Upload
vuongquynh
View
220
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
GEREJA
St. Anselm’s Church
1 MacNaughton Rd. (Bayview & Millwood)
Toronto
ON M4G 3H3
Ph: (416) 485-1792
Subway Stn:
Davisville
Redaksi:
Angelina Hanapie
Julian Wibowo
Novius Handy
Randy Danurahardja
Yusup Yusup
Penasehat:
Rm. A. Purwono SCJ
Alamat Redaksi:
c/o Priests of the
Sacred Heart
58 High Park Blvd.
Toronto
ON M6R 1M8
Email:
Bersambung ke halaman 8,
ata orang, ayat di atas adalah ayat
yang paling dikenal dan dikutip dari
seluruh Kitab Suci. Barangkali benar,
karena ayat tersebut adalah dasar iman kita
dan umat Kristen seluruh dunia. Dan ayat
tersebut juga sekaligus menjelaskan apa
kehendak Allah bagi kita semua.
Apakah ‘iman’ itu? Menurut
Katekismus Gereja Katolik (KGK), iman
adalah jawaban manusia kepada Allah.
Apakah yang sudah Allah perbuat sampai
kita harus memberi jawaban kepadaNya?
Sebagai pengikut Kristus, kita mengakui
bahwa Allah adalah pencipta kita. Karena
kasihNya kita diciptakan olehNya. Oleh
karenanya kita harus kembali pada
pertanyaan yang paling dasar: “Untuk apa
kita diciptakan?” Kita diciptakan agar
kemuliaan Tuhan dinyatakan.
Seringkali kita bertanya kepada
anak-anak, “Ingin menjadi apa kalau engkau
besar?” Jawabannya mungkin: mau menjadi
polisi, atau anggota pemadam kebakaran,
atau pilot, atau dokter, atau akhli hukum,
atau insinyur, atau penyanyi terkenal, dsb.
Ini adalah jawaban anak-anak menurut
pikirannya. Tetapi kalau kita lihat lebih
mendalam, ini adalah jawaban yang keliru
atas pertanyaan dasar, “Untuk apa kita di-
ciptakan?” Mengapa keliru? Karena titik
tolaknya adalah ‘AKU’. Aku ingin menjadi
ini, aku ingin menjadi itu, … dsb. Ke-
nyataannya, aku adalah ciptaan, Allah
adalah pencipta kita. Maka sang pencipta-
lah yang paling tahu, untuk apa kita
diciptakanNya. “God is the Potter, we are
the clay.” Kita tidak bisa berkata kepada
Tuhan, aku mau menjadi gentong, atau aku
mau menjadi pot bunga, atau aku mau
menjadi cawan, atau menjadi piring. Untuk
| Deacon Val Danukarjanto |
K E G I A T A N
D I B U L A N
A U G U S T
Misa Minggu II,
10 Agustus 2014
Misa Minggu IV,
24 Agustus 2014
K
Iman dan Kehendak Allah
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia
ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-
Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang
percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan
beroleh hidup yang kekal. (Yohanes 3.16)
W W W . U K I . C AW W W . U K I . C A J U L Y 2 0 1 4 / N O . 2 6 6J U L Y 2 0 1 4 / N O . 2 6 6
BERITA U.K.IBERITA U.K.I M e w a r t a k a n I m a n M e w a r t a k a n I m a n d a n d a n K a s i hK a s i h
Pastor Pamong
Rm. Antonius Purwono SCJ, (647) 896.5945
Deacon
Deacon Val Danukarjanto, (416) 497.2274
DEWAN PENGURUS
UMAT KATOLIK INDONESIA
Koordinator
Christine Budihardjo, (647) 895.7089 [email protected]
Wakil Koordinator
Albert Tee, (905) 824.1168 [email protected]
Sekretaris
Christianita Kuswoyo, (647) 774.3801 [email protected]
Bendahara
Janto Solichin, (416) 587.2362 [email protected]
WILAYAH TIMUR
Ketua Wilayah [email protected]
Seksi Liturgi
Jeffrey Susilo, (416) 388.6169
Seksi Bina Iman
Reza Aguswidjaya, (647) 863.0030
Seksi Sosial
Sofjan “Chopi” Suhadi, (416) 949.3900
Seksi Rumah Tangga
Selvie Widjaja, (647) 896.6121
Usher
Harty Doyle, (647) 533.6246
WILAYAH BARAT
Ketua Wilayah
Ben Dijong, (905) 997.5765
Seksi Liturgi
Raymond Wirahardja, (905) 812.9491
Seksi Bina Iman
Maya Adisuria, (905) 814.8475
Seksi Sosial
Lucas Noegroho, (416) 859.0222
Seksi Rumah Tangga
Ribkah Mesach, (905) 286.9081
Usher
Joyo Sudardi, (905) 785.6379
BIDANG KHUSUS
Mudika, Yoanitha
PELAKSANA KHUSUS
Ketua Lektor
Lilian Tjokro, (905) 887.9546 [email protected]
Ketua Sakristi
Hendry Wijaya, (416) 450.6536 [email protected]
H A L A M A N 3 J U L Y 2 0 1 4 / N O . 2 6 6
apal Louis Olympia Cruise
merapat kembali ke Athena
pada tgl 14 Oktober 2014 jam
6 pagi (setelah mengarungi pulau-
pulau kecil milik Yunani dan Turkey
selama 3 hari), akan tetapi dibutuhkan
hampir 2 jam lamanya untuk bisa
keluar dari kapal karena semua
penumpang turun di Athena. Di
pelabuhan ini kami sudah ditunggu
oleh tour guide yang akan membawa
rombongan UKI mengunjungi
reruntuhan kota Corinthus dan kuil
Aeropolis.
