View
1
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
PENGARUH RETURN ON EQUITY (ROE), RETURN ON ASSET
(ROA), LEVERAGE DAN UKURAN PERUSAHAAN
TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN CORPORATE
SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) SEBAGAI VARIABEL
MODERASI
(Studi pada Perusahaan yang Tergabung di JII dan Terdaftar di
BEI periode 2014-2018)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Disusun Oleh :
INDAH FITRIYANI
63010150141
PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2019
i
PENGARUH RETURN ON EQUITY (ROE), RETURN ON ASSET
(ROA), LEVERAGE DAN UKURAN PERUSAHAAN
TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN CORPORATE
SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) SEBAGAI VARIABEL
MODERASI
(Studi pada Perusahaan yang Tergabung di JII dan Terdaftar di
BEI periode 2014-2018)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Disusun Oleh :
INDAH FITRIYANI
63010150141
PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2019
ii
iii
iv
v
vi
MOTTO
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu akan datang kemudahan, maka apabila
kamu telah selesai dari suatu urusan kerjakanlah dengan sungguh-sungguh
urusan yang lain, dan hanya kepada Tuhanmu hendaknya kamu berharap.
( Q.S. Al-Insyirah: 6-8)
Niscaya Allah SWT akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Allah Swt. Maha
teliti apa yang kamu kerjakan.
(Q.S. Al-Mujahadah: 11)
Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wasallam, bersabda: “Barang siapa yang
menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu, Allah akan memudahkan
baginya jalan ke surga”.
(HR Muslim)
vii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan untuk kedua orang tua
Bapak Suparman dan Ibu Muzaemah yang tidak pernah lelah memberikan
doa, semangat serta kasih sayang kepada penulis... Terimakasih .... juga kepada
kakak tercinta Siti Aminatun, Etyk Marzuni dan Hartatik yang selalu
menemani dalam berjuang untuk membahagiakan orang tua kita.
viii
KATA PENGANTAR
Tiada kata terindah yang dapat penulis sampaikan, selain ucapan
alhamdulillah hirrobil ‘alamin dengan rasa penuh syukur kehadirat Allah SWT,
karena dengan rahmad, hidayah serta pertolongan-Nya penulis dapat
menyelesaikan penelitian yang berjudul “Pengaruh Return On Equity (ROE),
Return On Assets (ROA), Leverage danUkuran Perusahaan Terhadap Nilai
Perusahaan dengan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai Variabel
Moderasi (Studi pada Perusahaan yang Tergabung di JII dan terdaftar di BEI
periode 2014-2018)” dengan lancar. Shalawat serta salam selalu tercurahkan
kepada Nabi Agung Muhammad SAW, yang selalu kita nantikan syafaat-Nya.
Penelitian ini disusun sebagai salah satu tugas mahasiswa dalam
mengamalkan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu berupa penelitian. Ucapan
terimakasih sebesar-besarnya peneliti ucapkan kepada semua pihak yang telah
memberikan pengarahan, bimbingan dan bantuan dalam berbagai bentuk. Ucapan
terimakasih terutama penulis sampaikan kepada:
1) Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Ag. selaku Rektor Institut Agama Islam
Negeri Salatiga.
2) Bapak Dr. Anton Bawono, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam IAIN Salatiga.
3) Bapak Dr. H. Abdul Aziz NP, M.M. selaku dosen pembimbing skripsi yang
telah membimbing penulis, memberikan pengarahan, masukan sehingga
penulis dapat menyelesaikan penelitian ini.
ix
4) Bapak Ari Setiawan, M.M selaku Ketua Program Studi S1 Perbankan
Syariah.
5) Segenap dosen dan staff Program Studi S1 Perbankan Syariah yang telah
memberikan bekal berbagai teori, ilmu pengetahuan dan pengalaman yang
sangat bermanfaat bagi penulis.
6) UKM Koperasi Mahasiswa Fatawa IAIN Salatiga sebagai tempat menimba
ilmu selain dalam perkuliahan.
7) Teman-teman seperjuangan Program Studi S1 Perbankan Syariah tahun
angkatan 2015yang penulis banggakan.
8) Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka
penulis sangat mengharapkan saran maupun kritikan demi sempurnanya skripsi
ini. Mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat bagi penulis khusunya dan bagi
pembaca pada umumnya, dan kiranya skripsi ini dapat menjadi salah satu bentuk
sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan terutama di bidang ekonomi
Islam.
Salatiga, 20 Juli 2019
Penulis,
x
ABSTRAK
Fitriyani, Indah. 2019. Pengaruh Return On Equity (ROE), Return On Assets
(ROA), Leverage dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan
dengan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai Variabel Moderasi
(Studi pada Perusahaanyang Tergabung di JII dan terdaftar di BEI periode
2014-2018)”. Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Strata Satu
Perbankan Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dosen
Pembimbing: Dr. H. Abdul Aziz NP, M.M.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Return On Equity
(ROE), Return On Assets (ROA), Leverage dan Ukuran Perusahaan Terhadap
Nilai Perusahaan dengan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai Variabel
Moderasi pada Perusahaan yang Tergabung di JII dan terdaftar di BEI tahun 2014
sampai dengan tahun 2018.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif data sekunder
berbentuk data panel. Sampel yang digunakan sebanyak 11 perusahaan tergabung
di Jakarta Islamic Index (JII) dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada
periode 2014-2018. Metode pengumpulan data dilakukan dengan mengakses
laporan tahunan yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Data yang
diperoleh kemudian diolah dengan alat analisis Eviews 9 Version. Analisis yang
digunakan dalam penelitian ini meliputi uji statistik deskriptif, uji stasioneritas, uji
regresi linier berganda, Uji MRA , dan uji asumsi klasik.
Hasil uji regresi linier berganda setelah dilakukan uji multikolinieritas
menunjukkan bahwa: 1) Variabel ROA berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Nilai Perusahaan; 2) CSR tidak mampu memoderasi pengaruh variabel
ROA terhadap Nilai Perusahaan; 3) CSR mampu memoderasi pengaruh variabel
Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan. Sedangkan sebelum dilakukannya
uji multikolinieritas menunjukkan bahwa: 1) Variabel ROE berpengaruh positif
dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan; 2) Variabel Leverage berpengaruh
negatif dan tidak signifikan terhadap Nilai Perusahaan; 3) Variabel Ukuran
Perusahaan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan; 4) CSR
tidak mampu memoderasi pengaruh variabel ROE terhadap Nilai Perusahaan; 5)
CSR tidak mampu memoderasi pengaruh variabel Leverage terhadap Nilai
Perusahaan.
Kata Kunci: Return On Equity (ROE), Return On Assets (ROA), Leverage,
Ukuran Perusahaan, Nilai Perusahaan, Corporate Social Responsibility (CSR)
xi
DAFTAR ISI
JUDUL ..................................................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................... Error! Bookmark not defined.
PENGESAHAN KELULUSAN ............................ Error! Bookmark not defined.
PERNYATAAN KEASLIAN DAN KESEDIAAN PUBLIKASI ................ Error!
Bookmark not defined.
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ..................... Error! Bookmark not defined.
MOTTO ................................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii
ABSTRAK .............................................................................................................. x
DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xv
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 12
C. Tujuan .......................................................................................................... 13
D. Kegunaan Penelitian .................................................................................... 14
E. Sistematik Penulisan .................................................................................... 15
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 17
A. Telaah Pustaka ............................................................................................. 17
B. Landasan Teori ............................................................................................ 24
1. Signalling Theory ...................................................................................... 24
2. Stakeholder Theory ................................................................................... 27
xii
3. Nilai Perusahaan ........................................................................................ 29
4. Return On Equity (ROE) ........................................................................... 35
5. Return On Assets (ROA) ........................................................................... 37
6. Leverage .................................................................................................... 40
7. Ukuran Perusahaan .................................................................................... 43
8. Corporate Social Responsibility (CSR) .................................................... 46
C. Kerangka Penelitian ..................................................................................... 56
D. Hipotesis ...................................................................................................... 58
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 67
A. Jenis Penelitian ............................................................................................ 67
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................................... 68
C. Populasi dan Sampel .................................................................................... 68
1. Populasi ..................................................................................................... 68
2. Sampel ....................................................................................................... 69
D. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 70
E. Definisi Konsep dan Operasional ................................................................ 71
1. Variabel Penelitian .................................................................................... 71
2. Definisi Operasional Variabel ................................................................... 72
F. Instrumen Penelitian .................................................................................... 75
G. Uji Instrumen Penelitian .............................................................................. 76
1. Uji Stasioneritas ........................................................................................ 76
2. Regresi Linier Berganda ............................................................................ 76
3. Uji Asumsi Klasik ..................................................................................... 78
4. Analisis Regresi Moderasi (Moderated Regression Analysis) .................. 81
5. Pengujian Hipotesis ................................................................................... 82
xiii
H. Alat Analisis Data ........................................................................................ 84
BAB IV ANALISIS DATA .................................................................................. 85
A. Deskripsi Objek Penelitian .......................................................................... 85
1. Variabel Nilai Perusahaan (Tobin’s Q) ..................................................... 85
2. Variabel Return On Equity (ROE) ............................................................ 86
3. Variabel Return On Assets (ROA) ............................................................ 86
4. Variabel Leverage ..................................................................................... 87
5. Variabel Ukuran Perusahaan ..................................................................... 87
6. Variabel CSR ............................................................................................. 88
B. Uji Stasioner ................................................................................................ 88
C. Moderated Regression Analysis (MRA) ...................................................... 89
D. Analisis Data ................................................................................................ 92
1. Uji Regresi Linier Berganda...................................................................... 92
2. Uji Statistik ................................................................................................ 97
3. Uji Asumsi Klasik ................................................................................... 101
A. Hasil dan Pembahasan ............................................................................... 109
BAB V PENUTUP .............................................................................................. 128
A. Kesimpulan ................................................................................................ 128
B. Saran .......................................................................................................... 129
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 131
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data Nilai Perusahaan (Tobin’s Q) ........................................................ 3
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan ..................................................... 21
Tabel 2.2 Kriteria Ukuran Perusahaan .................................................................. 44
Tabel 3.1 Hasil Penentuan Sampel........................................................................ 69
Tabel 3.2 Daftar Nama Perusahaan ....................................................................... 70
Tabel 3.3 Pengambilan Keputusan Durbin-watson .............................................. 81
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Variabel Nilai Perusahaan ..................................... 85
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Variabel Return On Equity .................................... 86
Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Variabel Return On Assets ..................................... 86
Tabel 4.4 Statistik Deskriptif Variabel Leverage .................................................. 87
Tabel 4.5 Statistik Deskriptif Variabel Ukuran Perusahaan ................................. 87
Tabel 4.6 Statistik Deskriptif Variabel Corporate Social Responsibility ............. 88
Tabel 4.7 Uji Stasioneritas .................................................................................... 89
Tabel 4.8 Hasil Uji Regresi Linier Berganda ........................................................ 90
Tabel 4.9 Hasil Uji Moderated Regression Analysis (MRA) ............................... 90
Tabel 4.10 Hasil Uji Comman Effect Model ......................................................... 92
Tabel 4.11 Hasil Uji FixedEffect Model ............................................................... 93
Tabel 4.12 Hasil Uji Chow Test ............................................................................ 94
Tabel 4.13 Hasil Uji Regresi Random Effect Model ............................................. 95
Tabel 4.14 Hasil Uji Hausman test ....................................................................... 96
Tabel 4.15 Hasil Uji Regresi Linier Berganda ...................................................... 96
Tabel 4.16 Perbandingan Nilai R- squared ......................................................... 103
Tabel 4.17 Perbandingan Nilai R- squared Disembuhkan .................................. 104
Tabel 4 .18 Uji Autokorelasi ............................................................................... 105
Tabel 4.19 Hasil Uji Heteroskedastisitas ............................................................ 107
Tabel 4.20 Hasil Uji Heteroskedastisitas Setelah Penyembuhan ........................ 108
Tabel 4.21 Hasil Uji Regresi Berganda Setelah Penyembuhan .......................... 110
Tabel 4.22 Ringkasan Uji Hipotesis ................................................................... 115
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Penelitian ......................................................................... 57
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas........................................................................ 102
Gambar 4.2 Grafik Autokorelasi ......................................................................... 107
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di dalam dunia modern saat ini, pada umumnya sebuah perusahaan
didirikan dengan suatu tujuan tertentu. Tujuan perusahaan yang umunya
diketahui publik adalah untuk mendapatkan laba yang sebesar-besarnya.
