21
ANALISIS FAKTOR – FAKTOR MENDASARI PEMAHAMAN SAK- ETAP DI BANK PERKREDITAN RAKYAT SURABAYA DAN SIDOARJO ARTIKEL ILMIAH RIZKY NOVIAN PUTRA 2008310132 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA 2012

ARTIKEL ILMIAH Rizky - Institutional Repository

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ARTIKEL ILMIAH Rizky - Institutional Repository

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR MENDASARI PEMAHAMAN

SAK- ETAP DI BANK PERKREDITAN RAKYAT

SURABAYA DAN SIDOARJO

ARTIKEL ILMIAH

RIZKY NOVIAN PUTRA

2008310132

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANASSURABAYA

2012

Page 2: ARTIKEL ILMIAH Rizky - Institutional Repository
Page 3: ARTIKEL ILMIAH Rizky - Institutional Repository
Page 4: ARTIKEL ILMIAH Rizky - Institutional Repository

1

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR MENDASARI PEMAHAMAN

SAK- ETAP DI BANK PERKREDITAN RAKYAT

SURABAYA DAN SIDOARJO

Rizky Novian PutraSTIE Perbanas Surabaya

Email : [email protected]. Nginden Semolo 34-36 Surabaya

ABSTRACT

The with change of use of financial accounting standards for rural bank, rural bank also

has a challenge in understanding the SAK-ETAP. The existence of a Circular Letter issued by

Bank Indonesia Number 12/14/DKBU on June 1, 2010, be evidence of concern for the

Government and Bank Indonesia as a conventional bank regulator, that BPR will be able to assist

the sustainability of rural banks in the face of competition from competitors, namely commercial

banks.

The researchers wanted to see from the scale factor, resources and technology are human

being could underlie the understanding of SAK-ETAPin Surabaya and Sidoarjo. It can be

concluded that the respondent's answer of 35 indicators of business scale in Surabaya and

Sidoarjo had no effect on the understanding of ETAP SAK because the higher-income Rural

Bank, the lower the training on the understanding that the SAK-ETAP followed by the

employees of BPR. So SAK-level understanding of ETAP in Surabaya and Sidoarjo BPR when

measured from the business scale of BPR had no effect. when viewed from the human factors

result more and more human resources in BPR had the higher the SAK-ETAP training is often

followed, so more and more human resources in higher have the understanding of SAK-ETAP

BPR employees in Surabaya and Sidoarjo. When viewed from the technology factor, so the

implementation of the technology that is used as recording media in the role of the RB need to

directly evaluate the information that has been operated and adjusted to what technology is

needed, also need to be in need of human resources to understand about software applications

that will in use in the training gave the BPR as an internal or external training.

Keyword: regulatory accounting, understanding of ETAP.

Page 5: ARTIKEL ILMIAH Rizky - Institutional Repository

2

PENDAHULUANBerdasarkan pada Surat Edaran yang

dikeluarkan oleh Bank Indonesia Nomor12/14/DKBU pada tanggal 1 Juni 2010,surat tersebut berisikan tentang pelaksanaanpedoman akuntansi Bank PerkreditanRakyat (BPR). Adapun hal-hal yang perludiatur yaitu : (1) Dalam rangka peningkatantransparansi kondisi keuangan BankPerkreditan Rakyat (BPR) dan penyusunanlaporan keuangan yang relevan,komprehensif, andal dan dapatdiperbandingkan, Bank Perkreditan Rakyat(BPR) wajib menyusun dan menyajikanlaporan keuangan berdasarkan standarakuntansi keuangan yang relevan bagi BankPerkreditan Rakyat (BPR), pedomanakuntansi bagi Bank Perkreditan Rakyat(BPR) dan ketentuan lain yang ditetapkanoleh Bank Indonesia; (2) Standar AkuntansiKeuangan Entitas Tanpa AkuntabilitasPublik (SAK-ETAP) merupakan StandarAkuntansi Keuangan yang relevan bagiBank Perkreditan Rakyat (BPR) danPedoman Akuntansi BPR (PA-BPR)merupakan petunjuk pelaksanaan yang berisipenjabaran lebih lanjut dari SAK-ETAP; (3)penyusunan dan penyajian laporan keuanganBPR wajib berpedoman pada PA-BPR; (4)perlakuan akuntansi keuangan BPR. Sejak 1Januari 2010 yang masih mengacu padaPedoman Akuntansi Perbankan Indonesia(PAPI), dengan diberlakukannya SuratEdaran ini agar disesuaikan denganberpedoman pada bab II PA-BPR; (5)penyeuaian sebagaimana dimaksudkan padaangka 4 (empat) hanya dilakukan dalamrangka penyajian laporan keuangan per 31Desember 2010 untuk tujuan umum(general purpose). Dengan adanyaperubahan penggunaan standar akuntansikeuangan bagi Bank Perkreditan Rakyat(BPR), Bank Perkreditan Rakyat (BPR) punmemiliki tantangan dalam memahamiSAK-ETAP. Tantangan tersebut antara lainkualitas KAP yang digunakan BPR, belum

diterapkannya PSAK 31, masihditemukannya BPR yang menggunakanadministrasi manual, adanya range yangsangat luas (Total asset Rp 216 juta sampaidengan Rp 2,5 Triliun), adabtasi batasmaterialitas, dan kompetensi SDM yangterbatas. Penggunaan SAK-ETAP inisifatnya mandatory dalam rangkaakuntabilitas pelaporan keuangan BankPerkreditan Rakyat (BPR). Untuk itu, jikapada tahun buku 2011 BPR belummenerapkan SAK-ETAP dalam pelaporankeuangannya, maka laporan kuangan BPRyang bersangkutan terancam dinilai sebgailaporan keuangan yang tidak wajar dalamlaporan akuntan independen. Penegasanaudit tahun buku 2011 tentunya mengacupaada kriteris SAK-ETAP sehingga dampaklaporan keuangan auditor dengan opini tidakwajar tentunya sangat merugikan BPR (BaliPost, 26 April 2011).Adanya Surat Edaran yang dikeluarkan olehBank Indonesia Nomor 12/14/DKBU padatanggal 1 Juni 2010, menjadi buktikepedulian Pemerintah dan Bank Indonesiasebagai regulator bank konvesional , akankeberlangsungan BPR yang dapat membantuBPR dalam menghadapi persaingan daripara pesaing yaitu bank umum. Bank umumsebagai pesaing utama BPR karena merekajuga membuka unit mikro bahkan sampaiada di tingkat kecamatan. Persaingan daritingkat indutri BPR harus siap mengahadapiBUMN, Koperasi, Leasing. Untukmembangun industri BPR yang sehatdengan segala keterbatasannya, industriBPR terbukti mampu melewati dua badaikrisis yang melanda sektor keuangan yaitukrisis tahun 1997/1998 dan krisis 2007/2008dengan tanpa meminta bantuan dari BankIndonesia, walaupun sebenarnya BI jugamenyiapkan FPJP untuk BPR melalui PBINomor 10/35/PBI/2008.

