12
1 KERAJINAN BATIK TULIS MADURA KARYA HAJI SADILI DI DESA PAGENDINGAN KECAMATAN GALIS KABUPATEN PAMEKASAN Deka Perdana Putra Prodi S1 Pendidikan Seni Rupa Jurusan Seni dan Desain Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang Abstract: The research was conducted with the aim to describe the characteristic of Madurese batik owned by Haji Sadili. This research reveal the background to his Madura batik crafts, tools and materials used in making Madurese batik, the process of Haji Sadili’s Madurese batik-making, shape and color motifs Madurese batik works of Haji Sadili, symbolic meaning in the form of Madurese batik, and function resulting from the Haji Sadili’s Madurese batik. Each flower motifs in Haji Sadili’s Madurese batik always red. The red symbolizes the firmness and courage Madurese. Symbolic meaning in the forms and motifs Haji Sadili’s Madurese batik is spilled rice symbolizes life guidelines. Keywords: Batik, Pamekasan, Haji Sadili. Batik Tulis Madura, khususnya Batik Pamekasan memiliki corak dan desain yang khas. Corak warna-warni dengan warna yang kuat, style yang elegan dan kualitas yang istimewa menjadikan Batik Pamekasan diakui dan disukai oleh banyak desainer ternama di tingkat nasional maupun internasional. Oleh karena itu, batik khas Pamekasan mempunyai nilai jual yang sangat tinggi dan banyak diminati para wisatawan domestik atau mancanegara (Pemkab Pamekasan: 2010). Menurut Barcode (2010:71), motif dan warna yang tertuang dalam batik Madura sangat khas, motif flora dan fauna. Sedangkan untuk warna, warna cerah atau seperti kuning, oranye, merah, hijau muda yang banyak dipakai. Untuk motifnya, batik Madura biasanya bergambar burung, selain berupa cerita daerah setempat. Layaknya seperti komik, ceritanya beruntun. Madura memiliki pengrajin batik seperti yang telah diuraikan sebelumnya dengan kekhasan masing-masing yang secara umum tetap memiliki ciri khas batik Madura. Kajian mendalam terhadap batik Madura ini dapat menjadi salah satu upaya pelestarian batik sebagai warisan budaya nusantara. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penelitian ini difokuskan untuk mendeskripsikan latar belakang, alat dan bahan, proses pembuatan, bentuk

ARTIKEL ILMIAH. BISMILLAH ^_^

  • Upload
    vanhanh

  • View
    247

  • Download
    7

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ARTIKEL ILMIAH. BISMILLAH ^_^

1

KERAJINAN BATIK TULIS MADURA KARYA HAJI SADILI DI DESA PAGENDINGAN KECAMATAN GALIS KABUPATEN PAMEKASAN

Deka Perdana Putra

Prodi S1 Pendidikan Seni Rupa Jurusan Seni dan Desain Fakultas Sastra

Universitas Negeri Malang

Abstract: The research was conducted with the aim to describe the characteristic of Madurese batik owned by Haji Sadili. This research reveal the background to his Madura batik crafts, tools and materials used in making Madurese batik, the process of Haji Sadili’s Madurese batik-making, shape and color motifs Madurese batik works of Haji Sadili, symbolic meaning in the form of Madurese batik, and function resulting from the Haji Sadili’s Madurese batik. Each flower motifs in Haji Sadili’s Madurese batik always red. The red symbolizes the firmness and courage Madurese. Symbolic meaning in the forms and motifs Haji Sadili’s Madurese batik is spilled rice symbolizes life guidelines. Keywords: Batik, Pamekasan, Haji Sadili.

Batik Tulis Madura, khususnya Batik Pamekasan memiliki corak dan

desain yang khas. Corak warna-warni dengan warna yang kuat, style yang elegan

dan kualitas yang istimewa menjadikan Batik Pamekasan diakui dan disukai oleh

banyak desainer ternama di tingkat nasional maupun internasional. Oleh karena

itu, batik khas Pamekasan mempunyai nilai jual yang sangat tinggi dan banyak

diminati para wisatawan domestik atau mancanegara (Pemkab Pamekasan: 2010).

