35
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1. Pengertian Sistem Informasi Akuntasi Menurut Joseph W.Wilkinson, Michael J.Cerullo, Vasant Raval, dan Bernard Wong-On-Wing (2000,p5-6), “Information is intelligence that is meaningful and useful to persons for whom it is intended.” dan “System is a unified group of interacting part that function together to achieve its purposes.” Sedangkan menurut James A.O’Brien (2001,p7), “Information System can be any organized combination of people, hardware, software, communication network, and data resource that collects, transforms, and disseminates information in an organization.” Pengertian ini menjelaskan bahwa Sistem Informasi akan mengintegrasikan seluruh manusia, hardware, software, jaringan komunikasi, dan sumber data yang ada pada sebuah organisasi untuk diproses sedemikian rupa. Proses tersebut akan menghasilkan suatu informasi yang dibutuhkan oleh organisasi tersebut dalam menjalankan proses bisnisnya. Informasi tersebut juga diperlukan dalam usaha untuk mencapai tujuan organisasi. Menurut Charles T.Horngren, Walter T.Harrison Jr., dan Linda Smith Bamber (1999,p6), “Accounting is the information system that measures business activities, processes, that information into report, and communicates the result to decision makers.” Pengertian ini menjelaskan bahwa akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang digunakan untuk melakukan penilaian atas suatu proses bisnis,

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1. …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2007-2-00024-AKSI Bab 2.pdf · Sistem Informasi Akutansi akan mengintegrasikan seluruh sumber

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1. …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2007-2-00024-AKSI Bab 2.pdf · Sistem Informasi Akutansi akan mengintegrasikan seluruh sumber

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1. Sistem Informasi Akuntansi

2.1.1. Pengertian Sistem Informasi Akuntasi

Menurut Joseph W.Wilkinson, Michael J.Cerullo, Vasant Raval, dan Bernard

Wong-On-Wing (2000,p5-6), “Information is intelligence that is meaningful and

useful to persons for whom it is intended.” dan “System is a unified group of

interacting part that function together to achieve its purposes.” Sedangkan menurut

James A.O’Brien (2001,p7), “Information System can be any organized combination

of people, hardware, software, communication network, and data resource that

collects, transforms, and disseminates information in an organization.” Pengertian

ini menjelaskan bahwa Sistem Informasi akan mengintegrasikan seluruh manusia,

hardware, software, jaringan komunikasi, dan sumber data yang ada pada sebuah

organisasi untuk diproses sedemikian rupa. Proses tersebut akan menghasilkan suatu

informasi yang dibutuhkan oleh organisasi tersebut dalam menjalankan proses

bisnisnya. Informasi tersebut juga diperlukan dalam usaha untuk mencapai tujuan

organisasi.

Menurut Charles T.Horngren, Walter T.Harrison Jr., dan Linda Smith Bamber

(1999,p6), “Accounting is the information system that measures business activities,

processes, that information into report, and communicates the result to decision

makers.” Pengertian ini menjelaskan bahwa akuntansi merupakan suatu sistem

informasi yang digunakan untuk melakukan penilaian atas suatu proses bisnis,

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1. …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2007-2-00024-AKSI Bab 2.pdf · Sistem Informasi Akutansi akan mengintegrasikan seluruh sumber

8

menyampaikan dalam sebuah laporan untuk dapat dikomunikasikan kepada pihak-

pihak yang berkepentingan dalam melakukan pengambilan keputusan atas suatu

perusahaan. Kompetensi dari akuntansi adalah untuk melakukan kontrol atas

aktivitas yang dilakukan perusahaan.

Dari pengertian-pengertian diatas maka dapat disimpulkan pengertian dari

Sistem Informasi Akuntansi. Menurut Wilkinson et al. (2000,p7)

“Accounting Information System is a unified structure within an entity, such as a business firm, that employs physical resources and other components to transform economic data into accounting information, with the purpose of satisfying the information needs of a variety of users.”

Sistem Informasi Akutansi akan mengintegrasikan seluruh sumber daya yang ada

pada organisasi/perusahaan dan mengubah seluruh data transaksi yang terjadi

menjadi suatu informasi yang diperlukan baik oleh pihak internal maupun pihak

eksternal pada sebuah organisasi/perusahaan.

Sistem Informasi Akuntansi memiliki lima komponen utama (Romney,

Marshall B. dan Paul John Steinbart, 2006), yaitu:

a. Manusia yang menjalankan sistem dan berkerja dalam fungsi tertentu.

b. Prosedur yang terdiri dari pengumpulan, pemrosesan, dan penyimpanan data yang

berhubungan dengan aktivitas yang dilakukan perusahaan, baik yang dilakukan

secara manual maupun otomatis.

c. Data mengenai proses bisnis perusahaan

d. Software yang digunakan untuk memproses data perusahaan

e. Infrastruktur dari Teknologi Informasi

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1. …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2007-2-00024-AKSI Bab 2.pdf · Sistem Informasi Akutansi akan mengintegrasikan seluruh sumber

9

2.1.2. Tujuan dan Kegunaan Sistem Informasi Akuntansi

Sistem Informasi Akuntansi memiliki tujuan (Wilkinson et al., 2000) sebagai

berikut:

1. Sebagai pendukung kegiatan operasional sehari-hari perusahaan.

2. Sebagai pendukung pihak manajemen dalam membuat keputusan.

3. Sebagai suatu acuan oleh pihak eksternal untuk mengetahui keadaan perusahaan.

Sistem Informasi Akuntansi memiliki lima kegunaan (Rama, Dasaratha V

dan Frederick L.Jones, 2006), yaitu:

a. Membuat laporan mengenai informasi yang dibutuhkan oleh pihak eksternal

perusahaan.

b. Membantu manajer dalam menangani aktivitas operasional yang rutin dilakukan

dalam suatu siklus operasi suatu perusahaan.

c. Mendukung dalam pengambilan keputusan pada semua tingkat manajemen dalam

perusahaan, baik yang dilakukan secara rutin maupun ad hoc.

d. Membantu dalam membuat suatu perencanaan dan juga dalam melakukan kontrol

atas setiap aktivitas yang dilakukan.

e. Melaksanakan pengendalian intern, dimana termasuk aturan-aturan, prosedur, dan

sistem informasi yang digunakan untuk melindungi kekayaan perusahaan dan

menjaga keakuratan data keuangan perusahaan.

