Upload
m-deni-kurniawan
View
225
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
PERLINDUNGAN KONSUMEN
Tri Wijayanti
MATERI KULIAH PER-UNDANG-UNDANGAN DAN ETIKA KESEHATAN S1 FARMASI UNIVERSITAS SETIA BUDI
SURAKARTA 2013
The Rights of the Consumer
“The right to safe products;
The right to be informed about products;
The right to be definite choiches in selecting products;
The right to be heard regarding consumer interests;”.
------------John .F. Kennedy--------
PENDAHULUAN
• Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang merata meteriil dan spirituil harus dapat mendukung tumbuhnya dunia usaha sehingga mampu menghasilkan beraneka barang dan/atau jasa yang memiliki kandungan teknologi yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat banyak dan sekaligus mendapatkan kepastian atas barang dan/atau jasa yang diperoleh dari perdagangan tanpa mengakibatkan kerugian kosumen UU NOMOR 8 TAHUN 1999
DEFINISI• Perlindungan Konsumen adalah segala upaya yang menjamin
adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen.
• Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.
• Pelaku usaha adalah setiap orang perseorangan atau badan usaha baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian menyelenggara kan kegiatan usaha berbagai bidang ekonomi
ASAS
Perlindungan Konsumen diselenggarakan sebagai usaha bersama berasaskan, yaitu:• Asas manfaat : Bahwa segala upaya dalam
penyelenggaran perlindungan konsumen memberikan manfaaat sebesar-besarnya bagi kepentingan konsumen dan pelaku usaha secara keseluruhan.• Asas keadilan : Agar partisipasi seluruh rakyat dapat
diwujudkan secara maksimal dan memberikan kesempatan kepada konsumen dan pelaku usaha untuk memperoleh haknya dan melaksanakan kewajibannya secara adil.
ASAS
• Asas keseimbangan : Memberikan keseimbangan antara kepentingan konsumen, pelaku usaha, dan pemerintah dalam arti materiil ataupun spiritual.
• Asas keamanan dan keselamatan : Memberikan jaminan atas keamanan dan keselamatan kepada konsumen dalam penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan barang dan/atau jasa yang dikonsumsi atau digunakan.• Asas kepastian hukum : agar baik pelaku usaha
maupun konsumen menaati hukum dan memperoleh keadilan dalam penyelenggaraan perlindungan konsumen, serta negara menjamin kepastian hukum.
Perlindungan Konsumen bertujuan
• Meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemandirian konsumen untuk melindungi diri;
• Mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara menghindarkannya dari ekses negatif pemakaian barang dan/atau jasa
• Meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam memilih, menentukan dan menuntut hak-haknya sebagai konsumen.
• Menciptakan sistim perlindugan konsumen yang mengandung unsur kepastian hukum dan keterbukaan informasi serta akses untuk mendapatkan informasi;
• Menumbuhkan kesadaran pelaku usaha mengenai pentingya perlidungan konsumen sehingga tumbuh sikap yang jujur dan bertanggung jawab dalam berusaha;
• Meningkatkan kualitas barang dan/atau jasa yang menjamin kelangsungan usaha produksi barang dan/atau jasa, kesehatan, kenyamanan, dan keselamatan konsumen.
HAK KONSUMEN 1. Hak atas kenyamanan, keamanan dan keselamatan dalam mengkomsumsi
barang dan/atau jasa;2. Hak utuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau
jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan;3. Hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan
barang dan/atau jasa;4. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang
digunakan;5. Hak untuk mendapatkan advokasi perlindungan dan upaya penyelesaian
sengketa perlindungan konsumen secara patut;6. Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen;7. Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak
diskriminatif;8. Hak untuk mendapatkan kompensasi ganti rugi dan/atau penggantian, apabila
barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya;
KEWAJIBAN KONSUMEN
• Membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemakaian atau pemanfaatan barang dan/atau jasa, demi keamanan dan keselamatan;
• Beretikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang dan/atau jasa;
• Membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati;
• Mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan konsumen secara patut.
HAK PELAKU USAHA
• Hak untuk menerima pembayaran yang sesuai dengan kesepakatan mengenai kondisi dan nilai tukar barang dan/atau jasa yang diperdagangkan;
• Hak untuk mendapat perlindungan hukum dari tindakan konsumen yang beretikad tidak baik;
• Hak untuk melakukan pembelaan diri sepatutnya di dalam penyelesaian hukum sengketa konsumen;
• Hak untuk rehabilitasi nama baik apabila terbukti secara hukum bahwa kerugian konsumen tidak diakibatkan oleh barang dan/atau jasa yang diperdagangkan;
• Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya
KEWAJIBAN PELAKU USAHA • Beretikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya;• Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan
barang dan/atau jasa serta memberi penjelasan penggunaan, perbaikan dan pemeliharaan;
• Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif;
• Menjamin mutu barang dan/atau jasa yang diproduksi dan/atau diperdagangkan berdasarkan ketentuan standar mutu barang dan/atau jasa yang berlaku;
• Memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji dan/atau mencoba barang dan/atau jasa tertentu serta memberi jaminan dan/atau garansi atas barang yang dibuat dan/atau yang diperdagangkan;
• Memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian atas kerugian akibat penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan barang dan/atau jasa yang diperdagangkan;
• Memberi kompensasi ganti rugi dan/atau penggantian apabila barang dan/atau jasa yang diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian
TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA
12
Asas hukum perdata,
siapapun yang tindakannya menimbulkan kerugian, wajib memberikan
ganti rugi.
