-anak yang hidup

dalam kesederhanaan dan supaya dapat mempersiapkan

para calon misionaris yang akan diutus ke seluruh dunia. □

Berkat Tuhan.□

Sambungan dari halaman 4,

WARGA UKI DAN INDONESIA HUBUNGI GREG ATAU SONELA HOXA TELEPHONE # 905-695-1745