Page 6: ARTIKEL ILMIAH Rizky - Institutional Repository

3

LANDASAN TEORI DAN KERANGKAPEMIKIRAN

SAK-ETAP

Ruang lingkup Standar AkuntansiKeuangan untuk Entitas Tanpa AkuntabilitasPublik (SAK ETAP) adalah sesuai denganjudulnya yaitu dimaksudkan untukdigunakan entitas tanpa akuntabilitas publik.Dalam SAK ETAP paragraf 1.1 (IAI, 2009)mengungkapkan yang dimaksud denganentitas tanpa akuntabilitas publik merupakanentitas yang:

a) Tidak memiliki akuntabilitas publiksignifikan.b) Menerbitkan laporan keuangan untuktujuan umum (general purpose financialstatement) bagi pengguna eksternal. Contohpengguna eksternal adalah pemilik yangtidak terlibat langsung dalam pengelolaanusaha, kreditur, dan lembaga pemeringkatkredit.Paragraph 1.2 lebih memperjelas lagi yangtermasuk dalam entitas memilikiakuntabilitas publik signifikan, jika:

a) Entitas telah mengajukan pernyataanpendaftaran, atau dalam proses pengajuanpertanyaan pendaftaran, pada otoritas pasarmodal atau regulator lain untuk tujuanpenerbitan efek di pasar modal, ataub) Entitas menguasai aset dalamkapasitas sebagai fidusia untuk sekelompokbesar masyarakat, seperti bank, etitasasuransi, pialang dan atau pedagang efek,dana pension, reksa dana dan bank investasi.

SAK ETAP berlaku efektif per 1Januari 2011, seperti yang diungkapkandalam paragraph 30.1 (IAI, 2009). Namunpenerapan dini per 1 Januari 2010diperbolehkan. Entitas yang laporankeuangannya mematuhi SAK ETAP harusmembuat suatu pernyataan eksplisit dansecara penuh (explicit and unreservedstatement) atas kepatuhan tersebut dalam

catatan atas laporan keuangan. Laporankeuangan tidak boleh menyatakan mematuhiSAK ETAP, kecuali jika mematuhi semuapersyaratan dalam SAK ETAP. Apabilaperusahaan memakai SAK ETAP, makaauditor yang akan melakukan audit diperusahaan tersebut juga akan mengacukepada SAK ETAP.

Apabila SAK ETAP ini telah berlakuefektif, maka perusahaan kecil seperti UKMtidak perlu membuat laporan keuangandengan menggunakan PSAK umum yangberlaku. Di dalam beberapa hal SAK ETAPmemberikan banyak kemudahan untukperusahaan dibandingkan dengan PSAKdengan ketentuan pelaporan yang lebihkompleks. Perbedaan dapat dilihat dariketebalan SAK ETAP yang hanya sekitarseratus halaman dengan menyajikan 30 bab.

Gambar 1Kerangka Pikiran

Berdasarkan gambar di atas, makakerangka pemikiran tersebut dapatdigunakan sebagai faktor- faktor yang

Faktor - Faktor yang mendasari pemahaman

SAK ETAP

Skala

Usaha

SDM

Teknologi

Page 7: ARTIKEL ILMIAH Rizky - Institutional Repository

4

Instrumen Penelitian

Sumber : Hasil Identifikasi Kuisoner

Dijadikan sebagai landasanpemahaman SAK ETAP di BankPerkreditan Rakyat Surabaya dan Sidoarjo.

METODE PENENELITIANRancangan Penenlitian

Penelitian ini merupakan penelitiankuantitatif dengan menggunakan dataprimer. Berdasarkan jenis data yang diteliti,penelitian diteliti, penelitian termasukpenelitian opini (opinion research) yaitumerupakan penelitian yang berupa pendapatdari responden (Indrianto dan Supomo, 1999: 145).

Batasan PenenlitianBatasan pada penelitian ini adalah

objek penelitian pada BPR yang ada diSurabaya dan Sidoarjo

Metode Pengumpulan DataData yang diperoleh dalam penelitian

ini adalah sumber data primer dan sekunder.Jenis dan sumber data pada penelitian initergambar pada penjelasan berikut:

Data primer, merupakan data yang diperolehlangsung dari sumbernya. Data tersebutdiperoleh dari tanggapan responden ataskuesioner yang dikirim peneliti untuk BPR

Data sekunder, data tersebut bergunasebagai pengkayaan informasi dan referensiyang diperoleh dari berbagai sumber,misalnya dari jurnal, majalah, data-datayang mendukung dan lainnya.

Tekhnik Analisis DataMengelola data guna menarik

kesimpulan dalam penelitian inimenggunakan bantuan program komputeryaitu SPSS (Statistical Package of the SocialScience) 16.0 for windows, sedangkan untukanalisis yang tepat, penelitimempertimbangkan tujuan analisis dan jenisdata. sehingga menggunakan Analisis Faktoryang merupakan teknik statistic multivariateyang digunakan untuk menguji hubungandari variable-variabel yang memilikihubungan saling tergantung..

