368
LEMBAR PENGESAHAN ACUAN PERANCANGAN PROYEK : TUGAS AKHIR JUDUL : MENARA PT. PELNI DENGAN PENEKANAN KONSEP GREEN ARCHITECTURE DI MAKASSAR PENYUSUN : SITTI NURUL JUMRAH NO. STAMBUK : D511 08 256 PERIODE : I – TAHUN 2012 / 2013 Menyetujui, Pembimbing I Pembimbing II Ir. Hj, Yusni Mustari, M.Si Hj. Nurmaida Amri, ST,.MT NIP. 19490102 197503 2 001 NIP. 19671218 199512 2 001 Mengetahui, Ketua Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Baharuddin Hamzah, ST.,M.Arch.,PhD NIP. 19690308 199512 1 001

ACUAN PERANCANGAN - Unhas

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

LEMBAR PENGESAHAN

ACUAN PERANCANGAN

PROYEK : TUGAS AKHIR

JUDUL : MENARA PT. PELNI DENGAN PENEKANAN

KONSEP GREEN ARCHITECTURE DI

MAKASSAR

PENYUSUN : SITTI NURUL JUMRAH

NO. STAMBUK : D511 08 256

PERIODE : I – TAHUN 2012 / 2013

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II Ir. Hj, Yusni Mustari, M.Si Hj. Nurmaida Amri, ST,.MT NIP. 19490102 197503 2 001 NIP. 19671218 199512 2 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik

Universitas Hasanuddin

Baharuddin Hamzah, ST.,M.Arch.,PhD NIP. 19690308 199512 1 001

Page 2: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

i

MENARA PT. PELNI DENGAN PENEKANAN KONSEP

GREEN ARCHITECTURE DI MAKASSAR

ACUAN PERANCANGAN

OLEH :

SITTI NURUL JUMRAH D511 08 256

JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS HASANUDDIN 2012

Page 3: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

ii

LEMBAR PENGESAHAN

ACUAN PERANCANGAN

PROYEK : TUGAS AKHIR

JUDUL : MENARA PT. PELNI DENGAN PENEKANAN

KONSEP GREEN ARCHITECTURE DI

MAKASSAR

PENYUSUN : SITTI NURUL JUMRAH

NO. STAMBUK : D511 08 256

PERIODE : I – TAHUN 2012 / 2013

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II Ir. Hj, Yusni Mustari, M.Si Hj. Nurmaida Amri, ST.,MT. NIP. 19490102 197503 2 001 NIP. 19671218 199512 2 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik

Universitas Hasanuddin

Baharuddin Hamzah, ST.,M.Arch.,PhD NIP. 19690308 199512 1 001

Page 4: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

iii

KATA PENGANTAR

Bismillahi Rahmani Rahim

Segala puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT

Tuhan semesta alam yang maha pengasih lagi maha penyayang. Berkat

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

sebagai salah satu persyaratan dalam mengikuti ujian akhir pada Jurusan

Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin.

Saat menjalani pendidikan di Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik

Universitas Hasanuddin, penulis banyak mendapatkan motivasi serta

bantuan dari berbagai pihak hingga tahap penyelesaian tugas akhir ini.

Sehingga melalui kesempatan ini penulis ingin menghaturkan ucapan

terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada :

1. Ibu Ir. Hj. Yusni Mustari, M.Si selaku dosen pembimbing I, dan Ibu

Hj. Nurmaida Amri, ST.,MT. selaku dosen pembimbing II yang

telah meluangkan waktu dan memberikan arahan serta petunjuk

dalam penulisan ini.

2. Bapak Baharuddin Hamzah, ST.,M.Arch.,PhD selaku Ketua

Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin dan ibu

Wiwik Wahida Osman, ST.,MT. selaku Sekretaris Jurusan

Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin.

3. Bapak Prof. Dr. Ir. H. M. Ramli Rahim, M.Eng selaku pembimbing

akademik.

4. Ibu Ir. Riekje Hehanussa P. selaku Kepala Studio Tugas Akhir

Periode I tahun 2012/2013 Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik

Universitas Hasanuddin.

5. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Akademik Jurusan Arsitektur

Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin.

6. Kedua orang tua tercinta : Ayahanda Drs. H. Guswan Bakti dan

Ibunda Nurjanah, S.Pdi yang telah mengasuh serta mendidik

Page 5: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

iv

dengan penuh kasih dan sayang yang selalu memberikan doa restu

disetiap langkahku.

7. Saudara-saudaraku Nursy Qadariah dan Imam Hidayatullah,

terima kasih atas bantuan, dukungan dan doa kalian semua.

8. Teman terbaikku Wawan Kurniawan Saputra,terima kasih atas

semangat dan kasih sayang yang telah diberikan.

9. Sahabat-sahabatku Isnaeni Prameswari, Cindy Monica T.,

Nurfadhilah Aslim, Vicha F.Laloman, Annisa Gilang Y., Miftah

Munawar, Muthmainnah Syam, Puspita Utari, Reinny Devi F.R,

terima kasih atas kebersamaan baik sedih dan senang yang telah

diberikan

10. Teman-teman Arsitektur 2008, terima kasih atas motivasi yang

telah diberikan.

11. Teman-teman STUDIO AKHIR Periode I 2012/2013, terima kasih

atas motivasi dan canda tawanya.

12. Semua pihak yang telah membantu penulis baik secara langsung

maupun tidak langsung.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dari acuan

perancangan ini masih terdapat kekurangan, oleh karena itu dengan

senang hati penulis menerima kritikan berupa saran untuk

kesempurnaannya. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dalam proses

perkuliahan pada Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas

Hasanuddin.

Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan karunia-Nya

dalam segala aktivitas kita dan menilainya menjadi suatu ibadah di sisi-

Nya. Amin.

Makassar, 21 Juli 2012

Penulis,

Sitti Nurul Jumrah

D511 08 256

Page 6: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

v

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................. ii

HALAMAN JUDUL .......................................................................... iii

DAFTAR ISI .................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR ......................................................................... vii

DAFTAR TABEL ............................................................................. ix

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG………………………………………………… 1 B. RUMUSAN MASALAH …………..………………………………… 6 C. TUJUAN PERANCANGAN ……………….………………………. 7 D. MANFAAT PERANCANGAN ………………..………………….... 8 E. RUANG LINGKUP PERANCANGAN …………....………………. 9 F. METODE PEMBAHASAN ……………………….………………… 9 G. SISTEMATIKA PEMBAHASAN ………………………………….. 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. TINJAUAN UMUM PT.PELNI ……………………………………. 12 1. Pengertian Judul ………………………………………………. 12 2. Sejarah PT.PELNI ………………………………………......... 14 3. Visi Misi PT.PELNI ……………………………………………. 15 4. Sasaran PT.PELNI ……………………………………………. 15 5. Ruang Lingkup Kegiatan Usaha …………………………….. 16 6. Ragam Usaha PT.PELNI …………………………………….. 16 7. Struktur Organisasi PT.PELNI ……………………………….. 19

B. TINJAUAN UMUM KANTOR …………………………………….. 20

1. Sejarah Kantor …………………………………………………. 20 2. Defenisi Kantor ………………………………………………… 20 3. Fungsi Kantor ………………………………………………….. 21 4. Klasifikasi Kantor ……………………………………………… 22

Page 7: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

vi

C. TINJAUAN KONSEP GREEN ARCHITECTURE……………… 28 1. Latar Belakang ………………………………………………… 28 2. Definisi Green Architecture …………………………………... 29 3. Manfaat dan Keuntungan Dari Green Building …………….. 30 4. Prinsip-prinsip pada Green Architecture ……………………. 34 5. Sifat Pada Bangunan Arsitektur Hijau (Green Architecture). 43 6. Penggunaan Atap Hijau ………………………………………. 44 7. Studi Banding ………………………………………………….. 46

BAB III TINJAUAN KHUSUS PENGADAAN PT.PELNI TOWER DI MAKASSAR

A. TINJAUAN KONDISI DAN POTENSI KOTA MAKASSAR …… 71 1. Letak Geografis Kota Makassar …………………………….. 71 2. Kondisi dan Potensi Kota Makassar ………………………… 73 3. Kondisi Perekonomian dan Perdagangan ………………….. 77 4. Proyeksi Pengembangan PT.PELNI TOWER di Makassar.. 79

B. TINJAUAN PENGADAAN PT.PELNI TOWER DI MAKASSAR 82

1. Tinjauan Pengadaan dan Fungsi …………………………….. 82 2. Kondisi Kantor PT.PELNI TOWER di Makassar……………. 82

BAB IV KONSEP DASAR PERANCANGAN

A. PENDEKATAN KONSEP PERANCANGAN MAKRO ………… 85 1. Pendekatan Penentuan Lokasi ………………………………. 85 2. Pendekatan Penentuan Tapak ………………………………. 88 3. Konsep Pengolahan Tapak ………………………………… . 93 4. Pendekatan Tata Ruang Luar ……………………………….. 99 5. Pendekatan Sistem Sirkulasi Dalam Tapak ……………….. 102

B. PENDEKATAN KONSEP PERANCANGAN MIKRO …………. 105

1. Pendekatan Terhadap Bentuk dan Penampilan Bangunan 105 2. Pendekatan Program Ruang ………………………………… 108 3. Pola Hubungan Ruang ……………………………………….. 136 4. Pendekatan Konsep Dasar Pola Tata Ruang ……………… 138 5. Pendekatan Konsep Penentuan Sirkulasi ………………….. 140 6. Pendekatan Konsep Penataan Ruang Dalam/Interior ……. 142 7. Pemilihan Sistem Struktur , Modul dan Material Bangunan. 146 8. Sistem Utilitas dan Perlengkapan Bangunan………………. 151

DAFTAR PUSTAKA

Page 8: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur Organisasi Kantor Pusat PT.Pelni ……… ...................... 19

Gambar 2. Diagram klasifikasi gedung perkantoran ……. ............................ 23

Gambar 3. Tata Ruang Kantor Berkamar ……………………………… 24

Gambar . 4 Tata Ruang kantor Terbuka ........................................................ 25

Gambar 5. Tata Ruang Kantor Terbuka ........................................................ 25

Gambar 6. Tata Ruang Kantor …………………………….……………. 27

Gambar 7. Tata Ruang Kantor Kombinasi ……………………………...... 27

Gambar 8. Tata Ruang Kantor Kombinasi ……………………………………….. 27

Gambar 9. Potongan Atap Hijau dan Keterangan Lapisan ……………….. 46

Gambar 10. The EDITT Tower ……………………………………………. 47

Gambar 11. Denah The EDITT …………………………………………… 47

Gambar 12. Lansekap Vertikal ……………………………………………. 48

Gambar 13. Bird view The EDDIT ………………………………………… 50

Gambar 14. Wind Wing Wallas ………………………….......................... 50

Gambar 15. Sistem Penampungan Air …………………………………….. 52

Gambar 16. Sistem Pengolahan Limbah …………………………………... 53

Gambar 17. Fasade Workplace 6............................................................ 54

Gambar 18. Siteplan Workplace6............................................................ 56

Gambar 19. Potongan Workplace6.......................................................... 56

Gambar 20. Eksterior Workplace 6.......................................................... 57

Gambar 21. Interior Workplace 6............................................................ 57

Gambar 22. Tampak Depan 88 George Stree ……………………………………… 57

Gambar 23. Siteplan 88 George Street................................................... 60

Gambar 24. Potongan 88 George Street .................................................. 61

Gambar 25. Interior 88 George Street..................................................... 61

Gambar 26. Peta Kawasan Terpadu Kota Makassar................................... 72

Gambar 27. Peta Pengembangan Wilayah Kota dan Fungsi ……………..... 74

Gambar 28. Peta Kota Makassar …………………….............................. 87

Gambar 29. Tiga Alternatif Tapak di Kecamatan Ujung Pandang …………… 90

Page 9: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

viii

Gambar 30. Lokasi Terpilih.................................................................... 91

Gambar 31. Tapak Alternatif Terpilih ………………………………………. 92

Gambar 32. Arah Matahari dan Angin …………………………………….. 94

Gambar 33. View dari luar tapak ............................................................. 95

Gambar 34. View ke luar tapak .............................................................. 95

Gambar 35. Sumber Kebisingan............................................................ 96

Gambar 36. Zoning tapak daerah perencanaan........................................ .. 97

Gambar 37. Kebutuhan ruang parkir 90O …………………………………... 105

Gambar 38. Alur Sirkulasi Administrasi dan Manajemen …………………..... 115

Gambar 39. Alur Sirkulasi Pengunjung …………………………………..... 116

Gambar 40. Alur Sirkulasi Penunjang dan Pengelolah …………................... 116

Gambar 41. Alur Sirkulasi Service ………………………………………..... 117

Gambar 42. Contoh Luasan Unit Kantor Terkecil ………………………….... 119

Gambar 43. Pola Hubungan Antar Ruang ………………………………….. 136

Gambar 44. Tata Ruang Kantor Secara Horisontal ………………………..... 139

Gambar 45. Sistem Pengelompokan Secara Vertikal ………………………………. 139

Gambar 46. Sirkulasi Bentuk Grid …………………………………………………… 140

Gambar 47. Sirkulasi Bentuk Bebas ………………………………………. 141

Gambar 48. Pencahayaan Alami ............................................................. 145

Gambar 49. Skema Sistem Distribusi Air Bersih …………………………….. 151

Gambar 50. Skema Pembuangan Air Kotor ………………………………………….. 152

Gambar 51. Skema Distribusi Air Kotor Kloset ....................................................... 152

Gambar 52. Skema Sistem Pembuangan Sampah ………………………………….. 153

Gambar 53. Skema Sistem Mekanikal Electrikal ……………………………………… 153

Gambar 54. Skema Penanggulangan Bahaya Kebakara …………………..... 154

Gambar 55. Penangkal Petir Sistem Faraday ……………………………..... 155

Gambar 56. Penangkal Petir Sistem Tongkat Franklin …………………………….. 156

Page 10: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Green Architecture menurut Brenda dan Robert Vale............. 35

Tabel 2. Green Building menurut LEED-NC ………………................... 38

Tabel 3. Perhitungan Energi ……………………………………………... 51

Tabel 4. Studi Banding Green Building………………………................. 62

Tabel 5. Rencana Fungsi Struktur Tata Ruang Bagian Wilayah Kota

Makassar Tahun 2000 – 2011 ............................................... 75

Tabel 6. Pertumbuhan Perekonomian Kota Makassar …..……………. 78

Tabel 7. Jumlah Perusahaan Berdasarkan Prosentase Rata-Rata

Pertumbuhan Perusahaan di Makassar …………………….. 80

Tabel 8. Jumlah Perusahaan Menurut Golongan Usaha Di Kota

Makassar Tahun 2002-2008 ………………………………… 81

Tabel 9. Pembobotan Alternatif Lokasi ………………………………… 87

Tabel 10. Analisis Pembobotan Alternatif Tapak.......................................... 90

Tabel 11. Pengelompokan Kegiatan Pada Menara Pt.Pelni.......................... 109

Tabel 12. Daftar Peralatan Dan Tenaga Kerja........................................... . 113

Tabel 13. Besaran Ruang Kantor Unit Terkecil …….............................. 117

Tabel 14. Besaran Ruang....................................................................... 120

Tabel 15. Rekapitulasi Besaran Ruang …………………………………… 133

Tabel 16. Pembobotan Struktur ……………………………………………. 150

Page 11: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

x

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. Makassar Dalam Angka 2010

Birkeland, Janis. 2002. Design for Sustainability: A Sourcebook of

Integrated Ecological Solutions. London. Earthscan

Budiharjo, Eko.1997. Jati Diri Arsitektur Indonesia. Bandung : PT. Alumni.

Ching, Francis D.K. 1993. Arsitektur : Bentuk, Ruang dan Susunannya. ,

Jakarta: Erlangga

De Chiara, Joseph, John & Callender. 1973. Times Saver Standard For

Building Type. New York: Mc Graw Hill Book Company.

De Chiara, Joseph & Lee E. Koppelman. 1978. Standar Perencanaan

Tapak. Terjemahan Januar Hakim. Jakarta: PT. Erlangga.

Echols, Jhon M. dan Hassan Shadily. 2000. Kamus Inggris-Indonesia.

Jakarta: PT. Gramedia

Frick ,Heinz. 2007. Sistem Bentuk Bangunan. Yogyakarta: Kanisius

FuturArc Indonesia.2008. FuturArc Green Isue 2008.Jakarta: PT.BCI Asia

Georg. Lipsmeier. 1994. Bangunan Tropis. Jakarta: Erlangga.

Hakim,Rustan.2002.Arsitektur Lansekap. Jakarta: Bumi Aksara

Hazim, Nur Kholif. 2003. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya:

Terbit Terang

Juwana ,Jimmy S. 2005. Panduan Sistem Bangunan Tinggi. Jakarta:

Erlangga.

n

Neufert, Ernst. 1997. Data Arsitek Jilid 1 Edisi 33. Terjemahan Sunarto

Lechner,Norbert. 2007. Heating,Cooling,Lighting: Metode Desain untuk

Arsitektur; penerjemah, Sandriana Siti.Edisi 2. Jakarta: PT Raja

Grafido Persada

Maunsell,Faber.2002. Tall Buildings and Sustainability. London:

Corporation of Londo Tjahjadi. Jakarta: PT. Erlangga.

Page 12: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

xi

Neufert, Ernst. 1997. Data Arsitek Jilid II Edisi 33. Terjemahan Sunarto

Tjahjadi. Jakarta: PT. Erlangga.

Poerwadarminta, W. J. S, Kamus Umum Bahasa Indonesia, 1995, PN

Balai Pustaka.

Satmiko,Prasetyo .2002. Fisika Bangunan1 . Jakarta : Andi Jakarta

Satmiko,Prasetyo .2004. Fisika Bangunan 2. Jakarta : Andi Jakarta

Sarte, Bri.2010. Sustainable Infrastructure: The Guide to Green

Engineering and Design.USA: John Wiley & Sons, Inc.

Savitri,Esti,Marcel Ignatius, Imelda Anwar,dkk. 2007. indonesiaapartment.

Jakarta: PTGriya Asri Prima

Schaelter,Wolfgang.2001. Struktur Bangunan Bertingkat Tinggi. Bandung:

PT Rafika Aditama

Vale,Brenda and Robert.1991, Green Architecture Design for a

Sustainable Future. London:Thames and Hudson

Yudelson,Jerry.2007. Green Building A to Z;understanding the Language

of Green building.Canada: New Society Publishers

Media Elektronik

http://en.wikipedia.org/wiki/green_design, akses: 2/10/2011

http://en.wikipedia.org/wiki/green_building, akses : 3/10/2011

www.arcspace.com, akses 10/10/11

www.arquidocs.com, akses 10/10/11

www.greatbuildings.com, akses 5/10/11

www.pakubuwonoresidence.com, akses 28/10/11

www.seasoncity.com, akses 01/11/11

www.thamrinresidence.com, akses 01/11/11

www.trhamzahyeang.com, akses 01/11/11

www.worldarchitecturenews.com, akses 24/11/11

Page 13: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. UKURAN TUBUH MANUSIA SESUAI DENGAN

KEBUTUHAN TEMPAT SUMBER : ERNST NEUFERT,

DATA ARSITEK

Lampiran 2. LIVING ROOM, SUMBER : : JOSEPH DE CHIARA & JOHN

CALLENDER, TIME SAVER STANDAR FOR BUILDING

TYPES

Lampiran 3. DIMENSI RUANG KERJA, SUMBER : ERNST NEUFERT,

DATA ARSITEK

Lampiran 4. DIMENSI LAVATORY DAN WC, SUMBER : DIMENSI

MANUSIA RUANG DAN INTERIOR

Lampiran 5. JENIS DAN UKURAN TANAMAN PADA LANSEKAP,

SUMBER : STANDAR PERENCANAAN TAPAK

Lampiran 6. RUANG PARKIR, SUMBER : ERNST NEUFERT, DATA

ARSITEK

Lampiran 7. ROAD DIMENSIONS, SUMBER : ERNST NEUFERT, DATA

ARSITEK

Lampiran 8. SUMBER: GREEN BUILDING COUNCIL INDONESIA (GBCI)

Page 14: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

xiii

Page 15: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan suatu Negara kepulauan yang memiliki

luas wilayah lebih dari 5,2 juta kilometer persegi, dengan 17.508 pulau

yang berjajar di dalamnya. Sebagai Negara kepulauan. Pembagian

wilayahnya meliputi 2/3 bagian berupa lautan dan 1/3 bagiannya

adalah daratan. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai salah satu

Negara yang mempunyai garis pantai terpanjang di dunia, yakni

mencapai 80.791 kilometer. Mengingat luasnya wilayah Indonesia

yang sebagian besar berupa lautan, masyarakat internsional

menyebut Indonesia sebagai Benua Maritim (Maritime Continent).

Dengan berjajarnya pulau-pulau di Indonesia, sarana

transportasi yang tepat dan dapat dijangkau oleh masyarakat luas,

salah satunya adalah transportasi kapal laut. Dunia perkapalan ini

sudah tidak asing lagi bagi kita, karena sejarah bangsa Indonesia di

masa lampau telah menjadikan kapal sebagai sarana transportasi

penting dalam perdagangan yang bukan hanya antar pulau di

Indonesia saja, tetapi juga sampai keluar negeri.

Di masa sekarang ini, kapal laut masih tetap eksis sebagai

transportasi yang efektif dengan biaya yang dapat di jangkau oleh

masyarakat luas untuk bepergian keluar pulau. Maraknya harga tiket

pesawat terdapat yang murah, tetap dirasa cukup mahal bagi

masyarakat ekonomi menengah ke bawah. Itu sebabnya, mereke lebih

Page 16: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

2

memilih menggunakan kapal laut, yang harga tiketnya lebih

terjangkau.

Salah satu lembaga pemerintah yang bergerak di bidang

transportasi laut adalah PT.PELNI. Perusahaan ini berdiri pada

tanggal 28 April 1952, seiring dengan dibubarkannya Yayasan

PEPUSKA. Selain melayani penjualan tiket kpal laut, PT.PELNI juga

melayani jasa pengiriman barang.

Melihat peluang bisnis yang cukup menguntungkan, di

kemudian hari mulai bermunculan perusahaan-perusahaan swasta

yang juga bergerak di bidang pelayaran. Hal ini tentu berdampak pada

pendapatan PT.PELNI. agar tidak kalah bersaing dengan perusahaan

swasta, PT.PELNI harus mempunyai nilai tambah dibanding dengan

perusahaan pelayaran swasta lainnya. Didukung oleh perusahaan

yang cukup berpengalaman di bidangnya, dapat memberikan

pelayanan yang baik bagi pelanggannya, serta kenyamanan ruang

dan fasilitas interior yang mendukung, akan membuat PT.PELNI tetap

menjadi prioritas utama bagi calon penumpang ketika akan memilih

perusahaan pelayaran.

Dengan semakin banyaknya jumlah masyarakat Indonesia yang

mempunyai keperluan untuk bepergian menggunakan jasa

transportasi laut, maka ruang pelayanan pembelian tiket di PT.PELNI

ini kurang bias menampung ketika musim liburan tiba. Keadaan ruang

yang kurang nyaman juga menyebabkan orang yang antri membeli

tiket akan merasa cepat jenuh dan lelah. Hal yang sama juga

menyebabkan efektivitas kerja pegawai PELNI tidak bias maksimal,

karena kenyamanan sebuah ruang akan mempengaruhi psikologi

penggunanya.

Page 17: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

3

Berdasarkan hal di atas, perancangan bangunan PT.PELNI

diharapkan mampu mengatasi kendala yang dihadapi. Dengan

penataan ruang yang nyaman, teratur, dan sesuai dengan pola

hubungan antar ruang yang baik, mampu mendukung aktivitas yang

ada di dalamnya, akan membuat pengunjung maupun karyawan yang

bekerja di PT.PELNI tersebut merasa nyaman dan dapat bekerja lebih

semangat. Ketika efektivitas kerja meningkat, hal ini tentu akan

berdampak baik bagi pendapatan PT.PELNI.

Dengan adanya perancangan bangunan PT.PELNI ini,

diharapkan juga dapat menggairahkan kembali kehidupan transportasi

laut. Karena setelah kecelakaan beberapa kapal laut di awal tahun ini,

membuat orang enggan bepergian dengan kapal laut. Sekalipun

transportasi udara (pesawat terbang) dan salah satu transportasi

umum di darat (kereta api) juga mengalami kecelakaan. Namun,

kecelakaan kapal laut yang membawa dampak cukup besar bagi calon

penumpangnya, karena yang menjadi korban dari peristiwa tersebut

cukup besar jumlahnya. Dengan penataan bangunan yang menarik,

secara psikologi akan memberikan efek yang baik, yang nantinya akan

menarik calon penumpang untuk datang dan menggunakan jasa

PT.PELNI tersebut.

Pengaruh Pemanasan Global (Global Warming) Terhadap Konsep

Bangunan

Kepadatan dan pertumbuhan penduduk membuat kebutuhan

pangan dan lahan menjadi meningkat dan berakibat pada kerusakan

alam dan hutan. Di Indonesia, menurut data dari Green Peace, setiap

1 jam kerusakan hutan mencapai seluas 300 lapangan bola, hal ini

merupakan faktor utama meningkatnya laju emisi gas rumah kaca ke

Page 18: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

4

atmosfer. Padahal hutan merupakan paru-paru bumi dengan

menyerap CO2 dan diolah menjadi O2.

Menyusutnya luas hutan membuat konsentrasi CO2 merupakan

salah satu pemicu suhu bumi meningkat. Disamping itu, rusaknya

hutan berarti semua siklus ekosistim yang tergantung pada hutan dan

yang terkandung didalam tanah juga terganggu. Kepadatan penduduk

dibumi juga meningkatkan industri dan transportasi yang

menggunakan bahan bakar yang berasal dari sumber daya alam tak

terperbarui dalam jumlah besar, yaitu energi. Industri dan transportasi

mengeluarkan emisi atau gas buang dari hasil proses pembakaran

energi. Emisi dalam jumlah terbesar adalah CO2 mencapai 80% dari

total gas emisi pembakaran bahan bakar. Dari parahnya kerusakan

hutan dan melambungnya emisi dari gas buang dari industri dan

transportasi membuat konsentrasi CO2 menggantung di udara dan

menebalkan lapisan atmosfer, sehingga panas matahari terperangkap

dan mengganggu pelepasan panas bumi keluar atmosfer. Kondisi ini

juga berakibat pada turunnya hujan yang mengandung asam yang

disebut sebagai hujan asam yang membahayakan kelangsungan

mahluk hidup.

Dari semua kondisi di bumi tersebut suhu permukaan bumi

meningkat dan menimbulkan efek yang signifikan ya itu perubahan

iklim yang drastis, dan pemanasan global. Menurut Al-Gore, semenjak

revolusi industri dalam kurun waktu 20 tahun, suhu bumi meningkat 2

derajat, pada tahun 2100 diperkirakan naik sampai 58 derajat.

Pemanasan global yang terjadi diperkirakan dapat mencairkan es di

kutub dan naiknya permukaan air laut. Semua kondisi ini diawali oleh

kerusakan ekosistim di alam yang sangat parah, mulai habisnya

sumber daya alam yang tak terperbarui, dan rusaknya sumber daya

Page 19: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

5

alam lainnya. Kondisi ini merupakan suatu bencana ekologis yang

akan mengancam kualitas hidup manusia karena merupakan

penunjang kehidupan manusia.

Pemanasan global (global warming) menjadi salah satu isu

penting yang disuarakan di sejumlah negara. Gedung-gedung

bertingkat menjadi salah satu penyebab terjadinya pemanasan global.

Berdasarkan riset sebuah lembaga di Amerika Serikat, 68% total emisi

CO2 di bumi dihasilkan bangunan gedung bertingkat. Semua pihak

yang terlibat dalam bisnis properti dituntut untuk memasukkan agenda

upaya pengurangan laju pemanasan global sebagai prioritas

kebijakan. Sebab, isu pemanasan global ini memunculkan potensi

hilangnya pemasukan bagi pengembang, arsitek, konsultan

mekanikal-elektrikal, manajemen properti, dan bidang profesional

lainnya jika mereka tidak peduli dengan konsep bangunan yang

berwawasan lingkungan (green building). Untuk mengatasi

permasalah tersebut maka suatu bangunan kantor sewa juga harus

mempunyai konsep yang menarik perhatian pengusaha dan

konsumen untuk mengurangi pemanasan global yang terjadi di

Indonesia dan khususnya di Makassar sendiri.

Salah satu konsep yang menjadi pilihan para arsitek saat ini

adalah green architecture. Konsep Green architecture yaitu suatu

konsep perancangan untuk menghasilkan suatu lingkungan binaan

(green building) yang dibangun serta beroperasi secara lestari atau

kelanjutan. Berkelanjutan merupakan suatu kondisi dimana unsur-

unsur yang terlibat selama proses pemanfaatan atau operasi suatu

sistem sebagian besar dapat berfungsi sendiri, sedikit mengalami

penggantian atau tidak menyebabkan sumber lain berkurang jumlah

serta kualitasnya. Green architecture bukan sekadar membangun

Page 20: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

6

bangunan dengan taman dan pepohonan di kiri-kanan jalan. Lebih dari

itu, secara luas berarti berwawasan lingkungan dan proses

berkelanjutan meliputi keseimbangan ekologis, desain bangunan yang

ramah lingkungan, pemberdayaan bagi penghuni, serta penegakan

hukum sesuai tata ruang dan wilayah, juga memerhatikan etika dan

kenyamanan warga.

Proses pendekatan desain arsitektur yang menggabungkan

alam dengan teknologi, menggunakan alam sebagai basis design,

strategi konservasi, perbaikan lingkungan, dan bisa diterapkan pada

semua tingkatan dan skala untuk menghasilkan suatu bentuk

bangunan, lansekap, permukiman dan kota yang revolusioner dengan

menerapkan teknologi dalam perancangannya. Dengan menerapkan

konsep arsitektur hijau dilingkungan perkantoran maka setidaknya kita

akan menghemat energi yang kita gunakan. Diharapkan dengan

konsep perancangan yang berdasar pada keseimbangan alami ini

dapat mengurangi pemanasan global sehingga suhu bumi tetap

terjaga. Satu penyumbang terbesar bagi pemanasan global dan

bentuk lain dari perusakan lingkungan adalah industri konstruksi

bangunan. Itu berarti bahwa penerapan konsep desain yang

berwawasan lingkungan di Indonesia khususnya di Makassar masih

sangat perlu ditingkatkan.

B. RUMUSAN MASALAH

Dalam latar belakang masalah terjadi dijelaskan, bahwa

perancangan bangunan PT.PELNI dimaksudkan untuk menjawab

permasalah yang ada di dalamnya. Adapun masalah-masalah pokok

tersebut dijabarka dalam rumusan-rumusan sebagai berikut:

Page 21: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

7

1. Bagaiman merancang bangunan yang mampu meningkatkan

pelayanan publik serta menghadirkan citra PT.PELNI ?

2. Bagaimana menerapkan komposisi antara arsitektur organic dan

green architecture pada bangunan PT.PELNI di Makassar ?

3. Bagaimana menentukan konsep bangunan PT.PELNI di Makassar

yang sustainable dan dapat membantu mengurangi pemanasan global.

C. TUJUAN PERANCANGAN

Berdasarkan dari rumusan masalah yang telah dijabarkan,

perancangan ini ditujukan untuk mendapatkan pemecahan masalah

yang berkaitan dengan pembangunan Kantor PT.PELNI.

Ada tujuan-tujuan tersebut diantaranya

1. Menghasilkan perancang Kantor Pelayanan Publik PT.PELNI yang

efisien, mampu menampung aktivitas di dalamnya, dan sesuai

dengan kapasitas kebutuhan ruang, serta dapat memberikan

suasana yang nyaman bagi penggunanya dan menarik. Citra

PT.PELNI dihadirkan melalui suasana kantor yang diciptakan.

2. Merancang ruang dengan sistem open plan, sehingga kapasitas

tiap ruang dapat dimaksimalkan. Dan menata ruang kantor yang

sesuai dengan pola hubungan antara ruang, yang ditentukan oleh

keterkaitan hubungan kerja tiap divisi.

3. Merancang Kantor Pelayana Publik PT.PELNI dengan suasana

yang berbeda dari kantor pemerintah lainnya dan dengan

memberikan fasilitas tambahan, yang dapat menunjang pelayanan

PT.PELNI.

Page 22: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

8

4. Merancang fasilitas ruang penunjang dengan suasana yang

nyaman dan menarik, yang mendukung pelayanan publik, serta

mampu memberikan konstribusi menguntungkan bagi PT.PELNI.

5. Membuat konsep bangunan PT.PELNI di Makassar yang

sustainable, mampu mengurangi masalah lingkungan (global

warming) serta mengurangi pengunaan sumber daya, energi.

6. Membuat tampilan fisik bangunan baik interior ataupun eksterior

yang sesuai dengan konsep arsitektur organik dan green

architecture.

D. MANFAAT PERANCANGAN

Perancangan kantor memiliki manfaat baik pengunjung yang juga

merupakan calon penumpang dari kapal PT.PELNI dan juga bagi

karyawan yang bekerja di dalamnya. Manfaat secara rinci dijelaskan

sebagai berikut :

1. Bagi Penyusun

Dapat memperkaya pengetahuan tentang penataan sebuah

kantor pelayanan publik yang bergerak di bidang pelayaran.

2. Bagi Pengunjung

Perancangan ini akan memberikan suasana yang berbeda

dengan kantor pelayanan publik pada umumnya. Dengan

menata area penjualan tiket lebih astetis dan efisien,

diharapkan dapat menambah kenyaman orang yang akan

membeli tiket ketika berada d ruang itu.

Page 23: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

9

3. Bagi Karyawan PT.PELNI

Perancangan ini diharapkan akan membuat efektivitas kerja

meningkat. Denga suasana ruang open plan yang nyaman,

keadaan yang lebih teratur dan lebih menarik, akan membuat

suasana kerja menjadi semangat, mempermudah kerja team

work, serta meningkatkan efektivitas kerja. Hal ini akan

menguntungkan perusahaan, karena dapat meningkatkan

pendapatannya.

E. RUANG LINGKUP PERANCANGAN

Pembahasan ditekankan pada disiplin ilmu arsitektur seperti

bagaimana menentukan fisik bangunan dan lainnya. Sedangkan

disiplin ilmu lain akan dibahas apabila ada keterkaitan nantinya.

F. METODE PEMAHASAN

Adapun metode pembahasan yang dilakukan adalah metode

deskriptif yaitu dengan pengumpulan sumber data primer dan

sekunder kemudian dijelaskan dan dianalisa dalam bentuk uraian.

Data–data yang diperoleh dengan cara :

1. Studi literatur yaitu mempelajari buku-buku maupun brosur-brosur

yang berkaitan dengan teori, konsep atau standar perencanaan

Kantor Komersial (PT.PELNI) yang digunakan dalam penyusunan

program.

Page 24: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

10

2. Observasi objek / survey dengan melakukan pengamatan pada

beberapa objek yang berkaitan dengan perencanaan Kantor

Komersial (PT.PELNI).

3. Studi Komparasi dengan melakukan studi data atau studi

perbandingan terhadap bangunan–bangunan sejenis yang ada

dengan melihat sistem kegiatan dan pelayanannya, melalui

internet.

G. SISTEMATIKA PEMBAHASAN

Dari data – data yang diperoleh di atas maka tahapan berikutnya yaitu

Metodologi Perancangan di mana di dalamnya terdapat rumusan –

rumusan sebagai berikut.

Bab I : Pendahuluan

Membahas tentang latar belakang, rumusan masalah,

tujuan dan sasaran, lingkup pembahasan, metode

pembahasan serta sistematika pembahasan.

Bab II : Tinjauan Pustaka

Merupakan tinjauan secara umum tentang perkantoran

dan PT.Pelni sebagai wadah komersial yang meliputi

unsure-unsur kegiatan, fungsi dan pelayanannya. Serta

merupakan tinjauan khusus mengenai pengertian, cirri,

aspek, serta system-sistem yang diterapkan pada

bangunan Green Architecture.

Page 25: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

11

Bab III : Tinjauan Khusus Kota Makassar Terhadap PT.Pelni

Tower yang Menerapkan Konsep Green Architecture

Merupakan analisis pengadaan PT.Pelni Tower di

Makassar sebagai objek perencanaan serta factor

penentu pengadaannya. Serta membahas mengenai

tinjauan non fisik dan analisa perwujudan fisik pada

perancangan PT.Pelni Tower.

Bab IV : Konsep Dasar Perancangan

Membahas mengenai konsep perancangan yang meliputi

pendekatan kansep makro dan mikro perancangan PT.

Pelni Tower.

Page 26: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

12

Page 27: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

TABEL 4, STUDI BANDING GREEN BUILDING

Keterangan The Eddit Tower Workplace6 George Street

Kesimpulan dan akan dijadikan referensi

Gambar

Fasade bangunan nantinya merupakan kombinasi

antara tembok, kaca dan juga vegetasi

Arsitek Dr. Ken Yeang Michael Morgan , Ken NG, Lillian S. Arli Gerrard Reinmuth

Lokasi Singapura 44 Pirrama Road, new South Wales, Australia St. George- The Rocks, Australia

Green Building bersifat universal, namun konsep desain di setiap Negara nantinya akan

berbeda-beda disesuaikan dengan wilayah yang digunakan

Luas site 6,033 m2 7.307 m2 495 m2

Jumlah Lantai 26 Lantai 6 lantai 7 lantai

Fungsi Expo Building , Serba Guna Kantor sewa Kantor sewa

Page 28: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

Energi - Menggunakan sistem yang dikenal dengan

nama “Hyvent” dimana ventilasi alami

mencapai maksimum, dan disediakan AC

ketika dibutuhkan.

- Membuat pembayangan oleh matahari

terhadap kaca jendela

- Penangkap air hujan yang berbentuk seperti

kulit kerang

- Panel photovoltaic

- Mengumpulkan air

- Pantulan cahaya matahari pada langit-langit

- Gas yang dihasilkan dari generator panas

untuk membangkitkan energi untuk kebutuhan

site, yang mengurangi beban puncak sampai

25%. Sisa panas generatornya kemudian

digunakan untuk meningkatkan sebuah chiller

penyerap yang dapat membantu untuk

mendinginkan bangunan

- atap dilengkapi dengan panel solar yang

dapat digunakan untuk memanaskan air yang

terdapat di dalam bangunan, yang

mengurangi konsumsi energi

- Energi yang dapat diperbaharui seperti

GreenPower mencatat 25% dari konsumsi

energi, yang dapat mengurangi emisi dari

bangunan.

- Sistem AC menggunakan Sistem pembagian udara

yang menghemat 40% CO2, diestimasikan 136.000

kg/tahun.

- Memakai sistem meteran pribadi bagi penyewa,

sehingga membuat penggunaan energi menjadi

lebih baik

- Menggunakan zona lighting kurag lebih 100 m2 di

setiap lantai untuk mengurangi konsumsi energi

- Menggunakan system daylight sensor

- Menggunakan sistem yang dikenal dengan

nama “Hyvent” dimana ventilasi alami mencapai

maksimum, dan disediakan AC ketika

dibutuhkan

- Panas buangan AC, digunakan untuk

memaskan air

- efisien air dengan penangkap air hujan, daur

ulang air sehingga dapat digunakan kembali

untuk kebutuhan pada bangunan

- menggunakan panel surya (dipertimbangkan)

Page 29: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

Air bangunan ini, dapat menyediakan 55,1% dari

penggunaan air terhadap bangunan

(tampungan air hujan dan daur ulang air kotor)

Sebuah kombinasi alat efisien termasuk keran ,

showers, dan toilet yang digunakan untuk

mengurangi konsumsi air. Konsumsi air juga

dikurangi dengan menggunakan alat perubah

panas air laut pada pelabuhan sebagai

pengganti Cooling Tower. Proyek termasuk

perawatan air kotor (black water) yang

mengumpulkan seluruh air buangan bangunan

dan mendaur ulangnya untuk keperluan air yang

tidak dapat diminum. Seperti untuk mengairi

irigasi pada taman di sampingnya

- Menggunakan alat penghemat air pada bangunan,

- Menggunakan system AC VRV (Variable Refrigrant

Volume) yang dihubungkan ke alat perubah panas

pelabuhan yang akan menyimpan sekitar 3,8 juta

liter pertahun.

- Menggunakan meteran pribadi bagi penyewa

- Menggunakan pengubah panas pelabuhan pada

system AC dan menempatkan cooling Tower dan

mengurangi aliran air kotor

- Menggunakan alat penghemat air pada

bangunan,

- Memanfaatkan air hujan dan juga air daur ulang

guna kebutuhan bangunan

Material Pada umumnya , bangunan memiliki masa

hidup 100 - 150 tahun dan akan berubah fungsi

dari waktu ke waktu. Desain bangunan ini

mengadopsi Loose-fit untuk memfasilitasi

perubahan fungsi di masa depan. Fitur yang

digunakan seperti:

1. Skycourts ( bisa dikonversi menjadi kantor

pada masa depan)

2. Partisi / sekat yang dapat dipindahkan

- Material dipilih dengan hati-hati untuk

meminimalisir dampak negative lingkungan.

- Material bangunan dipilih seperti beton yang

dapat didaur ulang seperti precast . Dan juga,

beton jenis Low-volatile organic compound

(campuran organic yang dapat menguap) dan

produk bangunan yang rendah kadar

formaldehida

- larpet dan cat yang digunakan melalui proyek

- - Material bangunan yang digunakan haruslah

yang ramah lingkungan

- Material bangunan dipilih seperti beton yang

dapat didaur ulang seperti precast

- Dan juga, beton jenis Low-volatile organic

compound (campuran organic yang dapat

menguap) dan produk bangunan yang rendah

kadar formaldehida.

- Mengunakan partisi dan lantai yang dapat

Page 30: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

3. Lantai yang dapat dipindahkan

Desain yang fleksibel (pada awalnya sebuah

bangunan expo yang serba guna, pada masa

depan mungkin bisa digunakan sebagai kantor

dengan area nettonya sebesar 9,288 m² pada

75% efisiensi atau sebagai apartemen)

untuk mengurangi gangguan pada

bangunan,sehingga kualitas udaranya juga

meningkat 50% .

dipindahkan

- Memaksimalkan material kaca

Pencahayaan Alami

- berorientasi ke arah selatan untuk

memaksimalkan perolehan sinar matahari

selama musim dingin dan juga solar shading

selama musim panas.

- Cahaya yang masuk melaui jendela kaca

dapat mengurangi konsumsi energi lisrik pada

siang hari

- Atrium terbuka Tidak ada ujung plat lantai

yang lebih dari 12m dari jendela luar atau

atrium, yang memungkinkan karyawan-

karyawan di dalam bangunan yang memiliki

akses ke daerah pencahayaan alami dan

ventilasi.

- Cahaya yang masuk melaui jendela kaca dapat

mengurangi konsumsi energi lisrik pada siang hari

- Meminimalisir pencahayaan pada fasade, terutama

pencahayaan sekitar bangunan

- berorientasi ke arah utara-selatan

- jika memungkinkan, bangunan memiliki atrium

terbuka atau void

- memaksimalkan kaca

- memiliki penghalang matahari untuk

meminimalisir silau

Page 31: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

- Bangunan juga memiliki penghalang

matahari untuk meminimalisir silau

Penghawaan Alami

- wind wing walls menggunakan konsep radikal

dari pompa kantung udara sebagai

penyeimbang angin yang berada diluar dari

tower

- Bertujuan meningkatkan ventilasi alami, dan

mengurangi kapasitas angin di sekitar

bangunan.

jendela yang dapat digerakkan untuk

memasukkan udara segar sehingga para

penyewa bangunan dapat menikmatinya.

Sebagai tambahan, teknologi pendingin balok

digunakan untuk mendinginkan dan mensirkulasi

ulang udaranya.

- Memanfaatkan jendela dan juga ventilasi silang

- Tingkat ventilasi yang tinggi ( 50% lebih tinggi dari

standar Australia)

- Memanfaatkan jendela dan juga ventilasi silang

- wind wing walls menggunakan konsep radikal dari

pompa kantung udara sebagai penyeimbang

angin yang berada diluar dari tower

Penghawaan buatan

Menggunakan AC Menggunakan AC dengan sisitem chiller - AC menggunakan Sistem pembagian udara yang

menghemat 40% CO2, diestimasikan 136.000

kg/tahun.

- Menggunakan nonozon refrigerant pada sistem

- Menggunakan AC yang hemat energy dan ramah

lingkungan

- Menggunakan AC dengan sisitem chiller

Page 32: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

pendingin ruangan

Transportasi Membuat parkir sepeda pada bangunan

- Membuat parkir sepeda pada bangunan

- Meminimalisir ruang parkir untuk membudayakan

berjalan kaki, atau menggunakan kendaraan umum

- Pengelolaan area parkir kendaraan dengan baik

Kualitas

Lingkungan

dalam ruangan

- Dinding dan lantainya yang membantu

menstabilitasikan temperature dalam ruangan

- Menggunakan cat VOC (Volatile Organic Compound)

dan formaldehid rendah MDF (medium density

fibreboard) selama proses konstruksi

- Lebih dari 60% ruangan kantor memiliki view ke luar

bangunan.

- Menggunakan insulasi kebisingan sehingga dapat

mereduksi kebisingan dan menciptakan kenyamanan

dalam ruangan dengan

Menggunakan instalasi air-exhaust disetiap lantai

untuk meminimalisir polusi udara yang dihasilkan

selama melakukan aktivitas fotokopi dan percetakan.

- Menggunakan insulasi kebisingan sehingga dapat

mereduksi kebisingan dan menciptakan

kenyamanan dalam ruangan dengan

menggunakan instalasi air-exhaust disetiap lantai

untuk meminimalisir polusi udara

- Dinding dan lantainya yang membantu

menstabilitasikan temperature dalam ruangan

Page 33: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

12

pBAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum PT.Pelni

1. Pengertian Judul

a. PT (Perseroan Terbatas)

1) PERSEROAN TERBATAS adalah badan hukum yang

merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan

perjanjian, dan melakukan kegiatan usaha dengan modal

dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham – Undang-

undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas (UUPT). Sebagai Badan Hukum, Perseroan Terbatas

dianggap layaknya orang-perorangan secara individu yang

dapat melakukan perbuatan hukum sendiri, memiliki harta

kekayaan sendiri, dan dapat dituntut serta menuntut di

depan pengadilan. (Dadang Sukandar, 2011).

2) Perseroan terbatas merupakan organisasi bisnis yang

memiliki badan hukum resmi yang dimiliki oleh minimal dua

orang dengan tanggung jawab yang hanya berlaku pada

perusahaan tanpa melibatkan harta pribadi atau

perseorangan yang ada di dalamnya. Di dalam PT pemilik

modal tidak harus memimpin perusahaan, karena dapat

menunjuk orang lain di luar pemilik modal untuk menjadi

pimpinan. Untuk mendirikan PT / persoroan terbatas

dibutuhkan sejumlah modal minimal dalam jumlah tertentu

dan berbagai persyaratan lainnya. (Berdasarkan Pasal 1

ayat (1) Undang-undang Republik Indonesia No. 1 tahun

1995).

Page 34: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

13

b. Pelni

1) Pelayaran Nasional Indonesia (Kamus Besar Bahasa

Indonesia, Edisi III, DEPDIKBUD, BALAI PUSTAKA, 2002)

c. Tower

1) Bangunan yang tinggi

2) UHdaerah tersebut. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi

III, DEPDIKBUD, BALAI PUSTAKA, 2002).

d. Dengan

1) Beserta, bersama-sama.

2) Dan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi III,

DEPDIKBUD, BALAI PUSTAKA, 2002).

e. Konsep

1) Rancangan atau buram surat, dsb.

2) Ide atau pengertian yang di abstrakkan dari peristiwa

komkret.

3) Gambaran mental dari objek, proses, atau apapun yang ada

diluar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk

memahami hal-hal lain. (Kamus besar Bahasa Indonesia,

EDISI III, DEPDIKBUD, BALAI PUSTAKA, 2002).

f. Green Architecture

1) Proses rancang bangun untuk mengurangi dampak

lingkungan yang kurang baik, meningkatkan kenyamanan

manusia dengan peningkatan efisiensi, pengurangan

penggunaan sumber daya, energi dan pemakaian lahan,

maupun pengelolaan sampah yang efektif dalam tataran

arsitektur (Dennie Arga, 2010).

2) Arsitektur yang berwawasan lingkungan dan berlandaskan

kepedulian tentang konservasi lingkungan global alami

Page 35: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

14

dengan penekanan pada efisiensi energi (energy-efficient),

pola berkelanjutan (sustainable) dan pendekatan holistik

(holistic approach) (N. Poeng, 2010).

g. Di

1) Kata depan untuk menandai tempat, waktu, akan kepada.

(Kamus besar Bahasa Indonesia, EDISI III, DEPDIKBUD,

BALAI PUSTAKA, 2002).

h. Makassar

1) Ibu Kota Provinsi Sulawesi Selatan

Jadi, PT.Pelni Tower dengan Konsep Green

Archietecture di Makassar adalah suatu bangunan tinggi

dengan konsep rancangan arsitektur yang berwawasan

lingkungan dan berlandaskan kepedulian tentang konservasi

lingkungan yang memiliki badan hukum resmi yang dimiliki

oleh minimal dua orang dengan tanggung jawab yang hanya

berlaku pada perusahaan tanpa melibatkan harta pribadi atau

perseorangan yang ada di dalamnya.

2. Sejarah PT.PELNI

Sejarah berdirinya PT.PELNI bermula dengan

dikeluarkannya Surat Keputusan Bersama (SKB) antara Menteri

perhubungan dan Meteri pekerjaan Umum tanggal 5 September

1950 yang isinya mendirikan Yayasan Penguasaan Pusat Kapal-

kapal (PEPUSKA).Latar belakang pendirian yayasan PEPUSKA di

awali dari penolakan pemerintah Belanda atas permintaan

Indonesia untuk mengubah status maskapai pelayaran Belanda

yang beroperasi di Indonesia.N.V. K.P.M (Koninklijke Paketvaart

Page 36: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

15

Matschappij) menjadi Perseroan Terbatas (PT). Pemerintah

Indonesia juga mengingatkan agar kapal-kapal KPM dalam

menjalankan operasi pelayarannya di perairan Indonesia

menggunakan bendera Merah Putih. Pemerintah Belanda dengan

tegas menolak semua permintaan yang diajukan oleh pemerintah

Indonesia.

Dengan modal awal 8 (delapan) unit kapal dengan total

tonage 4.800 DWT (death weight ton), PEPUSKA berlayar

berdampingan dengan armada KPM yang telah berpengalaman

lebih dari setengah abad. Persaingan benar-benar tidak seimbang

ketika itu, karena armada KPM selain telah berpengalaman,jumlah

armadanya juga lebih banyak serta memiliki kontrak-kontrak

monopoli.

Akhirnya pada 28 April 1952 Yayasan PEPUSKA resmi

dibubarkan. Pada saat yang sama didirikanlah PT.PELNI dengan

berdasarka Surat Keputusan Menteri Perhubungan Nomor M.2/1/2

tanggal 28 Februari 1952 dan No. A.2/1/2 tanggal 19 April 1952,

serta Berita Negara Republik Indonesia No. 50 tanggal 20 Juni

1952.Sebagai Presiden Direktur Pertamanya diangkatlah R.

Ma’moen Soemadipraja (1952-1955).

Delapan unit kapal milik PEPUSKA diserahkan kepada

PT.Pelni sebagai modal awal. Karena dianggap tidak mencukupi

maka Bank Ekspor Impor menyediakan dana untuk pembelian

kapal sebagai tambahan dan memesan 45 “coaster” dari Eropa

Barat. Sambil menunggu datangnya “coaster” yang dipesan dari

Eropa.PELNI mencarter kapal-kapal asing yang terdiri dari

berbagai bendera.Langkah ini diambil untuk mengisi trayek-trayek

yang ditinggalkan KPM.Setelah itu satu persatu kapal-kapal yang

Page 37: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

16

dicarter itu diganti dengan “coaster” yang datang dari

Eropa.Kemudian ditambah lagi dengan kapal-kapal hasil

pampasan perang dari Jepang.

Status PT.PELNI mengalami dua kali perubahan.Pada

tahun 1961 pemerintah menetapkan perubahan status dari

Perusahaan Perseroan menjadi Perusahaan Negara (PN) dan

dicantumkan dalam Lembaran Negara RI No. LN 1961. Kemudian

pada tahun 1975 status perusahaan diubah dari Perusahaan

Negara (PN) menjadi Perseroan Terbatas (PT) PELNI sesuai

dengan Akte Pendirian No. 31 tanggal 30 Oktober 1975.

Perubahan tersebut dicantumkan dalam Berita Negara RI No. 562-

1976 dan Tambahan Berita Negara RI No. 60 tanggal 27 Juni

1976, hingga sekarang.

Seiring dengan perjalanan waktu dan perkembangan

usaha yang terus mengalami peningkatan, kini PT.PELNI

mengoperasikan 23 unit kapal penumpang mewah berkapasitas

30.323 penumpang dan 20 unit kapal serbaguna dengan bobot

mati 35.412 DWT. Jumlah pelabuhan yang disinggahi juga terus

mengalami peningkatan, hingga kini mencapai 101 pelabuhan di 24

propinsi di Indonesia.

(Copyright ©2004 PT. Pelayaran Nasional Indonesia. All

Right Reversed)

(http://www.pelni.co.id)

Page 38: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

17

3. Visi Misi PT.PELNI

Visi dari PT.PELNI adalah menjadikan operator

pelayaran nasional dengan jaringan internasional yang sejajar

dengan perusahaan kelas dunia.

Misi dari PT.PELNI adalah pengelola dan

mengembangkan angkutan laut untuk menunjang terwujudnya

wawasan nusantara dan meningkatkan konstribusi pendapatan

bagi Negara.

4. Sasaran PT.PELNI

Sasaran-sasaran PT PELNI adalah:

? Sebagai pelenggara jasa angkutan laut yang efisien dan

memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia.

? Memberikan kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia

dan memperkuat kesatuan nasional melalui penyediaan jasa

angkutan laut yang berskala nasional dan internasional.

? Memberikan kontribusi kepada pendapatan Negara melalui

pembayaran dividen.

5. Ruang Lingkup Kegiatan Usaha

Usaha pokok PT PELNI adalah mengoperasikan kapal

laut untuk melayani angkutan penumpang dan barang antarpulau

dalam wilayah Nusantara yang terdiri sekitar 17.000 pulau dengan

jumlah penduduk lebih dari 200 juta jiwa.Pembangunan sosial dan

ekonomi Negara membutuhkan jasa pelayanan angkutan laut yang

Page 39: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

18

efesien dan efektif yang dapat menunjang arus perdagangan dan

mobilitas penumpang antar pulau maupun antar Negara.

Dalam pengemban tugasnya sebagai perusahaan jasa

transportasi laut yang diandalkan untuk memperlancar sistem

distribusi nasional.PT PELNI tidak hanya melayani trayek-trayek

komersial yang menguntungkan, tetapi juga ditugasi melayani

trayek perintis ke pulau-pulau terpencil tidak menguntungkan demi

mewujudkan kesatuan dan Wawasan Nusantara.

Untuk dapat melaksanakan misi dan tugas Negara

dengan seimbang serta untuk menunjang kegiatan yang terkait

dengan usaha pokok, PT PELNI mendirikan usaha-usaha terkait

diantaranya keagenan kapal pihak lain dan galangan perbaikan

kapal (dock yard). Di samping itu juga didirikan bentuk usaha lain

sebagai fasilitas penunjang, yaitu Rumah Sakit Petamburan di

Jakarta dan Wisma Bahtera di Cipayung, Bogor, Jawa Barat.

Sesuai dengan instruksi presiden no 4 tahun 1985 PT

PELNI harus memisahkan usaha pelayaran dengan usaha bongkar

muat, karena itu PT PELNI memiliki dua perusahaan anak, yaitu:

? PT SARANA BANDAR NASIONAL (SBN)

Kantor Pusat PT di Jl. Angkasa 18 Kemayoran, Jakarta Pusat.

Bidang usaha: Terminal Operator, Bongkar Muat, dan Ekspedisi

Muatan Kapal Laut (EMKL). Memiliki 65 kantor cabangan di

seluruh Indonesia.

