View
216
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
1
ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN,
NILAI PELANGGAN DAN CITRA PERUSAHAAN
TERHADAP MINAT BELI
(Studi Kasus Pada Pelanggan PT. Indo Sunmotor Gemilang Semarang)
Zonna Yanuar Koesuma
Drs, Harry Soesanto, MMR
ABSTRACT
Changes in business’ world such as technology improvement, global competition, and
smart customer are the background of this research. Purpose of this research is analyzing the
influence of quality service, customer value, and company image toward customer’s buying
interest.
It is taking the customers of Suzuki motorcycle in Semarang especially customers of
PT.Indo Sunmotor Gemilang Semarang as the research sample because its selling has been
decreasing for last few years when it is compared with its competitor. After doing literary
review and composing hypothesis, data are collected by questionnaire method which is given
to 110 customers using purposive sampling method. The analyzing are using quality and
quantity methods. The quality method using double-linear regression analyses with SPPS
ver.17.0 for windows in its data’s production. Analysis were performed with existing data
using a test of validity, reliability, test the classic assumption of multiple regression analysis,
and hypothesis testing using the f test and t test and then produce equality, as in :
The result shows that quality service, customer value, and company image bring
positive toward customer’s buying interest. The most influential variable in costumer’s
buying interest is customer value which has 0,396 percent and the less influential variable is
variable of quality service which has 0.283 percent.
Keywords : quality service, customer value, company image, customer’s buying interest.
Y = 0,283 X1 + 0,396 X2 + 0,306 X3
2
A. PENDAHULUAN
Dalam decade terakhir ini telah
terjadi perubahan dalam lingkungan bisnis
seperti adanya pengembangan teknologi,
persaingan global, dan pelanggan yang
pandai. Perubahan-perubahan tersebut
telah menimbulkan lingkungan persaingan
yang kuat dan bagi pesaing tidak terlalu
sulit untuk mengetahui, meniru dan
menyusun cara-cara untuk mematahkan
keunggulan yang dimiliki oleh perusahaan
lawannya terlebih pelanggan sekarang ini
sudah semakin kritis dalam menentukan
motor yang akan dibelinya.
Untuk meningkatkan minat beli,
Perusahaan perlu mewujudkan pelayanan
prima atau pelayanan yang terbaik kepada
pelanggan dengan melakukan upaya
peningkatan profesionalisme Sumber Daya
Manusia, disamping perbaikan sarana dan
prasarana system dan prosedur yang
dilaksanakan, jasa yang diberikan dan hal
lainnya. Pelayanan terbaik pada pelanggan
dapat dilaksanakan apabila telah
ditentukan standar dari pelayanan yang
dilakukan sudah mendekati atau melebihi
standar pelayanan yang telah ditentukan.
Minat beli dapat didefinisikan
sebagai kemungkinan bila pembeli
bermaksud untuk membeli produk (Doods,
Monroe dan Grewal, 1991). Pendapat lain
disampaikan oleh Kinnear & Taylor
(1995) dalam Riset Pemasaran, Edisi Tiga,
minat beli adalah tahap kecenderungan
responden untuk bertindak sebelum
keputusan membeli benar-benar
dilaksanakan. Terdapat perbedaan antara
pembelian actual dan minat pembelian.
Bila pembelian actual adalah pembelian
yang benar-benar dilakukan oleh
konsumen, maka minat pembelian adalah
niat untuk melakukan pembelian pada
kesempatan mendatang. Meskipun
merupakan pembelian yang belum tentu
akan dilakukan pada masa mendatang
namun pengukuran terhadap minat
pembelian umumnya dilakukan guna
memaksimumkan prediksi terhadap
pembelian actual itu sendiri.
Menurut Assael (1995) dalam
Consumer Behavior and Marketing
Action, keinginan untuk membeli
merupakan tendensi konsumen untuk
membeli suatu produk. Pengukuran
keinginan untuk membeli tersebut
merupakan suatu hal yang penting dalam
pengembangan strategi pemasaran. Para
pemasar biasanya mencoba-coba elemen
dari bantuan pemasaran mana yang
menentukan atau berpengaruh pada
konsumen untuk membali produk. Selain
itu perlu diperhatikan bahwa keputusan
untuk membeli suatu produk dipengaruhi
oleh dua hal yaitu sikap dan pendirian
orang lain dan faktor situasi yang tidak
3
diantisipasi. Sampai dimana pengaruh
orang lain tersebut terhadap minat
membeli konsumen ditentukan oleh
intensitas dari pendirian negative orang
lain terhadap alternatif yang disuka
konsumen, dan motivasi konsumen untuk
menuruti orang lain. Sedangkan pengaruh
faktor situasi yang diantisipasi terhadap
minat membeli konsumen didasarkan pada
faktor-faktor seperti pendapatan keluarga
yang diharapkan, dan melihat produk yang
diharapkan.
Menurut Ferdinand (2000) dalam
Manajemen Pemasaran:Sebuah
Pendekatan Stratejik, minat beli dapat
diidentifikasikan melalui indicator-
indikator sebagai berikut : (1) Minat
transaksiona; (2)Minat referensi; (3)
Minat preferensial;(4) Minat eksploratif,
Pasar sepeda motor di Indonesia
memang sangat menarik. Ketergantungan
masyarakat Indonesia terhadap alat
transportasi ini sangat besar. Tidak heran
jika dari waktu ke waktu banyak
perusahaan baru tertarik pada pasar sepeda
motor. Meski demikian, hingga saat ini
sepeda motor Suzuki yang diproduksi PT
Indomobil Suzuki Internasional masih
tetap menjadi salah satu pilihan di pasar.
PT Indomobil Suzuki Internasional
merupakan sebuah perusahaan industri
yang memproduksi komponen, melakukan
proses assembling, mendistribusikan serta
memasarkan produk berupa kendaraan
bermotor seperti sepeda motor dan mobil
merek Suzuki. Di Indonesia, PT Indomobil
Suzuki Internasional merupakan agen
tunggal kendaraan bermotor merek Suzuki
yang ditunjuk oleh pihak Suzuki Motor
Co. Japan. Perusahaan ini merupakan
gabungan dari beberapa perusahaan untuk
memperkokoh posisinya dalam industri
otomotif dengan nama PT Indomobil
Suzuki Internasional.
Pada kebanyakan orang, perilaku
pembelian konsumen seringkali diawali
dan dipengaruhi oleh banyaknya
rangsangan (stimuli) dari luar dirinya, baik
berupa rangsangan pemasaran maupun
rangsangan dari lingkungannya.
Rangsangan tersebut kemudian diproses
dalam dirinya sesuai dengan karakteristik
pribadinya, sebelum akhirnya diambil
keputusan pembelian. Karakteristik pribadi
konsumen yang dipergunakan untuk
memproses rangsangan tersebut sangat
komplek, dan salah satunya adalah
motivasi konsumen untuk membeli. Dalam
penilitian ini peneliti tertarik untuk
mengadakan penelitian dengan judul
“Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan,
Nilai Pelanggan Dan Citra Perusahaan
Terhadap Minat Beli” pada pelanggan PT.
Indo Sunmotor Gemilang Semarang).
4
B. TELAAH PUSTAKA
Beberapa penelitian sebelumnya yang ada
hubungannya dengan variabel kualitas
pelayanan, citra perusahaan, dan minat beli
adalah sebagai berikut:
1. Penelitian tesis yang dilakukan oleh
Esthy Dwiyanti (2008) dengan judul
“Analisis Faktor-faktor Yang
Mempengaruhi Minat Beli Konsumen
Terhadap Layanan Internet Banking
Mandiri”. Penelitian ini mengambil
sampel 100 orang karyawan
Departemen Pekerjaan Umum yang
merupakan nasabah Bank Mandiri.
Alat analisis yang digunakan adalah
regresi sederhana pada program SPSS.
Hasil analisis data pada penilitian ini
menunjukan bahwa nilai pelanggan
secara signifikan mempengaruhi minat
beli.
2. Penelitian tesis yang dilakukan oleh
Eva Sheilla Rahma (2007) dengan
judul “Analisis Pengaruh Kualitas
Pelayanan dan Citra Merek Terhadap
Minat Beli dan Dampaknya Pada
Keputusan Pembelian”. Penelitian ini
menggunakan 100 responden.
Structural Equation Modeling (SEM)
dengan perangkat lunak AMOS. Hasil
penelitian ini menunjukan Kualitas
Pelayanan berpengaruh terhadap minat
beli dalam meningkatkan keputusan
pembelian.