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASANDeskripsi Responden

Responden BPR yang memilikikaryawan pria sejumlah 12 orang (34,3%),jumlah karyawan wanita sejumlah 23orang (65,71%). Hasil ini menunjukkanmayoritas BPR memiliki karyawan wanitasebesar 23 orang (65,71%). RespondenBPR yang memiliki pengalaman ≤ 1tahun sejumlah 1 orang (2,9%), karyawanyang memiliki pengalaman 2-5 tahunsejumlah 7 orang (20%), karyawan yang

NamaVariabel

Definisi Pengukuran

Skala Usaha

(SND)

Besarnyaomzet pertahun

Variabel ini diukur dengan skalainterval dan dikategorikan

1. Kurang dari 200.000.0002. 200.000.000 – 300.000.0003. Di atas 300.000.000

SumberDayaManusia

(SDM)

Jumlahkaryawanyangdimilikiolehperusahaan

Variabel ini diukur dengan skalainterval dan dikategorisasi:

1. Kurang dari 5 orang2. 5 – 19 orang3. 20 – 99 orang

Teknologi

Adanyapencatatanakuntansiyang baikdankeakuratandata yangdi sajikan

Variabel ini merupakan variablekategori :

1. Manual/dokumen saja2. Microsoft excel3. Software aplikasi akuntansi

PemahamanSAK-ETAP

(ETAP)

Kegiatanakuntansiyangdilakukanoleh BPR

Variabel ini diukur dengan skala likert(1 – 4)

1 = sangat tidak setuju(STS)

2 = tidak setuju (TS)

3 = setuju (S)

4 = sangat setuju (SS)

Page 8: ARTIKEL ILMIAH Rizky - Institutional Repository

5

memiliki pengalaman 5-10 tahun sejumlah19 orang (54,3%), dan karyawan yangmemiliki pengalaman >5 tahun sejumlah 8orang (22,9%). Hasil ini menunjukkanmayoritas BPR memiliki pengalamankerja 5-10 tahun sejumlah 19 orang(54,3%). Responden BPR yang memilikipendidikan SMP sejumlah 0 orang,karyawan yang memiliki pendidikan SMUsejumlah 2 orang (5,7%), karyawan yangmemiliki pendidikan Diploma sejumlah 26orang (14,3%), dan karyawan yangmemiliki pendidikan S-1 sejumlah 5 orang(74,3%), karyawan yang memilikipendidikan S-2 sejumlah 2 orang (5,7%),karyawan yang memiliki pendidikan S-3sejumlah 0 orang. Hasil ini menunjukkanmayoritas BPR memiliki pendidikan S-1sejumlah 5 orang (74,3%). RespondenBPR yang memengikuti pelatihansejumlah 28 orang (80%), jumlahkaryawan yang tidak mengikuti pelatihansejumlah 7 orang (20%).. Hasil inimenunjukkan mayoritas BPR mengikutipelatihan sebesar 28 orang (80%).Responden BPR yang memiliki < 5 orangtidak ada, jumlah karyawan BPR 5-19orang sebesar 23 orang (65,71%), jumlahkaryawan BPR 20-99 orang sebesar 11orang (31,43%), jumlah karyawan >100orang sebesar 1 orang (2,86%) . Hasil inimenunjukkan mayoritas BPR memilikikaryawan 5-19 0rang sebesar 23 orang(65,71%). Responden BPR yang memilikipenghasilan < 200.000.000 per tahunsebesar 10 BPR (28,6%), antara200.000.000 – 300.000.000 per tahunsebesar 4 BPR (11,4%), > 300.000.000pertahun sebesar 21 BPR (60%). Hasil inimenunjukkan mayoritas BPR memiliki

omzet sebesar > 300.000.000 pertahunsebesar 21 BPR (60%). Responden BPRyang menggunakan pencatatan manualsebanyak 1 BPR (2,9%), BPR yangmenggunakan program excel sebanyak 8BPR (22,9%), BPR yang menggunakan

software aplikasi akuntansi sebanyak 26BPR (74,3%).Hasil ini menunjukkanmayoritas BPR menggunakan softwareaplikasi akuntansi sebannyak 26 BPR(74,3%).

Hasil Uji Reliabilitas Dan Validitas

1. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah sebenarnyaalat untuk mengukur suatu kuisioneryang merupakan indikator dari variabelatau konstruk. Suatu kuisioner dikatakanreliabel atau handal jika jawabanseseorang terhadap pertanyaan adalahkonsisten atau stabil dari waktu kewaktu(Ghozali, 2000). Peneliti mengujireabilitas dengan pengukuran sekali sajadan kemudian hasilnya dibandingkandengan pertanyaan lain atau mengukurkorelasi antar jawaban pertanyaan.Pengukuran ini menggunakan ujistatistik Cronbach Alpha > 0,70.

Berikut adalah hasil pengujianreliabilitas kuisioner pemahaman SAKETAP :

Pada hasil pengujian validitas data diatas terlihat bahwa nilai Cronbach’s alphauntuk pemahaman SAK ETAP sebesar0,729 sehingga dapat dikatan bahwa seluruh

UJI RELIABILITAS

Cronbach'sAlpha

Cronbach'sAlpha Based onStandardizedItems N of Items

.874 .903 25

Page 9: ARTIKEL ILMIAH Rizky - Institutional Repository

6

variabel penelitian ini dalam pemahamanSAK ETAP adalah reliabel atau handal dandapat digunakan sebagai sumber analisislebih lanjut.

2. Uji ValiditasUji validitas digunakan untuk mengetahuisejauh mana kuesioner dikatakan valid atautidak dengan cara diukur denganmenggunakan suatu alat ukur. Imam Ghozali(2011, 52) mengatakan bahwa suatukuesioner dikatakan valid jika pertanyaanpada kuesioner mampu mengungkapkansesuatu yang akan diukur oleh kuesionertersebut. Penelitian ini untuk mengukurvaliditas pertanyaan dalam kuesionerpeneliti menggunakan uji validitas yangdilakukan dengan melakukan korelasibivariate antar masing-masing skor indikatordengan total skor konstruk. Kaidah dalampengambilan keputusannya sebagai berikut :

a. Setiap butir pertanyaan dinyatakanvalid apabila ada hubungan antaritem pertanyaan dengan totalpertanyaan secara keseluruhan yangditunjukkan dengan nilai signifikansidi bawah 0,05.

b. Setiap butir pertanyaan dinyatakantidak valid apabila tidak adahubungan antar item pertanyaandengan total pertanyaan secarakeseluruhan yang ditunjukkandengan nilai signifikansi di atas 0,05.

