Upload
ngodien
View
215
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Bab 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Sistem
Menurut O’Brien (2003, p8), Sistem adalah sekumpulan komponen yang saling
berhubungan dan bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan umum dengan menerima
masukan dan memproduksi keluaran dalam proses transformasi yang terorganisir.
Menurut McLeod (2001, p9), “System is a group of elements that are integrated
with the common purpose of achieving an objective.” Yang dapat diartikan bahwa sistem
adalah sekelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai
suatu tujuan organisasi atau perusahaan yang terdiri dari sejumlah sumber daya
(manusia, material, mesin, uang , informasi) yang ditentukan oleh pemilik atau
manajemen.
Menurut Romney (2006, p4), “System is a set of two or more interrelated
components that interact to achieve a goal.” Yang diartikan bahwa sistem adalah suatu
kumpulan dari dua atau lebih komponen yang saling berinteraksi untuk mencapai suatu
tujuan.
Sedangkan Menurut Herlambang (2005, p116), Sistem dapat dilakukan dengan dua
pendekatan, yaitu pendekatan prosedur dan pendekatan komponen. Dengan pendekatan
prosedur, sistem didefinisikan sebagai kumpulan dari beberapa prosedur yang
mempunya tujuan tertentu. Dengan pendekatan komponen, sistem merupakan kumpulan
dari komponen– komponen yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan tertentu.
13
Dengan demikian dapat disimpukan bahwa sistem adalah suatu kumpulan yang
terdiri dari beberapa komponen yang saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan.
2.2 Pengertian Informasi
Menurut McLeod (2001, p12), “Information is a processed data or meaningful
data.” Yang berarti bahwa informasi adalah data yang telah diproses atau data yang
memiliki arti.
Menurut O’Brien (2005, p27) berpendapat bahwa, “Information as data that have
been converted into a meaningful and useless context for specific end user.” Yang
berarti bahwa informasi adalah data yang sudah diubah mejadi suatu bentuk yang lebih
berarti dan berguna bagi pemakai akhir.
Menurut Romney (2006, p5), “Information is data that have been organized and
processed to provide meaning to a user.” Yang berarti bahwa informasi adalah data
yang telah diorganisasikan dan diproses agar lebih berarti bagi penggunannya.
Menurut Loudon (2003), Informasi adalah data yang telah diolah dan
menghasilkan suatu bentuk yang berguna bagi manusia.
Sedangkan menurut Haag, Cummings, dan McCubbrey (2005), informasi adalah
data sederhana yang memiliki arti khusus dalam konteks yang spesifik.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa informasi adalah suatu data yang telah
diproses sedemikian rupa agar dapat memiliki arti bagi penggunanya.
14
2.3 Pengertian Sistem Akuntansi
Menurut Niswonger (2000), Sistem akuntansi adalah suatu sarana bagi manajemen
perusahaan guna mendapatkan informasi yang akan digunakan untuk mengelola
perusahaan dan untuk menyusun laporan keuangan bagi para pemilik, kreditor, dan
pihak lain yang berkepentingan.
Dengan dapat disimpulkan bahwa sistem akuntansi adalah organisasi formulir,
catatan, prosedur, dan alat yang menyediakan informasi keuangan dalam bentuk laporan
untuk memudahkan pengelolaan perusahaan.
2.4 Pengertian Sistem Informasi
Menurut O’Brien (2006), “Information system can be any organized combination
of people, hardware, software, communication networks, and data resources that stores
and retrieves, transforms, and disseminates information in an organization” Yang dapat
diartikan bahwa sistem informasi merupakan kombinasi dari orang-orang, perangkat
keras, perangkat lunak, jaringan-jaringan komunikasi dan sumber penghasil data yag
disimpan dan diperbaharui, diubah dan disebarkan dalam organisasi.
Menurut Whitten et.al. (2001), Sistem informasi adalah suatu penataan dari orang-
orang, data, proses, dan teknologi informasi yang berinteraksi untuk mengumpulkan,
memproses, menyimpan, dan memberikan output berupa informasi yang dibutuhkan
untuk mendukung organisasi.
Menurut Loudon (2003), Sistem informasi adalah suatu komponen yang saling
berhubungan, bekerjasama untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan
15
menyebarkan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan, koordinasi, control,
analisis dan visualisasi dalam organisasi.
Menurut Hall yang diterjemahkan oleh penerbit salemba empat (2001, p7), Sistem
informasi adalah sebuah rangkaian prosedur formal dimana data dikumpulkan, diproses
menjadi informasi, dan didistribusikan kepada para pemakai.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah kombinasi
orang dan sumber daya yang saling berhubungan, dirancang sedemikian rupa untuk
mengelola data menjadi informasi yang berguna untuk mencapai sasaran perusahaan.
2.5 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Jones dan Rama (2006, p6), “The accounting information system is a
system that collect, records, stores, and processes data to produce information for
decision makers.” Yang berarti bahwa sistem informasi akuntansi adalah suatu sistem
yang mengumpulkan, mencatat, menyimpan dan memproses data untuk menghasilkan
informasi untuk pembuat keputusan.
Menurut Romney dan Steinbart (2006, p6), “ Accounting information system is a
system that collect, records, store, and processes data to produce information for
decision makers.” Yang berarti bahwa sistem informasi akuntansi adalah sistem yang
mengumpulkan, mencatat, menyimpan dan memproses data untuk menghasilkan
informasi untuk pengambilan keputusan.
Menurut Wilkinson, Cerullo, Vasant and Bernard (2000, p7), “Accounting
information system is a unified structure within an entity, such as a business firm, that
16
employs physical resources and other components to transform economic data into
accounting, information, with the purpose of satisfying the information needs of a
variety of users.” Yang dapat berarti sistem informasi akuntansi adalah suatu kesatuan
struktur di dalam suatu entitas, seperti perusahaan bisnis, yang memperkerjakan sumber
daya fisik dan komponen-komponen lainnya untuk mengubah data ekonomi ke dalam
informasi akuntansi.
Komponen Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Romney (2006, p6-7), terdapat 6 (enam) komponen dalam sistem
informasi akuntansi, yaitu :
1. Orang yang mengoperasikan sistem
2. Prosedur dan langkah – langkah, baik secara manual maupun otomatis, termasuk
pengumpulan, pemprosesan dan penyimpanan data mengenai kegiatan perusahaan.
3. Data mengenai organisasi dan proses bisnisnya
4. Perangkat lunak yang digunakan untuk memproses data organisasi
5. Sarana teknologi informasi, termasuk komputer, perangkat tambahan, dan perangkat
jaringan komunikasi yang digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan,
memproses, serta megirim data dan informasi.
6. Pengendalian internal dan security measures yang mengamankan data dalam sistem
informasi akuntansi.
Menurut Gelinase et al. (2005, p9-12), komponen sistem informasi akuntansi
terdiri dari :
17
1. Technology
Kemampuan kita untuk merencanakan dan mengatur operasi bisnis bergantung
kepada pengetahuan kita tentang keberadaan teknologi. Dukungan teknologi
informasi sudah sangat tinggi, sehingga prosedur operasional tradisional yang dulu
dilaksanakan secara manual, kini sudah berubah menjadi otomatisasi.
2. Database
Untuk menganalisa dan mempersiapkan informasi untuk pengambilan keputusan
oleh manajemen, dan untuk mengaudit laporan financial perusahaan, seorang
akuntan harus bisa mengakses dan menggunakan data dari database perusahaan, baik
database public maupun private.
3. Reporting
Dalam menyusun laporan berdasarkan sistem informasi, seorang akuntan harus
mengetahui output atau hasil yang ingin dicapai.
4. Controls
Dalam menyusun sistem pengendalian internal, harus dipertimbangkan tingkat
kompleksitas sistem informasi dan perkembangan teknologi. Seorang akuntan harus
bisa mengendalikan kondisi saat ini maupun konsisi yang akan datang.
5. Business Operation
Setiap perusahaan melakukan berbagai aktivitas operasional, seperti perekrutan
karyawan, pembelian barang, persediaan dan penerimaan kas dari pelanggan. Input
sistem informasi akuntansi disiapkan oleh bagian operasional dan outputnya
digunakan untuk mengatur kegiatan operasional.
6. Events Processing
18
Proses kegiatan atau transaksi yang dilakukan perusahaan biasanya berupa
penjualan, produksi ( bila kegiatan industri), dan pembelian.
7. Management Decision Making
Informasi yang dihasilkan diharapkan dapat memberikan dasar atas criteria atau
pengetahuan yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan pihak manajemen.
8. System Development and Operation
Sistem informasi yang memproses kegiatan bisnis dan memberikan informasi bagi
manajemen untuk membuat keputusan harus dirancang, diimplementasikan dan
dioperasikan secara efektif.
9. Communication
Untuk mempresentasikan hasil kerja secara efektif, akuntan harus memiliki
kemampuan komunikasi yang baik secara lisan maupun tulisan.
10. Accounting and Auditing Principles
Untuk menyusun dan mengoperasikan sistem informasi akuntansi, seorang akuntan
harus mengetahui prosedur-prosedur akuntansi dan memahami audit terhadap sistem
informasi.
Menurut Jones dan Rama (2006, p6-7), kegunaan sistem informasi akuntansi ada 5
(lima), yaitu:
1. Production External Report (Memproduksi Laporan Eksternal)
Bisnis menggunakan sistem informasi akuntansi untuk memproduksi laporan khusus
untuk memenuhi kebutuhan dari investor, kreditor, penagih pajak dan agen-agen lain
yang berkaitan.
19
2. Support Routine Activities (Mendukung Aktivitas Rutin)
Manajer membutuhkan sistem informasi akuntansi untuk menangani aktivitas
operasi rutin selama siklus operasi perusahaan.
3. Decision Support (Mendukung Keputusan)
Informasi yang dibutuhkan untuk aktivitas perencanaan rutin pada semua tingkatan
dari organisasi.