Penerapan Sistem Informasi Akuntansi yang efektif memiliki peranan yang

sangat penting bagi kesuksesan sebuah perusahaan di masa mendatang. Tanpa

adanya monitor dari setiap peristiwa yang terjadi pada perusahaan, maka perusahaan

tidak dapat menentukan seberapa baik kinerja yang telah dilakukan perusahaan.

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1. …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2007-2-00024-AKSI Bab 2.pdf · Sistem Informasi Akutansi akan mengintegrasikan seluruh sumber

10

2.1.3. Siklus Pemrosesan Transaksi pada Sistem

Proses bisnis pada perusahaan merupakan suatu rangkaian aktivitas yang

dilakukan perusahaan dalam melakukan bisnisnya, mulai dari proses pembelian,

produksi, hingga penjualan barang atau jasa. Siklus transaksi pada perusahaan dapat

dibagi kedalam lima subsistem (Romney et al , 2006), yaitu:

a. Revenue Cycle (Siklus Pendapatan), yang terdiri dari peristiwa penjualan dan

penerimaan kas.

b. Expenditure Cycle (Siklus Pengeluaran), yang terdiri dari peristiwa pembelian dan

pengeluaran kas.

c. Human resource cycle (Siklus Sumber Daya Manusia), terdiri peristiwa yang

berhubungan perekrutan dan pembayaran atas tenaga kerja.

d. Production cycle (Siklus Produksi), terdiri dari peristiwa yang berhubungan

dalam pengubahan bahan mentah menjadi produk/jasa yang siap dipasarkan.

e. Financing cycle (Siklus Keuangan Perusahaan), terdiri dari peristiwa yang

berhubungan dengan penerimaan modal dari investor dan kreditor.

Pada gambar 2.1, dilihat hubungan antara setiap subsistem yang ada pada

perusahaan, dimana masing-masing subsistem akan terhubung dengan sebuah sistem

pelaporan yang digunakan untuk menyampaikan informasi baik kepada pihak

manajemen maupun pihak luar perusahaan.

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1. …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2007-2-00024-AKSI Bab 2.pdf · Sistem Informasi Akutansi akan mengintegrasikan seluruh sumber

11

Getcash

General Ledger & Reporting System

Givecash

Getfinishgoods

Givelabor

Giveraw

materials

Financing Cycle

Givecash

Getlabor

HumanResouces Cycle

Givecash

Getgoods

Expenditure Cycle

Givegoods

Getcash

Revenue Cycle

Production Cycle

FundsFunds

Funds

DataData

Data

Data

Data

Labor Rawmaterials

Finishedgoods

Informationfor both

internal andexternal

users

Gambar 2.1. Subsistem dalam Sistem Informasi Akuntansi.

Sumber: Romney (2006, p30)

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1. …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2007-2-00024-AKSI Bab 2.pdf · Sistem Informasi Akutansi akan mengintegrasikan seluruh sumber

12

2.2. Sistem Informasi Akuntansi: Siklus Pendapatan

2.2.1. Pengertian Penjualan dan Penerimaan Kas

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2004,PSAK No.23):

“Penjualan barang meliputi barang yang diproduksi perusahaan untuk dijual dan barang yang dibeli untuk dijual kembali seperti barang dagang yang dibeli pengecer atau tanah properti lain yang dibeli untuk dijual kembali. Dan penjualan jasa biasanya menyangkut tugas yang secara kontraktual telah disepakati oleh perusahaan, jasa tersebut dapat diserahkan selam satu periode atau secara lebih dari satu periode.”

Dapat disimpulkan bahwa penjualan merupakan suatu proses dimana

perusahaan melakukan suatu transaksi, baik dengan menyerahkan barang atau

memberikan jasa kepada konsumen untuk mendatangkan pendapatan bagi

perusahaan tersebut. Penjualan dapat terjadi baik secara tunai maupun kredit. Pada

penjualan tunai, mewajibkan konsumen melakukan pembayaran atas barang atau

jasa terlebih dahulu sebelum barang diserahkan kepada pembeli dan transaksi

penjualan tunai kemudian dicatat oleh perusahaan. Sedangkan pada penjualan kredit,

perusahaan mengirimkan barang atau menyerahkan jasa terlebih dahulu kepada

konsumen dan untuk jangka waktu tertentu perusahaan memiliki piutang terhadap

konsumen tersebut.

Sedangkan penerimaan kas merupakan suatu proses dimana perusahaan

memperoleh kas yang didapat dari hasil penjualan atas barang atau jasa perusahaan.

Kas dapat diterima baik dari penjualan tunai maupun dari pembayaran piutang

pelanggan dari hasil penjualan kredit. Penjualan dan penerimaan kas merupakan

aktivitas yang saling terkait dalam suatu siklus pendapatan yang ada pada

perusahaan.

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1. …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2007-2-00024-AKSI Bab 2.pdf · Sistem Informasi Akutansi akan mengintegrasikan seluruh sumber

13

2.2.2. Tujuan Sistem Informasi Akuntansi pada Siklus Pendapatan

Sistem Informasi Akuntansi untuk siklus pendapatan memiliki tujuan sebagai

berikut (Wilkinson et al., 2000):

1. Mencatat pesanan penjualan secara tepat dan akurat.

2. Memeriksa apakah konsumen layak untuk diberikan kredit.

3. Mengirim barang atau memberikan pelayanan sesuai dengan waktu yang telah

disepakati.

4. Melakukan penagihan atas barang atau jasa yang diberikan tepat waktu kepada

konsumen.

5. Mencatat dan mengklasifikasikan kas yang diterima secara tepat dan akurat.

6. Melakukan posting atas penjualan dan penerimaan kas kepada akun konsumen

yang sesuai dalam jurnal piutang usaha.

7. Menjaga barang sampai dilakukan pengiriman.

8. Menjaga kas sampai disimpan ke bank.

2.2.3. Dokumen - Dokumen yang Berhubungan dengan Siklus Pendapatan

Dalam siklus pendapatan, dokumen-dokumen yang digunakan dalam sistem

penjualan dan sistem penerimaan kas (Wilkinson et al., 2000) adalah sebagai

berikut:

a. Customer order

Adalah permintaan pembelian dari konsumen atas produk yang dijual perusahaan.

b. Sales order

Adalah formulir yang disiapkan secara formal mengenai pesanan konsumen.