Analisis Faktor

1. Confirmatory Factor Analysis (CFA)Analisis faktor dalam penelitian ini

digunakan untuk mengujipengelompokkan 30 instrumentkuisioner dan mengelompokkan faktor-faktor skala usaha, SDM, teknologi danpemahaman SAK ETAP di BPRSurabaya dan Sidoarjo. Analisis faktordilakukan menggunakan 30 indikatorpertanyaan yang mendasari pemahamanSAK ETAP peneliti tidak mengikut

sertakan pertanyaan nomor 12, 18, 23,karena Kaiser–Mayer-Olkin Meansureof sampling adequacy (KMO MSA) <0,50 sehingga tidak bisa dilakukananalisis faktor indikator untukmendapatkan KMO > 0,50 dilihat anti-image korelasi terkecil ( lampiran ).Untuk uji Kaiser–Mayer-OlkinMeansure of sampling adequacy (KMOMSA) untuk mengelompokkan konstrukSkala usaha, SDM, Teknologi danPemahaman SAK-ETAP hasilnya >0,50, KMO dihasilkan 0,578 sehinggabisa dilakukan analisis faktor

Uji Anti-image matrix Faktor utama

Hasil anti-image correlation menunjukkanbahwa nilai korelasi paling kecil yaitu <0,50, tapi dari ke tiga faktor independenmemiliki nilai korelasi > 0,50. Dari hasilanalisis di atas bahwa ke tiga faktor yaituSkala usaha, SDM, dan Teknologiberkorelasi dengan Pemahaman SAK ETAP

Total Varians Explained

Untuk menentukan banyaknya faktoryang terbentuk dapat dilihat nilai eigen padatabel Total Variance Explained. Suatu faktor

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of SamplingAdequacy.

.578

Bartlett's Test ofSphericity

Approx. Chi-Square 9.617

Df 6

Sig. .142

Page 10: ARTIKEL ILMIAH Rizky - Institutional Repository

7

dianggap dapat menggantikan variabel asalapabila mempunyai nilai eigen lebih besardari 1. SPSS mengelompokkan dari ke 27indikator pertanyaan yang dianalisis tabel4.7 hasil ekstarksi komputer menjadi limafaktor (nilai eigen value > 1 menjadi faktor).Faktor satu menjelaskan 30,068 variasi,faktor ke dua 14,152, faktor tiga 9,460,faktor empat 8,078, faktor lima 6,564 atauke lima faktor mampu menjelaskan 68,321variasi (Lampiran 4). Untuk hasil uji keempat faktor Skala usaha, SDM, Teknologi,dan Pemhaman SAK-ETAP hasil ekstraksikomputer menjadi dua faktor (nilai eigenvalue > 1 menjadi faktor). Faktor pertamamenjelaskan eigen value 1,628 danmenjelaskan 40,669 variasi dan faktor duamenjelaskan eigen value 1,050 danmenjelaskan 26,240 variasi, atau keduafaktor mampu menjelaskan variasi 60,393

Component matrix

Tampak dari uji component matrixinstrument kuisioner dari 27 item instrumentada beberapa item yang tidak mengelompokpada ke lima faktor yaitu item 2, 4, 13 dan22, hal ini menjadi sulit untuk di iterpretasikanoleh sebab itu dilakukan rotasi faktor. Ujicomponent matrix tabel 4.8 faktor awalmengelompok menjadi dua faktor yaitufaktor pertama loading faktor tinggimengelompok menjadi satu (Skala usaha,SDM, dan Teknologi) dan begitu jugadengan faktor dua loading faktor tinggimengelompok menjadi satu (total/Instrument pemahaman SAK-ETAP)oleh sebab itu pada uji faktor awal tidakperlu untuk di rotasi karena tidak adaindikator yang mengelompok diluar faktoryang tampil.Rotated Component Matrix

Tujuan rotasi faktor untuk memperjelasvariabel yang masuk kedalam faktortertentu. Indikator untuk memperjelas

variable yang masuk dalam faktor tertentuyaitu dengan cara test instrument kuisionerdan jawaban kuisioner. Metode rotasi yangdigunakan adalah Orthogonal yaitu memutarsumbu 90 derajat, prosesnya menggunakanVarimax yang terbukti sangat berhasilsebagai pendekatan analitik untukmendapatkan rotasi orthogonal suatu faktor,pengelompokkan dilihat tabel 4.9keseluruhan dari 27 intrument kuisioneryang mempunyai loading faktor > 0,50menurut hair (dalam Imam Ghazali 2005 :50) sehingga memudahkan penelitimenginterprestasikannnya (Lampiran 4).Melihat Component matrix dan VarimaxRotated Component matrix jelas bahwa dari27 instrument kuisioner dikelompokkanmenjadi lima faktor yaitu :

1. Faktor satu mengelompok pada item6 sebesar 0,555, item 7 sebesar0,593, item 14 sebesar 0,595 , item15 sebesar 0,813, item 16 sebesar0,867, item 17 sebesar 0,683, item 19sebesar 0,763, item 20 sebesar 0,808,dan item 26 sebesar 0,635.

2. Faktor dua mengelompok pada item1 sebesar 0,689, item 2 sebesar0,662, item 3 sebesar 0,766, item 4sebesar 0,692, item 5 sebesar 0,714,item 9 sebesar 0,667, item 10 sebesar0,534.

3. Faktor tiga mengelompok pada item11 sebesar 0,777, item 21 sebesar0,778, item 22 sebesar 0,889, item 24sebesar 0,667, item 27 sebesar 0,674,item 30 sebesar 0,633.

4. Faktor empat mengelompok padaitem 8 sebesar -0,582, item 10sebesar -0,538, item 13 sebesar0,752, item 25 sebesar -0,545, item27 sebesar 0,521.

5. Faktor lima mengelompok pada item28 sebesar 0,743 dan item 30 sebesar0,737.

Page 11: ARTIKEL ILMIAH Rizky - Institutional Repository

8

Berikut pembahasan yang menggambarkandari pengelompokkan, dengan melihat totalvariance dari 27 instrument mengelompokmenjadi 5 faktor yang mendasaripemahaman SAK ETAP di BankPerkreditan Rakyat Surabaya dan Sidoarjo. :

1. Faktor satuFaktor satu mengelompok sebagaiberikut :a. Item 6 dengan instrument “

Saya memilikikemapuan dasar ataulebih tentangakuntansi “

b. Item 7 dengan instrument “Saya memahami danmampu melakukanproses pencatataninformasi akuntansi “

c. Item 14 dengan instrument “Saya sudah membuatdan mengarsip catatanatas sumberpendanaan usaha ataumodal usaha “

d. Item 15 dengan instrument “Saya sudah membuatdan mengarsip catatanutang – piutang BPR“

e. Item 16 dengan instrument “Saya sudah membuatdan mengarsip buktikas masuk dank kaskeluar “

f. Item 17 dengan instrument “Persediaan akan sayacatat dalamkartu/buku persediaan“

g. Item 19 dengan instrument “ Sayasudah membuat danmengarsip buktipendapatan yangdiperoleh BPR “

h. Item 20 dengan instrument “ Asettetap yang dimilikiBPR harus diuraikansecara rinci termasukmenghitungpenyusutan/depresiasi.