? PT PELITA INDONESIA DJAYA CORPORATION (PIDCO)

Kantor Pusat PT PIDC di Jl. Angkasa 18 Kemayoran, Jakarta

Pusat. Bidang usaha: Freight Forwarding, Export Import

Handling, Container, Ekspedisi Muatan Laut (EMKL),

Pedagangan (Veem).

Page 40: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

19

6. Ragam Usaha PT.PELNI

? Usaha Pokok

Usaha pokok PT PELNI adalah menyediakan jasa angkutan

penumpang dan barang antar pulau dengan mengoperasikan

30 unit armada kapal penumpang, yang terdiri atas 25 unit

kapal tipe 2000, tipe 1000, dan tipe 500 penumpang: 4 unit

kapal Ro-Ro, dan 1 unit kapal ferry cepat dengan kapasitas

seluruhnya 55.047 orang, 649 unit kendaraan bermotor roda 4

dan 147 kendaraan roda 2. Di samping itu PT PELNI juga

mengoperasikan 20 unit armada kapal barang serba guna

dengan bobot mati 35.412 ton.

Wilayah Indonesia yang terdiri atas 17.503 pulau sangat

membutuhkan sarana transportasi laut untuk penghubungkan

antar pulau tersebut. Dengan misinya mengelola dan

mengembangkan angkutan laut untuk menunjang terwujudnya

wawasan nusantara, PT PELNI melaksanakan

tanggungjawabnya tidak hanya melayani rute-rute komensial

yang menguntungkan, tetapi juga melayani rute-rute perintis

untuk mempersatukan wilayah dan mengembangkan

perekonomian pulau-pulua terpencil.`Lebih dari 100 pelabuhan

mulai dari Aceh hingga merauke dan pelayaran samudra dekat

singapura telah kami hubungkan secara regular dengan jadwal

tetap.

? Usaha terkait

Dalam rangka menutupi semua biaya yang terkait dengan

kegiatan non profil, PT PELNI mengoprasikan unit-unit srtategis

Page 41: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

20

bisnis yang terkait dengan usaha pokok. Bisnis-bisnis yang

terkait dengan usaha pokok, yaitu bongkar muat, freight

forwarding, kegiatan ke agenan kapal pihak ke tiga, serta

galangan kapal atau kegiatan perbengkelan dan jasa dok.

? Usaha lainnya

Usaha lain PT PELNI adalah usaha fasilitas penunjang yang

terdiri atas rumah sakit PELNI di petamburan, wisma bathera di

cipayung, wisma tugu di cisarua, dan wisma tretes di jawa timur

Page 42: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

21

7. Struktur Organisasi PT.PELNI

a. Pusat

Gambar 1, Struktur Organisasi Kantor Pusat PT.Pelni

Sumbe : http://www.pelni.co.id

Page 43: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

22

b. Cabang

Gambar 2, Struktur Organisasi Kantor Cabang PT,Pelni

Sumber : http://www.petra.ac.id

B. Tinjauan Umum Kantor

1. Sejarah Kantor

Seiring dengan kebutuhan manusia yang bertambah terus,

kebutuhan akan ruang tersebut adalah kebutuhan yang berasal dari

profesi manusia yang formal, sehingga mulailah manusia membangun

perfasilitas akan ruang-ruang perkantoran, yang tampak jelas mulai

tumbuhnya gedung-gedung perkantoran setelah tahun 1880. Begitulah

Page 44: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

23

yang dikatakan oleh Santa R. dan Roger C. dalam bukunya

Tomorrow’s Office.”Business in changing worldwide”

Konsep sederhana mengenai kehadiran kantor merupakan

suatu ruang di dalam rumah, tetapi akhirnya terjadi pergeseran budaya

yang mengakibatkan rumah tinggal tidak lagi dijadikan tempat tingga,

melainkan tempat bekerja seutuhnya yang lebih nyaman dan tentunya

formal. Hal ini dikarenakan pasifnya manusia itu untuk lebih banyak

beraktifitas pada ruang lain di dalam rumah selain di ruang kerja.

Kemajuan teknologi berkembang dengan sangat pesatnya,

adanya telepon, komputer dan sebagainya mengakibatkan pergeseran

budaya. Konsep perkantoran menyesuaikan perubahan di atas, dari

tradisional berkembang menjadi lebih modern. (Santa and Roger 1).

Begitu pula dengan tapak perkantoran yang cenderung menempati

kawasan perkantoran sehingga memungkinkan dibangun menjadi

lebih besar. Konsep lingkungan kerja saat ini bertitik tolak dari

kebosanan pada lingkup kerja yang lama. Kemajuan dalam elektronika

pun berdampak pada jiwa kebebasan baru dan pada pekerja

perkantoran, dan arti baru bagi lingkungan kerja yang fleksibel.

Kantor paling awal yang dapat diketahui dimulai sejak orang

duduk dan bertukar barang. Pada jaman ekonomi agraris, kantor

terdapat di salah satu sudut dimana pekerja dapat melakukan barter

dengan petani.

2. Definisi Kantor

Ada beberapa pendapat yang mengemukakan mengenai

definisi kantor diantaranya :

a. Kantor berasal dari bahasa Belanda kantoor adalah sebutan

untuk tempat yang digunakan untuk perniagaan atau

Page 45: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

24

perusahaan yang dijalankan secara rutin. Kantor bisa hanya

berupa suatu kamar atau ruangan kecil maupun bangunan

bertingkat tinggi.

b. Dalam bahasa Inggris “office” memiliki makna yaitu: tempat

memberikan pelayanan (service), posisi, atau ruang tempat

kerja.

c. Menurut Prajudi Atmosudirjo : kantor adalah unit organisasi

yang terdiri dari tempat, staf personil, dan operasi

ketatausahaan guna membantu pimpinan. (Prof. Dr. Mr. Prajudi

Atmosudirjo, Kesekretariatan dan Administrasi Perkantoran,

Ghali Indonesia, Jakarta, 1982, hal 61)

d. Menurut Cyril M. Haris : kantor berarti bangunan yang

digunakan untuk tujuan profesiaonal maupun administrasi, dan

tidak ada bagian yang dipergunakan untuk keperluan hunian

oleh para penjaga dan pembersih kantor. (Cyril M. Haris,

Dictionary of Architecture and Construction).

e. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (W.J.S.

Purwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai

Pustaka Jakarata 1980), kantor berarti balai (gedung, rumah,

ruang), tempat mengurus suatu pekerjaan (perusahaan, dsb).

f. Menurut Sedarmayanti dalam buku Manajemen Perkantoran,

kantor merupakan tempat diselenggarakannya kegiatan

menangani informasi mulai dari menerima, mengumpulkan,

mengolah, menyimpan, sampai menyalurkan/mendistribusikan

informasi.

g. Sedangkan secara praktis kantor merupakan tempat orang-

orang melakukan kegiatan/aktivitas yang berhubungan dengan

pelayanan berbagai keterangan pada yang membutuhkannya.

Page 46: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

25

Akan tetapi dengan perkembangan yang pesat pada bidang

teknologi dewasa ini, kantorpun berkembang, bukan sekedar tempat,

melainkan sebagai sarana kegiatan penyediaan informasi, guna

menunjang kemudahan pelaksanaan tugas disegala bidang. Jadi

kantor saat ini merupakan pusat pelayanan dan pusat informasi dari

kegiatan perusahaan dan organisasi.

3. Fungsi Kantor

Fungsi kantor adalah untuk memberikan pelayanan komunikasi

dan catatan-catatan. Secara terperinci fungsi kantor adalah:

1. Untuk menerima keterangan

2. Untuk mencatat keterangan

3. Untuk menyusun keterangan

4. Untuk memberikan keterangan

5. Untuk menjamin aktiva

Selain itu, Menurut Mills (1984:9). Tujuan kantor didefinisikan

sebagai pemberian pelayanan komunikasi dan perekaman. Dari

definisi tersebut, Mills memperluas menjadi fungsi kantor (pekerjaan

yang dilakukan) yakni sebagai berikut.

a. Menerima informasi (to receive information).

Menerima informasi dalam bentuk surat, panggilan telepon,

pesanan, faktur, dan laporan mengenai berbagai kegiatan

bisnis.

b. Merekam dan menyimpan data -data serta informasi (to

record information).

Page 47: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

26

Tujuan pembuatan rekaman adalah menyiapkan informasi

sesegera mungkin apabila manajemen meminta informasi

tersebut. Beberapa rekaman (record) diminta untuk disimpan

menurut hukum (seperti anggaran dasar dan anggaran rumah

tangga suatu perseroan terbatas), atau disimpan untuk

memenuhi kebutuhan manajemen dalam perencanaan dan

pengendalian perusahaan seperti rincian negosiasi. transaksi,

operasi, korespondensi, pesanan, faktur, atau ringkasan rincian

seperti laporan keuangan, laporan persediaan, dan analisis

penjualan.

c. Mengatur informasi (to arrange information).

Informasi yang diakumulasi oleh kantor jarang dalam bentuk

yang sama layaknya ketika diberikan, seperti mengumpulkan

informasi dari sumber-sumber yang berbeda dan membuat

perhitungan/pembukuan. Kantor bertanggung jawab

memberikan informasi dalam bentuk terbaik dalam melayani

manajemen seperti, penyiapan faktur/kuitansi, penetapan

harga, akuntansi, laporan statistik, laporan keuangan, dan

laporan pada umumnya.

d. Memberi informasi (to give infinmation).

Bila manajemen meminta sejumlah informasi yang diperlukan,

kantor memberikan informasi tersebut dari rekaman yang

tersedia. Sebagian informasi yang diberikan bersifat rutin,

sebagian bersilat khusus. Informasi-formasi tersebut diberikan

baik secara lisan maupun tulisan. Contoh informasi tersebut

adalah pesanan. anggaran, faktur,kuitansi, laporan

Page 48: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

27

perkembangan, laporan keuangan, dan instruksi yang

dikeluarkan atas perintah manajemen.

e. Melindungi aset (to safeguard assets).

Di samping empat tugas di atas, masih terdapat fungsi kantor

yang lain, yaitu mengamati secara cermat berbagai kegiatan

dalam perusahaan seperti diperlihatkan didalam rekaman dan

mengantisipasi segala hal yang tidak menguntungkan yang

mungkin terjadi. Misalnya. Melaporkan adanya kekurangan

persediaan, melaporkan adanya sejumlah utang yang mungkin

tidak terbayar saat akan jatuh tempo, rekaman vital seperti

kontrak besar harus dilindungi secara tepat. uang tunai harus

disimpan dalam lemari besi maupun di dalam bank. Kantor

harus berhati-hati terhadap makna rekaman dan

memperhatikan dengan secara hal-hal yang memerlukan

tindakan manajemen.

Selain lima fungsi di atas, kantor masih memiliki empat fungsi lain,

yaitu:

a. Pusat syaraf administrasi dan perencanaan kebijaksanaan

Sebagai badan eksekutil, kantor harus bertindak sebagai pusat

administrasi. Administrasi dalam hal ini adalah segenap proses

penyelenggaraan dalam setiap usaha kerja sama sekelompok

orang untuk mencapai tujuan tertentu. Unsur-unsur dari

administrasi: pengorganisasian, personalia, keuangan,

komunikasi, tata usaha, dan humas.

Page 49: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

28

b. Perantara

Kantor bertindak sebagai pusat pelayanan yang

menghubungkan antar bagian dalam organisasi.

c. Koordinator

Mengawasi dan mengkoordinir seluruh kegiatan organisasi.

d. Penghubung dengan public

Mengadakan hubungan dengan pihak luar organisasi dan

memberikan dukungan terhadap organisasi.

4. Klasifikasi Kantor

a. Berdasarkan tujuan usaha dan lingkungan suasana kerja :

? Kantor administrasi pemerintah

? Kantor administrasi perusahaan

? Kantor administrasi sosial

b. Berdasarkan pemilikannya

? Pemerintah

? Swasta

c. Berdasarkan hirarki

? Kantor pusat

? Kantor cabang

? Kantor perwakilan

d. Menurut L. Manaseh dan R.Cunliffe, jenis kantor dapat

dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu:

Page 50: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

29

a) Commercial office

Jenis perkantoran yang termasuk golongan ini adalah

perkantoran (untuk toko, disewakan), perusahaan (trading

company), asuransi dan transportasi.

b) Industrial office

Jenis perkantoran ini terikat harus mempunyai hubungan

fisik dengan pabriknya.

c) Professional office

Jenis perkantoran ini tidak dipakai dalam waktu yang

panjang dan merupakanperkantoran yang jumlah modal

yang digunakan relatif kecil.

d) Institutional/ Governmental office

Jenis perkantoran ini bersifat usaha yang teratur dalam

bentuk lembaga yang berpedoman pokok untuk hidup

lama dan kokoh. Biasanya digunakan dalam waktu yang

lama atau panjang. Berdasarkan kelasnya, gedung

perkantoran dibedakan menjadi beberapa kelas, antara

lain:

1) Kelas Premium (dengan luas gedung minimal 20.000

m2 serta terletak di CentralBusiness District)

2) Kelas A (Luas minimum gedung 6.000 m2 serta

terletak di daerah pusat bisnis

3) Kelas B (dengan luas berapa saja dan terletak

dilokasai mana saja namun memilikikualitas material

yang baik dan cukup modern).

Dilihat dari segi kelas, yang lebih diperhatikan adalah dalam

hal luas gedung perkantoran,lokasi, fasilitas serta kualitas material

bangunan yang digunakan.

Page 51: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

30

e. Berdasarkan kelasnya, gedung perkantoran dibedakan menjadi

beberapa kelas, antara lain:

a) Kelas Premium (dengan luas gedung minimal 20.000 m2

serta terletak di Central Business District)

b) Kelas A (Luas minimum gedung 6.000 m2 serta terletak di

daerah pusat bisnis

c) Kelas B (dengan luas berapa saja dan terletak dilokasai

mana saja namun memiliki kualitas material yang baik dan

cukup modern) Dilihat dari segi kelas, yang lebih

diperhatikan adalah dalam hal luas gedung perkantoran,

lokasi, fasilitas serta kualitas material bangunan yang

digunakan.

f. Berdasarkan kepemilikannya, gedung perkantoran terbagi

menjadi 2 macam yaitu:

a) Gedung perkantoran sewa

Pada tipe gedung perkantoran sewa, yang disewakan

adalah besaran atau luasan tertentu dari gedung

perkantoran tersebut. Penyewaan dilakukan sesuai dengan

jangka waktu yang disepakati bersama. Biaya yang harus

dikeluarkan bagi penyewa adalah biaya sewa dan service

charge kepada pengelola yang biasanya dihitung

berdasarkan luas ruangan yang disewa dan dibayar per

bulan.

b) Gedung perkantoran Strata Title (milik)

Pada tipe gedung perkantoran Strata Title (milik), ruang

bangunan gedung perkantoran dapat dimiliki seperti rumah

Page 52: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

31

tinggal ataupun apartemen strata title. Namun pemiliknya

harus tetap membayar service charge per bulan sebagai

biaya perawatan dan pemeliharaan gedung. Saat ini,

terdapat gedung perkantoran dengan tipe kepemilikan

campuran dimana dalam gedung perkantoran tersebut ada

yang ruang (space) yang disewakan dan ada juga yang

menjadi pemilikan perseorangan ataupun perusahaan.

Namun yang lebih dominan pada saat ini adalah gedung

perkantoran yang ruang (space) nya disewakan.

Gambar 3, Diagram klasifikasi gedung perkantoran

Sumber : Office book

g. Berdasarkan tata ruangnya, dikenal 4 macam tata ruang

kantor, yaitu:

a) Tata ruang kantor berkamar (Cubicle Type Offices)

Ruangan untuk bekerja yang dipisahkan atau dibagi

dalam kamar-kamar kerja.

Kita lebih mengenalnya dengan kantor dengan ruang

tertutup. Setiap orang berjalan melewati lorong-lorong

dengan dinding di sebelah kanan dan kirinya. Sederetan

pintu berjajar dengan sebuah papan nama tergantung di

Page 53: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

32

atasnya. Suasana demikian yang kira-kira dapat

menggambarkan sebuah corridor office. Pada kantor ini

akan dijumpai banyak koridor-koridor panjang. Tidak semua

ruangannya dapat menikmati pencahayaannya dan

penghawaan alami, mungkin hanya ruang-ruang yang

berada di bagian tepi-tepi kantor saja yang bisa

menikmatinya. Desain dari kantor tersebut berdasarkan

pada asumsi bahwa, setiap ruangan dibagi-bagi oleh

dinding-dinding partisi.

Gambar 4, Tata Ruang Kantor Berkamar

Sumber : http://www.google.com

Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dengan

penataan tersebut, diantaranya ;

? Setiap orang mempunyai ruang sendiri-sendiri.

? Privasi lebih terjaga. Dinding partisi

memungkinkan orang yang di dalam ruangan

tidak terlihat dan terdengar pembicaraan dari luar.

? Setiap orang bebas mengatur suasana

ruangannya. Apakah ini menggunakan

pencahayaan dan penghawaan alami atau

Page 54: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

33

buatan, apakah hendak menutup blinds pada

jendelanya atau membiarkannya terbuka.

? Suasana interior ruang memudahkan kita untuk

membedakan status penghuni ruang tersebut.

Suasana ruang staf tentu berbeda dengan

suasana ruang pimpinan.

? Tidak setiap orang akan mempunyai ruang

sendiri-sendiri. Jadi, ada diantara mereka yang

harus berbagi ruangan. Suasana kantor dengan

ruang yang sempit dan di tempati lebih dari satu

orang, akan menggangu konsentrasi kerja, dan

berdampak tidak baik bagi psikologi pengguna

ruang tersebut.

? Pandangan tiap orang jadi terbatas, karena

terhalang oleh partisi.

? Komunikasi antar sesama pegawai kantor tidak

akan berjalan lancar. Setiap ruang memerlukan

telepon internal untuk mempersingkat waktu,

daripada harus berjalan menuju ke ruang lain.

? Banyak tempat yang terbuang untuk lorong-lorong

yang menghubungkan ke ruang-ruang lain. Juga

untuk jarak ruang gerak setiap pintu yang ada.

? Apabila desain kantor nantinya akan diubah, baik

untuk renovasi maupun karena penambahan

jumlah pegawai, partisi-partisi tersebut nantinya

akan mempersulit dan sayang untuk dibuang.

? Bentuk bangunan akan mempersulit ketika

memerlukan ruangan yang lebih besar untuk

Page 55: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

34

dipakai beberapa orang bersama, misalnya untuk

rapat.

b) Tata ruang kantor terbuka (Open Plan Offices)

Ruangan besar untuk bekerja yang ditempati oleh

beberapa pegawai yang bekerja bersama- sama di ruangan

tersebut tanpa dipisahkan oleh penyekat.

Sebagai alternatif untuk mengatasi kendala yang

dihadapi oleh corridor office. Sebuah area dengan beberapa

meja dan perlengkapan kantor lainnya yang ditata

sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhan. Kantor akan

tampak lebih luas dengan adanya partisi-partisi yang

membagi tiap ruang. Pegawai yang bekerja jauh dari jendela

masih dapat menikmati pencahayaan dan penghawaan

alami. Dibanding dengan corridor office, ini lebih banyak

menghemat tempat, hemat listrik, dan juga pandangan mata

kita akan lebih luas. Dengan beberapa keunggulan tadi,

open plan office mulai banyak disosialisasikan di berbagai

kantor.

Gambar 5, Tata Ruang kantor Terbuka

Sumber : http://www.google.com

Page 56: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

35

Gambar 6, Tata Ruang Kantor Terbuka

Sumber : Office book

Beberapa keuntungan dari open plan office :

? Lebih menghemat tempat.

? Komunikasi di dalamnya lebih mudah.

? Pandangan mata tidak lagi dibatasi oleh partisi-

partisi.

? Dapat meningkatkan kerja sama dan hubungan

sosial yang baik.

? Pengaturan ulang ruangan akan lebih mudah,

karena ruang lebih fleksibel.

Sedangkan kelemahannya :

? Privasi tidak seleluasa corridor office.

? Akan ada pemecahan konsentrasi kerja ketika

orang-orang berlalu lalang.

? Perbedaan ruang antar staf yang lebih tinggi

dengan yang lebih rendah tidak seberapa terlihat

karena semua berada di arae yang sama.

Page 57: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

36

? Setiap orang tidak bisa seenaknya mengontrol

kondisi ruang, karena ruang tersebut dipakai

bersama.

c) Tata ruang kantor berhias atau berpanorama/ber

taman(Landscape Offices).

Ruangan untuk bekerja yang dihiasi oleh taman, dekorasi

dan lainnya. Bentuk ruangan kantor berhias ini mengusahakan agar

lingkungan ruangan perkantoran nampak seperti pemandangan

alam terbuka dan benar-benar merupakan lingkungan yang

nyaman, menyenangkan dan ekonomis dalam pemanfaatan

ruangan.

d) Tata ruang kantor yang merupakan gabungan antara bentuk

tata ruang kantor berkamar, tata ruang kantor terbuka dan

tata ruang kantor berhias.

Gambar 7, Tata Ruang Kantor

Sumber : office book

Page 58: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

37

Gambar 8, Tata Ruang Kantor Kombinasi

Sumber : Office Book

Gambar 9, Tata Ruang Kantor Kombinasi

Sumber :Office Book

Saat ini, terdapat gedung perkantoran dengan tipe kepemilikan

campuran dimana dalam gedung perkantoran tersebut ada yang ruang

(space) yang disewakan dan ada juga yang menjadi pemilikan

perseorangan ataupun perusahaan. Namun yang lebih dominan pada

Page 59: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

38

saat ini adalah gedung perkantoran yang ruang (space) nya

disewakan.

Perkantoran mengenal perubahan kecenderungan atau tren

dari masa ke masa. Salah satu perubahan yang paling terasa adalah

kecenderungan semakin terbukanya ruang kerja, mulai sekitar

pertengahan tahun 1990-an dibandingkan dengan ruang kerja tahun

1980-an.

Tahun 1970 – 1980-an, desain ruang kerja yang tertutup masih

banyak dijumpai pada ruang-ruang perkantoran. Artinya, seorang

karyawan pada tingkat manajer misalnya, lebih suka bekerja pada

sebuah ruang yang tertutup. Dia terpisah dari pada karyawannya,

sehingga bisa dikatakan tak ada yang tahu apa yang dilakukan di

ruang serba tertutup itu.

Namun mulai pertengahan tahun 1990-an, sejalan dengan

sistem manajemen yang kian terbuka, filosofi ini pun mempengaruhi

penataan interior ruang kantor. Mereka yang mempunyai posisi

pengambilan keputusan sekalipun lebih memilih ruang yang terbuka.

Artinya, ruang itu bisa dipisahkan dengan partisi kaca, atau bahkan

hanya dipisahkan dengan partisi sekitar dua meter saja.

Keterbukaan ini membuat “jarak” antara pemimpin dan

karyawan semakin dekat. Baik pimpinan maupun karyawan bisa saling

bertegur sapa dengan mudah, saliang tebuka, dan saling mengawasi.

Saat ini, mekanisme kerja lebih mengutamakan team work.

Agar anggota team workitu bisa bekerja optimal, maka tatainteriornya

pun cenderung kompak dan mudah dipindah-pindahkan.

Page 60: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

39

h. Berdasarkan tipikal jalur pencapaian

a) Tipe koridor terbuka

Pada rancangan dgn konfigurasi ni ruang-ruang di setiap

lantai dicapai melalui koridor yang menghubungkan antar

ruang. Konfigurasi ini biasanya digunakan pada bentuk

bangunan yang memanjang dengan tatanan ruang yang

relatif linier.

Gambar 10, Tipe Koridor Terbuka

Sumber ; Office Book

b) Tipe menara

Rancangan suatu kantor sewa dikatakan mempunyai

konfigurasi tipe menara apabila bangunan dirancang dengan

bentuk bangunan tinggi dengan luasan perlantainya relative

kecil sehingga perbandingan antara lebar dan tinggi

bangunan sangat kecil. Ruang -ruang di setiap lantai dicapai

melalui suatu jalur sirkulasi vertikal yang terletak dalam

suatu cerobong. Cerobong ini berfungsi sebagai lintasan

jalur-jalur vertikal (sirkulasi, pemipaan, dan pengkabelan)

juga dapat difungsikan sebagai perkuatan bangunan yang

disebut core.

Page 61: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

40

Gambar 11, Tipe Menara

Sumber : Office book

C. Tinjauan Konsep Green architecture 1. Latar Belakang

Alam memiliki hubungan yang erat dengan makhluk hidup.

Alam menyediakan berbagai kebutuhan hidup manusia dimulai

dari yang paling sederhana hingga yang paling kompleks. Pada

mulanya kehidupan manusia dengan alamnya berada dalam

keadaan yang selaras. Segala kebutuhan manusia dapat

terpenuhi dan klestarian alam pun dapat a pun meningkat dengan

tajam. Eksploitasi terhadap bumi secara besar-besaran pun

terjadi. Hal inilah yang mengakibatkan rusaknya keseimbangan

alam tersebut. Alam tidak memiliki kesempatan untuk

menyembuhkan dirinya setelah eksploitasi tersebut. Sebagai

akibatnya, segala system alam semesta yang telah ditetapkan

oleh sang pencipta pun menjadi bermasalah, misalnya: perubahan

iklim dunia secara drastic yang mengakibatkan bencana

diberbagai belahan dunia seperti banjir, longsor, tornado,

gelombang panas, dan sebagainya.

Page 62: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

41

Eksploitasi bumi secara besar-besaran tersebut pada

mulanya terjadi sejak zaman revolusi industry di Eropa pada awal

abad ke 19. Ditemukannya berbagai teknologi mengakibatkan

terjadinya produksi massal. Hal-hal yang pada mulanya tidak

mungkin menjadi mungkin, hal-hal yang tidak dapat dikerjakan

menjadi dapat dikerjakan. Namun, sebagai dampak dari teknologi

tersebut, maka kebutuhan dunia akan energi menjadi meningkat

secara tajam. Hal ini dikarenakan untuk mengoperasikan teknologi

tersebut memerlukan energy pula.

Keadaan ini semakin bertambah parah dengan adanya

perkembangan zaman, pengerusakan bumi yang telah lama

berlangsung menyebabkan munculnya masalah-masalah

lingkungan tersebut antara lain :

a) Pada unsur udara, terjadi lubang pada lapisan ozon dan

pemanasan global yang ditimbulkan antara lain oleh :

1) Pembuangan limbah-limbah pabrik sembarangan

2) Pembuangan gas emisi kendaraan

3) Penggunaan mesin pendingin ruangan/Air

Conditioner (AC) secara berlebihan dan non CFC

(chlorofluorocarbon)

b) Pada unsure air, pengerusakn terjadi pada sumbernya

antara lain :

1) Kontaminasi air (melalui pembuangan limbah yang

tidak di daur ulang)

2) Fenomena kematian hutan (fenomena Waldsterben)

3) Fenomena hujan asam (acid rain)

Page 63: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

42

c) Pada unsur bumi, antara lain :

1) Terjadinya eksploitasi sumber daya alam secara

besar-besaran dan kontinu

2) Pengundulan hutan secara illegal

3) Penggunaan barang-barang konsumsi sehari-hari

atau limbah rumah tangga

4) Kontaminasi terhadap bumi dengan sampah-sampah

yang menumpuk dan tidak dapat di daur ulang

d) Pada unsure api/energy, yaitu pemborosan penggunaan

bahan bakar yang tidak dapat diperbaharui seperti

minyak bumi secara kontinu dan tidak terkendali.

Hal-hal tersbut yang memicu timbulnya gerakan-gerakan

dan gagasan-gagasan baru dalam berbagai bidang, khususnya

arsitektur. Ada banyak gagasan yang lahir dan berkembang

menanggapi masalah lingkungan global. Mulai dari arsitektur

ramah lingkunngan, bangunan yang efisien, ruang yang fleksibel,

arsitektur hijau, otomatisasi hingga pemikiran radikal mengenai

wacana bagaimana rancangan bangunan masa datang.

Semuanya mengarah pada bagaimana penerapan rancangan

bangunan dan konsep bangunan yang bersahabat dengan alam

sebagai wujud kepedulian kita akan kelangsungan hidup generasi

penerus.

2. Definisi Green Architecture

a) Pengertian Green

1) Green Design : also called to as ”sustainable design”,

environmentally-conscious design, etc) is the philosophy

of designing physical objects, the built environment and

Page 64: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

43

services to comply with the principles of economic,

social, and ecological sustainability.

(http://en.wikipedia.org/wiki/green_design)

Desain hijau: sering disebut desain berkelanjutan,

ekodesain, atau desain lingkungan, adalah seni

mendesain objek-objek fisik dan bangunan yang

berwawasan lingkungan sehingga dapat menyesuaikan

diri dengan kondisi ekonomi, sosial, serta

keberlangsungan ekologi.

2) Green Building, also known as green construction, is

the practice of creating structures and using processes

that are environmentally responsible and resource-

efficient throughout a building's life-cycle: from siting to

design, construction, operation, maintenance, renovation,

and deconstruction. This practice expands and

complements the classical building design concerns of

economy, utility, durability, and comfort.

(http://en.wikipedia.org/wiki/green_building)

Bangunan hijau, dikenal juga sebagai konstruksi hijau,

adalah penciptaan struktur yang praktis dan

menggunakan proses yang respon terhadap lingkungan

dan efisien dalam penggunaan sumber daya alam: dari

lahan yang digunakan untuk mendisain, konstruksi,

pengoperasian, renovasi dan dekonstruksi. Ini

merupakan pengembangan dari desain bangunan klasik

dari segi ekonomi, utilitas dan kenyamanan.

Page 65: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

44

3) Menurut Jimmy Priatman, green Building tidak hanya

hemat energi tapi juga hemat air, melestarikan sumber

daya alam, dan meningkatkan kualitas udara. Sementara

green architecture adalah bagaimana mengubah empat

hal itu menjadi seni yang berkesinambungan.

Dari semua penjelasan yang telah dipaparkan di atas,

maka kita dapat menyimpulkan kata “green” digunakan untuk

mendiskripsikan sesuatu yang ramah atau bersahabat dengan

lingkungan.

3. Manfaat dan Keuntungan dari Green Building

Manfaat dan keuntungan dari green building, adalah

sebagai berikut: (YulestaPutra, 2004: 5-8)

a) Mengurangi Biaya Operasi

1) Efisiensi Energi

? Disain yang tanggap terhadap cuaca dan memakai

teknologi hemat energi dapat mengurangi pemakaian

pemanas dan pendingin sampai 60%, serta memotong

pemakaian cahaya hingga 50% pada bangunan.

? Pengembalian break evan point untuk bangunan yang

menerapkan green building lebih cepat dan lebih tinggi

dari pada bangunan yang tidak menerapkan konsep

pembangunan berkelanjutan green building.

? Partisipasi masyarakat dengan menerapkan program

penghematan pemakaian listrik secara menyeluruh

dapat menghemat jutaan watt listrik dan mengurangi

tagihan listrik nasional pertahun.

Page 66: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

45

2) Efisiensi Air

? Peralatan-peralatan untuk mengefisiensikan pemakaian

air, perubahan cara pemakaian air dan perubahan

metode irigasi dapat mengurangi konsumsi air hingga

mencapai 30% atau lebih.

? Seratus ribu kaki persegi gedung perkantoran tipikal

dapat menghemat jutaan rupiah dan dapat mengurangi

pemakaian air sebanyak 30%.

3) Pengurangan Sampah Konstruksi

? Sampah konstruksi dan demolisi adalah 35-40% dari

sampah padat municipal.

? Daur ulang sampah konstruksi dan demolisi dapat

memberikan penghematan yang berarti. Perluasan

lahan konstruksi bukan hanya dengan cara menguruk

lahan tapi bisa juga dengan cara waste hauling dan

tipping fest. Sebagai contoh dapat dilihat pada proyek

konstruksi dan demolisi dari taman Portland

Traibilazers Rose dapat melakukan penghemat kira-

kira 186.000 USD melalui daur ulang sampah dan

merubah bentuk sampah.

? Daur ulang menciptakan pekerjaan. Merubah material-

material sisa ini menjadi local processors jauh lebih

baik dari pada hanya dijadikan bahan untuk menguruk

tanah serta dapat menciptakan peluang-peluang

ekonomi yang baru.

Page 67: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

46

b) Mengurangi Biaya Pokok.

1) Rehabilitasi bangunan yang sudah ada dapat mengurangi

biaya infra struktur dan material.

2) Disain yang terintegrasi dapat menghemat biaya sehingga

biaya-biaya tersebut dapat dialihkan untuk kebutuhan

yang lain.

3) Gedung yang hemat energi dapat mengurangi kebutuhan

peralatan, pengurangan pemakaian peralatan seperti

chiller atau insulasi seperti penahan panas.

4) Dengan mempergunakan pervious paving dan strategi run

off prevantion dapat mengurangi ukuran dan biaya dari

struktur management stormwater .

c) Mengekspansi Jangka Waktu untuk Mendapatkan

Keuntungan Infestasi

Saat ini melalui analisa biaya life cycle building dapat

dilihat nilai bersih sebuah design sebagai infestasi. Tujuan

utama ialah untuk mencapai performance lingkungan yang

paling baik dan paling efektif dalam biaya, jika memungkinkan

hingga melewati dari masa perkiraan proyek tersebut. Dalam

perputaran hidup sebuah bangunan 2% kurang lebih dari

biaya keseluruhan life cycle adalah untuk biaya bangunan, 6%

biaya operasi dan maintenance dan 92% adalah biaya

personel.

Banyak penilaian bangunan (green building) memakai

perkiraan ekonomi jangka panjang yang baik jika nilai pertama

dikurangkan dari semua simpanan (saving) untuk masa

Page 68: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

47

depan, dan simpanan tersebut dikalkulasi dengan nilai (rate)

pasar kapitalis (market capitalization).

Dengan kata lain banyak bangunan (green building)

dinilai sebagai investasi yang nilainya akan bertambah sejalan

dengan waktu, bahkan lebih dari nilai pasar

Pengeluaran awal yang terlalu irit biasanya akan

menghasilkan bangunan dengan pembiayaan yang lebih

tinggi sepanjang life cycle dari bangunan tersebut.

d) Meningkatkan produktifitas dan kesehatan manusia

1) Dengan meningkatkan lingkungan dalam ruang maka

dapat meningkatkan produktifitas pegawai sehingga 16%.

2) Pegawai yang bekerja di lingkungan dalam ruang yang

sehat cenderung kurang melakukan absen dan mau

bekerja lebih lama.

3) US Environmental Protecion Agency menilai bahwa polusi

udara di dalam ruangan termasuk dalam lima tertinggi

faktor yang membahayakan kesehatan. Sepertiga dari

bangunan-bangunan ditemukan mempunyai kondisi ruang

dalam yang jelek.

4) Sindrome “bangunan sakit” dan penyakit yang disebabkan

oleh kondisi bangunan diperkitakan memakan biaya

perobatan jutaan rupiah per tahun dan hilangnya jumlah

produktifitas pekerja.

5) Keuntungan bagi penyewa bangunan green building

selain secara keseluruhan mendapatkan kualitas

lingkungan yang baik, lingkungan kerja yang baik,

Page 69: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

48

kurangnya kecenderungan absen pegawai, moral

pegawai yang lebih baik, tapi juga menjadi “terpandang”

di mata komunitas lain.

6) Memastikan kondisi ruang dalam yang sehat dapat

mengurangi asuransi, biaya operasional dan resiko

bahaya. Contoh kasus: US EPA dituntut oleh salah

seorang pegawai yang menjadi sakit karena pemasangan

karpet baru; pegawai tersebut memenagkan kasusnya

dan mendapat ganti rugi sebesar USD 1 juta.

e) Memberikan Keuntungan pada Komunitas Tertentu

Green building dapat menduk ung dan melindungi:

1) Ekonomi lokal melalui kebutuhannya akan material

bangunan, pekerjaan dan industri.

2) Kualitas lingkungan seperti udara dan air yang bersih.

3) Infrastruktur yang tahan lama seperti industri tenaga,

industri penanggulanagn air dan urugan tanah.

4) Keadilan sosial melalui penambahan group komunitas

dan populasi khusus dalam proses desain.

5) Perbaikan perubahan cuaca global dengan cara

merendahkan energi dan konsumsi material dalam

konstruksi dan operasi bangunan, yang dapat

memberikan kontribusi terhadap perubahan cuaca.

4. Prinsip – Prinsip Pada Green Architecture

Terdapatnya beberapa pedoman desain yang dilakukan

oleh arsitek dan instansi dalam memasyarakatkan green

architecture dengan aplikasi yang berbeda-beda sesuai

Page 70: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

49

lingkungan dan keahlian masing-masing. Beberapa contoh

diantaranya adalah sebagai berikut:

a) Green Architecture menurut Robert dan Brenda Vale

Tabel 1. Green Architecture menurut Brenda dan Robert Vale

No Prinsip Penjelasan 1. Konservasi energi ? Bangunan seharusnya meminimalkan

penggunaan kebutuhan akan energi ? Perlindungan sumber daya alam ? Pendayagunaan alam sebagai sumber

energi bagi keperluan studi dan rekreasi ? Memanfaatkan limbah seperti dengan

manjadikan limbah sebagai sumber energi biogas atau pupuk

? Penentuan lokasi yang paling tepat guna dengan cara pemilihan sumber daya alam yang sesuai dengan kebutuhan dari fungsi bangunan atau proyek

2. Bekerja sama dengan iklim

? Bangunan bekerja sama dengan iklim dan sumber energi alam

? Memanfaatkan energi yang tersedia di alam seperti matahari, angin, dan air

? Pencahayaan alami pada siang hari ? Penghawaan alami.

3. Meminimalisasi sumber-sumber daya baru

? Penggunaan material daur ulang. ? Penggunaan material yang dapat

diperbaharui. ? Merancang bangunan dari sisa

bangunan yang sebelumnya. ? Penggunaan material yang ramah

lingkungan.

4. Menghargai pemakai

menyadari bahwa pengguna dari bangunan harus diperhatikan kebutuhannya. Untuk itu dilakukan pendekatan yang memperhatikan kenyamanan penggunanya namun selaras dengan prinsip green architecture.

5. Menghargai site

Seminimal mungkin merubah tapak, misalnya dengan mempertahankan kontur tanah. Serta memberi pori-pori bagi tanah agar tetap memiliki aliran udara.

6. Holistik Melihat suatu permasalahan secara menyeluruh.

Sumber: Green Architecture Design for a Sustainable Future, 1991

Page 71: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

50

b) Green Architecture menurut Heinz Frick

Heinz Frick (1999) memberikan empat kriteria arah

pembangunan secara green architecture , yaitu:

1) Pembangunan berwawasan lingkungan menuntut adanya

proses yang melestarikan lingkungan alam dan

peredarannya, sehingga menghemat energi.

2) Pembangunan biologis (baubiologie) yang

memperhatikan kesehatan penghuni dan menganggap

rumah sebagai kulit ketiga manusia.

3) Pembangunan psikospiritual, berkaitan dengan jiwa

manusia, rasa dan karsa, serta susunan organisme

manusia yang mengerti arsitektur sebagai pengalaman

kesadaran.

4) Pembangunan organik yang bobot arsitekturalnya terletak

pada fungsi pembentukan dan kesenian.

Masih menurut Frick (1997), pola perencanaan green

architecture selalu memanfaatkan alam, sebagai berikut:

1) Menghemat sumber energi alam yang tidak dapat

diperbaharui dan mengirit penggunaan energi.

2) Memelihara sumber lingkungan (udara, tanah, air).

3) Memelihara dan memperbaiki peredaran alam.

4) Mengurangi ketergantungan pada sistem pusat energi

(listrik, air) dan limbah (air, limbah dan sampah).

5) Penghuni ikut serta secara aktif dalam perencanaan

pembangunan dan pemeliharaan perumahan.

6) Tempat kerja dan pemukiman terdekat.

Page 72: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

51

7) Kemungkinan penghuni menghasilkan sendiri kebutuhan

sehari-hari.

8) Penggunaan teknologi sederhana.

9) Intensitas energi baik yang terkandung dalam bahan

bangunan maupun yang digunakan pada saat

pembangunan harus seminimal mungkin.

10) Kulit (dinding dan atap) sebuah gedung harus sesuai

dengan tugasnya harus melindungi dirinya dari sinar

panas, angin dan hujan.

11) Bangunan sebaiknya diarahkan berorientasi timur - barat

dengan bagian utara selatan menerima cahaya alam

tanpa silau.

12) Dinding bangunan harus memberikan perlindungan

terhadap panas, daya serap panas dan tebalnya dinding

harus sesuai dengan kebutuhan iklim ruang dalamnya.

13) Bangunan yang memperhatikan penyegaran udara

secara alami bisa menghemat banyak energi.

14) Bangunan sebaiknya dibuat sedemikian rupa sehingga

dapat menggunakan penyegaran udara secara alamiah

dan memanfaatkan angin sepoi-sepoi untuk membuat

ruang menjadi sejuk.

15) Semua gedung harus bisa mengadakan regenerasi dari

segala bahan bangunan, bahan limbah, dan mudah

dipelihara.

Page 73: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

52

c) LEED oleh U.S Green Building Council (USGBC)

Tabel 2.Green Building menurut LEED-NC

(Leadership in Energy and Environmental Design-New Contruction)

No Kategori Keterangan

1. Lokasi yang sustainable

? Dikembangkan pada lokasi site yang tepat

? Menyediakan sirkulasi bukan kendaraan (pedestrian)

? Melestarikan open space ? Mengatur/pemanfaatan air hujan ? Mengurangi efek panas pada lingkungan ? Mengurangi pemakaian energi untuk

penggunaan lampu yang berlebihan (khususnya pada malam hari)

2. Penyimpanan Air

? Mengurangi penggunaan air minum untuk irigasi dan penggunaan air bangunan dan pengaturan selokan

3. Efesiensi Energi dan Proteksi terhadap Atmosfer

? Mengurangi penggunaan energi, Menggunakan mesin pendingin yang sedikit memakai bahan kimia yang berbahaya

? Menghasilkan energi yang dapat diperbarui pada site

? Adanya penyimpanan energi ? Penggunaan ‘Green Power’ dalam proyek

4. Material yang Tahan Lama

? Menggunakan sumber yang mampu untuk didaur ulang

? Menggunakan kembali bangunan lama. ? Mengurangi sampah hasil konstruksi ? Menggunakan material hasil daur ulang. ? Menggunakan material regional ? Menggunakan kayu yang bersertifikat.

5. Kualitas Lingkungan Dalam

? Memperbaiki kualitas udara dalam ruangan

? Meningkatkan ventilasi udara dari luar ? Mengatur kualitas air selama proses

konstruksi ? Menggunakan bahan-bahan kimia non-

toxic ? Menyediakan kontrol bagi kenyamanan

seperti : memelihara standart kenyamanan suhu dan menyediakan penerangan dan view keluar

6. Mendorong Inovasi

Menggunakan standart LEED, dan mendorong inovasi secara profesional.

Sumber: Jerry Yudelson. Green Building revolution. PDF, Ch.2 (17)

Page 74: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

53

d) Ecological Design oleh Sym Van der Ryn et.al. (1996:51)

1) Solusi berawal dari tempat perancangan

Sebuah desain ekologis berawal dari pengetahuan

tentang tempat dimana bangunan akan dirancang.

Respon tersebut berupa respon kepada kondisi lokal

lahan dan penduduk lokal. Jika kita sensitif dengan

nuansa tempat tersebut, kita dapat mendiami lingkungan

tersebut tanpa harus merusak lingkungan.

2) Perhitungan ekologis menginformasikan desain

Jejak lingkungan mempengaruhi eksisting pada desain.

Gunakan informasi-informasi lingkungan untuk

menentukan kemungkinan desain yang paling ekologis di

daerah tersebut.

3) Mendesain dengan alam

Dengan bekerja pada proses kehidupan, kita menghargai

semua spesies makhluk hidup. Melibatkan dalam proses

yang meregenerasi daripada menganti secara

keseluruhan, kita menjadi lebih hidup.

4) Semua orang adalah perancang dan partisipan

Tidak ada yang merupakan partisipan saja atau

perancang saja. Hargai pengetahuan spesial yang setiap

orang miliki. Jika manusia bekerja bersama untuk

merawat lingkungan mereka, sama artinya merawat diri

mereka sendiri.

5) Membuat yang alami terlihat

Membuat siklus dan proses alami membawa lingkungan

yang didesain kembali hidup. Desain yang efektif

Page 75: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

54

membantu menginformasikan ke kita tentang kealamian

lingkungan tersebut.

e) Ecological Design oleh Ken Yeang (1995:187)

Desain ekologis adalah sebuah proses desain yang mana

perancangnya meminimalisir efek yang merugikan dari produk

desain dengan penuh pemahaman tentang ekosistem bumi

dan memberikan prioritas secara simultan untuk melanjutkan

peminimalisasi efek merugikan tersebut.

1) Hemat energi

? Penurunan biaya sebagai hasil dari penurunan

konsumsi energi dalam pengoperasian bangunan.

? Penurunan konsumsi energi secara umum berasal

dari penggunaan peralatan struktur pasif (non

mekanikal).

2) Humanisme

Mempertinggi indera pengguna yang sesuai sambil

mengingatkan mereka untuk sadar akan iklim eksternal

dari daerah tersebut .

3) Estetika natural dan kebebasan ekspresi

? Sosial-ekonomi dan kondisi politik dapat berubah

secara nyata dalam satu periode, seperti juga rasa

visual dan estetika, yang dapat mempengaruhi iklim

dan mengubah siklus.

? Menyediakan dengan prinsip teori dari bentuk

bangunan yang akan memperbolehkan kebebasan

interpretasi dari desain.

Page 76: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

55

? Membentuk fasad bangunan yang berlapis. Hal

tersebut juga mengurangi dampak dari wajah

bangunan yang rata dank keras pada lingkungan

eksternalnya dan menyediakan area shading pada

bagian atas bangunan.

? Faktor lingkungan juga dapat mempengaruhi

keuntungan baru dari fitur desain.

4) Integrasi vegetasi horizontal dan vertikal

? Dasar pemikiran awal adalah vegetasi merupakan

aspek yang paling penting dari daerah tersebut dan

seharusnya menjadi faktor desain yang penting,

disamping menjadi aspek ekologisnya.

? Vegetasi butuh diperkenalkan kepada lingkungan

bangunan dalam keadaan yang sangat umum

5) Pengudaraan alami

Kreasi dari zona pengudaraan pada fasad bangunan, juga

pada area transisi, area intersisi atau area pembuangan.

Hal tersebut bisa merupakan bentuk atrium yang besar

dengan ventilasi natural yang berasal dari louvered-

covering, atau skycourt yang besar.

f) Bioshelters oleh Nancy Jack Todd et.al.

1) Dunia ini adalah matriks dari semua desain

2) Desain harusnya mengikuti, bukan melawan hukum alam.

3) Keadilan biologis harus mengikuti desain.

4) Desain harus merefleksikan bioreionalitas.

Page 77: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

56

5) Proyek harus didasarkan dalam penggunaan daur ulang

sumber daya alam.

6) Desain harus berkelanjutan melalui integrasi sistem

kehidupan.

7) Desain harus ikut berevolusi dengan alam.

8) Bangunan dan desain harus membantu menyehatkan

planet

9) Desain harus mengikuti ekologi sakral.

g) Greenship oleh Green Building Council Indonesia (GBCI)

Ada enam aspek yang dinilai dalam standar Greenship, yakni

1) Appropriate site development (ketepatan pengembangan

tapak)

2) Energy effeciency and conservation (efisiensi energi dan

penghematan energi)

3) Water conservation (penghematan air)

4) Material resource and cycle (sumber material dan daur

ulang)

5) Indoor health and comfort (kesehatan ruang dalam dan

kenyamanan)

6) Building management and environment (kondisi

lingkungan bangunan dan manajemen lingkungan)

Sejumlah standar yang dikeluarkan oleh sejumlah arsitek,

instansi baik pemerintah maupun swasta di negara maju,

mengisyaratkan sejumlah kriteria yang harus dipenuhi oleh karya

arsitektur agar masuk ke dalam kategori hijau. Sesuai dengan

formulasi arsitektur hijau, kriteria yang disyaratkan secara umum

Page 78: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

57

terkait dengan aspek-aspek penghematan energi, penghematan

air, penggunaan material terbarukan atau material bekas,

pencapaian kualitas lingkungan dalam bangunan yang

memberikan kenyamanan dan kesehatan bagi pengguna

bangunan, peminimalan limbah yang dihasilkan bangunan dengan

artian limbah diharapkan dapat diolah kembali sehingga tidak lagi

tersisa limbah dari bangunan.

Secara umum, kriteria-kriteria yang disyaratkan oleh

sejumlah standar asing dapat diterapkan di Indonesia karena

menyangkut hal-hal yang bersifat umum yang memang perlu

dipenuhi oleh suatu bangunan yang baik. Meskipun demikian,

kriteria-kriteria atau prinsip-prinsip desain ini perlu dilihat kembali

dan jika perlu dimodifikasi sesuai dengan kondisi di Indonesia,

serta disesuaikan dengan target yang akan dicapai secara luas.

5. Sifat Pada Bangunan Arsitektur Hijau (Green Architecture).

Arsitektur hijau (Green architecture ) mulai tumbuh sejalan

dengan kesadaran dari para arsitek akan keterbatasan alam

dalam menyuplai material yang mulai menipis. Alasan lain

digunakannya arsitektur hijau adalah untuk memaksimalkan

potensi site. Penggunaan material-material yang bisa didaur-ulang

juga mendukung konsep arsitektur hijau, sehingga penggunaan

material dapat dihemat. Green dapat diinterpretasikan sebagai

sustainable (berkelanjutan), earthfriendly (ramah lingkungan), dan

high performance building (bangunan dengan performa sangat

baik).

Page 79: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

58

a) Sustainable ( Berkelanjutan )

Yang berarti bangunan green architecture tetap bertahan dan

berfungsi seiring zaman, konsisten terhadap konsepnya yang

menyatu dengan alam tanpa adanya perubahan – perubuhan

yang signifikan tanpa merusak alam sekitar. Dalam artikel

Newsweek Renzo Piano menegaskan bahwa : Sustainablility

is about the practical system of bulding, not the beauty of

great design. Jadi ditegaskan bahwa kaedah-kaedah

arsitektur yang utama tentang keindahan dan fungsional suatu

lingkungan binaan dapat tercapai sekaligus memenuhi

standar berkelanjutan sehingga bisa dikatakan hijau.

b) Earthfriendly ( Ramah lingkungan )

Suatu bangunan belum bisa dianggap sebagai bangunan

berkonsep green architecture apabila bangunan tersebut tidak

bersifat ramah lingkungan. Maksud tidak bersifat ramah

terhadap lingkungan disini tidak hanya dalam perusakkan

terhadap lingkungan. Tetapi juga menyangkut masalah

pemakaian energi. Oleh karena itu bangunan berkonsep

green architecture mempunyai sifat ramah terhadap

lingkungan sekitar, energi dan aspek – aspek pendukung

lainnya.

c) High performance building

Bangunan berkonsep green architecture mempunyai satu sifat

yang tidak kalah pentingnya dengan sifat – sifat lainnya. Sifat

ini adalah “High performance building”. Alasan mengapa

green architecture mempunyai sifat ini salah satu fungsinya

Page 80: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

59

ialah untuk meminimaliskan penggunaan energi dengan

memanfaatkan energi yang berasal dari alam ( Energy of

nature) dan dengan dipadukan dengan teknologi tinggi ( High

technology performance ).

6. Aplikasi Arsitektur Hijau Dalam Desain

Konsep Arsitektur hijau dalam hal meningkatkan efisiensi

pemakaian energi dapat diaplikasikan dengan Memanfaatkan

sumber yang dapat diperbaharui seperti menggunakan sinar

matahari melalui passive solar dan active solar, serta teknik

photovoltaic dengan menggunakan tanaman dan pohon-pohon

melalui atap hijau dan taman hujan. Arsitektur hijau dalam

penerapannya pada desain bangunan antara lain

a) Penggunaan panel surya ( Solar cell ) untuk memanfaatkan

energi panas matahari sebagai sumber pembangkit tenaga

listrik rumahan.

b) Penggunaan material – material yang dapat di daur ulang (

recycle),digunakan kembali (reuse), dan dapat diperbarui

(renewable) serta penggunaan konstruksi – konstruksi

maupun bentuk fisik dan fasad bangunan tersebut yang dapat

mendukung konsep green architecture .

c) Penggunaan turbin angin untuk memanfaatkan energi angin

sebagai sumber pembangkit tenaga listrik alternative.

d) Penggunaan penangkap air hujan (rainwater cacthing) untuk

memanfaatkan air hujan yang intensitasnya besar di daerah

tropis untuk kebutuhan air alternative dalam bangunan.

e) Penggunaan atap bangunan sebagai roof garden untuk

penghijauan dan menyumbang O2 pada lingkungan sekitar.

Page 81: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

60

f) Penggunaan material lokal dan pemilihan material bangunan

dan konstruksi yang efisien waktu sehingga dapat menghemat

energi.

7. Beberapa Konsep yang Mendukung Green Arsitektur

a) Dalam efisiensi penggunaan energi

1) Memanfaatkan sinar matahari untuk pencahayaan alami

secara maksimal pada siang hari, untuk mengurangi

penggunaan energi listrik.

2) Memanfaatkan penghawaan alami sebagai ganti

pengkondisian udara buatan (air conditioner).

Menggunakan ventilasi dan bukaan, penghawaan silang,

serta cara-cara inovatif lainnya.

3) Memanfaatkan air hujan dalam cara-cara inovatif untuk

menampung dan mengolah air hujan untuk keperluan

domestik.

4) Konsep sfisiensi penggunaan energi seperti pencahayaan

dan penghawaan alami merupakan konsep spesifik untuk

wilayah dengan iklim tropis.

Page 82: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

61

Gambar 12, Konsep Bangunan Hijau

Sumber : http://www.google.com

b) Dalam efisiensi penggunaan lahan

1) Menggunakan seperlunya lahan yang ada, tidak semua

lahan harus dijadikan bangunan, atau ditutupi dengan

bangunan, karena dengan demikian lahan yang ada tidak

memiliki cukup lahan hijau dan tanam. Menggunakan

lahan secara efisien, kompak, dan terpadu.

2) Potensi hijau tumbuhan dalam lahan dapat digantikan atau

dimaksimalkan dengan berbagai inovasi, misalnya

pembuatan atap di atas banngunan (taman atap), taman

gantung (dengan menggantung pot-pot tanaman pada

sekitar bangunan), pagar tanaman atau yang dapat diisi

dengan tanaman, dinding dengan tanaman pada dinding,

dan sebagainya.

3) Menghargai kehadiran tanaman yang ada di lahan, dengan

tidak mudah menebang pohon-pohon, sehingga tumbuhan

yang ada dapat menjadi bagian untuk berbagai dengan

bangunan.

Page 83: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

62

4) Desain terbuka dengan ruang-ruang yang terbuka ke

taman (sesuai dengan fleksibilitas buka-tutup yang

direncanakan sebelumnya) dapat menjadi inovasi untuk

mengintegrasikan luar dan dalam bagunan, memberikan

fleksibilitas ruang yang lebih besar.

5) Dalam perencanaan desain, perlu mempertimbangkan

berbagai hal yang dapat menjadi tolak ukur dalam

menggunakan berbagai potensi lahan, seperti luas lahan

dan jumlah ruang yang diperlukan, letak lahan (dikota atau

didesa) dan konsekuensinya terhadap desain, bentuk site

dan pengaruhnya terhadap desain ruang-ruang, serta

jumlah potensi cahaya dan penghawaan alami yang dapat

digunakan.

c) Dalam efisiensi penggunaan material

1) Memanfaatkan metrial sisa untuk digunakan juga dalam

pembangunan, sehingga tidak membuang material,

misalnya kayu sisa bekisting dapat digunakan untuk

bagian lain bangunan.

2) Memanfaatkan material bekas untuk bangunan, komponen

lama yang masih bisa digunakan, misalnya sisa bongkaran

bangunan lama.

3) Menggunakan material yang masih berlimpah maupun

yang jarang ditemui dengan sebaik-baiknya.

d) Dalam penggunan teknologi dan material baru

1) Memanfaatkan potensi teknologi terbaruakan seperti

energi angin, cahaya matahari dan air untuk menghasilkan

Page 84: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

63

energi listrik domestik untuk rumah tangga dan bangunan

lain secara independen.

