181
PENGARUH RETURN ON EQUITY (ROE), RETURN ON ASSET (ROA), LEVERAGE DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) SEBAGAI VARIABEL MODERASI (Studi pada Perusahaan yang Tergabung di JII dan Terdaftar di BEI periode 2014-2018) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Disusun Oleh : INDAH FITRIYANI 63010150141 PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2019

PENGARUH RETURN ON EQUITY (ROE), RETURN ON ASSETe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5979/1/SKRIPSI... · 2019. 9. 19. · KATA PENGANTAR Tiada kata terindah yang dapat penulis

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • PENGARUH RETURN ON EQUITY (ROE), RETURN ON ASSET

    (ROA), LEVERAGE DAN UKURAN PERUSAHAAN

    TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN CORPORATE

    SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) SEBAGAI VARIABEL

    MODERASI

    (Studi pada Perusahaan yang Tergabung di JII dan Terdaftar di

    BEI periode 2014-2018)

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

    Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

    Disusun Oleh :

    INDAH FITRIYANI

    63010150141

    PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

    2019

  • i

    PENGARUH RETURN ON EQUITY (ROE), RETURN ON ASSET

    (ROA), LEVERAGE DAN UKURAN PERUSAHAAN

    TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN CORPORATE

    SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) SEBAGAI VARIABEL

    MODERASI

    (Studi pada Perusahaan yang Tergabung di JII dan Terdaftar di

    BEI periode 2014-2018)

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

    Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

    Disusun Oleh :

    INDAH FITRIYANI

    63010150141

    PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

    2019

  • ii

  • iii

  • iv

  • v

  • vi

    MOTTO

    Sesungguhnya sesudah kesulitan itu akan datang kemudahan, maka apabila

    kamu telah selesai dari suatu urusan kerjakanlah dengan sungguh-sungguh

    urusan yang lain, dan hanya kepada Tuhanmu hendaknya kamu berharap.

    ( Q.S. Al-Insyirah: 6-8)

    Niscaya Allah SWT akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di

    antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Allah Swt. Maha

    teliti apa yang kamu kerjakan.

    (Q.S. Al-Mujahadah: 11)

    Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wasallam, bersabda: “Barang siapa yang

    menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu, Allah akan memudahkan

    baginya jalan ke surga”.

    (HR Muslim)

  • vii

    PERSEMBAHAN

    Skripsi ini penulis persembahkan untuk kedua orang tua

    Bapak Suparman dan Ibu Muzaemah yang tidak pernah lelah memberikan

    doa, semangat serta kasih sayang kepada penulis... Terimakasih .... juga kepada

    kakak tercinta Siti Aminatun, Etyk Marzuni dan Hartatik yang selalu

    menemani dalam berjuang untuk membahagiakan orang tua kita.

  • viii

    KATA PENGANTAR

    Tiada kata terindah yang dapat penulis sampaikan, selain ucapan

    alhamdulillah hirrobil ‘alamin dengan rasa penuh syukur kehadirat Allah SWT,

    karena dengan rahmad, hidayah serta pertolongan-Nya penulis dapat

    menyelesaikan penelitian yang berjudul “Pengaruh Return On Equity (ROE),

    Return On Assets (ROA), Leverage danUkuran Perusahaan Terhadap Nilai

    Perusahaan dengan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai Variabel

    Moderasi (Studi pada Perusahaan yang Tergabung di JII dan terdaftar di BEI

    periode 2014-2018)” dengan lancar. Shalawat serta salam selalu tercurahkan

    kepada Nabi Agung Muhammad SAW, yang selalu kita nantikan syafaat-Nya.

    Penelitian ini disusun sebagai salah satu tugas mahasiswa dalam

    mengamalkan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu berupa penelitian. Ucapan

    terimakasih sebesar-besarnya peneliti ucapkan kepada semua pihak yang telah

    memberikan pengarahan, bimbingan dan bantuan dalam berbagai bentuk. Ucapan

    terimakasih terutama penulis sampaikan kepada:

    1) Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Ag. selaku Rektor Institut Agama Islam

    Negeri Salatiga.

    2) Bapak Dr. Anton Bawono, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

    Bisnis Islam IAIN Salatiga.

    3) Bapak Dr. H. Abdul Aziz NP, M.M. selaku dosen pembimbing skripsi yang

    telah membimbing penulis, memberikan pengarahan, masukan sehingga

    penulis dapat menyelesaikan penelitian ini.

  • ix

    4) Bapak Ari Setiawan, M.M selaku Ketua Program Studi S1 Perbankan

    Syariah.

    5) Segenap dosen dan staff Program Studi S1 Perbankan Syariah yang telah

    memberikan bekal berbagai teori, ilmu pengetahuan dan pengalaman yang

    sangat bermanfaat bagi penulis.

    6) UKM Koperasi Mahasiswa Fatawa IAIN Salatiga sebagai tempat menimba

    ilmu selain dalam perkuliahan.

    7) Teman-teman seperjuangan Program Studi S1 Perbankan Syariah tahun

    angkatan 2015yang penulis banggakan.

    8) Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah

    membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

    Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka

    penulis sangat mengharapkan saran maupun kritikan demi sempurnanya skripsi

    ini. Mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat bagi penulis khusunya dan bagi

    pembaca pada umumnya, dan kiranya skripsi ini dapat menjadi salah satu bentuk

    sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan terutama di bidang ekonomi

    Islam.

    Salatiga, 20 Juli 2019

    Penulis,

  • x

    ABSTRAK

    Fitriyani, Indah. 2019. Pengaruh Return On Equity (ROE), Return On Assets

    (ROA), Leverage dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan

    dengan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai Variabel Moderasi

    (Studi pada Perusahaanyang Tergabung di JII dan terdaftar di BEI periode

    2014-2018)”. Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Strata Satu

    Perbankan Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dosen

    Pembimbing: Dr. H. Abdul Aziz NP, M.M.

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Return On Equity

    (ROE), Return On Assets (ROA), Leverage dan Ukuran Perusahaan Terhadap

    Nilai Perusahaan dengan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai Variabel

    Moderasi pada Perusahaan yang Tergabung di JII dan terdaftar di BEI tahun 2014

    sampai dengan tahun 2018.

    Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif data sekunder

    berbentuk data panel. Sampel yang digunakan sebanyak 11 perusahaan tergabung

    di Jakarta Islamic Index (JII) dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada

    periode 2014-2018. Metode pengumpulan data dilakukan dengan mengakses

    laporan tahunan yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Data yang

    diperoleh kemudian diolah dengan alat analisis Eviews 9 Version. Analisis yang

    digunakan dalam penelitian ini meliputi uji statistik deskriptif, uji stasioneritas, uji

    regresi linier berganda, Uji MRA , dan uji asumsi klasik.

    Hasil uji regresi linier berganda setelah dilakukan uji multikolinieritas

    menunjukkan bahwa: 1) Variabel ROA berpengaruh positif dan signifikan

    terhadap Nilai Perusahaan; 2) CSR tidak mampu memoderasi pengaruh variabel

    ROA terhadap Nilai Perusahaan; 3) CSR mampu memoderasi pengaruh variabel

    Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan. Sedangkan sebelum dilakukannya

    uji multikolinieritas menunjukkan bahwa: 1) Variabel ROE berpengaruh positif

    dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan; 2) Variabel Leverage berpengaruh

    negatif dan tidak signifikan terhadap Nilai Perusahaan; 3) Variabel Ukuran

    Perusahaan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan; 4) CSR

    tidak mampu memoderasi pengaruh variabel ROE terhadap Nilai Perusahaan; 5)

    CSR tidak mampu memoderasi pengaruh variabel Leverage terhadap Nilai

    Perusahaan.

    Kata Kunci: Return On Equity (ROE), Return On Assets (ROA), Leverage,

    Ukuran Perusahaan, Nilai Perusahaan, Corporate Social Responsibility (CSR)

  • xi

    DAFTAR ISI

    JUDUL ..................................................................................................................... i

    PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................... Error! Bookmark not defined.

    PENGESAHAN KELULUSAN ............................ Error! Bookmark not defined.

    PERNYATAAN KEASLIAN DAN KESEDIAAN PUBLIKASI ................ Error!

    Bookmark not defined.

    PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ..................... Error! Bookmark not defined.

    MOTTO ................................................................................................................. vi

    KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii

    ABSTRAK .............................................................................................................. x

    DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi

    DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv

    DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xv

    BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

    A. Latar Belakang ............................................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 12

    C. Tujuan .......................................................................................................... 13

    D. Kegunaan Penelitian .................................................................................... 14

    E. Sistematik Penulisan .................................................................................... 15

    BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 17

    A. Telaah Pustaka ............................................................................................. 17

    B. Landasan Teori ............................................................................................ 24

    1. Signalling Theory ...................................................................................... 24

    2. Stakeholder Theory ................................................................................... 27

  • xii

    3. Nilai Perusahaan ........................................................................................ 29

    4. Return On Equity (ROE) ........................................................................... 35

    5. Return On Assets (ROA) ........................................................................... 37

    6. Leverage .................................................................................................... 40

    7. Ukuran Perusahaan .................................................................................... 43

    8. Corporate Social Responsibility (CSR) .................................................... 46

    C. Kerangka Penelitian ..................................................................................... 56

    D. Hipotesis ...................................................................................................... 58

    BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 67

    A. Jenis Penelitian ............................................................................................ 67

    B. Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................................... 68

    C. Populasi dan Sampel .................................................................................... 68

    1. Populasi ..................................................................................................... 68

    2. Sampel ....................................................................................................... 69

    D. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 70

    E. Definisi Konsep dan Operasional ................................................................ 71

    1. Variabel Penelitian .................................................................................... 71

    2. Definisi Operasional Variabel ................................................................... 72

    F. Instrumen Penelitian .................................................................................... 75

    G. Uji Instrumen Penelitian .............................................................................. 76

    1. Uji Stasioneritas ........................................................................................ 76

    2. Regresi Linier Berganda ............................................................................ 76

    3. Uji Asumsi Klasik ..................................................................................... 78

    4. Analisis Regresi Moderasi (Moderated Regression Analysis) .................. 81

    5. Pengujian Hipotesis ................................................................................... 82

  • xiii

    H. Alat Analisis Data ........................................................................................ 84

    BAB IV ANALISIS DATA .................................................................................. 85

    A. Deskripsi Objek Penelitian .......................................................................... 85

    1. Variabel Nilai Perusahaan (Tobin’s Q) ..................................................... 85

    2. Variabel Return On Equity (ROE) ............................................................ 86

    3. Variabel Return On Assets (ROA) ............................................................ 86

    4. Variabel Leverage ..................................................................................... 87

    5. Variabel Ukuran Perusahaan ..................................................................... 87

    6. Variabel CSR ............................................................................................. 88

    B. Uji Stasioner ................................................................................................ 88

    C. Moderated Regression Analysis (MRA) ...................................................... 89

    D. Analisis Data ................................................................................................ 92

    1. Uji Regresi Linier Berganda...................................................................... 92

    2. Uji Statistik ................................................................................................ 97

    3. Uji Asumsi Klasik ................................................................................... 101

    A. Hasil dan Pembahasan ............................................................................... 109

    BAB V PENUTUP .............................................................................................. 128

    A. Kesimpulan ................................................................................................ 128

    B. Saran .......................................................................................................... 129

    DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 131

  • xiv

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1.1 Data Nilai Perusahaan (Tobin’s Q) ........................................................ 3

    Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan ..................................................... 21

    Tabel 2.2 Kriteria Ukuran Perusahaan .................................................................. 44

    Tabel 3.1 Hasil Penentuan Sampel........................................................................ 69

    Tabel 3.2 Daftar Nama Perusahaan ....................................................................... 70

    Tabel 3.3 Pengambilan Keputusan Durbin-watson .............................................. 81

    Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Variabel Nilai Perusahaan ..................................... 85

    Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Variabel Return On Equity .................................... 86

    Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Variabel Return On Assets ..................................... 86

    Tabel 4.4 Statistik Deskriptif Variabel Leverage .................................................. 87

    Tabel 4.5 Statistik Deskriptif Variabel Ukuran Perusahaan ................................. 87

    Tabel 4.6 Statistik Deskriptif Variabel Corporate Social Responsibility ............. 88

    Tabel 4.7 Uji Stasioneritas .................................................................................... 89

    Tabel 4.8 Hasil Uji Regresi Linier Berganda ........................................................ 90

    Tabel 4.9 Hasil Uji Moderated Regression Analysis (MRA) ............................... 90

    Tabel 4.10 Hasil Uji Comman Effect Model ......................................................... 92

    Tabel 4.11 Hasil Uji FixedEffect Model ............................................................... 93

    Tabel 4.12 Hasil Uji Chow Test ............................................................................ 94

    Tabel 4.13 Hasil Uji Regresi Random Effect Model ............................................. 95

    Tabel 4.14 Hasil Uji Hausman test ....................................................................... 96

    Tabel 4.15 Hasil Uji Regresi Linier Berganda ...................................................... 96

    Tabel 4.16 Perbandingan Nilai R- squared ......................................................... 103

    Tabel 4.17 Perbandingan Nilai R- squared Disembuhkan .................................. 104

    Tabel 4 .18 Uji Autokorelasi ............................................................................... 105

    Tabel 4.19 Hasil Uji Heteroskedastisitas ............................................................ 107

    Tabel 4.20 Hasil Uji Heteroskedastisitas Setelah Penyembuhan ........................ 108

    Tabel 4.21 Hasil Uji Regresi Berganda Setelah Penyembuhan .......................... 110

    Tabel 4.22 Ringkasan Uji Hipotesis ................................................................... 115

  • xv

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Kerangka Penelitian ......................................................................... 57

    Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas........................................................................ 102

    Gambar 4.2 Grafik Autokorelasi ......................................................................... 107

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Di dalam dunia modern saat ini, pada umumnya sebuah perusahaan

    didirikan dengan suatu tujuan tertentu. Tujuan perusahaan yang umunya

    diketahui publik adalah untuk mendapatkan laba yang sebesar-besarnya.

    Akan tetapi, tujuan perusahaan yang sebenarnya tidak hanya sebatas untuk

    memaksimalkan laba, tetapi juga untuk meningkatkan kemakmuran pemilik

    atau para pemegang saham dan untuk memaksimalkan nilai perusahaan

    (Silaban, 2013).

    Nilai perusahaan merupakan konsep penting bagi para investor,

    karena merupakan indikator bagi pasar untuk menilai sebuah perusahaan

    secara keseluruhan (Mahendra, dkk, 2012). Menurut Putu, dkk (2014), nilai

    perusahaan merupakan salah satu persepsi investor terhadap perusahaan

    yang sering dikaitkan dengan harga saham dengan tujuan utamanya adalah

    memaksimalkan kekayaan perusahaan atau nilai perusahaan.

    Memaksimalkan nilai perusahaan sangat penting, hal tersebut berarti

    sekaligus memaksimalkan kekayaan pemegang saham sebagai tujuan utama

    perusahaan.

    Nilai perusahaan tercermin pada harga saham yang stabil dan

    meningkat. Nilai perusahaan adalah harga yang bersedia dibayar oleh calon

    pembeli atau investor apabila perusahaan tersebut dijual (Husnan dan

  • 2

    Pudjiastuti,1996). Meningkatnya nilai perusahaan merupakan sebuah

    prestasi bagi perusahaan tersebut, yang sesuai dengan keinginan para

    pemegang saham. Karena dengan meningkatnya nilai perusahaan, maka

    meningkat pula kesejahteraan para pemegang saham perusahaan tersebut

    (Aditya, 2015).

    Salah satu pengelompokan jenis saham di pasar modal adalah

    pengelompokan saham syariah, dimana saham tersebut dalam

    operasionalnya tidak bertentangan dengan syariat Islam. Dalam penelitian

    ini kelompok saham syariah tersebut diambil dari perusahaan-perusahaan

    syariah yang tergabung di Jakarta Islamic Index (JII). Di Indonesia, secara

    historis keberadaan pasar modal syariah dimulai dan diperkenalkan pada

    pertengahan tahun 1997 melalui instrumen reksadana syariah. Sebab adanya

    kerjasama antara PT Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan PT Danareksa

    Investment Management (DIM) pada bulan Juli tahun 2000, maka

    dibentuklah Jakarta Islamic Index (Pratama, 2012). Perkembangan pasar

    modal syariah di Indonesia secara umum ditandai dengan adanya berbagai

    indikator diantaranya adalah semakin banyak dan maraknya para pelaku

    pasar modal syariah yang mengeluarkan efek-efek syariah berupa saham-

    saham yang tergabung dalam Jakarta Isamic Index (Azwar, dkk, 2011).

    Dalam beberapa tahun terakhir, saham syariah semakin menarik dan

    jumlah investor pasar modal syariah terus mengalami peningkatatan. Hal ini

    dibuktikan dengan laporan dari Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat

    jumlah investor pasar modal syariah hingga Februari 2019 ini telah

  • 3

    mencapai 47.165. Sementara, pada akhir tahun 2018 lalu jumlahnya sekitar

    44.000. Data BEI menyebut, jumlah saham syariah meningkat signifikan

    tiap tahunnya yaitu 64,5 persen. Sedangkan, rata-rata jumlah saham syariah

    dari total saham tercatat BEI sejak tahun 2011 yaitu 62 persen. Bahkan

    kinerja indeks saham syariah di Jakarta Islamic Index (JII) juga mengalami

    peningkatan sebesar 28 persen. (www.kumparan.com).

    Salah satu alat ukur yang digunakan investor untuk melihat nilai

    perusahaan adalah Tobin’s Q. Menurut Smithers dan Wright (2007) nilai

    Tobin’s Q dapat memberikan informasi yang paling baik karena rasio ini

    dapat menjelaskan berbagai fenomena yang terjadi dalam perusahaan seperti

    pengambilan keputusan investasi (Widyanti, 2014). Semakin tinggi tingkat

    rasio Tobin’s Q suatu perusahaan maka perusahaan tersebut dikatakan

    semakin mampu dan berhasil dalam menciptakan nilai bagi pemegang

    saham (Hasibuan, dkk 2016). Berikut ini merupakan data nilai perusahaan

    (Tobin’s Q) pada perusahaan-perusahaan yang tergabung di Jakarta Islamic

    Index (JII) dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2014-2018:

    Tabel 1.1

    Data Nilai Perusahaan (Tobin’s Q) Perusahaan yang tergabung di JII Tahun

    2014-2018

    Nama

    Perusahaan

    Nilai Tobin’s Q

    2014 2015 2016 2017 2018

    AKRA 1,687064 2,384459 2,002882 1,972260 1,287373

    ASII 1,764333 1,474130 1,745051 1,563265 1,498305

    ICBP 3,469135 3,341255 3,819880 3,473750 3,681707

    INDF 1,209910 1,025232 1,312060 1,199681 1,083221

    KLBF 7,113786 4,718992 4,845522 4,677496 4,096513

    PGAS 2,404389 1,224763 1,248926 0,976944 1,008920

    SMGR 3,070557 2,053086 1,539203 1,517063 1,754365

    http://www.kumparan.com/

  • 4

    TLKM 2,438425 2,321249 2,646001 2,542643 2,260472

    UNTR 1,433574 1,388484 1,572632 1,941157 1,391534

    UNVR 17,925150 18,640407 18,397888 20,622210 17,124051

    WIKA 2,109029 1,550741 1,278821 1,034124 0,937269

    Sumber : www.idx.co.id data diolah, 2019

    Dari tabel di atas menunjukkan bahawa nilai Tobin’s Q perusahaan-

    perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) mengalami

    kenaikan dan penurunan di tiap tahun yang berbeda. Dari data yang

    diperoleh menunjukkan fenomena yang sama yaitu terjadi penurunan nilai

    perusahaan pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic

    Index (JII).

    Menciptakan nilai perusahaan yang tinggi merupakan salah satu

    tujuan perusahaan melakukan go public di pasar modal melalui optimalisasi

    harga saham (Widyanti, 2014). Nilai perusahaan merupakan persepsi

    investor terhadap tingkat keberhasilan sebuah perusahaan yang sering

    dikaitkan dengan harga saham. Semakin tinggi harga saham perusahaan

    mencerminkan nilai perusahaan tersebut semakin tinggi, begitu pula

    sebaliknya. Harga saham yang meningkat menunjukkan bahwa nilai

    perusahaan ikut meningkat dengan return tinggi yang diberikan oleh

    perusahaan (Novari & Lestari, 2016). Nilai perusahaan yang tinggi maka

    akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham (Brigham dan

    Houston, 2011). Nilai perusahaan menjadi sangat penting karena dapat

    mempengaruhi persepsi investor terhadap perusahaan sehingga perusahaan

    akan lebih memiliki kemudahan dalam mendapatkan dana dari investor.

    http://www.idx.co.id/

  • 5

    Kemakmuran para pemegang saham dapat memberikan efek positif

    terhadap perusahaan dimana hal tersebut akan meningkatkan nilai

    perusahaan. Perusahaan akan saling bersaing melakukan berbagai inovasi

    dan strategi bisnis dalam memaksimalkan nilai perusahaan agar

    mendapatkan sumber dana dari para investor. Apabila suatu perusahaan

    memiliki nilai perusahaan yang tidak stabil maka akan dianggap mengalami

    penurunan oleh investor (Prastuti dan Sudiartha, 2016). Hal tersebut akan

    menyebabkan perusahaan kehilangan kepercayaan dari investor. Para

    investor akan banyak menjual sahamnya kembali sehingga modal

    perusahaan akan berkurang dan kesulitan melakukan operasional

    perusahaan.

