Upload
lambao
View
213
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
14
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Event
Definisi event menurut ahli, diantaranya Shone and Parry (2002):
“ Event are that phenomenon arising from those non-routine occasion which have
leisure, cultural, personal or organizational objectives set apart from the normal
activity of daily life, whose purpose is to enlighten, celebrate, entertain or
challenge the experience of a group of people”.
Event adalah fenomena yang muncul dari kesempatan non rutin itu yang
memiliki leisure, kultural, personal atau sasaran dari organisasi di pisahkan dari
aktivitas normal untuk kehidupan sehari-hari, dimana tujuannya adalah untuk
memberikan penerangan, merayakan, menghibur atau menantang pengalaman
dari sebuah grup masyarakat.
Dalam International Journal of Event Management Research Volume 4,
Number 1(2008) dikatakan bahwa :
In a first approach, one can understand events as“temporary
occurrences, either planned or unplanned” (Getz, 1997, p. 4). In order to
emphasize the difference between planned and unplanned occurrences,
the term “special” is added to “event”. A special event is understood to
be a “one-time or infrequently occurring event outside a normal
program” (Getz, 1997,p. 4). Often events are classified, in order to better
15
deal with the term. Thus for example, a one-dimensional classification in
“Hallmark events” (traditional events which take place at a certain
location, such as e.g. the Mardis Gras in New Orleans) and “Mega
events” (e.g. the Olympic Games) is possible (Getz, 1997, pp. 3-4).
Di dalam pendekatan pertama, seseorang akan mengerti event sebagai
“kejadian sementara,baik yang di rencanakan atau tidak di rencanakan” (Getz,
1997, p. 4).Di rangka untuk menekankan perbedaan antara kejadian yang di
rencanakan dan tidak di rencanakan,istilah “spesial” di tambahkan ke “event”.
Sebuah spesial event di mengerti sebagai sebuah “satu waktu atau jarang muncul
dalam event di luar sebuah program normal”(Getz,1997,p.4).Event sering kali di
klasifikasikan, dengan maksud untuk membentuk kesempatan yang lebih baik
dengan tujuan.Sebagai contoh, satu dimensi klasifikasi di “Hallmark events”
(event tradisional yang bertempat di sebuah lokasi tertentu,seperti the Mardis
Gras di New Orleans) dan “Mega events” (contoh Olimpiade) yang mungkin
(Getz,1997,pp. 3-4).
Menurut Any Noor (2009:7) definisi dari event adalah suatu kegiatan
yang diselenggarakan untuk memperingati hal-hal penting sepanjang hidup
manusia, baik secara individu atau kelompok yang terikat secara adat, budaya,
tradisi, dan agama yang diselenggarakan untuk tujuan tertentu serta melibatkan
lingkungan masyarakat yang diselenggarakan pada waktu tertentu.
16
Setiap event selalu mempunyai tujuan utama untuk apa diselenggarakan.
Salah satu tujuan utama dari event ada pada target sasarannya atau target
pengunjung yang diharapkan akan hadir dalam event yang diadakan. Menurut
Any Noor di dalam buku Event Management kunci utamanya adalah pengunjung
mengetahui manfaat apa yang akan didapat melalui sebuah event (2009:179).
Event yang diadakan memang bertujuan untuk mendatangkan jumlah
pengunjung yang mencapai target atau bahkan melebihi target yang diharapkan
dan ditetapkan. Karena jumlah pengunjung yang sesuai atau melebihi target
adalah salah satu kesuksesan sebuah event (Any Noor,2009:182). Dari beberapa
pernyataan ahli dapat disimpulkan bahwa event adalah suatu kegiatan atau
fenomena hidup yang di lakukan untuk merayakan, menghibur dan menerangkan
orang-orang yang terlibat didalamnya.
2.2 Value Proposition
Menurut Osterwalder dan Pigneur (2010), Value Proposition didefinisikan
sebagai kumpulan produk dan jasa yang memberikan nilai bagi customer segment
tertentu. Value proposition yang baik akan mampu menarik perhatian customer
sehingga customer tersebut memilih produk dan jasa perusahaan tersebut
dibandingkan dengan kompetitor.
ATMOSTECH sebagai penyedia jasa Integrated Surveillance System
memiliki beberapa kelebihan dan digolongkan ke dalam Value Proposition
17
sehingga menjadi daya tarik serta alasan untuk customer menggunakan jasa kami.