2) Memanfaatkan material baru melalui penemuan baru yang

secara global dapat membuka kesempatan menggunakan

material terbarukan yang cepat diproduksi, murah dan

terbuka terhadap inovasi, misalnya bambu.

Gambar 13, Material Reuse dari Kap Mobil

Sumber : http:///www.google.com

e) Dalam manajemen limbah

1) Membuat sistem pengolahan limbah domestik seperti air

kotor (black water, grey water) yang mandiri dan tidak

membebani sistem aliran air kota.

2) Cara-cara inovatif yang patut dicoba seperti membuat

sistem dekomposisi limbah organik agar terurai secara

alami dalam lahan, membuat benda-benda yang biasa

menjadi limbah atau sampah domestik dari bahan-bahan

yang dapat didaur ulang atau dapat dengan mudah

terdekomposisi secara alami.

Page 85: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

64

8. Penggunaan Atap Hijau

Atap hijau (Green Roof) atau taman atap adalah istilah

yang dipakai untuk menjelaskan atap bangunan yang dihijaukan

menjadi ruang terbuka hijau berwujud taman yang dipenuhi

tumbuhan. Dalam beberapa konteks, istilah green roof memiliki

arti yang sama dengan roof garden.

Secara sederhana, atap hijau menyejukkan udara. Dia

mengurangi efek urban heat island ( suhu wilayah kota lebih

tinggi yang mempengaruhi daerah pedesaan, utamanya karena

meluasnya permukaan keras yang menyerap radiasi matahari)

deangan mengurangi suhu permukaan atap melalui bayangan

dan evatransporation (ketika uap air sejuk dipancarkan

penguapan tanah dan saat tanaman bernafas). Atap hijau juga

mempunyai nilai isolasi yang lebih tinggi, energi lebih sedikit

untuk pendinginan bagian dalam gedung, yang akhirnya lebih

hemat biaya energinya.

Menurut sebuah studi yang dilaksanakan oleh Badan

Penelitian dan Pengaturan Lingkungan Pemerintah Canada,

gedung satu tingkat dengan atap rumput medium yang tumbuh

setinggi 10 cm akam menghasilkan penurunan 25 % kebutuhan

pendinginan di musim panas. Atap hijau juga memperbaiki

kualitas udara ketika tanaman menyerap karbondioksida dan

memancarkan oksigen, mereka menyaring partikel udara pada

daun dan cabang mereka. Satu meter persegi rumput atap bisa

menghilangkan sekitar 0,2 kg partikel udara dalam kurun waktu

satu tahun, menurut Green Roofs For Healthy Cities, sebuah

organisasi nirlaba berbasis Toronto.

Page 86: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

65

Atap hiaju mengurangi volume dan laju air hujan,

merendahkan resiko banjir, mereka juga menyaring polutan dan

metal berat di tritisan sebelum mencapai air terbuka. Atap hijau

bisa memperpanjang usia pakai atap dengan melindungi selaput

dari fluktuasi suhu ekstrim dan sinar ultraviolet matahari. Mereka

membantu memperindah lingkungan perkotaan dan dalam skala

kecil, menambah nilai estetika bangunan properti. Atap hijau bisa

mengganti ruang hijau dan habitat alami yang hilang dalam hujan

beton. Atap hijau yang intensif juga bisa menyediakan ruang

bersantai dan menjadi batu pijakan habitat untuk

menghubungkan kantung habitat alami kota yang terisolasi, yang

setidaknya dapat membantu menjaga satu tingkat keragaman

hayati di kawasan kota.

Namun dibalik keunggulannya, atap hijau masih

mempunyai permasalahan, berhubungan dengan teknologi dan

persepsi umum, dimana berdampak pada kepopulerannya.

Kebocoran karena pelapisan kedap air dan irigasi, dan penetrasi

akar terhadap struktur atap adalah dua perhatian utama.

Untungnya, kualitas membran kedap air saat ini sudah sangat

bertambah baik, tetapi mengalirkan air dibutuhkan untuk mengairi

atap datar masih menjadi tantangan, untuk atap datar, sistem

drainase yang baik perlu dipasang untuk mengalirkan kelebihan

air keluar dari zona akar, supaya mencegah banjir atau

penumpukan gengan air. Atap miring, walaupun lima derajat

memungkinkan air dialirkan secara alami.

Masalah penetrasi akar dapat terjadi, meskipun teknologi

sudah tersedia, seperti pemasangan lapisan penetrasi atap atau

menambah bahan tahan akar ke dalam bahan kedap air. Pada

Page 87: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

66

penerapan bangunan lama, batas beban dari bangunan sering

menjadi hambatan utama; memperkuat struktur pendukung atap

yang sudah ada untuk memasang atap hijau bisa menjadi

hambatan yang akan memakan banyak biaya. Tantangan terakhir

untuk upaya-upaya menghijaukan atap adalah seleksi tanaman,

terutama di Asia. Tanaman yang tumbuh subur di Eropa, dimana

kebanyakan studi dan eksperimen atap hijau pernah dilakukan,

mungkin tidak dapat diterapkan di Asia yang mengalami musim

basah dan kering yang ekstrim. Juga banyak bagian di asia yang

mengalami kelembaban tinggi, faktor lain yang dapat membuat

dampak negatif dari pemanfaatan atap hijau.

Kontruksi green roof terdiri dari 5 lapisan:

1. Lapisan 1 Water Proof Membrane

2. Lapisan 2 Drain Mat

3. Lapisan 3 Filter Cloth

4. Lapisan 4 Growing Medium

5. Lapisan 5 Tanaman.

Gambar 14, Potongan Atap Hijau dan Keterangan Lapisan Sumber : http://www.google.com

Page 88: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

67

9. Studi Banding

a) The EDITT Tower

Data Proyek :

? Nama proyek = The EDDIT Tower

? Lokasi proyek = Singapura

? Arsitek = T.H.Hamzah dan Ken Yeang

? Total Area Bruto : 6,033 m2

? Total Area Netto : 3,567.16 m2

? Total Area yang ditanami vegetasi: 3,841.34 m2

Gambar 15. The EDITT Tower

Sumber : www.trhamzahyeang.com

EDITT Tower merupakan sebuah bangunan tinggi multi

fungsi dengan pendekatan ekologis, sebagai bangunan untuk

pameran yang bergabung dengan auditorium, retail, dan

fungsi perkantoran, tetapi bangunan tersebut memiliki

potensial metamorfosis menjadi tower dimana semua area

adalah perkantoran, ataupun sebagai fungsi apartemen.

Page 89: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

68

Penggunaan Energi

Upaya yang dilakukan untuk utilisasi energi sehingga

membuat EDITT Tower tetap sejuk, diantaranya :

? Menggunakan sistem yang dikenal dengan nama “Hyvent”

dimana ventilasi alami mencapai maksimum, dan

disediakan AC ketika dibutuhkan.

? Membuat pembayangan oleh matahari terhadap kaca

jendela

? Penangkap air hujan yang berbentuk seperti kulit kerang

? Panel photovoltaic

? Mengumpulkan air

? Pantulan cahaya matahari pada langit-langit

Gambar 16. Denah The EDITT

Sumber: www.trhamzahyeang.com

Page 90: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

69

Lansekap secara vertikal

Jenis-jenis tanaman yang

ditumbuhi :

1. Licuala Palms

2. Ixora Superking

3. Ixora Superking & Pandanus

Pygmeus

4. Philo dendrons

5. Eugenia

6. Livistonia Palms

7. Bougalnvillea

8. Bougalnvillea

9. Pandanus Pygmeus &

Hymenocallia

10. Eugenia Grandis

11. Philodendrons

12. Hymenocallia (tropical shrub)

Gambar 17. Lansekap Vertikal

Sumber: www.trhamzahyeang.com

Page 91: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

70

Faktor yang mempengaruhi pemilihan vegetasi adalah :

1. Kedalaman tanaman yang ditanam

2. Kualitas pencahayaan

3. Tingkat pemeliharaan

4. Akses

5. Orientas

Salah satu fungsi dari lansekap secara vertikal adalah untuk

mendinginkan fasad. Vegetasi dari tiap level lantai bergerak

spiral ke atas sebagai kontinuitas terhadap ekosistem yang

menyediakan berbagai spesies, menyebabkan suatu

ekosistem yang lebih berbeda dan lebih stabil. Dipilih spesies

yang berbeda dari yang sudah ada di level jalan. Persentasi

dari “vegetasi“ tersebut dapat mewakili karakteristik lansekap

area

Loose-fit

Pada umumnya , bangunan memiliki masa hidup 100 -

150 tahun dan akan berubah fungsi dari waktu ke waktu.

Desain bangunan ini mengadopsi Loose-fit untuk

memfasilitasi perubahan fungsi di masa depan. Fitur yang

digunakan seperti:

1. Skycourts ( bisa dikonversi menjadi kantor pada masa

depan)

2. Partisi / sekat yang dapat dipindahkan

Page 92: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

71

3. Lantai yang dapat

dipindahkan

Desain yang fleksibel

(pada awalnya sebuah

bangunan expo yang serba

guna.

pada masa depan mungkin bisa digunakan sebagai

kantor dengan area nettonya sebesar 9,288 m² pada 75%

efisiensi atau sebagai apartemen)

Ventilasi Alami

? Pengaruh dari wind wing walls

pada bangunan yang

menggunakan konsep radikal

dari pompa kantung udara

sebagai penyeimbang angin

yang berada diluar dari tower

? Bertujuan untuk meningkatkan ventilasi alami, dan

mengurangi kapasitas angin di sekitar bangunan.

Gambar .18 Bird view The EDDIT

Sumber: www.trhamzahyeang.com

Gambar 19. Wind Wing Wallas

Sumber: www.google.com

Page 93: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

72

Penggunaan Energ i Matahari

Photovoltaic digunakan untuk mencukupi kebutuhan

bangunan akan energi yang besar.

Tabel 3. Perhitungan Energi

Rata-rata output energy photovoltoic = 0,17 kWh m2

Total jam penyinaran matahari per hari = 12 jam

Output energi harian = 0,17 x 12 = 2.04 kWh m2

Luas area photovoltoic = 855,25 m2

Total output energy harian = 1744 kWh

Perkiraan konsumsi energy perjam @ 0.097 kWh/m2 enclosed 0.038 kWh/m2 un enclosed

=(0.097 x 3567 m2) + (0.038 x 2465 m2)

= 439,7 kWh

Estimasi konsumsi energi harian = 10 jam x 439,7 = 4397 kWh

% kesanggupan mencukupi kebutuhannya sendiri adalah 1774 : 4397

= 39,7%

Sumber: www.trhamzahyeang.com

Sistem Pengumpulan Air

? Meliputi penampungan air hujan di atap

? Terdapat sebuah sistem yang membuat pengumpulan air tersebut

jatuh (seperti kulit kerang) pada fasad bangunan

? Sistem daur ulang air kotor yang jatuh pada sisi-sisi bangunan dengan

menggunakan proses penyaringan melalui tanah pada lansekap

vertikal tersebut.

Page 94: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

73

Gambar 20. Sistem Penampungan Air

Sumber: www.trhamzahyeang.com

? Air yang disaring dikumpul di tangki

penyimpanan di basement dan di

pompa ke tangki penyimpanan di lantai

atas untuk penggunaan kembali

? Air hasil daur ulang digunakan untuk

irigasi tanaman dan penyiraman toilet.

Air utama digunakan untuk minum

Sehingga bangunan ini, dapat menyediakan

55,1% dari penggunaan air terhadap

bangunan (tampungan air hujan dan daur

ulang air kotor):

? Total area bruto = 6,032 m2 (luas Lahan)

? Kebutuhan air = 20 galon/hari/10m2 area bruto + 10% terpakai

? Total kebutuhan = (6,032 ÷ 10 x 110%) x 20 galon

= 13,270 per galon/hari

= 60,3 m3/hari x 365 hari

= 22,019 m3/tahun

? Total area penangkapan air hujan = 518 m2

? Curah hujan rata -rata Singapura per tahun = 23.439 m2

Page 95: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

74

Gambar 21. Sistem Pengolahan Limbah

Sumber: www.trhamzahyeang.com

? Total air hujan yang tertampung = 12,141 m3/tahun

? Kebutuhan air pada bangunan yang dapat = 12,141÷22,019 x100

dicukupi = 55,1%

Pendaur Ulangan material dan Penggunaan Kembali

? Sistem pengolahan limbah dibuat

secara built-in pada bangunan.

Material daur ulang perkiraan yang

dapat dikumpulkan per tahun

Kertas / karton = 41.5 metric- tonnes

Kaca / keramik = 7.0 metric-tonnes

Metal = 7.0 metric-tonnes

? Cara kerja sistemnya sebagai berikut :

1. Material yang bisa didaur ulang

dipisahkan pada tiap-tiap lantai

2. Sampah kemudian jatuh ke bawah

menujuh pemisah material yang

terletak di basement,

3. kemudian akan dibawa ke tempat

lain oleh sistem Drop-Down ini

kepada landasan waste-separators

4. Kemudian di tempat lain oleh penyimpan sampah untuk didaur ulang.

Page 96: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

75

b) Workplace 6

Gambar 22. Fasade Workplace 6

Sumber: Futurarc, 2008

Data Proyek :

? Nama proyek = Workplace 6

? Lokasi proyek = 44 Pirrama Road, Australia

? Luas site = 7.307 m2

? Tinggi bangunan = 6 lantai (23 m)

? Pemilik bangunan = GPT, Citta property Group

? Project Architec = nettletonribe

? Principal Architect = Michael Morgan , Ken NG, Lillian S. Arli

? Mekanikal elektrikal = watermannAHW

Workplace 6 adalah bangunan komersial denga tinggi 6 lantai di

daerah Pulau Darling yang sekarang menjadi bangunan pertama di

Sidney dengan bintang 6 kategori “Desain Kantor” yang diberikan Green

Buiding Council , yang diluncurkan Sydney harbor Foreshore Authority

untuk meremajakan semenanjung Pymont

Page 97: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

76

Fitur Green Building

? Energi

Gas yang dihasilkan dari generator panas untuk membangkitkan

energi untuk kebutuhan site, yang mengurangi beban puncak sampai

25%. Sisa panas generatornya kemudian digunakan untuk

meningkatkan sebuah chiller penyerap yang dapat membantu untuk

mendinginkan bangunan. Sebagai tambahan, atap dilengkapi dengan

panel solar yang dapat digunakan untuk memanaskan air yang

terdapat di dalam bangunan, yang mengurangi konsumsi energ i.

Energi yang dapat diperbaharui seperti GreenPower mencatat 25%

dari konsumsi energi, yang dapat mengurangi emisi dari bangunan.

? Air

Sebuah kombinasi alat efisien termasuk keran , showers, dan

toilet yang digunakan untuk mengurangi konsumsi air. Konsumsi air

juga dikurangi dengan menggunakan alat perubah panas air laut pada

pelabuhan sebagai pengganti Cooling Tower. Proyek termasuk

perawatan air kotor (black water) yang mengumpulkan seluruh air

buangan bangunan dan mendaur- ulangnya untuk keperluan air yang

tidak dapat diminum seperti untuk mengairi irigasi pada taman.

? Material

Material dipilih dengan hati-hati untuk meminimalisir dampak

negatif lingkungan. Material bangunan dipilih seperti beton yang dapat

didaur ulang seperti precast . Dan juga, beton jenis Low-volatile

organic compound dan produk bangunan yang rendah kadar

formaldehida, termasuk larpet dan cat yang digunakan melalui proyek

untuk mengurangi gangguan pada bangunan,sehingga kualitas

udaranya juga meningkat 50% .

Page 98: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

77

? Pencahayaan dan Ventilasi

Atrium terbuka membuat sinar alami masuk ke alat pemfilter

cahaya yang terdapat di pusat bangunan dan tembusan sinarnya

sampai ke ruang–ruang di dalam kantor. Tidak ada ujung plat lantai

yang lebih dari 12 m dari jendela luar atau atrium, yang memungkinkan

karyawan-karyawan di dalam bangunan yang memiliki akses ke

daerah pencahayaan alami dan ventilasi.

Bangunan juga memiliki penghalang matahari untuk

meminimalisir silau seperti jendela yang dapat digerakkan untuk

memasukkan udara segar.

Gambar 23. Siteplan Workplace6

Sumber: Futurac 2008

Page 99: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

78

Gambar 24. Potongan Workplace6

Sumber: Futurac 2008

Gambar 25. Eksterior Workplace 6

Sumber: Futurarc, 2008

Gambar 26. Interior Workplace 6

Sumber: Futurarc, 2008

Page 100: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

79

c) George Street

Gambar 27. Tampak Depan 88 George Street

Sumber: Futurac 2008

Data Proyek :

Nama proyek = Penambahan bangunan di jalan 88 George

Lokasi proyek = St. George- The Rocks, Australia

Luas site = 495 m2

Tinggi bangunan = 7 lantai

Konsultan Arsitektur = Terroir

Principal Architect = Gerrard Reinmuth

Heritage Architecture = Design 6

Page 101: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

80

Mekanikal elektrikal = Steensen Varning Pty

Konsultan konstruksi = Simpson Design Assosiates

Fungsi = Kantor sewa

Bangunan ini adalah bangunan tua yang tergolong sustainable

building, dengan gelar 5 Green Star. Fungsi bangunan ini adalah kantor

sewa. Bangunan ini berhasil menjadi bangunan hijau karena dapat

mengurangi emisi Karbondioksida sebanyak 136 ton pertahun dengan

mengurangi parkir kenderaan roda empat sebanyak 30 unit. Ke-sustain-an

bangunan ini juga karena dan mengkonservasi karakter bangunan

heritage.

Fitur Green Building

? Kualitas Lingkungan dalam ruangan

- Tingkat ventilasi yang tinggi ( 50% lebih tinggi dari standar Australia)

- Dinding dan lantainya yang membantu menstabilitasikan temperature

dalam ruangan

- Menggunakan cat VOC (Volatile Organic Compound) dan

formaldehid rendah MDF (medium density fibreboard) selama proses

konstruksi

- Penghawaan dalam bangunan menggunakan sistem penghawaan

alami (jendela) dan juga buatan (AC)

- Lebih dari 60% ruangan kantor memiliki view ke luar bangunan.

- Menggunakan insulasi kebisingan sehingga dapat mereduksi

kebisingan dan menciptakan kenyamanan dalam ruangan dengan

Page 102: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

81

- Menggunakan instalasi air-exhaust disetiap lantai untuk

meminimalisir polusi udara yang dihasilkan selama melakukan

aktivitas fotokopi dan percetakan.

? Energi

- Sistem AC menggunakan sistem pembagian udara yang menghemat

40% CO2, diestimasikan 136.000 kg/tahun.

- Memakai sistem meteran pribadi bagi penyewa, sehingga membuat

penggunaan energi menjadi lebih baik

- Menggunakan zona lighting kurag lebih 100 m2 di setiap lantai untuk

mengurangi konsumsi energi

- Menggunakan system daylight sensor

? Air

- Menggunakan alat penghemat air pada bangunanMenggunakan

sistem AC VRV (Variable Refrigrant Volume) yang dihubungkan ke

alat perubah panas pelabuhan yang akan menyimpan sekitar 3,8 juta

liter pertahun.

- Menggunakan meteran pribadi bagi penyewa

? Transportasi

- Membuat parkir sepeda pada bangunan

- Meminimalisir ruang parkir untuk membudayakan berjalan kaki, atau

menggunakan kemdaraan umum

? Emisi

- Menggunakan pengubah panas pelabuhan pada sistem AC dan

menempatkan cooling Tower dan mengurangi aliran air kotor

Page 103: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

82

- Menggunakan nonozon refrigerant pada sistem pendingin ruangan

- Meminimalisir pencahayaan pada fasade, terutama pencahayaan

sekitar bangunan

Gambar 28: Siteplan 88 George Street Sumber: Futurac 2008

Gambar 29. Potongan 88 George Street

sumber: Futurac 2008

Page 104: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

83

Gambar 30. Interior 88 George Street

sumber: Futurac 2008

Page 105: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

Gambar 1, Struktur Organisasi Kantor Pusat PT.Pelni

Sumbe : http://www.pelni.co.id

Page 106: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

87

BAB III

TINJAUAN KHUSUS PENGADAAN KANTOR

PT.PELNI TOWER DI MAKASSAR

A. Tinjauan Kondisi dan Potensi Kota Makassar

1. Letak Geografis Kota Makassar

Kotamadya Makassar merupakan Ibu kota Propinsi daerah

Tingkat I Sulawesi Selatan yang terletak dipantai barat pada

119º24’17’38’’ Bujur Timur (BT) dan 5º8’6’19’’ Lintang Selatan (LS)

dengan luas wilayah 175,77 Km² yang meliputi 14

kecamatan.Kotamadya Makassar merupakan kota pesisir pantai,

dengan luas wilayah 175,77 km2.

Secara administrative batas-batas wilayah Kota Masyarakat

meliputi :

a. Sebelah Utara : Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

b. Sebelah Selatan : Kabupaten Gowa

c. Sebelah Timur : Kabupaten Maros

d. Sebelah Barat : Selat Makassar

Kondisi fisik :

a. Kota pesisir dengan keadaan wilayah datar

b. Ketinggian 0 s/d 25 m dari permukaan laut

c. Kemiringan tanah 2% ke arah barat

d. Kelembaban udara 73% s/d 86%

e. Suhu udara rata-rata 22oC s/d 32oC

f. Curah hujan tahunan antara 2000 s/d 3000 mm

Page 107: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

88

g. Arah angin 210o15’ bujur timur arah selatan daya

h. Kecepatan angin rata-rata 5,1 km/jam

Gambar 31, Peta Kawasan Terpadu Kota Makassar

Sumber : BPS Makassar

Fungsi dan kedudukan Kota Makassar saat ini adalah sebagai

berikut :

1) Secara administrative merupakan ibukota provinsi Sulawesi

Selatan

2) Sebagai pusat pemerintahan Propinsi Daerah Tingkat I

Sulawesi Selatan

3) Merupakan pusat pembangunan propinsi Sulawesi Selatan

4) Merupakan pusat perdagangan yang ditunjang oleh

ketersediaan sarana dan prasarana transportasi

Page 108: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

89

5) Merupakan pusat pelayanan social dibidang pendidikan,

kesehatan, budaya serta rekreasi/ hiburan

2. Kondisi dan Potensi Kota Makassar

a. Rencana tata guna lahan

Sehubungan dengan tujuan pembangunan kota Makassar

maka ditempuhlah strategi kebijakan pembangunan yang

senantiasa merujuk pada potensi dasar yang dimiliki oleh daerah

tersebut.

Dari hasil identifikasi masalah terhadap komponen-komponen

penggunaan lahan, maka dari 17.577 Ha yang telah dipergunakan

sebagai lahan perdagangan sekitar 30%, lahan perkantoran

(pemerintahan dan swasta)sekitar 20% pemukiman penduduk

sekitar 40% serta penggunaan lainnya sekitar 10%.

Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTDK) merupakan

penjabaran Kebijakan Dasar Pengembangan (KDP) fisik kota yang

memberikan penjabaran pengembangan fisik kota secara

keseluruhan. Komponen utama dari RUTRK ini adalah Rencana

Tata Guna Lahan (RTGL). RUTDK dijabarkan dalam Sembilan

bagian Bagian Wilayah Kota (BWK) dengan fungsi dominan

maupun fungsi penunjang masing-masing wilayah sesuai dengan

detail Tata Ruang Kota(DTRK).

Pembagian BWK dibagi menjadi 3 zona, antara lain sebagai

berikut.

1) Zona Inti

BWK A, B, dan C atau daerah kota lama sebagai pusat

simpul jasa, terutama kegiatan perdagangan dan juga

perkantoran serta pengembangan pelabuhan. Bagian pusat

Page 109: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

90

kota khususnya bagi kegiatan pemerintahan kota dan

kebudayaan berada di wilayah Kecamatan Makassar.

2) Zona Transisi

BWK D, E, dan F atau daerah kota tengah sebagai

wilayah distribusi dan pemukiman, dengan pusat fasilitas

dimana dikembangkan terutama bagi kegiatan pusat

pemerintahan provinsi.

3) Zona Tepi

BWK G, H, dan I atau daerah kota pinggiran yang telah

ditetapkan sebagai ruang pertumbuhan pusat pembangunan.

Gambar 32, Peta Pengembangan Wilayah Kota dan Fungsi

Sumber : BPS Makassar

Page 110: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

91

TABEL 5, RENCANA FUNGSI STRUKTUR TATA RUANG BAGIAN

WILAYAH KOTA MAKASSAR TAHUN 2000 - 2011

BWK KECAMATAN LUAS (Ha)

FUNGSI

UTAMA PENUNJANG

( 1 ) ( 2 ) ( 3 ) ( 4 ) ( 5 )

A Ujung Pandang Makassar Wajo Bontoala Mariso Mamajang

1.331 Pusat Perdagangan, Perniagaan dan Jasa Sosial

Rekreasi, Perhotelan, Pemerintah Kota, Permukiman dan Hutan Kota

B Ujung Tanah 594 Transportasi Laut (Pelabuhan)

Pariwisata Tirta, Militer, Permukiman

C Tamalate 2.021 Rekreasi Pantai, Jasa Pariwisata

Perdagangan, Permukiman, Pendidikan Tinggi, Terminal Darat, Hutan Kota

D Rappocini 923 Jasa Pelayanan Sosial/Umum

Perkantoran, Perdagangan, Permukiman

E Panakkukang 1.705 Pusat Perdagangan, Jasa sosial.

Pemukiman, Pendidikan Tinggi, Perkantoran, Terminal Angkot, Ruang Terbuka Hijau

F Manggala 2.414 Pemukiman Pariwisata, Taman Kota, Pelayanan Sosial,

Page 111: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

92

Pendidikan Tinggi

G Tallo 583 Pariwiwsata, Hutan/taman Kota

Jasa Sosial/umum, Pemukiman, Taman Kota

H Tamalanrea 3.184 Pendidikan Tinggi, Pemukiman

Jasa Pelayanan Kesehatan, Industri, Perdagangan Jasa Pelayanan Sosial/umum

I Biringkanaya 4.822 Industri, Pemukiman

Terminal Angk. Darat, Militer, Ruang Terbuka Hijau, Pekuburan

J u m l a h 17.577 Ha

Sumber : Bappeda Kota Makassar

b. Kedudukan wilayah zona perdagangan, jasa dan komersial

Dalam RUTRK buku Draft Review RIK Makassar,

mengarahkan pusat perdagangan, jasa dan komersial sebagai

berikut :

1) Untuk jangka pendek tetap dipertahankan pada kawasan

pertokoan yang ada sekarang (sepanjang Jl. Wahidin

Sudirohusodo dan Jl. Sulawesi)

Page 112: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

93

2) Untuk jangka panjang telah dipersiapkan untuk pusat

perdagangan yang lebih luas sebagai pusat perdagangan

kota, yaitu BWK A

3) Lokasi perdagangan yang telah ada perlu dilengkapi dengan

komponen-komponen penunjang seperti landscaping, parkie

dan lain-lain

Dari identifikasi terhadap komponen-komponen penggunaan

lahan yang ada di pusat kawasan kota, maka dari luas ± 482,2 Ha

yang telah digunakan sebagai lahan perdagangan sekitar 30%,

untuk lahan perkantoran (pemerintah dan swasta) sekitar 20%,

lahan permukiman sekitar 40% dan penggunaan lainnya sekitar

10%. Dari komposisi ini, lahan permukiman ternyata masih

menduduki prosentase dominan.

3. Kondisi Perekonomian dan Perdagangan

a. Pertumbuhan Ekonomi

Kota Makassar merupakan pusat pengembangan di kawasan

Indonesia Timur. Makassar mempunyai peranan yang sangat

penting dan strategis dalam bidang ekonomi. Hal ini terlihat dari

semakin meningkatnya berbagai fasilitas hiburan, pusat

perdagangan dan fasilitas yang bersifat komersil lainnya. Fasilitas

– fasilitas ini tumbuh dan berkembang akibat meningkatnya

kebutuhan di masyarakat Kota Makassar. Namun akibat resesi

ekonomi yang terjadi dalam kurun waktu beberapa tahun

Page 113: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

94

kebelakang ini, terjadi penurunan sector perekonomian karena

daya beli masyarakat yang semakin menurun.

TABEL 6, PERTUMBUHAN PEREKONOMIAN KOTA MAKASSAR

S

umber : BPS Makassar : Makassar Dalam Angka tahun 2006

Realisasi penerimaan daerah otonom tingkat II kota Makassar

periode tahun anggaran 1995/1996 berjumlah Rp 83.662.989

dengan kenaikan rata-rata 17,18 pertahun. Sedangkan realisasi

pengeluaran rutin tahun anggaran 1996/1997 sebesar Rp

37.614.391 berarti terjadi kenaikan rata-rata 26,85% pertahun.

Pertumbuhan ekonomi satu wilayah pada dasarnya tak lain

dimaksudkan untuk mencapai tujutan peningkatan pendapatan

dan kesejahteraan masyarakat peningkatan masyarakat dapat

diukur melalui beberapa cara, salah satu diantaranya adalah dari

hasil perhitungan pendapatan regional (PDRB).

Thn

PDRB ADH

Berlaku

(milyar Rp)

Perkembangan

(persen)

PDRB ADH

Konstan

(juta Rp)

Pertumbuhan

Ekonomi

(persen)

( 1 ) ( 2 ) ( 3 ) ( 4 ) ( 5 )

2002 9.664.573,14 14,03 8.178.880,13 7,14

2003 11.131.684,20 15,18 8.882.254,69 8,60

2004 13.127.238,54 17,83 9.785.333,89 10,17

2005 15.744.193,91 19,94 10.492.540,67 7,16

2006 18.165.876,32 15,38 11.341.848,21 8,09

Page 114: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

95

Nilai PDRB kota Makassar selama 5 tahun terakhir

memperlihatkan kenaikan yang cukup baik, rata-rata 118,98 %

setiap tahunnya menurut harga berlaku dan 7,73 % setiap tahun

menurut harga konstan.

Apabila dilihat perannya terhadap PDRB, maka sector yang

paling dominan adalah sector perdagangan yaitu mampu

mencapai pertumbuhan ril 41,35 % kemudian urutan kedua adalah

sector industry pengolahan yang mencapai sekitar 15,36 %.

b. Kondisi Perdagangan

Pengadaan bangunan Kantor PT.Pelni Tower merupakan

bentuk usaha pengembalian investasi jangka panjang dan

mempunyai nilai keuntungan (benefit) yang cukup besar sekaligus

sebagai salah satu usaha memanfaatkan dan memperdayakan

sumber daya manusia dengan terbukanya lapangan kerja baru.

4. Proyeksi Pengembangan Kantor PT.Pelni Tower di Makassar

Dalam menentukan proyeksi pengembangan Kantor PT.Pelni

Tower di Makassar terdapat beberapa variable sebagai bahan

pertimbangan, yaitu :

a. Jumlah tenaga kerja pada akhir tahun 2010 diperkirakan sebanyak

3.749 pegawai dengan rincian sebagai berikut :

1) Kantor Pusat : 454 pegawai

2) Kantor Cabang : 657 pegawai

3) Pegawai Laut/ABK : 2.638 pegawai

Total : 3.749 pegawai

(sumber : www.pelni.co.id)

Page 115: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

96

b. Pertumbuhan jumlah perusahaan di Makassar

TABEL 7, Jumlah Perusahaan Berdasarkan Prosentase Rata -

Rata Pertumbuhan Perusahaan di Makassar

Tahun 2002-2008

Golongan Perusahaan Jumlah

2002 2006 2008

Perusahaan Besar 1.164 2.127 2.876

Perusahaan Menengah 4.582 6.911 8.487

Perusahaan kecil 5.462 8.355 10.333

Jumlah 11.208 12.649 21.527

Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Makassar

Untuk mendapatkan proyeksi pengembangan pertumbuhan

perusahaan dari tahun 2002-2008 maka digunakan rumus

geometric :

Rumus Geometrik :

Pn = Po (1+r)n

= 1.164 (1 + 16.27%)6

= 1.164 (1.1627)6

= 2.876

c. Perusahaan yang membutuhkan ruang kantor

Jika dilihat dari kemampuan ekonomi tiap golongan

perusahaan, maka sasaran penyewa kantor adalah perusahaan

besar dan menengah. Berdasarkan data Dinas Perindustrian dan

Perdagangan kota Makassar tahun 2002, jumlah perusahaan

yang belum menempati/memiliki kantor pribadi adalah 65%,

jumlah perusahaan yang telah memiliki kantor pribadi adalah 35%

Page 116: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

97

akan tetapi dari jumlah tersebut yang tidak memenuhi syarat

adalah 18.9%. Dengan demikian jumlah perusahaan yang

membutuhkan ruang kantor 65% + 18,9% = 83,9%

Pada tahun 2002, terdapat sekitar 1.164 perusahaan besar

dan 4.582 perusahaan menengah di Makassar, jadi jumlah

perusahaan yang membutuhkan ruang kantor adalah :

? Perusahaan besar

83,9% x 1.164 = 977 perusahaan

? Perusahaan menengah

83,9% x 4.582 = 3.844 perusahaan

Apabila tingkat pertumbuhan perusahaan besar 16,27%

pertahun dan perusahaan menengah 10,82% pertahun, maka

dapat ditentukan jumlah perusahaan yang membutuhkan ruang

kantor untuk tahun 2008 adalah 2.414 perusahaan besar dan

7.120 perusahaan menengah

TABEL 8, Jumlah Perusahaan Menurut Golongan Usaha Di

Kota Makassar Tahun 2002-2008

Golongan Perusahaan Jumlah

2002 2006 2008

Perusahaan Besar 977 1.786 2.414

Perusahaan Menengah 3.844 5.798 7.120

Jumlah 4.821 7.586 9.534

Sumber : diolah dari table sebelumnya

Page 117: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

98

B. Tinjauan Pengadaan Kantor PT.Pelni Tower di Makassar

1. Tujuan Pengadaan dan Fungsi

Kantor PT.Pelni Tower di Makassar bertujuan untuk menunjang

kegiatan transportasi, perdagangan, dan bisnis, utamanya yang

bersifat pelayanan jasa dengan memberikan suatu wadah berupa

tempat atau kantor bagi pengusaha maupun investor untuk

mengembangkan usahanya.

Pengadaaan Kantor PT.Pelni Tower di Makassar sebagai salah

satu usaha peningkatan nilai ekonomi tanah perkotaan dan

mengoptimalkan penggunaan lahan yang terbatas pada daerah pusat

kota.

Sebagai wadah penunjang kegiatan utama yang bergerak

dalam bidang pelayanan jasa transportasi laut, kantor ini berfungsi

memberikan pelayanan yang menyangkut masalah perdagangan dan

bisnis

2. Kondisi Kantor PT.Pelni Tower di Makassar

Dalam meninjau kebutuhan Kantor di Makassar berdasarkan

data dari BPS secara existing sitenya, servis yang diberikan dan

pengaruh-pengaruh perkembangan adalah :

a. Perletakan di pusat Kota

Pada pusat kota, dekat fasilitas yaitu kantor pemerintahan,

perdagangan, dan pelabuhan laut. Mempunyai accessibility yang

baik dari jalan lingkar kota/ring road dan jalan protocol, serta

sekitar lokasi banyak terdapat fasilitas entertainment, pusat

perbelanjaan.

Sehingga lokasi ini menjadi daya tarik dan menguntungkan

sebagai tempat kedudukan Kantor, yaitu terletak pada :

Page 118: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

99

1) Jalan Nusantara

2) Jalan Ahmad Yani

3) Jalan Penghibur

4) Jalan Sultan Hasanuddin

b. Perletakan di sekitar jalan protocol

Mempunyai accesibility yang baik. Akses kedalaman kota

atau keluar kota/air port. Mudah untuk mencapai fasilitas kota

dengan radius dekat, yaitu terletak pada :

1) Jalan Bawakaraeng

2) Jalan Mesjid Raya

3) Jalan Jenderal Sudirman

c. Perletakan di area perumahan

Kantor yang berlokasi di area perumahan, mempunyai

pencapaian yang mudah dari radius fasilitas kota yang dekat.

Kantor ini merupakan fungsi rumah tinggal yang ditingkatkan

menjadi fungsi kantor, yaitu terletak pada :

1) Jalan Hertasning

2) Jalan Sungai Saddang

3) Jalan Aeropala

3. Motivasi Kebutuhan Kantor

Karena merupakan akibat dari pada perkembangan Indonesia

pada umumnya, serta perkembangan ekonomi di Makassar

Khususnya. Berarti meningkatkan kegiatan yang membutuhkan wadah

kegiatan motivasi-motivasi yang menjadi tuntutan pengusaha/penyewa

adalah fasilitas akomodasi :

a. Masalah Lokasi

Keinginan pengusaha agar dekat dengan tujuannya

b. Masalah Bangunan

Page 119: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

100

Keinginan-keinginan pengusaha akan fasilitas kebutuhannya

didalam kantor serta suasana nyaman (convenience) dan

ketenangan dalam bekerja.

c. Masalah sewa

Mengandung masalah financial terhadap kedudukan social

ekonomi dan pengusaha. Dimana sewa yang diberikan sesuai

dengan kualitas fasilitas yang diberikan.

Page 120: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

101

BAB IV

KONSEP DASAR PERANCANGAN

A. Pendekatan Konsep Perancangan Makro

1. Pendekatan Penentuan Lokasi

Pemilihan lokasi yang tepat untuk Kantor PT.Pelni Tower

dengan Konsep Green Architecture di Makassar harus

mempertimbangkan kriteria sebagai berikut :

a. Lokasi sesuai dengan Rencana Umum tata ruang kota (RTRUK)

Makassar, sebagai kawasan perkantoran, pusat bisnis,

perdagangan, dan jasa pelayanan sosial.

b. Akses atau pencapaian yang mudah dari segi jarak, kualitas

dan kuantitas jaringan transportasi menuju lokasi

c. Ketersediaan jaringan utilitas kota

d. Ketersediaan fasilitas penunjang

Skala Prioritas dan pembobotan kriteria pemilihan lokasi

1) Lokasi sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang Kota

(RUTRK) Makassar, sebagai kawasan perkantoran, pusat

bisnis, perdagangan dan jasa pelayanan sosial. (Bobot = 35%)

Bobot 35% didasarkan pada pertimbangan tuntutan

pengembangan wilayah kota yang harus sesuai peruntukan

lahan sebagai kawasan perkantoran agar tercipta keterpaduan

lingkungan dengan sekitarnya.

2) Pencapaian yang mudah dari segi jarak, kualitas dan kuantitas

jaringan transportasi menuju lokasi (Bobot = 30%)

Pencapaian yang mudah sangat diperlukan oleh

pengguna bangunan (karyawan) dalam kaitannya dengan

disiplin waktu agar dapat dengan cepat sampai ke kantor.

Page 121: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

102

3) Ketersediaan jaringan utilitas kota (Bobot = 20%)

Jaringan utilitas kota sangat diperlukan untuk menunjang

sistem operasional dalam bangunan. Jaringan utilitas yang

memadai seperti jaringan air bersih (PAM), listrik (PLN),

jaringan telepon.

4) Ketersediaan fasilitas penunjang (Bobot = 10%)

Adanya fasilitas penunjang di sekitar lokasi dapat

menunjang aktifitas yang terjadi dalam kantor sewa, seperti:

perkantoran, Bank, pertokoan, dan lain-lain.

Berdasarkan fungsi Detail Tata Ruang Kota (DTRK) kota Makassar,

bahwa alternatif lokasi yang potensial untuk Kantor Sewa dengan

Konsep Green Architecture di Makassar adalah :

a. Alternatif I Kecamatan Rappocini

Dengan fungsi utama sebagai jasa pelayanan sosial kemudian

fungsi penunjang adalah perkantoran, perdagangan, dan

permukiman

b. Alternatif II Kecamatan Panakkukang

Dengan fungsi utama sebagai pusat perdagangan dan jasa

sosial kemudian fungsi penunjang adalah permukiman,

pendidikan tinggi, perkantoran transportasi darat,ruang terbuka

hijau

c. Alternatif III Kecamatan Ujung Pandang

Dengan fungsi utama sebagai perdagangan, perniagaan, dan

jasa sosial kemudian fungsi penunjang adalah rekreasi,

perhotelan, pemerintah kota, permukiman, hutan kota/taman

kota.

Page 122: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

103

Gambar 33, Peta Kota Makassar

Sumber : BPS Makassar

TABEL9, PEMBOBOTAN ALTERNATIF LOKASI

No. Kriteria Bobot

(%)

Alternatif 1 Kecamatan Rappocini

Alternatif 2 Kecamata

n Panakkuka

ng

Alternatif 3 Kecamatan

Ujung Pandang

N BN N BN N BN

1

Lokasi sesuai dengan

Rencana Umum Tata

Ruang Kota (RUTRK)

Makassar, sebagai

kawasan perkantoran,

pusat bisnis,

perdagangan dan jasa

pelayanan sosial.

35 3 105 3 105 2 105

2 Pencapaian yang 30 3 90 2 60 2 90

KecamatanRappocini

Kecamatan UjungPandang

KecamatanPanakkukang

Page 123: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

104

mudah dari segi jarak,

kualitas dan kuantitas

jaringan transportasi

menuju lokasi.

3 Ketersediaan jaringan

utilitas kota 25 3 75 3 75 3 75

4 Ketersediaan fasilitas

penunjang 10 2 20 2 20 3 30

Total Nilai 100 290 260 300

Keterangan nilai

3 = Baik

2 = Cukup Baik

1 = Kurang baik

Dari tabel di atas maka Kecamatan Ujung tanah ditentukan

sebagai lokasi perencanaan Kantor PT.Pelni Tower

2. Pendekatan Penentuan tapak

Berdasarkan dari pertimbangan sebalumnya tentang

pendekatan konseppenentuan lokasi , maka diperoleh kriteria

penentuan tapak yang dipilih sebagai berikut.

a. Terletak pada kawasan perkantoran

b. Memiliki arah pandang yang baik.

c. Tersedianya sarana dan prasarana transportasi kota untuk

kemudahan pencapaian

d. Tersedianya fasilitas penunjang di sekitar tapak

e. Luas lahan yang potensial untuk menampung seluruh aktivitas

dalam bangunan.

Page 124: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

105

Skala prioritas dan pembobotan kriteria pemilihan tapak

1) Terletak pada kawasan perkantoran (Bobot = 30%)

Perencanaan Kantor PT.Pelni Tower, harus mengacu

pada peruntukan lahan kawasan perkantoran, agar tercipta

kesesuaian dengan kondisi lingkungan di sekitarnya.

2) Memiliki arah pandang yang baik (Bobot = 20%)

Keberadaan Kantor PT.Pelni Tower sebagai pusat

kegiatan perkantoran, menuntut tampak terpilih seidealnya

memiliki potensi visual yang menarik dari luar, sehingga dapat

menjadi landmark di lingkungan sekitarnya.

3) Tersedianya sarana transportasi kota untuk kemudahan

pencapaian. (Bobot = 25%)

Pencapaian yang mudah sangat diperlukan oleh

pengguna bangunan (karyawan) dalam kaitannya dengan

disiplin waktu agar dapat dengan cepat sampai ke kantor.

4) Tersedianya fasilitas penunjang di sekitar tapak (Bobot = 15%)

Fasilitas penunjang sangat diperlukan guna mendukung

fungsi bangunan dan aktifitas yang terjadi di dalam bangunan,

seperti: perkantoran, bank, pertokoan, dan lain-lain.

5) Luas lahan yang potensial utnuk menampung aktifitas dalam

bangunan (Bobot = 15%)

Lahan yang tersedia harus dapat dimanfaatkan

semaksimal mungkin, dimana harga lahan di tengah kota

sangat tinggi.

Dari kelima kriteria di atas, maka dipilih beberapa

alternatiftapak yang ideal untuk sebuah kantor sewa di

Kecamatan Rappocini, yaitu:

a) Alternatif 1 = Jl. Ahmad Yani – Jl. Slamet Riyadi

b) Alternatif 2 = Jl. Jend. Sudirman - Jl. G. Bawakaraeng

c) Alternatif 3 = Jl. Jend. Sudirman - Jl. Emmi saelan

Page 125: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

106

Gambar 34, Tiga Alternatif Tapak di Kecamatan Ujung Pandang

Sumber : Penulis

TABEL 10,ANALISIS PEMBOBOTAN ALTERNATIF TAPAK

No.

Kriteria Bobot (%)

Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif

3

N BN N BN N BN

1 Terletak pada kawasan

perkantoran 30 3 90 3 90 3 90

2 Memiliki arah pandang

yang baik 20 3 60 3 60 3 60

3 Tersedianya sarana

transportasi kota untuk

kemudahan

25 3 75 3 75 3 75

Alt.II

Alt.III

Alt.I

Page 126: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

107

pencapaian

4 Tersedianya fasilitas

penunjang di sekitar

tapak

15 2 30 3 45 2 30

5 Luas lahan yang

potensial utnuk

menampung aktifitas

dalam bangunan

15 2 30 3 45 3 45

Total 100 285 315 300

Keterangan nilai

3 = Baik

2 = Cukup Baik

1 = Kurang baik

Dari data tabel maka tapak terpilih sebagai tapak perancangan

kantor PT.Pelni Tower adalah alternatif 3. Tapak terletak di Jl. Jend.

Sudirman. Secara administratif, tapak berbatasan dengan:

(1) Sebelah Utara : Jl. Emmi Saelan

(2) Sebelah Timur : Gedung Islamic Centre IMMIM

(3) Sebelah Selatan : Gedung Polisi Militer

(4) Sebelah Barat : Perumahan

Gambar 35, Lokasi Terpilih

Sumber : Penulis

LOKASI TERPILIH

Page 127: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

108

Gambar 36, Tapak Alternatif Terpilih

Sumber : Penulis

JL. EMMI SAELAN

JL. Jend. SUDIRMAN

GEDUNG IMMIM

GD.POLISI MILITER

PERUMAHAN

Page 128: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

109

3. Konsep Pengolahan Tapak

Kriteria pengolahan tapak secara utuh dalam kesatuan antara

ruang luar dengan massa bangunan meliputi :

a. Tuntutan pendaerahan.

1) Penempatan massa bangunan sesuai dengan fungsi

2) Penempatan ruang-ruang pada area yang noise sedang -

tinggi mengelilingi massa bangunan

b. Tuntutan Penampilan fisik

1) Mencerminkan sebagai bangunan kantor

2) Menghindari kesan monoton

c. Tuntutan penataan entrance

1) Memungkinkan pencapaian dari jalur -jalur sirkulasi utama

2) Tidak mengganggu arus sirkulasi

Selain itu, dalam penataan tapak perlu diperhatikan mengenai

pengelolaan lingkungan karena mempunyai pengaruh pada

penampilan dan letak bangunan. Ada beberapa hal yang berkaitan

dengan pengelolaan lingkungan, yaitu

a. Penentuan Orientasi Bangunan

Faktor yang perlu diperhatikan dalam penentuan orientasi

bangunan, yaitu :

1) Orientasi terhadap sinar matahari

a) Pandangan ke arah luar akan di buka seluas-luasnya

untuk mencapai kesan a lami , namun or ientas i

penyinaran matahari menjadi hal penting sehingga

perletakan bangunan tidak menimbulkan efek silau.

b) Penyinaran maksimal untuk daerah yang membutuhkan

b a n y a k c a h a y a s a n g a t d i b u t u h k a n s e h i n g g a

pengaturannya sebisa mungkin memanfaatkan cahaya

matahari secara optimal

Page 129: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

110

2. Orientasi terhadap angin

a) Dalam hal ini mempengaruhi tata letak, orientasi

bangunan dan kenyamanan terhadap unit-unit ruang

dalam bangunan

b) Penggunaan arah angin sebagai penghawaan alami

digunakan ruang melalui bukaan-bukaan.

Gambar 37, Arah Matahari dan Angin

Sumber : Penulis

3. View

a) Memberikan identitas sebagai bangunan kantor

b) Memungkinkan sebagai titik tangkap yang ideal dari

segala arah dengan memperhatikan lintasan matahari

dan arah angin

Page 130: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

111

Gambar 38, View dari luar tapak

Sumber : Penulis

Gambar 39, View ke luar tapak

Sumber : Penulis

4. Noise

Hal-hal yang dapat dilakukan untuk meredam kebisingan ini

adalah :

1) Peninggian lantai dasar bangunan

Page 131: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

112

2) Pemanfaatan unsur lansekap di sekeliling bangunan.

3) Membuat jarak lebih kedalam dari muka jalan ke

bangunan.

Gambar40, Sumber Kebisingan

Sumber : Penulis

b. Penzoningan Tapak

Salah satu faktor yang erat hubungannya dengan

penzoningan tapak adalah faktor kebisingan dimana zona

publik diletakkan pada area yang memiliki tingkat kebisingan

cukup tinggi, zona semi publik dan zona service diletakkan

pada area yang kurang bising dan zona privat diletakkan

pada area yang tidak bising atau tenang.

Adapun tujuan dari penzoningan tapak yang ingin dicapai,

yaitu :

1) Masing-masing kelompok tidak saling mengganggu

2) Pencapaian yang efektif

3) Mempunyai hubungan sesuai dengan sifat pemakainya

Sehingga alternatif pola pengelompokan fisiknya dapat

digambarkan dengan memperhatikan :

1) Bentuk dan jenis kegiatannya

2) Karakter masing-masing kegiatan

Page 132: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

113

Fungsi kegiatan pada tapak dikelompokkan ke dalam

beberapa zona, yaitu :

1) Zona semi publik

Merupakan daerah yang dapat dicapai dengan bebas oleh

publik dan letaknya harus mudah dicapai dari pintu utama.

2) Zona semi privat

Merupakan zona peralihan antara semi publik dan

privat yang menuntut suasana yang tenang dan

nyaman.

3) Zona privat

Merupakan zona yang bersifat khusus dan tidak

berhubungan langsung dengan kegiatan publik

4) Zona service

Merupakan zona yang meliputi seluruh kegiatan servis

untuk melayani segala hal yang menyangkut servis

bangunan yang memberi rasa aman dan nyaman bagii

pemakainya. Zona ini harus jelas dan mudah untuk

dicapai, balk dari dalam maupun dari luar bangunan

Gambar41, Zoning tapak daerah perencanaan

Sumber : Penulis

Page 133: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

114

c. Penempatan Entrance

1) Main entrance

Main entrance merupakan jalur utama untuk masuk ke

tapak. Jadi kr i ter ia penentuan letak main entrance

diharapkan dekat dengan arah datangnya pengunjung. Hal

ini bertujuan untuk memudahkan pencapaian ke tapak dan

memudahkan security access dalam mengatur keamanan

pemakai gedung. Adapun persyaratan main entrance yaitu :

a) Mudah terlihat oleh pelaku kegiatan dengan

membuat ruang penerimaan

b) Dekat dengan kemungkinan arah datangnya

pengunjung / tamu

c) Kemudahan pencapaian ke tapak bangunan

d) Tidak menganggu kelancaran arus lalu lintas

disekitarnya.

2) Side entrance

Side entrance difungsikan sebagai alternatif

pencapaian untuk jalan keluar tapak tanpa harus

mengganggu jalur masuk. Difungsikan pula sebagai jalur

keluar dari bahaya yang mengancam seperti kebakaran

ataupun ancaman pihak tertentu. Adapun persyaratan side

entrance, yaitu :

a) Jelas dan mudah arah masuk dan keluar site

b) Menghindari terjadinya crossing sirkulasi dalam site

c) Memudahkan pengawasan dari segi keamanan

3). Service entrance

Merupakan pencapaian bagi sirkulasi kegiatan

service, seperti kegiatan service bangunan, pengangkutan

keluar masuknya barang, seperti kebutuhan untuk food

court. Service entrance juga digunakan sebagai jalan masuk

Page 134: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

115

dan keluar bagi pengelola dan karyawan Pemakai gedung

yang berjalan kaki disediakan entrance khusus pejalan kaki.

d. Sirkulasi pada Tapak

Sirkulasi pada tapak didasarkan atas pertimbangan

1) Aktifitas pelaku kegiatan

2) Perletakan main entrance dan side entrance

3) Pencapaian ke dalam bangunan

Sirkulasi terbagi tiga, yakni sirkulasi manusia

(pejalan kaki), sirkulasi kendaraan dan sirkulasi barang.

Perlu perbedaan ketinggian antara jalur pejalan kaki

dengan jalur sirkulasi kendaraan. Kedua jalur tersebut

terpisah dan diarahkan secara jelas agar tidak terjadi

crossing. Sedangkan untuk sirkulasi barang dipisahkan

dengan sirkulasi pejalan kaki.

a) Sirkulasi manusia (pejalan kaki)

Manusia sebagai pemakai wadah ini memerlukan

suatu jalur sirkulasi yang balk dan efisien. Untuk itu

sirkulasi ini sebaiknya :

(1) Berfungsi sebagai pengarah

(2) Tidak terjadi cross sirculation dengan sirkulasi

lainnya

(3) Tidak terjadi overlapping antara sirkulasi

pengunjung, pengelola dan penghuni / karyawan

b) Sirkulasi kendaraan

(1) Kemudahan pencapaian dari bangunan utama

(2) Pemisahan yang jelas untuk tiap jenis dan fungsi

kendaraan

Page 135: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

116

(3) Arah dan pola jalan yang memberikan kemudahan

dan keleluasaan

c) Sirkulasi barang

(1) Kelancaran arus keluar masuk barang

(2) Terpisah dari jalur sirkulasi pengunjung

Untuk sirkulasi kendaraan di dalam tapak, main entrance

diletakkan pada jalan poros utama selanjutnya ke

tempat parkir yang telah disediakan. Sedangkan

kendaraan servis dan pengunjung masuk dan keluar

melalui side entrance yang terletak di jalan alternatif.

Untuk sirkulasi pejalan kaki dapat masuk melalui

pedestrian yang telah disediakan.

e. Area Parkir

Secara garis besar sistem perparkiran berdasarkan lokasi

yang disediakan, dapat dibedakan dalam dua kategori, yaitu

parkir pada jalur jalan dan dalam gedung. Sistem parkir

tersebut dapat dibedakan lagi menjadi beberapa bentuk dan

tapak diberikan kriteria-kriteria sebagai berikut :

1) Halaman parkir

Yaitu sebidang tanah yang merupakan bagian persil dari

bangunan dan digunakan sebagai tempat parkir

pelengkap dari kegiatan bangunannya.

2) Ruang parkir dalam bangunan

Yaitu ruang pada sebagian lantai bangunan yang

berfungsi sebagai fasilitas pelengkap dari kegiatan

bangunannya.

3) Pelantaran parkir

4) Bangunan parkir

Page 136: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

117

Berdasarkan kriteria, penentu dalam pemilihan sistem

parkir pada tapak, antara lain :

1) Kemudahan pencapaian ke masing-masing tempat

kerja

2) Kesesuaian lahan

3) Menghindari kebisingan didalam tapak

4) Menyatu dengan sistem sirkulasi dalam tapak

5) Mengutamakan keamanan

Parkir dipisahkan menjadi 3 area yaitu untuk kendaraan

tamu perusahaan/pengunjung, pengelola, dan parkir penyewa

kantor maupun retail.

1) Parkir tamu perusahaan diletakkan pada daerah yang lebih

dekat dengan main entrance sehingga diharapkan adanya

kemudahan dalam pencapaian.

2) Parkir pengelola diletakkan pada area yang dekat

dengan gedung dan di dalam gedung (basement)

3) Parkir penyewa kantor maupun retail diletakkan pada

area di dalam gedung yang besifat eksklusif dimana

ruang parkir tersebut tidak dapat digunakan selain

penyewa kantor dan retail.

Perbedaan kebutuhan ruang parkir merupakan akibat

dari perbedaan sifat penggunaan lahan. Yang diperlu

diperhatikan dalam mendesain kebutuhan ruang parkir

adalah kebutuhan fungsi utama. Perbedaan sifat

penggunaan parkir diantaranya adalah sebagai berikut :

a) Untuk kantor sewa, dibutuhkan ruang parkir yang

eksklusif, dibayar bulananan serta kepastian bahwa

ruang parkirnya tidak akan digunakan oleh pihak lain.

Page 137: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

118

b) Untuk komersial, kebutuhan ruang parkir yang

dibutuhkan umumnya tidak eksklusif karena waktu

penggunaannya antara 30 menit – 120 menit

Karena perhitungan nilai lahan cukup tinggi, maka

pemakaian parkir dalam bangunan merupakan alternatif

pemecahan akibat kebutuhan akan area parkir yang besar.