Hasil pengelompokkan pada faktor satumenggambarkan tentang menyediakaninformasi akuntansi yang bermanfaat bagisejumlah pengguna pengambilan keputusanekonomi.

2. Faktor duaFaktor dua mengelompok sebagai berikut :

a. Item 1 dengan instrument “Pengetahuan danketerampilanakuntansi pentingdalam usaha yangsaya jalankan “

b. Item 2 dengan instrument “ Sayasudah menerapkanpencatatan akuntansidi BPR saya “

c. Item 3 dengan instrument “ Sayatelah menerapkanakuntansi di BPRsaya berdasarkanStandar AkuntansiEntitas TanpaAkuntabilitas Publik (SAK-ETAP ) “

d. Item 4 dengan instrument “ SAK-ETAP telah sayaterapkan sejak tahun2010 sampai sekarang“

e. Item 5 dengan instrument “Pencatatan informasiakuntansi bisa jugadilakukan olehkaryawan BPR “

f. Item 9 dengan instrument “Saya sudah membuatdan mengarsip catatan

Page 12: ARTIKEL ILMIAH Rizky - Institutional Repository

9

g. harta/aktiva yang dimilikioleh BPR “

h. Item 10 dengan instrument “Laporan laba rugidisusun secaraperiodic untukmenunjukkan kinerjaBPR ( hasil usaha )

Hasil pengelompokkan pada faktor duamenggambarkan tentang pengetahuan,keterampilan dan pengalaman dalampenyajian laporan keuangan sesuai SAK-ETAP.

HASIL PEMBAHASANPenelitian ini bertujuan untuk

meneliti mengelompokkan keseluruhan dari30 instrument kuisioner yang telah adakemudian meringkas ( summarize )informasi yang ada dalam instrument ataufaktor yang asli ( awal ) dan meneliti faktorSkala usaha, SDM, Teknologi, yang dapatmendasari pemahaman SAK ETAPkaryawan di Bank Perkreditan RakyatSurabaya dan Sidoarjo dengan sampel 35BPR di Surabaya dan Sidoarjo.Skala Usaha

Hasil jawaban 35 responden BankPerkereditan Rakyat di Surabaya danSidoarjo. Responden yang BPR yangmemiliki pendapatan < 200.000.000 pertahun terhadap mengikuti pelatihan tentangpemahaman SAK-ETAP sejumlah tigaresponden sedangkan yang tidak mengikutipelatihan sebesar tujuh responden.Pendidikan responden dari hasila analisisdeskriptif pendidikan responden Diplomasejumlah empat responden dan Sarjanasejumlah empat responden dan sisanyamemiliki pendidikan SMU dan S-2 masing –masing sejumlah satu. Pengalamanresponden dari hasil analisis deskriptifpengalaman responden ≤ 1 tahun tidak ada,2-5 tahun sejumlah dua responden, 5-10tahun sejumlah lima responden dan ≥ 15tahun sejumlah tiga responden.

Pada pendapatan BPR dintara 200.000.000 –300.000.000 per tahun yang mengikutipelatihan sebesar satu responden sedangkanyang tidak mengikuti pelatihan sebesar tigaresponden. Pendidikan responden dari hasilaanalisis deskriptif pendidikan respondenDiploma tidak ada dan Sarjana sejumlahempat responden dan memiliki pendidikanSMU dan S-2 tidak ada. Pengalamanresponden dari hasil analisis deskriptifpengalaman responden ≤ 1 sejumlah saturesponden, 2-5 tahun sejumlah saturesponden, 5-10 tahun tidak ada dan ≥ 15tahun sejumlah dua responden. dan padaBPR yang memiliki pendapatan >300.000.000 per tahun yang mengikutipelatihan sebesar empat responden dan yangtidak mengikuti sebesar 16 reponden.Pendidikan responden dari hasil analisisdeskriptif pendidikan responden Diplomasejumlah satu responden dan Sarjanasejumlah 17 responden dan sisanya memilikipendidikan SMU dan S-2 masing – masingsejumlah satu. Pengalaman responden darihasil analisis deskriptif pengalamanresponden ≤ 1 tahun tidak ada, 2-5 tahunsejumlah tiga responden, 5-10 tahunsejumlah 14 responden dan ≥ 15 tahunsejumlah tiga responden. Sedangkan yangtidak mengisi omzet tapi mengikutipelatihan sebesar satu responden. Hasil ujianalisis faktor yaitu uji anti image matrixcorelation menghasilkan 0,583 > 0,50 (Imam Ghozali, SPSS 19 ) menunjukkanfaktor skala usaha berkorelasi terhadappemahaman SAK ETAP. MohamadWahyudi (2009) menunjukkan, pendidikanmanajer/pemilik, skala usaha, berpengaruhterhadap penggunaan informasi akuntansipada UKM di Yogyakarta. Masa memimpinperusahaan, umur perusahaan dan pelatihanakuntansi manajer/pemilik tidakberpengaruh terhadap penggunaan informasiakuntansi pada UKM di Yogyakarta.