Berikut beberapa kelebihan yang dapat dikategorikan sebagai value proposition :
2.2.1 Availability of Security
Dalam pelaksanaan sebuah event, event organizer sudah mulai melakukan
persiapan di venue event tersebut mulai dari beberapa hari sebelum event hingga
hari H acara. Semua resource yang digunakan pada saat event akan ditaruh di
venue event tersebut untuk memudahkan ketika akan digunakan atau dipasang.
Keseluruhan rangkaian acara tersebut membutuhkan pengawasan serta
pengamanan security.
Kemampuan manusia dalam mengawasi keseluruhan rangkaian acara ini
terbatas, baik dalam kemampuan fisik yaitu rasa lelah, ataupun kurang fokus
maupun dalam regulasi yang diatur oleh pemerintah mengenai jam kerja
(Undang-Undang No.13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan) dimana dalam
mengatasi hal ini diberlakukan shift kerja. Shift kerja bisa mengatasi masalah
availability tenaga security yang terbatas, namun memiliki kekurangan akan
informasi suatu kejadian yang terjadi di sebuah shift, karena kejadian tersebut
tidak akan bisa sepenuhnya diterima oleh petugas dari shift berikutnya. Selain itu,
cost yang harus dikeluarkan oleh EO akan semakin bertambah apabila
menambahkan tenaga security.
ATMOSTECH hadir dalam menjawab permasalahan ini. Bukan hanya
mampu untuk mengatasi masalah availability dari pengawasan terhadap
18
keseluruhan rangkaian acara, tetapi juga mengatasi permasalahan integritas dari
data atau informasi. Dengan kelebihan ini, maka perpindahan tanggung jawab
serta pekerjaan antar shift bisa berjalan dengan lancar. Dengan menggunakan jasa
ATMOSTECH bukan berarti menghilangkan tenaga manusia tetapi mengurangi
jumlah yang pada saat bersamaan akan mengoptimalkan kinerja tenaga security
yang ada.
2.2.2 Human Resources yang berpengalaman
CCTV (Closed Circuit Television) atau lebih dikenal dengan kamera
pengawas banyak digunakan untuk mengawasi serta menjadi barang bukti apabila
ada tindak kejahatan di tempat-tempat seperti kantor, restoran, rumah sakit,
kampus, super market, dan lain sebagainya. Namun untuk penggunaan di area-
area yang tidak permanen, dalam hal ini venue untuk sebuah event yang
seringkali panggung dan pintu masuk tidak sama antara event satu dengan
lainnya. Pada saat ini belum banyak suatu tempat acara yang dilengkapi dengan
CCTV terutama dengan area outdoor seperti lapangan bola, ini yang membuat
adanya permintaan CCTV Event Based. Dengan melihat adanya permintaan
inilah ATMOSTECH membuat suatu bisnis penyewaan CCTV Event Based.
ATMOSTECH mempunyai human resources yang berpengalaman dalam suatu
event yang dapat menganalisa dan memberikan masukan, , dan mencatat semua
kejadian pada suatu event tersebut. human resources yang dimiliki
ATMOSTECH adalah human resource yang memiliki pengalaman kerja pada
event organizer dan juga memiliki background mengerti IT dan CCTV.
19
2.2.3 Kemudahan Dalam Penggunaan
Pihak event organizer yang menjadi customer segment dari
ATMOSTECH tentu sudah disibukan oleh main job mereka yaitu mengatur event
agar berjalan semaksimal mungkin demi meningkatkan kenyamanan serta
keamanan pengunjung event. ATMOSTECH akan membantu pihak event
organizer dalm penggunaan perangkat CCTV di venue event tersebut, mulai dari
pemasangan CCTV, pembuatan control room, pendampingan ketika event
tersebut berjalan, hingga pembongkaran CCTV ketika event sudah selesai.
Pihak event organizer tidak perlu menyiapkan tenaga tambahan dalam
penggunaan CCTV karena ATMOSTECH menyiapkan tenaga-tenaga profesional
yang akan membantu serta mendampingi tim event security dari pihak event
organizer. Maka dari itu, ATMOSTECH memberikan user experience yang baru
dalam menggunakan jasa kami sehingga client tidak direpotkan namun justru
mendapatkan manfaat yang baik dari penggunaan CCTV.
Jumlah pengunjung yang banyak atau tiket terjual habis pada suatu event
menjadi target dari event organizer, namun di sisi lain bisa menimbulkan
masalah. Salah satu contoh masalah yang bisa timbul adalah masalah keamanan
bila terbatasnya tenaga security pada suatu event, CCTV menjadi jawaban agar
event security dapat mengawasi jalannya event secara keseluruhan serta
bersamaan sehingga event security dapat mengambil keputusan yang cepat dan
tepat dalam menangani masalah keamanan pada event tersebut.