3. Penelitian tesis yang dilakukan oleh
Adhi Rah Kusuma (2009) dengan judul
“Pengaruh Kualitas Pelayanan,
Kompetensi Tenaga penjualan, Dan
Citra Perusahaan Terhadap Minat Beli
Ulang”. Penelitian ini menggunakan
Uji regresi berganda dengan 75
responden apotek. Hasil pengujian
menunjukkan secara statistic dapat
dibuktikan bahwa kualitas pelayanan
dan citra perusahaan memiliki
pengaruh yang positif dan signifikan
terhadap minat beli ulang.
4. Penelitian tesis yang dilakukan oleh
Kuntjara (2007) dengan judul
“Analisis Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Minat Beli Ulang
Konsumen”. Alat analisis yang
digunakan adalah regresi sederhana
pada program SPSS. Penelitian ini
menggunakan sampel pelanggan PT.
WIKA Beton Wilayah IV. Hasil
analisis menunjukan kualitas
pelayanan, reputasi perusahaan
berpengaruh positif terhadap minat beli
5. Penelitian tesis yang dilakukan oleh
Tommy Sidharta (2008) dengan judul
“Pengaruh Kualitas Pelayanan
Terhadap Minat Beli Kembali
Konsumen”. Responden penelitian ini
adalah 100 konsumen jasa servis
Daihatsu Astra International Surakarta.
Data diperoleh melalui kuisioner dan
wawancara, pengujian validitas
5
menggunakan korelasi product
moment person dan pengujian
reliabilitas menggunakan alpha
croncbach. Pengujian asumsi klasik
menggunakan uji multikolinearitas,
heteroskedastisitas, normalitas,
autokorelasi. Analisis data
menggunakan regresi linear berganda.
Hasil analisis data diperoleh bahwa
kualitas pelayanan terbukti
mempengaruhi minat beli.
6. Penelitian tesis yang dilakukan oleh
Yuzza Bayhaqi (2006) dengan judul
“Analisis Pengaruh Kualitas
Pelayanan, dan Keunggulan Produk
Terhadap Kepuasan Pelanggan dan
Dampaknya Pada Minat Membeli
Ulang”. Sampel ini adalah pelanggan
Auto Bridal Semarang, sejumlah 100
orang. Structural Equation Modelling
(SEM) yang dijalankan dengan
perangkat lunak AMOS, digunakan
untuk menganalisis data. Hasil analisis
menunjukan bahwa Kualitas Pelayanan
berpengaruh positif terhadap minat
beli.
7. Peneltian yang dilakukan oleh
Khalizzad Khalis (2011) dengan judul
“Pengaruh Harga dan Kualitas
Pelayanan Terhadap Minat Beli
Konsumen Di Apotek Barito Farma
Sukoharjo”. Jumlah responden dalam
penilitian ini sebanyak 50 responden.
Alat analisis yang digunakan adalah
analisis regresi linier berganda. Hasil
analisis menunjukan bahwa ada
pengaruh antara kualitas pelayanan
terhadap minat beli.
8. Penelitian yang dilakukan oleh Nur
Achmad (2008), dengan judul
“Analisis Simultan Kualitas Pelayanan
Terhadap Kepuasan Konsumen Dan
Minat Beli Pada Grapari Telkomsel Di
Surakarta. Alat analisis yang
digunakan adalah Structural Equation
Model (SEM). Hasil analisis menunjukan
bahwa Kualitas Pelayanan memiliki
pengaruh langsung yang signifikan
terhadap minat beli.
Minat beli dapat didefinisikan
sebagai kemungkinan bila pembeli
bermaksud untuk membeli produk (Doods,
Monroe dan Grewal, 1991) dalam Journal
Of Marketing Research, Vol.28, No. 3,
page 307-319.
Pendapat lain disampaikan oleh
Kinnear & Taylor (1995) dalam Riset
Pemasaran, Edisi Tiga, minat beli adalah
tahap kecenderungan responden untuk
bertindak sebelum keputusan membeli
benar-benar dilaksanakan. Terdapat
perbedaan antara pembelian actual dan
minat pembelian. Bila pembelian actual
adalah pembelian yang benar-benar
dilakukan oleh konsumen, maka minat
pembelian adalah niat untuk melakukan
pembelian pada kesempatan mendatang.
6
Meskipun merupakan pembelian yang
belum tentu akan dilakukan pada masa
mendatang namun pengukuran terhadap
minat pembelian umumnya dilakukan
guna memaksimumkan prediksi terhadap
pembelian actual itu sendiri.
Minat beli merupakan
kecenderungan tindakan individu yang
terkait terhadap suatu merek (Spears &
Singh, 2004). Minat berbeda dengan sikap.
Dimana sikap merupakan kesimpulan dari
evaluasi, sedangkan minat
merepresentasikan motivasi seseorang
terhadap indera kesadaranya agar berupaya
untuk menciptakan suatu tindakan (Eagly
& Chaiken, 1993). Dengan demikian
pengertian minat beli yaitu rencana sadar
seseorang individu untuk membeli suatu
merek produk. Suatu produk dapat
dikatakan telah dikonsumsi oleh konsumen
apabila produk tersebut telah diputuskan
oleh konsumen untuk dibeli. Keputusan
untuk membeli dipengaruhi oleh nilai
produk yang dievaluasi. Bila manfaat yang
dirasakan lebh besar disbanding
pengorbanan untuk mendapatkanya, maka
dorongan untuk membelinya semakin
tinggi. Sebaliknya bila manfaatnya lebih
kecil disbanding pengorbananya maka
biasanya pembeli akan menolak untuk
membeli dan umumnya beralih
mengevaluasi produk lain yang sejenis.
Menurut Assael (1995) dalam
Consumer Behavior and Marketing
Action, keinginan untuk membeli
merupakan tendensi konsumen untuk
membeli suatu produk. Pengukuran
keinginan untuk membeli tersebut
merupakan suatu hal yang penting dalam
pengembangan strategi pemasaran. Para
pemasar biasanya mencoba-coba elemen
dari bantuan pemasaran mana yang
menentukan atau berpengaruh pada
konsumen untuk membali produk. Selain
itu perlu diperhatikan bahwa keputusan
untuk membeli suatu produk dipengaruhi
oleh dua hal yaitu sikap dan pendirian
orang lain dan faktor situasi yang tidak
diantisipasi. Sampai dimana pengaruh
orang lain tersebut terhadap minat
membeli konsumen ditentukan oleh
intensitas dari pendirian negative orang
lain terhadap alternatif yang disuka
konsumen, dan motivasi konsumen untuk
menuruti orang lain. Sedangkan pengaruh
faktor situasi yang diantisipasi terhadap
minat membeli konsumen didasarkan pada
faktor-faktor seperti pendapatan keluarga
yang diharapkan, dan melihat produk yang
diharapkan.
Menurut Ferdinand (2000) dalam
Manajemen Pemasaran:Sebuah
Pendekatan Stratejik, minat beli dapat
diidentifikasikan melalui indicator-
indikator sebagai berikut :
7
(1) Minat transaksional,yaitu
kecenderungan seseorang untuk
membeli produk.
(2) Minat referensial,yaitu
kecenderungan seseorang untuk
mereferensikan produk kepada
orang lain.
(3) Minat preferensial,yaitu minat
yang menggambarkan perilaku
seseorang yang memiliki preferensi
utama pada produk tersebut.
Preferensi ini hanya dapat diganti
bila terjadi sesuatu dengan produk
preferensinya.
(4) Minat eksploratif, minat ini
menggambarkan perilaku
seseorang yang selalu mencari
informasi mengenai produk yang
diminatinya dan mencari informasi
untuk mendukung sifat-sifat positif
dari produk tersebut.
Selama ini PT. Indo Sunmotor Gemilang
menjadi pusat dari penjualan motor Suzuki
di kota Semarang. Karena wilayah kota
semarang terdapat banyak perusahaan
sepeda motor Suzuki dimana-mana, dan
perlu kantor cabang untuk mengalokasikan
dana dari banyak perusahaan ke kantor
pusat di Jakarta. Koleksi motor yang
dimiliki paling lengkap dibandingkan
perusahaan Suzuki lainnya yang ada di
Semarang. Tetapi dalam beberapa tahun
terakhir ini penjualan sepeda motor PT.
Indo Sunmotor Gemilang mengalami
penurunan dari para pesaingnya.
C. METODE PENELITIAN
Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek dan
subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2000)
dalam Ismu Fadli Kharis (2011). Populasi
penelitian adalah pelanggan PT. Indo
Sunmotor Gemilang Semarang yang akan
melakukan pembelian terhadap produk
sepeda motor Suzuki. Dengan batasan
umur antara 18-55 tahun karena pada usia
tersebut pelanggan dinilai sebagai pembeli
produktif (potensial). data dikumpulkan
melalui metode kuesioner yang disebar
kepada 110 orang responden dengan
menggunakan metode purposive sampling.
