contoh proposal tambang

  • Upload
    sa-ajaa

  • View
    115

  • Download
    8

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tamang

Citation preview

  • 5/19/2018 contoh proposal tambang

    1/120

    FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN

    KECELAKAAN KERJA BERDASARKAN KARAKTERISTIK

    PEKERJA DAN UNIT KERJA DI AREA PERTAMBANGAN

    PT. ANTAM TBK UBPE PONGKOR

    BOGOR JAWA BARAT

    TAHUN 2006-2007

    OLEH :

    EVA HERNAWATI

    NIM : 104101003182

    PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

    FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    1429 H/2008 M

  • 5/19/2018 contoh proposal tambang

    2/120

    FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN

    KECELAKAAN KERJA BERDASARKAN KARAKTERISTIK

    PEKERJA DAN UNIT KERJA DI AREA PERTAMBANGAN

    PT. ANTAM TBK UBPE PONGKORBOGOR JAWA BARAT

    TAHUN 2006-2007

    Skripsi

    Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

    Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM)

    OLEH :

    EVA HERNAWATI

    NIM : 104101003182

    PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

    FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    1429 H/2008 M

  • 5/19/2018 contoh proposal tambang

    3/120

    LEMBAR PERNYATAAN

    Dengan ini saya menyatakan bahwa:

    1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

    salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Fakultas kedokteran dan

    Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

    2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

    sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas kedokteran dan Ilmu

    Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

    3. Jika ini dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau

    merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

    sanksi yang berlaku di Fakultas kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas

    Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

    Jakarta, 12 Desember 2008

    i

  • 5/19/2018 contoh proposal tambang

    4/120

    FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

    PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

    PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)

    Skripsi, 12 Desember 2008

    Eva Hernawati, NIM: 104101003182

    Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Kecelakaan Kerja

    Berdasarkan Karakteristik Pekerja dan Unit Kerja di Area Pertambangan PT

    Antam Tbk UBPE Pongkor Bogor Jawa Barat

    Tahun 2006-2007.

    xxii + 79 Halaman + 11 Tabel + 5 Gambar + 4 Lampiran

    ABSTRAK

    Pongkor adalah salah-satu tambang emas bawah tanah di Indonesia yang

    menggunakan kombinasi metode penambangan konvensional dan mechanised cutand fill. Penambangan emas bawah tanah adalah kegiatan yang berbahaya dan sulit.

    Kejadian kecelakaan kerja di PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor dari tahun 2006

    sampai dengan tahun 2007 meningkat yaitu tahun 2006 sebanyak 58 kejadian kasuskecelakaan kerja menjadi 63 kasus kecelakaan kerja di tahun 2007. Penelitian ini

    dilakukan karena terjadi peningkatan jumlah kecelakaan kerja di area pertambangan

    dari tahun 2006 sebanyak 40 kasus (69%) menjadi 45 kasus (71,4%) pada tahun 2007

    dari total kasus kecelakaan kerja di PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor.Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain

    studi cross sectional. Faktor-faktor yang akan diteliti adalah faktor pekerja sepertiumur, tingkat pendidikan dan masa kerja serta unit kerja. Penelitian ini menggunakandata primer berupa kuesioner dan data sekunder berupa data perusahaan. Adapun

    populasi pada penelitian ini adalah seluruh pekerja area pertambangan PT ANTAM

    Tbk UBPE Pongkor tahun 2006-2007 sebanyak 749 pekerja sedangkan sampelnya174 pekerja yang diambil secara random. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan

    november tahun 2008.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa pekerja yang mengalami kecelakaankerja sebanyak 12,6%. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa ada dua variabel

    yang berhubungan bermakna dengan kejadian kecelakaan kerja yaitu variabel umur

    pekerja (p value 0,05) dan variabel unit kerja (p value 0,021 ) sedangkan variabel

    yang tidak berhubungan adalah tingkat pendidikan dan masa kerja dengan (p value >0,05).

    Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka disarankan sebaiknya mengadakan

    safety talkpada seluruhshift,pembuatan IBPR lebih mendetail,safety inductionlebihdifokuskan pada unit kerja yang akan ditempati, pengawasan yang lebih intensif pada

    unit kerja yang mempunyai risiko kecelakaan yang lebih besar seperti di unit

    produksi tambang, peninjauan ulang SOP. Untuk studi lanjutan, dapat dilakukan

    ii

  • 5/19/2018 contoh proposal tambang

    5/120

    penelitian mengenai kecelakaan kerja yang tidak hanya berdampak pada pekerja

    melainkan yang berdampak pada kerusakan property serta terganggunya prosesproduksi, mempertimbangkan klasifikasi kecelakaan dan faktor-faktor yang

    berhubungan dengan kejadian kecelakaan kerja lainnya (shiftkerja dan lingkungan).

    Selain itu, dapat dilakukan penelitian secara kualitatif untuk melihat penyebabkecelakaan kerja dan juga dapat dilakukan penelitian dengan desain case control.

    Daftar bacaan : 27 (1981-2008)

    iii

  • 5/19/2018 contoh proposal tambang

    6/120

    FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES

    DEPARTMENT OF PUBLIC HEALTH

    MAJOR OF OCCUPATIONAL SAFETY AND HEALTH

    Undergraduated Thesis, December 12th

    2008.

    Eva Hernawati, NIM: 104101003182

    Relating Factors of Accident Occurrence Based on Workers Characteristic and

    Work Unit at Mining Area of PT ANTAM Tbk UBPE Pongkor Bogor West

    Java Year 2006-2007.

    xxii + 79 pages+ 11 tables + 5 images+ 4 appendices

    ABSTRACT

    Pongkor is an underground gold mining in Indonesia that combine

    conventional mining and mechanised cut and fill method. Underground gold miningis a dangerous and difficult activity. The total of accident at PT ANTAM Tbk UBPE

    Pongkor from year 2006 to year 2007 is increasing from 58 cases on 2006 to 63 cases

    on 2007. This research is conducted due to the increase of number of accident at

    mining area 40 cases (69%) to 45 cases (71.4%) from total number of accident case atPT ANTAM TBK UBPE Pongkor.

    This is the quantitative research using cross-sectional study design.

    Researched factors are worker factor such as age, education level, work period, andwork unit. The research uses questionnaire as primary data and company data as

    secondary data. Population of this research is entire worker of mining area of PTANTAM Tbk UBPE Pongkor year 2006-2007 numbered 749 workers while thesample are randomized 174 workers. The research is conducted in November 2008.

    The result shows that accident experienced worker is 12.6%. Bivariate

    analysis shows that there are two variables which have denoting relation with

    accident occurrence i.e. workers age variable (p value 0.05) and work unit variable(p value 0.021) while not related variables are educational level and work period (p

    value > 0.05).

    As stated by the researchs result, it is advised to give safety talk on entireshift, more detailed IBPR making, more focused safety induction on will be assigned

    work unit, more intensive monitoring on work unit which has greater accident risk

    such as at mine production unit, and SOP review. For further research, a researchregarding accident which not only impacting worker but also impacting damage to

    property and production process disruption may be conducted as well as considering

    the classification of accident and other relating factors of accident occurrence (workshift and environment). Furthermore, qualitative research may be conducted to

    comprehend the cause of accident as well as case-control designed research.

    References : 27 (1981-2008)

    iv

  • 5/19/2018 contoh proposal tambang

    7/120

    PERNYATAAN PERSETUJUAN

    Skripsi dengan judul

    FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN

    KECELAKAAN KERJA BERDASARKAN KARAKTERISTIK PEKERJA

    DAN UNIT KERJA DI AREA PERTAMBANGAN PT ANTAM TBK UBPE

    PONGKOR BOGOR JAWA BARAT

    TAHUN 2006-2007

    Telah disetujui, diperiksa dan dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi

    Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

    Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

    Jakarta, 12 Desember 2008

    Iting Shofwati, ST, MKKKPembimbing Skripsi

    v

  • 5/19/2018 contoh proposal tambang

    8/120

    PANITIA SIDANG UJIAN SKRIPSI

    PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

    FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

    Jakarta, 12 Desember 2008

    Penguji I

    Iting Shofwati, ST, MKKK

    Penguji II

    Catur Rosidati, SKM, MKM

    Penguji III

    Farida Tusafariah, Mkes

    vi

  • 5/19/2018 contoh proposal tambang

    9/120

    RIWAYAT HIDUP PENULIS

    Nama : Eva Hernawati

    Tempat, tanggal lahir : Pemalang, 7 April 1985

    Jenis Kelamin : Perempuan

    Agama : Islam

    Telepon : 085693117004

    Email : [email protected]

    Alamat : Jl. Teri no. 27 Rt 03/05 Desa Widuri Kecamatan

    Pemalang Kabupaten Pemalang, Provinsi Jawa

    Tengah.

    Pendidikan Formal : SD Negeri 02 Pemalang

    SLTP Negeri 01 Pemalang

    SLTA Negeri 02 Pemalang

    Program Studi Kesehatan Masyarakat

    Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

    UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

    vii

  • 5/19/2018 contoh proposal tambang

    10/120

    Dengan nama Allah yang maha pengasih dan penyayang

    Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan (sekedar) apa yang Allah berikankepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan. (QS. 65:7)

    Nafasku mungkin lelah merangkai mimpi

    Mengejar hingga ribuan kilo

    Menantinya dengan mengarungi waktu

    Kenyataan-kenyataan kini adalah serangkaian mimpi yang telah tercipta

    Tiap hari dengan iringan fajar menegakkan langkah

    Berpeluh keringat kini tak masalah

    Karena aku tahu, hidup adalah langkah yang ku buat

    Lukisan perjuangan yang dipajang

    Bukanlah sebuah insan jika tak berbuat

    Namun hanya mayat yang mampu berjalan dengan angkuh

    Titik akhir perjalanan hidup takkan pernah berakhir

    Kecuali jika aku tak mampu lagi bergerak..

    Success will follow the good player,

    and they have to play in misery first.

    Inspired By Ressio

    This undergraduated thesis presented for my brother Ahmad Safaat SH and my lover

    Sirojuttolibin ST.

    viii

  • 5/19/2018 contoh proposal tambang

    11/120

    KATA PENGANTAR

    Syukur Alhamdulillah, peneliti ucapkan atas ridha dan hidayah-Nya serta atas

    anugrah nikmat Iman, Islam, dan kesehatan dari Allah SWT sehingga penulis dapat

    menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Shalawat dan salam

    tidak lupa penulis sampaikan kepada Baginda Rasulallah Saw.

    Pada penelitian ini, penulis ingin mengetahui Faktor-faktor yang

    Berhubungan dengan Kejadian Kecelakaan Kerja Berdasarkan Karakteristik

    Pekerja dan Unit Kerja Di Area Pertambangan PT ANTAM Tbk UBPE

    Pongkor Bogor Jawa Barat Tahun 2006-2007.

    Penulis menyadari, bahwa pembuatan skrpsi ini tidak dapat berhasil dengan

    baik tanpa adanya bantuan, dukungan, bimbingan serta doa dari pihak lain. Oleh

    karena itu, dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

    1. Ayahku Edi Wijaya, Ibuku Siti Charoyah (Almarhum) yang pintar dan cantik,

    Ahmad Safaat SH,Ahmad Yani, Khaerudin, MadeSaenah dan keluargaku semua

    atas doa, nasihat, dukungan dan bantuannya.

    2. Prof. Dr (hc). dr. MK. Tadjudin Sp And, selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan

    Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    3. dr. Yuli Prapanca Satar MARS, selaku Ketua Program Studi Kesehatan

    Masyarakat atas perhatian dan masukan yang diberikan.

    ix

  • 5/19/2018 contoh proposal tambang

    12/120

    4. Ibu Iting Shofwati, ST. MKKK, selaku Pembimbing skripsi atas perhatian,

    masukan yang diberikan selama penelitian dan bantuannya dalam penyusunan

    skripsi ini.