20
2.2.4 Teknologi Terkini
ATMOSTECH sebagai perusahaan yang fokus dalam menyediakan jasa
penyewaan CCTV berbasis event akan terus mengembangkan serta menggunakan
teknologi-teknologi terbaru dalam bidang security yang akan diterapkan
khususnya pada CCTV. Hal ini akan memberikan customer pilihan yang
bervariasi sesuai dengan kebutuhan dari event itu sendiri.
Saat ini pihak event organizer membutuhkan peralatan CCTV pada venue
event tersebut untuk mengawasi jalannya acara serta melakukan people counting
pada tempat masuk event sesuai dengan standard keamanan EO (Live Nation
Indonesia) dan riders dari artist. Untuk event-event tertentu, pihak event
organizer membutuhkan suatu sistem yang bisa mendeteksi bom dan
ATMOSTECH mengakomodasi kebutuhan tersebut melalui fitur Thermal System
yaitu sistem untuk mendeteksi panas yang bisa digunakan untuk mendeteksi
potensi adanya bom.
Kedepannya ATMOSTECH akan terus menambahkan fitur-fitur yang
sesuai dengan teknologi yang sedang berkembang serta kebutuhan terbaru dari
customer.
2.3 Business Model Canvas
Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur dalam bukunya Business Model
Generation menciptakan sebuah framework yang sederhana dan mudah
dimengerti untuk menggambarkan bisnis kita yaitu Business Model Canvas.
21
Gambar 2.1 Nine Building Bloks (Sumber: Osterwalder and Pigneur, 2010, p24-25)
Pada business model canvas ini ada sembilan kotak yang
merepresentasikan elemen-elemen kunci yang secara umum akan ada pada semua
model bisnis. Kesembilan hal tersebut adalah:
1. Segmen Pelanggan (Customer segments)
Menurut Osterwalder & Pigneur (2010), Customer Segments adalah kelompok-
kelompok individu atau organisasi yang memiliki karakteristik serupa, yang
dilayani oleh perusahaan dan kepada merekalah perusahaan menciptakan suatu
nilai untuk menjawab permasalahan dan memenuhi kebutuhan. Customer
Segments adalah kelompok target customer yang dibidik dan diharapkan dapat
menjadi pelanggan. Customer Segments dibagi menjadi beberapa tipe, yaitu:
22
a. Mass Market
Bisnis model yang fokus kepada mass market tidak membedakan segmen
pelanggan. Nilai proposisi, saluran distribusi, dan hubungan customer
fokus kepada pelanggan yang memiliki kebutuhan dan masalah yang
sama.
b. Niche Market
Bisnis model pada segmen pelanggan ini hanya melayani pelanggan
tertentu saja. Nilai proposisi, saluran distribusi, dan hubungan customer
disesuaikan dengan kebutuhan yang spesifik.
c. Segmented Bisnis Model
ini membedakan antara kebutuhan dan masalah yang berbeda dari setiap
pelanggan. Segmen yang dituju merupakan segmen yang sama, namun
memiliki kebutuhan dan masalah yang berbeda.
d. Diversified
Organisasi yang berfokus pada diversified customer melayani dua segmen
customer yang tidak berhubungan dari kebutuhan dan masalahnya.
23
e. Multi-sided platforms (or multi-sided markets)
Bisnis model ini biasanya dijalankan oleh beberapa organisasi yang
melayani dua atau lebih customer segments yang saling bergantung
2. Proposisi nilai (Value proposition)
Menggambarkan gabungan antara produk dan layanan yang menciptakan nilai
untuk segmen pelanggan spesifik.
3. Saluran atau channels (Channel)
Peran channels diantaranya adalah pengingat bagi pelanggan mengenai
produk/jasa yang ditawarkan, sehingga membantu pelanggan memahami
proposisi nilai dan membantu pelanggan untuk memiliki produk atau jasa tertentu
secara spesifik.(Osterwalder & Pigneur, 2010) Channels merupakan media
dimana perusahaan dapat menyalurkan produknya atau Value Propositions yang
ditawarkan kepada Customer Segments. Terdapat lima elemen dalam channel
yaitu :
a. Awareness Channel, bertujuan untuk meningkatkan kesadaran konsumen
terhadap perusahaan dan pelayanan yang ditawarkan.
b. Evaluation Channel, bertujuan untuk memberikan bantuan kepada konsumen
dimana mereka dapat menyampaikan feedback mengenai layanan yang
diberikan.