Corinthus adalah sebuah kota
tua yang ada di wilayah Yunani. Kota
ini memiliki geografis yang unik,
karena kota ini menghubungkan dua
daratan, yakni daratan Yunani di
sebelah utara dan Peloponesia di
sebelah selatan. Selain itu, Corinthus
juga menjadi persimpangan
perjalanan laut dari timur dan barat,
sehingga tidak heran kalau
mempunyai dua pelabuhan laut, yakni
pelabuhan Kenkrea di sisi timur yang
berhadapan dengan laut Aegea dan
teluk Saronic, dan pelabuhan
Lecahion di sisi barat yang
berhadapan dengan teluk Corinthus.
Kota ini didirikan di zaman
Neolitikum sekitar tahun 6000 SM.
Pada th. 146 SM kota
ini dihancurkan oleh
Lucio Mummio dari
Romawi, akan tetapi
dibangun kembali
pada th. 44 SM oleh
Gaius Julius Cesar.
Penduduknya sendiri
berasal dari Yunani,
Romawi, dan
Yahudi. Menurut
statistic 2001 jumlah
penduduknya ada
36.555 jiwa dengan
luas wilayah 102,2
km2 dan dengan
jumlah kepadatan
penduduk 358/km2.
Pada th.
1896, The American
School of Classical
Studies telah
melakukan
penggalian di lahan
yang diyakini sebagai
reruntuhan kota Corinthus, dan dari
penggalian ini ditemukan 5 situs kota
Corinthus, yakni: jalan Lecahion, air
mancur Peirene, theatre, Bema
(podium untuk pidato), Agora (pasar).
Agora adalah istilah Yunani
untuk menyebut “ruang pertemuan
yang terbuka”. Dalam sajarah Yunani
kuno, Agora dipakai sebagai tempat
di mana para pemuda Corinthus
berkumpul sebelum menunaikan
tugas militer, juga menjadi tempat
para penduduk berkumpul untuk
mendengarkan pidato/arahan dari
Corinthus:
Christianity, dan Paulus
Agora,
Di reruntuhan Agora - Corinthus
Salah satu basilica di Agora - Corinthus
K
H A L A M A N 4 J U L Y 2 0 1 4 / N O . 2 6 6
Raja/dewan kota. Agora di
Corinthus merupakan tempat yang
sangat luas, dengan panjang 2015
meter dan lebar 117 meter. Di
dalam perkembangannya, Agora
difungsikan sebagai pasar. Para
pedagang memajang dan menjual
barang dagangannya di bawah
tenda-tenda (seperti pedagang kaki
lima). Pada masa kekaisaran
Yunani, Agora kemudian tumbuh
menjadi pusat perekonomian dan
kehidupan politik di Corinthus.
Ketika kekaisaran Romawi berkuasa,
fungsi dan peran Agora tetap sama
(pasar) dan pada abad ke 1 Agora di
Corinthus menjadi pasar yang paling
besar di antara pasar-pasar lain di
Roma. Paulus pernah berdebat dan
berkotbah dalam misinya mewartakan
Christianity di tempat ini, dan
rombongan UKI mendapatkan
kesempatan untuk mengadakan Misa
di rerutuhan Agora - Corinthus.
Agora di Corinthus terletak
di tengah-
tengah
keramain kota.
Di sebelah barat
laut terdapat
bangunan Stoa
yang diapit oleh
satu basilica
dan satu kuil
Apollo (dewa
matahari, dewa
favorit kaisar Agustus).
Di sebelah barat
terdapat kuil Octavia
(kuil yang
dipersembahkan kaisar
Agustus untuk Octavia-
putrinya). Di sebelah
selatan ada satu Stoa
yang diapit oleh dua
basilica. Di sebelah
tenggara terdapat jalan
Lecahion yang ramai. Dari sinilah
kita bisa membayangkan bahwa
Agora merupakan pusat kota
Corinthus. Di tempat inilah semua
aktivitas ekonomi, politik, keagamaan
dan social. Di tempat ini di jual
daging persembahan berhala, yang
kemudian menjadi suatu masalah
bagi jemaat Kristen pada jaman
Paulus.