    5. Ibu Catur Rosidati, SKM. MKM, atas bimbingan yang diberikan selama penulis

    melakukan penelitian dan penyusunan skripsi.

    6. Ibu Farida Tusafariah, Mkes, selaku penguji yang telah memberikan bimbingan,

    saran dan masukan kepada penulis.

    7. Bapak Aryanto Budi Santoso ST. MM,Selaku Safety and Environment Manager

    PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor.

    8. Bapak Budi Purwana ST, Selaku Kepala Satuan Kerja Keselamatan Kerja dan

    Pembimbing Lapangan tempat penelitian, yang telah memberikan bimbingan dan

    sarannya kepada penulis.

    9. Ibu Erni Herawati S.Sos, selaku AM Hiperkes dan staffnya, yang telah membantu

    penulis dalam penelitian.

    10.Staff Keselamatan Kerja, Pak Masrury, Pak Ali Ganda, Hartini, Pak Sudiyono,

    Pak Anton TN, Pak Somaun, Pak Sugeng, Pak Abdullah, Pak Sabari, Pak Haji,

    Mas Usup dan seluruh karyawan, atas bmbingan, nasihat dan masukan selama

    penelitian berlangsung.

    11.Sirojuttolibin ST, seseorang yang selalu menyemangatiku, mendukung, selalu

    kuingat dan cayo LE forever!!!

    12.Kak Zezen zaenal muttaqien beserta staffnya, atas kepercayaannya menjadikan

    penulis sebagai surveyor LSI.

    x

  • 5/19/2018 contoh proposal tambang

    13/120

    13.Teman-teman seperjuangan penelitian di PT ANTAM Tbk UBPE Pongkor :

    Farah Hayati, Eneng Batzanalah, Darief, Selamat Anugrah dan Sely Marselina

    makasih atas bantuannya.

    14.Sister-sisterku, Ulya, Fardil, Sari, Jazi, Neneng, Farhay, Mala, Eni, Anis, Eneng

    dan teman-temanku semua yang ada di HMI Cabang Ciputat,Trims ya!!!

    15.Teman-teman FKIK khususnya jurusan K3 angkatan 2004, Semangat!!!

    16.Keluarga eneng BZ, mami dan tini yang telah menampungku selama penelitian di

    Bogor.

    17.Teman-teman seperjuangan, Elly, Izzatu, Eha, DMey dan semua temanku yang

    tidak bisa disebutkan satu-persatu, Tanks a lot ya.

    18.Teman-teman kosan yang cantik dan baik, Irma, Eneng, Ica, Sri, Hapsah, Neneng

    dan Hilda Thanks for your support.

    Akhir kata, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga

    penulis dapat memperbaiki skripsi ini dengan sempurna dan semoga laporan ini dapat

    bermanfaat bagi semua pihak yang mempergunakannya terutama untuk proses

    kemajuan pendidikan selanjutnya.

    Jakarta, 12 Desember 2008

    Eva Hernawati

    xi

  • 5/19/2018 contoh proposal tambang

    14/120

    DAFTAR ISI

    Hal

    PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................. i

    ABSTRAK............................................................................................................ ii

    ABSTRACT .......................................................................................................... iv

    PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... vi

    PERNYATAAN PERSETUJUAN PENGUJI ................................................... vii

    RIWAYAT HIDUP ............................................................................................. viii

    LEMBAR PERSEMBAHAN .............................................................................. ix

    KATA PENGANTAR.......................................................................................... x

    DAFTAR ISI......................................................................................................... xiii

    DAFTAR TABEL ................................................................................................ xviii

    DAFTAR GAMBAR............................................................................................ xix

    DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xx

    DAFTAR ISTILAH ............................................................................................. xxi

    DAFTAR SINGKATAN...................................................................................... xxiii

    BAB I. PENDAHULUAN.................................................................................. 1

    1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1

    1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 8

    1.3 Pertanyaan Penelitian........................................................................ 9

    1.4 Tujuan Penelitian .............................................................................. 10

    1.4.1 Tujuan Umum .......................................................................... 10

    1.4.2 Tujuan Khusus ......................................................................... 10

    xii

  • 5/19/2018 contoh proposal tambang

    15/120

    1.5 Manfaat Penelitian ............................................................................ 12

    1.5.1 Manfaat Bagi Peneliti............................................................... 12

    1.5.2 Manfaat Bagi Perusahaan......................................................... 12

    1.5.3 Manfaat Bagi Akademisi.......................................................... 12

    1.6 Ruang Lingkup.................................................................................. 12

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 14

    2.1 Pengertian Kecelakaan...................................................................... 14

    2.2 Kerugian Kecelakaan Kerja .............................................................. 15

    2.3 Penyebab Kecelakaan Kerja.............................................................. 16

    2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecelakaan Akibat Kerja......... 19

    2.4.1 Faktor Pekerja .......................................................................... 20

    2.4.2 Faktor Pekerjaan....................................................................... 26

    2.4.1 Faktor Lingkungan ................................................................... 29

    2.5 Pencegahan Kecelakaan Kerja..................................................... ..... 31

    2.6 Kerangka Teori ................................................................................. 33

    BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ............. 34

    3.1 Kerangka Konsep.............................................................................. 34

    3.2 Definisi Operasional ........................................................................ 35

    3.3 Hipotesis............................................................................................ 36

    BAB VI METODOLOGI PENELITIAN .......................................................... 37

    4.1 Desain Penelitian............................................................................... 37

    4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................ 37

    4.3 Populasi dan Sampel ......................................................................... 37

    xiii

  • 5/19/2018 contoh proposal tambang

    16/120

    4.3.1 Populasi .................................................................................... 37

    4.3.2 Sampel...................................................................................... 38

    4.4 Pengumpulan dan Pengolahan Data.................................................. 39

    4.4.1 Pengumpulan Data ................................................................... 39

    4.4.2 Pengolahan Data....................................................................... 39

    4.5 Analisa Data...................................................................................... 40

    BAB V HASIL .................................................................................................... 41

    5.1 Gambaran Umum Perusahaan........................................................... 41

    5.1.1 Profil Perusahaan ................................................................. 41

    5.1.2 Visi, Misi dan Tujuan Organisasi ......................................... 42

    5.1.3 Proses Produksi ..................................................................... 43

    5.1.4 Kejadian Kecelakaan Kerja Tahun 2006-2007 ..................... 45

    5.1.5 Unit Kerja Di Area Pertambangan ........................................ 47

    5.2 Analisis Univariat ............................................................................. 52

    5.2.1 Gambaran Kejadian Kecelakaan Kerja................................. 52

    5.2.2 Gambaran Umur Pekerja ...................................................... 52

    5.2.3 Gambaran Tingkat Pendidikan Pekerja ................................ 53

    5.2.4 Gambaran Masa Kerja Pekerja.............................................. 53

    5.2.5 Gambaran Unit Kerja ........................................................... 54

    5.3 Analisis Bivariat................................................................................ 55

    5.3.1 Gambaran Kejadian Kecelakaan Kerja Berdasarkan Umur

    Pekerja................................................................................... 55

    xiv

  • 5/19/2018 contoh proposal tambang

    17/120

    5.3.2 Gambaran Kejadian Kecelakaan Kerja Berdasarkan

    Tingkat Pendidikan Pekerja .................................................. 56

    5.3.3 Gambaran Kejadian Kecelakaan Kerja Berdasarkan Masa

    Kerja Pekerja ........................................................................ 57

    5.3.4 Gambaran Kejadian Kecelakaan Kerja Berdasarkan Unit

    Kerja...................................................................................... 58

    BAB VI PEMBAHASAN .................................................................................... 59

    6.1 Keterbatasan Penelitian..................................................................... 59

    6.2 Analisis Univariat ............................................................................. 60

    6.2.1 Gambaran Kejadian Kecelakaan Kerja .................................... 60

    6.2.2 Gambaran Umur Pekerja.......................................................... 63

    6.2.3 Gambaran Tingkat Pendidikan Pekerja.................................... 64

    6.2.4 Gambaran Masa Kerja Pekerja................................................. 66

    6.2.5 Gambaran Unit Kerja ............................................................... 67

    6.3 Analisis Bivariat................................................................................ 68

    6.3.1 Gambaran Kejadian Kecelakaan Kerja Berdasarkan Umur

    Pekerja................................................................................... 68

    6.3.2 Gambaran Kejadian Kecelakaan Kerja Berdasarkan

    Tingkat Pendidikan Pekerja .................................................. 69

    6.3.3 Gambaran Kejadian Kecelakaan Kerja Berdasarkan Masa

    Kerja Pekerja......................................................................... 72

    xv

  • 5/19/2018 contoh proposal tambang

    18/120

    6.3.4 Gambaran Kejadian Kecelakaan Kerja Berdasarkan Unit

    Kerja...................................................................................... 74

    BAB VII SIMPULAN DAN SARAN.................................................................. 77

    7.1 Simpulan ........................................................................................... 77

    7.2 Saran.................................................................................................. 78

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

    xvi

  • 5/19/2018 contoh proposal tambang

    19/120

    Daftar Tabel

    Tabel 3.1 Definisi Operasional........................................................................... 35

    Tabel 5.1 Distribusi Kejadian Kecelakaan Kerja Tahun 2006-2007.................. 47

    Tabel 5.1 Distribusi Kejadian Kecelakaan Kerja ............................................... 52

    Tabel 5.2 Distribusi Umur Pekerja..................................................................... 52

    Tabel 5.3 Distribusi Tingkat Pendidikan Pekerja............................................... 53

    Tabel 5.4 Distribusi Masa Kerja Pekerja............................................................ 53

    Tabel 5.5 Distribusi Unit Kerja .......................................................................... 54

    Tabel 5.6 Gambaran Kejadian Kecelakaan Kerja Berdasarkan Umur Pekerja .. 55

    Tabel 5.7 Gambaran Kejadian Kecelakaan Kerja Berdasarkan Tingkat

    Pendidikan Pekerja ............................................................................. 56

    Tabel 5.8 Gambaran Kejadian Kecelakaan Kerja Berdasarkan Masa Kerja

    Pekerja ................................................................................................ 57

    Tabel 5.9 Gambaran Kejadian Kecelakaan Kerja Berdasarkan Unit Kerja ....... 58

    xvii

  • 5/19/2018 contoh proposal tambang

    20/120

    Daftar Gambar

    Gambar 2.1 Urutan Kejadian Kecelakaan Kerja Menurut HW. Heinrich .......... 17

    Gambar 2.2 Urutan Kejadian Kecelakaan Kerja Menurut Frank. E. Bird. Yr .... 18

    Gambar 2.3 Urutan Kejadian Kecelakaan Kerja Menurut Edward Adam .......... 18

    Gambar 2.4 Kerangka Teori................................................................................ 33

    Gambar 3.1 Kerangka Konsep ............................................................................ 34

    xviii

  • 5/19/2018 contoh proposal tambang

    21/120

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Surat Jawaban Permohonan Izin Penelitian

    Lampiran 2 Kuesioner

    Lampiran 3 Hasil Analisa Univariat

    Lampiran 4 Hasil Analisa Bivariat

    xix

  • 5/19/2018 contoh proposal tambang

    22/120

    DAFTAR ISTILAH

    Accident : Kecelakaan, setiap kejadian yang tidak terduga dan tidak

    diharapkan

    Agent factor : Faktor pekerjaan

    Chi square : Analisis hubungan antara variabel kategorik dengan variabel

    kategorik

    Conveyor : Mesin pembawa batu emas dari crushing menuju ballmill

    Cross sectional : Jenis penelitian non-eksperimental dalm rangka mempelajari

    dinamika korelasi/hubungan antara factor-faktor risiko

    dengan efek yang berupa penyakit atau status kesehatan

    tertentu.