24
c. Purchase Channel, yaitu cara pembayaran yang dapat dilakukan oleh
konsumen pengguna jasa pelayanan yang terdapat pada perusahaan tersebut.
d. Delivery Channel, yaitu channel yang dipergunakan untuk menyampaikan
value proposition yang ditawarkan oleh perusahaan kepada konsumen.
e. After Sales Channel, yaitu pelayanan bantuan yang diberikan oleh
perusahaan kepada konsumen setelah membeli produk atau jasa dari
perusahaan tersebut
4. Hubungan Pelanggan (Customer relationship)
Menurut Osterwalder & Pigneur (2010, p28), Customer Relationship adalah jenis
hubungan yang dibangun oleh perusahaan sesuai dengan segmen pelanggan yang
memiliki karakteristik yang berbeda.Customer Relationship dibagi menjadi enam,
yaitu :
1. Personal Assistant, yaitu hubungan antar manusia yang dilakukan
perusahaan untuk membantu pelanggan ketika berhadapan dengan produk/
jasa yang diberikan oleh perusahaan.
2. Dedicated Personal Assistant, yaitu hubungan antar manusia dengan cara
memberikan bantuan berupa informasi secara individu kepada pelanggan
sampai pelanggan mengerti dan dapat apa yang dibutuhkan.
3. Self Service, yaitu tidak ada hubungan antar manusia karena perusahaan
telah menyediakan semua fasilitas yang mendukung pelanggan untuk
membantu dirinya sendiri.
25
4. Automated Service, yaitu hubungan yang terjadi dengan menggabungkan
pelayanan sendiri yang lebih canggih dengan proses otomatis.
5. Communities, yaitu wadah yang digunakan oleh perusahaan baik secara
online maupun offline agar dapat mengetahui keinginan para pelanggan serta
bertukar pikiran yang bertujuan untuk meningkatkan dari nilai suatu
perusahaan.
6. Co-Creation, yaitu hubungan yang terjadi antara pelanggan dan penjual
untuk menciptakan nilaibersama pelanggan
5. Arus Pendapatan (Revenue stream)
Menurut Osterwalder & Pigneur (2010, p28), Revenue Streams adalah cara
perusahaan untuk mendapatkan uang dari setiap Customer Segment yang telah
ditentukan . Dalam bisnis model terdapat dua jenis aliran pendapatan:
1. Pendapatan transaksi yang dihasilkan dari pembayaran konsumen di tempat.
2. Pendapatan berulang yaitu pendapatan yang dihasilkan dari pembayaran
yang terus berlanjut atau pembayaran langganan
Menurut Kotler dan Keller (2012), ada enam metode yang digunakan untuk
menentukan harga yaitu :
a. Mark-UP Pricing, yaitu metode penentuan harga yang paling sederhana
dengan menaikkan harga dari biaya pembuatan produk.
b. Target-Return Pricing, yaitu metode penentuan harga agar dapat mencapai
target tingkat pengembalian investasi.
26
c. Perceived-Value Pricing, yaitu metode penentuan harga dengan memberikan
harga yang pantas diberikan untuk konsumen.
d. Value Pricing, yaitu metode penentuan harga produk yang lebih murah
dengan kualitas yang tinggi yang bertujuan untuk memperoleh kesetiaan dari
pelanggan.
e. Going-Rate Pricing, yaitu penentuan harga berdasarkan harga yang
ditentukan oleh kompetitor.
f. Auction-Type Pricing, yaitu penentuan harga dengan cara lelang.
Setiap revenue streams memiliki mekanisme harga yang berbeda dan setiap
mekanisme yang dipilih oleh perusahaan akan sangat berpengaruh terhadap
pendapatan perusahaan. Menurut Osterwalder & Pigneur (2010), ada dua macam
mekanisme harga yaitu :
1. Fixed menu pricing, yaitu harga ditentukan berdasarkan variabel statis.
2. Dynamic pricing, yaitu harga dapat berubah-ubah dan disesuaikan dengan
kondisi pasar.
6. Sumber Daya Utama (Key resource)
Menurut Osterwalder & Pigneur (2010), setiap bisnis model membutuhkan Key
Resources yang merupakan faktor penting yang dibutuhkan perusahaan agar
dapat berjalan dengan sukses. Key Resources yang dibutuhkan perusahaan
berbeda-beda, tergantung dengan industri bisnis yang dijalankan. Key Resources
dikategorikan menjadi empat, yaitu:
27
a. Physical, yaitu asset fisik yang dimiliki oleh suatu model bisnis.
b. Intellectual, yaitu sumber daya intelektual seperti hak cipta, hak paten, basis
data pelanggan dan merek.
c. Manusia, setiap perusahaan selalu membutuhkan sumber daya manusia.
d. Keuangan, modal merupakan hal yang paling penting dalam membuat suatu
model bisnis. Modal dapat berupa uang tunai, kredit ataupun saham.