Biasanya terdiri dari beberapa rangkap.

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1. …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2007-2-00024-AKSI Bab 2.pdf · Sistem Informasi Akutansi akan mengintegrasikan seluruh sumber

14

c. Order Acknowledgment

Merupakan salinan dari sales order yang diberikan kepada konsumen sebagai

bukti pemesanan barang.

d. Picking list

Merupakan salinan dari sales order yang diberikan kepada bagian gudang sebagai

bukti pemesanan barang konsumen.

e. Packing slip

Salinan dari sales order atau picking list yang diletakkan pada produk yang terjual

saat akan diserahkan.

f. Billing of lading

Dokumen yang diberikan kepada kurir untuk mengirim barang.

g. Shipping notice

Salinan dari sales order yang diberikan sebagai tanda bahwa barang telah dikirim.

h. Sales invoice

Dokumen yang mencatat jumlah yang harus dibayar pelanggan atas produk yang

dibeli.

i. Remittance advice

Dokumen yang memperlihatkan jumlah yang diterima dari pelanggan.

j. Deposit slip

Dokumen mengenai jumlah kas yang tersimpan pada bank.

k. Back order

Dokumen yang disediakan saat persediaan yang ada di gudang tidak memenuhi

permintaan barang.

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1. …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2007-2-00024-AKSI Bab 2.pdf · Sistem Informasi Akutansi akan mengintegrasikan seluruh sumber

15

l. Credit Memo

Dokumen yang mengijinkan konsumen mengembalikan barang yang telah dikirim

karena mengalami kerusakan.

m. Credit application

Formulr mengenai permintaan kredit dari konsumen.

n. Salesperson call report

Formulir mengenai laporan kinerja karyawan dan konsumen yang memiliki

prospek yang baik.

o. Deliquent notice

Surat peringatan tenggat waktu pembayaran kredit kepada konsumen.

p. Write-off notice

Dokumen yang disiapkan jika kredit yang diberikan kepada konsumen tidak dapat

ditagih.

q. Cash register receipt

Formulir yang digunakan untuk melihat jumlah kas yang diterima.

2.2.4. Fungsi - Fungsi yang Terkait

Terdapat dua unit organisasi utama yang berhubungan dalam sebuah sistem

penjualan (Wilkinson et al., 2000). Fungsi yang pertama adalah fungsi

Pemasaran/Distribusi, yang bertujuan untuk menentukan dan melayani kebutuhan

konsumen dan mengatur pendapatan yang diterima untuk menutupi harga pokok

dan beban yang terjadi pada transaksi penjualan. Sedangkan yang kedua adalah

fungsi Keuangan/Akuntansi, yang bertujuan untuk merencanakan dan mengontrol

kas serta mengontrol akun-akun lainnya yang berhubungan dengan sistem.

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1. …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2007-2-00024-AKSI Bab 2.pdf · Sistem Informasi Akutansi akan mengintegrasikan seluruh sumber

16

2.2.5. Prosedur – Prosedur dalam Siklus Pendapatan

Dalam siklus pendapatan terdapat empat aktivitas utama (Romney et al.,

2006), yaitu:

1. Prosedur Penerimaan Pesanan Penjualan

Siklus penjualan dimulai dengan penerimaan pesanan dari konsumen. Bagian

penjualan melakukan pencatatan atas pesanan yang diterima. Proses pencatatan

pesanan terdiri dari beberapa tahapan, yaitu:

Menerima pesanan dari konsumen.

Memeriksa dan menyetujui kredit yang diberikan kepada konsumen.

Memeriksa jumlah persediaan yang ada di gudang.

2. Prosedur Pengiriman Barang

Setelah barang tersedia, bagian gudang melakukan tahapannya sebagai berikut:

Mengepak barang sesuai pesanan dalam sales order.

Mengiriman barang ke alamat yang dituju.

3. Prosedur Penagihan

Setelah barang yang dipesan sampai ke alamat yang dituju, maka bagian akuntasi

melakukan tahapan berikut:

Melakukan penagihan.

Mencatat piutang yang terjadi atas penjualan.

4. Prosedur Penerimaan Kas

Proses akhir dalam siklus penjualan adalah penerimaan kas atas penjualan.

Penerimaan kas dilakukan oleh bagian kasir, yang selanjutnya kas yang diterima

akan disimpan ke bank.

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1. …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2007-2-00024-AKSI Bab 2.pdf · Sistem Informasi Akutansi akan mengintegrasikan seluruh sumber

17

2.2.6. Manajemen Data

Pengelolaan data perusahaan memiliki empat fungsi utama (Wilkinson et al.,

2000), yaitu:

a. Membuat tempat dimana data disimpan.

b. Memelihara data selama proses bisnis dilakukan, seperti menambah data baru

atau mengubah data yang telah ada.

c. Mengambil data yang telah disimpan.

d. Menghapus data.

Struktur dari model data dibedakan kedalam dua pendekatan, yaitu File orientation

dan Data-base orientation, sebagaimana ditunjukkan pada gambar 2.2 berikut ini:

Gambar 2.2. Pengorganisasian Data Sumber: Wilkinson (2000, p105)

DATA MODELS

Data set(Data Segment

or Tables)

Data base

Record

Data Element Data Element

Record

File

File Orientation Data-base Orientation

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1. …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2007-2-00024-AKSI Bab 2.pdf · Sistem Informasi Akutansi akan mengintegrasikan seluruh sumber

18

2.2.7. Resiko dan Pengendalian Intern

Pengendalian intern merupakan suatu perencanaan yang dibuat mengenai

metode bisnis yang akan dilakukan dalam usaha menjaga aktiva perusahaan,

menyediakan informasi yang akurat dan terpercaya, meningkatkan efisiensi

operasional, dan mendorong terlaksanakannya kebijakan manajemen perusahaan

(Romney et al., 2006). Tujuan yang ingin dicapai dari pengendalian intern atas

Sistem Informasi Akuntansi Penjualan adalah sebagai berikut:

1. Seluruh transaksi telah diotorisasi secara tepat.

2. Seluruh transaksi yang dicatat memang benar-benar terjadi.

3. Seluruh transaksi yang terjadi dan telah dilakukan otorisasi telah dicatat.

4. Seluruh transaksi dicatat secara tepat dan akurat.

5. Seluruh aktiva yang dimiliki perusahaan terjaga dari kehilangan dan pencurian.

6. Seluruh aktivitas bisnis dilakukan secara efektif dan efisien.

Pengendalian intern dapat dibagi menjadi empat kategori (Rama et al., 2006), yaitu:

a. Workflow control, yang digunakan untuk mengendalikan proses-proses yang

terjadi dalam suatu siklus. Pengendalian ini berfokus pada tanggung jawab dari

setiap proses yang dilakukan, urutan antar proses yang terjadi, dan aliran

informasi antara setiap proses yang saling berhubungan.

b. Input control, yang digunakan untuk mengendalikan data yang masuk kedalam

sistem perusahaan.

c. General control, sebagai pengendali agar workflow control dan input control

dapat berjalan dengan efektif.

d. Performance review, merupakan aktivitas untuk menganalisa kinerja perusahaan.

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1. …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2007-2-00024-AKSI Bab 2.pdf · Sistem Informasi Akutansi akan mengintegrasikan seluruh sumber

19

Terdapat lima prosedur atas pengendalian intern (Gondodiyoto, Sanyoto dan Henny

Hendarti, 2006), yaitu:

1. Otorisasi

Setiap transaksi pada sistem harus diotorisasi dengan semestinya untuk

mengurangi resiko penyalahgunaan. Otorisasi dapat diberikan dalam bentuk

umum dan khusus. Secara umum, otorisasi dilakukan misalnya dengan membuat

kebijaksanaan mengenai harga barang yang akan dijual dan berapa maksimum

jumlah kredit yang diberikan. Sedangkan pada otorisasi khusus biasanya

diberikan manajemen pada beberapa transaksi tertentu. Pihak yang memiliki

wewenang dalam memberikan otorisasi adalah pejabat yang memiliki posisi

berhubungan dengan sifat maupun makna transaksi yang bersangkutan.

2. Dokumentasi yang memadai

Dokumen berfungsi sebagai penerus informasi di lingkungan organisasi atau

diantara organisasi yang berbeda. Beberapa prinsip dalam penggunaan dokumen

adalah sebagai berikut:

Diberikan nomor urut tercetak, agar dapat memudahkan dalam pelacakan

dimasa depan.

Dokumen dibuat sederhana agar dapat mudah dimengerti.

Memuat data yang lengkap sesuai kebutuhan

Dibuat pada saat transaksi tertentu

3. Pengamanan fisik

Pengamanan fisik sangat penting, terutama dalam hal pengamanan harta

perusahaan.

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1. …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2007-2-00024-AKSI Bab 2.pdf · Sistem Informasi Akutansi akan mengintegrasikan seluruh sumber

20

4. Pemisahan tugas dan fungsi

Dalam merancang organisasi perusahaan, perlu diperhatikan pertimbangan-

pertimbangan sistem pengendalian intern sebagai berikut:

a. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas.

b. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan

yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan, dan biaya.

c. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi tiap unit organisasi.

d. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawab.

5. Verifikasi secara independen

Merupakan pengujian kecermatan data transaksi dengan pengecakan ulang yang

dilakukan pihak lain.

2.2.8. Laporan yang Dihasilkan

Laporan operasional yang dihasilkan (Wilkinson et al., 2000) adalah sebagai

berikut:

a. Open order report, yaitu laporan yang mencatat pesanan penjualan yang belum

dikirim atau ditagih.

b. Sales invoice register, yaitu laporan mengenai seluruh penagihan atas penjualan.

c. Shipping register, yaitu laporan mengenai barang yang telah dikirim.

d. Cash receipts journal, yaitu laporan mengenai jumlah kas yang telah diterima

perusahaan dari hasil penjualan.

e. Credit memo register, yaitu laporan mengenai pengembalian barang karena terjadi

kerusakan.

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1. …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2007-2-00024-AKSI Bab 2.pdf · Sistem Informasi Akutansi akan mengintegrasikan seluruh sumber

21

2.3.Perusahaan Operator Telekomunikasi Selular

2.3.1. Pengertian Telekomunikasi Selular

Menurut Undang-Undang pertelekomunikasian, “Telekomunikasi adalah

setiap pemancar, pengiriman, dan atau penerimaan dari setiap informasi dalam

bentuk tanda-tanda, isyarat, tulisan, gambar, suara, dan bunyi melalui sistem kawat,

optik, radio, atau sistem elektromanetik lainnya.” Sedangkan menurut Febrian, Jack

”Selular adalah pembagian daerah berdasarkan jangkauan sinyal dari stasiun

pemancar ke pesawat penerima.” Dapat disimpulkan bahwa telekomunikasi selular

adalah suatu sistem komunikasi jarak jauh yang memancarkan, mengirim, dan atau

menerima setiap informasi dalam bentuk suara melalui sistem elektromagnetik,

sehingga tidak diperlukan adanya kabel penghubung.

2.3.2. Perusahaan yang Bergerak sebagai Operator Telekomunikasi Selular

Perusahaan operator telekomunikasi selular adalah perusahaan yang dalam

operasinya melakukan kegiatan (1) Menjual dan mengaktifkan pesawat telepon

selular baik langsung maupun tidak langsung dan (2) mengaktifkan pesawat telepon

selular yang dibawa sendiri oleh calon pelanggan.

(http://www.pajak.go.id/peraturan/view_doc?docid=2829&searchterm=None)

Beberapa perusahaan yang bergerak sebagai operator telekomunikasi selular:

Telkomsel, yang memiliki produk seperti Kartu Halo, Simpati, dan Kartu As.

Indosat, yang memiliki produk seperti Mentari, IM3, Matrix, dan Star One.

XL, yang memiliki produk seperti Bebas, Jempol, dan Xplor.

Mobile-8, yang memiliki produk seperti Fren.

Bakrie Telecom, yang memiliki produk seperti Esia.