Menurut Barcode (2010:71), motif dan warna yang tertuang dalam batik

Madura sangat khas, motif flora dan fauna. Sedangkan untuk warna, warna cerah

atau seperti kuning, oranye, merah, hijau muda yang banyak dipakai. Untuk

motifnya, batik Madura biasanya bergambar burung, selain berupa cerita daerah

setempat. Layaknya seperti komik, ceritanya beruntun.

Madura memiliki pengrajin batik seperti yang telah diuraikan

sebelumnya dengan kekhasan masing-masing yang secara umum tetap memiliki

ciri khas batik Madura. Kajian mendalam terhadap batik Madura ini dapat

menjadi salah satu upaya pelestarian batik sebagai warisan budaya nusantara.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penelitian ini difokuskan

untuk mendeskripsikan latar belakang, alat dan bahan, proses pembuatan, bentuk

Page 2: ARTIKEL ILMIAH. BISMILLAH ^_^

2

motif dan warna, dan fungsi kerajinan batik tulis Madura karya Haji Sadili di

Desa Pagendingan Kecamatan Galis Kabupaten Pamekasan.

Penelitian berjudul Kerajinan Batik Tulis Madura Karya Haji Sadili di

Desa Pagendingan Kecamatan Galis Kabupaten Pamekasan ini penting untuk

dilakukan. Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mendeskripsikan

karakteristik kerajinan batik tulis Madura Karya Bapak Haji Sadili di Desa

Pagendingan Kecamatan Galis Kabupaten Pamekasan. Berdasarkan judul

penelitian dapat disimpulkan bahwa objek penelitian ini adalah kerajinan batik

Madura dengan fokus permasalahan latar belakang, alat, proses pembuatan,

bentuk motif, dan fungsi kerajinan batik tulis Madura karya Bapak Haji Sadili.

Penelitian yang berkaitan dengan kerajinan batik sudah pernah dilakukan

oleh peneliti lainnya, yakni Nur Fadillah (2010). Fadillah melakukan penelitian

yang berjudul Karakteristik Batik Madura antara Kabupaten Bangkalan dan

Pamekasan. Hasil penelitian Fadillah (2010) menunjukkan bahwa persamaan

motif batik Madura Bangkalan dan Pamekasan yaitu diambil dari tema-tema alam

seperti flora dan fauna, sedangkan perbedaannya yaitu motif batik Bangkalan

ditinjau dari bentuk dan garis lebih terkesan rumit, tegas dan teratur sedangkan

motif batik Pamekasan lebih terkesan dinamis dan sederhana. Persamaan

warnanya yaitu memakai warna-warna cerah maupun gelap dan yang paling

sering digunakan adalah warna merah dan hitam, sedangkan perbedaannya yaitu

tingkatan warna batik Bangkalan cenderung lebih gelap dan pekat

sedangkan batik Pamekasan cenderung lebih terang dan cerah.

Secara teoretis kegunaan penelitian ini adalah dapat memberikan

sumbangan terhadap kajian bidang ilmu seni rupa, khususnya kerajinan batik.

Selain itu juga dapat memberikan wawasan kepada peserta didik dalam

memahami pembuatan atau prosedur dalam proses pembuatan batik yang benar

dan tetap mempertahankan keaslian ciri khas batik tradisional. Secara praktis,

penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi kepada masyarakat luas

tentang keberadaan kerajinan batik tulis Madura karya Bapak Haji Sadili di Desa

Pagendingan Kecamatan Galis Kabupaten Pamekasan. Hasil penelitian ini juga

diharapkan dapat dijadikan acuan bagi peneliti lain yang akan melakukan

penelitian lanjutan sejenis.

Page 3: ARTIKEL ILMIAH. BISMILLAH ^_^

3

METODE

Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif. Penelitian ini

digolongkan sebagai penelitian kualitatif karena (1) objek dalam penelitian

kualitatif adalah objek yang alamiah (apa adanya, tidak dimanipulasi peneliti), (2)

peneliti sebagai instrumen kunci, (3) teknik pengumpulan data dilakukan secara

gabungan, (4) analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak peneliti

menyusun proposal, melaksanakan pengumpulan data di lapangan, sampai peneliti

mendapatkan seluruh data, dan (5) hasil penelitian kualitatif lebih menekankan

makna daripada generalisasi Peneliti berperan sebagai instrumen kunci dalam

penelitian ini. Dalam penelitian ini, objek penelitian yang akan diambil adalah

produk kerajinan batik Madura karya Haji Sadili di Desa Pagendingan Kecamatan

Galis Kabupaten Pamekasan.