4. Planning and Contol (Perencanaan dan Pengendalian)
Sistem informasi dibutuhkan untuk aktivitas perencanaan dan pengendalian yang
baik. Informasi memperhatikan anggaran dan biaya standard yang disimpan untuk
membandingkan gambaran anggaran dengan jumlah yang sebenarnya.
5. Implementing Internal Control (Implementasi Pengendalian Internal)
Pengendalian internal meliputi kebijaksanaan, prosedur, dan sistem informasi yang
digunakan untuk melindungi asset perusahaan dari kerugiaan atau penggelapan, dan
untuk memelihara data financial yang akurat. Hal ini memungkin dibangunnya
pengendalian di dalam sebuah sistem informasi akuntansi untuk membantu mencapai
tujuan tersebut.
McLeod menyatakan bahwa sistem informasi akuntansi melaksanakan 4 (empat)
tugas dasar pengolahan data, antara lain pengumpulan data, manipulasi data,
penyimpanan data dan penyiapan dokumen.
1. Pengumpulan data
Sistem pengolahan data dan mengumpulkan data yang menjelaskan setiap tindakan
internal perusahaan dan transaksi lingkungan perusahaan.
2. Manipulasi data
20
Operasi manipulasi data meliputi :
a. Pengklasifikasian. Elemen-elemen data tertentu dalam catatan digunakan
sebagai kode.
b. Penyortiran. Catatan-catatan disusun sesuai urutan tertentu berdasarkan kode
atau elemen data lain.
c. Perhitungan. Operasi aritmatika dan logika dilaksanakan pada elemen-
elemen data untuk menghasilkan elemen-elemen data tambahan.
d. Pengikhtisaran. Terdapat begitu banyak data yang perlu disintesis menjadi
bentuk total, subtotal, rata-rata dan seterusnya.
3. Penyimpanan data
Data disimpan pada media penyimpanan sekunder dan file dapat diintegrasikan
secara logis untuk membentuk suatu database.
4. Penyiapan data
Sistem informasi akuntansi memberikan hasil akhir untuk perorangan dan
organisasi baik di dalam dan di luar perusahaan, hasil akhir tersebut dipicu dalam 2
(dua) cara, yaitu :
a. Oleh suatu tindakan. Hasil akhir dihasilkan jika sesuatu terjadi.
b. Oleh jadwal waktu. Hasil akhir dihasilkan pada suatu saat tertentu.
Karakteristik Sistem Informasi Akuntansi
Sedangkan karakteristik Sistem Informasi Akuntansi (SIA) menurut McLeod
(2001), yaitu :
21
1. Melaksanakan tugas yang diperlukan
Berdasarkan undang-undang perusahaan diharuskan memelihara catatan
kegiatannya. Manjemen perusahaan pasti menerapkan SIA sebagai cara
mencapai dan menjaga pengendalian.
2. Berpegang pada prosedur yang relatif standar
Peraturan dan praktik yang diterima perusahaan menentukan cara
pelaksanaan pengelohan data.
3. Menangani data yang rinci
4. Berfokus pada historis
Data yang dikumpulkan oleh sistem informasi akuntansi umumnya
menjelaskan apa yang terjadi di masa lampau.
5. Menyediakan informasi pemecahan masalah minimal
Sistem Informasi Akuntansi (SIA) menghasilkan output informasi bagi
manajer perusahaan seperti laporan laba atau rugi.
Sistem Informasi Akuntansi (SIA) adalah sebuah sistem informasi yang menangani
segala sesuatu yang berkenaan dengan akuntansi. Akuntansi sendiri sebenarnya adalah
sebuah sistem informasi. Fungsi penting yang dibentuk SIA pada sebuah organisasi
antara lain:
• Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas dan transaksi.
• Memproses data menjadi informasi yang dapat digunakan dalam proses pengambilan
keputusan.
• Melakukan kontrol secara tepat terhadap aset organisasi.
22
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi adalah
suatu sistem berbasis komputer yang menggunakan sumber daya fisik dan komponen
lain untuk mengumpulkan dan mentransformasikan data yang menjelaskan kegiatan
perusahaan mejadi informasi yang berguna bagi pihak internal maupun eksternal.
2.6 Analisis Sistem
Menurut Whitten (2004, p38-39), “System analysis is the study of a business
problem domain to recommend improvement and specify the business requirement and
priorities for the solution.” Yang berarti bahwa analisis sistem adalah suatu
pembelajaran mengenai problem domain untuk merekomendasikan peningkatan dan
menspesifikasi kebutuhan bisnis serta memprioritaskan kebutuhan bisnis serta
memprioritaskan solusi.
Menurut O’Brien (2005, p348), “System analysis is an indepth study of end user
information needs that produces functional requirements that are used as the basic for
the design of a new information system,” Yang berarti bahwa sistem analisis merupakan
studi mendalam mengenai informasi yang dibutuhkan oleh pemakai akhir yang
menghasilkan persyaratan fungsional (functional requirement) yang digunakan sebagai
dasar untuk desain sistem informasi baru.
2.6.1 Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Oriented
pada Object (OOAD)
Menurut Mathiassen et al. (2000, p4 ), Metode yang menggunakan objek dan
kelas–kelas sebagai konsep kunci dan membangun 4 prinsip umum untuk analisis dan
design yaitu : model konteks sistem, penekanan arsitektur dengan mempertimbangkan
23
actions, menggunakan kembali pola yang menggambarkan ide – ide design dengan
baik dan membentuk metode untuk setiap situasi pengembangan.
2.6.2 Rich Picture
Menurut Mathiassen (2000, p26), Rich Picture adalah gambaran informal yang
mempresentasikan illustrator tentang sebuah situasi. Pengembangan sistem dapat
menggunakan rich picture untuk menyatakan pandangan berbeda terhadap situasi
sebagai dasar untuk diskusi sistematis. Rich picture juga dapat digunakan sebagai alat
yang berguna untuk memfasilitasi komunikasi yang baik antara pengguna dalam
sistem.
Rich picture difokuskan pada aspek-aspek penting dari sistem tersebut, yang
ditentukan sendiri oleh pengembang sistem dengan mengunjungi perusahaan untuk
melihat bagaimana perusahaan beroperasi, berbicara dengan banyak orang untuk
mengetahui apa yang harus terjadi atau seharusnya terjadi, dan mungkin melakukan
beberapa wawancara formal.
Rich picture harus :
a. Berisi banyak informasi dan terbuka pada interpolasi
b. Menyajikan proses dan struktur secara koheren dan cara yang well-balanced
c. Menggambarkan paling sedikit satu area problematic
d. Berpoin apa ada beberapa sistem terkomputerisasi yang relevan
e. Kaya tetapi tidak chaotic
f. Menerangkan aspek kunci dari suatu situasi dengan cara mempromosikan
pemahaman pada banyak tingkatan
24
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa rich picture adalah gambaran dari
aspek-aspek penting yang dapat membantu pengguna sistem untuk memahami sistem
yang sedang dikembangkan.
2.6.3 Object
Menurut McLeod (2001), Object adalah suatu entitas fisik atau kejadian yang
dijelaskan dalam bentuk data dan prosesnya.
Menurut Mathiassen, Madsen, Nielsen, dan Stage (2000), “Object is an entity
with identity, state, and behavior.” Yang berarti setiap object tidak digambarkan secara
sendiri-sendiri, melainkan istilah kelas digunakan untuk menggambarkan kumpulan
objek.
Menurut Britton dan Doake (2000), Object adalah paket perangkat lunak yang
didalamnya terdapat data dan metode yang digunakan untuk memanipulasi data
tersebut.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa object merupakan suatu entitas
yang memiliki identity, state, dan behavior.
2.6.4 Object Oriented
Menurut Britton dan Doake (2000), Object oriented merupakan suatu sistem
pendekatan untuk mengembangkan software yang didasarkan atas data item, attribute,
dan operasi yang mendefinisikannya.
25
Menurut Mathiassen (2000), keuntungan dari object oriented adalah :
1. Merupakan konsep yang sesuai untuk menjelaskan model fenomena dalam
sebuah kantor ataupun sistem komputerisasi yang dibuat dengan
mengggunakan bahasa sehari-hari (natural language).
2. Memberikan informasi yang jelas tentang konteks dari sistem
3. Mengurangi biaya perawatan (maintenance).
Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa object oriented merupakan suatu
sistem untuk mengembangkan perangkat lunak yang didasarkan atas data item, atribut,
dan operasi.
2.6.5 Object Oriented Analysis (OOA)
Menurut Larman (2005), Object oriented analysis adalah suatu analisis yang
menekankan pada penemuan dan penjabaran object-object atau konsep-konsep di
dalam problem domain.
Menurut Whitten et.al. (2001), Object oriented analysis adalah teknik pembuatan
model yang mengintegrasikan data dan proses ke dalam suatu rancangan yang
dinamakan objek.
Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa object oriented analysis adalah
suatu cara untuk menganalisis objek dalam menentukan model dalam problem domain.
2.6.6 Object Oriented Design (OOD)
Menurut Larman (2005), Object oriented design lebih menekankan pada logika
perangkat lunak (software) yang diimplementasikan melalui bahasa pemrograman.
26
Menurut Whitten et.al. (2001), Object oriented design adalah suatu pendekatan
yang digunakan untuk menspesifikasikan solusi perangkat lunak, hubungan antara
object, atribut, dan metode yang dimiliki.
Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa object oriented design adalah
aktivitas yang dilakukan untuk membuat solusi dari hubungan antara objek, atribut,
dan metode yang dimiliki oleh sistem dengan menggunakan bahasa pemrograman
tertentu.
2.6.7 Object Oriented Analysis and Design (OOAD)
Menurut Whitten et.al. (2001), Object oriented analysis and design adalah
sekumpulan alat dan teknik untuk mengembangkan sistem yang akan menggunakan
objek teknologi dalam membangun sistem dan perangkat lunaknya (softwarenya).
Menurut Mathiassen, Madsen, Nielsen, dan Stage (2000), Object oriented
analysis and design (OOAD) terbagi dalam 4 (empat) aktivitas utama, yaitu problem
domain analysis, application-domain analysis, architectural design, dan component
design.
Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa object oriented analysis and
design adalah sekumpulan alat dan teknik untuk mengembangkan sistem dengan
menggunakan objek teknologi.
2.6.8 Class
Menurut Mathiassen (2000), Class merupakan kegiatan pertama dalam analysis
problem domain. Ada beberapa tugas utama dalam kegiatan ini, yaitu : abstraksi
27
fenomena dari problem domain dalam objek dan kegiatan; klasifikasi objek dan event;
pemilihan kelas-kelas dan event-event yang akan dipelihara informasinya oleh sistem.
Pemilihan kelas-kelas tersebut bertujuan untuk mendefinisikan dan membatasi
problem domain. Sementara pemilihan kumpulan event yang dialami atau dilakukan
oleh satu atau lebih objek bertujuan untuk membedakan tiap-tiap kelas dalam problem
domain. Kegiatan kelas akan menghasilkan event table. Dimensi horizontal dari event
table berisi kelas-kelas yang terpilih, sementara dimensi vertikal berisi kegiatan-
kegiatan terpilih dan tanda cek digunakan untuk mengindikasikan objek-objek dari
kelas yang berhubungan dalam kegiatan tertentu. Untuk lebih jelasnya, event table
dapat dilihat pada table 2.1 berikut ini.
Tabel 2.1 Contoh Event Table
Event
Class
Customer Assisstant Apprentice Appointment Plan
Reserved V V V V
Cancelled V V V
Treated V V
Employed V V
Resigned V V
Graduated V
Agreed V V V
28
2.6.9 Structure
Menurut Mathiassen (2000), kegiatan kedua dalam analisis problem domain ini
bertujuan untuk mencari hubungan sruktural yang abstrak dan umum antara kelas-
kelas dan mencari hubungan yang konkrit dan spesifik antara objek-objek dalam
problem-domain.
Terdapat 2 (dua) jenis stuktur antar kelas yaitu generalisasi dan penggolongan.
Generalisasi adalah hubungan antara dua atau lebih kelas yang lebih khusus (sub
kelas) dengan sebuah kelas yang lebih umum (super kelas). Dimana hubungan
spesialisasi tersebut dinyatakan dengan rumus ”is-a”. Penggolongan adalah kumpulan
kelas yang saling berhubungan yang membantu memperoleh dan menyediakan
ringkasan problem-domain. Sebagai contoh : penggolongan “mobil” berisi semua
kelas yang berhubungan dengan jelas kelas dan komponen-komponennya. Terdapat
dua jenis hubungan antar objek yaitu : agregasi dan asosiasi.
Agregasi adalah hubungan sejumlah objek inferior yang merupakan bagian (the
parts) dari sebuah objek superior yang merupakan dasar (the whole) bagi beberapa
objek inferior tersebut dimana hubungan antara sejumlah objek yang memiliki arti
dimana objek-objek yang saling berhubungan tersebut tidak merupakan bagian dari
objek yang lainnya.
Hasil dari kegiatan struktur ini adalah class diagram. Class diagram
menghasilkan ringkasan model problem-domain yang jelas dengan menggambarkan
semua struktur hubungan static antar kelas dan objek yang ada dalam model dari
sistem yang berubah-ubah.
29
2.6.10 Behaviour
Menurut Mathiassen (2000), Kegiatan behaviour adalah kegiatan terakhir dalam
analisa problem-domain yang bertujuan uuntuk memodelkan apa yang telah terjadi
(perilaku dinamis) dalam problem-domain system sepanjang waktu. Tugas utama
dalam kegiatan ini adalah : menggambarkan pola perilaku (behaviour pattern) dan
attribute dari setiap kelas. Hasil dari statechart diagram yang dapat dilihat pada
gambar 2.1 dibawah ini :
Gambar 2.1 Contoh Statechart Diagram
Perilaku dari suatu objek ditentukan oleh urutan kegiatan-kegiatan (penelusuran
kegiatan) yang harus dilewati oleh objek tertentu tersebut sepanjang waktu. Sebagai
contoh : kelas “pelanggan” harus melalui event race : account opened – amount
deposited – amount withdrawen – amount deposited – account closed sepanjang
hidupnya.
30
Tiga jenis notasi untuk behavioural pattern yaitu sequence dimana event muncul
satu per satu secara berurutan; selection dimana terjadi pemilihan satu event dari
sekumpulan event yang muncul; iteration dimana sebuah event muncul sebanyak nol
atau beberapa kali.
2.6.11 Application Domain Analysis
Mengacu pada mathiassen (2000), Application domain adalah organisasi yang
mengatur, memonitor, atau mengendalikan problem domain. Analisis application
domain menfokuskan pada bagaimana target sistem akan digunakan dengan
menentukan kebutuhan function dan antarmuka sistem. Untuk lebih jelasnya kegiatan-
kegiatan yang dilakukan dalam Application Domain Analysis dapat dilihat pada table
2.2 berikut ini.
Table 2.2 Kegiatan Application Domain Analysis
Kegiatan Isi Konsep Usage Bagaimana sistem berinteraksi
dengan orang lain dalam konteks. Use case dan actor
Function Bagaimana kemampuan sistem dalam memproses informasi.
Function
Interface Kebutuhan antarmuka dari sistem target.
Interface, user interface, dan sistem interface
31
2.6.12 Usage
Menurut Mathiassen (2000), Kegiatan usage merupakan kegiatan pertama dalam
analisis application domain yang bertujuan untuk menentukan bagaimana actor-actor
yang merupakan pengguna atau sistem lain berinteraksi dengan sistem yang dituju.
Interaksi antar actor dengan sistem tersebut dinyatakan dalam use case. Use case
dapat dimulai oleh actor atau oleh sistem target. Hasil dari analisis kegiatan usage ini
adalah deskripsi lengkap dari semua use case dan actor yang ada yang digambarkan
dalam table actor atau use case diagram. Dennis dan Wixom (2003) mengungkapkan
use case diagram adalah diagram yang mengggambarkan fungsi dari sebuah sistem
dan berbagai macam pengguna yang akan berinteraksi dengan sistem.
Cara untuk mengidentifikasi actor adalah dengan mengetahui alasan actor
menggunakan sistem. Masing-masing actor memiliki alasasan yang berbeda untuk
menggunakan sistem. Cara lainnya yaitu dengan melihat peran dari actor seperti yang
dinyatakan oleh use case dimana actor tersebut terlibat. Masing-masing actor
memiliki peran yang berbeda-beda.
Setiap actor akan berkorespondensi dengan kelas dalam problem domain yang
berbeda karena mereka memiliki pola behavioural objek yang berbeda-beda. Actor
dapat digambarkan dalam spesifikasi actor tersebut. Tujuan merupakan peran dari
actor dalam sistem target.
Sementara karakteristik menggambarkan aspek-aspek yang penting dari actor.
Use case dapat digambarkan dengan menggunakan spesifikasi use case, dimana use
case dijelaskan secara singkat namun jelas dan dapat disertai dengan keterangan objek
32
sistem yang terlibat dan function dari use case tersebut atau dengan diagram statechart
karena use case adalah sebuah fenomena yang dinamik.
Menurut Bennet (2003), Cara untuk mendokumentasikan use case adalah
mengggunakan template yang terdiri dari beberapa bagian yaitu nama dari use case,
precondition (hal yang harus benar sebelum use case berlangsung), past-condition (hal
yang harus benar setelah use case berlangsung), purpose (hal yang ingin dicapai oleh
use case), description (ringkasan dari dokumentasi use case), normal course (kegiatan
yang harus dilakukan oleh actor sepanjang transaksi atau fungsi tertentu), dan
alternative course (kegiatan yang harus dilakukan actor pada saat terjadi kesalahan).
Bennet juga mengungkapkan use case diagram mempunyai dua jenis hubungan
(relationship) yaitu : extend dan include. Hubungan extend digunakan ketika ingin
menunjukkan bahwa use case menyediakan fungsi tambahan yang mungkin digunakan
oleh use case lain. Sedangkan hubungan include digunakan oleh ketika terjadi urutan
behaviour yang sering kali digunakan oleh sejumlah use case dan ingin dihindari
pengkopian deskripsi yang sama ke setiap use case yang akan menggunakan perilaku
tersebut.
2.6.13 Sequence Diagram
Menurut Bennet (2003), Sequence diagram membentu seorang analis kebutuhan
mengidentifikasikan rincian dari kegiatan yang dibutuhkan untuk menjalankan fungsi
dari sebuah use case. Tidak ada suatu sequence diagram yang benar untuk use case
tertentu, melainkan ada sejumlah sequence diagram yang masing-masing diagram
tersebut dapat lebih atau kurang memenuhi kebutuhan use case.
33
2.6.14 Function
Menurut Mathiassen (2000), kegiatan function memfokuskan pada bagaimana
cara sebuah sistem dapat membantu actor dalam melaksanakan pekerjaan mereka.
Function memiliki empat tipe yang berbeda yaitu :
1. Update, function ini disebabkan oleh event problem-domain dan menghasilkan
perubahan dalam state atau keadaan dari model tersebut.
2. Signal, function ini disebabkan oleh perubahan keadaan atau state dari model
yang dapat menghasilkan reaksi pada konteks. Reaksi ini dapat berupa tampilan
bagi actor dalam application domain, atau intervensi langsung dalam problem
domain.
3. Read, function ini disebabkan oleh kebutuhan informasi dalam pekerjaan actor
dan mengakibatkan sistem menampilkan bagian yang berhubungan dengan
informasi dalam model.
4. Compute, function ini disebabkan oleh kebutuhan informasi dalam pekerjaan
actor dan berisi perhitunagn yang melibatkan informasi yang disediakan oleh
actor atau model, hasil dari function ini adalah tampilan dari hasil komputasi.
Tujuan dari kegiatan function adalah untuk menentukan kemampuan sistem
memproses informasi. Hasil dari kegiatan ini adalah sebuah daftar fungsi yang
merinci fungsi yang kompleks. Daftar fungsi harus lengkap, menyatakan kebutuhan
kolektif dari pelanggan dan actor dan harus konsisten dengan use case.