7. Aktivitas kunci (Key activities)
Key activities merupakan tindakan-tindakan terpenting yang harus diambil
perusahaan agar dapat beroperasi dengan sukses. Seperti key resources, unsur ini
merupakan unsur pembentuk value proposition, mempertahankan customer
relationship, menghasilkan pendapatan, dan mencapai target pasar. Aktifitas inti
dapat dibagi menjadi beberapa kategori:
● Production, aktifitas ini melingkupi kegiatan mendesain, menciptakan,
dan mengantarkan produk dalam jumlah tertentu sesuai dengan
permintaan. Kegiatan ini biasanya dapat dijumpai dalam perusahaan
manufaktur.
● Problem solving, aktifitas ini melibatkan seorang pebisnis untuk
membantu mencari solusi atau memecahkan masalah pelanggan. Kegiatan
ini biasanya dapat dijumpai berupa penyedia jasa konsultasi, rumah sakit,
dan organisasi jasa lainnya.
● Platform / network, aktifitas yang didominasi oleh terbentuknya suatu
jaringan sebagai penunjang aktifitas bisnis
28
8. Kemitraan utama (Key partners)
Key partners menggambarkan jaringan pemasok dan mitra yang membuat model
bisnis dapat bekerja dengan ATMOSTECH. Adapun beberapa tipe key
partnership, antara lain:
● Alliance, adalah strategi aliansi dengan non-kompetitor.
● Coopetition, strategi kerjasama dengan kompetitor.
● Joint venture,untuk pengembangan bisnis baru.
● Buyer-supplier relationship,untuk menjamin kepercayaan terhadap
pemasok.
9. Struktur biaya (Cost )
Cost menggambarkan semua biaya-biaya penting yang dikeluarkan umtuk
mengoperasikan model bisnis.
Menurut Finkelstein, Harvey dan Lawton (2007), ada enam utama pilar
dari Value Propositions yang dilihat konsumen dalam mempertimbangkan untuk
memilih suatu perusahaan atau produk layanan yang ditawarkan yaitu: price
(harga, features), quality (kualitas), support (dukungan), availability
(ketersediaan) dan reputation (reputasi). Keenam pilar inilah yang akan
membedakan suatu usaha dari para pesaingnya dan menjadi panduan untuk
strategi perusahaan kedepannya.
29
2.4 TOWS Analisis
Menurut Heinz Weihrich, University of San Francisco, Analisis TOWS
mengidentifikasi kekuatan untuk memanfaatkan peluang dan melawan ancaman,
serta meminimalkan kelemahan dengan menggunakan kesempatan.(Gomatesh,
M, 2012). Analisis SWOT menurut Helms & Nixon (2010, hal 216), telah
digunakan oleh banyak praktisi, peneliti dan merupakan alat yang paling sering
digunakan dan paling popular untuk siswa bisnis dan strategi pemasaran. Dalam
arena bisnis, pengelompokkan masalah internal dan eksternal seringkali menjadi
titik awal untuk perencanaan strategis.
Analisis SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, & threats) menurut
Thompson et al.(2014, hal 150-151) merupakan elemen penting dalam
mengevaluasi situasi keseluruhan perusahaan dengan memeriksa sumber daya
perusahaan dan kemampuan kompetitif perusahaan terhadap ancaman eksternal.
Analisis ini merupakan alat yang paling mudah dan sederhana dan dikenal
dengan nama analisis SWOT. Analisis SWOT memberikan dasar untuk
menyusun strategi yang memfokuskan pada kekuatan sumber daya perusahaan,
mengatasi kelemahan sumber daya perusahaan, menangkap peluang terbaik
perusahaan, dan membuat pertahanan terhadap ancaman yang akan dihadapi
perusahaan.Berikut merupakan penjelasan mendetail mengenai SWOT yang
dipaparkan oleh Thompson et al. (2014, hal 151-155):
30
1. Threat (Ancaman)
Beberapa faktor di lingkungan eksternal perusahaan dapat menjadi ancaman
bagi profitabilitas perusahaan. Ancaman dapat muncul dari adanya teknologi
yang lebih murah dan lebih baik, produk-produk baru yang diperkenalkan
oleh pesaing, masuknya kompetitor yang memiliki berbasis biaya rendah,
kebijakan baru yang kurang menguntungkan perusahaan, meningkatnya suku
bunga atau sulitnya kredit, dan lain –lain.