Sampel yang dipilih sebagai partisipan
merupakan non-probability sampling yaitu
bentuk purposive sampling atau judgement
sampling, yaitu purposive sampling
dengan kriteria berupa suatu pertimbangan
tertentu (Jogiyanto, 2005). Hal ini
didasarkan pada kondisi riil dilapangan
bahwa hanya pelanggan potensial yang
bersedia menjadi partisipan dapat dipilih
sebagai sampel. Dalam penelitian ini
anggota sampel adalah PT. Indo Sunmotor
Gemilang Semarang akan melakukan
pembelian terhadap produk sepeda motor
8
Suzuki. Dalam menyebarkan kuesioner,
untuk menghindari eror dari perhitungan
dalam kuesioner maka peneliti memilih
jumlah sampel sebanyak 110 responden
untuk memudahkan penelitian.
1. Jenis dan sumber data
Ada dua jenis data yang berdasarkan
sumbernya, yaitu:
1. Data Primer
Data primer adalah data
penelitian yang diperoleh secara
langsung dari sumber data yang
dikumpulkan secara khusus dan
berhubungan langsung dengan
hasil yang diteliti. Data primer
yang dihasilkan dalam penelitian
ini merupakan tanggapan
responden terhadap variabel-
variabel penelitian yang akan diuji.
Data ini didapat dari sampel yang
telah ditentukan sebelumnya.
2. Data Sekunder
Data yang diperoleh dari
penelitian kepustakaan atau
literatur yang berhubungan dengan
permasalahan yang akan diteliti.
2. Metode pengumpulan data
Dalam usaha untuk mendapatkan
data yang dibutuhkan metode yang
digunakan adalah:
1. Kuesioner
Metode ini dilakuan dengan
mengajukan daftar pertanyaan yang
bersifat tertutup dan terbuka
kepada responden.
Pertanyaan-pertanyaan yang
bersifat tertutup diukur dengan
menggunakan skala dengan
interval 1-10, dari sangat tidak
setuju hingga sangat setuju.
Sangat tidak setuju
Sangat setuju
2. Studi pustaka
Metode ini dilakukan dengan
cara mempelajari literatur dan
sumber pustaka yang berkaitan
dengan masalah yang diteliti.
3. Definisi Operasional Variabel
Dalam rangka menghindari luasnya
tinjauan atas variable-variabel
penelitian yang saling berhubungan
maka perlu diberikan definisi
operasional atas variable-variabel yang
akan digunakan lebih lanjut. Untuk
ukuran indicator masing-masing dengan
penggunaan 3 kotak (Three Box
Method) (1-10). Definisi operasional
dalam penilitian ini adalah :
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
9
Tabel 1
Variabel penelitian dan definisi
Operasional
Variabel Definisi
Operasional
Indikator Pengukur
an
Kualitas
Pelayanan
(X1)
Menurut Kotler
(2000) dalam Bagyo
Mujiharjo (2006),
kualitas pelayanan
merupakan totalitas
bentuk dari
karakteristik barang
atau jasa yang
menunjukan
kemampuannya
untuk memuaskan
kebutuhan-
kebutuhan
pelanggan baik yang
Nampak jelas
maupun yang
tersembunyi
Ramah
pada
pelanggan
(X11)
Layanan
purna jual
yang
baik(X12)
Tanggap
(X13)
Mengguna
kan skala
interval 1-
10,
dengan
teknik
agree-
disagree
scale.
Nilai
Pelanggan
(X2)
menurut Woodruf
(2000) nilai
pelanggan
(customer value)
merupakan persepsi
pelanggan tentang
apa yang mereka
inginkan sebagai
konsekuensi dalam
pemakaian produk,
terjadi pada situasi
tertentu yang dapat
membantu
penawaran barang
dan jasa agar searah
dengan tujuan yang
diinginkan.
Harga
(X21)
Proses
pembelian
mudah
(X22)
Pemberia
n garansi
(X23)
Mengguna
kan skala
interval 1-
10,
dengan
teknik
agree-
disagree
scale.
Citra
Perusahaa
n (X3)
Pandangan suatu
perusahaan (image)
didefinisikan
sebagai
refleksi/pandangan
tentang suatu
perusahaan yang
ada dalam ingatan
setiap pelanggan
(Keller,1993 dalam
Sheue-Ching hong,
2004).
Reputasi
nama
perusahaan
(X31)
Terkenal
(X32)
Bonafid
(X33)
Mengguna
kan skala
interval 1-
10,
dengan
teknik
agree-
disagree
scale
Keputusan
Pembelian
(Y)
Menurut Dodds,
Monroe dan Grewal
(1991) minat
membeli adalah
kemungkinan
pembeli berminat
untuk membeli
produk tersebut.
Mudah
diingat
(Y11)
Memiliki
keyakinan
(Y12)
Merasa
puas (Y13)
Mengguna
kan skala
interval 1-
10,
dengan
teknik
agree-
disagree
scale
Sumber: Jurnal yang dikembangkan
dalam penelitian ini, 2011
4. Metode Analisis Data
Agar data yang dikumpulkan dapat
dimanfaatkan, maka data tersebut
diolah dan dianalisis terlebih dahulu
sehingga nantinya dapat dijadikan
dasar dalam pengambilan keputusan.
Data yang masuk dianalisis dan diuji
dengan regresi linier berganda.
Sebelum diuji dengan regresi linier
berganda, terlebih dulu diuji dengan
menggunakan uji validitas dan
reliabilitas, untuk mengukur dan
menguji kuesioner yang diberikan
kepada responden, apakah cukup
valid dan reliabel. Penelitian ini
menggunakan penggunaan tiga kotak
(Three Box Method) (1–10).
4.1 Analisis Kuantitatif
Menekankan pada pengujian
teori-teori melalui pengukuran
variabel-variabel penelitian dengan
angka dan melakukan analisis data
dengan prosedur statistik
(Indriantoro dan Supomo, 1999).
Analisis kuantitatif terdiri dari:
4.1.1 Uji Kualitas Data
a. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah alat
untuk mengukur suatu
kuesioner yang merupakan
indikator dari suatu variabel.
Suatu kuesioner dikatakan
10
reliable atau handal jika
jawaban pertanyaan adalah
konsisten atau stabil dari waktu
ke waktu (Ghozali, 2005).
Pengukuran reliabilitas
dalam penelitian ini dilakukan
dengan cara one shot atau
pengukuran sekali saja. Disini
pengukuran hanya sekali dan
kemudian hasilnya
dibandingkan dengan
pertanyaan lain. Reliabilitas
diukur dengan menggunakan
koefisien alpha cronbach(α).
Suatu instrument dapat
dikatakan handal apabila
memiliki koefisien keandalan
(α) ≥ 0,6000 (Nunnally,1967
dalam Ghozali,2001).
b. Uji Validitas
Uji validitas digunakan
untuk mengukur sah atau valid
tidaknya suatu kuesioner. Suatu
kuesioner dikatakan valid jika
pertanyaan dan kuesioner
mampu untuk mengungkap
sesuatu yang akan diukur oleh
kuesioner tersebut (Ghozali,
2005). Dalam penelitian ini
menggunakan content validity
yang dapat menggambarkan
kesesuaian sebuah pengukuran
data dengan apa yang diukur
(Ferdinand, 2006). Jika suatu
indikator mempunyai korelasi
antara skor masing-masing
indikator terhadap skor totalnya
(skor variabel konstruk) maka
dikatakan indikator tersebut
valid.
4.1.2 Uji Asumsi Klasik
a. Uji Multikolinearitas
Uji ini bertujuan untuk
menguji apakah dalam model
regresi ditemukan adanya
korelasi antarvariabel bebas
(variabel independent). Dalam
multi regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi
diantara variabel bebas. Jika
variabel bebas saling berkorelasi
maka variabel-variabel ini tidak
orthogonal. Variabel orthogonal
adalah variabel bebas yang nilai
korelasi antar sesamanya sama
dengan nol (Ghozali, 2005).