Dapat disimpulkan dari 35 jawabanresponden bahwa indikator skala usaha di

Page 13: ARTIKEL ILMIAH Rizky - Institutional Repository

10

BPR Surabaya dan Sidoarjo berpengaruhterhadap pemahaman SAK-ETAP karenasemakin tinggi pendapatan BankPerkereditan Rakyat maka semakin rendahpelatihan tentang pemahaman SAK-ETAPyang di ikuti oleh karyawan BPR. Jaditingkat pemahaman SAK-ETAP di BPRSurabaya dan Sidoarjo bila diukur darijumlah omzet BPR berpengaruh. Denganomzet BPR yang semakin tinggi makaperhatian BPR akan kualitas pemahamanSAK-ETAP terhadap karyawan lebih diutamakan dari pendidikan, pelatihankaryawan BPR, karena regulasi tahun 2010yang mewajibkan BPR menggunakan SAK-ETAP yang bertujuan keberlangsungan BPRdalam menghadapi persaingan dari parapesaing yaitu bank umum.Bank umum sebagai pesaing utama BPRkarena mereka juga membuka unit mikrobahkan sampai ada di tingkat kecamatan.Persaingan dari tingkat indutri BPR harussiap mengahadapi BUMN, Koperasi,Leasing.Sumber Daya ManusiaHasil jawaban 35 responden BankPerkereditan Rakyat di Surabaya danSidoarjo. Dapat di simpulkan bahwaBPR`yang memiliki SDM 5 – 19 orang yangmengikuti pelatihan SAK-ETAP sebesartujuh responden dan yang tidak mengikutisejumlah 16 responden. Pendidikanresponden dari hasila analisis deskriptifpendidikan responden Diploma sejumlahtiga responden dan Sarjana sejumlah 18responden dan sisanya memiliki pendidikanSMU dan S-2 masing – masing sejumlahsatu. Pengalaman responden dari hasilanalisis deskriptif pengalaman responden ≤1 tahun satu responden, 2-5 tahun sejumlahlima responden, 5-10 tahun sejumlah 11responden dan ≥ 15 tahun sejumlah enamresponden.Pada BPR yang memiliki SDM 20 – 99orang yang mengikuti pelatihan SAK-ETAPsebesar satu responden dan yang tidak

mengikuti pelatihan sebesar 10 responden.Pendidikan responden dari hasila analisisdeskriptif pendidikan responden Diplomasejumlah tiga responden dan Sarjanasejumlah delapan responden, pendidikanSMU satu responden dan S-2 tidak ada.Pengalaman responden dari hasil analisisdeskriptif pengalaman responden ≤ 1 tahuntidak ada, 2-5 tahun sejumlah duaresponden, 5-10 tahun sejumlah tujuhresponden dan ≥ 15 tahun sejumlah duaresponden. BPR yang memiliki SDM > 100orang yang mengikuti pelatihan pemahamanSAK-ETAP sebesar satu responden danyang tidak mengikuti tidak menjawab.Pendidikan responden dari hasila analisisdeskriptif pendidikan responden Diplomasejumlah tidak ada dan Sarjana tidak ada,pendidikan SMU tidak ada dan S-2 sejumlahsatu responden. Pengalaman responden darihasil analisis deskriptif pengalamanresponden ≤ 1 tahun tidak ada, 2-5 tahuntidak ada, 5-10 tahun sejumlah saturesponden dan ≥ 15 tahun tidak ada. Hasiluji analisis faktor yaitu uji anti image matrixcorelation menghasilkan 0,644 > 0,50 (Imam Ghozali, SPSS 19 ) menunjukkanfaktor SDM berkorelasi terhadappemahaman SAK ETAP. Sanyoto Rachmat(2006) yang berjudul Analisis KondisiLingkungan (Control Environment) DalamSistem Pengendalian Intern Bank BTN.Penelitian ini menegenai analisis kondisilingkungan di lihat dari berbagai aspek yangberpengaruh terhadap sistem pengendalianintern salah satunya dari sumber dayamanusia (SDM). Sehingga dapat disimpulkan semakin banyak SDM yang dimiliki BPR maka semakin tinggi pulapelatihan SAK- ETAP yang sering di ikuti,jadi semakin banyak SDM yang di milikisemakin tinggi terhadap pemahaman SAK-ETAP karyawan BPR di Surabaya danSidoarjo.Tingkat kepedulian yang tinggi terhadapkualitas SDM yang dimiliki BPR Surabaya

Page 14: ARTIKEL ILMIAH Rizky - Institutional Repository

11

dan Sidoarjo dalam tingkat pemahamanSAK-ETAP yang di wajibkan oleh BankIndonesia oleh BPR akan berdampak baikterhadap BPR itu sendiri.Seperti penyajian laporan keuangan yangbaik untuk tujuan umum bagi para penggunaexternal, maka akan menambah modal suatuBPR itu sendiri.Dampak positif juga dapat dirasakan olehpersonal SDM itu sendiri seperti promosijabatan yang cepat, dari pihak BPR jugaharus peduli akan kebutuhan karyawan sertamemberikan sumber daya yang diperlukanoleh karyawan.Teknologi

Hasil jawaban 35 responden BankPerkereditan Rakyat di Surabaya danSidoarjo. Dapat di simpulkan bahwaBPR`yang melakukan pencatatan denganmedia manual/dokumen yang mengikutipelatihan SAK-ETAP sebesar tidakmenjawab dan yang tidak mengikutipelatihan sebanyak satu responden.Pendidikan responden dari hasila analisisdeskriptif pendidikan responden Diplomatidak ada dan Sarjana sejumlah saturesponden pendidikan SMU tidak ada dan S-2 tidak ada. Pengalaman responden darihasil analisis deskriptif pengalamanresponden ≤ 1 tahun tidak ada, 2-5 tahuntidak ada, 5-10 tahun tidak ada dan ≥ 15tahun sejumlah satu responden. Untuk yangsudah melakukan pencatatan denganmenggunakan media program excel yangmengikuti pelatihan SAK-ETAP sebesar tigaresponden dan yang tidak mengikutipelatihan sebesar lima responden.Pendidikan responden dari hasila analisisdeskriptif pendidikan responden Diplomasejumlah satu responden dan Sarjanasejumlah tujuh responden, pendidikan SMUtidak ada dan S-2 tidak ada. Pengalamanresponden dari hasil analisis deskriptifpengalaman responden ≤ 1 tahun saturesponden, 2-5 tahun sejumlah saturesponden, 5-10 tahun sejumlah dua