    Terdapat beberapa faktor yang dapat menentukan nilai perusahaan

    antara lain ROE, ROA, Leverage, Ukuran Perusahaan dan CSR. Faktor

    pertama yang diduga mempengaruhi nilai perusahaan adalah Return On

    Equity (ROE). ROE merupakan kemampuan perusahaan dalam

    menghasilkan suatu laba bagi pemegang saham biasa, setelah perhitungan

    laba biaya hutang dan dividen saham preferen (Febriyanto dan Nurwiyanta,

    2014).

    Faktor kedua yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan adalah

    Return On Assets (ROA). ROA merupakan perbandingan antara laba bersih

    setelah biaya bunga dan pajak dengan total aset (Suffah & Riduwan, 2016).

    Rasio ini dapat mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba

    berdasarkan total aset yang dimiliki perusahaan. Hasil penelitian yang

  • 6

    dilakukan oleh Putri (2015) serta Ardimas dan Wardoyo (2014) menyatakan

    bahwa ROA berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Berbeda halnya

    dengan penelitian yang dilakukan oleh Widyawati dan Listiadi (2014), serta

    Wijaya dan Linawati (2015) yang menyatakan bahwa ROA tidak

    berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

    Leverage dapat diukur menggunakan Debt To Equity Ratio (DER).

    Semakin besar DER maka akan semakin kecil laba yang akan dibagikan

    kepada pemegang saham, sehingga dapat menurunkan harga saham yang

    bersangkutan. Semakin rendah tingkat DER maka kemungkinan nilai

    perusahaan akan semakin tinggi dan perusahaan akan mendapat

    kepercayaan dari investor (Syahadatina dan Suwitho, 2015). Hasil penelitian

    Suffah dan Riduwan (2016) menyatakan bahwa leverage berpengaruh

    positif terhadap nilai perusahaan. Sedangkan penelitian Mindra & Erawati

    (2014) menyatakan bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap nilai

    perusahaan.

    Ukuran perusahaan dianggap mampu mempengaruhi nilai perusahaan

    karena semakin besar ukuran atau skala perusahaan maka akan semakin

    mudah pula perusahaan memperoleh dana dari kreditor untuk mencapai

    tujuan perusahaan (Indriyani, 2017). Ukuran perusahaan dapat diukur

    menggunakan total aset. Total aset menjadi tolok ukur dalam menentukan

    besar kecilnya suatu perusahaan.

    Pandangan dalam dunia usaha dimana perusahaan hanya bertujuan

    untuk mendapatkan laba yang setinggi-tingginya tanpa memperhatikan

  • 7

    dampak yang muncul dalam kegiatan usahanya kini sudah tidak dapat

    diterima lagi. Perkembangan dunia usaha saat ini menuntut perusahaan

    untuk meningkatkan perhatiannya kepada lingkungan sosial. Perusahaan

    diharapkan tidak hanya mementingkan kepentingan manajemen dan pemilik

    modal (investor dan anggota) tetapi juga karyawan, konsumen, masyarakat

    dan lingkungannya. Kesadaran masyarakat akan peran perusahaan dalam

    lingkungan sosial pun semakin meningkat. Masyarakat membutuhkan

    informasi mengenai sejuh mana perusahaan telah melaksanakan aktivitas

    sosialnya untuk memastikan bahwa hak-hak mereka telah terpenuhi.

    Corporate Social Responsibility (CSR) dalam penelitian ini berfungsi

    sebagai variabel pemoderasi untuk melihat apakah dengan adanya CSR akan

    mampu memperkuat maupun memperlemah hubungan antara ROE, ROA,

    Leverage, dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan. Variabel CSR

    digunakan sebagai variabel moderator karena berdasarkan dengan teori

    stakeholder menyatakan bahwa perusahaan harus melakukan pengungkapan

    tanggung jawab sosial kepada para stakeholder (Wijaya dan Linawati 2015).

    Pasar juga memberikan respon yang positif terhadap pengungkapan CSR

    yang dilakukan oleh perusahaan.

    Menurut Crisostomo, dkk (dalam Ghergina, dkk, 2016) menyatakan

    bahwa CSR memiliki hubungan yang luas antara perusahaan dengan

    berbagai pemangku kepentingan serta lingkungannya. CSR dipandang

    sebagai komitmen perusahaan untuk meminimalkan atau menghilangkan

    efek berbahaya dan memaksimalkan dampak yang menguntungkan secara

  • 8

    jangka panjang terhadap masyarakat. Pengungkapan tanggung jawab sosial

    perusahaan merupakan cerminan hubungan perusahaan sehingga mampu

    mencerminkan kualitas dari perusahaan tersebut. Pengungkapam tanggung

    jawab sosial diharapkan dapat mempengaruhi keputusan investor untuk

    pengambilan keputusan investasi. Peraturan terkait dengan CSR sudah

    dimuat dalam Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 yang mengatur

    mengenai penanaman modal dan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007

    tentang Perseroan Terbatas. CSR merupakan suatu kewajiban yang harus

    dilaksanakan karena desakan lingkungan perusahaan menuntut perusahaan

    agar menerapkan strategi untuk memaksimalkan nilai perusahaan.

    Corporate Social Responsibility saat ini bukan lagi bersifat sukarela/

    komitmen yang dilakukan perusahaan di dalam mempertanggungjawabkan

    kegiatan perusahaannya, melainkan bersifat wajib/menjadi kewajiban bagi

    beberapa perusahaan untuk melakukan atau menerapkannya. Pasal 74

    Undang-Undang Perseroan Terbatas menyatakan: (1) Perseroan yang

    menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber

    daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan

    (TJSL). (2) TJSL merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan

    diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang pelaksanaannya dilakukan

    dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran. (3) Perseroan yang tidak

    melaksanakan kewajiban dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan

    perundang-undangan (www.hukumonline.com).

    http://www.hukumonline.com/

  • 9

    Dengan adanya ini, perusahaan khususnya perseroan terbatas yang

    bergerak di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam harus

    melaksanakan tanggung jawab sosialnya kepada masyarakat. Sanksi pidana

    mengenai pelanggaran CSR pun terdapat didalam Undang-Undang No. 23

    Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPLH) Pasal 41

    ayat (1) yang menyatakan: “Barangsiapa yang melawan hukum dengan

    sengaja melakukan perbuatan yang mengakibatkan pencemaran dan/atau

    perusakan lingkungan hidup, diancam dengan pidana penjara paling lama

    sepuluh tahun dan denda paling banyak lima ratus juta rupiah”. Selanjutnya,

    Pasal 42 ayat (1) menyatakan: “Barangsiapa yang karena kealpaannya

    melakukan perbuatan yang mengakibatkan pencemaran dan/atau perusakan

    lingkungan hidup, diancam dengan pidana penjara paling lama tiga tahun

    dan denda paling banyak seratus juta rupiah”.

    Corporate Social Responsibility (Tanggung Jawab Sosial Perusahaan)

    sering dianggap inti dari etika bisnis, yang berarti bahwa perusahaan tidak

    hanya mempunyai kewajiban-kewajiban ekonomi dan legal (artinya kepada

    pemegang saham atau shareholder) tetapi juga kewajiban-kewajiban

    terhadap pihak-pihak lain yang berkepentingan (stakeholder) yang

    jangkauannya melebihi kewajiban-kewajiban di atas (ekonomi dan legal).

    Tanggung jawab sosial dari perusahaan (Corporate Social Responsibility)

    merujuk pada semua hubungan yang terjadi antara sebuah perusahaan

    dengan semua stakeholder, termasuk didalamnya adalah pelanggan atau

    customer, pegawai, komunitas, pemilik atau investor, pemerintah, supplier

  • 10

    bahkan juga kompetitor. Global Compact Initiative (2002) menyebut

    pemahaman ini dengan 3P (profit, people, planet), yaitu tujuan bisnis tidak

    hanya mencari laba (profit), tetapi juga mensejahterakan orang (people), dan

    menjamin keberlanjutan hidup planet ini (Nugroho dalam Dahlia dan

    Siregar, 2008).

    Pengembangan program-program sosial perusahaan dapat berupa

    bantuan fisik, pelayanan kesehatan, pembangunan masyarakat (community

    development), outreach, beasiswa dan sebagainya. Corporate Social

    Responsibility merupakan bentuk tanggung jawab perusahaan dalam

    memperbaiki kesenjangan sosial dan kerusakan lingkungan yang terjadi

    akibat aktivitas operasional perusahaan. Semakin banyak bentuk

    pertanggungjawaban yang dilakukan perusahaan terhadap lingkungannya,

    image perusahaan menjadi meningkat. Investor lebih berminat pada

    perusahaan yang memiliki citra yang baik di masyarakat karena semakin

    baiknya citra perusahaan, loyalitas konsumen semakin tinggi sehingga

    dalam waktu lama penjualan perusahaan akan membaik dan profitabilitas

    perusahaan juga meningkat. Jika perusahaan berjalan lancar, maka nilai

    saham perusahaan akan meningkat (Retno dan Priantinah, 2012).

    Penelitian ini menggunakan objek penelitian pada perusahaan yang

    efeknya terdaftar di Jakarta Islamic Index untuk membedakan dengan

    penelitian sebelumnya dengan periode waktu dari tahun 2014-2018. Dalam

    penelitian ini, penulis merasa penting untuk meneliti perusahaan syariah

    yang terdaftar pada Jakarta Islamic Index, karena mayoritas penduduk

  • 11

    Indonesia beragama Islam, dan belakangan ini sudah banyak masyarakat

    yang sadar akan batasan-batasan tertentu dalam agama Islam mengenai jenis

    transaksi apa saja yang diperbolehkan dan diharamkan menurut syariat

    Islam. Sehingga, dengan hasil penelitian ini nantinya diharapkan masyarakat

    muslim dapat memilih lahan untuk investasi yang halal dan di dalamnya

    tidak mengandung unsur-unsur yang diharamkan.