Cara untuk mengidentifikasikan function adalah dengan melihat deskripsi
problem domain yang dinyatakan dalam class dan event, dan melihat deskripsi
34
application domain yang dinyatakan dalam use case. Kelas dapat menyebabkan
munculnya function read dan update. Event memungkinkan munculnya kebutuhan
terhadap function update. Sementara use case dapat menyebabkan munculnya segala
macam tipe function.
2.6.15 User Interface
Menurut Mathiassen (2000), Interface menghubungkan sistem dengan semua
actor yang berhubungan dalam konteks. Ada dua jenis interface atau antar muka,
yaitu : antar muka pengguna yang menghubungkan pengguna dengan sistem dan
antar muka sistem yang menghubungkan sistem dengan sistem yang lainnya.
Sebuah user interface yang baik harus dapat beradaptasi dengan pekerjaan dan
pemahaman user terhadap sistem. Kualitas antar muka pengguna ditentukan oleh
kegunaan atau usability interface tersebut bagi pengguna. Usability bergantung pada
siapa yang menggunakan dan situasi pada saat sistem tersebut digunakan. Oleh
sebab itu usability bukan sebuah ukuran yang pasti dan objektif.
Ada empat jenis pola dialog yang penting dalam menentukan interface
pengguna, yaitu : pola menu-selection yang terdiri dari daftar pilihan yang mungkin
dalam interface pengguna, pola command-language dimana user memasukkan dan
memulai format perintah sendiri, pola direct manipulation dimana user memilih
objek dan melaksanakan function atas objek dan melihat hasil dari interaksi mereka
tersebut.
Kegiatan analisis user interface ini berdasarkan pada hasil dari kegiatan
analisis lainnya, yaitu problem domain, kebutuhan functional dan use case. Hasil
35
dari kegiatan ini adalah sebuah deskripsi elemen-elemen interface pengguna dan
interface sistem yang lengkap, dimana kelengkapan menunjukkan pemenuhan
kebutuhan pengguna. Hasil ini harus dilengkapi dengan sebuah diagram navigasi
yang menyediakan sebuah ringkasan dari elemen-elemen user interface dan
perubahan antar elemen-elemen tersebut.
2.6.16 Architecture Design
Keberhasilan suatu sistem ditentukan oleh kekuatan desain arsitekturalnya.
Arsitektur membentuk sistem sesuai dengan fungsi sistem tersebut dan dengan
memenuhi kriteria desain tertentu. Arsitektur juga berfungsi sebagai kerangka untuk
kegiatan pengembangan yang selanjutnya. Dan sebuah arsitektur yang tidak jelas
akan menghasilkan banyak pekerjaan yang sia-sia. Untuk lebih jelasnya, kegiatan-
kegiatan yang dilakukan selama tahap desain arsitektur dapat dilihat pada tabel 2.3
berikut ini.
Table 2.3 Kegiatan Desain Arsitektur
Kegiatan Isi Kondisi Criteria Kondisi dan criteria untuk pendesainan Criterion Component Bagaimana sistem dibentuk menjadi
komponen-komponen Arsitektur komponen
Proses Bagaimana proses sistem didistribusikan dan dikoordinasi
Arsitektur proses
36
2.6.16.1 Criteria
Menurut Mathiassen (2000) dalam menciptakan sebuah desain yang baik
diperlukan pertimbangan mengenai kondisi-kondisi dari setiap proyek yang dapat
mempengaruhi kegiatan desain, yaitu :
1. Technical, yang terdiri dari pertimbangan : penggunaan hardware, software dan
sistem lain yang telah dimiliki dan dikembangkan, pengaruh kemungkinan
penggabungan pola-pola umum dan komponen yang telah ada terhadap arsitektur
dan kemungkinan pembelian komponen standar.
2. Conceptual, yang terdiri dari pertimbangan : perjanjian kontrak, rencana untuk
pengembangan lanjutan, pembagian kerja antara pengembang.
3. Human, yang terdiri dari pertimbangan : keahlian dan pengalaman orang yang
terlibat dalam kegiatan pengembangan dengan sistem yang serupa dan dengan
platform teknis yang akan didesain. Karena tidak ada cara-cara tertentu atau
mudah untuk menghasilkan suatu desain yang baik. Banyak perusahaan
menciptakan suatu standar dan prosedur untuk memberikan jaminan terhadap
kualitas sistem. Disinilah kegiatan kriteria dapat membantu dengan menetapkan
prioritas desain untuk setiap proyek tertentu. Sebuah desain yang baik memiliki
tiga ciri-ciri, yaitu :
a. Tidak memiliki kelemahan
Syarat ini menyebabkan adanya penekanan pada evaluasi dari kualitas
berdasarkan review dan eksperimen dan membantu dalam menentukan
prioritas dari criteria yang mengatur dalam kegiatan pendesainan. Tabel 2.4
37
dibawah ini menjelaskan beberapa kriteria umum yang digunakan dalam
kegiatan desain yang berorientasi objek.
Table 2.4 Beberapa criteria dalam perancangan
Criteria Ukuran dari Usable Kemampuan sistem untuk menyesuaikan diri dengan
konteks, organisasi yang berhubungan dengan pekerjaan dan teknis.
Secure Ukuran keamanan sistem dalam menghadapi akses yang tidak terotorisasi terhadap data dan fasilitas.
Efficient Eksploitasi ekonomis terhadap fasilitas platform teknis.
Correct Pemenuhan dari kebutuhan Reliable Pemenuhan ketepatan yang dibutuhkan untuk
melaksanakan fungsi. Maintainable Biaya untuk menentukan dan memperbaiki
kerusakan. Testable Biaya untuk memastikan bahwa sistem yang dibentuk
dapat melaksanakan fungsi yang diinginkan. Fleksible Biaya untuk mengubah sistem yang dibentuk. Comprehensible Usaha yang diperlukan untuk mendapatkan
pemahaman terhadap sistem. Reusable Kemungkinan untuk menggunakan bagian sistem
pada sistem lain yang berhubungan. Portable Biaya untuk memindahkan sistem ke platform teknis
yang berbeda. Interoperable Biaya untuk menggabungkan sistem ke sistem yang
lain.
b. Menyeimbangkan beberapa kriteria
Konflik sering terjadi antar kriteria, oleh sebab itu untuk menentukan kriteria
mana yang akan diutamakan dan bagaimana cara untuk menyeimbangkan
dengan kriteria-kriteria yang lain bergantung pada situasi sistem tertentu.
c. Usable, fleksible, dan comprehensible
Kriteria-kriteria ini bersifat universal dan digunakan pada hampir setiap
proyek pengembangan sistem.
38
2.6.16.2 Component Architecture
Menurut Mathiassen (2000), Component architecture adalah sebuah struktur
sistem yang terdiri dari komponen-komponen yang saling berhubungan. Komponen
merupakan kumpulan dari bagian-bagian program yang membentuk suatu kesatuan
dan memiliki fungsi yang jelas.
Sebuah component architecture yang baik membuat sistem menjadi lebih
mudah untuk dipahami, mengorganisasikan pekerjaan desain, menggambarkan
stabilitas dari konteks sistem dan mengubah tugas desain menjadi beberapa tugas
yang lebih tidak kompleks.
Beberapa pola umum dalam desain komponen architecture :
1. layered architecture
merupakan bentuk yang paling umum dalam software. Contoh dari pola ini
adalah model OSI yang sudah menjadi ISO uuntuk model jaringan. Sebuah
layered architecture terdiri dari beberapa komponen yang dibentuk menjadi
lapisan-lapisan dimana lapisan yang berada di atas bergantung pada lapisan yang
ada dibawahnya. Perubahan yang terjadi pada suatu lapisan akan mempengaruhi
lapisan diatasnya.
2. generic architecture
Pola ini digunakan untuk merinci sistem dasar yang terdiri dari antar muka,
function, dan komponen-komponen model. Dimana komponen model terletak
pada lapisan yang paling bawah, diikuti dengan system function dan interface
component diatasnya.
39
3. client-server architecture
Pola ini awalnya dikembangkan untuk mengatasi masalah distribusi sistem di
antara beberapa processor yang tersebar secara geografis. Komponen pada
arsitektur ini adalah sebuah server dan beberapa client. Tanggung jawab dari
server adalah menyediakan database dan resources yang disebarkan kepada
client melalui jaringan. Sementara client memiliki tanggung jawab untuk
menyediakan antarmuka lokal untuk setiap penggunanya.
Berikut tabel 2.5 adalah beberapa jenis distribusi dalam client-server
architecture dimana U adalah user interface, F adalah function, dan M adalah model.
Tabel 2.5 Client Server Architecture
Client Server Architecture U U + F + M Distributed presentation U F + M Local presentation U + F F + M Distributed functionality U + F M Centalized data U + F + M M Distributed Data
2.6.16.3 Process Architecture
Menurut Mathiassen (2000), Proses arsitektur adalah struktur dari sistem
eksekusi yang terdiri dari proses-proses yang paling tergantung. Untuk
mengeksekusi atau menjalankan sebuah sistem yang dibutuhkan processor.
Sedangkan external device adalah processor khusus yang tidak dapat menjalankan
program. Proses arsitektur harus dapat memastikan bahwa sistem dapat dijalankan
secara memuaskan dengan menggunakan processor yang telah tersedia.
40
Objek-objek yang terlibat dalam sistem berorientasi objek yang berjalan dapat
dibagi menjadi dua , yaitu : Active objek yang telah diberikan sebuah proses dan
aktif selama sistem dijalankan dan komponen program, sebuah modul fisik dari kode
program yang pasif selama eksekusi sistem kecuali pada saat dipanggil sebagai
bagian dari eksekusi sistem kecuali pada saat dipanggil sebagai bagian dari eksekusi
proses tersebut selesai dijalankan.