Akan tetapi, tujuan perusahaan yang sebenarnya tidak hanya sebatas untuk
memaksimalkan laba, tetapi juga untuk meningkatkan kemakmuran pemilik
atau para pemegang saham dan untuk memaksimalkan nilai perusahaan
(Silaban, 2013).
Nilai perusahaan merupakan konsep penting bagi para investor,
karena merupakan indikator bagi pasar untuk menilai sebuah perusahaan
secara keseluruhan (Mahendra, dkk, 2012). Menurut Putu, dkk (2014), nilai
perusahaan merupakan salah satu persepsi investor terhadap perusahaan
yang sering dikaitkan dengan harga saham dengan tujuan utamanya adalah
memaksimalkan kekayaan perusahaan atau nilai perusahaan.
Memaksimalkan nilai perusahaan sangat penting, hal tersebut berarti
sekaligus memaksimalkan kekayaan pemegang saham sebagai tujuan utama
perusahaan.
Nilai perusahaan tercermin pada harga saham yang stabil dan
meningkat. Nilai perusahaan adalah harga yang bersedia dibayar oleh calon
pembeli atau investor apabila perusahaan tersebut dijual (Husnan dan
2
Pudjiastuti,1996). Meningkatnya nilai perusahaan merupakan sebuah
prestasi bagi perusahaan tersebut, yang sesuai dengan keinginan para
pemegang saham. Karena dengan meningkatnya nilai perusahaan, maka
meningkat pula kesejahteraan para pemegang saham perusahaan tersebut
(Aditya, 2015).
Salah satu pengelompokan jenis saham di pasar modal adalah
pengelompokan saham syariah, dimana saham tersebut dalam
operasionalnya tidak bertentangan dengan syariat Islam. Dalam penelitian
ini kelompok saham syariah tersebut diambil dari perusahaan-perusahaan
syariah yang tergabung di Jakarta Islamic Index (JII). Di Indonesia, secara
historis keberadaan pasar modal syariah dimulai dan diperkenalkan pada
pertengahan tahun 1997 melalui instrumen reksadana syariah. Sebab adanya
kerjasama antara PT Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan PT Danareksa
Investment Management (DIM) pada bulan Juli tahun 2000, maka
dibentuklah Jakarta Islamic Index (Pratama, 2012). Perkembangan pasar
modal syariah di Indonesia secara umum ditandai dengan adanya berbagai
indikator diantaranya adalah semakin banyak dan maraknya para pelaku
pasar modal syariah yang mengeluarkan efek-efek syariah berupa saham-
saham yang tergabung dalam Jakarta Isamic Index (Azwar, dkk, 2011).
Dalam beberapa tahun terakhir, saham syariah semakin menarik dan
jumlah investor pasar modal syariah terus mengalami peningkatatan. Hal ini
dibuktikan dengan laporan dari Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat
jumlah investor pasar modal syariah hingga Februari 2019 ini telah
3
mencapai 47.165. Sementara, pada akhir tahun 2018 lalu jumlahnya sekitar
44.000. Data BEI menyebut, jumlah saham syariah meningkat signifikan
tiap tahunnya yaitu 64,5 persen. Sedangkan, rata-rata jumlah saham syariah
dari total saham tercatat BEI sejak tahun 2011 yaitu 62 persen. Bahkan
kinerja indeks saham syariah di Jakarta Islamic Index (JII) juga mengalami
peningkatan sebesar 28 persen. (www.kumparan.com).
Salah satu alat ukur yang digunakan investor untuk melihat nilai
perusahaan adalah Tobin’s Q. Menurut Smithers dan Wright (2007) nilai
Tobin’s Q dapat memberikan informasi yang paling baik karena rasio ini
dapat menjelaskan berbagai fenomena yang terjadi dalam perusahaan seperti
pengambilan keputusan investasi (Widyanti, 2014). Semakin tinggi tingkat
rasio Tobin’s Q suatu perusahaan maka perusahaan tersebut dikatakan
semakin mampu dan berhasil dalam menciptakan nilai bagi pemegang
saham (Hasibuan, dkk 2016). Berikut ini merupakan data nilai perusahaan
(Tobin’s Q) pada perusahaan-perusahaan yang tergabung di Jakarta Islamic
Index (JII) dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2014-2018:
Tabel 1.1
Data Nilai Perusahaan (Tobin’s Q) Perusahaan yang tergabung di JII Tahun
2014-2018
Nama
Perusahaan
Nilai Tobin’s Q
2014 2015 2016 2017 2018
AKRA 1,687064 2,384459 2,002882 1,972260 1,287373
ASII 1,764333 1,474130 1,745051 1,563265 1,498305
ICBP 3,469135 3,341255 3,819880 3,473750 3,681707
INDF 1,209910 1,025232 1,312060 1,199681 1,083221
KLBF 7,113786 4,718992 4,845522 4,677496 4,096513
PGAS 2,404389 1,224763 1,248926 0,976944 1,008920
SMGR 3,070557 2,053086 1,539203 1,517063 1,754365
http://www.kumparan.com/
4
TLKM 2,438425 2,321249 2,646001 2,542643 2,260472
UNTR 1,433574 1,388484 1,572632 1,941157 1,391534
UNVR 17,925150 18,640407 18,397888 20,622210 17,124051
WIKA 2,109029 1,550741 1,278821 1,034124 0,937269
Sumber : www.idx.co.id data diolah, 2019
Dari tabel di atas menunjukkan bahawa nilai Tobin’s Q perusahaan-
perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) mengalami
kenaikan dan penurunan di tiap tahun yang berbeda. Dari data yang
diperoleh menunjukkan fenomena yang sama yaitu terjadi penurunan nilai
perusahaan pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic
Index (JII).
Menciptakan nilai perusahaan yang tinggi merupakan salah satu
tujuan perusahaan melakukan go public di pasar modal melalui optimalisasi
harga saham (Widyanti, 2014). Nilai perusahaan merupakan persepsi
investor terhadap tingkat keberhasilan sebuah perusahaan yang sering
dikaitkan dengan harga saham. Semakin tinggi harga saham perusahaan
mencerminkan nilai perusahaan tersebut semakin tinggi, begitu pula
sebaliknya. Harga saham yang meningkat menunjukkan bahwa nilai
perusahaan ikut meningkat dengan return tinggi yang diberikan oleh
perusahaan (Novari & Lestari, 2016). Nilai perusahaan yang tinggi maka
akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham (Brigham dan
Houston, 2011). Nilai perusahaan menjadi sangat penting karena dapat
mempengaruhi persepsi investor terhadap perusahaan sehingga perusahaan
akan lebih memiliki kemudahan dalam mendapatkan dana dari investor.
http://www.idx.co.id/
5
Kemakmuran para pemegang saham dapat memberikan efek positif
terhadap perusahaan dimana hal tersebut akan meningkatkan nilai
perusahaan. Perusahaan akan saling bersaing melakukan berbagai inovasi
dan strategi bisnis dalam memaksimalkan nilai perusahaan agar
mendapatkan sumber dana dari para investor. Apabila suatu perusahaan
memiliki nilai perusahaan yang tidak stabil maka akan dianggap mengalami
penurunan oleh investor (Prastuti dan Sudiartha, 2016). Hal tersebut akan
menyebabkan perusahaan kehilangan kepercayaan dari investor. Para
investor akan banyak menjual sahamnya kembali sehingga modal
perusahaan akan berkurang dan kesulitan melakukan operasional
perusahaan.