    Selain itu, penelitian yang pernah dilakukan mengenai pengaruh ROE,

    ROA, leverage dan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan memang

    sudah banyak. Akan tetapi penelitian yang menganalisis pengaruh ROE,

    ROA, leverage dan ukuran perusahaan pada perusahaan-perusahaan yang

    terdaftar dalam Jakarta Islamic Index masih sangat sedikit. Dalam

    penelitian ini juga menggunakan variabel CSR sebagai variabel moderasi

    yang memberikan pengaruh memperkuat atau memperlemah antara variabel

    independen terhadap variabel dependen. Maka kebaruan dalam penelitian

    ini adalah sampel yang digunakan untuk diteliti dan dianalisis merupakan

    perusahaan-perusahaan yang operasionalnya tidak bertentangan dengan

    syariat Islam, yang merupakan perusahaan-perusahaan yang terdaftar di

    Jakarta Islamic Index, dengan masa periode tahun 2014-2018. Berdasarkan

    latar belakang yang diungkapkan di atas, maka peneliti merasa perlu untuk

    melakukan penelitian dengan judul Analisis Pengaruh Return On Equity

    (ROE), Return On Assets (ROA), Leverage dan Ukuran Perusahaan

    terhadap Nilai Perusahaan dengan Corporate Social Responsibility (CSR)

    sebagai variabel moderasi Pada Perusahaan Yang ada di Jakarta Islamic

  • 12

    Index (JII) dan Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014-

    2018.

    B. Rumusan Masalah

    1. Bagaimana pengaruh ROE terhadap Nilai Perusahaan pada

    perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam JII dan terdaftar di

    Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2014-2018?

    2. Bagaimana pengaruh ROA terhadap Nilai Perusahaan pada

    perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam JII dan terdaftar di

    Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2014-2018?

    3. Bagaimana pengaruh Leverage terhadap Nilai Perusahaan pada

    perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam JII dan terdaftar di

    Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2014-2018?

    4. Bagaimana pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan

    pada perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam JII dan terdaftar di

    Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2014-2018?

    5. Apakah Corporate Social Responsibility (CSR) mampu memoderasi

    pengaruh ROE terhadap Nilai Perusahaan pada perusahaan-

    perusahaan yang tergabung dalam JII dan terdaftar di Bursa Efek

    Indonesia (BEI) tahun 2014-2018?

    6. Apakah Corporate Social Responsibility (CSR) mampu memoderasi

    pengaruh ROA terhadap Nilai Perusahaan pada perusahaan-

    perusahaan yang tergabung dalam JII dan terdaftar di Bursa Efek

    Indonesia (BEI) tahun 2014-2018?

  • 13

    7. Apakah Corporate Social Responsibility (CSR) mampu memoderasi

    pengaruh Leverage terhadap Nilai Perusahaan pada perusahaan-

    perusahaan yang tergabung dalam JII dan terdaftar di Bursa Efek

    Indonesia (BEI) tahun 2014-2018?

    8. Apakah Corporate Social Responsibility (CSR) mampu memoderasi

    pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan pada

    perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam JII dan terdaftar di

    Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2014-2018?

    C. Tujuan

    1. Untuk menganalisis pengaruh ROE terhadap Nilai Perusahaan.

    2. Untuk menganalisis pengaruh ROA terhadap Nilai Perusahaan

    3. Untuk menganalisis Leverage terhadap Nilai Perusahaan.

    4. Untuk menganalisis Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan.

    5. Untuk menganalisis pengaruh CSR pada hubungan ROE terhadap

    Nilai Perusahaan.

    6. Untuk menganalisis pengaruh CSR pada hubungan ROA terhadap

    Nilai Perusahaan.

    7. Untuk menganalisis pengaruh CSR pada hubungan Leverage terhadap

    Nilai Perusahaan.

    8. Untuk menganalisis pengaruh CSR pada hubungan Ukuran

    Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan.

  • 14

    D. Kegunaan Penelitian

    Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan

    manfaat sebagai berikut:

    1. Bagi peneliti, untuk memenuhi kewajiban dan syarat guna

    memperoleh gelar sarjana ekonomi. Penelitian selanjutnya, diharapkan

    dapat menambah variabel lain yang mungkin dapat mempengaruhi

    nilai perusahaan sehingga akan menghasilkan penelitian yang lebih

    baik lagi.

    2. Bagi IAIN Salatiga, untuk menambah koleksi penelitian tidak hanya

    di bidang perbankan juga di bidang perusahaan syariah. Dapat

    digunakan juga sebagai studi pengembangan ilmu manajemen

    keuangan.

    3. Bagi perusahaan, untuk meyakinkan para calon investor yang akan

    menanamkan modalnya. Untuk mencapai hal tersebut, perusahaan

    harus menyediakan informasi yang lebih lengkap mengenai kinerja

    perusahaan. Sehingga akan memberikan sinyal bagi calon investor

    mengenai prospek perusahaan kedepannya, dengan demikian mereka

    tertarik untuk menanamkan modalnya di perusahaan.

    4. Bagi investor, untuk meneliti informasi yang telah dipublikasin

    kepada perusahaan yang nantinya digunakan sebagai pedoman dalam

    mengambil keputusan investasi. Dalam hal ini yang sangat

    diperhatikan oleh calon investor yakni kinerja perusahaan yang dapat

    dilihat melalui perkembangan ROE, ROA, leverage, ukuran

  • 15

    perusahaan dari tahun ke tahun sehingga diperoleh keyakinan tersebut

    bahwa perusahaan memiliki prospek kedepan yang lebih baik dan

    layak sebagai tempat untuk berinvestasi.

    E. Sistematik Penulisan

    Perumusan sistematika penulisan ini untuk memberikan gambaran

    yang jelas mengenai materi pembahasan dalan penelitian sehingga dapat

    mempermudah pembaca untuk mengetahui maskdu dilakukannya penelitian

    ini. Untuk masing-masing isi terdiri dari setiap bagian adalah sebagai

    berikut:

    BAB I : Pendahuluan

    Bab ini berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah, yujuan

    dan manfaat penulisan, serta sistematika penulisan. Dalam bab ini diuraikan

    latar belakang pemilihan judul berupa fenomena dalan Perusahaan Syariah

    di Indonesia dan adanya gap dari penelitian sebelumnya

    BAB II : Landasan Teori

    Berisi mengenai telaah pustaka, kerangka teori, kerangka penelitian

    dan pengembangan hipotesisi. Pada bab ini akan menguraikan tentang teori

    yang mendasari penelitian, penelitian terdahulu, kerangka penelitian dan

    hipotesis penelitian. Pada bab ini juga dipparkan penelitian-penelitian

    terdahulu yang dijadikan acuan dalam penelitian ini

    BAB III : Metode Penelitian

    Pada bab ini diuraikan tentang metode penelitian dalam penulisan

    skripsi ini. Berisi tentang variabel penelitian, jenis dan sumber data, metode

  • 16

    pengumpulan data serta metode analisis yang digunakan untuk memberikan

    jawaban atas permasalahan yang digunakan.

    BAB IV : Analisis Data

    Bab ini merupakan inti dari penelitian, hasil analisis data dan

    pembahasan. Pada bab ini data-data yang telah dikumpulkan, dianalisis

    dengan menggunakan alat analisis yang telah disiapkan.

    BAB V : Penutup

    Pada bab ini merupakan bagian penting yang berisi tentang

    kesimpulan dari analisis data dan pembahasan. Selain itu juga berisi saran-

    saran yang direkomedasikan kepada pihak-pihak tertentu serta

    mengungkapkan keterbatasan penelitian ini

  • 17

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Telaah Pustaka

    Peneliti terdahulu adalah deskripsi ringkas tentang kajian yang sudah

    pernah dilakukan di seputar masalah yang diteliti dan terlihat jelas bahwa

    kajian yang akan dilakukan ini tidak merupakan pengulangan dan duplikasi

    dengan penelitian yang sudah ada. Penelitian yang disajikan sebagai bahan

    kajian pustaka adalah penelitian-penelitian yang mempunyai kaitannya

    dengan penelitian ini.

    Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Putri, Tomy dan Johan

    (2016) yang bertujuan untuk meneliti pengaruh kebijakan hutang, keputusan

    Investasi dan Profitabilitas (ROE) terhadap Nilai Perusahaan Food and

    Beverages yang terdaftar di BEI. Berdasarkan hasil penelitian yang

    dilakukan profitabilitas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Nilai

    Perusahaan. Semakin tinggi laba yang didapatkan oleh perusahaan

    menandakan semakin besar pada return dari pada modal investor, yang

    mana hal tersebut tentu akan lebih membuat investor tertarik untuk

    menanamkan modalnya di perusahaan tersebut. Dengan semakin banyaknya

    permintaan investasi maka akan semakin tinggi pula harga saham

    perusahaan tersebut.

    Kedua, Penelitian oleh Martini (2014) yang bertujuan untuk

    mengetahui pengaruh kebijakan utang dan profitabilitas terhadap nilai

  • 18

    perusahaan dengan kebijakan deviden sebagai variabel pemoderasi. Pada

    pengujian ini diperoleh tingkat signifikansi sebesar 0,000 sehingga nilai

    signifikansi lebih kecil dari tingkat signifikansi yang ditentukan yaitu

    sebesar α=0,05 atau 5%. Maka dapat dsimpulkan bahwa profitabilitas yang

    diukur dengan Return on Equity (ROE) berpengaruh positif signifikan

    terhadap nilai perusahaan diukur dengan Price to Book Value (PBV).

    Tampilan output SPSS dari uji H2 menghasilkan besarnya R2 sebesar 0,828

    yang menunjukkan 82% variasi nilai perusahaan dapat dijelaskan oleh

    variabel profitabilitas. Disebutkan bahwa perusahaan dengan tingkat

    profitabilitas yang tinggi akan mampu meningkatkan kemakmuran

    pemegang saham dan juga mencerminkan prospek masa depan perusahaan

    yang bagus sehingga investor tertarik untuk berinvestasi yang nantinya akan

    menaikkan harga saham perusahaan sehingga menaikkan nilai perusahaan.

    Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Rina dan Monika (2014) yang

    bertujuan untuk meneliti mengenai pengaruh kinerja keuangan terhadap

    nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

    Indonesia. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan dengan

    menggunakan sampel yaitu 74 perusahaan manufaktur di BEI dari tahun

    2009-2011, maka kesimpulan yang didapat adalah Kinerja Keuangan yang

    diukur menggunakan Return on Asset (ROA) tidak berpengaruh terhadap

    nilai perusahaan. Hal ini dilihat dari uji t yang telah dilakukan, yang

    menunjukkan bahwa variabel bebas yaitu ROA memiliki nilai Sig. 0,354

    yang mana lebih besar dari 005. Lain halnya dengan ROE yang memiliki

  • 19

    nilai Sig. 0,005 yaitu kurang dari atau lebih kecil dari 0,05. Hal ini

    menandakan bahwa hanya variabel bebas yaitu ROE yang berpengaruh

    terhadap nilai perusahaan di BEI.