Paulus singgah di Corinthus pada
perjalanan misinya yang kedua,
selepas dari Athena, sekitar tahun 51
M. Kisah hidup Paulus di Corinthus
ditulis oleh
Lukas dalam
Kisah Para Rasul
18:1-23. Waktu
itu Corinthus
telah menjadi
sebuah kota
besar
(kosmopolitan)
di kekaisaran
Romawi. Di kota ini, Paulus pertama-
tama singgah di rumah pasangan
suami-istri Akwila dan Priskila, saat
diusir dari Roma atas perintah Kaisar
Klaudius. Ia kemudian tinggal
bersama dengan mereka, sebab
mereka memiliki pekerjaan yang
sama, yakni sebagai tukang tenda.
Paulus tinggal selama 18 bulan di
Corinthus. Selama waktu itu, ia
giat memberitakan
Injil, khususnya kepada
orang-orang Yahudi
yang tinggal di
Corinthus. Setiap hari
Sabat, Paulus
berkotbah di dalam
sinagoga. Namun,
ketika ia memberitakan
tentang Yesus yang
adalah Mesias, orang-
orang Yahudi segera
menolak dia. Maka, ia pun
mengubah arah misinya kepada
Foto bersama di kompleks Agora - Corinthus
Di depan Bema (tempat Paulus berpidato, berdebat, dan diadili)
Jalan Lecahion di komplek Agora-Corinthus.
Misa di Agora – Corinthus
H A L A M A N 5 J U L Y 2 0 1 4 / N O . 2 6 6
orang-orang Yunani, sekalipun,
ada juga orang-orang Yahudi yang
kemudian menjadi percaya dan
meminta diri dibaptis oleh Paulus
(misalnya:Krispus, kepala rumah
ibadat Yahudi, beserta dengan
keluarganya dan tentu saja Awkila
dan Priskila). Di tempat ini juga
Paulus menulis surat I dan II
Corenthus dan juga surat kepada
jemaat di Roma.
Paulus meninggalkan Corinthus
ketika pada masa pemerintahan
Gubernur Galio. Orang-orang Yahudi
yang tidak senang kepadanya sepakat
untuk membawa Paulus ke
pengadilan, dan ia di bawa ke
hadapan Galio (Paulus disidang dan
berdiri di Bema yang ada di Agora).
Paulus kemudian meninggalkan
Corinthus dan berlayar menuju
Efesus.
Jemaat Kristen di Corinthus sendiri
terdiri dari campuran orang-orang
Yahudi dan (terutama) orang-orang
Yunani. Sebagian besar dari mereka
berasal dari golongan rendahan atau
budak(1Kor 2:26-28; 7:21-24). Akan
tetapi ada juga sejumlah orang yang
berasal dari kalangan atas(1Kor 11:21
-22), yang memiliki rumah cukup
besar (bdk. Kis 18:7) dan dapat
menampung seluruh jemaat sekota
untuk mengadakan perjamuan besar
(1Kor 11:18).
Mereka hidup di lingkungan agama
pagan yang banyak dianut oleh
penduduk Corinthus. Kuil-kuil agama
pagan berdiri kokoh di pusat kota/
Agora. Di Agora, terdapat kuil yang
menyembah dewa Apollo dan dewi
Venus. Kepada para dewa itu, para
imam agama pagan mem-
persembahkan binatang sebagai
kurban bakaran. Tidak semua bagian
dari binatang tersebut yang menjadi
kurban bakaran bagi para dewa pa-
gan. Biasanya, sisanya dijual kepada
para tukang jagal yang menjualnya
kembali di lapak-lapak dagangan di
Agora. Sementara itu, ada kebiasaan
di antara orang-orang Corinthus untuk
menggelar sebuah perjamuan makan
bersama. Daging-daging sisa
persembahan kepada para dewa yang
dijual di Agora pun mereka beli se-
bagai daging sajian perjamuan makan
bersama. Dan sudah menjadi tradisi
bagi masyarakat Corinthus untuk
mengundang rekan-rekan mereka da-
lam perjamuan tersebut. Masalah ter-
jadi ketika orang-orang Kristen diun-
dang oleh rekan mereka yang beraga-
ma pagan ke dalam perjamuan terse-
but. Apakah orang-orang Kristen ha-
rus juga makan daging persembahan
berhala itu? Ditambah lagi, pesta per-
jamuan makan itu kerap diadakan
dengan intensi religiositas agama pa-
gan seseorang. Pendapat jemaat
Corinthus berbeda-beda soal hal ini.
Ada yang setuju dan ada yang tidak.
Bagi mereka yang pengetahuan dan
imannya kuat, memakan daging
persembahan berhala tersebut tidaklah
berdosa. Sementara bagi yang lain,
memakan daging persembahan
berhala itu adalah dosa. Perseteruan
internal pun tak terhindarkan di antara
jemaat pada saat itu.