    Cut and fill : Metode penambangan dengan cara mengambil bijih emas

    dari perut bumi kemudian rongga yang telah kosong diisi lagi

    dengan material limbah, pasir dan kerikil yang merupakan

    sisa hasil pengolahan yang telah bersih dari zat-zat berbahaya.

    Crushing : Mesin penghancur batu emas sampai diperoleh ukuran butir

    12,5 mm

    Dore Bullion : Produk akhir PT ANTAM Tbk UBPE Pogkor, berupa

    lempengan campuran emas dan perak dengan kandungan

    emas 10%, perak 90-92% dan pengotor (impurities) 1%

    Environment factor : Faktor lingkungan kerja

    Frequency Rate : Tingkat kekerapan / jumlah kecelakaan yang terjadi

    xx

  • 5/19/2018 contoh proposal tambang

    23/120

    Hipotesis : Pernyataan sementara yang perlu di uji kebenarannya.

    Host factor : Faktor pekerja yang melakukan pekerjaan

    Ore : Bijih emas

    Responden : Pekerja yang dijadikan sampel pada penelitian

    Safety talk : Komunikasi dua arah (diskusi), bahan yang disampaikan

    adalah hasil-hasil accident dan informasi lainnya yang

    disampaikan setiap akan memulai pekerjaan.

    Safety Sign : Tanda-tanda/gambar keselamatan kerja

    Safety Patrol : Kegiatan inspeksi K3 dan lingkungan.

    Safety Campaign : Promosi K3

    Severity Rate : Tingkat keparahan kecelakaan

    Shift : Pembagian kerja dalam waktu dua puluh empat jam

    Underground Mining : Pertambangan bawah tanah

    Unit Kerja : Pembagian satuan kerja di area proses maupun non proses

    yang masing-masing terdiri atas beberapa jenis pekerjaan

    Verklaring : Surat pengalaman kerja

    xxi

  • 5/19/2018 contoh proposal tambang

    24/120

    DAFTAR SINGKATAN

    ANTAM : Aneka Tambang

    APD : Alat Pelindung Diri

    BUMN : Badan Usaha Milik Negara

    CIL : Carbon In Leach

    FR :Frequency Rate

    ILO :International Labour Organization

    ISO :International Standard Organization

    JAMSOSTEK : Jaminan Sosial Tenaga Kerja

    JSA :Job Safety Analysis

    K3 : Kesehatan dan Keselamatan Kerja

    LHD :Loading, Hauling, Dumping

    PT : Perseroan Terbatas

    SLTP : Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama

    SOP : Standard Operating Procedures

    SR : Severity Rate

    Tbk : Terbuka

    UBPE : Unit Bisnis Penambangan Emas

    xxii

  • 5/19/2018 contoh proposal tambang

    25/120

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Seiring dengan berkembangnya dunia industri, dunia kerja selalu

    dihadapkan pada tantangan-tantangan baru yang harus bisa segera diatasi bila

    perusahaan tersebut ingin tetap eksis. Berbagai macam tantangan baru muncul

    seiring dengan perkembangan jaman. Namun masalah yang selalu berkaitan dan

    melekat dengan dunia kerja sejak awal dunia industri dimulai adalah timbulnya

    kecelakaan kerja. Terjadinya kecelakaan kerja tentu saja menjadikan masalah

    yang besar bagi kelangsungan sebuah perusahaan. Kerugian yang diderita tidak

    hanya berupa kerugian materi yang cukup besar namun lebih dari itu adalah

    timbulnya korban jiwa yang tidak sedikit jumlahnya. Kehilangan sumber daya

    manusia ini merupakan kerugian yang sangat besar karena manusia adalah satu-

    satunya sumber daya yang tidak dapat digantikan oleh teknologi apapun (Bhina,

    2007).

    Laporan International Labour Organization (ILO) memasukkan

    Indonesia sebagai negara dengan angka kecelakaan kerja terbesar kedua di

    dunia. Laporan itu didasarkan pada survei terhadap 53 negara tahun lalu, sesuai

    data ILO, terjadi 65.474 kecelakaan kerja di Indonesia. Di antara jumlah

    tersebut, 1.451 orang tenaga kerja meninggal dunia. Selain itu, 5.326 pekerja

    cacat tetap dan 58.697 sembuh tanpa cacat (Dwi, 2008).

    1

  • 5/19/2018 contoh proposal tambang

    26/120

    2

    Berdasarkan data dari PT. Jamsostek mengenai jumlah kecelakaan kerja

    yang terjadi di Indonesia pada tahun 2006 didapatkan bahwa total kasus yang

    terjadi sebanyak 95.624 yang terdiri dari cacat fungsi sebanyak 4.973 kasus,

    cacat sebagian sebanyak 2.918 kasus, cacat total sebanyak 122 kasus, jumlah

    kematian sebanyak 1784 kasus dan yang mengalami sembuh sebanyak 85.827

    kasus. (Depnakertrans RI, 2007)

    Sejak tahun 2004 sampai tahun 2006 tingkat kecelakaan kerja di

    Indonesia tergolong tinggi. Hal tersebut harus menjadi perhatian semua

    komponen agar memperhatikan masalah keselamatan dalam bekerja.

    Pelaksanaan keselamatan di setiap tempat kerja sebagaimana yang diamanatkan

    Undang-Undang No.1 tahun 1970 dan UU No.13 tahun 2003 tentang

    ketenagakerjaan, merupakan kewajiban pengusaha untuk melindungi tenaga

    kerja dari potensi bahaya yang dihadapi. Semuanya untuk mewujudkan kondisi

    kerja yang aman, sehat, bebas kecelakaan dan penyakit akibat kerja (Pelalawan,

    2008)

    Berdasarkan data Depnakertrans, angka kecelakaan kerja di Indonesia

    masih tergolong tinggi, meskipun cenderung turun dari tahun ke tahun. Tahun

    2000 terjadi 98.902 kasus, tahun 2001 terjadi 104.774 kasus, tahun 2002 terjadi

    103.804 kasus, tahun 2003 terjadi 105.846 kasus, tahun 2004 terjadi 95.418

    kasus, tahun 2005 terjadi 99.023 kasus dan tahun 2006 menjadi 95.624 kasus

    (Mohamad, 2008). Depnakertrans tahun 2007 menunjukkan 65.474 kasus

    kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Hal itu mengakibatkan jatuhnya

  • 5/19/2018 contoh proposal tambang

    27/120

    3

    korban 1.451 orang meninggal, 5.326 orang cacat, dan 58.697 orang sembuh

    tanpa cacat (Ip, 2008).

    Tingkat kecelakaan kerja pada PT Aneka Tambang selama lima tahun

    terakhir tergolong tinggi. Korban mencapai 1.209 orang, meliputi 118 orang

    meninggal dunia, 439 orang luka berat, serta 652 orang luka ringan. Korban

    kecelakaan kerja di tambang pada tahun 1997 sebanyak 269 orang, meliputi 143

    orang luka ringan, 102 orang luka berat, dan 24 orang meninggal dunia. Tahun

    berikutnya korban kecelakaan sebanyak 259 orang, yakni 147 orang luka ringan,

    93 orang luka berat, dan 19 orang meninggal dunia. Tahun 2001 sebanyak 106

    orang luka ringan, 86 orang luka berat, serta 19 orang meninggal dunia. Tahun

    2002 sebanyak 103 orang luka ringan, 74 orang luka berat, dan 31 orang

    meninggal dunia. Pada tahun 2003 tercatat 153 orang luka ringan, 84 orang luka

    berat, dan 31 orang meninggal dunia (Jan, 2004).

    Kerugian akibat kecelakaan kerja digambarkan seperti gunung es,

    permasalahan termasuk biaya yang terjadi sebenarnya jauh lebih besar dari apa

    yang dihitung. Perbandingan antara biaya langsung dan tidak langsung adalah 1:

    6-53 kali. Biaya langsung hanya biaya pengobatan dan biaya kompensasi

    (asuransi) sedangkan biaya tidak langsung adalah kerugian akibat kerusakan

    peralatan, bangunan, material, produksi terganggu, biaya hukum, biaya

    peralatan, serta waktu untuk penyelidikan. Biaya lain ialah upah yang tetap

    dibayarkan kepada korban, biaya untuk pengganti dan pelatihan, biaya kerja

    lembur, kurang kemampuan korban setelah sembuh (ILO, 1983 dalam Nov,

    2005).

  • 5/19/2018 contoh proposal tambang

    28/120

    4

    Menurut ILO tahun 1989 (Arifin, 2004) mengemukakan bahwa

    kecelakaan akibat kerja pada dasarnya disebabkan oleh tiga faktor yaitu :

    1.

    Faktor pekerja seperti umur, tingkat pendidikan, jenis kelamin dan masa

    kerja.

    2. Faktor pekerjaan sepertishiftkerja, lama jam kerja dan unit kerja.

    3. Faktor lingkungan di tempat kerja seperti faktor fisik, kimia dan biologi.

    Terjadinya kecelakaan akibat kerja dipengaruhi oleh berbagai macam

    faktor penyebab dimana faktor-faktor tersebut saling berkaitan dan

    mempengaruhi. Para ahli menggolongkan faktor-faktor penyebab timbulnya

    kecelakaan akibat kerja dengan cara yang berbeda-beda. John Gordon

    menggolongkan faktor-faktor tersebut menurut host, agent dan environment

    (Soetanto, 1990)

    Teori kecelakaan dari Gordon mengemukakan tentang multiple causation

    model dengan basis epidemiologi yang diambil dariHeinrich modeldari konsep

    loss control yang dikembangkan oleh Bird dan Loftus. Beberapa orang

    menyatakan bahwa fenomena kecelakaan adalah tindakan yang tidak

    diharapkan, tidak dapat dihindari dan tidak diperhatikan yang dihasilkan dari

    interaksi sekumpulan besar host, agent dan faktor-faktor lingkungan disertai

    dengan situasi yang melibatkan pengambilan risiko dan persepsi dari bahaya

    (Hegney, 1997 dalam Susiwi, 2003).

    Pada variabel umur menurut penelitian Sukamto pada pekerjaan seismic

    survey di PT. Elnusa Geosains tahun 2004 dari hasil analisis statistik

    menggunakan chi square menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna

  • 5/19/2018 contoh proposal tambang

    29/120

    5

    antara umur dengan kecelakaan kerja dengan Pvalue=0,040, terlihat bahwa

    pekerja paling banyak mengalami kecelakaan akibat kerja adalah pekerja yang

    berumur 20-30 tahun yang terjadi pada tahun 2001 sejumlah 33 pekerja (66%),

    tahun 2002 sejumlah 26 pekerja (60,5%) dan tahun 2003 sejumlah 48 pekerja

    (66,7%).

    Pada variabel masa kerja menurut penelitian Sukamto (2004) di PT.

    Elnusa Geosains bahwa dari hasil analisis statistik menggunakan chi square

    menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara masa kerja dengan

    kecelakaan kerja dengan Pvalue=0,00, terlihat bahwa distribusi kecelakaan kerja

    banyak terjadi adalah pekerja yang bekerja dengan masa kerja 1-6 bulan untuk 3

    tahun terakhir yaitu pada tahun 2001 sejumlah 34 pekerja (68%), tahun 2002

    sejumlah 42 pekerja (97,7%) dan pada tahun 2003 sejumlah 71 pekerja (98,6%).

    Pada variabel pendidikan menurut penelitian Sukamto (2004) di PT.