Dalam penelitian ini teknik
untuk mendeteksi ada tidaknya
multikolinearitas didalam model
regresi dapat dilihat dari nilai
tolerance dan Variance inflation
factor (VIF).Tolerance
mengukur variabilitas variabel
bebas terpilih yang tidak
dijelaskan untuk variabel bebas
lainnya. Jika nilai tolerance
yang rendah sama dengan nilai
11
VIF yang tinggi (karena VIF =
1/ Tolerance). Nilai Cutoff yang
sering dipakai untuk
menjelaskan adanya
multikolinieritas adalah nilai
tolerance< 0,10 atau sama
dengan nilai VIF > 10 (Ghozali,
2005).
b. Uji Heterokedastisitas
Uji ini bertujuan untuk
menguji apakah dalam suatu
model regresi terjadi
ketidaksaman varians dari
residual satu pengamatan ke
pengamatan lain. Jika variance
dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain tetap,
maka disebut homoskedastisitas
dan jika berbeda maka disebut
heterokedastisitas. Model
regresi yang baik adalah model
yang tidak terjadi
heteroskedastisitas atau terjadi
homokedastisitas (Ghozali,
2005).
Cara untuk mengetahui ada
tidaknya heteroskedastisitas
adalah dengan melihat grafik
plot antara nilai prediksi
variabel terikat (ZPRED) dan
residualnya (SRESID). Deteksi
terhadap heteroskedastisitas
dapat dilakukan dengan melihat
ada tidaknya pola tertentu pada
grafik scatter plot antara
SRESID dan ZPRED dimana
sumbu Y adalah Y yang telah
diprediksi, sumbu X adalah
residual (Y prediksi–Y
sesungguhnya) yang telah
distudentized. Dasar analisis :
Jika ada pola tertentu, seperti
titik-titik yang ada
membentuk pola tertentu
yang teratur (bergelombang,
melebar kemudian
menyempit), maka
mengindikasikan telah terjadi
heteroskedastisitas.
Jika tidak ada pola yang jelas,
serta titik yang menyebar
diatas dan dibawah angka 0
pada sumbu Y, maka tidak
terjadi heteroskedastisitas
(Ghozali, 2005).
c. Uji Normalitas
Uji ini bertujuan untuk
menguji apakah dalam model
regresi variabel pengganggu
atau residual memiliki distribusi
normal. Seperti diketahui bahwa
uji t dan uji F mengasumsikan
bahwa nilai residual mengikuti
distribusi normal. Kalau asumsi
ini dilanggar maka uji statistik
12
menjadi tidak valid (Ghozali,
2005).
Cara untuk mengetahui
normalitas adalah dengan
melihat normal probability plot
yang membandingkan distribusi
kumulatif dari distribusi normal.
Distribusi normal akan
membentuk siatu garis lurus
diagonal, dan plotting data akan
dibandingkan dengan garis
diagonal. Jika distribusi data
regional adalah normal maka
garis yang menggambarkan data
sesungguhnya akan mengikuti
garis diagonalnya (Ghozali,
2005).
4.1.3 Analisis Linear Berganda
Model regresi adalah model
yang digunakan untuk
menganalisis pengaruh dari
berbagai variabel independen
terhadap satu variabel dependen
(Ferdinand, 2006).
Formula untuk regresi linear
berganda adalah sebagai berikut:
Dimana :
Y = Minat Beli
a = Konstanta
X1 = Kualitas Pelayanan
X2 = Nilai Pelanggan
X3 = Citra Perusahaan
b1 = Koefisien regresi untuk
variabel Kualitas
Pelayanan
b2 = Koefisien regresi untuk
variabel Nilai Pelanggan
b3 = Koefisien regresi untuk
variabel Citra Perusahaan
e = Error
4.1.4 Pengujian Hipotesis
Ketepatan fungsi regresi
sampel dalam menaksir nilai
aktual dapat dinilai dengan
godness of fit-nya. Secara
statistik setidaknya ini dapat
diukur dari nilai koefisien
determinasi (R2), nilai statistik F
dan nilai statistik t. Perhitungan
statistik disebut signifikan
secara statistik apabila nilai uji
statistiknya berada dalam daerah
kritis (daerah dimana Ho
ditolak), sebaliknya disebut
tidak signifikan bila nilai uji
statistiknya berada dalam daerah
dimana Ho diterima (Ghozali,
2005).
a. Koefisien determinasi
disesuaikan (R2)
Koefisien determinasi (R2)
pada intinya mengukur
seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
13
variasi variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi adalah
antara 0 dan 1. Nilai R2 yang
kecil berarti kemampuan
variabel-variabel independent
dalam menjelaskan variasi
variabel dependent amat
terbatas (Ghozali, 2005). Nilai
yang mendekati satu (1) berarti
variabel-variabel independent
memberikan hampir semua
informasi yang dibutuhkan
untuk memprediksi variasi
dependent.
Satu hal yang perlu dicatat
adalah masalah regresi lancung
(Spurious regression).
Insukrindo (1988) menekankan
bahwa koefisien determinasi
hanyalah salah satu dan bukan
satu-satunya kriteria memilih
model yang baik. Alasannya
bila suatu estimasi regresi
linear menghasilkan koefisiensi
determinasi yang tinggi, tetapi
tidak konsisten dengan teori
ekonomika yang dipilih oleh
peneliti, atau tidak lolos dari uji
asumsi klasik, maka model
tersebut bukanlah model
penaksir yang baik dan
seharusnya tidak dipilih
menjadi model empirik.
Kelemahan mendasar
penggunaan koefisien
determinasi R2 adalah bias
terhadap jumlah variabel
independen yang dimasukkan
ke dalam model. Setiap
penambahan satu variabel
independen, maka R2 pasti
meningkat tidak peduli apakah
variabel tersebut berpengaruh
signifikan terhadap variabel
dependen atau tidak. Oleh
karena itu banyak peneliti
menganjurkan untuk
menggunakan nilai adjusted R2
pada saat mengevaluasi mana
model regresi terbaik. Tidak
seperti R2, nilai adjusted R
2
dapat naik atau turun apabila
satu variabel independen
ditambahkan kedalam model.
Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan adjusted R2 agar
tidak terjadi bias dalam
mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam
menerangkan variasi variabel
dependen.
Dalam kenyataan nilai
adjusted R2
dapat bernilai
negatif, walaupun yang
dikehendaki harus bernilai
positif. Menurut Gujarati
(2003) jika dalam uji empiris
14
didapat nilai adjusted R2
negatif, maka nilai adjusted R2
dianggap bernilai nol. Secara
matematis jika nilai R2=1,
maka adjusted R2 = R
2 = 1
sedangkan jika nilai R2 = 0,
maka adjusted R2 =(1-k)/(n-k).
Jika k > 1, maka adjusted R2
akan bernilai negatif.
b. Uji Parsial (Uji t)
Untuk menentukan
koefisien spesifik yang mana
yang tidak sama dengan nol, uji
tambahan diperlukan yaitu
dengan menggunakan uji t. Uji
statistik t pada dasarnya
menunjukkan seberapa jauh
pengaruh satu variabel
independen secara individual
dalam menerangkan variasi
variabel dependen (Ghozali,
2005).
Signifikansi koefisien
parsial ini memiliki distribusi t
dengan derajat kebebasan n-k-
1, dan signifikan pada α = 0,05.
D. HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Dalam Penelitian ini diperoleh data
dari sejumlah 110 responden di mana
responden tersebut merupakan pelanggan
yang akan melakukan pembelian sepeda
motor Suzuki di PT. Indo Sunmotor
Gemilang Semarang. Pelanggan yang
menjadi responden berusia antara umur 18
tahun sampai 25 tahun. Data tersebut dapat
dilihat dalam karakteristik responden
sebagaimana dalam uraian berikut.
Sebelum uraian karakteristik responden
terlebih dahulu dipaparkan gambaran
umum obyek penelitian yang dilakukan
dalam penelitian ini yaitu PT. Indo
Sunmotor Gemilang.
1. Gambaran Umum PT. Indo
Sunmotor Gemilang
Pasar sepeda motor di Indonesia
memang sangat menarik.
Ketergantungan masyarakat Indonesia
terhadap alat transportasi ini sangat
besar. Tidak heran jika dari waktu ke
waktu banyak perusahaan baru tertarik
pada pasar sepeda motor. Meski
demikian, hingga saat ini sepeda motor
Suzuki yang diproduksi PT Indomobil
Suzuki Internasional masih tetap
menjadi salah satu pilihan di pasar. PT
Indomobil Suzuki Internasional
merupakan sebuah perusahaan industri
yang memproduksi komponen,
melakukan proses assembling,
mendistribusikan serta memasarkan
produk berupa kendaraan bermotor
seperti sepeda motor dan mobil merek
Suzuki. Di Indonesia, PT Indomobil
Suzuki Internasional merupakan agen
tunggal kendaraan bermotor merek
Suzuki yang ditunjuk oleh pihak
Suzuki Motor Co. Japan. Perusahaan
15
ini merupakan gabungan dari beberapa
perusahaan untuk memperkokoh
posisinya dalam industri otomotif
dengan nama PT Indomobil Suzuki
Internasional.