Paulus mencoba untuk meredam
perseteruan itu dengan surat yang ia
tulis untuk jemaat Corinthus. Dalam
1Kor 8:1-13, Paulus memberikan ura-
ian jawabannya. Ia menandaskan bah-
wa mereka yang pengetahuan dan
imannya kuat janganlah memberi batu
sandungan kepada yang pengetahuan
dan imannya lemah. Berkaitan dengan
itu, Paulus berkata: “Makanan tidak
membawa kita lebih dekat kepada
Allah. Kita tidak rugi apa-apa kalau
kita makan dan kita tidak untung apa-
apa kalau kita tidak makan. Tetapi
jagalah, supaya kebebasanmu, supaya
kebebasanmu ini jangan menjadi batu
sandungan bagi mereka yang
lemah” (1Kor 8:8-9).
Lebih jauh, dalam 1Kor 10:25-32,
Paulus menjelaskan lagi pandangann-
ya tentang persoalan boleh tidaknya
memakan daging persembahan
berhala. Kepada jemaat Corinthus
yang baru bertumbuh dan menghayati
imannya, Paulus menegaskan bahwa
mereka boleh memakan segala sesua-
tu yang dijual di pasar daging (di Ag-
ora), tanpa harus dibayang-bayangi
oleh penilaian hati nurani. Sebab,
bumi dan segala isinya adalah milik
Allah(1 Kor 10:25). Ia juga menam-
bahkan: “Kalau kamu diundang
makan oleh seseorang yang tidak
percaya, dan undangan itu kamu
terima, makanlah apa saja yang
dihidangkan kepadamu, tanpa menga-
dakan pemeriksaan karena keberatan-
keberatan hati nurani. Tetapi kalau
seseorang berkata kepadamu: ‘Itu
persembahan berhala!’. Janganlah
engkau memakannya..oleh karena
keberatan hati nurani orang lain itu.
Janganlah kamu menimbulkan syak di
hati orang, baik itu orang Yahudi atau
orang Yunani, maupun jemaat Al-
lah” (1Kor 10:27-32).
Saya pribadi sangat terkesan saat
memimpin Misa di kompleks Agora,
walau dilakukan di alam terbuka/
reruntuhan kota bersejarah ini. Saya
merasakan adanya semangat Paulus
yang berjuang gigih memperkenalkan
Christianity di tengah-tengah pe-
nolakan dari sebagian penduduk kota
ini. Semangat Paulus yang tidak
mengenal lelah inilah yang saat itu
membakar dan menyemangati saya
untuk terus berkarya di ladang Tuhan.
Dari tempat ini kami melanjutkan
perjalanan ke Aeropolis. □
H A L A M A N 6
very year, Mudika hosts a retreat
during the Victoria Day long
weekend. It lasts for 3 days and
two nights. We have activities, shar-
ing groups, sessions with a priest or a
nun, praise and worship, adoration,
and we end with mass. Events such as
this gives us a chance to make new
friends and bond more with our old
ones. With less than 50 people attend-
ing, it is more intimate than an ordi-
nary retreat or camp that other youth
groups organize.
Throughout the weekend, we listen to
inspiring talks by priests or nuns who
help us towards the right path, the
way to God. We then reflect over it
alone or in small groups. Through
these sharing groups, we get more
insight and different points of view of
how the others around us communi-
cate with God. Everyone is different
and has their own relationship with
God. Sometimes, people don't know
how to build that relationship with
Him and hearing what others do can
spark something deep inside that will
be able to guide us.
We also like to be active and have fun
by doing some activities and games
that are meant to get to know each
other better, whether it's a name game
or a trust exercise.
On Saturday nights, we have adora-
tion and that is the time when every-
one is calm and quiet while praying
and/or being prayed over. Adoration
also gives us a chance to comfort
those who may be troubled and it
shows them that there are people
around them who care.
By the end of the retreat, everyone
knows each other and are a lot more
comfortable with one another. Many
friendships and memories are made
through the Mudika retreat every
year. Here are some of the pictures/
selfies we took during the 2014 Mudi-
ka Retreat.
MUDIKA ANNUAL MAY
RETREAT 2014
(May 16 - 18) By: Clara Nadine Wirahardja
Mudika’s annual retreat 2014 took
place at Crief Hills Conference Centre
in Punslinch, Ontario. There are 42
mudikans who participated and also a
few Mudika retreat new-comers. We
spent the wonderful three days and
two nights to get closer to God; to
hear His words and to open our hearts
for Him, and to be reminded of how
amazing His unconditional love is for
us. We also have the chance to build
our relationship with fellow mudikans
in our journey to grow together in
Christ.