    Elnusa Geosains juga menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara

    pendidikan dengan kecelakaan kerja dengan Pvalue=0,012, terlihat bahwa

    pendidikan yang paling sering terjadi kecelakaan kerja adalah pekerja yang

    mempunyai latar belakang SLTP dan SLTA tahun 2001 sebanyak 24 orang yaitu

    48%, pada tahun 2002 terlihat banyak terjadi pada pekerja dengan latar belakang

    SLTP sebanyak 22 orang yaitu 51,2% dan tahun 2003 banyak terjadi pada

    pendidikan SLTP sebanyak 37 orang yaitu 51,4%.

    Pada variabel unit kerja menurut penelitian Sukamto (2004) di PT.

    Elnusa Geosains bahwa dari hasil uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan

    yang bermakna antara unit kerja dengan kecelakaan kerja, terlihat bahwa unit

  • 5/19/2018 contoh proposal tambang

    30/120

    6

    kerja paling banyak terjadi pada pekerjaan unit topografi/surveying yakni pada

    tahun 2001 sejumlah 33 pekerja (66%), tahun 2002 sejumlah 20 pekerja (46%)

    dan tahun 2003 sejumlah 56 pekerja (77%) dan paling sedikit terjadi kecelakaan

    kerja pada pekerjaan unit recording dengan distribusi pada tahun 2001 sejumlah

    4 pekerja (8%), tahun 2002 sejumlah 3 pekerja (7%) dan pada tahun 2003

    sejumlah 4 pekerja (5,6%) (p value = 0,063).

    Pongkor adalah salah-satunya tambang emas bawah tanah di Indonesia

    yang menggunakan kombinasi metode penambangan konvensional dan

    mechanised cut and fill. Penambangan emas bawah tanah adalah kegiatan yang

    berbahaya dan sulit. Pada tahun 2006 ada 58 kejadian kasus kecelakaan kerja

    dengan nilai FR = 3,29 dan SR = 44,152 serta pada tahun 2007 ada 63 kasus

    kecelakaan kerja dengan nilai FR = 1,59 dan SR = 6,90. nilai FR dan SR dari

    tahun 2006 sampai tahun 2007 menurun. Hal ini dikarenakan jam kerja pada

    tahun 2006 sebanyak 1.815.516 meningkat di tahun 2007 menjadi 1.867.430

    (PT. ANTAM, 2008).

    Menurut studi pendahuluan di PT.Antam Tbk UBPE Pongkor diketahui

    bahwa karakteristik pekerja dan karakteristik pekerjaan di area pertambangan

    tersebut dicurigai sebagai faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja di

    PT.Antam Tbk UBPE Pongkor. Faktor-faktor tersebut seperti karakteristik

    pekerja (umur, tingkat pendidikan, masa kerja) dan karakteristik pekerjaan (unit

    kerja).

    Umur pekerja di PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor antara 23 sampai

    dengan umur 55. Menurut Oborne (1982) menyatakan bahwa banyak alasan

  • 5/19/2018 contoh proposal tambang

    31/120

    7

    mengapa tenaga kerja golongan umur muda mempunyai kecenderungan untuk

    menderita kecelakaan akibat kerja lebih tinggi dibandingkan dengan golongan

    umur yang lebih tua. Beberapa faktor yang mempengaruhi tingginya kejadian

    kecelakaan akibat kerja pada golongan umur muda antara lain karena kurang

    perhatian, kurang disiplin, cenderung menuruti kata hati, ceroboh, dan tergesa-

    gesa.

    Tingkat pendidikan pekerja di PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor adalah

    Sekolah Dasar (SD) sampai dengan perguruan tinggi. Menurut Arifin (2004)

    menyatakan bahwa pendidikan seseorang berpengaruh dalam pola pikir

    sesorang dalam menghadapi pekerjaan yang dipercayakan kepadanya, selain itu

    pendidikan juga akan mempengaruhi tingkat penyerapan terhadap pelatihan

    yang diberikan dalam rangka melaksanakan pekerjaan dan keselamatan kerja.

    Masa kerja pekerja di PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor adalah 1 tahun

    sampai dengan 16 tahun. Menurut ILO (1989) menyatakan bahwa perhatian

    pekerja yang belum terbiasa pada lingkungan pabrik akan terpencar oleh banyak

    kesan baru dan ini bersama kurangnya pengalaman dapat menjelaskan mengapa

    frekuensi kecelakaan relatif tinggi di antara para pendatang baru.

    Unit kerja di PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor ada 3 unit kerja yaitu

    unit produksi tambang, unit development dan unit supporting. Pada unit

    supportingterdiri dari sarana tambang, pengisian ulang, pemeliharaan peralatan

    tambang, perencanaan tambang dan quality control(pengukuran tambang serta

    pengawasan kadar dan geoteknik). Unit kerja ialah pembagian satuan kerja di

    area proses maupun non proses yang masing-masing terdiri atas beberapa jenis

  • 5/19/2018 contoh proposal tambang

    32/120

    8

    pekerjaan (Sumamur, 1981). Jenis pekerjaan mempunyai pengaruh besar

    terhadap risiko terjadinya kecelakaan akibat kerja. Jumlah dan macam

    kecelakaan akibat kerja berbeda-beda di berbagai kesatuan operasi dalam suatu

    proses (Sumamur, 1989).

    Kejadian kecelakaan kerja di PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor dari

    tahun 2006 sampai dengan tahun 2007 meningkat dan paling banyak terjadinya

    kecelakaan kerja pada area pertambangan. Pada tahun 2006 kejadian kecelakaan

    kerja di area pertambangan ada 40 kasus (69%) dari total kasus kecelakaan kerja

    di PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor mengalami peningkatan menjadi 45 kasus

    (71,4%) di tahun 2007. Hal ini perlu adanya usaha untuk mencari faktor-faktor

    yang berhubungan dari kecelakaan kerja berdasarkan karakteristik pekerja

    seperti umur, tingkat pendidikan dan masa kerja serta unit kerja sehingga

    kecelakaan kerja di area pertambangan PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor dapat

    diketahui penyebab terjadinya kecelakaan kerja sehingga dapat dicegah,

    diturunkan bahkan dihilangkan angka kejadian kecelakaan kerja tersebut.

    1.2 Rumusan Masalah

    Dari permasalahan di atas, kejadian kecelakaan kerja masih relatif tinggi

    terutama di bidang industri pertambangan. Berdasarkan data laporan kecelakaan

    kerja bulanan PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor dari tahun 2006 sampai dengan

    tahun 2007 bahwa jumlah kecelakaan kerja pada area pertambangan mengalami

    peningkatan yaitu dari 40 kasus (69%) menjadi 45 kasus (71,4%) dari total

    kecelakaan kerja di PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor. Hal ini berarti pekerja di

  • 5/19/2018 contoh proposal tambang

    33/120

    9

    area pertambangan PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor berisiko mengalami

    kecelakaan kerja.

    Kecelakaan kerja pada PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor berdampak

    pada terganggunya proses pertambangan, kerusakan alat, biaya perbaikan, biaya

    bagi si korban kecelakaan dan masih banyak kerugian lainnya. Kejadian

    kecelakaan kerja di area pertambangan PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor dapat

    dicurigai ada beberapa faktor diantaranya faktor pekerja seperti umur, pendidika

    dan masa kerja serta faktor pekerjaan seperti unit kerja. Semua faktor-faktor

    yang berhubungan dengan kejadian kecelakaan kerja tersebut dicurigai terdapat

    di area pertambangan PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor. Untuk itu penulis

    melakukan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan

    dengan kecelakaan kerja berdasarkan karakteristik pekerja dan unit kerja di area

    pertambangan PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor tahun 2006-2007.

    1.3 Pertanyaan Penelitian

    1. Bagaimana gambaran kecelakaan kerja di area pertambangan PT. ANTAM

    Tbk UBPE Pongkor tahun 2006-2007 ?

    2. Bagaimana gambaran umur pekerja di area pertambangan PT. ANTAM Tbk

    UBPE Pongkor tahun 2006-2007 ?

    3.

    Bagaimana gambaran tingkat pendidikan pekerja di area pertambangan PT.

    ANTAM Tbk UBPE Pongkor tahun 2006-2007 ?

    4. Bagaimana gambaran masa kerja pekerja di area pertambangan PT. ANTAM

    Tbk UBPE Pongkor tahun 2006-2007 ?

  • 5/19/2018 contoh proposal tambang

    34/120

    10

    5. Bagaimana gambaran unit kerja di area pertambangan PT. ANTAM Tbk

    UBPE Pongkor tahun 2006-2007 ?

    6.

    Apakahada hubungan antara umur pekerja dengan kejadian kecelakaan kerja

    di area pertambangan PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor tahun 2006-2007 ?

    7. Apakah ada hubungan antara tingkat pendidikan pekerja dengan kejadian

    kecelakaan kerja di area pertambangan PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor

    tahun 2006-2007 ?

    8. Apakahada hubungan antara masa kerja pekerja dengan kejadian kecelakaan

    kerja di area pertambangan PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor tahun 2006-

    2007 ?

    9. Apakahada hubungan antara unit kerja dengan kejadian kecelakaan kerja di

    area pertambangan PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor tahun 2006-2007 ?

    1.4 Tujuan Penelitian

    1.4.1 Tujuan Umum

    Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian

    kecelakaan kerja berdasarkan karakteristik pekerja dan unit kerja di area

    pertambangan PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor tahun 2006-2007.

    1.4.2 Tujuan Khusus

    1.

    Diketahuinya gambaran kejadian kecelakaan kerja di area

    pertambangan PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor tahun 2006-2007.

    2. Diketahuinya gambaran umur pekerja di area pertambangan PT.

    ANTAM Tbk UBPE Pongkor tahun 2006-2007.

  • 5/19/2018 contoh proposal tambang

    35/120

    11

    3. Diketahuinya gambaran tingkat pendidikan pekerja di area

    pertambangan PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor tahun 2006-2007.

    4.

    Diketahuinya gambaran masa kerja pekerja di area pertambangan PT.

    ANTAM Tbk UBPE Pongkor tahun 2006-2007.

    5. Diketahuinya gambaran unit kerja di area pertambangan PT. ANTAM

    Tbk UBPE Pongkor tahun 2006-2007

    6. Diketahuinya hubungan antara umur pekerja dengan kejadian

    kecelakaan kerja di area pertambangan PT. ANTAM Tbk UBPE

    Pongkor tahun 2006-2007.

    7. Diketahuinya hubungan antara tingkat pendidikan pekerja dengan

    kejadian kecelakaan kerja di area pertambangan PT. ANTAM Tbk

    UBPE Pongkor tahun 2006-2007.

    8. Diketahuinya hubungan antara masa kerja pekerja dengan kejadian

    kecelakaan kerja di area pertambangan PT. ANTAM Tbk UBPE

    Pongkor tahun 2006-2007.

    9. Diketahuinya hubungan antara unit kerja dengan kejadian kecelakaan

    kerja di area pertambangan PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor tahun

    2006-2007.

  • 5/19/2018 contoh proposal tambang

    36/120

    12

    1.5 Manfaat Penelitian

    1.5.1 Manfaat Bagi Peneliti

    Dapat mempertajam kemampuan analitik dalam memahami

    masalah-masalah keselamatan dan kesehatan kerja, khususnya masalah

    kecelakaan kerja di PT. ANTAM Tbk UBPE.

    1.5.2 Manfaat Bagi Perusahaan

    Perusahaan mendapatkan informasi yang dapat digunakan untuk

    membuat kebijakan di bidang keselamatan dan kesehatan kerja dalam

    rangka mengurangi bahkan menghilangkan angka kecelakaan kerja pada

    pekerja di PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor

    1.5.3 Manfaat Bagi Akademisi

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi kalangan

    akademisi sebagai informasi terhadap penelitian selanjutnya.