Sumber data utama penelitian ini yaitu produk kerajinan batik Madura

karya Bapak Haji Sadili yang digali dari informan yakni Haji Sadili sebagai

pemilik industri kerajinan batik Madura, masyarakat setempat khususnya para ahli

batik lain, tokoh masyarakat, kepala desa dan masyarakat umum. Penelitian ini

menggunakan prosedur pengumpulan data teknik observasi dan wawancara.

Teknik observasi dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan-pengamatan

terhadap objek, baik secara langsung maupun tidak langsung. Teknik wawancara

digunakan untuk melengkapi data yang telah diperoleh dengan teknik observasi.

Melalui teknik wawancara, peneliti bisa mendapatkan data yang lengkap,

terperinci, serta tepat sasaran (terfokus pada masalah yang diteliti).

Data penelitian ini dianalisis menggunakan model Miles and Huberman.

Aktivitas dalam analisis yaitu data reduction, data display, dan conclusion

drawing/verification. Triangulasi yang dipakai dalam penelitian ini dicapai dengan

jalan membandingkan data hasil pengamatan, data hasil wawancara dengan isi

dokumen lain yang berkaitan dengan kerajinan batik, dengan tujuan memperoleh

suatu persamaan maupun perbedaan dalam data tersebut.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sesuai dengan tujuan penelitian ini, hasil penelitian dan pembahasannya

disajikan dengan urutan (1) latar belakang Haji Sadili dalam menekuni kerajinan

Page 4: ARTIKEL ILMIAH. BISMILLAH ^_^

4

batik tulis Madura, (2) alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan batik

tulis Madura karya Haji Sadili, (3) proses pembuatan batik tulis Madura karya

Haji Sadili, (4) bentuk motif dan warna batik tulis Madura karya Haji Sadili, (5)

makna simbolik dalam bentuk motif batik tulis Madura karya Haji Sadili, dan

(6)fungsi yang dihasilkan dari kerajinan batik tulis Madura karya Haji Sadili.

Latar Belakang Haji Sadili dalam Membuka Usaha Kerajinan Batik Tuis

Madura

Haji Sadili meneruskan usaha kerajinan batik tulis Madura ini dari orang

tuanya. Usaha tersebut sudah digeluti selama dua generasi oleh keluarga Haji

Sadili. Bapak Haji Sadili terjun langsung dalam pembuatan batik tulis Madura

sejak lulus SD dan mengembangkan industri rumah tangga tersebut menjadi

pabrik pada tahun 1981 dengan nama perusahaan “Tunas Harapan”. Haji Sadili

menempuh beberapa upaya dalam mengembangkan usaha batik Madura karyanya.

Upaya tersebut dapat diklasifikasikan menjadi upaya internal dan eksternal.

Upaya internal yang dilakukan Haji Sadili yakni senantiasa mempertahankan

kualitas dari karya batik tulis Madura karyanya agar tetap mendapatkan

kepercayaan masyarakat (konsumen). Upaya eksternal yang dilakukan Haji Sadili

yakni memasarkan batik tulis Madura karyanya langsung ke pasar Prenduan yang

merupakan salah satu pasar besar di perbatasan Pamekasan-Sumenep.

Alat dan Bahan yang Digunakan dalam Membuat Kerajinan Batik Tulis

Madura Karya Haji Sadili

Alat yang digunakan adalah sebagai berikut. Canting (Canteng) untuk

membuat desain awal dan menutup bagian-bagian yang lebih luas pada kain agar

tidak terkena warna pada proses pewarnaan. Tungku (Tomang) berupa tungku

kecil untuk memanaskan malam dan tungku besar digunakan pada proses merebus

kain sebelum dibatik (kettel) dan pelorotan . Bak berupa bak seng digunakan

dalam proses pewarnaan, pengettelan, dan pencucian dan bak plastik digunakan

sebagai wadah dalam proses pelorotan.Wajan untuk mencairkan malam. Kipas

untuk memperbesar nyala api di tungku.