Selain menggunakan bangunan sebagai area parkir,

bangunan ini tetap menggunakan area parkir pada lahan

yang tidak terbangun yang merupakan kesatuan dari

penataan ruang luar.

A (mm) B (mm) C (mm)

Dalam

bangunan

2300 4600 6000

Luar bangunan 2400 5500 6100-6700

Gambar 42, Kebutuhan ruang parkir 90O

sumber: Neufert. Data Arsitek, jilid 1: 22

4. Pendekatan Tata Ruang Luar

Dalam penataan ruang luar yang harus diperhatikan adalah hal-hal

sebagai berikut:

a. Penyelesaian perencanaan ruang luar dengan lingkungan

dan elemen yang ada.

B B C

A

A

A

A

Page 138: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

119

b. Pola sirkulasi yang mendukung integritas dan koordinasi

antara masing-masing fungsi kegiatan.

c. Pola sirkulasi yang jelas dan terarah. Pengelolaan taman

dan elemen ruang luar harus dapat member arah dan

orientasi ke bangunan.

d. Pohon pelindung dan tanaman yang ada direncanakan

perletakannya sehingga dapat menyaring debu, meredam

suara, pelindung dari sinar matahari/ panas dan mengurangi

kecepatan angin serta berbagai sarana istirahat dan

komunikasi di samping sebagai unsur estetik.

e. Penataan ruang luar/ elemen lansekap untuk memberi

penyempurnaan dan keharmonisan pada bangunan, di

samping sebagai pembatas dan pengarah juga berfungsi

sebagai pelindung dan penyejuk.

f. Material ruang luar yang dipakai berdasarkan pada :

1) Daya tahan material.

2) Penampilan dan kecocokan iklim

3) Nilai estetis

Material ini dibedakan antara dua jenis, yaitu:

a) Soft Material

Elemen ruang luar yang bersifat lunak, misalnya pohon

atau tanaman yang dipergunakan untuk penataan

lansekap. Elemen lunak ini berfungsi:

? Sebagai pengarah, pembatas, peneduh, penerima

dan mengurangi kebisingan.

? Penutup permukaan (rumput)

? Tanaman peneduh dan pengarah

? Tanaman pembatas

? Semak Kecil (2,5 cm – 25 cm) misalnya rumput-

rumputan, sebagai penutup tanah ditanam pada :

Page 139: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

120

1) Tepi jalan setapak

2) Disekeliling bangunan

? Semak rendah/ sedang (45 cm – 200 cm)

misalnya Howarita puring, sebagai pembatas/

pemisah pagar ditanam pada :

1) Tepi jalan setapak sebagai penghias

2) Sisi bangunan

3) Sekitar bangunan untuk meredam bising dan

sebagai penghias.

? Pohon sebagai pengarah sirkulasi dapat diletakkan di

tepi jalan. Selain itu difungsikan sebagai

pembatas gerak manusia dalam tapak. Altenatif

yang digunakan adalah palm raja, cemara gunung,

tanjung dan lainnya

? Pohon pelindung(5 m – 15 m) difungsikan untuk

menahan silau yang ditimbulkan matahari, sebagai

pengarah dan peredam bunyi dari dalam dan luar

site. Di letakkan pada area parkir dan

pedestrian. Sebaiknya adalah pohon yang cukup

besar dan tinggi. Alternatif yang dapat digunakan

adalah palm raja, tanjung dan rasamala.

? Tanaman penutup tanah yaitu tanaman yang

digunakan untuk menambah nilai estetika pada

bidang tanah. Kriteria dari tanaman penutup tanah

adalah tidak terlalu tinggi sekitar 10-20 cm dan

memiliki nilai estetika tinggi. Alternatif yang

digunakan adalah rumput-rumputan dan tanaman

perdu yang diletakkan pada taman dan plaza.

Page 140: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

121

b) Hard Material

Elemen ruang kuar yang bersifat keras yang digunakan

untuk sirkualasi manusia dan kendaraan, juga berfungsi

sebagai elemen dekoratif, terdiri dari:

? Lampu untuk taman, parkir, dan pedestrian

? Lampu taman, tinggi maksimum 1,50 m

? Lampu jalan setapak tinggi 2,50 – 3,50 m.

? Lampu parkir, jalanan dengan tinggi 7,50 – 12 m.

? Penunjuk jalan untuk memberi kejelasan

? Plaza

Merupakan daerah pertemuan sirkulasi pejalan kaki

dari segala arah. Material yang digunakan adalah

material yang kuat, tahan terhadap beban berat dan

memiliki nilai estetika yang tinggi.

? Pedestrian

Merupakan jalan setapak sebagai sarana sirkulasi

disekitar bangunan yang diperuntukkan bagi pejalan

kaki. Pedestrian ditata secara dinamis. Untuk

dapat difungsikan sebagai pengarah sirkulasi

yang jelas, digunakan elemen tanaman pada

pedestrian, penggunaan tekstur dan warna.Paving

blok digunakan pada pedestrian sebagai jalan

sirkulasi pejalan kaki karena sifat material tersebut

dapat mengabsorbsi panas matahari maka perlu

dipadukan dengan soft material agar tercipta suasana

yang sejuk

? Jalan dan parkir kendaraan

Jalan terdiri dari jalur kendaraan tamu

perusahaan dan kendaraan pengunjung apartemen,

Page 141: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

122

dimaksudkan agar tidak terjadi cross sirculation.

Adapun konstruksi rencana jalan dan parkir dengan

menggunakan bahan yang kuat, tahan terhadap

beban berat, mudah dalam pengerjaannya dan

memiliki nilai estetika

Penataan tata hijau pada daerah ini difungsikan

sebagai pelindung dan penyerap panas serta

merupakan unsur estetika pembentuk ruang luar.

Pola penataan diusahakan dengan penataan

pohon pelindung sejajar sesuai layout

parkir.Rencana jalan dipilih material konstruksi jalan

hot mix, sedangkan untuk parkir, digunakan paving

blok yang divariasikan dengan tanaman penutup

5. Pendekatan Sistem Sirkulasi dalam tapak

a. Sirkulasi kendaraan, yang terdiri dari :

- Kendaraan penghuni

- Kendaraan pengelola

- Kendaraan pengunjung.

- Kendaraan barang.

Keempat jalur sirkulasi diatas diberikan masing-masing

kejelasan agar sirkulasi pada tapak dapat lancar dan

memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi pemakai.

b. Sirkulasi pedestrian

Sirkulasi pedestrian diusahakan agar manusiawi, terarah dan

jelas serta sedapat mungkin tidak terjadi “crossing” dengan

sirkulasi kendaraan. Maka disekitar tapak diperlukan tempat

pemberhentian kendaraan umum untuk mencegah terjadinya

kemacetan di jalan yang bersangkutan

Page 142: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

123

c. Sirkulasi Ruang Luar dan Parkir

Secara merata mendistribusikan beban lalu lintas pada sebuah

jalur jalan raya yang telah memiliki hierarki. Untuk kelancaran

masuk keluarnya kendaraan ke dan dari area parkir maka gerak

kendaran masuk dan keluar dijadikan satu arah.

B. Pendekatan Konsep Perancangan Mikro

1. Pendekatan terhadap bentuk dan penampilan bangunan

a. Filosofi Bentuk

Penentuan bentuk dan penampilan bangunan Kantor PT.Pelni

Tower di Makassar didasarkan pada pertimbangan fungsi dan

ekspresi (wastu dan citra) dalam kaitannya sebagai perwadahan

kegiatan-kegiatan perkantoran. Filosofi bentuk merupakan

elemen penting dalam perwujudan ekspresi dan identitas

bangunan, dimana pendekatannya bertumpu pada pemaknaan

nilai-nilai yang akan dimunculkan pada kantor PT.Pelni tower.

b. Jika pencitraan kantor PT.Pelni Tower lebih berfokus pada

identitas kota Makassar, maka filosofi bentuk yang dianutnya

sedapatnya berkisar pada penggabungan aspek historis

sebagai wujud pengembalian supremasi bangsa dengan

aspek identitas kota (trademark / icon), maka seidealnya

bangunan akan mewakili aspek historis-cultural kelautan

Kota Makassar seperti : Phinisi, Laut, Perahu Sandeq,

Rumah adat, Badik dan lain-lain.

c. Jika pencitraan kantor PT.Pelni Tower lebih berfokus pada

penekanan konsep green architecture, maka filosofi

bentuknya berkisar pada transformasi bentuk variasi

beberapa tumbuhan hijau atau bagian dasar sebuah

vegetasi seperti: daun, bunga, akar, ranting, dan lain-lain

Page 143: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

124

d. Jika pencitraan kantor PT.Pelni Tower lebih berfokus pada

hal-hal yang bertalian erat dengan kantor, sesuai fungsi

bangunan nantinya yang akan mawadahi aktivitas

perkantoraan, maka filosofi bentuknya berkisar pada

transformasi bentuk perkakas / alat tulis kantor (ATK),

seperti: ballpoin, suntik printer, lemari kantor, komputer, dan

lain-lain.

b. Bentuk bangunan

Faktor utama dalam penentuan bentuk dasar dari suatu

bangunan adalah fungsi serta sifat kegiatan yang ditampungnya.

Dalam hal ini fungsi yang direncanakan adalah kantor PT.Pelni

Tower sebagai tempat yang bersifat komersial sehingga

pendekatan terhadap bentuk dasarnya mempertimbangkan

kepentingan dan keinginan pihak pengelola dan konsumen.

Dengan demikian maka pendekatan bentuk bangunan

didasarkan pada pertimbangan:

1) Kesesuaian bentuk dengan kondisi tapak

2) Kesesuaian bentuk dengan fungsi bangunan dan aktivitas

yang akan diwadahi.

3) Mewujudkan konsep green architecture dalam perancangan

bangunan, baik dari segi eksterior, interior, penataan

lansekap, maupun pengadaan ruang-ruangnya.

4) Keserasian dan keselarasan lingkungan sekitar.

5) Unsur - unsur estetika.

6) Efektifitas ruang, serta kemudahan dalam pelaksanaan.

Pendekatan bentuk dasar terhadap bentuk tapak yang

ada serta sifat kegiatan masing-masing mempengaruhi

modifikasi dari bentuk dasar bangunan sehingga memberi nilai

estetika pada bangunan.

Page 144: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

125

c. Penampilan bangunan

Penampilan bangunan merupakan factor yang sangat

menentukan keberhasilan suatu perencanaan, terutama bagi

suatu bangunan yang bersifat komersil. Dalam hal ini

penampilan bangunan dari luar maupun tata ruang dalam

bangunan harus menunjukkan ciri dan karakter serta aktivitas

dalam bangunan.

Pertimbangan yang dipakai dalam Kantor PT.Pelni Tower

dengan Konsep Green Architecture di Makassar adalah:

1) Penampilan yang tetap berkesan modern yang menggunakan

struktur dan material rangka baja, namun tetap memenuhi

asas-asas fisika bangunan yang harus di terapkan pada

bangunan dengan iklim tropis, serta penekanan kesan hijau

dengan pengadaan vegetasi di beberapa area di setiap lantai.

2) Pencapaian ke dalam tapak bangunan harus mudah dan

lancar dengan menempatkan posisi entrance pada posisi

yang aman untuk menghindari kemacetan.

3) Sudut pandang/ view yang terbaik dan potensial terhadap

tapak

4) Bentuk bangunan aerodinamis untuk mengantisipasi arah

angin

5) Menerapkan prinsip-prinsip desain green architecture atau

arsitektur hijau.

2. Pendekatan Program Ruang

a. Pendekatan Kebutuhan Ruang

Pendekatan kebutuhan ruang dengan faktor penentu:

Page 145: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

126

? Jenis kegiatan yaitu kegiatan kegiatan pokok seperti

administrasi dan kegiatan penunjang seperti kegiatan

pelayanan (servis) dan kegiatan penunjang lainnya.

? Jenis perabot dan peralatan setiap jenis kegiatan

mempunyai peralatan atau perabot yang spesifik dan dapat

dijadikan standar.

? Hubungan fungsional antar kegiatan dalam bangunan.

Adapun pengelompokan kegiatan pada kantor PT.Pelni Tower dapat

dibagi sebagai berikut:

1. Kelompok kegiatan utama

Kelompok kegiatan utama dilakukan oleh pihak pemilik/pengelola

dan penyewa bangunan dengan aktivitas/ kegiatan kantor yang

bersifat administratif.

2. Kelompok kegiatan penunjang

Kelompok kegiatan penunjang dialksanakan oleh seluruh pemakai

bangunan dengan meliputi berbagai aktivitas/ kegiatan seperti

pertemuan/ seminar/ rapat, informasi, promosi, santai sera istirahat.

3. Kelompok kegiatan servis

Kelompok kegiatan servis meliputi kegiatan seperti perawatan

bangunan (maintenance) dan perlengkapannya, mengawasi dan

mengontrol sistem bangunan, menjaga keamanan dan

kenyamanan pemakai dalam hal ini pihak penyewa bangunan dan

penngelola. (dapat dilihat pada tabel berikut)

Page 146: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

127

TABEL 11,PENGELOMPOKAN KEGIATAN PADA KANTOR

PT.PELNI TOWER

Fungsi Kegiatan Tujuan Sarana Fisik Pemakai Waktu

Waktu

Karakteristik dan Kriteria

Kebutuhan Ruang

Lobby ? Memberikan informasi

? Mencari informasi

? Menerima pengunjung

? Area Lobby

? Area

resepsionis

? Pengunjung ? Karyawan

08.00-

17.00

? Suasana Formal, Nyaman dan Tenang

? Keamanan Khusus

? Kemudahan Pencapaian

? Area Lobby

? Area

resepsioni

s

Perkantoran

Utama

(PT.Pelni)

? Melakukan kegiatan administrasi

? Pertemuan/ rapat

? Bertemu relasi

R.Kantor ? Direktur utama

? Direktur usaha

? Direktur armada

? Direktur keuangan

? Direktur SDM/Umum

? Sekretaris ? Karyawan ? Tamu

08.00-

17.00

Suasana formal,nyaman dan tenang

? Rg. Direktur utama

? Rg. Wakil direktur utama

? Rg. Direktur usaha

? Rg. Direktur armada

? Rg.Direktur keuangan

? Rg. Direktur SDM/umum

? Rg. Kepala devisi

? Rg. Sekretaris

? Rg. Rapat intern

? Rg. Tamu ? Rg. Servis

Page 147: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

128

Perkantoran ? Bekerja ? Pertemuan/

Rapat ? Bertemu

Relasi

R. Kantor ? Pimpinan ? Karyawan ? Tamu

08.00-

17.00

Suasana Formal, Nyaman dan Tenang

? Ruang Pemimpin

? R. Sekretaris

? R. Karyawan

? R. Rapat ? R.Tamu ? R. Servis

Pelayanan Perbankan

? Mengelola Administrasi

? Melayani ? Memberi

Informasi

Bank ? Pimpinan ? Karyawan

08.00-

17.00

? Suasana Formal, Nyaman dan Tenang

? Keamanan Khusus

? Kemudahan Pencapaian

? Hall dan Ruang Tunggu

? R. Costumer Servis

? R. Teller ? R. Kasir ? R.

Administrasi

? R. Khasanah

? R. Keamanan

? R. Sekretaris

? R. Tamu ? R. Rapat

Penjualan dan Jasa

? Membeli Kebutuhan

? Melihat-Lihat

? Melayani ? Mengelola

Retail Pengunjung 08.00- 22.00

Suasana Rekreatif, Santai Dan Formal

? Kantor Pos ? Toko

Furniture ? Toko Obat ? Toko Buku ? Toko

Buah& bunga

? Counter pulsa

? Toko Roti

Page 148: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

129

? Salon ? Butik ? Toko

Souvenir ? Biro

Perjalanan ? Agen

Penerbangan

? Money Changer

? Makan dan Minum

? Istirahat ? Menjamu

Relasi ? Menyiapkan

Makanan dan Minuman

? Melayani ? Mengelola

? Restorant ? Coffee

Shop

Pengunjung 08.00- 22.00

? Suasana Rekreatif

? Intensitas Kegiatan Tinggi Pada Siang dan Malam Hari

? R. Makan ? Toilet ? R. Kasir ? R. Dapur ? Ruang

Penyimpanan

? R. Karyawan

Ibadah ? Sholat Mushalla ? Pemakai gedung

? Karyawan ? Pengunjung

24 jam Suasana tenang

? R.wudhu ? R. shalat

Servis ? Pelayanan ? Kegiatan

Operasional

R. Servis dan Utilitas

? Pemakai Gedung

? Karyawan ? Pengawas

Retail 24 Jam

Permisahan Zona dan Sirkulasi dari Area Pabrik

? R. Bongkar Muat Barang

? R. Utilitas ? Ruang ME ? R. Genset ? R.

Komputer ? Gudang ? Toilet ? Pantry

Parkir ? Parkir Kendaraan

? Mengatur

Tempat Parkir

? Pengunjung ? Karyawan ? Pengelola

Sesuai Aktivitas yang

? Sirkulasi Teratur

? Pencapaian

? Area Parkir Mobil

? Area Parkir

Page 149: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

130

? Mengawasi ? Petugas Parkir

dituju Mudah Motor ? R. Tunggu

Sopir ? Pos

Keamanan

Sehingga dari tabel di atas maka ditentukan ruang-ruang yang dibutuhkan

dalam kantor PT.Pelni Tower:

1) Jenis kegiatan pokok (administrasi):

? Ruang kerja

? Ruang tamu

? Ruang kepala

? Ruang rapat (sifatnya insidentil)

2) Ruang untuk kegiatan penunjang:

? Ruang servis

? Ruang utilitas

? Gudang

? Ruang sirkulasi (vertikal dan horisontal)

3) Ruang –ruang umum:

? Area parkir

? Lobby

? Toilet dan lavatory

? Ruang-ruang tambahan

? Ruang konvensi

? Ruang pameran

? Restoran

b. Pendekatan Bentuk Ruang

Pendekatan bentuk ruang dengan faktor penentu sebagai berikut:

o Efisiensi cahaya dan penghawaan

o Fleksibilitas ruang

o Mempunyai modul tetap, pertimbangan struktur digunakan

o Orientasi ruang yang jelas

Page 150: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

131

o Faktor estetika

o Jenis perabot

TABEL 12,DAFTAR PERALATAN DAN TENAGA KERJA

TENAGA TUGAS PERALATAN

DIREKTUR UTAMA

Sebagai pimpinan utama yang mengawasi seluruh kegiatan operasional departemen yang ada dalam kantor sewa dan sebagai pengambil keputusan utama dimana telah dirapatkan sebelumnya

? meja + kursi ? File box ? Komputer + meja ? Sofa + meja

SEKRETARIS Mengatur jadwal acara atau jadwal kerja serta menerima tamu dari general manager atau bertanggung jawab dalam bidang korespondensi terhadap general manager

? meja + kursi ? File box ? Komputer + meja ? File cabinet ? Kursi tamu

KEPALA DEVISI

Bertanggung jawab secara keseluruhan terhadap aktivitas yang dilaksanakan oleh masing – masing bagian yang terdapat pada kantor sewa dan membantu general manager dalam menangani tugas – tugas yang ada

? meja + kursi ? File box ? Komputer + meja ? File cabinet ? Kursi tamu

FRONT OFFICE DEPARTMENT

Bertanggung jawab pada manager dan kelancaran operasional department yang dipimpin. Bagian ini berfungsi sebagai penghubung antar tamu dan informasi dari pihak pengelola dan membuat laporan pengunjung yang datang

? Meja + kursi ? File box ? Komputer + meja ? File cabinet ? Kursi ? Meja resepsionis

Page 151: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

132

HOUSE KEEPING DEPARTMENT

Memelihara kantor sewa yang meliputi pemeliharaan kebersihan kantor sewa dengan menyiapkan dan membersihkan kantor sewa dan fasilitas lainnya

? Meja + kursi ? File cabinet ? Lemari ? Alat kebersihan

ENGINEERING DEPARTMENT

Bertanggung jawab menangani masalah utilitas yang ada baik di dalam maupun sekitar bangunan, serta memelihara, merawat, dan memperbaiki kerusakan

? Meja + kursi ? Lemari ? Box alat

PERSONAL DEPARTMENT

Bertanggung jawab akan masalh kepegawaian, pelatihan dan kesejahteraan karyawan itu sendiri maupun dengan atasan, mengadakan evaluasi terhadap pekerjaan setiap karyawan itu sendiri serta menyeleksi dan mengangkat pegawai baru

? meja + kursi ? File box ? Komputer + meja ? File cabinet ? Kursi tamu

MARKETING DEPARTMENT

Bertanggung jawab atas penyewaan kantor dan fasilitas – fasilitas yang disediakan dan mengadakan hubungan dengan relasi – relasi yang dapat mempromosikan kantor sewa agar memenuhi target penyewaan oleh pihak pengelola

? meja + kursi ? File box ? Komputer + meja ? File cabinet ? Kursi tamu

ACCOUNTING DEPARTMENT

Bertanggung jawab menangani masalah keuangan, mulai dari pendapatan, pengeluaran rutin, keuntungan yang diperoleh, gaji karyawan dan lainnya

? meja + kursi ? Komputer + meja ? File cabinet

SECURITY Bertanggung jawab menangani masalah keamanan dan ketertiban dalam bangunan dan luar bangunan yang berada disekitar kantor sewa

? meja kerja+ kursi ? Peralatan kerja

Page 152: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

133

c. Pola Sirkulasi Ruang

ALUR SIRKULASI ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN

PT.PELNI

Gambar 43, Alur Sirkulasi Administrasi dan Manajemen

sumber: Penulis

ALUR SIRKULASI PENGUNJUNG / PENYEWA

Main entrance Parkir Basement

Hall Core Retail

R. informasi

DewanDireksi

HALL

DirekturUtama

Direktur Usaha Direktur Armada DirekturKeuangan Direkur SDM

Page 153: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

134

Gambar 44, Alur Sirkulasi Pengunjung

sumber: Penulis

ALUR SIRKULASI PENUNJANG / PENGELOLA

Gambar 45, Alur Sirkulasi Penunjang dan Pengelolah

sumber: Penulis

ALUR SIRKULASI SERVICE

Ibadah

Parkir

R. Pameran

BANK

Core

R. Pertemuan

Restaurant

Entrance

Hall

Pengelola

Retail

Keamanan

Servis

Informasi

R. Kontrol

R. ME

R.Pompa Core Genset

Reservoir

Page 154: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

135

Gambar 46, Alur Sirkulasi Service

sumber: Penulis

d. Pendekatan Besaran Ruang Kantor Unit Terkecil

Melihat kantor sewa yang bersifat spekulatif dimana besaran

kebutuhan dan aktivitas penyewa belum dapat dipastikan, maka

besaran ruang dapat dicari dengan asumsi:

Neufert (1989) menyatakan “kebutuhan ruang kantor dapat dihitung

dengan menggunakan dua cara yaitu : ruang gerak orang

(misalnya standar ruang perorangan x jumlah orang) + ruang

tambahan untuk sarana penunjang + faktor (biasanya 15%) untuk

sirkulasi utama”

TABEL 13,BESARAN RUANG KANTOR UNIT TERKECIL

Kebutuhan

ruang

Standar

ruang Sumber Kapasitas Perhitungan

Luas

(m2)

Total

(m2)

Ruang kerja

i. Ruang

pimpinan

ii. Ruang

sekretaris

iii. Ruang

karyawan /

staf

15 m2/ org

12 m2/ org

6 m2/ org

NAD

NAD

NAD

1 orang

1 orang

1 orang

= 15 m2/ org x 1

orang

= 12 m2/ org x 1

orang

= 6 m2/ org x 2

orang

15,00

12,00

12,00

Total ruang kerja 39,00

Page 155: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

136

Ruang

penunjang

(ruang

penerima tamu,

rapat, dll)

10 % ruangkerja

NAD

= 10% x 39 3,90

Total ruang penunjang 3,90

Total ruang kantor 42,90

Sirkulasi utama 20% = 20% x 42,9 8,58

Besaran ruang kantor unit terkecil 51,48

Berdasarkan tabel di atas dapat diambil kesimpulan, bahwa

modul sruktur yang sesuai untuk bangunan kantor PT.Pelni Tower

adalah modul 7,2 m x 7,2 m dengan luas 51,84 m2.

Jadi, luas ruang kantor unit terkecil berdasarkan modul struktur

adalah 51,84 m2.

Page 156: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

137

Gambar 47, Contoh Luasan Unit Kantor Terkecil

sumber: Data Arsitek

Besaran ruang kantor unit terkecil erat hubungannya dengan

penentuan modul struktur bangunan, karena dapat memudahkan

dalam pembagian unit ruang kantor yang akan disewakan. Dalam

menentukan modul struktur, perlu mempertimbangkan hal berikut:

? Standar ruang gerak manusia dan kendaraan (pada

basement)

? Fungsi ruangan

? Material yang digunakan

TABEL14,BESARAN RUANG

1) Kantor Utama PT.Pelni

Kelompok

Kegiatan Kebutuhan ruang

Unsur Standar ruang

Sumber

Perhitungan

Luas (m2)

1 2 3 4 5 6 7 8 Ruan

g

utam

a

Administr

asi dan

manajem

en

PT.Pelni

Ruang

pimpinan

? Rg. Direktur

Utama

? Rg. Direktur

Usaha

? Rg. Direktur

Keuangan

? Rg. Direktur

Armada

? Rg. Direktur

SDM dan

Umum

? Rg. Rapat

Berdasarkan

6 kali

kelipatanmo

dul unit

terkecilkanto

r. AS

Diasumsikan luas ruang kantor untuk perusahaan besar 6 x modul. Luas ruang kantor perusahaan besar = 6 x 51,84 = 311,04 x 6 =

1866,24m2

1866,24

m2

Rg. Kantor

Devisi

? Rg.

Pimpinan

Berdasarkan

3 kali AS

Diasumsikan luas ruang

155,52

m2

Page 157: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

138

Pemasaran

&Pengemb

angan

Usaha

Bidang

Pemasaran

? Rg.

Pimpinan

Bidang

Pengemban

gan Usaha

? Rg.

Sekretaris

? Rg.

Karyawan

kelipatanmo

dul unit

terkecilkanto

r.

kantor untuk perusahaan besar 3 x modul. Luas ruang kantor perusahaan besar = 3 x 51,84 = 155,52 m2

Rg. Kantor

Devisi

Pelayanan

Jasa

? Rg.

Pimpinan

Bidang

Oparasi

Kapal

? Rg.

Pimpinan

Bidang

Pelayanan

Kapal

? Rg.

Sekretaris

? Rg,

Karyawan

Berdasarkan

3 kali

kelipatanmo

dul unit

terkecilkanto

r.

AS

Diasumsikan luas ruang kantor untuk perusahaan besar 3 x modul. Luas ruang kantor perusahaan besar = 3 x 51,84 = 155,52

m2

155,52

m2

Rg. Kantor

Devisi

Teknika

? Rg.

Pimpinan

Bidang

Perencanaa

n teknik

Berdasarkan

3 kali

kelipatanmo

dul unit

terkecilkanto

AS

Diasumsikan luas ruang kantor untuk perusahaan besar 3 x modul.

155,52

m2

Page 158: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

139

? Rg.

Pimpinan

Bidang

Pemelihara

an kapal

? Rg.

Sekretaris

? Rg.

Karyawan

r. Luas ruang kantor perusahaan besar = 3 x 51,84 = 155,52

m2

Rg. Kantor

Devisi

Nautika

? Rg.

Pimpinan

bidang

pemeliharaa

n &

sertifikasi

kapal

? Rg.

Pimpinan

bidang

telekomonik

asi dan

elektronika

? Rg.

Sekretaris

? Rg.

karyawan

Berdasarkan

3 kali

kelipatanmo

dul unit

terkecilkanto

r.

AS

Diasumsikan luas ruang kantor untuk perusahaan besar 3 x modul. Luas ruang kantor perusahaan besar = 3 x 51,84 = 155,52

m2

155,52

m2

Rg. Kantor

devixi

akuntansi

? Rg.

Pimpinan

bidang

akuntansi

Berdasarkan

3 kali

kelipatanmo

dul unit

AS

Diasumsikan luas ruang kantor untuk perusahaan besar 3 x

155,52

m2

Page 159: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

140

keuangan

? Rg.

Pimpinan

bidang

akuntansi

manajemen

& anggaran

? Rg.

Pimpinan

bidang

Perpajakan

? Rg.

Sekretaris

? Rg.

karyawan

terkecilkanto

r.

modul. Luas ruang kantor perusahaan besar = 3 x 51,84 = 155,52

m2

Rg. Kantor

devisi

Perbendaha

raan

? Rg.

Pimpinan

Bidang

Adm.

Keuangan

? Rg.

Pimpinan

pengelolaan

dana dan

PKBL

? Rg.

Sekretaris

? Rg.

Karyawan

Berdasarkan

3 kali

kelipatanmo

dul unit

terkecilkanto

r.

AS

Diasumsikan luas ruang kantor untuk perusahaan besar 3 x modul. Luas ruang kantor perusahaan besar = 3 x 51,84 = 155,52

m2

155,52

m2

Rg. Kantor ? Rg. Berdasarkan AS Diasumsikan luas

155,52

Page 160: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

141

Devisi SDM Pimpinan

bidang adm.

Personalia

? Rg.

Pimpinan

pengemban

gan SDM &

organisasi

? Rg.

Sekretaris

? Rg.

Karyawan

3 kali

kelipatanmo

dul unit

terkecilkanto

r.

ruang kantor untuk perusahaan besar 3 x modul. Luas ruang kantor perusahaan besar = 3 x 51,84 = 155,52

m2

m2

Rg. Kantor

Devisi

Umum

? Rg.

Pimpinan

Adm &

Rumah

tangga

Kantor

? Rg.

Pimpinan

Bidang

Pendayagu

naan &

Pengamana

n Umum

Berdasarkan

3 kali

kelipatanmo

dul unit

terkecilkanto

r.

AS

Diasumsikan luas ruang kantor untuk perusahaan besar 3 x modul. Luas ruang kantor perusahaan besar = 3 x 51,84 = 155,52

m2

155,52

m2

Total luas ruang kantor = 1866,24 m2+ 8(155,52 m2) = 3110,4 m2

3110,4

m2

Core 20%

AS

= 20% x 3110,4 m2 = 622,08 m2

Page 161: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

142

Luas ruang perkantoran = 3110,4 m2 + 622,08 m2 = 3732,48 m2

3732,48

m2

2) Kantor Sewa

Kelompok

Kegiatan Kebutuhan

ruang Unsur

Standar ruang

Sumber

Perhitungan

Luas (m2)

1 2 3 4 5 6 7 8 Ruang utama

Kantor sewa

? Ruang kantor unit terkecil

NAD

51,84

? Ruang kantor perusahaan unit menengah

? R. Pimpinan ? R.

Sekretaris ? R. Staf ? R. Pantry

Berdasarkan 2 kali kelipatanmodul unit terkecilkantor

AS

Diasumsikan luas ruang kantor untuk perusahaan besar 2 x modul. Luas ruang kantor perusahaan besar = 2 x 51,84 = 103,68 x 50 = 5184 m2

5184

? Ruang kantor perusahaan Unit besar

? R. Pimpinan ? R.

Sekretaris ? R. Staf ? R. Pantry

Berdasarkan 4 kali kelipatanmodul unit terkecilkantor

AS

Diasumsikan luas ruang kantor untuk perusahaan besar 4 x modul. Luas ruang kantor perusahaan besar = 4 x 51,84 = 207,36 x 30

6220,8

Page 162: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

143

= 6220,8 m2

Total luas ruang kantor = 7257,6 + 6220,8 =13.748,4 m2

11.404,8

Core 20% AS = 20% x 11.404,8 = 2695,68 m2

2.280,96

Luas ruang perkantoran = 13.478,4 + 2.695,68 = 16.174,08 m2

13.685,76

3) Bank

Kelompok

Kegiatan Kebutuhan

ruang Unsur

Standar ruang

Sumber

Perhitungan Luas (m2)

1 2 3 4 5 6 7 8 Ruang Penunjang

? Bank ? Banking Hall

? Hall / Ruang Tunggu

3,75m2/ org BPDS

Diasumsikan 20 orang = 20 x 3 = 60

60

Customer Service

1,2 – 1,5m2/

org BPDS

Diasumsikan 5 orang = 5 x 1,5 = 7,5 m2

7,5

R. Informasi dan Jaga

TS

8

ATM TS 8

Teller 4,8 -

5,5m2/ org

BPDS

Diasumsikan 6 teller = 6 x 5 = 30 m2

30

Page 163: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

144

Total 113,5 ? Bagian

Luar Negeri

BPDS Diasumsikan 10 Orang

35

? Bagian Umum

OB Diasumsikan 15 Orang 100

? Bagian

Khasanah

R. Save Deposito Box

R. Coupon/ Both

R. Administrasi

TS 200

Total 335

? Pimpinan Operasional

R. Pimpinan

18 - 23m2/

org NAD

Diasumsikan 1 Orang = 1 x 20 = 20 m2

20

R. Wakil Pimpinan

15-18 m2/ org NAD

Diasumsikan 1 Orang = 1 x 16 = 16 m2

16

R. Sekretaris

12m2/ org TS

Diasumsikan 1 Orang = 1 x 12 = 12m2

12

Total 48 ? Penunjang

: R. Komputer TS 25

R. Telex TS 6 R. Arsip TS 20 R. Foto

Copy TS 6

R. Rapat 2,4m2/ org BPDS

Diasumsikan 25 Orang = 25 x 2,4 = 60m2

60

Total 117 ? Servis R. Gudang TS 30 R. Posko TS 25 Toilet

umum 25

Toilet intern

30

Page 164: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

145

Total 110 Total luas bank

= 113,5 + 335 + 48 + 117 + 110 = 723,5 m2

723,5

? Sirkulasi

20% dari total luas

bank NAD

20% x 723,5 = 144,7 m2 144,7

Jadi, total keseluruhan luas bank = 723,5 + 144,7 = 868,2 m2

868,2

4) Ruang Pertemuan/ Konvensi

Kelompok

Kegiatan Kebutuhan

ruang Unsur Standar ruang

Sumber

Perhitungan Luas (m2)

1 2 3 4 5 6 7 8 Ruang Penunjang

? Ruang pertemuan/ konvensi

? R. Pertemuan

1,5 m2/ org

NAD

Diasumsikan kapasitas ruang pertemuan 100 org. Jadi luas ruang pertemuan = 100 org x 1,5 m2 = 150 m2

150,0

? R. Persiapan

? 1/6 dari luas R. Pertemuan

NAD

Luas R. persiapan = 1/6 x 150 m2 = 25 m2

25,0

Jadi, luas ruang pertemuan/ konvensi = 150,0 + 25,0 = 175,0 m2

175,0

? Sirkulasi 20% dari total luas ruang pertemuan

NAD 20% x 175,0 = 35,0 m2 35,0

Jadi, total luas Ruang pertemuan = 180,0 + 35,0 = 215,0 m2 215,0

Page 165: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

146

5) Ruang pameran/ exhibition Kelompo

k Kegiatan

Kebutuhan ruang

Unsur Standar ruang Sumbe

r Perhitungan

Luas (m2)

1 2 3 4 5 6 7 8 Ruang Penunjang

? Ruang pameran/ exhibition

? Plaza Hall

5% (luas ruang kerja x jumlah penyewa)

AS

Diasumsikan 5% dari (luas ruang kerja x jumlah penyewa) = 5% (51,84 x 100) = 5% x 5.184 = 259,20 + 51,84 = 311,04 m2

311,04

? Ruang penyimpanan khusus

AS

36,0

? Toilet ? Toilet Wanita

? 1 closet 20 org

? 1 wastafel 25 org

- WC (1,8 x 2) m

- Wastafel (0,82 x 1,4) m

NAD

Diasumsikan kapasitas ruang pameran 100 org.

? (60%x100org): 20 = 3 unit WC

? (60% x 100 org) : 25 = 2 unit wastafel

? WC = 1,8 m x 2 m x 3 unit = 10,8 m2

? wastafel = 0,82 m x 1,4 m x 2 unit = 2,3 m2

? Toilet = 10,8 m2 + 2,3 m2 = 13,1 m2

17,0

Page 166: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

147

? Flow = 13,1 m2 x 30% =3,93 m2

? Toilet Pria

? 1 closet 20 org

? 1 urinoir 25 orang

? 1 wastafel 25 org

- WC (1,8 x 2) m

- Wastafel (0,82 x 1,4) m

- urinoir (0,72 x 1,2)m

NAD

? (40% X 100 org) : 30 = 2 unit WC

? (40% x 100 org) : 40 = 2 unit wastafel

? WC = 1,8 m x2 m x 2 unit = 7,2 m2

? wastafel = 0,82 m x 1,4 m x 2 unit = 2,3 m2

? urinoir = 0,72 m x 1,2 m x 3 unit = 2,6 m2

? Toilet = 7,2 m2 + 2,3 m2 + 2,6 m2 = 12,1 m2

? Flow = 12,1 m2 x 30% = 3,63 m2

15,73

Luas ruang pameran = 311,04 + 36,0 + 17,0 + 15,73 = 397,8 m2

397,8

? Sirkulasi 20% dari total luas pameran NAD 20% x 397,8

= 79,56 m2 79,56

Jadi, total luas pameran = 397,8 + 79,56 = 477,36 m2 477,36

6) Restoran

Kelompo

k Kegiatan

Kebutuhan ruang

Unsur Standar ruang Sumbe

r Perhitungan

Luas (m2)

1 2 3 4 5 6 7 8

Page 167: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

148

Ruang Penunjang

Jumlah pemakai bangunan

12 m2/ org

NAD

L. total pemakai bgn utama : 12 m2/ org = 16.174,08 : 12 = ±1.348 org

? Restoran

? R. makan

1,6 m2/ org

NAD

Kapasitas yang diperhitungkan 5% (Neufert,1995:14) dari jumlah pemakai bangunan = 5% x 1348 = 67,4 = 67 org Luas ruang = 67 org x 1,6 m2 = 107,2 m2

128,64

? R. Administrasi dan kasir

Asumsi 20% Dari Ruang Makan

AS

R. Administrasi = 20% x 107,2 m2 = 21,44 m2

21,44

? R.dapur dan gudang

25% Dari Ruang Makan

NAD

R.dapur dan gudang = 25% x 107,2 = 26,8 m2

26,8

? Toilet ? Toilet Wanita

1 closet 20 org 1 wastafel 25 org WC (1,8 x 2) m Wastafel (0,82 x 1,4) m

NAD

Asumsi 60% dari 67 org

? (60% x 67org) : 20 = 2 unit WC

? (60% x 67 org) : 25 = 2 unit wastafel

? WC = 1,8 m x 2 m x 2 unit = 7,2 m2

? wastafel = 0,82 m x 1,4

12

Page 168: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

149

m x 2 unit = 2,3 m2

? Toilet = 7,2 m2 + 2,3 m2 = 9,5 m2

? Flow = 4,7 m2 x 30% =2,8 m2

? Toilet Pria

1 closet 20 org 1 urinoir 25 orang 1 wastafel 25 org WC (1,8 x 2) m Wastafel (0,82 x 1,4) m urinoir (0,72 x 1,2)m

Asumsi 40% dari 67 org

? (40% x 67org) : 20 = 1 unit WC

? (40% x 67 org) : 25 = 1 unit wastafel

? WC = 1,8 m x2 m x 1 unit = 3,6 m2

? wastafel = 0,82 m x 1,4 m x 1 unit = 1,14 m2

? urinoir = 0,72 m x 1,2 m x 3 unit = 2,6 m2

? Toilet = 3,6 m2 + 1,14 m2 + 2,6 m2 = 7,34 m2

? Flow = 7,34m2 x 30% = 2,2 m2

9,5

Luas restoran = 128,64 + 21,44 + 26,8 + 12 + 9,5 = 198,38 m2

198,38

? Sirkulasi 20% dari total luas restoran NAD

20% x 198,38 = 39,67 m2

39,67

Jadi, total luas restoran = 198,38 + 39,67 = 238,0 m2

238,0

7) Coffee Shop

Kelompo Kegiatan Kebutuhan Unsur Standar ruang Sumbe Perhitungan Luas

Page 169: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

150

k ruang r (m2) 1 2 3 4 5 6 7 8

Ruang Penunjang

Coffee Shop

? Ruang minum

Kapasitas yang disediakan 2,5 % dari jumlah pemakai bangunan = 2,5% x 1.348 = 34 orang Luas ruang yang diambil 1,2 m2 / org (Neufert) diperoleh luas ruang coffee shop (warung/ kedai kopi) =34 org x 1,2 = 40,8 m2

NAD

40,8

? R. Administrasi dan kasir

Asumsi 20% Dari Ruang Minum

20% x 40,8 = 8,16 m2

AS

8,16

? R.dapur dan gudang

Asumsi 20% Dari Ruang Minum

25% x 40,8 = 10,2 m2

AS

10,2

? Toilet ? Toilet Wanita

1 closet 20 org 1 wastafel 25 org WC (1,8 x 2) m Wastafel (0,82 x 1,4) m

Asumsi 60% dari 34 org

? (60% x 34 org) : 20 = 1 unit WC

? (60% x 34 org) : 25 = 1 unit wastafel

? WC = 1,8 m x 2 m x 1 unit = 3,6 m2

? wastafel = 0,82 m x 1,4 m x 1 unit = 1,14 m2

? Toilet = 3,6

6

Page 170: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

151

m2 + 1,14 m2

= 4,7 m2 ? Flow = 4,7 m2

x 30% = 1,4 m2

? Toilet Pria

1 closet 30 org 1 urinoir 25 orang 1 wastafel 40 org WC (1,8 x 2) m Wastafel (0,82 x 1,4) m urinoir (0,72 x 1,2) m

Asumsi 40% dari 34 org

? (40% x 34org) : 20 = 1 unit WC

? (40% x 34 org) : 25 = 1 unit wastafel

? WC = 1,8 m x2 m x 1 unit = 3,6 m2

? wastafel = 0,82 m x 1,4 m x 1 unit = 1,14 m2

? urinoir = 0,72 m x 1,2 m x 3 unit = 2,6 m2

? Toilet = 3,6 m2 + 1,14 m2 + 2,6 m2 = 7,34 m2

? Flow = 7,34m2 x 30% = 2,2 m2

9,5

Luas coffee shop = 40,8 + 8,16 + 10,2 + 6 + 9,5 = 74,66 m2

74,66

? Sirkulasi 20% dari total luas coffee shop

NAD 20% x 74,66 = 14,9 m2 14,9

Jadi, total luas coffee shop = 74,66 + 14,9 = 104,5 m2 104,5

Page 171: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

152

8) Food court Kelompo

k Kegiatan

Kebutuhan ruang

Unsur Standar ruang Sumbe

r Perhitungan

Luas (m2)

1 2 3 4 5 6 7 8 Ruang Penunjang

? Food court

? R. makan

1,6 m2/ org

NAD

Kapasitas yang diperhitungkan 5% (Neufert,1995:14) dari jumlah pemakai bangunan = 5% x 1348 = 67,4 = 67 org Luas ruang = 67 org x 1,6 m2 = 107,2 m2

128,64

? R. Administrasi dan kasir

Asumsi 20% Dari Ruang Makan

AS

R. Administrasi = 20% x 107,2 m2 = 21,44 m2

21,44

? R. dapur dan gudang

25% Dari Ruang Makan NAD

R.dapur dan gudang = 25% x 107,2 = 26,8 m2

26,8

? Toilet ? Toilet Wanita

1 closet 20 org 1 wastafel 25 org WC (1,8 x 2) m Wastafel (0,82 x 1,4) m

NAD

Asumsi 60% dari 67 org

? (60% x 67org) : 20 = 2 unit WC

? (60% x 67 org) : 25 = 2 unit wastafel

12

Page 172: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

153

? WC = 1,8 m x 2 m x 2 unit = 7,2 m2

? wastafel = 0,82 m x 1,4 m x 2 unit = 2,3 m2

? Toilet = 7,2 m2 + 2,3 m2 = 9,5 m2

? Flow = 4,7 m2 x 30% =2,8 m2

? Toilet Pria

1 closet 20 org 1 urinoir 25 orang 1 wastafel 25 org WC (1,8 x 2) m Wastafel (0,82 x 1,4) m urinoir (0,72 x 1,2) m

Asumsi 40% dari 67 org

? (40% x 67org) : 20 = 1 unit WC

? (40% x 67 org) : 25 = 1 unit wastafel

? WC = 1,8 m x2 m x 1 unit = 3,6 m2

? wastafel = 0,82 m x 1,4 m x 1 unit = 1,14 m2

? urinoir = 0,72 m x 1,2 m x 3 unit = 2,6 m2

? Toilet = 3,6 m2 + 1,14 m2 + 2,6 m2 = 7,34 m2

? Flow = 7,34m2 x 30% = 2,2 m2

9,5

Luas Food court = 128,64 + 21,44 + 26,8 + 12 + 9,5 = 198,38 m2

198,38

? Sirkulasi 20% dari total luas Food court NAD 20% x 198,38

= 39,67 m2 39,67

Jadi, total luas Food court = 198,38 + 39,67 = 238,0 m2

238,0

Page 173: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

154

9) Retail Kelompo

k Kegiatan

Kebutuhan ruang

Unsur Standar ruang Sumbe

r Perhitungan

Luas (m2)

1 2 3 4 5 6 7 8 Ruang Penunjang

? Retail ? Kantor Pos ? Furniture

store dan counter pulsa

? Biro Perjalanan

? Agen Penerbangan

? Money Changer

? Toko Souvenir

? Toko Obat ? Toko Roti ? Toko Buah

& bunga ? Ruang

Salon ? Ruang

Butik ? Toko buku

Diasumsikan sama dengan besaran unit kantor terkecil kantor sewa = 51,48 m2

AS

Jadi, total luas ruang retail adalah = 12 x 51,48 = 662 m2

662,0

? Sirkulasi 20% dari total luas retail

NAD 20% x 662 = 132,4 m2

132,4

Jadi, total luas retail = 662 + 132,4 = 794,4 m2 794,4

10) Ibadah

Kelompok

Kegiatan Kebutuhan

ruang Unsur Standar ruang

Sumber

Perhitungan Luas (m2)

1 2 3 4 5 6 7 8

Page 174: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

155

Ruang Penunjang

? Ibadah ? Mushalla ? Tempat

wudhu

AS

Disesuaikan dengan luasan 1 x modul

51,48

? Sirkulasi 20% dari total luas ruang ibadah

NAD 20% x 51,48 = 10,3 m2 10,3

Jadi, total ruang ibadah = 51,48 + 10,3= 61,78 m2 61,78

11) Ruang Administrator Kelompo

k Kegiatan

Kebutuhan ruang

Unsur Standar ruang Sumbe

r Perhitungan

Luas (m2)

1 2 3 4 5 6 7 8 Ruang Pengelola

Administrator

? Hall dan lobby

AS

15,0

? R. Informasi

AS

12,0

? R. Tunggu 3,75 m2 / org BPDS

Kapasitas 8 org = 8 x 3,75

30,0

? R. Pimpinan

15 m2 / org NAD

Kapasitas 1 org = 1 x 15

15,0

? R. Wakil Pimpinan

12 m2 / org POD

Kapasitas 1 org = 1 x 12

12,0

? R. Sekretaris

8 m2 / org POD

Kapasitas 1 org = 1 x 8

8,0

? R. pemasaran

4,8 – 6,5 m2 / org BPDS

Kapasitas 10 org = 10 x 6,5

65,0

? R. Administrasi

5,5–10,5 m2 / org BPDS

Kapasitas 10 org = 10 x 6,0

60,0

? R. Rapat 1,5-2,0 m2 / org NAD

Kapasitas 10 org = 10 x 1,8

18,0

? Pantry AS 6,0 ? Gudang AS 6,0

Luas ruang administrator 247

Page 175: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

156

= 15,0 + 12,0 + 30,0 + 15,0 + 12,0 + 8,0 + 65,0 + 60,0 + 18,0 + 6,0 + 6,0 = 247 m2

? Sirkulasi 20% dari total luas ruang administrator

NAD 20% x 247 = 49,4m2 49,4

Jadi, total ruang administrator = 247 + 49,4 = 296,4 m2 296,4

12) R. Security dan Mekanikal Elektrikal Kelompo

k Kegiatan

Kebutuhan ruang

Unsur Standar ruang Sumbe

r Perhitungan

Luas (m2)

1 2 3 4 5 6 7 8 Ruang servis

R. security

R. Jaga dan Istirahat

9,29 m2/ org

NAD

Kapasitas 5 orang = 5 x 9,29 m2

46,45

Mekanikal elektrikal

? R. genset AS

20,0

? R. Gudang AS 36,0 ? R.

mekanikal elektrikal

AS

20,0

? R. AHU AS 20,0 ? R. Monitor AS 20,0 Total Mekanikal elektrikal 116 Luas ruang servis

= 46,45 + 116

= 162,45 m2 162,45

? Sirkulasi 20% dari total luas ruang administrator

NAD 20% x 162,45 = 32,49 m2

32,49

Jadi, total ruang servis = 162,45 + 32,49 = 194,94 m2 194,94

Page 176: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

157

13) Parkir Kelompo

k Kegiatan

Kebutuhan ruang

Unsur Standar ruang Sumbe

r Perhitungan

Luas (m2)

1 2 3 4 5 6 7 8 Parkir Memarkirk

an kendaraan

? Parkir Mobil

20 m2 / mobil

NAD

Asumsi yang digunakan yaitu : 1 mobil / 120 m2 luas perkantoran = 16.174,08 : 120 = 135 mobil Luas parkir mobil = 135 x 20 m2 = 2700 m2

2700

? Parkir Motor

3 m2 / mobil

AS

Perbandingan jumlah sepeda motor dan mobil adalah 4 : 1 maka = 4 x 135 = 540 motor Luas parkir mobil = 540 x 3 m2 = 1620 m2

1620

? Ruang parkir di basement

AS

Total ruang parkir = ruang parkir mobil + ruang parkir motor = 2700 + 1620 = 4320 m2 Ruang parkir di luar bangunan diasumsikan 20% dari total ruang parkir = 20% x 4320 m2

3456

Page 177: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

158

= 864 m2

Jadi, kebutuhan ruang parkir di dalam bangunan (basement) = 4320 - 864 = 3456 m2

Jadi, total ruang parkir di basement 3456 Keterangan:

BPDS : Building Planning and Design Standar

NAD : Neufert Architect Data

TS : Time Saver Standars for Building Type

OB : Office Building

POD : Planning Office Design

AS : Asumsi

3. PolaHubungan Unit Ruang

Tujuan : 1) Agar tiap unit ruang tidak saling mengganggu dalam aktivitas

ruang masing-masing. 2) Agar tercipta Komunikasi antar unit ruang 3) Kemudahan dalam pencapaian dan operasional kegiatan

GambarPola hub. antarruang

Main Entrance

Hall

Core

Side Entrance

R. Servis

R. Pameran Bank Perkantoran

Ibadah

R. Pertemuan

R. Pengelola

Retail Restauran Coffe Shop

Page 178: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

159

KETERANGAN: = SANGAT ERAT = ERAT = KURANG ERAT

Gambar 48, Pola Hubungan Antar Ruang

sumber: Penulis

No. R. Kantor 1 Ruang pimpinan 2 Ruang sekretaris 3 Ruang karyawan / staf 4 R. Rapat 5 R. tamu 6 R. Service

No. Bank 1 Banking Hall 2 Bagian Khasanah 3 Pimpinan Operasional 4 Penunjang 5 Servis

No. R. Pertemuan/ Meeting room 1 R. Pertemuan

Page 179: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

160

2 R. Persiapan 3 Servis

No. R. Pameran (exhibition hall) 1 Plaza Hall 2 Ruang penyimpanan khusus 3 Toilet

No. Restaurant 1 R. makan 2 R. Administrasi dan kasir 3 R.dapur dan gudang 4 Toilet

No. R. Pameran (exhibition hall) 1 Ruang minum 2 R. Administrasi dan kasir 3 R.dapur dan gudang 4 Toilet

No. Fast food 1 R. makan 2 R. Administrasi dan kasir 3 R.dapur dan gudang 4 Toilet

No. Retail 1 Kantor Pos

2 Furniture store dan counter pulsa

3 Biro Perjalanan 4 Agen Penerbangan 5 Money Changer 6 Toko Souvenir

Page 180: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

161

7 Toko Obat 8 Toko Roti 9 Toko Buah & bunga

10 Ruang Salon 11 Ruang Butik

12 Toko buku

No. Ibadah 1 Mushalla 2 tempatwudhu 3 toilet

No. R. Administrasi

1 Hall dan lobby 2 R. Informasi 3 R. Tunggu

4 R. Pimpinan

5 R. Wakil Pimpinan 6 R. Sekretaris 7 R. pemasaran 8 R. Administrasi 9 R. Rapat

10 Pantry 11 Gudang

No. R. Servis 1 Ruang Security 2 Gudang 3 Rg. Genset 4 R. mekanikal elektrikal 5 R. Monitor 7 Ruang AHU 8 PosJaga

Page 181: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

162

Page 182: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

163

DAFTAR PUSTAKA

? Ernest Neufert, Data Arsitektur, Jilid 2

? Balai Pustaka, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1998

? Mangunwijaya, Y.B., 2000 : Pengantar Fisika Bangunan,

Djambatan , Jakata

? Frick, Heinz. 1996. Arsitektur dan Lingkungan. Kanisius:

Yogyakarta.

? www.google.com

? Literatur dan Tesis di Taman Baca Jurusan Teknik Arsitektur

UNHAS

Page 183: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. Makassar Dalam Angka 2010

Birkeland, Janis. 2002. Design for Sustainability; A sourcebook of

integrated ecological solutions. London: Earthscan

Budiharjo, Eko.1997. Jati Diri Arsitektur Indonesia. Bandung : PT. Alumni

Ching, Francis D.K. 1993. Arsitektur : Bentuk, Ruang dan Susunannya.

Jakarta: Erlangga,

De Chiara, Joseph, John & Callender. 1973. Times Saver Standard For

Building Type. New York: Mc Graw Hill Book Company

De Chiara, Joseph & Lee E. Koppelman. 1978. Standar Perencanaan

Tapak. Terjemahan Januar Hakim. Jakarta: Erlangga

Echols, Jhon M. dan Hassan Shadily. 2000. Kamus Inggris-Indonesia.

Jakarta: PT. Gramedia

Frick, Heinz. 2007. Sistem Bentuk Bangunan. Yogyakarta: Kanisius

FuturArc Indonesia.2008. FuturArc Green Isue 2008. Jakarta: PT.BCI Asia

Georg. Lipsmeier. 1994. Bangunan Tropis. Jakarta: Erlangga.

Hakim, Rustan. 2002. Arsitektur Lansekap. Jakarta : Bumi Aksara

Hazim, Nur Kholif. 2003. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya:

Terbit Terang

Juwana, Jimmy S. 2005. Panduan Sistem Bangunan Tinggi. Jakarta:

Erlangga

Lechner, Norbert. 2007. Heating,Cooling,Lighting: Metode Desain untuk

Arsitektur; Penerjemah Sandriana Siti.Edisi 2. Jakarta. PT Raja

Grafido Persada

Maunsell, Faber.2002. Tall Buildings and Sustainability. London:

Corporation of London

Neufert, Ernst. 1997. Data Arsitek Jilid 1 Edisi 33. Terjemahan Sunarto

Tjahjadi. Jakarta: Erlangga

Neufert, Ernst. 1997. Data Arsitek Jilid II Edisi 33. Terjemahan Sunarto

Tjahjadi. Jakarta: Erlangga

Page 184: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

Poerwadarminta, W.J.S. 1995. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta:

PN Balai Pustaka.

Satmiko, Prasetyo. 2002. Fisika Bangunan 1. Jakarta : Andi Jakarta

Satmiko, Prasetyo. 2004. Fisika Bangunan 2. Jakarta : Andi Jakarta

Sarte, Bri. 2010. Sustainable Infrastructure: The Guide to Green

Engineering and Design.USA: John Wiley & Sons, Inc.