    Keempat, penelitian dari Ardimas dan Wardoyo (2014), dengan judul

    penelitian Pengaruh Kinerja Keuangan dan Corporate Social Responsibility

    Terhadap Nilai Perusahaan Pada Bank Go Public yang Terdaftar Di BEI.

    Hasil pengujian mengenai pengaruh return on assets terhadap nilai

    perusahaan menunjukkan nilai t sebesar 2,395 dengan signifikansi sebesar

    0,02. Hal tersebut manandakan bahwa return on assets memiliki pengaruh

    yang signifikansi terhadap nilai perusahaan.

    Kelima, Neisya Dieta Vaeza dan Dini Wahjoe Hapsari (2015)

    melakukan penelitian berjudul Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas,

    Leverage dan Kebijakan Deviden Terhadap Nilai Perusahaan Pada

    Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

    periode 2010-2013. Hasil penelitian mengemukakan: variabel ukuran

    perusahaan terbukti memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap

    nilai perusahaan, variabel profitabilitas terbukti memiliki pengaruh yang

    positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, variabel leverage terbukti

    memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.

    Keenam, penelitian yang dilakukan oleh Pantow, dkk (2014) dengan

    judul Struktur Modal, Ukuran Perusahaan Dan Risiko Perusahaan Terhadap

    Nilai Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI. Hasil penelitian

    adalah bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan

  • 20

    terhadap nilai perusahaan. Sehingga dengan meningkatnya ukuran

    perusahaan akan meningkatnya pula nilai perusahan.

    Ketujuh, Nurminda, dkk (2017) melakukan penelitian yang berjudul

    Pengaruh Profitabilitas, Leverage, dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai

    Perusahaan. Penelitian ini membuktikan bahwa Profitabilitas berpengaruh

    positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, leverage terbukti memiliki

    pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan, dan ukuran

    perusahaan berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap nilai

    perusahaan.

    Kedelapan, penelitian yang dilakukan oleh Wulandari dan Wiksuana

    (2017) yang bertujuan untuk meneliti mengenai peranan corporate social

    responsibility dalam memoderasi pengaruh profitabilitas, leverage dan

    ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan. Hasil statistik dan

    pembahasan dalam penelitian ini mengenai peranan corporate social

    responsibility sebagai variabel pemoderasi menemukan hasil bahwa CSR

    dapat memoderasi pengaruh profitabilitas dan leverage terhadap nilai

    perusahaan. Hasil tersebut sesuai dengan hipotesis awal dalam penelitian

    ini. Sedangkan hasil penelitian yang bertentangan dengan hipotesis awal

    dalam penelitian ini yaitu peranan CSR yang tidak mampu memoderasi

    pengaruh ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan.

    Kesembilan, penelitian yang dilakukan oleh Widnyana (2014)

    mengenai pengaruh ROA terhadap nilai perusahaan dengan pengungkapan

    corporate social responsibility dan good corporate governance sebagai

  • 21

    variabel pemoderasi. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

    variabel interaksi antara ROA dan CSR memiliki nilai t hitung sebesar

    5,028 dengan tingkat signifikansi 0,000. Nilai t hitung positif dan tingkat

    signifikansi yang lebih kecil daripada tingkat signifikansi ROA sebelum

    dimoderasi oleh CSR, maka variabel CSR dinilai mampu memoderasi

    hubungan antara ROA dengan nilai perusahaan.

    Kesepuluh, penelitian yang dilakukan oleh Pramana dan Mustanda

    (2016) meneliti tentang pengaruh profitabilitas dan size terhadap nilai

    perusahaan dengan CSR sebagai variabel pemoderasi. Hasil dari penelitian

    ini menunjukkan bahwa variabel CSR mampu memoderasi pengaruh

    profitabilitas terhadap nilai perusahaan secara positif, sedangkan variabel

    CSR tidak mampu memoderasi pengaruh ukuran perusahaan terhadap nilai

    perusahaan.

    Tabel 2.1

    Penelitian Terdahulu yang Relevan

    No Peneliti Judul Hasil Penelitian

    Pengaruh ROE terhadap Nilai Perusahaan

    1. Putri Juwita

    Pertiwi,

    Parangkuan

    Tommy, Johan

    R Tumiwa

    (2016)

    Pengaruh Kebijakan Hutang,

    Keputusan Investasi dan

    Profitabilitas (ROE) Terhadap

    Nilai Perusahaan Food and

    Beverages yang Terdaftar di

    BEI

    Profitabilitas secara parsial

    berpengaruh negatif dan

    signifikan terhadap Nilai

    perusahaan Food and Beverages

    yang terdaftar di BEI tahun 2010-

    2014

    2. Karina

    Meidiawati

    (2016)

    Pengaruh Size, Growth,

    Profitabilitas, Struktur Modal,

    Kebijakan Deviden terhadap

    Nilai Perusahaan

    Hasil penelitian ini

    membuktikan bahwa

    Profitabilitas berpengaruh

    terhadap Nilai perusahaan

    3. Putri Dwi

    Martini (2014)

    Pengaruh Kebijakan Utang

    dan Profitabilitas terhadap

    Nilai Perusahaan: Kebijakan

    Deviden Sebagai Variabel

    Pemoderasi

    Hasil penelitian ini menunjukkan

    bahwa menyatakan bahwa

    profitabilitas memiliki hubungan

    yang tidak searah dan tidak

    signifikan terhadap nilai

  • 22

    perusahaan.

    Pengaruh ROA terhadap Nilai Perusahaan

    1. Rina

    Tjandrakirana

    DP, Meva

    Monika (2014)

    Pengaruh Kinerja Keungan

    (ROA) Terhadap Nilai

    Perusahaan pada Perusahaan

    Manufaktur yang Terdaftar di

    BEI

    Dalam penelitian ini, dilihat dari

    uji t yang telah dilakukan bahwa

    Kinerja Keuangan yang diukur

    dengan ROA tidak berpengaruh

    terhadap Nilai Perusahaan

    2. Mawar Sharon

    R Pantow, Sri

    Murni dan

    Irvan Tang

    (2015)

    Analisa Pertumbuhan

    Penjualan, Ukuran

    Perusahaan, Return On Asset,

    dan Struktur Modal, terhadap

    Nilai Perusahaan

    Penelitian ini menunjukkan

    bahwa Return On Asset secara

    parsial berpengaruh positif

    signifikan terhadap nilai

    perusahaan pada perusahaan.

    3. Wahyu

    Ardimas dan

    Wardoyo

    (2014)

    Pengaruh Kinerja Keuangan

    dan Corporate Social

    Responsibility terhadap Nilai

    Perusahaan pada Bank Go

    Public yang terdaftar di BEI

    Dalam penelitian ini

    menunjukkan bahwa variabel

    Return On Assets memiliki

    pengaruh yang signifikan

    terhadap nilai perusahaan

    Pengaruh Leverage terhadap Nilai Perusahaan

    1. Dedi Rossidi

    Sutama dan

    Erna Lisa

    (2018)

    Pengaruh Leverage dan

    Profitabilitas terhadap Nilai

    Perusahaan

    Dalam penelitian ini

    menunjukkan bahwa variabel

    Leverage memiliki pengaruh

    yang positif signifikan terhadap

    nilai perusahaan

    2. Neisya Dieta

    Vaeza dan Di

    Wahjoe

    Hapsari (2015)

    Pengaruh Ukuran Perusahaan,

    Profitabilitas, Leverage dan

    Kebijakan Deviden Terhadap

    Nilai Perusahaan sektor

    Manufaktur yang terdaftar di

    BEI 2010-2013

    Hasil dalam penelitian

    menunjukkan bahwa variabel

    leverage terbukti memiliki

    pengaruh yang positif dan

    signifikan terhadap Nilai

    Perusahaan.

    3. Mareta Nurjin

    Sambora, Siti

    Ragil, Sri

    Mangesti

    (2014)

    Pengaruh Leverage dan

    Profitabilitas terhadap Nilai

    Perusahaan

    Hasil penelitian ini

    mengidentifikasikan bahwa

    variabel Leverage yang diukur

    dengan DER tidak signifikan

    pengaruhnya terhadap Nilai

    Perusahaan

    Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan

    1. Ta’dir Eko,

    Parengkuan

    Tommy, Ivone

    S (2014)

    Struktur Modal, Ukuran

    Perusahaan dan Risiko

    Perusahaan terhadap Nilai

    Perusahaan Manufaktur yang

    terdaftar di BEI

    Hasil penelitian menunjukkan

    bahwa ukuran perusahaan

    berpengaruh positif dan

    signifikan terhadap nilai

    perusahaan.

    2. Ngurah

    Dharma Adi

    Putra dan Putu

    Vivi Lestari

    (2016)

    Pengaruh Kebijakan Deviden,

    Likuiditas, Profitabilitas dan

    Ukuran Perusahaan terhadap

    Nilai Perusahaan

    Dalam penelitian ini

    menunjukkan bahwa variabel

    Ukuran Perusahaan memiliki

    pengaruh yang positif signifikan

    terhadap nilai perusahaan

  • 23

    3. Aniela

    Nurminda, dkk

    (2017)

    Pengaruh Profiabilitas,

    Leverage dan Ukuran

    Perusahaan terhadap Nilai

    Perusahaan

    Hasil penelitian menunjukkan

    bahwa ukuran perusahaan

    berpengaruh positif tidak

    signifikan terhadap nilai

    perusahaan

    CSR mampu memoderasi ROE, ROA, Leverage dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai

    Perusahaan

    1. Sigit

    Hermawan

    dan Afiyah

    Nurul

    Maf’ulah

    (2014)

    Pengaruh Kinerja Keuangan

    Terhadap Nilai Perusahaan

    dengan CSR sebagai Variabel

    Moderasi

    Dalam penelitian ini

    menunjukkan bahwa

    profitabilitas secara signifikan

    tidak berpengaruh terhadap nilai

    perusahaan.

    2. Putri, Oktyas

    Ayu (2015)

    Keuangan Terhadap Nilai

    Perusahaan dengan CSR

    sebagai Variabel Pemoderasi

    Hasil menunjukkan bahwa

    Kinerja keuangan yang diukur

    dengan ROA memiliki pengaruh

    yang positif dan signifikan

    terhadap nilai perusahaan, juga

    CSR mampu memoderasi

    pengaruh ROA terhadap Nilai

    Perusahaan

    3. Ni Made Intan

    Wulandari

    (2017)

    Peranan CSR dalam

    memoderasi pengaruh

    profitabilitas, leverage dan

    ukuran perusahaan terhadap

    nilai perusahaan

    Hasil menunjukkan bahwa CSR

    berpengaruh positif dan mampu

    memoderasi profitabilitas,

    leverage dan ukuran perusahaan

    terhadap nilai perusahaan

    4. Ngurah Agung

    dan Ketut

    Mustanda

    (2016)

    Pengaruh profitabiitas, ukuran

    perusahaan terhadap nilai

    perusahaan dengan CSR

    sebagai pemoderasi

    Hasil penelitian menunjukkan

    bahwa CSR sebagai variabel

    moderasi berpengaruh positif dan

    mampu memoderasi profitabilitas

    dan ukuran perusahaan terhadap

    nilai perusahaan

    5. I Wayan

    Widnyana

    (2014)

    Pengaruh ROA terhadap Nilai

    Perusahaan dengan

    pengugkapan corporate

    social responsibility dan good

    corporate governance sebagai

    variabel pemoderasi

    Dalam penelitian hasillnya

    bahwa ROA berpengaruh positif

    dan signifikan terhadap nilai

    perusahaan dan juga CSR sebagai

    variabel pemoderasi terbukti

    berpengaruh positif terhadap

    hubungan ROA dan Nilai

    Perusahaan.