Kegiatan arsitektur proses bermula dari komponen logic yang dihasilkan oleh
kegiatan komponen dan bertujuan untuk menentukan stuktur fisik dari sebuah sistem
dengan : mendistribusikan komponen-komponen program ke processor yang akan
digunakan untuk eksekusi sistem, mengkoordinasikan pembagian sumber daya
dengan active objek dan menghasilkan arsitektur yang tidak memiliki hambatan.
Sumber daya yang pada umumnya digunakan secara bersama, yaitu :
1. Processor
Terjadi apabila dua atau lebih proses yang dieksekusi secara bersamaan pada satu
processor.
2. Program component
Terjadi bila terdapat dua atau lebih proses yang secara bersamaan memanggil
operasi pada komponen.
3. External device
Misalnya pada penggunaan printer yang terhubung melalui network.
41
2.6.16.4 Component Design
Tujuan dari kegiatan desain komponen ini adalah untuk menentukan
implementasi kebutuhan dalam rangka kerangka arsitektural. Kegiatan desain
komponen bermula dari spesifikasi arsitektural dan kebutuhan sistem, sedangkan
hasil dari kegiatan ini adalah spesifikasi dari komponen yang saling berhubungan.
Berikut table 2.6 ini adalah beberapa kegiatan dari selain desain komponen.
Tabel 2.6 Kegiatan Perancangan Komponen
Kegiatan Context Konsep Model component
Bagaimana suatu model digambarkan sebagai kelas dalam sebuah sistem
Model component and attribute
Function component
Bagaimana suatu function diimplementasikan
Function component and operation
Connecting component
Bagaimana komponen-komponen dihubungkan
Component and connection
2.6.16.5 Model Component
Menurut Mathiassen (2000), Model analisis problem domain
menggambarkan kebutuhan sistem. Kebutuhan sistem kemudian
diimplementasikan dalam komponen model. Oleh karena itu dapat disimpulkan
bahwa komponen model adalah bagian dari sistem yang mengimplementasikan
model problem domain. Tujuan dari komponen model adalah untuk mengirimkan
data sekarang dan historic ke function, interface dan pengguna dan sistem yang
lain. Konsep utama dalam desain komponen model adalah struktur.
42
Hasil dari kegiatan komponen model adalah revisi dari class diagram dari
kegiatan analisis. Kegiatan revisi biasnaya terdiri dari kegiatan menambahkan
class, attribute dan struktur baru yang mewakili event.
2.6.16.6 Function Component
Menurut Mathiassen (2000), Function component adalah bagian dari sistem
yang mengimplementasikan kebutuhan fungsional. Tujuan dari function
component adalah untuk memberikan akses bagi user interface dan komponen
sistem lainnya ke model, oleh karena itu function component adalah penghubung
antara model dan usage.
Function didesain dan diimplementasikan dengan menggunakan operasi dari
kelas sistem. Operasi adalah suatu proses yang dispesifikasikan dalam sebuah
kelas dan dijalankan melalui objek dari kelas tersebut.
Hasil utama dari kegiatan ini adalah class diagram untuk komponen function
dan perpanjangan dari class diagram komponen model. Sub kegiatan ini
menghasilkan kumpulan operasi yang dapat mengimplementasikan fungsi sistem
seperti yang ditentukan dalam analisis problem domain dan function list.
1. Merancang function sebagai operation
2. Menulusuri pola yang dapat membantu dalam implementasi function sebagai
operation
3. Spesifikasi operasi yang kompleks.
43
2.7 UML
Menurut Larman (2005, p4), UML adalah notasi untuk membuat model sistem
dengan menggunakkan konsep object oriented.
Menurut Jones dan Rama (2006, p60), “The unified modelling language (UML)
is a language used for specifying, visualizing constructing and documenting an
information system.” Yang berarti bahwa UML adalah sebuah bahasa yang digunakan
untuk menspesifikasi, visualisasi, konstruksi, dan mendokumentasikan sistem informasi.
Sedangkan menurut Schatz (2002), UML dibagi menjadi empat bagian, yaitu :
1. Class diagram
2. Use case diagram
3. Activity diagram
4. Implementation diagram
Empat aktivitas utama dalam membuat UML class diagram, yaitu :
a. Menempatan transaction table yang dibutuhkan pada UML class diagram.
b. Menempatkan master table yang dibutuhkan pada UML class diagram.
c. Menentukan hubungan yang dibutuhkan antar masing-masing table (transaction and
master)
d. Menentukan atribute yang dibutuhkan.
Menurut Yudi Purnawan (2008), UML merupakan bahasa pemodelan yang
digunakan unutk menggambarkan suatu aktivitas. UML dapat digunakan uuntuk
memodelkan proses bisnis, tahapan proses pengembangan perangkat lunak, tahapan
44
proses dalam berbagai sistem serta untuk memodelkan semua konstruksi yang
mempunyai sifat statis dan dinamis.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa UML adalah sebuah alat yang
digunakan untuk mendesain dokumentasi data dengan menggunakan konsep objek
oriented.
2.8 Class Diagram
Dikutip dari jurnal akademik, Class Diagram menggambarkan struktur dan
deskripsi class, package dan objek beserta hubungan satu sama lain seperti containment,
pewarisan, asosiasi, dan lain-lain.
Class memiliki tiga area pokok :
1. nama (dan stereotype)
2. Atribut
3. Metode
Atribut dan metode dapat memiliki salah satu sifat berikut :
• Private, tidak dapat dipanggil dari luar class yang bersangkutan.
• Protected, hanya dapat dipanggil oleh class yang besangkutan dan anak-anak yang
mewarisinya.
• Public, dapat dipanggil oleh siapa saja.
Hubungan antar Class :
45
1. Asosiasi, yaitu hubungan statis antar class. Umumnya menggambarkan class yang
memiliki atribut berupa class lain, atau class yang harus mengetahui eksistensi class
lain. Panah navigability menunjukkan arah query antar class.
2. Agregasi, yaitu hubungan yang menyatakan bagian (“terdiri atas…”)
3. Pewarisan (Inheritance), yaitu hubungan hirarkis antar class. Class dapat diturunkan
dari class lain dan mewarisi semua atribut dan metode class asalnya dan
menambahkan fungsional baru, sehingga ia disebut anak dari class yang diwarisinya.
Kebalikan dari pewarisan adalah generalisasi.
4. Hubungan dinamis, yaitu rangkaian pesan (message) yang di-passing dari satu class
kepada class lain.
2.9 Use Case Diagram
Menurut Mathiassen (2001, p120), “Use case adalah suatu pola interaksi antara
sistem, actor dan application domain.”
Menurut Jones dan Rama (2006, p288), “Use case adalah rangkaian langkah –
langkah yang melibatkan interaksi antara actor dan sistem untuk tujuan tertentu.”
2.10 Activity Diagram
Menurut Whitten (2004, p450), “Activity diagram is a diagram that can be used
to depict the flow of a business process, the steps of a use case, or the logic of an object
behaviour (method).” Yang berarti bahwa activity diagram adalah sebuah diagram yang
46
dapat digunakan untuk menggambarkan alur proses bisnis, langkah – langkah use case
atau logika object behaviour.
Menurut Jones dan Rama (2006, p60), “ Activity diagram present plays the role
of a “map” in understanding business processes by showing the sequence of activities in
the processes by showing the sequence of activities in the process.” Yang berarti bahwa
activity diagram memainkan peranan penting sebagai peta dalam memahami proses-
proses bisnis dengan menunjukkan aktivitas-ativitas dalam proses.
2.11 Klasifikasi Activity Diagram
2.11.1 Overview Activity Diagram
Menurut Jones dan Rama (2006, p61), “The overview activity diagram presents a
high-level view of the business process by documenting the key events, the information
flows among these events.” Yang berarti bahwa overview activity diagram adalah UML
activity diagram yang mempresentasikan gambaran umum pada level tertinggi atas
proses bisnis yang mencakup dokumentasi transaksi atau event-event, arus informasi
antar event-event tersebut.
Jones dan Rama (2006, p65) menyatakan langkah-langkah dalam membuat
overview activity diagram sebagai berikut :
1. Baca narasi dan identifikasi event-event pokok
2. Beri tanda atau notasi pada narasi untuk menunjukkan cakupan event dan nama
event tersebut
47
3. Tampilkan agent yang berpartisipasi dalam proses bisnis dengan menggunakan
swimlane diagram
4. Gambar masing-masing event dan tunjukkan urutan-urutannya
5. Gambar dokumen-dokumen yang dibuat dan digunakan dalam proses bisnis.
Tunjukkan arus informasi dari event ke dokumen dan sebaliknya.
6. Gambar tabel (file) yang dibuat dan digunakan dalam proses bisnis. Tunjukkan
arus informasi dari event ke tabel dan sebaliknya.
2.11.2 Detailed Activity Diagram
Menurut Jones dan Rama (2006, p61), “The detailed activity diagram is the
similar to a map of a city or town. It provides a more activities associated with one or
two more events shown on the overview diagram.” Yang berarti bahwa detailed
activity diagram menyediakan tampilan rinci atas hubungan aktivitas antar beberapa
event dalam overview activity diagram.
Jones dan Rama (2006, p80) menyatakan langkah-langkah dalam membuat
detailed activity diagram sebagai berikut :
1. Tandai pada narasi untuk menentukan aktivitas-aktivitas
2. Siapkan sebuah workflow table
3. Tentukan diagram-diagram rinci yang diperlukan
4. Untuk tiap diagram rinci, lakukan langkah-langkah berikut :
a. Buat swimlane diagram
b. Buatlah sebuah segiempat bersudut bulat untuk setiap event
c. Gunakan garis penghubung penuh untuk menggambarkan urutan aktivitas
48
d. Buatlah simbol dokumen-dokumen yang digunakan aktivitas dalam diagram
e. Gunakan garis penghubung putus untuk menghubungkan aktivitas dan
dokumen
f. Buatlah symbol tabel yang digunakan aktivitas dalam diagram
g. Gunakan garis penghubung putus uuntuk menghubungkan aktivitas dan tabel
2.11.3 Navigation Diagram
Menurut Mathiassen (2000, p344), “Navigation diagram adalah suatu statechart
diagram yang khusus dan menekankan terhadap keseluruhan perubahan dari user
interface. Diagram tersebut menunjukkan keterlibatan dan transisi diantara windows.