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1. …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2007-2-00024-AKSI Bab 2.pdf · Sistem Informasi Akutansi akan mengintegrasikan seluruh sumber

22

2.4. Metode Analisa dan Perancangan Berorientasi Object

2.4.1. Pendekatan dalam Analisis dan Perancangan Terstruktur dan

Berorientasi Object

Berbeda dengan dekomposisi tunggal, suatu analisis dan perancangan

berorientasi object melihat suatu permasalahan yang kompleks sebagai suatu

kumpulan object yang mempunyai arti dan saling bekerja sama satu sama lain untuk

mencapai higher level behaviour. Dalam tahap analisis, ditekankan pada investigasi

dari suatu permasalahan daripada mendefinisikan solusi dari permasalahan. Jadi,

dalam analisis berorientasi object kegiatan ditekankan untuk menemukan dan

menggambarkan object-object dalam sebuah problem domain. Sedangkan dalam

tahap perancangan, ditekankan pada suatu logical solution dan bagaimana suatu

sistem akan memenuhi kebutuhan yang ada. Jadi, dalam perancangan berorientasi

object kegiatan ditekankan pada pendefinisian suatu logical software yang pada

akhirnya akan diimplementasikan dalam sebuah bahasa pemrograman berorientasi

object.

2.4.2. Konsep Object dan Class

2.4.2.1. Pengertian Object

Menurut Mathiassen,Lars dan Andreas Munk-Madsen (2000,p4),

“Object is an entity with identity, state, and behaviour.” Pengertian ini

menjelaskan bahwa sesuatu dapat dikatakan sebagai object jika memiliki

identitas, kondisi, dan tingkah laku yang jelas. Dalam suatu analisis, object

adalah sebuah abstraksi dalam suatu fenomena yang terjadi dalam sistem.

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1. …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2007-2-00024-AKSI Bab 2.pdf · Sistem Informasi Akutansi akan mengintegrasikan seluruh sumber

23

Jadi, object merupakan salah satu bagian didalam suatu sistem. Seperti dalam

sebuah sistem penjualan, salah satu yang dapat dijadikan object adalah

konsumen. Setiap konsumen memiliki identitas diri, memiliki kondisi, dan

tingkah laku yang jelas dan berbeda satu dengan lainnya.

2.4.2.2. Pengertian Class

Menurut Mathiassen et al. (2000,p4), “Class is a description of a

collection of objects sharing structure, behavioral pattern, and attributes.”

Pengertian ini menjelaskan bahwa setiap object yang memiliki struktur,

tingkah laku, dan atribut yang sama maka dapat dikumpulkan kedalam suatu

class. Class yang ada dalam suatu sistem digunakan untuk memberikan

kemudahan dalam memahami suatu object.

2.4.3. Pre-Analysis

2.4.3.1. Pengertian Rich Picture

Menurut Mathiassen et al. (2000,p26), “Rich picture is an informal

drawing that presents the illustrator’s understanding of a situation.” Dengan

dibuatnya sebuah rich picture, dapat dilihat bagaimana keadaan sebuah sistem

dari sudut pandang user. Rich picture berfokus pada aspek-aspek penting

dalam sebuah situasi dimana ditentukan oleh seorang illustrator. Disamping

itu, rich picture dapat memberikan gambaran umum mengenai suatu situasi

yang akan memudahkan dalam membentuk interpretasi alternatif.

Gambar 2.3. Contoh Simbol dalam Rich Picture.

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1. …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2007-2-00024-AKSI Bab 2.pdf · Sistem Informasi Akutansi akan mengintegrasikan seluruh sumber

24

2.4.3.2. Pengertian System Definition

Menurut Mathiassen et al. (2000,p24), “System definition is a concise

description of a computerized system expressed in natural language.”

Pengertian ini menjelaskan bahwa system definition merupakan gambaran

menyeluruh mengenai sebuah sistem komputer yang dinyatakan kedalam

sebuah bahasa umum. Aktivitas yang dilakukan dalam system definition

pertama kali adalah menggambarkan situasi dari sistem yang ada, yaitu

mengenai proses, struktur, dan masalah yang berhubungan dengan

pengembangan sistem dalam perusahaan. Setelah itu, ciptakan ide-ide baru

untuk pengembangan. Dan, gambarkan kemungkinan-kemungkinan yang

terjadi dari rencana tersebut untuk dapat memilih sebuah rencana akhir.

2.4.3.3. Kriteria FACTOR

Kriteria FACTOR (Mathiassen et al., 2000) adalah sebagai berikut:

Functionality Fungsi dari suatu sistem yang mendukung tugas-tugas dalam

application domain.

Application

Domain

Bagian dalam sebuah organisasi yang diadministrasikan, dimonitor,

atau dikontrol dalam problem domain.

Conditions Kondisi dimana sistem akan dikembangkan dan digunakan.

Technology Teknologi yang digunakan baik untuk mengembangkan sistem

maupun teknologi untuk menjalankan sistem tersebut.

Object Object utama dalam problem domain.

Responsibility Tanggung jawab sistem secara keseluruhan sesuai dengan konteks.

Tabel 2.1. Kriteria FACTOR

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1. …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2007-2-00024-AKSI Bab 2.pdf · Sistem Informasi Akutansi akan mengintegrasikan seluruh sumber

25

2.4.4. Analysis

2.4.4.1. Problem Domain Analysis

Problem domain analysis berfokus pada informasi apa yang

seharusnya sistem dapat lakukan. Model yang dibuat dalam problem domain

menyediakan sebuah bahasa yang digunakan untuk mengungkapkan syarat-

syarat yang ada dalam sistem. Dalam perancangan, model diubah kedalam

suatu komponen yang memperlihatkan problem domain yang telah terjadi.

Problem domain analysis dibagi menjadi tiga aktivitas. Berikut ini dijelaskan

setiap aktivitas yang dilakukan.

2.4.4.1.1. Class

Aktivitas yang dilakukan dalam tahap ini adalah

menggambarkan pendekatan yang dilakukan dalam mendefinisikan

tugas dari informasi yang didapat dalam sistem. Problem domain

didefinisikan dan dibuat karakteristiknya dengan melakukan seleksi

atas class dan event. Class merupakan gambaran dari sekumpulan

object yang memiliki persamaan dalam structure, behavioral pattern,

dan attribute. Sedangkan event dilihat sebagai elemen dasar dari

perilaku suatu object. Gambar 2.4 menjelaskan langkah-langkah

dalam menentukan class dan event. Penentuan class dan event

diawali dengan dibuatnya class candidates dan event candidates.