    6. Dhian

    Ndanarini

    Minar Savitri

    (2017)

    Pengaruh kinerja keuangan

    terhadap nilai perusahaan

    dengan CSR sebagai variabel

    pemoderasi

    Hasil membuktikan bahwa CSR

    dapat memoderasi pengaruh

    ROA terhadap nilai perusahaan.

  • 24

    B. Landasan Teori

    1. Signalling Theory

    Teori sinyal (signalling thoery) pertama kali diperkenalkan oleh

    Spence di dalam penelitiannya yang berjudul Job Market Signalling.

    Spence (1973) mengemukakan bahwa isyarat atau sinyal mampu

    memberikan suatu sinyal, pihak pengirim (pemilik informasi)

    berusaha memberikan potongan informasi relevan yang dapat

    dimanfaatkan oleh pihak penerima. Pihak penerima kemudian akan

    menyesuaikan perilakunya sesuai dengan pemahamannya terhadap

    sinyal tersebut.

    Signalling Theory mengemukakan tentang bagaimana

    seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna

    laporan keuangan. Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang

    sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan

    pemilik. Sinyal dapat berupa promosi atau informasi lain yang

    menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik daripada

    perusahaan lain. Sedangkan menurut Brigham dan Houston (2014)

    signalling theory merupakan suatu perilaku manajemen perusahaan

    dalam memberi petunjuk untuk investor terkait pandangan manajemen

    pada prospek perusahaan untuk masa mendatang.

    Signalling Theory didasarkan ada asumsi bahwa informasi yang

    diterima oleh masing-masing pihak tidak sama, Ross (1977).

  • 25

    Mengembangkan model dimana struktur modal (penggunaan hutang)

    merupakan sinyal oleh manajer ke pasar (dalam Hanafi, 2014). Jika

    manajer mempunyai keyakinan bahwa prospek perusahaan baik, dan

    karenanya ingin agar harga saham meningkat, ia ingin

    mengkomunikasikan hal tersebut ke investor. Investor diharapkan

    akan menangkap sinyal tersebut, sinyal bahwa perusahaan mempunyai

    prospek yang baik. Dengan demikian hutang merupakan tanda atau

    sinyal positif.

    Pada waktu informasi diumumkan dan semua pelaku pasar

    adalah menerima informasi tersebut, pelaku pasar terlebih dahulu

    menginterprestasikan dan menganalisis informasi tersebut sebagai

    sinyal baik (good news) atau sinyal buruk (bad news). Jika

    pengumuman informasi tersebut sebagai sinyal baik bagi investor,

    maka terjadi perubahan dalam volume perdagangan saham.

    Pengumuman informasi keuangan memberikan sinyal bahwa

    perusahaan mempunyai prospek yang baik di masa mendatang

    sehingga investor tertarik untuk melakukan perdagangan saham,

    dengan demikian pasar akan bereaksi yang tercermin melalui

    perubahan dalam volume perdagangan saham. Dengan demikian,

    hubungan antara publikasi informasi baik laporan keuangan, kondisi

    keuangan ataupun sosial politik terhadap fluktuasi volume

    perdagangan saham dapat dilihat dalam efisiensi pasar. Pasar modal

  • 26

    efisien didefinisikan sebagai pasar yang harga sekuritas-sekuritasnya

    telah mencerminkan semua informasi yang relevan (Jogiyanto, 2016).

    Secara garis besar signalling theory erat kaitannya dengan

    ketersediaan informasi. Laporan keuangan dapat digunakan untuk

    mengambil keputusan bagi para investor, laporan keuangan

    merupakan bagian terpenting dari analisis fundamental perusahaan.

    Pemeringkatan perusahaan yang telah go public lazimnya didasarkan

    pada analisis rasio keuangan ini. Analisis ini dilakukan untuk

    mempermudah interpretasi terhadap laporan keuangan yang telah

    disajikan oleh manajemen (Kretarto, 2001).

    Penggunaan teori signalling informasi berupa tingkat

    profitabilitas maupun kinerja keuangan terhadap aset atau juga berupa

    seberapa besar laba yang didapat dari aset yang digunakan, dengan

    demikian jika profitabilitas tinggi maka akan menjadi sinyal yang baik

    bagi para investor, karena dengan profitabilitas tinggi menunjukkan

    kinerja perusahaan tersebut baik maka investor juga akan tertarik

    untuk menginvestasikan dananya yang berupa surat berharga atau

    saham. Permintaan saham yang banyak maka harga saham akan

    meningkat (Fery, 2013). Profitabilitas yang tinggi menunjukkan

    prospek perusahaan baik, sehingga investor akan merespon positif

    sinyal tersebut dan nilai perusahaan akan meningkat.

  • 27

    2. Stakeholder Theory

    Definisi stakeholder menurut Freeman dan McVea (2001)

    adalah setiap kelompok atau individu yang dapat mempengaruhi atau

    dipengaruhi oleh pencapaian tujuan organisasi. Perusahaan harus

    menjaga hubungan dengan stakeholdernya guna mengakomodasi

    keinginan dan kebutuhan stakeholdernya, terutama stakeholder yang

    mempunyai power terhadap ketersediaan sumber daya yang

    digunakan untuk aktivitas operasional perusahaan, misal tenaga kerja,

    pasar atas produk perusahaan dan lain-lain (Chariri dan Ghozali,

    2007). Munculnya teori stakeholder sebagai paradigma dominan

    semakin menguatkan konsep bahwa perusahaan bertanggung jawab

    tidak hanya kepada pemegang saham melainkan terhadap para

    pemangku kepentingan atau stakeholder (Maulida dan Adam, 2012).

    Dalam mengembangkan stakeholder theory, Freeman dalam

    Susanto dan Tarigan (2013) memperkenalkan konsep stakeholder

    dalam dua model yaitu: (1) model kebajikan dan perencanaan bisnis,

    dan (2) model tanggung jawab sosial perusahaan dari manajemen

    stakeholder. Pada model pertama, fokusnya adalah mengembangkan

    dan mengevaluasi persetujuan keputusan strategis perusahaan dengan

    kelompok-kelompok yang dukungannya diperlukan untuk

    kelangsungan usaha perusahaan. Dapat dikatakan bahwa dalam model

    ini stakeholder theory berfokus pada cara-cara yang dapat digunakan

    oleh perusahaan untuk mengelola hubungan perusahaan dengan

  • 28

    stakeholdernya. Sementara dalam model kedua, perencanaan

    perusahaan dan analisis diperluas dengan memasukkan pengaruh

    eksternal yang mungkin berlawanan bagi perusahaan. Kelompok-

    kelompok yang berlawanan ini termasuk badan reguler (government)

    dengan kepentingan khusus yang memiliki kepedulian terhadap

    permasalahan sosial.

    Semua stakeholder memiliki hak untuk memperoleh informasi

    mengenai aktivitas perusahaan yang mempengaruhi mereka. Pada

    awalnya, pemegang saham sebagai satu-satunya stakeholder

    perusahaan. Pandangan ini didasarkan pada argument yang

    disampaikan Friedman (1962) yang menyatakan bahwa tujuan utama

    perusahaan adalah memaksimumkan kemakmuran pemiliknya.

    Namun demikian, Freeman (1983) tidak setuju dengan pandangan ini

    dan memperluas definisi stakeholder dengan memasukkan konstituen

    yang lebih banyak, termasuk kolompok yang tidak menguntungkan

    (adversonal group) seperti pihak yang memiliki kepentingan tertentu

    dan regulator (dalam Chariri dan Ghozali, 2007).

    Teori stakeholder mengatakan bahwa perusahaan bukanlah

    entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri namun

    harus memberikan manfaat bagi stakeholdernya. Dengan demikian,

    keberadaan suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh dukungan yang

    diberikan stakeholder kepada perusahaan tersebut. Kelangsungan

    hidup suatu perusahaan tergantung pada dukungan stakeholder

  • 29

    sehingga aktivitas perusahaan adalah untuk mencari dukungan

    tersebut (Mardikanto, 2014). Semakin powerfull stakeholder, maka

    semakin besar usaha perusahaan untuk beradaptasi. Pengungkapan

    sosial dianggap sebagai bagian dari dialog antara perusahaan dengan

    stakeholdernya.

    3. Nilai Perusahaan

    Nilai perusahaan memiliki pengertian yang berbeda-beda

    menurut para ahli, salah satunya menurut pendapat Husnan (2006)

    bagi perusahaan yang belum go public nilai perusahaan merupakan

    sejumlah biaya yang bersedia dikeluarkan oleh calon pembeli jika

    perusahaan tersebut dijual sedangkan bagi perusahaan yang sudah go

    public nilai perusahaannya dapat dilihat dari besarnya nilai saham

    yang ada di pasar modal. Nilai saham sendiri didefinisikan dengan

    jumlah lembar saham yang dikalikan nilai pasar per lembar saham

    ditambah nilai hutang, dengan asumsi jika nilai hutang konstan maka

    secara langsung peningkatan nilai saham akan meningkatkan nilai

    perusahaan.

    a. Pengukuran Nilai Perusahaan

    Pengukuran nilai perusahaan sering kali dilakukan dengan

    rasio-rasio penilaian atau rasio pasar. Rasio penilaian

    merupakan ukuran kinerja yang paling menyeluruh untuk suatu

    perusahaan karena mencerminkan pengaruh gabungan dari rasio

    hasil pengembalian dan resiko (Kharisma, 2013) Kinerja

  • 30

    keuangan adalah gambaran suatu pencapaian perusahaan atau

    organisasi dalam melaksanakan program dan kebijakan dalam

    mewujudkan tujuan, sasaran, visi dan misi organisasi atau

    perusahaan bersangkutan. Kinerja keuangan perusahaan pada

    dasarnya diperlukan sebagai alat untuk mengukur kesehatan

    perusahaan. Kinerja keuangan perusahaan digunakan sebagai

    media pengukur subyektif yang menggambarkan efektifitas

    penggunaan aset oleh suatu perusahaan dalam menjalankan

    bisnis utamanya dalam meningkatkan pendapatan. Selain itu

    kinerja keuangan juga sering dijadikan gambaran pokok tentang

    kondisi keuangan perusahaan yang kemudian dianalisis dengan

    alat-alat analisa keuangan, sehingga dapat diketahui baik

    buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan yang kemudian

    akan mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu.