2.12 Event
Menurut Mathiassen (2001, p51), “Event adalah suatu kejadian yang melibatkan
satu objek atau lebih.”
Menurut Bennett (2006, p651), “Event is an occurrence that is of significance to
the information system and may be included in a state machine.” Yang berarti bahwa
event adalah sebuah kejadian yang signifikan untuk sistem informasi dan termasuk
dalam organisasi.
Jones dan Rama (2006, p18), menyatakan langkah-langkah dalam mengidentifikasi
event, antara lain :
1. Kenali event pertama dalam proses yang terjadi ketika seseorang atau departemen
dalam organisasi tersebut bertanggung jawab atas suatu aktivitas.
49
2. Kesampingkan aktivitas – aktivitas yang tidak memerlukan partisipasi internal
agent.
3. Kenali suatu event baru ketika terjadi perpindahan tanggung jawab dari satu internal
agent ke internal agent lainnya.
4. Kenali suatu event baru ketika suatu proses berhenti dan dilanjutkan kemudian oleh
internal agent yang sama.
5. Gunakan suatu nama event dan jelaskan dampak atau peranan event tersebut secara
umum.
2.13 Database
Menurut Sawyer dan Williams (2005), Database adalah kumpulan file-file yang
terkait pada sebuah sistem komputer, file komputer dikelompokkan sesuai ciri dan
kegunaanya, jadi mereka bisa dicari dengan mudah. Database penting karena pebisnis
dan perusahaan dapat melacak dan mengatur pekerjaan mereka.
Menurut Britton dan Doake (2003, p266), “Database adalah semua data yang
dibutuhkan untuk mendukung operasi organisasi yang meliputi aktivitas mengumpulkan,
mengorganisasikan, dan merawat secara tersentralisasi.”
2.14 Rancangan Formulir
Menurut Mulyadi (2001, p3), “Formulir adalah dokumen yang digunakan
untuk merekam terjadinya transaksi.”
Formulir dalam perusahaan bermanfaat untuk :
• Menetapkan tanggungjawab timbulnya transaksi bisnis perusahaan.
50
• Untuk merekam data transaksi bisnis perusahaan
• Untuk mengurangi kemungkinan kesalahan dengan cara menyatakan
semua kejadian dalam bentuk tulisan.
• Untuk menyampaikan informasi pokok dari satu orang ke orang lain
di dalam organisasi yang sama atau keorganisasian lain.
2.15 Rancangan Layar (Interface)
Menurut Mathiassen (2001, p151), “Interface adalah suatu tampilan yang
menyediakan sebuah model dan fungsi dari sistem untuk actor.”
2.16 Rancangan Laporan
Menurut Mulyadi (2001, p5), “Laporan adalah informasi yang merupakan keluaran
sistem akuntansi dan berbentuk hasil cetak komputer dan tayangan pada layar monitor
komputer.”
2.17 Sistem Informasi Akuntansi Penjualan, Piutang Usaha dan Penerimaan Kas
Proses Bisnis
Menurut jones dan Rama (2003), Proses bisnis adalah urutan aktivitas yang
dijalankan oleh perusahaan untuk memperoleh, memproduksi, menjual barang dan
jasa.proses bisnis sebuah perusahaan dapat dilihat melalui siklus transaksi proses bisnis
tersebut dan dapat dikelompokkan ke dalam tiga siklus transaksi utama, yaitu :
1. Siklus perolehan atau pembelian yang meliputi proses pembelian barang dan jasa.
2. Siklus konversi yang meliputi proses untuk mengubah sumber daya yang diperoleh
menjadi barang dan jasa.
51
3. Siklus pendapatan yang meliputi proses penyediaan barang dan jasa kepada
pelanggan.
Menurut Jones dan rama (2003), siklus pendapatan dari tiap jenis perusahaan
hampir serupa dan terdiri dari beberapa atau seluruh kegiatan berikut ini :
1. Menanggapi pertanyaan pelanggan
2. Mengembangkan perjanjian untuk menyediakan barang dan jasa di masa yang akan
datang dengan pelanggan.
3. Menyediakan jasa atau mengirimkan barang ke pelanggan.
4. Mengakui pendapatan atas barang dan jasa yng telah disediakan
5. Mengumpulkan kas
6. Menyetor kas ke bank
7. Menyiapkan laporan
Menurut Bodnar dan Hopwood (2004), seluruh kegiatan perusahaan yang
berhubungan secara financial dapat dipandang sebagai bagian dari proses bisnis yang
sangat beragam.
Proses bisnis adalah sekumpulan tugas yang saling berhubungan yang melibatkan
data, unit organisasi dan urutan waktu yang logis. Hopwood dan Bodnar juga
mengungkapkan bahwa siklus transaksi merupakan alternatif lain untuk memandang
kegiatan-kegiatan yang dilakukan perusahaan. Siklus transaksi secara tradisional dapat
dikelompokkan ke dalam empat siklus yang umum yaitu :
52
1. Siklus pendapatan yang terdiri dari event-event yang berhubungan dengan kegiatan
pendistribusian barang dan jasa ke entitas yang lain dan kegiatan pengumpulan
pembayaran atas pedistribusian barang yang telah dilakukan.
2. Siklus pengeluaran yang terdiri dari event-event yang berhubungan dengan kegiatan
perolehan barang dan jasa dari entitas lain dan penyelesaian kewajiban dari kegiatan
perolehan tersebut.
3. Siklus produksi yang terdiri dari event-event yang berhubungan dengan kegiatan
pengubahan sumber daya menjadi barang dan jasa.
4. Siklus keuangan yang terdiri dari event yang berhubungan dengan perolehan dan
manajemen dana kapital, termasuk kas.
Menurut Bodnar dan Hopwood (2004), Proses bisnis manajemen pesanan
pelanggan terdiri dari kegiatan : pertanyaan, pengikatan kontra, entry order, pengiriman,
penagihan. Sedangkan proses bisnis akun pelanggan mulai dari pemprosesan piutang
sampai pengumpulan pembayaran pelanggan. Kegiatan pertanyaan dan pengikatan
kontrak adalah kegiatan opsional yang mungkin diperlukan dalam proses bisnis
manajemen pesanan pelanggan dari beberapa organisasi.
2.17.1 Penjualan
Menurut Hollander et al. (2000, p230), penjualan merupakan suatu rangkaian
operasi yang berhubungan dengan pelanggan dan membantu pelanggan mendapatkan
barang dan jasa, mengirimkan barang dan jasa yang diminta serta menagih pembayaran
atas barang dan jasa tersebut.
53
Menurut Warren et al. (2005, p290), penjualan adalah jumlah yang
dibebankan kepada pelanggan untuk barang yang dijual, baik secara tunai maupun
kredit.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penjualan merupakan pemindahan
resiko dan manfaat kepemilikan barang atau jasa dari pihak yang memiliki barang
atau jasa (penjual) kepada pihak yang membutuhkan barang atau jasa tersebut
(pembeli). Kegiatan penjualan terdiri dari penjualan barang atau jasa serta kredit
maupun tunai. Kegiatan penjualan ini merupakan salah satu sumber penghasilan utama
bagi setiap perusahaan.
2.17.2 Piutang Usaha
Menurut Horngren & Harrison (2004), Piutang merupakan klaim uang
perusahaan maupun individual. Klaim tersebut didapatkan dari penjualan barang atau
jasa ataupun dari peminjamana uang. Piutang perusahaan adalah jumlah yang
terhutang dari pelangggan dan termasuk aktiva lancar.
Menurut Kieso (2004), piutang adalah “Claim held against customer and other
for money, goods, or service.” Kieso juga menjelaskan, “Accounts receivable are oral
promises of the purchaser to pay for goods and service sold. They are normally
collectible within 30 to 60 days and represent “open accounts” resulting from short-
term extensions of credit.”
Menurut Bodnar dan Hopwood (2004, p272), Piutang adalah uang yang
terhutang oleh konsumen atas barang yang telah dijual atau jasa yang diberikan
kepadanya. Piutang menunjukkan kredit konsumen dan informasi mengenai
54
pembayaran yang telah dilakukan, yang bermanfaat bagi administrasi kebijakan kredit
perusahaan secara keseluruhan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa piutang adalah aset yang diharapkan
dapat berubah menjadi kas dalam jangka waktu yang relatif singkat dan terjadi karena
adanya suatu pertukaran manfaat ekonomis.
2.1.7.3 Pengertian Kas
Menurut Warren et al. (2005, p284), yang dimaksud dengan kas adalah termasuk
juga uang koin, uang kertas, cek, money order dan deposito yang tersedia untuk
langsung digunakan baik yang ada di bank ataupun institusi keuangan lainnya. Untuk
melindungi kas dari tindakan pencurian atau kecurangan lainnya, perusahaan harus
mampu untuk mengontrol kas mulai dari saat diterima sampai dengan kas tersebut
disetorkan ke bank. Perusahaan retail umumnya menerima kas dari dua sumber, yaitu:
(1) penerimaan kas tunai dari pelanggan dan (2) penerimaan kas dari pelanggan melalui
bank.
Setiap perusahaan harus dapat mencatat dan menyimpan kas yang telah
diterimanya dengan baik. Salah satu hal yang paling penting, yang harus dikendalikan
untuk over-the-counter sales adalah pita register kas (jenis dan jumlah barang yang
terjual, harga barang, dan sebagainya). Sebagai contoh, setiap mulai bekerja, setiap kasir
mengetahui berapa jumlah kas yang tersedia, sehingga bila terjadi kekeliruan nantinya
dapat ditelusuri. Dan setiap akhir waktu kerja, kasir akan menghitung jumlah kas yang
ada dan diketahui oleh supervisor. Kesalahan dalam mencatat penjualan atau
memberikan kembalian akan mengakibatkan jumlah kas yang sebenarnya dengan
catatan tidak sama. Perbedaan ini dicatat dalam akun cash short and over account.