Terdapat beberapa faktor yang dapat menentukan nilai perusahaan
antara lain ROE, ROA, Leverage, Ukuran Perusahaan dan CSR. Faktor
pertama yang diduga mempengaruhi nilai perusahaan adalah Return On
Equity (ROE). ROE merupakan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan suatu laba bagi pemegang saham biasa, setelah perhitungan
laba biaya hutang dan dividen saham preferen (Febriyanto dan Nurwiyanta,
2014).
Faktor kedua yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan adalah
Return On Assets (ROA). ROA merupakan perbandingan antara laba bersih
setelah biaya bunga dan pajak dengan total aset (Suffah & Riduwan, 2016).
Rasio ini dapat mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
berdasarkan total aset yang dimiliki perusahaan. Hasil penelitian yang
6
dilakukan oleh Putri (2015) serta Ardimas dan Wardoyo (2014) menyatakan
bahwa ROA berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Berbeda halnya
dengan penelitian yang dilakukan oleh Widyawati dan Listiadi (2014), serta
Wijaya dan Linawati (2015) yang menyatakan bahwa ROA tidak
berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Leverage dapat diukur menggunakan Debt To Equity Ratio (DER).
Semakin besar DER maka akan semakin kecil laba yang akan dibagikan
kepada pemegang saham, sehingga dapat menurunkan harga saham yang
bersangkutan. Semakin rendah tingkat DER maka kemungkinan nilai
perusahaan akan semakin tinggi dan perusahaan akan mendapat
kepercayaan dari investor (Syahadatina dan Suwitho, 2015). Hasil penelitian
Suffah dan Riduwan (2016) menyatakan bahwa leverage berpengaruh
positif terhadap nilai perusahaan. Sedangkan penelitian Mindra & Erawati
(2014) menyatakan bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap nilai
perusahaan.
Ukuran perusahaan dianggap mampu mempengaruhi nilai perusahaan
karena semakin besar ukuran atau skala perusahaan maka akan semakin
mudah pula perusahaan memperoleh dana dari kreditor untuk mencapai
tujuan perusahaan (Indriyani, 2017). Ukuran perusahaan dapat diukur
menggunakan total aset. Total aset menjadi tolok ukur dalam menentukan
besar kecilnya suatu perusahaan.
Pandangan dalam dunia usaha dimana perusahaan hanya bertujuan
untuk mendapatkan laba yang setinggi-tingginya tanpa memperhatikan
7
dampak yang muncul dalam kegiatan usahanya kini sudah tidak dapat
diterima lagi. Perkembangan dunia usaha saat ini menuntut perusahaan
untuk meningkatkan perhatiannya kepada lingkungan sosial. Perusahaan
diharapkan tidak hanya mementingkan kepentingan manajemen dan pemilik
modal (investor dan anggota) tetapi juga karyawan, konsumen, masyarakat
dan lingkungannya. Kesadaran masyarakat akan peran perusahaan dalam
lingkungan sosial pun semakin meningkat. Masyarakat membutuhkan
informasi mengenai sejuh mana perusahaan telah melaksanakan aktivitas
sosialnya untuk memastikan bahwa hak-hak mereka telah terpenuhi.
Corporate Social Responsibility (CSR) dalam penelitian ini berfungsi
sebagai variabel pemoderasi untuk melihat apakah dengan adanya CSR akan
mampu memperkuat maupun memperlemah hubungan antara ROE, ROA,
Leverage, dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan. Variabel CSR
digunakan sebagai variabel moderator karena berdasarkan dengan teori
stakeholder menyatakan bahwa perusahaan harus melakukan pengungkapan
tanggung jawab sosial kepada para stakeholder (Wijaya dan Linawati 2015).
Pasar juga memberikan respon yang positif terhadap pengungkapan CSR
yang dilakukan oleh perusahaan.
Menurut Crisostomo, dkk (dalam Ghergina, dkk, 2016) menyatakan
bahwa CSR memiliki hubungan yang luas antara perusahaan dengan
berbagai pemangku kepentingan serta lingkungannya. CSR dipandang
sebagai komitmen perusahaan untuk meminimalkan atau menghilangkan
efek berbahaya dan memaksimalkan dampak yang menguntungkan secara
8
jangka panjang terhadap masyarakat. Pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan merupakan cerminan hubungan perusahaan sehingga mampu
mencerminkan kualitas dari perusahaan tersebut. Pengungkapam tanggung
jawab sosial diharapkan dapat mempengaruhi keputusan investor untuk
pengambilan keputusan investasi. Peraturan terkait dengan CSR sudah
dimuat dalam Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 yang mengatur
mengenai penanaman modal dan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas. CSR merupakan suatu kewajiban yang harus
dilaksanakan karena desakan lingkungan perusahaan menuntut perusahaan
agar menerapkan strategi untuk memaksimalkan nilai perusahaan.
Corporate Social Responsibility saat ini bukan lagi bersifat sukarela/
komitmen yang dilakukan perusahaan di dalam mempertanggungjawabkan
kegiatan perusahaannya, melainkan bersifat wajib/menjadi kewajiban bagi
beberapa perusahaan untuk melakukan atau menerapkannya. Pasal 74
Undang-Undang Perseroan Terbatas menyatakan: (1) Perseroan yang
menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber
daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
(TJSL). (2) TJSL merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan
diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang pelaksanaannya dilakukan
dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran. (3) Perseroan yang tidak
melaksanakan kewajiban dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan (www.hukumonline.com).
http://www.hukumonline.com/
9
Dengan adanya ini, perusahaan khususnya perseroan terbatas yang
bergerak di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam harus
melaksanakan tanggung jawab sosialnya kepada masyarakat. Sanksi pidana
mengenai pelanggaran CSR pun terdapat didalam Undang-Undang No. 23
Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPLH) Pasal 41
ayat (1) yang menyatakan: “Barangsiapa yang melawan hukum dengan
sengaja melakukan perbuatan yang mengakibatkan pencemaran dan/atau
perusakan lingkungan hidup, diancam dengan pidana penjara paling lama
sepuluh tahun dan denda paling banyak lima ratus juta rupiah”. Selanjutnya,
Pasal 42 ayat (1) menyatakan: “Barangsiapa yang karena kealpaannya
melakukan perbuatan yang mengakibatkan pencemaran dan/atau perusakan
lingkungan hidup, diancam dengan pidana penjara paling lama tiga tahun
dan denda paling banyak seratus juta rupiah”.
Corporate Social Responsibility (Tanggung Jawab Sosial Perusahaan)
sering dianggap inti dari etika bisnis, yang berarti bahwa perusahaan tidak
hanya mempunyai kewajiban-kewajiban ekonomi dan legal (artinya kepada
pemegang saham atau shareholder) tetapi juga kewajiban-kewajiban
terhadap pihak-pihak lain yang berkepentingan (stakeholder) yang
jangkauannya melebihi kewajiban-kewajiban di atas (ekonomi dan legal).
Tanggung jawab sosial dari perusahaan (Corporate Social Responsibility)
merujuk pada semua hubungan yang terjadi antara sebuah perusahaan
dengan semua stakeholder, termasuk didalamnya adalah pelanggan atau
customer, pegawai, komunitas, pemilik atau investor, pemerintah, supplier
10
bahkan juga kompetitor. Global Compact Initiative (2002) menyebut
pemahaman ini dengan 3P (profit, people, planet), yaitu tujuan bisnis tidak
hanya mencari laba (profit), tetapi juga mensejahterakan orang (people), dan
menjamin keberlanjutan hidup planet ini (Nugroho dalam Dahlia dan
Siregar, 2008).
Pengembangan program-program sosial perusahaan dapat berupa
bantuan fisik, pelayanan kesehatan, pembangunan masyarakat (community
development), outreach, beasiswa dan sebagainya. Corporate Social
Responsibility merupakan bentuk tanggung jawab perusahaan dalam
memperbaiki kesenjangan sosial dan kerusakan lingkungan yang terjadi
akibat aktivitas operasional perusahaan. Semakin banyak bentuk
pertanggungjawaban yang dilakukan perusahaan terhadap lingkungannya,
image perusahaan menjadi meningkat. Investor lebih berminat pada
perusahaan yang memiliki citra yang baik di masyarakat karena semakin
baiknya citra perusahaan, loyalitas konsumen semakin tinggi sehingga
dalam waktu lama penjualan perusahaan akan membaik dan profitabilitas
perusahaan juga meningkat. Jika perusahaan berjalan lancar, maka nilai
saham perusahaan akan meningkat (Retno dan Priantinah, 2012).
Penelitian ini menggunakan objek penelitian pada perusahaan yang
efeknya terdaftar di Jakarta Islamic Index untuk membedakan dengan
penelitian sebelumnya dengan periode waktu dari tahun 2014-2018. Dalam
penelitian ini, penulis merasa penting untuk meneliti perusahaan syariah
yang terdaftar pada Jakarta Islamic Index, karena mayoritas penduduk
11
Indonesia beragama Islam, dan belakangan ini sudah banyak masyarakat
yang sadar akan batasan-batasan tertentu dalam agama Islam mengenai jenis
transaksi apa saja yang diperbolehkan dan diharamkan menurut syariat
Islam. Sehingga, dengan hasil penelitian ini nantinya diharapkan masyarakat
muslim dapat memilih lahan untuk investasi yang halal dan di dalamnya
tidak mengandung unsur-unsur yang diharamkan.