    Menurut (Irham Fahmi 2012) kinerja keuangan adalah suatu

    analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu

    perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-

    aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar.

    Nilai perusahaan dapat tersirat dari kinerja keuangan yang

    dapat dilihat dari 2 ukuran:

    1) Nilai perusahaan dari ukuran kinerja keuangan yang

    berdasarkan pasar. Kinerja keuangan jenis ini diukur

    berdasarkan return sebuah saham, yang merupakan salah

  • 31

    satu tolak ukur dari kinerja saham sehingga para investor

    selalu berusaha memaksimalkan tingkat return yang akan

    dihasilkan setelah memperhitungkan faktor resiko.

    Keuntungan menggunakan ukuran jenis ini adalah return

    saham tidak rentan terhadap perbedaan yang muncul

    akibat perlakuan akuntansi yang beragam serta manipulasi

    yang dapat muncul dalam laporan keuangan.

    2) Nilai perusahaan dari ukuran kinerja keuangan yang

    berdasarkan akuntansi dasar dari pemikiran pengukuran

    jenis ini adalah penilaian yang difokuskan terhadap reaksi

    pendapatan perusahaan terhadap perubahan kebijakan

    yang diambil oleh manajemen. Dengan kata lain,

    pengukuran return akuntansi ini hanya berdasarkan

    kondisi finansial internal perusahaan tanpa

    memperhitungkan faktor eksternal.

    Salah satu cara yang digunakan dalam menilai nilai

    perusahaan dengan menggunakan Tobin’s Q. Rasio ini

    dikembangkan oleh Profesor James Tobin pada tahun 1967. Jika

    Tobin’s Q diatas satu, ini menunjukkan bahwa investasi dalam

    aktiva menghasilkan laba yang memberikan nilai yang lebih

    daripada pengeluaran investsi, hal ini akan merangsang investasi

    baru. Jika Tobin’s Q di bawah satu, investasi dalam aktiva

    tidaklah menarik. Jadi Tobin’s Q merupakan ukuran yang lebih

  • 32

    teliti tentang seberapa efektif manajemen memanfaatkan

    sumber-sumber daya ekonomis dalam kekuasaannya.

    Nilai Tobin’s Q dihasilkan dari penjumlahan nilai pasar

    saham (market value of all outstanding stock) dan nilai pasar

    hutang (market value of all debt) dibandingkan dengan nilai

    seluruh modal yang ditempatkan dalam aktiva produksi

    (replacement value of all production capacity), maka Tobin’s Q

    dapat digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan, yaitu dari

    sisi potensi nilai pasar suatu perusahaan.

    Rasio ini dinilai bisa memberikan informasi paling baik,

    karena dalam Tobin’s Q memasukkan semua unsur utang dan

    modal saham perusahaan, tidak hanya saham biasa saja dan

    tidak hanya ekuitas perusahaan yang dimasukkan namun seluruh

    aset perusahaan. Dengan memasukkan seluruh aset perusahaan

    berarti perusahaan tidak hanya terfokus pada satu investor saja

    yaitu dalam bentuk saham namun juga untuk kreditur karena

    sumber pembiayaan operasional perusahaan bukan hanya dari

    ekuitasnya saja tetapi juga dari pinjaman yang diberikan oleh

    kreditur (Sukamulja dalam Hariani, 2012).

    Jadi semakin besar nilai Tobin’s Q menunjukkn bahwa

    perusahaan memiliki prospek pertumbuhan yang baik. Hal ini

    dapat terjadi karena semakin besar nilai pasar aset perusahaan

    dibandingkan dengan nilai buku aset perusahaan maka semakin

  • 33

    besar kerelaan investor untuk mengeluarkan pengorbanan yang

    lebih untuk memiliki perusahaan tersebut (Sukamulja dalam

    Hariani, 2012)

    b. Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan

    Kharisma, (2013) menjelaskan terdapat tiga faktor yang

    mempengaruhi nilai perusahaan yang diproksikan dengan nilai

    Tobin’s Q yaitu:

    1) Ukuran perusahaan mempunyai pengaruh yang berbeda

    terhadap nilai perusahaan suatu perusahaan. Dalam hal

    ukuran perusahaan yang dilihat dari total aset yang

    dimiliki perusahaan. Total aset kemudian dapat digunakan

    untuk kegiatan operasi perusahaan. Jika perusahaan

    memiliki total aset yang besar, maka pihak manajemen

    akan lebih leluasa dalam menggunakan aset yang ada pada

    perusahaan tersebut. Kebebasan yang dimiliki manajemen

    akan sebanding dengan kekhawatiran yang dilakukan oleh

    pemilik atas aset perusahaan. Jumlah aset yang besar akan

    menurunkan nilai perusahaan jika dilihat dari sudut

    pandang pemilik. Akan tetapi jika dilihat dari sudut

    pandang manajemen, kemudahan yang dimiliki

    manajemen dalam mengendalikan perusahaan akan

    meningkatkan nilai perusahaan.

  • 34

    2) Leverage salah satu faktor penting dalam unsur pendanaan

    adalah utang. Leverage digambarkan untuk melihat sejauh

    mana aset perusahaan di biayai oleh utang dibandingkan

    dengan modal sendiri. Leverage dapat juga dimaknai

    sebagai penaksir dari risiko yang melekat pada suatu

    perusahaan. Artinya, leverage yang semakin besar

    menunjukkan risiko investasi yang semakin besar pula.

    Perusahaan dengan rasio leverage yang rendah memiliki

    risiko yang lebih kecil. Pada intinya apabila perusahaan

    masih bisa mengusahakan sumber pendanaan internal,

    maka sumber pendanaan eksternal tidak akan diusahakan.

    Maka dapat disimpulkan bahwa rasio leverage yang tinggi

    menyebabkan turunnya nilai perusahaan.

    3) Profitabilitas merupakan gambaran dari kinerja

    manajemen dalam mengelola perusahaan. Terdapat

    berbagai macam ukuran profitabilitas antara lain: laba

    operasi, laba bersih, tingkat pengembalian investasi atau

    aktiva, dan tingkat pengembalian ekuitas pemilik. Rasio

    profitabilitas atau rasio rentabilitas menunjukkan

    keberhasilan dalam menghasilkan keuntungan. Naiknya

    laba bersih dapat dijadikan salah satu indikator bahwa

    nilai perusahaan juga naik karena naiknya laba bersih

    sebuah perusahaan yang bersangkutan. Hal ini akan

  • 35

    menyebabkan kenaikan harga saham, yang sejalan juga

    dengan kenaikan nilai perusahaan.

    4. Return On Equity (ROE)

    a. Pengertian ROE

    Return on equity merupakan salah satu rasio yang dapat

    digunakan untuk mengukur profitabilitas. Profitabilitas suatu

    perusahaan menggambarkan kemampuan suatu perusahaan

    untuk memperoleh laba dalam pengelolaan manajemen

    keuangan. Analisis profitabilitas ini, dilakukan selama tahun

    tersebut guna mengevaluasi terutama kinerja laba perusahaan.

    Samryn (2015), menyatakan bahwa rasio profitabilitas

    merupakan suatu model analisis berupa perbandingan data

    keuangan sehingga informasi keungan tersebut menjadi lebih

    berarti. Simamora (2002), berpendapat bahwa hasil dari rasio

    profitabilitas akan dipadukan dengan data lain untuk

    memprediksi potensi kemampuan laba perusahaan yang

    dianggap penting bagi kalangan manajemen, kreditur, pemegang

    saham, sehingga perusahaan mampu beroperasi pada jangka

    panjang. Dengan demikian kesehatan laporan keuangan

    perusahaan tergantung pada laba perusahaan di masa yang akan

    datang. Menurut Robinson (2010), Return on equity merupakan

    tingkat pengembalian atas ekuitas pemegang saham. Return on

    equity merupakan perbandingan antara laba bersih setelah

  • 36

    dipotong pajak (EAT) suatu emiten dengan modal sendiri yang

    dimiliki (Carlo, 2014). Harapan dari pemegang saham adalah

    mendapatkan keuntungan atas uang yang telah mereka tanamkan

    dengan menggunakan rasio ini kita bisa mengetahui berapa

    besar pengembalian. Rasio ini juga dipengaruhi oleh besar

    kecilnya utang perusahaan, apabila proporsi utang makin besar

    maka rasio ini juga akan semakin besar.

    b. Tujuan ROE

    Rasio ini akan menunjukkan pengembalian ekuitas

    pemegang saham dari laba yang dihasilkan oleh perusahaan.

    Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri.

    Semakin tinggi rasio ini semakin baik. Artinya posisi

    perusahaan semakin kuat, demikian pula ketika return on equity

    perusahaan yang sedikit disebabkan banyaknya penggunaan

    utang oleh perusahaan (Brigham, 2011). Investor akan

    menginginkan rasio yang tinggi pada suatu perusahaan. Return

    on equity yang tinggi mencerminkan bahwa perusahaan berhasil

    menghasilkan keuntungan dari modalnya sendiri. Peningkatan

    Return on equity akan ikut mendongkrak nilai jual perusahaan

    (Carlo, 2014). Selain itu, return on equity juga dianggap sebagai

    represtasi dari kekayaan pemegang saham atau nilai perusahaan.

  • 37

    5. Return On Assets (ROA)

    a. Pengertian ROA

    Return On Asset adalah salah satu rasio profitabilitas yang

    dimaksudkan untuk mengukur kemampuan perusahaan atas

    keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktivitas operasi

    perusahaan dengan tujuan menghasilkan laba dengan

    memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. ROA merupakan rasio

    yang penting diantara rasio profitabilitas yang ada. Return On

    Asset diperoleh dengan cara membandingkan net income

    terhadap total aset. Net Income merupakan pendapatan bersih

    sesudah pajak. Total Asset merupakan semua aktiva yang

    digunakan dalam kegiatan atau usaha memperoleh penghasilan

    yang rutin atau usaha pokok perusahaan. ROA menunjukkan

    kinerja yang semakin baik, karena tingkat pengembalian yang

    semakin besar. ROA yang negatif disebabkan laba perusahaan

    dalam kondisi negatif pula atau rugi. Hal ini menunjukkan

    kemampuan dari modal yang diinvestasikan secara keseluruhan

    belum mampu untuk menghasilkan laba (Robert, 2007).