Page 5: ARTIKEL ILMIAH. BISMILLAH ^_^

5

Bahan yang digunakan sebagai berikut. Kain mori merupakan bahan

utama dalam proses pembuatan batik tulis Madura karya Bapak Haji Sadili. Kain

sutra merupakan bahan yang digunakan sesuai pesanan (biasanya konsumen

menengah ke atas). Malam untuk menghalangi masuknya warna ke dalam kain

saat proses pewarnaan. Pewarna untuk mewarnai kain. Abu merang dan minyak

camplong digunakan pada waktu proses pengettelan.

Proses Pembuatan Batik Tulis Madura Karya Haji Sadili

Proses pembuatan batik tulis Madura Karya Bapak Haji Sadili adalah

sebagai berikut.

1. Kettel yakni proses memberi larutan abu merang yang dicampur dengan

minyak camplong pada kain selama satu minggu. Tujuan dari proses ini yakni

agar bekas lemak atau kotoran yang terdapat pada kain hilang sehingga warna

benar-benar meresap pada kain, dan mempertahankan kualitas warna (tetap

terang dan tidak cepat kusam).Nglorot yakni menghilangkan bekas minyak

camplong pada kain yang akan dibatik dengan menggunakan air abu merang,

setelah itu dicuci dengan air.

2. Memberi tepung kanji pada kain. Hal tersebut dilakukan agar malam mudah

terlepas dari kain pada proses pelorotan.

3. Mendesain atau menggambar motif pada kain dengan pensil, kemudian

menggambar dengan cating yang sudah terisi malam.

4. Menutupi bagian-bagian yang akan tetap berwarna putih (tidak berwarna)

dengan malam.

5. Melakukan pewarnaan pertama pada bagian yang tidak tertutup oleh malam.

Caranya dengan mencelupkan kain tersebut pada warna tertentu yang

diinginkan.

6. Menjemur kain sampai kering.

7. Melakukan proses pembatikan lagi, yaitu melukis dengan malam

menggunakan canting untuk menutup bagian yang akan tetap dipertahankan

pada pewarnaan yang pertama.

8. Melakukan proses pencelupan warna yang kedua.

Page 6: ARTIKEL ILMIAH. BISMILLAH ^_^

6

9. Pelorotan, menghilangkan malam dari kain tersebut dengan cara meletakkan

kain tersebut dalam air panas di atas tungku.

10. Melakukan kembali proses pembatikan dengan penutupan malam

(menggunakan alat canting) untuk menahan warna pertama dan kedua.

11. Membuka dan menutup malam berulang kali sesuai dengan banyaknya warna

dan kompleksitas motif yang diinginkan.

12. Pelorotan, yaitu merebus kain yang sudah berubah warna pada air diatas

tungku untuk meghilangkan malam yang melekat pada kain sehingga motif

yang sudah digambar akan tampak jelas.

13. Mencuci kain batik tersebut, kemudian mengeringkan dengan menjemur

sebelum dapat digunakan dan dipakai.

Bentuk Motif dan Warna Batik Tulis Madura Karya Haji Sadili

No. Bentuk Motif Warna 1. 2. 3. 4. 5.

Motif Antang (Teratai)

Motif Barras Dumpa (Beras Tumpah) Dipadu Motif Ranca’ (Dahan)

Motif Sesse’

Motif Daun

Motif Ris-liris

Background berwarna hijau dengan bunga berwarna merah dan pinggiran putih. Background berwarna hitam dengan motif beras tumpah dipadu dengan motif dahan dengan daun berwarna hijau dan bunga berwarna merah. Background berwarna putih dengan tepi sisik berwarna hitam, di dalam tepian sisik dihiasi motif tulang, sedangkan bagian dalam sisik terdapat bunga berwarna merah. Background berwarna putih dan hitam dengan baris-baris gelombang. Di dalam baris putih terdapat daun berwarna hitam dengan bunga merah. Dalam baris hitam terdapat daun berwarna putih berserakan Background berwarna hitam dan putih sejajar membentang lurus sehingga berbentuk belang-belang dengan hiasan bunga berwarna merah.

Page 7: ARTIKEL ILMIAH. BISMILLAH ^_^

7

6. 7. 9.