Selain itu, penelitian yang pernah dilakukan mengenai pengaruh ROE,
ROA, leverage dan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan memang
sudah banyak. Akan tetapi penelitian yang menganalisis pengaruh ROE,
ROA, leverage dan ukuran perusahaan pada perusahaan-perusahaan yang
terdaftar dalam Jakarta Islamic Index masih sangat sedikit. Dalam
penelitian ini juga menggunakan variabel CSR sebagai variabel moderasi
yang memberikan pengaruh memperkuat atau memperlemah antara variabel
independen terhadap variabel dependen. Maka kebaruan dalam penelitian
ini adalah sampel yang digunakan untuk diteliti dan dianalisis merupakan
perusahaan-perusahaan yang operasionalnya tidak bertentangan dengan
syariat Islam, yang merupakan perusahaan-perusahaan yang terdaftar di
Jakarta Islamic Index, dengan masa periode tahun 2014-2018. Berdasarkan
latar belakang yang diungkapkan di atas, maka peneliti merasa perlu untuk
melakukan penelitian dengan judul Analisis Pengaruh Return On Equity
(ROE), Return On Assets (ROA), Leverage dan Ukuran Perusahaan
terhadap Nilai Perusahaan dengan Corporate Social Responsibility (CSR)
sebagai variabel moderasi Pada Perusahaan Yang ada di Jakarta Islamic
12
Index (JII) dan Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014-
2018.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh ROE terhadap Nilai Perusahaan pada
perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam JII dan terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2014-2018?
2. Bagaimana pengaruh ROA terhadap Nilai Perusahaan pada
perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam JII dan terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2014-2018?
3. Bagaimana pengaruh Leverage terhadap Nilai Perusahaan pada
perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam JII dan terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2014-2018?
4. Bagaimana pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan
pada perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam JII dan terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2014-2018?
5. Apakah Corporate Social Responsibility (CSR) mampu memoderasi
pengaruh ROE terhadap Nilai Perusahaan pada perusahaan-
perusahaan yang tergabung dalam JII dan terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) tahun 2014-2018?
6. Apakah Corporate Social Responsibility (CSR) mampu memoderasi
pengaruh ROA terhadap Nilai Perusahaan pada perusahaan-
perusahaan yang tergabung dalam JII dan terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) tahun 2014-2018?
13
7. Apakah Corporate Social Responsibility (CSR) mampu memoderasi
pengaruh Leverage terhadap Nilai Perusahaan pada perusahaan-
perusahaan yang tergabung dalam JII dan terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) tahun 2014-2018?
8. Apakah Corporate Social Responsibility (CSR) mampu memoderasi
pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan pada
perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam JII dan terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2014-2018?
C. Tujuan
1. Untuk menganalisis pengaruh ROE terhadap Nilai Perusahaan.
2. Untuk menganalisis pengaruh ROA terhadap Nilai Perusahaan
3. Untuk menganalisis Leverage terhadap Nilai Perusahaan.
4. Untuk menganalisis Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan.
5. Untuk menganalisis pengaruh CSR pada hubungan ROE terhadap
Nilai Perusahaan.
6. Untuk menganalisis pengaruh CSR pada hubungan ROA terhadap
Nilai Perusahaan.
7. Untuk menganalisis pengaruh CSR pada hubungan Leverage terhadap
Nilai Perusahaan.
8. Untuk menganalisis pengaruh CSR pada hubungan Ukuran
Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan.
14
D. Kegunaan Penelitian
Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat sebagai berikut:
1. Bagi peneliti, untuk memenuhi kewajiban dan syarat guna
memperoleh gelar sarjana ekonomi. Penelitian selanjutnya, diharapkan
dapat menambah variabel lain yang mungkin dapat mempengaruhi
nilai perusahaan sehingga akan menghasilkan penelitian yang lebih
baik lagi.
2. Bagi IAIN Salatiga, untuk menambah koleksi penelitian tidak hanya
di bidang perbankan juga di bidang perusahaan syariah. Dapat
digunakan juga sebagai studi pengembangan ilmu manajemen
keuangan.
3. Bagi perusahaan, untuk meyakinkan para calon investor yang akan
menanamkan modalnya. Untuk mencapai hal tersebut, perusahaan
harus menyediakan informasi yang lebih lengkap mengenai kinerja
perusahaan. Sehingga akan memberikan sinyal bagi calon investor
mengenai prospek perusahaan kedepannya, dengan demikian mereka
tertarik untuk menanamkan modalnya di perusahaan.
4. Bagi investor, untuk meneliti informasi yang telah dipublikasin
kepada perusahaan yang nantinya digunakan sebagai pedoman dalam
mengambil keputusan investasi. Dalam hal ini yang sangat
diperhatikan oleh calon investor yakni kinerja perusahaan yang dapat
dilihat melalui perkembangan ROE, ROA, leverage, ukuran
15
perusahaan dari tahun ke tahun sehingga diperoleh keyakinan tersebut
bahwa perusahaan memiliki prospek kedepan yang lebih baik dan
layak sebagai tempat untuk berinvestasi.
E. Sistematik Penulisan
Perumusan sistematika penulisan ini untuk memberikan gambaran
yang jelas mengenai materi pembahasan dalan penelitian sehingga dapat
mempermudah pembaca untuk mengetahui maskdu dilakukannya penelitian
ini. Untuk masing-masing isi terdiri dari setiap bagian adalah sebagai
berikut:
BAB I : Pendahuluan
Bab ini berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah, yujuan
dan manfaat penulisan, serta sistematika penulisan. Dalam bab ini diuraikan
latar belakang pemilihan judul berupa fenomena dalan Perusahaan Syariah
di Indonesia dan adanya gap dari penelitian sebelumnya
BAB II : Landasan Teori
Berisi mengenai telaah pustaka, kerangka teori, kerangka penelitian
dan pengembangan hipotesisi. Pada bab ini akan menguraikan tentang teori
yang mendasari penelitian, penelitian terdahulu, kerangka penelitian dan
hipotesis penelitian. Pada bab ini juga dipparkan penelitian-penelitian
terdahulu yang dijadikan acuan dalam penelitian ini
BAB III : Metode Penelitian
Pada bab ini diuraikan tentang metode penelitian dalam penulisan
skripsi ini. Berisi tentang variabel penelitian, jenis dan sumber data, metode
16
pengumpulan data serta metode analisis yang digunakan untuk memberikan
jawaban atas permasalahan yang digunakan.
BAB IV : Analisis Data
Bab ini merupakan inti dari penelitian, hasil analisis data dan
pembahasan. Pada bab ini data-data yang telah dikumpulkan, dianalisis
dengan menggunakan alat analisis yang telah disiapkan.
BAB V : Penutup
Pada bab ini merupakan bagian penting yang berisi tentang
kesimpulan dari analisis data dan pembahasan. Selain itu juga berisi saran-
saran yang direkomedasikan kepada pihak-pihak tertentu serta
mengungkapkan keterbatasan penelitian ini
17
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Telaah Pustaka
Peneliti terdahulu adalah deskripsi ringkas tentang kajian yang sudah
pernah dilakukan di seputar masalah yang diteliti dan terlihat jelas bahwa
kajian yang akan dilakukan ini tidak merupakan pengulangan dan duplikasi
dengan penelitian yang sudah ada. Penelitian yang disajikan sebagai bahan
kajian pustaka adalah penelitian-penelitian yang mempunyai kaitannya
dengan penelitian ini.
Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Putri, Tomy dan Johan
(2016) yang bertujuan untuk meneliti pengaruh kebijakan hutang, keputusan
Investasi dan Profitabilitas (ROE) terhadap Nilai Perusahaan Food and
Beverages yang terdaftar di BEI. Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan profitabilitas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Nilai
Perusahaan. Semakin tinggi laba yang didapatkan oleh perusahaan
menandakan semakin besar pada return dari pada modal investor, yang
mana hal tersebut tentu akan lebih membuat investor tertarik untuk
menanamkan modalnya di perusahaan tersebut. Dengan semakin banyaknya
permintaan investasi maka akan semakin tinggi pula harga saham
perusahaan tersebut.
Kedua, Penelitian oleh Martini (2014) yang bertujuan untuk
mengetahui pengaruh kebijakan utang dan profitabilitas terhadap nilai
18
perusahaan dengan kebijakan deviden sebagai variabel pemoderasi. Pada
pengujian ini diperoleh tingkat signifikansi sebesar 0,000 sehingga nilai
signifikansi lebih kecil dari tingkat signifikansi yang ditentukan yaitu
sebesar α=0,05 atau 5%. Maka dapat dsimpulkan bahwa profitabilitas yang
diukur dengan Return on Equity (ROE) berpengaruh positif signifikan
terhadap nilai perusahaan diukur dengan Price to Book Value (PBV).
Tampilan output SPSS dari uji H2 menghasilkan besarnya R2 sebesar 0,828
yang menunjukkan 82% variasi nilai perusahaan dapat dijelaskan oleh
variabel profitabilitas. Disebutkan bahwa perusahaan dengan tingkat
profitabilitas yang tinggi akan mampu meningkatkan kemakmuran
pemegang saham dan juga mencerminkan prospek masa depan perusahaan
yang bagus sehingga investor tertarik untuk berinvestasi yang nantinya akan
menaikkan harga saham perusahaan sehingga menaikkan nilai perusahaan.
Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Rina dan Monika (2014) yang
bertujuan untuk meneliti mengenai pengaruh kinerja keuangan terhadap
nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan dengan
menggunakan sampel yaitu 74 perusahaan manufaktur di BEI dari tahun
2009-2011, maka kesimpulan yang didapat adalah Kinerja Keuangan yang
diukur menggunakan Return on Asset (ROA) tidak berpengaruh terhadap
nilai perusahaan. Hal ini dilihat dari uji t yang telah dilakukan, yang
menunjukkan bahwa variabel bebas yaitu ROA memiliki nilai Sig. 0,354
yang mana lebih besar dari 005. Lain halnya dengan ROE yang memiliki
19
nilai Sig. 0,005 yaitu kurang dari atau lebih kecil dari 0,05. Hal ini
menandakan bahwa hanya variabel bebas yaitu ROE yang berpengaruh
terhadap nilai perusahaan di BEI.
Keempat, penelitian dari Ardimas dan Wardoyo (2014), dengan judul
penelitian Pengaruh Kinerja Keuangan dan Corporate Social Responsibility
Terhadap Nilai Perusahaan Pada Bank Go Public yang Terdaftar Di BEI.