Schaelter, Wolfgang.2001. Struktur Bangunan Bertingkat Tinggi. Bandung:

PT Rafika Aditama

Vale,Brenda and Robert.1991, Green Architecture Design for a

Sustainable Future. London: Thames and Hudson

Media Elektronik

http://en.wikipedia.org/wiki/green_design, akses: 2/10/2010

http://en.wikipedia.org/wiki/green_building, akses : 3/10/2010

www.arcspace.com, akses 10/10/10

www.arquidocs.com, akses 10/10/10

www.greatbuildings.com, akses 5/10/10

www.seasoncity.com, akses 01/11/10

www.trhamzahyeang.com, akses 01/11/10

www.worldarchitecturenews.com, akses 24/11/10

Page 185: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

LEMBAR PENGESAHAN

ACUAN PERANCANGAN

PROYEK : TUGAS AKHIR

JUDUL : MENARA PT. PELNI DENGAN PENEKANAN

KONSEP GREEN ARCHITECTURE DI

MAKASSAR

PENYUSUN : SITTI NURUL JUMRAH

NO. STAMBUK : D511 08 256

PERIODE : I – TAHUN 2012 / 2013

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II Ir. Hj, Yusni Mustari, M.Si Hj. Nurmaida Amri, ST,.MT NIP. 19490102 197503 2 001 NIP. 19671218 199512 2 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik

Universitas Hasanuddin

Baharuddin Hamzah, ST.,M.Arch.,PhD NIP. 19690308 199512 1 001

Page 186: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

i

MENARA PT. PELNI DENGAN PENEKANAN KONSEP

GREEN ARCHITECTURE DI MAKASSAR

ACUAN PERANCANGAN

OLEH :

SITTI NURUL JUMRAH D511 08 256

JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS HASANUDDIN 2012

Page 187: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

ii

LEMBAR PENGESAHAN

ACUAN PERANCANGAN

PROYEK : TUGAS AKHIR

JUDUL : MENARA PT. PELNI DENGAN PENEKANAN

KONSEP GREEN ARCHITECTURE DI

MAKASSAR

PENYUSUN : SITTI NURUL JUMRAH

NO. STAMBUK : D511 08 256

PERIODE : I – TAHUN 2012 / 2013

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II Ir. Hj, Yusni Mustari, M.Si Hj. Nurmaida Amri, ST.,MT. NIP. 19490102 197503 2 001 NIP. 19671218 199512 2 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik

Universitas Hasanuddin

Baharuddin Hamzah, ST.,M.Arch.,PhD NIP. 19690308 199512 1 001

Page 188: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

iii

KATA PENGANTAR

Bismillahi Rahmani Rahim

Segala puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT

Tuhan semesta alam yang maha pengasih lagi maha penyayang. Berkat

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

sebagai salah satu persyaratan dalam mengikuti ujian akhir pada Jurusan

Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin.

Saat menjalani pendidikan di Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik

Universitas Hasanuddin, penulis banyak mendapatkan motivasi serta

bantuan dari berbagai pihak hingga tahap penyelesaian tugas akhir ini.

Sehingga melalui kesempatan ini penulis ingin menghaturkan ucapan

terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada :

1. Ibu Ir. Hj. Yusni Mustari, M.Si selaku dosen pembimbing I, dan Ibu

Hj. Nurmaida Amri, ST.,MT. selaku dosen pembimbing II yang

telah meluangkan waktu dan memberikan arahan serta petunjuk

dalam penulisan ini.

2. Bapak Baharuddin Hamzah, ST.,M.Arch.,PhD selaku Ketua

Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin dan ibu

Wiwik Wahida Osman, ST.,MT. selaku Sekretaris Jurusan

Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin.

3. Bapak Prof. Dr. Ir. H. M. Ramli Rahim, M.Eng selaku pembimbing

akademik.

4. Ibu Ir. Riekje Hehanussa P. selaku Kepala Studio Tugas Akhir

Periode I tahun 2012/2013 Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik

Universitas Hasanuddin.

5. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Akademik Jurusan Arsitektur

Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin.

6. Kedua orang tua tercinta : Ayahanda Drs. H. Guswan Bakti dan

Ibunda Nurjanah, S.Pdi yang telah mengasuh serta mendidik

Page 189: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

iv

dengan penuh kasih dan sayang yang selalu memberikan doa restu

disetiap langkahku.

7. Saudara-saudaraku Nursy Qadariah dan Imam Hidayatullah,

terima kasih atas bantuan, dukungan dan doa kalian semua.

8. Teman terbaikku Wawan Kurniawan Saputra,terima kasih atas

semangat dan kasih sayang yang telah diberikan.

9. Sahabat-sahabatku Isnaeni Prameswari, Cindy Monica T.,

Nurfadhilah Aslim, Vicha F.Laloman, Annisa Gilang Y., Miftah

Munawar, Muthmainnah Syam, Puspita Utari, Reinny Devi F.R,

terima kasih atas kebersamaan baik sedih dan senang yang telah

diberikan

10. Teman-teman Arsitektur 2008, terima kasih atas motivasi yang

telah diberikan.

11. Teman-teman STUDIO AKHIR Periode I 2012/2013, terima kasih

atas motivasi dan canda tawanya.

12. Semua pihak yang telah membantu penulis baik secara langsung

maupun tidak langsung.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dari acuan

perancangan ini masih terdapat kekurangan, oleh karena itu dengan

senang hati penulis menerima kritikan berupa saran untuk

kesempurnaannya. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dalam proses

perkuliahan pada Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas

Hasanuddin.

Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan karunia-Nya

dalam segala aktivitas kita dan menilainya menjadi suatu ibadah di sisi-

Nya. Amin.

Makassar, 21 Juli 2012

Penulis,

Sitti Nurul Jumrah

D511 08 256

Page 190: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

v

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................. ii

HALAMAN JUDUL .......................................................................... iii

DAFTAR ISI .................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR ......................................................................... vii

DAFTAR TABEL ............................................................................. ix

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG………………………………………………… 1 B. RUMUSAN MASALAH …………..………………………………… 6 C. TUJUAN PERANCANGAN ……………….………………………. 7 D. MANFAAT PERANCANGAN ………………..………………….... 8 E. RUANG LINGKUP PERANCANGAN …………....………………. 9 F. METODE PEMBAHASAN ……………………….………………… 9 G. SISTEMATIKA PEMBAHASAN ………………………………….. 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. TINJAUAN UMUM PT.PELNI ……………………………………. 12 1. Pengertian Judul ………………………………………………. 12 2. Sejarah PT.PELNI ………………………………………......... 14 3. Visi Misi PT.PELNI ……………………………………………. 15 4. Sasaran PT.PELNI ……………………………………………. 15 5. Ruang Lingkup Kegiatan Usaha …………………………….. 16 6. Ragam Usaha PT.PELNI …………………………………….. 16 7. Struktur Organisasi PT.PELNI ……………………………….. 19

B. TINJAUAN UMUM KANTOR …………………………………….. 20

1. Sejarah Kantor …………………………………………………. 20 2. Defenisi Kantor ………………………………………………… 20 3. Fungsi Kantor ………………………………………………….. 21 4. Klasifikasi Kantor ……………………………………………… 22

Page 191: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

vi

C. TINJAUAN KONSEP GREEN ARCHITECTURE……………… 28 1. Latar Belakang ………………………………………………… 28 2. Definisi Green Architecture …………………………………... 29 3. Manfaat dan Keuntungan Dari Green Building …………….. 30 4. Prinsip-prinsip pada Green Architecture ……………………. 34 5. Sifat Pada Bangunan Arsitektur Hijau (Green Architecture). 43 6. Penggunaan Atap Hijau ………………………………………. 44 7. Studi Banding ………………………………………………….. 46

BAB III TINJAUAN KHUSUS PENGADAAN PT.PELNI TOWER DI MAKASSAR

A. TINJAUAN KONDISI DAN POTENSI KOTA MAKASSAR …… 71 1. Letak Geografis Kota Makassar …………………………….. 71 2. Kondisi dan Potensi Kota Makassar ………………………… 73 3. Kondisi Perekonomian dan Perdagangan ………………….. 77 4. Proyeksi Pengembangan PT.PELNI TOWER di Makassar.. 79

B. TINJAUAN PENGADAAN PT.PELNI TOWER DI MAKASSAR 82

1. Tinjauan Pengadaan dan Fungsi …………………………….. 82 2. Kondisi Kantor PT.PELNI TOWER di Makassar……………. 82

BAB IV KONSEP DASAR PERANCANGAN

A. PENDEKATAN KONSEP PERANCANGAN MAKRO ………… 85 1. Pendekatan Penentuan Lokasi ………………………………. 85 2. Pendekatan Penentuan Tapak ………………………………. 88 3. Konsep Pengolahan Tapak ………………………………… . 93 4. Pendekatan Tata Ruang Luar ……………………………….. 99 5. Pendekatan Sistem Sirkulasi Dalam Tapak ……………….. 102

B. PENDEKATAN KONSEP PERANCANGAN MIKRO …………. 105

1. Pendekatan Terhadap Bentuk dan Penampilan Bangunan 105 2. Pendekatan Program Ruang ………………………………… 108 3. Pola Hubungan Ruang ……………………………………….. 136 4. Pendekatan Konsep Dasar Pola Tata Ruang ……………… 138 5. Pendekatan Konsep Penentuan Sirkulasi ………………….. 140 6. Pendekatan Konsep Penataan Ruang Dalam/Interior ……. 142 7. Pemilihan Sistem Struktur , Modul dan Material Bangunan. 146 8. Sistem Utilitas dan Perlengkapan Bangunan………………. 151

DAFTAR PUSTAKA

Page 192: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur Organisasi Kantor Pusat PT.Pelni ……… ...................... 19

Gambar 2. Diagram klasifikasi gedung perkantoran ……. ............................ 23

Gambar 3. Tata Ruang Kantor Berkamar ……………………………… 24

Gambar . 4 Tata Ruang kantor Terbuka ........................................................ 25

Gambar 5. Tata Ruang Kantor Terbuka ........................................................ 25

Gambar 6. Tata Ruang Kantor …………………………….……………. 27

Gambar 7. Tata Ruang Kantor Kombinasi ……………………………...... 27

Gambar 8. Tata Ruang Kantor Kombinasi ……………………………………….. 27

Gambar 9. Potongan Atap Hijau dan Keterangan Lapisan ……………….. 46

Gambar 10. The EDITT Tower ……………………………………………. 47

Gambar 11. Denah The EDITT …………………………………………… 47

Gambar 12. Lansekap Vertikal ……………………………………………. 48

Gambar 13. Bird view The EDDIT ………………………………………… 50

Gambar 14. Wind Wing Wallas ………………………….......................... 50

Gambar 15. Sistem Penampungan Air …………………………………….. 52

Gambar 16. Sistem Pengolahan Limbah …………………………………... 53

Gambar 17. Fasade Workplace 6............................................................ 54

Gambar 18. Siteplan Workplace6............................................................ 56

Gambar 19. Potongan Workplace6.......................................................... 56

Gambar 20. Eksterior Workplace 6.......................................................... 57

Gambar 21. Interior Workplace 6............................................................ 57

Gambar 22. Tampak Depan 88 George Stree ……………………………………… 57

Gambar 23. Siteplan 88 George Street................................................... 60

Gambar 24. Potongan 88 George Street .................................................. 61

Gambar 25. Interior 88 George Street..................................................... 61

Gambar 26. Peta Kawasan Terpadu Kota Makassar................................... 72

Gambar 27. Peta Pengembangan Wilayah Kota dan Fungsi ……………..... 74

Gambar 28. Peta Kota Makassar …………………….............................. 87

Gambar 29. Tiga Alternatif Tapak di Kecamatan Ujung Pandang …………… 90

Page 193: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

viii

Gambar 30. Lokasi Terpilih.................................................................... 91

Gambar 31. Tapak Alternatif Terpilih ………………………………………. 92

Gambar 32. Arah Matahari dan Angin …………………………………….. 94

Gambar 33. View dari luar tapak ............................................................. 95

Gambar 34. View ke luar tapak .............................................................. 95

Gambar 35. Sumber Kebisingan............................................................ 96

Gambar 36. Zoning tapak daerah perencanaan........................................ .. 97

Gambar 37. Kebutuhan ruang parkir 90O …………………………………... 105

Gambar 38. Alur Sirkulasi Administrasi dan Manajemen …………………..... 115

Gambar 39. Alur Sirkulasi Pengunjung …………………………………..... 116

Gambar 40. Alur Sirkulasi Penunjang dan Pengelolah …………................... 116

Gambar 41. Alur Sirkulasi Service ………………………………………..... 117

Gambar 42. Contoh Luasan Unit Kantor Terkecil ………………………….... 119

Gambar 43. Pola Hubungan Antar Ruang ………………………………….. 136

Gambar 44. Tata Ruang Kantor Secara Horisontal ………………………..... 139

Gambar 45. Sistem Pengelompokan Secara Vertikal ………………………………. 139

Gambar 46. Sirkulasi Bentuk Grid …………………………………………………… 140

Gambar 47. Sirkulasi Bentuk Bebas ………………………………………. 141

Gambar 48. Pencahayaan Alami ............................................................. 145

Gambar 49. Skema Sistem Distribusi Air Bersih …………………………….. 151

Gambar 50. Skema Pembuangan Air Kotor ………………………………………….. 152

Gambar 51. Skema Distribusi Air Kotor Kloset ....................................................... 152

Gambar 52. Skema Sistem Pembuangan Sampah ………………………………….. 153

Gambar 53. Skema Sistem Mekanikal Electrikal ……………………………………… 153

Gambar 54. Skema Penanggulangan Bahaya Kebakara …………………..... 154

Gambar 55. Penangkal Petir Sistem Faraday ……………………………..... 155

Gambar 56. Penangkal Petir Sistem Tongkat Franklin …………………………….. 156

Page 194: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Green Architecture menurut Brenda dan Robert Vale............. 35

Tabel 2. Green Building menurut LEED-NC ………………................... 38

Tabel 3. Perhitungan Energi ……………………………………………... 51

Tabel 4. Studi Banding Green Building………………………................. 62

Tabel 5. Rencana Fungsi Struktur Tata Ruang Bagian Wilayah Kota

Makassar Tahun 2000 – 2011 ............................................... 75

Tabel 6. Pertumbuhan Perekonomian Kota Makassar …..……………. 78

Tabel 7. Jumlah Perusahaan Berdasarkan Prosentase Rata-Rata

Pertumbuhan Perusahaan di Makassar …………………….. 80

Tabel 8. Jumlah Perusahaan Menurut Golongan Usaha Di Kota

Makassar Tahun 2002-2008 ………………………………… 81

Tabel 9. Pembobotan Alternatif Lokasi ………………………………… 87

Tabel 10. Analisis Pembobotan Alternatif Tapak.......................................... 90

Tabel 11. Pengelompokan Kegiatan Pada Menara Pt.Pelni.......................... 109

Tabel 12. Daftar Peralatan Dan Tenaga Kerja........................................... . 113

Tabel 13. Besaran Ruang Kantor Unit Terkecil …….............................. 117

Tabel 14. Besaran Ruang....................................................................... 120

Tabel 15. Rekapitulasi Besaran Ruang …………………………………… 133

Tabel 16. Pembobotan Struktur ……………………………………………. 150

Page 195: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

x

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. Makassar Dalam Angka 2010

Birkeland, Janis. 2002. Design for Sustainability: A Sourcebook of

Integrated Ecological Solutions. London. Earthscan

Budiharjo, Eko.1997. Jati Diri Arsitektur Indonesia. Bandung : PT. Alumni.

Ching, Francis D.K. 1993. Arsitektur : Bentuk, Ruang dan Susunannya. ,

Jakarta: Erlangga

De Chiara, Joseph, John & Callender. 1973. Times Saver Standard For

Building Type. New York: Mc Graw Hill Book Company.

De Chiara, Joseph & Lee E. Koppelman. 1978. Standar Perencanaan

Tapak. Terjemahan Januar Hakim. Jakarta: PT. Erlangga.

Echols, Jhon M. dan Hassan Shadily. 2000. Kamus Inggris-Indonesia.

Jakarta: PT. Gramedia

Frick ,Heinz. 2007. Sistem Bentuk Bangunan. Yogyakarta: Kanisius

FuturArc Indonesia.2008. FuturArc Green Isue 2008.Jakarta: PT.BCI Asia

Georg. Lipsmeier. 1994. Bangunan Tropis. Jakarta: Erlangga.

Hakim,Rustan.2002.Arsitektur Lansekap. Jakarta: Bumi Aksara

Hazim, Nur Kholif. 2003. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya:

Terbit Terang

Juwana ,Jimmy S. 2005. Panduan Sistem Bangunan Tinggi. Jakarta:

Erlangga.

n

Neufert, Ernst. 1997. Data Arsitek Jilid 1 Edisi 33. Terjemahan Sunarto

Lechner,Norbert. 2007. Heating,Cooling,Lighting: Metode Desain untuk

Arsitektur; penerjemah, Sandriana Siti.Edisi 2. Jakarta: PT Raja

Grafido Persada

Maunsell,Faber.2002. Tall Buildings and Sustainability. London:

Corporation of Londo Tjahjadi. Jakarta: PT. Erlangga.

Page 196: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

xi

Neufert, Ernst. 1997. Data Arsitek Jilid II Edisi 33. Terjemahan Sunarto

Tjahjadi. Jakarta: PT. Erlangga.

Poerwadarminta, W. J. S, Kamus Umum Bahasa Indonesia, 1995, PN

Balai Pustaka.

Satmiko,Prasetyo .2002. Fisika Bangunan1 . Jakarta : Andi Jakarta

Satmiko,Prasetyo .2004. Fisika Bangunan 2. Jakarta : Andi Jakarta

Sarte, Bri.2010. Sustainable Infrastructure: The Guide to Green

Engineering and Design.USA: John Wiley & Sons, Inc.

Savitri,Esti,Marcel Ignatius, Imelda Anwar,dkk. 2007. indonesiaapartment.

Jakarta: PTGriya Asri Prima

Schaelter,Wolfgang.2001. Struktur Bangunan Bertingkat Tinggi. Bandung:

PT Rafika Aditama

Vale,Brenda and Robert.1991, Green Architecture Design for a

Sustainable Future. London:Thames and Hudson

Yudelson,Jerry.2007. Green Building A to Z;understanding the Language

of Green building.Canada: New Society Publishers

Media Elektronik

http://en.wikipedia.org/wiki/green_design, akses: 2/10/2011

http://en.wikipedia.org/wiki/green_building, akses : 3/10/2011

www.arcspace.com, akses 10/10/11

www.arquidocs.com, akses 10/10/11

www.greatbuildings.com, akses 5/10/11

www.pakubuwonoresidence.com, akses 28/10/11

www.seasoncity.com, akses 01/11/11

www.thamrinresidence.com, akses 01/11/11

www.trhamzahyeang.com, akses 01/11/11

www.worldarchitecturenews.com, akses 24/11/11

Page 197: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. UKURAN TUBUH MANUSIA SESUAI DENGAN

KEBUTUHAN TEMPAT SUMBER : ERNST NEUFERT,

DATA ARSITEK

Lampiran 2. LIVING ROOM, SUMBER : : JOSEPH DE CHIARA & JOHN

CALLENDER, TIME SAVER STANDAR FOR BUILDING

TYPES

Lampiran 3. DIMENSI RUANG KERJA, SUMBER : ERNST NEUFERT,

DATA ARSITEK

Lampiran 4. DIMENSI LAVATORY DAN WC, SUMBER : DIMENSI

MANUSIA RUANG DAN INTERIOR

Lampiran 5. JENIS DAN UKURAN TANAMAN PADA LANSEKAP,

SUMBER : STANDAR PERENCANAAN TAPAK

Lampiran 6. RUANG PARKIR, SUMBER : ERNST NEUFERT, DATA

ARSITEK

Lampiran 7. ROAD DIMENSIONS, SUMBER : ERNST NEUFERT, DATA

ARSITEK

Lampiran 8. SUMBER: GREEN BUILDING COUNCIL INDONESIA (GBCI)

Page 198: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

xiii

Page 199: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan suatu Negara kepulauan yang memiliki

luas wilayah lebih dari 5,2 juta kilometer persegi, dengan 17.508 pulau

yang berjajar di dalamnya. Sebagai Negara kepulauan. Pembagian

wilayahnya meliputi 2/3 bagian berupa lautan dan 1/3 bagiannya

adalah daratan. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai salah satu

Negara yang mempunyai garis pantai terpanjang di dunia, yakni

mencapai 80.791 kilometer. Mengingat luasnya wilayah Indonesia

yang sebagian besar berupa lautan, masyarakat internsional

menyebut Indonesia sebagai Benua Maritim (Maritime Continent).

Dengan berjajarnya pulau-pulau di Indonesia, sarana

transportasi yang tepat dan dapat dijangkau oleh masyarakat luas,

salah satunya adalah transportasi kapal laut. Dunia perkapalan ini

sudah tidak asing lagi bagi kita, karena sejarah bangsa Indonesia di

masa lampau telah menjadikan kapal sebagai sarana transportasi

penting dalam perdagangan yang bukan hanya antar pulau di

Indonesia saja, tetapi juga sampai keluar negeri.

Di masa sekarang ini, kapal laut masih tetap eksis sebagai

transportasi yang efektif dengan biaya yang dapat di jangkau oleh

masyarakat luas untuk bepergian keluar pulau. Maraknya harga tiket

pesawat terdapat yang murah, tetap dirasa cukup mahal bagi

masyarakat ekonomi menengah ke bawah. Itu sebabnya, mereke lebih

Page 200: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

2

memilih menggunakan kapal laut, yang harga tiketnya lebih

terjangkau.

Salah satu lembaga pemerintah yang bergerak di bidang

transportasi laut adalah PT.PELNI. Perusahaan ini berdiri pada

tanggal 28 April 1952, seiring dengan dibubarkannya Yayasan

PEPUSKA. Selain melayani penjualan tiket kpal laut, PT.PELNI juga

melayani jasa pengiriman barang.

Melihat peluang bisnis yang cukup menguntungkan, di

kemudian hari mulai bermunculan perusahaan-perusahaan swasta

yang juga bergerak di bidang pelayaran. Hal ini tentu berdampak pada

pendapatan PT.PELNI. agar tidak kalah bersaing dengan perusahaan

swasta, PT.PELNI harus mempunyai nilai tambah dibanding dengan

perusahaan pelayaran swasta lainnya. Didukung oleh perusahaan

yang cukup berpengalaman di bidangnya, dapat memberikan

pelayanan yang baik bagi pelanggannya, serta kenyamanan ruang

dan fasilitas interior yang mendukung, akan membuat PT.PELNI tetap

menjadi prioritas utama bagi calon penumpang ketika akan memilih

perusahaan pelayaran.

Dengan semakin banyaknya jumlah masyarakat Indonesia yang

mempunyai keperluan untuk bepergian menggunakan jasa

transportasi laut, maka ruang pelayanan pembelian tiket di PT.PELNI

ini kurang bias menampung ketika musim liburan tiba. Keadaan ruang

yang kurang nyaman juga menyebabkan orang yang antri membeli

tiket akan merasa cepat jenuh dan lelah. Hal yang sama juga

menyebabkan efektivitas kerja pegawai PELNI tidak bias maksimal,

karena kenyamanan sebuah ruang akan mempengaruhi psikologi

penggunanya.

Page 201: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

3

Berdasarkan hal di atas, perancangan bangunan PT.PELNI

diharapkan mampu mengatasi kendala yang dihadapi. Dengan

penataan ruang yang nyaman, teratur, dan sesuai dengan pola

hubungan antar ruang yang baik, mampu mendukung aktivitas yang

ada di dalamnya, akan membuat pengunjung maupun karyawan yang

bekerja di PT.PELNI tersebut merasa nyaman dan dapat bekerja lebih

semangat. Ketika efektivitas kerja meningkat, hal ini tentu akan

berdampak baik bagi pendapatan PT.PELNI.

Dengan adanya perancangan bangunan PT.PELNI ini,

diharapkan juga dapat menggairahkan kembali kehidupan transportasi

laut. Karena setelah kecelakaan beberapa kapal laut di awal tahun ini,

membuat orang enggan bepergian dengan kapal laut. Sekalipun

transportasi udara (pesawat terbang) dan salah satu transportasi

umum di darat (kereta api) juga mengalami kecelakaan. Namun,

kecelakaan kapal laut yang membawa dampak cukup besar bagi calon

penumpangnya, karena yang menjadi korban dari peristiwa tersebut

cukup besar jumlahnya. Dengan penataan bangunan yang menarik,

secara psikologi akan memberikan efek yang baik, yang nantinya akan

menarik calon penumpang untuk datang dan menggunakan jasa

PT.PELNI tersebut.

Pengaruh Pemanasan Global (Global Warming) Terhadap Konsep

Bangunan

Kepadatan dan pertumbuhan penduduk membuat kebutuhan

pangan dan lahan menjadi meningkat dan berakibat pada kerusakan

alam dan hutan. Di Indonesia, menurut data dari Green Peace, setiap

1 jam kerusakan hutan mencapai seluas 300 lapangan bola, hal ini

merupakan faktor utama meningkatnya laju emisi gas rumah kaca ke

Page 202: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

4

atmosfer. Padahal hutan merupakan paru-paru bumi dengan

menyerap CO2 dan diolah menjadi O2.

Menyusutnya luas hutan membuat konsentrasi CO2 merupakan

salah satu pemicu suhu bumi meningkat. Disamping itu, rusaknya

hutan berarti semua siklus ekosistim yang tergantung pada hutan dan

yang terkandung didalam tanah juga terganggu. Kepadatan penduduk

dibumi juga meningkatkan industri dan transportasi yang

menggunakan bahan bakar yang berasal dari sumber daya alam tak

terperbarui dalam jumlah besar, yaitu energi. Industri dan transportasi

mengeluarkan emisi atau gas buang dari hasil proses pembakaran

energi. Emisi dalam jumlah terbesar adalah CO2 mencapai 80% dari

total gas emisi pembakaran bahan bakar. Dari parahnya kerusakan

hutan dan melambungnya emisi dari gas buang dari industri dan

transportasi membuat konsentrasi CO2 menggantung di udara dan

menebalkan lapisan atmosfer, sehingga panas matahari terperangkap

dan mengganggu pelepasan panas bumi keluar atmosfer. Kondisi ini

juga berakibat pada turunnya hujan yang mengandung asam yang

disebut sebagai hujan asam yang membahayakan kelangsungan

mahluk hidup.

Dari semua kondisi di bumi tersebut suhu permukaan bumi

meningkat dan menimbulkan efek yang signifikan ya itu perubahan

iklim yang drastis, dan pemanasan global. Menurut Al-Gore, semenjak

revolusi industri dalam kurun waktu 20 tahun, suhu bumi meningkat 2

derajat, pada tahun 2100 diperkirakan naik sampai 58 derajat.

Pemanasan global yang terjadi diperkirakan dapat mencairkan es di

kutub dan naiknya permukaan air laut. Semua kondisi ini diawali oleh

kerusakan ekosistim di alam yang sangat parah, mulai habisnya

sumber daya alam yang tak terperbarui, dan rusaknya sumber daya

Page 203: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

5

alam lainnya. Kondisi ini merupakan suatu bencana ekologis yang

akan mengancam kualitas hidup manusia karena merupakan

penunjang kehidupan manusia.

Pemanasan global (global warming) menjadi salah satu isu

penting yang disuarakan di sejumlah negara. Gedung-gedung

bertingkat menjadi salah satu penyebab terjadinya pemanasan global.

Berdasarkan riset sebuah lembaga di Amerika Serikat, 68% total emisi

CO2 di bumi dihasilkan bangunan gedung bertingkat. Semua pihak

yang terlibat dalam bisnis properti dituntut untuk memasukkan agenda

upaya pengurangan laju pemanasan global sebagai prioritas

kebijakan. Sebab, isu pemanasan global ini memunculkan potensi

hilangnya pemasukan bagi pengembang, arsitek, konsultan

mekanikal-elektrikal, manajemen properti, dan bidang profesional

lainnya jika mereka tidak peduli dengan konsep bangunan yang

berwawasan lingkungan (green building). Untuk mengatasi

permasalah tersebut maka suatu bangunan kantor sewa juga harus

mempunyai konsep yang menarik perhatian pengusaha dan

konsumen untuk mengurangi pemanasan global yang terjadi di

Indonesia dan khususnya di Makassar sendiri.

Salah satu konsep yang menjadi pilihan para arsitek saat ini

adalah green architecture. Konsep Green architecture yaitu suatu

konsep perancangan untuk menghasilkan suatu lingkungan binaan

(green building) yang dibangun serta beroperasi secara lestari atau

kelanjutan. Berkelanjutan merupakan suatu kondisi dimana unsur-

unsur yang terlibat selama proses pemanfaatan atau operasi suatu

sistem sebagian besar dapat berfungsi sendiri, sedikit mengalami

penggantian atau tidak menyebabkan sumber lain berkurang jumlah

serta kualitasnya. Green architecture bukan sekadar membangun

Page 204: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

6

bangunan dengan taman dan pepohonan di kiri-kanan jalan. Lebih dari

itu, secara luas berarti berwawasan lingkungan dan proses

berkelanjutan meliputi keseimbangan ekologis, desain bangunan yang

ramah lingkungan, pemberdayaan bagi penghuni, serta penegakan

hukum sesuai tata ruang dan wilayah, juga memerhatikan etika dan

kenyamanan warga.

Proses pendekatan desain arsitektur yang menggabungkan

alam dengan teknologi, menggunakan alam sebagai basis design,

strategi konservasi, perbaikan lingkungan, dan bisa diterapkan pada

semua tingkatan dan skala untuk menghasilkan suatu bentuk

bangunan, lansekap, permukiman dan kota yang revolusioner dengan

menerapkan teknologi dalam perancangannya. Dengan menerapkan

konsep arsitektur hijau dilingkungan perkantoran maka setidaknya kita

akan menghemat energi yang kita gunakan. Diharapkan dengan

konsep perancangan yang berdasar pada keseimbangan alami ini

dapat mengurangi pemanasan global sehingga suhu bumi tetap

terjaga. Satu penyumbang terbesar bagi pemanasan global dan

bentuk lain dari perusakan lingkungan adalah industri konstruksi

bangunan. Itu berarti bahwa penerapan konsep desain yang

berwawasan lingkungan di Indonesia khususnya di Makassar masih

sangat perlu ditingkatkan.

B. RUMUSAN MASALAH

Dalam latar belakang masalah terjadi dijelaskan, bahwa

perancangan bangunan PT.PELNI dimaksudkan untuk menjawab

permasalah yang ada di dalamnya. Adapun masalah-masalah pokok

tersebut dijabarka dalam rumusan-rumusan sebagai berikut:

Page 205: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

7

1. Bagaiman merancang bangunan yang mampu meningkatkan

pelayanan publik serta menghadirkan citra PT.PELNI ?

2. Bagaimana menerapkan komposisi antara arsitektur organic dan

green architecture pada bangunan PT.PELNI di Makassar ?

3. Bagaimana menentukan konsep bangunan PT.PELNI di Makassar

yang sustainable dan dapat membantu mengurangi pemanasan global.

C. TUJUAN PERANCANGAN

Berdasarkan dari rumusan masalah yang telah dijabarkan,

perancangan ini ditujukan untuk mendapatkan pemecahan masalah

yang berkaitan dengan pembangunan Kantor PT.PELNI.

Ada tujuan-tujuan tersebut diantaranya

1. Menghasilkan perancang Kantor Pelayanan Publik PT.PELNI yang

efisien, mampu menampung aktivitas di dalamnya, dan sesuai

dengan kapasitas kebutuhan ruang, serta dapat memberikan

suasana yang nyaman bagi penggunanya dan menarik. Citra

PT.PELNI dihadirkan melalui suasana kantor yang diciptakan.

2. Merancang ruang dengan sistem open plan, sehingga kapasitas

tiap ruang dapat dimaksimalkan. Dan menata ruang kantor yang

sesuai dengan pola hubungan antara ruang, yang ditentukan oleh

keterkaitan hubungan kerja tiap divisi.

3. Merancang Kantor Pelayana Publik PT.PELNI dengan suasana

yang berbeda dari kantor pemerintah lainnya dan dengan

memberikan fasilitas tambahan, yang dapat menunjang pelayanan

PT.PELNI.

Page 206: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

8

4. Merancang fasilitas ruang penunjang dengan suasana yang

nyaman dan menarik, yang mendukung pelayanan publik, serta

mampu memberikan konstribusi menguntungkan bagi PT.PELNI.

5. Membuat konsep bangunan PT.PELNI di Makassar yang

sustainable, mampu mengurangi masalah lingkungan (global

warming) serta mengurangi pengunaan sumber daya, energi.

6. Membuat tampilan fisik bangunan baik interior ataupun eksterior

yang sesuai dengan konsep arsitektur organik dan green

architecture.

D. MANFAAT PERANCANGAN

Perancangan kantor memiliki manfaat baik pengunjung yang juga

merupakan calon penumpang dari kapal PT.PELNI dan juga bagi

karyawan yang bekerja di dalamnya. Manfaat secara rinci dijelaskan

sebagai berikut :

1. Bagi Penyusun

Dapat memperkaya pengetahuan tentang penataan sebuah

kantor pelayanan publik yang bergerak di bidang pelayaran.

2. Bagi Pengunjung

Perancangan ini akan memberikan suasana yang berbeda

dengan kantor pelayanan publik pada umumnya. Dengan

menata area penjualan tiket lebih astetis dan efisien,

diharapkan dapat menambah kenyaman orang yang akan

membeli tiket ketika berada d ruang itu.

Page 207: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

9

3. Bagi Karyawan PT.PELNI

Perancangan ini diharapkan akan membuat efektivitas kerja

meningkat. Denga suasana ruang open plan yang nyaman,

keadaan yang lebih teratur dan lebih menarik, akan membuat

suasana kerja menjadi semangat, mempermudah kerja team

work, serta meningkatkan efektivitas kerja. Hal ini akan

menguntungkan perusahaan, karena dapat meningkatkan

pendapatannya.

E. RUANG LINGKUP PERANCANGAN

Pembahasan ditekankan pada disiplin ilmu arsitektur seperti

bagaimana menentukan fisik bangunan dan lainnya. Sedangkan

disiplin ilmu lain akan dibahas apabila ada keterkaitan nantinya.

F. METODE PEMAHASAN

Adapun metode pembahasan yang dilakukan adalah metode

deskriptif yaitu dengan pengumpulan sumber data primer dan

sekunder kemudian dijelaskan dan dianalisa dalam bentuk uraian.

Data–data yang diperoleh dengan cara :

1. Studi literatur yaitu mempelajari buku-buku maupun brosur-brosur

yang berkaitan dengan teori, konsep atau standar perencanaan

Kantor Komersial (PT.PELNI) yang digunakan dalam penyusunan

program.

Page 208: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

10

2. Observasi objek / survey dengan melakukan pengamatan pada

beberapa objek yang berkaitan dengan perencanaan Kantor

Komersial (PT.PELNI).

3. Studi Komparasi dengan melakukan studi data atau studi

perbandingan terhadap bangunan–bangunan sejenis yang ada

dengan melihat sistem kegiatan dan pelayanannya, melalui

internet.

G. SISTEMATIKA PEMBAHASAN

Dari data – data yang diperoleh di atas maka tahapan berikutnya yaitu

Metodologi Perancangan di mana di dalamnya terdapat rumusan –

rumusan sebagai berikut.

Bab I : Pendahuluan

Membahas tentang latar belakang, rumusan masalah,

tujuan dan sasaran, lingkup pembahasan, metode

pembahasan serta sistematika pembahasan.

Bab II : Tinjauan Pustaka

Merupakan tinjauan secara umum tentang perkantoran

dan PT.Pelni sebagai wadah komersial yang meliputi

unsure-unsur kegiatan, fungsi dan pelayanannya. Serta

merupakan tinjauan khusus mengenai pengertian, cirri,

aspek, serta system-sistem yang diterapkan pada

bangunan Green Architecture.

Page 209: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

11

Bab III : Tinjauan Khusus Kota Makassar Terhadap PT.Pelni

Tower yang Menerapkan Konsep Green Architecture

Merupakan analisis pengadaan PT.Pelni Tower di

Makassar sebagai objek perencanaan serta factor

penentu pengadaannya. Serta membahas mengenai

tinjauan non fisik dan analisa perwujudan fisik pada

perancangan PT.Pelni Tower.

Bab IV : Konsep Dasar Perancangan

Membahas mengenai konsep perancangan yang meliputi

pendekatan kansep makro dan mikro perancangan PT.

Pelni Tower.

Page 210: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

12

Page 211: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

12

pBAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum PT.Pelni

1. Pengertian Judul

a. PT (Perseroan Terbatas)

1) PERSEROAN TERBATAS adalah badan hukum yang

merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan

perjanjian, dan melakukan kegiatan usaha dengan modal

dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham – Undang-

undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas (UUPT). Sebagai Badan Hukum, Perseroan Terbatas

dianggap layaknya orang-perorangan secara individu yang

dapat melakukan perbuatan hukum sendiri, memiliki harta

kekayaan sendiri, dan dapat dituntut serta menuntut di

depan pengadilan. (Dadang Sukandar, 2011).

2) Perseroan terbatas merupakan organisasi bisnis yang

memiliki badan hukum resmi yang dimiliki oleh minimal dua

orang dengan tanggung jawab yang hanya berlaku pada

perusahaan tanpa melibatkan harta pribadi atau

perseorangan yang ada di dalamnya. Di dalam PT pemilik

modal tidak harus memimpin perusahaan, karena dapat

menunjuk orang lain di luar pemilik modal untuk menjadi

pimpinan. Untuk mendirikan PT / persoroan terbatas

dibutuhkan sejumlah modal minimal dalam jumlah tertentu

dan berbagai persyaratan lainnya. (Berdasarkan Pasal 1

ayat (1) Undang-undang Republik Indonesia No. 1 tahun

1995).

Page 212: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

13

b. Pelni

1) Pelayaran Nasional Indonesia (Kamus Besar Bahasa

Indonesia, Edisi III, DEPDIKBUD, BALAI PUSTAKA, 2002)

c. Tower

1) Bangunan yang tinggi

2) UHdaerah tersebut. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi

III, DEPDIKBUD, BALAI PUSTAKA, 2002).

d. Dengan

1) Beserta, bersama-sama.

2) Dan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi III,

DEPDIKBUD, BALAI PUSTAKA, 2002).

e. Konsep

1) Rancangan atau buram surat, dsb.

2) Ide atau pengertian yang di abstrakkan dari peristiwa

komkret.

3) Gambaran mental dari objek, proses, atau apapun yang ada

diluar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk

memahami hal-hal lain. (Kamus besar Bahasa Indonesia,

EDISI III, DEPDIKBUD, BALAI PUSTAKA, 2002).

f. Green Architecture

1) Proses rancang bangun untuk mengurangi dampak

lingkungan yang kurang baik, meningkatkan kenyamanan

manusia dengan peningkatan efisiensi, pengurangan

penggunaan sumber daya, energi dan pemakaian lahan,

maupun pengelolaan sampah yang efektif dalam tataran

arsitektur (Dennie Arga, 2010).

2) Arsitektur yang berwawasan lingkungan dan berlandaskan

kepedulian tentang konservasi lingkungan global alami

Page 213: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

14

dengan penekanan pada efisiensi energi (energy-efficient),

pola berkelanjutan (sustainable) dan pendekatan holistik

(holistic approach) (N. Poeng, 2010).

g. Di

1) Kata depan untuk menandai tempat, waktu, akan kepada.

(Kamus besar Bahasa Indonesia, EDISI III, DEPDIKBUD,

BALAI PUSTAKA, 2002).

h. Makassar

1) Ibu Kota Provinsi Sulawesi Selatan

Jadi, PT.Pelni Tower dengan Konsep Green

Archietecture di Makassar adalah suatu bangunan tinggi

dengan konsep rancangan arsitektur yang berwawasan

lingkungan dan berlandaskan kepedulian tentang konservasi

lingkungan yang memiliki badan hukum resmi yang dimiliki

oleh minimal dua orang dengan tanggung jawab yang hanya

berlaku pada perusahaan tanpa melibatkan harta pribadi atau

perseorangan yang ada di dalamnya.

2. Sejarah PT.PELNI

Sejarah berdirinya PT.PELNI bermula dengan

dikeluarkannya Surat Keputusan Bersama (SKB) antara Menteri

perhubungan dan Meteri pekerjaan Umum tanggal 5 September

1950 yang isinya mendirikan Yayasan Penguasaan Pusat Kapal-

kapal (PEPUSKA).Latar belakang pendirian yayasan PEPUSKA di

awali dari penolakan pemerintah Belanda atas permintaan

Indonesia untuk mengubah status maskapai pelayaran Belanda

yang beroperasi di Indonesia.N.V. K.P.M (Koninklijke Paketvaart

Page 214: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

15

Matschappij) menjadi Perseroan Terbatas (PT). Pemerintah

Indonesia juga mengingatkan agar kapal-kapal KPM dalam

menjalankan operasi pelayarannya di perairan Indonesia

menggunakan bendera Merah Putih. Pemerintah Belanda dengan

tegas menolak semua permintaan yang diajukan oleh pemerintah

Indonesia.

Dengan modal awal 8 (delapan) unit kapal dengan total

tonage 4.800 DWT (death weight ton), PEPUSKA berlayar

berdampingan dengan armada KPM yang telah berpengalaman

lebih dari setengah abad. Persaingan benar-benar tidak seimbang

ketika itu, karena armada KPM selain telah berpengalaman,jumlah

armadanya juga lebih banyak serta memiliki kontrak-kontrak

monopoli.

Akhirnya pada 28 April 1952 Yayasan PEPUSKA resmi

dibubarkan. Pada saat yang sama didirikanlah PT.PELNI dengan

berdasarka Surat Keputusan Menteri Perhubungan Nomor M.2/1/2

tanggal 28 Februari 1952 dan No. A.2/1/2 tanggal 19 April 1952,

serta Berita Negara Republik Indonesia No. 50 tanggal 20 Juni

1952.Sebagai Presiden Direktur Pertamanya diangkatlah R.

Ma’moen Soemadipraja (1952-1955).

Delapan unit kapal milik PEPUSKA diserahkan kepada

PT.Pelni sebagai modal awal. Karena dianggap tidak mencukupi

maka Bank Ekspor Impor menyediakan dana untuk pembelian

kapal sebagai tambahan dan memesan 45 “coaster” dari Eropa

Barat. Sambil menunggu datangnya “coaster” yang dipesan dari

Eropa.PELNI mencarter kapal-kapal asing yang terdiri dari

berbagai bendera.Langkah ini diambil untuk mengisi trayek-trayek

yang ditinggalkan KPM.Setelah itu satu persatu kapal-kapal yang

Page 215: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

16

dicarter itu diganti dengan “coaster” yang datang dari

Eropa.Kemudian ditambah lagi dengan kapal-kapal hasil

pampasan perang dari Jepang.

Status PT.PELNI mengalami dua kali perubahan.Pada

tahun 1961 pemerintah menetapkan perubahan status dari

Perusahaan Perseroan menjadi Perusahaan Negara (PN) dan

dicantumkan dalam Lembaran Negara RI No. LN 1961. Kemudian

pada tahun 1975 status perusahaan diubah dari Perusahaan

Negara (PN) menjadi Perseroan Terbatas (PT) PELNI sesuai

dengan Akte Pendirian No. 31 tanggal 30 Oktober 1975.

Perubahan tersebut dicantumkan dalam Berita Negara RI No. 562-

1976 dan Tambahan Berita Negara RI No. 60 tanggal 27 Juni

1976, hingga sekarang.

Seiring dengan perjalanan waktu dan perkembangan

usaha yang terus mengalami peningkatan, kini PT.PELNI

mengoperasikan 23 unit kapal penumpang mewah berkapasitas

30.323 penumpang dan 20 unit kapal serbaguna dengan bobot

mati 35.412 DWT. Jumlah pelabuhan yang disinggahi juga terus

mengalami peningkatan, hingga kini mencapai 101 pelabuhan di 24

propinsi di Indonesia.

(Copyright ©2004 PT. Pelayaran Nasional Indonesia. All

Right Reversed)

(http://www.pelni.co.id)

Page 216: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

17

3. Visi Misi PT.PELNI

Visi dari PT.PELNI adalah menjadikan operator

pelayaran nasional dengan jaringan internasional yang sejajar

dengan perusahaan kelas dunia.

Misi dari PT.PELNI adalah pengelola dan

mengembangkan angkutan laut untuk menunjang terwujudnya

wawasan nusantara dan meningkatkan konstribusi pendapatan

bagi Negara.

4. Sasaran PT.PELNI

Sasaran-sasaran PT PELNI adalah:

? Sebagai pelenggara jasa angkutan laut yang efisien dan

memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia.

? Memberikan kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia

dan memperkuat kesatuan nasional melalui penyediaan jasa

angkutan laut yang berskala nasional dan internasional.

? Memberikan kontribusi kepada pendapatan Negara melalui

pembayaran dividen.

5. Ruang Lingkup Kegiatan Usaha

Usaha pokok PT PELNI adalah mengoperasikan kapal

laut untuk melayani angkutan penumpang dan barang antarpulau

dalam wilayah Nusantara yang terdiri sekitar 17.000 pulau dengan

jumlah penduduk lebih dari 200 juta jiwa.Pembangunan sosial dan

ekonomi Negara membutuhkan jasa pelayanan angkutan laut yang

Page 217: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

18

efesien dan efektif yang dapat menunjang arus perdagangan dan

mobilitas penumpang antar pulau maupun antar Negara.

Dalam pengemban tugasnya sebagai perusahaan jasa

transportasi laut yang diandalkan untuk memperlancar sistem

distribusi nasional.PT PELNI tidak hanya melayani trayek-trayek

komersial yang menguntungkan, tetapi juga ditugasi melayani

trayek perintis ke pulau-pulau terpencil tidak menguntungkan demi

mewujudkan kesatuan dan Wawasan Nusantara.

Untuk dapat melaksanakan misi dan tugas Negara

dengan seimbang serta untuk menunjang kegiatan yang terkait

dengan usaha pokok, PT PELNI mendirikan usaha-usaha terkait

diantaranya keagenan kapal pihak lain dan galangan perbaikan

kapal (dock yard). Di samping itu juga didirikan bentuk usaha lain

sebagai fasilitas penunjang, yaitu Rumah Sakit Petamburan di

Jakarta dan Wisma Bahtera di Cipayung, Bogor, Jawa Barat.

Sesuai dengan instruksi presiden no 4 tahun 1985 PT

PELNI harus memisahkan usaha pelayaran dengan usaha bongkar

muat, karena itu PT PELNI memiliki dua perusahaan anak, yaitu:

? PT SARANA BANDAR NASIONAL (SBN)

Kantor Pusat PT di Jl. Angkasa 18 Kemayoran, Jakarta Pusat.

Bidang usaha: Terminal Operator, Bongkar Muat, dan Ekspedisi

Muatan Kapal Laut (EMKL). Memiliki 65 kantor cabangan di

seluruh Indonesia.

? PT PELITA INDONESIA DJAYA CORPORATION (PIDCO)

Kantor Pusat PT PIDC di Jl. Angkasa 18 Kemayoran, Jakarta

Pusat. Bidang usaha: Freight Forwarding, Export Import

Handling, Container, Ekspedisi Muatan Laut (EMKL),

Pedagangan (Veem).

Page 218: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

19

6. Ragam Usaha PT.PELNI

? Usaha Pokok

Usaha pokok PT PELNI adalah menyediakan jasa angkutan

penumpang dan barang antar pulau dengan mengoperasikan

30 unit armada kapal penumpang, yang terdiri atas 25 unit

kapal tipe 2000, tipe 1000, dan tipe 500 penumpang: 4 unit

kapal Ro-Ro, dan 1 unit kapal ferry cepat dengan kapasitas

seluruhnya 55.047 orang, 649 unit kendaraan bermotor roda 4

dan 147 kendaraan roda 2. Di samping itu PT PELNI juga

mengoperasikan 20 unit armada kapal barang serba guna

dengan bobot mati 35.412 ton.

Wilayah Indonesia yang terdiri atas 17.503 pulau sangat

membutuhkan sarana transportasi laut untuk penghubungkan

antar pulau tersebut. Dengan misinya mengelola dan

mengembangkan angkutan laut untuk menunjang terwujudnya

wawasan nusantara, PT PELNI melaksanakan

tanggungjawabnya tidak hanya melayani rute-rute komensial

yang menguntungkan, tetapi juga melayani rute-rute perintis

untuk mempersatukan wilayah dan mengembangkan

perekonomian pulau-pulua terpencil.`Lebih dari 100 pelabuhan

mulai dari Aceh hingga merauke dan pelayaran samudra dekat

singapura telah kami hubungkan secara regular dengan jadwal

tetap.

? Usaha terkait

Dalam rangka menutupi semua biaya yang terkait dengan

kegiatan non profil, PT PELNI mengoprasikan unit-unit srtategis

Page 219: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

20

bisnis yang terkait dengan usaha pokok. Bisnis-bisnis yang

terkait dengan usaha pokok, yaitu bongkar muat, freight

forwarding, kegiatan ke agenan kapal pihak ke tiga, serta

galangan kapal atau kegiatan perbengkelan dan jasa dok.

? Usaha lainnya

Usaha lain PT PELNI adalah usaha fasilitas penunjang yang

terdiri atas rumah sakit PELNI di petamburan, wisma bathera di

cipayung, wisma tugu di cisarua, dan wisma tretes di jawa timur

Page 220: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

21

7. Struktur Organisasi PT.PELNI

a. Pusat

Gambar 1, Struktur Organisasi Kantor Pusat PT.Pelni

Sumbe : http://www.pelni.co.id

Page 221: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

22

b. Cabang

Gambar 2, Struktur Organisasi Kantor Cabang PT,Pelni

Sumber : http://www.petra.ac.id

B. Tinjauan Umum Kantor

1. Sejarah Kantor

Seiring dengan kebutuhan manusia yang bertambah terus,

kebutuhan akan ruang tersebut adalah kebutuhan yang berasal dari

profesi manusia yang formal, sehingga mulailah manusia membangun

perfasilitas akan ruang-ruang perkantoran, yang tampak jelas mulai

tumbuhnya gedung-gedung perkantoran setelah tahun 1880. Begitulah

Page 222: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

23

yang dikatakan oleh Santa R. dan Roger C. dalam bukunya

Tomorrow’s Office.”Business in changing worldwide”

Konsep sederhana mengenai kehadiran kantor merupakan

suatu ruang di dalam rumah, tetapi akhirnya terjadi pergeseran budaya

yang mengakibatkan rumah tinggal tidak lagi dijadikan tempat tingga,

melainkan tempat bekerja seutuhnya yang lebih nyaman dan tentunya

formal. Hal ini dikarenakan pasifnya manusia itu untuk lebih banyak

beraktifitas pada ruang lain di dalam rumah selain di ruang kerja.

Kemajuan teknologi berkembang dengan sangat pesatnya,

adanya telepon, komputer dan sebagainya mengakibatkan pergeseran

budaya. Konsep perkantoran menyesuaikan perubahan di atas, dari

tradisional berkembang menjadi lebih modern. (Santa and Roger 1).

Begitu pula dengan tapak perkantoran yang cenderung menempati

kawasan perkantoran sehingga memungkinkan dibangun menjadi

lebih besar. Konsep lingkungan kerja saat ini bertitik tolak dari

kebosanan pada lingkup kerja yang lama. Kemajuan dalam elektronika

pun berdampak pada jiwa kebebasan baru dan pada pekerja

perkantoran, dan arti baru bagi lingkungan kerja yang fleksibel.

Kantor paling awal yang dapat diketahui dimulai sejak orang

duduk dan bertukar barang. Pada jaman ekonomi agraris, kantor

terdapat di salah satu sudut dimana pekerja dapat melakukan barter

dengan petani.

2. Definisi Kantor

Ada beberapa pendapat yang mengemukakan mengenai

definisi kantor diantaranya :

a. Kantor berasal dari bahasa Belanda kantoor adalah sebutan

untuk tempat yang digunakan untuk perniagaan atau

Page 223: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

24

perusahaan yang dijalankan secara rutin. Kantor bisa hanya

berupa suatu kamar atau ruangan kecil maupun bangunan

bertingkat tinggi.

b. Dalam bahasa Inggris “office” memiliki makna yaitu: tempat

memberikan pelayanan (service), posisi, atau ruang tempat

kerja.

c. Menurut Prajudi Atmosudirjo : kantor adalah unit organisasi

yang terdiri dari tempat, staf personil, dan operasi

ketatausahaan guna membantu pimpinan. (Prof. Dr. Mr. Prajudi

Atmosudirjo, Kesekretariatan dan Administrasi Perkantoran,

Ghali Indonesia, Jakarta, 1982, hal 61)

d. Menurut Cyril M. Haris : kantor berarti bangunan yang

digunakan untuk tujuan profesiaonal maupun administrasi, dan

tidak ada bagian yang dipergunakan untuk keperluan hunian

oleh para penjaga dan pembersih kantor. (Cyril M. Haris,

Dictionary of Architecture and Construction).

e. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (W.J.S.

Purwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai

Pustaka Jakarata 1980), kantor berarti balai (gedung, rumah,

ruang), tempat mengurus suatu pekerjaan (perusahaan, dsb).

f. Menurut Sedarmayanti dalam buku Manajemen Perkantoran,

kantor merupakan tempat diselenggarakannya kegiatan

menangani informasi mulai dari menerima, mengumpulkan,

mengolah, menyimpan, sampai menyalurkan/mendistribusikan

informasi.

g. Sedangkan secara praktis kantor merupakan tempat orang-

orang melakukan kegiatan/aktivitas yang berhubungan dengan

pelayanan berbagai keterangan pada yang membutuhkannya.

Page 224: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

25

Akan tetapi dengan perkembangan yang pesat pada bidang

teknologi dewasa ini, kantorpun berkembang, bukan sekedar tempat,

melainkan sebagai sarana kegiatan penyediaan informasi, guna

menunjang kemudahan pelaksanaan tugas disegala bidang. Jadi

kantor saat ini merupakan pusat pelayanan dan pusat informasi dari

kegiatan perusahaan dan organisasi.

3. Fungsi Kantor

Fungsi kantor adalah untuk memberikan pelayanan komunikasi

dan catatan-catatan. Secara terperinci fungsi kantor adalah:

1. Untuk menerima keterangan

2. Untuk mencatat keterangan

3. Untuk menyusun keterangan

4. Untuk memberikan keterangan

5. Untuk menjamin aktiva

Selain itu, Menurut Mills (1984:9). Tujuan kantor didefinisikan

sebagai pemberian pelayanan komunikasi dan perekaman. Dari

definisi tersebut, Mills memperluas menjadi fungsi kantor (pekerjaan

yang dilakukan) yakni sebagai berikut.

a. Menerima informasi (to receive information).

Menerima informasi dalam bentuk surat, panggilan telepon,

pesanan, faktur, dan laporan mengenai berbagai kegiatan

bisnis.

b. Merekam dan menyimpan data -data serta informasi (to

record information).

Page 225: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

26

Tujuan pembuatan rekaman adalah menyiapkan informasi

sesegera mungkin apabila manajemen meminta informasi

tersebut. Beberapa rekaman (record) diminta untuk disimpan

menurut hukum (seperti anggaran dasar dan anggaran rumah

tangga suatu perseroan terbatas), atau disimpan untuk

memenuhi kebutuhan manajemen dalam perencanaan dan

pengendalian perusahaan seperti rincian negosiasi. transaksi,

operasi, korespondensi, pesanan, faktur, atau ringkasan rincian

seperti laporan keuangan, laporan persediaan, dan analisis

penjualan.

c. Mengatur informasi (to arrange information).

Informasi yang diakumulasi oleh kantor jarang dalam bentuk

yang sama layaknya ketika diberikan, seperti mengumpulkan

informasi dari sumber-sumber yang berbeda dan membuat

perhitungan/pembukuan. Kantor bertanggung jawab

memberikan informasi dalam bentuk terbaik dalam melayani

manajemen seperti, penyiapan faktur/kuitansi, penetapan

harga, akuntansi, laporan statistik, laporan keuangan, dan

laporan pada umumnya.

d. Memberi informasi (to give infinmation).

Bila manajemen meminta sejumlah informasi yang diperlukan,

kantor memberikan informasi tersebut dari rekaman yang

tersedia. Sebagian informasi yang diberikan bersifat rutin,

sebagian bersilat khusus. Informasi-formasi tersebut diberikan

baik secara lisan maupun tulisan. Contoh informasi tersebut

adalah pesanan. anggaran, faktur,kuitansi, laporan

Page 226: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

27

perkembangan, laporan keuangan, dan instruksi yang

dikeluarkan atas perintah manajemen.

e. Melindungi aset (to safeguard assets).