Motif Kembangan (Bunga)

Motif Sesse’ Dipadu dengan Motif Kembangan

Motif Serat Kayu

Background hitam dengan bintik-bintik berwarna merah dihiasi bunga merah dengan kelopak kuning dan merah disertai tangkai berupa garis putih putus-putus. Background sisik dengan garis merah dan kuning dihiasi bunga berwarna putih. Background biru dengan goresan garis coklat tua sehingga membentuk serat-serat kulit kayu

Makna Simbolik dalam Bentuk Motif dan Warna Batik Tulis Madura Karya

Haji Sadili

No. Bentuk Motif Warna Makna Simbolik 1. 2. 3.

Motif Antang (Teratai) Motif Barras Dumpa (Beras Tumpah) Dipadu Motif Ranca’ (Dahan) Motif Sesse’

Background berwarna hijau dengan bunga berwarna merah dan pinggiran putih. Background berwarna hitam dengan motif beras tumpah dipadu dengan motif dahan dengan daun berwarna hijau dan bunga berwarna merah. Background berwarna putih dengan tepi sisik berwarna hitam, di dalam tepian sisik dihiasi motif tulang,

Terinspirasi dari tumbuhan teratai yang mengapung di air. Beras tumpah melambangkan larangan hidup berfoya-foya. Manusia yang memiliki banyak harta sekalipun harus tetap berhemat dan tidak membuang-buang harta pada hal-hal yang negatif apalagi cenderung berfoya-foya yang diibaratkan seperti beras tumpah. Beras merupakan bahan makanan yang seharusnya bisa dipergunakan sebagaimana mestinya yang bila dimasak akan menjadi nasi dan dapat dinikmati oleh manusia. Motif sisik ikan ini melambangkan harapan para nelayan yang menginginkan tangkapan ikan melimpah.

Page 8: ARTIKEL ILMIAH. BISMILLAH ^_^

8

4. 5. 6. 7. 9.

Motif Daun Motif Ris-liris Motif Kembangan (Bunga) Motif Sesse’ Dipadu dengan Motif Kembangan Motif Serat Kayu

sedangkan bagian dalam sisik terdapat bunga berwarna merah. Background berwarna putih dan hitam dengan baris-baris gelombang. Di dalam baris putih terdapat daun berwarna hitam dengan bunga merah. Dalam baris hitam terdapat daun berwarna putih berserakan Background berwarna hitam dan putih sejajar membentang lurus sehingga berbentuk belang-belang dengan hiasan bunga berwarna merah. Background hitam dengan bintik-bintik berwarna merah dihiasi bunga merah dengan kelopak kuning dan merah disertai tangkai berupa garis putih putus-putus. Background sisik dengan garis merah dan kuning dihiasi bunga berwarna putih. Background biru dengan goresan garis coklat tua sehingga membentuk serat-serat kulit kayu

Terinspirasi dari daun di sekitar. Motif ris-liris ini melambangkan dua sisi kehidupan yakni gelap dan terang. Setiap motif kelopak bunga dalam batik tulis Madura karya Bapak Haji Sadili selalu berwarna merah. Merah di sini melambangkan ketegasan dan keberanian orang Madura. Motif ini melambangkan bahwa Madura juga menjaga kelestarian alam khususnya pepohonan seperti yang sedang gencar disuarakan pemerintah saat ini yakni penghijauan.

Page 9: ARTIKEL ILMIAH. BISMILLAH ^_^

9

Fungsi yang Dihasilkan dari Kerajinan Batik Tulis Madura Karya Haji

Sadili

Berdasarkan uraian tersebut, maka fungsi yang dihasilkan dari kerajinan

batik tulis Madura karya Bapak Haji Sadili dapat diklasifikasikan menjadi fungsi

praktis dan fungsi adat, sebagai berikut.

1. Fungsi Praktis

Menurut Haji Sadili, batik tulis Madura karyanya diolah oleh

konsumennya menjadi baju, sarung dan sampir.

2. Fungsi Adat

Batik tulis Madura karya Bapak Haji Sadili juga digunakan untuk acara

pernikahan. Pada umumnya, sampir batik tulis karya Bapak Haji Sadili yang

digunakan untuk acara pernikahan tersebut terbuat dari bahan kain sutra. Namun

tidak ada motif tertentu pada batik tulis Madura yang digunakan untuk acara

pernikahan seperti halnya batik Yogyakarta.