Hasil pengujian mengenai pengaruh return on assets terhadap nilai
perusahaan menunjukkan nilai t sebesar 2,395 dengan signifikansi sebesar
0,02. Hal tersebut manandakan bahwa return on assets memiliki pengaruh
yang signifikansi terhadap nilai perusahaan.
Kelima, Neisya Dieta Vaeza dan Dini Wahjoe Hapsari (2015)
melakukan penelitian berjudul Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas,
Leverage dan Kebijakan Deviden Terhadap Nilai Perusahaan Pada
Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2010-2013. Hasil penelitian mengemukakan: variabel ukuran
perusahaan terbukti memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
nilai perusahaan, variabel profitabilitas terbukti memiliki pengaruh yang
positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, variabel leverage terbukti
memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
Keenam, penelitian yang dilakukan oleh Pantow, dkk (2014) dengan
judul Struktur Modal, Ukuran Perusahaan Dan Risiko Perusahaan Terhadap
Nilai Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI. Hasil penelitian
adalah bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan
20
terhadap nilai perusahaan. Sehingga dengan meningkatnya ukuran
perusahaan akan meningkatnya pula nilai perusahan.
Ketujuh, Nurminda, dkk (2017) melakukan penelitian yang berjudul
Pengaruh Profitabilitas, Leverage, dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai
Perusahaan. Penelitian ini membuktikan bahwa Profitabilitas berpengaruh
positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, leverage terbukti memiliki
pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan, dan ukuran
perusahaan berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap nilai
perusahaan.
Kedelapan, penelitian yang dilakukan oleh Wulandari dan Wiksuana
(2017) yang bertujuan untuk meneliti mengenai peranan corporate social
responsibility dalam memoderasi pengaruh profitabilitas, leverage dan
ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan. Hasil statistik dan
pembahasan dalam penelitian ini mengenai peranan corporate social
responsibility sebagai variabel pemoderasi menemukan hasil bahwa CSR
dapat memoderasi pengaruh profitabilitas dan leverage terhadap nilai
perusahaan. Hasil tersebut sesuai dengan hipotesis awal dalam penelitian
ini. Sedangkan hasil penelitian yang bertentangan dengan hipotesis awal
dalam penelitian ini yaitu peranan CSR yang tidak mampu memoderasi
pengaruh ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan.
Kesembilan, penelitian yang dilakukan oleh Widnyana (2014)
mengenai pengaruh ROA terhadap nilai perusahaan dengan pengungkapan
corporate social responsibility dan good corporate governance sebagai
21
variabel pemoderasi. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
variabel interaksi antara ROA dan CSR memiliki nilai t hitung sebesar
5,028 dengan tingkat signifikansi 0,000. Nilai t hitung positif dan tingkat
signifikansi yang lebih kecil daripada tingkat signifikansi ROA sebelum
dimoderasi oleh CSR, maka variabel CSR dinilai mampu memoderasi
hubungan antara ROA dengan nilai perusahaan.
Kesepuluh, penelitian yang dilakukan oleh Pramana dan Mustanda
(2016) meneliti tentang pengaruh profitabilitas dan size terhadap nilai
perusahaan dengan CSR sebagai variabel pemoderasi. Hasil dari penelitian
ini menunjukkan bahwa variabel CSR mampu memoderasi pengaruh
profitabilitas terhadap nilai perusahaan secara positif, sedangkan variabel
CSR tidak mampu memoderasi pengaruh ukuran perusahaan terhadap nilai
perusahaan.
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu yang Relevan
No Peneliti Judul Hasil Penelitian
Pengaruh ROE terhadap Nilai Perusahaan
1. Putri Juwita
Pertiwi,
Parangkuan
Tommy, Johan
R Tumiwa
(2016)
Pengaruh Kebijakan Hutang,
Keputusan Investasi dan
Profitabilitas (ROE) Terhadap
Nilai Perusahaan Food and
Beverages yang Terdaftar di
BEI
Profitabilitas secara parsial
berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap Nilai
perusahaan Food and Beverages
yang terdaftar di BEI tahun 2010-
2014
2. Karina
Meidiawati
(2016)
Pengaruh Size, Growth,
Profitabilitas, Struktur Modal,
Kebijakan Deviden terhadap
Nilai Perusahaan
Hasil penelitian ini
membuktikan bahwa
Profitabilitas berpengaruh
terhadap Nilai perusahaan
3. Putri Dwi
Martini (2014)
Pengaruh Kebijakan Utang
dan Profitabilitas terhadap
Nilai Perusahaan: Kebijakan
Deviden Sebagai Variabel
Pemoderasi
Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa menyatakan bahwa
profitabilitas memiliki hubungan
yang tidak searah dan tidak
signifikan terhadap nilai
22
perusahaan.
Pengaruh ROA terhadap Nilai Perusahaan
1. Rina
Tjandrakirana
DP, Meva
Monika (2014)
Pengaruh Kinerja Keungan
(ROA) Terhadap Nilai
Perusahaan pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di
BEI
Dalam penelitian ini, dilihat dari
uji t yang telah dilakukan bahwa
Kinerja Keuangan yang diukur
dengan ROA tidak berpengaruh
terhadap Nilai Perusahaan
2. Mawar Sharon
R Pantow, Sri
Murni dan
Irvan Tang
(2015)
Analisa Pertumbuhan
Penjualan, Ukuran
Perusahaan, Return On Asset,
dan Struktur Modal, terhadap
Nilai Perusahaan
Penelitian ini menunjukkan
bahwa Return On Asset secara
parsial berpengaruh positif
signifikan terhadap nilai
perusahaan pada perusahaan.
3. Wahyu
Ardimas dan
Wardoyo
(2014)
Pengaruh Kinerja Keuangan
dan Corporate Social
Responsibility terhadap Nilai
Perusahaan pada Bank Go
Public yang terdaftar di BEI
Dalam penelitian ini
menunjukkan bahwa variabel
Return On Assets memiliki
pengaruh yang signifikan
terhadap nilai perusahaan
Pengaruh Leverage terhadap Nilai Perusahaan
1. Dedi Rossidi
Sutama dan
Erna Lisa
(2018)
Pengaruh Leverage dan
Profitabilitas terhadap Nilai
Perusahaan
Dalam penelitian ini
menunjukkan bahwa variabel
Leverage memiliki pengaruh
yang positif signifikan terhadap
nilai perusahaan
2. Neisya Dieta
Vaeza dan Di
Wahjoe
Hapsari (2015)
Pengaruh Ukuran Perusahaan,
Profitabilitas, Leverage dan
Kebijakan Deviden Terhadap
Nilai Perusahaan sektor
Manufaktur yang terdaftar di
BEI 2010-2013
Hasil dalam penelitian
menunjukkan bahwa variabel
leverage terbukti memiliki
pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap Nilai
Perusahaan.
3. Mareta Nurjin
Sambora, Siti
Ragil, Sri
Mangesti
(2014)
Pengaruh Leverage dan
Profitabilitas terhadap Nilai
Perusahaan
Hasil penelitian ini
mengidentifikasikan bahwa
variabel Leverage yang diukur
dengan DER tidak signifikan
pengaruhnya terhadap Nilai
Perusahaan
Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan
1. Ta’dir Eko,
Parengkuan
Tommy, Ivone
S (2014)
Struktur Modal, Ukuran
Perusahaan dan Risiko
Perusahaan terhadap Nilai
Perusahaan Manufaktur yang
terdaftar di BEI
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa ukuran perusahaan
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap nilai
perusahaan.
2. Ngurah
Dharma Adi
Putra dan Putu
Vivi Lestari
(2016)
Pengaruh Kebijakan Deviden,
Likuiditas, Profitabilitas dan
Ukuran Perusahaan terhadap
Nilai Perusahaan
Dalam penelitian ini
menunjukkan bahwa variabel
Ukuran Perusahaan memiliki
pengaruh yang positif signifikan
terhadap nilai perusahaan
23
3. Aniela
Nurminda, dkk
(2017)
Pengaruh Profiabilitas,
Leverage dan Ukuran
Perusahaan terhadap Nilai
Perusahaan
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa ukuran perusahaan
berpengaruh positif tidak
signifikan terhadap nilai
perusahaan
CSR mampu memoderasi ROE, ROA, Leverage dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai
Perusahaan
1. Sigit
Hermawan
dan Afiyah
Nurul
Maf’ulah
(2014)
Pengaruh Kinerja Keuangan
Terhadap Nilai Perusahaan
dengan CSR sebagai Variabel
Moderasi
Dalam penelitian ini
menunjukkan bahwa
profitabilitas secara signifikan
tidak berpengaruh terhadap nilai
perusahaan.
2. Putri, Oktyas
Ayu (2015)
Keuangan Terhadap Nilai
Perusahaan dengan CSR
sebagai Variabel Pemoderasi
Hasil menunjukkan bahwa
Kinerja keuangan yang diukur
dengan ROA memiliki pengaruh
yang positif dan signifikan
terhadap nilai perusahaan, juga
CSR mampu memoderasi
pengaruh ROA terhadap Nilai
Perusahaan
3. Ni Made Intan
Wulandari
(2017)
Peranan CSR dalam
memoderasi pengaruh
profitabilitas, leverage dan
ukuran perusahaan terhadap
nilai perusahaan
Hasil menunjukkan bahwa CSR
berpengaruh positif dan mampu
memoderasi profitabilitas,
leverage dan ukuran perusahaan
terhadap nilai perusahaan
4. Ngurah Agung
dan Ketut
Mustanda
(2016)
Pengaruh profitabiitas, ukuran
perusahaan terhadap nilai
perusahaan dengan CSR
sebagai pemoderasi
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa CSR sebagai variabel
moderasi berpengaruh positif dan
mampu memoderasi profitabilitas
dan ukuran perusahaan terhadap
nilai perusahaan
5. I Wayan
Widnyana
(2014)
Pengaruh ROA terhadap Nilai
Perusahaan dengan
pengugkapan corporate
social responsibility dan good
corporate governance sebagai
variabel pemoderasi
Dalam penelitian hasillnya
bahwa ROA berpengaruh positif
dan signifikan terhadap nilai
perusahaan dan juga CSR sebagai
variabel pemoderasi terbukti
berpengaruh positif terhadap
hubungan ROA dan Nilai
Perusahaan.