2. Hasil Operasional per Oktober 2009
Adalah Sebagai Berikut :
Tabel 2
Data penjualan PT. Indo Sunmotor
Gemilang
Per Oktober 2009
Tahun
Motor
2005
2006
2007
2008
2009
Yamaha 474.814 521.334 738.650 903.699 566.737
Honda 1.132.914 670.654 516.360 871.141 485.142
Suzuki 394.227 132.697 204.371 239.153 126.480
Total
pusat 2.039.419 1.637.560 1.476.170 2.013.993 1.178.989
Sumber: Majalah Marketing No. 3/x/Maret
2010
3. Karakteristik Responden
1. Jenis Kelamin
Karakteristik responden
berdasarkan jenis kelamin, dapat
dikelompokkan seperti terlihat
pada tabel 2 berikut :
Tabel 3
Jumlah Responden Berdasarkan Jenis
Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Presentase
Pria 86 78
Wanita 24 22
Total 110 100
Sumber : Data primer yang diolah, 2011
Berdasarkan tabel diatas, dapat
dilihat bahwa dari 110 kuesioner yang
dibagikan diketahui jumlah responden
berjenis kelamin pria adalah 86 orang
atau 78%, dan responden berjenis
kelamin wanita berjumlah 24 orang
atau 22%. Dari angka tersebut nampak
bahwa perbandingan antara pria dan
wanita yang mengalami pembelian di
PT. Indo Sunmotor Gemilang
Semarang sangat berbeda. Jumlah
responden pria lebih banyak
dibandingkan wanita, sehingga ada
indikasi bahwa minat beli pada sepeda
motor PT. Indo Sunmotor Gemilang
Semarang lebih banyak didominasi
pria karena pria lebih tertarik
berbelanja sepeda motor Suzuki.
2. Umur
Dari 110 responden diperoleh
karakteristik sebagai berikut:
Tabel 4
Jumlah Responden Berdasarkan
Kelompok Usia
Usia Jumlah Persentase
17-19
20-23
24-27
14
24
72
13
22
65
23-24 5 5% Total 110 100
Sumber : Data primer yang diolah, 2011
Berdasarkan data pada tabel
diatas, dapat dilihat bahwa
persentase tertinggi usia responden
adalah antara 24-27 tahun yaitu
16
sebesar 65%, dan persentase
terendah usia responden adalah
antara 17-19 tahun yaitu sebesar
13%. Hal ini mungkin disebabkan
karena pada usia 18-25 tahun
mereka belum memiliki pendirian
yang kuat dalam perencanaan
belanjanya sehingga masih mudah
dipengaruhi untuk melakukan
minat beli.
3. Jenis Motor Yang Digunakan
Berikut ini adalah tabel
gambaran umum responden
berdasarkan Jenis Motor Yang
Digunakan:
Tabel 5
Jumlah Responden Berdasarkan Jenis
Sepeda Motor yang Digunakan
Jenis Motor Jumlah Presentase
Motor Bebek 63 57
Motor Matic 36 33
Motor Sport 11 10
TOTAL 110 100
Sumber : Data primer yang diolah, 2011.
Dari data pada tabel diatas
dapat diketahui bahwa persentase
tertinggi adalah pengguna motor
bebek sebanyak 63 atau sebesar
57%, dan presentase terendah
adalah pengguna motor sport
sebanyak 11 atau sebesar 10%.
4. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk
mengukur sah atau valid tidaknya
suatu kuesioner. Uji ini dapat
mengungkapkan sejauh mana
ketepatan alat pengukur
mengungkapkan konsep kejadian yang
diukur. Dengan menggunakan analisis
df (degree of freedom) yaitu dengan
rumus df = n-k dengan n adalah jumlah
responden dan k adalah jumlah
variabel independen yang digunakan.
Maka df = n-k, df = 100-3 = 97, maka
rtable= 0,197. Berikut adalah hasil Uji
Validitas dengan menggunakan SPSS
17.0:
a. Variabel Kualitas Pelayanan
Tabel 6
Uji Validitas Variabel Kualitas
Pelayanan
Correlations
Kualitas
Pelayanan 1
Kualitas
Pelayanan 2
Kualitas
Pelayanan 3
Kualitas
Pelayanan
Kualitas
Pelayanan 1
Pearson Correlation 1 .715** .644** .908**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 110 110 110 110
Kualitas Pelayanan 2
Pearson Correlation .715** 1 .581** .873**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 110 110 110 110
Kualitas Pelayanan 3
Pearson Correlation .644** .581** 1 .841**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 110 110 110 110
Kualitas Pelayana
n
Pearson Correlation .908** .873** .841** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 110 110 110 110
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Sumber : Output SPSS 17.0, 2011
17
Hasil pengujian dengan SPSS
pada tabel diatas menunjukkan
bahwa semua indikator yang
digunakan dalam penelitian ini
untuk variabel kualitas pelayanan
mempunyai koefisien korelasi yang
lebih besar dari rtable = 0,197, yang
berarti semua indikator yang
digunakan pada variabel kualitas
pelayanan adalah valid.
b. Variable Nilai Pelanggan
Tabel 7
Uji Validitas Variabel Nilai Pelanggan
Sumber : Output SPSS 17.0, 2011
Hasil pengujian dengan
SPSS pada tabel diatas
menunjukkan bahwa semua
indikator yang digunakan dalam
penelitian ini untuk variabel
kualitas pelayanan mempunyai
koefisien korelasi yang lebih besar
dari rtable = 0,197, yang berarti
semua indikator yang digunakan
pada variabel nilai pelanggan
adalah valid.
c. Variabel Citra Perusahaan
Tabel 8
Uji Validitas Variabel Citra Perusahaan
Correlations
x3.1 x3.2 x3.3 tot.x3
x3.1 Pearson Correlation 1 .618** .603** .848**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 110 110 110 110
x3.2 Pearson Correlation .618** 1 .685** .880**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 110 110 110 110
x3.3 Pearson Correlation .603** .685** 1 .883**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 110 110 110 110
tot.x3
Pearson Correlation .848** .880** .883** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 110 110 110 110
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber : Output SPSS 17.0,2011
Hasil pengujian dengan SPSS pada
tabel diatas menunjukkan bahwa semua
indikator yang digunakan dalam penelitian
ini untuk variabel kualitas pelayanan
mempunyai koefisien korelasi yang lebih
besar dari rtable = 0,197, yang berarti semua
indikator yang digunakan pada variabel
citra perusahaan adalah valid.
Correlations
Nilai pelangg
an 1
Nilai pelangg
an 2
Nilai pelang
gan 3
Nilai Pelangg
an
Nilai
pelanggan 1
Pearson
Correlation
1 .708** .663** .885**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 110 110 110 110
Nilai
pelanggan 2
Pearson
Correlation
.708** 1 .652** .887**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 110 110 110 110
Nilai
pelanggan 3
Pearson
Correlation
.663** .652** 1 .881**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 110 110 110 110
Nilai pelangga
n
Pearson Correlation
.885** .887** .881** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 110 110 110 110
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
18
d. Variabel Minat Beli
Tabel 9
Uji Validitas Variabel Minat Beli
Correlations
x3.1 x3.2 x3.3 tot.x3
x3.1 Pearson Correlation 1 .618** .603** .848**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 110 110 110 110
x3.2 Pearson Correlation .618** 1 .685** .880**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 110 110 110 110
x3.3 Pearson Correlation .603** .685** 1 .883**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 110 110 110 110
tot.x3 Pearson Correlation .848** .880** .883** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 110 110 110 110
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber : Output SPSS 17.0,2011
Hasil pengujian dengan SPSS pada
tabel diatas menunjukkan bahwa semua
indikator yang digunakan dalam
penelitian ini untuk variabel kualitas
pelayanan mempunyai koefisien korelasi
yang lebih besar dari rtable = 0,197, yang
berarti semua indikator yang digunakan
pada variabel Minat Beli adalah valid.
5. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk
dapat mengetahui keandalan suatu alat
untuk dapat digunakan pada penelitian
yang sama. Dimana pengujian dilakukan
dengan melihat rumus Alpha > dari 0,6.
Dibawah ini adalah hasil uji reliabilitas
untuk masing-masing variabel.
1. Variabel Kualitas Pelayanan
Tabel 10
Uji Reliabilitas Variabel Kualitas
Pelayanan
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.846 3
Sumber : Output SPSS 17.0, 2011
Dari tabel tersebut dapat
diketahui bahwa koefisien Alpha untuk
variabel Kualitas Pelayanan adalah
0,846> dari 0,6. Maka konsep untuk
mengukur variabel Kualitas Pelayanan
adalah reliabel.