    Menurut Ardimas dan Wardoyo (2014) Return On Assets

    (ROA) adalah salah satu bentuk rasio profitabilitas yang

    dimaksudkan untuk mengukur kemampuan perusahaan atas

    keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktivitas operasi

  • 38

    perusahaan dengan tujuan menghasilkan laba dengan

    memanfaatkan aktiva yang dimilikinya.

    Return on Asset (ROA) atau yang sering diterjemahkan ke

    dalam bahasa indonesia sebagai rentabilitas ekonomi adalah

    rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan

    laba pada masa lalu. Menurut Kasmir Return on Asset (ROA)

    merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah

    aktiva yang digunakan dalam perusahaan. ROA juga merupakan

    suatu ukuran tentang efektifitas manajemen dalam mengelola

    investasinya. Analisis ini kemudian bisa diproyeksikan ke masa

    depan untuk melihat kemampuan perusahaan menghasilkan laba

    pada masa-masa mendatang.

    b. Keunggulan ROA

    ROA menunjukkan kinerja yang semakin baik, karena tingkat

    pengembalian yang semakin besar. Keunggulan Return On Asset

    (ROA) adalah:

    1) ROA dapat mengukur efisiensi penggunaan modal yang

    menyeluruh, yang sensitif terhadap setiap hal yang

    mempengaruhi keadaan keuangan perusahaan.

    2) ROA dapat membandingkan posisi perusahaan dengan

    rasio industri sehingga dapat diketahui apakah perusahaan

    di bawah, sama atau di atas rata-rata.

  • 39

    3) ROA dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas dari

    masing-masing produk yang dihasilkan.

    4) ROA dapat digunakan untuk mengukur efisiensi tindakan-

    tindakan yang dilakukan setiap divisinya dan pemanfaatan

    akuntansi divisinya.

    5) Setiap berguna untuk kepentingan kontrol, ROA berguna

    juga untuk kepentingan keperencanaan.

    c. Kelemahan dari ROA

    Kelemahan Return on Asset (ROA) adalah:

    1) ROA sebagai pengukur divisi sangat dipengaruhi oleh

    metode presiasi aktiva tetap.

    2) ROA mengandung distorsi yang cukup besar terutama

    dalam kondisi inflasi. mgf

    Tinggi rendahnya ROA tergantung pada pengelolaan aset

    perusahaan oleh manajemen yang menggambarkan efisiensi dari

    operasional perusahaan. Semakin tinggi ROA semakin efisien

    perusahaan dan begitu juga sebaliknya. Rendahnya ROA disebabkan

    oleh banyaknya aset yang menganggur, investasi persediaan yang

    terlalu banyak, aktiva tetap beroperasi di bawah normal dan lain-lain.

    Rasio profitabilitas yang paling disoroti dalam analisis laporan

    keuangan adalah Return On Asset (ROA), karena mampu

    menunjukkan keberhasilan perusahaan menghasilkan keuntungan.

    ROA mampu mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan

  • 40

    keuntungan pada masa lampau untuk kemudian di proyeksikan di

    masa yang akan datang.

    6. Leverage

    a. Pengertian Leverage

    Leverage merupakan rasio yang menunjukkan bagaimana

    perusahaan mampu untuk mengelola hutangnya dalam rangka

    memperoleh keuntungan dan juga mampu untuk melunasi

    kembali hutangnya. Perusahaan yang tidak solvabel adalah

    perusahaan yang total hutangnya lebih besar dibandingkan total

    asetnya (Fahmi, 2014).

    Leverage merupakan rasio untuk mengukur besarnya

    aktiva yang dibiayai oleh utang atau proporsi total utang

    terhadap rata-rata ekuitas pemegang saham. Rasio leverage

    memberikan gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki

    perusahaan, sehingga dapat dilihat risiko tak tertagihnya suatu

    utang. Tambahan informasi diperlukan untuk menghilangkan

    keraguan pemegang obligasi terhadap dipenuhinya hak-hak

    mereka sebagai (Schipper,1981 dan Meek, dkk, 1995) dalam

    (Andreas,2009). Leverage merupakan alat untuk mengukur

    seberapa besar perusahaan tergantung pada kreditur dalam

    membiayai aset perusahaan. Perusahaan yang mempunyai

    tingkat leverage tinggi berarti sangat bergantung pada pinjaman

    luar untuk membiayai asetnya, sedangkan perusahaan yang

  • 41

    mempunyai tingkat leverage lebih rendah lebih banyak

    membiayai asetnya dengan modal sendiri. Rasio leverage

    merupakan rasio yang mengukur perbandingan antara dana yang

    disediakan oleh pemilik perusahaan dengan dana yang berasal

    dari kreditur perusahaan. Rasio ini menunjukkan risiko finansial

    yang dihadapi perusahaan.

    Dengan adanya komponen modal yang berasal dari utang,

    pemilik akan memperoleh manfaat berupa keuntungan yang

    diperoleh dari pertambahan modal, tetapi di sisi lain pemilik

    harus membayar bunga utang. Jika perusahaan memperoleh

    hasil yang lebih besar dari dana yang dipinjam daripada yang

    harus dibayar sebagai bunga, maka hasil pengembalian untuk

    para pemilik akan meningkat. Pembiayaan dengan utang atau

    leverage keuangan menurut Brigham dan Houston (2011)

    memiliki tiga implikasi penting, yaitu:

    1) Memperoleh dana melalui utang membuat pemegang

    saham dapat mempertahankan pengendalian atas

    perusahaan dengan investasi yang terbatas.

    2) Kreditur melihat ekuitas atau dana yang disetor pemilik

    untuk memberikan marjin pengaman, sehingga jika

    pemegang saham hanya memberikan sebagian kecil dari

    total pembiayaan, maka risiko perusahaan sebagian besar

    ada pada kreditur.

  • 42

    3) Jika perusahaan memperoleh pengembalian yang lebih

    besar atas investasi yang dibiayai dengan dana pinjaman

    dibanding pembayaran bunga, maka pengembalian atas

    modal pemilik akan lebih besar.

    b. Pengukuran Leverage

    Rasio leverage yang banyak digunakan diantaranya:

    1) Total Debt to Total Assets (DTA)

    Rasio ini merupakan rasio yang mengukur besarnya

    total aktiva yang dibiayai oleh kreditur perusahaan.

    Semakin tinggi rasio ini berarti semakin banyak uang

    kreditur yang digunakan perusahaan untuk menghasilkan

    laba. Hal itu akan menyebabkan perusahaan yang

    mempunyai beban utang besar, tetapi aktiva yang dibeli

    dengan utang tersebut memberi penghasilan yang lebih

    besar dibanding biaya utangnya sehingga leverage mampu

    menambah laba perusahaan (Brigham dan Houston, 2011)

    2) Debt to Equity Ratio (DER).

    Debt to Equity Ratio merupakan perbandingan

    antara total utang dan ekuitas atau pemegang saham

    perusahaan. Semakin besar risiko yang dihadapi, maka

    investor akan meminta tingkat keuntungan yang semakin

    tinggi.

  • 43

    7. Ukuran Perusahaan

    a. Pengertian Ukuran Perusahaan

    Size (Ukuran) perusahaan dianggap mampu

    mempengaruhi nilai perusahaan. Karena semakin besar ukuran

    atau skala perusahaan maka akan semakin mudah pula

    perusahaan memperoleh sumber pendanaan baik yang bersifat

    internal maupun eksternal. Size merupakan hal yang penting

    dalam proses pelaporan keuangan. Shofwatul (2011) dalam

    penelitiannya menemukan bukti bahwa size berpengaruh positif

    signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan.

    b. Klasifikasi Ukuran Perusahaan

    Menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2008 ukuran

    perusahaan diklasifikasikan ke dalam 4 kategori yaitu usaha

    mikro, usaha kecil, usaha menengah dan usaha besar. Adapun

    klasifikasi ukuran perusahaaan yang diatur dalam UU No. 20

    tahun 2008 Pasal (1) adalah sebagai berikut:

    1) Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang

    perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang

    memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam

    Undang-Undang ini.

    2) Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

    sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan

    usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan

  • 44

    cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi

    bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha

    Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria

    Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-

    Undang ini.

    3) Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang

    berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau

    badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau

    cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi

    bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan

    Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan

    bersih atau hasil penjualan sebagaimana diatur dalam

    Undang-Undang ini.

    4) Usaha besar adalah usaha ekonomi produktif yang

    dilakukan oleh badan usaha dengan jumlah kekayaan

    bersih atau hasil penjualan tahunan lebih besar dari Usaha

    Menengah, yang meliputi usaha nasional milik negara atau

    swasta, usaha patungan, dan usaha asing yang melakukan

    kegiatan ekonomi di Indonesia.

    c. Kriteria dan Klasifikasi Ukuran Perusahaan

    Sedangkan kriteria ukuran perusahaan yang diatur dalam

    UU No. 20 Tahun 2008 Pasal 6 adalah sebagai berikut:

    Tabel 2.2

  • 45

    Kriteria Ukuran Perusahaan

    Ukuran Perusahaan

    Kriteria

    Aset (tidak

    termasuk tanah

    dan bangunan)

    Penjualan

    Tahunan

    Usaha Mikro Maksimal 50 juta Maksimal 300 juta

    Usaha Kecil >50 juta - 500 juta >100 juta – 2,5 M

    Usaha Menengah >500 juta – 10 M 2,5 M – 50 M

    Usaha Besar >10 M >50 M

    Sumber: UU No. 20 Tahun 2008

    Menurut Suwito dan Herawaty (2005) ukuran perusahaan

    hanya terbagi dalam 3 kategori yaitu perusahaan besar (large

    firm), perusahaan menengah (medium size), dan perusahaan

    kecil (small firm). Berdasarkan pasal 3 ayat 1, 2 dan 3 dari

    Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia tanggal 16

    September 2009 No. 46/M-DAG/PER/2009 yang mulai

    diberlakukan efektif sejak tanggal 1 Juli 2010, bahwa

    perusahaan dikualifikasikan sebagai berikut:

    1) Klasifikasi perusahaan kecil adalah untuk perusahaan

    dengan kekayaan bersih lebih dari Rp. 50.000.000,-

    sampai dengan maksimum Rp 500.000.000,- tidak

    termasuk tanah dan bagunan tempat usaha, dengan omzet

    lebih dari Rp 300.000.000,- sampai Rp 2.500.000.000,-

    2) Klasifikasi perusahaan menengah adalah untuk perusahaan

    dengan kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,-

    sampai dengan maksimum Rp 10.000.000.000,- tidak

  • 46

    termasuk tanah dan banguna