Analisa terhadap threats menurut Helms & Nixon (2010, hal 216)
memberikan landasan bagi variabel atau masalah yang dihadapi organisasi.
Dengan membuat daftar masalah internal dan eksternal yang dihadapi
perusahaan dalam empat kuadran analisis SWOT, perusahaan bisa lebih
dapat memahami bagaimana strengths dapat meningkatkan opportunities dan
mengerti bagaimana weaknesses dapat memperlambat perkembangan atau
memperbesar threats di organisasi.
2. Opportunity (Kesempatan)
Market opportunity merupakan faktor besar dalam membentuk strategi
perusahaan. Manajer tidak dapat membuat strategi yang sesuai dengan
situasi perusahaan tanpa mengidentifikasi peluang pasar dan menilai potensi
pertumbuhan dan keuntungan dari masing –masing peluang tersebut
31
3. Weakness (Kelemahan)
Weakness atau competitive deficiency merupakan sesuatu yang dilakukan
perusahaan dengan kurang baik atau sebuah kondisi yang membuat
competitive disadvantage di pasar.
4. Strength (Kekuatan)
Strengths merupakan sesuatu yang dapat dilakukan dengan baik oleh
perusahaan atau atribut yang meningkatkan tingkat kompetitif perusahaan di
pasar. Kekuatan perusahaan berganting pada kualitas dan kemampuan
sumber daya perusahaan
2.5 Industrial Analisis
2.5.1 Porter Five Forces
Porter’s Five Forces menurut Porter
1. Persaingan antar perusahaan sejenis
Bagian ini membantu dalam menganalisa banyaknya jumlah pesaing yang
sudah ada saat ini dan juga kesamaan atau perbedaan produk yang
ditawarkan oleh pesaing. Hal ini menjadi sorotan utama, karena jika faktor
ini sangat dominan, maka besar kemungkinan bagi pemasok dan pembeli
untuk memilih.
32
2. Kemungkinan masuknya pesaing baru
Analisa dimana melihat kemudahan atau kesulitan serta kemampuan dari
para pebisnis baru yang akan masuk dalam industri, dengan faktor yang
mempengaruhi antara lain brand equity, hambatan masuk ke pasar, paten,
skill atau core competence, economic of scope, dan cost advantage
3. Pengembangan produk substitusi
Bagian ini menganalisa produk (barang atau jasa) yang berpotensi sebagai
produk pengganti, dengan dipengaruhi beberapa faktor diantaranya
switching cost, kecenderungan pelanggan untuk melakukan substitusi, dan
diferensiasi produk.
4. Kekuatan tawar- menawar pemasok
Analisa kekuatan pemasok untuk mempengaruhi industri dengan
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti jumlah pemasok, switching cost ke
pemasok lainnya, ketersediaan dan hubungan antara pebisnis dan pemasok.
5. Kekuatan tawar-menawar pembeli
Analisa mengenai kekuatan pelanggan untuk mempengaruhi industri
sehingga dapat menekan harga hingga jumlah kuantitas produk atau
kemampuan jasa yang ditawarkan oleh pebisnis, faktor yang mempengaruhi
33
seperti jumlah calon pelanggan, switching cost pelanggan, sensitivitas harga,
dan tingkat diferensiasi
Gambar 2.2 Porter’s Five Forces Sumber: Wheelen & Hunger (2006)
Sedangkan menurut Wheelen & Hunger (2006, hal 83) penjelasan mengenai
adalah sebagai berikut:
❖ Threat of new entrants
Pendatang baru di industri menjadi ancaman bagi perusahaan yang sudah ada.
Tingkat ancaman tergantung dari adanya hambatan masuk ke industri. Beberapa
hambatan masuk ke industri antara lain:
34
● Skala ekonomi
● Diferensiasi produk
● Kebutuhan modal (sumber daya modal atau finansial)
● Switching cost
● Akses ke saluran distribusi
● Kebijakan pemerintah
❖ Rivalry among existing firms
Dalam sebagian besar industri, perusahaan umumnya bergantung satu sama lain.