    1.6 Ruang Lingkup Penelitian

    Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang

    berhubungan dengan kejadian kecelakaan kerja berdasarkan karakteristik

    pekerja dan unit kerja di area pertambangan PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor

    tahun 2006-2007. Faktor -faktor yang akan diteliti adalah faktor pekerja seperti

    umur, tingkat pendidikan dan masa kerja serta unit kerja. Penelitian ini

    dilakukan karena terjadi peningkatan jumlah kecelakaan kerja di area

    pertambangan dari tahun 2006 sebanyak 40 kasus (69%) menjadi 45 kasus

  • 5/19/2018 contoh proposal tambang

    37/120

    13

    (71,4%) pada tahun 2007 dari total kasus kecelakaan kerja di PT. ANTAM Tbk

    UBPE Pongkor. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan november tahun 2008.

    Populasi pada penelitian ini adalah semua pekerja di area pertambangan PT.

    ANTAM Tbk UBPE Pongkor yang berjumlah 749 orang sedangkan sampel

    penelitian diambil secara random sebanyak 174 pekerja yang mengalami

    kecelakaan kerja dan pekerja yang tidak mengalami kecelakaan kerja tahun

    2006-2007 dari semua pekerja di area pertambangan PT. ANTAM Tbk UBPE

    Pongkor. Penelitian ini menggunakan studi cross sectional. Penelitian ini

    menggunakan data primer berupa kuesioner dan data sekunder berupa laporan

    kecelakaan kerja tahun 2006-2007, jumlah pekerja yang ada di area

    pertambangan PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor dan data mengenai sertifikat di

    setiap unit kerja.

  • 5/19/2018 contoh proposal tambang

    38/120

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Pengertian Kecelakaan Kerja

    Kecelakaan kerja ialah setiap kejadian yang tidak terduga dan tidak

    diharapkan. Tidak terduga berarti tidak ada unsur-unsur kesengajaan apalagi

    dalam bentuk perencanaan. Oleh karena itu, peristiwa sabotase atau tindakan

    kriminal adalah di luar lingkup kecelakaan kerja. Tidak diharapkan karena setiap

    kecelakaan biasanya disertai dengan kerugian material dan non material, mulai

    dari yang paling ringan sampai kepada yang paling berat (Depnakertrans, 2003).

    Kecelakaan akibat kerja adalah kecelakaan yang berhubungan dengan

    hubungan kerja pada perusahaan. Hubungan kerja disini dapat berarti, bahwa

    kecelakaan terjadi dikarenakan oleh pekerjaan atau pada waktu melaksanakan

    pekerjaan. Kadang-kadang kecelakaan akibat kerja diperluas ruang lingkupnya

    sehingga meliputi juga kecelakaan-kecelakaan tenaga kerja yang terjadi pada

    saat perjalanan ke dan dari tempat kerja. Misalnya seperti diatur dalam Undang-

    undang No. 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JSTK).

    Kecelakaan di rumah bukanlah termasuk kategori kecelakaan kerja. Kecelakaan

    demikian termasuk pada kecelakaan umum hanya saja menimpa tenaga kerja di

    luar pekerjaannya (Depnakertrans, 2003).

    Silalahi (1985) mendefinisikan kecelakaan kerja adalah suatu kejadian

    yang tidak diharapkan dan tidak dikehendaki yang mengakibatkan korban luka

    pada manusia serta kerusakan pada harta dan benda.

    14

  • 5/19/2018 contoh proposal tambang

    39/120

    15

    Jadi dapat disimpulkan pengertian kecelakaan kerja secara umum adalah

    kejadian kecelakaan yang berhubungan dengan kerja yang tidak diharapkan yang

    mengakibatkan kerugian pada manusia, kerusakan pada harta dan benda serta

    terganggunya proses produksi.

    2.2 Kerugian Kecelakaan Kerja

    Kerugian kecelakaan kerja antara lain (Depnakertrans, 2003) :

    1. Penderitaan fisik, termasuk cidera/sakit ringan, berat atau cacat tubuh atau

    bahkan kematian. Akibat-akibat tersebut hanya menyangkut fisik, tidak

    termasuk menyangkut aspek kemanusiaan seperti :

    a. Rasa sedih keluarga dan teman karena korban meninggal dunia

    b. Rasa sakit akibat cidera

    c. Menanggung beban psikologis akibat kehilangan salah-satu anggota

    badan (terjadinya cacat permanen)

    2. Kerusakan benda/mesin, peralatan, perlengkapan, bangunan, bahan

    produksi/hasil produksi.

    3. Terjadinya kekacauan organisasi/citra perusahaan.

    4. Terlambatnya proses produksi baik sementara maupun permanen.

    5. Lain-lain yang tidak diasuransikan seperti :

    a.

    gaji yang dibayarkan kepada tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan

    karena tidak masuk kerja

    b. pembayaran kompensasi

    c. biaya lembur

  • 5/19/2018 contoh proposal tambang

    40/120

    16

    d. biaya untuk melatih pegawai baru

    e. biaya untuk menerima pegawai baru

    f.

    waktu yang tersita untuk urusan administrasi atau untuk tenaga yang

    membantu menolong korban.

    2.3 Penyebab Kecelakaan Kerja

    Setiap kecelakaan terutama ada penyebabnya. Kecelakaan tidak tejadi

    begitu saja. Ada beberapa teori tentang terjadinya suatu kecelakaan yang dikenal

    dengan teori deret Domino (Depnakertrans, 2003).

    a. Teori HW. Heinrich (1933), menurut teori ini terjadinya suatu kecelakaan

    dapat diurutkan sebagai berikut :

    1. Lingkungan sosial/keturunan (Social Environment/Ancestry)

    2. Kesalahan manusia (Fault of person)

    3.

    Perbuatan membahayakan dan bahaya yang ditimbulkan secara mekanis

    atau fisik (Unsafe act and Mechanical or physical Hazard)

    4. Kecelakaan (Accident)

    5. Cidera

    Lebih jelasnya urutan terjadinya kecelakaan tersebut dapat dilihat

    seperti pada gambar 2.1. kecelakaan dimulai karena adanya keadaan

    sosial atau lingkungan yang dapat mempengaruhi tingkah-laku

    seseorang (Kartu I). Apabila hal ini dibiarkan maka tingkah laku yang

    muncul kemungkinan negatif misalnya lupa, gugup, pemarah, acuh tak

    acuh dan sebagainya dan hal ini merupakan kesalahan manusia (Kartu

  • 5/19/2018 contoh proposal tambang

    41/120

    17

    II). Karena adanya kesalahan manusia maka tindakan yang dilakukan

    merupakan tindakan yang membahayakan (Kartu III). Akibat dari

    tindakan yang tidak aman, maka timbullah kecelakaan (Kartu IV). Kalau

    sampai terjadi suatu kecelakaan maka akan menimbulkan cidera (Kartu

    V). Urutan kejadian kecelakaan menurut teori tersebut dapat dilihat

    seperti pada gambar 2.1.

    Gambar 2.1

    Urutan kejadian kecelakaan menurut HW. Henrich

    b. Teori Frank E, Bird Yr.

    Menurut teori ini urutan kejadian kecelakaan adalah sebagai berikut :

    1. Kurangnya kontrol dari manajemen (Kartu I)

    2. Penyebab dasar atau sumber (Kartu II)

    3. Penyebab langsung atau gejala (Kartu III)

    4.

    Insiden atau kontak (Kartu IV)

    5. Kerugian terhadap manusia atau benda (Kartu V).

  • 5/19/2018 contoh proposal tambang

    42/120

    18

    Urutan kejadian kecelakaan menurut teori tersebut dapat dilihat

    seperti pada gambar 2.2

    Gambar 2.2

    Urutan kejadian kecelakaan menurut Frank E. Bird. Yr

    c. Teori Edward Adam

    Menurut Edward adam bahwa penyebab suatu kecelakaan yaitu

    struktur manajemen. Pada dasarnya yang membedakan teori yang satu

    dengan yang lainnya yaitu pada urutan pertama dan kedua. Urutan

    seterusnya adalah sama yang berbeda hanya istilahnya saja. Urutan

    kecelakaan/insiden menurut Edward Adam dapat dilihat pada gambar 2.3

    Gambar 2.3

    Urutan kejadian kecelakaan menurut Edward Adam

  • 5/19/2018 contoh proposal tambang

    43/120

    19

    d. Teori Loss Causation Model

    Teori lain yang lebih baru dikemukakan oleh Bird & German pada

    tahun 1985. Teori ini dikenal dengan Loss Causation Model yang tidak

    mempersalahkan faktor lingkungan dan keturunan. Tetapi timbulnya

    kecelakaan diakibatkan oleh kegagalan dari pihak manajemen. Oleh karena

    itu dalam menganalisis permasalahan kesehatan dan keselamatan kerja,

    analisis harus dilanjutkan sampai menemukan penyebab dasar masalah,

    yang berkaitan dengan tugas dan fungsi manajemen yang tidak

    dilaksanakan. Pertanyaan yang perlu dianalisis ialah tugas dan fungsi

    manajemen yang mana yang tidak dilaksanakan sehingga terjadi kecelakaan.

    2.4 Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecelakaan Kerja

    Timbulnya kecelakaan kerja dipengaruhi oleh berbagai faktor, dimana

    faktor yang satu mempengaruhi faktor yang lainnya. Berdasarkan pendekatan

    epidemiologi (US. Office of Technology Assesment Washington DC, 1975),

    faktor-faktor yang mempengaruhi kecelakaan akibat kerja dapat dikelompokkan

    sebagai berikut (Arifin, 2004).

    1. Host, yaitu pekerja yang melakukan pekerjaan.

    2. Agent,yaitu pekerjaan.

    3.

    Environment, yaitu lingkungan kerja.

    Menurut ILO tahun 1989 mengemukakan bahwa kecelakaan akibat kerja

    pada dasarnya disebabkan oleh tiga faktor yaitu faktor pekerja, pekerjaannya dan

    faktor lingkungan di tempat kerja (Arifin, 2004).

  • 5/19/2018 contoh proposal tambang

    44/120

    20

    2.4.1 Faktor Pekerja

    Ada beberapa faktor-faktor dari karakteristik pekerja yaitu sebagai

    berikut :

    1. Umur

    Umur mempunyai pengaruh yang penting terhadap kejadian

    kecelakaan akibat kerja. Golongan umur tua mempunyai

    kecenderungan yang lebih tinggi untuk mengalami kecelakaan akibat

    kerja dibandingkan dengan golongan umur muda karena umur muda

    mempunyai reaksi dan kegesitan yang lebih tinggi (Hunter, 1975).

    Namun umur muda pun sering pula mengalami kasus kecelakaan

    akibat kerja, hal ini mungkin karena kecerobohan dan sikap suka

    tergesa-gesa (Tresnaningsih, 1991).

    New Jersey tahun 1991 sampai dengan tahun 2000

    didapatkan 20% kematian dari 1.174 kecelakaan. Dari 234

    kecelakaan kerja di New Jersey lebih banyak terjadi pada pekerja

    usia lanjut (> 55 tahun) dari pada usia muda, antara lain : kecelakaan

    transportasi perbandingan antara usia lanjut dengan usia muda 42% :

    34%, terjatuh 18% : 14%, ledakan 6% : 3%.(Dina, 2007).

    Dari hasil penelitian di Amerika Serikat diungkapkan bahwa

    pekerja usia muda lebih banyak mengalami kecelakaan

    dibandingkan dengan pekerja yang lebih tua. Pekerja muda usia

    biasanya kurang berpengalaman dalam pekerjaannya (ILO, 1989).

  • 5/19/2018 contoh proposal tambang

    45/120

    21

    Banyak alasan mengapa tenaga kerja golongan umur muda

    mempunyai kecenderungan untuk menderita kecelakaan akibat kerja

    lebih tinggi dibandingkan dengan golongan umur yang lebih tua.