2. Variabel Nilai Pelanggan
Tabel 11
Uji Reliabilitas Variabel Nilai
Pelanggan
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.859 3
Sumber : Output SPSS 17.0, 2011
Dari tabel tersebut dapat
diketahui bahwa koefisien Alpha untuk
variabel nilai pelanggan adalah 0,859>
dari 0,6. Maka konsep untuk mengukur
variabel nilai pelanggan adalah
reliabel.
19
3. Variabel Citra Perusahaan
Tabel 12
Uji Reliabilitas Variabel Citra
Perusahaan
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.839 3
Sumber : Output SPSS 17.0, 2011
Dari tabel tersebut dapat
diketahui bahwa koefisien Alpha untuk
variabel citra perusahaan adalah
0,839> dari 0,6. Maka konsep untuk
mengukur variabel citra perusahaan
adalah reliabel.
4. Variabel Minat Beli
Tabel 13
Uji Reliabilitas Variabel Minat Beli
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.864 3
Sumber : Output SPSS 17.0, 2011
6. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinieritas bertujuan
untuk menguji apakah dalam model
regresi ditemukan adanya korelasi
antara variabel bebas (independen)
(Santoso, 2004).Dalam penelitian ini
teknik yang digunakan untuk
mendeteksi ada tidaknya
multikolinearitas didalam model
regresi dapat dilihat dari nilai tolerance
dan Variance inflation factor (VIF),
nilai tolerance yang besarnya diatas
0,1 dan nilai VIF dibawah 10
menunjukkan bahwa tidak ada
multikolonieritas diantara variabel
bebasnya (Ghozali, 2005).
Tabel 14
Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
Kualitas
Pelayanan
.785 1.273
Nilai
Pelanggan
Citra
Perusahaan
.808
.782
1.233
1.279
a. Dependent Variable: Impulse Buying
Sumber : Output SPSS 17.0, 2011
Dari data pada tabel diatas,
dapat diketahui bahwa seluruh
variabel independen memiliki nilai
tolerance yang besarnya diatas 0,1
dan nilai VIF yang lebih kecil dari 10.
Maka dapat disimpulkan bahwa data
yang digunakan dalam penelitian ini
bebas dari masalah multikolinieritas.
20
b. Uji Heterokedastisitas
Uji ini dilakukan untuk
menganalisis apakah dalam model
regresi terdapat ketidaksamaan
variance dari residual suatu
pengamatan ke pengamatan lain. kita
dapat melihatnya dari grafik plot
antara nilai prediksi variabel terikat
(ZPRED) dengan residualnya
(SRESID). Dasar analisis yang
digunakan adalah dengan cara melihat
pola pada grafik scatterplot jika
terdapat suatu pola tertentu yang
teratur maka hal itu menandakan
bahwa telah terjadi
Heterokedastisitas. Sebaliknya jika
tidak terdapat pola yang jelas dan
titik-titik menyebar diatas dan
dibawah angka 0 pada sumbu Y,
maka tidak teradi Heterokedastisitas.
Gambar 1
Uji Heterokedastisitas
Sumber : Output SPSS 17.0, 2011
Dari gambar diatas dapat dilihat
bahwa tidak ada pola yang jelas, titik-
titik menyebar dan mendekati sumbu
Y. Hal tersebut menandakan bahwa
tidak terjadi heterokedastisitas.
c. Uji Normalitas
Ghozali (2006), menyatakan
bahwa salah satu cara termudah untuk
melihat normalitas adalah dengan
menggunakan grafik. Jika data
menyebar jauh dari diagonal atau
tidak mengikuti arah garis diagonal
atau grafik histogram tidak
menunjukkan distribusi normal, maka
model regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas. Gambar dibawah ini
adalah gambar Histogram yang
berasal dari pengolahan data
menggunakan SPSS :
Gambar 2
Hasil Pengujian Normalitas Dengan
Grafik Histogram
Sumber : Output SPSS 17.0, 2011
21
Cara lain yang digunakan untuk
melihat normalitas adalah dengan
menggunakan normal probability plot
dengan scatter plot. Jika data menyebar
disekitar garis garis diagonal dan
mengikuti arah garis diagonal atau grafik
histogramnya menunjukkan distribusi
normal, maka model regresi memenuhi
asumsi normalitas.
Gambar 3
Hasil Pengujian Normalitas Dengan
Grafik Normal Probability Plot
Sumber : Output SPSS
17.0, 2011
Dari grafik normal plot pada gambar
4.3 dapat dilihat bahwa titik-titik
menyebar dan mendekati garis diagonal,.
Maka dapat disimpulkan bahwa model
regresi yang digunakan dalam penelitian
ini terdistribusi dengan normal.
7. Pengujian Hipotesis
1. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) pada
intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan sebuah model
menerangkan variasi variabel
dependen. Nilai koefisien determinasi
adalah antara nol dan satu. Nilai R2
yang kecil berarti kemampuan
variabel-variabel independen dalam
menjelaskan variabel dependen sangat
terbatas.
Tabel 15
Hasil Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R
R
Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 .756a .571 .559 2.60545 2.039
a. Predictors: (Constant), Kualitas Pelayanan, nilai
pelanggan, citra perusahaan
b. Dependent Variable: Minat beli
Sumber : Output SPSS 17,0. 2011
Dari tampilan output SPSS
diatas, besarnya Adjusted R2 adalah
0,559 yang artinya ketiga variabel
independen (Kualitas Pelayanan, nilai
pelanggan dan citra perusahaan)
dalam penelitian ini hanya mampu
menjelaskan 55,9% variasi yang
terjadi dalam variabel dependennya
(minat beli). Sementara variasi
lainnya yaitu 100% - 55,9% = 44,1%
dijelaskan oleh variabel lain yang
tidak dijelaskan dalam penelitian ini.
22
2. Uji F
Untuk mengetahui tingkat
signifikansi pengaruh variable-
variabel independent secara
bersama-sama (simultan) terhadap
variable dependen dilakukan dengan
menggunakan uji F test yaitu dengan
cara membandingkan antara F hitung
dengan F table.
Tabel 16
Uji F
ANOVAb
Model
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
1 Regression
958.626 3 319.542 47.072 .000a
Residu
al 719.565 106 6.788
Total 1678.161 109
a. Predictors: (Constant), KUALITAS PELAYANAN, NILAI PELANGGAN, CITRA PERUSAHAAN
b. Dependent Variable: MINAT BELI
Sumber : Data primer yang diolah (2011)
Dari hasil perhitungan statistik
yang menggunakan SPSS yang
tertera pada tabel 4.14, diperoleh
nilai F sebesar 47.072 dengan tingkat
signifikansi 0,000. Nilai signifikansi
yang dihasilkan tersebut lebih kecil
dari 0,05. Hal ini berarti bahwa
variabel minat beli (Y) dapat
dijelaskan secara signifikan oleh
kualitas pelayanan (X1), nilai
pelanggan (X2), citra perusahaan
(X3).
3. Uji Parsial (T)
Uji statistik t pada dasarnya
menunjukkan seberapa jauh
pengaruh satu variabel independen
secara individual dalam
menerangkan variasi variabel
dependen (Ghozali, 2005).Sigifikansi
koefisien parsial ini memiliki
distribusi t dengan derajat kebebasan
n-k-1, dan signifikan pada α = 0,05.
Dimana kriteria pengujian adalah :
a. Perumusan : H0= Hipotesis nihil
dan Ha = Hipotesis alternatif
b. thitung> ttable maka H0 ditolak dan
Haditerima. Yang artinya ada
pengaruh yang signifikan antara
variabel bebas dengan variabel
terikat. Dengan kata lain
Hipotesis diterima.
c. thitung < ttable maka H0diterima
dan Ha ditolak. Yang artinya
tidak ada pengaruh yang
signifikan antara variabel bebas
dengan variabel terikat. Dengan
kata lain hipotesis ditolak.
d. Alpha 5%, ttable untuk n-k-1 = 96
adalah 1.985.
23
Tabel 17
Hasil Uji Parsial (T)
Sumber : Output SPSS 17,0. 2011
Hasil analisis Uji t :
1. Nilai thitung pada variabel
kualitas pelayanan adalah 3,944
dengan tingkat signifikansi
0,000. Karena 3,944> 1,985 dan
0,000< 0,05. Maka dapat
disimpulkan bahwa H0 ditolak
dan Ha diterima.
2. Nilai thitung pada variabel nilai
pelanggan adalah 5,593 dengan
tingkat signifikansi 0,001.
Karena 5,593> 1,985 dan 0,01
<0,05. Maka dapat disimpulkan
bahwa H0 ditolak dan Ha
diterima.