55
Setelah kas dicatat dan dihitung dengan benar, maka kas tersebut disimpan ditempat
yang aman sampai dengan nanti dapat disetorkan ke bank.
Sedangkan untuk penerimaan kas yang menggunakan cek, maka karyawan yang
menerima cek tersebut harus membandingkan jumlah uang yang tertera pada cek
tersebut dengan jumlah tagihan pelanggan yang bersangkutan. Kemudian, bagian
accounting akan mencatat penerimaan kas tersebut.
Dokumen yang berhubungan Dengan Siklus Pendapatan
Menurut Wilkinson (2000), dokumen-dokumen yang dibutuhkan dalam siklus
pendapatan perusahaan dagang antara lain :
1. Customer order
Customer order adalah purchase order yang diterima pelanggan atau form yang
dipersiapkan oleh karyawan penjualan dari perusahaan penjual.
2. Sales order
Sales form adalah form formal yang memiliki banyak copy yang disiapkan dari
customer.
3. Picking ticket
Picking ticket adalah copy dari sales order, dokumen terpisah yang dikirim ke
gudang dan dalam pengambilan barang yang dipesan.
4. Packing slip
Packing slip adalah copy dari sales order atau packing slip yang ditempelkan
bersama ketika dipersiapkan untuk pengiriman.
5. Shipping notice
56
Shipping notice biasanya merupakan copy dari sales order atau dokumen
pengiriman terpisah yang berfungsi sebagai bukti bahwa barang telah dikirimkan.
6. Sales invoice
Sales invoice adalah dokumen yang dikirimkan ke pelanggan untuk menyatakan
berapa jumlah penjualan.
7. Remittance advice
Remittance advice adalah dokumen yang menunjukkan jumlah penerimaan kas
dari pelanggan.
8. Deposit slip
Deposit slip adalah dokumen yang menyertai penyetoran kas ke bank.
9. Back order
Back order adalah dokumen yang dipersiapkan ketika kuantitas dari persediaan
tidak mencukupi sales order.
10. Credit memo
Credit memo adalah dokumen yang memungkinkan pengurangan kredit pelanggan
untuk pengembalian penjualan atau penyisihan penjualan.
11. Credit application
Credit application adalah sebuah form yang dipersiapkan ketika pelanggan baru
maengajukan kredit.
12. Sales person call report
Sales person call report adalah form yang digunakan untuk menggambarkan
panggilan yang dibuat oleh sales person kepada pelanggan potensial dan
mengidentifikasi hasil panggilan tersebut.
57
13. Delinquent notice
Delinquent notice adalah catatan yang dikirimkan kepada pelanggan yang
melewati batas saldo kredit.
14. Right of notice
Right of notice adalah dokumen yang dipersiapkan oleh manajer kredit ketika akun
dinyatakan tidak dapat ditagih.
15. Cash register receipt
Cash register receipt adalah form yang digunakan oleh retailer untuk
mencerminkan kas yang diterima.
16. Bill of lading
Nill of lading adalah dokumen pemgiriman yang digunakan untuk perusahaan
pengiriman yang akan mengirimkan produk.
Tujuan Siklus Pendapatan
Tujuan utama dari siklus penjualan menurut Wilkinson (2000) adalah untuk
memfasilitasi pertukaran barang atau jasa dengan sejumlah uang pelanggan. Berikut
ini adalah sasaran dari siklus pendapatan secara umum :
1. Untuk mencatat pesanan pelanggan secara cepat dan tepat
2. Untuk memverifikasi bahwa pelanggan layak mendapatkan kredit
3. Untuk mengirimkan produk pada tanggal yang telah disetujui.
4. Untuk melakukan penagihan atas produk atau jasa secara tepat pada waktunya dan
dengan prosedur yang benar
5. Untuk mencatat dan mengklasifiksikan penerimaan kas secara tepat dan cepat.
58
6. Untuk memposting penjualan dan penerimaan kas ke akun pelanggan yang tepat
dalam jurnal khusus penjualan dan penerimaan kas
7. Untuk mengamankan produk sampai dikirim
8. Untu mengamankan kas sampai disetor.
Laporan yang Diperlukan pada Akhir Periode dalam Sistem Informasi
Akuntansi Penjualan, Piutang Usaha, dan Penerimaan Kas
Munurut Wilkinson et al. (2000, p438), laporan yang diperlukan pada akhir
periode adalah:
1. Laporan Penjualan
Adalah laporan yang berisikan ringkasan dari transaksi penjualan dalam satu
periode.
2. Laporan Penerimaan Kas
Adalah laporann dimana berisikan ringkasan penerimaan kas atas berbagai
transaksi yang terjadi dalam satu periode.
3. Account Receivable Summary
Adalah ringkasan dari perubahan saldo piutang dari masing-masing pelanggan
dalam satu periode.
4. Account Receivable Aging Schedule
Adalah ringkasan analisis umur piutang dari masing-masing pelanggan yang
berguna untuk proses penagihan.
2.17.3 Standar Kredit
59
Standar kredit digunakan oleh banyak perusahaan untuk menentukan pelanggan
mana yang pantas mendapatkan kredit dan seberapa besar kredit yang dapat mereka
terima. Penentuan standar kredit mengharuskan perusahaan untuk menilai kredibilitas
atau kualitas pelanggan. Secara tradisional, penilaian kredibilitas pelanggan menurut
Weston dan Copeland (1999, p396) melibatkan atas pertimbangan 5C dari calon
pelanggannya, antara lain :
1. Penilaian kepribadian ( Character )
Mencoba untuk memperkirakan kemungkinan bahwa pelanggan mau memmenuhi
kewajibannya. Factor ini sangat penting oleh karena setiap transaksi kredit
merupakan suatu janji untuk membayar. Apakah pengambil kredit berusaha keras
untuk membayar hutangnya, ataukah ia mencoba untuk menghindarinya. Para
manajer kredit yang berpengalaman seringkali menekankan kepribadian sebagai
factor yang sangat penting dalam penilaian kredit.
2. Kemampuan (Capacity)
Merupakan suatu penilaian subjektif tentang kemampuan pelanggan untuk
membayar. Kemampuan ini diukur dengan catatan prestasi bisnis pelanggan di masa
lampau, yang didukung dengan pengamatan di lapangan atau pabrik atau di toko dan
metode kegiatan usahanya.
3. Modal ( Capital )
60
Diukur dengan posisi keuangan perusahaan secara umum yang disimpulkan dengan
analisa ratio keuangan, dengan penekanan khusus pada nilai modal (net worth)
perusahaan yang berwujud (tangible)
4. Jaminan ( Collateral )
Diberikan oleh pelanggan dalam bentuk aktiva sebagai jaminan keamanan atas kredit
yang diberikan.
5. Kondisi (Condition)
Berhubungan dengan dampak kecenderungan ekonomi secara umum terhadap
perusahaan atau perkembangan khusus di sector ekonomi tertentu yang mungkin
berpengaruh terhadap kemampuan pelanggan, untuk memenuhi kewajibannya.
2.18 Periklanan
Pengertian Periklanan
Menurut Lee dan Johnson (2007, p3), periklanan adalah komunikasi komersial dan
non-personal tentang sebuah organisasi dan produk-produknya yang ditransmisikan ke
suatu khalayak target melalui media bersifat massal seperti televisi, radio, koran,
majalah, direct mail (pengeposan langsung), reklame luar ruangan atau kendaran umum.
Klasifikasi Periklanan
Menurut Lee dan Johnson (2007, p4), periklanan diklasifikasi menjadi beberapa
jenis sebagai berikut :
1. Periklanan produk
61
Porsi pengeluaran periklanan dibelanjakan untuk produk : presentasi dan promosi
produk-produk baru, produk-produk yang ada dan produk-produk hasil revisi.
2. Periklanan Enceran
Periklanan enceran bersifat lokal dan berfokus pada toko, tempat dimana beragam
produk dapat dibeli atau di mana satu jasa ditawarkan. Periklanan enceran
memberikan tekanan pada harga, ketersediaan, lokasi, dan jam-jam operasi.
3. Periklanan Korporasi
Fokus periklanan ini adalah membangun identitas korporasi atau mendapatkan
dukungan publik terhadap sudut pandang organisasi.
4. Periklanan Bisnis ke Bisnis
Isitlah ini berkaitan dengan periklanan yang ditujukan kepada para pelaku industri
(ban yang diiklankan kepada manufaktur mobil), para pedagang perantara (pedagang
partai besar dan pengecer), serta para professional (seperti pengacara dan akuntan).
5. Periklanan Politik
Periklanan politik serig kali digunakan para politisi untuk membujuk orang untuk
memilih mereka, dan karenanya, iklan jenis ini merupakan bagian penting dari
proses politik di negara-negara demokrasi yang memperbolehkan iklan para
kandidat.
6. Periklanan Direktori
62
Orang merujuk periklanan direktori untuk menemukan cara membeli sebuah produk
atau jasa.
7. Periklanan Respon Langsung
Periklanan respon langsung melibatkan komunikasi dua arah pengiklan dan
konsumen.
8. Periklanan Layanan Masyarakat
Periklanan pelayanan masyarakat dirancang untuk beroperasi demi kepentingan
masyarakat dam memprommosikan kesejahteraan masayarakat.
9. Periklanan Advokasi
Periklanan advokasi berkaitan dengan penyebaran gagasan-gagasan dan klarifikasi
isu sosial yang kontroversial dan menjadi kepentingan masyarakat.
Fungsi-fungsi Periklanan
Menurut Lee dan Johnson (2007, p4), fungsi-fungsi periklanan sebagai berikut :
1. Periklanan menjalankan sebuah fungsi “informasi”; ia mengkomunikasikan
informasi produk, ciri-ciri, dan alokasi penjualannya. Ia memberitahukan konsumen
tentang produk-produk baru.