Class candidates diambil dari seluruh kata benda yang terdapat pada

process description dan system definition. Sedangkan event

candidates diambil dari seluruh kata kerja yang terdapat pada process

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1. …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2007-2-00024-AKSI Bab 2.pdf · Sistem Informasi Akutansi akan mengintegrasikan seluruh sumber

26

description dan system definition. Setelah dibuat class dan event

candidates, selanjutnya dilakukan evaluasi untuk dapat ditentukan

class dan event yang sesungguhnya.

Gambar 2.4. Sub aktivitas dalam menentukan class dan event. Sumber: Mathiassen (2000, p55)

Class candidates akan menjadi class jika dapat memenuhi

pertanyaan-pertanyaan berikut ini (Mathiassen et al., 2000):

1. Apakah object dapat ditentukan dari class tersebut?

2. Apakah class terdiri dari informasi yang unik?

3. Apakah class meliputi banyak object?

4. Apakah class sesuai atau dapat dikelola dengan adanya event?

Sedangkan event candidates akan menjadi event jika dapat memenuhi

pertanyaan-pertanyaan berikut ini (Mathiassen et al., 2000):

1. Apakah event bersifat instantaneous?

2. Apakah event bersifat atomic (tidak dapat dibagi lagi)?

3. Dapatkah event diidentifikasi saat terjadi?

Hasil dari aktivitas ini adalah sebuah event table yang

memuat seluruh class yang terpilih berikut event yang berhubungan,

seperti yang ada pada tabel 2.2.

Evaluate and selectsystematically

Find candidatesfor classses

Find candidatesfor event

Event table

Event table

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1. …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2007-2-00024-AKSI Bab 2.pdf · Sistem Informasi Akutansi akan mengintegrasikan seluruh sumber

27

Tabel 2.2. Contoh Event Table. Sumber: Mathiassen (2000, p50)

2.4.4.1.2. Structure

Aktivitas ini berkaitan dengan hubungan yang terstruktur

antara class dan object. Pada kegiatan ini digambarkan hubungan

dalam problem domain baik secara statis (antara abstract structure

dengan class) maupun dinamis (antara concrete structure dengan

object).

Gambar 2.5. Sub aktivitas dalam menentukan structure.

Sumber: Mathiassen (2000, p72)

Class Event

Customer Assistant Apprentice Appointment Plan

reserved * + cancelled + treated + employed + + resigned * graduated * * agreed

Event Table

Class diagram

Find candidates forstructure

Evaluatesystematically

ExplorePattern

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1. …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2007-2-00024-AKSI Bab 2.pdf · Sistem Informasi Akutansi akan mengintegrasikan seluruh sumber

28

Hasil dari aktivitas ini adalah sebuah class diagram yang

menyajikan class yang terpilih dan hubungan terstruktur yang relevan

antara class dan object.

Customer

Appointment

Employee

Time Period

OtherWork

Apprentice

Day Schedule

Free

Assistant

10..*

0..*

11

1

11..*

1 1..*

Gambar 2.6. Contoh Class Diagram Sumber: Mathiassen (2000, p70)

2.4.4.1.3. Behaviour

Aktivitas ini berkaitan dengan perilaku object dan interaksi

yang dilakukan. Pada aktivitas ini digambarkan property dan

attribute yang bersifat dinamis dalam setiap class yang ada.

Gambaran dari behaviour dan attribute diciptakan dengan

karakteristik yang lebih tepat dari setiap object yang ada dalam

problem domain. Behavioral Pattern adalah gambaran dari event

yang meliputi suatu object tertentu dalam sebuah class.

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1. …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2007-2-00024-AKSI Bab 2.pdf · Sistem Informasi Akutansi akan mengintegrasikan seluruh sumber

29

Gambar 2.7. Sub aktivitas dalam membuat model object behaviour.

Sumber: Mathiassen (2000, p92)

Hasil dari aktivitas ini adalah sebuah state diagram yang

menggambarkan behaviour dan attribute secara umum dari setiap

class.

Active/ account opened / account closed

/ account opened / account closed

/ amount withdrawn/ amount deposited

Gambar 2.8. Contoh Statechart Diagram Sumber: Mathiassen (2000, p109)

2.4.4.2. Application Domain Analysis

Application Domain Analysis berfokus pada bagaimana suatu sistem

target akan digunakan. Hal ini bertujuan untuk menentukan syarat-syarat yang

diperlukan dalam membuat function dan interface suatu sistem. Model suatu

sistem bersifat lebih stabil, sehingga jika dilakukan perubahan pada model

maka akan menyebabkan perubahan pada function dan interface sistem.

Explorepatterns

Describe behavioralpatterns

Behavioral patternwith attributes

Event table andclass diagram

Consider structuresand classes

Describeattributes

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1. …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2007-2-00024-AKSI Bab 2.pdf · Sistem Informasi Akutansi akan mengintegrasikan seluruh sumber

30

Namun, jika function dan interface yang dilakukan perubahan, maka model

tidak perlu dirubah. Application domain analysis dibagi menjadi tiga aktivitas.

Berikut ini dijelaskan setiap aktivitas yang dilakukan.

2.4.4.2.1. Usage

Aktivitas ini berkaitan pada menentukan sistem target yang

digunakan dalam aplikasi dengan mengidentifikasi dan memberi

struktur pada actor dan use case. Actor adalah seseorang/sistem yang

melakukan pekerjaan pada sistem. Sedangkan Use case adalah proses

sistem dan actor melakukan interaksi dalam application domain.

Gambar 2.9. Sub aktivitas dalam usage. Sumber: Mathiassen (2000, p120)

Hasil dari aktivitas ini adalah use case diagram yang

menggambarkan use case beserta actor yang melakukannya, seperti

yang ada pada gambar 2.10 berikut ini:

Find actors and usecases

Evaluatesystematically

ExplorePattern

System definition

Use casesand actors

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1. …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2007-2-00024-AKSI Bab 2.pdf · Sistem Informasi Akutansi akan mengintegrasikan seluruh sumber

31

Automatic Payment System

Account Owner

Payment

Account Inform

Money Transfer

Cash withdrawal

Gambar 2.10. Contoh Use Case Diagram.