6. Dhian
Ndanarini
Minar Savitri
(2017)
Pengaruh kinerja keuangan
terhadap nilai perusahaan
dengan CSR sebagai variabel
pemoderasi
Hasil membuktikan bahwa CSR
dapat memoderasi pengaruh
ROA terhadap nilai perusahaan.
24
B. Landasan Teori
1. Signalling Theory
Teori sinyal (signalling thoery) pertama kali diperkenalkan oleh
Spence di dalam penelitiannya yang berjudul Job Market Signalling.
Spence (1973) mengemukakan bahwa isyarat atau sinyal mampu
memberikan suatu sinyal, pihak pengirim (pemilik informasi)
berusaha memberikan potongan informasi relevan yang dapat
dimanfaatkan oleh pihak penerima. Pihak penerima kemudian akan
menyesuaikan perilakunya sesuai dengan pemahamannya terhadap
sinyal tersebut.
Signalling Theory mengemukakan tentang bagaimana
seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna
laporan keuangan. Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang
sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan
pemilik. Sinyal dapat berupa promosi atau informasi lain yang
menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik daripada
perusahaan lain. Sedangkan menurut Brigham dan Houston (2014)
signalling theory merupakan suatu perilaku manajemen perusahaan
dalam memberi petunjuk untuk investor terkait pandangan manajemen
pada prospek perusahaan untuk masa mendatang.
Signalling Theory didasarkan ada asumsi bahwa informasi yang
diterima oleh masing-masing pihak tidak sama, Ross (1977).
25
Mengembangkan model dimana struktur modal (penggunaan hutang)
merupakan sinyal oleh manajer ke pasar (dalam Hanafi, 2014). Jika
manajer mempunyai keyakinan bahwa prospek perusahaan baik, dan
karenanya ingin agar harga saham meningkat, ia ingin
mengkomunikasikan hal tersebut ke investor. Investor diharapkan
akan menangkap sinyal tersebut, sinyal bahwa perusahaan mempunyai
prospek yang baik. Dengan demikian hutang merupakan tanda atau
sinyal positif.
Pada waktu informasi diumumkan dan semua pelaku pasar
adalah menerima informasi tersebut, pelaku pasar terlebih dahulu
menginterprestasikan dan menganalisis informasi tersebut sebagai
sinyal baik (good news) atau sinyal buruk (bad news). Jika
pengumuman informasi tersebut sebagai sinyal baik bagi investor,
maka terjadi perubahan dalam volume perdagangan saham.
Pengumuman informasi keuangan memberikan sinyal bahwa
perusahaan mempunyai prospek yang baik di masa mendatang
sehingga investor tertarik untuk melakukan perdagangan saham,
dengan demikian pasar akan bereaksi yang tercermin melalui
perubahan dalam volume perdagangan saham. Dengan demikian,
hubungan antara publikasi informasi baik laporan keuangan, kondisi
keuangan ataupun sosial politik terhadap fluktuasi volume
perdagangan saham dapat dilihat dalam efisiensi pasar. Pasar modal
26
efisien didefinisikan sebagai pasar yang harga sekuritas-sekuritasnya
telah mencerminkan semua informasi yang relevan (Jogiyanto, 2016).
Secara garis besar signalling theory erat kaitannya dengan
ketersediaan informasi. Laporan keuangan dapat digunakan untuk
mengambil keputusan bagi para investor, laporan keuangan
merupakan bagian terpenting dari analisis fundamental perusahaan.
Pemeringkatan perusahaan yang telah go public lazimnya didasarkan
pada analisis rasio keuangan ini. Analisis ini dilakukan untuk
mempermudah interpretasi terhadap laporan keuangan yang telah
disajikan oleh manajemen (Kretarto, 2001).
Penggunaan teori signalling informasi berupa tingkat
profitabilitas maupun kinerja keuangan terhadap aset atau juga berupa
seberapa besar laba yang didapat dari aset yang digunakan, dengan
demikian jika profitabilitas tinggi maka akan menjadi sinyal yang baik
bagi para investor, karena dengan profitabilitas tinggi menunjukkan
kinerja perusahaan tersebut baik maka investor juga akan tertarik
untuk menginvestasikan dananya yang berupa surat berharga atau
saham. Permintaan saham yang banyak maka harga saham akan
meningkat (Fery, 2013). Profitabilitas yang tinggi menunjukkan
prospek perusahaan baik, sehingga investor akan merespon positif
sinyal tersebut dan nilai perusahaan akan meningkat.
27
2. Stakeholder Theory
Definisi stakeholder menurut Freeman dan McVea (2001)
adalah setiap kelompok atau individu yang dapat mempengaruhi atau
dipengaruhi oleh pencapaian tujuan organisasi. Perusahaan harus
menjaga hubungan dengan stakeholdernya guna mengakomodasi
keinginan dan kebutuhan stakeholdernya, terutama stakeholder yang
mempunyai power terhadap ketersediaan sumber daya yang
digunakan untuk aktivitas operasional perusahaan, misal tenaga kerja,
pasar atas produk perusahaan dan lain-lain (Chariri dan Ghozali,
2007). Munculnya teori stakeholder sebagai paradigma dominan
semakin menguatkan konsep bahwa perusahaan bertanggung jawab
tidak hanya kepada pemegang saham melainkan terhadap para
pemangku kepentingan atau stakeholder (Maulida dan Adam, 2012).
Dalam mengembangkan stakeholder theory, Freeman dalam
Susanto dan Tarigan (2013) memperkenalkan konsep stakeholder
dalam dua model yaitu: (1) model kebajikan dan perencanaan bisnis,
dan (2) model tanggung jawab sosial perusahaan dari manajemen
stakeholder. Pada model pertama, fokusnya adalah mengembangkan
dan mengevaluasi persetujuan keputusan strategis perusahaan dengan
kelompok-kelompok yang dukungannya diperlukan untuk
kelangsungan usaha perusahaan. Dapat dikatakan bahwa dalam model
ini stakeholder theory berfokus pada cara-cara yang dapat digunakan
oleh perusahaan untuk mengelola hubungan perusahaan dengan
28
stakeholdernya. Sementara dalam model kedua, perencanaan
perusahaan dan analisis diperluas dengan memasukkan pengaruh
eksternal yang mungkin berlawanan bagi perusahaan. Kelompok-
kelompok yang berlawanan ini termasuk badan reguler (government)
dengan kepentingan khusus yang memiliki kepedulian terhadap
permasalahan sosial.
Semua stakeholder memiliki hak untuk memperoleh informasi
mengenai aktivitas perusahaan yang mempengaruhi mereka. Pada
awalnya, pemegang saham sebagai satu-satunya stakeholder
perusahaan. Pandangan ini didasarkan pada argument yang
disampaikan Friedman (1962) yang menyatakan bahwa tujuan utama
perusahaan adalah memaksimumkan kemakmuran pemiliknya.
Namun demikian, Freeman (1983) tidak setuju dengan pandangan ini
dan memperluas definisi stakeholder dengan memasukkan konstituen
yang lebih banyak, termasuk kolompok yang tidak menguntungkan
(adversonal group) seperti pihak yang memiliki kepentingan tertentu
dan regulator (dalam Chariri dan Ghozali, 2007).
Teori stakeholder mengatakan bahwa perusahaan bukanlah
entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri namun
harus memberikan manfaat bagi stakeholdernya. Dengan demikian,
keberadaan suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh dukungan yang
diberikan stakeholder kepada perusahaan tersebut. Kelangsungan
hidup suatu perusahaan tergantung pada dukungan stakeholder
29
sehingga aktivitas perusahaan adalah untuk mencari dukungan
tersebut (Mardikanto, 2014). Semakin powerfull stakeholder, maka
semakin besar usaha perusahaan untuk beradaptasi. Pengungkapan
sosial dianggap sebagai bagian dari dialog antara perusahaan dengan
stakeholdernya.
3. Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan memiliki pengertian yang berbeda-beda
menurut para ahli, salah satunya menurut pendapat Husnan (2006)
bagi perusahaan yang belum go public nilai perusahaan merupakan
sejumlah biaya yang bersedia dikeluarkan oleh calon pembeli jika
perusahaan tersebut dijual sedangkan bagi perusahaan yang sudah go
public nilai perusahaannya dapat dilihat dari besarnya nilai saham
yang ada di pasar modal. Nilai saham sendiri didefinisikan dengan
jumlah lembar saham yang dikalikan nilai pasar per lembar saham
ditambah nilai hutang, dengan asumsi jika nilai hutang konstan maka
secara langsung peningkatan nilai saham akan meningkatkan nilai
perusahaan.
a. Pengukuran Nilai Perusahaan
Pengukuran nilai perusahaan sering kali dilakukan dengan
rasio-rasio penilaian atau rasio pasar. Rasio penilaian
merupakan ukuran kinerja yang paling menyeluruh untuk suatu
perusahaan karena mencerminkan pengaruh gabungan dari rasio
hasil pengembalian dan resiko (Kharisma, 2013) Kinerja
30
keuangan adalah gambaran suatu pencapaian perusahaan atau
organisasi dalam melaksanakan program dan kebijakan dalam
mewujudkan tujuan, sasaran, visi dan misi organisasi atau
perusahaan bersangkutan. Kinerja keuangan perusahaan pada
dasarnya diperlukan sebagai alat untuk mengukur kesehatan
perusahaan. Kinerja keuangan perusahaan digunakan sebagai
media pengukur subyektif yang menggambarkan efektifitas
penggunaan aset oleh suatu perusahaan dalam menjalankan
bisnis utamanya dalam meningkatkan pendapatan. Selain itu
kinerja keuangan juga sering dijadikan gambaran pokok tentang
kondisi keuangan perusahaan yang kemudian dianalisis dengan
alat-alat analisa keuangan, sehingga dapat diketahui baik
buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan yang kemudian
akan mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu.