2. Periklanan menjalankan sebuah fungsi “persuasif”; ia mencoba membujuk para
konsumen untuk membeli merek-merek tertentu atau mengubah sikap mereka
terhadap produk atau perusahaan tersebut.
63
3. Periklanan menjalankan sebuah fungsi “pengingat”; terus-menerus mengingatkan
para konsumen tentang sebuah produk sehingga mereka akan tetap membeli produk
yang diiklankan tanpa memperdulikan merek pesaingnya.
2.19 Sistem Pengendalian Internal
Pengertian Sistem Pengendalian Internal
Menurut Gelinas dan Dull (2008, p216) yang terdapat dalam Committee of
Sponsoring Organization (COSO), “Pengendalian Internal didefinisikan sebagai suatu
proses yang dipengaruhi oleh suatu dewan direksi, manajemen, dan pihak personal
lainnya dalam suatu entitas, yang dirancang untuk menyediakan jaminan atau keyakinan
yang layak atau memadai berkenaan dengan pencapaian tujuan dengan kategori sebagai
berikut: efektivitas dan efisiensi operasi, kehandalan laporan keuangan, dan kesesuaian
dengan hukum dan peraturan yang berlaku.”
Menurut Bodnar dan Hopwood (2004, p108), Pengendalian Internal adalah suatu
proses yang dipengaruhi oleh para dewan direksi dari sebuah perusahaan, manajemen,
dan personal lain yang dirancang untuk menyediakan keyakinan yang masuk akal
berkaitan dengan pencapaian tujuan dalam kategori berikut :
a) kehandalan dari pelaporan keuangan,
b) efektivitas dan efisiensi dari operasi, dan
c) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang ditetapkan.
64
Menurut Jones dan Rama (2004), Pengendalian internal adalah “The rules,
policies, procedures, and information system used to ensure that a company’s financial
data are accurate and reliable and to protect a company’s assets from loss or thef.”
Menurut COSO yang disebutkan oleh Romney dan Steinbart dalam bukunya
(2006, p192), pengendalian intern adalah suatu proses karena memenuhi sebuah
aktivitas operasional organisasi dan adalah bagian integral dari dasar, aktivitas
manajemen. Pengendalian intern menyediakan kepastian yang masuk akal daripada
absolut, karena kemungkinan kesalahan manusia, kolusi, dan kesalahan pengelolaan
manajemen membuat proses ini sebagai yang tidak sempurna.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengendalian internal adalah aturan,
kebijakan, prosedur dan sistem informasi yang dirancang untuk memastikan data
keuangan perusahaan tepat dan dapat diandalkan, untuk meningkatkan efisiens i dan
efektifitas operasional dan untuk memenuhi ketaatan terhadap hukum dan peraturan
yang berlaku.
Elemen Pengendalian Internal
Menurut Wilkinson et al. (2000, p453), elemen pengendalian internal dalam sistem
penjualan kredit meliputi :
1) Pengendalian Organisasi
a. Pengendalian organisasi
Harus ada pemisahan tugas antara bagian operasional dengan bagian pencatatan
b. Pengendalian dokumen
65
Dokumen harus lengkap dan up-to–date.
c. Pengendalian Asset Accountability
Buku besar pembantu piutang harus dipertahankan dan direkonsiliasi secara
berkala dengan rekening kontrol yang ada di buku besar.
d. Pengendalian Praktik Manajemen
Setiap karyawan, termasuk programmer harus diberikan pelatihan. Harus
dilakukan audit terhadap kebijakan penjualan dan penerimaan kas. Manajer harus
melakukan review terhadap analisis periodik dan laporan-laporan mengenai
kegiatan akuntansi dan transaksi yang disahkan melalui komputer.
e. Pengendalian Data Center Operation
Staf Information Technology (IT) dan akuntansi harus diawasi dan kinerja
mereka harus direview dengan bantuan laporan kontrol proses komputer dan
pencatatan akses
f. Pengendalian Otorisasi
Semua transaksi penjualan kredit harus diotorisasi oleh manaher kredit.
g. Pengendalian Akses
Menggunakan password untuk hak akses, melindungi gudang dan kas secara
fisik.
2) Pengendalian Aplikasi
66
a. Pengendalian input
• Dokumen yang disiapkan untuk penjualan, pengiriman dan penerimaan kas
diberi nomor berurutan dan setiap dokumen harus mendapat persetujuan dari
pihak yang berotorisasi.
• Validasikan data pada pemesanan penjualan bukti keluar masuk saat data
disiapkan dan dientry untuk diproses.
• Memperbaiki error yang terdeteksi selama data di entry dan sebelum data di
posting ke dalam catatan pelanggan dan persediaan.
• Memasukkan total batch yang berhubungan dengan data penting pada sales
invoice dan bukti kas masuk. Dalam kasus penerimaan kas, total dari bukti
kas masuk harus dibandingkan dengan total dari slip deposito
Tujuan Sistem Pengendalian Internal
Menurut Hall (2001, p138), “Pengendalian intern mengacu pada kebijakan, praktek, dan
prosedur yang dijalankankan untuk mencapai empat tujuan utama, yaitu:
1) Untuk menjaga aktiva perusahaan
2) Untuk memastikan keakuratan dan keandalan catatan dan informasi akuntansi
3) Untuk mempromosikan efisiensi operasi perusahaan
4) Untuk mengukur kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan oleh manajemen”
67
Komponen Pengendalian Internal
Menurut Jones dan Rama (2006, p105), COSO Report mengidentifikasikan lima
komponen dari pengendalian intenal yang berdampak pada kemampuan organisasi untuk
mencapai tujuan pengendalian internal, yaitu:
1) Control Environment
Lingkungan pengendalian mengacu pada faktor yang membentuk suasana pada
organisasi dan mempengaruhi kesadaran pengendalian dari karyawannya. Faktor ini
meliputi integritas, nilai etika, dan filosofi manajemen dan cara operasi. Juga
termasuk di dalamnya cara manakemen menentukan otoritas dan tanggung jawab,
mengatur dan mengembangkan sumber daya manusia serta perhatian dan petunjuk
dari Board of Directors.
2) Risk Assessment
Merupakan proses identifikasi dan analisis terhadap resiko yang dapat menghambat
pencapaian tujuan pengendalian internal.
3) Control Activities
Merupakan kebijakan dan prosedur yang dikembangkan oleh organisasi untuk
menangani resiko-resiko yang mungkin dan telah ada. Contol activitie mencakup:
- Performance reviews, kegiatan yang berhubungan dengan analisis terhadap
kinerja, misalnya dengan membandingkan hasil yang didapat dengan anggaran,
standar perhitungan, dan data pada periode sebelumnya.
68
- Segregation of duties, terdiri dari penetapan tanggunf jawab untuk mengotorisasi
transaksi, melakukan transaksi, mencatat transaksi, dan menjaga aset yang
dilakukan oleh karyawan yang berbeda.
- Application control, berhubungan dengan aplikasi sistem informasi akuntansi.
- General control, berhubungan dengan pengawasan yang lebih luas yang
berhubungan dengan berbagai aplikasi.
4) Information and communication
Sistem informasi perusahaan adalah kumpulan dari prosedur (baik otomatis maupun
manual) dan pencatatan dalam memulai, mencatat, memproses, dan melaporkan
kejadian atas proses-proses yang terjadi dalam organisasi. Dan komunikasi
berhubungan dengan menyediakan pemahaman atas
5) Monitoring
Manajemen harus mengawasi pengendalian internal untuk memastikan bahwa
pengendalian internal organisasi berjalan sesuai tujuan yang diharapkan.
Menurut Wilkinson et al. (2000, p269), aktivitas pengendalian internal meliputi:
1) General Control
a) Organizational Controls
Dalam organisasi, harus dilakukan pemisahan fungsi antara yang melakukan
operasional dengan bagian yang menangani pencatatan.
b) Documentation Controls
Dokumentasi yang ada harus lengkap dan up-to-date.
c) Asset Accountability Controls
69
Buku besar pembantu utang harus dipelihara dan direkonsiliasi secara berkala
dengan rekening kontrol utang yang ada di buku besar. Demikian juga dengan
catatan persediaan dan keseimbangan atas saldo bank dankas dibuku besar.
d) Management Practices Controls
Karyawan, termasuk programmer dan akuntan harus diberikan pelatihan,
perkembangan sistem dan perubahannya harus mengikuti prosedur yang jelas,
audit harus dilakukan terhadap kebijakan pembelian dan pengeluaran kas.
Manajer harus melakukan review terhadap analisis periodik dan laporan-laporan
mengenai kegiatan akuntansi dan transaksi yang disahkan melalui komputer.
e) Data Center Operation Controls
Staf IT dan akuntansi harus diawasi, serta kinerja mereka direview dengan
bantuan laporan kontrol proses komputer dan pencatatan akses.
f) Authorization Controls
Transaksi pembelian kredit harus diotorisasi oleh manajer yang telah ditetapkan.
g) Access Controls
Menggunakan password, terminal yang khusus untuk fungsi yang bersangkutan,
melakukan log terhadap semua transaksi pembelian dan pengeluaran kas pada
saat dientry kedalam sistem, melakukan back-up, terhadap file utang dan
persediaan ke dalam media penyimpanan lain.
2) Application Control
70
Tujuan dari application controls untuk membantu memastikan bahwa semua
transaksi diotorisasi secara sah dan tepat, dicatat, dikelompokkan, diproses, dan
dilaporkan. Application controls terdiri dari:
a) Input Controls
Transaksi-transaksi harus dicatat secara akurat, lengkap dan tepat.
b) Processing Controls
Untuk memastikan bahwa data diproses dengan tepat dan lengkap, tidak
termasuk transaksi yang tidak diotorisasi, hanya file dan program yang benar
dimasukkan, sehingga semua transaksi dapat dengan mudah ditelusuri.
c) Output Controls
Output menyediakan sebuah sistem informasi yang lengkap dan dapat diandalkan
serta disampaikan kepada penerima informasi yang tepat.