This year’s theme is Vocation; which
means God’s calling. We talked, dis-
cussed and reflected on how to re-
spond to God’s calling, how to decid-
ed whether it is what God has planned
for you, how to deal with hesitations,
doubt and fear throughout God’s call,
and how to trust and act upon His
calling. We tackled these topics with
the help of our speakers; the Sisters of
Our Lady Immaculate and Father Pe-
ter McKenna. They enlightened us on
Notes From Mudika
E
Bersambung ke halaman 7,
H A L A M A N 7
B E R I T A U . K . I
irst of all, we would like to thank
all of the mudikans who have
been so generous with their donation
and commitment to fulfil our monthly
sponsor for Nyoman. Your contribu-
tions are very much appreciated and
will be a tremendous blessing for
Nyoman and his family. For those
who are not familiar with Nyoman,
Nyoman is our little Mudika brother
who lives in Bali, Indonesia, in which
40 mudikans agreed to support finan-
cially by donating $1 every month.
Mudika was introduced to Nyoman
through the Compassion project dur-
ing the Mudika youth Rally at the Lift
Jesus Higher Rally on Saturday,
March 1, 2013 at the Metro Toronto
Convention Centre last year. The
Compassion project allows us to
sponsor children in poverty from all
over the world. Their mission is to
develop children in all aspects of their
lives - their minds, bodies and rela-
tionships. In order to do this, they've
developed four programs that work
together to care for the specific devel-
opmental and spiritual needs of chil-
dren, from birth all the way to the
workforce.
Nyoman lives with his parents and
has two other siblings. His father is
unemployed and his mother is some-
times employed. He loves to play
with toy cars and go bicycling.
Nyoman often sends us letters, filled
with his drawings and doodles, to up-
date us on what he has been doing
and what the program has helped him
achieved. During this first year of
support, Nyoman has accomplished
many things. One of which is going to
the dentist for the first time in his life.
We are currently calling any mudi-
kans that would like to contribute to
help Nyoman and his family. We ask
that you commit to this program for
12 months at a time if you decide to
sign up. We hope that we will have
your support in making Nyoman's life
a better one and help us share the
blessings that the Lord have given to
us for others. Please contact Nadine
Wirahardja at mudikatoron-
[email protected] to sign up!□
A year of support for our
little MUDIKA brother By: Megan Dijong & Nadine Wirahardja
what it means to sacrifice your life to serve our God and
follow Him. They also taught and encouraged us to be-
lieve in Him, because our God already have a plan for
each of us.
Overall, it was a successful annual retreat surrounded with
awesome friends and memorable experiences. We are
hopeful to see more Mudikans to join our next year’s May
Retreat.□
F
Sambungan dari halaman 7,
H A L A M A N 8
menjawab pertanyaan: “Untuk apa kita diciptakan,” kita
harus kembalikan kepada Tuhan sendiri, “Tuhan, apa yang
Kau kehendaki aku lakukan dalam hidupku?”
Allah adalah kasih. Oleh karenanya segala-
galanya yang mengenai Allah selalu berhubungan dengan
kasih. Tetapi manusia selalu jatuh dalam dosa dan tidak
mentaati perintah Allah untuk saling mengasihi. Sejak dari
jaman Perjanjian Lama, mulai dari Adam yang melanggar
perintah Tuhan, Kain yang karena iri membunuh Abel
saudaranya, orang-orang pada jaman Nabi Nuh yang hidup
secara maksiat, sampai Allah menyesal menciptakan
manusia dan mau memusnahkan seluruh umat manusia
dari muka bumi dengan banjir besar.
Melalui para Nabi, Allah telah memberikan pesan-
pesan mengenai apa yang harus kita lakukan dalam hidup
kita. Kepada Nabi Musa, yang menghantar bangsa Israel
keluar dari tanah Mesir, diberikan “Sepuluh Perintah
Allah”. Tetapi bangsa Israel tidak mempedulikannya dan
melanggarnya dengan hidup berpesta-pora, bahkan
menyembah berhala. Sampai Raja Salomo sendiri
menyembah dewa-dewa asing yang dibawa oleh isteri-
isterinya. Banyak Nabi dikirim oleh Allah agar bangsa
Israel bertobat, Yesaya, Yeremia, Yehezkiel, Amos, dan
lain-lain. Melalui Nabi Amos Tuhan mengatakan tidak
mau menerima persembahan kurban bakaran. Yang Tuhan
mau adalah agar umat Israel bertobat dan hidup baik dan
saling meng-asihi.
Sesudah para Nabi gagal dan tidak didengar, Allah
tetap tidak berhenti mengasihi manusia. Kasih Allah
begitu besar hingga Dia mengirim Putera-nya sendiri ke
dunia. Yesus merangkum kehendak Allah dalam dua
perintah utama: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan
segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan
segenap akal budimu. Dan kasihilah sesamamu manusia
seperti dirimu sendiri.”
Kehendak Allah adalah agar kita saling mengasihi,
agar kita tidak binasa dan beroleh hidup yang kekal.
Syaratnya ialah bahwa kita harus mengimani Yesus
Kristus, PuteraNya. Pada waktu kita dibaptis setiap dari
kita sudah menerima iman akan Yesus tersebut. Iman
tersebut tidak akan tumbuh dengan sendirinya. Setiap hari
dan setiap saat, kita harus berusaha untuk
mengembangkannya, dengan membaca Kitab Suci,
menekuni bacaan-bacaan rohani, berdoa, dan membangun
relasi pribadi dengan Yesus.