Sumber: Mathiassen (2000, p122)

2.4.4.2.2. Function

Function merupakan suatu fasilitas dalam membuat model

dapat digunakan oleh actor. Dalam aktivitas ini dilakukan tahap

bagaimana memformulasikan syarat-syarat fungsional dari suatu

sistem. Pada tahap ini diperlukan suatu catatan fungsi yang disajikan

secara lengkap untuk melihat gambaran umum secara fungsional dan

fungsi-fungsi kompleks yang spesifik menjadi lebih detil.

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1. …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2007-2-00024-AKSI Bab 2.pdf · Sistem Informasi Akutansi akan mengintegrasikan seluruh sumber

32

Gambar 2.11. Sub aktivitas dalam function. Sumber: Mathiassen (2000, p139)

Function memiliki empat tipe, yaitu:

a. Update, yaitu function diaktifkan dalam event dari problem domain

dan menghasilkan suatu perubahan dalam kondisi dari sebuah

model.

b. Signal, yaitu function diaktifkan dengan mengubah kondisi dari

model dan menghasilkan suatu reaksi dalam sebuah konteks model.

Pada tipe ini, function dapat bekerja tanpa adanya drive.

Contohnya adalah pada jam yang berjalan pada layar komputer.

c. Read, yaitu function diaktifkan berdasarkan atas permintaan

informasi dari tugas actor, dan model akan menampilkan hasil dari

informasi tersebut dalam sebuah bagian dari model.

d. Compute, yaitu function diaktifkan berdasarkan permintaan

informasi dari tugas actor, disertai dengan adanya perhitungan atas

informasi yang disediakan oleh actor atau model. Hasil akan

menampilkan hasil dari penghitungan tersebut.

Find functions

Specify complexfunctions

Evaluatecritically

System definition

Function list andspecification

Use cases

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1. …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2007-2-00024-AKSI Bab 2.pdf · Sistem Informasi Akutansi akan mengintegrasikan seluruh sumber

33

2.4.4.2.3. User Interface

Interface merupakan fasilitas yang membuat model dan

function dari sistem tersedia bagi actor. Aktivitas ini berkaitan dalam

pembuatan kerangka dari syarat-syarat pembuatan tampilan suatu

sistem, atau disebut user interface. User interface didefinisikan

dengan melakukan pemilihan gaya bahasa, bentuk formulir, dan

elemen-elemen pembentuk interface lainnya.

Gambar 2.12. Sub aktivitas dalam menganalisa interface.

Sumber: Mathiassen (2000, p153)

Setiap user interface terdiri dari beberapa dialog pattern yang dapat

digunakan agar tampilan lebih dapat lebih berkarakter, disamping

juga Dialog pattern yang biasa digunakan seperti:

Menu-selection pattern

Form fill-in

Command- language pattern

Direct-manipulation pattern

Determine interfaceelements

Evaluate interfaceelements

Discribeinterfaceelements

Function list

Description ofinterface

Use cases

Class diagram

Explore patterns

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1. …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2007-2-00024-AKSI Bab 2.pdf · Sistem Informasi Akutansi akan mengintegrasikan seluruh sumber

34

Hasil dari aktivitas ini adalah gambaran dari interface yang disajikan

dalam sequence diagram dan navigation diagram. Dalam sequence

diagram, digambarkan interaksi yang terjadi antara bagian-bagian

dari interface yang berhubungan secara langsung dengan use case.

Sedangkan navigation diagram menggambarkan tampilan-tampilan

yang ada pada interface dan bagaimana cara mengaplikasikan

interface tersebut.

Initial window

Amount window

Accept window

SystemInterface

card inserted()

pin code()

refusal()check pincode

registerwithdrwal

amount()

approve()

card rejected()

payment()

Gambar 2.13. Contoh Sequence Diagram

Sumber: Mathiassen (2000, p157)

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1. …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2007-2-00024-AKSI Bab 2.pdf · Sistem Informasi Akutansi akan mengintegrasikan seluruh sumber

35

2.4.5. Design

2.4.5.1. Architecture Design

Architecture design berfokus pada rancang bangun dari sistem yang

akan dikembangkan. Sistem yang telah dianalisa, selanjutnya dibuat kedalam

sebuah rancangan sistem yang baru. Terdapat dua aktivitas penting dalam

tahap ini, yaitu component architecture dan process architecture sebagaimana

dijelaskan berikut ini:

2.4.5.1.1. Criteria

Sebelum dilakukan perancangan sistem yang baru, terlebih

dahulu dibuat criteria yang penting untuk kondisi yang sesuai dengan

sistem yang akan dibangun. Criteria ini dibuat agar sistem yang akan

dibangun dapat berfungsi baik dan sebagaimana mestinya.

Gambar 2.14. Sub aktivitas dalam menentukan criteria. Sumber: Mathiassen (2000, p179)

Sebuah rancangan dapat dikatakan baik jika pada rancangan tersebut

tidak memiliki kelemahan. Mathiassen et al. (2000,p178)

menjelaskan beberapa criteria dasar yang harus diperhatikan dalam

membuat sebuah rancangan yang baik.

Analyze specificcondition

Prioritize

Criteria for design

System definition

Consider generalcriteria

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1. …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2007-2-00024-AKSI Bab 2.pdf · Sistem Informasi Akutansi akan mengintegrasikan seluruh sumber

36

Criterion Measure of Usable The system’s adaptability to the organizational, work-related, and

technical context. Secure The precautions againts unauthorized access to data and facilities. Efficient The economical exploitation of the technical platform’s facilities. Correct The fulfillment of requirements. Reliable The fulfillment of the required precision in function execution. Maintainable The cost of locating and fixing system defects. Testable The cost of ensuring that the deployed system performs its intended

function. Flexible The cost of modifying the deployed system. Comprehensible The effort needed to obtain a coherent understanding of the system. Reusable The potential for using system parts in other related systems. Portable The cost of moving the system to another technical platform. Interoperable The cost of coupling the system to other systems.

Tabel 2.3. Criteria untuk menggambarkan kualitas software. Sumber: Mathiassen (2000, p178)

Beberapa criteria yang ada, diurutkan berdasarkan prioritas yang

dibutuhkan dalam sistem. Setelah criteria didapatkan, maka

selanjutnya criteria tersebut dihubungkan dengan technical platform

agar dapat bekerja secara efektif dan efisien.