3. Fungsi Ekonomi

Haji Sadili dalam membuat Batik tulis Madura miliknya mempekerjakan

10 sampai 20 orang. Orang-orang tersebut berasal dari orang-orang di sekitar

tempat beliau tinggal sehingga secara tidak langsung industri batik tulis Madura

miliknya telah membantu mengangkat perekonomian para pekerjanya.

4. Fungsi Pendidikan Masyarakat

Selain mengangkat perekonomian para pekerjanya yang tidak lain adalah

orang disekitar tempat beliau tinggal atau tetangganya, industri Batik tulis Madura

Haji Sadili juga memberikan pendidikan pada para pekerjanya tersebut.

Pendidikan tersebut adalah memberikan bagaimana cara membuat Batik tulis

Madura, sehingga mereka tahu bagaimana cara membuat Batik tulis Madura dan

bisa mengajarkan apa yang mereka ketahui tentang Batik tulis Madura dari

industri Batik tulis Madura Haji Sadili pada orang lain.

5. Fungsi Bahasa (Komunikasi)

Batik tulis Madura karya Haji Sadili mempunyai makna simbolik dalam

beberapa motif di dalamnya. Hal tersebut juga berfungsi sebagai bahasa yang

berisi nasehat pada manusia yang diungkapkan secara visual lewat motif-motif

tersebut.

Page 10: ARTIKEL ILMIAH. BISMILLAH ^_^

10

6. Fungsi Pendidikan Sekolah

Dengan adanya penelitian ini industri Batik Tulis Madura milik Haji Sadili

juga memiliki fungsi bagi dunia pendidikan sekolah, khususnya sekolah-sekolah

di Madura. Pada pelajaran Seni Budaya pembuatan Batik tulis Madura Haji Sadili

ini dapat dijadikan acuan proses belajar-mengajar bagaimana cara membuat Batik

tulis Madura khususnya dalam Kompetensi Dasar berkarya seni rupa dengan

memanfaatkan teknik dan corak daerah setempat.

KESIMPULAN DAN SARAN

Bapak Haji Sadili merupakan penerus usaha batik tulis Madura milik

keluarganya. Alat dan bahan yang digunakan dalam membuat kerajinan batik tulis

Madura karya Haji Sadili memberikan pengaruh yang signifikan terhadap

karyanya. Alat yang digunakan yakni canting (canteng), tungku (tomang), bak,

wajan, dan kipas. Bahan yang digunakan yakni kain mori, kain sutra, malam,

pewarna, abu merang dan minyak camplong, dan tepung kanji.

Terdapat berbagai tahapan pada proses pembuatan batik tulis Madura

karya Haji Sadili. Proses diawali dengan tahapan kettle yaitu memberikan larutan

abu merang yang dicampur dengan minyak camplong pada kain selama satu

minggu. Bentuk motif terdiri dari motif antang (teratai), Motif barras dumpa

dipadu motif ranca’, Motif lis-liris, Motif sisik, Motif kembangan, Motif serat

kayu. Pada motif bunga Haji Sadili selalu menggunakan warna merah pada setiap

kelopaknya.

Makna simbolik dalam bentuk dan motif batik tulis Madura karya Haji

Sadili. Beras tumpah melambangkan larangan hidup berfoya-foya. Manusia yang

memiliki banyak harta sekalipun harus tetap berhemat dan tidak membuang-buang

harta pada hal-hal yang negatif. Motif sisik ikan melambangkan harapan para

nelayan yang menginginkan tangkapan ikan melimpah. Motif ris-liris

melambangkan dua sisi kehidupan yakni gelap dan terang. Merah kelopak bunga

melambangkan ketegasan dan keberanian orang Madura. Motif serat kayu

melambangkan bahwa Madura juga menjaga kelestarian alam khususnya

pepohonan seperti yang sedang gencar disuarakan pemerintah saat ini yakni

penghijauan. Fungsi yang dihasilkan dari kerajinan batik tulis Madura karya Haji

Page 11: ARTIKEL ILMIAH. BISMILLAH ^_^

11

Sadili dapat diklasifikasikan menjadi fungsi praktis, adat, ekonomi, pendidikan

masyarakat, bahasa (komunikasi) dan pendidikan sekolah.