Bagaimana kita mengukur berapa kuatnya iman
kita? Iman tidak kelihatan dan tidak bisa diukur besarnya,
tingginya, dalamnya. Apakah orang yang menghadiri Misa
Kudus setiap hari lebih kuat imannya dari kita? Apakah
seorang yang berdoa rosario tiap hari lebih dalam imannya
dari kita? Mungkin ya, dan mungkin tidak. Santo Yakobus
mengatakan: “Iman tanpa perbuatan adalah mati.” Kita
bisa melihat dalamnya iman seseorang dari perbuatannya.
Kita bisa melihat contoh para Santo/Santa, misalnya St.
Petrus, St. Paulus, St. Fransiskus Xaverius yang pergi ke
India, Cina, Jepang untuk mewartakan Kabar Gembira, Ibu
Teresa yang merawat orang-orang miskin yang sakit dan
terlantar di jalan-jalan kota Calcutta. Mereka memberikan
seluruh hidup mereka untuk kemuliaan Tuhan. Apakah
kita bisa dan mau meluangkan sedikit waktu kita untuk
kemuliaan Tuhan?
Sebagai murid Yesus, kita harus belajar dan
mengikuti ajaranNya. Hanya belajar dan mengerti ajaran
Yesus saja tidak cukup. Kita harus menunjukkannya
dengan perbuatan kasih yang nyata. Kalau kita ragu-ragu,
tanyalah WWJD, ‘What Would Jesus Do?’ Kalau hu-
bungan kita dengan Yesus sudah dekat, maka setiap saat
kita tahu apa yang harus kita lakukan menurut Yesus.
Yesus hidup di dalam aku dan aku di dalam Dia, kata
Santo Paulus.
Yesus memberi perumpamaan tentang penabur
(yaitu Yesus sendiri) yang menabur benih (yaitu sabda-
Nya). Ada yang jatuh di pinggir jalan, ada yang jatuh di
tanah yang berbatu-batu, ada yang jatuh di antara semak
duri, dan ada yang jatuh di tanah yang subur. Semoga kita
menjadi tanah yang subur, yang selalu mengembangkan
iman kita akan Yesus, dan melaksanakan kehendak Allah
untuk saling mengasihi dalam hidup kita sehari-hari, agar
kemuliaan Tuhan dinyatakan melalui hidup kita.
Tuhan memberkati. □
Sambungan dari halaman 1,
H A L A M A N 9 J U L Y 2 0 1 4 / N O . 2 6 6
acaan di atas merupakan kata pembukaan dalam
menghantar topik yang sangat menarik
“PASRAH” di acara Retreat UKI tanggal 14 Juni
2014.
Kesempatan yang indah yang diberikan oleh
Tuhan dimana warga UKI bisa berjumpa kembali dengan
Sr. Pricilla dan Sr. Slaverina dari Putri Karmel, kami
sungguh disegarkan dengan siraman rohani selama dua
hari bertempat di Loretto Abbey, North York.
Dalam kamus Bahasa Indonesia, kata pasrah
berarti menyerah(kan) sepenuhnya: marilah kita -- kepada
takdir dengan hati yang tabah. Atau ber·pas·rah v
berserah (diri): ~ diri kepada Tuhan sambil berdoa agar
terhindar dari malapetaka. Tuhan mengatur segala
sesuatunya. Namun Tuhan juga memberikan kebebasan
bagi kita yang menjalankannya. Pada saat Tuhan
mengatur, kita berada dalam pencobaan. Tujuan dari
pencobaan itu sendiri adalah untuk : (1) Pemurnian dan
pembentukan diri. Tuhan memakai orang lain untuk
membentuk kita. Ibarat balok kayu yang sedang dibentuk
oleh si peng-ukir. Bila kayu tersebut tidak pasrah,
seandainya memberontak terus maka hasil ukirannya pun
tidak akan sebagus yang diinginkan oleh sang peng-ukir
untuk menjadi patung yang indah dipandang. Demikian
pula dalam hidup kita, bila kita tidak pasrah untuk
dibentuk oleh Tuhan, dan terus memberontak dalam
proses pembentukannya, maka apa yang dikehendaki oleh
Tuhan akan sulit diterapkan. Tuhan sedang membentuk
kita untuk menjadi patung yang indah. (2) Untuk ambil
bagian dalam karya keselamatan. Segala sesuatu yang
terjadi dalam hidup kita mempunyai tujuan yang mulia
sekalipun dalam pende-ritaan yaitu untuk membawa jiwa-
jiwa ke keselamatan.
Yang perlu dilakukan pada saat berpasrah diri
adalah berterimakasih kepada Tuhan untuk segala rahmat
dan karunia yang tak henti-hentinya, berterimakasih
kepada Bunda Maria yang selalu membimbing kita.