3. Nilai thitung pada variabel citra
perusahaan adalah 4,528 dengan
tingkat signifikansi 0,001.
Karena 4,528> 1,985 dan 0,01
<0,05. Maka dapat disimpulkan
bahwa H0 ditolak dan Ha
diterima.
8. Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis dengan
melakukan Uji regresi berganda dan uji
hipotesis diketahui bahwa:
1. Hipotesis pertama (H1) yaitu, nilai
pelanggan berpengaruh positif
terhadap minat beli, dapat diterima.
Hal tersebut dapat dilihat dari Nilat
thitung pada variabel nilai pelanggan
adalah 5,593. Karena 5,593> 1,985.
Maka dapat disimpulkan bahwa H0
ditolak dan Ha diterima. Variabel
nilai pelanggan berpengaruh positif
terhadap variabel terikat minat beli.
Maka dapat dikatakan bila nilai
pelanggan yang dimiliki semakin
baik, maka pelanggan akan memiliki
minat membeli terhadap produk
sepeda motor Suzuki. Sedangkan
berdasarkan hasil perhitungan
dengan menggunakan metode three
box didapat bahwa indikator
periklanan memiliki nilai indeks
yang sedang yaitu sebesar 55,5 %,
hal ini menunjukkan bahwa
responden merasakaan nilai
pelanggan oleh harga yang diberikan
cukup menarik minat mereka untuk
membeli sepeda motor Suzuki.
2. Hipotesis kedua (H2) yaitu, citra
perusahaan berpengaruh positif
terhadap minat beli, dapat diterima.
Coefficientsa
Model t Sig.
Collinearity Statistics
Tolera
nce VIF
1 (Constant) -.174 .862
Kualitas
Pelayanan
3.944 .000 .785 1.273
Nilai pelanggan
5.593 .000 .808 1.238
Citra
perusahaan
4.258 .000 .782 1.279
24
Hal tersebut dapat dilihat dari Nilai
thitung pada variabel nilai pelanggan
adalah 4,258. Karena 4,258 > 1,985.
Maka dapat disimpulkan bahwa H0
ditolak dan Ha diterima. Variabel cita
perusahaan berpengaruh positif
terhadap variabel terikat minat beli.
Maka dapat dikatakan bila citra
perusahaan yang dimiliki perusahaan
terkenal, maka pelanggan akan
memiliki minat beli terhadap sepeda
motor Suzuki. Sedangkan
berdasarkan hasil perhitungan
dengan menggunakan metode three
box didapat bahwa indikator
periklanan memiliki nilai indeks
yang sedang yaitu sebesar 67,7 %,
hal ini menunjukkan bahwa
responden merasakaan citra
perusahaan yang dikenal pelanggan
cukup menarik.
3. Hipotesis ketiga (H3) yaitu, Kualitas
Pelayanan berpengaruh positif
terhadap minat beli, dapat diterima.
Hal tersebut dapat dilihat dari Nilai
thitung pada variabel Kualitas
Pelayanan adalah 3,944. Karena
3,944> 1,985. Variabel bebas
Kualitas Pelayanan secara parsial
berpengaruh positif terhadap variabel
terikat minat beli. Maka dapat
dikatakan bila seorang pelanggan
tidak merasakan Kualitas Pelayanan
yang baik saat berbelanja sepeda
motor suzuki maka akan
memperkecil niat mereka untuk
melakukan minat beli, sehingga
minat keputusan untuk melakukan
pembelian bisa lambat atau bahkan
tidak ada. Begitu juga sebaliknya
pada saat seorang pelanggan
merasakan kualitas pelayanan yang
baik saat mereka berbelanja sepeda
motor suzuki,dalam penelitian ini
yaitu pada PT. Indo Sunmotor
Gemilang Semarang, maka pada saat
ada minat beli mereka akan
secepatnya melakukan pembelian.
Berdasarkan hasil perhitungan
dengan menggunakan metode three
box didapat bahwa pada indikator
ramah pada pelanggan memiliki nilai
indeks yang cukup tinggi yaitu
sebesar 71,3%.
E. SIMPULAN KETERBATASAN
DAN SARAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan
pembahasan yang telah dilakukan,
maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Variabel kualitas pelayanan, nilai
pelanggan, dan citra perusahaan
berpengaruh positif terhadap minat
beli.
2. Hasil analisis regresi linier
berganda menunjukkan bahwa
25
variabel nilai pelanggan
memberikan pengaruh yang paling
besar terhadap minat beli.
3. Hasil analisis linier berganda juga
menunjukkan bahwa variable citra
perusahaan memiliki pengaruh
terbesar kedua terhadap minat beli
setelah variable nilai pelanggan.
4. Hasil analisis linier berganda juga
menunjukkan bahwa variable
kualitas pelayanan memiliki
pengaruh terbesar ketiga terhadap
minat beli.
2. Keterbatasan
Keterbatasan dalam penelitian ini
harus menjadi refrensi bagi perbaikan
untuk penelitian-penelitian lain
dimasa yang akan dating.
Keterbatasan ini yakni:
1. Penelitian selanjutnya dapat
dilaksanakan dengan menggunakan
objek penelitian yang lebih luas.
Untuk mendapatkan hasil yang
lebih umum terhadap faktor-faktor
yang dianggap mempengaruhi
minat beli.
2. Penelitian ini juga hanya
memfokuskan pada variable
kualitas pelayanan, nilai pelanggan,
dan citra perusahaan. Perlu
dilakukan penelitian lebih lanjut
terhadap variable-variabel lain ke
tiga variable diatas.
3. Saran
Agenda Penelitian Yang Akan
Datang:
1. penelitian selanjutnya disarankan
untuk menambah atau
menggunakan variable-variabel
independen lainnya yang potensial
memberikan konstribusi terhadap
keputusan minat beli.
2. Untuk penelitian selanjutnya agar
menggunakan responden dengan
teknik sampling dan metode yang
berbeda untuk melihat
perbandingan antara satu metode
dengan metode lainnya.
26
Tabel 5.1
Implikasi Manajerial Berdasarkan
Dimensi Waktu
No
.
Kete
rang
an
Dasar
Saran Berdasarkan Dimensi Waktu
Jangka
Pendek
Jangka
Menengah
Jangka
Panjang
1. Varia
bel
Nilai
Pelan
ggan
Variab
el
indipe
den
yang
berpen
garuh
paling
besar
terhad
ap
minat
beli
Memberika
n hadiah
pada setiap
pembelian
sepeda
motor pada
waktu
tertentu (1
bulan pada
sepeda
motor
tertentu)
Menjalin
hubungan
dengan
pemimpin
kelompok
yang
berpengaruh,
dengan tujuan
memberikan
pengaruh
positif
Membangun
customer
relationship
dengan
memanfaatk
an media
sosial seperti
facebook,
twiter dan
jejaring
lainnya
dengan cara
berbagi
pengalaman
sehingga
bisa menjadi
wadah
konsumen
Suzuki
2. Varia
bel
Citra
Perus
ahaa
n
Variab
el
indipe
nden
paling
berpen
garuh
kedua
terhad
ap
minat
beli
Melakukan
kerja sama
dengan
beberapa
bank agar
hadiah
yang
diberikan
nasabah
berupa
sepeda
motor
merek
Suzuki
Ikut
mensponsori
kegiatan
pentas music
yang
diadakan
event
organizer
(EO) tertentu
agar lebih
memberi citra
perusahaan
kepada
pelanggannya
Melakukan
kerja sama
dengan
instansi yang
banyak
membutuhka
n
transportasi
sepeda
motor
(perusahaan
kurir)
3. Varia
bel
Kuali
tas
Pelay
anan
Variab
el
indipe
nden
yang
berpen
garuh
paling
kecil
terhad
ap
minat
beli
Para
karyawan
Front office
di counter
Suzuki
diikut
sertakan
dalam
pelatihan-
pelatihan
mengenai
customer
excellent
Diciptakan
budaya
melakukan
salam kepada
pelanggan,
misalnya
sewaktu
bertemu
pelanggan
memberikan
ucapan
selamat pagi,
siang, sore
(disesuaikan
waktu
berkunjung
pelanggan)
dengan
mengangkat
tangan di
dada
PT.Indo
Sunmotor
Gemilang
harus
tanggap
dengan
keinginan
konsumen,
misalnya
kebutuhan
akan spare
part sepeda
motor
Suzuki.
Sumber: Analisis penulis, 2011
27
DAFTAR PUSTAKA
Alida Palilati, Pengaruh Nilai Pelanggan,
Kepuasan terhadap Loyalitas
Nasabah Tabungan Perbankan Di
Sulawesi Selatan, Jurnal
Manajemen dan Kewirausahaan,
Vol. 9, No.1, Maret 2007:73-81.