2.4.5.1.2. Component Architecture

Pada aktivitas ini, difokuskan pada bagaimana sistem dapat

dipecah kedalam bagian-bagian yang lebih spesifik. Component

adalah kumpulan dari bagian program yang terdapat sejumlah

tanggung jawab yang dirumuskan dengan baik. Tujuan utama dari

component architecture adalah membuat agar sistem tersebut dapat

bersifat umum dan fleksibel. Hal ini sangat penting, karena sebuah

sistem pasti akan selalu berkembang. Sehingga, jika sistem akan

dikembangkan, perubahan yang terjadi menjadi tidak terlalu

signifikan.

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1. …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2007-2-00024-AKSI Bab 2.pdf · Sistem Informasi Akutansi akan mengintegrasikan seluruh sumber

37

Gambar 2.15. Sub aktivitas dalam perancangan component architecture.

Sumber: Mathiassen (2000, p192)

Dalam merancang component architecture, pattern

merupakan sebuah sumber yang sangat diperlukan sebagai inspirasi.

Ada tiga pattern yang lazim digunakan, yaitu:

a. Layered architecture pattern

Merupakan pola dasar dalam software. Pattern ini terdiri dari

beberapa component, dimana setiap component tersebut dirancang

sebagai layer yang menggambarkan tanggung jawabnya masing-

masing.

b. Generic architecture pattern

Pattern ini digunakan untuk menggabungkan sebuah sistem dasar

yang terdiri dari interface, function, dan model component. Dan

pada banyak kasus, ditambahkan pula dengan technical platform

component.

Criteria

Component specification

Define subsystems

Specify complexcomponents

Identifycomponents

Explore architecturalpatterns

Class diagram

Page 32: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1. …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2007-2-00024-AKSI Bab 2.pdf · Sistem Informasi Akutansi akan mengintegrasikan seluruh sumber

38

c. Client-Server architecture pattern

Pattern ini dibangun untuk menangani distribusi sistem yang

tersebar dibeberapa daerah geografis. Biasanya digunakan dalam

software bagi kepentingan industri. Pattern ini terdiri dari sebuah

server dan beberapa client.

2.4.5.1.3. Process Architecture

Process architecture adalah struktur sistem eksekusi yang

dibuat dalam proses yang saling bergantung. Dua tahap yang

dilakukan adalah (1) menentukan distribusi dari component program

dalam prosesor sistem yang ada dan (2) mengkolaborasikan struktur

diantara object yang ada selama eksekusi.

Gambar 2.16. Sub aktivitas dalam perancangan process architecture. Sumber: Mathiassen (2000, p212)

Distribute programcomponents

Explore distributionpatterns

Select coordinationmechanisms

Identify sharedresources

Deploymentdiagram

Class diagram andcomponent specification

Explore coordinationpatterns

Page 33: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1. …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2007-2-00024-AKSI Bab 2.pdf · Sistem Informasi Akutansi akan mengintegrasikan seluruh sumber

39

Terdapat tiga pattern dalam membangun distribusi, yaitu:

Centralized Pattern

Distributed Pattern

Decentralized Pattern

Hasil dari aktivitas ini adalah sebuah deployment diagram yang

menggambarkan distribusi dan kolaborasi antara komponen program

dengan object dalam suatu prosesor.

2.4.5.2. Component Design

Tahap akhir dari sebuah perancangan sistem adalah component

design. Tahap ini berfokus pada dua komponen sistem, yaitu:

2.4.5.2.1. Model Component

Aktivitas yang dilakukan adalah bagaimana cara

menerapkan problem domain model kedalam sebuah object-oriented

platform. Tujuannya adalah untuk menyampaikan data-data pada

masa lalu dan saat ini kedalam sebuah fungsi, tampilan, dan akhirnya

dapat diterima oleh user atau sistem lainnya. Hasil dari aktivitas ini

adalah sebuah class diagram dari aktivitas yang dianalisis.

Gambar 2.17. Sub aktivitas dalam perancangan model component.

Sumber: Mathiassen (2000, p239)

Represent private eventRestructure

class diagramModel Component

specification

Represent commonevent

Class diagram, behavioralpatterns, componentspecifications

Page 34: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1. …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2007-2-00024-AKSI Bab 2.pdf · Sistem Informasi Akutansi akan mengintegrasikan seluruh sumber

40

2.4.5.2.2. Function Component

Aktifitas yang dilakukan adalah bagaimana menerapkan

syarat-syarat fungsional, yang berfokus pada organisasi suatu

perusahaan diantara operasi-operasi pada bagian yang berbeda.

Tujuannya adalah untuk memberikan tampilan dan sistem lain akses

ke model. Hasil dari tahap ini adalah sebuah class diagram untuk

function component dan juga perpanjangan dari class diagram yang

ada pada model component.

Gambar 2.18. Sub aktivitas dalam perancangan function component.

Sumber: Mathiassen (2000, p252)

2.4.6. Implementation

Tahap akhir dalam perancangan sebuah sistem adalah pembangunan prototipe

dari sistem tersebut. Prototipe dibangun dengan menggunakan sebuah program

berorientasi object. Program yang sering digunakan saat ini adalah dengan

menggunakan Visual Basic .Net atau yang dikenal dengan istilah VB.Net.

Design functions asoperations

Explore pattern

Function componentspecification

Function list,class diagram,componentspecification

Specify complexoperations

Model componentspecification

Page 35: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1. …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2007-2-00024-AKSI Bab 2.pdf · Sistem Informasi Akutansi akan mengintegrasikan seluruh sumber

41

VB.Net merupakan versi terbaru dari Visual Basic yang dapat

digunakan untuk membuat sebagian besar aplikasi yang berbasiskan windows.

Beberapa alasan dalam penggunaan VB .Net (Kusumo, Ario.S, 2004) adalah

sebagai berikut:

a. Penyederhanaan deployment dari aplikasi berbasis windows.

b. Menyederhanakan pengembangan perangkat lunak.

c. Mendukung penuh pendekatan berorientasi object.

d. Mempermudah pengembangan aplikasi berbasis web.