Secara teoretis, penelitian ini memberikan gambaran karakteristik batik

tulis Madura karya Haji Sadili di Desa Pagendingan Kecamatan Galis Kabupaten

Pamekasan, meliputi: (1) latar belakang Bapak Haji Sadili dalam menekuni

kerajinan batik tulis Madura, (2) alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan

batik tulis Madura karya Haji Sadili, (3) proses pembuatan batik tulis Madura

karya Haji Sadili, (4) bentuk motif dan warna batik tulis Madura karya Haji Sadili,

(5) makna simbolik dalam bentuk motif batik tulis Madura karya Haji Sadili, dan

(6)fungsi yang dihasilkan dari kerajinan batik tulis Madura karya Haji Sadili.

Berdasarkan hal tersebut, perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk

pengembangan teori kerajinan batik khususnya batik tulis Madura. Secara praktis,

hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam pembuatan batik tulis Madura dan

dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam proses belajar-mengajar di sekolah,

khususnya pada mata pelajaran seni-budaya.

DAFTAR RUJUKAN

Arikunto, Suharsimi.2006. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik).

Jakarta: PT Rineka Cipta. Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi

Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka. Efendy, Arnie.2010. Sejarah Batik , (Online), (http://arniefendy.wordpress.com,

diakses 1 Maret 2011). Evin. 2008. Perkembangan Batik di Indonesia, (Online), (http://

www.belajartentangbatik.blogspot.com, diakses 7 Maret 2011). Fadilah, Nur. 2010. Karakteristik Batik Madura antara Kabupaten Bangkalan dan

Pamekasan. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Program Strata 1 Universitas Negeri Malang.

Hasan, Muhammad Tholchah, dkk. 2003. Metodologi Penelitian Kualitatif,

Tinjauan Teoritis dan Praktis. Surabaya: Visipress Offset. Kalsum, Umi. 2010. Batik Pamekasan, dari Madura Menembus Dunia, (Online),

(hhtp:// nasional.vivanews.com, diakses 11 Maret 2011).

Page 12: ARTIKEL ILMIAH. BISMILLAH ^_^

12

Kusumadhata, Utut. 2011. Mengenal Batik, (Online), (http:// prosesbatik.blogspot.com, diakses 1 Maret 2011).

Martudji, Tudji. 2010. Batik Pamekasan, dari Madura Menembus Dunia, (Online),

(http:// kosmo.vivanews.com, diakses 1 Maret 2011). Pemerintah Kabupaten Pamekasan. 2011. Batik Pamekasan, (Online), (http://

pamekasan.go.id, diakses 1 Maret 2011). Purwadarminta, W.J.S. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

Pustaka. Riyanto, Didik., dkk. 1997. Katalog Batik Indonesia. Yogyakarta : BPBK. Riyanto, Didik. 1997. Proses Batik: Batik Tulis, Batik Cap, Batik Printing. Solo:

CV Aneka. Sa’du, Abdul Aziz. 2010. Buku Panduan Mengenal dan Membuat Batik.

Jogjakarta: Harmoni. Savira. 2009. Batik Tulis Koleksi Oktober, (Online), (http://savirabatik.com,

diakses 7 Maret 2011). Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Sumiati, Deti. 2010. Pengertian dan Sejarah Perkembangan Batik, (Online),

(http:// dethie.blogspot.com, diakses 7 Maret 2011). Susanto, S.K Sewan. 1973. Seni Kerajinan Batik Indonesia. Yogyakarta: Balai

Besar Penelitian Batik dan Kerajinan, Lembaga Penelitian dan Pendidikan Industri, Departemen Perindustrian RI.

Tim Barcode. 2010. Batik. Jakarta: Tim Sanggar Batik Barcode. Universitas Negeri Malang. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Edisi

Kelima. Skripsi, Tesis, Disertasi, Artikel, Makalah, dan Laporan Penelitian. Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang.

Vibiz, Daily. 2010. Pengembangan Fungsi Batik untuk Kepentingan Pelestarian,

(Online), (http:// vibizdaily.com, diakses 7 Maret 2011).