Andhi Rah Kusuma, 2009, Pengaruh
Kualitas Pelayanan, Kompetensi
Tenaga penjual, Dan Citra
Perusahaan Terhadap Minat Beli
Ulang(Studi Kasus Pada PT. Ratna
Intan Kusuma, Semarang),
Program Pasca Sarjana Universitas
Diponegoro, Semarang.
Ismu Fadli Khariss, 2011, Studi Mengenai
Impulse Buying Dalam Penjualan
Online (Studi Kasus Di
Lingkungan Universitas
Diponegoro Semarang),
Universitas Diponegoro,
Semarang.
Dodds,K.B, Monroe D. Grunwal, 1991,
”effect Of Price, Brand and Store
Information On Buyers Product
Evaluation”, Journal Of Marketing
Research, Vol. 28, No. 3, page
307-319.
Kinnear, Thomas L, dan James R Taylor,
1995, Riset Pemasaran, Edisi Tiga,
Jakarta : Erlangga.
Assael, H, 1995, ”Consumer Behavior and
Marketing Action”, 5Th Edition,
South Western College Publising,
Ohio.
Asri Tanjung Rahmadewi, 2010, Analisis
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Keputusan Pembelian Mie Instan
Indomie ( Studi Kasus Pada
Mahasiswa Reguler II UNDIP),
Universitas Diponegoro,
Semarang.
Bayhaqi Yuzza, 2006, “Analisis Pengaruh
Kualitas Pelayanan, dan
Keunggulan Produk Terhadap
Kepuasan Pelanggan dan
Dampaknya Pada Minat Membeli
Ulang”, Universitas Diponegoro,
Semarang.
Dedy, Pengaruh Kualitas Layanan
Terhadap Nilai Pelangga,
Kepuasan Pelanggan, dan Perilaku
Pasca Pembelian, Jurnal Aplikasi
Manajemen, Volume 5, Nomor 3,
Desember 2007.
Mowen (2002) dalam Consumer
Behaviour, 4th
Edition, Prentice
Hall Inc, Engle wood Cliffs, New
Jersey.
28
Didik Isnandi, SE, 2005, Analisi Pengaruh
Customer Relationship Marketing
Terhadap Nilai Nasabah dan
Keunggulan Produk Dalam
Meningkatkan Kepuasan dan
Loyalitas Nasabah (Studi
Kasus:Pada PT. Bank BRI Kantor
Cabang Pekalongan), Program
Pasca Sarjana Universitas
Diponegoro, Semarang.
Engel et al, 1994, Perilaku Konsumen,
Jakarta : Binarupa Aksara.
Dwiyanti Esthy, 2008, Analisis Faktor-
faktor yang Mempengaruhi Minat
Beli Ulang Konsumen Terhadap
Layanan Internet Banking Mandiri
(Studi Kasus Pada Departemen
Pekerjaan Umum Jakarta),
Program Pasca Sarjana Universitas
Diponegoro, Semarang.
Ferdinand, Augusty, 2000, Manajemen
Pemasaran : Sebuah Pendekatan
Stratejik, Reseach Paper Series,
No. 01/ Mark/01/2000, p1-55.
Ferdinand, Augusty, 2006, Metode
Penelitian Manajemen, Badan
Penerbit Universitas Diponegoro,
Semarang.
Ferdinand, Augusty. 2006. Metode
Penelitian Manajemen: Pedoman
Penelitian Untuk Penulisan
Skripsi, Tesis, dan Disertasi Ilmu
Manajemen, Semarang : Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.
Hartono, Analisis Kualitas Pelayanan
Terhadap Kepuasan Nasabah PT.
Bank Jateng Cabang Purwerejo,
Customer Satisfaction, Reliability,
Responsiveness, Assurance,
Empathy, Tengible, And Acces.
Hatane Samuel, Elianto Wijaya, Corporate
Social Responbility, Purchase
Invention dan Corporate Image
pada Restoran di Surabaya dari
Perspektif Pelanggan, Jurnal
Manajemen Pemasaran, Vol. 3, No.
1, April 2006:35-54.
Imam Ghozali, 2005, Aplikasi Analisis
Multivariat Dengan Program
SPSS, BP Undip, Semarang.
Bagyo Mugiharjo, 2006, “Analisis Faktor-
faktor yang mempengaruhi
kepuasan pelanggan dan
pengaruhnya terhadap loyalitas
pelanggan (Studi pada Bank BRI
Demak)”, Jurnal Sains Pemasaran
Indonesia, Vol. 5, No. 2, pg. 193-
210.
Yonggui Wang, 2004, “An Integrated
Framework For Customer Value
And Customer Relationship
Management Performance:A
29
Customer Based Perspective From
China”, Managing Service Quality,
pg. 169-173
Sheue-Ching Hong dan Y J James Goo,
2004, “ A Causal Model Of
Customer Loyalty In Professional
Service Firms : An empirical
Study”, International Jurnal Of
Management, Vol. 21, No. 4, pg.
531.
Kotler, Philip, Benyamin Molan, 2005,
Manajemen Pemasaran jilid I,
Jakarta : INDEKS kelompok
Gramedia.
Kotler, Philip, Benyamin Molan, 2005,
Manajemen Pemasaran jilid II,
Jakarta : INDEKS kelompok
Gramedia.
Kotler, Philip dan Gary Armstrong, 1997,
Prinsip-prinsip Pemasaran. Jilid I.
Erlangga. Jakarta.
Kotler, Philip, 1997, Dasar-dasar
Pemasaran, Jakarta : Prenhallindo.
Kotler, Philip (1985), Dasar-dasar
Pemasaran, Jakarta : CV
Intermedia.
Kotler, Philip (1987), Dasar-dasar
Pemasaran, Jakarta : CV
Intermedia.
Kotler, Philip (2000), Marketing
Management Analisis, Planning,
Implementation anda Control. New
Jersey : Millenium Edition,
Prentice Hall. Inc.
Kotler, Philip (2002), Manajemen
Pemasaran, Jakarta : PT. Ikrar
Mandiri Abadi.
Kotler P. dan Armstrong, G. (1999),
Principles of Marketing New
Jersey : Prentice Hall Inc.
Kuntjara, 2007, “Analisis Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Minat Beli
Ulang Konsumen”, Semarang,
Universitas Diponegoro.
Kusuma, Adhi Rah, 2009, “Pengaruh
Kualitas Pelayanan, Kompetensi
Tenaga penjualan, Dan Citra
Perusahaan Terhadap Minat Beli
Ulang”, , Universitas Diponegoro,
Semarang.
Munfaridin, 2006, Analisis Pengaruh
Kesadaran Merek, Asosiasi Merek,
Dan Persepsi Kualitas Terhadap
Minat Mereferensi Sepeda Motor
Suzuki (Studi Kasus Pada
Mahasiswa Fakultas Ekonomi
Universitas Dipenogoro
Semarang), , Universitas
Diponegoro, Semarang.
30
Nurmaya Saputri, 2010, Analisis
Corporate Social Responsibility
Sebagai Pembentuk Citra
Perusahaan Dan Pengaruhnya
Terhadap Loyalitas Pelanggan,
Universitas Diponegoro,
Semarang.
Rahma Eva Sheilla, 2007, “Analisis
Pengaruh Kualitas Pelayanan dan
Citra Merek Terhadap Minat Beli
dan Dampaknya Pada Keputusan
Pembelian”, Universitas
Diponegoro, Semarang.
Rangkuti, Freddy, 2002, Riset Pemasaran,
Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Sidharta Tommy, 2008, “Pengaruh
Kualitas Pelayanan Terhadap
Minat Beli Kembali Konsumen” ,
Universitas Diponegoro,
Semarang.
Sugiyono, 2002, Metode Penelitian Bisnis,
Bandung :Alfabeta.
Santosa, Singgih, 2001, SPSS : Mengolah
Data Statistik Secara Profesional,
Jakarta : PT. Elex Media
Computindo.
Sugiyono, 2004, Metode Penelitian Bisnis,
Bandung : Alfabeta.
Sugiyono, 2000, Metode Penelitian Bisnis,
Bandung : Alfabeta.
Sugiyono, 1997, Satistik Untuk Penelitian
(2nd), Bandung : Alfabeta.
Sugiyono, 2002, Statistik SPSS, Bandung :
Alfabeta.
Majalah Marketing No. 3/x/Maret 2010
http://www.google.co.id
http://www.marketing.co.id
http://www.scribd.com/doc/56938059/Tug
as-2-Rbt-Analisis-Jurnal
http://eprints.ums.ac.id/899/1/Jurnal_Daya
_Saing_7_6.pdf
Recommended