responden dan ≥ 15 tahun sejumlah empatresponden. Pada yang sudah melakukanproses pencatatan dengan media softwareaplikasi akuntansi yang mengikuti pelatihanSAK-ETAP sebesar enam responden danyang tidak mengikuti pelatihan sebesar 20responden. Pendidikan responden dari hasilaanalisis deskriptif pendidikan respondenDiploma sejumlah empat responden danSarjana sejumlah 18 responden, SMUsejumlah dua responden dan S-2 sejumlahdua responden. Pengalaman responden darihasil analisis deskriptif pengalamanresponden ≤ 1 tahun tidak ada, 2-5 tahunsejumlah enam responden, 5-10 tahunsejumlah 17 responden dan ≥ 15 tahunsejumlah tiga responden.Penelitian Zhou(2010) yang berjudul the research on issueand countermeasures of accountinginformation of SMEs mengungkapkanbahwa di Negara Cina yang fokus padapengembangan informasi akuntansi adalahperusahaan-perusahaan dengan skala besar.Sedangkan sebagian besar UKM belummelakukan pengembangan informasiakuntansinya. Padahal di Negara tersebut,peran UKM sangat signifikan bagi sektorpembangunan ekonomi. Masalah utamayang dihadapi oleh UKM dalampengimplementasian informasi akuntansidiantaranya software-software yang adakurang sesuai dengan situasi yangsebenarnya. Jadi semakin tinggi mediateknologi yang digunakan sebagai mediapencatatan di BPR Surabaya dan Sidoarjomaka semakin rendah perhatian pelatihandan pendidikan karyawan BPR. Maka dapatdi simpulkan semakin tinggi mediateknologi yang di gunakan dalam prosespencatatan maka perhatian akan kualitaskaryawan BPR untuk mendasari terhadappemahaman SAK-ETAP. Seperti dijelasakan dalam Penelitian Zhou (2010) parapelaku usaha kurang memperhatikanpentingnya informasi akuntansi, tidakmampu mengevaluasi informasi akuntansi

Page 15: ARTIKEL ILMIAH Rizky - Institutional Repository

12

yang dijalankannya, karena mereka tidakmemiliki pengetahuan akan informasiakuntansi. Jadi dalam pengimplementasianteknologi yang digunakan sebagai mediapencatatan di butuhkan peran dari pihakBPR yang langsung mengevaluasi informasiyang di jalankannya kemudian di sesuaikandengan teknologi apa yang di butuhkan, jugaperlu di butuhkan SDM yang memahamitentang software aplikasi yang akan digunakan di dalam BPR seperti meberikanpelatihan internal atau mengikuti pelatihanexternal.

Dari pembahasan ke tiga faktor SkalaUsaha, SDM, dan Teknologi yang bisamendasari pemahaman SAK-ETAP di BankPerkreditan Rakyat Surabaya dan Sidoarjosesuai perumusan masalah yang di sajikan dibab 1, bedasarkan dari kuisoner yangdisebarkan sebanyak 35 responden yangberada di Surabaya dan Sidoarjo yangmampu mendasari dari ke tiga faktor yaituskala usaha, SDM, dan teknologi adalahfaktor Skala usaha, dan Sumber DayaManusia.

Dari 35 responden BPR di Surabaya danSidoarjo kita sebagai peneliti jugamenyajikan pertanyaan terbuka kepadaresponden yang berhubungan denganPemahaman SAK ETAP, Pajak, dan SelfAssessment. Pertanyaan tentang pajak danself assessment merupakan materi penelitiandari dosen pembimbing, penelitian inimerupakan penelitian kolaborasi antaramahasiswa dan dosen. Hasil deskriptifpertanyaan terbuka pajak dan selfassessment dari 35 responden BPR Surabayadan Sidoarjo mematuhi dan memahamiperpajakan di Indonesia dengan baik.Deskriptif umum tentang pemahamantentang SAK ETAP sebagian BPR sudahmenerapkan dengan baik seperti melakukanpencatatn akuntansi atas transaksi di BPRsesuai dengan SAK ETAP yang diwajibkandi Bank Perkreditan Rakyat.

KESIMPULAN, SARAN DANKETERBATASAN PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitianmengenai pemahaman SAK ETAP padaBank Perkreditan Rakyat yangmenggunakan direktur atau karyawan BankPerkreditan Rakyat di wilayah Surabaya danSidoarjo sebagai sampelnya. Tujuan daripenelitian ini adalah untuk mengetahuiseberapa besar tingkat pemahaman SAKETAP responden jika dilihat dari Skalausaha, SDM, dan Teknologi. Teknikpengambilan sampel penelitian inimenggunakan metode (stratified randomsampling). Penelitian ini dilakukan denganmenganalisis 35 responden. Analisis dalampenelitian menggunakan analisis faktor, darihasil analisis faktor menunjukkan bahwasemua faktor yang berjumlah empatmendasari terhadap pemahaman SAK ETAPdi BPR Surabaya dan Sidoarjo. Faktortersebut terdiri dari empat faktor utama danmengelompok menjadi dua faktor. Keempat faktor tersebut mampu mendasaridan berkorelasi terhadap pemahaman SAKETAP di BPR Surabaya dan Sidoarjo.Faktor tersebut adalah skala usaha, SDM,dan teknologi.

Pembahasan ke tiga faktor Skala Usaha,SDM, dan Teknologi yang bisa mendasaripemahaman SAK-ETAP di BankPerkreditan Rakyat Surabaya dan Sidoarjosesuai perumusan masalah yang di sajikan dibab 1, bedasarkan dari kuisoner yangdisebarkan sebanyak 35 responden yangberada di Surabaya dan Sidoarjo yangmampu mendasari dari ke tiga faktor yaituskala usaha, SDM, dan teknologi adalahfaktor Skala usaha dan Sumber DayaManusia.

Deskriptif umum tentang pemahamantentang SAK ETAP sebagian BPR sudahmenerapkan dengan baik seperti melakukanpencatatn akuntansi atas transaksi di BPRsesuai dengan SAK ETAP yang diwajibkan

Page 16: ARTIKEL ILMIAH Rizky - Institutional Repository

13

di Bank Perkreditan Rakyat. Adapunketerbatasan dalam penelitian ini yangmungkin bisa mengganggu hasil daripenelitian adalah sebagai berilut :

Responden Bank Perkreditan Rakyat yangdiperoleh di wilayah Surabaya sangatlahsedikit.

Banyaknya responden menolak untukmengisi kuesioner. Hal tersebut dikarenakansibuknya direktur maupun karyawan dankerahasiaan data dari beberapa BPRBerdasarkan penelitian yang telah dilakukanmaka peneliti memberikan saran yang dapatdigunakan sebagai bahan pertimbangan bagipeneliti selanjutnya, yaitu : Menambahkanruang lingkup serta objek penelitian. Perludilakukannya kontrol pengisian kuisionerdengan cara sebisa mungkin mendapatperijinan langsung terhadap pihak yangbersangkutan.

DAFTAR RUJUKANBank Indonesia. Surat Edaran Bank

Indonesia No. 12/14/DKBU -Pelaksanaan Pedoman AkuntansiBank Perkreditan Rakyat.