    Beberapa faktor yang mempengaruhi tingginya kejadian kecelakaan

    akibat kerja pada golongan umur muda antara lain karena kurang

    perhatian, kurang disiplin, cenderung menuruti kata hati, ceroboh,

    dan tergesa-gesa (Oborne, 1982).

    Pada penelitian kasus kecelakaan yang terjadi di propinsi

    DKI Jakarta dan Kaltim dari data tahun 2004 sampai dengan tahun

    2006 oleh Jamsostek Tbk ternyata kecelakaan yang terjadi paling

    banyak menimpa kelompok umur 21-25 tahun, diikuti kelompok

    umur 26-30 tahun dan 31-35 tahun yang merupakan kelompok usia

    paling produktif. Banyaknya kasus kecelakaan pada usia muda ini

    cenderung untuk berperilaku sembrono, kurang pengalaman, senang

    mencoba-coba dan mengakibatkan perilaku tidak aman dan atau

    membuat kondisi kerja yang tidak aman (Depnakertrans RI, 2007).

    Pada penelitian Sukamto pada pekerjaan seismic survey di

    PT. Elnusa Geosains tahun 2004 dari hasil analisis statistik

    menggunakan chi square menunjukkan bahwa ada hubungan yang

    bermakna antara umur dengan kecelakaan kerja dengan

    Pvalue=0,040, terlihat bahwa pekerja paling banyak mengalami

    kecelakaan akibat kerja adalah pekerja yang berumur 20-30 tahun

    yang terjadi pada tahun 2001 sejumlah 33 pekerja (66%), tahun 2002

  • 5/19/2018 contoh proposal tambang

    46/120

    22

    sejumlah 26 pekerja (60,5%) dan tahun 2003 sejumlah 48 pekerja

    (66,7%).

    Hasil penelitian Angreni (1993) ) di PT. Intirub bahwa

    terjadinya kecelakaan kerja paling tinggi terdapat pada kelompok

    umur 20-29 tahun (25%) kemudian menyusul kelompok umur 30-39

    tahun (10,4%). Setelah dilakukan uji chi square untuk melihat

    hubungan statistik antara umur pekerja dengan kejadian kecelakaan

    kerja diperoleh hasil tidak ada hubungan bermakna diantara

    keduanya (P value = 0,16)

    Hasil Penelitian Sugihsetiaraharja (1997) di PT. Goodyear

    Indonesiabahwa dari seluruh pekerja yang mengalami kecelakaan

    selama tahun 1994-1996 kejadian kecelakaan kerja yang sering

    terjadi pada kelompok umur 41 tahun. Pada tahun 1994 sebanyak

    22 kasus (52,4%), tahun 1995 sebanyak 33 kasus (53,4%) dan pada

    tahun 1996 sebanyak 24 kasus (57,2%) dari hasil uji statistik chi

    square tidak didapat hubungan yang bermakna antara umur dengan

    kejadian kecelakaan (p value = 0,005).

    2. Tingkat Pendidikan

    Pendidikan seseorang berpengaruh dalam pola pikir sesorang

    dalam menghadapi pekerjaan yang dipercayakan kepadanya, selain

    itu pendidikan juga akan mempengaruhi tingkat penyerapan terhadap

    pelatihan yang diberikan dalam rangka melaksanakan pekerjaan dan

    keselamatan kerja.

  • 5/19/2018 contoh proposal tambang

    47/120

    23

    Hubungan tingkat pendidikan dengan lapangan yang tersedia

    bahwa pekerja dengan tingkat pendidikan rendah, seperti Sekolah

    Dasar atau bahkan tidak pernah bersekolah akan bekerja di lapangan

    yang mengandalkan fisik (Efrench, 1975). Hal ini dapat

    mempengaruhi terjadinya kecelakaan kerja karena beban fisik yang

    berat dapat mengakibatkan kelelahan yang merupakan salah satu

    faktor yang mempengaruhi terjadinya kecelakaan akibat kerja.

    Menurut Achmadi (1990) yang dimaksud dengan pendidikan

    adalah pendidikan formal yang diperoleh di sekolah dan ini sangat

    berpengaruh terhadap perilaku pekerja. Namun disamping

    pendidikan formal, pendidikan non formal seperti penyuluhan dan

    pelatihan juga dapat berpengaruh terhadap pekerja dalam

    pekerjaannya.

    Pada variabel pendidikan menurut penelitian Sukamto di PT.

    Elnusa Geosains tahun 2004 menunjukkan ada hubungan yang

    bermakna antara pendidikan dengan kecelakaan kerja dengan

    Pvalue=0,012, terlihat bahwa pendidikan yang paling sering terjadi

    kecelakaan kerja adalah pekerja yang mempunyai latar belakang

    SLTP dan SLTA menduduki posisi yang sama yaitu pada tahun

    2001 sebanyak 24 orang yaitu 48%, pada tahun 2002 terlihat banyak

    terjadi pada pekerja dengan latar belakang SLTP sebanyak 22 orang

    yaitu 51,2% dan tahun 2003 banyak terjadi pada pendidikan SLTP

    sebanyak 37 orang yaitu 51,4%.

  • 5/19/2018 contoh proposal tambang

    48/120

    24

    Menurut penelitian Angreni (1993) di PT. Intirub bahwa

    angka kecelakaan kerja paling tinggi terdapat pada pekerja dengan

    pendidikan Sekolah Dasar (SD) yaitu dengan angka kecelakaan

    sebesar 10% sedangkan angka kecelakaan paling rendah terdapat

    pada pekerja dengan tingkat pendidikan SLTA (8,8%). Dengan

    melakukan uji chi square dapat diketahui bahwa ternyata antara

    tingkat pendidikan pekerja dengan kejadian kecelakaan kerja tidak

    ada hubungan yang bermakna (P value = 0,83).

    Hasil Penelitian Sugihsetiaraharja (1997) di PT. Goodyear

    Indonesiaberdasarkan tingkat pendidikan terlihat bahwa pekerja

    yang berpendidikan rendah mempunyai persentase yang lebih besar

    mengalami kecelakaan dibandingkan dengan pekerja yang

    pendidikan lebih tinggi. Dari hasil uji statistik chi square antara

    tingkat pendidikan dan kejadian kecelakaan kerja didapat adanya

    hubungan yang bermakna (p value = 0,005)

    3. Masa Kerja

    Sulit untuk menarik kesimpulan yang jelas pengaruh masa

    kerja dan pengalaman kerja terhadap tingkat kecelakaan karena

    berbagai faktor yang menyebabkan kecelakaan saling mempengaruhi

    dan tidak dapat dipisahkan. Perhatian pekerja yang belum terbiasa

    pada lingkungan pabrik akan terpencar oleh banyak kesan baru dan

    ini bersama kurangnya pengalaman dapat menjelaskan mengapa

  • 5/19/2018 contoh proposal tambang

    49/120

    25

    frekuensi kecelakaan relatif tinggi di antara para pendatang baru

    (ILO, 1989).

    Pengalaman kerja merupakan faktor yang dapat

    mempengaruhi terjadinya kecelakaan akibat kerja. Berdasarkan

    berbagai penelitian dengan meningginya pengalaman dan

    keterampilan akan disertai dengan penurunan angka kecelakaan

    akibat kerja. Kewaspadaan terhadap kecelakaan akibat kerja

    bertambah baik sejalan dengan pertambahan usia dan lamanya kerja

    di tempat kerja yang bersangkutan. Tenaga kerja baru biasanya

    belum mengetahui secara mendalam seluk-beluk pekerjaannya

    (Sumamur 1989).

    Penelitian dengan studi restropektifdi Hongkong dengan 383

    kasus membuktikan bahwa kecelakaan akibat kerja karena mesin

    terutama terjadi pada buruh yang mempunyai pengalaman kerja di

    bawah 1 tahun (Ong, Sg, 1982).

    Pada penelitian Sukamto (2004) di PT. Elnusa Geosains

    bahwa dari hasil analisis statistik menggunakan chi square

    menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara masa

    kerja dengan kecelakaan kerja dengan Pvalue=0,00, terlihat bahwa

    distribusi kecelakaan kerja banyak terjadi adalah pekerja yang

    bekerja dengan masa kerja 1-6 bulan untuk 3 tahun terakhir yaitu

    pada tahun 2001 sejumlah 34 pekerja (68%), tahun 2002 sejumlah

  • 5/19/2018 contoh proposal tambang

    50/120

    26

    42 pekerja (97,7%) dan pada tahun 2003 sejumlah 71 pekerja

    (98,6%).

    Menurut penelitian Angreni (1993) ) di PT. Intirub bahwa

    angka kecelakaan kerja paling tinggi terdapat pada pekerja dengan

    masa kerja 5-9 tahun (12,9%) dan paling rendah pada pekerja

    dengan masa kerja 15-19 tahun (9,1%). Uji statistik chi square

    menunjukkan bahwa tidak ada hubungan bermakna antara lamanya

    masa kerja dengan kejadian kecelakan kerja (P value = 0,40)

    4. Jenis Kelamin

    Jenis kelamin juga mempengaruhi terjadinya kecelakaan.

    Pekerja pria dan wanita mempunyai perbedaan secara fisiologis dan

    psikologis. Antara pekerja pria dan wanita memiliki perbedaan

    dalam daya tahan, ukuran tubuh, postur tubuh yang dapat

    mempengaruhi cara kerja (Santoso, 1999).

    2.4.2 Faktor Pekerjaan

    Ada beberapa faktor-faktor dari karakteristik pekerjaan yaitu

    sebagai berikut :

    1. Giliran Kerja ( Shift )

    Giliran kerja adalah pembagian kerja dalam waktu dua

    puluh empat jam (Andrauler P. 1989). Terdapat dua masalah

    utama pada pekerja yang bekerja secara bergiliran, yaitu

    ketidakmampuan pekerja untuk beradaptasi dengan sistem shift

  • 5/19/2018 contoh proposal tambang

    51/120

    27

    dan ketidakmampuan pekerja untuk beradaptasi dengan kerja pada

    malam hari dan tidur pada siang hari (Andrauler P. 1989).

    Pergeseran waktu kerja dari pagi, siang dan malam hari

    dapat mempengaruhi terjadinya peningkatan kecelakaan akibat

    kerja (Achmadi, 1980). Berdasarkan penelitian bahwa angka

    kecelakaan akibat kerja pada tenaga kerja yang bekerja pada pagi

    atau sore hari lebih tinggi dibandingkan tenaga kerja yang bekerja

    pada malam hari, akan tetapi ada penelitian lain yang menduga

    bahwa risiko kecelakaan akibat kerja tetap tinggi pada tenaga kerja

    yang bekerja pada malam hari. Hal ini adalah termasuk sumber

    bahaya yang perlu dikendalikan di tempat kerja untuk mencegah

    terjadinya kecelakaan kerja (Rahmah, 1998).

    Pada penelitian Angreni tahun 1993 bahwa angka

    kecelakaan kerja pada PT. Intirub paling besar terdapat pada waktu

    kerja jam 23.00-07.00 (shift III) yaitu sebesar 11 kecelakaan

    (10,7%) dan paling kecil pada waktu jam 15.00-23.00 (shift II)

    yaitu sebesar 7 kecelakaan (6,8%). Hasil dari uji statistik

    diperoleh tidak ada hubungan yang bermakna antara kejadian

    kecelakaan kerja denganshift kerja (Pvalue=0,80).

    Dilihat dari shift kerja dari hasil penelitian

    Sugihsetiaraharja (1997) di PT. Goodyear Indonesia bahwa pada

    tahun 1994 kejadian kecelakaan kerja paling sering terjadi pada

    saat shift 1 sebanyak 20 kasus (47,6%) sedangkan tahun 1995

  • 5/19/2018 contoh proposal tambang

    52/120

    28

    sebanyak 33 kasus (53,2%) dan pada tahun 1996 sebanyak 16

    kasus (33,3%) dari hasil uji statistik chi square tidak ditemukan

    hubungan yang bermakna.