Menurut (Irham Fahmi 2012) kinerja keuangan adalah suatu
analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu
perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-
aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar.
Nilai perusahaan dapat tersirat dari kinerja keuangan yang
dapat dilihat dari 2 ukuran:
1) Nilai perusahaan dari ukuran kinerja keuangan yang
berdasarkan pasar. Kinerja keuangan jenis ini diukur
berdasarkan return sebuah saham, yang merupakan salah
31
satu tolak ukur dari kinerja saham sehingga para investor
selalu berusaha memaksimalkan tingkat return yang akan
dihasilkan setelah memperhitungkan faktor resiko.
Keuntungan menggunakan ukuran jenis ini adalah return
saham tidak rentan terhadap perbedaan yang muncul
akibat perlakuan akuntansi yang beragam serta manipulasi
yang dapat muncul dalam laporan keuangan.
2) Nilai perusahaan dari ukuran kinerja keuangan yang
berdasarkan akuntansi dasar dari pemikiran pengukuran
jenis ini adalah penilaian yang difokuskan terhadap reaksi
pendapatan perusahaan terhadap perubahan kebijakan
yang diambil oleh manajemen. Dengan kata lain,
pengukuran return akuntansi ini hanya berdasarkan
kondisi finansial internal perusahaan tanpa
memperhitungkan faktor eksternal.
Salah satu cara yang digunakan dalam menilai nilai
perusahaan dengan menggunakan Tobin’s Q. Rasio ini
dikembangkan oleh Profesor James Tobin pada tahun 1967. Jika
Tobin’s Q diatas satu, ini menunjukkan bahwa investasi dalam
aktiva menghasilkan laba yang memberikan nilai yang lebih
daripada pengeluaran investsi, hal ini akan merangsang investasi
baru. Jika Tobin’s Q di bawah satu, investasi dalam aktiva
tidaklah menarik. Jadi Tobin’s Q merupakan ukuran yang lebih
32
teliti tentang seberapa efektif manajemen memanfaatkan
sumber-sumber daya ekonomis dalam kekuasaannya.
Nilai Tobin’s Q dihasilkan dari penjumlahan nilai pasar
saham (market value of all outstanding stock) dan nilai pasar
hutang (market value of all debt) dibandingkan dengan nilai
seluruh modal yang ditempatkan dalam aktiva produksi
(replacement value of all production capacity), maka Tobin’s Q
dapat digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan, yaitu dari
sisi potensi nilai pasar suatu perusahaan.
Rasio ini dinilai bisa memberikan informasi paling baik,
karena dalam Tobin’s Q memasukkan semua unsur utang dan
modal saham perusahaan, tidak hanya saham biasa saja dan
tidak hanya ekuitas perusahaan yang dimasukkan namun seluruh
aset perusahaan. Dengan memasukkan seluruh aset perusahaan
berarti perusahaan tidak hanya terfokus pada satu investor saja
yaitu dalam bentuk saham namun juga untuk kreditur karena
sumber pembiayaan operasional perusahaan bukan hanya dari
ekuitasnya saja tetapi juga dari pinjaman yang diberikan oleh
kreditur (Sukamulja dalam Hariani, 2012).
Jadi semakin besar nilai Tobin’s Q menunjukkn bahwa
perusahaan memiliki prospek pertumbuhan yang baik. Hal ini
dapat terjadi karena semakin besar nilai pasar aset perusahaan
dibandingkan dengan nilai buku aset perusahaan maka semakin
33
besar kerelaan investor untuk mengeluarkan pengorbanan yang
lebih untuk memiliki perusahaan tersebut (Sukamulja dalam
Hariani, 2012)
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan
Kharisma, (2013) menjelaskan terdapat tiga faktor yang
mempengaruhi nilai perusahaan yang diproksikan dengan nilai
Tobin’s Q yaitu:
1) Ukuran perusahaan mempunyai pengaruh yang berbeda
terhadap nilai perusahaan suatu perusahaan. Dalam hal
ukuran perusahaan yang dilihat dari total aset yang
dimiliki perusahaan. Total aset kemudian dapat digunakan
untuk kegiatan operasi perusahaan. Jika perusahaan
memiliki total aset yang besar, maka pihak manajemen
akan lebih leluasa dalam menggunakan aset yang ada pada
perusahaan tersebut. Kebebasan yang dimiliki manajemen
akan sebanding dengan kekhawatiran yang dilakukan oleh
pemilik atas aset perusahaan. Jumlah aset yang besar akan
menurunkan nilai perusahaan jika dilihat dari sudut
pandang pemilik. Akan tetapi jika dilihat dari sudut
pandang manajemen, kemudahan yang dimiliki
manajemen dalam mengendalikan perusahaan akan
meningkatkan nilai perusahaan.
34
2) Leverage salah satu faktor penting dalam unsur pendanaan
adalah utang. Leverage digambarkan untuk melihat sejauh
mana aset perusahaan di biayai oleh utang dibandingkan
dengan modal sendiri. Leverage dapat juga dimaknai
sebagai penaksir dari risiko yang melekat pada suatu
perusahaan. Artinya, leverage yang semakin besar
menunjukkan risiko investasi yang semakin besar pula.
Perusahaan dengan rasio leverage yang rendah memiliki
risiko yang lebih kecil. Pada intinya apabila perusahaan
masih bisa mengusahakan sumber pendanaan internal,
maka sumber pendanaan eksternal tidak akan diusahakan.
Maka dapat disimpulkan bahwa rasio leverage yang tinggi
menyebabkan turunnya nilai perusahaan.
3) Profitabilitas merupakan gambaran dari kinerja
manajemen dalam mengelola perusahaan. Terdapat
berbagai macam ukuran profitabilitas antara lain: laba
operasi, laba bersih, tingkat pengembalian investasi atau
aktiva, dan tingkat pengembalian ekuitas pemilik. Rasio
profitabilitas atau rasio rentabilitas menunjukkan
keberhasilan dalam menghasilkan keuntungan. Naiknya
laba bersih dapat dijadikan salah satu indikator bahwa
nilai perusahaan juga naik karena naiknya laba bersih
sebuah perusahaan yang bersangkutan. Hal ini akan
35
menyebabkan kenaikan harga saham, yang sejalan juga
dengan kenaikan nilai perusahaan.
4. Return On Equity (ROE)
a. Pengertian ROE
Return on equity merupakan salah satu rasio yang dapat
digunakan untuk mengukur profitabilitas. Profitabilitas suatu
perusahaan menggambarkan kemampuan suatu perusahaan
untuk memperoleh laba dalam pengelolaan manajemen
keuangan. Analisis profitabilitas ini, dilakukan selama tahun
tersebut guna mengevaluasi terutama kinerja laba perusahaan.
Samryn (2015), menyatakan bahwa rasio profitabilitas
merupakan suatu model analisis berupa perbandingan data
keuangan sehingga informasi keungan tersebut menjadi lebih
berarti. Simamora (2002), berpendapat bahwa hasil dari rasio
profitabilitas akan dipadukan dengan data lain untuk
memprediksi potensi kemampuan laba perusahaan yang
dianggap penting bagi kalangan manajemen, kreditur, pemegang
saham, sehingga perusahaan mampu beroperasi pada jangka
panjang. Dengan demikian kesehatan laporan keuangan
perusahaan tergantung pada laba perusahaan di masa yang akan
datang. Menurut Robinson (2010), Return on equity merupakan
tingkat pengembalian atas ekuitas pemegang saham. Return on
equity merupakan perbandingan antara laba bersih setelah
36
dipotong pajak (EAT) suatu emiten dengan modal sendiri yang
dimiliki (Carlo, 2014). Harapan dari pemegang saham adalah
mendapatkan keuntungan atas uang yang telah mereka tanamkan
dengan menggunakan rasio ini kita bisa mengetahui berapa
besar pengembalian. Rasio ini juga dipengaruhi oleh besar
kecilnya utang perusahaan, apabila proporsi utang makin besar
maka rasio ini juga akan semakin besar.
b. Tujuan ROE
Rasio ini akan menunjukkan pengembalian ekuitas
pemegang saham dari laba yang dihasilkan oleh perusahaan.
Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri.
Semakin tinggi rasio ini semakin baik. Artinya posisi
perusahaan semakin kuat, demikian pula ketika return on equity
perusahaan yang sedikit disebabkan banyaknya penggunaan
utang oleh perusahaan (Brigham, 2011). Investor akan
menginginkan rasio yang tinggi pada suatu perusahaan. Return
on equity yang tinggi mencerminkan bahwa perusahaan berhasil
menghasilkan keuntungan dari modalnya sendiri. Peningkatan
Return on equity akan ikut mendongkrak nilai jual perusahaan
(Carlo, 2014). Selain itu, return on equity juga dianggap sebagai
represtasi dari kekayaan pemegang saham atau nilai perusahaan.
37
5. Return On Assets (ROA)
a. Pengertian ROA
Return On Asset adalah salah satu rasio profitabilitas yang
dimaksudkan untuk mengukur kemampuan perusahaan atas
keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktivitas operasi
perusahaan dengan tujuan menghasilkan laba dengan
memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. ROA merupakan rasio
yang penting diantara rasio profitabilitas yang ada. Return On
Asset diperoleh dengan cara membandingkan net income
terhadap total aset. Net Income merupakan pendapatan bersih
sesudah pajak. Total Asset merupakan semua aktiva yang
digunakan dalam kegiatan atau usaha memperoleh penghasilan
yang rutin atau usaha pokok perusahaan. ROA menunjukkan
kinerja yang semakin baik, karena tingkat pengembalian yang
semakin besar. ROA yang negatif disebabkan laba perusahaan
dalam kondisi negatif pula atau rugi. Hal ini menunjukkan
kemampuan dari modal yang diinvestasikan secara keseluruhan
belum mampu untuk menghasilkan laba (Robert, 2007).