Kita membawa kepasrahan dalam doa. Namun
terkadang kita terbawa dalam logika pikiran, kalau Tuhan
tidak bisa dirubah, apa guna-nya kita berdoa? Tujuan doa
bukan untuk membentuk dan mengubah arah, melainkan
untuk membantu orang supaya bisa sesuai dengan dan
mengikuti rencana Allah. Bacaan-bacaan Kitab Suci yang
mendukung diambil dari:
Yesaya 38 : 1,4-5: Pada hari-hari itu Hizkia jatuh
sakit dan hampir mati. Lalu datanglah nabi Yesaya
bin Amos dan berkata kepadanya: "Beginilah firman
TUHAN: Sampaikanlah pesan terakhir kepada
keluargamu, sebab engkau akan mati, tidak akan
sembuh lagi." Hizkia kemudian berdoa dan
sembuhlah dia. Bagaimana mungkin?..ini terjadi
karena ia bertobat.
Lukas 11: 1; Pada suatu kali Yesus sedang berdoa
di salah satu tempat. Ketika Ia berhenti berdoa,
berkatalah seorang dari murid-murid-Nya kepada-
Nya: "Tuhan, ajarlah kami berdoa, sama seperti
yang diajarkan Yohanes kepada murid-muridnya."
Doa Bapa Kami, doa yang luar biasa. Hayati
sehingga kita bisa melihat penyelenggaraan Allah
dalam hidup kita. Dia mau kita berjalan dalam
kehendakNya, mau dan bisa meng-atasi godaan dan
pencobaan. Diberi rejeki pada hari ini, dibebaskan
Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut
bekerja dalam segala sesuatu untuk
mendatangkan kebaikan bagi mereka
yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka
yang terpanggil sesuai dengan rencana
Allah. (Roma 8: 28)
Pasrah
Kiri: Sr. Slaverina Putri Karmel.
Atas: Sr. Pricilla Putri Karmel
B
H A L A M A N 1 0
dari segala pencobaan. Dengan mengamini doa ini
akan mempermudah kita menghadapi pencobaan.
Matius 7:11; Jadi jika kamu yang jahat tahu
memberi pemberian yang baik kepada anak-
anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan
memberikan yang baik kepada mereka yang
meminta kepada-Nya." Tuhan akan memberikan
yang terbaik, namun apakah engkau meminta
perkara yang terbaik?
Yakobus 4:3; Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu
tidak menerima apa-apa, karena kamu salah
berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu
habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu.
Bagaimana menyesuaikan secara total kehendak kita
pada kehendak Allah? Contoh ketika Yesus berada
di taman Getsemani, Yesus ketakutan sampai
bercucuran darah. Kata Yesus kepada Bapa: Ya
Bapa jikalah engkau mau, ambillah cawan ini dari
padaku, tetapi bukanlah menurut kehendakku
melainkan menurut kehendakmulah yang terjadi. Ini
adalah suatu contoh manusia (Yesus) yang
sempurna. Ada kepasrahan, kesatuan dengan Tuhan.
Kekuatan doa bukan dari yang diucapkan, namun
yang berisi kerahiman dengan sumber dari Allah
yang mendorong kita untuk berdoa. Tuhan yang
menciptakan doa itu, dan Roh Kudus yang
membimbing untuk berdoa.
Misteri berdoa adalah misteri penyelenggaraan
Allah, doa yang sejati akan menghasilkan buah buah doa.
Bila doa terkabulkan berarti kita sudah berada dalam
rencana Allah. Tidak ada pengetahuan tanpa usaha dan
belajar, harus ada kerjasama dari kita. Sama halnya tidak
ada hidup rohani tanpa doa. Dalam setiap tantangan sudah
diatur oleh Tuhan untuk mendapatkan buah buahnya.
Melalui Dia ada panenan rohani yaitu mendapatkan
keselamatan dari Allah dan menerima penyelenggaraan
Allah. Doa adalah sebagai penyembahan kepada Allah.
Pada saat kita berdoa, kita sadar dan mohon kepada Allah
untuk diberikan kesehatan, kekuatan pikiran, kekuatan
fisik, dan emosi supaya bisa mengetahui kehendak Allah.
Supaya bisa memupuk kepercayaan akan rencana Allah.
Carilah dahulu kerajaan Allah maka semuanya akan
dilimpahkan kepadamu.
PadaMu Tuhan kuserahkan masa depanku.
Melangkah dengan iman, berusaha keras namun jangan
sekali ragu, cemas dan kuatir. Pasrah merupakan suatu
kebajikan tingkat tinggi. Membiarkan tangan Tuhan
menyelenggarakan hidup kita. Menyerahkan seluruhnya
kepada Tuhan. Melakukan yang dikehendaki Tuhan.
Mencari Tuhan apa mauNya, dan percaya penuh kalau
Tuhan akan memberikan yang terbaik.