Perbuatan yang merugikan tersebut lahir akibat;
Tidak ditepatinya suatu perjanjian atau kesepakatan yang telah dibuat
(wan-prestasi),
Semata-mata lahir karena suatu perbuatan tersebut (perbuatan
melawan hukum)
PASAL 19
13
Tanggungjawab pabrik dan/atau distributor, untuk ganti rugi atas
kerusakan, pencemaran, dan/atau kerugian konsumen akibat
mengkomsumsi barang dan/atau jasa yang dihasilkan atau
diperdagangkan,
ganti rugi dapat berupa pengembalian uang atau penggantian barang
dan/atau jasa yang sejenis atau setara nilainya, atau perawatan kesehatan
dan/atau pemberian santunan sesuai peruu yang berlaku.
Pemberian ganti rugi dilaksanakan dalam tenggang waktu 7 hari setelah
transaksi.
PASAL 27
Undang-undang Perlindungan Konsumen
14
Pelaku usaha dibebaskan dari tanggung jawab
apabila:
Barang tersebut terbukti seharusnya tidak diedarkan
atau tidak dimaksudkan untuk diedarkan;
Cacat barang timbul pada kemudian hari; cacat
timbul dikemudian hari adalah sesudah tanggal yang
mendapat jaminan dari pelaku usaha sebagaimana
diperjanjikan, baik tertulis maupun lisan.
15
Cacat timbul akibat ditaatinya ketentuan mengenai
kualifikasi barang; kualifikasi barang adalah ketentuan
standarisasi yang telah ditetapkan pemerintah
berdasarkan kesepakatan semua pihak.
Kelalaian yang diakibatkan oleh konsumen;
Lewatnya jangka waktu penuntutan 4 tahun sejak barang
dibeli atau lewatnya jangka waktu yang diperjanjikan.
Jangka waktu yang diperjanjikan itu adalah masa garansi.
PEMBUKTIAN
Undang-undang Perlindungan Konsumen
16
Kuhperdata pasal 1865 dan pasal 163 HIR dikatakan bahwa
setiap pihak mendalilkan adanya suatu hak, (konsumen yang
dirugikan) maka konsumen , harus dapat membuktikan,
bahwa :
• Konsumen secara nyata telah mengalami kerugian;
• Kerugian tersebut akibat dari penggunaan, pemanfaatan, atau
pemakaian barang dan/atau jasa tertentu yang tidak layak.
17
Ketidaklayakan dari penggunaan, pemanfaaatan, atau
pemakaian barang dan/atau jasa merupakan
tanggungjawab pelaku usaha.
Konsumen tidak berkonstribusi baik secara langsung
maupun tidak langsung atas kerugian yang dideritanya.
Pembuktian terhadap ada tidaknya unsur kesalahan
merupakan tanggung jawab pelaku usaha tanpa menutup
kemungkinan bagi jaksa untuk melakukan pembuktian.
Ketentuan ini dimaksudkan untuk menetapkan sistim beban
pembuktian terbalik
PENYELESAIAN SENGKETA
18
Pasal 23
Pelaku usaha yang menolak dan/atau tidak memberi tanggapan
dan/atau tidak memenuhi ganti rugi atas tuntutan konsumen, dapat
digugat melalui BPSK atau peradilan di tempat kedudukan konsumen.
Pasal 45 ayat (2)
tidak menutup kemungkinan dilakukan penyelesaian secara damai
oleh para pihak. Cara damai adalah penyelesaian yang dilakukan para
pihak yang bersengketa, tanpa melalui pengadilan atau BPSK, dan
tidak bertentangan dengan UUPK.
PENYELESAIAN SENGKETA MELALUI BPSK
19
BPSK membetuk majelis, dengan anggota ganjil, sedikitnya 3 orang dari
semua unsur yang dibantu oleh panitera.
Penyelesaian sengketa oleh BPSK dalam jangka waktu 21 hari
terhitung sejak gugatan diterima BPSK.
Penyelesaian di luar pengadilan, yang dilaksanakan melalui BPSK
dikhusukan bagi perorangan. Sifat penyelesaian sengketa yang
cepat ( dan murah), sangat dibutuhkan masyarakat konsumen.