Langkah kompetitif yang dilakukan oleh perusahaan dapat dilihat oleh
pesaingnya dan pesaing tersebut dapat melakukan langkah balasan. Berikut
adalah beberapa hal yang mempengaruhi tingkat kompetisi di industri :
● Jumlah pesaing
● Tingkat pertumbuhan industri
● Karakteristik produk dan jasa
● Nilai biaya tetap
● Kapasitas produksi
● Halangan untuk keluar dari industri
● Keragaman pesaing
❖ Threat of substitute products or services
Produk substitusi merupakan produk yang terlihat berbeda tetapi bisa memenuhi
kebutuhan yang sama seperti produk lain. Switching cost yang rendah akan
mengakibatkan tingginya efek terhadap industri.
35
❖ Bargaining power of buyers.
Pembeli memberi efek pada industri melalu kemampuannya untuk menekan
harga, menawar untuk kualitas dan jada yang lebih baik, serta membuat
perusahaan berkompetisi. Pembeli memiliki posisi yang kuat ketika:
1. Pembeli membeli dalam jumlah besar.
2. Pembeli memiliki potensi besar untuk dapat memproduksi barang tersebut
sendiri.
3. Ada banyak alternatif supplier karena produk yang standar atau tidak
terdiferensiasi.
4. Biaya mengganti dari supplier satu ke supplier lainnya rendah.
5. Pembeli mendapatkan keuntungan yang minimal sehingga sangat sensitif
terhadap biaya dan perbedaan layanan / jasa.
6. Produk yang dibeli tidak memiliki dampak yang penting terhadap kualitas
produk dan harga dari produk dan jasa yang dijual oleh pembeli sehingga
pembeli dapat dengan mudah melakukan substitusi.
❖ Bargaining power of suppliers
Supplier dapat memberi efek pada industri melalui kemampuannya untuk
menaikkan harga atau menurunkan kualitas dari barang dan jasa. Supplier
memiliki kekuatan daya tawar yang tinggi ketika :
● Industri supplier hanya didominasi oleh beberapa perusahaan namun
menjual barang tersebut kepada banyak pembeli.
● Produk dan jasa yang dijual unik sehingga menimbulkan switching cost
36
● Barang substitusi tidak tersedia.
● Supplier bersedia melakukan integrasi dengan pembeli dan bersaing
secara langsung dengan pelanggannya.
2.5.2 Porter Five Generic Competitive Strategies
Untuk mempersiapkan bisnis yang berkesinambungan maka diperlukan
strategi untuk menghadapi kompetitor yang sudah ada maupun yang akan ada di
kemudian hari. Porter membagi strategi kompetisi secara umum kedalam lima
kelompok, yaitu :
Gambar 2.3 Porter Five Generic Competitive Strategies
1. Low-Cost Provider Strategy
Dalam dunia persaingan dimana banyak konsumen yang sensitif terhadap
perbedaan harga, strategi ini dianggap mumpuni untuk mengatasi
37
kompetisi. Perusahaan mendapatkan predikat low-cost leadership ketika
menjadi penyedia layanan dengan biaya yang paling rendah dibandingkan
dengan industri sejenis bukan hanya lebih rendah dari satu atau beberapa
kompetitor saja. (Thompson et al., 2014, p.122)
2. Broad Differentiation Strategy
Strategi ini menarik untuk diterapkan pada kondisi pasar dimana
kebutuhan dan pilihan konsumen terlalu beragam untuk dipenuhi dalam
satu produk atau jasa saja. Strategi ini dianggap berhasil ketika konsumen
melihat customer value proposition dari perusahaan tersebut unik dan
menarik. (Thompson et al., 2014, p.129)
3. Focused Low-Cost Strategy
Strategi ini bertujuan untuk mengamankan competitive advantage dalam
melayani konsumen pada niche target market dengan biaya serta harga
yang lebih rendah dibandingkan dengan kompetitor. (Thompson et al.,
2014, p.136)
4. Focused Differentiation Strategy
Strategi ini fokus pada menawarkan produk atau jasa yang menarik bagi
konsumen dengan preferensi khusus serta kebutuhan dari kelompok target
pasar yang sempit atau kecil. Keberhasilan dari strategi ini bergantung
kepada keberadaan konsumen dari kelompok target pasar yang sempit ini
serta kemampuan perusahaan untuk tampil beda dibandingkan dengan
38
kompetitor yang menyasar target pasar yang sama. (Thompson et al.,
2014, p.136)
5. Best-Cost Provider Strategy
Strategi ini berada ditengah-tengah antara mengejar keuntungan dari
menerapkan low-cost strategy atau differentiation strategy serta menyasar
target pasar yang luas maupun yang sempit. Tujuan utama dari strategi ini
adalah memberikan value for money yang lebih kepada konsumen dengan
memberikan fitur yang menarik atau kualitas yang baik pada harga yang
lebih rendah dibandingkan harga yang diberikan oleh kompetitor.