Pasrah tidak sama dengan nasib. Tidak ada kata
nasib di iman orang Katolik. Pasrah berarti bergantung
pada Allah, minta Allah agar bekerja dengan rahmatNya.
Mengapa kita perlu pasrah? Banyak permasalahan
di sekitar kita seperti: ketidakadilan, pengkhianatan, dosa-
dosa akibat yang kita lakukan, kecurangan, kehendak
jahat, fitnah, teguran. Kemudian permasalahan di luar
lingkup kita seperti: kecelakaan, bencana alam. Bila kita
bersikap berontak atau melawan dalam menghadapi
berbagai permasalahan yang ada, yang ada bukannya
menolong untuk memperbaiki keadaan malah
memperburuk. Sebaiknya pasrah, sabra dan suatu saat
akan dibangkitkan kembali. Kekuatiran timbul bila kita
bergantung pada kekuatan sendiri. Lari dan minta
pertolongan pada bunda Maria. Kalau akibat yang
ditimbulkan hanya menyangkut pada diri sendiri dan tidak
berkenaan dengan orang lain - sabar saja dan tidak perlu
Bersambung ke halaman 11,
Lukas 2: 29-30 “Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam dalam sejahtera, sesuai dengan firman-Mu,
sebab mataku telah melihat keselamatan yang daripada-Mu”
Umat Katolik Indonesia di Toronto dan sekitarnya,
TURUT BERDUKA CITA, atas berpulangnya:
Ibu Flora Limanhadi Tanudjaja
(Mrs. Tan Yong Beng, 93 thn)
Ibu / Ibu Mertua dari Gerda dan Paul Atman Andre dan Sally Tan
Judith dan Edhie Bedjo Kathy dan Winarto H. Subrata
Cucu & Cucu Mantu Cynthia Atman, Gwenda Atman dan Lee Warren, Audrey
Tan, Sandra Ong & David Cosway, Christopher & Heather Subrata
Beserta cicit dan seluruh keluarga besar
Semoga Tuhan Yang Maha Rahim memberi keselamatan
kekal dan tempat peristirahatan yang indah di rumah Bapa di sorga. Dan bagi keluarga yang ditinggalkan diberi
rahmat, kekuatan, ketabahan serta penghiburan dariNya.
dilawan, di terima dengan lapang dada. Namun bila
bersangkutan dengan orang lain maka perlu adanya bela
diri.
Pada saat pasrah, kita memberikan kesempatan
pada diri kita sendiri untuk: menyilih-nyilih kesalahan
kita, mengobati egoisme, kesombongan, silih bagi jiwa-
jiwa di api pencucian, mengobati semangat yang kendor,
melepaskan diri dari keinginan-keinginan yang tidak
teratur. Pasrah merupakan suatu jalan untuk kekudusan,
karena pasrah merupakan kebajikan, gabungan antara
iman, harapan dan kasih. Tuhan akan membimbing kita,
Tuhan sayang kepada kita. Tuhan selalu dekat dengan
kita.
Kalau kita merasa jauh dengan Tuhan, berarti kita
sedang berada dalam kegelapan rohani. Apa yang akan
Allah perbuat bagi jiwa-jiwa yang pasrah? Allah akan (1)
Membimbing khusus bagi jiwa yang ada dalam kegelapan.
(2) Melindungi jiwa dari gangguan musuh dalam
perjuangan. Allah akan memberi karunia, tujuh karunia
Roh Kudus pada saat kita dibaptis: karunia takut akan Al-
lah, karunia kesalehan, karunia pengenalan, karunia
keperkasaan, karunia nasihat, karunia pengertian dan
karunia kebijaksanaan. Karunia yang paling dasar adalah
takut akan Allah. Asalkan jiwa kita tidak berontak, tetap
mencari kehendak Allah dan tetap setia dan tidak bergulat
dengan keinginan yang tidak teratur, namun berupaya
mengikuti inspirasi Allah maka kepasrahan yang kita alami
akan berbuah. Jika Allah di dalam kita siapa yang bisa
melawan kita? Jawabannya tidak ada yang dapat melawan
kita.
Terimakasih kepada Sr. Priscilla dan Sr. Slaverina
Putri Karmel. Siraman rohani yang padat dengan pesan dari
Sang Pencipta, disuguhkan selama dua hari. Retreat
dengan tema “Berjalanlah BersamaKu” sungguh
memberikan inspirasi dan pengertian yang mendalam akan
arti kata pasrah. Besar harapan kami kepada Sr. Priscilla
dan Sr. Slaverina Putri Karmel untuk dapat mengunjungi
kami kembali di waktu mendatang. Salam kasih dan berkat
Tuhan selalu melimpah dalam karya - karya Suster. □
[Angie Hanapie]
Sambungan dari halaman 10,
WARGA UKI DAN INDONESIA HUBUNGI GREG ATAU SONELA HOXA
TELEPHONE # 905-695-1745