Di samping empat tugas di atas, masih terdapat fungsi kantor

yang lain, yaitu mengamati secara cermat berbagai kegiatan

dalam perusahaan seperti diperlihatkan didalam rekaman dan

mengantisipasi segala hal yang tidak menguntungkan yang

mungkin terjadi. Misalnya. Melaporkan adanya kekurangan

persediaan, melaporkan adanya sejumlah utang yang mungkin

tidak terbayar saat akan jatuh tempo, rekaman vital seperti

kontrak besar harus dilindungi secara tepat. uang tunai harus

disimpan dalam lemari besi maupun di dalam bank. Kantor

harus berhati-hati terhadap makna rekaman dan

memperhatikan dengan secara hal-hal yang memerlukan

tindakan manajemen.

Selain lima fungsi di atas, kantor masih memiliki empat fungsi lain,

yaitu:

a. Pusat syaraf administrasi dan perencanaan kebijaksanaan

Sebagai badan eksekutil, kantor harus bertindak sebagai pusat

administrasi. Administrasi dalam hal ini adalah segenap proses

penyelenggaraan dalam setiap usaha kerja sama sekelompok

orang untuk mencapai tujuan tertentu. Unsur-unsur dari

administrasi: pengorganisasian, personalia, keuangan,

komunikasi, tata usaha, dan humas.

Page 227: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

28

b. Perantara

Kantor bertindak sebagai pusat pelayanan yang

menghubungkan antar bagian dalam organisasi.

c. Koordinator

Mengawasi dan mengkoordinir seluruh kegiatan organisasi.

d. Penghubung dengan public

Mengadakan hubungan dengan pihak luar organisasi dan

memberikan dukungan terhadap organisasi.

4. Klasifikasi Kantor

a. Berdasarkan tujuan usaha dan lingkungan suasana kerja :

? Kantor administrasi pemerintah

? Kantor administrasi perusahaan

? Kantor administrasi sosial

b. Berdasarkan pemilikannya

? Pemerintah

? Swasta

c. Berdasarkan hirarki

? Kantor pusat

? Kantor cabang

? Kantor perwakilan

d. Menurut L. Manaseh dan R.Cunliffe, jenis kantor dapat

dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu:

Page 228: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

29

a) Commercial office

Jenis perkantoran yang termasuk golongan ini adalah

perkantoran (untuk toko, disewakan), perusahaan (trading

company), asuransi dan transportasi.

b) Industrial office

Jenis perkantoran ini terikat harus mempunyai hubungan

fisik dengan pabriknya.

c) Professional office

Jenis perkantoran ini tidak dipakai dalam waktu yang

panjang dan merupakanperkantoran yang jumlah modal

yang digunakan relatif kecil.

d) Institutional/ Governmental office

Jenis perkantoran ini bersifat usaha yang teratur dalam

bentuk lembaga yang berpedoman pokok untuk hidup

lama dan kokoh. Biasanya digunakan dalam waktu yang

lama atau panjang. Berdasarkan kelasnya, gedung

perkantoran dibedakan menjadi beberapa kelas, antara

lain:

1) Kelas Premium (dengan luas gedung minimal 20.000

m2 serta terletak di CentralBusiness District)

2) Kelas A (Luas minimum gedung 6.000 m2 serta

terletak di daerah pusat bisnis

3) Kelas B (dengan luas berapa saja dan terletak

dilokasai mana saja namun memilikikualitas material

yang baik dan cukup modern).

Dilihat dari segi kelas, yang lebih diperhatikan adalah dalam

hal luas gedung perkantoran,lokasi, fasilitas serta kualitas material

bangunan yang digunakan.

Page 229: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

30

e. Berdasarkan kelasnya, gedung perkantoran dibedakan menjadi

beberapa kelas, antara lain:

a) Kelas Premium (dengan luas gedung minimal 20.000 m2

serta terletak di Central Business District)

b) Kelas A (Luas minimum gedung 6.000 m2 serta terletak di

daerah pusat bisnis

c) Kelas B (dengan luas berapa saja dan terletak dilokasai

mana saja namun memiliki kualitas material yang baik dan

cukup modern) Dilihat dari segi kelas, yang lebih

diperhatikan adalah dalam hal luas gedung perkantoran,

lokasi, fasilitas serta kualitas material bangunan yang

digunakan.

f. Berdasarkan kepemilikannya, gedung perkantoran terbagi

menjadi 2 macam yaitu:

a) Gedung perkantoran sewa

Pada tipe gedung perkantoran sewa, yang disewakan

adalah besaran atau luasan tertentu dari gedung

perkantoran tersebut. Penyewaan dilakukan sesuai dengan

jangka waktu yang disepakati bersama. Biaya yang harus

dikeluarkan bagi penyewa adalah biaya sewa dan service

charge kepada pengelola yang biasanya dihitung

berdasarkan luas ruangan yang disewa dan dibayar per

bulan.

b) Gedung perkantoran Strata Title (milik)

Pada tipe gedung perkantoran Strata Title (milik), ruang

bangunan gedung perkantoran dapat dimiliki seperti rumah

Page 230: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

31

tinggal ataupun apartemen strata title. Namun pemiliknya

harus tetap membayar service charge per bulan sebagai

biaya perawatan dan pemeliharaan gedung. Saat ini,

terdapat gedung perkantoran dengan tipe kepemilikan

campuran dimana dalam gedung perkantoran tersebut ada

yang ruang (space) yang disewakan dan ada juga yang

menjadi pemilikan perseorangan ataupun perusahaan.

Namun yang lebih dominan pada saat ini adalah gedung

perkantoran yang ruang (space) nya disewakan.

Gambar 3, Diagram klasifikasi gedung perkantoran

Sumber : Office book

g. Berdasarkan tata ruangnya, dikenal 4 macam tata ruang

kantor, yaitu:

a) Tata ruang kantor berkamar (Cubicle Type Offices)

Ruangan untuk bekerja yang dipisahkan atau dibagi

dalam kamar-kamar kerja.

Kita lebih mengenalnya dengan kantor dengan ruang

tertutup. Setiap orang berjalan melewati lorong-lorong

dengan dinding di sebelah kanan dan kirinya. Sederetan

pintu berjajar dengan sebuah papan nama tergantung di

Page 231: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

32

atasnya. Suasana demikian yang kira-kira dapat

menggambarkan sebuah corridor office. Pada kantor ini

akan dijumpai banyak koridor-koridor panjang. Tidak semua

ruangannya dapat menikmati pencahayaannya dan

penghawaan alami, mungkin hanya ruang-ruang yang

berada di bagian tepi-tepi kantor saja yang bisa

menikmatinya. Desain dari kantor tersebut berdasarkan

pada asumsi bahwa, setiap ruangan dibagi-bagi oleh

dinding-dinding partisi.

Gambar 4, Tata Ruang Kantor Berkamar

Sumber : http://www.google.com

Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dengan

penataan tersebut, diantaranya ;

? Setiap orang mempunyai ruang sendiri-sendiri.

? Privasi lebih terjaga. Dinding partisi

memungkinkan orang yang di dalam ruangan

tidak terlihat dan terdengar pembicaraan dari luar.

? Setiap orang bebas mengatur suasana

ruangannya. Apakah ini menggunakan

pencahayaan dan penghawaan alami atau

Page 232: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

33

buatan, apakah hendak menutup blinds pada

jendelanya atau membiarkannya terbuka.

? Suasana interior ruang memudahkan kita untuk

membedakan status penghuni ruang tersebut.

Suasana ruang staf tentu berbeda dengan

suasana ruang pimpinan.

? Tidak setiap orang akan mempunyai ruang

sendiri-sendiri. Jadi, ada diantara mereka yang

harus berbagi ruangan. Suasana kantor dengan

ruang yang sempit dan di tempati lebih dari satu

orang, akan menggangu konsentrasi kerja, dan

berdampak tidak baik bagi psikologi pengguna

ruang tersebut.

? Pandangan tiap orang jadi terbatas, karena

terhalang oleh partisi.

? Komunikasi antar sesama pegawai kantor tidak

akan berjalan lancar. Setiap ruang memerlukan

telepon internal untuk mempersingkat waktu,

daripada harus berjalan menuju ke ruang lain.

? Banyak tempat yang terbuang untuk lorong-lorong

yang menghubungkan ke ruang-ruang lain. Juga

untuk jarak ruang gerak setiap pintu yang ada.

? Apabila desain kantor nantinya akan diubah, baik

untuk renovasi maupun karena penambahan

jumlah pegawai, partisi-partisi tersebut nantinya

akan mempersulit dan sayang untuk dibuang.

? Bentuk bangunan akan mempersulit ketika

memerlukan ruangan yang lebih besar untuk

Page 233: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

34

dipakai beberapa orang bersama, misalnya untuk

rapat.

b) Tata ruang kantor terbuka (Open Plan Offices)

Ruangan besar untuk bekerja yang ditempati oleh

beberapa pegawai yang bekerja bersama- sama di ruangan

tersebut tanpa dipisahkan oleh penyekat.

Sebagai alternatif untuk mengatasi kendala yang

dihadapi oleh corridor office. Sebuah area dengan beberapa

meja dan perlengkapan kantor lainnya yang ditata

sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhan. Kantor akan

tampak lebih luas dengan adanya partisi-partisi yang

membagi tiap ruang. Pegawai yang bekerja jauh dari jendela

masih dapat menikmati pencahayaan dan penghawaan

alami. Dibanding dengan corridor office, ini lebih banyak

menghemat tempat, hemat listrik, dan juga pandangan mata

kita akan lebih luas. Dengan beberapa keunggulan tadi,

open plan office mulai banyak disosialisasikan di berbagai

kantor.

Gambar 5, Tata Ruang kantor Terbuka

Sumber : http://www.google.com

Page 234: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

35

Gambar 6, Tata Ruang Kantor Terbuka

Sumber : Office book

Beberapa keuntungan dari open plan office :

? Lebih menghemat tempat.

? Komunikasi di dalamnya lebih mudah.

? Pandangan mata tidak lagi dibatasi oleh partisi-

partisi.

? Dapat meningkatkan kerja sama dan hubungan

sosial yang baik.

? Pengaturan ulang ruangan akan lebih mudah,

karena ruang lebih fleksibel.

Sedangkan kelemahannya :

? Privasi tidak seleluasa corridor office.

? Akan ada pemecahan konsentrasi kerja ketika

orang-orang berlalu lalang.

? Perbedaan ruang antar staf yang lebih tinggi

dengan yang lebih rendah tidak seberapa terlihat

karena semua berada di arae yang sama.

Page 235: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

36

? Setiap orang tidak bisa seenaknya mengontrol

kondisi ruang, karena ruang tersebut dipakai

bersama.

c) Tata ruang kantor berhias atau berpanorama/ber

taman(Landscape Offices).

Ruangan untuk bekerja yang dihiasi oleh taman, dekorasi

dan lainnya. Bentuk ruangan kantor berhias ini mengusahakan agar

lingkungan ruangan perkantoran nampak seperti pemandangan

alam terbuka dan benar-benar merupakan lingkungan yang

nyaman, menyenangkan dan ekonomis dalam pemanfaatan

ruangan.

d) Tata ruang kantor yang merupakan gabungan antara bentuk

tata ruang kantor berkamar, tata ruang kantor terbuka dan

tata ruang kantor berhias.

Gambar 7, Tata Ruang Kantor

Sumber : office book

Page 236: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

37

Gambar 8, Tata Ruang Kantor Kombinasi

Sumber : Office Book

Gambar 9, Tata Ruang Kantor Kombinasi

Sumber :Office Book

Saat ini, terdapat gedung perkantoran dengan tipe kepemilikan

campuran dimana dalam gedung perkantoran tersebut ada yang ruang

(space) yang disewakan dan ada juga yang menjadi pemilikan

perseorangan ataupun perusahaan. Namun yang lebih dominan pada

Page 237: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

38

saat ini adalah gedung perkantoran yang ruang (space) nya

disewakan.

Perkantoran mengenal perubahan kecenderungan atau tren

dari masa ke masa. Salah satu perubahan yang paling terasa adalah

kecenderungan semakin terbukanya ruang kerja, mulai sekitar

pertengahan tahun 1990-an dibandingkan dengan ruang kerja tahun

1980-an.

Tahun 1970 – 1980-an, desain ruang kerja yang tertutup masih

banyak dijumpai pada ruang-ruang perkantoran. Artinya, seorang

karyawan pada tingkat manajer misalnya, lebih suka bekerja pada

sebuah ruang yang tertutup. Dia terpisah dari pada karyawannya,

sehingga bisa dikatakan tak ada yang tahu apa yang dilakukan di

ruang serba tertutup itu.

Namun mulai pertengahan tahun 1990-an, sejalan dengan

sistem manajemen yang kian terbuka, filosofi ini pun mempengaruhi

penataan interior ruang kantor. Mereka yang mempunyai posisi

pengambilan keputusan sekalipun lebih memilih ruang yang terbuka.

Artinya, ruang itu bisa dipisahkan dengan partisi kaca, atau bahkan

hanya dipisahkan dengan partisi sekitar dua meter saja.

Keterbukaan ini membuat “jarak” antara pemimpin dan

karyawan semakin dekat. Baik pimpinan maupun karyawan bisa saling

bertegur sapa dengan mudah, saliang tebuka, dan saling mengawasi.

Saat ini, mekanisme kerja lebih mengutamakan team work.

Agar anggota team workitu bisa bekerja optimal, maka tatainteriornya

pun cenderung kompak dan mudah dipindah-pindahkan.

Page 238: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

39

h. Berdasarkan tipikal jalur pencapaian

a) Tipe koridor terbuka

Pada rancangan dgn konfigurasi ni ruang-ruang di setiap

lantai dicapai melalui koridor yang menghubungkan antar

ruang. Konfigurasi ini biasanya digunakan pada bentuk

bangunan yang memanjang dengan tatanan ruang yang

relatif linier.

Gambar 10, Tipe Koridor Terbuka

Sumber ; Office Book

b) Tipe menara

Rancangan suatu kantor sewa dikatakan mempunyai

konfigurasi tipe menara apabila bangunan dirancang dengan

bentuk bangunan tinggi dengan luasan perlantainya relative

kecil sehingga perbandingan antara lebar dan tinggi

bangunan sangat kecil. Ruang -ruang di setiap lantai dicapai

melalui suatu jalur sirkulasi vertikal yang terletak dalam

suatu cerobong. Cerobong ini berfungsi sebagai lintasan

jalur-jalur vertikal (sirkulasi, pemipaan, dan pengkabelan)

juga dapat difungsikan sebagai perkuatan bangunan yang

disebut core.

Page 239: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

40

Gambar 11, Tipe Menara

Sumber : Office book

C. Tinjauan Konsep Green architecture 1. Latar Belakang

Alam memiliki hubungan yang erat dengan makhluk hidup.

Alam menyediakan berbagai kebutuhan hidup manusia dimulai

dari yang paling sederhana hingga yang paling kompleks. Pada

mulanya kehidupan manusia dengan alamnya berada dalam

keadaan yang selaras. Segala kebutuhan manusia dapat

terpenuhi dan klestarian alam pun dapat a pun meningkat dengan

tajam. Eksploitasi terhadap bumi secara besar-besaran pun

terjadi. Hal inilah yang mengakibatkan rusaknya keseimbangan

alam tersebut. Alam tidak memiliki kesempatan untuk

menyembuhkan dirinya setelah eksploitasi tersebut. Sebagai

akibatnya, segala system alam semesta yang telah ditetapkan

oleh sang pencipta pun menjadi bermasalah, misalnya: perubahan

iklim dunia secara drastic yang mengakibatkan bencana

diberbagai belahan dunia seperti banjir, longsor, tornado,

gelombang panas, dan sebagainya.

Page 240: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

41

Eksploitasi bumi secara besar-besaran tersebut pada

mulanya terjadi sejak zaman revolusi industry di Eropa pada awal

abad ke 19. Ditemukannya berbagai teknologi mengakibatkan

terjadinya produksi massal. Hal-hal yang pada mulanya tidak

mungkin menjadi mungkin, hal-hal yang tidak dapat dikerjakan

menjadi dapat dikerjakan. Namun, sebagai dampak dari teknologi

tersebut, maka kebutuhan dunia akan energi menjadi meningkat

secara tajam. Hal ini dikarenakan untuk mengoperasikan teknologi

tersebut memerlukan energy pula.

Keadaan ini semakin bertambah parah dengan adanya

perkembangan zaman, pengerusakan bumi yang telah lama

berlangsung menyebabkan munculnya masalah-masalah

lingkungan tersebut antara lain :

a) Pada unsur udara, terjadi lubang pada lapisan ozon dan

pemanasan global yang ditimbulkan antara lain oleh :

1) Pembuangan limbah-limbah pabrik sembarangan

2) Pembuangan gas emisi kendaraan

3) Penggunaan mesin pendingin ruangan/Air

Conditioner (AC) secara berlebihan dan non CFC

(chlorofluorocarbon)

b) Pada unsure air, pengerusakn terjadi pada sumbernya

antara lain :

1) Kontaminasi air (melalui pembuangan limbah yang

tidak di daur ulang)

2) Fenomena kematian hutan (fenomena Waldsterben)

3) Fenomena hujan asam (acid rain)

Page 241: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

42

c) Pada unsur bumi, antara lain :

1) Terjadinya eksploitasi sumber daya alam secara

besar-besaran dan kontinu

2) Pengundulan hutan secara illegal

3) Penggunaan barang-barang konsumsi sehari-hari

atau limbah rumah tangga

4) Kontaminasi terhadap bumi dengan sampah-sampah

yang menumpuk dan tidak dapat di daur ulang

d) Pada unsure api/energy, yaitu pemborosan penggunaan

bahan bakar yang tidak dapat diperbaharui seperti

minyak bumi secara kontinu dan tidak terkendali.

Hal-hal tersbut yang memicu timbulnya gerakan-gerakan

dan gagasan-gagasan baru dalam berbagai bidang, khususnya

arsitektur. Ada banyak gagasan yang lahir dan berkembang

menanggapi masalah lingkungan global. Mulai dari arsitektur

ramah lingkunngan, bangunan yang efisien, ruang yang fleksibel,

arsitektur hijau, otomatisasi hingga pemikiran radikal mengenai

wacana bagaimana rancangan bangunan masa datang.

Semuanya mengarah pada bagaimana penerapan rancangan

bangunan dan konsep bangunan yang bersahabat dengan alam

sebagai wujud kepedulian kita akan kelangsungan hidup generasi

penerus.

2. Definisi Green Architecture

a) Pengertian Green

1) Green Design : also called to as ”sustainable design”,

environmentally-conscious design, etc) is the philosophy

of designing physical objects, the built environment and

Page 242: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

43

services to comply with the principles of economic,

social, and ecological sustainability.

(http://en.wikipedia.org/wiki/green_design)

Desain hijau: sering disebut desain berkelanjutan,

ekodesain, atau desain lingkungan, adalah seni

mendesain objek-objek fisik dan bangunan yang

berwawasan lingkungan sehingga dapat menyesuaikan

diri dengan kondisi ekonomi, sosial, serta

keberlangsungan ekologi.

2) Green Building, also known as green construction, is

the practice of creating structures and using processes

that are environmentally responsible and resource-

efficient throughout a building's life-cycle: from siting to

design, construction, operation, maintenance, renovation,

and deconstruction. This practice expands and

complements the classical building design concerns of

economy, utility, durability, and comfort.

(http://en.wikipedia.org/wiki/green_building)

Bangunan hijau, dikenal juga sebagai konstruksi hijau,

adalah penciptaan struktur yang praktis dan

menggunakan proses yang respon terhadap lingkungan

dan efisien dalam penggunaan sumber daya alam: dari

lahan yang digunakan untuk mendisain, konstruksi,

pengoperasian, renovasi dan dekonstruksi. Ini

merupakan pengembangan dari desain bangunan klasik

dari segi ekonomi, utilitas dan kenyamanan.

Page 243: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

44

3) Menurut Jimmy Priatman, green Building tidak hanya

hemat energi tapi juga hemat air, melestarikan sumber

daya alam, dan meningkatkan kualitas udara. Sementara

green architecture adalah bagaimana mengubah empat

hal itu menjadi seni yang berkesinambungan.

Dari semua penjelasan yang telah dipaparkan di atas,

maka kita dapat menyimpulkan kata “green” digunakan untuk

mendiskripsikan sesuatu yang ramah atau bersahabat dengan

lingkungan.

3. Manfaat dan Keuntungan dari Green Building

Manfaat dan keuntungan dari green building, adalah

sebagai berikut: (YulestaPutra, 2004: 5-8)

a) Mengurangi Biaya Operasi

1) Efisiensi Energi

? Disain yang tanggap terhadap cuaca dan memakai

teknologi hemat energi dapat mengurangi pemakaian

pemanas dan pendingin sampai 60%, serta memotong

pemakaian cahaya hingga 50% pada bangunan.

? Pengembalian break evan point untuk bangunan yang

menerapkan green building lebih cepat dan lebih tinggi

dari pada bangunan yang tidak menerapkan konsep

pembangunan berkelanjutan green building.

? Partisipasi masyarakat dengan menerapkan program

penghematan pemakaian listrik secara menyeluruh

dapat menghemat jutaan watt listrik dan mengurangi

tagihan listrik nasional pertahun.

Page 244: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

45

2) Efisiensi Air

? Peralatan-peralatan untuk mengefisiensikan pemakaian

air, perubahan cara pemakaian air dan perubahan

metode irigasi dapat mengurangi konsumsi air hingga

mencapai 30% atau lebih.

? Seratus ribu kaki persegi gedung perkantoran tipikal

dapat menghemat jutaan rupiah dan dapat mengurangi

pemakaian air sebanyak 30%.

3) Pengurangan Sampah Konstruksi

? Sampah konstruksi dan demolisi adalah 35-40% dari

sampah padat municipal.

? Daur ulang sampah konstruksi dan demolisi dapat

memberikan penghematan yang berarti. Perluasan

lahan konstruksi bukan hanya dengan cara menguruk

lahan tapi bisa juga dengan cara waste hauling dan

tipping fest. Sebagai contoh dapat dilihat pada proyek

konstruksi dan demolisi dari taman Portland

Traibilazers Rose dapat melakukan penghemat kira-

kira 186.000 USD melalui daur ulang sampah dan

merubah bentuk sampah.

? Daur ulang menciptakan pekerjaan. Merubah material-

material sisa ini menjadi local processors jauh lebih

baik dari pada hanya dijadikan bahan untuk menguruk

tanah serta dapat menciptakan peluang-peluang

ekonomi yang baru.

Page 245: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

46

b) Mengurangi Biaya Pokok.

1) Rehabilitasi bangunan yang sudah ada dapat mengurangi

biaya infra struktur dan material.

2) Disain yang terintegrasi dapat menghemat biaya sehingga

biaya-biaya tersebut dapat dialihkan untuk kebutuhan

yang lain.

3) Gedung yang hemat energi dapat mengurangi kebutuhan

peralatan, pengurangan pemakaian peralatan seperti

chiller atau insulasi seperti penahan panas.

4) Dengan mempergunakan pervious paving dan strategi run

off prevantion dapat mengurangi ukuran dan biaya dari

struktur management stormwater .

c) Mengekspansi Jangka Waktu untuk Mendapatkan

Keuntungan Infestasi

Saat ini melalui analisa biaya life cycle building dapat

dilihat nilai bersih sebuah design sebagai infestasi. Tujuan

utama ialah untuk mencapai performance lingkungan yang

paling baik dan paling efektif dalam biaya, jika memungkinkan

hingga melewati dari masa perkiraan proyek tersebut. Dalam

perputaran hidup sebuah bangunan 2% kurang lebih dari

biaya keseluruhan life cycle adalah untuk biaya bangunan, 6%

biaya operasi dan maintenance dan 92% adalah biaya

personel.

Banyak penilaian bangunan (green building) memakai

perkiraan ekonomi jangka panjang yang baik jika nilai pertama

dikurangkan dari semua simpanan (saving) untuk masa

Page 246: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

47

depan, dan simpanan tersebut dikalkulasi dengan nilai (rate)

pasar kapitalis (market capitalization).

Dengan kata lain banyak bangunan (green building)

dinilai sebagai investasi yang nilainya akan bertambah sejalan

dengan waktu, bahkan lebih dari nilai pasar

Pengeluaran awal yang terlalu irit biasanya akan

menghasilkan bangunan dengan pembiayaan yang lebih

tinggi sepanjang life cycle dari bangunan tersebut.

d) Meningkatkan produktifitas dan kesehatan manusia

1) Dengan meningkatkan lingkungan dalam ruang maka

dapat meningkatkan produktifitas pegawai sehingga 16%.

2) Pegawai yang bekerja di lingkungan dalam ruang yang

sehat cenderung kurang melakukan absen dan mau

bekerja lebih lama.

3) US Environmental Protecion Agency menilai bahwa polusi

udara di dalam ruangan termasuk dalam lima tertinggi

faktor yang membahayakan kesehatan. Sepertiga dari

bangunan-bangunan ditemukan mempunyai kondisi ruang

dalam yang jelek.

4) Sindrome “bangunan sakit” dan penyakit yang disebabkan

oleh kondisi bangunan diperkitakan memakan biaya

perobatan jutaan rupiah per tahun dan hilangnya jumlah

produktifitas pekerja.

5) Keuntungan bagi penyewa bangunan green building

selain secara keseluruhan mendapatkan kualitas

lingkungan yang baik, lingkungan kerja yang baik,

Page 247: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

48

kurangnya kecenderungan absen pegawai, moral

pegawai yang lebih baik, tapi juga menjadi “terpandang”

di mata komunitas lain.

6) Memastikan kondisi ruang dalam yang sehat dapat

mengurangi asuransi, biaya operasional dan resiko

bahaya. Contoh kasus: US EPA dituntut oleh salah

seorang pegawai yang menjadi sakit karena pemasangan

karpet baru; pegawai tersebut memenagkan kasusnya

dan mendapat ganti rugi sebesar USD 1 juta.

e) Memberikan Keuntungan pada Komunitas Tertentu

Green building dapat menduk ung dan melindungi:

1) Ekonomi lokal melalui kebutuhannya akan material

bangunan, pekerjaan dan industri.

2) Kualitas lingkungan seperti udara dan air yang bersih.

3) Infrastruktur yang tahan lama seperti industri tenaga,

industri penanggulanagn air dan urugan tanah.

4) Keadilan sosial melalui penambahan group komunitas

dan populasi khusus dalam proses desain.

5) Perbaikan perubahan cuaca global dengan cara

merendahkan energi dan konsumsi material dalam

konstruksi dan operasi bangunan, yang dapat

memberikan kontribusi terhadap perubahan cuaca.

4. Prinsip – Prinsip Pada Green Architecture

Terdapatnya beberapa pedoman desain yang dilakukan

oleh arsitek dan instansi dalam memasyarakatkan green

architecture dengan aplikasi yang berbeda-beda sesuai

Page 248: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

49

lingkungan dan keahlian masing-masing. Beberapa contoh

diantaranya adalah sebagai berikut:

a) Green Architecture menurut Robert dan Brenda Vale

Tabel 1. Green Architecture menurut Brenda dan Robert Vale

No Prinsip Penjelasan 1. Konservasi energi ? Bangunan seharusnya meminimalkan

penggunaan kebutuhan akan energi ? Perlindungan sumber daya alam ? Pendayagunaan alam sebagai sumber

energi bagi keperluan studi dan rekreasi ? Memanfaatkan limbah seperti dengan

manjadikan limbah sebagai sumber energi biogas atau pupuk

? Penentuan lokasi yang paling tepat guna dengan cara pemilihan sumber daya alam yang sesuai dengan kebutuhan dari fungsi bangunan atau proyek

2. Bekerja sama dengan iklim

? Bangunan bekerja sama dengan iklim dan sumber energi alam

? Memanfaatkan energi yang tersedia di alam seperti matahari, angin, dan air

? Pencahayaan alami pada siang hari ? Penghawaan alami.

3. Meminimalisasi sumber-sumber daya baru

? Penggunaan material daur ulang. ? Penggunaan material yang dapat

diperbaharui. ? Merancang bangunan dari sisa

bangunan yang sebelumnya. ? Penggunaan material yang ramah

lingkungan.

4. Menghargai pemakai

menyadari bahwa pengguna dari bangunan harus diperhatikan kebutuhannya. Untuk itu dilakukan pendekatan yang memperhatikan kenyamanan penggunanya namun selaras dengan prinsip green architecture.

5. Menghargai site

Seminimal mungkin merubah tapak, misalnya dengan mempertahankan kontur tanah. Serta memberi pori-pori bagi tanah agar tetap memiliki aliran udara.

6. Holistik Melihat suatu permasalahan secara menyeluruh.

Sumber: Green Architecture Design for a Sustainable Future, 1991

Page 249: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

50

b) Green Architecture menurut Heinz Frick

Heinz Frick (1999) memberikan empat kriteria arah

pembangunan secara green architecture , yaitu:

1) Pembangunan berwawasan lingkungan menuntut adanya

proses yang melestarikan lingkungan alam dan

peredarannya, sehingga menghemat energi.

2) Pembangunan biologis (baubiologie) yang

memperhatikan kesehatan penghuni dan menganggap

rumah sebagai kulit ketiga manusia.

3) Pembangunan psikospiritual, berkaitan dengan jiwa

manusia, rasa dan karsa, serta susunan organisme

manusia yang mengerti arsitektur sebagai pengalaman

kesadaran.

4) Pembangunan organik yang bobot arsitekturalnya terletak

pada fungsi pembentukan dan kesenian.

Masih menurut Frick (1997), pola perencanaan green

architecture selalu memanfaatkan alam, sebagai berikut:

1) Menghemat sumber energi alam yang tidak dapat

diperbaharui dan mengirit penggunaan energi.

2) Memelihara sumber lingkungan (udara, tanah, air).

3) Memelihara dan memperbaiki peredaran alam.

4) Mengurangi ketergantungan pada sistem pusat energi

(listrik, air) dan limbah (air, limbah dan sampah).

5) Penghuni ikut serta secara aktif dalam perencanaan

pembangunan dan pemeliharaan perumahan.

6) Tempat kerja dan pemukiman terdekat.

Page 250: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

51

7) Kemungkinan penghuni menghasilkan sendiri kebutuhan

sehari-hari.

8) Penggunaan teknologi sederhana.

9) Intensitas energi baik yang terkandung dalam bahan

bangunan maupun yang digunakan pada saat

pembangunan harus seminimal mungkin.

10) Kulit (dinding dan atap) sebuah gedung harus sesuai

dengan tugasnya harus melindungi dirinya dari sinar

panas, angin dan hujan.

11) Bangunan sebaiknya diarahkan berorientasi timur - barat

dengan bagian utara selatan menerima cahaya alam

tanpa silau.

12) Dinding bangunan harus memberikan perlindungan

terhadap panas, daya serap panas dan tebalnya dinding

harus sesuai dengan kebutuhan iklim ruang dalamnya.

13) Bangunan yang memperhatikan penyegaran udara

secara alami bisa menghemat banyak energi.

14) Bangunan sebaiknya dibuat sedemikian rupa sehingga

dapat menggunakan penyegaran udara secara alamiah

dan memanfaatkan angin sepoi-sepoi untuk membuat

ruang menjadi sejuk.

15) Semua gedung harus bisa mengadakan regenerasi dari

segala bahan bangunan, bahan limbah, dan mudah

dipelihara.

Page 251: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

52

c) LEED oleh U.S Green Building Council (USGBC)

Tabel 2.Green Building menurut LEED-NC

(Leadership in Energy and Environmental Design-New Contruction)

No Kategori Keterangan

1. Lokasi yang sustainable

? Dikembangkan pada lokasi site yang tepat

? Menyediakan sirkulasi bukan kendaraan (pedestrian)

? Melestarikan open space ? Mengatur/pemanfaatan air hujan ? Mengurangi efek panas pada lingkungan ? Mengurangi pemakaian energi untuk

penggunaan lampu yang berlebihan (khususnya pada malam hari)

2. Penyimpanan Air

? Mengurangi penggunaan air minum untuk irigasi dan penggunaan air bangunan dan pengaturan selokan

3. Efesiensi Energi dan Proteksi terhadap Atmosfer

? Mengurangi penggunaan energi, Menggunakan mesin pendingin yang sedikit memakai bahan kimia yang berbahaya

? Menghasilkan energi yang dapat diperbarui pada site

? Adanya penyimpanan energi ? Penggunaan ‘Green Power’ dalam proyek

4. Material yang Tahan Lama

? Menggunakan sumber yang mampu untuk didaur ulang

? Menggunakan kembali bangunan lama. ? Mengurangi sampah hasil konstruksi ? Menggunakan material hasil daur ulang. ? Menggunakan material regional ? Menggunakan kayu yang bersertifikat.

5. Kualitas Lingkungan Dalam

? Memperbaiki kualitas udara dalam ruangan

? Meningkatkan ventilasi udara dari luar ? Mengatur kualitas air selama proses

konstruksi ? Menggunakan bahan-bahan kimia non-

toxic ? Menyediakan kontrol bagi kenyamanan

seperti : memelihara standart kenyamanan suhu dan menyediakan penerangan dan view keluar

6. Mendorong Inovasi

Menggunakan standart LEED, dan mendorong inovasi secara profesional.

Sumber: Jerry Yudelson. Green Building revolution. PDF, Ch.2 (17)

Page 252: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

53

d) Ecological Design oleh Sym Van der Ryn et.al. (1996:51)

1) Solusi berawal dari tempat perancangan

Sebuah desain ekologis berawal dari pengetahuan

tentang tempat dimana bangunan akan dirancang.

Respon tersebut berupa respon kepada kondisi lokal

lahan dan penduduk lokal. Jika kita sensitif dengan

nuansa tempat tersebut, kita dapat mendiami lingkungan

tersebut tanpa harus merusak lingkungan.

2) Perhitungan ekologis menginformasikan desain

Jejak lingkungan mempengaruhi eksisting pada desain.

Gunakan informasi-informasi lingkungan untuk

menentukan kemungkinan desain yang paling ekologis di

daerah tersebut.

3) Mendesain dengan alam

Dengan bekerja pada proses kehidupan, kita menghargai

semua spesies makhluk hidup. Melibatkan dalam proses

yang meregenerasi daripada menganti secara

keseluruhan, kita menjadi lebih hidup.

4) Semua orang adalah perancang dan partisipan

Tidak ada yang merupakan partisipan saja atau

perancang saja. Hargai pengetahuan spesial yang setiap

orang miliki. Jika manusia bekerja bersama untuk

merawat lingkungan mereka, sama artinya merawat diri

mereka sendiri.

5) Membuat yang alami terlihat

Membuat siklus dan proses alami membawa lingkungan

yang didesain kembali hidup. Desain yang efektif

Page 253: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

54

membantu menginformasikan ke kita tentang kealamian

lingkungan tersebut.

e) Ecological Design oleh Ken Yeang (1995:187)

Desain ekologis adalah sebuah proses desain yang mana

perancangnya meminimalisir efek yang merugikan dari produk

desain dengan penuh pemahaman tentang ekosistem bumi

dan memberikan prioritas secara simultan untuk melanjutkan

peminimalisasi efek merugikan tersebut.

1) Hemat energi

? Penurunan biaya sebagai hasil dari penurunan

konsumsi energi dalam pengoperasian bangunan.

? Penurunan konsumsi energi secara umum berasal

dari penggunaan peralatan struktur pasif (non

mekanikal).

2) Humanisme

Mempertinggi indera pengguna yang sesuai sambil

mengingatkan mereka untuk sadar akan iklim eksternal

dari daerah tersebut .

3) Estetika natural dan kebebasan ekspresi

? Sosial-ekonomi dan kondisi politik dapat berubah

secara nyata dalam satu periode, seperti juga rasa

visual dan estetika, yang dapat mempengaruhi iklim

dan mengubah siklus.

? Menyediakan dengan prinsip teori dari bentuk

bangunan yang akan memperbolehkan kebebasan

interpretasi dari desain.

Page 254: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

55

? Membentuk fasad bangunan yang berlapis. Hal

tersebut juga mengurangi dampak dari wajah

bangunan yang rata dank keras pada lingkungan

eksternalnya dan menyediakan area shading pada

bagian atas bangunan.

? Faktor lingkungan juga dapat mempengaruhi

keuntungan baru dari fitur desain.

4) Integrasi vegetasi horizontal dan vertikal

? Dasar pemikiran awal adalah vegetasi merupakan

aspek yang paling penting dari daerah tersebut dan

seharusnya menjadi faktor desain yang penting,

disamping menjadi aspek ekologisnya.

? Vegetasi butuh diperkenalkan kepada lingkungan

bangunan dalam keadaan yang sangat umum

5) Pengudaraan alami

Kreasi dari zona pengudaraan pada fasad bangunan, juga

pada area transisi, area intersisi atau area pembuangan.

Hal tersebut bisa merupakan bentuk atrium yang besar

dengan ventilasi natural yang berasal dari louvered-

covering, atau skycourt yang besar.

f) Bioshelters oleh Nancy Jack Todd et.al.

1) Dunia ini adalah matriks dari semua desain

2) Desain harusnya mengikuti, bukan melawan hukum alam.

3) Keadilan biologis harus mengikuti desain.

4) Desain harus merefleksikan bioreionalitas.

Page 255: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

56

5) Proyek harus didasarkan dalam penggunaan daur ulang

sumber daya alam.

6) Desain harus berkelanjutan melalui integrasi sistem

kehidupan.

7) Desain harus ikut berevolusi dengan alam.

8) Bangunan dan desain harus membantu menyehatkan

planet

9) Desain harus mengikuti ekologi sakral.

g) Greenship oleh Green Building Council Indonesia (GBCI)

Ada enam aspek yang dinilai dalam standar Greenship, yakni

1) Appropriate site development (ketepatan pengembangan

tapak)

2) Energy effeciency and conservation (efisiensi energi dan

penghematan energi)

3) Water conservation (penghematan air)

4) Material resource and cycle (sumber material dan daur

ulang)

5) Indoor health and comfort (kesehatan ruang dalam dan

kenyamanan)

6) Building management and environment (kondisi

lingkungan bangunan dan manajemen lingkungan)

Sejumlah standar yang dikeluarkan oleh sejumlah arsitek,

instansi baik pemerintah maupun swasta di negara maju,

mengisyaratkan sejumlah kriteria yang harus dipenuhi oleh karya

arsitektur agar masuk ke dalam kategori hijau. Sesuai dengan

formulasi arsitektur hijau, kriteria yang disyaratkan secara umum

Page 256: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

57

terkait dengan aspek-aspek penghematan energi, penghematan

air, penggunaan material terbarukan atau material bekas,

pencapaian kualitas lingkungan dalam bangunan yang

memberikan kenyamanan dan kesehatan bagi pengguna

bangunan, peminimalan limbah yang dihasilkan bangunan dengan

artian limbah diharapkan dapat diolah kembali sehingga tidak lagi

tersisa limbah dari bangunan.

Secara umum, kriteria-kriteria yang disyaratkan oleh

sejumlah standar asing dapat diterapkan di Indonesia karena

menyangkut hal-hal yang bersifat umum yang memang perlu

dipenuhi oleh suatu bangunan yang baik. Meskipun demikian,

kriteria-kriteria atau prinsip-prinsip desain ini perlu dilihat kembali

dan jika perlu dimodifikasi sesuai dengan kondisi di Indonesia,

serta disesuaikan dengan target yang akan dicapai secara luas.

5. Sifat Pada Bangunan Arsitektur Hijau (Green Architecture).

Arsitektur hijau (Green architecture ) mulai tumbuh sejalan

dengan kesadaran dari para arsitek akan keterbatasan alam

dalam menyuplai material yang mulai menipis. Alasan lain

digunakannya arsitektur hijau adalah untuk memaksimalkan

potensi site. Penggunaan material-material yang bisa didaur-ulang

juga mendukung konsep arsitektur hijau, sehingga penggunaan

material dapat dihemat. Green dapat diinterpretasikan sebagai

sustainable (berkelanjutan), earthfriendly (ramah lingkungan), dan

high performance building (bangunan dengan performa sangat

baik).

Page 257: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

58

a) Sustainable ( Berkelanjutan )

Yang berarti bangunan green architecture tetap bertahan dan

berfungsi seiring zaman, konsisten terhadap konsepnya yang

menyatu dengan alam tanpa adanya perubahan – perubuhan

yang signifikan tanpa merusak alam sekitar. Dalam artikel

Newsweek Renzo Piano menegaskan bahwa : Sustainablility

is about the practical system of bulding, not the beauty of

great design. Jadi ditegaskan bahwa kaedah-kaedah

arsitektur yang utama tentang keindahan dan fungsional suatu

lingkungan binaan dapat tercapai sekaligus memenuhi

standar berkelanjutan sehingga bisa dikatakan hijau.

b) Earthfriendly ( Ramah lingkungan )

Suatu bangunan belum bisa dianggap sebagai bangunan

berkonsep green architecture apabila bangunan tersebut tidak

bersifat ramah lingkungan. Maksud tidak bersifat ramah

terhadap lingkungan disini tidak hanya dalam perusakkan

terhadap lingkungan. Tetapi juga menyangkut masalah

pemakaian energi. Oleh karena itu bangunan berkonsep

green architecture mempunyai sifat ramah terhadap

lingkungan sekitar, energi dan aspek – aspek pendukung

lainnya.

c) High performance building

Bangunan berkonsep green architecture mempunyai satu sifat

yang tidak kalah pentingnya dengan sifat – sifat lainnya. Sifat

ini adalah “High performance building”. Alasan mengapa

green architecture mempunyai sifat ini salah satu fungsinya

Page 258: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

59

ialah untuk meminimaliskan penggunaan energi dengan

memanfaatkan energi yang berasal dari alam ( Energy of

nature) dan dengan dipadukan dengan teknologi tinggi ( High

technology performance ).

6. Aplikasi Arsitektur Hijau Dalam Desain

Konsep Arsitektur hijau dalam hal meningkatkan efisiensi

pemakaian energi dapat diaplikasikan dengan Memanfaatkan

sumber yang dapat diperbaharui seperti menggunakan sinar

matahari melalui passive solar dan active solar, serta teknik

photovoltaic dengan menggunakan tanaman dan pohon-pohon

melalui atap hijau dan taman hujan. Arsitektur hijau dalam

penerapannya pada desain bangunan antara lain

a) Penggunaan panel surya ( Solar cell ) untuk memanfaatkan

energi panas matahari sebagai sumber pembangkit tenaga

listrik rumahan.

b) Penggunaan material – material yang dapat di daur ulang (

recycle),digunakan kembali (reuse), dan dapat diperbarui

(renewable) serta penggunaan konstruksi – konstruksi

maupun bentuk fisik dan fasad bangunan tersebut yang dapat

mendukung konsep green architecture .

c) Penggunaan turbin angin untuk memanfaatkan energi angin

sebagai sumber pembangkit tenaga listrik alternative.

d) Penggunaan penangkap air hujan (rainwater cacthing) untuk

memanfaatkan air hujan yang intensitasnya besar di daerah

tropis untuk kebutuhan air alternative dalam bangunan.

e) Penggunaan atap bangunan sebagai roof garden untuk

penghijauan dan menyumbang O2 pada lingkungan sekitar.

Page 259: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

60

f) Penggunaan material lokal dan pemilihan material bangunan

dan konstruksi yang efisien waktu sehingga dapat menghemat

energi.

7. Beberapa Konsep yang Mendukung Green Arsitektur

a) Dalam efisiensi penggunaan energi

1) Memanfaatkan sinar matahari untuk pencahayaan alami

secara maksimal pada siang hari, untuk mengurangi

penggunaan energi listrik.

2) Memanfaatkan penghawaan alami sebagai ganti

pengkondisian udara buatan (air conditioner).

Menggunakan ventilasi dan bukaan, penghawaan silang,

serta cara-cara inovatif lainnya.

3) Memanfaatkan air hujan dalam cara-cara inovatif untuk

menampung dan mengolah air hujan untuk keperluan

domestik.

4) Konsep sfisiensi penggunaan energi seperti pencahayaan

dan penghawaan alami merupakan konsep spesifik untuk

wilayah dengan iklim tropis.

Page 260: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

61

Gambar 12, Konsep Bangunan Hijau

Sumber : http://www.google.com

b) Dalam efisiensi penggunaan lahan

1) Menggunakan seperlunya lahan yang ada, tidak semua

lahan harus dijadikan bangunan, atau ditutupi dengan

bangunan, karena dengan demikian lahan yang ada tidak

memiliki cukup lahan hijau dan tanam. Menggunakan

lahan secara efisien, kompak, dan terpadu.

2) Potensi hijau tumbuhan dalam lahan dapat digantikan atau

dimaksimalkan dengan berbagai inovasi, misalnya

pembuatan atap di atas banngunan (taman atap), taman

gantung (dengan menggantung pot-pot tanaman pada

sekitar bangunan), pagar tanaman atau yang dapat diisi

dengan tanaman, dinding dengan tanaman pada dinding,

dan sebagainya.

3) Menghargai kehadiran tanaman yang ada di lahan, dengan

tidak mudah menebang pohon-pohon, sehingga tumbuhan

yang ada dapat menjadi bagian untuk berbagai dengan

bangunan.

Page 261: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

62

4) Desain terbuka dengan ruang-ruang yang terbuka ke

taman (sesuai dengan fleksibilitas buka-tutup yang

direncanakan sebelumnya) dapat menjadi inovasi untuk

mengintegrasikan luar dan dalam bagunan, memberikan

fleksibilitas ruang yang lebih besar.

5) Dalam perencanaan desain, perlu mempertimbangkan

berbagai hal yang dapat menjadi tolak ukur dalam

menggunakan berbagai potensi lahan, seperti luas lahan

dan jumlah ruang yang diperlukan, letak lahan (dikota atau

didesa) dan konsekuensinya terhadap desain, bentuk site

dan pengaruhnya terhadap desain ruang-ruang, serta

jumlah potensi cahaya dan penghawaan alami yang dapat

digunakan.

c) Dalam efisiensi penggunaan material

1) Memanfaatkan metrial sisa untuk digunakan juga dalam

pembangunan, sehingga tidak membuang material,

misalnya kayu sisa bekisting dapat digunakan untuk

bagian lain bangunan.

2) Memanfaatkan material bekas untuk bangunan, komponen

lama yang masih bisa digunakan, misalnya sisa bongkaran

bangunan lama.

3) Menggunakan material yang masih berlimpah maupun

yang jarang ditemui dengan sebaik-baiknya.

d) Dalam penggunan teknologi dan material baru

1) Memanfaatkan potensi teknologi terbaruakan seperti

energi angin, cahaya matahari dan air untuk menghasilkan

Page 262: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

63

energi listrik domestik untuk rumah tangga dan bangunan

lain secara independen.

2) Memanfaatkan material baru melalui penemuan baru yang

secara global dapat membuka kesempatan menggunakan

material terbarukan yang cepat diproduksi, murah dan

terbuka terhadap inovasi, misalnya bambu.

Gambar 13, Material Reuse dari Kap Mobil

Sumber : http:///www.google.com

e) Dalam manajemen limbah

1) Membuat sistem pengolahan limbah domestik seperti air

kotor (black water, grey water) yang mandiri dan tidak

membebani sistem aliran air kota.

2) Cara-cara inovatif yang patut dicoba seperti membuat

sistem dekomposisi limbah organik agar terurai secara

alami dalam lahan, membuat benda-benda yang biasa

menjadi limbah atau sampah domestik dari bahan-bahan

yang dapat didaur ulang atau dapat dengan mudah

terdekomposisi secara alami.

Page 263: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

64

8. Penggunaan Atap Hijau

Atap hijau (Green Roof) atau taman atap adalah istilah

yang dipakai untuk menjelaskan atap bangunan yang dihijaukan

menjadi ruang terbuka hijau berwujud taman yang dipenuhi

tumbuhan. Dalam beberapa konteks, istilah green roof memiliki

arti yang sama dengan roof garden.

Secara sederhana, atap hijau menyejukkan udara. Dia

mengurangi efek urban heat island ( suhu wilayah kota lebih

tinggi yang mempengaruhi daerah pedesaan, utamanya karena

meluasnya permukaan keras yang menyerap radiasi matahari)

deangan mengurangi suhu permukaan atap melalui bayangan

dan evatransporation (ketika uap air sejuk dipancarkan

penguapan tanah dan saat tanaman bernafas). Atap hijau juga

mempunyai nilai isolasi yang lebih tinggi, energi lebih sedikit

untuk pendinginan bagian dalam gedung, yang akhirnya lebih

hemat biaya energinya.

Menurut sebuah studi yang dilaksanakan oleh Badan

Penelitian dan Pengaturan Lingkungan Pemerintah Canada,

gedung satu tingkat dengan atap rumput medium yang tumbuh

setinggi 10 cm akam menghasilkan penurunan 25 % kebutuhan

pendinginan di musim panas. Atap hijau juga memperbaiki

kualitas udara ketika tanaman menyerap karbondioksida dan

memancarkan oksigen, mereka menyaring partikel udara pada

daun dan cabang mereka. Satu meter persegi rumput atap bisa

menghilangkan sekitar 0,2 kg partikel udara dalam kurun waktu

satu tahun, menurut Green Roofs For Healthy Cities, sebuah

organisasi nirlaba berbasis Toronto.

Page 264: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

65

Atap hiaju mengurangi volume dan laju air hujan,

merendahkan resiko banjir, mereka juga menyaring polutan dan

metal berat di tritisan sebelum mencapai air terbuka. Atap hijau

bisa memperpanjang usia pakai atap dengan melindungi selaput

dari fluktuasi suhu ekstrim dan sinar ultraviolet matahari. Mereka

membantu memperindah lingkungan perkotaan dan dalam skala

kecil, menambah nilai estetika bangunan properti. Atap hijau bisa

mengganti ruang hijau dan habitat alami yang hilang dalam hujan

beton. Atap hijau yang intensif juga bisa menyediakan ruang

bersantai dan menjadi batu pijakan habitat untuk

menghubungkan kantung habitat alami kota yang terisolasi, yang

setidaknya dapat membantu menjaga satu tingkat keragaman

hayati di kawasan kota.

Namun dibalik keunggulannya, atap hijau masih

mempunyai permasalahan, berhubungan dengan teknologi dan

persepsi umum, dimana berdampak pada kepopulerannya.

Kebocoran karena pelapisan kedap air dan irigasi, dan penetrasi

akar terhadap struktur atap adalah dua perhatian utama.

Untungnya, kualitas membran kedap air saat ini sudah sangat

bertambah baik, tetapi mengalirkan air dibutuhkan untuk mengairi

atap datar masih menjadi tantangan, untuk atap datar, sistem

drainase yang baik perlu dipasang untuk mengalirkan kelebihan

air keluar dari zona akar, supaya mencegah banjir atau

penumpukan gengan air. Atap miring, walaupun lima derajat

memungkinkan air dialirkan secara alami.

Masalah penetrasi akar dapat terjadi, meskipun teknologi

sudah tersedia, seperti pemasangan lapisan penetrasi atap atau

menambah bahan tahan akar ke dalam bahan kedap air. Pada

Page 265: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

66

penerapan bangunan lama, batas beban dari bangunan sering

menjadi hambatan utama; memperkuat struktur pendukung atap

yang sudah ada untuk memasang atap hijau bisa menjadi

hambatan yang akan memakan banyak biaya. Tantangan terakhir

untuk upaya-upaya menghijaukan atap adalah seleksi tanaman,

terutama di Asia. Tanaman yang tumbuh subur di Eropa, dimana

kebanyakan studi dan eksperimen atap hijau pernah dilakukan,

mungkin tidak dapat diterapkan di Asia yang mengalami musim

basah dan kering yang ekstrim. Juga banyak bagian di asia yang

mengalami kelembaban tinggi, faktor lain yang dapat membuat

dampak negatif dari pemanfaatan atap hijau.

Kontruksi green roof terdiri dari 5 lapisan:

1. Lapisan 1 Water Proof Membrane

2. Lapisan 2 Drain Mat

3. Lapisan 3 Filter Cloth

4. Lapisan 4 Growing Medium

5. Lapisan 5 Tanaman.

Gambar 14, Potongan Atap Hijau dan Keterangan Lapisan Sumber : http://www.google.com

Page 266: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

67

9. Studi Banding

a) The EDITT Tower

Data Proyek :

? Nama proyek = The EDDIT Tower

? Lokasi proyek = Singapura

? Arsitek = T.H.Hamzah dan Ken Yeang

? Total Area Bruto : 6,033 m2

? Total Area Netto : 3,567.16 m2

? Total Area yang ditanami vegetasi: 3,841.34 m2

Gambar 15. The EDITT Tower

Sumber : www.trhamzahyeang.com

EDITT Tower merupakan sebuah bangunan tinggi multi

fungsi dengan pendekatan ekologis, sebagai bangunan untuk

pameran yang bergabung dengan auditorium, retail, dan

fungsi perkantoran, tetapi bangunan tersebut memiliki

potensial metamorfosis menjadi tower dimana semua area

adalah perkantoran, ataupun sebagai fungsi apartemen.

Page 267: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

68

Penggunaan Energi

Upaya yang dilakukan untuk utilisasi energi sehingga

membuat EDITT Tower tetap sejuk, diantaranya :

? Menggunakan sistem yang dikenal dengan nama “Hyvent”

dimana ventilasi alami mencapai maksimum, dan

disediakan AC ketika dibutuhkan.

? Membuat pembayangan oleh matahari terhadap kaca

jendela

? Penangkap air hujan yang berbentuk seperti kulit kerang

? Panel photovoltaic

? Mengumpulkan air

? Pantulan cahaya matahari pada langit-langit

Gambar 16. Denah The EDITT

Sumber: www.trhamzahyeang.com

Page 268: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

69

Lansekap secara vertikal

Jenis-jenis tanaman yang

ditumbuhi :

1. Licuala Palms

2. Ixora Superking

3. Ixora Superking & Pandanus

Pygmeus

4. Philo dendrons

5. Eugenia

6. Livistonia Palms

7. Bougalnvillea

8. Bougalnvillea

9. Pandanus Pygmeus &

Hymenocallia

10. Eugenia Grandis

11. Philodendrons

12. Hymenocallia (tropical shrub)

Gambar 17. Lansekap Vertikal

Sumber: www.trhamzahyeang.com

Page 269: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

70

Faktor yang mempengaruhi pemilihan vegetasi adalah :

1. Kedalaman tanaman yang ditanam

2. Kualitas pencahayaan

3. Tingkat pemeliharaan

4. Akses

5. Orientas

Salah satu fungsi dari lansekap secara vertikal adalah untuk

mendinginkan fasad. Vegetasi dari tiap level lantai bergerak

spiral ke atas sebagai kontinuitas terhadap ekosistem yang

menyediakan berbagai spesies, menyebabkan suatu

ekosistem yang lebih berbeda dan lebih stabil. Dipilih spesies

yang berbeda dari yang sudah ada di level jalan. Persentasi

dari “vegetasi“ tersebut dapat mewakili karakteristik lansekap

area

Loose-fit

Pada umumnya , bangunan memiliki masa hidup 100 -

150 tahun dan akan berubah fungsi dari waktu ke waktu.

Desain bangunan ini mengadopsi Loose-fit untuk

memfasilitasi perubahan fungsi di masa depan. Fitur yang

digunakan seperti:

1. Skycourts ( bisa dikonversi menjadi kantor pada masa

depan)

2. Partisi / sekat yang dapat dipindahkan

Page 270: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

71

3. Lantai yang dapat

dipindahkan

Desain yang fleksibel

(pada awalnya sebuah

bangunan expo yang serba

guna.

pada masa depan mungkin bisa digunakan sebagai

kantor dengan area nettonya sebesar 9,288 m² pada 75%

efisiensi atau sebagai apartemen)

Ventilasi Alami

? Pengaruh dari wind wing walls

pada bangunan yang

menggunakan konsep radikal

dari pompa kantung udara

sebagai penyeimbang angin

yang berada diluar dari tower

? Bertujuan untuk meningkatkan ventilasi alami, dan

mengurangi kapasitas angin di sekitar bangunan.

Gambar .18 Bird view The EDDIT

Sumber: www.trhamzahyeang.com

Gambar 19. Wind Wing Wallas

Sumber: www.google.com

Page 271: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

72

Penggunaan Energ i Matahari

Photovoltaic digunakan untuk mencukupi kebutuhan

bangunan akan energi yang besar.