(Thompson et al., 2014, p.140)
2.6 Market Analisis
2.6.1 Segmenting, Targeting, Positioning
Dalam melakukan penetrasi pasar, untuk menentukan kondisi pasar
adalah melakukan analisa segmenting, targeting dan positioning (STP).
1. Segmenting
Segmenting adalah proses membagi pasar ke dalam beberapa segmen
berdasarkan karakteristiknya seperti geografi, demografi dan
psikografi.Segmentasi memiliki peranan penting karena dengan
melakukan segmentasi, perusahaan akan lebih fokus dalam
mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya dan memberikan
39
gambaran untuk menetapkan segmen mana yang akan dilayani. (Kottler
and Keller, 2011, p214).
2. Targeting
Setelah proses segmentasi dilakukan, tahap berikutnya adalah
menentukan berapa banyak dan siapa yang akan dijadikan target market.
Pengertian targeting adalah menetapkan sasaran dan siapa yang dituju.
Penentuan target market dilakukan dengan mengumpulkan informasi
sebanyak-banyaknya mengenai konsumen terbaik. Konsumen yang paling
baik memiliki dua kategori, yaitu mudah untuk diajak bekerjasama dan
memberikan keuntungan maksimal. (Elizabeth Bowker, 2011).
3. Positioning
Positioning adalah tindakan yang bertujuan membentuk image atau citra
di benak target market. Tujuan dari positioning adalah melokasikan brand
perusahaan ke dalam benak customer agar selalu diingat guna keuntungan
Perusahaan. (Kettler and Koller, 2011, p275).
2.6.2 Niche Market
Niche market adalah kelompok tertentu yang mencari campuran manfaat
yang khas dari sebuah segment. Biasanya niche market ditandai dengan memecah
sebuah segment menjadi sub-segment. Menurut Mehdi et al, (2012) ada beberapa
karakteristik dari niche market, yaitu :
40
1. Mempunyai ukuran yang cukup sehingga bisa menghasilkan profit
2. Tidak ada pesaing nyata dan serius atau pasar tersebut tidak dihiraukan
oleh kompetitor lain
3. Mempunyai potensi untuk berkembang
4. Ada potensi pembelian produk atau jasanya
5. Adanya kebutuhan tertentu yang konsisten
6. Ada peluang bagi perusahaan untuk masuk dan menggunakan
kompetensinya
7. Perusahaan di niche market mendapatkan profit yang significant melalui
specialisasi
8. Konsumen rela membayar harga yang sesuai untuk produk atau jasa yang
memuaskan kebutuhan serta keinginan mereka dalam cara yang terbaik
2.7 Consumer Behaviour
Menurut Sangadji & Sopiah (2013), kebutuhan manusia adalah
ketidakberadaan beberapa kepuasaan dasar. Manusia membutuhkan makanan,
minuman, pakaian, tempat tinggal, keamanan, hak milik dan harga diri.
Kebutuhan tidak perlu diciptakan oleh pemasar atau produsen karena melekat
pada setiap diri manusia.
2.8 Market Strategy (P7)
Marketing mix untuk jasa dijabarkan dengan metode 7 P, yaitu product,
price, place, promotion, physical evidence, people dan process.(Kotler and
Keller, 2012)
41
1. Product
Product adalah benda atau jasa yag ditawarkan oleh perusahaan kepada
Pelanggan untuk memenuhi kebutuhan dan/atau keperluan pelanggan tersebut.
2. Price
Price atau harga adalah faktor yang mempengaruhi pelanggan untuk membeli
suatu produk atau jasa.
3. Place
Place adalah faktor yang diperlukan dalam strategi perusahaan dengan tujuan
untuk mendekatkan produk atau jasa yang dihasilkan kepada target market
maupun sumber tenaga kerja.
4. Promotion
Promotion merupakan aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan untuk
memperkenalkan dan memasarkan suatu produk atau jasa kepada pelanggan.
5. Physical Evidence
Physical Evidence merupakan bukti yang menunjukkan bahwa layanan telah
dilakukan. Hal ini digunakan untuk meyakinkan konsumen bahwa layanan
berlangsung, positif atau negatif.
6. People
People adalah karyawan yang menjalankan layanan produk atau jasa dan
memiliki keterampilan dalam memberikan layanan tersebut.
42
7. Process
Process adalah sistem dalam organisasi yang mempengaruhi pelaksanaan
layanan yang diberikan.