Menurut Ardimas dan Wardoyo (2014) Return On Assets
(ROA) adalah salah satu bentuk rasio profitabilitas yang
dimaksudkan untuk mengukur kemampuan perusahaan atas
keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktivitas operasi
38
perusahaan dengan tujuan menghasilkan laba dengan
memanfaatkan aktiva yang dimilikinya.
Return on Asset (ROA) atau yang sering diterjemahkan ke
dalam bahasa indonesia sebagai rentabilitas ekonomi adalah
rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan
laba pada masa lalu. Menurut Kasmir Return on Asset (ROA)
merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah
aktiva yang digunakan dalam perusahaan. ROA juga merupakan
suatu ukuran tentang efektifitas manajemen dalam mengelola
investasinya. Analisis ini kemudian bisa diproyeksikan ke masa
depan untuk melihat kemampuan perusahaan menghasilkan laba
pada masa-masa mendatang.
b. Keunggulan ROA
ROA menunjukkan kinerja yang semakin baik, karena tingkat
pengembalian yang semakin besar. Keunggulan Return On Asset
(ROA) adalah:
1) ROA dapat mengukur efisiensi penggunaan modal yang
menyeluruh, yang sensitif terhadap setiap hal yang
mempengaruhi keadaan keuangan perusahaan.
2) ROA dapat membandingkan posisi perusahaan dengan
rasio industri sehingga dapat diketahui apakah perusahaan
di bawah, sama atau di atas rata-rata.
39
3) ROA dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas dari
masing-masing produk yang dihasilkan.
4) ROA dapat digunakan untuk mengukur efisiensi tindakan-
tindakan yang dilakukan setiap divisinya dan pemanfaatan
akuntansi divisinya.
5) Setiap berguna untuk kepentingan kontrol, ROA berguna
juga untuk kepentingan keperencanaan.
c. Kelemahan dari ROA
Kelemahan Return on Asset (ROA) adalah:
1) ROA sebagai pengukur divisi sangat dipengaruhi oleh
metode presiasi aktiva tetap.
2) ROA mengandung distorsi yang cukup besar terutama
dalam kondisi inflasi. mgf
Tinggi rendahnya ROA tergantung pada pengelolaan aset
perusahaan oleh manajemen yang menggambarkan efisiensi dari
operasional perusahaan. Semakin tinggi ROA semakin efisien
perusahaan dan begitu juga sebaliknya. Rendahnya ROA disebabkan
oleh banyaknya aset yang menganggur, investasi persediaan yang
terlalu banyak, aktiva tetap beroperasi di bawah normal dan lain-lain.
Rasio profitabilitas yang paling disoroti dalam analisis laporan
keuangan adalah Return On Asset (ROA), karena mampu
menunjukkan keberhasilan perusahaan menghasilkan keuntungan.
ROA mampu mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan
40
keuntungan pada masa lampau untuk kemudian di proyeksikan di
masa yang akan datang.
6. Leverage
a. Pengertian Leverage
Leverage merupakan rasio yang menunjukkan bagaimana
perusahaan mampu untuk mengelola hutangnya dalam rangka
memperoleh keuntungan dan juga mampu untuk melunasi
kembali hutangnya. Perusahaan yang tidak solvabel adalah
perusahaan yang total hutangnya lebih besar dibandingkan total
asetnya (Fahmi, 2014).
Leverage merupakan rasio untuk mengukur besarnya
aktiva yang dibiayai oleh utang atau proporsi total utang
terhadap rata-rata ekuitas pemegang saham. Rasio leverage
memberikan gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki
perusahaan, sehingga dapat dilihat risiko tak tertagihnya suatu
utang. Tambahan informasi diperlukan untuk menghilangkan
keraguan pemegang obligasi terhadap dipenuhinya hak-hak
mereka sebagai (Schipper,1981 dan Meek, dkk, 1995) dalam
(Andreas,2009). Leverage merupakan alat untuk mengukur
seberapa besar perusahaan tergantung pada kreditur dalam
membiayai aset perusahaan. Perusahaan yang mempunyai
tingkat leverage tinggi berarti sangat bergantung pada pinjaman
luar untuk membiayai asetnya, sedangkan perusahaan yang
41
mempunyai tingkat leverage lebih rendah lebih banyak
membiayai asetnya dengan modal sendiri. Rasio leverage
merupakan rasio yang mengukur perbandingan antara dana yang
disediakan oleh pemilik perusahaan dengan dana yang berasal
dari kreditur perusahaan. Rasio ini menunjukkan risiko finansial
yang dihadapi perusahaan.
Dengan adanya komponen modal yang berasal dari utang,
pemilik akan memperoleh manfaat berupa keuntungan yang
diperoleh dari pertambahan modal, tetapi di sisi lain pemilik
harus membayar bunga utang. Jika perusahaan memperoleh
hasil yang lebih besar dari dana yang dipinjam daripada yang
harus dibayar sebagai bunga, maka hasil pengembalian untuk
para pemilik akan meningkat. Pembiayaan dengan utang atau
leverage keuangan menurut Brigham dan Houston (2011)
memiliki tiga implikasi penting, yaitu:
1) Memperoleh dana melalui utang membuat pemegang
saham dapat mempertahankan pengendalian atas
perusahaan dengan investasi yang terbatas.
2) Kreditur melihat ekuitas atau dana yang disetor pemilik
untuk memberikan marjin pengaman, sehingga jika
pemegang saham hanya memberikan sebagian kecil dari
total pembiayaan, maka risiko perusahaan sebagian besar
ada pada kreditur.
42
3) Jika perusahaan memperoleh pengembalian yang lebih
besar atas investasi yang dibiayai dengan dana pinjaman
dibanding pembayaran bunga, maka pengembalian atas
modal pemilik akan lebih besar.
b. Pengukuran Leverage
Rasio leverage yang banyak digunakan diantaranya:
1) Total Debt to Total Assets (DTA)
Rasio ini merupakan rasio yang mengukur besarnya
total aktiva yang dibiayai oleh kreditur perusahaan.
Semakin tinggi rasio ini berarti semakin banyak uang
kreditur yang digunakan perusahaan untuk menghasilkan
laba. Hal itu akan menyebabkan perusahaan yang
mempunyai beban utang besar, tetapi aktiva yang dibeli
dengan utang tersebut memberi penghasilan yang lebih
besar dibanding biaya utangnya sehingga leverage mampu
menambah laba perusahaan (Brigham dan Houston, 2011)
2) Debt to Equity Ratio (DER).
Debt to Equity Ratio merupakan perbandingan
antara total utang dan ekuitas atau pemegang saham
perusahaan. Semakin besar risiko yang dihadapi, maka
investor akan meminta tingkat keuntungan yang semakin
tinggi.
43
7. Ukuran Perusahaan
a. Pengertian Ukuran Perusahaan
Size (Ukuran) perusahaan dianggap mampu
mempengaruhi nilai perusahaan. Karena semakin besar ukuran
atau skala perusahaan maka akan semakin mudah pula
perusahaan memperoleh sumber pendanaan baik yang bersifat
internal maupun eksternal. Size merupakan hal yang penting
dalam proses pelaporan keuangan. Shofwatul (2011) dalam
penelitiannya menemukan bukti bahwa size berpengaruh positif
signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan.
b. Klasifikasi Ukuran Perusahaan
Menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2008 ukuran
perusahaan diklasifikasikan ke dalam 4 kategori yaitu usaha
mikro, usaha kecil, usaha menengah dan usaha besar. Adapun
klasifikasi ukuran perusahaaan yang diatur dalam UU No. 20
tahun 2008 Pasal (1) adalah sebagai berikut:
1) Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang
perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang
memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang ini.
2) Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan
usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan
44
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha
Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria
Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang ini.
3) Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang
berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau
badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan
Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan
bersih atau hasil penjualan sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang ini.
4) Usaha besar adalah usaha ekonomi produktif yang
dilakukan oleh badan usaha dengan jumlah kekayaan
bersih atau hasil penjualan tahunan lebih besar dari Usaha
Menengah, yang meliputi usaha nasional milik negara atau
swasta, usaha patungan, dan usaha asing yang melakukan
kegiatan ekonomi di Indonesia.
c. Kriteria dan Klasifikasi Ukuran Perusahaan
Sedangkan kriteria ukuran perusahaan yang diatur dalam
UU No. 20 Tahun 2008 Pasal 6 adalah sebagai berikut:
Tabel 2.2
45
Kriteria Ukuran Perusahaan
Ukuran Perusahaan
Kriteria
Aset (tidak
termasuk tanah
dan bangunan)
Penjualan
Tahunan
Usaha Mikro Maksimal 50 juta Maksimal 300 juta
Usaha Kecil >50 juta - 500 juta >100 juta – 2,5 M
Usaha Menengah >500 juta – 10 M 2,5 M – 50 M
Usaha Besar >10 M >50 M
Sumber: UU No. 20 Tahun 2008
Menurut Suwito dan Herawaty (2005) ukuran perusahaan
hanya terbagi dalam 3 kategori yaitu perusahaan besar (large
firm), perusahaan menengah (medium size), dan perusahaan
kecil (small firm). Berdasarkan pasal 3 ayat 1, 2 dan 3 dari
Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia tanggal 16
September 2009 No. 46/M-DAG/PER/2009 yang mulai
diberlakukan efektif sejak tanggal 1 Juli 2010, bahwa
perusahaan dikualifikasikan sebagai berikut:
1) Klasifikasi perusahaan kecil adalah untuk perusahaan
dengan kekayaan bersih lebih dari Rp. 50.000.000,-
sampai dengan maksimum Rp 500.000.000,- tidak
termasuk tanah dan bagunan tempat usaha, dengan omzet
lebih dari Rp 300.000.000,- sampai Rp 2.500.000.000,-
2) Klasifikasi perusahaan menengah adalah untuk perusahaan
dengan kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,-
sampai dengan maksimum Rp 10.000.000.000,- tidak
46
termasuk tanah dan banguna
Recommended