    2. Unit Kerja

    Unit kerja ialah pembagian satuan kerja di area proses

    maupun non proses yang masing-masing terdiri atas beberapa jenis

    pekerjaan (Sumamur, 1981).

    Jenis pekerjaan mempunyai pengaruh besar terhadap risiko

    terjadinya kecelakaan akibat kerja. Jumlah dan macam kecelakaan

    akibat kerja berbeda-beda di berbagai kesatuan operasi dalam

    suatu proses (Sumamur, 1989).

    Pada variabel unit kerja menurut penelitian Sukamto

    (2004) di PT. Elnusa Geosains bahwa dari hasil uji statistik

    menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara unit kerja

    dengan kecelakaan kerja, terlihat bahwa unit kerja paling banyak

    terjadi pada pekerjaan unit topografi/surveying yakni pada tahun

    2001 sejumlah 33 pekerja (66%), tahun 2002 sejumlah 20 pekerja

    (46%) dan tahun 2003 sejumlah 56 pekerja (77%) dan paling

    sedikit terjadi kecelakaan kerja pada pekerjaan unit recording

    dengan distribusi pada tahun 2001 sejumlah 4 pekerja (8%), tahun

    2002 sejumlah 3 pekerja (7%) dan pada tahun 2003 sejumlah 4

    pekerja (5,6%) (p value = 0,063).

  • 5/19/2018 contoh proposal tambang

    53/120

    29

    3. Jam Kerja

    Penelitian di Inggris menunjukkan bahwa dengan

    memperpendek jam kerja dapat meningkatkan produktivitas setiap

    jam kerja. Sebaliknya dengan memperpanjang jam kerja

    mengakibatkan kecepatan kerja menjadi turun dan berkurangnya

    prestasi setiap jamnya (ILO, 1989).

    Pada penelitian Sukamto (2004) di PT. Elnusa Geosains

    menyatakan hasil analisis statistik menunjukkan bahwa pada =5%

    diperoleh nilai p=0,024. hal tersebut berarti menunjukkan bahwa

    ada hubungan yang bermakna antara waktu kerja dengan

    kecelakaan kerja karena p value lebih kecil dari (p value < )

    yakni distribusi kecelakaan akibat kerja banyak terjadi pada > 8

    jam seperti terlihat pada tahun 2001 sejumlah 39 pekerja (78%),

    tahun 2002 sejumlah 28 pekerja (65,1%) dan tahun 2003 sejumlah

    39 pekerja (54,2%).

    Di Indonesia peraturan yang mengatur tentang lama kerja

    dan shift kerja terdapat dalam peraturan Menteri Tenaga Kerja RI

    No.Per.06/Men/1993 tentang waktu kerja 5 hari selama seminggu

    dan 8 jam sehari (Santoso, 1999).

    2.4.3

    Faktor Lingkungan

    Ada beberapa faktor-faktor dari karakteristik lingkungan kerja yaitu

    sebagai berikut :

  • 5/19/2018 contoh proposal tambang

    54/120

    30

    1. Faktor Fisik

    a. Pencahayaan

    Pencahayaan merupakan suatu aspek lingkungan fisik

    yang penting bagi keselamatan kerja. Beberapa penelitian

    membuktikan bahwa pencahayaan yang tepat dan sesuai

    dengan pekerjaan akan dapat menghasilkan produksi yang

    maksimal dan dapat mengurangi terjadinya kecelakaan akibat

    kerja ( ILO, 1989 ).

    b.

    Kebisingan

    Kebisingan di tempat kerja dapat berpengaruh terhadap

    pekerja karena kebisingan dapat menimbulkan gangguan

    perasaan, gangguan komunikasi sehingga menyebabkan salah

    pengertian, tidak mendengar isyarat yang diberikan, hal ini

    dapat berakibat terjadinya kecelakaan akibat kerja disamping

    itu kebisingan juga dapat menyebabkan hilangnya pendengaran

    sementara atau menetap. Nilai ambang batas kebisingan adalah

    85 dBA untuk 8 jam kerja sehari atau 40 jam kerja dalam

    seminggu (Sumamur, 1990).

    c. Suhu

    Suhu yang nyaman untuk bekerja berbeda secara

    subyektif pada setiap orang. Bagi orang Indonesia suhu yang

    nyaman untuk bekerja antara 240

    C 260C penyimpangan dari

    batas kenyamanan suhu menyebabkan perasaan mengantuk dan

    lelah yang dapat mengurangi ketersediaan untuk berprestasi

  • 5/19/2018 contoh proposal tambang

    55/120

    31

    dan meningkatkan frekuensi kelelahan sehingga risiko pekerja

    untuk menjalani kecelakaan meningkat, sebaliknya suhu yang

    ekstrim dingin dapat menyebabkan ketidaktenangan dan

    mengurangi daya atensi dalam bekerja (Sastro winoto, 1985

    dalam Iswandari, 1998).

    2. Faktor Kimia

    Faktor lingkungan kimia merupakan salah satu faktor

    lingkungan yang memungkinkan penyebab kecelakaan kerja. Faktor

    tersebut dapat berupa bahan baku suatu produk, hasil suatu produksi

    dari suatu proses, proses produksi sendiri ataupun limbah dari suatu

    produksi.

    3. Faktor Biologi

    Bahaya biologi disebabkan oleh jasad renik, gangguan dari

    serangga maupun binatang lain yang ada di tempat kerja. Berbagai

    macam penyakit dapat timbul seperti infeksi, allergi, dan sengatan

    serangga maupun gigitan binatang berbisa berbagai penyakit serta

    bisa menyebabkan kematian (Syahab, 1998)

    2.5 Pencegahan Kecelakaan Kerja

    Kecelakaan kerja dapat dicegah melalui (Depnakertrans, 2003) :

    a. Penegakan peraturan perundangan, yaitu ketentuan yang diwajibkan

    mengenai persyaratan kerja, syarat keselamatan kerja, perencanaan,

    pemeliharaan, dan pengujian.

  • 5/19/2018 contoh proposal tambang

    56/120

    32

    b. Standarisasi, yaitu penetapan dan mematuhi standar keselamatan kerja,

    standar prosedur kerja, standar peralatan kerja dan sebagainya.

    c.

    Pengawasan yaitu melakukan pengawasan terhadap dipatuhinya

    peraturan perundangan yang berlaku dan prosedur kerja.

    d. Dengan penelitian antara lain penelitian penyelidikan atas kasus-kasus

    kecelakaan yang terjadi, sehingga dapat diketahui penyebab kecelakaan,

    dengan demikian kecelakaan yang serupa tidak terulang kembali.

    e. Pendidikan, pelatihan dan penyuluhan terhadap pelatihan keterampilan

    kerja maupun keselamatan kerja dan cara kerja yang aman.

    f. Pengendalian lingkungan kerja yaitu menciptakan kondisi lingkungan

    kerja yang aman, nyaman, sehat dan selamat.

    g. Penggunaan alat pelindung diri.

    h. Penggunaan alat pengaman/pagar pengaman yang menggunakan mesin-

    mesin atau pekerjaan yang mempunyai risiko bahaya tinggi

    i. Penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja

    sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.

    05/Men/1996.

  • 5/19/2018 contoh proposal tambang

    57/120

    33

    2.6 Kerangka Teori

    Kerangka teori berdasarkan ILO tahun 1989 yang mengemukakan bahwa

    kecelakaan akibat kerja pada dasarnya disebabkan oleh tiga faktor yaitu faktor

    pekerja, pekerjaannya dan faktor lingkungan di tempat kerja (Arifin, 2004).

    Adapun kerangkanya dapat dilihat pada gambar 2.4 :

    Faktor Pekerja

    1. Umur2. Tingkat

    pendidikan

    3.

    Masa kerja4. Jenis Kelamin

    KECELAKAAN

    KERJA

    Faktor Pekerjaan

    1. Shiftkerja

    2. Unit kerja

    3. Lama Jam Kerja

    Faktor Lingkungan1. Faktor fisik

    2. Faktor kimia

    3. Faktor biologi

    Gambar 2.4

    Kerangka teori

  • 5/19/2018 contoh proposal tambang

    58/120

    BAB III

    KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

    3.1 Kerangka Konsep

    Pada penelitian ini variabel yang akan diteliti adalah variabel bebas

    (independent variabel) yaitu faktor pekerja (umur, pendidikan dan masa kerja)

    dan faktor pekerjaan (unit kerja) dengan variabel terikat (dependent variabel)

    yaitu kejadian kecelakaan kerja. Secara rinci variabel-variabel tersebut

    digambarkan dalam kerangka konsep pada gambar 3.1.

    Variabel Independen Variabel Dependen

    Faktor Pekerja

    1.

    Umur2. Tingkat pendidikan

    3. Masa kerja

    KECELAKAAN

    KERJA

    Faktor Pekerjaan

    Unit kerja

    Gambar 3.1

    Kerangka konsep

    34

  • 5/19/2018 contoh proposal tambang

    59/120

    35

    3.2 Definisi Operasional

    Tabel 3.1

    Definisi Operasional

    No. Variabel Definisi Operasional Cara UkurAlat

    UkurHasil Ukur Sk

    1. Kecelakaan

    kerja

    Kejadian yang tidak

    diharapkan yangmengakibatkan korban luka

    pada responden.

    wawancara kuesioner 1. Kecelakaan

    2. Tidak celaka

    Ord

    2. Umur Lamanya waktu hidup pekerja

    yang dihitung berdasarkan

    tahun 2007 dikurangi tahunkelahiran responden.

    wawancara kuesioner 1.36 tahun

    2. > 36 tahun

    Ord

    3. Pendidikan Jenjang akademik formal

    terakhir yang dicapai olehresponden

    wawancara kuesioner 1. < SLTP

    2. SLTP

    (Depdiknas, 2008)

    Ord

    4. Masa Kerja Lamanya responden bekerjadalam tahun di perusahaan

    tersebut sampai tahun 2007.

    wawancara kuesioner 1. 12 tahun2. > 12 tahun

    Ord

    6. Unit kerja Pembagian satuan kerja diarea proses maupun nonproses yang masing-masing

    terdiri atas beberapa jenis

    pekerjaan(Sumamur, 1981).

    wawancara kuesioner 1.

    Unit ProduksiTambang

    2. UnitDevelopment

    3. Unit Supporting

    (PT. Antam, 2008)

    Ord

  • 5/19/2018 contoh proposal tambang

    60/120

    36

    3.3 Hipotesis

    1. Adanya hubungan antara umur pekerja dengan kecelakaan kerja di area

    pertambangan PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor tahun 2006-2007.

    2. Adanya hubungan antara tingkat pendidikan pekerja dengan kecelakaan

    kerja di area pertambangan PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor tahun 2006-

    2007.

    3. Adanya hubungan antara masa kerja pekerja dengan kecelakaan kerja di

    area pertambangan PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor tahun 2006-2007.

    4. Adanya hubungan antara unit kerja dengan kecelakaan kerja di area

    pertambangan PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor tahun 2006-2007.