Bali Post. SAK-ETAP Pas dan Bermanfaatbagi BPR. Tanggal 14 Maret 2011.(online)(http://www.balipost.co.id/mediadetail.php?module=detailberita&kid=32&id=49191, diakses tanggal 3 Maret2012)

Chandra Dewi 2009. Faktor – faktor yangmempengaruhi Strategi PemberianKredit dan Dampaknya TerhadapNon Performing Loan. UniversitasDiponegoro Semarang.

Direktorat Kredit, BPR, dan UMKM. 2009.Kajian Mengenai Rumusan StandarMinimum Laporan Keuangan dan

Business Plan untuk UMKM. Hal 1-101.

Hadiyahfitriyah. 2006. Analisis Faktor –Faktor yang MempengaruhiPenggunaan Informasi AkuntansiPada Usaha Kecil dan Menengah.Universitas Negeri Jakarta. TesisMagister dipublikasikan.

Holmes, Scott and Des Nicholls. 1989.Modelling The AccountingInformation Requirement of SmallBusiness. Accounting and BusinessResearch, Vol.19. No.74, pp. 143-150

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2009.Standar Akuntansi Keuangan EntitasTanpa Akuntabilitas Publik. Jakarta:DSAK IAI.

Iman, Roy dan Tri, Ersa. 2009. PerbedaanSAK ETAP dengan PSAK. MajalahAkuntan Indonesia. EdisiNo.19/Tahun III/Agustus 2009.

Imam Ghozali. 2011. “Aplikasi AnalisisMultivariate Dengan Program IBMSPSS 16”. Semarang: BadanPenerbit Universitas Diponegoro.

Jan Hoesada. 2011. Pemahaman SAK-ETAPPada Usaha Kecil Menengah.Dipresentasi dalam SeminarNasional di Universitas NegeriMalang.

Muhamad Wahyudi. 2009. Analisis Faktor-faktor yang MempengaruhiPenggunaan Informasi AkuntansiPada Usaha Kecil dan Menengah(UMKM) di Yogyakarta. TesisMagister dipublikasikan.

Republik Indonesia. Undang-UndangRepublik IndonesiaNomor 10 Tahun1998 tentang Perubahan atasUndang-Undang Nomor 7 Tahun1992 tentang Perbankan.

Page 17: ARTIKEL ILMIAH Rizky - Institutional Repository

14

Sanyoto Rachmat. 2006. Analisis KondisiLingkungan (control environment)dalam sistem pengendalian intrnBank BTNU.Universitas DiponegoroSemarang.

Uma Sekaran. 2006. Metodologi Penelitianuntuk Bisnis. Jakarta: SalembaEmpat.

Wulandari, Sartika. 2011. PenerapanStandar Akuntansi Keuangan EntitasTanpa Akuntabilitas Publik (SAKETAP) pada Usaha Mikro Kecil danMenengah (Studi Kasus di KampungBatik Laweyan Surakarta).http://digilib.fkip.uns.ac.id. Diaksestanggal 16 Februari 2012.

Zhou, Lijuan. 2010. The Research on Issueand Countermeasures of AccountingInformation of SMEs. InternationalJournal of Business andManagement. March 2010, Vol. 5,No. 3. Hal 223-225.

Page 18: ARTIKEL ILMIAH Rizky - Institutional Repository

15

Page 19: ARTIKEL ILMIAH Rizky - Institutional Repository

16

CURRICULUM VITAE

Rizky Novian Putra

Probolinggo, 21th November 1988

Semampir aws 2 No.12 Surabaya

0857 3012 9197

[email protected]

Tinggi Badan : 171 cm

Berat Badan : 78 kg

Agama : Islam

Status : Belum menikah

Pendidikan Formal

2012 Kursus LBPP LIA Conversation Business

2008 – 2012 STIE Perbanas Surabaya Sarjana Ekonomi (Akuntansi Informasi Sistem)

IPK 2.94 (Skala 4.00) dengan predikat “ Baik “

2006 - 2007 Magistra Utama Diploma 1 Manajemen Informatika IPK 3.30 ( Skala 4.00 )dengan predikat “ Baik “

2003 – 2006 SMA 2 Bangkalan

Page 20: ARTIKEL ILMIAH Rizky - Institutional Repository

17

2000 – 2003 SMP 1 Kamal

1994 – 2000 SD Banyuajuh 3 Kamal

1992 – 1994 TK Sejahtera 2 Kamal

Pengalaman Organisasi

2010 – 2011 UKM Paduan Suara

2011 Ketua Pelaksana “ Try Out UKM Paduan Suara “

2010 Pagelaran Paduan Suara sebagai “ Perlengkapan “

Pengalaman Lainnya

Mei , 2011 Lulus tes Toefl – Like total score 460

Agustus, 2011 Magang di PT. Eka Silver & Gold Jewelry Surabaya sebagai“Akuntan”

Oktober, 2011 Mengikuti seminar yang berjudul “ Kejahatan di bidang keuangandan pencegahannya “

Juni, 2011 Mengikuti keanggotaan “ Perbanas Career Center “

Januari, 2010 Lulus tes ” SAP Overview ”

Maret, 2010 Lulus tes “ Desktop Application Training Profesional Level “partnership with STIE Perbanas Surabaya

Juni, 2010 Mengikuti seminar umum “ International Financial ReportingStandart ”

July, 2010 Lulus tes “ SAP Business Procesess In Financial Accounting “

April, 2009 Mengikuti seminar Intrnasional yang bejudul “ Syariah Banking AsAn Alternative Solution For Global Crisis “

Maret 2009 Lulus tes dasar komputer dengan predikat “ Memuaskan “

Mei 2007 Lulus Pendidikan dan Pelatihan “ Komputer Aplikasi Perkantoran“

Page 21: ARTIKEL ILMIAH Rizky - Institutional Repository

18

Mei 2007 Lulus Pendidikan dan Pelatihan “ Training For Excelent “

Mei 2007 Lulus Pendidikan dan Pelatihan “ English For Business “

Mei 2007 Lulus Pendidikan dan Pelatihan “ Computer For Graphic Desain

Keahlian

Bahasa English

Keahlian Komputer MS Office, SAP, ACL, Accurate, Photoshop, Macromedia, CorelDraw, Dll.

Hobby

Olahraga, Musik, Film

Karakteristik

Terbuka, Humor, Flexible