Tabel 3. Perhitungan Energi

Rata-rata output energy photovoltoic = 0,17 kWh m2

Total jam penyinaran matahari per hari = 12 jam

Output energi harian = 0,17 x 12 = 2.04 kWh m2

Luas area photovoltoic = 855,25 m2

Total output energy harian = 1744 kWh

Perkiraan konsumsi energy perjam @ 0.097 kWh/m2 enclosed 0.038 kWh/m2 un enclosed

=(0.097 x 3567 m2) + (0.038 x 2465 m2)

= 439,7 kWh

Estimasi konsumsi energi harian = 10 jam x 439,7 = 4397 kWh

% kesanggupan mencukupi kebutuhannya sendiri adalah 1774 : 4397

= 39,7%

Sumber: www.trhamzahyeang.com

Sistem Pengumpulan Air

? Meliputi penampungan air hujan di atap

? Terdapat sebuah sistem yang membuat pengumpulan air tersebut

jatuh (seperti kulit kerang) pada fasad bangunan

? Sistem daur ulang air kotor yang jatuh pada sisi-sisi bangunan dengan

menggunakan proses penyaringan melalui tanah pada lansekap

vertikal tersebut.

Page 272: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

73

Gambar 20. Sistem Penampungan Air

Sumber: www.trhamzahyeang.com

? Air yang disaring dikumpul di tangki

penyimpanan di basement dan di

pompa ke tangki penyimpanan di lantai

atas untuk penggunaan kembali

? Air hasil daur ulang digunakan untuk

irigasi tanaman dan penyiraman toilet.

Air utama digunakan untuk minum

Sehingga bangunan ini, dapat menyediakan

55,1% dari penggunaan air terhadap

bangunan (tampungan air hujan dan daur

ulang air kotor):

? Total area bruto = 6,032 m2 (luas Lahan)

? Kebutuhan air = 20 galon/hari/10m2 area bruto + 10% terpakai

? Total kebutuhan = (6,032 ÷ 10 x 110%) x 20 galon

= 13,270 per galon/hari

= 60,3 m3/hari x 365 hari

= 22,019 m3/tahun

? Total area penangkapan air hujan = 518 m2

? Curah hujan rata -rata Singapura per tahun = 23.439 m2

Page 273: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

74

Gambar 21. Sistem Pengolahan Limbah

Sumber: www.trhamzahyeang.com

? Total air hujan yang tertampung = 12,141 m3/tahun

? Kebutuhan air pada bangunan yang dapat = 12,141÷22,019 x100

dicukupi = 55,1%

Pendaur Ulangan material dan Penggunaan Kembali

? Sistem pengolahan limbah dibuat

secara built-in pada bangunan.

Material daur ulang perkiraan yang

dapat dikumpulkan per tahun

Kertas / karton = 41.5 metric- tonnes

Kaca / keramik = 7.0 metric-tonnes

Metal = 7.0 metric-tonnes

? Cara kerja sistemnya sebagai berikut :

1. Material yang bisa didaur ulang

dipisahkan pada tiap-tiap lantai

2. Sampah kemudian jatuh ke bawah

menujuh pemisah material yang

terletak di basement,

3. kemudian akan dibawa ke tempat

lain oleh sistem Drop-Down ini

kepada landasan waste-separators

4. Kemudian di tempat lain oleh penyimpan sampah untuk didaur ulang.

Page 274: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

75

b) Workplace 6

Gambar 22. Fasade Workplace 6

Sumber: Futurarc, 2008

Data Proyek :

? Nama proyek = Workplace 6

? Lokasi proyek = 44 Pirrama Road, Australia

? Luas site = 7.307 m2

? Tinggi bangunan = 6 lantai (23 m)

? Pemilik bangunan = GPT, Citta property Group

? Project Architec = nettletonribe

? Principal Architect = Michael Morgan , Ken NG, Lillian S. Arli

? Mekanikal elektrikal = watermannAHW

Workplace 6 adalah bangunan komersial denga tinggi 6 lantai di

daerah Pulau Darling yang sekarang menjadi bangunan pertama di

Sidney dengan bintang 6 kategori “Desain Kantor” yang diberikan Green

Buiding Council , yang diluncurkan Sydney harbor Foreshore Authority

untuk meremajakan semenanjung Pymont

Page 275: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

76

Fitur Green Building

? Energi

Gas yang dihasilkan dari generator panas untuk membangkitkan

energi untuk kebutuhan site, yang mengurangi beban puncak sampai

25%. Sisa panas generatornya kemudian digunakan untuk

meningkatkan sebuah chiller penyerap yang dapat membantu untuk

mendinginkan bangunan. Sebagai tambahan, atap dilengkapi dengan

panel solar yang dapat digunakan untuk memanaskan air yang

terdapat di dalam bangunan, yang mengurangi konsumsi energ i.

Energi yang dapat diperbaharui seperti GreenPower mencatat 25%

dari konsumsi energi, yang dapat mengurangi emisi dari bangunan.

? Air

Sebuah kombinasi alat efisien termasuk keran , showers, dan

toilet yang digunakan untuk mengurangi konsumsi air. Konsumsi air

juga dikurangi dengan menggunakan alat perubah panas air laut pada

pelabuhan sebagai pengganti Cooling Tower. Proyek termasuk

perawatan air kotor (black water) yang mengumpulkan seluruh air

buangan bangunan dan mendaur- ulangnya untuk keperluan air yang

tidak dapat diminum seperti untuk mengairi irigasi pada taman.

? Material

Material dipilih dengan hati-hati untuk meminimalisir dampak

negatif lingkungan. Material bangunan dipilih seperti beton yang dapat

didaur ulang seperti precast . Dan juga, beton jenis Low-volatile

organic compound dan produk bangunan yang rendah kadar

formaldehida, termasuk larpet dan cat yang digunakan melalui proyek

untuk mengurangi gangguan pada bangunan,sehingga kualitas

udaranya juga meningkat 50% .

Page 276: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

77

? Pencahayaan dan Ventilasi

Atrium terbuka membuat sinar alami masuk ke alat pemfilter

cahaya yang terdapat di pusat bangunan dan tembusan sinarnya

sampai ke ruang–ruang di dalam kantor. Tidak ada ujung plat lantai

yang lebih dari 12 m dari jendela luar atau atrium, yang memungkinkan

karyawan-karyawan di dalam bangunan yang memiliki akses ke

daerah pencahayaan alami dan ventilasi.

Bangunan juga memiliki penghalang matahari untuk

meminimalisir silau seperti jendela yang dapat digerakkan untuk

memasukkan udara segar.

Gambar 23. Siteplan Workplace6

Sumber: Futurac 2008

Page 277: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

78

Gambar 24. Potongan Workplace6

Sumber: Futurac 2008

Gambar 25. Eksterior Workplace 6

Sumber: Futurarc, 2008

Gambar 26. Interior Workplace 6

Sumber: Futurarc, 2008

Page 278: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

79

c) George Street

Gambar 27. Tampak Depan 88 George Street

Sumber: Futurac 2008

Data Proyek :

Nama proyek = Penambahan bangunan di jalan 88 George

Lokasi proyek = St. George- The Rocks, Australia

Luas site = 495 m2

Tinggi bangunan = 7 lantai

Konsultan Arsitektur = Terroir

Principal Architect = Gerrard Reinmuth

Heritage Architecture = Design 6

Page 279: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

80

Mekanikal elektrikal = Steensen Varning Pty

Konsultan konstruksi = Simpson Design Assosiates

Fungsi = Kantor sewa

Bangunan ini adalah bangunan tua yang tergolong sustainable

building, dengan gelar 5 Green Star. Fungsi bangunan ini adalah kantor

sewa. Bangunan ini berhasil menjadi bangunan hijau karena dapat

mengurangi emisi Karbondioksida sebanyak 136 ton pertahun dengan

mengurangi parkir kenderaan roda empat sebanyak 30 unit. Ke-sustain-an

bangunan ini juga karena dan mengkonservasi karakter bangunan

heritage.

Fitur Green Building

? Kualitas Lingkungan dalam ruangan

- Tingkat ventilasi yang tinggi ( 50% lebih tinggi dari standar Australia)

- Dinding dan lantainya yang membantu menstabilitasikan temperature

dalam ruangan

- Menggunakan cat VOC (Volatile Organic Compound) dan

formaldehid rendah MDF (medium density fibreboard) selama proses

konstruksi

- Penghawaan dalam bangunan menggunakan sistem penghawaan

alami (jendela) dan juga buatan (AC)

- Lebih dari 60% ruangan kantor memiliki view ke luar bangunan.

- Menggunakan insulasi kebisingan sehingga dapat mereduksi

kebisingan dan menciptakan kenyamanan dalam ruangan dengan

Page 280: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

81

- Menggunakan instalasi air-exhaust disetiap lantai untuk

meminimalisir polusi udara yang dihasilkan selama melakukan

aktivitas fotokopi dan percetakan.

? Energi

- Sistem AC menggunakan sistem pembagian udara yang menghemat

40% CO2, diestimasikan 136.000 kg/tahun.

- Memakai sistem meteran pribadi bagi penyewa, sehingga membuat

penggunaan energi menjadi lebih baik

- Menggunakan zona lighting kurag lebih 100 m2 di setiap lantai untuk

mengurangi konsumsi energi

- Menggunakan system daylight sensor

? Air

- Menggunakan alat penghemat air pada bangunanMenggunakan

sistem AC VRV (Variable Refrigrant Volume) yang dihubungkan ke

alat perubah panas pelabuhan yang akan menyimpan sekitar 3,8 juta

liter pertahun.

- Menggunakan meteran pribadi bagi penyewa

? Transportasi

- Membuat parkir sepeda pada bangunan

- Meminimalisir ruang parkir untuk membudayakan berjalan kaki, atau

menggunakan kemdaraan umum

? Emisi

- Menggunakan pengubah panas pelabuhan pada sistem AC dan

menempatkan cooling Tower dan mengurangi aliran air kotor

Page 281: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

82

- Menggunakan nonozon refrigerant pada sistem pendingin ruangan

- Meminimalisir pencahayaan pada fasade, terutama pencahayaan

sekitar bangunan

Gambar 28: Siteplan 88 George Street Sumber: Futurac 2008

Gambar 29. Potongan 88 George Street

sumber: Futurac 2008

Page 282: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

83

Gambar 30. Interior 88 George Street

sumber: Futurac 2008

Page 283: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

Gambar 1, Struktur Organisasi Kantor Pusat PT.Pelni

Sumbe : http://www.pelni.co.id

Page 284: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

TABEL 4, STUDI BANDING GREEN BUILDING

Keterangan The Eddit Tower Workplace6 George Street

Kesimpulan dan akan dijadikan referensi

Gambar

Fasade bangunan nantinya merupakan kombinasi

antara tembok, kaca dan juga vegetasi

Arsitek Dr. Ken Yeang Michael Morgan , Ken NG, Lillian S. Arli Gerrard Reinmuth

Lokasi Singapura 44 Pirrama Road, new South Wales, Australia St. George- The Rocks, Australia

Green Building bersifat universal, namun konsep desain di setiap Negara nantinya akan

berbeda-beda disesuaikan dengan wilayah yang digunakan

Luas site 6,033 m2 7.307 m2 495 m2

Jumlah Lantai 26 Lantai 6 lantai 7 lantai

Fungsi Expo Building , Serba Guna Kantor sewa Kantor sewa

Page 285: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

Energi - Menggunakan sistem yang dikenal dengan

nama “Hyvent” dimana ventilasi alami

mencapai maksimum, dan disediakan AC

ketika dibutuhkan.

- Membuat pembayangan oleh matahari

terhadap kaca jendela

- Penangkap air hujan yang berbentuk seperti

kulit kerang

- Panel photovoltaic

- Mengumpulkan air

- Pantulan cahaya matahari pada langit-langit

- Gas yang dihasilkan dari generator panas

untuk membangkitkan energi untuk kebutuhan

site, yang mengurangi beban puncak sampai

25%. Sisa panas generatornya kemudian

digunakan untuk meningkatkan sebuah chiller

penyerap yang dapat membantu untuk

mendinginkan bangunan

- atap dilengkapi dengan panel solar yang

dapat digunakan untuk memanaskan air yang

terdapat di dalam bangunan, yang

mengurangi konsumsi energi

- Energi yang dapat diperbaharui seperti

GreenPower mencatat 25% dari konsumsi

energi, yang dapat mengurangi emisi dari

bangunan.

- Sistem AC menggunakan Sistem pembagian udara

yang menghemat 40% CO2, diestimasikan 136.000

kg/tahun.

- Memakai sistem meteran pribadi bagi penyewa,

sehingga membuat penggunaan energi menjadi

lebih baik

- Menggunakan zona lighting kurag lebih 100 m2 di

setiap lantai untuk mengurangi konsumsi energi

- Menggunakan system daylight sensor

- Menggunakan sistem yang dikenal dengan

nama “Hyvent” dimana ventilasi alami mencapai

maksimum, dan disediakan AC ketika

dibutuhkan

- Panas buangan AC, digunakan untuk

memaskan air

- efisien air dengan penangkap air hujan, daur

ulang air sehingga dapat digunakan kembali

untuk kebutuhan pada bangunan

- menggunakan panel surya (dipertimbangkan)

Page 286: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

Air bangunan ini, dapat menyediakan 55,1% dari

penggunaan air terhadap bangunan

(tampungan air hujan dan daur ulang air kotor)

Sebuah kombinasi alat efisien termasuk keran ,

showers, dan toilet yang digunakan untuk

mengurangi konsumsi air. Konsumsi air juga

dikurangi dengan menggunakan alat perubah

panas air laut pada pelabuhan sebagai

pengganti Cooling Tower. Proyek termasuk

perawatan air kotor (black water) yang

mengumpulkan seluruh air buangan bangunan

dan mendaur ulangnya untuk keperluan air yang

tidak dapat diminum. Seperti untuk mengairi

irigasi pada taman di sampingnya

- Menggunakan alat penghemat air pada bangunan,

- Menggunakan system AC VRV (Variable Refrigrant

Volume) yang dihubungkan ke alat perubah panas

pelabuhan yang akan menyimpan sekitar 3,8 juta

liter pertahun.

- Menggunakan meteran pribadi bagi penyewa

- Menggunakan pengubah panas pelabuhan pada

system AC dan menempatkan cooling Tower dan

mengurangi aliran air kotor

- Menggunakan alat penghemat air pada

bangunan,

- Memanfaatkan air hujan dan juga air daur ulang

guna kebutuhan bangunan

Material Pada umumnya , bangunan memiliki masa

hidup 100 - 150 tahun dan akan berubah fungsi

dari waktu ke waktu. Desain bangunan ini

mengadopsi Loose-fit untuk memfasilitasi

perubahan fungsi di masa depan. Fitur yang

digunakan seperti:

1. Skycourts ( bisa dikonversi menjadi kantor

pada masa depan)

2. Partisi / sekat yang dapat dipindahkan

- Material dipilih dengan hati-hati untuk

meminimalisir dampak negative lingkungan.

- Material bangunan dipilih seperti beton yang

dapat didaur ulang seperti precast . Dan juga,

beton jenis Low-volatile organic compound

(campuran organic yang dapat menguap) dan

produk bangunan yang rendah kadar

formaldehida

- larpet dan cat yang digunakan melalui proyek

- - Material bangunan yang digunakan haruslah

yang ramah lingkungan

- Material bangunan dipilih seperti beton yang

dapat didaur ulang seperti precast

- Dan juga, beton jenis Low-volatile organic

compound (campuran organic yang dapat

menguap) dan produk bangunan yang rendah

kadar formaldehida.

- Mengunakan partisi dan lantai yang dapat

Page 287: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

3. Lantai yang dapat dipindahkan

Desain yang fleksibel (pada awalnya sebuah

bangunan expo yang serba guna, pada masa

depan mungkin bisa digunakan sebagai kantor

dengan area nettonya sebesar 9,288 m² pada

75% efisiensi atau sebagai apartemen)

untuk mengurangi gangguan pada

bangunan,sehingga kualitas udaranya juga

meningkat 50% .

dipindahkan

- Memaksimalkan material kaca

Pencahayaan Alami

- berorientasi ke arah selatan untuk

memaksimalkan perolehan sinar matahari

selama musim dingin dan juga solar shading

selama musim panas.

- Cahaya yang masuk melaui jendela kaca

dapat mengurangi konsumsi energi lisrik pada

siang hari

- Atrium terbuka Tidak ada ujung plat lantai

yang lebih dari 12m dari jendela luar atau

atrium, yang memungkinkan karyawan-

karyawan di dalam bangunan yang memiliki

akses ke daerah pencahayaan alami dan

ventilasi.

- Cahaya yang masuk melaui jendela kaca dapat

mengurangi konsumsi energi lisrik pada siang hari

- Meminimalisir pencahayaan pada fasade, terutama

pencahayaan sekitar bangunan

- berorientasi ke arah utara-selatan

- jika memungkinkan, bangunan memiliki atrium

terbuka atau void

- memaksimalkan kaca

- memiliki penghalang matahari untuk

meminimalisir silau

Page 288: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

- Bangunan juga memiliki penghalang

matahari untuk meminimalisir silau

Penghawaan Alami

- wind wing walls menggunakan konsep radikal

dari pompa kantung udara sebagai

penyeimbang angin yang berada diluar dari

tower

- Bertujuan meningkatkan ventilasi alami, dan

mengurangi kapasitas angin di sekitar

bangunan.

jendela yang dapat digerakkan untuk

memasukkan udara segar sehingga para

penyewa bangunan dapat menikmatinya.

Sebagai tambahan, teknologi pendingin balok

digunakan untuk mendinginkan dan mensirkulasi

ulang udaranya.

- Memanfaatkan jendela dan juga ventilasi silang

- Tingkat ventilasi yang tinggi ( 50% lebih tinggi dari

standar Australia)

- Memanfaatkan jendela dan juga ventilasi silang

- wind wing walls menggunakan konsep radikal dari

pompa kantung udara sebagai penyeimbang

angin yang berada diluar dari tower

Penghawaan buatan

Menggunakan AC Menggunakan AC dengan sisitem chiller - AC menggunakan Sistem pembagian udara yang

menghemat 40% CO2, diestimasikan 136.000

kg/tahun.

- Menggunakan nonozon refrigerant pada sistem

- Menggunakan AC yang hemat energy dan ramah

lingkungan

- Menggunakan AC dengan sisitem chiller

Page 289: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

pendingin ruangan

Transportasi Membuat parkir sepeda pada bangunan

- Membuat parkir sepeda pada bangunan

- Meminimalisir ruang parkir untuk membudayakan

berjalan kaki, atau menggunakan kendaraan umum

- Pengelolaan area parkir kendaraan dengan baik

Kualitas

Lingkungan

dalam ruangan

- Dinding dan lantainya yang membantu

menstabilitasikan temperature dalam ruangan

- Menggunakan cat VOC (Volatile Organic Compound)

dan formaldehid rendah MDF (medium density

fibreboard) selama proses konstruksi

- Lebih dari 60% ruangan kantor memiliki view ke luar

bangunan.

- Menggunakan insulasi kebisingan sehingga dapat

mereduksi kebisingan dan menciptakan kenyamanan

dalam ruangan dengan

Menggunakan instalasi air-exhaust disetiap lantai

untuk meminimalisir polusi udara yang dihasilkan

selama melakukan aktivitas fotokopi dan percetakan.

- Menggunakan insulasi kebisingan sehingga dapat

mereduksi kebisingan dan menciptakan

kenyamanan dalam ruangan dengan

menggunakan instalasi air-exhaust disetiap lantai

untuk meminimalisir polusi udara

- Dinding dan lantainya yang membantu

menstabilitasikan temperature dalam ruangan

Page 290: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

87

BAB III

TINJAUAN KHUSUS PENGADAAN KANTOR

PT.PELNI TOWER DI MAKASSAR

A. Tinjauan Kondisi dan Potensi Kota Makassar

1. Letak Geografis Kota Makassar

Kotamadya Makassar merupakan Ibu kota Propinsi daerah

Tingkat I Sulawesi Selatan yang terletak dipantai barat pada

119º24’17’38’’ Bujur Timur (BT) dan 5º8’6’19’’ Lintang Selatan (LS)

dengan luas wilayah 175,77 Km² yang meliputi 14

kecamatan.Kotamadya Makassar merupakan kota pesisir pantai,

dengan luas wilayah 175,77 km2.

Secara administrative batas-batas wilayah Kota Masyarakat

meliputi :

a. Sebelah Utara : Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

b. Sebelah Selatan : Kabupaten Gowa

c. Sebelah Timur : Kabupaten Maros

d. Sebelah Barat : Selat Makassar

Kondisi fisik :

a. Kota pesisir dengan keadaan wilayah datar

b. Ketinggian 0 s/d 25 m dari permukaan laut

c. Kemiringan tanah 2% ke arah barat

d. Kelembaban udara 73% s/d 86%

e. Suhu udara rata-rata 22oC s/d 32oC

f. Curah hujan tahunan antara 2000 s/d 3000 mm

Page 291: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

88

g. Arah angin 210o15’ bujur timur arah selatan daya

h. Kecepatan angin rata-rata 5,1 km/jam

Gambar 31, Peta Kawasan Terpadu Kota Makassar

Sumber : BPS Makassar

Fungsi dan kedudukan Kota Makassar saat ini adalah sebagai

berikut :

1) Secara administrative merupakan ibukota provinsi Sulawesi

Selatan

2) Sebagai pusat pemerintahan Propinsi Daerah Tingkat I

Sulawesi Selatan

3) Merupakan pusat pembangunan propinsi Sulawesi Selatan

4) Merupakan pusat perdagangan yang ditunjang oleh

ketersediaan sarana dan prasarana transportasi

Page 292: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

89

5) Merupakan pusat pelayanan social dibidang pendidikan,

kesehatan, budaya serta rekreasi/ hiburan

2. Kondisi dan Potensi Kota Makassar

a. Rencana tata guna lahan

Sehubungan dengan tujuan pembangunan kota Makassar

maka ditempuhlah strategi kebijakan pembangunan yang

senantiasa merujuk pada potensi dasar yang dimiliki oleh daerah

tersebut.

Dari hasil identifikasi masalah terhadap komponen-komponen

penggunaan lahan, maka dari 17.577 Ha yang telah dipergunakan

sebagai lahan perdagangan sekitar 30%, lahan perkantoran

(pemerintahan dan swasta)sekitar 20% pemukiman penduduk

sekitar 40% serta penggunaan lainnya sekitar 10%.

Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTDK) merupakan

penjabaran Kebijakan Dasar Pengembangan (KDP) fisik kota yang

memberikan penjabaran pengembangan fisik kota secara

keseluruhan. Komponen utama dari RUTRK ini adalah Rencana

Tata Guna Lahan (RTGL). RUTDK dijabarkan dalam Sembilan

bagian Bagian Wilayah Kota (BWK) dengan fungsi dominan

maupun fungsi penunjang masing-masing wilayah sesuai dengan

detail Tata Ruang Kota(DTRK).

Pembagian BWK dibagi menjadi 3 zona, antara lain sebagai

berikut.

1) Zona Inti

BWK A, B, dan C atau daerah kota lama sebagai pusat

simpul jasa, terutama kegiatan perdagangan dan juga

perkantoran serta pengembangan pelabuhan. Bagian pusat

Page 293: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

90

kota khususnya bagi kegiatan pemerintahan kota dan

kebudayaan berada di wilayah Kecamatan Makassar.

2) Zona Transisi

BWK D, E, dan F atau daerah kota tengah sebagai

wilayah distribusi dan pemukiman, dengan pusat fasilitas

dimana dikembangkan terutama bagi kegiatan pusat

pemerintahan provinsi.

3) Zona Tepi

BWK G, H, dan I atau daerah kota pinggiran yang telah

ditetapkan sebagai ruang pertumbuhan pusat pembangunan.

Gambar 32, Peta Pengembangan Wilayah Kota dan Fungsi

Sumber : BPS Makassar

Page 294: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

91

TABEL 5, RENCANA FUNGSI STRUKTUR TATA RUANG BAGIAN

WILAYAH KOTA MAKASSAR TAHUN 2000 - 2011

BWK KECAMATAN LUAS (Ha)

FUNGSI

UTAMA PENUNJANG

( 1 ) ( 2 ) ( 3 ) ( 4 ) ( 5 )

A Ujung Pandang Makassar Wajo Bontoala Mariso Mamajang

1.331 Pusat Perdagangan, Perniagaan dan Jasa Sosial

Rekreasi, Perhotelan, Pemerintah Kota, Permukiman dan Hutan Kota

B Ujung Tanah 594 Transportasi Laut (Pelabuhan)

Pariwisata Tirta, Militer, Permukiman

C Tamalate 2.021 Rekreasi Pantai, Jasa Pariwisata

Perdagangan, Permukiman, Pendidikan Tinggi, Terminal Darat, Hutan Kota

D Rappocini 923 Jasa Pelayanan Sosial/Umum

Perkantoran, Perdagangan, Permukiman

E Panakkukang 1.705 Pusat Perdagangan, Jasa sosial.

Pemukiman, Pendidikan Tinggi, Perkantoran, Terminal Angkot, Ruang Terbuka Hijau

F Manggala 2.414 Pemukiman Pariwisata, Taman Kota, Pelayanan Sosial,

Page 295: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

92

Pendidikan Tinggi

G Tallo 583 Pariwiwsata, Hutan/taman Kota

Jasa Sosial/umum, Pemukiman, Taman Kota

H Tamalanrea 3.184 Pendidikan Tinggi, Pemukiman

Jasa Pelayanan Kesehatan, Industri, Perdagangan Jasa Pelayanan Sosial/umum

I Biringkanaya 4.822 Industri, Pemukiman

Terminal Angk. Darat, Militer, Ruang Terbuka Hijau, Pekuburan

J u m l a h 17.577 Ha

Sumber : Bappeda Kota Makassar

b. Kedudukan wilayah zona perdagangan, jasa dan komersial

Dalam RUTRK buku Draft Review RIK Makassar,

mengarahkan pusat perdagangan, jasa dan komersial sebagai

berikut :

1) Untuk jangka pendek tetap dipertahankan pada kawasan

pertokoan yang ada sekarang (sepanjang Jl. Wahidin

Sudirohusodo dan Jl. Sulawesi)

Page 296: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

93

2) Untuk jangka panjang telah dipersiapkan untuk pusat

perdagangan yang lebih luas sebagai pusat perdagangan

kota, yaitu BWK A

3) Lokasi perdagangan yang telah ada perlu dilengkapi dengan

komponen-komponen penunjang seperti landscaping, parkie

dan lain-lain

Dari identifikasi terhadap komponen-komponen penggunaan

lahan yang ada di pusat kawasan kota, maka dari luas ± 482,2 Ha

yang telah digunakan sebagai lahan perdagangan sekitar 30%,

untuk lahan perkantoran (pemerintah dan swasta) sekitar 20%,

lahan permukiman sekitar 40% dan penggunaan lainnya sekitar

10%. Dari komposisi ini, lahan permukiman ternyata masih

menduduki prosentase dominan.

3. Kondisi Perekonomian dan Perdagangan

a. Pertumbuhan Ekonomi

Kota Makassar merupakan pusat pengembangan di kawasan

Indonesia Timur. Makassar mempunyai peranan yang sangat

penting dan strategis dalam bidang ekonomi. Hal ini terlihat dari

semakin meningkatnya berbagai fasilitas hiburan, pusat

perdagangan dan fasilitas yang bersifat komersil lainnya. Fasilitas

– fasilitas ini tumbuh dan berkembang akibat meningkatnya

kebutuhan di masyarakat Kota Makassar. Namun akibat resesi

ekonomi yang terjadi dalam kurun waktu beberapa tahun

Page 297: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

94

kebelakang ini, terjadi penurunan sector perekonomian karena

daya beli masyarakat yang semakin menurun.

TABEL 6, PERTUMBUHAN PEREKONOMIAN KOTA MAKASSAR

S

umber : BPS Makassar : Makassar Dalam Angka tahun 2006

Realisasi penerimaan daerah otonom tingkat II kota Makassar

periode tahun anggaran 1995/1996 berjumlah Rp 83.662.989

dengan kenaikan rata-rata 17,18 pertahun. Sedangkan realisasi

pengeluaran rutin tahun anggaran 1996/1997 sebesar Rp

37.614.391 berarti terjadi kenaikan rata-rata 26,85% pertahun.

Pertumbuhan ekonomi satu wilayah pada dasarnya tak lain

dimaksudkan untuk mencapai tujutan peningkatan pendapatan

dan kesejahteraan masyarakat peningkatan masyarakat dapat

diukur melalui beberapa cara, salah satu diantaranya adalah dari

hasil perhitungan pendapatan regional (PDRB).

Thn

PDRB ADH

Berlaku

(milyar Rp)

Perkembangan

(persen)

PDRB ADH

Konstan

(juta Rp)

Pertumbuhan

Ekonomi

(persen)

( 1 ) ( 2 ) ( 3 ) ( 4 ) ( 5 )

2002 9.664.573,14 14,03 8.178.880,13 7,14

2003 11.131.684,20 15,18 8.882.254,69 8,60

2004 13.127.238,54 17,83 9.785.333,89 10,17

2005 15.744.193,91 19,94 10.492.540,67 7,16

2006 18.165.876,32 15,38 11.341.848,21 8,09

Page 298: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

95

Nilai PDRB kota Makassar selama 5 tahun terakhir

memperlihatkan kenaikan yang cukup baik, rata-rata 118,98 %

setiap tahunnya menurut harga berlaku dan 7,73 % setiap tahun

menurut harga konstan.

Apabila dilihat perannya terhadap PDRB, maka sector yang

paling dominan adalah sector perdagangan yaitu mampu

mencapai pertumbuhan ril 41,35 % kemudian urutan kedua adalah

sector industry pengolahan yang mencapai sekitar 15,36 %.

b. Kondisi Perdagangan

Pengadaan bangunan Kantor PT.Pelni Tower merupakan

bentuk usaha pengembalian investasi jangka panjang dan

mempunyai nilai keuntungan (benefit) yang cukup besar sekaligus

sebagai salah satu usaha memanfaatkan dan memperdayakan

sumber daya manusia dengan terbukanya lapangan kerja baru.

4. Proyeksi Pengembangan Kantor PT.Pelni Tower di Makassar

Dalam menentukan proyeksi pengembangan Kantor PT.Pelni

Tower di Makassar terdapat beberapa variable sebagai bahan

pertimbangan, yaitu :

a. Jumlah tenaga kerja pada akhir tahun 2010 diperkirakan sebanyak

3.749 pegawai dengan rincian sebagai berikut :

1) Kantor Pusat : 454 pegawai

2) Kantor Cabang : 657 pegawai

3) Pegawai Laut/ABK : 2.638 pegawai

Total : 3.749 pegawai

(sumber : www.pelni.co.id)

Page 299: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

96

b. Pertumbuhan jumlah perusahaan di Makassar

TABEL 7, Jumlah Perusahaan Berdasarkan Prosentase Rata -

Rata Pertumbuhan Perusahaan di Makassar

Tahun 2002-2008

Golongan Perusahaan Jumlah

2002 2006 2008

Perusahaan Besar 1.164 2.127 2.876

Perusahaan Menengah 4.582 6.911 8.487

Perusahaan kecil 5.462 8.355 10.333

Jumlah 11.208 12.649 21.527

Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Makassar

Untuk mendapatkan proyeksi pengembangan pertumbuhan

perusahaan dari tahun 2002-2008 maka digunakan rumus

geometric :

Rumus Geometrik :

Pn = Po (1+r)n

= 1.164 (1 + 16.27%)6

= 1.164 (1.1627)6

= 2.876

c. Perusahaan yang membutuhkan ruang kantor

Jika dilihat dari kemampuan ekonomi tiap golongan

perusahaan, maka sasaran penyewa kantor adalah perusahaan

besar dan menengah. Berdasarkan data Dinas Perindustrian dan

Perdagangan kota Makassar tahun 2002, jumlah perusahaan

yang belum menempati/memiliki kantor pribadi adalah 65%,

jumlah perusahaan yang telah memiliki kantor pribadi adalah 35%

Page 300: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

97

akan tetapi dari jumlah tersebut yang tidak memenuhi syarat

adalah 18.9%. Dengan demikian jumlah perusahaan yang

membutuhkan ruang kantor 65% + 18,9% = 83,9%

Pada tahun 2002, terdapat sekitar 1.164 perusahaan besar

dan 4.582 perusahaan menengah di Makassar, jadi jumlah

perusahaan yang membutuhkan ruang kantor adalah :

? Perusahaan besar

83,9% x 1.164 = 977 perusahaan

? Perusahaan menengah

83,9% x 4.582 = 3.844 perusahaan

Apabila tingkat pertumbuhan perusahaan besar 16,27%

pertahun dan perusahaan menengah 10,82% pertahun, maka

dapat ditentukan jumlah perusahaan yang membutuhkan ruang

kantor untuk tahun 2008 adalah 2.414 perusahaan besar dan

7.120 perusahaan menengah

TABEL 8, Jumlah Perusahaan Menurut Golongan Usaha Di

Kota Makassar Tahun 2002-2008

Golongan Perusahaan Jumlah

2002 2006 2008

Perusahaan Besar 977 1.786 2.414

Perusahaan Menengah 3.844 5.798 7.120

Jumlah 4.821 7.586 9.534

Sumber : diolah dari table sebelumnya

Page 301: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

98

B. Tinjauan Pengadaan Kantor PT.Pelni Tower di Makassar

1. Tujuan Pengadaan dan Fungsi

Kantor PT.Pelni Tower di Makassar bertujuan untuk menunjang

kegiatan transportasi, perdagangan, dan bisnis, utamanya yang

bersifat pelayanan jasa dengan memberikan suatu wadah berupa

tempat atau kantor bagi pengusaha maupun investor untuk

mengembangkan usahanya.

Pengadaaan Kantor PT.Pelni Tower di Makassar sebagai salah

satu usaha peningkatan nilai ekonomi tanah perkotaan dan

mengoptimalkan penggunaan lahan yang terbatas pada daerah pusat

kota.

Sebagai wadah penunjang kegiatan utama yang bergerak

dalam bidang pelayanan jasa transportasi laut, kantor ini berfungsi

memberikan pelayanan yang menyangkut masalah perdagangan dan

bisnis

2. Kondisi Kantor PT.Pelni Tower di Makassar

Dalam meninjau kebutuhan Kantor di Makassar berdasarkan

data dari BPS secara existing sitenya, servis yang diberikan dan

pengaruh-pengaruh perkembangan adalah :

a. Perletakan di pusat Kota

Pada pusat kota, dekat fasilitas yaitu kantor pemerintahan,

perdagangan, dan pelabuhan laut. Mempunyai accessibility yang

baik dari jalan lingkar kota/ring road dan jalan protocol, serta

sekitar lokasi banyak terdapat fasilitas entertainment, pusat

perbelanjaan.

Sehingga lokasi ini menjadi daya tarik dan menguntungkan

sebagai tempat kedudukan Kantor, yaitu terletak pada :

Page 302: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

99

1) Jalan Nusantara

2) Jalan Ahmad Yani

3) Jalan Penghibur

4) Jalan Sultan Hasanuddin

b. Perletakan di sekitar jalan protocol

Mempunyai accesibility yang baik. Akses kedalaman kota

atau keluar kota/air port. Mudah untuk mencapai fasilitas kota

dengan radius dekat, yaitu terletak pada :

1) Jalan Bawakaraeng

2) Jalan Mesjid Raya

3) Jalan Jenderal Sudirman

c. Perletakan di area perumahan

Kantor yang berlokasi di area perumahan, mempunyai

pencapaian yang mudah dari radius fasilitas kota yang dekat.

Kantor ini merupakan fungsi rumah tinggal yang ditingkatkan

menjadi fungsi kantor, yaitu terletak pada :

1) Jalan Hertasning

2) Jalan Sungai Saddang

3) Jalan Aeropala

3. Motivasi Kebutuhan Kantor

Karena merupakan akibat dari pada perkembangan Indonesia

pada umumnya, serta perkembangan ekonomi di Makassar

Khususnya. Berarti meningkatkan kegiatan yang membutuhkan wadah

kegiatan motivasi-motivasi yang menjadi tuntutan pengusaha/penyewa

adalah fasilitas akomodasi :

a. Masalah Lokasi

Keinginan pengusaha agar dekat dengan tujuannya

b. Masalah Bangunan

Page 303: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

100

Keinginan-keinginan pengusaha akan fasilitas kebutuhannya

didalam kantor serta suasana nyaman (convenience) dan

ketenangan dalam bekerja.

c. Masalah sewa

Mengandung masalah financial terhadap kedudukan social

ekonomi dan pengusaha. Dimana sewa yang diberikan sesuai

dengan kualitas fasilitas yang diberikan.

Page 304: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

101

BAB IV

KONSEP DASAR PERANCANGAN

A. Pendekatan Konsep Perancangan Makro

1. Pendekatan Penentuan Lokasi

Pemilihan lokasi yang tepat untuk Kantor PT.Pelni Tower

dengan Konsep Green Architecture di Makassar harus

mempertimbangkan kriteria sebagai berikut :

a. Lokasi sesuai dengan Rencana Umum tata ruang kota (RTRUK)

Makassar, sebagai kawasan perkantoran, pusat bisnis,

perdagangan, dan jasa pelayanan sosial.

b. Akses atau pencapaian yang mudah dari segi jarak, kualitas

dan kuantitas jaringan transportasi menuju lokasi

c. Ketersediaan jaringan utilitas kota

d. Ketersediaan fasilitas penunjang

Skala Prioritas dan pembobotan kriteria pemilihan lokasi

1) Lokasi sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang Kota

(RUTRK) Makassar, sebagai kawasan perkantoran, pusat

bisnis, perdagangan dan jasa pelayanan sosial. (Bobot = 35%)

Bobot 35% didasarkan pada pertimbangan tuntutan

pengembangan wilayah kota yang harus sesuai peruntukan

lahan sebagai kawasan perkantoran agar tercipta keterpaduan

lingkungan dengan sekitarnya.

2) Pencapaian yang mudah dari segi jarak, kualitas dan kuantitas

jaringan transportasi menuju lokasi (Bobot = 30%)

Pencapaian yang mudah sangat diperlukan oleh

pengguna bangunan (karyawan) dalam kaitannya dengan

disiplin waktu agar dapat dengan cepat sampai ke kantor.

Page 305: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

102

3) Ketersediaan jaringan utilitas kota (Bobot = 20%)

Jaringan utilitas kota sangat diperlukan untuk menunjang

sistem operasional dalam bangunan. Jaringan utilitas yang

memadai seperti jaringan air bersih (PAM), listrik (PLN),

jaringan telepon.

4) Ketersediaan fasilitas penunjang (Bobot = 10%)

Adanya fasilitas penunjang di sekitar lokasi dapat

menunjang aktifitas yang terjadi dalam kantor sewa, seperti:

perkantoran, Bank, pertokoan, dan lain-lain.

Berdasarkan fungsi Detail Tata Ruang Kota (DTRK) kota Makassar,

bahwa alternatif lokasi yang potensial untuk Kantor Sewa dengan

Konsep Green Architecture di Makassar adalah :

a. Alternatif I Kecamatan Rappocini

Dengan fungsi utama sebagai jasa pelayanan sosial kemudian

fungsi penunjang adalah perkantoran, perdagangan, dan

permukiman

b. Alternatif II Kecamatan Panakkukang

Dengan fungsi utama sebagai pusat perdagangan dan jasa

sosial kemudian fungsi penunjang adalah permukiman,

pendidikan tinggi, perkantoran transportasi darat,ruang terbuka

hijau

c. Alternatif III Kecamatan Ujung Pandang

Dengan fungsi utama sebagai perdagangan, perniagaan, dan

jasa sosial kemudian fungsi penunjang adalah rekreasi,

perhotelan, pemerintah kota, permukiman, hutan kota/taman

kota.

Page 306: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

103

Gambar 33, Peta Kota Makassar

Sumber : BPS Makassar

TABEL9, PEMBOBOTAN ALTERNATIF LOKASI

No. Kriteria Bobot

(%)

Alternatif 1 Kecamatan Rappocini

Alternatif 2 Kecamata

n Panakkuka

ng

Alternatif 3 Kecamatan

Ujung Pandang

N BN N BN N BN

1

Lokasi sesuai dengan

Rencana Umum Tata

Ruang Kota (RUTRK)

Makassar, sebagai

kawasan perkantoran,

pusat bisnis,

perdagangan dan jasa

pelayanan sosial.

35 3 105 3 105 2 105

2 Pencapaian yang 30 3 90 2 60 2 90

KecamatanRappocini

Kecamatan UjungPandang

KecamatanPanakkukang

Page 307: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

104

mudah dari segi jarak,

kualitas dan kuantitas

jaringan transportasi

menuju lokasi.

3 Ketersediaan jaringan

utilitas kota 25 3 75 3 75 3 75

4 Ketersediaan fasilitas

penunjang 10 2 20 2 20 3 30

Total Nilai 100 290 260 300

Keterangan nilai

3 = Baik

2 = Cukup Baik

1 = Kurang baik

Dari tabel di atas maka Kecamatan Ujung tanah ditentukan

sebagai lokasi perencanaan Kantor PT.Pelni Tower

2. Pendekatan Penentuan tapak

Berdasarkan dari pertimbangan sebalumnya tentang

pendekatan konseppenentuan lokasi , maka diperoleh kriteria

penentuan tapak yang dipilih sebagai berikut.

a. Terletak pada kawasan perkantoran

b. Memiliki arah pandang yang baik.

c. Tersedianya sarana dan prasarana transportasi kota untuk

kemudahan pencapaian

d. Tersedianya fasilitas penunjang di sekitar tapak

e. Luas lahan yang potensial untuk menampung seluruh aktivitas

dalam bangunan.

Page 308: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

105

Skala prioritas dan pembobotan kriteria pemilihan tapak

1) Terletak pada kawasan perkantoran (Bobot = 30%)

Perencanaan Kantor PT.Pelni Tower, harus mengacu

pada peruntukan lahan kawasan perkantoran, agar tercipta

kesesuaian dengan kondisi lingkungan di sekitarnya.

2) Memiliki arah pandang yang baik (Bobot = 20%)

Keberadaan Kantor PT.Pelni Tower sebagai pusat

kegiatan perkantoran, menuntut tampak terpilih seidealnya

memiliki potensi visual yang menarik dari luar, sehingga dapat

menjadi landmark di lingkungan sekitarnya.

3) Tersedianya sarana transportasi kota untuk kemudahan

pencapaian. (Bobot = 25%)

Pencapaian yang mudah sangat diperlukan oleh

pengguna bangunan (karyawan) dalam kaitannya dengan

disiplin waktu agar dapat dengan cepat sampai ke kantor.

4) Tersedianya fasilitas penunjang di sekitar tapak (Bobot = 15%)

Fasilitas penunjang sangat diperlukan guna mendukung

fungsi bangunan dan aktifitas yang terjadi di dalam bangunan,

seperti: perkantoran, bank, pertokoan, dan lain-lain.

5) Luas lahan yang potensial utnuk menampung aktifitas dalam

bangunan (Bobot = 15%)

Lahan yang tersedia harus dapat dimanfaatkan

semaksimal mungkin, dimana harga lahan di tengah kota

sangat tinggi.

Dari kelima kriteria di atas, maka dipilih beberapa

alternatiftapak yang ideal untuk sebuah kantor sewa di

Kecamatan Rappocini, yaitu:

a) Alternatif 1 = Jl. Ahmad Yani – Jl. Slamet Riyadi

b) Alternatif 2 = Jl. Jend. Sudirman - Jl. G. Bawakaraeng

c) Alternatif 3 = Jl. Jend. Sudirman - Jl. Emmi saelan

Page 309: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

106

Gambar 34, Tiga Alternatif Tapak di Kecamatan Ujung Pandang

Sumber : Penulis

TABEL 10,ANALISIS PEMBOBOTAN ALTERNATIF TAPAK

No.

Kriteria Bobot (%)

Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif

3

N BN N BN N BN

1 Terletak pada kawasan

perkantoran 30 3 90 3 90 3 90

2 Memiliki arah pandang

yang baik 20 3 60 3 60 3 60

3 Tersedianya sarana

transportasi kota untuk

kemudahan

25 3 75 3 75 3 75

Alt.II

Alt.III

Alt.I

Page 310: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

107

pencapaian

4 Tersedianya fasilitas

penunjang di sekitar

tapak

15 2 30 3 45 2 30

5 Luas lahan yang

potensial utnuk

menampung aktifitas

dalam bangunan

15 2 30 3 45 3 45

Total 100 285 315 300

Keterangan nilai

3 = Baik

2 = Cukup Baik

1 = Kurang baik

Dari data tabel maka tapak terpilih sebagai tapak perancangan

kantor PT.Pelni Tower adalah alternatif 3. Tapak terletak di Jl. Jend.

Sudirman. Secara administratif, tapak berbatasan dengan:

(1) Sebelah Utara : Jl. Emmi Saelan

(2) Sebelah Timur : Gedung Islamic Centre IMMIM

(3) Sebelah Selatan : Gedung Polisi Militer

(4) Sebelah Barat : Perumahan

Gambar 35, Lokasi Terpilih

Sumber : Penulis

LOKASI TERPILIH

Page 311: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

108

Gambar 36, Tapak Alternatif Terpilih

Sumber : Penulis

JL. EMMI SAELAN

JL. Jend. SUDIRMAN

GEDUNG IMMIM

GD.POLISI MILITER

PERUMAHAN

Page 312: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

109

3. Konsep Pengolahan Tapak

Kriteria pengolahan tapak secara utuh dalam kesatuan antara

ruang luar dengan massa bangunan meliputi :

a. Tuntutan pendaerahan.

1) Penempatan massa bangunan sesuai dengan fungsi

2) Penempatan ruang-ruang pada area yang noise sedang -

tinggi mengelilingi massa bangunan

b. Tuntutan Penampilan fisik

1) Mencerminkan sebagai bangunan kantor

2) Menghindari kesan monoton

c. Tuntutan penataan entrance

1) Memungkinkan pencapaian dari jalur -jalur sirkulasi utama

2) Tidak mengganggu arus sirkulasi

Selain itu, dalam penataan tapak perlu diperhatikan mengenai

pengelolaan lingkungan karena mempunyai pengaruh pada

penampilan dan letak bangunan. Ada beberapa hal yang berkaitan

dengan pengelolaan lingkungan, yaitu

a. Penentuan Orientasi Bangunan

Faktor yang perlu diperhatikan dalam penentuan orientasi

bangunan, yaitu :

1) Orientasi terhadap sinar matahari

a) Pandangan ke arah luar akan di buka seluas-luasnya

untuk mencapai kesan a lami , namun or ientas i

penyinaran matahari menjadi hal penting sehingga

perletakan bangunan tidak menimbulkan efek silau.

b) Penyinaran maksimal untuk daerah yang membutuhkan

b a n y a k c a h a y a s a n g a t d i b u t u h k a n s e h i n g g a

pengaturannya sebisa mungkin memanfaatkan cahaya

matahari secara optimal

Page 313: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

110

2. Orientasi terhadap angin

a) Dalam hal ini mempengaruhi tata letak, orientasi

bangunan dan kenyamanan terhadap unit-unit ruang

dalam bangunan

b) Penggunaan arah angin sebagai penghawaan alami

digunakan ruang melalui bukaan-bukaan.

Gambar 37, Arah Matahari dan Angin

Sumber : Penulis

3. View

a) Memberikan identitas sebagai bangunan kantor

b) Memungkinkan sebagai titik tangkap yang ideal dari

segala arah dengan memperhatikan lintasan matahari

dan arah angin

Page 314: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

111

Gambar 38, View dari luar tapak

Sumber : Penulis

Gambar 39, View ke luar tapak

Sumber : Penulis

4. Noise

Hal-hal yang dapat dilakukan untuk meredam kebisingan ini

adalah :

1) Peninggian lantai dasar bangunan

Page 315: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

112

2) Pemanfaatan unsur lansekap di sekeliling bangunan.

3) Membuat jarak lebih kedalam dari muka jalan ke

bangunan.

Gambar40, Sumber Kebisingan

Sumber : Penulis

b. Penzoningan Tapak

Salah satu faktor yang erat hubungannya dengan

penzoningan tapak adalah faktor kebisingan dimana zona

publik diletakkan pada area yang memiliki tingkat kebisingan

cukup tinggi, zona semi publik dan zona service diletakkan

pada area yang kurang bising dan zona privat diletakkan

pada area yang tidak bising atau tenang.

Adapun tujuan dari penzoningan tapak yang ingin dicapai,

yaitu :

1) Masing-masing kelompok tidak saling mengganggu

2) Pencapaian yang efektif

3) Mempunyai hubungan sesuai dengan sifat pemakainya

Sehingga alternatif pola pengelompokan fisiknya dapat

digambarkan dengan memperhatikan :

1) Bentuk dan jenis kegiatannya

2) Karakter masing-masing kegiatan

Page 316: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

113

Fungsi kegiatan pada tapak dikelompokkan ke dalam

beberapa zona, yaitu :

1) Zona semi publik

Merupakan daerah yang dapat dicapai dengan bebas oleh

publik dan letaknya harus mudah dicapai dari pintu utama.

2) Zona semi privat

Merupakan zona peralihan antara semi publik dan

privat yang menuntut suasana yang tenang dan

nyaman.

3) Zona privat

Merupakan zona yang bersifat khusus dan tidak

berhubungan langsung dengan kegiatan publik

4) Zona service

Merupakan zona yang meliputi seluruh kegiatan servis

untuk melayani segala hal yang menyangkut servis

bangunan yang memberi rasa aman dan nyaman bagii

pemakainya. Zona ini harus jelas dan mudah untuk

dicapai, balk dari dalam maupun dari luar bangunan

Gambar41, Zoning tapak daerah perencanaan

Sumber : Penulis

Page 317: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

114

c. Penempatan Entrance

1) Main entrance

Main entrance merupakan jalur utama untuk masuk ke

tapak. Jadi kr i ter ia penentuan letak main entrance

diharapkan dekat dengan arah datangnya pengunjung. Hal

ini bertujuan untuk memudahkan pencapaian ke tapak dan

memudahkan security access dalam mengatur keamanan

pemakai gedung. Adapun persyaratan main entrance yaitu :

a) Mudah terlihat oleh pelaku kegiatan dengan

membuat ruang penerimaan

b) Dekat dengan kemungkinan arah datangnya

pengunjung / tamu

c) Kemudahan pencapaian ke tapak bangunan

d) Tidak menganggu kelancaran arus lalu lintas

disekitarnya.

2) Side entrance

Side entrance difungsikan sebagai alternatif

pencapaian untuk jalan keluar tapak tanpa harus

mengganggu jalur masuk. Difungsikan pula sebagai jalur

keluar dari bahaya yang mengancam seperti kebakaran

ataupun ancaman pihak tertentu. Adapun persyaratan side

entrance, yaitu :

a) Jelas dan mudah arah masuk dan keluar site

b) Menghindari terjadinya crossing sirkulasi dalam site

c) Memudahkan pengawasan dari segi keamanan

3). Service entrance

Merupakan pencapaian bagi sirkulasi kegiatan

service, seperti kegiatan service bangunan, pengangkutan

keluar masuknya barang, seperti kebutuhan untuk food

court. Service entrance juga digunakan sebagai jalan masuk

Page 318: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

115

dan keluar bagi pengelola dan karyawan Pemakai gedung

yang berjalan kaki disediakan entrance khusus pejalan kaki.

d. Sirkulasi pada Tapak

Sirkulasi pada tapak didasarkan atas pertimbangan

1) Aktifitas pelaku kegiatan

2) Perletakan main entrance dan side entrance

3) Pencapaian ke dalam bangunan

Sirkulasi terbagi tiga, yakni sirkulasi manusia

(pejalan kaki), sirkulasi kendaraan dan sirkulasi barang.

Perlu perbedaan ketinggian antara jalur pejalan kaki

dengan jalur sirkulasi kendaraan. Kedua jalur tersebut

terpisah dan diarahkan secara jelas agar tidak terjadi

crossing. Sedangkan untuk sirkulasi barang dipisahkan

dengan sirkulasi pejalan kaki.

a) Sirkulasi manusia (pejalan kaki)

Manusia sebagai pemakai wadah ini memerlukan

suatu jalur sirkulasi yang balk dan efisien. Untuk itu

sirkulasi ini sebaiknya :

(1) Berfungsi sebagai pengarah

(2) Tidak terjadi cross sirculation dengan sirkulasi

lainnya

(3) Tidak terjadi overlapping antara sirkulasi

pengunjung, pengelola dan penghuni / karyawan

b) Sirkulasi kendaraan

(1) Kemudahan pencapaian dari bangunan utama

(2) Pemisahan yang jelas untuk tiap jenis dan fungsi

kendaraan

Page 319: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

116

(3) Arah dan pola jalan yang memberikan kemudahan

dan keleluasaan

c) Sirkulasi barang

(1) Kelancaran arus keluar masuk barang

(2) Terpisah dari jalur sirkulasi pengunjung

Untuk sirkulasi kendaraan di dalam tapak, main entrance

diletakkan pada jalan poros utama selanjutnya ke

tempat parkir yang telah disediakan. Sedangkan

kendaraan servis dan pengunjung masuk dan keluar

melalui side entrance yang terletak di jalan alternatif.

Untuk sirkulasi pejalan kaki dapat masuk melalui

pedestrian yang telah disediakan.

e. Area Parkir

Secara garis besar sistem perparkiran berdasarkan lokasi

yang disediakan, dapat dibedakan dalam dua kategori, yaitu

parkir pada jalur jalan dan dalam gedung. Sistem parkir

tersebut dapat dibedakan lagi menjadi beberapa bentuk dan

tapak diberikan kriteria-kriteria sebagai berikut :

1) Halaman parkir

Yaitu sebidang tanah yang merupakan bagian persil dari

bangunan dan digunakan sebagai tempat parkir

pelengkap dari kegiatan bangunannya.

2) Ruang parkir dalam bangunan

Yaitu ruang pada sebagian lantai bangunan yang

berfungsi sebagai fasilitas pelengkap dari kegiatan

bangunannya.

3) Pelantaran parkir

4) Bangunan parkir

Page 320: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

117

Berdasarkan kriteria, penentu dalam pemilihan sistem

parkir pada tapak, antara lain :

1) Kemudahan pencapaian ke masing-masing tempat

kerja

2) Kesesuaian lahan

3) Menghindari kebisingan didalam tapak

4) Menyatu dengan sistem sirkulasi dalam tapak

5) Mengutamakan keamanan

Parkir dipisahkan menjadi 3 area yaitu untuk kendaraan

tamu perusahaan/pengunjung, pengelola, dan parkir penyewa

kantor maupun retail.

1) Parkir tamu perusahaan diletakkan pada daerah yang lebih

dekat dengan main entrance sehingga diharapkan adanya

kemudahan dalam pencapaian.

2) Parkir pengelola diletakkan pada area yang dekat

dengan gedung dan di dalam gedung (basement)

3) Parkir penyewa kantor maupun retail diletakkan pada

area di dalam gedung yang besifat eksklusif dimana

ruang parkir tersebut tidak dapat digunakan selain

penyewa kantor dan retail.

Perbedaan kebutuhan ruang parkir merupakan akibat

dari perbedaan sifat penggunaan lahan. Yang diperlu

diperhatikan dalam mendesain kebutuhan ruang parkir

adalah kebutuhan fungsi utama. Perbedaan sifat

penggunaan parkir diantaranya adalah sebagai berikut :

a) Untuk kantor sewa, dibutuhkan ruang parkir yang

eksklusif, dibayar bulananan serta kepastian bahwa

ruang parkirnya tidak akan digunakan oleh pihak lain.

Page 321: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

118

b) Untuk komersial, kebutuhan ruang parkir yang

dibutuhkan umumnya tidak eksklusif karena waktu

penggunaannya antara 30 menit – 120 menit

Karena perhitungan nilai lahan cukup tinggi, maka

pemakaian parkir dalam bangunan merupakan alternatif

pemecahan akibat kebutuhan akan area parkir yang besar.

Selain menggunakan bangunan sebagai area parkir,

bangunan ini tetap menggunakan area parkir pada lahan

yang tidak terbangun yang merupakan kesatuan dari

penataan ruang luar.