  • 5/19/2018 contoh proposal tambang

    61/120

    BAB IV

    METODE PENELITIAN

    4.1 Desain Penelitian

    Desain Penelitian ini adalah penelitian cross sectional yaitu penelitian

    terhadap variabel independen dan variabel dependen pada satu waktu yang

    bersamaan. Jenis penelitian ini adalah deskriptif untuk mengetahui hubungan

    antara variabel bebas (independent variabel) yaitu faktor pekerja (umur,

    pendidikan dan masa kerja) dan unit kerja dengan variabel terikat (dependent

    variabel) yaitu kejadian kecelakaan kerja

    4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

    Kegiatan penelitian dilaksanakan di area pertambangan PT. ANTAM

    Tbk UBPE Pongkor yang berlokasi di desa Bantar Karet, Kecamatan Nanggung,

    Bogor, 54 km ke sebelah Barat Daya kota Bogor. Kegiatan penelitian ini

    dilaksanakan pada bulan november tahun 2008.

    4.3 Populasi dan Sampel

    4.3.1 Populasi

    Populasi pada penelitian ini adalah semua pekerja yang bekerja di

    area pertambangan PT ANTAM Tbk UBPE Pongkor tahun 2006-2007.

    dengan jumlah populasi adalah 749 pekerja.

    37

  • 5/19/2018 contoh proposal tambang

    62/120

    38

    4.3.2 Sampel

    Sampel penelitian adalah pekerja yang bekerja di area

    pertambangan PT ANTAM Tbk UBPE Pongkor yang mengalami

    kecelakaan kerja dan pekerja yang tidak mengalami kecelakaan kerja

    tahun 2006-2007. Untuk menentukan sampelnya adalah dengan uji beda

    dua proporsi dengan rumus sebagai berikut:

    n = (Z1-/22P(1-P)+Z1-P1(1-P1)+P2(1-P2))2

    (P1-P2)2

    n = (1,96 20,175(1-0,175) + 0,84 0,25 (1-0,25) +0,10(1-0,10)2

    (0,25-0,10)2

    n = 79

    n = 79 X 2 = 158 orang + 10% = 174 orang.

    Pada pengambilan sampel didapat 174 orang yang diambil secara

    random. Jumlah sampel tersebut dikali 2 dan ditambah 10% dari

    perhitungan sampel. Hal ini dilakukan untuk menghindari kesalahan

    pengisian kuesioner oleh responden.

    Dimana:

    1.Z1-/2 = nilai Z pada derajat kepercayaan 1- , atau derajat kemaknaan

    yaitu 5% atau 0,05

    2. P = proporsi rata-rata yaitu 50 %

    3.Z1-= kekuatan uji 80% yaitu 0,84

    4. P1 = proporsi umur 20-29 tahun yang mengalami kecelakaan kerja

    pada penelitian sebelumnya yaitu 25% (Angreni, 1993)

  • 5/19/2018 contoh proposal tambang

    63/120

    39

    5. P2 = Proporsi umur 30-39 tahun yang mengalami kecelakaan kerja

    pada penelitian sebelumnya yaitu 10,4% (Angreni, 1993).

    4.4 Pengumpulan dan Pengolahan Data

    4.4.1 Pengumpulan Data

    A. Data Primer

    Data primer diperoleh dari pengisian kuesioner mengenai faktor-

    faktor yang berhubungan dengan kejadian kecelakan kerja berdasarkan

    karakteristik pekerja (umur, pendidikan dan masa kerja) serta unit kerja

    di area pertambangan PT ANTAM Tbk UBPE Pongkor.

    B. Data Sekunder

    Data sekunder yang diperoleh melalui laporan kecelakaan kerja di

    PT ANTAM Tbk UBPE Pongkor yaitu dari mulai tahun 2006 sampai

    dengan tahun 2007, data jumlah pekerja yang ada di area pertambangan

    PT ANTAM Tbk UBPE Pongkor tahun 2006-2007 dan data mengenai

    sertifikat di setiap unit kerja.

    4.4.2 Pengolahan Data

    Pengolahan data dilakukan melalui tahapan-tahapan berikut:

    1. Editing, memeriksa kelengkapan, kesinambungan dan keseragaman data.

    2.

    Coding, menyederhanakan data yang memberikan kode-kode tertentu

    3. Processing, setelah semua isian kuesioner terisi penuh dan benar, dan

    juga sudah melakukan pengkodingan, maka langkah selanjutnya

    adalah memproses data agar dapat dianalisis. Proses data dilakukan

  • 5/19/2018 contoh proposal tambang

    64/120

    40

    dengan cara meng-entry data dari kuesioner ke paket program

    komputer.

    4. Cleaning (pembersihan data), merupakan kegiatan pengecekan

    kembali data yang sudah di-entry apakah ada kesalahan atau tidak.

    Kesalahan tersebut dimungkinkan terjadi pada saat mengentri ke

    komputer.

    5. Manajemen data, proses memanipulasi atau merubah bentuk data.

    6. Analisis data, proses pengolahan data serta menyusun hasil yang akan

    dilaporkan.

    4.5 Analisa Data

    Data yang sudah diolah kemudian di analisis secara univariat dan

    bivariat sebagai berikut :

    1. Analisis univariat untuk melihat distribusi frekuensi pada variabel

    independen dan variabel dependen. Variabel independen terdiri dari faktor

    pekerja (umur, pendidikan dan masa kerja) dan unit kerja sedangkan

    variabel dependennya yaitu kejadian kecelakaan kerja.

    2. Analisis bivariat, untuk melihat hubungan antara variabel independen dan

    variabel dependen. Analisis dilakukan dengan uji statistik chi square

    sehingga jika p value 0,05 maka menunjukkan adanya hubungan antara

    variabel independen dengan variabel dependen dan jika p Value > 0,05

    maka menunjukkan tidak ada hubungan antara variabel independen dan

    variabel dependen.

  • 5/19/2018 contoh proposal tambang

    65/120

    BAB V

    HASIL

    5.1 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

    5.1.1. Profil Perusahaan

    PT. ANTAM Tbkmerupakan salah satu perusahaan pertambangan

    terbesar di Indonesia dan merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

    yang berada di bawah naungan Departemen Energi dan Sumber Daya

    Mineral. Perusahaan ini mengoperasikan enam unit penambangan yang

    salah satunya adalah PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor yang bergerak di

    bidang pertambangan dan pengolahan emas dan perak, berlokasi di Bogor,

    Jawa Barat, tepatnya di Desa Bantarkaret, Kecamatan Nanggung yang

    dapat ditempuh sekitar 2 jam perjalanan dengan jarak 54 Km dari pusat

    kota Bogor.

    PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor mempunyai luas Kuasa

    Penambangan (KP) 6.047 hektar yang berdekatan dan bahkan berada di

    bawah Taman Nasional Gunung Halimun, dengan rincian Kawasan

    Taman Nasional 105 Ha, Hutan Lindung 275 Ha, Hutan Produksi 2.025

    Ha dan selebihnya merupakan tanah milik di luar kawasan. Dengan latar

    belakang tersebut serta dilandasi pemikiran proses penambangan yang

    berwawasan lingkungan, maka sejak awal PT. ANTAM Tbk UBPE

    Pongkor telah menerapkan sistem penambangan bawah tanah

    (underground mining).

    41

  • 5/19/2018 contoh proposal tambang

    66/120

    42

    PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor telah berhasil mendapatkan

    sertifikasi ISO antara lain yaitu ISO 9002 pada tahun 2002, ISO 14001

    pada tahun 2002, dan yang terakhir ISO 14001 versi 2004 pada akhir

    tahun 2005.

    5.1.2 Visi, Misi dan Tujuan organisasi

    PT ANTAM Tbk UBPE Pongkor memiliki visi 2010 yaitu menjadi

    perusahaan pertambangan kelas dunia yang memiliki keunggulan kompetitif

    di pasar global dan terdepan dalam industri pertambangan Indonesia.

    Sedangkan misinya adalah menghasilkan produk-produk berkualitas tinggi

    yaitu, nikel, emas dan mineral lain dengan selalu memperhatikan kelestarian

    lingkungan. Mencapai keunggulan kompetitif di pasar global bersandarkan

    pada kompetensi diri dengan tujuan untuk :

    1 Memaksimalkan nilai pemegang saham

    2 Meningkatkan kesejahteran pegawai

    3 Meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar lokasi pertambangan.

    Tujuan organisasi Unit Pertambangan Emas Pongkor tertera dalam

    Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan yaitu, bergerak dalam bidang

    pertambangan berbagai jenis bahan galian serta menjalankan usaha di

    bidang industri, perdagangan, pengangkutan dan jasa yang berkaitan dengan

    pertambangan berbagai jenis bahan galian tersebut.

  • 5/19/2018 contoh proposal tambang

    67/120

    43

    5.1.3 Proses Produksi

    Proses produksi pada UBPE Pongkor PT. ANTAM Tbk meliputi

    pertambangan yang menghasilkan ore (bijih emas) dan pengolahan yang

    menghasilkan dore bullion yang akan dikirim ke Logam Mulia Jakarta

    untuk proses selanjutnya.

    Proses produksi dapat dibagi menjadi 3 proses yaitu proses

    penambangan, pengolahan emas dan pengolahan limbah, dengan perincian

    sebagai berikut:

    a. Proses Pertambangan

    Sistem penambangan yang dilakukan di PT. ANTAM Tbk

    UBPE Pongkor adalah sistem cut and fill. Metode ini adalah suatu

    metode penambangan dengan cara mengambil bijih emas dari perut

    bumi kemudian rongga yang telah kosong dan diambil isinya diisi lagi

    dengan material limbah (waste material), pasir dan kerikil yang

    merupakan sisa hasil pengolahan yang telah bersih dari zat-zat

    berbahaya. Untuk memasukkan material tersebut ke dalam bekas

    tambang digunakan pompa dan pipa.

    Siklus penambangannya adalah sebagai berikut:

    1) Pengeboran (drilling)

    2) Peledakan (blasting)

    3) Pembersihan asap (smoke clearing)

    4) Pembersihan/ penjatuhan batu gantung (barring down)

    5) Penyanggaan (supporting)

  • 5/19/2018 contoh proposal tambang

    68/120

    44

    6) Pemuatan (hauling)

    7) Pengangkutan (transportation)

    8) Pengisian ulang (back filling preparation)

    9) Proses pengisian ulang (back filling operation).

    Proses penambangan bijih emas ini dimulai dengan membuat

    lubang bor dengan cara drilling (pemboran) untuk menempatkan

    bahan peledak powergell magnum. Alat bor yang digunakan adalah

    jenis jack leg dan jumbo drill dengan tenaga dari udara bertekanan

    tinggi (90-120 psi). Setelah dilakukan peledakan (blasting) lalu

    dilanjutkan dengan clearing smoke dengan menggunakan blower,

    batuan hasil peledakan yang belum jatuh atau yang berpotensi jatuh

    dibersihkan atau dijatuhkan dahulu dengan menggunakan rock bolt.

    Untuk memperkuat roof batuan digunakan sistem penyanggaan

    dengan menggunakan wire mesh, weld mesh, dan rock bolt.

    Batuan yang berhasil diledakkan, kemudian dimuatkan

    kedalam med car untuk dibawa atau dipindahkan keluar area

    penambangan atau pengeboran. Setelah itu batuan tersebut

    dihancurkan di crusher dan dibawa oleh conveyorke mesin ballmill

    untuk dihancurkan.

    Selanjutnya lubang penambangan bekas pengeboran akan diisi

    dengan limbah yang sudah diolah dan limbah yang tidak berbahaya

    juga ditambahkan semen agar lubang tersebut kuat (backfilling

    preparation). Proses pengisian ulang dilakukan ketika limbah

  • 5/19/2018 contoh proposal tambang

    69/120

    45

    dipastikan tidak mengandung bahan kimia berbahaya sisa produksi,

    kemudian limbah tersebut dicampur dengan semen dan disemprotkan

    ke lubang sampai tertutup seperti semula.

    b. Proses Pengolahan

    Bijih emas yang berupa broken oreditarik dan dimasukkan ke

    millhole dengan scrapper lalu dimuat di atas lori (car). Selanjutnya

    trolly, ya