Penyelesaian sengketa melalui pengadilan
20
Pasal 54 ayat (3) UUPK
Putusan majelis (BPSK) bersifat final dan mengikat; artinya dalam
BPSK tidak ada upaya banding dan kasasi.
Bagi pihak yang tidak setuju atas putusan BPSK dapat mengajukan
keberatan ke PN untuk diputus. Terhadan putusan PN ini, pihak yang
tidak puas dapat mengajukan kasasi ke MA.
Waktu penyelesaian 21 hari untuk PN dan 30 hari untuk MA dengan
jeda 14 hari untuk mengajukan keberatan ke PN maupun kasasi.
SANKSI
21
• Sanksi Administratif
• Sanksi Pidana Pokok
• Sanksi Pidana Tambahan
Sanksi Administrasi
22
• Sanksi administratif merupakan “hak khusus” BPSK untuk menyelesaikan
sengketa konsumen diluar pengadilan.
Menurut pasal 60 ayat (2) jo.Pasal 60 ayat (1) sanksi adiministratif yang
dijatuhkan BPSK
Berupa penetapan ganti rugi sampai setinggi-tingginya rp. 200.000.000,00
kepada pelaku usaha yang melakukan pelanggaran terhadap/dalam hal ;
Tidak dilaksanakannya ganti rugi oleh pelaku usaha, dalam bentuk
pengembalian uang atau penggantian barang dan/atau jasa yang sejenis,
maupun perawatan kesehatan atau pemberian santunan atas kerugian yang
diderita oleh konsumen;
Sanksi Administrasi
23
• Terjadi kerugian sebagai akibat kegiatan produksi
iklan yang dilakukan oleh pelaku usaha periklanan;
• Pelaku usaha yang tidak dapat menyediakan
fasilitas jaminan purnajual, baik dalam bentuk
suku cadang maupun pemeliharaannya, serta
pemberian jaminan atau garansi yang telah
ditetapkan sebelumnya.
SANKSI PIDANA POKOK
24
Sanksi pidana pokok adalah sanksi yang dijatuhkan oleh pengadilan atas tuntutan
jaksa penuntut umum terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh pelaku usaha.
Pasal 62 UUPK menentukan bahwa pelaku usaha dan/atau pengurusnya yang
melakukan pelanggaran terhadap ketentuan yang dimaksud dalam;
Pasal 8, mengenai barang dan/atau jasa yang tidak memenuhi standar yang telah
ditetapkan.
Pasal 9 dan Pasal 10 mengenai informasi yang tidak benar
Pasal 13 ayat (2) mengenai penawaran obat-obatan dan hal-hal yang berhubungan
dengan kesehatan
SANKSI PIDANA POKOK
25
Pasal 15 mengenai penawaran barang secara paksaan (fisik);
Pasal 17 ayat (1) huruf a,b,c, dan e mengenai iklan yang memuat
informasi yang tidak sesuai dengan kenyataan atau menyesatkan;
Pasal 17 ayat (2) mengenai peredaran iklan yang dilarang; dan
Pasal 18, mengenai pencantuman klausula baku;
Dapat dikenakan sanksi pidana dengan pidana penjara paling lama
5 tahun atau pidana denda paling banyak Rp. 2.000.000.000,00
26
Ketentuan yang dimaksud dalam;
• Pasal 11, mengenai penjualan secara obral atau
lelang;
• Pasal 12, mengenai penawaran dengan tarif khusus;
• Pasal 13 ayat (1), mengenai pemberian hadiah secara
Cuma-Cuma.
• Pasal 14 mengenai penawaran dengan memberikan
hadiah melalui undian;
• Pasal 16, mengenai penawaran melalui pemaksanan;
27
Ketentuan yang dimaksud dalam;
Pasal 17 ayat (1) huruf d dan huruf f mengenai produksi
iklan yang bertentangan etika, kesusilaan, dan ketentuan
hukum yang berlaku; dipidana dengan pidana penjara
paling lama 2 tahun atau pidana denda paling banyak Rp.
500.000.000,00.
Terhadap pelanggaran yang mengakibatkan luka berat,
sakit berat, cacat tetap atau kematian diberlakukan
ketentuan pidana yang berlaku secara umum.
SANKSI PIDANA TAMBAHAN
28
Pasal 63 UUPK memungkinkan diberikannya sanksi pidana
tambahan diluar sanksi pidana pokok yang dijatuhkan
berdasarkan Pasal 62 UUPK, s anksi dapat berupa;
perampasan barang tertentu;
pengumuman keputusan hakim;
pembayaran ganti rugi;
perintah penghentian kegiatan tertentu yang menyebabkan
timbulnya kerugian konsumen;
kewajiban penarikan barang dari peredaraan; atau
pencabutan izin usaha.