A (mm) B (mm) C (mm)

Dalam

bangunan

2300 4600 6000

Luar bangunan 2400 5500 6100-6700

Gambar 42, Kebutuhan ruang parkir 90O

sumber: Neufert. Data Arsitek, jilid 1: 22

4. Pendekatan Tata Ruang Luar

Dalam penataan ruang luar yang harus diperhatikan adalah hal-hal

sebagai berikut:

a. Penyelesaian perencanaan ruang luar dengan lingkungan

dan elemen yang ada.

B B C

A

A

A

A

Page 322: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

119

b. Pola sirkulasi yang mendukung integritas dan koordinasi

antara masing-masing fungsi kegiatan.

c. Pola sirkulasi yang jelas dan terarah. Pengelolaan taman

dan elemen ruang luar harus dapat member arah dan

orientasi ke bangunan.

d. Pohon pelindung dan tanaman yang ada direncanakan

perletakannya sehingga dapat menyaring debu, meredam

suara, pelindung dari sinar matahari/ panas dan mengurangi

kecepatan angin serta berbagai sarana istirahat dan

komunikasi di samping sebagai unsur estetik.

e. Penataan ruang luar/ elemen lansekap untuk memberi

penyempurnaan dan keharmonisan pada bangunan, di

samping sebagai pembatas dan pengarah juga berfungsi

sebagai pelindung dan penyejuk.

f. Material ruang luar yang dipakai berdasarkan pada :

1) Daya tahan material.

2) Penampilan dan kecocokan iklim

3) Nilai estetis

Material ini dibedakan antara dua jenis, yaitu:

a) Soft Material

Elemen ruang luar yang bersifat lunak, misalnya pohon

atau tanaman yang dipergunakan untuk penataan

lansekap. Elemen lunak ini berfungsi:

? Sebagai pengarah, pembatas, peneduh, penerima

dan mengurangi kebisingan.

? Penutup permukaan (rumput)

? Tanaman peneduh dan pengarah

? Tanaman pembatas

? Semak Kecil (2,5 cm – 25 cm) misalnya rumput-

rumputan, sebagai penutup tanah ditanam pada :

Page 323: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

120

1) Tepi jalan setapak

2) Disekeliling bangunan

? Semak rendah/ sedang (45 cm – 200 cm)

misalnya Howarita puring, sebagai pembatas/

pemisah pagar ditanam pada :

1) Tepi jalan setapak sebagai penghias

2) Sisi bangunan

3) Sekitar bangunan untuk meredam bising dan

sebagai penghias.

? Pohon sebagai pengarah sirkulasi dapat diletakkan di

tepi jalan. Selain itu difungsikan sebagai

pembatas gerak manusia dalam tapak. Altenatif

yang digunakan adalah palm raja, cemara gunung,

tanjung dan lainnya

? Pohon pelindung(5 m – 15 m) difungsikan untuk

menahan silau yang ditimbulkan matahari, sebagai

pengarah dan peredam bunyi dari dalam dan luar

site. Di letakkan pada area parkir dan

pedestrian. Sebaiknya adalah pohon yang cukup

besar dan tinggi. Alternatif yang dapat digunakan

adalah palm raja, tanjung dan rasamala.

? Tanaman penutup tanah yaitu tanaman yang

digunakan untuk menambah nilai estetika pada

bidang tanah. Kriteria dari tanaman penutup tanah

adalah tidak terlalu tinggi sekitar 10-20 cm dan

memiliki nilai estetika tinggi. Alternatif yang

digunakan adalah rumput-rumputan dan tanaman

perdu yang diletakkan pada taman dan plaza.

Page 324: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

121

b) Hard Material

Elemen ruang kuar yang bersifat keras yang digunakan

untuk sirkualasi manusia dan kendaraan, juga berfungsi

sebagai elemen dekoratif, terdiri dari:

? Lampu untuk taman, parkir, dan pedestrian

? Lampu taman, tinggi maksimum 1,50 m

? Lampu jalan setapak tinggi 2,50 – 3,50 m.

? Lampu parkir, jalanan dengan tinggi 7,50 – 12 m.

? Penunjuk jalan untuk memberi kejelasan

? Plaza

Merupakan daerah pertemuan sirkulasi pejalan kaki

dari segala arah. Material yang digunakan adalah

material yang kuat, tahan terhadap beban berat dan

memiliki nilai estetika yang tinggi.

? Pedestrian

Merupakan jalan setapak sebagai sarana sirkulasi

disekitar bangunan yang diperuntukkan bagi pejalan

kaki. Pedestrian ditata secara dinamis. Untuk

dapat difungsikan sebagai pengarah sirkulasi

yang jelas, digunakan elemen tanaman pada

pedestrian, penggunaan tekstur dan warna.Paving

blok digunakan pada pedestrian sebagai jalan

sirkulasi pejalan kaki karena sifat material tersebut

dapat mengabsorbsi panas matahari maka perlu

dipadukan dengan soft material agar tercipta suasana

yang sejuk

? Jalan dan parkir kendaraan

Jalan terdiri dari jalur kendaraan tamu

perusahaan dan kendaraan pengunjung apartemen,

Page 325: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

122

dimaksudkan agar tidak terjadi cross sirculation.

Adapun konstruksi rencana jalan dan parkir dengan

menggunakan bahan yang kuat, tahan terhadap

beban berat, mudah dalam pengerjaannya dan

memiliki nilai estetika

Penataan tata hijau pada daerah ini difungsikan

sebagai pelindung dan penyerap panas serta

merupakan unsur estetika pembentuk ruang luar.

Pola penataan diusahakan dengan penataan

pohon pelindung sejajar sesuai layout

parkir.Rencana jalan dipilih material konstruksi jalan

hot mix, sedangkan untuk parkir, digunakan paving

blok yang divariasikan dengan tanaman penutup

5. Pendekatan Sistem Sirkulasi dalam tapak

a. Sirkulasi kendaraan, yang terdiri dari :

- Kendaraan penghuni

- Kendaraan pengelola

- Kendaraan pengunjung.

- Kendaraan barang.

Keempat jalur sirkulasi diatas diberikan masing-masing

kejelasan agar sirkulasi pada tapak dapat lancar dan

memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi pemakai.

b. Sirkulasi pedestrian

Sirkulasi pedestrian diusahakan agar manusiawi, terarah dan

jelas serta sedapat mungkin tidak terjadi “crossing” dengan

sirkulasi kendaraan. Maka disekitar tapak diperlukan tempat

pemberhentian kendaraan umum untuk mencegah terjadinya

kemacetan di jalan yang bersangkutan

Page 326: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

123

c. Sirkulasi Ruang Luar dan Parkir

Secara merata mendistribusikan beban lalu lintas pada sebuah

jalur jalan raya yang telah memiliki hierarki. Untuk kelancaran

masuk keluarnya kendaraan ke dan dari area parkir maka gerak

kendaran masuk dan keluar dijadikan satu arah.

B. Pendekatan Konsep Perancangan Mikro

1. Pendekatan terhadap bentuk dan penampilan bangunan

a. Filosofi Bentuk

Penentuan bentuk dan penampilan bangunan Kantor PT.Pelni

Tower di Makassar didasarkan pada pertimbangan fungsi dan

ekspresi (wastu dan citra) dalam kaitannya sebagai perwadahan

kegiatan-kegiatan perkantoran. Filosofi bentuk merupakan

elemen penting dalam perwujudan ekspresi dan identitas

bangunan, dimana pendekatannya bertumpu pada pemaknaan

nilai-nilai yang akan dimunculkan pada kantor PT.Pelni tower.

b. Jika pencitraan kantor PT.Pelni Tower lebih berfokus pada

identitas kota Makassar, maka filosofi bentuk yang dianutnya

sedapatnya berkisar pada penggabungan aspek historis

sebagai wujud pengembalian supremasi bangsa dengan

aspek identitas kota (trademark / icon), maka seidealnya

bangunan akan mewakili aspek historis-cultural kelautan

Kota Makassar seperti : Phinisi, Laut, Perahu Sandeq,

Rumah adat, Badik dan lain-lain.

c. Jika pencitraan kantor PT.Pelni Tower lebih berfokus pada

penekanan konsep green architecture, maka filosofi

bentuknya berkisar pada transformasi bentuk variasi

beberapa tumbuhan hijau atau bagian dasar sebuah

vegetasi seperti: daun, bunga, akar, ranting, dan lain-lain

Page 327: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

124

d. Jika pencitraan kantor PT.Pelni Tower lebih berfokus pada

hal-hal yang bertalian erat dengan kantor, sesuai fungsi

bangunan nantinya yang akan mawadahi aktivitas

perkantoraan, maka filosofi bentuknya berkisar pada

transformasi bentuk perkakas / alat tulis kantor (ATK),

seperti: ballpoin, suntik printer, lemari kantor, komputer, dan

lain-lain.

b. Bentuk bangunan

Faktor utama dalam penentuan bentuk dasar dari suatu

bangunan adalah fungsi serta sifat kegiatan yang ditampungnya.

Dalam hal ini fungsi yang direncanakan adalah kantor PT.Pelni

Tower sebagai tempat yang bersifat komersial sehingga

pendekatan terhadap bentuk dasarnya mempertimbangkan

kepentingan dan keinginan pihak pengelola dan konsumen.

Dengan demikian maka pendekatan bentuk bangunan

didasarkan pada pertimbangan:

1) Kesesuaian bentuk dengan kondisi tapak

2) Kesesuaian bentuk dengan fungsi bangunan dan aktivitas

yang akan diwadahi.

3) Mewujudkan konsep green architecture dalam perancangan

bangunan, baik dari segi eksterior, interior, penataan

lansekap, maupun pengadaan ruang-ruangnya.

4) Keserasian dan keselarasan lingkungan sekitar.

5) Unsur - unsur estetika.

6) Efektifitas ruang, serta kemudahan dalam pelaksanaan.

Pendekatan bentuk dasar terhadap bentuk tapak yang

ada serta sifat kegiatan masing-masing mempengaruhi

modifikasi dari bentuk dasar bangunan sehingga memberi nilai

estetika pada bangunan.

Page 328: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

125

c. Penampilan bangunan

Penampilan bangunan merupakan factor yang sangat

menentukan keberhasilan suatu perencanaan, terutama bagi

suatu bangunan yang bersifat komersil. Dalam hal ini

penampilan bangunan dari luar maupun tata ruang dalam

bangunan harus menunjukkan ciri dan karakter serta aktivitas

dalam bangunan.

Pertimbangan yang dipakai dalam Kantor PT.Pelni Tower

dengan Konsep Green Architecture di Makassar adalah:

1) Penampilan yang tetap berkesan modern yang menggunakan

struktur dan material rangka baja, namun tetap memenuhi

asas-asas fisika bangunan yang harus di terapkan pada

bangunan dengan iklim tropis, serta penekanan kesan hijau

dengan pengadaan vegetasi di beberapa area di setiap lantai.

2) Pencapaian ke dalam tapak bangunan harus mudah dan

lancar dengan menempatkan posisi entrance pada posisi

yang aman untuk menghindari kemacetan.

3) Sudut pandang/ view yang terbaik dan potensial terhadap

tapak

4) Bentuk bangunan aerodinamis untuk mengantisipasi arah

angin

5) Menerapkan prinsip-prinsip desain green architecture atau

arsitektur hijau.

2. Pendekatan Program Ruang

a. Pendekatan Kebutuhan Ruang

Pendekatan kebutuhan ruang dengan faktor penentu:

Page 329: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

126

? Jenis kegiatan yaitu kegiatan kegiatan pokok seperti

administrasi dan kegiatan penunjang seperti kegiatan

pelayanan (servis) dan kegiatan penunjang lainnya.

? Jenis perabot dan peralatan setiap jenis kegiatan

mempunyai peralatan atau perabot yang spesifik dan dapat

dijadikan standar.

? Hubungan fungsional antar kegiatan dalam bangunan.

Adapun pengelompokan kegiatan pada kantor PT.Pelni Tower dapat

dibagi sebagai berikut:

1. Kelompok kegiatan utama

Kelompok kegiatan utama dilakukan oleh pihak pemilik/pengelola

dan penyewa bangunan dengan aktivitas/ kegiatan kantor yang

bersifat administratif.

2. Kelompok kegiatan penunjang

Kelompok kegiatan penunjang dialksanakan oleh seluruh pemakai

bangunan dengan meliputi berbagai aktivitas/ kegiatan seperti

pertemuan/ seminar/ rapat, informasi, promosi, santai sera istirahat.

3. Kelompok kegiatan servis

Kelompok kegiatan servis meliputi kegiatan seperti perawatan

bangunan (maintenance) dan perlengkapannya, mengawasi dan

mengontrol sistem bangunan, menjaga keamanan dan

kenyamanan pemakai dalam hal ini pihak penyewa bangunan dan

penngelola. (dapat dilihat pada tabel berikut)

Page 330: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

127

TABEL 11,PENGELOMPOKAN KEGIATAN PADA KANTOR

PT.PELNI TOWER

Fungsi Kegiatan Tujuan Sarana Fisik Pemakai Waktu

Waktu

Karakteristik dan Kriteria

Kebutuhan Ruang

Lobby ? Memberikan informasi

? Mencari informasi

? Menerima pengunjung

? Area Lobby

? Area

resepsionis

? Pengunjung ? Karyawan

08.00-

17.00

? Suasana Formal, Nyaman dan Tenang

? Keamanan Khusus

? Kemudahan Pencapaian

? Area Lobby

? Area

resepsioni

s

Perkantoran

Utama

(PT.Pelni)

? Melakukan kegiatan administrasi

? Pertemuan/ rapat

? Bertemu relasi

R.Kantor ? Direktur utama

? Direktur usaha

? Direktur armada

? Direktur keuangan

? Direktur SDM/Umum

? Sekretaris ? Karyawan ? Tamu

08.00-

17.00

Suasana formal,nyaman dan tenang

? Rg. Direktur utama

? Rg. Wakil direktur utama

? Rg. Direktur usaha

? Rg. Direktur armada

? Rg.Direktur keuangan

? Rg. Direktur SDM/umum

? Rg. Kepala devisi

? Rg. Sekretaris

? Rg. Rapat intern

? Rg. Tamu ? Rg. Servis

Page 331: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

128

Perkantoran ? Bekerja ? Pertemuan/

Rapat ? Bertemu

Relasi

R. Kantor ? Pimpinan ? Karyawan ? Tamu

08.00-

17.00

Suasana Formal, Nyaman dan Tenang

? Ruang Pemimpin

? R. Sekretaris

? R. Karyawan

? R. Rapat ? R.Tamu ? R. Servis

Pelayanan Perbankan

? Mengelola Administrasi

? Melayani ? Memberi

Informasi

Bank ? Pimpinan ? Karyawan

08.00-

17.00

? Suasana Formal, Nyaman dan Tenang

? Keamanan Khusus

? Kemudahan Pencapaian

? Hall dan Ruang Tunggu

? R. Costumer Servis

? R. Teller ? R. Kasir ? R.

Administrasi

? R. Khasanah

? R. Keamanan

? R. Sekretaris

? R. Tamu ? R. Rapat

Penjualan dan Jasa

? Membeli Kebutuhan

? Melihat-Lihat

? Melayani ? Mengelola

Retail Pengunjung 08.00- 22.00

Suasana Rekreatif, Santai Dan Formal

? Kantor Pos ? Toko

Furniture ? Toko Obat ? Toko Buku ? Toko

Buah& bunga

? Counter pulsa

? Toko Roti

Page 332: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

129

? Salon ? Butik ? Toko

Souvenir ? Biro

Perjalanan ? Agen

Penerbangan

? Money Changer

? Makan dan Minum

? Istirahat ? Menjamu

Relasi ? Menyiapkan

Makanan dan Minuman

? Melayani ? Mengelola

? Restorant ? Coffee

Shop

Pengunjung 08.00- 22.00

? Suasana Rekreatif

? Intensitas Kegiatan Tinggi Pada Siang dan Malam Hari

? R. Makan ? Toilet ? R. Kasir ? R. Dapur ? Ruang

Penyimpanan

? R. Karyawan

Ibadah ? Sholat Mushalla ? Pemakai gedung

? Karyawan ? Pengunjung

24 jam Suasana tenang

? R.wudhu ? R. shalat

Servis ? Pelayanan ? Kegiatan

Operasional

R. Servis dan Utilitas

? Pemakai Gedung

? Karyawan ? Pengawas

Retail 24 Jam

Permisahan Zona dan Sirkulasi dari Area Pabrik

? R. Bongkar Muat Barang

? R. Utilitas ? Ruang ME ? R. Genset ? R.

Komputer ? Gudang ? Toilet ? Pantry

Parkir ? Parkir Kendaraan

? Mengatur

Tempat Parkir

? Pengunjung ? Karyawan ? Pengelola

Sesuai Aktivitas yang

? Sirkulasi Teratur

? Pencapaian

? Area Parkir Mobil

? Area Parkir

Page 333: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

130

? Mengawasi ? Petugas Parkir

dituju Mudah Motor ? R. Tunggu

Sopir ? Pos

Keamanan

Sehingga dari tabel di atas maka ditentukan ruang-ruang yang dibutuhkan

dalam kantor PT.Pelni Tower:

1) Jenis kegiatan pokok (administrasi):

? Ruang kerja

? Ruang tamu

? Ruang kepala

? Ruang rapat (sifatnya insidentil)

2) Ruang untuk kegiatan penunjang:

? Ruang servis

? Ruang utilitas

? Gudang

? Ruang sirkulasi (vertikal dan horisontal)

3) Ruang –ruang umum:

? Area parkir

? Lobby

? Toilet dan lavatory

? Ruang-ruang tambahan

? Ruang konvensi

? Ruang pameran

? Restoran

b. Pendekatan Bentuk Ruang

Pendekatan bentuk ruang dengan faktor penentu sebagai berikut:

o Efisiensi cahaya dan penghawaan

o Fleksibilitas ruang

o Mempunyai modul tetap, pertimbangan struktur digunakan

o Orientasi ruang yang jelas

Page 334: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

131

o Faktor estetika

o Jenis perabot

TABEL 12,DAFTAR PERALATAN DAN TENAGA KERJA

TENAGA TUGAS PERALATAN

DIREKTUR UTAMA

Sebagai pimpinan utama yang mengawasi seluruh kegiatan operasional departemen yang ada dalam kantor sewa dan sebagai pengambil keputusan utama dimana telah dirapatkan sebelumnya

? meja + kursi ? File box ? Komputer + meja ? Sofa + meja

SEKRETARIS Mengatur jadwal acara atau jadwal kerja serta menerima tamu dari general manager atau bertanggung jawab dalam bidang korespondensi terhadap general manager

? meja + kursi ? File box ? Komputer + meja ? File cabinet ? Kursi tamu

KEPALA DEVISI

Bertanggung jawab secara keseluruhan terhadap aktivitas yang dilaksanakan oleh masing – masing bagian yang terdapat pada kantor sewa dan membantu general manager dalam menangani tugas – tugas yang ada

? meja + kursi ? File box ? Komputer + meja ? File cabinet ? Kursi tamu

FRONT OFFICE DEPARTMENT

Bertanggung jawab pada manager dan kelancaran operasional department yang dipimpin. Bagian ini berfungsi sebagai penghubung antar tamu dan informasi dari pihak pengelola dan membuat laporan pengunjung yang datang

? Meja + kursi ? File box ? Komputer + meja ? File cabinet ? Kursi ? Meja resepsionis

Page 335: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

132

HOUSE KEEPING DEPARTMENT

Memelihara kantor sewa yang meliputi pemeliharaan kebersihan kantor sewa dengan menyiapkan dan membersihkan kantor sewa dan fasilitas lainnya

? Meja + kursi ? File cabinet ? Lemari ? Alat kebersihan

ENGINEERING DEPARTMENT

Bertanggung jawab menangani masalah utilitas yang ada baik di dalam maupun sekitar bangunan, serta memelihara, merawat, dan memperbaiki kerusakan

? Meja + kursi ? Lemari ? Box alat

PERSONAL DEPARTMENT

Bertanggung jawab akan masalh kepegawaian, pelatihan dan kesejahteraan karyawan itu sendiri maupun dengan atasan, mengadakan evaluasi terhadap pekerjaan setiap karyawan itu sendiri serta menyeleksi dan mengangkat pegawai baru

? meja + kursi ? File box ? Komputer + meja ? File cabinet ? Kursi tamu

MARKETING DEPARTMENT

Bertanggung jawab atas penyewaan kantor dan fasilitas – fasilitas yang disediakan dan mengadakan hubungan dengan relasi – relasi yang dapat mempromosikan kantor sewa agar memenuhi target penyewaan oleh pihak pengelola

? meja + kursi ? File box ? Komputer + meja ? File cabinet ? Kursi tamu

ACCOUNTING DEPARTMENT

Bertanggung jawab menangani masalah keuangan, mulai dari pendapatan, pengeluaran rutin, keuntungan yang diperoleh, gaji karyawan dan lainnya

? meja + kursi ? Komputer + meja ? File cabinet

SECURITY Bertanggung jawab menangani masalah keamanan dan ketertiban dalam bangunan dan luar bangunan yang berada disekitar kantor sewa

? meja kerja+ kursi ? Peralatan kerja

Page 336: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

133

c. Pola Sirkulasi Ruang

ALUR SIRKULASI ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN

PT.PELNI

Gambar 43, Alur Sirkulasi Administrasi dan Manajemen

sumber: Penulis

ALUR SIRKULASI PENGUNJUNG / PENYEWA

Main entrance Parkir Basement

Hall Core Retail

R. informasi

DewanDireksi

HALL

DirekturUtama

Direktur Usaha Direktur Armada DirekturKeuangan Direkur SDM

Page 337: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

134

Gambar 44, Alur Sirkulasi Pengunjung

sumber: Penulis

ALUR SIRKULASI PENUNJANG / PENGELOLA

Gambar 45, Alur Sirkulasi Penunjang dan Pengelolah

sumber: Penulis

ALUR SIRKULASI SERVICE

Ibadah

Parkir

R. Pameran

BANK

Core

R. Pertemuan

Restaurant

Entrance

Hall

Pengelola

Retail

Keamanan

Servis

Informasi

R. Kontrol

R. ME

R.Pompa Core Genset

Reservoir

Page 338: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

135

Gambar 46, Alur Sirkulasi Service

sumber: Penulis

d. Pendekatan Besaran Ruang Kantor Unit Terkecil

Melihat kantor sewa yang bersifat spekulatif dimana besaran

kebutuhan dan aktivitas penyewa belum dapat dipastikan, maka

besaran ruang dapat dicari dengan asumsi:

Neufert (1989) menyatakan “kebutuhan ruang kantor dapat dihitung

dengan menggunakan dua cara yaitu : ruang gerak orang

(misalnya standar ruang perorangan x jumlah orang) + ruang

tambahan untuk sarana penunjang + faktor (biasanya 15%) untuk

sirkulasi utama”

TABEL 13,BESARAN RUANG KANTOR UNIT TERKECIL

Kebutuhan

ruang

Standar

ruang Sumber Kapasitas Perhitungan

Luas

(m2)

Total

(m2)

Ruang kerja

i. Ruang

pimpinan

ii. Ruang

sekretaris

iii. Ruang

karyawan /

staf

15 m2/ org

12 m2/ org

6 m2/ org

NAD

NAD

NAD

1 orang

1 orang

1 orang

= 15 m2/ org x 1

orang

= 12 m2/ org x 1

orang

= 6 m2/ org x 2

orang

15,00

12,00

12,00

Total ruang kerja 39,00

Page 339: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

136

Ruang

penunjang

(ruang

penerima tamu,

rapat, dll)

10 % ruangkerja

NAD

= 10% x 39 3,90

Total ruang penunjang 3,90

Total ruang kantor 42,90

Sirkulasi utama 20% = 20% x 42,9 8,58

Besaran ruang kantor unit terkecil 51,48

Berdasarkan tabel di atas dapat diambil kesimpulan, bahwa

modul sruktur yang sesuai untuk bangunan kantor PT.Pelni Tower

adalah modul 7,2 m x 7,2 m dengan luas 51,84 m2.

Jadi, luas ruang kantor unit terkecil berdasarkan modul struktur

adalah 51,84 m2.

Page 340: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

137

Gambar 47, Contoh Luasan Unit Kantor Terkecil

sumber: Data Arsitek

Besaran ruang kantor unit terkecil erat hubungannya dengan

penentuan modul struktur bangunan, karena dapat memudahkan

dalam pembagian unit ruang kantor yang akan disewakan. Dalam

menentukan modul struktur, perlu mempertimbangkan hal berikut:

? Standar ruang gerak manusia dan kendaraan (pada

basement)

? Fungsi ruangan

? Material yang digunakan

TABEL14,BESARAN RUANG

1) Kantor Utama PT.Pelni

Kelompok

Kegiatan Kebutuhan ruang

Unsur Standar ruang

Sumber

Perhitungan

Luas (m2)

1 2 3 4 5 6 7 8 Ruan

g

utam

a

Administr

asi dan

manajem

en

PT.Pelni

Ruang

pimpinan

? Rg. Direktur

Utama

? Rg. Direktur

Usaha

? Rg. Direktur

Keuangan

? Rg. Direktur

Armada

? Rg. Direktur

SDM dan

Umum

? Rg. Rapat

Berdasarkan

6 kali

kelipatanmo

dul unit

terkecilkanto

r. AS

Diasumsikan luas ruang kantor untuk perusahaan besar 6 x modul. Luas ruang kantor perusahaan besar = 6 x 51,84 = 311,04 x 6 =

1866,24m2

1866,24

m2

Rg. Kantor

Devisi

? Rg.

Pimpinan

Berdasarkan

3 kali AS

Diasumsikan luas ruang

155,52

m2

Page 341: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

138

Pemasaran

&Pengemb

angan

Usaha

Bidang

Pemasaran

? Rg.

Pimpinan

Bidang

Pengemban

gan Usaha

? Rg.

Sekretaris

? Rg.

Karyawan

kelipatanmo

dul unit

terkecilkanto

r.

kantor untuk perusahaan besar 3 x modul. Luas ruang kantor perusahaan besar = 3 x 51,84 = 155,52 m2

Rg. Kantor

Devisi

Pelayanan

Jasa

? Rg.

Pimpinan

Bidang

Oparasi

Kapal

? Rg.

Pimpinan

Bidang

Pelayanan

Kapal

? Rg.

Sekretaris

? Rg,

Karyawan

Berdasarkan

3 kali

kelipatanmo

dul unit

terkecilkanto

r.

AS

Diasumsikan luas ruang kantor untuk perusahaan besar 3 x modul. Luas ruang kantor perusahaan besar = 3 x 51,84 = 155,52

m2

155,52

m2

Rg. Kantor

Devisi

Teknika

? Rg.

Pimpinan

Bidang

Perencanaa

n teknik

Berdasarkan

3 kali

kelipatanmo

dul unit

terkecilkanto

AS

Diasumsikan luas ruang kantor untuk perusahaan besar 3 x modul.

155,52

m2

Page 342: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

139

? Rg.

Pimpinan

Bidang

Pemelihara

an kapal

? Rg.

Sekretaris

? Rg.

Karyawan

r. Luas ruang kantor perusahaan besar = 3 x 51,84 = 155,52

m2

Rg. Kantor

Devisi

Nautika

? Rg.

Pimpinan

bidang

pemeliharaa

n &

sertifikasi

kapal

? Rg.

Pimpinan

bidang

telekomonik

asi dan

elektronika

? Rg.

Sekretaris

? Rg.

karyawan

Berdasarkan

3 kali

kelipatanmo

dul unit

terkecilkanto

r.

AS

Diasumsikan luas ruang kantor untuk perusahaan besar 3 x modul. Luas ruang kantor perusahaan besar = 3 x 51,84 = 155,52

m2

155,52

m2

Rg. Kantor

devixi

akuntansi

? Rg.

Pimpinan

bidang

akuntansi

Berdasarkan

3 kali

kelipatanmo

dul unit

AS

Diasumsikan luas ruang kantor untuk perusahaan besar 3 x

155,52

m2

Page 343: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

140

keuangan

? Rg.

Pimpinan

bidang

akuntansi

manajemen

& anggaran

? Rg.

Pimpinan

bidang

Perpajakan

? Rg.

Sekretaris

? Rg.

karyawan

terkecilkanto

r.

modul. Luas ruang kantor perusahaan besar = 3 x 51,84 = 155,52

m2

Rg. Kantor

devisi

Perbendaha

raan

? Rg.

Pimpinan

Bidang

Adm.

Keuangan

? Rg.

Pimpinan

pengelolaan

dana dan

PKBL

? Rg.

Sekretaris

? Rg.

Karyawan

Berdasarkan

3 kali

kelipatanmo

dul unit

terkecilkanto

r.

AS

Diasumsikan luas ruang kantor untuk perusahaan besar 3 x modul. Luas ruang kantor perusahaan besar = 3 x 51,84 = 155,52

m2

155,52

m2

Rg. Kantor ? Rg. Berdasarkan AS Diasumsikan luas

155,52

Page 344: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

141

Devisi SDM Pimpinan

bidang adm.

Personalia

? Rg.

Pimpinan

pengemban

gan SDM &

organisasi

? Rg.

Sekretaris

? Rg.

Karyawan

3 kali

kelipatanmo

dul unit

terkecilkanto

r.

ruang kantor untuk perusahaan besar 3 x modul. Luas ruang kantor perusahaan besar = 3 x 51,84 = 155,52

m2

m2

Rg. Kantor

Devisi

Umum

? Rg.

Pimpinan

Adm &

Rumah

tangga

Kantor

? Rg.

Pimpinan

Bidang

Pendayagu

naan &

Pengamana

n Umum

Berdasarkan

3 kali

kelipatanmo

dul unit

terkecilkanto

r.

AS

Diasumsikan luas ruang kantor untuk perusahaan besar 3 x modul. Luas ruang kantor perusahaan besar = 3 x 51,84 = 155,52

m2

155,52

m2

Total luas ruang kantor = 1866,24 m2+ 8(155,52 m2) = 3110,4 m2

3110,4

m2

Core 20%

AS

= 20% x 3110,4 m2 = 622,08 m2

Page 345: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

142

Luas ruang perkantoran = 3110,4 m2 + 622,08 m2 = 3732,48 m2

3732,48

m2

2) Kantor Sewa

Kelompok

Kegiatan Kebutuhan

ruang Unsur

Standar ruang

Sumber

Perhitungan

Luas (m2)

1 2 3 4 5 6 7 8 Ruang utama

Kantor sewa

? Ruang kantor unit terkecil

NAD

51,84

? Ruang kantor perusahaan unit menengah

? R. Pimpinan ? R.

Sekretaris ? R. Staf ? R. Pantry

Berdasarkan 2 kali kelipatanmodul unit terkecilkantor

AS

Diasumsikan luas ruang kantor untuk perusahaan besar 2 x modul. Luas ruang kantor perusahaan besar = 2 x 51,84 = 103,68 x 50 = 5184 m2

5184

? Ruang kantor perusahaan Unit besar

? R. Pimpinan ? R.

Sekretaris ? R. Staf ? R. Pantry

Berdasarkan 4 kali kelipatanmodul unit terkecilkantor

AS

Diasumsikan luas ruang kantor untuk perusahaan besar 4 x modul. Luas ruang kantor perusahaan besar = 4 x 51,84 = 207,36 x 30

6220,8

Page 346: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

143

= 6220,8 m2

Total luas ruang kantor = 7257,6 + 6220,8 =13.748,4 m2

11.404,8

Core 20% AS = 20% x 11.404,8 = 2695,68 m2

2.280,96

Luas ruang perkantoran = 13.478,4 + 2.695,68 = 16.174,08 m2

13.685,76

3) Bank

Kelompok

Kegiatan Kebutuhan

ruang Unsur

Standar ruang

Sumber

Perhitungan Luas (m2)

1 2 3 4 5 6 7 8 Ruang Penunjang

? Bank ? Banking Hall

? Hall / Ruang Tunggu

3,75m2/ org BPDS

Diasumsikan 20 orang = 20 x 3 = 60

60

Customer Service

1,2 – 1,5m2/

org BPDS

Diasumsikan 5 orang = 5 x 1,5 = 7,5 m2

7,5

R. Informasi dan Jaga

TS

8

ATM TS 8

Teller 4,8 -

5,5m2/ org

BPDS

Diasumsikan 6 teller = 6 x 5 = 30 m2

30

Page 347: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

144

Total 113,5 ? Bagian

Luar Negeri

BPDS Diasumsikan 10 Orang

35

? Bagian Umum

OB Diasumsikan 15 Orang 100

? Bagian

Khasanah

R. Save Deposito Box

R. Coupon/ Both

R. Administrasi

TS 200

Total 335

? Pimpinan Operasional

R. Pimpinan

18 - 23m2/

org NAD

Diasumsikan 1 Orang = 1 x 20 = 20 m2

20

R. Wakil Pimpinan

15-18 m2/ org NAD

Diasumsikan 1 Orang = 1 x 16 = 16 m2

16

R. Sekretaris

12m2/ org TS

Diasumsikan 1 Orang = 1 x 12 = 12m2

12

Total 48 ? Penunjang

: R. Komputer TS 25

R. Telex TS 6 R. Arsip TS 20 R. Foto

Copy TS 6

R. Rapat 2,4m2/ org BPDS

Diasumsikan 25 Orang = 25 x 2,4 = 60m2

60

Total 117 ? Servis R. Gudang TS 30 R. Posko TS 25 Toilet

umum 25

Toilet intern

30

Page 348: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

145

Total 110 Total luas bank

= 113,5 + 335 + 48 + 117 + 110 = 723,5 m2

723,5

? Sirkulasi

20% dari total luas

bank NAD

20% x 723,5 = 144,7 m2 144,7

Jadi, total keseluruhan luas bank = 723,5 + 144,7 = 868,2 m2

868,2

4) Ruang Pertemuan/ Konvensi

Kelompok

Kegiatan Kebutuhan

ruang Unsur Standar ruang

Sumber

Perhitungan Luas (m2)

1 2 3 4 5 6 7 8 Ruang Penunjang

? Ruang pertemuan/ konvensi

? R. Pertemuan

1,5 m2/ org

NAD

Diasumsikan kapasitas ruang pertemuan 100 org. Jadi luas ruang pertemuan = 100 org x 1,5 m2 = 150 m2

150,0

? R. Persiapan

? 1/6 dari luas R. Pertemuan

NAD

Luas R. persiapan = 1/6 x 150 m2 = 25 m2

25,0

Jadi, luas ruang pertemuan/ konvensi = 150,0 + 25,0 = 175,0 m2

175,0

? Sirkulasi 20% dari total luas ruang pertemuan

NAD 20% x 175,0 = 35,0 m2 35,0

Jadi, total luas Ruang pertemuan = 180,0 + 35,0 = 215,0 m2 215,0

Page 349: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

146

5) Ruang pameran/ exhibition Kelompo

k Kegiatan

Kebutuhan ruang

Unsur Standar ruang Sumbe

r Perhitungan

Luas (m2)

1 2 3 4 5 6 7 8 Ruang Penunjang

? Ruang pameran/ exhibition

? Plaza Hall

5% (luas ruang kerja x jumlah penyewa)

AS

Diasumsikan 5% dari (luas ruang kerja x jumlah penyewa) = 5% (51,84 x 100) = 5% x 5.184 = 259,20 + 51,84 = 311,04 m2

311,04

? Ruang penyimpanan khusus

AS

36,0

? Toilet ? Toilet Wanita

? 1 closet 20 org

? 1 wastafel 25 org

- WC (1,8 x 2) m

- Wastafel (0,82 x 1,4) m

NAD

Diasumsikan kapasitas ruang pameran 100 org.

? (60%x100org): 20 = 3 unit WC

? (60% x 100 org) : 25 = 2 unit wastafel

? WC = 1,8 m x 2 m x 3 unit = 10,8 m2

? wastafel = 0,82 m x 1,4 m x 2 unit = 2,3 m2

? Toilet = 10,8 m2 + 2,3 m2 = 13,1 m2

17,0

Page 350: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

147

? Flow = 13,1 m2 x 30% =3,93 m2

? Toilet Pria

? 1 closet 20 org

? 1 urinoir 25 orang

? 1 wastafel 25 org

- WC (1,8 x 2) m

- Wastafel (0,82 x 1,4) m

- urinoir (0,72 x 1,2)m

NAD

? (40% X 100 org) : 30 = 2 unit WC

? (40% x 100 org) : 40 = 2 unit wastafel

? WC = 1,8 m x2 m x 2 unit = 7,2 m2

? wastafel = 0,82 m x 1,4 m x 2 unit = 2,3 m2

? urinoir = 0,72 m x 1,2 m x 3 unit = 2,6 m2

? Toilet = 7,2 m2 + 2,3 m2 + 2,6 m2 = 12,1 m2

? Flow = 12,1 m2 x 30% = 3,63 m2

15,73

Luas ruang pameran = 311,04 + 36,0 + 17,0 + 15,73 = 397,8 m2

397,8

? Sirkulasi 20% dari total luas pameran NAD 20% x 397,8

= 79,56 m2 79,56

Jadi, total luas pameran = 397,8 + 79,56 = 477,36 m2 477,36

6) Restoran

Kelompo

k Kegiatan

Kebutuhan ruang

Unsur Standar ruang Sumbe

r Perhitungan

Luas (m2)

1 2 3 4 5 6 7 8

Page 351: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

148

Ruang Penunjang

Jumlah pemakai bangunan

12 m2/ org

NAD

L. total pemakai bgn utama : 12 m2/ org = 16.174,08 : 12 = ±1.348 org

? Restoran

? R. makan

1,6 m2/ org

NAD

Kapasitas yang diperhitungkan 5% (Neufert,1995:14) dari jumlah pemakai bangunan = 5% x 1348 = 67,4 = 67 org Luas ruang = 67 org x 1,6 m2 = 107,2 m2

128,64

? R. Administrasi dan kasir

Asumsi 20% Dari Ruang Makan

AS

R. Administrasi = 20% x 107,2 m2 = 21,44 m2

21,44

? R.dapur dan gudang

25% Dari Ruang Makan

NAD

R.dapur dan gudang = 25% x 107,2 = 26,8 m2

26,8

? Toilet ? Toilet Wanita

1 closet 20 org 1 wastafel 25 org WC (1,8 x 2) m Wastafel (0,82 x 1,4) m

NAD

Asumsi 60% dari 67 org

? (60% x 67org) : 20 = 2 unit WC

? (60% x 67 org) : 25 = 2 unit wastafel

? WC = 1,8 m x 2 m x 2 unit = 7,2 m2

? wastafel = 0,82 m x 1,4

12

Page 352: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

149

m x 2 unit = 2,3 m2

? Toilet = 7,2 m2 + 2,3 m2 = 9,5 m2

? Flow = 4,7 m2 x 30% =2,8 m2

? Toilet Pria

1 closet 20 org 1 urinoir 25 orang 1 wastafel 25 org WC (1,8 x 2) m Wastafel (0,82 x 1,4) m urinoir (0,72 x 1,2)m

Asumsi 40% dari 67 org

? (40% x 67org) : 20 = 1 unit WC

? (40% x 67 org) : 25 = 1 unit wastafel

? WC = 1,8 m x2 m x 1 unit = 3,6 m2

? wastafel = 0,82 m x 1,4 m x 1 unit = 1,14 m2

? urinoir = 0,72 m x 1,2 m x 3 unit = 2,6 m2

? Toilet = 3,6 m2 + 1,14 m2 + 2,6 m2 = 7,34 m2

? Flow = 7,34m2 x 30% = 2,2 m2

9,5

Luas restoran = 128,64 + 21,44 + 26,8 + 12 + 9,5 = 198,38 m2

198,38

? Sirkulasi 20% dari total luas restoran NAD

20% x 198,38 = 39,67 m2

39,67

Jadi, total luas restoran = 198,38 + 39,67 = 238,0 m2

238,0

7) Coffee Shop

Kelompo Kegiatan Kebutuhan Unsur Standar ruang Sumbe Perhitungan Luas

Page 353: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

150

k ruang r (m2) 1 2 3 4 5 6 7 8

Ruang Penunjang

Coffee Shop

? Ruang minum

Kapasitas yang disediakan 2,5 % dari jumlah pemakai bangunan = 2,5% x 1.348 = 34 orang Luas ruang yang diambil 1,2 m2 / org (Neufert) diperoleh luas ruang coffee shop (warung/ kedai kopi) =34 org x 1,2 = 40,8 m2

NAD

40,8

? R. Administrasi dan kasir

Asumsi 20% Dari Ruang Minum

20% x 40,8 = 8,16 m2

AS

8,16

? R.dapur dan gudang

Asumsi 20% Dari Ruang Minum

25% x 40,8 = 10,2 m2

AS

10,2

? Toilet ? Toilet Wanita

1 closet 20 org 1 wastafel 25 org WC (1,8 x 2) m Wastafel (0,82 x 1,4) m

Asumsi 60% dari 34 org

? (60% x 34 org) : 20 = 1 unit WC

? (60% x 34 org) : 25 = 1 unit wastafel

? WC = 1,8 m x 2 m x 1 unit = 3,6 m2

? wastafel = 0,82 m x 1,4 m x 1 unit = 1,14 m2

? Toilet = 3,6

6

Page 354: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

151

m2 + 1,14 m2

= 4,7 m2 ? Flow = 4,7 m2

x 30% = 1,4 m2

? Toilet Pria

1 closet 30 org 1 urinoir 25 orang 1 wastafel 40 org WC (1,8 x 2) m Wastafel (0,82 x 1,4) m urinoir (0,72 x 1,2) m

Asumsi 40% dari 34 org

? (40% x 34org) : 20 = 1 unit WC

? (40% x 34 org) : 25 = 1 unit wastafel

? WC = 1,8 m x2 m x 1 unit = 3,6 m2

? wastafel = 0,82 m x 1,4 m x 1 unit = 1,14 m2

? urinoir = 0,72 m x 1,2 m x 3 unit = 2,6 m2

? Toilet = 3,6 m2 + 1,14 m2 + 2,6 m2 = 7,34 m2

? Flow = 7,34m2 x 30% = 2,2 m2

9,5

Luas coffee shop = 40,8 + 8,16 + 10,2 + 6 + 9,5 = 74,66 m2

74,66

? Sirkulasi 20% dari total luas coffee shop

NAD 20% x 74,66 = 14,9 m2 14,9

Jadi, total luas coffee shop = 74,66 + 14,9 = 104,5 m2 104,5

Page 355: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

152

8) Food court Kelompo

k Kegiatan

Kebutuhan ruang

Unsur Standar ruang Sumbe

r Perhitungan

Luas (m2)

1 2 3 4 5 6 7 8 Ruang Penunjang

? Food court

? R. makan

1,6 m2/ org

NAD

Kapasitas yang diperhitungkan 5% (Neufert,1995:14) dari jumlah pemakai bangunan = 5% x 1348 = 67,4 = 67 org Luas ruang = 67 org x 1,6 m2 = 107,2 m2

128,64

? R. Administrasi dan kasir

Asumsi 20% Dari Ruang Makan

AS

R. Administrasi = 20% x 107,2 m2 = 21,44 m2

21,44

? R. dapur dan gudang

25% Dari Ruang Makan NAD

R.dapur dan gudang = 25% x 107,2 = 26,8 m2

26,8

? Toilet ? Toilet Wanita

1 closet 20 org 1 wastafel 25 org WC (1,8 x 2) m Wastafel (0,82 x 1,4) m

NAD

Asumsi 60% dari 67 org

? (60% x 67org) : 20 = 2 unit WC

? (60% x 67 org) : 25 = 2 unit wastafel

12

Page 356: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

153

? WC = 1,8 m x 2 m x 2 unit = 7,2 m2

? wastafel = 0,82 m x 1,4 m x 2 unit = 2,3 m2

? Toilet = 7,2 m2 + 2,3 m2 = 9,5 m2

? Flow = 4,7 m2 x 30% =2,8 m2

? Toilet Pria

1 closet 20 org 1 urinoir 25 orang 1 wastafel 25 org WC (1,8 x 2) m Wastafel (0,82 x 1,4) m urinoir (0,72 x 1,2) m

Asumsi 40% dari 67 org

? (40% x 67org) : 20 = 1 unit WC

? (40% x 67 org) : 25 = 1 unit wastafel

? WC = 1,8 m x2 m x 1 unit = 3,6 m2

? wastafel = 0,82 m x 1,4 m x 1 unit = 1,14 m2

? urinoir = 0,72 m x 1,2 m x 3 unit = 2,6 m2

? Toilet = 3,6 m2 + 1,14 m2 + 2,6 m2 = 7,34 m2

? Flow = 7,34m2 x 30% = 2,2 m2

9,5

Luas Food court = 128,64 + 21,44 + 26,8 + 12 + 9,5 = 198,38 m2

198,38

? Sirkulasi 20% dari total luas Food court NAD 20% x 198,38

= 39,67 m2 39,67

Jadi, total luas Food court = 198,38 + 39,67 = 238,0 m2

238,0

Page 357: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

154

9) Retail Kelompo

k Kegiatan

Kebutuhan ruang

Unsur Standar ruang Sumbe

r Perhitungan

Luas (m2)

1 2 3 4 5 6 7 8 Ruang Penunjang

? Retail ? Kantor Pos ? Furniture

store dan counter pulsa

? Biro Perjalanan

? Agen Penerbangan

? Money Changer

? Toko Souvenir

? Toko Obat ? Toko Roti ? Toko Buah

& bunga ? Ruang

Salon ? Ruang

Butik ? Toko buku

Diasumsikan sama dengan besaran unit kantor terkecil kantor sewa = 51,48 m2

AS

Jadi, total luas ruang retail adalah = 12 x 51,48 = 662 m2

662,0

? Sirkulasi 20% dari total luas retail

NAD 20% x 662 = 132,4 m2

132,4

Jadi, total luas retail = 662 + 132,4 = 794,4 m2 794,4

10) Ibadah

Kelompok

Kegiatan Kebutuhan

ruang Unsur Standar ruang

Sumber

Perhitungan Luas (m2)

1 2 3 4 5 6 7 8

Page 358: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

155

Ruang Penunjang

? Ibadah ? Mushalla ? Tempat

wudhu

AS

Disesuaikan dengan luasan 1 x modul

51,48

? Sirkulasi 20% dari total luas ruang ibadah

NAD 20% x 51,48 = 10,3 m2 10,3

Jadi, total ruang ibadah = 51,48 + 10,3= 61,78 m2 61,78

11) Ruang Administrator Kelompo

k Kegiatan

Kebutuhan ruang

Unsur Standar ruang Sumbe

r Perhitungan

Luas (m2)

1 2 3 4 5 6 7 8 Ruang Pengelola

Administrator

? Hall dan lobby

AS

15,0

? R. Informasi

AS

12,0

? R. Tunggu 3,75 m2 / org BPDS

Kapasitas 8 org = 8 x 3,75

30,0

? R. Pimpinan

15 m2 / org NAD

Kapasitas 1 org = 1 x 15

15,0

? R. Wakil Pimpinan

12 m2 / org POD

Kapasitas 1 org = 1 x 12

12,0

? R. Sekretaris

8 m2 / org POD

Kapasitas 1 org = 1 x 8

8,0

? R. pemasaran

4,8 – 6,5 m2 / org BPDS

Kapasitas 10 org = 10 x 6,5

65,0

? R. Administrasi

5,5–10,5 m2 / org BPDS

Kapasitas 10 org = 10 x 6,0

60,0

? R. Rapat 1,5-2,0 m2 / org NAD

Kapasitas 10 org = 10 x 1,8

18,0

? Pantry AS 6,0 ? Gudang AS 6,0

Luas ruang administrator 247

Page 359: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

156

= 15,0 + 12,0 + 30,0 + 15,0 + 12,0 + 8,0 + 65,0 + 60,0 + 18,0 + 6,0 + 6,0 = 247 m2

? Sirkulasi 20% dari total luas ruang administrator

NAD 20% x 247 = 49,4m2 49,4

Jadi, total ruang administrator = 247 + 49,4 = 296,4 m2 296,4

12) R. Security dan Mekanikal Elektrikal Kelompo

k Kegiatan

Kebutuhan ruang

Unsur Standar ruang Sumbe

r Perhitungan

Luas (m2)

1 2 3 4 5 6 7 8 Ruang servis

R. security

R. Jaga dan Istirahat

9,29 m2/ org

NAD

Kapasitas 5 orang = 5 x 9,29 m2

46,45

Mekanikal elektrikal

? R. genset AS

20,0

? R. Gudang AS 36,0 ? R.

mekanikal elektrikal

AS

20,0

? R. AHU AS 20,0 ? R. Monitor AS 20,0 Total Mekanikal elektrikal 116 Luas ruang servis

= 46,45 + 116

= 162,45 m2 162,45

? Sirkulasi 20% dari total luas ruang administrator

NAD 20% x 162,45 = 32,49 m2

32,49

Jadi, total ruang servis = 162,45 + 32,49 = 194,94 m2 194,94

Page 360: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

157

13) Parkir Kelompo

k Kegiatan

Kebutuhan ruang

Unsur Standar ruang Sumbe

r Perhitungan

Luas (m2)

1 2 3 4 5 6 7 8 Parkir Memarkirk

an kendaraan

? Parkir Mobil

20 m2 / mobil

NAD

Asumsi yang digunakan yaitu : 1 mobil / 120 m2 luas perkantoran = 16.174,08 : 120 = 135 mobil Luas parkir mobil = 135 x 20 m2 = 2700 m2

2700

? Parkir Motor

3 m2 / mobil

AS

Perbandingan jumlah sepeda motor dan mobil adalah 4 : 1 maka = 4 x 135 = 540 motor Luas parkir mobil = 540 x 3 m2 = 1620 m2

1620

? Ruang parkir di basement

AS

Total ruang parkir = ruang parkir mobil + ruang parkir motor = 2700 + 1620 = 4320 m2 Ruang parkir di luar bangunan diasumsikan 20% dari total ruang parkir = 20% x 4320 m2

3456

Page 361: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

158

= 864 m2

Jadi, kebutuhan ruang parkir di dalam bangunan (basement) = 4320 - 864 = 3456 m2

Jadi, total ruang parkir di basement 3456 Keterangan:

BPDS : Building Planning and Design Standar

NAD : Neufert Architect Data

TS : Time Saver Standars for Building Type

OB : Office Building

POD : Planning Office Design

AS : Asumsi

3. PolaHubungan Unit Ruang

Tujuan : 1) Agar tiap unit ruang tidak saling mengganggu dalam aktivitas

ruang masing-masing. 2) Agar tercipta Komunikasi antar unit ruang 3) Kemudahan dalam pencapaian dan operasional kegiatan

GambarPola hub. antarruang

Main Entrance

Hall

Core

Side Entrance

R. Servis

R. Pameran Bank Perkantoran

Ibadah

R. Pertemuan

R. Pengelola

Retail Restauran Coffe Shop

Page 362: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

159

KETERANGAN: = SANGAT ERAT = ERAT = KURANG ERAT

Gambar 48, Pola Hubungan Antar Ruang

sumber: Penulis

No. R. Kantor 1 Ruang pimpinan 2 Ruang sekretaris 3 Ruang karyawan / staf 4 R. Rapat 5 R. tamu 6 R. Service

No. Bank 1 Banking Hall 2 Bagian Khasanah 3 Pimpinan Operasional 4 Penunjang 5 Servis

No. R. Pertemuan/ Meeting room 1 R. Pertemuan

Page 363: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

160

2 R. Persiapan 3 Servis

No. R. Pameran (exhibition hall) 1 Plaza Hall 2 Ruang penyimpanan khusus 3 Toilet

No. Restaurant 1 R. makan 2 R. Administrasi dan kasir 3 R.dapur dan gudang 4 Toilet

No. R. Pameran (exhibition hall) 1 Ruang minum 2 R. Administrasi dan kasir 3 R.dapur dan gudang 4 Toilet

No. Fast food 1 R. makan 2 R. Administrasi dan kasir 3 R.dapur dan gudang 4 Toilet

No. Retail 1 Kantor Pos

2 Furniture store dan counter pulsa

3 Biro Perjalanan 4 Agen Penerbangan 5 Money Changer 6 Toko Souvenir

Page 364: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

161

7 Toko Obat 8 Toko Roti 9 Toko Buah & bunga

10 Ruang Salon 11 Ruang Butik

12 Toko buku

No. Ibadah 1 Mushalla 2 tempatwudhu 3 toilet

No. R. Administrasi

1 Hall dan lobby 2 R. Informasi 3 R. Tunggu

4 R. Pimpinan

5 R. Wakil Pimpinan 6 R. Sekretaris 7 R. pemasaran 8 R. Administrasi 9 R. Rapat

10 Pantry 11 Gudang

No. R. Servis 1 Ruang Security 2 Gudang 3 Rg. Genset 4 R. mekanikal elektrikal 5 R. Monitor 7 Ruang AHU 8 PosJaga

Page 365: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

162

Page 366: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

163

DAFTAR PUSTAKA

? Ernest Neufert, Data Arsitektur, Jilid 2

? Balai Pustaka, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1998

? Mangunwijaya, Y.B., 2000 : Pengantar Fisika Bangunan,

Djambatan , Jakata

? Frick, Heinz. 1996. Arsitektur dan Lingkungan. Kanisius:

Yogyakarta.

? www.google.com

? Literatur dan Tesis di Taman Baca Jurusan Teknik Arsitektur

UNHAS

Page 367: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. Makassar Dalam Angka 2010

Birkeland, Janis. 2002. Design for Sustainability; A sourcebook of

integrated ecological solutions. London: Earthscan

Budiharjo, Eko.1997. Jati Diri Arsitektur Indonesia. Bandung : PT. Alumni

Ching, Francis D.K. 1993. Arsitektur : Bentuk, Ruang dan Susunannya.

Jakarta: Erlangga,

De Chiara, Joseph, John & Callender. 1973. Times Saver Standard For

Building Type. New York: Mc Graw Hill Book Company

De Chiara, Joseph & Lee E. Koppelman. 1978. Standar Perencanaan

Tapak. Terjemahan Januar Hakim. Jakarta: Erlangga

Echols, Jhon M. dan Hassan Shadily. 2000. Kamus Inggris-Indonesia.

Jakarta: PT. Gramedia

Frick, Heinz. 2007. Sistem Bentuk Bangunan. Yogyakarta: Kanisius

FuturArc Indonesia.2008. FuturArc Green Isue 2008. Jakarta: PT.BCI Asia

Georg. Lipsmeier. 1994. Bangunan Tropis. Jakarta: Erlangga.

Hakim, Rustan. 2002. Arsitektur Lansekap. Jakarta : Bumi Aksara

Hazim, Nur Kholif. 2003. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya:

Terbit Terang

Juwana, Jimmy S. 2005. Panduan Sistem Bangunan Tinggi. Jakarta:

Erlangga

Lechner, Norbert. 2007. Heating,Cooling,Lighting: Metode Desain untuk

Arsitektur; Penerjemah Sandriana Siti.Edisi 2. Jakarta. PT Raja

Grafido Persada

Maunsell, Faber.2002. Tall Buildings and Sustainability. London:

Corporation of London

Neufert, Ernst. 1997. Data Arsitek Jilid 1 Edisi 33. Terjemahan Sunarto

Tjahjadi. Jakarta: Erlangga

Neufert, Ernst. 1997. Data Arsitek Jilid II Edisi 33. Terjemahan Sunarto

Tjahjadi. Jakarta: Erlangga

Page 368: ACUAN PERANCANGAN - Unhas

Poerwadarminta, W.J.S. 1995. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta:

PN Balai Pustaka.

Satmiko, Prasetyo. 2002. Fisika Bangunan 1. Jakarta : Andi Jakarta

Satmiko, Prasetyo. 2004. Fisika Bangunan 2. Jakarta : Andi Jakarta

Sarte, Bri. 2010. Sustainable Infrastructure: The Guide to Green

Engineering and Design.USA: John Wiley & Sons, Inc.

Schaelter, Wolfgang.2001. Struktur Bangunan Bertingkat Tinggi. Bandung:

PT Rafika Aditama

Vale,Brenda and Robert.1991, Green Architecture Design for a

Sustainable Future. London: Thames and Hudson

Media Elektronik

http://en.wikipedia.org/wiki/green_design, akses: 2/10/2010

http://en.wikipedia.org/wiki/green_building, akses : 3/10/2010

www.arcspace.com, akses 10/10/10

www.arquidocs.com, akses 10/10/10

www.greatbuildings.com, akses 5/10/10

www.seasoncity.com, akses 01/11/10

www.trhamzahyeang.com, akses 01/11/10

www.worldarchitecturenews.com, akses 24/11/10